4. hk. ham

12
Catatan Kuliah Hukum Hak-hak Asasi Manusia Oleh Ande Akhmad S. (A1O99010 FH UNPAD) Dosen: 1. Prof. Dr. Bagirmanan, S.H., MCL. 2. Prof. Dr. Rukmana Amanwinata, S.H., MH. 3. Dr. I Gde Pantja Astawa, S.H., MH. 4. Rudi M. Rizky, S.H., MH. 5. Yesmil Anwar, S.H., M Si. 6. Hernadi Affandi, S.H. 7. R.A. Gusman Catur Siswandi, S.H. PENDAHULUAN Kemenangan Jepang atas Rusia pada peperangan di sekitar Laut Kuning (1905) telah membangkitkan bahwa kemampuan bangsa kulit kuning tidak berada di bawah bangsa kulit putih. Pendirian Budi Utomo (tahun 1908) dapat dianggap sebagai titik awal timbulnya kesadaran untuk mendirikan suatu negara kebangsaaan yang terlepas dari cengkeraman kolonial, yang kemudian dalam konteks hak asasi manusia (HAM) dikenal sebagai perwujudan dari the right of self determination. Pada dasarnya HAM secara kodrat melekat pada jadi diri manusia sebagai karunia Tuhan YME. Masalah HAM adalah masalah lama, artinya telah diperdebatkan sejak manusia hadir di dunia, namun tetap aktual karena perdebatan itu tidak pernah tuntas, bahkan senantiasa timbul dan timbul lagi permasalahan baru. HAM adalah dinamis, artinya pemahamannya senantiasa berkembang terus dari waktu ke waktu. HAM sudah ada dalam konsep dan nilai-nilai budaya dan agama. Ada yang memandang sebagai hal keagamaan, ada juga yang memandang sebagai hal duniawi. Bila dibenarkan atas dasar etika maka disebut sebagai hak moral, sedangkan apabila Kumpulan Catatan Kuliah Oleh Ande Akhmad Sanusi 453

Upload: albert-bakara

Post on 23-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Human Rights Law Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: 4. Hk. HAM

Catatan Kuliah Hukum Hak-hak Asasi Manusia

Oleh Ande Akhmad S.(A1O99010 FH UNPAD)

Dosen:1. Prof. Dr. Bagirmanan, S.H., MCL.2. Prof. Dr. Rukmana Amanwinata, S.H., MH.3. Dr. I Gde Pantja Astawa, S.H., MH.4. Rudi M. Rizky, S.H., MH.5. Yesmil Anwar, S.H., M Si.6. Hernadi Affandi, S.H.7. R.A. Gusman Catur Siswandi, S.H.

PENDAHULUAN Kemenangan Jepang atas Rusia pada

peperangan di sekitar Laut Kuning (1905) telah membangkitkan bahwa kemampuan bangsa kulit kuning tidak berada di bawah bangsa kulit putih.

Pendirian Budi Utomo (tahun 1908) dapat dianggap sebagai titik awal timbulnya kesadaran untuk mendirikan suatu negara kebangsaaan yang terlepas dari cengkeraman kolonial, yang kemudian dalam konteks hak asasi manusia (HAM) dikenal sebagai perwujudan dari the right of self determination.

Pada dasarnya HAM secara kodrat melekat pada jadi diri manusia sebagai karunia Tuhan YME.

Masalah HAM adalah masalah lama, artinya telah diperdebatkan sejak manusia hadir di dunia, namun tetap aktual karena perdebatan itu tidak pernah tuntas, bahkan senantiasa timbul dan timbul lagi permasalahan baru.

HAM adalah dinamis, artinya pemahamannya senantiasa berkembang terus dari waktu ke waktu.

HAM sudah ada dalam konsep dan nilai-nilai budaya dan agama.

Ada yang memandang sebagai hal keagamaan, ada juga yang memandang sebagai hal duniawi.

Bila dibenarkan atas dasar etika maka disebut sebagai hak moral, sedangkan apabila dibenarkan atas dasar hukum maka disebut hak hukum.

Terdapat dua kutub konsep HAM yaitu:1. Konsep individualistik,2. Konsep kolektivistik,Disamping itu terdapat pula:3. Konsep pancasila.Konsep HAM berdasarkan Pancasila adalah pemahaman HAM harus dilakukan secara harmonis atau dalam keseimbangan antara hak dan kewajiban, sehingga hak dan kewajiban adalah dwi tunggal/modulus.

