37 pemikiran perancangan bangunan iv. 1. pola … · - untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan...

16
37 BAB IV DASAR-DASAR PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA STRUKTUR BANGUNAN 1.1. Upper-Stuktur Untuk struktur bagian atas menggunakan sistem struktur portal bertingkat dengan sistem grid ( 8 m X 8 m ) , dimana beban dipikul oleh balok dan kolom, kemudian diteruskan ke pondasi Pada bangunan fasilitas Informasi Pariwisata ada 2 macam kolom yang digunakan yaitu kolom dimensi 60 cm X 60 cm dan kolom dimensi 80 cm X 80 cm. Hal ini disebabkan karena perancang menghendaki adanya ruang yang bebas kolom di bagian hallnya . Pembesaran kolom ini disebabkan karena bentang daripada balok yang sangat panjang sampai dengan 16 m sehingga dimensi daripada balok menjadi besar. Balok yang dipakai ialah balok prestres 1/30 bentangan = 1/30 X 16 m = 53,5 cm ( tinggi balok seharusnya ) tetapi untuk menahan konsol

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

37

BAB IV

DASAR-DASAR

PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN

IV. 1. POLA STRUKTUR BANGUNAN

1.1. Upper-Stuktur

Untuk struktur bagian atas menggunakan sistem

struktur portal bertingkat dengan sistem grid ( 8 m X 8

m ) , dimana beban dipikul oleh balok dan kolom,

kemudian diteruskan ke pondasi

Pada bangunan fasilitas Informasi Pariwisata ada 2

macam kolom yang digunakan yaitu kolom dimensi 60 cm X

60 cm dan kolom dimensi 80 cm X 80 cm. Hal ini

disebabkan karena perancang menghendaki adanya ruang

yang bebas kolom di bagian hallnya . Pembesaran kolom

ini disebabkan karena bentang daripada balok yang

sangat panjang sampai dengan 16 m sehingga dimensi

daripada balok menjadi besar. Balok yang dipakai ialah

balok prestres 1/30 bentangan = 1/30 X 16 m = 53,5 cm (

tinggi balok seharusnya ) tetapi untuk menahan konsol

Page 2: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

38

sampai dengan 4m dimensi balok diperbesar lagi menjadi

80 cm.

Sedangkan pada bangunan fasilitas Penunjang dan Museum

Kesenian dimensi kolomnya 60 cm X 60 cm karena jarak

bentang baloknya hanya 8 m. Balok yang dipakai ialah

balok beton bertulang tidak prestres dengan dimensi 30

cm X 60 cm ( 1/12 bentangan = 1/12 X 8m = 66,5 cm ).

Page 3: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

39

Sebagai pendukung atap, digunakan struktur rangka

kayu jati diukir dibagian ujung-ujungnya dan diberi

pengaku pada bagian sudut-sudutnya dengan finishing

plitur dan diekspos sehingga kesan struktur arsitektur

tradisional terlihat di dalam bangunan. Struktur kayu

ini dikombinasikan dengan gording, kaso, dan reng kayu

kamper yang finishingnya juga diplitur untuk kemudahan

pemasangan genteng tegola sebagai penutup atapnya.

Plat lantai menggunakan sistem plat beton

bertulang dengan ketebalan 20 cm ( hal ini

diperkirakan, dengan ketebalan 20 cm akan cukup kaku

untuk menahan beban seluas 16 m2 / 4m X 4m ).

Page 4: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

10

1.2. Sub-Struktur

Menggunakan pondasi tiang Frankie lengkap dengan

pur dan sloof pengikat, dengan pertimbangan :

• Permukaan air tanah yang cukup tinggi ( berdekatan

dengan sungai ).

• Lingkungan sekitar yang padat bangunan dan manusia.

• Efisiensi dan kecepatan pelaksanaannya, dan

sebagainya.

Untuk dinding basement digunakan dinding beton

bertulang yang diperkuat dengan rib atau "retaining

wall" untuk menahan desakan tanah. Untuk mencegah

merembesnya air tanah, digunakan w waterproofing sheet

" yang dikombinasikan dengan plesteran rapat air.

1.3. Sistem Struktur

- Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka

digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu

pada bagian konstruksi: kolom - balok - plat lantai,

kolom - sloof - pur - pondasi, dinding basement - sloof

- pondasi, dansebagainya.

