37059218-fordhensik-dan-arkeologi.pdf

3
1 Jurusan Arkeologi Fak. Ilmu Budaya – UGM Asies Sigit Pramujo (05/187696/SA/13444) BAB I PENGERTIAN ILMU ARKEOLOGI, ANTROPOLOGI, FORENSIK, dan PALEOANTROPOLOGI dan BIOARKEOLOGI Sebelum memulai pemahaman tentang aplikasi ilmu identifikasi melalui tinjauan artefaktual yang berupa kerangka terutama tulang tengkorak, maka perlu adanya pemahaman dari beberapa ilmu yang melingkupi kajian identifikasi tersebut. Beberapa ilmu yang berkaitan dengan identifikasi tulang (terutama tulang tengkorak) tersebut antara lain : Arkeologi, Antropologi, Kedokteran (Forensik dan Kedokteran Gigi Forensik), dan Paleoantropologi dan Bioarkeologi. A. Pengertian Arkeologi Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau manusia melalui tinggalan-tinggalan artefaktual yang masih dapat ditemukan saat ini. Di dalam Arkeologi terdapat beberapa ilmu bantu lainnya untuk menunjang studi Arkeologi antara lain : Arsitektur, Geografi, Geologi, Teknik, Forensik, dan Bio-antropologi. B. Pengertian Antropologi Antropologi diberi batasan “the study of humankind, seeks to produce useful generalization about people and their behavior and to arrive at the fullest possible understanding of human diversity” (William A. Haviland, 1989, Anthropology, Holt, Rinehart and Winston, Chicago). Jadi Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pola hidup manusia untuk menghasilkan generalisasi tentang masyarakat dan kebiasaan-kebiasaannya. Antropologi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu Antropologi Ragawi yang didalamnya terdapat Evolusi dan Bio-antropologi. Antropologi Budaya yang di dalamnya terdapat Arkeologi, Linguistik, dan Etnologi. C. Pengertian Paleoantropologi dan Bio-Arkeologi Paleoantropologi berasal dari kata Paleo yang berarti purba, Antropos yang berarti manusia, dan Logos yang berarti ilmu. Sehingga Paleoantropologi memiliki arti ilmu yang mempelajari manusia purba yang khususnya hanya tertinggal tulang belulangnya (fosil) saja.

Upload: ade-pratama-heriansa

Post on 26-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Penderita tidak mengalami trauma dalam kehamilannya, penderita juga tidak ada riwayat demam tinggi selama kehamilan, riwayat merokok dan minum alkohol juga disangkal, riwayat memelihara binatang peliharaan disangkal, riwayat minum obat – obatan juga disangkal.

TRANSCRIPT

Page 1: 37059218-Fordhensik-Dan-Arkeologi.pdf

1

Jurusan Arkeologi Fak. Ilmu Budaya – UGM Asies Sigit Pramujo (05/187696/SA/13444)

BAB I

PENGERTIAN ILMU ARKEOLOGI, ANTROPOLOGI, FORENSIK, dan

PALEOANTROPOLOGI dan BIOARKEOLOGI

Sebelum memulai pemahaman tentang aplikasi ilmu identifikasi melalui tinjauan

artefaktual yang berupa kerangka terutama tulang tengkorak, maka perlu adanya

pemahaman dari beberapa ilmu yang melingkupi kajian identifikasi tersebut.

Beberapa ilmu yang berkaitan dengan identifikasi tulang (terutama tulang

tengkorak) tersebut antara lain : Arkeologi, Antropologi, Kedokteran (Forensik dan

Kedokteran Gigi Forensik), dan Paleoantropologi dan Bioarkeologi.

A. Pengertian Arkeologi

Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau manusia

melalui tinggalan-tinggalan artefaktual yang masih dapat ditemukan saat ini. Di dalam

Arkeologi terdapat beberapa ilmu bantu lainnya untuk menunjang studi Arkeologi

antara lain : Arsitektur, Geografi, Geologi, Teknik, Forensik, dan Bio-antropologi.

B. Pengertian Antropologi

Antropologi diberi batasan “the study of humankind, seeks to produce useful

generalization about people and their behavior and to arrive at the fullest possible understanding

of human diversity” (William A. Haviland, 1989, Anthropology, Holt, Rinehart and

Winston, Chicago). Jadi Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

pola hidup manusia untuk menghasilkan generalisasi tentang masyarakat dan

kebiasaan-kebiasaannya.

Antropologi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu Antropologi Ragawi

yang didalamnya terdapat Evolusi dan Bio-antropologi. Antropologi Budaya yang di

dalamnya terdapat Arkeologi, Linguistik, dan Etnologi.

