4 5 6 7 - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/... · perluasan...

2
o Selasa Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMei eJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes ""Q "IT de .,.,P no va IS ersusuan Nasional? Oleh ROCHADI TAWAF o RGANISASI Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mene- tapkan 1Juni sebagai Hari Su- su Dunia. Di seluruh dunia, peringatan- nya dilakukan dengan tema yang berbe- da-beda, pada umumnya selalu diarah- kan dengan melakukan kampanye mi- num susu bagi anak sekolah. Di Indone- sia, kegiatan tahun ini merupakan yang kedua kalinya diperingati sebagai Hari Susu Nusantara yang diselenggarakan di tengah-tengah petemak sapi perah rak- yat di Lembang Jawa Barat pada 29-31 Mei201O. Peringatan Hari Susu Nusantara ti- dak akan ada artinya apa-apa jika ha- nya mengarah kepada mengubah pola konsumsi susu masyarakat. Pasalnya, dampak yang terjadi hanya mengun- tungkan industri pengolahan susu, se- dangkan bagi petemak sapi perah rak- yat tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan. Mengapa hal tersebut bisa teIjadi? Menurut pengamatan penulis, hal itu terutama disebabkan sampai saat ini pembangunan persusuan nasional tidak memiliki grand design pembangunan jangka panjang, yang ada hanya road map lima tahunan. Dengan demikian, dirasakan dalam puluhan tahun terakhir ini, persusuan nasional cenderung tidak berubah bahkan menurun. Indikatomya tampak dari rata-rata skala usaha peter- nakan rakyat yang tidak berubah, hanya sekitar 2-5 ekor per rumah tangga dan produksi rata-rata hanya sekitar 1Q-13li- ter per ekor per hari. Hal tersebut lan- taran ketidakjelasan sasaran jangka panjang yang hendak dicapai. Dengan demikian, muneul pertanyaan "quo va- dis persusuan nasional?" Pohon industri Kesalahkaprahan pembangunan per- susuan diawali oleh lemahnya konsep pembangunan industri persusuan, yang tidak konsisten terhadap pohon indus- trinya. Konsep pohon industri ini harus- nya berpijak kepada potensi bahan baku dalam negeri. Dalam hal ini adalah po- tensi petemakan rakyat yang hampir sembilan puluh persen dengan skala ke- eil. Realitasnya kita bisa lihat, pohon in- dustri persusuan yang tumbuh dan ber- kembang berbasiskan bahan baku im- por yang semakin membesar. Sebelum krisis ekonorni 1997, peter- nakan rakyat mampu memberikan kon- tribusi sampai 50 persen terhadap im- por. Kini, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kontribusi petemakan rakyat hanya 25 persen. lndikasinya, in- dustri pengolah susu (IPS) dibangun se- cara besar-besaran di kota-kota pelabu- han, bukannya di pusat-pusat produksi petemakan sapi perah. Belum lagi dibukanya perdagangan bebas dan upaya berbagai pihak untuk mengaburkan istilah susu dalam berba- gai kebijakan dan peraturan. Kini istilah susu dapat digunakan sebagai produksi tumbuhan, contoh susu kedelai. Penger- tian susu juga diperluas, misalnya, susu kental manis masuk kategori susu, yang sebenamya komoditas ini bahan pangan pemutih kopi atau teh. Berbagai kebijak- an tersebut merugikan dan menjadi kendala dalam kerangka pembangunan persusuan di negeri ini. Kliping Humas Unpad 2010

Upload: doanquynh

Post on 02-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4 5 6 7 - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/... · perluasan tentang pengertiannya. Dalam rangka peringatan Hari Susu Nusantara tahun ini, kelima pemikiran

o Selasa • Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31oMar OApr OMei eJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes

""Q "IT de .,.,Pno va IS ersusuan Nasional?

Oleh ROCHADI TAWAF

o RGANISASI Pangan danPertanian PBB (FAO) mene-tapkan 1Juni sebagai Hari Su-

su Dunia. Di seluruh dunia, peringatan-nya dilakukan dengan tema yang berbe-da-beda, pada umumnya selalu diarah-kan dengan melakukan kampanye mi-num susu bagi anak sekolah. Di Indone-sia, kegiatan tahun ini merupakan yangkedua kalinya diperingati sebagai HariSusu Nusantara yang diselenggarakan ditengah-tengah petemak sapi perah rak-yat di Lembang Jawa Barat pada 29-31Mei201O.

Peringatan Hari Susu Nusantara ti-dak akan ada artinya apa-apa jika ha-nya mengarah kepada mengubah polakonsumsi susu masyarakat. Pasalnya,dampak yang terjadi hanya mengun-tungkan industri pengolahan susu, se-dangkan bagi petemak sapi perah rak-yat tidak akan memberikan pengaruhyang signifikan. Mengapa hal tersebutbisa teIjadi?

Menurut pengamatan penulis, hal ituterutama disebabkan sampai saat inipembangunan persusuan nasional tidakmemiliki grand design pembangunanjangka panjang, yang ada hanya roadmap lima tahunan. Dengan demikian,dirasakan dalam puluhan tahun terakhirini, persusuan nasional cenderung tidakberubah bahkan menurun. Indikatomyatampak dari rata-rata skala usaha peter-nakan rakyat yang tidak berubah, hanyasekitar 2-5 ekor per rumah tangga danproduksi rata-rata hanya sekitar 1Q-13li-ter per ekor per hari. Hal tersebut lan-taran ketidakjelasan sasaran jangkapanjang yang hendak dicapai. Dengan

demikian, muneul pertanyaan "quo va-dis persusuan nasional?"

Pohon industriKesalahkaprahan pembangunan per-

susuan diawali oleh lemahnya konseppembangunan industri persusuan, yangtidak konsisten terhadap pohon indus-trinya. Konsep pohon industri ini harus-nya berpijak kepada potensi bahan bakudalam negeri. Dalam hal ini adalah po-tensi petemakan rakyat yang hampirsembilan puluh persen dengan skala ke-eil. Realitasnya kita bisa lihat, pohon in-dustri persusuan yang tumbuh dan ber-kembang berbasiskan bahan baku im-por yang semakin membesar.

Sebelum krisis ekonorni 1997, peter-nakan rakyat mampu memberikan kon-tribusi sampai 50 persen terhadap im-por. Kini, untuk memenuhi kebutuhandalam negeri, kontribusi petemakanrakyat hanya 25 persen. lndikasinya, in-dustri pengolah susu (IPS) dibangun se-cara besar-besaran di kota-kota pelabu-han, bukannya di pusat-pusat produksipetemakan sapi perah.

Belum lagi dibukanya perdaganganbebas dan upaya berbagai pihak untukmengaburkan istilah susu dalam berba-gai kebijakan dan peraturan. Kini istilahsusu dapat digunakan sebagai produksitumbuhan, contoh susu kedelai. Penger-tian susu juga diperluas, misalnya, susukental manis masuk kategori susu, yangsebenamya komoditas ini bahan panganpemutih kopi atau teh. Berbagai kebijak-an tersebut merugikan dan menjadikendala dalam kerangka pembangunanpersusuan di negeri ini.

Kliping Humas Unpad 2010

Page 2: 4 5 6 7 - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/... · perluasan tentang pengertiannya. Dalam rangka peringatan Hari Susu Nusantara tahun ini, kelima pemikiran

SolusiPeringatan Hari Susu Nusantara sela-

yaknya memberikan dampak bagi pe-ningkatan kesejahteraan peternak rak-yat, bukan saja bagi indutri persusuanyang mapan. Ada beberapa alternatifsolusi yang dapat ditawarkan.

Pertama, pemerintah wajib memilikigrand design pembangunan jangka pan-jang persusuan nasional untuk lima pu-luh tahun, dengan pohon industri berba-sis sumber daya lokal. Dengan demikian,pembangunan persusuan memiliki arahyangjelas berpihak kepada produksi da-lam negeri, bukan tergantung bahan ba-kuimpor.

Kedua, tahapanjangka menengah da-lam membangun industri persusuanadalah membangun industri skala mene-ngah berbasis susu segar dalam negeri.Konsep ini merupakan alternatif meng-atasi masalah peningkatan konsumsi gi-zi bagi anak usia dini, sekaligus sebagaipasar bagi susu segar produksi peternak-an rakyat. Dampak program ini selaindapat memenuhi kebutuhan gizimasya-rakat, juga akan mampu menciptakaniklim kondusifbagi peningkatan produk-si dan produktivitas serta pendapataiJ.masyarakat perdesaan. Pada tatanan im-plementasi, konsep ini harus mengubahaturan program makanan tambahan ba-gi anak sekolah sehingga konsumsi susudapat menjadi salah satu komoditas.

Ketiga,lahirkan kebijakan pemerintahyang pro peternak sapi perah rakyat da-lam inovasi teknologi produksi susu. Ke-bijakan ini sangat diperlukan untuk me-nekan mahalnya biaya produksi sehing-ga produk yang dihasilkan akan berdayasaing. Pemerintah harus memberikanperlakuan yang sama antara peternak didalam negeri dan peternak sapi perah di

negara pengekspor susu. Diperlukan pu-la kebijakan insentif permodalan secarakhusus dengan bunga nol persen, pela-yanan IB gratis, dan bebas PBBbagi pe-ternak sapi perah di kawasan ui/lagebre-eding centre yang telah ditetapkan olehpemerintah.

Keempat, melindungi peternak sapiperah rakyat yang berusaha tanpa ke-pastian lahan. Selama ini nasib peternakrakyat yang usahanya bersifat flyingherd system, hidup dan berkembangtanpa kepastian lahan. Dengan modelapa pun, selama puluhan tahun, usahapeternakan rakyat hanya akan mampuberkontribusi tidak lebih dari tiga puluhpersen terhadap konsumsi susu nasio-nal. Salah satu persyaratan yang harusdipenuhi adalah kepastian lahan bagiusahanya yang dilindungi perundanganyang ada. Selama ini telah digulirkanUU Lahan Abadi, tetapi pada praktiknyamasih diberikan prioritas pada usaha ta-ni padi, seharnsnyajuga diberikan bagipeternak sapi perah rakyat.

Kelima, mengawal pembangunanpersusuan dengan kebijakan di tingkatnasional dan daerah dengan mengguna-kan istilah susu sesuai dengan SNI yangada, tanpa adanya perubahan ataupunperluasan tentang pengertiannya.

Dalam rangka peringatan Hari SusuNusantara tahun ini, kelima pemikiranstrategis tersebut merupakan kontribu-si bagi pemerintah untuk diimple-mentasikan kepada masyarakat peter-nak sapi perah rakyat, sehingga per-ingatan tahun ini memiliki makna bah-wa pemerintah memang prorakyat. ***

Penulis, dosen Fakultas PeternakanUnpad dan Dewan Persusuan Nasio-nal.