4 mukjizat bahan pertemuan bksn 2012

12
Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2 1

Upload: pakdhe-johan

Post on 28-Jan-2018

3.710 views

Category:

Spiritual


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2 1

Page 2: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

2 B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2

Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan

(Luk. 5:26)

V. Indra Sanjaya, Pr.

Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

LEMBAGA BIBLIKA INDONESIA

© 2012

Page 3: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2 3

PERTEMUAN I

MENYEMBUHKAN ORANG LUMPUH (Matius 9:1-8)

Doa Pembuka | Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon bimbingan Roh

Kudus agar dapat memahami firman Allah yang hendak dibaca dan direnungkan.

Lectio (Membaca) | Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan yang

tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk memberikan penjelasan.

Kisah penyembuhan ini mempunyai dua teks paralel yaitu Mrk. 2:1-12 dan Luk. 5:17-26. Ketiganya sangat mirip, sekalipun memiliki berbagai perbedaan. Matius tidak menyebut orang-orang yang membuka atap untuk menurunkan si sakit (bdk. Mrk. 2:3-4; Luk. 5:18-19). Menurut Markus dan Lukas penyembuhan itu terjadi dalam sebuah rumah dan orang banyak memenuhi rumah itu; Matius tidak menyebutkan di mana tepatnya peristiwa itu terjadi, hanya mengatakan bahwa penyembuhan itu terjadi setelah Yesus sampai “ke kota-Nya sendiri” (ay. 1), yaitu Kapernaum (Mat. 4:13). Kalau memang Yesus tidak berada di dalam rumah yang penuh sesak, tidak ada alasan si lumpuh harus diturunkan lewat atap rumah.

[1-2] Yesus meninggalkan Gadara, tempat Ia mengusir dua orang yang kerasukan setan, lalu menyeberang danau dengan perahu dan sampai ke kota-Nya sendiri. Beberapa orang datang membawa seorang lumpuh di atas tempat tidurnya ke hadapan Yesus (ay. 2). Mungkin mereka adalah para sahabat si lumpuh yang dengan tulus mau membantunya. Rupanya orang lumpuh itu maupun para sahabatnya yakin bahwa Yesus bisa menyembuhkan dia dan mereka mendengar bahwa Yesus sedang berada di kota mereka.

Memang tidak ada pernyataan eksplisit bahwa mereka meminta Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu. Tetapi, untuk apa orang sakit itu dibawa kepada Yesus kalau tidak untuk dimohon-kan kesembuhan. Masak hanya mau dipertontonkan kepada Yesus? Kehadiran mereka ke hadapan Yesus dengan menggotong seorang lumpuh di atas tempat tidur merupakan permohonan tak terucap agar Yesus menyembuhkannya.

Yesus pun mengetahui keinginan dan iman mereka, yaitu iman si lumpuh dan iman orang-orang yang menggotongnya. Yang diperhitungkan oleh Yesus ternyata bukan hanya iman si penderita, tetapi juga iman orang-orang yang membantunya. Mereka mempunyai keyakinan yang sama, yaitu bahwa entah bagaimana caranya, Yesus akan membantu mereka. Keyakinan itu lalu diwujudkan dengan membantu menggotong sahabatnya yang terbaring di tempat tidur sampai ke hadapan Yesus. Pengalaman seperti itu menunjukkan bahwa iman seseorang ternyata bisa membantu menyelamatkan orang lain.

Yesus mengetahui bahwa mereka sungguh-sungguh mengharapkan kesembuhan daripada-Nya. Tetapi, Yesus tidak menyuruh orang itu bangun, mengangkat tilamnya dan berjalan. Yesus malah menyatakan kepada orang itu bahwa dosanya telah di-ampuni. Minta kesembuhan kok diberi

Page 4: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

4 B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2

„absolusi‟? Apakah memang ada hubungan antara kelumpuhan dengan dosa? Dalam alam pikiran saat itu tampaknya memang ada kaitan antara penderitaan dan dosa. Secara sederhana orang berpikir demikian: kemakmuran itu tanda hidup yang diberkati; sementara penderitaan itu tanda hidup yang dicela Tuhan. Dengan kata lain, penderitaan merupakan akibat atau hukuman dari dosa. Oleh karena itu, kalau dalam kisah kita, Yesus memberikan „absolusi‟, itu berarti Yesus langsung menyembuhkan pada akar persoalan yang menyebabkan penderitaan, yaitu dosa itu sendiri.