C. Pengertian Paleoantropologi dan Bio-Arkeologi

Paleoantropologi berasal dari kata Paleo yang berarti purba, Antropos yang berarti

manusia, dan Logos yang berarti ilmu. Sehingga Paleoantropologi memiliki arti ilmu

yang mempelajari manusia purba yang khususnya hanya tertinggal tulang belulangnya

(fosil) saja.

Page 2: 37059218-Fordhensik-Dan-Arkeologi.pdf

2

Jurusan Arkeologi Fak. Ilmu Budaya – UGM Asies Sigit Pramujo (05/187696/SA/13444)

Sedangkan Bioarkeologi berasal dari kalat Bios yang arinya hidup dan arkeologi.

Bioarkeologi memiliki arti suatu ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan artefak

dengan manusia sebagai pelakunya. Bioarkeologi ini termasuk ke dalam kajian

Antropologi Ragawi.

D. Forensik (Kedokteran Forensik dan Kedokteran Gigi Forensik)

Definisi Ilmu Kedokteran Forensik menurut Sir Sidney Smith adalah ilmu

Kedokteran Forensik merupakan kumpulan ilmu pengetahuan dan paramedis yang

menunjang pelaksanaan penegakan hukum. Sinonim dari kedokteran forensik adalah

Ilmu Kedokteran Kehakiman, Patologi Forensik, Patologi Kehakiman, dan Forensic

Medicine.

Ruang lingkup ilmu ini mencakup Patologi Forensik, Kimia Forensik,

Antropologi Forensik (ragawi), Odontologi Forensik, bahkan erat kaitannya dengan

balistik dan kriminalistik/kriminologi.

Forensik merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari identifikasi makhluk

hidup (terutama manusia) dari bagian tubuh atau sebagian bagian tubuh yang tersisa

untuk mengetahui bentuk anatomi, umur, jenis kelamin, genetika (DNA), penyebab

kematian, dan bahkan penyakit yang diderita oleh subjek dengan fungsi untuk

membuktikan “benda bukti” melalui “saksi diam”.

Identifikasi ilmu Kedokteran Gigi Forensik adalah semua aplikasi dari disiplin

ilmu kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyidikan untuk memperoleh data-data

postmortem (sudah meninggal) yang berguna untuk menentukan otentitas dan identitas

korban maupun pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan

(Djohansah Lukman; 2006 hal. 1)1.

Ilmu Forensik dapat diaplikasikan pada beberapa ilmu-ilmu lainnya seperti:

Ilmu Kedokteran, Ilmu Hukum, Ilmu Biologi, Antropologi Ragawi dan Arkeologi.

1 Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Djohansyah Lukman, 2006 ; 1

Page 3: 37059218-Fordhensik-Dan-Arkeologi.pdf

3

Jurusan Arkeologi Fak. Ilmu Budaya – UGM Asies Sigit Pramujo (05/187696/SA/13444)

BAB II

APLIKASI ILMU FORENSIK DALAM

KAJIAN ARKEOLOGI

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Ilmu Arkeologi memiliki ilmu bantu

lainya yang salah satunya adalah forensik atau bio-antropologi.

Dalam penggalian-penggalian (ekskavasi) prasejarah, arkeolog kerap kali

menemukan sisa-sisa tulang belulang manusia. Tulang belulang manusia ini sangat penting

mengingat arkeologi sebagai bagian dari antropologi budaya yang bertujuan untuk

mengungkap kehidupan masa lalu manusia. Tulang belulang ini termasuk artefak sehingga

arkeologi perlu untuk mencari informasi daripadanya.

Arkeologi juga mempelajari tentang evolusi makhluk hidup. Oleh sebab itu, ilmu

arkeologi walaupun ruang lingkupnya mempelajari tentang budaya manusia pada masa

lampau karena kajiannya berdasarkan artefak atau tinggalan-tinggalan, maka secara tidak

langsung arkeologi juga mempelajari antropologi ragawi. Itu sebabnya dalam mata kuliah

arkeologi, salah satunya terdapat mata kuliah Paleoantropologi dan Bio-arkeologi (forensik).

Beberapa identifikasi yang diperlukan ketika arkeolog (palaeoantropogist and

archaeologist) menemukan sisa-sisa tulang belulang tersebut antara lain :

1. Identifikasi sub-spesies (ras)

2. Identifikasi jenis kelamin (sex)

3. Identifikasi umur

4. Identifikasi bentuk tubuh

5. Identifikasi anatomi perbandingan

6. Identifikasi tingkah laku dan pola makanan (rekonstruksi tingkah laku kehidupan)

7. Identifikasi wajah melalui rekontruksi tulang rahang dan tulang facial

Setelah memahami sedikit-banyak tentang beberapa pengertian dan garis besar

aplikasi forensik dalam kajian arkeologi, penjelasan lebih lanjut dari tiap-tiap identifikasi

di atas akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.