- Akibat massa bangunan yang memanjang sampai dengan

Page 5: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

ii

147 m yang akan mempengaruhi perilaku bangunan terhadap

gempa dan penurunan bangunan, maka digunakan siar

dilatasi setiap 60 m hal ini disebabkan karena bentuk

massa yang utuh dan memiliki ketinggian yang sama yaitu

3 lantai dan 1 lantai basement .

1.4. Material Bangunan

Material utama struktur adalah beton bertulang,

dengan pertimbangan :

• Kemudahan pelaksanaan.

• Daya tahan terhadap api cukup besar.

• Kemudahan perawatan.

• Bersifat kedap suara dan tahan terhadap getaran.

• Stabil, kaku dan kuat.

Material struktur pendukung atap adalah rangka

kayu, dengan pertimbangan :

• Faktor estetika ( struktur atap diekspos ).

• Bentang tidak terlalu lebar.

• Biaya tidak terlalu mahal.

IV.2. POLA MASSA BANGUNAN

Melihat kondisi tapak yang tidak simetri dan tidak

seimbang ( bentuk tapak segitiga ) maka pola massa

bangunan cenderung mengikuti pola daripada tapak yang

ada. Hal ini disebabkan karena efisiensi dan

efektifitas daripada ruang yang terbentuk akan lebih

tinggi.

Page 6: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

42

Pada bentuk tapak yang asimetri , misalnya :

bentuk segitiga maka pada bagian ujung-ujungnya akan

sulit untuk diolah dan difungsikan salah satu

alternatif terbaik ialah mengolah bagian ini sebagai

taman.

Mengingat kondisi tapak berbentuk segitiga dan

memanjang serta dikelilingi oleh jalan pada ketiga

sisinya, maka pola massa bangunan akan cenderung

mengumpul di bagian tengah dengan orientasi bangunan

adalah mengarah ke arah luar. Karena bangunan ini

menampung 2 jenis fasilitas yang berbeda yaitu

fasilitas Informasi Pariwisata dan fasilitas Museum

Kesenian maka harus ada kejelasan antara bangunan yang

satu dengan bangunan yang lain dengan tetap

mempertahankan adanya satu kesatuan masa yang utuh.

Untuk mengatasi masalah di atas perancang

menggunakan 1 macam bentuk dasar yang utuh untuk

kesatuan bentuk yaitu bentuk platonic solid ( bentuk

kotak ) kemudian mengolah bentuk kotak ini menjadi

bentuk kotak dengan dasar bujur sangkar untuk fasilitas

Pusat Informasi Pariwisata dan bentuk kotak dengan

dasar segi empat untuk fasilitas Museum Kesenian

sedangkan untuk fasilitas Penunjang sebagai penghubung

antara kedua fasilitas di atas perancang melakukan

pengolahan dengan mengadakan pemotongan dan peleburan

daripada bentuk kotak tersebut.

Jadi terlihat dengan jelas bahwa pola massa

Page 7: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

43

bangunan yang terjadi adalah dari penggabungan bentuk

kotak yang teratur yang mengikuti pola bentuk tapak.

'\JAIM.

r~\

V

/

Page 8: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

44

IV.3. TIPOLOGI BENTUK BANGUNAN

Bentuk bangunan Pusat Informasi Pariwisata dan

Museum Kesenian ini mencerminkan bentuk yang berfungsi

sebagai bangunan kantor yang menyediakan sarana untuk

memperoleh informasi mengenai pariwisata dan Museum

yang menyediakan sarana untuk melihat-lihat benda seni

dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Karakter yang ingin ditampilkam ialah formal tapi

santai, berwibawa dan megah.

^MECf^i^l

Pi &&tf>U

Page 9: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

15

IV.4. EKSPRESI BANGUNAN

Bangunan fasilitas Informasi Pariwisata yang

berorientasi ekstern tampil lebih representatif karena

berhubungan langsung dengan public. Dengan penggunaan

atap joglo perancang hendak merangsang pengamat untuk

memunculkan image candi karena perancang mengambil

siluet daripada stupa candi Borobudur dan

mantransformasikan kedalam atap ini ( alasannya karena

candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh

keajaiban yang ada didunia ) .

Pengolahan fasade bangunan menampilkan :

• Kejujuran atau kejelasan visual terhadap struktur,

material, pintu keluar - masuk bangunan, dan

sebagainya.