[3-7] Bagi beberapa ahli Taurat yang menyaksikan peristiwa itu, tindakan Yesus itu dapat disebut sebagai hujat-an. Hanya Allah yang dapat mengampuni dosa manusia. Menurut hukum Taurat dosa dapat diampuni oleh Allah dengan mempersembahkan lembu jantan muda pada Hari Raya Pendamaian (Im. 16:1-22). Dalam pandangan para ahli Taurat itu, Yesus telah menyamakan diri-Nya dengan Allah karena telah mengampuni dosa. Menurut Hukum Taurat, mereka yang menghujat Allah harus dihukum mati dengan dirajam (Im. 24:16-17).

Sekalipun mereka hanya berkata di dalam hati, Yesus mengetahui pikiran mereka dan langsung memberikan tanggapan. Ia menegur Ahli Taurat, “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?” Tetapi, Yesus juga menantang mereka: Mana yang lebih mudah: 1). mengatakan “Dosa-dosamu sudah diampuni” atau 2). Mengatakan “Bangunlah dan berjalanlah”? Di satu pihak, mengucapkan kata-kata „absolusi‟ merupakan sesuatu yang mustahil karena hal ini memang berkaitan dengan Allah sendiri; tetapi di lain pihak mengucapkan „absolusi‟ ini juga sangat mudah dari karena hasilnya memang tidak harus kelihatan. Dari sisi lain, mengucapkan kata-kata penyembuhan jauh lebih sulit, karena buktinya harus segera kelihatan. Yesus memilih untuk mengatakan yang pertama, “Dosa-dosamu sudah diampuni.” Ia berkata demikian untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Anak Manusia yang menjalankan kuasa Al-lah untuk mengampuni dosa manusia.

Kalaupun harus mengatakan hal yang kedua (Bangunlah dan berjalanlah), itu bukan masalah bagi Yesus. Karena itu, Ia pun berkata kepada orang lumpuh itu, “Bangunlah, angkat tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” (ay. 6). “Orang itu pun bangun lalu pulang” (ay. 7). Dengan demikian hasilnya jelas: penyembuhan terjadi. Orang yang tadinya lumpuh dan “terbaring di tempat tidurnya” sekarang “bangun lalu pulang.”

[8] Orang yang melihat hal itu “takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia” (ay. 8). Rasa „takut‟ di sini sebaiknya dipahami dalam arti positif: perasaan takut yang juga didasari atau diwarnai rasa kasih terhadap Allah (tremendum et fascinosum). Allahlah yang patut dipuji karena Dialah yang mempunyai inisiatif atas segala karya keselamatan ini.

Page 5: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2 5

Meditatio (Merenungkan)

a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu meminta peserta diminta untuk membayangkan peristiwa yang dikisahkan dalam perikop ini.

b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang dapat dipelajari/ diteladan dari Yesus (sikap/kepribadian dan kehendak-Nya) dan dari orang lumpuh serta para sahabatnya bagi dirinya sendiri (bukan untuk mengajar orang lain).

c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil renungannya.

d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan hasil renungan dalam meditasinya.

Contoh hasil renungan : Yesus memperhatikan iman orang yang datang kepada-Nya. Dalam perikop ini Yesus mengingatkan saya agar benar-benar percaya kepada-Nya.

Oratio (Berdoa)

a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop tersebut.

b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup dengan “Bapa Kami”

Contoh doa : Tuhan Yesus, Engkau memperhatikan iman orang-orang yang datang kepada-Mu. Bantulah kami agar memiliki iman yang besar sehingga selalu percaya kepada-Mu dalam menjalani kehidupan kami.

Doa Penutup | Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon kekuatan

dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan.

PERTEMUAN II

MENGUSIR ROH JAHAT DI GERASA (Markus 5:1-20)

Doa Pembuka | Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon bimbingan Roh

Kudus agar dapat memahami firman Allah yang hendak dibaca dan direnungkan.

Lectio (Membaca) | Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan yang

tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk memberikan penjelasan.