CIRI-CIRI Antara lain:

- Inheren; orang memiliki HAM karena ia adalah umat manusia.

- Universal; berlaku bagi semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender, ataupun perbedaan lainnya.

- Tak diingkari; HAM tidak dapat dicabut dan diserahkan.

- Tak dapat dibagi; semua orang berhak mendapat semua hak, apakah itu hak sipil, politik, ekonomi, sosial maupun budaya.

- Saling tergantung; penikmatan salah satu hak dipengaruhi oleh penikmatan hak-hak lainnya, misal; penikmatan hak sipil dan

Kumpulan Catatan KuliahOleh Ande Akhmad Sanusi

453

Page 2: 4. Hk. HAM

politik memungkinkan untuk menikmati hak-hak ekonomi dan sosial lebih baik, dan sebaliknya.

CAKUPAN HAM HAM mencakup hak individual (hak yang

berlaku untuk individual) dan hak kolektif (hak yang berlaku untuk kelompok orang).

Hak individual misalnya; hak untuk mendapatkan pengadilan yang adil, sedangkan hak kolektif misalnya; hak untuk ikut serta dalam pembangunan dan menentukan nasib sendiri.

SEJARAH HAM Sampai saat ini dibagi dalam 3 generasi:

1. Generasi I,- Sekitar Abad 14 – 15. - Yaitu berkenaan dengan hak-hak sipil

dan politik, lahir sebagai akibat adanya kebebasan (liberalisme).

- Ditandai dengan adanya berbagai macam istilah hak, yaitu dengan menggunakan istilah freedom from...

2. Generasi II,- Setelah PD I, yaitu dengan munculnya

prinsip persamaan.- Yaitu berkenaan dengan hak-hak

ekonomi, sosial, dan budaya.- Ditandai dengan adanya berbagai

macam istilah hak, yaitu dengan menggunakan istilah freedom of… .

3. Generasi III,- Muncul bersamaan dengan lahirnya

beberapa konsep penting dalam perkembangan peradaban manusia khususnya berkaitan dengan negara, seperti; konsep demokrasi, dan negara hukum.

- Yaitu berkenaan dengan persamaan hak untuk memperoleh pelayanan dari pemerintah yang bersih, dikaitkan dengan adanya tanggung jawab negara ( sebagai good government).

- Ditandai dengan adanya berbagai macam istilah hak, seperti; hak atas

informasi, hak atas akses-akses kegiatan-kegiatan negara, dsb.

PENGATURAN Adalah sebagai berikut:

1. Nasional;- di dalam konstitusi/UUD,- di luar konstitusi/UUD/di dalam

dokumen yang tidak terpisahkan dari konstitusi/UUD.

2. Internasional;- di dalam Universal Declaration of

Human Rights tahun 1948 (secara global), yang dituangkan lebih lanjut dalam; ICCPR tahun 1966 dan OPICCPR tahun 1966, SCESR tahun 1966, dsb.

3. Di Indonesia;- dalam UUD 1945,- konstitusi RIS 1949,- UUDS 1950, dan- peraturan pelaksananya.

Dalam dalam UUD 1945 dan peraturan pelaksananya:- Latar belakang perumusan HAM di dalam

UUD 1945 (pendebatan antara Soekarno – Soepomo dengan Moch. Hatta).

- Pencantuman HAM dalam UUD 1945 relatif singkat (hasil kompromi).

- Pengaturan HAM di dalam UUD 1945 setelah perubahan kedua tahun 2000;Ps. 27, 28 (Bab X ttg warga negara), ps. 28 A s/d 28 J (Bab XA ttg HAM), ps. 29, 30, 31, dan 34.

IMPLEMENTASI DALAM PERATURAN PER-UU-AN Implementasi HAM di dalam peraturan

perundang-undangan adalah sebagai berikut:- Tap MPR No. VII/MPR/1998, - UU No. 9 Tahun 1998 (ttg Penyampaian

Pendapat), UU No. 39 Tahun 1999 (ttg HAM), UU No. 26 Tahun 2000, UU No. 5 Tahun 1998 (ttg Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan), dsb.

Kumpulan Catatan KuliahOleh Ande Akhmad Sanusi

454

Page 3: 4. Hk. HAM

- Keppres No. 129 Tahun 1998 (ttg Rencana Aksi Nasional HAM), Keppres No. 181 Tahun 1998 (ttg Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan),

- Beberapa dokumen historis; Code Hukum Hamurrabi (membawa keadilan dalam negara untuk memberantas yang jahat dan murka; yang kuat tidak menindas yang lemah), Perundangan Raja Thutmose, dsb.

