3.ghazali,karakteristik mukjizat dan uslub
DESCRIPTION
Makalah tentang Studi Al-Qur'anTRANSCRIPT
1
KARAKTERISTIK ALQURAN
(Sistem Mu’jizat Dan Metode Penyajian/ Ushlubnya)
Oleh: Muhammad Ghozali, S.Pd.I1
A. PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. Kemukjizatan
disini bersifat maknawi (abstrak), bukan sebagai mukjizat yang bersifat
madiy (fisik) seperti menyembuhkan kebutaan dan penyakit lepra, mengubah
tongkat menjadi seekor ular dan lain-lain yang lekas hilang seketika.2
Berkenaan dengan kemukjizatan al-Qur’an itu, Nabi Muhammad saw.
pernah menantang kaum kafir Quraisy supaya membuat semisal al-Qur’an,
ternyata mereka tidak sanggup, kemudian ditantang agar membuat sepuluh
surat saja semisal al-Qur’an, dan akhirnya mereka ditantang membuat satu
surat saja, ternyata tidak sanggup dan mereka mengaku tidak mampu
membuatnya.3
Mukjizat Nabi Muhammad saw. yang bersifat maknawi dan tidak
berupa kejadian fisik (kasat mata) sebagaimana mukjizatnya para Nabi
terdahulu adalah sesuai dengan universalitas dan kelanggengan syari’at yang
dibawa oleh beliau. Karena mukjizat yang terjadi secara temporal, lokal dan
material tidak dapat diketahui secara universal karena tidak dapat diketahui
oleh generasi berikutnya kecuali hanya berupa berita-berita yang tidak dapat
disaksikan oleh mereka.4
Adapun mukjizat yang bersifat maknawi akan tetap langgeng yang
bersamaan dengan bukti kerisalahan sampai hari kiamat5. Karena Nabi
1 Mahasiswa kader ulama program pasca sarjana Institut Agama Islam Ibrahimi (IAII) konsentrasi aqidah filsafat dan hokum islam, sukorejo, situbondo, jawa timur.
2 Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hal. 1053 Ibid., hal. 1064 Ibid., hal 1065 Ibid., hal. 106
2
Muhammad saw. diutus untuk seluruh umat manusia, dimana dan kapanpun
hingga akhir zaman, maka bukti kebenaran Nabi Muhammad saw. bersifat
universal, kekal dan dapat dipikirkan serta dibuktikan kebenarannya oleh akal
manusia. Disinilah terletak fungsi al-Qur’an sebagai mukjizat.
Dari sini penulis mencoba untuk menyajikan beberapa hal mengenai
system kemu’jizatan al-qur’an dimana di dalamnya terdapat uslub atau
metode penyajian alquran yang merupakan salah satu bentuk kemu’jizatan al-
qur’an itu sendiri.
B. PENGERTIAN MU’JIZAT
Mu’jizat menurut bahasa adalah suatu hal yang luar biasa, ajaib, atau
menakjubkan. Menurut istilah mu’jizat ialah sesuatu yang luar biasa yang
melemahkan manusia baik sendiri ataupun kolektif untuk mendatangkan
sesuatu yang menyerupai/ menyamainya yang hanya diberikan kepada
Nabi/Rasul Allah. Mu’jizat itu merupakan hal yang tidak sama dengan
biasanya, yang menyebabkan orang tidak dapat mendatangkan yang
menyamainya.6
Jadi, mu’jizat itu merupakan barang yang mu’jiz, atau yang
melemahkan orang sehingga tidak dapat menandinginya. Ada yang berusaha
menandinginya, tetapi tidak dapat memenangkan pertandingan itu. Mu’jizat
merupakan karunia Allah SWT yang diberikan kepada Nabi/ Rasul, sehingga
tidak mungkin ada manusia yang dapat menandinginya.
Jika ada seseorang yang mengaku sebagai Nabi/Rasul dan berdakwah
kepada masyarakat, dengan menegaskan bahwa dia diutus Allah SWT, maka
bukti dari kebenaran ucapannya itu adalah berupa mu’jizat, misalnya seperti
Nabi Musa a.s. yang mengeluarkan tangannya dari saku bajunya, lalu
bercahaya dengan sinar yang terang, yang lain dari tangan orang lain.
6 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an(Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hal. 268
3
Lalu nabi Musa a.s. berkata : “saya datangkan dari sisi Allah hal yang
luar biasa ini dalam hal- hal yang kalian mahir dan sangat mengetahuinya.