[1-10] Yesus dan para murid-Nya sampai di seberang danau dan mendarat di daerah orang Gerasa. Adanya sejumlah besar babi menjadi petunjuk bahwa peristiwa yang dikisahkan dalam perikop ini terjadi di daerah orang non-Yahudi. Babi tidak mungkin berada di lingkup orang Yahudi karena merupakan binatang najis (lihat Bil. 11:7-8; Ul. 14:8). Memasuki daerah non-Yahudi berarti memasuki daerah najis. Mukjizat pengusiran roh jahat ini merupakan satu-satunya mukjizat yang terjadi di luar batas wilayah Israel.

Kedatangan Yesus dan para murid-Nya di tempat ini disambut oleh seorang yang kerasukan roh jahat. Hebatnya kekuatan orang yang kerasukan itu sudah diakui dan dirasakan oleh masyarakat Gerasa. Orang itu mendapatkan kekuatan yang luar biasa dari roh-roh yang merasukinya. Tidak ada yang

Page 6: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

6 B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2

cukup kuat untuk menjinakkannya, bahkan orang takut padanya. Ia berbahaya untuk orang-orang yang berada di dekatnya. Karena itu, berulangkali orang berusaha untuk membelenggu dan mengikatnya dengan rantai. Tetapi, setiap kali dirantai, ia memutuskan rantai pengikat itu. Tidak ada yang sanggup mengendalikannya dan ia dibiarkan tinggal di pekuburan.*)

Ketika melihat Yesus, orang itu berlari mendekati-Nya. Bukan keinginan orang itu, melainkan roh jahat yang merasukinyalah yang telah membawa dia mendekati Yesus. Tetapi, Yesus menghardiknya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” (ay. 8). Roh itu justru menyembah Dia dan berkata, “Apa urusanmu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi?” (ay. 7). Ternyata tidak hanya satu roh yang merasuki orang itu, tetapi banyak; karena itulah mereka menyebut diri “Legion.” Kata Legion sebenarnya menunjuk pada satuan terbesar tentara Romawi yang selama berabad-abad menjadi andalan Kekaisaran Romawi. Secara teoretis satu legion terdiri dari kira-kira 6000 serdadu, yang terdiri dari 5000 infanteri dan sekitar 120 kavaleri. Karena jumlah yang banyak itu, kata legion bisa dipakai sebagai kiasan untuk menyebut „banyak‟. Ia mengetahui jatidiri Yesus dan mengakui bahwa Yesus sanggup memerangi roh jahat dan bahwa kekuatan-Nya jauh melebihi kekuatan mereka. Maka, roh itu meminta Yesus tidak menyiksanya dan tidak mengusirnya dari tempat itu.

[11-13] Di lereng bukit, dekat tempat Yesus bertemu dengan orang yang kerasukan itu, ada banyak babi sedang mencari makan. Roh-roh najis itu meminta kepada Yesus agar diperbolehkan pindah dari dalam tubuh orang itu ke dalam kawanan babi yang ada di situ. Mereka mengakui kuasa Yesus yang sanggup mengirim mereka ke mana pun Ia menghendaki. Yesus mengabulkan permintaan itu, maka mereka dan merasuki babi-babi itu. Akibatnya, kawanan babi yang berjumlah sekitar 2000 ekor itu terjun dari tebing curam ke dalam danau. Dari jumlah ini tampak betapa besarnya kekuatan roh jahat yang dikalahkan oleh Yesus. Semua babi itu mati lemas di danau itu. Menurut keyakinan orang Yahudi zaman itu danau atau Gua-gua yang terdapat di lereng-lereng bukit digunakan sebagai kuburan. Bagi orang Yahudi kuburan itu najis dan menajiskan (bdk. Mat. 23:27).*) laut merupakan tempat hunian roh-roh jahat (bdk. Ayb. 7:12; 51:9-10; Dan. 7; Mat. 8:32). Kelompok roh jahat yang menyebut diri Legion itu telah meninggalkan orang itu sehingga kini ia telah waras.

