379-1043-1-pb

8
Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Mei 2014, Vol. 3, No. 02, hal 148 - 155 148 Motivasi Kerja, Sertifikasi, Kesejahteraan Dan Kinerja Guru Mohammad Zulkifli Alumni Doktor Ilmu Adm. Untag Surabaya e-mail: [email protected] Arif Darmawan Guru Besar FISIP Untag Surabaya e-mail: [email protected] Edy Sutrisno Guru Besar FISIP Untag Surabaya e-mail: [email protected] Abstract. This cross-sectional study empirically examines the motivation and certification as antecedent welfare and performance of teachers and welfare as antecedent performance. Slovin formulation is used to take a sample of 244 teachers. Samples were taken from a population of 624 teachers who are already certified. Testing the model fit using Structural Equation Modeling. The test results demonstrate the value of χ2 = 449.163; p = 0.542; RMSEA = 0.000; GFI = 0.901; AGFI = 0.884; CMN / DF = 0.991; TLI = 1.001, and; CFI = 1.000. Results Analysis of Moment Structures / AMOS all support the model fit hypothesis. The findings of the study stated motivation and certification plays an important role in efforts to enhance the welfare and performance of teachers. Teacher performance can be predicted through the welfare of teachers. The research findings will be discussed in the context of motivational teacher certification program. Keywords: motivation, certification, welfare, performance Abstrak. Crossectional Study ini secara empiris memeriksa motivasi kerja dan sertifikasi sebagai antaseden kesejahteraan dan kinerja guru dan kesejahteraan sebagai antaseden kinerja. Rumusan Slovin digunakan untuk mengambil 244 sampel guru. Sampel diambil dari populasi 624 guru yang sudah bersertifikasi. Pengujian model fit menggunakan Structural Equation Modeling. Hasil uji memperlihatkan nilai χ2 = 449,163; p = 0,542; RMSEA = 0,000; GFI = 0,901; AGFI = 0,884; CMN/DF = 0,991; TLI = 1,001, dan; CFI = 1,000. Hasil Analysis of Moment Structures/ AMOS tersebut semuanya mendukung hipotesis model fit. Temuan penelitian menyatakan motivasi kerja dan sertifikasi berperan penting dalam upaya mempertinggi kesejahteraan dan kinerja guru. Kinerja guru dapat diprediksi melalui kesejahteraan guru. Temuan-temuan penelitian akan dibahas dalam konteks program motivasional sertifikasi guru. Kata kunci: motivasi, sertifikasi, kesejahteraan, kinerja PENDAHULUAN Guru berperan membantu perkembangan peserta didik mewujudkan tujuan hidup secara optimal. Guru profesional adalah penentu utama keberhasilan pendidikan. Guru dibina, dikem- bangkan dan diberi penghargaan yang layak. Sertifikasi adalah program pemerintah Indo- nesia untuk meningkatkan kualitas dan kinerja guru (Mulyasa, 2005). Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memi- liki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005). Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar pro- fesionalitas guru. Sertifikasi bertujuan mening- katkan profesionalisme dan meningkatkan kese- jahteran guru. Sertifikasi dilaksanakan dalam bentuk penilaian protofolio. Penilaian meliputi uji kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial

Upload: izzahtul

Post on 12-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: 379-1043-1-PB

Persona, Jurnal Psikologi IndonesiaMei 2014, Vol. 3, No. 02, hal 148 - 155

148

Motivasi Kerja, Sertifikasi, KesejahteraanDan Kinerja Guru

Mohammad ZulkifliAlumni Doktor Ilmu Adm.

Untag Surabayae-mail: [email protected]

Arif DarmawanGuru Besar FISIPUntag Surabaya

e-mail: [email protected]

Edy SutrisnoGuru Besar FISIPUntag Surabaya

e-mail: [email protected]

Abstract. This cross-sectional study empirically examines the motivation and certificationas antecedent welfare and performance of teachers and welfare as antecedent performance.Slovin formulation is used to take a sample of 244 teachers. Samples were taken from apopulation of 624 teachers who are already certified. Testing the model fit using StructuralEquation Modeling. The test results demonstrate the value of χ2 = 449.163; p = 0.542;RMSEA = 0.000; GFI = 0.901; AGFI = 0.884; CMN / DF = 0.991; TLI = 1.001, and; CFI= 1.000. Results Analysis of Moment Structures / AMOS all support the model fithypothesis. The findings of the study stated motivation and certification plays an importantrole in efforts to enhance the welfare and performance of teachers. Teacher performancecan be predicted through the welfare of teachers. The research findings will be discussed inthe context of motivational teacher certification program.