• Kekayaan visual yang hirarkis, yakni sesuai dengan

jarak memandang dan konteks waktu.

u a""!1 cy-Q

y o D qir la

Page 10: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

lo

IV.5. PENATAAN RUANG DALAM BANGUNAN

5.1. Hirarki Fungsi

Diterapkan secara horisontal maupun secara

vertikal.

• Secara horisontal

Dengan adanya dua fasilitas yang berbeda yaitu

fasilitas Informasi Pariwisata dan fasilitas Museum

Kesenian dalam satu bangunan maka harus ada suatu ruang

peralihan sebagai ruang transisi dari satu fasilitas ke

fasilitas yang lainnya. Disini perancang menggunakan

fasilitas Penunjang yang berupa coffee shop, kantor

biro travel, art shop, mini market, counter-counter dan

sebagainya sebagai ruang peralihan yang sekaligus

menggabungkan dua jenis fasilitas yang berbeda

tersebut.

Fasilitas Pengelola yang berstatus tertinggi

ditempatkan di bagian atas dan diapit oleh dua

fasilitas yang lain, sedangkan fasilitas parkir dan

servis diletakkan di bagian bawah atau basement

sehingga tidak bercampur dengan fasilitas-fasilitas

yang utama, dengan maksud optimalisasi penggunaan

lahan.

• Secara vertikal

Fungsi - fungsi yang bersifat publik, semi publik

atau privat dari masing-masing fasilitas yang ada

ditempatkan berdasarkan tingkat kemudahan pencapaian.

Page 11: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

41

5.2. Integrasi Fungsi

Untuk meningkatkan kekompakan dan interaksi antar

fasilitas dalam bangunan, direncanakan pengolahan ruang

dalam yang selaras dengan menempatkan fungsi-fungsi

magnet yang mudah dicapai dari kedua fasilitas yang

berbeda tersebut.

5.3. Pengolahan Fisik Spatial

Pada bagian fasilitas Informasi Pariwisata dibuat

void atau lubang ditengah dengan maksud ruangan di

lantai bawahnya yaitu hall utama mempunyai kesan lebih

luas dan tinggi juga untuk menarik pengunjung ke lantai

atas yang berupa ruang pamer wisata. Disamping itu

perancang juga mempunyai maksud :

• Adanya suatu kontinuitas visual, sehingga

menimbulkan kesan lapang terhadap lahan yang sempit

karena tertutup oleh massa bangunan.

• Sequence ruang dan visual yang dinamis dan menarik,

mulai dari pintu masuk utama sampai berakhir di

ruang pamer wisata alam.

>a*Qwg\feiUi*3 re&Pttj

Page 12: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

48

IV.6. KONTROL FISIK

6.1. Cahaya Matahari

Bentuk bangunan yang memanjang kearah Timur-Barat

mengikuti tapak merupakan antisipasi terhadap beban

panas dan silau cahaya matahari, selain itu untuk

ruang-ruang pamer jendela yang dibuat mempunyai lebar

80 cm X 120 cm dengan ketinggian 2,50 m diatas lantai.

Jendela ini difungsikan untuk memberikan penerangan

secara alami pada bagian dalam ruangan pada pagi sampai

sore hari sehingga lebih hemat listrik, sedangkan untuk

penerangan barang-barang yang didisplay menggunakan

lampu halogen 5 watt.

6.2. KEBISINGAN

Untuk mereduksi kebisingan karena tapak

dikelilingi oleh jalan maka salah satu jalan adalah

dengan memberikan jarak antara jalan terhadap bangunan

sehingga jarak dengan sumber bising semakin besar (

untuk bagian bangunan tertentu harus diatasi dengan

material-material akustik yang kedap suara, seperti

Museum Kesenian ).

6.3. HUJAN

Untuk mengantisipasi curah hujan maka pada bagian

atas plat dak beton fasilitas Informasi Pariwisata

sebagian ditutup dengan atap joglo dengan kemiringan

bagian bawah 45 derajat dan bagian atas 70 derajat

sedangkan pada atap dak Museum Kesenian ditutup dengan

Page 13: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

49

atap perisai dengan kemiringan 30 derajat, sehingga air

hujan dapat cepat mengalir turun. Pada bagian fasilitas

Penunjang atap dak diberi kemiringan 2 derajat dari

tengah sehingga air dapat mengalir turun.

