3.2 bab isi (1)

114
RASIO LAPORAN KEUANGAN PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk (TAHUN 2011-2013) Rasio Likuiditas 2013/ 2013-2012 2012/ 2012-2011 2011 Rasio Aset Lancar aset lancar 552,148,7 49 1.0512 295,904 ,056 0.7716 234,484,5 26 1.006 7 kewajiban lancar 525,233,9 88 383,478 ,950 232,929,8 86 Rasio Cepat kas+setara kas+surat berharga+piutang 296,359,9 65 0.56424 214,248 ,767 0.55870 164,039,6 81 0.704 2 kewajiban lancar 525,233,9 88 383,478 ,950 232,929,8 86 Waktu Penagihan piutang rata-rata 239,334,0 04 71.4391 181,288 ,446 65.1185 (penjualan/360) 3,350,183 2,783,9 77 jumlah hari untuk persediaan rata-rata 81,182,79 4 28.45122 551 35,725, 471 14.74723 646 menjual persediaan (hpp/360) 2,853,402 2,422,5 20 84

Upload: vincent-allan

Post on 25-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3.2 bab isi (1)

RASIO LAPORAN KEUANGAN PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

(TAHUN 2011-2013)

Rasio Likuiditas 2013/ 2013-2012 2012/ 2012-2011 2011

Rasio Aset Lancar aset lancar 552,148,749 1.0512 295,904,05

6 0.7716 234,484,526 1.0067

kewajiban lancar 525,233,988 383,478,95

0 232,929,886

Rasio Cepatkas+setara kas+surat

berharga+piutang 296,359,965 0.56424 214,248,76

7 0.55870 164,039,681 0.7042

kewajiban lancar 525,233,988 383,478,95

0 232,929,886

Waktu Penagihan piutang rata-rata 239,334,004 71.4391 181,288,44

6 65.1185(penjualan/360) 3,350,183 2,783,977

jumlah hari untuk persediaan rata-rata 81,182,79428.4512255

1 35,725,47114.7472364

6menjual persediaan (hpp/360) 2,853,402 2,422,520

Struktur modal dan Solvabilitas

Total utang terhadap total kewajiban 846,050,835 1.8984 523,207,57

4 1.1952 244,753,971 0.6510

ekuitas ekuitas pemegang saham 445,660,435 437,749,23

4 375,955,481

84

Page 2: 3.2 bab isi (1)

utang jangka panjang kewajiban jangka panjang 22,090 0.3649 20,284 0.3936 19,884 0.4185terhadap ekuitas ekuitas pemegang saham 60,542 51,541 47,510

kelipatan bungalaba sebelum pajak dan beban

bunga 32,640,48126.0284897

7 60,076,91911.3929007

7 101,494,764 8.8062dihasilkan beban bunga 1,254,029 5,273,189 11,525,320

Tingkat pengembalian investasi 2013-2012 2012-2011

ROAlaba bersih+beban bunga*(1-tarif

pajak) 41,104,773 3.649% 51,293,320 6.486%rata-rata total aset 1,126,334,039 790,833,130

ROE laba bersih 7,911,201 1.79% 38,599,794 9.49%rata-rata ekuitas pemegang saham 441,704,835 406,852,358

Kinerja Operasi 2013 2012 2011

Margin Laba kotorpenjualan-hpp 178,841,162 14.83% 130,124,801 12.98% 106,944,236 11.83%

penjualan 1,206,066,005 1,002,231,897 904,236,103

margin laba operasilaba opersi 112,217,417 9.30% 79,494,311 7.93% 69,135,576 7.65%penjualan 1,206,066,005 1,002,231,897 904,236,103

margin laba bersihlaba bersih 7,911,201 0.66% 38,599,794 3.85% 72,961,045 8.07%penjualan 1,206,066,005 1,002,231,897 904,236,103

Pemanfaatan aset 2013-2012 2012-2011perputaran kas penjualan 1,206,066,005 75.52 1,002,231,897 121.77

rata-rata kas dan setara kas 15,970,363 6 bulan sekali 8,230,344 10 bulan sekali

85

Page 3: 3.2 bab isi (1)

perputaran piutang penjualan 1,206,066,005 5.04 1,002,231,897 5.53rata-rata piutang 239,334,004 181,288,446

perputaran persediaan hpp 1,027,224,843 12.653 872,107,096 24.411rata-rata persediaan 81,182,794 35,725,471

perputaran modal kerja penjualan 1,206,066,005 -39.765 1,002,231,897 -23.302rata-rata modal kerja (30,330,067) (43,010,127)

perputaran aset tetap penjualan 1,206,066,005 5.147 1,002,231,897 6.561rata-rata aset tetap 234,319,600 152,756,203

perputaran total aset penjualan 1,206,066,005 1.071 1,002,231,897 1.267rata-rata total aset 1,126,334,039 790,833,130

Ukuran Pasar 2013 2012 2011

rasio harga terhadap laba harga pasar per lembar saham 362.8844.69

0 303.237.62

8 427.55.69

8laba per saham 8.12 39.75 75.02

hasil laba laba per saham 8.12 2% 39.75 13% 75.02 18%harga pasar per lembar saham 362.88 303.23 427.5

hasil deviden deviden tunai per saham 1.62 0.45%harga pasar per lembar saham 362.88

harga terhadap nilai buku harga pasar per lembar saham 362.88 0.788 303.230.67

1 427.51.10

1

86

Page 4: 3.2 bab isi (1)

nilai buku per lembar saham 460.2517977 452.0815762 388.2646347nilai buku : total ekuitas/saham beredar

tingkat pembayaran deviden dividen tunai persaham 1.62 20%laba per saham 8.12

2011 - 2012 menyetujui untuk tidak ada pembagian saham disebabkan perseroan masih memiliki defisit konsolidasi senilai Rp 317 miliar per akhir

2011 dan rencana berekspansi

87

Page 5: 3.2 bab isi (1)

ANALISIS RASIO

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk”

Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang digunakan untuk menguku rkemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban financial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek.

1. Rasio Lancar

Rasio lancar digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi

kewajiban lancer. Rasio lancar PT Eterindo dapat dinilai cukup baik. Hal ini

dikarenakan selama uttuk tahun 2011 dan 2013 rasio lancarnya dapat dikatakan likuid

karena memiliki hasil masing- masing 1.0067 dan 1.0512. Tetapi di tahun 2012 terjadi

peningkatan kewajiban lancar menjadi Rp 383.478.950,00 dan asset lancar hanya

sebesar Rp 295.904.056,00, sehingga menyebabkan rasio lancar PT Eterindo menjadi

tidak likuid. Kewajiban lancar meningkat karena adanya peningkatan utang usaha dari

pihak ke 3 yang awalnya hanya sebesar Rp 34.377.811.715,00 di tahun 2011 menjadi

Rp 115.698.829.923,00.

2. Rasio Cepat

Dalam perhitungannya mungkin terlihat bahwa hasil dari rasio ini tidak likuid, tetapi

yang harus diketahui bahwa umur akun-akun nya hanya berkisar antara 3-6 bulan.

Jadi, kalo dihitung dalam 1 tahun (12bulan) pasti likuid. Hasil dari rasio cepat PT

Eterindo terlihat cukup baik, walaupun ditahun 2012 mengalami sedikit penurunan

menjadi 0.56 sedangkan di tahun 2011 sebesar 0.70. Penurunan di tahun 2012 pun

mengalami peningkatan di tahun 2013 sehingga menjadi 0.56 di tahun 2013.

Penurunan ini disebabkan karena meningkatnya kewajiban lancar yang tidak

sebanding dengan kenaikan aktiva lancar sehingga kenaikan aktiva lancar dikatakan

tidak signifikan dan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

lancar tidak sesuai yang diharapkan.

3. Waktu Penagihan

Antara tahun 2012-2013 PT Eterindo memiliki waktu penagihan yang lebih lama

apabila dibandingkan tahun 2011-2012. Antara tahun 2011-2012 waktu penagihan

yang dimiliki PT Eterindo sebanyak 65 hari, sedangkan ditahun 2012-2013 waktu

88

Page 6: 3.2 bab isi (1)

penagihan menjadi 71 hari. Hasil ini menyatakan bahwa tahun 2011-2012 perusahaan

mengelola piutang dagang secara lebih efektif dibandingkan dengan tahun 2012-2013.

4. Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan

Hasil perhitungan perusahaan ini menunjukkan adanya penurunan kinerja. Hal ini

terlihat dari penurunan kemampuan perusahaan dalam menjual persediaannya. Yang

awalnya (2011-2012) perusahaan hanya membutuhkan waktu 15 hari untuk menjual

persediaanya menjadi (2012-2013) 28 hari untuk menjual persediaanya. Penurunan

kinerja ini dikarenakan rata-rata persediaan yang sangat meningkat dari Rp

35.725.471,00 antara tahun 2011-2012, menjadi Rp 81.182.793,00 antara tahun 2012-

2013.

Rasio Modal dan Solvabilitas

Rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disebabkan oleh pemiliknya

dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk

mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan

indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (bank).

1. Total Utang terhadap Ekuitas

Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan

menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memnuhi seluruh

kewajibannya. Total utang dan kewajiban PT Eterindo mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Tahun 2011 pendanaan investasi untuk memenuhi kewajiban sebesar

1x kreditor (pembulatan dari 0.65), tahun 2012pun pendanaan investasi tetap 1x

kreditor (pembulatan dari 1.19), sedangkan di tahun 2013 meningkat menjadi 2x

kreditor (pembulatan 1.90).

2. Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang, dan jumlah ekuitas

untuk mengetahui perbandingan antara hutang jangka panjang dan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan. Dari hasil perhitungan tahun 2011-2013 terlihat bahwa

kemampuan investasi(ekuitas) dalam memenuhi kewajibannya(utang jangka panjang)

terus mengalami penurunan. Tahun 2011 pendanaan investasi mampu memenuhi

kewajiban 0.42x kreditor, di tahun 2012 kemampuannya menurun menjadi 0.39x

kreditor dan di tahun 2013 menurun lagi hingga menjadi 0.36x kreditor.

89

Page 7: 3.2 bab isi (1)

3. Kelipatan Bunga Dihasilkan

Rasio kelipatan bunga dihasilkan ini untuk menghitung margin keamanan bagi bagi

kreditor untuk pembayaran bunga. Berdasarkan hasil perhitungan, rasio ini terus

mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2013. Tahun 2011 kelipatan bunga

yang dihasilkan sebesar 8.8, tahun 2012 meningkat menjadi 11.39 dan peningkatan

tertinggi di tahun 2013 menjadi 26.03. antara tahun 2011-2012 peningkatan terjadi

sebesar 29.4%, sedangkan pada tahun 2012-2013 peningkatan terjadi sebesar 128%.

Peningkatan yang terus terjadi ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan bahwa

utang menurun dari tahun ke tahun.

Tingkat Pengembalian Investasi

Digunakan untuk mengetahui seberapa jauh asset yang digunakan dapat menghasilkan laba.

1. Tingkat Pengembalian Aset

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat produktifitas seluruh

asset. Tingkat pengembalian asset antara tahun 2011-2012 dan 2012-2013 terlihat

mengalami penurunan. Dimana tahun 2011-2012 tingkat pengembalian asset sebesar

6.5% sedangkan tahun 2012-2013 turun menjadi 3.6%. Hasil ini memperlihatkan

bahwa tingkat pengembalian asset PT Eterindo di tahun 2011-2012 lebih baik

daripada tahun 2012-2013.

2. Tingkat Pengembalian Aset (dari investor)

Rasio profitabilitas yang membandingkan anatara laba bersih dengan asset

bersih(ekuitas atau modal) perusahaan. Rasio ini mengukur berapa banyak

keuntungan yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor dari

pemegang saham. ROE PT Eterindo mengalami penurunan yang cukup tajam dari

tahun 2011-2012 sebesar 9.49% menjadi 1.79% di tahun 2012-2013. Penurunan ini

dikarenakan laba bersih di tahun 2013 turun menjadi Rp 7.911.201.004,00 sedangkan

di 2012 sebesar Rp 38.599.793.625,00. Tingginya ROE di tahun 2012 dikarenakan

pemakaian utang yang tinggi.

Kinerja Operasi

1. Margin Laba Kotor

Mengukur profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya yang lain.

Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena perubahan dalam kebijaksanaan

90

Page 8: 3.2 bab isi (1)

penjualan,misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru. Margin laba kotor PT

Eterindo mengalami kenaikan tiap tahunnya. Tahun 2011 margin laba kotor sebesar

11.83% naik menjadi 12.98% di tahun 2012 dan mengalami kenaikan lagi di tahun

2013 menjadi 14.83%. peningkatan ini menunjukkan bahwa baik hpp maupun penjual

mengalami peningkatan secara teratur. Sehingga jarak margin antar tahun 2011

hingga 2013 tidak terlampau jauh. Dari hasil ini pula dapat diketahui bahwa kinerja

penjualan perusahaan terbaik yaitu di tahun 2013.

2. Margin Laba Operasi

Laba usaha meningkat menjadi Rp79,50 miliar (7.93%) di tahun 2012 dari Rp69,14

(7.65%) miliar di tahun 2011. Meskipun beban usaha yang terdiri dari beban

penjualan dan beban umum administrasi mengalami peningkatan masing-masing

sebesar 35,20% dan 33,14%, Perseroan tetap mampu memperoleh peningkatan pada

laba operasi karena meningkatnya laba kotor Perseroan. Laba usaha 2013 juga

meningkat menjadi Rp112,15 miliar (9.30) dari Rp79,50 miliar di tahun 2012.