Keywords: motivation, certification, welfare, performance

Abstrak. Crossectional Study ini secara empiris memeriksa motivasi kerja dan sertifikasisebagai antaseden kesejahteraan dan kinerja guru dan kesejahteraan sebagai antasedenkinerja. Rumusan Slovin digunakan untuk mengambil 244 sampel guru. Sampel diambildari populasi 624 guru yang sudah bersertifikasi. Pengujian model fit menggunakanStructural Equation Modeling. Hasil uji memperlihatkan nilai χ2 = 449,163; p = 0,542;RMSEA = 0,000; GFI = 0,901; AGFI = 0,884; CMN/DF = 0,991; TLI = 1,001, dan; CFI =1,000. Hasil Analysis of Moment Structures/ AMOS tersebut semuanya mendukunghipotesis model fit. Temuan penelitian menyatakan motivasi kerja dan sertifikasi berperanpenting dalam upaya mempertinggi kesejahteraan dan kinerja guru. Kinerja guru dapatdiprediksi melalui kesejahteraan guru. Temuan-temuan penelitian akan dibahas dalamkonteks program motivasional sertifikasi guru.

Kata kunci: motivasi, sertifikasi, kesejahteraan, kinerja

PENDAHULUAN

Guru berperan membantu perkembanganpeserta didik mewujudkan tujuan hidup secaraoptimal. Guru profesional adalah penentu utamakeberhasilan pendidikan. Guru dibina, dikem-bangkan dan diberi penghargaan yang layak.Sertifikasi adalah program pemerintah Indo-nesia untuk meningkatkan kualitas dan kinerjaguru (Mulyasa, 2005). Guru wajib memilikikualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memi-liki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikannasional (Undang Undang Nomor 14 Tahun2005).

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikatkepada guru yang telah memenuhi standar pro-fesionalitas guru. Sertifikasi bertujuan mening-katkan profesionalisme dan meningkatkan kese-jahteran guru. Sertifikasi dilaksanakan dalambentuk penilaian protofolio. Penilaian meliputiuji kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial

Page 2: 379-1043-1-PB

Motivasi Kerja, Sertifikasi, Kesejahteraan Dan Kinerja Guru

149

dan kompetensi profesional. Portofolio adalahsekumpulan informasi pribadi guru. Informasiberupa catatan dan dokumentasi pencapaianprestasi guru di bidang pendidikan (DirjenDIKTI, 2009).

Guru yang kompeten dan memperoleh ke-sejahteraan yang baik diharapkan memilikikinerja tinggi (Muslich, 2007). Beberapa te-muan penelitian memperlihatkan hasil yangtidak konsisten. Temuan-temuan penelitianyang mendukung program sertifikasi guru di-antaranya adalah penelitian Koswara (2009)yang menunjukkan bahwa program sertifikasimampu meningkatkan profesionalisme danmutu pengajaran guru. Demikian pula hasilpenelitian Purba (2010) juga memperlihatkanbahwa guru mampu berkinerja dengan baiksetelah lolos uji sertifikasi. Penelitian Nuari(2012) juga menunjukkan sertifikasi mampumeningkatkan kinerja guru. Hasil penelitianWalujati (2013) juga menunjukkan sertifikasiguru dan variabel gaya kepemimpinan tranfor-masional, motivasi guru dan budaya organisasisecara simultan mampu meningkatkan kinerjaguru.

Sebaliknya temuan-temuan penelitian yangtidak mendukungan program sertifikasi dianta-ranya adalah hasil penelitian Ridwan (2010)yang menunjukkan sertifikasi memiliki pe-ngaruh yang rendah terhadap kinerja guru.Analisis perbandingan kinerja guru sebelum dansetelah lulus sertifikasi memperlihatkan rata-rata kinerja guru pasca sertifikasi justru me-ngalami penurunan dibandingkan sebelumsertifikasi. Demikian pula temuan penelitianNurcholis (2011) menunjukkan sertifikasi seca-ra langsung belum berdampak signifikan ter-hadap peningkatkan kinerja guru. Kesejahteraanseharusnya memperoleh prioritas perhatianuntuk mempertinggi kinerja guru.