ASPEK HUKUM TATA NEGARA Berbicara HAM maka dalam kontesks Hukum

Tata Negara kita berbicara tentang:1. Perlindungan,2. Penegakan.

Pada awalnya HAM merupakan hak moral (moral right) demikian dengan penegakannya pun bersifat moral dengan sanksi yang bersifat moral.

Tidak semua hak merupakan hak asasi, misalnya; hak waris bukan merupakan hak asasi karena terhadapnya terdapat pembatasan, artinya bahwa hak waris dapat diberi atau tidak.

HAM tidak diberikan oleh hukum (UU) ataupun negara melainkan oleh Tuhan.

Kewajiban HAM ada untuk menjaga agar hak seseorang tidak mengganggu hak orang lain.

4 kriteria/sifat yang membedakan apakah suatu hak merupakan hak asasi atau bukan, yaitu:1. Fundamental; mutlak diperlukan manusia

dalam menjalankan fitrahnya sebagai manusia.

2. Universal;3. Indivisible; tidak dapat dibagi atau

dipisah-pisahkan karena sebagai satu mata rantai.

4. Inalienable; tidak dapat diasingkan. Menurut Soewandi:

HAM sebagai hak subjektif yang ada pada para individu sejak mereka membuat perjanjian sosial untuk membentuk pemerintahan (pactum uniones).

Karena itu maka hak tersebut tak bisa diubah oleh negara sekalipun dilegalisasi melalui konstitusi negara.

HAM tidak dapat lepas dari konsep demokrasi dan negara hukum, dikatakan pula memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme.

Menurut Miriam Budiarjo:HAM telah ada dan dibawa sejak lahir.

Menurut Sidney Hock: HAM merupakan tuntutan yang secara moral bisa dibenarkan untuk menikmati kebebasan dasarnya untuk mencapai harkat kemanusiaan.Adapun yang menjadi pedoman dalam membuat definisi (menurut Sidney Hock) yaitu melalui identifikasi HAM, yang antara lain:1. HAM merupakan satu jenis dari hak yang

ada yaitu hak moral bukan hak hukum.2. Apabila kata manusia mempunyai

kekuatan maka tidak sama dengan binatang, malaikat, dan perusahaan-perusahaan ataupun negara.

3. Tidak setiap hak moral merupakan hak asasi.

4. Jika HAM diperlukan maka hak tersebut menjadi alasan pembenar untuk berbuat atau menghindar.

5. HAM sebagai hak umum yang dibedakan dari hubungan-hubungan khusus dengan orang lain, seperti perjanjian.

6. HAM bersifat fundamental/penting. Menurut Gunawan:

HAM adalah hak yang dimiliki manusia sebagai manusia.

Menurut UU: HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dari keberadaaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Secara umum ada 4 pandangan terhadap HAM:1. Universal absolut,2. Universal relatif,3. Partikularistik absolut,

Kumpulan Catatan KuliahOleh Ande Akhmad Sanusi

455

Page 4: 4. Hk. HAM

4. Partikularistik relatif. Soekarno dan Soepomo berpendapat bahwa

HAM berasal dari liberalisme yang berakar pada individualisme, selanjutnya melahirkan kolonialisme yang pada zaman kemerdekaan justru sedang kita berantas, sehingga berkenaan dengan HAM maka tidak perlu diatur dalam konstitusi, cukup secara garis besar dalam pembukaan konstitusi.

Sedangkan Hatta berpendapat bahwa HAM ini harus diatur dalam konstitusi.

Kemudian diambil jalan tengah dimana diambil beberapa pasal saja tentang HAM dan dimasukkan ke dalam konstitusi, sedangkan pelaksanaanya didelegasikan ke UU.

Di dalam TAP MPR terkandung adanya hak dan kewajiban asasi.Hak melahirkan legal right sedangkan kewajiban melahirkan legal obligation, dimana legal obligation tidak selalu melekat dalam hak, misalnya hak hidup.

Konstitusi RIS lebih maju daripada UUD 1945 dalam implementasi HAM.

Dalam UU lingkungan:Hak mendapatkan lingkungan hidup (melekat hak asasi), kewajibannya untuk memelihara lingkungan hidup yang baik (tidak melekat pada haknya tetapi dari negara).

Hak asasi merupakan moral tapi kalau masuk UU maka akan menjadi masalah hukum.