Meskipun beban usaha yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum

administrasi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 36,7% dan 28,5%,

Perseroan tetap mampu memperoleh peningkatan pada laba operasi karena

meningkatnya laba kotor Perseroan. Peningkatan beban penjualan berasal dari ongkos

angkut sejalan dengan meningkatnya penjualan Biodiesel.

3. Margin Laba Bersih

laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2012

sebesar Rp38,50 miliar (3.85%). Laba bersih yang dapat didistribusikan kepada

pemilik entitas induk tersebut menurun bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar

Rp72,64 miliar (8.07%) karena terdapat pendapatan yang berasal dari kenaikan nilai

wajar properti investasi sebesar Rp40,27 miliar. Tahun 2013 laba bersih yang dapat

didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp7,85 miliar (0.66%). Laba

bersih yang dapat di distribusikan kepada pemilik entitas induk tersebut menurun bila

dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp38,5 miliar karena melemahnya nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar sehingga menimbulkan rugi kurs signifikan pada tahun

2013.

91

Page 9: 3.2 bab isi (1)

Pemanfaatan Aset

Perbandingan antara asset dan penjualan. Turnover yang tinggi menunjukkan manajemen

yang efektive tetapi bisa juga turnover yang tinggi menunjukkan aktiva perusahaan yang

sudah tua dan sudah habis disusut.

1. Perputaran Kas

Menunjukkan seberapa jauh kas telah digunakan dalam aktifitas perusahaan.

Perputaran kas tahun 2012-2011 sebesar 121.77 atau sama dengan 10 bulan sekali,

sedangkan tahun 2013-2012 sebesar 75.52 atau sama dengan 6 bulan sekali.

Perputaran kas di tahun 2013-2012 lebih cepat di banding 2012-2011 dikarenakan

penjualan yang meningkat di tahun 2013 menjadi Rp 1.206.066.005,00 sedangkan di

tahun2012 sebesar Rp 1.002.231.897,00.

2. Perputaran Piutang Usaha

Memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam

piutang kebentuk uang tunai, kemudian kembali dalam bentuk piutang lagi. Makin

tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, dan

sebaliknya.

Perputaran pitang PT Eterindo terlihat stabil di tahun 2011-2012 maupun 2012-2013,

masing-masing menghasilkan rasio sebesar 5.53 dan 5.04 yang berarti dalam setahun

piutang berputar 6x di tahun 2011-2012 dan 5x di tahun 2012-2013.

3. Perputaran Persediaan

Menunjukkan berapa kali barang dagangan atau persediaan diganti atau dijual dalam

satu tahun. Perputaran yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan yang ada cukup

baik. Dari hasil perputaran persediaan terlihat bahwa tahun 2011-2012 lebih baik

apabila di bandingkan 2012-2013. Hal ini dikarenakan peningkatan rata-rata

persediaan yang melampaui peningkatan HPP nya.

4. Perputaran Modal Kerja

Untuk menilai efisiensi modal kerja. Berdasarkan hasil rasio dapat dilihat bahwa

tahun 2012-2013 perputaran modal kerja mengalami penurunan. Tahun 2012

perputaran modal kerja sebesar -23 sedangkan tahun 2013 menjadi -40. Penurunan

sebesar 17x ini dikarenakan midal kerja taun 2013 tidak mampu meningkatkan modal

ketja tahun 2012. Alasan itu pula yang menyebabkan hasil perputaran modal kerja

menjadi negative.

92

Page 10: 3.2 bab isi (1)

5. Perputaran Aset Tetap

Digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam menunjang

kegiatan penjualan perusahaan. Perputaran asset tetap perusahaan ini memiliki

perbandingan sebesar 2x. dimana di tahun 2011-2012 aset tetap berputar 7x terhadap

penjualan dan di 2012-2013 turun menjadi 5x. penurunan ini dikarenakan rata-rata

asset tetap tahun 2012-2013 meningkat menjadi Rp 234.319.599,00 sedangkan tahun

2011-2012 sebesar Rp 152.756.202,00. Dari hasil perhitungan ini menunjukkan

bahwa penggunaan asset tetap lebih efisien terjadi di tahun 2011-2011.

6. Perputaran Total Aset

Digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan seluruh aset dalam menunjang

kegiatan penjualan perusahaan. Perputaran total asset PT Eterindo juga mengalami

penurunan, dimana tahun 2011-2012 aset berputar 1.2x terhadap penjualan sedangkan

tahun 2012-2013 aset berputar 1.07x terhadap penujualan. Tetapi perbedaan ini

terlihat tidak signifikan.

Ukuran Pasar

Rasio ini untuk mengetahui hubungan antara harga saham terhadap laba dan nilai buku

saham.Rasio ini juga digunakan untuk indikasi investor dalam melihat masa lalu dan prospek

masa depan. Investor yang bermain di pasar modal menggunakan indikator2 yang

berhubungan dengan kondisi pasar modal.Rasio profitabilitas saja dianggap tidak

memadai.mereka menyadari bahwa factor yang mempengaruhi harga saham pasar saham

tidak semata-mata keutungan perusahaan.Oleh karna itu mereka juga menggunakan

indikartor yang tercermin dipasar modal,seperti harga saham,sebagai salah satu penanda

kinerja keuangan.

1. Rasio Harga Terhadap Laba

Rasio atas prospek pertumbuhan dan laba sebuah perusahaan di masa depan

diindikasikan oleh seberapa besar pasar mau membayar untuk setiap Rupiah laba

perusahaan. Rasio harga terhadap laba PT Eterindo terus mengalami peningkatan.

Tahun 2011 rasio menunjukkan hasil sebesar 5.70 yang artinya saham biasa terjual 6x

laba per saham, tahun 2012 mengalami peningkatan mejadi 7.63, yang artinya saham

biasa terjual 8x laba per saham peningkatan tertinggi terjadi di tahun 2013 mejadi

44.69 yang artinya saham biasa terjual 45x laba per saham. Peningkatan yang tinggi

ini disebabkan karena harga pasar per lembar saham meningkat sedangkan laba per

93

Page 11: 3.2 bab isi (1)

sahamnya menurun drastic. Rasio harga terhadap laba yang tinggi mengindikasikan

bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa depan.

2. Hasil Laba

Hasil laba yang dihasilkan oleh PT Eterindo terus mengalami penurunan tiap

tahunnya. Tahun 2011 hasil laba sebesar 18% dari harga pasar perlembar saham,

tahun 2012 turun menjadi 13% dari harga pasar per lembar saham, tahun 2013

mengalami penurunan yang lebih tajam hingga menjadi 2% dari harga pasar per

lembar saham. Penurunan di tahun 2012 dan 2013 juga iikuti oleh penurunan harga

per lembar saham yang masing-malsing menjadi Rp 303.23/lembar dan Rp

362.88/lembar.

3. Hasil Deviden

Menunjukkan berapa besar deviden yang diperoleh dari harga pasar per lembar

saham. Tahun 2011 dan 2012 perusahaan beserta para pemegang saham menyetujui

untuk tidak ada pembagian deviden saham karena perseroan masih memiliki deficit

konsolidasi sebesar Rp 317 miliar per akhir 2011. Dan di 2012 tidak membagikan

karena adanya rencana untuk melakukan ekspansi yang membutuhkan biaya yang

cukup besar. Di tahun 2013, hasil deviden yang diperoleh sebesar 0.45% dari harga

pasar per lembar saham.

4. Harga Terhadap Nilai Buku

Tahun 2011 hasil perhitungan harga terhadap nilai buku PT Eterindo sebesar 1.1 yang

artinya saham biasa terjual 1x nilai buku persaham, tahun 2012 turun menjadi 0.6

yang artinya penjualan saham biasa 0.6x nilai buku per lembar saham, tahun 2013

mulai mengalami peningkatan kembali menjadi 0.79 yang artinya penjualan saham

biasa 0.8x nilai buku per lembar saham. Apabila dihitung dengan pembulatan maka

hasil dari tahun 2011-2013 relatif sama yaitu 1x nilai buku per lembar saham.

5. Tingkat Pembayaran Deviden

Menunjukkan berapa besar deviden yang dibayar dari laba per lembar saham. Tahun

2011 dan 2012 perusahaan beserta para pemegang saham menyetujui untuk tidak ada

pembagian deviden saham karena perseroan masih memiliki deficit konsolidasi

sebesar Rp 317 miliar per akhir 2011. Dan di 2012 tidak membagikan karena adanya

rencana untuk melakukan ekspansi yang membutuhkan biaya yang cukup besar.

Tahun 2013, tingkat pembayaran deviden memperlihatkan hasil 20% yang artinya

pembayara deviden 20% dari laba persaham atau sebesar 1.62 rupiah.

94

Page 12: 3.2 bab isi (1)

RASIO LAPORAN KEUANGAN JAYA AGRA WATTIE Tbk

(TAHUN 2011-2013)

LIKUIDITAS2013 2012 2011

Rasio lancar = Aset lancar Aset lancar Aset lancarKewajiban lancar Kewajiban lancar Kewajiban lancar

= 256,002,863 336,804,007 595,737,424 395,988,681 408,299,602 211,109,797

= 0.65 0.82 2.82

Rasio Cepat =Kas + Setara kas + Surat berharga +

PiutangKas + Setara kas + Surat berharga +

PiutangKas + Setara kas + Surat

berharga + PiutangKewajiban lancar Kewajiban lancar Kewajiban lancar

= 127,807,532 249,558,525 541,062,690 395,988,681 408,299,602 211,109,797

= 0.32 0.61 0.61

Waktu Penagihan = Piutang rata - rata Piutang rata - rata(penjualan / 360) (penjualan / 360)

= 35,081,774 36,850,025 1,801,432 1,894,067

= 19.47 19.46

95

Page 13: 3.2 bab isi (1)

Jumlah hari untuk menjual persediaan

= Persediaan rata - rata Persediaan rata - rata

(Harga pokok penjualan) / 360 (Harga pokok penjualan) / 360

= 74,998,003 55,739,037 1,189,754 1,193,570

= 63.04 46.70

STRUKTUR MODAL dan SOLVABILITAS2013 2012 2011

Total utang terhadap ekuitas = Total kewajiban Total kewajiban Total kewajiban

Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemegang saham

= 1,384,665,575 987,397,806 807,907,515 1,274,371,788 1,253,281,134 1,134,533,521

= 1.09 0.79 0.71

Utang jangka panjang terhadap ekuitas =

Kewajiban jangka panjang Kewajiban jangka panjang Kewajiban jangka panjang

Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemegang saham

= 988,676,895 579,098,204 596,797,718

1,274,371,788 1,253,281,134 1,134,533,521= 0.78 0.46 0.53

96

Page 14: 3.2 bab isi (1)

Kelipatan bunga dihasilkan=

Laba sebelum pajak dan beban bunga

Laba sebelum pajak dan beban bunga

Laba sebelum pajak dan beban bunga

Beban bunga Beban bunga Beban bunga

= 159,601,798 241,285,512 279,333,787 48,413,000 42,364,000 32,941,000

= 3.297 5.696 8.480

TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI2013 2012 2011

Tingkat pengembalian aset=

Laba bersih + Beban bunga x (1-Tarif Pajak)

Laba bersih + Beban bunga x (1-Tarif Pajak)

Rata - rata total aset Rata - rata total aset

= 108,765,679 187,621,966 699,436,572 455,112,485

= 15.55% 41.23%

Tingkat pengembalian ekuitas=

Laba bersih Laba bersih

Rata - rata ekuitas pemegang saham

Rata - rata ekuitas pemegang saham

= 70,035,279 153,730,766

1,263,826,461 1,193,907,328= 5.54% 12.88%

97

Page 15: 3.2 bab isi (1)

KINERJA OPERASI2013 2012 2011

Margin laba kotor =Penjualan - HPP Penjualan - HPP Penjualan - HPP

Penjualan Penjualan Penjualan

= 220,204,196 252,179,221 302,413,005 648,515,640 681,864,295 647,059,462

= 33.96% 36.98% 46.74%

Margin laba operasi = Laba operasi Laba operasi Laba operasiPenjualan Penjualan Penjualan

= 111,188,798 198,985,437 246,394,190 648,515,640 681,864,295 647,059,462

= 17.15% 29.18% 38.08%

Margin laba bersih = Laba bersih Laba bersih Laba bersihPenjualan Penjualan Penjualan

= 70,035,279 153,730,766 185,420,326 648,515,640 681,864,295 647,059,462

= 10.80% 22.55% 28.66%

98

Page 16: 3.2 bab isi (1)

PEMANFAATAN ASET2013 2012 2011

Perputaran kas=

Penjualan PenjualanRata - rata kas & setara kas Rata - rata kas & setara kas

= 648,515,640 681,864,295 153,601,255 358,460,583

= 4.22 1.90

Perputaran piutang usaha=

Penjualan Penjualan

Rata - rata piutang Rata - rata piutang

= 648,515,640 681,864,295 35,081,774 36,850,025

= 18.49 18.50

Perputaran persediaan=

HPP HPPRata - rata persediaan Rata - rata persediaan

= 428,311,444 429,685,074 74,998,003 55,739,037

= 5.71 7.71

99

Page 17: 3.2 bab isi (1)

Perputaran modal kerja=

Penjualan Penjualan

Rata - rata modal kerja Rata - rata modal kerja

= 648,515,640 681,864,295 92,188,611 360,565,999

= 7.03 1.89

Perputaran aset tetap=

Penjualan PenjualanRata -rata aset tetap Rata -rata aset tetap

= 648,515,640 681,864,295 699,436,572 455,112,485

= 0.93 1.50

Perputaran total aset=

Penjualan PenjualanRata - rata total aset Rata - rata total aset

= 648,515,640 681,864,295 2,449,858,152 2,091,559,988

= 0.26 0.33

100

Page 18: 3.2 bab isi (1)

UKURAN PASAR2013 2012 2011

Rasio harga terhadap laba=

Harga pasar per lembar saham Harga pasar per lembar sahamHarga pasar per lembar

saham

Laba per saham Laba per saham Laba per saham

=378.16 360.96 355.88

18 40 52= 21.01 9.02 6.84

Hasil laba=

Laba per saham Laba per saham Laba per saham

Harga pasar per lembar saham Harga pasar per lembar sahamHarga pasar per lembar

saham

=18 40 52

378.16 360.96 355.88= 4.76% 11.08% 14.61%

Hasil deviden=

Deviden tunai per saham Deviden tunai per saham Deviden tunai per saham

Harga pasar per lembar saham Harga pasar per lembar sahamHarga pasar per lembar

saham

= ini tidak ada karena JAYA AGRA BELUM MEMBAGIKAN

11.96 9.6360.96 355.88

= 3.31% 2.70%

101

Page 19: 3.2 bab isi (1)

Tingkat pembayaran deviden=

Deviden tunai per saham Deviden tunai per saham Deviden tunai per saham

Laba per saham Laba per saham Laba per saham

=11.96 9.6

40 52= 29.90% 18.46%

Harga terhadap nilai buku=

Harga pasar per lembar saham Harga pasar per lembar sahamHarga pasar per lembar

saham

Nilai buku per lembar saham Nilai buku per lembar sahamNilai buku per lembar

saham

=378.16 11.96 9.62.498 1.717 2.514

= 151.40 6.97 3.82

102

Page 20: 3.2 bab isi (1)

ANALISIS RASIO

“JAYA AGRA WATTIE Tbk”

LIKUIDITAS

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka

pendeknya.