Temuan-temuan penelitian program sertifi-kasi dan kinerja guru yang tidak konsisten me-merlukan penelitian lanjutan. Fakta menunjuk-kan pembayaran tunjangan sertifikasi pada ting-kat daerah tersendat karena faktor administrasi(Nurcholis, 2011). Guru yang lolos sertifi-kasi kurang menunjukkan kinerja profesional(Lembaga Penelitian SMERU, 2008). Motivasiguru untuk mengikuti program sertifikasi pada

umumnya terkait aspek finansial, yaitu segeramendapat tunjangan profesi.

Penelitian lanjutan perlu mengembangkanmodel kinerja guru. Model akan mempertinggipemahaman kinerja guru dengan melibatkanvariabel motivasi kerja, sertifikasi dan kesejah-teraan guru. Kesejahteraan adalah adanya rasaaman, tenteram dan makmur yang dirasakanmasyarakat secara bersama-sama. Kesejahtera-an harus dapat memenuhi kebutuhan fisik,psikologi, sosial dan kerohanian. Kesejahteraandapat diperoleh jika seseorang dapat mengaksespekerjaan, pendapatan, pangan, pendidikan,tempat tinggal, kesehatan dan lainnya (Khom-san, 2007).

Proses sertifikasi menuju kinerja profesionaldalam menjalankan tugas dan fungsi guru harusdiikuti dengan kenaikan kesejahteraan. Kesejah-teraan guru tercermin oleh pemanfaatan gajidan insentif yang diperoleh. Kesejahteraan gurudi Indonesia yang rendah dapat mempengaruhikinerja guru, semangat pengabdian dan upa-ya mengembangkan profesionalisme (Tilaar,2008). Variabel kesejahteraan memberi penje-lasan teoritis pelaksanaan sertifikasi untukmeningkatkan kinerja guru.

Motivasi adalah kekuatan dalam diri individuyang mendorong dan menggerakkan individumelakukan kegiatan mencapai suatu tujuan(Sukmadinata, 2007). Motivasi yang rendahuntuk meningkatkan kualitas diri menjelaskankinerja guru yang rendah. Guru tidak dituntutmeneliti seperti pemberlakuan kepada dosen diperguruan tinggi. Motivasi berperan memper-tinggi kinerja guru (Mulyasa, 2007). Variabelmotivasi akan mengisi kesenjangan pengaruhpelaksanaan kebijakan sertifikasi terhadap ki-nerja guru.

Model Hipotesis

Motivasi (X1)

Motivasi kerja adalah kebutuhan yang palingdasar, kebutuhan yang harus dipuaskan orangpertama kali adalah kebutuhan fisiologis. Kebu-tuhan tersebut diikuti oleh kebutuhan rasaaman, sosial, dan kebutuhan penghargaan. Indi-kator motivasi penelitian mengacu teori Maslow(dalam Melati dkk, 2013), yaitu:

Page 3: 379-1043-1-PB

Mohammad Zulkifli; Arif Darmawan dan Edy Sutrisno

150

X1.1 Pemenuhan kebutuhan fisiologis: makan,minum, perumahan, pakaian.

X1.2 Pemenuhan kebutuhan rasa aman: rasaaman dan keselamatan

X1.3 Pemenuhan kebutuhan sosial: kasih sa-yang, dicintai, dihormati dan diakui.

X1.4 Pemenuhan kebutuhan penghargaan: pe-ngakuan, kebutuhan akan penghargaandan prestasi terhadap organisasi dan ling-kungan.

X1.5 Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri:kebutuhan yang memperlihatkan kepri-badian secara khusus, lain dari yang lain,dengan mengembangkan seluruh potensiyang dimiliki.

Sertifikasi Guru (X2)

Sertifikasi guru adalah proses pemberianpenghargaan kepada guru yang telah memenuhistandar kualifikasi dan kompetensi sebagaiupaya peningkatan mutu guru (Syarafuddin,2008). Indikator sertifikasi guru mengacu padaIstiarini dan Sukanti (2012), yaitu:X2.1 Kualifikasi akademikX2.2 Pendidikan dan pelatihanX2.3 Pengalaman mengajarX2.4 Perencanaan dan pelaksanaan pembela-

jaranX2.5 Penilaian dari atasan dan pengawasX2.6 Prestasi akademikX2.7 Karya pengembangan profesiX2.8 Keikutsertaan dalam forum ilmiahX2.9 Pengalaman organisasi di bidang kepen-

didikan dan sosialX2.10 Penghargaan yang relevan dengan bidang

pendidikan

Kesejahteraan Guru (Z)