[14-17] Penduduk Gerasa mendengar dari para penjaga babi segala yang terjadi pada orang yang kerasukan dan pada kawanan babi itu. Kemudian mereka mendesak Yesus supaya meninggalkan tempat itu. Mengapa orang-orang itu justru tidak berterima kasih kepada Yesus? Yesus pernah dituduh mengusir setan dengan kuasa penghulu setan (Mrk. 3:22). Bisa jadi orang Gerasa berpikir demikian: Ia mengusir roh-roh jahat itu dengan menggunakan kekuatan roh jahat yang lebih besar kekuatannya dan lebih tinggi kedudukannya dalam kerajaan setan. Karena keberadaan Yesus di tempat itu mereka rasa menakutkan, penduduk Gerasa memutuskan untuk menyuruh Yesus pergi dari wilayah mereka.

Page 7: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2 7

[18-20] Yesus segera bersiap-siap untuk pergi meninggalkan tempat itu. Saat Ia naik ke perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu minta agar diperbolehkan menyertai-Nya. Yesus memang tidak mengizinkannya, tetapi memberinya tugas untuk mewartakan pada orang-orang kampungnya “segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” (ay. 19). Bukan setan atau penghulu setan yang telah membebaskannya dari roh jahat melainkan Tuhan. Hal ini merupakan wujud kasih Allah padanya. Allah hadir di tempat itu dan menyingkirkan kekuasaan setan di tempat itu. Orang itu secara nyata mengalami datangnya Kerajaan Allah. Allah mengasihaninya dan membebaskannya dari kuasa setan. Melalui tugas itu Yesus mengajak dia untuk mengambil bagian dalam tugas-Nya sendiri, yakni mewartakan datangnya Kerajaan Allah. Yesus mengutus orang itu sebagaimana nanti Ia mengutus para murid-Nya. Orang itu pun memberitakan segala yang dilakukan Yesus di daerah Dekapolis dan orang-orang yang mendengarkannya heran akan perkataannya.

Meditatio (Merenungkan)

a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu meminta peserta diminta untuk membayangkan peristiwa yang dikisahkan dalam perikop ini.

b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang dapat dipelajari/ diteladan dari Yesus (sikap/kepribadian dan kehendak-Nya), dari orang yang kerasukan, dan dari orang-orang Gerasa bagi dirinya sendiri (bukan untuk mengajar orang lain).

c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil renungannya.

d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan hasil renungan dalam meditasinya.

Contoh hasil renungan : Setelah disembuhkan oleh Yesus, orang yang tadinya kerasukan Legion itu diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk memberitakan kasih Allah kepadanya. Orang itu pun melaksanakan perintah Yesus itu. Dari orang Gerasa itu saya diingatkan untuk memperhatikan kasih Allah yang saya alami selama ini.

Oratio (Berdoa)

a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop tersebut.

b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup dengan “Bapa Kami”

Contoh doa : Ya Tuhan Yesus, Engkau senantiasa menunjukkan kasih-Mu kepada kami, namun kami kurang memperhatikannya. Bukalah mata hati kami agar kami dapat melihat karya kasih-Mu bagi kami.

Doa Penutup | Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon kekuatan

dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan ini.

Page 8: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

8 B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2

PERTEMUAN III

MEMBANGKITKAN ANAK MUDA DI NAIN (Lukas 7:11-17)

Doa Pembuka | Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon bimbingan Roh

Kudus agar dapat memahami firman Allah yang hendak dibaca dan direnungkan.

Lectio (Membaca) | Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan yang

tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk memberikan penjelasan.

[11-12] Yesus pergi ke sebuah kota bernama Nain, yang terletak sekitar 12 km dari Nazaret. Murid-murid-Nya dan orang banyak berbondong-bondong menyertai-Nya. Dalam perjalanan-Nya Yesus seringkali diikuti oleh orang banyak (lihat misalnya 4:42; 5:1; 5:15; 6:19; 7:9; 8:4). Mereka “berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mere-ka.” (bdk. Luk. 5:15)

Ketika sampai di dekat pintu gerbang kota, rombongan ini berpapasan dengan rombongan lain yang keluar dari pintu gerbang kota. Rombongan ini sedang menuju ke pemakaman untuk memakamkan seorang mati, yaitu seorang pemuda, anak tunggal seorang janda. Banyak orang menyertai janda itu; mereka adalah para pelayat yang mengantarkan jenazah anak itu ke pemakaman. Jenazah adalah salah satu hal yang menurut hukum Yahudi membuat orang najis. Karena itu, jenazah seorang yang meninggal harus dikuburkan di luar tembok kota, hanya beberapa jam setelah meninggal.