Saya tantang kalian meski saya sendirian, untuk mendatangkan tandingan
yang seperti ini. Di hadapan kalian kesempatan terbuka luas, karena kalian
juga punya keahlian dalam hal ini. Silahkan tandingi apa yang saya keluarkan
tadi.”7
Orang yang memiliki akal sehat, sudah barang tentu tidak ragu lagi,
bahwa manusia jujur yang disenjatai dengan mu’jizat yang luar biasa tadi,
tentulah benar-benar seorang Rasul/Nabi, segala yang disampaikan adalah
benar, apalagi bagi orang yang sudah sejak lama mengetahui ihwal nabi
Musa a.s. tadi. Sedikitpun mereka tidak akan menyangsikannya.
C. MACAM-MACAM MU’JIZAT
Mu’jizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Mu’jizat Hissi, yaitu yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga,
dicium oleh hidung, diraba oleh tangan, dirasa oleh lidah, tegasnya dapat
dicapai oleh panca indra. Mu’jizat ini sengaja ditunjukkan atau
diperlihatkan manusia biasa, yakni mereka yang tidak biasa
menggunakan kecerdasan fikirannya, yang tidak cakap pandangan mata
hatinya dan yang rendah budi dan perasaannya.
2. Mu’jizat ma’nawi, ialah mu’jizat yang tidak mungkin dapat dicapai
dengan kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan aqli
atau dengan kecerdasan pikiran. Karena orang tidak akan mungkin
mengenal mu’jizat ini melainkan orang yang berpikir sehat, bermata hati,
berbudi luhur dan yang suka mempergunakan kecerdasan pikirannya
dengan jernih serta jujur.
Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. Kemukjizatan
disini bersifat maknawi (abstrak), bukan sebagai mukjizat yang bersifat
7 Ibid.,.hal. 269
4
madiy (fisik) seperti menyembuhkan kebutaan dan penyakit lepra, mengubah
tongkat menjadi seekor ular dan lain-lain yang lekas hilang seketika
Berkenaan dengan kemukjizatan al-Qur’an itu, Nabi Muhammad saw.
pernah menantang kaum kafir Quraisy supaya membuat semisal al-Qur’an,
ternyata mereka tidak sanggup, kemudian ditantang agar membuat sepuluh
surat saja semisal al-Qur’an, dan akhirnya mereka ditantang membuat satu
surat saja, ternyata tidak sanggup dan mereka mengaku tidak mampu
membuatnya, dalam al-qur’an surat al-Isra’ ayat 88, Allah SWT berfirman :
8
“katakanlah: “sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain”.
serta dalam surat Al-Baqarah ayat 23-24:
.9
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-quran yang
kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat saja
yang semisal al-quran itu dan ajaklah penolong- penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat
(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan
batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”.
8 Al-qur’an surat al-Isra’ : 889 Surat al-baqarah : 23 dan 24
5
Mukjizat Nabi Muhammad saw. yang bersifat maknawi dan tidak
berupa kejadian fisik (kasat mata) sebagaimana mukjizatnya para Nabi
terdahulu adalah sesuai dengan universalitas dan kelanggengan syari’at yang
dibawa oleh beliau. Karena mukjizat yang terjadi secara temporal, lokal dan
material tidak dapat diketahui secara universal karena tidak dapat diketahui
oleh generasi berikutnya kecuali hanya berupa berita-berita yang tidak dapat
disaksikan oleh mereka
D. KAPASITAS KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN
Yang dimaksud dengan kapasitas kemukjizatan al-qur’an ialah kadar
yang menjadi mu’jizat dari kitab al-qur’an itu berapa? Apakah seluruhnya,
atau sebagiannya saja. Sebenarnya, pembahasan ini juga bisa dimasukkan ke
dalam pembicaraan macam-macam I’jaz al-qur’an, yaitu termasuk I’jaz al-
tahaddi (kemu’jizatan tantangan al-qur’an).
Kitab suci al-qur’an ini sudah 15 abad yang lalu mencanangkan
tantangan kepada orang-orang yang mengingkari al-qur’an, yakni minta
untuk ditandingi dengan membuat kitab yang sama seperti al-qur’an itu.
Tetapi dari dahulu sampai sekarang belum ada seorang pun yang mampu
menandinginya. Padahal para pujangga bahasa arab yang professional pada
waktu turunnya al-qur’an dahulu itu sangat banyak. Mereka sangat pandai
dalam bidang sastra dan balaghah arab. Apalagi pada masa kejayaan ilmu
pengetahuan, bahasa arab berkembang pesat hingga melejit ke tingkat yang
amat tinggi. Namun, tetap saja tidak ada orang yang sanggup melawan
tantangan alqur’an tersebut.
Hal tersebut selain menunjukkan kemu’jizatan kitab suci ini, juga
sekaligus menunjukkan kebenaran sinyalemen al-qur’an bahwa tidak akan
ada seorang jin ataupun manusia yang sanggup membuat kitab yang seperti
alqur’an ini. Sebagaimana yang terdapat dalam al-qur’an surat al-Isra’ ayat
88.