Kesejahteraan guru adalah tata kehidupandan penghidupan sosial materil maupun sprituilyang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaandan ketentraman lahir batin yang memung-kinkan bagi setiap warga negara untuk menga-dakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah,rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagikeluarga serta masyarakat dengan menjunjungtinggi hak-hak asasi manusia dan Pancasila(Nurcholis, 2011). Indikator kesejahteraan gurumengacu pada Rida dkk, (2013), yaitu:

Z1 Memperoleh penghasilan di atas kebu-tuhan hidup minimum dan jaminan kese-jahteraan sosial

Z2 Mendapatkan promosi dan penghargaansesuai dengan tugas dan prestasi kerja

Z3 Memperoleh perlindungan dalam meng-hasilkan tugas dan hak atas kekayaan inte-lektual.

Kinerja Guru (Y)

Kinerja guru adalah kemampuan guru dalammelaksanakan tugas sebagai pengajar dalamrangka pembinaan terhadap peserta didik yangdidasarkan pada kecakapan dan kemampuanuntuk mencapai tujuan pembelajaran (PermenDepdiknas, 2012).Y1 Guru mampu memformulasikan tujuan

pembelajaran dalam RPP sesuai dengankurikulum

Y2 Guru mampu menyusun bahan ajar secararunut, logis, kontekstual, dan mutakhir

Y3 Guru mampu merencanakan kegiatanpembelajaran yang efektif

Y4 Guru memilih sumber belajar/ mediapembelajaran sesuai dengan materi danstrategi pembelajaran

Y5 Guru memulai pembelajaran denganefektif

Y6 Guru menguasai materi pembelajaranY7 Guru menerapkan pendekatan.strategi

pembelajaran yang efektifY8 Guru memanfaatkan sumber belajar/

media dalam pembelajaranY9 Guru memicu dan/atau memelihara keter-

libatan siswa dalam pembelajaranY10 Guru menggunakan bahasa yang benar

dan tepat dalam pembelajaranY11 Guru mengakhiri pembelajaran dengan

efektifY12 Guru merancang alat evaluasi untuk me-

ngukur kemajuan dan keberhasilan belajarpeserta didik

Y13 Guru menggunakan berbagai strategi danmetode penilaian untuk memantau kema-juan dan hasil belajar peserta didik dalammencapai kompetensi tertentu

Y14 Guru memanfatkan berbagai hasilpenilaian untuk memberikan umpan balikbagi peserta didik tentang kemajuan bela-

Page 4: 379-1043-1-PB

Motivasi Kerja, Sertifikasi, Kesejahteraan Dan Kinerja Guru

151

jarnya dan bahan penyusunan rancanganpembelajaran selanjutnya.

Hipotesis

H1 : Motivasi kerja berpengaruh positip terha-dap kesejahteraan guru

H2 : Motivasi kerja berpengaruh positip terha-dap kinerja guru

H3 : Sertifikasi berpengaruh positip terhadapkesejahteraan guru

H4 : Sertifikasi berpengaruh positip terhadapkinerja guru

H5 : Kesejahteraan berpengaruh positip terhadapkinerja guru

METODE

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 244 guru. Subjekdiambil dengan teknik proportional randomsampling dari 624 guru Sekolah Menengah

Pertama di kota Mataram yang sudah berser-tifikasi.

Alat ukur

Motivasi kerja, sertifikasi guru, kesejahteraandan kinerja guru diukur dengan skala sangattidak setuju (skor 1); tidak setuju (skor 2); ragu-ragu (skor 3); setuju (skor 4), dan; sangat setuju(skor 5). Skala motivasi kerja terdiri dari 5pernyataan dengan bobot faktor > 0,5. Contohpernyataan, “Saya mendapatkan kebutuhanyang layak dari sekolah.” Skala sertifikasi guruterdiri dari 10 pernyataan dengan bobot faktor >0,5. Contoh pernyataan, “Sertifikasi pentingbagi saya yang memiliki pengalamanmengajar,” Skala kesejahteraan guru terdiri dari3 pernyataan dengan bobot faktor > 0,5. Contohpernyataan, “Saya mendapatkan promosi sesuaidengan tugas dan prestasi kerja yang sayalakukan,” Skala kinerja guru terdiri dari 14pernyataan dengan bobot faktor > 0,5.