Di Inggeris maka orang lebih takut melanggar etika/moral (yang didalamnya termasuk HAM) daripada hukum.

Di dalam rezim yang otoriter maka produk hukumnya cenderung bersifat represif, di dalam rezim yang demokratis maka produk hukumnya cenderung bersifat responsif (Doktrin Mahfud MD.).

Demokrasi dan Negara Berdasarkan Hukum Sebagai Instrumen HAM Salah satu ciri unsur negara hukum adalah

jaminan perlindungan dan penghormatan terhadap HAM.

Demokrasi dan prinsip-prinsip negara hukum merupakan instrumen bahkan prasayarat bagi jaminan perlindungan dan penegakan HAM.

Demokrasi tanpa ada prinsip negara berdasarkan hukum adalah sebuah keditaktoran yang tersembunyi (verkapte dictatuur).

Prinsip negara hukum dimaksudkan untuk mengendalikan segala bentuk kekuasaan baik yang ada pada rakyat, terutama penguasa.

Salah satu aspek penting membangun negara hukum adalah memberdayakan sistem penegakan hukum.

HAM Sebagai Tatanan Sosial Bentuk lain dari upaya akulturasi HAM yaitu

dengan menjadikan HAM Sebagai tatanan sosial, yakni sebagai sesuatu yang hidup ditengah-tengah masyarakat, baik dalam tatanan politik, ekonomi, dan sosial di masyarakat.

Dalam hal tersebut di atas, pendidikan kemasyarakatan HAM perlu dilakukan secara terus menerus.

ASPEK HUKUM INTERNASIONAL Deklarasi HAM (Universal Declaration of

Human Rights) sebagai dasar perlindungan dan pemajuan HAM dunia yang sebagian besar adalah Hukum Adat Internasional.

Tatanan hukum, tatanan sosial, dan tatanan internasional perlu dalam mewujudkan HAM secara efektif.

Pemajuan HAM yang baik bersifat kooperatif karena menyangkut kesejahteraan semua orang.

Kewajiban pemerintah untuk menjamin penegakan HAM, dan disini sangat diperlukan sistem pengadilan yang independen dan efektif.

Nilai toleransi dan persamaan hak dapat mengurangi gesekan masyarakat, dan ini perlu bagi harmonisasi dan perpaduan nasional, misalnya; peningkatan peraturan hukum akan meningkatkan sistem pemerintahan dan manajemen negara, peningkatan kebebasan meningkatkan kegiatan ekonomi.

Kumpulan Catatan KuliahOleh Ande Akhmad Sanusi

456

Page 5: 4. Hk. HAM

PBB sangat erat dengan sistem internasional HAM, dimana ia menyediakan suatu kerangka yang memungkinkan semua pemerintah di dunia bersama-sama menyusun draft standar HAM serta juga menyediakan forum bagi pemerintah-pemerintah atau pun LSM-LSM guna bersama-sama membahas persoalan-persoalan HAM.

Kegiatan PBB dalam bidang HAM dikelompokan menjadi:1. Bidang hukum, yaitu melalui pakta-pakta

internasional, deklarasi, dan instrumen hukum lainnya.

2. Bidang politik, yaitu melalui badan-badan seperti Komnas HAM PBB.

Pakta adalah semacam kontrak yang mengikat secara hukum, sedangkan deklarasi lebih menyerupai janji yang berisi kewajiban moral daripada kewajiban hukum untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai.

Ada 6 pakta HAM, yang utama:1. Kovenan Internasional ttg Hak-hak Sipil

dan Politik (ICCPR).2. Kovenan Internasional ttg Hak-hak

Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR).3. Konvensi mengenai Penghapusan

Diskriminasi Ras (CERD).4. Konvensi mengenai Penghapusan

Diskriminasi terhadap Wanita (CEDAW).5. Konvensi mengenai Hak-hak Anak

(CROC).6. Konvensi mengenai Penyiksaan (CAT).

Indonesia telah menjadi anggota CERD, CEDAW, CROC, dan CAT, ini menunjukkan keinginan Indonesia untuk segera meratifiikasi ICCPR dan ICESCR.

Kewajiban pokok pemerintah Indonesia adalah menjamin bahwa semua orang yang berada dalam wilayah yurisdiksinya mendapat hak-hak yang telah ditetapkan di dalam suatu pakta, dimana Indonesia menjadi anggotanya.