6
Sungguh sangat mengherankan, tantangan yang sudah lama
dicanangkan itu, belum ada juga yang mampu melawan. Padahal tantangan
itu telah tiga kali diubah dan diturunkan kapasitasnya.10
a. Tantangan pertama, mula-mula al-qur’an menantang orang-orang yang
mengingkari kewahyuannya itu supaya membuat kitab tandingan yang
sama seperti seluruh isinya. Yakni mereka yang menuduh al-qur’an itu
buatan nabi Muhammad saw itu supaya membuat kitab yang sama seperti
kitab al-qur’an itu seluruhnya. Tantangan ini dicanangkan dalam dua
buah ayat yaitu surat ath-thur ayat 33-34
33. ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". sebenarnya
mereka tidak beriman.
34. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika
mereka orang-orang yang benar.
dan surat al- Isra’ ayat 88.
88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia,
Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
Tantangan ini tidak terlawan. Memang sangat berat melawan
tantangan pertama ini, sebab, harus membuat kitab tandingan yang besar,
lengkap dan komplit. Sangat wajar jika tidak ada seorang pun yang
mampu melawan atau menandingi al-qur’an.
b. Tantangan kedua, karena tidak ada seorang pun yang bisa melawan
tantangan al-qur’an yang pertama, karena terlalu berat, maka didispensasi
atau dikurangi. Sebelumnya, harus membuat kitab tandingan yang sama
dengan seluruh al-qur’an, lalu diturunkan hanya membuat tandingan yang
sama dengan 10 surah seperti al-qur’an. Tantangan ini dicanangkan
dalam ayat 13-14 surah hud.
10 Abdul djalal, ulum al-qur’an……………………hal. 276
7
13. bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu",
Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-
buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".
14. jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu Maka
ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu[713] Allah, dan
bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri (kepada
Allah)?
[713] Yakni: Allah saja yang dapat membuat Al Quran itu.
c. Tantangan ketiga, Jika tantangan kedua tadi masih juga dianggap berat,
karena harus membuat sekian banyak surah yang harus sama dengan al-
qur’an itu, maka tantangan itu diringankan lagi. Yakni hanya disuruh
membuat tandingan satu surah yang sama dengan surah al-qur’an.
Tantangan ketiga ini dicanangkan dalam dua ayat, yaitu ayat 23-24 surah
al-baqarah
23. dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran
itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
24. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu,
yang disediakan bagi orang-orang kafir.
[31] Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al
Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan
bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.
dan ayat 38 surah yunus.
8
38. atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah:
"(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat
seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya)
selain Allah, jika kamu orang yang benar."
Dengan tantangan terakhir ini berarti kapasitas kemu’jizatan al-
qur’an itu hanya satu surah saja. Artinya, kadar yang menjadi mu’jizat
dari alqur’an itu ialah walaupun hanya satu surah sudah mu’jiz, sudah
tidak ada yang sanggup melawan dengan membuat tandingannya dari
dahulu hingga sekarang.
karena tantangan minim ini pun tidak ada yang mampu melawan,
maka ayat 24 surah al-baqarah itu menegaskan: tidak akan ada orang
yang sanggup melawan al-qur’an. Karena itu, bagi orang yang ingkar,
diharuskan waspada terhadap ancaman neraka.
E. SEGI-SEGI KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN
Bagi bangsa arab kemu’jizatan al-qur’an merupakan sesuatu yang
tidak dapat disangsikan lagi. Hal ini terbukti dengan ketidaksanggupan
mereka dalam menciptakan hasil karya semisal alquran. Mereka yang tidak
mengakui kemu’jizatan al-qur’an, pada dasarnya hanyalah karena
ketidakjujuran hati mereka yang tidak mau beriman. Tatkala pemuka mereka
dari kalangan ahli sastera membaca al-quran, maka dengan yakin dia
mengakui keunggulan al-qur’an, seraya menyatakan:
برجز اعرف وال مني باالشعار اعرف رجل منكم ما والله"
والله. هذا من شيئا يقوله الذى يشبه ما والله. مني وقصيده الشعر
اسفله مغدق اعاله لمثمر وأنه لطالوة، عليه وان لحالوة لقوله أن
11."تحته ما ليحطم وإنه عليه يعلى وال ليعلو وإنه
11 Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih………………..hal. 106
9
“Demi Allah tidak ada seorang pun dari kalian yang lebih mengenal
syair dari padaku, dan tidak ada seorang pun yang lebih mengerti dariku
tentang bahar rajaz serta inti sya’ir. Demi Allah tidak ada karya sastra
mana pun yang mampu menyerupai ini (al-qur’an). Demi Allah sungguh
susunan bahasanya amat manis dan indah- bagaikan sebatang pohon; pada
bagian atasnya rindang dan berbuah, sementara pada bagian bawahnya
Nampak kokoh dan subur. Sungguh ia bermutu tinggi dan tak terungguli”.