Rasio Lancar

Rasio lancar adalah ketersediaan aset lancar untuk memenuhi kewajiban lancar.

Dimana rasio lancar bertujuan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melunasi kewajiban jangka pendeknya. Batasan rasio lancar adalah 1. Rasio lancar

Jaya Agra Wattie Tbk pada tahun 2011 sebesar 2,28 mengimplikasikan bahwa

terdapat Rp 2,28 aset lancar yang tersedia untuk memenuhi setiap Rp 1 kewajiban

yang jatuh tempo saat itu. Dan pada tahun 2012 terdapat Rp 0,82 aset lancar yang

tersedia untuk memenuhi Rp 1 kewajiban yang jatuh tempo saat itu. Sedangkan pada

2013 terdapat Rp 0,65 aset lancar yang tersedia untuk memenuhi setiap Rp 1

kewajiban yang jatuh tempo saat itu. Akan tetapi ditahun 2012 dan 2013 tidak dapat

memenuhi Rp 1 tersebut. Rasio lancar tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011

dan juga ditahun 2013 dibandingkan tahun 2012 terjadi penurunan rasio lancar,

artinya pada tahun 2012 dan 2013 terjadi penurunan kemampuan Jaya Agra Wattie

Tbk melunasi kewajiban lancarnya dengan aset lancarnya. Jaya Agra Wattie Tbk pada

tahun 2012, dan 2013 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Jaya Agra Wattie Tbk

mempunyai aset lancar yang tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio Cepat

Rasio cepat merupakan pengujian yang lebih ketat atas likuiditas jangka pendek yaitu

dengan hanya menggunakan aset lancar yang paling likuit, di antaranya adalah kas

dan setara kas, investasi jangka pendek, dan piutang. Pada tahun 2011 Jaya Agra

Wattie Tbk memiliki aset likuid sebesar Rp 0,61 untuk menutupi masing-masing Rp 1

kewajiban lancarnya. Dan pada tahun 2012 Jaya Agra Wattie Tbk memiliki aset likuit

sebesar Rp 0,61 untuk menutupi masing-masing Rp 1 kewajiban lancarnya.

Sedangkan pada tahun 2013 Jaya Agra Wattie Tbk memiliki aset likuid sebesar Rp

0,32 untuk menutupi masing-masing Rp 1 kewajiban lancarnya. Dari hasil analisis

rasio cepat Jaya Agra Wattie Tbk pada tahun 2009, 2010, dan 2011 maka dapat ditarik

103

Page 21: 3.2 bab isi (1)

kesimpulan bahwa pada tahun 2009, 2010 dan 2011 Jaya Agra Wattie Tbk tidak

mempunyai aset likuid yang dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Waktu Penagihan

Periode penagihan piutang menunjukkan lamanya perusahaan mampu untuk menagih

piutangnya. Semakin cepat periode penagihannya, maka semakin menurunkan resiko

bagi perusahaan untuk terjadinya piutang yang tidak tertagih. Periode penagihan Jaya

Agra Wattie Tbk pada tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan akan tetapi

peningkatan ini hanya 0.10, hal ini tidak baik karena akan lama menarik penagihan.

Jika melakukan penurunan maka akan berdampak positif terhadap perusahaan

tersebut.

Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan

Rasio jumlah hari untuk menjual persediaan menunjukkan bahwa perusahaan mampu

menjual persediaannya lebih cepat dari semula, dilihat dari tahun 2012 Jaya Agra

Wattie Tbk dapat menjual persediaan selama 46.70 hari, akan tetapi ditahun 2013 Jaya

Agra Wattie Tbk menjual 63.04 hari. Kinerja Jaya Agra Wattie Tbk semakin menurun

karena Jaya Agra Wattie Tbk semakin lama menjual persediaannya dan ini dapat

mengakibatkan persediaannya akan mengalami kerusakan.

STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS

Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

panjangnya. Untuk menilai struktur modal dan risiko kredit perusahaan, maka perlu

dipelajari struktur modal dan solvabilitasnya.

Total Utang terhadap Ekuitas

Jaya Agra Wattie Tbk pada tahun 2011 sebesar 0,71 mengindikasikan bahwa untuk

tiap-tiap Rp 1 pendanaan ekuitas, terdapat Rp 0,71 pendanaan dari kreditor. Dan pada

tahun 2012 sebesar 0,79 mengindikasikan bahwa untuk tiap-tiap Rp 1 pendanaan

ekuitas, terdapat Rp 0,79 pendanaan dari kreditor. Sedangkan pada tahun 2013 tiap-

tiap Rp 1 pendanaan ekuitas, terdapat Rp 1,09 pendanaan dari kreditor. Dari analisis

rasio total utang terhadap ekuitas tahun 2011, 2012, dan 2013 dapat dilihat bahwa

104

Page 22: 3.2 bab isi (1)

posisi Jaya Agra Wattie Tbk semakin memburuk karena perusahaan lebih banyak

menggunakan kewajiban daripada ekuitas dalam mendanai aktivitas operasi dari tahun

ke tahun, perusahaan lebih banyak menggunakan utang daripada ekuitas dalam

mendanai aktivitas operasi perusahaan.

Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas

Jaya Agra Wattie Tbk ditahun 2011 ke 2012 mengalami penurunan rasio utang jangka

panjang terhadap ekuitas sedangkan 2012 ke 2013 mengalami kenaikan. Jika analisis

rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas Jaya Agra Wattie Tbk tahun 2012

dibandingkan 2011 mengalami penurunan, yang berarti Jaya Agra Wattie Tbk pada

tahun itu lebih banyak menggunakan kewajiban jangka panjang dalam mendanai

aktivitas operasi dan investasinya, berbanding terbalik dengan tahun 2012 ke 2013.

Kelipatan Bunga Dihasilkan

Rasio kelipatan bunga dihasilkan merupakan rasio antara laba perusahaan

sebelum bunga dengan pembayaran bunga. Rasio untuk kelipatan bunga yang

dihasilkan diharapkan lebih besar dari 1 dan dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan. Ini mengartikan bahwa perusahaan akan mengalami laba yang lebih

besar berapa kali dari tingkat bunga yang ada.

Jaya Agra Wattie Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dari 8.48 menjadi

5.696 dan ditahun 2013 menjadi 3.297 maka terjadi penurunan kemampuan

menghasilkan laba. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2011, maka terjadi

peningkatan kemampuan menghasilkan laba. Maka dapat disimpulkan bahwa Jaya

Agra Wattie sulit untuk menghasilkan laba karena semakin menurun setiap tahunnya

tidak ada kenaikan yang terlihat.

TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI

Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) untuk menilai kompensasi keuangan kepada

penyedia pendanaan ekuitas dan utang.

Tingkat Pengembalian Aset (ROA)

Tingkat pengembalian aset (ROA) Jaya Agra Wattie Tbk pada tahun 2012 ke

2013 mengalami penurunan sebesar 25.67% dapat di bilang sangat besar. Hal ini

dapat dikatakan mengalami penurunan yang sangat besar hal ini menunjukkan bahwa

105

Page 23: 3.2 bab isi (1)

perusahaan tidak mampu menggunakan aset yang dimilikinya dengan efektif dan

efisien. Dimana berarti produktivitas aset lebih kecil dari tahun yang sebelumnya.

Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE)

Pada tingkat pengembalian ekuitas (ROE) untu perusahaan Jaya Agra Wattie Tbk

mengalami penurunn sebanyak kurang lebih 7%. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan tidak mempunyai kemampuan yang besar untuk mengembalikan laba

kepada pemegang saham atas dana yang ditanamkan.

KINERJA OPERASI

Kinerja operasi untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.

Margin Laba Kotor

Margin laba kotor Jaya Agra Wattie Tbk di tahun 2011 ke 2012 mengalami

penurunan sebesar 9.75% dan ditahun 2012 ke 2013 juga mengalami penurunan

sebesar 3.03% hal ini mengindikasikan bahwa terjadi disefisiensi pada perusahaan, di

mana peningkatan harga pokok penjualannya jauh lebih besar dari pada peningkatan

penjualannya.

Margin Laba Operasi

Margin laba operasi Jaya Agra Wattie Tbk juga mengalami penurunan setiap

tahunny. Penurunannya dari 8.90% menjadi 12.04% dilihat dari kedua selisih

perubahaan persentase tersebut tampak adanya penurunan tingkat margin laba

operasinya, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat efisiensi operasi

perusahaan.

Margin Laba Bersih

Margin laba bersih Jaya Agra Wattie Tbk setiap tahunnya menurun juga tidak ada

peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2011 margin laba bersihnya

adalah 28,66% sedangkan 2012 adalah 22,55% dan 2013 adalah 10.80% maka dilihat

dari tahun ke tahun tampak adanya penurunan margin laba bersih yang disebabkan

adanya penurunan laba bersih yang dihasilkan perusahaan.

106

Page 24: 3.2 bab isi (1)

PEMANFAATAN ASET

Pemanfaatan aset untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan

penjualan.

Perputaran Kas

Perputaran Kas Jaya Agra Wattie mengalami kenaikan yang disebabkan karena rata-

rata kas dan setara kas ditahun 2013 lebih kecil dibandingkan tahun 2012 maka ini

berdampak kepada perputaran kas yang semakin meningkat sehingga kas yang ada

lebih sedikit dibandingkan yang ada.

Perputaran Piutang Usaha

Perputaran piutang usaha menjelaskan mengenai berapa kali setiap tahunnya dana

dalam bentuk piutang berubah menjadi uang tunai. Perputaran piutang usaha yang

semakin tinggi menunjukkan perusahaan mampu mengkonversi piutang usaha

menjadi kas lebih cepat dan resiko piutang tak tertagih yang semakin kecil. Semakin

tinggi rasio tersebut, semakin baik kinerja perusahaan. Di perusahaan Jaya Agra

Wattie perputaran piutang usahanya tetap hanya beda 0.01 ini tidak pengaruh. Jadi

Jaya Agra Wattie mengalami kestabilan.

Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan yang semakin tinggi menunjukkan perusahaan mampu menjual

persediaannya lebih cepat dan resiko persediaan rusak yang semakin kecil..

Perputaran persediaan Jaya Agra Wattie mengalami penurunan dari tahun 2012 ke

2013 mengalami penurunan sebesar 2. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin

rendah rasio atau turunnya rasio maka semakin lambat perputaran persediaannya

tersebut.

Perputaran Modal Kerja

Perputaran modal kerja yang semakin tinggi menunjukkan perusahaan mampu

menggunakan modal kerjanya lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan nilai

penjualan yang lebih tinggi. Jaya Agra Wattie Tbk mengalami kenaikan dari tahun

2012 ke 2013 mengalami kenaikan sebesar 5.14 ini dapat disimpulkan bahwa

perusahaan mampu menggunakan modal kerja lebih efisien dan efektif akan tetapi

dilihat dari penjualannya mengalami penurunan akan tetapi ditutupi oleh aset tetap

yang dipakai ditahun 2013 hanya 92,188,611.

107

Page 25: 3.2 bab isi (1)

Perputaran Aset Tetap

Perputaran aset tetap Jaya Agra Wattie menurun dari 1.50 di tahun 2012 menjadi 0.93

ditahun 2013 akan berdampak kepada ketidak effisiensiannya di aset tetap sehinga

penjualan ditahun 2013 yang menurun.

Perputaran Total Aset

Perputaran total aktiva yang semakin tinggi menunjukkan perusahaan mampu

menggunakan aktiva secara lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan nilai

penjualan yang lebih tinggi. Rendahnya perputaran total aset dan penurunan total aset

dari tahun 2012 ke 2013 mengakibatkan bahwa perusahaan tidak mampu

menggunakan aktiva secara lebih efisein dalam menghasilkan nilai penjualan.