Bisa dibayangkan situasi yang tengah dihadapi oleh janda itu. Sebagai janda, ia berada dalam posisi lemah di dalam masyarakat; dia termasuk kelompok kecil, lemah, miskin, dan tersingkir. Sebenarnya posisi dan kehidupannya masih agak lumayan kalau anaknya masih hidup. Ia masih bisa menggantungkan diri sepenuhnya kepadanya. Anaknya akan bertanggungjawab atas hidup ibunya. Ketika anak tunggalnya meninggal, segala-galanya habislah sudah!

[13-15] Ketika Tuhan*) melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Dalam Injil Lukas ungkapan “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” muncul dalam dua kisah khas Lukas, yaitu dalam kisah Orang Samaria yang Murah Hati (Luk. 10:33 “Lalu datang seorang Samaria, … ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.”) dan kisah Anak yang Hilang (Luk. 15:20 “Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan”). Yesus adalah bukanlah Tuhan yang hanya diam menyaksikan manusia dan segala

*)

Di sini untuk pertama kalinya penginjil menerapkan gelar „Tuhan‟ pada Yesus. Memang

dalam Luk. 5:8 gelar ini dipakai oleh Petrus untuk menyapa Yesus. Sejauh kata „Tuhan‟ ini, yang dalam bahasa Yunani adalah kurios, digunakan untuk menyapa Yesus, sebenarnya kita tidak tahu persis apakah kata tersebut mesti diterjemahkan Tuhan atau Tuan. Jika dipakai oleh penginjil untuk menyebut Yesus seperti yang dalam ay. 13, kata tersebut besar kemungkinan dipakai dalam arti Tuhan dan bukan Tuan. Dalam perikop ini kita berhadapan dengan Tuhan yang amat manusiawi.

Page 9: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2 9

persoalannya; Dia adalah Tuhan yang amat tersentuh oleh persoalan manusiawi dan terlibat di dalamnya.

Karena hati-Nya tergerak oleh belas kasihan, Yesus menyampaikan kata penghiburan kepada janda itu, “Jangan menangis!” Perempuan itu tidak mengenal siapa Yesus, Dia hanyalah orang yang begitu saja ketemu di jalan. Kalimat yang diucapkan oleh Yesus ini terdengar aneh: bagaimana mungkin tidak menangis; janda itu ditinggal mati oleh anak tunggalnya dan kenyataan ini membuat hidupnya hancur.

Kalimat penghiburan ini bukanlah kata-kata kosong karena yang mengucapkannya adalah Tuhan yang berkuasa atas kehidupan dan kematian. Yesus mendekati usungan itu lalu menyentuhnya. Ketika para pengusung berhenti, Yesus membangkitkan orang itu, seperti membangunkan seseorang yang sedang tidur, “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” (ay. 14). Dengan tindakan Yesus ini, persoalan yang sedang dihadapi si Janda praktis sudah teratasi. Situasi gelap dan putus asa yang melingkupi janda dari Nain ini sirna dengan kembali hidupnya putra satu-satunya.

[16-17] Melihat peristiwa hebat ini, “Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata, „Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,‟ dan „Allah telah datang untuk menye- lamatkan umat-Nya.‟” Rasa „takut‟ (phobos) ini merupakan perasaan rangkap dua, antara takut-segan dan terpesona. Ini tentu suatu sikap yang wajar disampaikan kepada Allah sendiri, karena Dia datang untuk menyelamatkan umat-Nya. Dalam peristiwa, Allah bertindak lewat seorang utusan-Nya, yang disebut sebagai seorang „nabi besar.‟

Dalam Luk. 4:16-21 Yesus menyatakan bahwa apa yang dinubuatkan dalam Yes. 61:1-2 yaitu kedatangan seorang nabi yang diurapi Roh Tuhan, kini sudah tergenapi dalam Diri-Nya (Luk. 4:21). Hal yang sama terungkap juga dalam Luk. 7:22: Ketika utusan Yohanes Pembaptis datang untuk menanyakan identitas-Nya, Yesus menjawab “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” Kata-kata Yesus ini merupakan kutipan dari Yes. 61:1. Yesus adalah nabi besar yang dinubuatkan oleh nabi-nabi terdahulu.