Gambar 1 Model Hipotesis

Page 5: 379-1043-1-PB

Mohammad Zulkifli; Arif Darmawan dan Edy Sutrisno

152

Contoh pernyataan, “Guru mampu menyusunbahan ajar secara runut, logis, kontekstual.”

Hasil pengujian Construct Reliability danVariance Extracted alat ukur variabel penelitianterangkum dalam tabel 1. Hasil pengujianreliabilitas konsistensi internal untuk setiapconstruct di atas menunjukkan hasil yang baikdimana koefisien-koefisien Cronbach’s Alphayang diperoleh sebagian besar memenuhi RulesOf Thumb yang disyaratkan, yaitu > 0,7 (Hairdkk, 1998).

Tabel 1Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Measurement model adalah bagian dari SEMyang terdiri dari variabel laten (konstruk) danbeberapa variabel manifes (indikator). Tujuanpengujian adalah untuk mengetahui seberapatepat variabel-variabel manifes dapatmenjelaskan variabel laten yang ada. Hasilnyasebagaimana ditunjukkan pada gambar 2 dantabel 2.

Gambar 2 Measurment Model ModifikasiIndex

Tabel 2Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Modification Index

Pengujian Hipotesis

Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 3yang menunjukkan:1 Motivasi kerja berpengaruh positip terhadap

kesejahteraan guru, CR = 2,335 p < 0,05, H1

diterima.2 Motivasi kerja berpengaruh positip terhadap

kinerja guru, CR = 2,111 p < 0,05, H2

diterima.3 Sertifikasi guru berpengaruh positip terha-

dap kesejahteraan guru, CR = 3,787 p <0,05, H3 diterima.

4 Sertifikasi guru berpengaruh positip ter-hadap kinerja guru, CR = 3.413 p < 0,05, H4

diterima.5 Kesejahteraan guru berpengaruh positip

terha-dap kinerja guru, CR = 4,384 p < 0,05,H5 diterima.

Page 6: 379-1043-1-PB

Motivasi Kerja, Sertifikasi, Kesejahteraan Dan Kinerja Guru

153

Tabel 3Tabel Antar Konstruk

PEMBAHASAN

Sekolah yang menerapkan kebijakan me-numbuhkan suasana motivasional dengan baikakan dapat meningkatkan kesejahteraan guru.Penerapan motivasi yang baik membuat gurumerasa keinginannya terpenuhi dengan baik jikaada jaminan kesejahteraan profesi guru.

Motivasi adalah pemberian daya gerak yangmenciptakan kegairahan kerja agar seseorangbersedia bekerja sama, bekerja efektif danterintegrasi dengan segala upayanya untuk men-capai kepuasan (Hasibuan, 2011). Pemberianmotivasi dapat berupa kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebu-tuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasidiri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasilpenelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rida,dkk (2013) yang membuktikan ada pengaruhpositip antara motivasi kerja dengan kesejah-teraan guru. Hasil dalam penelitian tersebutmenunjukkan bahwa motivasi memiliki penga-ruh yang signifikan yang positip terhadap kese-jahteraan guru. Dengan kata lain bahwa sema-kin baik motivasi yang diterapkan di sekolahmaka akan mempengaruhi terhadap pening-katan kesejahteraan guru. Temuan penelitian inisesuai pendapat Hasibuan (2011) yang menya-takan tujuan pemberian motivasi salah satunyaadalah meningkatkan kesejahteraan karyawan,dalam hal ini adalah kesejahteraan guru. Kese-jahteraan guru dapat dibentuk melalui motivasi.Semakin baik motivasi, maka kesejahteraanguru akan meningkat.

Sertifikasi guru berpengaruh positip terhadapkesejahteraan guru. Praktik sertifikasi guru disekolah akan meningkatkan kesejahteraan guru.Penerapan sertifikasi yang baik akan membuatguru merasa lebih nyaman dan memberi prio-ritas untuk sertifikasi.

Sertifikasi guru adalah proses untuk membe-rikan sertifikat kepada guru yang telah me-

menuhi standar kualifikasi dan kompetensi(Kunandar, 2007). Mulyasa (2007) menyatakansertifikat pendidik merupakan bukti formalsebagai tenaga profesional, sedangkan sertifi-kasi guru adalah suatu proses pemberian penga-kuan bahwa seorang telah memiliki kompetensiuntuk melaksanakan pelayanan pendidikan padasatuan pendidikan tertentu setelah lulus ujikompetensi yang diselenggarakan oleh suatulembaga.

