35-nur tri harjanto
TRANSCRIPT
5/17/2018 35-Nur Tri Harjanto - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35-nur-tri-harjanto 1/5
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008 ISSN 0854 - 5561
236
ASPEK KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN PADA PERANCANGANPABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR
Nur Tri Harjanto
ABSTRAK
ASPEK KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN PADA PERANCANGAN PABRIK
BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR. Aspek keselamatan dan lingkungan merupakan
aspek yang penting untuk diperhitungkan dan menjadi bagian didalam pertimbangan
studi kelayakan pabrik bahan bakar nuklir. Penggunaan bahan fisil, bahan kimia B3, gas
bertekanan dan lain-lain pada pabrik bahan bakar nuklir tipe PWR memiliki potensi
bahaya radiasi dan non radiasi yang cukup besar. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan dampak lingkungan maka aspek keselamatan dan lingkungan harus
dipertimbangkan sejak dini dan masuk dalam dokumen AMDAL sbagai bagian dari studi
kelayakan. Aspek-aspek ini meliputi kekritisan, bahaya radiasi dan kontaminasi,
penggunaan B3, limbah radioaktif padat, cair dan gas. Sistem pengendalian aktif/ pasif
yang disiapkan saat desain akan mencegah terjadinya kekritisan. Selain itu juga
dilakukan dengan menggunakan bahan absorben, pemakaian bahan fisil dibawah batas
kritikalitas, dan pengendalian administrasi pada saat operasi. Bahaya radiasi dan
kontaminasi dicegah dengan sistem proteksi radiasi dan peralatan proteksi radiasi.
Pengelolaan limbah radioaktif harus dilakukan agar tidak menimbulkan dampak yang
signifikan, aman, dan tidak membahayakan terhadap pekerja, lingkungan dan
masyarakat disekitarnya.
Kata Kunci : Keselamatan, Pabrik, BBN, PWR.
PENDAHULUAN
Aspek keselamatan dan lingkungan merupakan dua aspek penting yang menjadi bagian dari
studi kelayakan yang harus diperhitungkan dalam setiap rencana usaha atau kegiatan khususnya yang
berkaitan dengan kegiatan yang menggunakan bahan nuklir .Pada studi kelayakan pabrik bahan bakar
nuklir tipe PWR aspek keselamatan dan lingkungan menjadi pertimbangan utama disamping aspek
finasial dan ekonomi. Kecelakaan nuklir harus dihindari dan peluangnyapun sekecil mungkin agar tidak
terjadi. Aspek ini harus diperhitungkan sejak dini mulai dari desain, saat operasi maupun paska operasi.
Pengalaman kecelakaan nuklir yang disebabkan oleh adanya cacat disain seperti yang terjadi padareaktor nuklir chernobil membawa akibat korban jiwa dan materi yang cukup besar.
Aspek keselamatan dan lingkungan pada perancangan dan operasi pabrik bahan bakar nuklir
ini akan menjadi pertimbangan dalam studi kelayakan dan masuk dalam dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL). Aspek-aspek ini meliputi aspek kritikalitas, aspek bahaya radiasi dan
kontaminasi, aspek pengelolaan limbah padat dan cair, dan aspek pembuangan limbah gas/aerosol dan
pelepasan efluen.
Pada operasi pabrik bahan bakar nuklir tipe PWR akan menggunakan bahan fisil sehingga
harus dilakukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kritikalitas yang dapat menimbulkan
peningkatan dosis radiasi personil dan penyebaran paparan radiasi/kontaminasi.1)
5/17/2018 35-Nur Tri Harjanto - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35-nur-tri-harjanto 2/5
ISSN 0854 - 5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008
237
Limbah radio aktif yang dihasilkan dari kegiatan pabrik bahan bakar juga menjadi aspek
yang harus dipertimbangan. Dalam pemilihan proses.melalui jalur Amonium Diuranat ADU akan
menghasilkan limbah cair yang cukup banyak sehingga membutuhkan beaya penanganan yang
tinggi. Sementara itu pemilihan proses IDR akan sangat sedikit limbah yang dihasilkan sehingga
beaya pengelolaannya akan lebih murah.
