document3

13
Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara 273 Solok, 10 Nopember 2010 EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.) Liferdi L. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan Km 8 Solok Sumatera Barat 27301 Kekurangan nitrogen pada tanaman buah menyebabkan pertumbuhan terhambat, trubus berhenti lebih cepat dan daun gugur lebih awal. Kekurangan nitrogen tidak hanya menyebabkan pertumbuhan jelek tetapi juga menghambat inisiasi pembungaan pada tanaman buah. Sebagian besar tanaman manggis belum dipupuk, kalaupun ada tanaman manggis yang dipupuk belum berdasarkan didasarkan kepada hasil penelitian. Oleh karena itu pengaruh pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi manggis belum banyak diketahui. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui pengaruh pemberian nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman manggis. Percobaan terdiri 5 perlakukan yaitu dosis pupuk N, yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK), setiap perlakuan terdiri 6 ulangan. Dengan demikian, sebanyak 30 tanaman manggis dewasa (telah berbuah) yang relatif seragam digunakan dalam penelitian ini. Dosis pupuk N yang digunakan terdiri lima taraf yaitu tanpa dipupuk N (No), 300 g N/tanaman/tahun (N 1 ), 600 g N/tanaman/tahun (N 2 ), 900 g N/tanaman/tahun (N 3 ), 1200 g N/tanaman/tahun (N 4 ). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan nitrogen 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn nyata meningkatkan ukuran trubus manggis dibanding dengan kontrol. Perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan perlakukan yang lain, meskipun tidak nyata. Kata kunci: Nitrogen; Pertumbuhan; Produksi; Manggis ABSTRACT. Liferdi L. 2010. Effect of Nitrogen on plant growth and yield of Mangosteen (Garcinia mangostana L). Deficiency of nitrogen on fruit crops cause stunted growth, inhibited shoot, and fallen leaves early, as well as inhibited initiation of flowering. Most of the mangosteen plants have not been fertilized, even if they are given fertilizer not based on the research results. Little is known the influence of nitrogen fertilization on growth and production of mangosteen. Therefore, this study was intended to determine the effect of nitrogen on growth and yield of mangosteen. The experiment consisted of five treatment doses of N fertilizer, which is arranged in a randomized block design with six replications. Thus, a total of 30 mature mangosteen plants, bearing fruit and relatively uniform was used in this study. N fertilizer used consisted of five levels: no N fertilizer (No), 300 g N /plant/year (N1), 600 g N /plant/year (N2), 900 g N /plant/year (N3), and 1200 g N /plant/year (N4). The result showed that the treatment of nitrogen 900 g and 1200 g N /plant/year significantly increased size of mangosteen shoot compared with the control. In spite of not significantly, treatment of 900 g N/plant/year gave higher production than the other treatments. Keywords: Nitrogen; Growth; Production; Mangosteen Buah manggis (Garcinia mangostana L.) adalah buah tropis asli Indonesia yang cukup digemari di pasar luar negeri. Mereka menilainya sebagai buah yang nikmat. Rasanya seperti kombinasi rasa nanas, aprikot, dan jeruk. Teksturnya halus seperti plum yang masak, dan penampilannya indah. Bentuknya bulat seperti bola, bergaris tengah 3,5 - 8 cm, dan berwarna ungu kehitam-hitaman kalau sudah masak. Penjelajah dunia awal

Upload: adi-sucandra

Post on 26-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

me

TRANSCRIPT

Page 1: Document3

Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara 273 Solok, 10 Nopember 2010

EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.)

Liferdi L.

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan Km 8 Solok Sumatera Barat 27301

Kekurangan nitrogen pada tanaman buah menyebabkan pertumbuhan terhambat, trubus berhenti lebih cepat dan daun gugur lebih awal. Kekurangan nitrogen tidak hanya menyebabkan pertumbuhan jelek tetapi juga menghambat inisiasi pembungaan pada tanaman buah. Sebagian besar tanaman manggis belum dipupuk, kalaupun ada tanaman manggis yang dipupuk belum berdasarkan didasarkan kepada hasil penelitian. Oleh karena itu pengaruh pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi manggis belum banyak diketahui. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui pengaruh pemberian nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman manggis. Percobaan terdiri 5 perlakukan yaitu dosis pupuk N, yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK), setiap perlakuan terdiri 6 ulangan. Dengan demikian, sebanyak 30 tanaman manggis dewasa (telah berbuah) yang relatif seragam digunakan dalam penelitian ini. Dosis pupuk N yang digunakan terdiri lima taraf yaitu tanpa dipupuk N (No), 300 g N/tanaman/tahun (N1), 600 g N/tanaman/tahun (N2), 900 g N/tanaman/tahun (N3), 1200 g N/tanaman/tahun (N4). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan nitrogen 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn nyata meningkatkan ukuran trubus manggis dibanding dengan kontrol. Perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan perlakukan yang lain, meskipun tidak nyata. Kata kunci: Nitrogen; Pertumbuhan; Produksi; Manggis ABSTRACT. Liferdi L. 2010. Effect of Nitrogen on plant growth and yield of Mangosteen (Garcinia mangostana L). Deficiency of nitrogen on fruit crops cause stunted growth, inhibited shoot, and fallen leaves early, as well as inhibited initiation of flowering. Most of the mangosteen plants have not been fertilized, even if they are given fertilizer not based on the research results. Little is known the influence of nitrogen fertilization on growth and production of mangosteen. Therefore, this study was intended to determine the effect of nitrogen on growth and yield of mangosteen. The experiment consisted of five treatment doses of N fertilizer, which is arranged in a randomized block design with six replications. Thus, a total of 30 mature mangosteen plants, bearing fruit and relatively uniform was used in this study. N fertilizer used consisted of five levels: no N fertilizer (No), 300 g N /plant/year (N1), 600 g N /plant/year (N2), 900 g N /plant/year (N3), and 1200 g N /plant/year (N4). The result showed that the treatment of nitrogen 900 g and 1200 g N /plant/year significantly increased size of mangosteen shoot compared with the control. In spite of not significantly, treatment of 900 g N/plant/year gave higher production than the other treatments. Keywords: Nitrogen; Growth; Production; Mangosteen