Hasil penelitian ini sesuai penelitian Istiarinidan Sukanti (2012) yang membuktikan sertifi-kasi guru berpengaruh positip terhadap kesejah-teraan guru. Penelitian Melati, dkk (2013)menunjukkan dampak sertifikasi guru adalahmeningkatkan kesejahteraan guru. Trianto danTriwulan (2007) menyatakan perlunya dilaku-kan sertifikasi guru dengan alasan untuk me-ningkatkan kesejahteraan dan jaminan finansialsecara layak sebagai profesi yang akhirnyamenjadi target terciptanya kualitas pendidikan.

Temuan penelitian Hurmaini (2011); Romli(2012) menunjukkan pengaruh signifikan serti-fikasi guru terhadap kesejahteraan guru. Hal inididukung dengan peraturan Depdiiknas (2007)yang menetapkan salah satu manfaat utamapelaksanaan sertifikasi guru adalah mening-katkan kesejahteraan guru. Hasil sertifikasi gurudapat digunakan untuk menentukan besarnyaimbalan yang pantas diberikan kepada guru.Sertifikasi guru menghindarkan guru hebatmemperoleh imbalan kecil dan guru yang asal-asalan mendapat imbalan besar.

Motivasi kerja berpengaruh positip terhadapkinerja guru. Instansi pendidikan yang membe-rikan motivasi kepada guru dengan baik akandiikuti dengan peningkatan kinerja guru.

Temuan penelitian ini sesuai dengan temuan-temuan penelitian Rida, dkk (2013); Istiarinidan Sukanti (2012); Melati, dkk (2013), dan;Agustina dan Sulaiman (2013) yang memper-lihatkan motivasi kerja berpengaruh positipterhadap kinerja guru. Motivasi merupakankemauan untuk berjuang/ berusaha ke tingkatyang lebih tinggi menuju tercapainya tujuanorganisasi (Muchlas, 2005). Motivasi adalahvariabel yang dapat mempengaruhi kinerjaguru. Tujuan motivasi adalah meningkatkanproduktivitas kerja karyawan (Hasibuan, 2011).

Page 7: 379-1043-1-PB

Mohammad Zulkifli; Arif Darmawan dan Edy Sutrisno

154

Sertifikasi guru berpengaruh positip terhadapkinerja guru. Instansi pendidikan yang membe-rikan sertifikasi kepada guru, maka akan diikutidengan peningkatan kinerja guru.

Temuan penelitian Hurmaini (2011); Romli(2012) memperlihatkan sertifikasi guru berpe-ngaruh positip terhadap kinerja guru. Triantodan Triwulan (2007) menyatakan sertifikasiguru perlu dilakukan dengan alasan untuk me-ningkatkan kualitas dan kompetensi guru yangakan berdampak pada peningkatan kinerja guru.

Kongklusinya adalah: motivasi kerja ber-pengaruh terhadap kinerja guru. Kinerja guruyang baik akan memberikan insentif bagi mere-ka baik secara psikologis ataupun secarafinansial. Insentif tadi akan memberikan dam-pak yang membahagiakan dan bagi kesejah-teraan mereka. Selain variabel tersebut diatas,sertivikasi guru dengan konsekuensi logis,administratif, dan yuridisnya yaitu tunjanganprofesi dengan nominal satu kali pokok gajijelas akan berdampak positif kerhadap kese-jahteraan guru. Selanjutnya, kesejahteraan guruakan meningkatkan motivasi dan motivasi akanmeningkatkan kinerja. Kinerja akan berhu-bungan dengan insentif yang akan didapat, danakhirnya akan berpengaruh lagi pada kesejah-teraan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R., & Sulaiman. (2013). Hubunganmotivasi dan kepuasan kerja dengan kinerjaguru pada SMA Negeri di Kabupaten Pidie.Jurnal Sains Riset, 3, 1.

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendi-dikan Nasional Republik Indonesia Nomor18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi GuruDalam Jabatan. Jakarta. Departemen Pendi-dikan dan Kebudayaan.

Dirjen DIKTI. (2009). Sertifikasi Guru DalamJabatan. Buku 3 – Pedoman PenyusunanPortofolio. Jakarta. Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Departeman PendidikanNasional.