Perputaran ratio total aset tidak mencapai 1 hanya 0.5 kebawah.

UKURAN PASAR

Rasio Harga terhadap Laba

Rasio harga terhadap laba menunjukkan besarnya harga saham berapa kali dari nilai

laba per lembar saham. Jaya Agra Wattie pada tahun 2011 sebesar 6,84 yang

menunjukkan bahwa jika dijual saham dengan harga Rp 52, maka untung 6,84 kali.

Pada tahun 2012 jika dijual saham dengan harga Rp 40, maka untung 9023 kali. Dan

pada tahun 2013 jika dijual saham dengan harga Rp 18, maka untung 21.01 kali.

Dilihat dari 3 tahun tampak adanya peningkatan yang disebabkan naiknya harga pasar

per lembar saham pada tahun itu.

Hasil Laba

Hasil laba ini merupakan kebalikan dari rasio harga terhadap laba. Hasil laba Jaya

Agra Wattie mengalami penurunan disetiap tahunnya di tahun 2011 hasil labanya

adalah 14.61%, ditahun 2012 hasil laba menurun menjadi 11.08 persen dan di tahun

2013 menurun menjadi 4.76%.

Hasil Dividen

Hasil dividen dari Jaya Agra Wattie meningkat dari tahun 2011 ke 2012. Ditahun

2012 hasil devidennya adalah 2,70% sedangkan di tahun 2012 menjadi 3.31%

mengalami peningkatan karena adanya pertemuan RUPS yang menaikan persentase

108

Page 26: 3.2 bab isi (1)

laba bersih dari 20% menjadi 30%. Sedangkan 2013 belum diketaui karena RUPS

ditahun 2014 belum di terbitkan oleh Jaya Agra Wattie Tbk.

Tingkat Pembayaran Dividen

Tingkat pembayaran dividen tahun 2011 dan tahun 2012 tidak mencapai 50% karena

penjualan di Jaya Agra Wattie yang mengalami penurunan. Akan tetapi ditahun 2011

ke 2012 mengalami kenaikan sebesar 11% karena dividen tunainya meningkat.

Sedangkan 2013 belum diketaui karena RUPS ditahun 2014 belum di terbitkan oleh

Jaya Agra Wattie Tbk., jadi belum ada peresmian tingkat pmbayaran dividen tahun

2013.

Harga terhadap Nilai Buku

Rasio harga terhadap nilai buku ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai harga

saham dari nilai buku per lembar saham, maka akan semakin diminati oleh investor.

Jaya Agra Wattie ini dilihat dari harga terhadap nilai buku semakin meingkat dari

tahun 2011 adalah 3.82, ditahun 2012 sebanyak 6.97 dan 2013 sebanyak 151.40 ini

menunjukkan bahwa banyak investor tertarik kepada perusahaan ini, walaupun secara

keseluruhan 2013 Jaya Agra Wattie ini banyak sekali mengalami penurunan aset,

penjualan dan lain –lain.

109

Page 27: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk

NERACA KONSOLIDASIAN

Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011

(Dalam Ribuan Rupiah)

PT.ETERINDO WAHANATAMA Tbk JAYA AGRA WATTIE TbkYear to Year 2012-

2013Year to Year 2011-

2012Year to Year 2012-

2013Year to Year 2011-

2012 normal % normal % normal % Normal %

ASET ASETAset Lancar ASET LANCAR

kas dan bank 16,570,387 217% 735155 11% kas dan setara kas -135250293 -61%-

274468363 -55%kas di bank yang dibatasi penggunaanya (81,736) -98% -994638 -92% piutang usaha 13930710 91% -19886698 -56%Piutang usaha piutang lain-lain -5799911 -45% 2850896 28% Pihak ketiga 35,796,667 19% 188408832 piutang plasma 5368500 0

Pihak berelasi 2,233,9754083

%-

119442231 -100% persediaan 23151491 37% 15366440 32%

Piutang lain-lain pajak dibayar dimuka 20491552225

% 90953394322

5%

Pihak berelasi 23,371,5181236

% 1891116uang muka dan biaya dibayar dimuka 4202586 54% 1213190 18%

Pihak ketiga 4,220,390 26% -20389151 -56%

aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual -6895779

-100

% 6895779

110

Page 28: 3.2 bab isi (1)

Persediaan - Neto 88,817,251 242% 2097393 6%

Pajak dibayar Di muka 81,510,077.

0 252% 27734247 609%Uang muka dan biaya dibayar dimuka (10,954,626) -87% -18651197 -60%

TOTAL ASET LANCAR 241483903 82% 61389526 26% Total aset lancar -80801144 -24%-

258933417 -43%

ASET TIDAK LANCAR ASET TIDAK LANCARtanaman perkebunan- tanaman telah menghasilkan, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar RP 2.829.3663.238 pada tanggal 31 desember 2013 53,758,846

Aset pajak tangguhan - bersih 614713 28% 63067 3%

tanaman belum menghasilkan 12,897,200 6% 214784639investasi perusahaan asosisasi 0 -6959704

-100%

tanaman perkebunan-

175493487 -100%investasi jangka panjang lainnya 0 0% 0 0%

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp46039905330838 pada tanggal 31 Desember 2013 dan Rp25.141.929.798 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp16818524 pada tanggal 31 Desember 2011

(13,316,067) -6% 176442860 273% bibitan -7022484 -22% 9059315 39%Properti investasi 36,000 0% 0 0% tanaman perkebunan:

111

Page 29: 3.2 bab isi (1)

Piutang perkebunan plasma 19,061,638 54% 35150369

tanaman menghasilkan - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 114.554142.290 tahun 2013 dan Rp 81.643.121.766 tahun 2012 324642115 69% 167972851 56%

Goodwill 0% 0 0% Tanaman belum menghasilkan -69740541 -9% 149471763 23%

Aset pajak tangguhan - neto (276,727) -14% 1332842 229%

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 138.061.251.322 tahun 2013 dan Rp 112.422.456.192 tahun 2012 243604076 42% 245044099 74%

penyertaan saham - neto Uang muka pembelian aset 1585000189

% -9202487 -92%aset lain-lain neto 3,391,378 4% 26610600 45% goodwill 0 0% 0 0%

aset lain-lain 5476688132

% 1722417 71%

TOTAL ASET TIDAK LANCAR 74509768 11% 278827823 72% Total Aset Tidak Lancar 499159567 26% 557171321 41%

TOTAL ASET 315993671 33% 340217349 55% TOTAL ASET 418358423 19% 298237904 15%

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PENDEKutang bank jangka pendek 199,983,661 89% 67397054 43% utang bank -35500000 -25% 85500000 151%utang usaha utang usaha -24278914 -21% 89468285 372% pihak ketiga (63,110,841) -55% 81321017 237% utang lain-lain 1283284 19% -3050789 -32% pihak berelasi (3,740,374) - -12846858 -77% utang pajak 14183243 60% -2918773 -11%

112

Page 30: 3.2 bab isi (1)

100%utang lain-lain akural -11355669 -36% 9870026 46%

pihak ketiga (934,218) -9% 6418943 179% utang plasma 1959254100

% 102099 5%

pihak berelasi (3,698,265)-

100% 3698265utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun

utang pajak (10,272,555) -68% 8103575 116% utang bank 41567468 47% 21828056 32%liabilitas yang masih harus dibayar 501,583 10% 2246607 85% utang sewa pembiayaan -169588 -57% -3609099 -92%

uang muka pelanggan 3,384,340 198% -6640594 -79%bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: utang bank 20,360,650 utang pembiayaan konsumen 209,908 25% 534379 183% utang sewa pembiayaan (928,850) -39% 316671 15%TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 141755039 37% 150549059 65%

Total liabilitas jangka pendek -12310922 -3% 197189805 93%

LIABILITAS JANGKA PANJANG

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas pajak tangguhan - neto 2,890,202 87% 343286 12%

utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun

utang jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun: utang bank 395171816 81% -33737584 -6%

utang bank 179,029,373 143% 125175276 utang sewa pembiayaan 990121258

% -527557 -99%

113

Page 31: 3.2 bab isi (1)

utang pembiayaan konsumen (432,925) -44% 533374 119% liabilitas imbalan kerja 2200876 5% 6817421 18%

utang sewa pembiayaan (1,420,977) -98% -2834143 -66%liabilitas pajak tangguhan - bersih 12106987 25% 9748206 26%

liabilitas imbalan kerja 1,022,549 12% 4686745 114%TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 181,088,222

130% 127904538 1082%

TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 409578691 71% -17699514 -3%

Total liabilitas 322843261 62% 278453597 114% TOTAL LIABILITAS 397267769 40% 179490291 22%

EKUITAS EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp400 per saham modal dasar 1.500.000.000 saham

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 10.000.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 968.297.000 saham 0% -96829700 -20%

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 3.774.685.500 0 0% 0 0%

Tambahan modal disetor - Neto 0%

-183870183 -90% tambahan modal disetor 0 0% 0 0%

Saldo laba (defisit ) 7,858,945 27% 347209973 -109% saldo laba 0

Selisih transaksi perubahan ekuitas anak

telah ditentukan penggunaannya untuk cadangan umum 7524458 46% 9061391 126% Belum ditentukan penggunaannya 15107038 4% 105190789 37%

ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 7,858,945 2% 61605244 16%

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 22631496 2% 114252180 10%

KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 52257 4% 188507 17% Kepentingan nonpengendali -1540842 -5% 4495433 15%

TOTAL EKUITAS 7911202 2% 61793751 16% Total Ekuitas 21090654 2% 118747613 10%

114

Page 32: 3.2 bab isi (1)

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 330754463 34% 340247348 55%

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 418358423 19% 298237904 15%

115

Page 33: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)

NERACA

Tahun 2011-2013

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

ASET

- Dapat dilihat dari segi aset lancar, PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk memiliki

kondisi aset lancar lebih baik daripada JAYA AGRA WATTIE Tbk. dengan total

presentase 217% pada tahun 2013 dan pada tahun 2012 11% sedangkan untuk JAYA

AGRA WATTIE Tbk pada tahun 2013 memiliki presentase -61% dan pada tahun

2012 -55%. Ini dapat menunjukan bahwa PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

lebih baik dari pada JAYA AGRA WATTIE Tbk bila dilihat dari sisi aset lancar.

Pertumbuhan aset lancar pada PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk ini disebabkan

oleh meningkatnya piutang usaha, piutang lain-lain serta pajak dibayar dimuka (Pajak

PertambahanNilai).

- Bila dilihat dari sisi aset tidak lancar, PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk juga

memiliki kondisi lebih baik dari pada JAYA AGRA WATTIE Tbk pada periode

2011-2012 Pertumbuhan aset tidak lancar pada PT ETERINDO WAHANATAMA

Tbk di periode tersebut ini disebabkan oleh meningkatnya tanaman perkebunan dan

aset lain-lain berupa perijinan dan hak atas tanah, tetapi pada periode 2012-2013

menunjukan bahwa JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki kondisi aset tidak lancar

lebih baik dengan presentase 26% sedangkan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

memiliki presentase 11% untuk periode 2012-2013

- Sedangkan untuk total aset keseluruhan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

memiliki keunggulan dari JAYA AGRA WATTIE Tbk, dari tahun ke tahunnya,

dengan total kepemilikan aset untuk PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk 33%

untuk periode 2013-2012 dan 55% untuk periode 2012-2011.

116

Page 34: 3.2 bab isi (1)

LIABILITAS

- Dari segi liabilitas jangka pendek, pada periode 2011-2012 JAYA AGRA WATTIE

Tbk memiliki presentase sangat besar yaitu 95% tidak sepadan dengan PT

ETERINDO WAHANATAMA Tbk yang memiliki presentase 65% pada periode itu,

peningkatan pada JAYA AGRA WATTIE Tbk terjadi karena perusahaan mengambil

pinjaman kepada bank dan terdapat utang usaha pada beberapa perusahaan lainnya

yang digunakan untuk membeli tandan buah segar, pupuk, bibit, dan sewa alat berat.

Tetapi pada periode 2012-2013 JAYA AGRA WATTIE Tbk berhasil menurunkan

presentasenya menjadi -3% dan untuk PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

mengalami penurunan juga menjadi 37%

- Liabilitas jangka panjang, jika dibandingkan kedua perusahaan ini PT ETERINDO

WAHANATAMA Tbk memiliki presentase lebih besar daripada JAYA AGRA

WATTIE Tbk dari kedua periode tersebut, Peningkatan liabilitas jangka panjang pada

Pt eterindo ini terutama disebabkan oleh meningkatnya hutang bank jangka panjang

modal kerja Biodiesel.

- Untuk total liabilitas, dapat disimpulkan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

memiliki liabilitas lebih banyak daripada JAYA AGRA WATTIE Tbk dari tahun ke

tahunnya, dengan presentase 62% pada periode 2012-2013 dan 114% untuk periode

2011-2012 untuk Pt eterindo.

EKUITAS

- Untuk kepemilikan ekuitas pada periode 2012-2013 kedua perusahaan ini memiliki

presentase yang sama yaitu sebesar 2%. Tetapi bila dilihat periode sebelumnya PT

ETERINDO WAHANATAMA Tbk memiliki presentase 16% ini menunjukan bahwa

pada periode sebelumnya PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk memiliki

presentase lebih besar bila dibandingkan dengan JAYA AGRA WATTIE Tbk yang

hanya memiliki presentase 10%. Keunggulan ekuitas pada PT ETERINDO

WAHANATAMA Tbk ini disebabkan oleh diperolehnya laba bersih sebesar Rp38,5

miliar dan selisih hasil aset tetap dan persediaan sebesar Rp23,2 miliar yang

digunakan untuk menghapus saldo defisit dalam rangka Kuasi Reorganisasi. Saldo

laba ditahan menjadi Rp29,61 miliar.