Ayat terakhir menggambarkan bagaimana kabar tentang Yesus akhirnya tersebar, tidak hanya di Yudea tetapi ke seluruh daerah sekitarnya. Sekali lagi ini menggemakan nubuat nabi Yesaya, “seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama” (Yes. 40:5), yang dikutip oleh Yohanes Pembaptis pada awal karya pewartaannya (Luk. 3:6).

Page 10: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

10 B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2

Meditatio (Merenungkan)

a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu meminta peserta diminta untuk membayangkan peristiwa yang dikisahkan dalam perikop ini.

b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang dapat dipelajari/ diteladan dari Yesus (sikap/kepribadian dan kehendak-Nya), dari janda Nain, dari orang banyak itu, bagi dirinya sendiri (bukan untuk mengajar orang lain).

c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil renungannya.

d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan hasil renungan dalam meditasinya.

Contoh hasil renungan : Yesus tergerak hatinya oleh belas kasihan melihat orang yang mengalami kesedihan lalu mengambil tindakan. Tindakan Yesus ini mengingatkan saya untuk berani memberikan penghiburan kepada orang yang sedang mengalami kesedihan. Nya. Dalam perikop ini Yesus mengingatkan saya agar sungguh-sungguh percaya kepada-Nya.

Oratio (Berdoa)

a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop tersebut.

b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup dengan “Bapa Kami”

Contoh doa : Ya Tuhan Yesus, kobarkanlah hati kami dengan kasih-Mu dan anugerahilah kami keberanian untuk mengulurkan tangan menolong sesama yang sedang mengalami kesulitan.

Doa Penutup | Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon kekuatan

dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan ini.

PERTEMUAN IV

MENGUBAH AIR MENJADI ANGGUR (Yohanes 2:1-11)

Doa Pembuka | Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon bimbingan Roh

Kudus agar dapat memahami firman Allah yang hendak dibaca dan direnungkan.

Lectio (Membaca) | Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan yang

tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk memberi-kan penjelasan.

[1-2] Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus hadir dalam pesta itu. Dalam Injil Yohanes, Bunda Yesus memang tidak pernah disebut dengan namanya. Ia selalu disebut dengan „Ibu Yesus‟ (Yoh. 2:1.3.5.12; 19:25). Cara penyebutan ini merupakan sebuah kebiasaan di kalangan orang Timur Tengah yang menjadi gelar penghormatan untuk memuji seorang ibu yang memiliki anak. Mengingat bahwa Ibu Yesus ada di sana, sementara Yesus juga diundang ke pesta itu, tampaknya yang empunya pesta mempunyai hubungan erat dengan keluarga Yesus. Begitu eratnya sehingga Yesus, yang waktu itu tidak berada di rumah, merasa perlu untuk datang ke perkawinan tersebut.

Page 11: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2 11

Pesta itu berlangsung sangat meriah dan para tamu yang hadir lebih banyak daripada yang diharapkan sehingga tuan rumah kehabisan anggur. Dalam pesta seperti itu tuan rumah pertama-tama menyajikan anggur yang baik. Kalau anggur yang baik sudah habis, baru disajikan anggur yang kurang baik. Jangankan anggur yang baik, yang kurang baik pun tidak ada lagi. Terjadi kepanikan besar di tengah pesta itu karena tidak ada lagi anggur yang dapat disajikan sementara masih banyak tamu yang hadir. Apalagi, waktu sudah malam sehingga orang tidak dapat lagi membeli anggur. Tuan rumah dan penyelenggara pesta bisa dilanda rasa malu karena dapat dituduh mengundang orang untuk datang ke pesta, tetapi tidak menjamunya.

Bisa dibayangkan, kekurangan anggur yang terjadi dalam pesta adalah sesuatu yang amat memalukan bagi sang empunya pesta. Menurut tradisi Yahudi perkawinan seorang gadis diadakan pada hari Rabu – sementara jika yang menikah seorang janda, perkawinannya diadakan pada hari Kamis. Pesta perkawinan berlangsung selama tujuh hari (Kej. 29:27; Hak 14:12). Jika yang menikah adalah seorang janda maka pesta berlangsung selama 3 hari; jika pernikahan antara janda dan duda berlangsung hanya sehari. Kalau memang pada zaman itu pesta perkawinan berlangsung selama beberapa hari, kita tidak tahu persis kapan kehabisan anggur itu terjadi. Yang jelas, anggur sebagai hidangan utama habis.