IV.7. SISTEM UTILITAS YANG DIPAKAI

7.1. Sistem Air Bersih, Air Kotor, dan Kotoran

a. Sistim pengadaan air bersih

Pengadaan air bersih langsung dari PDAM dan

sebagai cadangan digunakan " deep well pump *. Air dari

PDAM melalui meteran ditampung di reservoir bawah tanah

kemudian dipompa keatas dan didistribusikan (

menggunakan sistem up feet karena bangunan hanya 3

lantai dan penggunaan tidak terlalu banyak ). Reservoir

yang ada di dalam tanah jumlahnya ada 2 buah, hal ini

untuk mengantisipasi apabila salah satu daripada

reservoir tersebut rusak ( diperbaiki ) atau

dibersihkan.

Pompa air untuk mengisi bak bekerja secara

otomatis dengan mengontrol pelampung pada reservoir (

sistem " vlotter * ), apabila bak mulai kosong maka

pompa secara secara otomatis bekerja, bila bak penuh

maka pompa tidak bekerja. Untuk distribusi .air keatas

ada dua buah pompa yaitu untuk pemakaian keperluan

sehari-hari dan untuk hidran pemadam kebakaran (

dipisahkan untuk keperluan darurat ).

Page 14: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

50

b- Sistem pembuangan air kotor dan kotoran

Air kotor dan kotoran dari toilet dipisahkan

dengan air kotor dari dapur dan wastafel untuk menjegah

terbunuhnya bakteri pembusuk. Air kotor dan kotoran

dari toilet lewat shaft menerus kebawah kemudian

dimasukkan ke septic tank dan kemudian diresapkan di

sumur resapan. Air kotor dari dapur dan wastafel lewat

shaft dialirkan ke perangkap lemak terlebih dahulu

kemudian baru dialirkan ke dalam sumur resapan untuk

diresapkan.

JtiMM .tip BePritt

p pipA ^ SjSMtaee.flhl

vemi- MAX .

^ T / A M h " . ftYDftW g / ^ p ^

Page 15: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

51

7.2. Jaringan Listrik

Sumber daya utama berasal dari PLN dan sebagai

cadangan digunakan diesel generator ( genset ) .

Tegangan menengah dari PLN diturunkan menjadi tegangan

rendah oleh " Power Transformer " di ruang trafo,

kemudian dihubungkan ke Panel Induk atau Panel

Distribusi Utama.

Panel Induk mendistribusikan listrik ke panel-

panel distributor setiap lantai melalui kabel-kabel NYY

pada shaft. Selain itu juga ke panel-panel pompa

darurat atau pemadam kebakaran. Dari panel distribusi

tiap lantai tersebut disalurkan listrik ke masing-

masing beban seperti lampu penerangan, peralatan dapur,

AC, dan sebagainya melalui kabel-kabel NYY dan NYM yang

digantung di atas plafon.

Apabila listrik PLN padam, maka genset secara

otomatis mulai bekerja ( menggunakan ATS / Automatic

Transver System ) dan mensuplai listrik ke panel-panel

penting atau darurat yang telah direncanakan.

pompa hydran

sprinkler

dll.

PLN

genset -

Gardu/

A.T.S.

c

V •0 V •X 4J

n J* U 3 3

c m 3 73 c a

Panel Distribusi

Utama (di basement)

"panel distri busi/ lantai

panel distri busi/ lantai

•f— lampu

peralatan •listirk

- AC,dll

Page 16: 37 PEMIKIRAN PERANCANGAN BANGUNAN IV. 1. POLA … · - Untuk memenuhi kriteria stabil, kaku dan kuat, maka digunakan sistem hubungan jepit ( cor di tempat ) yaitu pada bagian konstruksi:

52

7.3. Sisitem Pembuangan Air Hujan

Air hujan yang jatuh ke tapak langsung

dirembeskan.

- Air hujan dari basement dan ramp dikumpulkan di

tanki bawah tanah dan kemudian dipompa ke saluran kota.

- Air hujan dari atap dialirkan melalui talang

kemudian disalurkan ke drainase tapak di sekeliling

bangunan yang terbuat dari " Hollow Brick " yang

bermuara pada saluran terbuka kota. Hollow Brick

tersebut membantu meresapnya air ke dalam tanah. Setiap

12 m panjang saluran drainase dibuat bak kontrol.

^zJSjHyPfolvMAp.

/"^

e- -r- "I" t WMW/^s'sS"'

IT

ftLMU*