cast splintage

13
Cast splintage • Plaster Paris: masih umum digunakan sebagai bidai, terutama untuk fraktur ekstremitas distal dan untuk patah tulang pada anak. •“Safe" (tidak diterapkan terlalu ketat atau tidak merata) “Speed" dari penyambungan sama dengan traksi, tapi pasien dapat pulang lebih cepat “Hold" tidak menjadi masalah, dan pasien dengan patah tulang tibia dapat membebankan berat badan pada gips • Kelemahan utamanya adalah bahwa sendi terbungkus plester tidak bisa “Move" dan dapat menjadi kaku. Komplikasi ini dapat diminimalkan dengan: – Tunda Pembidaian - menggunakan traksi sampai dapat bergerak kembali baru kemudian memakaikan plester – Dimulai dengan gips tapi setelah beberapa minggu menggantinya dengan penjepit fungsional yang memungkinkan gerakan sendi

Upload: lazy-boy

Post on 25-Jul-2015

190 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cast Splintage

Cast splintage• Plaster Paris: masih umum digunakan sebagai bidai, terutama untuk

fraktur ekstremitas distal dan untuk patah tulang pada anak.• “Safe" (tidak diterapkan terlalu ketat atau tidak merata)• “Speed" dari penyambungan sama dengan traksi, tapi pasien dapat

pulang lebih cepat• “Hold" tidak menjadi masalah, dan pasien dengan patah tulang tibia

dapat membebankan berat badan pada gips• Kelemahan utamanya adalah bahwa sendi terbungkus plester tidak bisa

“Move" dan dapat menjadi kaku. Komplikasi ini dapat diminimalkan dengan:– Tunda Pembidaian - menggunakan traksi sampai dapat bergerak kembali baru

kemudian memakaikan plester– Dimulai dengan gips tapi setelah beberapa minggu menggantinya dengan

penjepit fungsional yang memungkinkan gerakan sendi

Page 2: Cast Splintage

Macam – macam bentuk Cast

Page 3: Cast Splintage

• Komplikasi Cast Splintage– Masalah yang dapat muncul setelah pasien

meninggalkan rumah sakit dan memperlambat penyembuhan jika tidak ditangani

1. Tight Cast (Gips yang terlalu ketat)2. Pressure sores3. Abrasi Kulit atau laserasi4. Loose Cast(Gips yang longgar)

Page 4: Cast Splintage

Tempat umum terjadinya Pressure sores

Page 5: Cast Splintage

Fuctional Bracing

• Mencegah kekakuan sendi sekaligus membidai fraktur

• Paling umum digunakan pada patah tulang femur atau tibia

• Karena tidak terlalu kaku, biasanya hanya digunakan bila fraktur mulai bersatu

• Memenuhi dengan baik empat persyaratan dasar: “hold” “move” “Speed” “Safe”

Page 6: Cast Splintage

Functional Bracing

Page 7: Cast Splintage

Internal Fixation

• “Hold” dengan aman dan presisi• “move” dapat dimulai segera (tidak ada kekakuan dan

edema)• “Speed” : pasien dapat meninggalkan rumah sakit

segera setelah luka sembuh, tetapi pembebanan ekstremitas untuk menahan berat badan secara penuh tidak aman untuk beberapa waktu

• “Safety” = merupakan masalah terbesar, terkait dengan infeksi yang dapat terjadiRisiko tergantung pada: pasien, dokter bedah, fasilitas

Page 8: Cast Splintage

• Indikasi untuk fiksasi internal :1. Fraktur yang tidak dapat direposisi kecuali

dengan operasi2. Fraktur yang secara inheren tidak stabil dan

rentan untuk re-displacement setelah reposisi3. Fraktur yang menyatu dengan buruk dan lambat4. Fraktur Patologis5. Fraktur Multipel6. Fraktur pada pasien dengan kesulitan perawatan

Page 9: Cast Splintage

1. Interfragmentary/Lag Screws:o Menahan fragmen –

fragmen kecil ke tulang utama

2. Kirschner Wireso Menahan fragmen bersama di

tempat dimana fraktur diprediksi sembuh dgn cepat.

3. Plates and screwso Fraktur Metaphyseal

pada long boneo Fraktur Diaphyseal

pada radius dan ulna

4. Intramedullary nailso Long boneso Locking screws menahan kekuatan rotasi

Page 10: Cast Splintage

• Komplikasi dari fiksasi internal– Umumnya disebabkan oleh teknik yang buruk,

peralatan, atau kondisi operasi– Infeksi

• Infeksi iatrogenik sekarang menjadi penyebab paling umum dari osteomielitis kronis

– Non - union• Pengupasan berlebihan dari jaringan lunak• Kerusakan yang tidak perlu pada pasokan darah dalam

proses operasi fiksasi• fiksasi kaku dengan celah antar fragmen

– Kegagalan Implan– Refracture

Page 11: Cast Splintage

External Fixation

• Memungkinkan penyesuaian panjang dan angulasi• Terutama diterapkan pada tulang panjang dan panggul.• indikasi:

1. Fraktur yang terkait dengan kerusakan jaringan lunak yang berat dimana luka dapat dibiarkan terbuka untuk diperiksa, ditutup atau cakupan definitif

2. Fraktur yang tidak stabil atau fraktur comminuted3. Fraktur panggul, yang sering tidak dapat dikontrol dengan cepat dengan

metode lainnya.4. Fraktur yang berhubungan dengan kerusakan saraf atau pembuluh darah.5. Fraktur yang terinfeksi, dimana fiksasi internal tidak sesuai.6. Fraktur un-united, di mana fragmen yang mati atau sklerotik dapat

dieksisi dan ujung – ujung tulang yang tersisa di gabung di fiksator eksternal

Page 12: Cast Splintage

External Fixation

Page 13: Cast Splintage

• Komplikasi fiksasi eksternal : – Kerusakan pada struktur jaringan lunak– Over-distraction

Tidak ada kontak antar fragmen – fragmen → penggabungan antar tulang (union) tertunda

– Pin-track infection