Guna perwujudan hal tersebut maka mungkin memerlukan:1. Penerimaan perundang-undangan atau

peraturan yang baru,

2. Modifikasi, atau 3. Pencabutan perundang-undangan yang

telah ada. Di PBB terdapat badan yang bertugas

membahas mengenai situasi khusus suatu negara dan penyelidikan, yang dinamakan Special Rapportuers.

KOMNAS HAM Komnas HAM dibentuk berdasarkan Keppres

No. 50 Tahun 1993. Komnas HAM dianggap berdiri pada tanggal 7

Juni 1993. Komnas HAM merupakan tindak lanjut dari

lokakarya tentang HAM yang dipromosikan oleh Deplu dan PBB, yang diadakan di Jakarta.

Baru efektif pada tanggal 7 Desember 1993, karena lembaganya baru memiliki anggota pada tanggal ini.

UU No. 39 Tahun 1999 juga memuat pengaturan tentang Komnas HAM dimana pada ketentuan peralihan UU ini, maka Komnas HAM yang dibentuk berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993 selanjutnya dinyatakan sebagai Komnas HAM menurut UU ini.

Tujuan pendiriannya adalah:1. Meningkatkan pengembangan HAM.2. Meningkatkan fungsi penegakan HAM.

Fungsi Komnas HAM berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999:1. Pengkajian,2. Penelitian,3. Penyuluhan,4. Pemantauan,5. Mediasi.

Kelengkapan Komnas HAM:1. Sidang paripurna,2. Sub komisi,

Memiliki Sekjen sebagai unsur pelayanan. Anggotanya berjumlah 35 orang yang dipilih

oleh DPR berdasarkan usulan Komnas HAM dan diresmikan oleh Presiden.

Dalam Keppres No. 50 tahun 1993, ada 4 bidang kegiatan sedangkan dalam UU No. 39 Tahun 1999 ada 5 bidang kegiatan.

Kumpulan Catatan KuliahOleh Ande Akhmad Sanusi

457

Page 6: 4. Hk. HAM

Dulu sebelum lahirnya Komnas HAM maka apabila ada keberatan tentang suatu permasalahan HAM harusnya diajukan ke DPR tapi sekarang diajukan ke Komnas HAM.

Pelanggaran horizontal terjadi apabila pelanggaran dilakukan oleh sederajat, tidak mempunyai kewenangan khusus, sedangkan dikatakan sebagai pelanggaran vertikal apabila diberikan oleh perundang-undangan, misal ABRI.

UU No. 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA Definisi (pasal 1):

1. Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dari keberadaaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila hak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.

3. Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

4. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga

menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau dari orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatu perbuatan yang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga, atau mengancam atau memaksa seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan yang didasarkan atas setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik.

5. Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.

6. Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU ini, dan tidak mendapat, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

7. Komisi Nasional HAM (Komnas HAM) adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia.

Asas-asas dasar (pasal 2 s/d pasal 8). Hak asasi manusia dan kebebasan dasar

manusia:- Hak untuk hidup (pasal 9),

Kumpulan Catatan KuliahOleh Ande Akhmad Sanusi

458

Page 7: 4. Hk. HAM

- Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan turunan (pasal 10),

- Hak mengembangkan diri (pasal 11 s/d 16),

- Hak memperoleh keadilan (pasal 17 s/d 19),

- Hak atas kebebasan pribadi (pasal 20 s/d 27),

- Hak atas rasa aman (pasal 28 s/d 35),- Hak atas kesejahteraan (pasal 36 s/d 42),- Hak turut serta dalam pemerintahan (pasal

43 s/d 44), - Hak wanita (pasal 45 s/d 51),- Hak anak (pasal 52 s/d 66).

Kewajiban dasar manusia (pasal 67 s/d 70). Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah

(pasal 71 dan 72).

Pembatasan larangan (pasal 73 dan 74). Komnas HAM (pasal 75 s/d 99). Partisipasi masyarakat (pasal 100 s/d 103). Pengadilan HAM (pasal 104). Ketentuan peralihan (pasal 105).

REFERENSI Diantaranya:

- Hak Asasi Manusia di Dunia Yang Berubah, oleh Antonio Casserse,

- Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia, oleh Prof. Dr. Bagirmanan, SH., MCL, dkk.,

- Sebuah Bunga Rampai – Hak-hak Asasi Manusia, oleh Peter Davies,

- Dll.

Kumpulan Catatan KuliahOleh Ande Akhmad Sanusi

459

Page 8: 4. Hk. HAM

Kumpulan Catatan KuliahOleh Ande Akhmad Sanusi

460