117

Page 35: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk

LAPORAN LABA RUGI

KONSOLIDASIAN

Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011

(Dalam Ribuan Rupiah)

JAYA AGRA WATTIE TbkPT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

Year To Year 2012-2013 Year to Year 2011-2012Year To Year 2012-

2013Year to Year 2011-

2012Normal % Normal % normal % Normal %

PENJUALAN NETO 203,834,108 20% 97,995,794 11%PENJUALAN BERSIH -33348655 -5% 34804833 5%

BEBAN POKOK PENJUALAN 155,117,747 18% 74,815,228 9%

BEBAN POKOK PENJUALAN -1373630 0% 85038617 25%

LABA BRUTO 48716361 37% 23180566 22% LABA KOTOR -31975025 -13% -50233784 -17%

BEBAN USAHABeban penjualan -7,025,113 37% -4,988,049 35% beban penjualan 1006300 -10% -4727990 83%Beban umum dan administrasi -8,968,142 28% -7,833,781 33%

beban umum dan administrasi -296036 1% -4265154 11%

Total Beban Usaha -15,993,255 32% -12,821,830 34%pendapatan operasi lain -42681070 -74% 31227811 120%

LABA USAHA 32723106 41% 10358736 15% beban operasi lain -13850808 25% -19409636 53%LABA OPERASI -87796639 -44% -47408753 -19%

PENDAPATAN bagian rugi 63925 -100% -62522 4456%

118

Page 36: 3.2 bab isi (1)

(BEBAN) LAIN-LAINperusahaan asosiasi

Rugi selisih kurs - neto -38,191,185 558% -1584334 30%Beban keuangan -25,612,166 161% -15867352Penurunan nilai persediaan -2,131,745 2655% -80293Beban pajak 2,316,767 -77% -3,002,160Laba/(Rugi) penjualan aset tetap 180,752 -69% -495,541 -213%Penghasilan bunga 141,083 102% -88,626 -39%Beban Bunga 11,525,320 -100%Kenaikan nilai wajar properti investasi 36,000 -40,272,000 -100%Lain-lain - neto 7,120,109 579% 4,340,538 -140%Total Pendapatan dan Beban Lain-lain - Neto -56,140,384 227% -45,524,448 -219%

LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK -23417277 -43% -35165713 -39%

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN -87732714 -44% -47471275 -19%

BEBAN (MANFAAT) PAJAK

BEBAN PAJAK PENGHASILAN

Kini 3,114,828 18% 24,107,824 -349% pajak kini 5844364 -16% 9429128 -21%

Tangguhan 4,156,487 -420% 9,104,511 -90% Pajak tangguhan -1807137 19% 6352587 -40%

Beban Pajak - Neto 7,271,315 45% 33,212,336 -195%beban pajak bersih 4037227 -9% 15781715 -26%

LABA TAHUN BERJALAN -30688593 -80% -34361250 -47% LABA BERSIH -83695487 -54% -31689560 -17%

119

Page 37: 3.2 bab isi (1)

Pendapatan komprehensif lain

pendapatan komprehensif lain tahun berjalan 0 0

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN -30688593 -80% -34361250 -47%

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN -83695487 -54% -31689560 -17%LABA BERSIH YANG DAAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: 0 0

Laba tahun berjalan yang dapat distribusikan kepada:

pemilik entitas induk -82710917 -55% -30738665 -17%

Pemilik entitas induk -30,637,288 -80% 38496233kepentingan nonpengendali -984570 -30% -950893 -23%

Kepentingan non-pengendali -51,305 -50% 103561Total -30688592 -80% 38599793 jumlah -83695487 -54% -31689558 -17%

Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:

TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA

Pemilik entitas induk -30,637,288 -80% -34,146,372 -47%penilik entitas induk -82710917 -55% -30738665 -17%

Kepentingan non-pengendali -51,305 -50% -214,879 -67%

kepentingan nonpengendali -984570 -30% -950893 -23%

Total -30688593 -80% -34361251 -47% jumlah -83695487 -54% -31689558 -17%LABA PER SAHAM 0 0

120

Page 38: 3.2 bab isi (1)

DASAR YANGDISTRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK -31.63 -80% -35.27 -47%

LABA BERSIH PER SAHAM - DASAR -22 -55% -12 -23%

121

Page 39: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN

Tahun 2011-2013

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

PENJUALAN

- Bila dibandingkan dari segi penjualan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

mempunyai kondisi penjualan lebih bagus dari pada JAYA AGRA WATTIE Tbk,

dengan total kepemilikan presentase 20% untuk periode 2012-2013 dan 11%

untuk periode 2011-2012. Hal ini disebabkan adanya dukungan kinerja oleh

peningkatan volume penjualan Biodiesel sebesar 39,2% meskipun harga jual rata-

rata Biodiesel turun sebesar 4,7%.

LABA BRUTO

- Seiring dengan kondisi penjualan maka laba bruto pada Pt.eterindo juga

mengalami kondisi yang lebih baik dari pada JAYA AGRA WATTIE Tbk dengan

presentase pada Pt.eterindo sebesar 37% periode 2012-2013 dan 22% untuk

periode 2011-2012. hal ini disebabkan karena kenaikan rata-rata margin selisih

antara harga jual Biodiesel dengan harga bahan baku utama serta perdagangan

bahan kimia.

LABA USAHA

- Untuk laba usaha Pt.eterindo tetap memiliki kondisi lebih baik dari pada JAYA

AGRA WATTIE Tbk, hal ini disebabkan karena meningkatnya laba kotor

Pt.eterindo.

122

Page 40: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk

ARUS KAS

Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011

(Dalam Ribuan Rupiah)

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk JAYA AGRA WATTIE Tbk

Year to Year 2012-2013 Year to Year 2011-2012Year to Year 2012-

2013Year to Year 2011-

2012Normal % Normal % normal % Normal %

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 204,732,220 22% 947,292 0%

penerimaan kas dari pelanggan -76469846 -11% 93722578 15%

Penghasilan bunga 141,083 102% -88,626 -39%

pembayaran kas kepada pemasok,karyawan dan lain-lain -116672720 32% -14245846 4%

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan -443,153,709 53% 57,088,954 -6%

Kas dihasilkan darinoperasi -193142566 -54% 79476732 29%

Pembayaran bunga -26,318,797 177% -3,383,131 29%Penerimaan atas pajak lebih bayar 0 -3380770 -100%

123

Page 41: 3.2 bab isi (1)

dari kantor pajakPembayaran pajak penghasilan -11,546,094 63% -1,444,313 9%

pembayaran beban bunga -15186491 25% -13859655 30%pembayaran pajak penghasilan 17217275 -36% -14736273 45%

Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi -276145297 -551% 53,120,176 -1745%

Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi -191111782 -78% 47500034 24%

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penjualan aset tetap 56,059 138% 40,620Perolehan bagian non-pengendali 0 134552941 -100%

Kenaikan aset lain-lain 22,373,277 -81% -27,509,553 Penerimaan bunga -13088296 -67% 2752856 16%

Perolehan aset tetap 141,541,998 -96% -123,218,224 501%penambahan bibitan 25190616 -67% -16100133 75%

Perolehan persiapan lahan, pembibitan dan tanaman belum menghasilkan 2,458,141 -4% -12,426,952 27%

penambahan tanaman belum menghasilkan 40275695 -14% -118394285 74%perolehan aset tetap 998108 0% -149279854 134%Penambahan uang muka pembelian aset tetap -1571389 184% 5242626 -86%penambahan beban tangguhan -3762215 370% -1017899hasil penjualan -25584910 -97% 26302905 19433

124

Page 42: 3.2 bab isi (1)

aset %

Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi 166429475 -71% -163,114,109 231%

Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi 22457609 -4% -115940843 28%

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan utang bank - neto 183,022,748 122% 56,802,005 61%

Penerimaan pihak berelasi 0 -16847984 -100%

Pembayaran liabilitas anak piutang 12,087,739 -100%

Pembayaran kepada pihak berelasi 0 307678 -100%

Pembatasan kas untuk pembayaran utang 1,077,874 -100%

perolehan utang bank -124000000 -85% 107000000 274%

Pembayaran utang sewa pembiayaan 360,021 -9% -2,501,662 153%

pembayaran utang bank 3000000 -5% -24500000 68%perolehan utang bank jangka panjang 451263319 1175% -180875795 -82%pembayaran utang bank jangka panjang -17483087 24% 34959821 -33%pembayaran deviden -8909768 25% -36236981pembayaran utang sewa pembiayaan 4001778 -91% -320741 8%Tambahan setoran modal 0 -547158223 -100%

125

Page 43: 3.2 bab isi (1)

Penyetoran modal oleh pemegang saham non pengendali entitas anak yang dikonsolidasi 0 -39000 -100%

Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan 183382769 126% 67,465,956 86%

Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 307872242 2655% -663711225 -98%

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN BANK 73,666,947 -193% -42,527,976 -957%

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 139218071 -51% -732152036 -160%

DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP KAS DAN BANK -1,543,508 -180% 1,517,218 -230%KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN -37,227,264 -539% 3,783,492 121%

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN -274468364 -55% 457683673 1204%

KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 34896175 -115% -37,227,266 -539%

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN -135250293 -61% -274468363 -55%

KAS DAN BANK

126

Page 44: 3.2 bab isi (1)

PADA AKHIR TAHUN TERDIRI DARI :Kas -12,545 -10% -424,965 -77%Bank 16,582,931 221% 1,160,121 18%Cerukan 18,325,788 -48% -37,962,420Total 34896175 -115% -37227264 -539%

127

Page 45: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Perubahan Tahun ke Tahun (year-to-year change analysis)

ARUS KAS

Tahun 2011-2013

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

AKTIVITAS OPERASI

- Dari segi operasi Pt eterindo memiliki kondisi yang lebih buruk dibandingkan JAYA

AGRA WATTIE Tbk, dapat dilihat Pt eterindo memiliki presentase -551% untuk

periode 2012-2013 dan

-1745% untuk periode 2011-2012, sedangkan untuk JAYA AGRA WATTIE Tbk

memiliki presentase lebih baik yaitu -78% untuk periode 2012-2013 dan 24% untuk

periode 2011-2013, keburukan ini terjadi disebabkan karena pada akhir tahun 2013,

Perseroan menggunakan fasilitas hutang bank untuk melakukan pembelian bahan

baku sehingga meningkatkan pembayaran kepada pemasok.

AKTIVITAS INVESTASI

- Pada periode 2011-2012 Pt eterindo memiliki presentase lebih baik dengan pesentase

231% dan untuk JAYA AGRA WATTIE Tbk 28% Hal ini disebabkan penambahan

aset tetap pada

Pt eterindo sehubungan dengan peningkatan kapasitas produksi, penambahan untuk

aktivitas perkebunan dan aset lain-lain berupa hak guna usaha.. Tetapi untuk periode

2012-2013 JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki presentase lebih baik yaitu sebesar

-4% jika dibandingkan dengan Pt eterindo yang memiliki presentase -71% hal ini

disebabkan karena JAYA AGRA WATTIE Tbk mengurangi investasinya, baik dalam

bentuk tanaman belum menghasilkan dan bibitan baru pada periode 2012-2013

AKTIVITAS PENDANAAN

- Dari segi pendanaan pada periode 2012-2013 JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki

aktivitas pendanaan lebih bagus dari pada Pt eterindo hal ini disebabkan karena JAYA

AGRA WATTIE Tbk mendapatkan pinjaman jangka panjang dari bank. tetapi bila

dilihat pada periode sebelumnya JAYA AGRA WATTIE Tbk mengalami aktivitas

pendanaan lebih buruk dari pada Pt eterindo, hal ini disebabkan karena adanya

128

Page 46: 3.2 bab isi (1)

penurunan kas yang diterima dari aktivitas pendanaan ini diakibatkan karena pada

tahun 2011 ada tambahan modal disetor dari pemilik sebesar Rp 547,158,223

sehingga jika dibandingkan dengan tahun 2012 kas yang diterima dari arus pendanaan

terlihat lebih kecil.

129

Page 47: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk

NERACA KONSOLIDASIAN

Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011

(Dalam Ribuan Rupiah)

PT JAYA AGRO WATTIE Tbk PT ETERINDO WAHANATAMA Tbkindeks 2013 Indeks 2012 Indeks 2013 Indeks 2012

ASET ASET

ASET LANCAR ASET LANCARkas dan setara kas 17% 45% kas dan bank 351% 111%piutang usaha 83% 44% kas di bank yang dibatasi penggunaanya 0% 8%piutang lain-lain 71% 128% Piutang usahapiutang plasma Pihak ketigapersediaan 180% 132% Pihak berelasi 2% 0%pajak dibayar dimuka 140709% 43325% Piutang lain-lainuang muka dan biaya dibayar dimuka 182% 118% Pihak berelasi

aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual

Pihak ketiga 44%Persediaan - Neto 362% 106%Pajak dibayar Di muka 2500% 709%Uang muka dan biaya dibayar dimuka 5% 40%

Total aset lancar 43% 57% Total Aset Lancar 206% 126%

ASET TIDAK LANCAR ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan - bersih 132% 103%

tanaman perkebunan- tanaman telah menghasilkan, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar RP 2.829.3663.238 pada tanggal 31 desember 2013

130

Page 48: 3.2 bab isi (1)

investasi perusahaan asosisasi 0% 0% tanaman belum menghasilkaninvestasi jangka panjang lainnya 100% 100% tanaman perkebunan 0%

bibitan 109% 139%

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp46039905330838 pada tanggal 31 Desember 2013 dan Rp25.141.929.798 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp16818524 pada tanggal 31 Desember 2011 353% 373%

tanaman perkebunan: Properti investasi 100% 100% tanaman menghasilkan - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 114.554142.290 tahun 2013 dan Rp 81.643.121.766 tahun 2012 264% 156% Piutang perkebunan plasma Tanaman belum menghasilkan 112% 123%Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 138.061.251.322 tahun 2013 dan Rp 112.422.456.192 tahun 2012 247% 174% Aset pajak tangguhan - neto 329%Uang muka pembelian aset 24% 8% penyertaan saham - neto 100%goodwill 100% 100% Goodwill 100% 100%aset lain-lain 398% 171%  aset lain-lain neto  151%  145%

191% 172%Total Aset Tidak Lancar 178% 141% Total Aset Tidak LancarTOTAL ASET 137% 115% TOTAL ASET 206% 155%

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PENDEKutang bank 188% 251% utang bank jangka pendek 269% 143%utang usaha 371% 472% utang usahautang lain-lain 82% 68% pihak ketiga 153% 337%utang pajak 143% 89% pihak berelasi 0% 23%akural 93% 146% utang lain-lain

131

Page 49: 3.2 bab isi (1)

utang plasma 210% 105% pihak ketiga 253% 279%utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun pihak berelasiutang bank 194% 132% utang pajak 69% 216%utang sewa pembiayaan 3% 8% liabilitas yang masih harus dibayar 204% 185%

uang muka pelanggan 21%bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: utang bank 355% 283% utang pembiayaan konsumen 70% 115% utang sewa pembiayaan 165%

Total liabilitas jangka pendek 188% 193% Total Liabilitas Jangka Pendek

LIABILITAS JANGKA PANJANG LIABILITAS JANGKA PANJANGutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Liabilitas pajak tangguhan - neto 209% 112%

utang bank 169% 94%utang jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun:

utang sewa pembiayaan 20% 1% utang bankliabilitas imbalan kerja 124% 118% utang pembiayaan konsumen 122% 219%liabilitas pajak tangguhan - bersih 158% 126% utang sewa pembiayaan 1% 34%

liabilitas imbalan kerja 239% 214%Total Liabilitas Jangka Panjang 166% 97% Total Liabilitas Jangka Panjang 2713% 1182%TOTAL LIABILITAS 171% 122% TOTAL LIABILITAS 214%

EKUITAS EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per sahamModal saham - nilai nominal Rp400 per saham modal dasar 1.500.000.000 saham

Modal dasar - 10.000.000.000 sahamModal ditempatkan dan disetor penuh - 968.297.000 saham 80% 80%

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 3.774.685.500 100% 100% Tambahan modal disetor - Neto 10%

132

Page 50: 3.2 bab isi (1)

tambahan modal disetor 100% 100% Saldo laba (defisit ) -12% -9%

saldo laba Selisih transaksi perubahan ekuitas anak 0% 0% telah ditentukan penggunaannya untuk cadangan umum 330% 226% Belum ditentukan penggunaannya 142% 137%

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

112% 110% 119% 116%Kepentingan nonpengendali 110% 115% Kepentingan nonpengendali 121% 117%

Total Ekuitas 112% 110% Total Ekuitas 119% 116%

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 137% 115% TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 208% 155%

133

Page 51: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)

NERACA

Tahun 2011-2013

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

ASET

Dilihat dari index number perusahaan utama yaitu PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

dibandingkan dengan JAYA AGRA WATTIE Tbk, perusahaan PT ETERINDO jauh lebih

baus dibandingkan dengan JAYA AGRA WATTIE karena aset lancar dari PT

ETERINDO melebihi 100% kas yang besar yang dipunyai oleh PT ETERINDO tersebut.

KEWAJIBAN

Kewajiban di dua perusahaan tersebut sama-sama bagus karena terdapat peningkatan di

tahun berikutnya akan tetapi lebih besar PT ETERINDO jadi dapat dikatakan perusahaan

utama lebih bagus dibandingkan perusahaan JAYA AGRA WATTIE sebagai

perbandingan. Perusahaan JAYA AGRA WATTIE Tbk lebih sedikit karena PT

ETERINDO berdiri terlebih dahulu jadi Kewajibannya lebih besar.

EKUITAS

Total dari ekuitas kedua perusahaan tersebut sama-sama diatas 100% dan tidak terjadi

selisih yang banyak. Tahun 2012 PT ETERINDO index numbernya sebesar 116% dan

tahun 2013 119%, sedangkan JAYA AGRA WATTIE Tbk tahun 2012 sebesar 110% dan

tahun 2013 sebesar 112%. Ekuitas untuk kepentingan non pengendali lebih besar di PT

ETERINDO WAHANATAMA Tbk.

134

Page 52: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN

Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011

(Dalam Ribuan Rupiah)

PT JAYA AGRA WATTIE Tbk PT ETERINDO WAHANATAMA TbkIndeks 2013 Indeks 2012 Indeks 2013 Indeks 2012

PENJUALAN BERSIH 100% 105% PENJUALAN NETO 133% 111%BEBAN POKOK PENJUALAN 124% 125% BEBAN POKOK PENJUALAN 129% 109%LABA KOTOR 73% 83% LABA BRUTO 167% 122%BEBAN USAHA BEBAN USAHAbeban penjualan 166% 183% Beban penjualan 185% 135%beban umum dan administrasi 112% 111% Beban umum dan administrasi 171% 133%pendapatan operasi lain 56% 220% Total Beban Usaha 176% 134%beban operasi lain 190% 153%LABA OPERASI 45% 81% LABA USAHA 162% 115%PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAINbagian rugi perusahaan asosiasi 0% 4556% Rugi selisih kurs - neto 856% 130%

Beban keuanganPenurunan nilai persediaan Beban pajakLaba/(Rugi) penjualan aset tetap -35% -113%Penghasilan bunga 123% 61% Beban Bunga 0% 0% Kenaikan nilai wajar properti investasi 0% 0% Lain-lain - neto -268% -40%

135

Page 53: 3.2 bab isi (1)

Total Pendapatan dan Beban Lain-lain - Neto -388% -119%LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 45% 81%

LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK 35% 61%

BEBAN PAJAK PENGHASILAN BEBAN (MANFAAT) PAJAKpajak kini 66% 79% Kini -294% -249%Pajak tangguhan 72% 60% Tangguhan -31% 10%beban pajak bersih 67% 74% Beban Pajak - Neto -138% -95%LABA BERSIH 38% 83% LABA TAHUN BERJALAN 11% 53%pendapatan komprehensif lain tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainTOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 38% 83%

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 11% 53%

LABA BERSIH YANG DAAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :

pemilik entitas induk 37% 83% Pemilik entitas indukkepentingan nonpengendali 54% 77% Kepentingan non-pengendalijumlah 38% 83% Total

TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA

Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:

penilik entitas induk 37% 83% Pemilik entitas induk 11% 53%kepentingan nonpengendali 54% 77% Kepentingan non-pengendali 16% 33%jumlah 38% 83% Total 11% 53%

LABA BERSIH PER SAHAM - DASAR 35% 77% LABA PER SAHAM DASAR YANG 11% 53%

DISTRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK

136

Page 54: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)

LAPORAN LABA RUGI

Tahun 2011-2013

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

Penjualan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk dengan menggunakan indeks asa

beberapa yang beda jauh dan beberapa pos yang tidaklah berbeda terlalu banyak dengan

JAYA AGRA WATTIE Tbk. Akan tetapi beban pokok penjualan PT ETERINDO

WAHANATAMA Tbk mengalami kenaikan sedangkan untuk JAYA AGRA WATTIE

mengalami penurunan tetapi hanya 1%.

Laba bersih PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk lebih besar dibandingkan JAYA

AGRA WATTIE, PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk memiliki lebih dari 100% laba

bersih berbanding terbalik deng JAYA AGRA WATTIE Tbk dibawah 100%, dilihat dari

laba bersih PT ETERINDO jauh lebih bagus dibandingkan dengan JAYA AGRA

WATTIE Tbk, ini disebabkan karena penjualan netto PT ETERINDO lebih besar

dibandingkan dengan JAYA AGRA WATTIE.

137

Page 55: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk

ARUS KAS

Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011

(Dalam Ribuan Rupiah)

PT JAYA AGRA WATTIE TbkPT ETERINDO WAHANATAMA Tbk

indeks 2013 Indeks 2012 Indeks 2013 Indeks 2012

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

penerimaan kas dari pelanggan 103% 115% Penerimaan kas dari pelanggan 122% 100%pembayaran kas kepada pemasok,karyawan dan lain-lain 138% 104% Penghasilan bunga 123% 61%

Kas dihasilkan darinoperasi 59% 129% Pembayaran kas kepada pemasok dan

karyawan 143% 94%Penerimaan atas pajak lebih bayar dari kantor pajak 0% 0% Pembayaran bunga 358% 129%pembayaran beban bunga 162% 130% Pembayaran pajak penghasilan 177% 109%pembayaran pajak penghasilan 92% 145%

Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 28% 124%Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 7426% -1645%

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan bagian non-pengendali 0% 0% Penjualan aset tetapPenerimaan bunga 39% 116% Kenaikan aset lain-lainpenambahan bibitan 58% 175% Perolehan aset tetap 25% 601%penambahan tanaman belum menghasilkan 149% 174% Perolehan persiapan lahan, pembibitan

dan tanaman belum menghasilkanperolehan aset tetap 233% 234% 122% 127%

138

Page 56: 3.2 bab isi (1)

Penambahan uang muka pembelian aset tetap 40% 14%penambahan beban tangguhanhasil penjualan aset 630% 19533%

Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi 122% 128%Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi 95% 331%

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan pihak berelasi 0% 0% Penerimaan utang bank - neto 358% 161%Pembayaran kepada pihak berelasi 0% 0% Pembayaran liabilitas anak piutang 0% 0%

perolehan utang bank 56% 374%Pembatasan kas untuk pembayaran utang 0% 0%

pembayaran utang bank 160% 168% Pembayaran utang sewa pembiayaan 231% 253%perolehan utang bank jangka panjang 223% 18%pembayaran utang bank jangka panjang 84% 67%pembayaran devidenpembayaran utang sewa pembiayaan 9% 108%Tambahan setoran modal 0% 0%Penyetoran modal oleh pemegang saham non pengendali entitas anak yang dikonsolidasi 0% 0%

Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 47% 2%Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan 421% 186%

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS -30% -60%

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN BANK 801% -857%DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP KAS DAN BANK 104% -130%

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 582% 1304%KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN -970% 221%

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 17% 45%KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 66% -439%

139

Page 57: 3.2 bab isi (1)

KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN TERDIRI DARI :Kas 20% 23%Bank 379% 118%CerukanTotal 66% -439%

140

Page 58: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Tren Angka Indeks (Index-number Trend Analysis)

ARUS KAS

Tahun 2011-2013

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

141

Page 59: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Commonsize

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk

NERACA KONSOLIDASIAN

Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011

(Dalam Ribuan Rupiah)

PT ETERINDO WAHANATAMA TbkJAYA AGRA WATTIE Tbk

ASET  2013 2012 2011 ASET  2013 2012 2011Aset Lancar ASET LANCAR

kas dan setara kas 3.23% 9.87% 25.52%kas dan bank 1.90% 0.80% 1.11% piutang usaha 1.10% 0.68% 1.81%kas di bank yang dibatasi penggunaanya 0.00% 0.01% 0.17%

piutang lain-lain0.27% 0.58% 0.52%

Piutang usaha piutang plasma 0.20% 0.00% 0.00% Pihak ketiga 17.56% 19.61% - persediaan 3.26% 2.83% 2.47% Pihak berelasi 0.18% 0.01% 19.25% pajak dibayar dimuka 1.11% 0.41% 0.00%

Piutang lain-lainuang muka dan biaya dibayar dimuka 0.45% 0.35% 0.34%

Pihak berelasi 1.98% 0.20% - Pihak ketiga 1.60% 1.68% 5.89%Persediaan - Neto 9.84% 3.83% 5.59%Pajak dibayar Di muka 8.91% 3.36% 0.73%

Uang muka dan biaya dibayar dimuka 0.13% 1.31% 5.03%

aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual 0.26%

TOTAL ASET LANCAR 42.08% 30.79% 37.78% Total aset lancar 9.63% 14.98% 30.67%

142

Page 60: 3.2 bab isi (1)

ASET TIDAK LANCAR

ASET TIDAK LANCARAset pajak tangguhan - bersih 0.11% 0.10% 0.11%

tanaman perkebunan- tanaman telah menghasilkan, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar RP 2.829.3663.238 pada tanggal 31 desember 2013 4.21% 0.00% -

investasi perusahaan asosisasi

0.00% 0.00% 0.36% tanaman belum menghasilkan

17.83% 22.35% -investasi jangka panjang lainnya 0.13% 0.15% 0.18%

tanaman perkebunan - - 28.27% bibitan 0.95% 1.44% 1.20%Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp46039905330838 pada tanggal 31 Desember 2013 dan Rp25.141.929.798 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp16818524 pada tanggal 31 Desember 2011 17.83% 25.08% 10.40%

Tanaman perkebunan:

Properti investasi 6.41% 8.52% 13.19%

Tanaman menghasilkan - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 114.554142.290 tahun 2013 dan Rp 81.643.121.766 tahun 2012 29.80% 20.87% 15.43%

Piutang perkebunan plasma 4.25% 3.66% - Uang muka pembelian aset 0.09% 0.04% 0.52%Goodwill 0.27% 0.36% 0.55% goodwill 0.68% 0.80% 0.93%

Aset pajak tangguhan - neto 0.13% 0.20% 0.09%Tanaman belum menghasilkan 27.37% 35.59% 33.37%

143

Page 61: 3.2 bab isi (1)

penyertaan saham - neto - 0.11% 0.17%

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 138.061.251.322 tahun 2013 dan Rp 112.422.456.192 tahun 2012 30.88% 25.78% 17.12%

aset lain-lain neto 6.99% 8.94% 9.55% aset lain-lain 0.36% 0.18% 0.12%

TOTAL ASET TIDAK LANCAR 57.92% 69.21% 62.22%

Total Aset Tidak Lancar90.37% 84.97% 69.33%

TOTAL ASET 100% 100% 100% TOTAL ASET 100.00% 100.0% 100.00%

LIABILITAS DAN EKUITASLIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

LIABILITAS JANGKA PENDEK

utang bank jangka pendek 32.94% 23.46% 25.47% utang bank 4.01% 6.34% 2.91%utang usaha utang usaha 3.36% 5.07% 1.24% pihak ketiga 4.07% 12.04% 5.54% utang lain-lain 0.30% 0.29% 0.50% pihak berelasi 0.00% 0.39% 2.67% utang pajak 1.42% 1.05% 1.36%utang lain-lain akural 0.75% 1.39% 1.10% pihak ketiga 0.70% 1.04% 0.58% pihak berelasi 0.00% 0.38%utang pajak 0.37% 1.57% 1.12%liabilitas yang masih harus dibayar 0.42% 0.51% 0.42%uang muka pelanggan 0.39% 0.18% 1.35%bagian utang jangka panjang utang plasma 0.15% 0.09% 0.10%

144

Page 62: 3.2 bab isi (1)

yang jatuh tempo dalam satu tahun:

utang bank 1.58% 0.00%utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun

utang pembiayaan konsumen 0.08% 0.09% 0.05% utang bank 4.92% 3.98% 3.47% utang sewa pembiayaan 0.11% 0.25% 0.33% utang sewa pembiayaan 0.00% 0.01% 0.20%TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 40.66% 39.91% 37.53%

Total liabilitas jangka pendek 14.89% 18.22% 10.87%

LIABILITAS JANGKA PANJANG

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas pajak tangguhan - neto 0.48% 0.35% 0.48%

utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun

utang jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun: utang bank 23.55% 13.03% utang bank 33.19% 21.75% 26.83% utang pembiayaan konsumen 0.04% 0.10% 0.07% utang sewa pembiayaan 0.00% 0.00% 0.03% utang sewa pembiayaan 0.00% 0.15% 0.69% liabilitas imbalan kerja 1.74% 1.96% 1.91%

liabilitas imbalan kerja 0.76% 0.91% 0.66%liabilitas pajak tangguhan - bersih 2.25% 2.13% 1.95%

TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 24.84% 14.54% 1.90%

TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 37.18% 25.84% 30.72%

Total liabilitas 65.50% 54.45% 39.43% TOTAL LIABILITAS 52.07% 44.07% 41.59%EKUITAS EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham

Modal saham - nilai nominal Rp400 per saham modal dasar

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 14.20% 16.85% 19.43%

145

Page 63: 3.2 bab isi (1)

1.500.000.000 saham 3.774.685.500Modal ditempatkan dan disetor penuh - 968.297.000 saham 29.98% 40.31% 78.00%

tambahan modal disetor16.32% 19.37% 22.34%

Tambahan modal disetor - Neto 1.51% 2.03% 32.76% saldo laba

Saldo laba (defisit ) 2.90% 3.08% -51.17%

Telah ditentukan penggunaannya untuk cadangan umum 0.89% 0.73% 0.37%

Selisih transaksi perubahan ekuitas anak 0.79%

Belum ditentukan penggunaannya 15.29% 17.47% 14.74%

ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 34.40% 45.42% 60.39%

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 0.11% 0.14% 0.18%

Kepentingan nonpengendali 1.23% 1.53% 1.53%

TOTAL EKUITAS 34.50% 45.55% 60.57% Total Ekuitas 47.93% 55.93% 58.41%

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 100% 100% 100%

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 100.00% 100.00% 100.00%

146

Page 64: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Commonsize

NERACA

Tahun 2011-2013

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

1. Aset lancar JAYA AGRA WATTIE Tbk mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir,

dibandingkan PT Eterindo, nilai aset lancar JAYA AGRA WATTIE Tbk yang menurun

ditahun 2012 30.79% dan naik kembali menjadi 42.08% ditahun 2013. Hal ini

disebabkan JAYA AGRA WATTIE Tbk melakukan banyak kegiatan investasi pada aset

tidak lancarnya berupa bibitan baru sehingga perputaran kas meningkat dengan cepat

sebaliknya PT Etrindo memiliki jumlah kas dan setara kas yang cukup stabil serta nilai

piutang usaha yang tidak terlalu banyak. PT etrindo lebih banyak mengandalkan

pendaanaannya melalui hutang bank dari pada penggunaan kas sendiri.

2. Liabilitas jangka pendek JAYA AGRA WATTIE Tbk jika dibandingkan dengan PT

Eterindo, PT eterindo memiliki angka yang lebih tinggi di tahun 2013 40.66% Tahun

2012 39.91% Tahun 2011 37.53%, ini berarti PT Eterindo harus mengalokasikan

dananya lebih besar untuk pembayaran hutang yang akan jatuh tempo terutama hutang

bank jangka pendeknya sedangkan JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki jumlah

liabilitas jangka pendek lebih kecil dari pada PT Etrindo karena memiliki penerimaan

yang cukup besar sehingga tidak terlalu banyak melakukan pinjaman kepada bank.

147

Page 65: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Commonsize

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk

LAPORAN LABA RUGI

Per 31 DESEMBER 2013, 2012 dan 2011

(Dalam Ribuan Rupiah)

PT ETRINDO WAHANATAMA Tbk JAYA AGRA WATTIE Tbk2013 2012 2011 2013 2012 2011

PENJUALAN BERSIH 100% 100% 100% 100% 100% 100%BEBAN POKOK PENJUALAN 85.17% 87.02% 88.17% 66.04% 63.02% 53.26%LABA KOTOR 14.83% 12.98% 11.83% 33.96% 36.98% 46.74%

Beban operasi -12.23% -7.52% -1.88% -16.81% -7.80% -8.66%LABA OPERASI 2.60% 5.47% 9.95% 17.15% 29.18% 38.08%

Bagian rugi perusahaan asosiasi 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% -0.01% 0.00%

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2.60% 5.47% 9.95% 17.15% 29.17% 38.08%

BEBAN PAJAK PENGHASILANPajak kini 1.68% 1.72% -0.76% -4.57% -5.21% -6.94%Pajak tangguhan 0.26% -0.10% -1.12% -1.77% -1.42% -2.48%Beban pajak bersih 1.95% 1.62% -1.88% -6.35% -6.63% -9.42%LABA BERSIH 0.66% 3.85% 8.07% 10.80% 22.55% 28.66%Pendapatan komprehensif lain tahun berjalan

148

Page 66: 3.2 bab isi (1)

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 0.66% 3.85% 8.07% 10.80% 22.55% 28.66%LABA BERSIH YANG DAAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:Pemilik entitas induk 0.65% 3.84% 8.03% 10.45% 22.07% 28.01%Kepentingan nonpengendali 0.00% 0.01% 0.04% 0.35% 0.48% 0.65%Jumlah 0.66% 3.85% 8.07% 10.80% 22.55% 28.66%

TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADAPenilik entitas induk 0.65% 3.84% 8.03% 10.45% 22.07% 28.01%Kepentingan nonpengendali 0.00% 0.01% 0.04% 0.35% 0.48% 0.65%

Jumlah 0.66% 3.85% 8.07% 10.80% 22.55% 28.66%

149

Page 67: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Commonsize

Laporan Laba Rugi

Tahun 2011-2013

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

1. Jaya Agra Wattie Tbk memiliki laba kotor penjualan tiap tahun yang terus menurun

tahun 2013 (33.96%) tahun 2012 (36.98%) tahun 2011 (46.74%) dibandingkan

dengan PT Etrindo yang memiliki laba kotor penjualan lebih stabil dan tiap tahunnya

mengalami peningkatan Tahun 2013 (14.83%) Tahun 2012 (12.98%) Tahun

2011(11.83%).

2. JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki laba operasi tiap tahunnya yang terus menurun

hal ini disebabkan adanya kenaikan beban yang harus ditanggung dan berkurangnya

pendapatan lain. Penurunan JAYA AGRA WATTIE Tbk Tahun 2013 (17.15%)

Tahun2012 (29.18%) Tahun 2011 (38.08%) dibandingkan dengan PT Etrindo, JAYA

AGRA WATTIE Tbk masih memiliki laba operasi yang lebih besar. PT etrindo

memiliki Tingkat laba operasi Tahun 2013 (2.60%) Tahun 2012(5.47%) Tahun 2011

(9.95%) namun penurunan laba JAYA AGRA WATTIE Tbk lebih besar daripada

PT Etrindo. Peningkatan jumlah beban yang diterima kedua perusahaan akibat dari

kerugian selisih kurs, namun JAYA AGRA WATTIE Tbk masih memilik laba yang

cukup tinggi sehingga tidak terlalu berpengaruh pada laba yang akan dibagikan.

3. JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki laba bersih Tahun 2013 (10.80%) Tahun

2012 (22.55%) Tahun 2011 (28.66%) jika dibandingkan dengan PT Etrindo yang

hanya memiliki Tahun 2013 (0.66%) Tahun 2012 (3.85% ) Tahun 2011(8.07%) jika

dibandingkan dengan PT Etrindo, JAYA AGRA WATTIE Tbk memiliki Laba bersih

yang cukup besar dibandingkan dengan PT Etrindo yang hanya 0.66% ditahun 2013.

Hal ini berpengaruh pada jumlah laba yang akan dibagikan kepada penilik entitas dan

pemegang saham minoritas perusahaan.

150

Page 68: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Arus Kas

Tahun 2012

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

Analisis Aktivitas Operasi :

Pada tahun 2012 kas neto dari aktivitas operasi PT. Eterindo Wahanatama meningkat

tajam, dimana pada tahun 2011 sebesar (Rp 3.044.468,00) menjadi Rp 50.075.707.753,00

ditahun 2012. Peningkatan ini lebih dikarenakan pembayaran kas pada pemasok dan

karyawan yang turun sebesar Rp 60.447.386.404,00. Untuk penerimaan kas dari

pelangganpun terdapat peningkatan walaupun kurang signifikan, dimana ditahun 2011

sebesar Rp 919.185.459.043,00 menjadi Rp 920.132.750.917,00 ditahun 2012. Walaupun

pembayaran bunga dan pembayaran pajak penghasilan 2012 lebih besar disbanding 2011

tetapi pembayaran kepada pemasok dan karyawan yang semakin menurun serta penerimaan

kas dari pelanggan yang mengalami peningkatan membuat kas neto yang diperoleh dari

aktivitas operasi meningkat.

Sedangkan kas diperoleh dari aktivitas operasi PT Jaya meningkat sebesar Rp 47.500

juta, atau 24 % dari Rp 198.806 juta di tahun 2011 menjadi Rp 246.306 juta di tahun 2012.

Peningkatan ini terjadi terutama disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari

pelanggan akibat peningkatan penjualan. Penerimaan kas dari pelanggan meningkat sebesar

Rp 93.722 juta, atau 15 % dari Rp 619.997 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 713.719

juta pada akhir tahun 2012 disebabkan oleh meningkatnya penjualan bersih Perseroan.

Pembayaran pajak penghasilan Perseroan naik sebesar Rp 14.736 juta atau 45 % dari Rp

32.875 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 47.611 juta pada akhir tahun 2012 terutama

disebabkan oleh pembayaran cicilan pajak di tahun 2012 atas beban pajak di tahun 2011 yang

lebih besar dari tahun 2012. Pembayaran beban bunga Perseroan meningkat sebesar Rp

13.859 juta dari Rp 46.719 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 60.578 juta pada akhir

tahun 2012 yang disebabkan oleh naiknya bunga dari pencairan baru utang bank jangka

pendek. Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lain-lain meningkat Rp 14.246 juta,

atau 4%, dari Rp 344.978 juta pada tahun 2011 menjadi Rp 359.224 juta pada tahun 2012

terutama disebabkan oleh kenaikan gaji, upah, dan tunjangan serta pembayaran utang kepada

pihak ketiga atas pembelian bahan olah karet dan bahan pembantu.

151

Page 69: 3.2 bab isi (1)

Analisis Aktivitas Investasi :

Pada tahun 2012 kas neto dari aktivitas investasi PT Eterindo yang terlalu besar

menyebabkan kas dan bank pada akhir tahun 2012 minus Rp 30.319.619.254,00. Penurunan

ini dikarenakan adanya pengaruh dari pembelian asset tetap tahun 2012 sebesar Rp

147.797.098.745,00 sedangkan ditahun 2011 hanya sebesar Rp 24.578.874.633,00. Juga

karena adanya kenaikan asset lain-lain yang tidak ada di tahun 2011 dan di tahun 2012 ada

sebesar Rp 27.509.553.041,00. Tidak hanya itu, perolehan persiapan lahan, pembibitan dan

tanaman belum menghasilkan pun meningkat menjadi Rp 61.898.788.221 ditahun 2012.