Orang-orang musyrik mengetahui adanya pengaruh yang kuat di
dalam jiwa orang-orang yang mendengarkan, merasakan dan mengkaji bunyi
al-qur’an. Oleh karena itu mereka yang tetap inkar dan bersikeras mengikuti
hawa nafsunya,merasa khawatir akan ikut terpengaruh. Akhirnya mereka pun
saling menganjurkan agar tidak mendengarkan al-qur’an lagi. Allah SWT.
Menceritakan sikap mereka ini dengan firman-Nya:
12
“Dan orang-orang kafir berkata: “janganlah kamu mendengar dengan sunguh-sungguh akan alqur’an ini dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan”.
Dengan demikian jelaslah bahwa kemu’jizatan al-qur’an terletak pada
dzat al-qur’an sendiri, bukan karena sesuatu yang ada diluarnya. Dan bukan
pula karena tantangan Allah SWT. Kepada manusia untuk mendatangkan
yang semisal al-qur’an, meski sesungguhnya mereka mempunyai
kemampuan untuk itu.
Para ulama terdahulu telah membicarakan tentang bentuk-bentuk
kemu’jizatan al-qur’an, meskipun pada masa Nabi yang pertama (ketika di
makkah) kemu’jizatan itu telah nyata terbukti, yakni dengan adanya
12 Al-qur’an surat Al fushilat : 26
10
tantangan kepada kaum kafir Quraisy untuk mendatangkan karya yang
semisal al-qur’an dan ternyata mereka tidak mampu.
Menerangkan bentuk-bentuk kemu’jizatan itu adalah merupakan hal
yang baik, karena dapat menampakkan keistimewaan-keistimewaan dan
kekhususan al-qur’an. Hal ini harus dijelaskan agar manusia mengetahui,
bahwa kemu’jizatan al-qur’an bersifat dzatiy (esensial), bukan bersifat
relative (idhafiy), dan bukan karena sesuatu yang keluar darinya. Memang
sesungguhnya kemu’jizatan al-qur’an bukan hanya bagi bangsa arab saja,
tetapi untuk semua manusia. Tidak ada perbedaan antara bangsa ini dan
bangsa itu, karena khitab al-qur’an adalah untuk manusia semuanya.
Sebagaimana Allah SWT. Berfirman:
13
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Karenanya, sesuai dengan universalitas alqur’an itu, tentu bentuk
kemu’jizatannya pun berupa hal yang bersifat universal pula. Atau minimal
sebagian dari bentuk-bentuk kemu’jizatan itu pasti berhubungan dengan umat
manusia secara umum, tidak hanya dengan bangsa dan bahasa tertentu.
Bila kita amati secara seksama, maka kita akan mengetahui segi-segi
kemu’jizatan al-qur’an yang sangat menakjubkan, sedikitnya ada 7 segi,
sebagai berikut:14
Segi pertama, keindahan bahasa dan uslub alqur’an. Segi bahasa dan
uslubnya sangat indah dan amat menarik merupakan kemu’jizatan yang
pertama, karena memiliki kekhususan yang tinggi, sehingga amat
mengherankan dan bahkan dapat melemahkan manusia yang
mendengarkannya. Hal ini terbukti banyaknya orang yang masuk islam
karena hanya mendengarkan ayat-ayat al-qur’an. Keunggulan bahasa al-
13 Al-qur’an surat al-Anbiya’ : 10714 Abdul djalal, ulum al-qur’an………………..hal. 281
11
qur’an itu terbukti tidak ada yang mampu menandinginya, padahal nabi
Muhammad saw. Telah lama mencanagkan tantangan untuk membuat kitab
seperti al-qur’an kepada semua manusia. Kenyatannya para pakar pujangga
bahasa arab dan para sastranya tidak sanggup menandinginya, dari dahulu
hingga sekarang. Padahal tantangan itu sudah dikurangi, dari minta
ditandingi dengan membuat seperti seluruh al-qur’an, lalu hanya menyuruh
10 surah saja,. Hingga akhirnya tantangan tersebut diturunkan lagi, hanya
minta ditandingi hanya membuat satu surah yang sama dengan surah al-
qur’an. Itu pun tidak ada yang sanggup menandinginya, sehingga betul-betul
merupakan mu’jizat yang tidak ada tandingannya.
Namun demikian, ada juga orang yang berusaha untuk membuat
tandingan alqur’an, seperti Musailamah al-kadzdzab, yang mengaku
mendapat wahyu seperti al-qur’an. Lalu wahyu tersebut dibacakan kepada
orang banyak. Bacaan wahyu tersebut yaitu:
1. وجاهر لربك فصل الجماهر اعطيناك إنا
2. خبرا والخابزات. عجنا والعاجنات طحنا والطاحنات
3. وحرطوم وبيك ذنب له. ماالفيل وماادرىك. ماالفيل الفيل
طويل
4. الماء فى نصفك. تنقين ما نقي. عين ضفد بنت ياضفدع
الطين فى ونصفك
Jelas gaya bahasa dan sastra bahasa balaghoh bacaan wahyu tersebut
sangat rendah. Jauh berbeda denga surah-surah al-qur’an. Karena itu, ia tidak
termasuk orang yang menandingi al-qur’an.
Segi kedua, cara penyusunan bahasanya sangat baik, tertib dan
berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga tidak terlihat adanya
perbedaan-perbedaan antara surah satu dengan yang lain, meski al-qur’an itu
12
diturunkan secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit selama 22 tahun
lebih. Tidak kelihatan sedikitpun adanya perbedaan gaya bahasa, loncatan
kata, dan kelainan ungkapan. Bahkan tampak kebulatan dan kesinambungan
serta keterkaitan antara satu dengan yang lain, sehingga pembaca tidak
menduga jikalau turunnya berangsur-angsur dalam waktu yang lama.
Orang yang membaca al-qur’an tidak akan melihat adanya perbedaan
antara surah-surah yang diturunkan secara sekaligus, seperti surah al-an’am,
dengan surah al-baqarah yang makan waktu 9 tahun lebih. Begitu pula tidak
kelihatan perbedaan antara surah-surah adh-dhuha, al-a’la, dan surah al-
ma’un yang diturunkan dua angsuran, dengan surah-surah pendek yang lain
diturunkan secara sekaligus.
Dengan meninjau susunan dan uslub alqur’an ini, jelas menunjukkan
bahwa kitab tersebut bukan buatan nabi Muhammad saw., melainkan wahyu
Allah SWT. Atau benar-benar mu’jiz dan mu’jizat.
Segi ketiga, berisi beberapa ilmu pengetahuan, yang banyak memberi
acuan makhluk kepada kebenaran dan kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
Dalam al-qur’an banyak berisi benih dari berbagai cabang ilmu
pengetahuan, bermacam-macam argumentasi lautan kehidupan di dunia dan
di akhirat. Al-qur’an itu seolah-olah bagaikan gudang yang penuh berbagai
pengetahuan dan sumber bermacam-macam ilmu yang tak pernah kering,
serta pangkal dasar dari pranata, tatanan dan tuntunan dalam berbagai segi
kehidupan insane.
Dalam al-qur’an banyak aturan-aturan di bidang aqidah, yang
mengacu keimanan kepada Allah swt, dengan menerangkan sifat-sifat
kesempurnaan, keesaan-Nya, baik dalam segi rububiyah ataupun ubudiyah
kepada-Nya. Begitu pula sifat-sifat qudrat, iradat, maha mengetahui, maha
13
mendengar dan sebagainya, di dalamnya juga banyak soal keimanan kepada
malaikat, kitab-kitab dan para nabi, serta hari kiamat.
Di samping itu di dalamnya juga penuh dengan bibit ilmu dan acuan
dibidang syari’at, muamalah, jinayah, kisah, dan sebagainya. Adalah tidak
mungkin, jika semua ilmu dan tuntunan tersebut keluar dari pribadi
Muhammad yang ummi, tidak pandai menulis dan membaca. Karena itu,
fakta ini jelas menunjukkan bahwa kitab tersebut merupakan wahyu Allah
swt.
Segi keempat, yang membuktikan bahwa al-qur’an itu mu’jiz atau
menjadi mu’jizat adalah karena kitab suci itu bisa memenuhi segala
kebutuhan manusia, baik yang berupa petunjuk-petunjuk dalam berbagai segi
kehidupan, ataupun berwujud tuntunan dalam bermacam-macam peribadatan,
maupun yang berbentuk benih-benih dalam beraneka disiplin ilmu
pengetahuan disepanjang zaman. Hal ini tidak pernah terjadi di dalam kitab
suci lain ataupun agama lain.
Dalam kitab al-qur’an banyak menjelaskan tuntunan dibidang
ketauhidan, yang menuntun manusia menghadapi kenyataan hidup di dunia,
persiapan hidup di akhirat kelak.
Dibidang syari’at, alqur’an banyak menjelaskan peraturan-peraturan
peribadatan dan hukum-hukum syari’at. Jika peraturan-peraturan dan hukum-
hukum tersebut dilakukan dengan baik, dapat membawa pelakunya bahagia
di dunia dan di akhirat.
Di bidang mu’amalah, al-qur’an memberi tuntunan hidup
bermasyarakat, berdagang, berusaha, berbelanja dan sebagainya. Hal tersebut
dilakukan guna menuntun mereka hidup rukun dan damai, bersatu padu, tidak
boleh berselisih atau bercerai berai, dan sebagainya.
14
Di bidang politik dan keagamaan, al-qur’an menyuruh menegakkan
keadilan, kebenaran, keamanan, permusyawaratan, disiplin menepati janji,
persamaan hak/kewajiban, sebagainya. Dan melarang orang diktator,
merampok, memberontak, dan sebagainya.
Bukti segi keempat ini menunjukkan kemu’jizatan al-qur’an karena
orang-orang non muslim sampai sekarang banyak yang masih bingung
mencari tatanan dasar yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya,
sehingga sebagian mereka ada yang memakai ajaran al-qur’an. Contohnya
seperti hal-hal berikut:
a. Amerika serikat akhirnya melarang minuman keras meski ajaran agama
mereka tidak melarangnya. Sayangnya, mereka gagal dalam memberantas
minuman keras, karena cara melarangnya dengan radikal (tidak seperti
cara al-qur’an secara bertahap).
b. Orang-orang amerika serikat akhirnya juga banyak yang membolehkan
perceraian, seperti dibolehkannya perceraian dalam al-qur’an, yang
sebelumnya dalam ajaran mereka tidak diperbolehkan. Sayangnya,
mereka mulai berlebih-lebihan dalam melaksanakan kawin cerai itu,
sehingga dapat membahayakan ketentraman rumah tangga.
c. Banyak orang eropa menuntut diperbolehkannya poligami yang diizinkan
al-qur’an, demi untuk memberantas pelacuran terselubung, setelah suami-
suami yang tidak terpuaskan oleh isteri-isterinya lalu mencari
pelampiasan di luar rumah. Maka wanita-wanita lebih suka dimadu,
daripada ia ditinggal suami zina.
Segi kelima, kemu’jizatan al-qur’an tampak juga dalam segi cara-
caranya mengadakan perbaikan dan kemashlahatan- kemashlahatan bagi
umat manusia.
15
Alqur’an menempuh cara yang bijaksana, sehingga amat
mengherankan dalam mengarahkan umat menuju jalan kebaikan,
kemaslahatan, dan kesejahteraan dalam berbagai segi kehidupan.
Cara al-qur’an itu jelas berbeda dengan cara yang sering ditempuh
manusia. Hal itu membuktikan bahwa cara al-qur’an itu bukan rekayasa Nabi
Muhammad saw., sehingga sekaligus menunjukkan kemu’jizatan al-qur’an.
Segi ini tampak jelas dalam cara-cara al-qur’an, sebagai berikut:
a. Cara turun alqur’an berangsur-angsur, berbeda denga cara kitab-kitab lain
yang secara sekaligus. Cara ini amat memudahkan penerimaan,
pemahaman, dan penghafalannya.
b. Cara al-qur’an melarang suatu barang atau perbuatan ditempuh secara
bertahap, sehingga mudah dikerjakan orang, setelah dia bisa
menyesuaikan diri. Hal ini seperti cara al-qur’an mengharamkan
minuman keras (khamer), mula-mula ia (khamer) hanya disebutnya ada
manfaat dan madharatnya (ayat 219 surah albaqarah). Setelah itu,
diturunkan ayat 43 surah annisa, yakni ayat yang melarang minuman
keras jika sudah dekat dengan waktu-waktu sahalat. Setelah umat bisa
meninggalkan minuman keras itu, barulah diturunkan ayat 90 surah
almaidah, yang mengharamkan minuman keras secara tegas.
c. Cara pembagian al-quran yang tidak seperti pada kitab-kitab lain yang
terbagi dalam bab-bab, ayat-ayat dan sebagainya, melainkan ia (al-
qur’an) terbagi dalam juz, surah dan ayat, sehingga menunjukkan
kesatuan yang utuh bulat, keserasian yang luwes, dan keindahan yang
menyenangkan untuk dibaca, dihayati dan diamalkan.
d. Cara al-qur’an menanamkan pesan/perintah/petunjuknya lewat ungkapan
(uslub) yang indah, menarik dan mempesona, sehingga orang tidak
merasa diperintah, ditekan ataupun dipaksa, melainkan timbul kesadaran
dari dalam diri sendiri.
16
e. Cara al-qur’an menumbuhkan kesadaran terhadap kebajikan, keutamaan
dan keluhuran budi lewat ayat-ayat kisah yang berulang-ulang, tetapi
dengan perubahan ungkapan dan kelainan tutur kata, sehingga tidak
membosankan, bahkan tambah menarik dan mengasyikkan.
f. Cara al-qur’an menyadarkan umat dengan melalui akal pikiran, penalaran
dan penggunaan dali-dalil aqli (rasio) serta bukti-bukti yang rasional,
sehingga mudah menggungah mereka, dan mudah mengingatkan
kesatuan.
g. Cara al-qur’an memberi tuntunan terhadap jiwa dan raga manusia secara
bersama, sehingga tidak mengabaikan yang satu karena yang lain,
melainkan dipenuhi keduanya. Karena itu, sikap kaum muslimin sering
berada di tengah-tengah, dalam memenuhi tuntunan rohaniyah dan
jasmaniyah.
h. Cara al-qur’an mengatur urusan dunia dan akhirat, juga dengan porsi
yang sama, tidak boleh hanya mementingkan salah satunya dengan
mengabaikan yang lain, sehingga menuntun kearah keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan.
i. Cara al-qur’an menentukan aturan-aturan hukum dengan memberikan
dispensasi (rukhshah),menghilangkan kesempitan, dan meniadakan
kesukaran, sehingga memberi kelonggaran (fleksibelitas) pelaksana-
pelaksananya. Hukum asal (azimah) diterapkan bagi yang sehat, yang
ringan (rukhshah) diberikan orang yang sakit/berhalangan, dan kebebasan
(baro’ah) dikhususkan bagi orang yang belum mukallaf, pikun atau mati.
Segi Keenam, adanya berita-berita ghaib dalam al-qur’an juga
menunjukkan bahwa kitab suci tersebut betul-betul wahyu Allah swt. Sebab
berita-berita ghaib yang menceritakan hal-hal yang telah terjadi ratusan ribu
tahun lalu itu tidak mungkin diketahui oleh nabi, apalagi bisa
17
menceritakannya, kalau bukan wahyu dari Allah swt yang Maha Mengetahui
segala rahasia dan kejadian.
Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. :
15
“ Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada
yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan
bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
Berita-berita ghaib yang ada dalam al-qur’an itu meliputi berita-
berita ghaib dari masa lalu (ghuyubul madhiyah), masa kini (ghuyubul
hadhirah), ataupun masa yang akan dating (ghuyubul mustaaqbilah).
Dalam alqur’an banyak berita ghaib yang menceritakan kejadian
zaman kuna ratusan ribu tahun, seperti kisah para Nabi/Rsul dahulu bersama
umat-umatnya. Kisah-kisah tersebut tidak mungkin disaksikan Nabi
Muhammad ataupun umatnya yang kebanyakan umi. Hal ini seperti
ketegasan ayat-ayat, sebagai berikut:
16
“ Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang
Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); Padahal kamu tidak hadir
beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk
15 Al-qur’an Surah al-an’am : 5916 Al-qur’an surah Ali Imran : 44
18
mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. dan
kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.”
موسى إلى قضينا اذ الغربي بجانب كنت وما. الشاهدين من كنت وما 17االمر
“ Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah
barat[1125] ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada
pula kamu Termasuk orang-orang yang menyaksikan.”. “ Tetapi Kami telah
Mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang
panjang, dan Tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan
dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, te- tapi Kami telah
mengutus rasul-rasul.”
Dalam al-qur’an, banyak menceritakan berita-berita ghaib pada masa
kini. Berita-berita tersebut mengenai keterangan-keterangan Allah swt dan
sifat-sifat-Nya, malaikat, jin, setan, surga, neraka, dan sebagainya. Dan
menjelaskan ihwal orang-orang munafiq, seperti pada ayat berikut:
18
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang
mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang
mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang
mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi
Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu[660]. mereka Sesungguhnya bersumpah:
17 Al-qur’an surah al-qashah : 44-4518 Al-qur’an surah at-taubah : 107
19
"Kami tidak menghendaki selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa
Sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).”
Dalam alqur’an banyak berita ghaib yang menceritakan hal-hal yang
akan datang. Yakni hal-hal yang pada waktu itu belum terjadi, tetapi
kemudian betul-betul terjadi. Contohnya seperti keterangan ayat-ayat berikut:
19
“ Alif laam Miim. telah dikalahkan bangsa Rumawi,. di negeri yang
terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.. Dalam beberapa
tahun lagi. bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).
dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang
yang beriman”.
Dalam ayat 3 disebutkan bahwa bangsa romawi akan menang
terhadap bangsa Persia, setelah dia dikalahkannya. Kemenangan bangsa
romawi pada saat itu belum terjadi. Tetapi sesuai dengan keterangan ayat4
bahwa bangsa romawi akan menang dalam waktu 2-9 tahun. Ramalan al-
qur’an tersebut tepat, tidak sampai 9 tahun bangsa romawi dapat
mengalahkan bangsa Persia, sehingga kaum mukmin senang sekali.
Segi ketujuh, adanya ayat ‘itab (teguran). Di dalam al-qur’an
terkadang terdapat ayat-ayat ‘itab, yang menegur kekeliruan pendapat Nabi
Muhammad saw. Kadang-kadang teguran itu secara tegas dank eras, kadang-
kadang secara lunak dan lemah lembut.