[3-5] Maria sadar akan situasi ini; ia pun mendatangi Yesus dan memberitahukan, “Mereka kehabisan anggur.” Yesus memang belum pernah melakukan mukjizat sebelumnya, namun Maria sungguh mengenal Yesus. Ia mengetahui bahwa Yesus dapat melakukan sesuatu untuk menolong mereka walaupun barangkali ia tidak mengetahui bagaimana Ia akan melakukannya. Tetapi, Yesus menjawab, “Mau apa engkau daripada-Ku Ibu? Saatku belum tiba!”

Jawaban Yesus pada Maria itu tampak kasar untuk diucapkan oleh seorang anak pada ibunya. Wajar kalau seorang ibu kaget mendengar anaknya menjawab ibunya dengan cara seperti itu. Namun, Maria seperti tak menghiraukan keberatan Yesus. Ia langsung menemui para pelayan dan meminta para pelayan melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus. “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”

[6-8] Walaupun tampaknya keberatan, Yesus memenuhi permintaan ibu-Nya. Ia menyuruh para pelayan mengisi tempayan yang biasa dipakai untuk membasuh kaki para tamu dengan air. “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Setiap tempayan itu dapat diisi dengan 80-120 liter air. Kemudian Yesus meminta pelayan mencedok air itu dan memberikannya kepada pemimpin pesta. Air yang biasa digunakan untuk membasuh kaki itu telah berubah menjadi anggur yang terbaik. Tempayan yang tadinya merupakan tempat air yang menjadi sarana penyucian menurut adat Yahudi, kini diubah menjadi tempat untuk anggur.

[9-10] Ketika pemimpin pesta itu mencicipi air yang telah menjadi anggur, ia bingung bagaimana mungkin tiba-tiba ada anggur terbaik. Ia pun memanggil mempelai laki-laki lalu berkata kepadanya, “Setiap orang

Page 12: 4 Mukjizat Bahan Pertemuan BKSN 2012

Menyaksikan Mukjizat Tuhan Gagasan Pendukung & Pertemuan Lingkungan

12 B u l a n K I t a b S u c I N a s I o n a l 2 0 1 2

menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Mempelai laki-laki itu adalah orang yang paling merasa khawatir ketika mendengar bahwa anggur telah habis. Tiba-tiba saja pemimpin pesta menuduh dia menyimpan anggur yang terbaik. Ia bingung karena memang ia tidak menyimpan anggur, apalagi yang terbaik. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi mempelai laki-laki itu mendengar tuduhan pemimpin pesta. Bagaimanapun, sekarang tuan rumah dapat menjamu para tamu yang masih berdatangan dan mereka pun, terutama mempelai itu, terhindar dari rasa malu.

[11] Kisah ditutup dengan ay. 11 yang berbunyi “Hal itu dilakukan Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.” Dalam kisah itu, para pelayan, para murid Yesus dan kita sebagai pembaca menjadi saksi mukjizat yang dibuat Yesus.

Meditatio (Merenungkan)

a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu meminta peserta diminta untuk membayangkan peristiwa yang dikisahkan dalam perikop ini.

b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang dapat dipelajari/ diteladan dari Tuhan Yesus (sikap/kepribadian dan kehendak-Nya) dan Bunda Maria bagi dirinya sendiri (bukan untuk mengajar orang lain).

c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil renungannya.

d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan hasil renungan dalam meditasinya.

Contoh hasil renungan : Bunda Maria merasa prihatin dengan keadaan tuan pesta yang kehabisan anggur. Lalu ia memohon agar Yesus melakukan sesuatu untuk menolongnya. Dari Bunda Maria saya mendapatkan teladan untuk menaruh perhatian pada keadaan sesama di sekitar saya.

Oratio (Berdoa)

a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop tersebut.

b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup dengan “Bapa Kami”

Contoh doa : Ya Allah, Bunda Maria telah menjadi teladan kami untuk menaruh perhatian pada sesama lalu memohonkan bantuan pada Yesus, Putra-Mu. Bantulah kami agar dengan rela hati mau mendoakan orang-orang di sekitar kami. Doa Penutup Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon kekuatan dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan.