38 - universitas muhammadiyah...

19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan, yaitu penelitian tahap I merupakan penelitan eksperimen sesungguhnya (true eksperimental research) dan penelitian tahap II adalah studi pengembangan.Penelitian eksperimen akan melihat pengaruh pemberian berbagai dosis ekstrak daun kelor terhadap histologi ginjal tikus putih jantan yang dipapar oleh timbal. Tahap II akan dilakukan pengembangan hasil penelitian eksperimen, yang akan dikembangkan menjadi media poster pada materiStruktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan pada Sistem Ekskresi kelas XI SMA. 3.1.1 Penelitian Tahap I Jenis penelitian pada tahap ini eksperimen sesungguhnya (true eksperimental research). Penelitian eksperimen sesungguhnya (true eksperimental research)yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan terhadap subjek penelitian. Disebut True Experiment karena peneliti mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.Ciri utamanya yaitu sampel eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random dari kelompok populasi (Nursyahidah, 2012 dalam Khaniviyah, 2015). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Factorial Design yang terdiri dari 2 faktor. Faktor A, yaitu dosis ekstrak daun kelor dan faktor B yaitu dosistimbal. Pada Tabel 3.1. akan ditunjukkan skema rancangan penelitian pada penelitian ini. 38

Upload: others

Post on 09-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan, yaitu penelitian tahap I

merupakan penelitan eksperimen sesungguhnya (true eksperimental research) dan

penelitian tahap II adalah studi pengembangan.Penelitian eksperimen akan

melihat pengaruh pemberian berbagai dosis ekstrak daun kelor terhadap histologi

ginjal tikus putih jantan yang dipapar oleh timbal. Tahap II akan dilakukan

pengembangan hasil penelitian eksperimen, yang akan dikembangkan menjadi

media poster pada materiStruktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan pada Sistem

Ekskresi kelas XI SMA.

3.1.1 Penelitian Tahap I

Jenis penelitian pada tahap ini eksperimen sesungguhnya (true

eksperimental research). Penelitian eksperimen sesungguhnya (true eksperimental

research)yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian

perlakuan terhadap subjek penelitian. Disebut True Experiment karena peneliti

mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.Ciri

utamanya yaitu sampel eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random

dari kelompok populasi (Nursyahidah, 2012 dalam Khaniviyah, 2015).

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Factorial

Design yang terdiri dari 2 faktor. Faktor A, yaitu dosis ekstrak daun kelor dan

faktor B yaitu dosistimbal. Pada Tabel 3.1. akan ditunjukkan skema rancangan

penelitian pada penelitian ini.

38

Page 2: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

39

Tabel 3.1 Skema Rancangan Factorial Design

Keterangan:

a. Faktor A adalah dosis ekstrak daun kelor yang terdiri dari enam kategori, yaitu: A0 = Kontrol A1 = Dosis ekstrak daun kelor 2,1 mg A2 = Dosis ekstrak daun kelor 2,8 mg A3 = Dosis ekstrak daun kelor 3,5 mg A4 = Dosis ekstrak daun kelor 4,2 mg A5 = Dosis ekstrak daun kelor 4,9 mg

b. Faktor B adalah dosis pemaparan timbal yang terdiri dua kategori, yaitu: B0 = Dosis Pb 0 mg B1 = Dosis Pb 50 mg

c. Dua belas (kombinasi) tersebut adalah A0B0 = Kontrol tanpa ekstrak daun kelor dengan dosis timbal 0 mg A1B0= Dosis ekstrak daun kelor 2,1 mg dengan dosis timbal 0 mg A2B0= Dosis ekstrak daun kelor 2,8 mg dengan dosis timbal 0 mg A3B0= Dosis ekstrak daun kelor 3,5 mg dengan dosis timbal 0 mg A4B0= Dosis ekstrak daun kelor 4,2 mg dengan dosis timbal 0 mg A5B0= Dosis ekstrak daun kelor 4,9 mg dengan dosis timbal 0 mg A0B1 = Kontrol tanpa ekstrak daun kelor dengan dosis timbal 50 mg A1B1 = Dosis ekstrak daun kelor 2,1 mg dengan dosis timbal 50 mg A2B1 = Dosis ekstrak daun kelor 2,8 mg dengan dosis timbal 50 mg A3B1 = Dosis ekstrak daun kelor 3,5 mg dengan dosis timbal 50 mg A4B1 = Dosis ekstrak daun kelor 4,2 mg dengan dosis timbal 50 mg A5B1 = Dosis ekstrak daun kelor 4,9 mg dengan dosis timbal 50 mg

Penempatan satuan-satuan percobaan yang digunakan adalah Rancangan

Acak Lengkap.Rancangan Acak Lengkap merupakan jenis rancangan percobaan

dimana perlakuan diberikan secara acak kepada seluruh unit percobaan.Hal ini

dapat dilakukan karena lingkungan tempat percobaan diadakan relatif homogen

sehingga media atau tempat percobaan tidak memberikan pengaruh berarti pada

respon yang diamati (Akhmadi, 2012).Pengacakan pada unit-unit percobaan dapat

dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan acak, sistem lotere atau dengan

Faktor A A0 A1 A2 A3 A4 A5

B B0 A0B0 A1B0 A2B0 A3B0 A4B0 A5B0 B1 A0B1 A1B1 A2B1 A3B1 A4B1 A5B1

Page 3: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

40

bantuan software komputer.Pengacakan perlakuan pada satuan-satuan percobaan

dalam penelitian ini menggunakan sistem lotere.

Keterangan:

I : Ulangan ke- 1

II : Ulangan ke-2

3.1.2 Penelitian Tahap II

Penelitian tahap II adalah studi pengembangan. Pada tahap ini akan

dilakukan pengembangan hasil penelitian eksperimen, yang akan dikembangkan

menjadi media poster ilmiah pada materiStruktur dan Fungsi Sel Penyusun

Jaringan pada Sistem Ekskresi kelas XI SMA.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 29 Juli–27 September

2016bertempat di Laboratorium Farmakologi Kampus 2 Universitas

Muhammadiyah Malangyang beralamat di Jl. Bendungan Sutami No. 188A

Malang.

A0B0 I A4B1 II

A0B1 II A4B0 I

A3B1 I A1B0 I

A2B0 I A0B0 II

A2B1 II A1B1 II

A4B1 I A2B0 II

A3B0 II A1B1 I

A3B1 I A5B0 II

A2B1 I A5B1 II

A0B1 I A4B0 II

A5B0 I A5B1 II

A1B0 II A3B1 II

Tabel 3.2 Denah RAL (Rancangan Acak Lengkap)

Page 4: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

41

3.3 Populasi dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti yang memiliki kualitas

dan karakter tertentu yang ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2013).Populasi dari

penelitian ini adalah tikus putih jantan yang berumur 2-3 bulan dengan berat

badan 150-200 gram.

3.3.2 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling, dimana teknik ini digunakan karena setiap unit atau

anggota populasi itu bersifat homogen, sehingga anggota populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Sampel merupakan bagian

dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian

(Khaniviyah, 2015).

Skema pengambilan sampel yang dilakukan secara simple random

sampling adalah sebagai berikut:

Keseluruhan tikus putih jantan dengan karakteristik sehat yang ditandai dengan mata bening, gerakan lincah, umur 2– 3 bulan dengan berat badan 150 – 200 gram yang di peroleh dari Laboratorium Farmakologi Universitas Muhammadiyah Malang

Randomisasi (pengambilan sampel dilakukan secara acak) yaitu tikus diambil secara acak untuk dijadikan sampel dan diberi nomor sesuai dengan perlakuan yang ada sehingga diperoleh:

24 ekor tikus putih jantan dengan karakteristik sehat yang ditandai dengan mata bening, gerakan lincah, umur 2 – 3 bulan dengan berat badan rata-rata 150 – 200 gram

++++++++++ ++++++++++ ++++++++++ ++++++++++ ++++++++++

+ + + +++ +++

Unit populasi

Page 5: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

42

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 24 tikus putih jantan yang

dibagi menjadi 12 kelompok perlakuan.Untuk menentukan banyaknya ulangan

pada penelitian ini, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan,

yaitu:

Keterangan : r = replikasi (jumlah pengulangan) t = treatment (jumlah perlakuan) n= jumlah sampel (perlakuan)

t(– 1) (r – 1) ≥ 15

(12 – 1) (r – 1) ≥ 15

11r – 11 ≥ 15

r ≥ 15+1111

r ≥ 2,36

r ≥ 2 pengulangan

Jadi pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah tikus putih

jantan yang dibagi menjadi 12 kelompok (kombinasi), masing-masing kelompok

terdiri dari 2 kali ulangan, sehingga jumlah sampel tikus pada penelitian ini

adalah:

n = banyaknya perlakuan x ulangan

= 12 x 2

= 24 jumlah sampel (perlakuan)

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dipilih dan sengaja diukur dan

diubah-ubah oleh peneliti untuk diketahui hubungannya dengan variabel terikat.

(t – 1) (r – 1) ≥ 15

Page 6: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

43

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak daun kelor (Moringa

oleifera L) dan dosis timbal.

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang diobservasi dan diukur untuk

mmenentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau

tidak muncul dan berubah sesuai dengan yang ditentukan oleh peneliti. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah gambaran histologi hialin cast pada ginjal.

3.4.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat

dengan konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak

dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian

ini adalah tikus putih jantan, pakan, air minum dan waktu pemberian perlakuan.

3.4.4 Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi kesalahan makna pada setiap variabel, maka setiap

variabel perlu didefinisikan, adapun definisi dari setiap variabel yaitu:

1. Dosis ekstrak Moringa oleifera L yang digunakan berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan oleh Hazani (2014) pada mencit, yaitu ekstrak daun

Moringa oleifera L dengan dosis 0,3; 0,4; 0,5; 0,6 dan 0,7 mg. Kemudian

dosis tersebut dikonversi menjadi dosis tikus, yaitu: 2,1; 2,8; 3,5; 4,2 dan

4,9 mg.

2. Dosis paparan timbal yang digunakan berdasarkan studi literatur jurnal

yang dilakukan oleh Arifuddin (2016) adalah 50 mg, pemberian dosis

tersebut sudah dapat menyebabkan efek toksik pada ginjal.

3. Histologi ginjal adalah gambaran mikroskopis sel ginjal dengan

Page 7: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

44

pewarnaan Hematoxylin-Eosin. Bagian yang diamati khususnya adalah

adanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang

terdapat dalam lumen tubulus. Pengamatan dilakukan dengan menghitung

jumlah hialin cast pada 5 lapang pandang, yaitu keempat sudut preparat

dan bagian tengah preparat.

4. Jenis kelamin dan umur tikus yang digunakan adalah tikus putih jantan

yang berumur 2-3 bulan.

5. Berat badan tikus yang digunakan adalah 150-200 gram.

6. Jenis makanan yang digunakan adalah BR1 dan air minum yang

digunakan adalah air PAM.

7. Sanitasi kandang yaitu membersihkan kandang mengganti sekam setiap

hari Rabu dan Sabtu.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan

dalam penelitian.

1. Alat a. Bak plastik (kandang tikus) b. Tempat minum c. Alat pencekok oral (sonde) d. Timbangan analitik e. Gelas ukur f. Beaker glass g. Botol kaca h. Botol plastik i. Kaca preparat j. Alat bedah k. Mikroskop l. Sarung tangan

2. Bahan a. Tikus putih jantan b. Daun kelor

Page 8: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

45

c. Timbal asetat d. Alkohol 70% e. Aquades f. Pakan tikus g. Infus NaCl 0,9% h. Formalin

3.5.2 Persiapan Hewan Coba

Sebelum melakukan penelitian, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain

mempersiapkan kandang tikus, sekam dan tempat minum. Sebelum mulai

perlakuan, tikus diadaptasikan selama satu minggu. Selama proses adaptasi tikus

hanya diberi makanan dan minuman tanpa tambahan apapun.

3.5.3 Pembuatan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L)

Bahan yang digunakan sebagai ekstrak dalam penelitian ini adalah daun

kelor (Moringa oleifera L).Pembuatan ekstrak dilakukan di UPT Materia Medica

Batu. Adapun proses pembuatan dilakukan di Laboratorium Fitokimia UPT

Materia Medica Batu dengan cara:

1. Menimbang serbuk daun kelor sebanyak 200 gram.

2. Memasukkan serbuk yang telah ditimbang ke dalam toples, diratakan dan

sambil ditambahkan pelarut etanol 70% sampai bahan terendam, total yang

ditambahkan sebanyak 1 liter.

3. Menutup toples dengan rapat selama 72 jam.

4. Kemudian dishaker di atas shaker digital 50 rpm.

5. Menyaring ekstrak cair dengan penyaring kain dan ditampung dalam

Erlenmeyer.

6. Hasil ekstrak cair diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator.

Diperlukan waktu 1 jam 30 menit untuk evaporasi.

7. Ekstrak cair yang dihasilkan kemudian dievaporasi/diuapkan kembali di atas

Page 9: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

46

water bath selama 2 jam.

3.5.4 Perhitungan Dosis Timbal Asetat dan Ekstrak Daun Kelor (Moringa

oleifera L)

3.5.4.1 Perhitungan Dosis Timbal Asetat

Timbal dapat menyebabkan efek toksik pada ginjal. Hasil penelitian dari

Farhan (2013) menunjukkan bahwa terjadi perubahan mikroskopis pada ginjal

tikus Wistar yang terpapar plumbum asetat dengan dosis 50mg/kgbb/hari. Pada

penelitian ini dosis timbal yang digunakan adalah:

Dosis I : 0 mg/kgBB/hari

Dosis II : 50 mg/kgBB/hari

Sedangkan volume sonde yang digunakan adalah 2 ml, volume tersebut

merupakan volume yang boleh diberikan berdasarkan volume normal lambung

tikus, yaitu 3-5 ml. Jika volume sonde yang diberikan melebihi volume lambung

maka dapat mengakibatkan dilatasi lambung secara akut yang dapat menyebabkan

robeknya saluran cerna.

Dosis stok timbal yang dibutuhkan:

volume sonde (ml) x jumlah tikus (ekor) x lama pemberian (hari)

2 ml x 12 x 30 = 720 ml

3.5.4.2 Perhitungan Dosis Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hazani (2014) pemberian

ekstrak daun kelor 0,5 mg/gr mencit dapat memperbaiki kualitas spermatozoa dan

epididimis mencit jantan yang dipapar oleh Pb. Konversi dari mencit ke tikus

Page 10: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

47

adalah 0,5 x 7 = 3,5 mg/gr BB. Pada penelitian ini menggunakan 5 rentang dosis

ekstrak daun kelor yang berbeda.

Dosis I : 0,3 mg/gr x 7 = 2,1 mg/gr BB per hari = 0,0021 gr/gr BB

Dosis II : 0,4 mg/gr x 7 = 2,8 mg/gr BB per hari = 0,0028 gr/gr BB

Dosis III : 0,5 mg/gr x 7 = 3,5 mg/gr BB per hari = 0,0035 gr/gr BB

Dosis IV : 0,6 mg/gr x 7 = 4,2 mg/gr BB per hari = 0,0042 gr/gr BB

Dosis V : 0,7 mg/gr x 7 = 4,9 mg/gr BB per hari = 0,0049 gr/gr BB

a. Dosis stok ekstrak daun kelor yang dibutuhkan:

volume sonde (ml) x jumlah tikus (ekor) x lama pemberian (hari)

2 ml x 4 x 14 = 112 ml

b. Perhitungan ekstrak daun kelor setiap dosis perlakuan:

Dosis I : 0.0021 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.1176 gr

Dosis II : 0.0028 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.1568 gr

Dosis III : 0.0035 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.196 gr

Dosis IV : 0.0042 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.2352 gr

Dosis V : 0.0049 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.2744 gr

Total kebutuhan ekstrak: 0.1176 gr + 0.1568 gr + 0.196 gr + 0.2352

gr + 0.2744 gr = 0.98 gr

Jadi stok yang dibutuhkan selama 14 hari adalah 0.98 gr

c. Perhitungan larutan stok ekstrak daun kelor

1. Dosis V : 0.98 gr x 2 ml = 0.0049 gr x k ml

k = 400 ml

Page 11: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

48

Jadi 0.98 gr ekstrak dilarutkan dengan aquades hingga volume 400

ml, kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis V untuk perlakuan

selama 14 hari. Sisa stok sebanyak 288 ml akan diencerkan dan digunakan

untuk dosis selanjutnya.

2. Dosis IV :0.0049 gr x 288 ml = 0.0042 gr x k ml

k = 336 ml

Jadi sisa dosis V sebanyak 228 ml diencerkan dengan aquades

hingga volume 336 ml kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis

IV untuk perlakuan selama 14 hari. Sehingga sisa larutan sebesar 224 ml.

3. Dosis III : 0.0042 gr x 224 ml = 0.0035 gr x k ml

k = 268.8 ml

Jadi sisa dosis IV sebanyak 224 ml diencerkan dengan aquades

hingga volume 268.8 ml kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak

dosis III untuk perlakuan selama 14 hari. Sehingga sisa larutan sebesar

156.8 ml.

4. Dosis II : 0.0035 gr x 156.8 ml = 0.0028 gr x k ml

k = 196 ml

Jadi sisa dosis III sebanyak 156.8 ml diencerkan dengan aquades

hingga volume 196 ml kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis

II untuk perlakuan selama 14 hari. Sehingga sisa larutan sebesar 84 ml.

5. Dosis I : 0.0028 gr x 84 ml = 0.0021 gr x k ml

k = 112 ml

Page 12: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

49

Jadi sisa dosis V sebanyak 84 ml diencerkan dengan aquades

hingga volume 112 ml kemudian di gunakan untuk stok ekstrak dosis I

untuk perlakuan selama 14 hari sehingga tidak tersisa larutan.

3.5.5 Tahap Pelaksanaan

1. Membagi 24 ekor tiks menjadi 12 kelompok perlakuan, masing-masing

terdiri dari 2 ekor tikus.

2. Menandai tikus dengan menggunakan spidol untuk mempermudah dalam

memberi perlakuan.

3. Memberi perlakuan timbal asetat dengan menggunakan sonde selama 4

minggu.

4. Memberi perlakuan ekstrak daun kelor dengan berbagai dosis selama 2

minggu.

5. Melakukan pembedahan setelah semua perlakuan selesai untuk diambil

organ ginjalnya.

3.5.6 Tahap Pengambilan Data

Pada tahap ini peneliti melakukan pengambilan data dengan cara

membedah dan mengambil organ ginjal terlebih dahulu. Data diperoleh dengan

cara menghitung jumlah sel abnormal yang terdapat pada organ ginjal khususnya

pada bagian tubulus proksimal. Sel dikatakan abnormal apabila terdapat

pembengkakan pada sel-sel penyusun epitel, sehingga lumen tubulus proksimal

menyempit bahkan menutup, terdapat hialin cast.Penghitungan dilihat dari 5

lapang pandang, yaitukeempat sudut preparat dan bagian tengah preparat.

1. Tahap Pengambilan Ginjal

Pada hari ke-45 dilakukan pembedahan tikus untuk diambil ginjalnya.

Page 13: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

50

Ginjal dibersihkan menggunakan cairan infus NaCl 0,9%.Kemudian ginjal

dimasukkan ke dalam botol plastik yang sebelumnya sudah diberi larutan

formalin.

2. Tahap Pembuatan Preparat Ginjal

a. Tahap pertama Coatingyaitu memulai dengan menandai obyek glass yang

akan digunakan dengan kikir kaca pada area tepi lalu direndam dalam

alkohol 70% minimal semalam, kemudian mengeringkan obyek glass

dengan tisu dan melakukan perendaman dalam larutan gelatin 0,5%

selama 30–40 detik per slide lalu mengeringkan dengan posisi menyandar

sehingga gelatin yang melapisi kaca dapat merata.

b. Tahap kedua, mengambil organ ginjal yang sebelumnya telah disimpan

dalam larutan formalin.

c. Tahap ketiga adalah menyiapkan bahan embeddingbeserta parafin dan

mengatur pada cetakan sehingga tidak ada udara yang terperangkap.

d. Tahap keempat adalah proses infiltrasi yaitu dengan menambahkan

parafin 3 kali selama 15 menit. Menyimpan cetakan parafin selama 24 jam

dalam suhu ruang kemudian diinkubasi dalam freezer sehingga benar-

benar keras.

e. Tahap pemotongan dengan menggunakan mikrotom, memasang cutter

pada tempatnya, menjepitkan holder pada mikrotom dan menata sejajar

dengan pisau mikrotom. Pengirisan atau penyayatan dimulai dengan

mengatur ketebalan. Kemudian mengambil pita hasil irisan dengan

menggunakan kuas dan memasukkan ke dalam air dingin untuk membuka

Page 14: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

51

lipatan, kemudian memasukkan ke dalam air hangat dan melakukan

pemilihan irisan yang terbaik.

f. Tahap deparanisasi yakni memasukkan preparatkedalam larutan xylol

sebanyak 2 kali selama 5 menit.

g. Tahap rehidrasi, memasukkan preparat ke dalam larutan etanol bertingkat

mulai dari etanol absolut (2 kali) etanol 95%, 90%, 80% dan 70% masing-

masing selama 5 menit. Kemudian merendam preparat ke dalam aquades

selama 10 menit.

h. Tahap pewarnaan, menggunakan hematoxilin selama 3 menit atau sampai

mendapatkan hasil warna yang terbaik. Selanjutnya mencuci dengan air

mengalir selama 10 menit dan membilas dengan aquades selama 5 menit.

i. Tahap dehidrasi, merendam preparat dengan etanol 80%, 90% dan 95%

dan etanol absolut (2 kali) masing-masing selama 5 menit.

j. Tahap clearing dalam larutan xylol 2 kali selama 5 menit

k. Mounting dengan entelen,mengamatimenggunakan mikroskop kemudian

memfoto dan mencatat hasilnya.

3.6 Alur Penelitian

Timbal merupakan logam berat beracun yang bersifat kumulatif. Apabila

terhirup atau tertelan oleh manusia di dalam tubuh akan mengikuti aliran darah,

diserap lagi di dalam ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi.

Selain itu timbal juga merupakan unsur yang dapat meningkatkan pembentukan

radikal bebas dan menurunkan kemampuan antioksidan tubuh sehingga dapat

menyebabkan kerusakan organ.Organ-organ tubuh yang menjadi tempat

akumulasi timbal adalah liver, ginjal dan otak.Timbal yang digunakan dalam

Page 15: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

52

penelitian ini adalah timbal buatan yang dapat diperoleh dari toko

kimia.Kemudian timbal ditimbang dan diencerkan untuk memperoleh dosis yang

akan digunakan sebagai bahan penelitian

Daun kelor merupakan obat alternatif yang mengandung berbagai macam

vitamin dan kandungan lainnya yang dapat digunakan sebagai antioksidan alami.

Antioksidan dipercaya mampu menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat

radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat

dicegah. Pada penelitian ini ekstrak daun kelor dibuat di UPT Materia Medica

Batu, untuk melakukan pembuatan ekstrak maka terlebih dahulu dilakukan

pencucian dan penimbangan daun kelor dan kemudian membuatnya menjadi

ekstrak hingga mencapai dosis yang diinginkan untuk diteliti.

Selanjutnya dilakukan pembagian kelompok perlakuan, dimana setiap

kelompok terdiri dari 2 ekor tikus. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan

timbal pada 6 kelompok perlakuan tikus selama 4 minggu. Setelah 4 minggu

perlakuan timbal dilanjutkan dengan pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis

2,1 mg; 2,8 mg; 3,5 mg; 4,2 mg dan 4,9 mg selama 2 minggu.

Tahap pengambilan data dilakukan pada hari ke- 45, yaitu dengan

melakukan pembedahan pada tikus yang kemudian diambil ginjalnya.Setelah itu

dilakukan pembuatan preparat untuk melihat gambaran histologi dari ginjal

tikus.Kemudian melakukan penghitungan jumlah sel abnormal pada ginjal

khususnya pada bagian tubulus proksimal.Sel dikatakan abnormal apabila terdapat

pembengkakan sel-sel penyusun epitel, sehingga lumen tubulus menjadi

menyempit bahkan menutup, dan adanya hialin cast.Hasil dari pengamatan

kemudian dikembangkan menjadi sumber belajar pada materi Struktur dan Fungsi

Page 16: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

53

Sel Penyusun Jaringan pada Sistem Ekskresi yang berbentuk poster. Pada gambar

3.1 akan ditunjukkan alur penelitian, mulai dari persiapan bahan-bahan sampai

didapatkan hasilnya.

Gambar 3.1 Alur Penelitian

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji

Analisis Varians (Anava) 2 jalan.Sebelumnya perlu dilakukan Uji Asumsi

Normalitas dan Homogenitas, bila data telah menyebar normal maka pengujian

dapat dilanjutkan ke Anava 2-Jalan, tetapi apabila sebaliknya data tidak homogen

Hari ke 45 melakukan pembedahan tikus dan mengambil ginjal

Membuat preparat histologi

Menghitung jumlah sel abnormal dengan 5 lapang pandang

Pengembangan hasil penelitian menjadi sumber belajar

Pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis 2,1 mg, 2,8 mg, 3,5 mg 4,2 mg, 4,9 mg

Pemaparan Pb dengan dosis 50 mg

Air PAM

Kontrol

Timbal

Pengenceran

Daun kelor

Pembuatan ekstrak daun kelor

1. 0 mg (kontrol) 2. 2,1 mg 3. 2,8 mg 4. 3,5 mg 5. 4,2 mg 6. 4,9 mg

50 mg

Page 17: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

54

maka dapat diganti dengan uji statistik non-parametrik, jenis statistiknya adalah

Uji Friedman. Pengolahan data menggunakan program SPSS 21. Langkah-

langkah uji statistik yang digunakan dalam pengolahan data sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data normal atau tidak,

pertama dilakukan uji distribusi frekwensi, dimana prosedur ini digunakan untuk

menguji kenormalan data dengan skewness (nilai kemiringan) dan kurtosis (titik

kemiringan). Syarat nilai skewness dan nilai kurtosis terletak diantara ± 2. Adapun

langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1. Mengklik Analyze →Descriptive Statistics → Frequencies, maka akan

muncul kotak dialog Frequencies

2. Memindahkan variabel yang akan diuji kenormalan datanya, kemudian

mengklik Statistics.

3. Memilih Skewness dan Kurtosis kemudian mengklik Continue

4. Mengklik OK, maka akan muncul Output hasil analisis pada tabel Statistics

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian merupakan asumsi paling penting dalam

perhitungan analisis varian. Uji ini dilakukan untuk memastikan asumsi masing-

masing data sudah terpenuhi atau belum. Adapun data dapat dikatakan homogen

apabila nilai signifikasi > 0,05. Adapun langkah-langkah uji homogenitas yaitu:

1. Mengklik menu Analyze→General linear model → Univariate → Optians.

2. Memasukkan variabel yang akan diuji ke dalam menu descriptive statistic dan

Homogenity test.

Page 18: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

55

3. Mengklik Ok, maka akan muncul Output hasil analisis yang terdiri dari

beberapa sub-tabel

3. Analisis Varian 2 Arah

Analisis dua arah merupakan salah satu uji komparatif yang digunakan

untuk menguji perbedaan rata-rata antara kelompok yang telah dibagi menjadi dua

faktor. Adapun langkah-langkah analisis yaitu:

1. Mengklik Analyze → General Linear Model → Univariate, maka akan

muncul kotak dialog univariate.

2. Memasukkan variabel ke kotak Dependent Variabel dan memasukkan variabel

lainnya ke kotak Fixed factor (s).

3. Mengklik Plot, maka akan muncul kotak dialog Univariate Profile Plots

4. Memasukkan variabel-variabel ke kotak Horizontal Axis dan kotak Separate

Lines, kemudian mengklik add dan mengklik continue untuk kembali ke kotak

dialog univariate.

5. Mengklik Post Hoc, dan memasukkan variabel pada Factor (s) ke dalam Post

Hoc Test For dan pada Equal Variance Assumed mengklik tukey. Kemudian

melanjutkan mengklik Continue untuk kembali ke kotak dialog Univariate.

6. Mengklik Option, maka akan muncul kotak dialog Univariate Options.

7. Memindahkan variabel pada factor (s) and Factor Interactions ke kotak

Display Means For.

8. Mengklik Descriptive statistics dan Homogenity test kemudian mengklik

Continue.

9. Mengklik OK, maka akan muncul Output hasil analisis yang terdiri dari

beberapa sub-tabel.

Page 19: 38 - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/35062/4/jiptummpp-gdl-artantidia-47842-4-babiii.pdfadanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat

56

3.8 Pemanfaatan Hasil Penelitian Menjadi Sumber Belajar

Pemanfaatan hasil penelitian dilakukan setelah didapatkan hasil

penelitian. Pada penelitian ini hasil penelitian akan dikembangkan menjadi

sumber belajar. Pemanfaatan hasil penelitian menjadi sumber belajar harus

memenuhi persyaratan antara lain kejelasan potensi, kesesuaian dengan tujuan,

kejelasan sasaran, kejelasan informasi yang diungkap, kejelasan pedoman

eksplorasi dan kejelasan perolehan yang diharapkan. Pemanfaatan menjadi

sumber belajar tersebut disesuaikan dengan hasil yang didapatkan dari penelitian.

Penelitian ini akan dikembangkan sesuai dengan materi Struktur dan

Fungsi Sel Penyusun Jaringan Epitel pada Sistem Ekskresi kelas XI SMA. Hal

tersebut juga sesuai dengan kompetensi dasar 3.9 yaitu menganalisis hubungan

antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya

dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan

fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur,

pengamatan, percobaan, dan simulasi. Diharapkan dari hasil penelitian ini siswa

dapat mengetahui fungsi, proses mekanisme dan gangguan yang terjadi pada

sistem ekskresi.