Orang yang berpikiran sehat, tentu mengakui bahwa al-qur’an itu
wahyu Allah swt, bukan bikinan Nabi Muhammad saw. Hal itu dibuktikan
dengan adanya ayat-ayat teguran kepada Nabi tadi. Sebab seandainya al-
qur’an itu bikinan Nabi Muhammad sendiri, tentunya tidak mungkin di
19 Al-qur’an surah Ar-rum : 1-4
20
dalamnya ada teguran-teguran terhadap dirinya sendiri, bahkan orang itu
biasanya cenderung akan selalu membela dirinya, bukan malah
memperlihatkan kesalahan pribadi dan menegur dirinya sendiri.
Contoh teguran tegas kepada Nabi Muhammad saw ialah, seperti ayat
20
“ Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. karena telah
datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin
membersihkan dirinya (dari dosa),atau Dia (ingin) mendapatkan
pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?. Adapun
orang yang merasa dirinya serba cukup. Maka kamu melayaninya. Padahal
tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman).
Dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk
mendapatkan pengajaran). sedang ia takut kepada (Allah). Maka kamu
mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-
ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan”
Contoh teguran secara lunak (persuasif) ialah seperti teguran ayat 43
surah at-taubah:
21
“ Semoga Allah mema'afkanmu. mengapa kamu memberi izin kepada
mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang
yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang
yang berdusta?”
20 Al-qur’an surah ‘abasa: 1-1121 Al-qur’an surah at-taubah: 43
21
F. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa al-quran merupakan
wahyu Allah swt. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai
mu’jizat, yang memiliki beberapa karakteristik kemu’jizatan yang luar biasa,
dimana tidak ada seorang pun di dunia ini yang mampu menandinginya, hal
ini terbukti dengan ketangkasan alqur’an dalam menyuruh tanding kepada
orang-orang yang ahli sastra dan bahasa pada saat itu. Yang semula hanya
menyuruh menandinginya (al-qur’an) dengan keseluruhannya, hingga hanya
disuruh menandingi satau surah saja,selain itu, al-quran sebagai kemu’jizatan
al-qur’an juga dapat dilihat pada tujuh bentuk atau segi, yaitu:
1. Keindahan bahasa dan uslub al-qur’an
2. Cara penyusunan bahasanya sangat baik
3. Berisi beberapa ilmu pengetahuan, yang banyak memberi acuan makhluk
kepada kebenaran dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
4. Bisa memenuhi segala kebutuhan manusia, baik yang berupa petunjuk-
petunjuk dalam berbagai segi kehidupan, ataupun berwujud tuntunan
dalam bermacam-macam peribadatan, maupun yang berbentuk benih-
benih dalam beraneka disiplin ilmu pengetahuan disepanjang zaman
5. Cara-caranya mengadakan perbaikan dan kemashlahatan- kemashlahatan
bagi umat manusia.
6. Adanya berita-berita ghaib dalam al-qur’an juga menunjukkan bahwa
kitab suci tersebut betul-betul wahyu Allah swt.
7. Adanya ayat ‘itab (teguran)
22
Daftar Pustaka
Abu Zahrah, Muhammad, Prof. 2008. Ushul Fiqih. Jakarta: Pustaka Firdaus
Abdul Kholiq ‘Adhimah, Muhammad. Tt. Diraasaat Li Al- Ushlub Al- QUR’AN Al- Karim. Kairo: Daar Al-Hadits
Al- Sya’rawi, Muhammad al-mutawally. Tt. Mu’jizat al-qur’ani. Kwait: Idaarah al-maktabah
Djalal, Abdul, prof.dr.H. 2000. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu
Hisyam Hariz, sami Muhammad. 2006. Nadzarat Min al- I’jaz al- bayani fi al-qur’an al- karim. Kairo: Daar al- syuruq wa an- nasyr
Ibnu Shalih Al- ‘ammar, Abdul Aziz. 2006. Al- Khashaish al-maudhu’iyyah wa al-ushlubiyah fi haditsi al-qur’an ‘an al-qur’an. Dubai: Raf’u al-musahimah
23
Kholaf, Abdul Wahab. Ilm Ushul Fiqh. Beirut: Daar Al- Qutub Al- Ilmiyah
Husin Al-Munawwar, Said Agil, Prof.Dr.H. Jakarta: Ciputat Press
Diposkan Oleh asra’, minggu, 20 november 2011, 08.00 wib : http://10109472.blog.unikom.ac.id/mu-jizat-al.1pg Jumat, 25 Maret 11 - 18:20 WIB
KARAKTERISTIK AL-QUR’AN
Sistem Mu’jizat Dan Uslubnya
Makalah
STUDI AL-QUR’AN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an
24
Oleh :
Muhammad Ghozali, S.Pd.I
Dosen Pengampu:
DR. Wawan Djuandi, M.Ag
PROGRAM STUDI HUKUM ISLAM
KONSENTRASI AQIDAH DAN FILSAFAT HUKUM ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM
IBRAHIMY
SITUBONDO
2011