Buah manggis (Garcinia mangostana L.) adalah buah tropis asli Indonesia yang

cukup digemari di pasar luar negeri. Mereka menilainya sebagai buah yang nikmat.

Rasanya seperti kombinasi rasa nanas, aprikot, dan jeruk. Teksturnya halus seperti plum

yang masak, dan penampilannya indah. Bentuknya bulat seperti bola, bergaris tengah 3,5

- 8 cm, dan berwarna ungu kehitam-hitaman kalau sudah masak. Penjelajah dunia awal

Page 2: Document3

274 Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara Solok, 10 Nopember 2010

abad 20, David Fairchild melukiskan buah itu sebagai perpaduan antara keindahan

bentuk, warna, dan kenikmatan rasa. Pasar manggis menunjukkan permintaan yang

masih relatif besar, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Hal ini tercermin

dari harga buah manggis yang jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga buah-

buahan lainnya. (www.tasikmalaya.go.id). Berbeda dengan kebanyakan buah-buahan

nusantara lainnya yang selalu mencari pembeli dari luar negeri, manggis justru

sebaliknya. Pasar di luar negerilah yang mencari-cari manggis. Sampai sekarang,

permintaan buah manggis, baik dari dalam maupun luar negeri terus meningkat dari

tahun ke tahun. Pada tahun 1997 - 2004 volume ekspor buah manggis meningkat dari

1808 ton dengan nilai US $ 2,3 juta menjadi 3045 ton dengan nilai US $ 3,3 juta

(Departemen Pertanian 2005).

Permasalahan yang ada pada manggis adalah pertumbuhannya yang sangat

lambat (Morton 1987) dan produksi yang masih rendah baik dalam kualitas maupun

kuantitas, karena sebagian besar buah yang dihasilkan di Indonesia belum berasal dari

sistem perkebunan komersial, tetapi masih berasal dari sistem pekarangan yang belum

dibudidayakan dengan baik (Poerwanto 2003). Salah satu cara yang sering digunakan

untuk meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitas dan mendorong pertumbuhan

tanaman adalah dengan memberikan hara kepada tanaman baik secara langsung maupun

tidak langsung atau dikenal dengan pemupukan (Leiwakabessy dan Sutandi 1998).

Diantara berbagai hara tanaman, nitrogen mendapatkan porsi paling banyak diteliti

karena unsur hara ini diperlukan dalam jumlah besar dan pengaruhnya pada tanaman

jelas dan cepat (Soepardi 1983). Menurut Poerwanto (2003), tanaman yang kekurangan

nitrogen secara berlebihan akan melemahkan pertumbuhan, trubus akan berhenti lebih

cepat dan pengguguran daun lebih awal. Tanaman yang kekurangan nitrogen juga

tumbuh jelek, lemah dan tidak akan menginisiasi bunga sebanyak pohon yang sehat

sehingga buahnya sedikit. Rekomendasi pemupukan yang ada saat ini tidak didasarkan

dari hasil penelitian, sehingga pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan manggis

belum banyak diketahui (Yaacob dan Tindal 1996).

Avilan (1972 & 1974) menyimpulkan bahwa pada tanaman mangga, aplikasi 80

kg/ha nitrogen yang dipadukan dengan 30 kg/ha P2O5 dan 30 kg/ha K2O dapat

meningkatkan produktivitas mangga varietas ‘Kent’ dan ‘Smith’ sebesar 30-40%.