Limbah pabrik bahan bakar nuklir dapat berupa limbah gas/aerosol, limbah padat dan
limbah cair. Limbah aerosol berasal dari pelepasan partikulat terbang atau debu radioaktif yang
dilepaskan selama penanganan U terutama di daerah kerja penanganan terbuka. Limbah padat
dihasilkan dari proses pengujian ceramografi bahan bakar nuklir, kertas penyerap tumpahan bahan
yang mengandung U, alat dan bahan di ruang peletisasi serta perlengkapan kerja personil yang
terkontaminasi U seperti baju kerja, sandal kerja, sarung tangan, dll. Limbah cair dihasilkan dari
proses konversi, proses scrap recovery UO2, dari analisis kimia pada bahan yang mengandung U,
dari pencucian alat lab yang terkontaminasi, pengujian metalografi dan ceramografi pada bahan
bakar, dan lain-lain.
PEMBAHASAN : ASPEK KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR
Aspek keselamatan dan lingkungan pabrik bahan bakar nuklir adalah semua unsur kegiatan
dalam perencanaan, operasi maupun paska operasi pabrik bahan bakar nuklir yang dapat menimbulkan
dampak terhadap keselamatan dan lingkungan. Aspek keselamatan dan lingkungan tersaebut antara
lain adalah :
1. Aspek kritikalitas
Pada operasi pabrik bahan bakar nuklir akan menggunakan bahan fisil sehingga harus
dilakukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kritikalitas yang dapat menimbulkan peningkatan
dosis radiasi personil dan penyebaran paparan radiasi/kontaminasi. Untuk itu dapat dilakukan dengan
metode sebagai berikut :
- Teknik pengendalian pasif yaitu pada saat desain peralatan harus memperhitungkan faktor
kritikalitas.
- Teknik pengendalian aktif yaitu penggunaan sistem kontrol pada peralatan proses seperti sensor,
monitor, alarm dan instrumen kontrol yang lain yang dapat mendeteksi dini terjadinya kritikalitas
sehingga dapat dicegah.
- Penggunaan bahan/peralatan untuk mencegah terjadinya kritikalitas seperti Boron absorber untuk
menangkap neutron, dll.
- Penggunaan bahan fisil kurang dari minimum yang diperlukan teoritis untuk suatu peristiwa
kritikalitas.
- Pengawasan administratif yang meliputi pemenuhan penggunaan prosedur yang cukup dalam
operasi pabrik bahan bakar nuklir.Peralatan keselamatan kekritisan diataranya adalah perlengkapan pengendalian kekritisan yang
meliputi: perlatan monitoring proses/alarm dan peralatan pengendali/neutron absorber
2. Aspek Bahaya radiasi dan kontaminasi
Sistem proteksi radiasi sangat penting untuk mencegah terjadinya radiasi dan kontaminasi.
Aspek proteksi radiasi ini telah diatur didalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No
01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi. Dalam Keputusan
ini memuat ketentuan tentang organisasi proteksi radiasi dan nilai batas dosis antara lain mengatur
tentang sistem pembatasan dosis, pembatasan dosis untuk pekerja, keadaan khusus yang
5/17/2018 35-Nur Tri Harjanto - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35-nur-tri-harjanto 3/5
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008 ISSN 0854 - 5561
238
direncanakan, masyarakat umum dan nilai batas turunan untuk pekerja radiasi serta ketentuan
umum proteksi radiasi bagi pekerja radiasi.
Sistem proteksi radiasi ini secara umum dilakukan dengan.2)
• Pembatasan penyinaran
•
Pemonitoran dan pencatatan dosis radiasi• Pengawasan kesehatan pekerja radiasi.
Peralatan proteksi radiasi diantaranya adalah monitoring radiasi yang meliputi :
I. Pemonitoran Personil
Film Badge, Dosimeter Termoluminesensi (TLD), Dosimeter Kekritisan
II. Pemonitoran Daerah Kerja
Surveymeter (β,γ), Neutron rem meter, Monitor kontaminasi
III. Pemonitoran Lingkungan
- Alat ukur pemancar α, β, dan γ (Spektrometer) dengan detektor masing-masing:
Untuk pemancar α digunakan detektor sawar muka
Untuk pemancar β digunakan detektor pencacah proposional cair
Untuk pemancar γ digunakan detektor NaI(Tl), Ge(Li) atau HPGeAlat tambahan/ untuk preparasi seperti furnace, oven, centrifuge, freezer, lampu pengering
UV, dll
3. Aspek penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Secara Umum B3 terdiri dari bahan beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak,
reaktif terhadap air/asam, dan gas bertekanan. Bahan ini dapat berpengaruh dan berdampak pada
manusia/pekerja maupun lingkungan seperti keracunan, peledakan, kebakaran, dan iritasi.
Beberapa bahan B3 akan digunakan dalam operasi maupun pengujian pada pabrik bahan
bakar nuklir. Bahan B3 tersebut ada yang bersifat racun seperti berilium yang digunakan untuk
pelapisan kelongsong, bahan yang mudah meledak seperti asetilen untuk gas bakar, Hidrogen untuk
tungku reduksi/tungku sinter dan lain-lain. Selain itu juga beberapa bahan kimia berbahaya dan
beracun banyak digunakan untuk pengujian, seperti amoniak, asam nitrat, etanol, klor, dll
Dalam penanganan terhadap bahan B3 harus memenuhi persyaratan keselamatan dan
keamanan . Selain itu diperlukan pemahaman informasi lebih dahulu terhadap bahan tersebut
melalui Material Safety Data Sheets (MSDS) dan kemudian dilakukan identifikasi bahan-B3 sebelum
digunakan yang meliputi sifat fisik, kimia, sifat bahaya bahaya dan bagaimana penanganannya.3)
Pengalaman menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan faktor terbesar penyebab
terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh bahan B3. Pembinaan rasa tanggung jawab, sikap
disiplin dalam bekerja serta peningkatan pengetahuan memegang peranan penting dalam mencegah
kecelakaan khususnya yang berkaitan dengan B3.
4. Aspek Limbah cair dan limbah padat
Pengelolaan limbah radioaktif Pabrik Bahan Bakar Nuklir dilakukan dengan tujuan agar
tidak menimbulkan dampak yang signifikan, aman, dan tidak membahayakan terhadap pekerja,
lingkungan dan masyarakat disekitarnya.
Limbah radio aktif yang dihasilkan dari kegiatan pabrik bahan bakar ini dapat berupa limbah
gas/aerosol, limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dihasilkan dari proses pengujian
ceramografi bahan bakar nuklir, kertas penyerap tumpahan bahan yang mengandung U, alat dan
bahan di ruang peletisasi serta perlengkapan kerja personil yang terkontaminasi U seperti baju kerja,
sandal kerja, sarung tangan, dll. Limbah cair dihasilkan dari proses konversi, proses scrap recovery
5/17/2018 35-Nur Tri Harjanto - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35-nur-tri-harjanto 4/5
ISSN 0854 - 5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008
239
UO2, dari analisis kimia pada bahan yang mengandung U, dari pencucian alat lab yang
terkontaminasi, pengujian metalografi dan ceramografi pada bahan bakar, dan lain-lain.
Penanganan limbah cair maupun limbah padat merupakan aspek penting lingkungan yang
harus selalu diperhatikan. Dalam operasi pabrik bahan bakar nuklir selalu akan dihasilkan limbah
cair maupun limbah padat yang berasal dari proses operasi/ laboratorium. Secara umum dalam
penanganan limbah dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu :
1. Pemisahan dan pengumpulan,
2. Pengiriman ke penampungan sementara,
3. Penampungan sementara,
4. dan Pengiriman ke sistem/unit pengolahan limbah.
Untuk limbah padat perlu dipikirkan agar limbah yang dapat terbakar dipisahkan sehingga
dapat direduksi volumenya. Hal ini akan lebih efisien dalam penyimpanan/penampungan sementara.
Pada setiap langkah kegiatan tersebut harus selalu diterapkan/diberlakukan prosedur yang telah
teruji sehingga dapat dicegah terjadinya kesalahan dalam penanganannya.
Untuk pengendalian dalam penanganan, secara berkala harus dilakukan inspeksi/audit mutu
agar semua prosedur dilakukan dengan benar dan tepat serta digunakan dalam evaluasi untuk
peningkatan berkelanjutan
5. Aspek Pelepasan effluen
Effluen dalam bentuk gas dan cairan akan dihasilkan dalam pabrik bahan bakar. Hal ini
harus dikelola agar effluen yang dilepaskan seminimal mungkin dan tidak berdampak terhadap
kesehatan dan lingkungan. Metode yang digunakan meliputi perawatan dan pemasangan filter pada
sistem ventilasi yang dapat menahan pelepasan bahan berbahaya kelingkungan. Pengelolaan dan
pengaturan udara dilakukan dengan menggunakan Pre Filter untuk udara masuk kemudian sistem
pengaliran udara dari zone potensi rendah ke potensi yang lebih tinggi kemudian keluar cerobong
melalui HEPA filter4)
Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasang alat absorber dan menggunakan cairan
absorber yang dapat mengikat bahan berbahaya sebelum dilepaskan melalui cerobong. Untuk
memantau pelepasan effluen kelingkungan dilakukan dengan pemantauan udara ruangan dan
pemasangan alat monitor pada cerobong yang dioperasikan secara kontinyu. Dan terakhir
pemasangan peralatan keselamatan untuk pemonitoran pelepasan effluent yang dapat bekerja
secara terus menerus yakni α, β aerosol monitor
KESIMPULAN
Aspek keselamatan dan lingkungan merupakan aspek yang penting untuk diperhitungkan
dan menjadi bagian didalam pertimbangan studi kelayakan pabrik bahan bakar nuklir. Aspek-aspekini meliputi kekritisan, bahaya radiasi dan kontaminasi, penggunaan B3, limbah radioaktif padat, cair
dan gas. Kekritisan dapat dicegah dengan sistem pengendalian aktif/pasif, penggunaan bahan
absorben, pemakaian bahan fisil dibawah batas kritikalitas, dan pengendalian administrasi. Bahaya
radiasi dan kontaminasi dicegah dengan sistem proteksi radiasi dan peralatan proteksi radiasi.
Dalam penanganan terhadap bahan B3 diperlukan pemahaman informasi lebih dahulu terhadap
bahan tersebut melalui Material Safety Data Sheets (MSDS) dan kemudian dilakukan identifikasi
bahan-B3 sebelum digunakan. Pengelolaan limbah radioaktif harus dilakukan agar tidak
menimbulkan dampak yang signifikan, aman, dan tidak membahayakan terhadap pekerja,
lingkungan dan masyarakat disekitarnya.
5/17/2018 35-Nur Tri Harjanto - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35-nur-tri-harjanto 5/5
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008 ISSN 0854 - 5561
240
DAFTAR PUSTAKA
[1] ANONIM, Keputusan Kepala BAPETEN No: 02/Ka-BAPETEN/ V-99 Tentang Baku Tingkat
Radioaktivitas di Lingkungan.
[2] ANONIM, Keputusan Kepala BAPETEN No: 01/Ka-BAPETEN/ V-99 Tentang Ketentuan
Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi
[3] Nur Tri Harjanto, “Pengelolaan B3 Dalam Industri Nuklir Untuk mencegah Kecelakaan Kerja
Serta Perlindungan Terhadap Lingkungan”, Buletin Urania, P2TBDU, Nopember 2003.
[4] BUNAWAS, ”Pengendalian Polusi Partikulat Industri Menggunakan Filter HEPA” Prosiding
Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah III, PTPLR-BATAN, Jakarta, 2000.