Hasibuan, M. S. P. (2001). Manajemen sumberdaya manusia:pengertian. dasar, pengertian,dan masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Hurmaini, M. (2011). Dampak pelaksanaansertifikasi guru terhadap peningkatan kinerjaguru dalam proses pembelajaran: Studi padaMadrasah Tsanawiyah Negeri Kota Jambi.Jurnal Media Akademika, 26, 4.

Istiarini, R., & Sukanti. (2012). Pengaruh serti-fikasi guru dan motivasi kerja guru terhadapkinerja guru SMA Negeri 1 Sentolo Kabu-paten Kulon Progo Tahun 2012. JurnalPendidikan Akuntansi Indonesia, X, 1, 98 –113.

Khomsan, A. (2007). Kemiskinan, kesejahtera-an dan kebahagiaan. Kompas. 18 Juni 2007,6.

Koswara, D. (2009). Studi dampak programsertifikasi guru terhadap peningkatan profe-sionalisme dan mutu di Jawa Barat. Pene-litian Hibah Fundamental. Bandung: Uni-versitas Pendidikan Indonesia.

Kunandar. (2007). Guru profesional dan imple-mentasi kurikulum tingkat satuan pendi-dikan. Jakarta: Gajah Grafindo Persada.

Lembaga Penelitian SMERU. (2008). Pelak-sanaan sertifikasi guru dalam jabatan 2007:Studi kasus di Provinsi Jawa Barat.

Melati, F. K., Susilaningsih., & Sohidin. (2013).Pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerjaguru terhadap kinerja guru SMAN-5Surakarta. Jurnal Jupe UNS, 2 1, 71-82.

Muchlas, M. (2005). Perilaku organisasi.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Mulyasa, E. (2005). Menjadi guru profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum berbasis kompe-tensi. Bandung: Remaja Rodaskarya.

Mulyasa, E. (2007). Standar kompetensi dansertifikasi guru. Bandung: Remaja Rosda-karya.

Muslich, M. (2007). Sertifikasi guru menujuprofesionalisme pendidik. Jakarta: BumiAksara.

Nurcholis, O. (2011). Analisis pengaruh pro-gram sertifikasi guru terhadap kesejahteraandan kinerja guru di lingkungan KementrianAgama Kota Jakarta Pusat. Tesis. Bandar

Page 8: 379-1043-1-PB

Motivasi Kerja, Sertifikasi, Kesejahteraan Dan Kinerja Guru

155

Lampung: Program Pascasarjana MagisterManajemen. Universitas Lampung.

Purba, D. S. (2010). Pengaruh program serti-fikasi guru terhadap kinerja guru sejarah diSMA Negeri Se-Kabupaten Blitar. KaryaIlmiah. Malang: Universitas MuhammadiyahMalang

Rida, M., Dantes, N., & Dantes, K. R. (2013).hubungan motivasi kerja, masa kerja dankesejahteraan guru terhadap profesionalismeguru Sekolah Dasar Negeri di Gugus IIKecamatan Sukasada, e-Journal ProgramPascasarjana Universitas Pendidikan Gane-sha, Program Studi Pendidikan Dasar, 3.

Ridwan, E. H. (2010). Dampak sertifikasi terha-dap kinerja guru di Jawa Barat. JurnalLembaga Penelitian, Universitas PendidikanIndonesia.

Romli. (2012). Pengaruh sertifikasi guru terha-dap peningkatan kinerja guru pada MadrasahAliyah Negeri Kota Kediri 3. Jurnal IlmuManajemen, Revitalisasi. 1, 1. 31-45.

Sukmadinata, N. S. (2007). Landasan psikologiproses pendidikan. Bandung: Remaja Rosda-karya.

Syafaruddin. (2008). Efektivitas kebijakan pen-didikan. konsep strategi dan aplikasi kebi-jakan menuju organisasi sekolah efektif.Jakarta: Rineka Cipta.

Tilaar, H. A. R. (2008). Manajemen pendidikannasional. kajian pendidikan masa depan.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Trianto. T., & Triwulan, T. (2007). Sertifikasiguru dan upaya peningkatan kualifikasi,kompetensi dan kesejahteraan. Jakarta: Pres-tasi Pustaka.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14.2005 tentang Guru dan Dosen.

Walujati, W. (2013). Analisis pengaruh serti-fikasi guru, gaya kepemimpinan transfor-masional, motivasi terhadap kinerja guruSekolah Dasar di Unit Pelaksana Teknis Pen-didikan Dasar Sukun Kota Malang. Tesis.Malang: Universitas Merdeka.