Percobaan pemupukan ini juga dilakukan oleh Avilan dan Figueroa (1977) yang

mengaplikasikan nitrogen, P2O5 dan K2O 80:30:30 kg/ha pada mangga varietas ‘Kent’,

‘Smith’ dan ‘Zill’ pada tiga tahap, yaitu 50% setelah panen, 30% menjelang berbunga dan

20% satu bulan setelah pembungaan, yang tidak menghasilkan efek yang nyata pada

Page 3: Document3

Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara 275 Solok, 10 Nopember 2010

jumlah dan berat buah. Sedangkan rekomendasi pemupukan untuk tanaman manggis

usia >10 tahun adalah 1000 gr Urea/pohon/tahun, 2500 gram TSP/pohon/tahun dan

1500 gram KCl/pohon/tahun (Direktorat Tanaman Buah 2003). Tujuan penelitian adalah

untuk mempelajari pengaruh aplikasi pupuk N terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) dan mengetahui tingkat aplikasi pupuk N

yang memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman manggis.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dimulai pada bulan April 2004 sampai bulan April 2005. Penelitian

dibagi dua bagian yaitu pengamatan di lapang dilaksanakan di Kebun Manggis Kampung

Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Ketinggian tempat adalah 780 m dpl dengan jenis tanah Latosol. Sedangkan analisis

kualitas, kadar hara daun dan buah dilakukan di Laboratorium Produksi Tanaman dan

Laboratorium Ilmu Tanah IPB. Bahan yang digunakan adalah 20 Pohon Manggis berusia

20-25 tahun yang telah berbuah dan pupuk urea, SP-36 dan KCl. Alat yang digunakan

berupa meteran, jangka sorong, tali, plastik label, spidol, kantong plastik, film dan

kamera, tisu, hand refractometer, oven, penggaris, pisau, tissue, dan timbangan digital.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)

satu faktor. Faktor pupuk Nitrogen dengan lima taraf perlakuan, yaitu tanpa dipupuk N

(N0), 300 g N/tanaman/tahun (N1), 600 g N/tanaman/tahun (N2), 900 g N/tanaman/tahun

(N3), 1200 g N/tanaman/tahun (N4), dan pada setiap perlakuan diberikan pupuk dasar

berupa 600 g P205/tanaman/tahun dan 800 g K2O/tanaman/tahun. Pada setiap perlakuan

diulang empat kali sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan

terdiri atas 1 tanaman sehingga seluruhnya diperlukan 20 tanaman manggis. Analisis

statistika yang digunakan adalah sidik ragam dengan model rancangan acak kelompok.

Apabila hasil dari sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf α = 5%,

maka uji statistik dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan (DMRT).

Pemupukan dilakukan tiga tahap, tahap pertama dilakukan pada awal bulan April

2004 saat tanaman selesai dipanen (50%), pemupukan tahap kedua diaplikasikan pada

awal bulan September 2004 saat menjelang berbunga (20%), sedangkan tahap ketiga

diaplikasikan pada awal bulan Oktober 2004 disaat buah manggis sebesar kelereng

(30%). Pemberian pupuk N dan pupuk dasar dilaksanakan bersamaan dengan cara

menggali alur sedalam ±20 cm mengelilingi area pertengahan bawah tajuk, lalu pupuk

dirorak didalam alur dan ditimbun segera.

Page 4: Document3

276 Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara Solok, 10 Nopember 2010

Pengamatan terhadap pertumbuhan manggis dilakukan dengan mengamati

panjang flush dan diameter flush manggis dalam keadaan dorman setelah buah selesai

dipenen, dilakukan dengan mengambil enam sampel dari titik yang berbeda. Pengukuran

dilakukan dengan penggaris dan jangka sorong. Pengamatan produksi tanaman manggis

dilakukan ketika lebih dari 50% tanaman manggis sudah mengeluarkan bunganya, yaitu

pada akhir bulan September 2004. Pengamatan dilanjutkan sampai buah selesai dipanen

pada bulan Februari 2005. Panen dilakukan pada saat buah telah mengeluarkan bercak

kemerahan. Pengujian kualitas buah dilakukan dengan mengambil 20 sampel buah dari

setiap tanaman yang diberi perlakuan.

Pengamatan pada percobaan ini dilakukan satu minggu sekali selama 7 bulan. Adapun

peubah-peubah yang akan diamati adalah:

a. Pengamatan ukuran pertumbuhan tunas pada tunas yang telah mencapai ukuran

maksimum.

b. Pengamatan saat bunga, ditetapkan saat tanaman telah mengeluarkan bunga

mencapai 50%. Pengamatan dilakukan pada empat cabang yang terletak ditengah

pohon.

c. Penghitungan jumlah buah yang muncul dan buah yang gugur (buah yang jatuh)

yang dilakukan setiap minggunya selama 12 minggu.

d. Pengamatan buah yang terdiri dari jumlah buah per pohon, bobot per buah,

diameter buah, tinggi buah, total bobot buah per pohon, kemulusan buah, warna

buah, jumlah lokul, tebal kulit buah, jumlah dan bobot biji dan padatan total

terlarut (PTT). Penilaian kemulusaan buah menggunakan metode penilaian secara

kualitatif, sedangkan penilaian warna dilakukan dengan metode scoring sebagai

berikut:

100 : buah berwarna ungu kehitaman

95 : buah berwarna ungu

90 : buah berwarna merah keunguan

85 : buah berwarna merah

80 : buah berwarna kemerahan

e. Pengamatan kelopak yang terdiri dari jumlah kelopak, panjang tangkai, diameter

tangkai, warna kelopak dan berat kelopak.

f. Analisis kandungan hara nitrogen pada masing-masing bagian buah

(kelopak+tangkai buah, kulit buah, daging buah dan biji).

g. Untuk melihat faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap produksi maka

diamati peubah-peubah kondisi lingkungan yaitu: suhu udara, diukur

Page 5: Document3

Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara 277 Solok, 10 Nopember 2010

menggunakan alat thermometer maximum-minimum; kelembaban udara, diukur

menggunakan alat higrometer; sedangkan data curah hujan diperoleh dari stasiun

klimatologi terdekat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan

Nitrogen berpengaruh nyata pada parameter panjang tunas maupun diameter

tunas (Tabel 1). Perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan hasil yang nyata lebih tinggi

pada parameter panjang tunas maupun diameter tunas dibandingkan dengan perlakuan

300 g N/tan/thn, perlakuan 600 g N/tan/thn dan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata

dengan perlakuan 1200 g N/tan/thn.

Tabel 1. Pengaruh Pemberian Nitrogen terhadap Ukuran Flush

Perlakuan N/tan/thn

Flush Panjang (mm) Diameter (mm)

0 g 85.35 b 6.84 b 300 g 84.08 b 6.75 b 600 g 97.19 b 7.25 b 900 g 131.42 a 7.96 a

1200 g 126.61 a 7.79 a Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji taraf DMRT 5%

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dengan konsentrasi

900 g N/tan/thn dan konsentrasi 1200 g N/tan/thn nyata lebih tinggi daripada perlakuan

600 g N/tan/thn, 300 g N/tan/thn dan kontrol. Hal ini diduga kuat berkaitan dengan

fungsi N didalam pertumbuhan vegetatif tanaman. Nitrogen merupakan pembentuk

protein, asam nukleat, klorofil dan secara umum untuk pertumbuhan tanaman (Adams et

al, 1995). Dengan meningkatnya konsentrasi nitrogen maka kecenderungan pertumbuhan

flush pun akan semakin tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Soepardi (1983)

bahwa nitrogen memberikan pengaruh paling menyolok dan cepat, terutama merangsang

pertumbuhan vegetatif.

Ukuran flush pada perlakuan 600 g N/tan/thn, 300 g N/tan/thn dan kontrol yang

menunjukkan hasil yang lebih rendah baik panjang maupun diameter bila dibandingkan

dengan perlakuan 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi dosis N yang diberikan maka ukuran flush akan semakin baik

Page 6: Document3

278 Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara Solok, 10 Nopember 2010

Produksi

Nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah bunga, jumlah

bunga rontok, jumlah buah rontok, dan jumlah buah panen (Tabel 2). Perlakuan 1200 g

N/tan/thn memberikan hasil yang cenderung lebih tinggi terhadap semua parameter yang

diamati kecuali pada parameter buah panen. Peningkatan konsentrasi pupuk nitrogen

memberikan kecenderungan peningkatan hasil pada semua parameter pengamatan.

Tabel 2. Pengaruh Pemberian Nitrogen terhadap Jumlah Bunga, Jumlah Bunga Rontok, Jumlah Buah Rontok dan Jumlah Buah Panen per empat cabang.

Perlakuan N/tan/thn Bunga Bunga Rontok Buah Rontok Buah Panen

0 g 30.00 2.67 1.00 26.33 300 g 39.33 3.67 3.67 32.00 600 g 37.00 3.00 4.33 29.67 900 g 47.67 3.33 6.33 38.00

1200 g 40.33 5.63 2.00 33.67 Nitrogen tidak memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah rontok dan

berat buah panen (Tabel 3). Perlakuan 600 g N/tan/thn cenderung memberikan hasil

yang tinggi pada berat buah rontok dan perlakuan 900 g N/tan/thn cenderung

memberikan hasil yang tinggi terhadap berat buah panen. Secara keseluruhan perlakuan

nitrogen memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan kontrol pada parameter berat

buah rontok dan memberikan hasil yang cenderung lebih tinggi pada parameter berat

buah panen dibandingkan dengan kontrol meskipun belum berbeda nyata.

Tabel 3. Pengaruh Pemberian Nitrogen terhadap Bobot Buah Rontok dan Bobot Buah Panen per empat cabang

Perlakuan N/tan/thn

Berat Buah Rontok (kg) Berat Buah Panen (kg)

0 g 0.67 5.46 300 g 0.11 5.57 600 g 0.25 6.84 900 g 0.13 5.98

1200 g 0.40 5.92

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa nitrogen tidak memberikan pengaruh yang

nyata terhadap peningkatan produksi tanaman manggis. Data menunjukkan hasil yang

tidak selalu linier pada semua parameter pengamatan di semua perlakuan.

Produksi buah per musim dibatasi oleh (1) jumlah kuncup bunga yang

berdiferensiasi; (2) kuncup yang mengembang dan menuju anthesis; (3) bunga yang

kemudian mekar dan mengalami perkembangan menjadi buah matang. Semua tanaman

dalam percobaan ini mengalami kerontokan bunga dan buah yang menandakan bahwa

tanaman manggis cenderung rentan terhadap kerontokan bunga dan buah. Jumlah bunga

Page 7: Document3

Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara 279 Solok, 10 Nopember 2010

yang rontok cenderung berbanding lurus dengan jumlah buah. Persentase frutset pada

percobaan cukup baik yaitu antara 88.5% - 95.4%. Sedangkan persentase gugur buah

cukup besar, yaitu berkisar antara 12.5% - 23.9%, dan kebanyakan buah gugur saat 4-8

MSA (Minggu Setelah Anthesis). Kerontokan bunga dan buah ini diduga tidak dipengaruhi

oleh perlakuan nitrogen tetapi dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi pada bulan

pembungaan dan awal perkembangan buah yaitu 222.5 mm pada bulan November 2004

dan 237.5 mm pada bulan Desember 2004. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Rai

(2004) bahwa kandungan N, P, K pada daun tidak mempengaruhi gugurnya bunga atau

buah. Poerwanto (2003) juga menambahkan, kerontokan buah dan bunga disebabkan

oleh pengaruh hujan, kering, panas ekstrim dan kompetisi diantara organ yang

berkembang

Ryugo (1988) menyatakan bahwa pada buah pome dan buah batu terdapat tiga

periode terjadinya gugur kuncup, bunga dan buah. Periode pertama terjadi saat kuncup

bunga mulai mengembang pada akhir musim dingin. Periode kedua terjadi bila bunga

yang telah mekar penuh tidak dibuahi. Periode ketiga terjadi saat buah berukuran sebesar

kacang polong.

Pada parameter pengamatan jumlah buah panen perlakuan 600 g N/tan/thn

memberikan hasil nyata lebih tinggi. Hasil ini diduga tidak dipengaruhi oleh pemberian

nitrogen, tetapi dikarenakan jumlah bunga muncul juga lebih banyak. Data menunjukkan

kecenderungan jumlah buah panen dan berat buah panen (Tabel 2 dan Tabel 3)

meningkat dengan semakin meningkatnya konsentrasi nitrogen yang diaplikasikan.

Perlakuan tanpa nitrogen (kontrol) menghasilkan produktivitas terendah yaitu sebanyak

11 buah dengan berat 2.66 kg per empat cabang, hal ini sejalan dengan pernyatan

Poerwanto (2003) bahwa pohon yang kekurangan nitrogen, pertumbuhannya jelek dan

lemah serta tidak akan menginisiasi bunga sebanyak pohon sehat sehingga buahnya

sedikit. Secara keseluruhan, produktivitas manggis pada penelitian ini dibawah rata-rata

produksi baik jumlah maupun beratnya yaitu 300 buah atau setara dengan 30 kg per

pohon. Hal ini diduga diakibatkan oleh fenomena biennial bearing yaitu fenomena dimana

pada satu musim tertentu tanaman berproduksi sangat tinggi (on year) dan pada musim

berikutnya sangat rendah (off year) (Poerwanto 2003).

Kualitas Buah

Perlakuan nitrogen belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter

buah, tinggi buah dan berat buah (Tabel 4). Baik perlakuan 900 g N/tan/thn maupun

Page 8: Document3

280 Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara Solok, 10 Nopember 2010

perlakuan 1200 g N/tan/thn memberikan hasil cenderung lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan lain pada semua parameter pengamatan.

Tabel 4. Pengaruh pemberian nitrogen terhadap diameter longitudinal buah, diameter transversal buah dan bobot buah

Perlakuan N/tan/thn

Diameter longitudinal Buah (mm) Tinggi Buah (mm) Bobot Buah (gr)

0 g 52.07 45.67 72.28 300 g 51.69 46.66 83.20 600 g 50.81 46.39 69.64 900 g 57.13 50.08 97.69

1200 g 55.03 48.19 95.89 Perlakuan nitrogen berpengaruh nyata terhadap parameter berat kulit, berat

kelopak dan tangkai dan berat biji, dan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap

persentase edibel dan berat daging (Tabel 5).

Tabel 5. Pengaruh pemberian nitrogen terhadap bobot kulit, bobot kelopak dan tangkai, bobot biji dan bobot daging buah

Perlakuan N/tan/thn

Bobot Kulit (gr)

Bobot Kelopak Tangkai (gr) Bobot Biji (gr)

Bobot Daging (gr)

0 g 46.91 b 2.60 bc 1.08 b 21.70 300 g 45.95 b 2.46 c 1.25 ab 33.53 600 g 45.16 b 3.16 ab 2.19 a 23.37 900 g 65.55 a 3.28 a 2.30 a 26.56

1200 g 59.50 ab 3.40 a 1.68 ab 31.31 Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata

pada uji taraf DMRT 5% Perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan hasil yang nyata lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan lain walaupun tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan 1200 g

N/tan/thn pada parameter berat kulit dan parameter berat kelopak dan tangkai. Pada

parameter berat biji perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan hasil yang nyata lebih tinggi

dibandingkan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan lainnya. Dan

perlakuan 300 g N/tan/thn memberikan hasil yang cenderung lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan yang lain pada parameter persentase edibel dan parameter berat

daging.

Nitrogen memberikan pengaruh nyata terhadap persentase kandungan hara

nitrogen, pospor dan kalium pada aril buah dan juga memberikan pengaruh nyata pada

padatan total terlarut buah (Tabel 6). Perlakuan 1200 g N/tan/thn menunjukkan hasil

nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain tetapi tidak berbeda nyata

dibandingkan dengan perlakuan 900 g N/tan/thn pada persentase kandungan hara

nitrogen dan pospor. Secara keseluruhan, persentase kandungan hara nitrogen, pospor

dan kalium cenderung meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi pupuk nitrogen

Page 9: Document3

Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara 281 Solok, 10 Nopember 2010

yang diberikan. Sedangkan pada parameter padatan total terlarut, perlakuan 600 g

N/tan/thn memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan 900 g

N/tan/thn dan perlakuan 1200 g N/tan/thn tetapi tidak berbeda nyata dibandingkan

perlakuan 300 g N/tan/thn dan kontrol.

Tabel 6. Pengaruh pemberian nitrogen terhadap persentase nitrogen, pospor dan kalium pada aril buah dan padatan total terlarut buah

Perlakuan N/tan/thn % N Aril % P

Aril %K Aril PTT

0 g 1.32 c 1.19 bc 1.19 bc 15.96 ab 300 g 1.39 c 1.17 c 1.16 c 16.42 ab 600 g 1.54 b 1.18 c 1.18 c 17.01 a 900 g 1.72 a 1.24 ab 1.24 b 15.50 b

1200 g 1.79 a 1.29 a 1.32 a 15.46 b Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata

pada uji taraf DMRT 5%

Hasil uji kualitas buah menunjukkan bahwa nitrogen belum memberikan pengaruh

yang nyata pada kualitas fisik buah seperti diameter, tinggi maupun berat buah. Hal ini

dapat dilihat pada parameter ukuran buah hasil panen yang cenderung berukuran kecil,

yaitu antara 50.81 mm – 57.13 mm. Warna buah yang dipanen berkisar antara 91.25% –

96.67%, dimana perlakuan 900 g N/tan/thn cenderung memberikan warna yang lebih

baik daripada perlakuan lain. Tingkat kemulusan buah yang diberi perlakuan nitrogen

tidak terlalu berbeda dengan kontrol dengan kisaran antara 76.59% - 92.22%.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), buah manggis segar diklasifikasikan

menjadi tiga kelas berdasarkan diameternya, yaitu Super (> 65 mm ), Mutu I (55 – 65

mm), dan Mutu II (<55 mm).

Dalam semua parameter pengamatan ukuran buah, perlakuan nitrogen 300 g

N/tan/thn dan 600 g N/tan/thn hanya menunjukkan sedikit perbedaan daripada kontrol,

perlakuan 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn menunjukkan peningkatan ukuran yang

lebih tinggi walaupun tidak nyata. Hal ini diduga karena tanaman baru tercukupi

kebutuhan nitrogennya pada konsentrasi minimal 900 g N/tan/thn.

Perlakuan nitrogen tidak berpengaruh nyata terhadap persentase edibel serta

berat daging. Persentase edibel adalah bagian buah yang dapat dimakan, dihitung

dengan membagi bobot bagian buah yang dapat dimakan dengan bobot utuh kemudian

dikalikan 100%. Persentase edibel buah manggis pada percobaan ini berkisar antara

27.01% sampai 33.21%.

Perlakuan 900 g N/tan/thn secara nyata memberikan pengaruh pada semua

parameter dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian nitrogen

900 g N/tan/thn menghasilkan buah dengan kulit yang nyata lebih tebal, kelopak dan

Page 10: Document3

282 Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara Solok, 10 Nopember 2010

tangkai serta biji yang nyata lebih berat dibandingkan tanpa pemberian nitrogen

(kontrol). Manggis diharapkan mempunyai kulit yang tebal agar lebih tahan terhadap

kerusakan selama pasca panen dan transportasinya. (Verheij, 1992) menyatakan, kulit

buah yang tebal tidak akan mempengaruhi ketahanan buah terhadap kerusakan apabila

penanganan buah kurang hati-hati

Tangkai dan kelopak buah manggis juga merupakan salah satu komponen yang

sangat penting dalam mutu buah manggis. Manggis yang diekspor harus memiliki tangkai

dan kelopak yang lengkap dengan warna yang menarik dan tidak cacat.

Hasil analisis bagian daging (aril) buah menunjukkan bahwa persentase

kandungan nitrogen pada daging buah meningkat seiring dengan meningkatnya

konsentrasi perlakuan pemupukan nitrogen, dan peningkatan ini juga terjadi pada

persentase kandungan pospor dan kalium. Perlakuan nitrogen 900 g N/tan/thn secara

nyata mempengaruhi persentase kandungan nitrogen, pospor dan kalium. Meningkatnya

persentase kandungan pospor dan kalium pada daging buah diduga dipicu oleh

meningkatnya kadar nitrogen yang dipengaruhi oleh konsentrasi pemupukan karena

nitrogen merangsang pertumbuhan diatas tanah, dan pengatur dari penggunaan kalium,

pospor dan penyusun lainnya (Soepardi, 1983). Persentase kandungan N yang tinggi juga

menunjukkan kandungan protein dan vitamin yang lebih baik karena nitrogen adalah

komponen penyusun protein dan asam nukleat (Adams et all., 1995).

Tingginya persentase kandungan nitrogen pada daging buah ternyata

berpengaruh kurang baik terhadap padatan total terlarut (PTT). Ini ditunjukkan perlakuan

900 g N/tan/thn memberikan padatan total terlarut yang nyata lebih rendah dibandingkan

dengan perlakuan 600 g N/tan/thn dan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan

kontrol.

Kualitas Buah

Hasil uji kualitas buah menunjukkan bahwa nitrogen belum memberikan pengaruh

yang nyata pada kualitas fisik buah seperti diameter, tinggi maupun berat buah. Hal ini

dapat dilihat pada parameter ukuran buah hasil panen yang cenderung berukuran kecil,

yaitu antara 50.81 mm – 57.13 mm. Warna buah yang dipanen berkisar antara 91.25% –

96.67%, dimana perlakuan 900 g N/tan/thn cenderung memberikan warna yang lebih

baik daripada perlakuan lain. Tingkat kemulusan buah yang diberi perlakuan nitrogen

tidak terlalu berbeda dengan kontrol dengan kisaran antara 76.59% - 92.22%.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), buah manggis segar diklasifikasikan

menjadi tiga kelas berdasarkan diameternya, yaitu Super (> 65 mm ), Mutu I (55 – 65

mm), dan Mutu II (<55 mm).

Page 11: Document3

Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara 283 Solok, 10 Nopember 2010

Dalam semua parameter pengamatan ukuran buah, perlakuan nitrogen 300 g

N/tan/thn dan 600 g N/tan/thn hanya menunjukkan sedikit perbedaan daripada kontrol,

perlakuan 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn menunjukkan peningkatan ukuran yang

lebih tinggi walaupun tidak nyata. Hal ini diduga karena tanaman baru tercukupi

kebutuhan nitrogennya pada konsentrasi minimal 900 g N/tan/thn. Perlakuan nitrogen

tidak berpengaruh nyata terhadap persentase edibel serta berat daging. Persentase edibel

adalah bagian buah yang dapat dimakan, dihitung dengan membagi bobot bagian buah

yang dapat dimakan dengan bobot utuh kemudian dikalikan 100%. Persentase edibel

buah manggis pada percobaan ini berkisar antara 27.01% sampai 33.21%. Perlakuan 900

g N/tan/thn secara nyata memberikan pengaruh pada semua parameter dibandingkan

dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian nitrogen 900 g N/tan/thn

menghasilkan buah dengan kulit yang nyata lebih tebal, kelopak dan tangkai serta biji

yang nyata lebih berat dibandingkan tanpa pemberian nitrogen (kontrol). Manggis

diharapkan mempunyai kulit yang tebal agar lebih tahan terhadap kerusakan selama

pasca panen dan transportasinya. (Verheij, 1992) menyatakan, kulit buah yang tebal tidak

akan mempengaruhi ketahanan buah terhadap kerusakan apabila penanganan buah

kurang hati-hati. Tangkai dan kelopak buah manggis juga merupakan salah satu

komponen yang sangat penting dalam mutu buah manggis. Manggis yang diekspor harus

memiliki tangkai dan kelopak yang lengkap dengan warna yang menarik dan tidak cacat.

Hasil analisis bagian daging (aril) buah menunjukkan bahwa persentase

kandungan nitrogen pada daging buah meningkat seiring dengan meningkatnya

konsentrasi perlakuan pemupukan nitrogen, dan peningkatan ini juga terjadi pada

persentase kandungan pospor dan kalium. Perlakuan nitrogen 900 g N/tan/thn secara

nyata mempengaruhi persentase kandungan nitrogen, pospor dan kalium. Meningkatnya

persentase kandungan pospor dan kalium pada daging buah diduga dipicu oleh

meningkatnya kadar nitrogen yang dipengaruhi oleh konsentrasi pemupukan karena

nitrogen merangsang pertumbuhan diatas tanah, dan pengatur dari penggunaan kalium,

pospor dan penyusun lainnya (Soepardi, 1983). Persentase kandungan N yang tinggi juga

menunjukkan kandungan protein dan vitamin yang lebih baik karena nitrogen adalah

komponen penyusun protein dan asam nukleat (Adams et al. 1995).

Tingginya persentase kandungan nitrogen pada daging buah ternyata

berpengaruh kurang baik terhadap padatan total terlarut (PTT). Ini ditunjukkan perlakuan

900 g N/tan/thn memberikan padatan total terlarut yang nyata lebih rendah dibandingkan

dengan perlakuan 600 g N/tan/thn dan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan

kontrol.

Page 12: Document3

284 Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara Solok, 10 Nopember 2010

KESIMPULAN DAN SARAN

Perlakuan nitrogen dengan konsentrasi 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn

pada tanaman manggis memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan flush

manggis. Secara keseluruhan, meskipun tidak nyata, perlakuan nitrogen cenderung

meningkatkan produksi pada tanaman manggis dibandingkan dengan kontrol.

Konsentrasi pupuk nitrogen yang tepat untuk manggis belum diketahui secara

pasti. Penelitian ini merupakan langkah awal dalam menentukan rekomendasi pemupukan

yang tepat untuk manggis. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diperlukan

pemupukan yang berkelanjutan minimal 4 tahun dan dengan menambahkan perlakuan

diatas 1200 g N/tan/thn.

DAFTAR PUSTAKA Adams, C.R., K.M. Banford and M.P. Early. 1995. Principles of Horticulture. 2nd edition.

Butterworth-Heinemann Ltd. Oxford. London. Avilan, R. L. 1972. Mango fertilization on soils of the Maracay series. Agronomia Tropical

24: 97-104 Avilan, R. L. 1974. Four years of mango fertilization in soils of the Maracay series.

Agronomia Tropical 24: 97-104 Avilan, R. L. and M. Figueroa. 1977 Timing of nitrogen application in mangoes grown on

Maracay soils in Aragua (Argenti Venezuela). Agronomia Tropical. 27: 491-501. Departemen Pertanian. 2005. Nilai dan Volume Ekspor Hortikultura.

http://www.agribisnis.deptan.go.id Direktorat Tanaman Buah. Standar Prosedur Operasi Penerapan Jaminan Mutu Manggis.

2003. Jakarta Leiwakabessy, M. dan A Sutandi. 1998. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah. Fakultas

Pertanian IPB. Bogor. 405 hal. Morton, J. F. 1987. Fruits of warm climates. Miami, FL. p. 301–304. Pemerintah Daerah Tasikmalaya. 2003. Manggis. http://www.tasikmalaya.go.id Poerwanto, R. 2003. Bahan Kuliah Budidaya Buah. Tidak diterbitkan. Jurusan Budidaya

Pertanian. IPB. Bogor. Rai, I. N. 2004. Fisiologi Pertumbuhan dan Pembungan Tanaman Manggis (Garcinia

mangostana. L) asal Biji dan Sambungan. Disertasi, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ryugo, K. 1988. Fruit Culture. John Willey and Sons, New York. 344 p. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. IPB. Bogor. 591 hal. Verheij, E. W. M. 1992. Garcinia mangostana L. P:177-181 in R.E. Coronel (Eds) Edibel

Fruit and Nuts. Plant Resources of South-East Asia 2. Bogor. Yaacob, O. and H.O. Tindal. 1995. Mangosteen Cultivation Food and Agricultural

Organization of United State. Rome. 103p.

Page 13: Document3

Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara 285 Solok, 10 Nopember 2010

Lembar Tanya Jawab.

Nama Penanya : Syafri

Instansi : BPP Propinsi Riau

Isi Pertanyaan : 1. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pemberian N 1200 g/tanaman/tahun tidak menunjukkan perbedaan nyata dengan pemberian 900 g/tanaman/tahun, tapi disarankan untuk tetap mengunakan Dosis N 1200 g/tanaman/tahun, apa dasar pemakaian dosis 1200 g/tanaman/tahun tersebut, bukankah hal ini menjadi tidak efisien ?

2. Saran: jika data setelah dianalisa tidak berbeda nyata, tidak perlu dibahas lagi karena secara angka berbeda tapi secara statistik tidak berbeda nyata.

Jawaban : Hasil akan diralat kembali dan saran akan diperhatikan.