Sedangkan ditahun 2011 perolehan persiapan lahan, pembibitan dan tanaman belum

menghasilkan ini hanya sebesar Rp 46.154.051.206,00. Dari semua peningkatan ini

menyebabkan kas yang digunakan untuk aktivitas investasipun meningkat tajam dari Rp

70.732.925.839,00 ditahun 2011 menjadi Rp 237.205.440.007,00 ditahun 2012.

Arus kas digunakan untuk aktivitas investasi PT Jaya meningkat sebesar Rp 115.941

juta, atau 28% dari Rp 416.428 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 532.369 juta pada

akhir tahun 2012. Kenaikan ini terjadi terutama karena investasi atas tanaman dan aset tetap

Perseroan dalam rangka penggunaan dana penawaran perdana saham di tahun 2011.

Penggunaan kas untuk penambahan bibitan meningkat sebesar Rp 16.100 juta, atau 75 % dari

Rp 21.399 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 37.499 juta pada akhir tahun 2012 yang

disebabkan oleh meningkatnya investasi pengadaan bibit tanaman karet dan kelapa sawit

untuk penanaman baru. Penambahan tanaman belum menghasilkan meningkat sebesar Rp

118.394 juta atau 74% dari Rp 159.974 juta di tahun 2011 menjadi Rp 278.369 juta di tahun

2012 terutama disebabkan oleh peningkatan investasi penanaman karet dan sawit yang

dilakukan Perseroan dalam rangka pengembangan perkebunan Perseroan atas hasil dana

Penawaran Umum Saham Perdana. Terdapat juga peningkatan perolehan aset tetap sebesar

Rp 149.279 juta, atau 134% dari Rp 111.462 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 260.742

juta pada akhir tahun 2012 yang terjadi karena adanya pembangunan Pabrik CPO dan Karet

Remah serta infrastruktur.

Analisis Aktivitas Pendanaan :

Pada tahun 2012 terlihat penerimaan utang bank PT Eterindo meningkat dari Rp

93.022.416.381,00 di tahun 2011 menjadi Rp 149.824.421.447,00 di tahun 2012. Peningkatan

ini kemungkinan besar karena pembelian asset tetap yang juga meningkat sehingga PT.

Eterindo Wahanatama Tbk membutuhkan dana yang lebih besar sehingga melakukan

152

Page 70: 3.2 bab isi (1)

peminjaman pada bank. Selain itu, pembayaran liabilitas untuk anak piutang, serta

pembatasan kas untuk pembayaran utangpun tidak ada ditahun 2012. Sehingga ditahun 2012

perusahaan hanya melakukan pembayaran utang sewa pembiayaan. Pembayaran ini

mengalami peningkatan dari sebesar Rp 1.636.795.319,00 ditahun 2011 menjadi Rp

4.138.456.998,00 ditahun 2012. Peningkatan dan penurunan ini menyebabkan kas neto yang

diperoleh dari aktivitas pendanaan meningkat ditahun 2012 menjadi Rp 145.685.964.449,00

sedangkan di tahun 2011 sebesar Rp 78.220.007.300.

Perolehan kas bersih dari aktivitas pendanaan PT Jaya sepanjang tahun 2012 menurun

sebesar Rp663.711 juta dari Rp675.306 juta pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 11.595 juta

pada akhir tahun 2012, yang terutama disebabkan oleh di tahun 2011 Perseroan mendapatkan

dana IPO sejumlah Rp 547.158 juta. Pembayaran dividen kepada pemegang saham

meningkat sebesar Rp 36.236 juta, atau 100% dari Rp nihil pada tahun 2011 menjadi Rp

36.236 juta pada tahun 2012 disebabkan di tahun 2012 Perseoran melakukan pembayaran

dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 9,6/saham atau 20% dari laba bersih setelah

pajak, sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan tahun buku 2011. Pada tahun 2012,

Perseroan melakukan pembayaran dan penerimaan atas hutang bank, jumlah bersih yang

diterima dari bank masing-masing sebesar Rp 184.419 juta dan Rp (131.704) juta. Pada tahun

2012, Perseroan mendapat pinjaman dari Bank Permata dan Bank Mandiri dan melakukan

pembayaran pinjaman kepada Bank INA, Bank Negara Indonesia dan Bank Mandiri.

153

Page 71: 3.2 bab isi (1)

Analisis Perbandingan Arus Kas

Tahun 2013

“PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk & JAYA AGRA WATTIE Tbk”

Analisis Aktivitas Operasi :

Di tahun 2013 terjadi peningkatan secara keseluruhan, baik peningkatan penerimaan

kas ataupun pembiayaan PT Eterindo. Untuk peningkatan penerimaan kas dikarenakan

penerimaan kas pelanggan yang meningkat dari Rp 920.132.750.917,00 di tahun 2012

menjadi Rp 1.124.864.971.060,00 ditahun 2013. Selain itu juga adanya peningkatan pada

penghasilan bunga sebesar Rp 141.072.614,00. Tidak hanya penerimaan yang meningkat,

pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan pun mengalami peningkatan yang cukup

besar dari Rp 920.132.750.917 di tahun 2012 menjadi Rp 1.280.193.399.007,00 di tahun

2013. Hal ini dimungkinkan karena adanya penambahan karyawan ataupun penambahan

pemasok. Selain itu, pembayaran bunga dan pembayaran pajak penghasilan pun meningkat

sebesar Rp 26.318.796.800,00 dan Rp 11.546.094.050,00. Karena peningkatan pengeluaran

kas yang cukup tajam menyebabkan ditahun 2013 perusahaan menggunakan kas neto untuk

aktivitas operasi sebesar Rp 226.069.588.983,00 sedangkan ditahun 2012 prusahaan

memperoleh kas neto dari aktivitas operasi sebesar Rp 50.075.707.753,00.

Sedangkan Arus kas diperoleh dari aktivitas operasi PT Jaya menurun sebesar Rp

191.112 juta, atau 77,6% dari Rp 246.306 juta di tahun 2012 menjadi Rp 55.194 juta di tahun

2013. Penurunan ini terjadi terutama disebabkan oleh menurunnya penerimaan kas dari

pelanggan akibat penurunan penjualan, peningkatan pembayaran kepada pemasok serta

kenaikan pembayaran bunga dibandingkan dengan tahun 2012. Penerimaan kas dari

pelanggan menurun sebesar Rp 76.470 juta, atau 10,7% dari Rp 713.719 juta pada akhir

tahun 2012 menjadi Rp 637.249 juta pada akhir tahun 2013 disebabkan oleh menurunnya

penjualan bersih Perseroan. Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lain-lain

meningkat Rp 116.673 juta, atau 32,5%, dari Rp 359.224 juta pada tahun 2012 menjadi Rp

475.896 juta pada tahun 2013 terutama disebabkan oleh kenaikan gaji, upah, dan tunjangan

serta pembayaran utang kepada pihak ketiga atas pembelian bahan olah karet dan bahan

pembantu. Pembayaran beban bunga Perseroan meningkat sebesar Rp 15.186 juta atau

sebesar 25% dari Rp 60.578 juta pada akhir tahun 2012 menjadi Rp 75.764 juta pada akhir

154

Page 72: 3.2 bab isi (1)

tahun 2013 yang disebabkan oleh naiknya tingkat suku bunga atas utang bank dan bunga dari

pencairan baru utang bank

Analisis Aktivitas Investasi :

Di tahun 2013 penjualan asset tetap Pt Eterindo meningkat menjadi Rp 96.678.900,00

sedangkan ditahun 2012 sebesar Rp 40.620.000,00. Selain itu kenaikan asset lain-lain,

perolehan asset tetap, dan pemerolehan persiapan lahan, pembibitan dan tanaman belum

menghasilkan pun menurun masing-masing penurunan sebesar Rp 22.373.277.110,00, Rp

141.541.997.500,00 dan Rp 2.458.141.290,00. Penurunan ini menyebabkan kas neto yang

diguanakan untuk investasi ditahun 2013 tidak sebesar tahun 2012 dimana tahun 2012

sebesar Rp 233.847.034.682,00 menjadi. Rp 67.417.559.813,00 ditahun 2013.

Arus kas digunakan untuk aktivitas investasi Pt Jaya menurun sebesar Rp 22.458 juta,

atau 4,2% dari Rp 532.369 juta pada akhir tahun 2012 menjadi Rp 509.911 juta pada akhir

tahun 2013. Penurunan ini terjadi terutama penurunan penerimaan bunga dan penurunan di

pembelian bibitan. Penggunaan kas untuk penambahan bibitan menurun sebesar Rp 25.191

juta, atau 67,2% dari Rp 37.499 juta pada akhir tahun 2012 menjadi Rp 12.308 juta pada

akhir tahun 2013 yang disebabkan oleh di tahun 2013 penanaman untuk tanaman baru kelapa

sawit dan karet lebih sedikit dibandingkan dengan penanaman di tahun 2012. Penerimaan

bunga mengalami penurunan sebesar 66,5% atau Rp 13.088 juta, dari Rp 19.674 juta di tahun

2012 menjadi Rp 6.586 juta di tahun 2013. Penurunan ini terutama disebabkan oleh rata-rata

penempatan dana di Deposito di tahun 2013 sejumlah Rp 121 miliaryang lebih rendah

dibandingkan dengan rata-rata penempatan deposito di tahun 2012 sejumlah Rp 310 miliar,

sehingga penerimaan bunga di tahun 2013 lebih rendah dibandingkan di tahun 2012.

Analisis Aktivitas Pendanaan :

Di tahun 2013 terdapat peningkatan penerimaan utang bank PT Eterindo sebesar Rp

149.824421.447,00 ditahun 2012 menjadi Rp 332.847.169.128,00. Sedangkan pembayaran

utang sewa pembiayaan Rp 4.138.456.998,00 di tahun 2012 turun menjadi Rp

3.778.435.567,00 di tahun 2013. Peningkatan penerimaan utang bank ditahun 2013

menyebabkan kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan meningkat tajam dari Rp

145.685.964.449,00 di tahun 2012 menjadi Rp 329.068.733.561,00 di tahun 2013 atau dapat

dikatakan bahwa terjadi peningkatan lebih dari 100%.

155

Page 73: 3.2 bab isi (1)

Perolehan kas bersih dari aktivitas pendanaan PT Jaya sepanjang tahun 2013

meningkat sebesar Rp 307.872 juta dari Rp 11.595 juta pada akhir tahun 2012

menjadi Rp 319.467 juta pada akhir tahun 2013, yang terutama disebabkan

penambahan utang bank di tahun 2013 dari Bank BNI Tbk, dan Bank Mandiri, Tbk.

Pembayaran dividen kepada pemegang saham meningkat sebesar Rp 8.909 juta, atau

25% dari Rp 36.236 pada tahun 2012 menjadi Rp 45.145 juta pada tahun 2013

disebabkan di tahun 2013 Perseoran melakukan pembayaran dividen kepada

pemegang saham sebesar Rp 11,96/saham atau 30% dari laba bersih setelah pajak,

sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan tahun buku 2012. Pada tahun 2013,

Perseroan melakukan pembayaran dan penerimaan atas utang bank, dengan jumlah

bersih masing-masing sebesar Rp 511.683 juta dan Rp (146.688) juta. Sedangkan di

tahun 2012, jumlah bersih atas pembayaran dan penerimaan dari bank masing-masing

sebesar Rp 184.420 juta dan Rp (132.205 ) juta. Pada tahun 2013, Perseroan

mendapat pinjaman dari Bank BNI Tbk, dan Bank Mandiri Tbk dan melakukan

pembayaran pinjaman kepada Bank BNI Tbk, Bank Mandiri Tbk dan Bank Permata

Tbk

156

Page 74: 3.2 bab isi (1)

TABEL ANALISIS RASIO ANTARA PT. ETERINDO WAHANATAMA Tbk dan

JAYA AGRA WATTIE Tbk.

RASIO PT. ETERINDO WAHANATAMA Tbk

JAYA AGRA WATTIE Tbk

2013 2012 2011 2013 2012 2011LIKUIDITASRasio lancar 1.051 0.772 1.007 0.646 0.825 2.822

Rasio cepat 0.564 0.559 0.704 0.323 0.611 0.611

Waktu penagihan 71.439 65.119 19.470 19.460

Jumlah hari untuk menjual persediaan

28.451 14.747 63.037 46.699

STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITASTotal utang terhadap ekuitas

1.898 1.195 0.651 1.087 0.788 0.712

Utang jangka panjang terhadap ekuitas

0.365 0.394 0.419 0.776 0.462 0.526

Kelipatan bunga dihasilkan 26.028 11.393 8.806 3.297 5.696 8.480

TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASIReturn on Assets (ROA) 4% 6% 16% 41%

Return on Common Equity (ROE)

2% 9% 6% 13%

KINERJA OPERASIMargin Laba Kotor 15% 13% 12% 34% 37% 47%

Margin Laba Operasi 9% 8% 8% 17% 29% 38%

Margin Laba Bersih 1% 4% 8% 11% 23% 29%

157

Page 75: 3.2 bab isi (1)

ABEL ANALISIS RASIO ANTARA PT. ETERINDO WAHANATAMA Tbk dan

JAYA AGRA WATTIE Tbk.

RASIO PT. ETERINDO WAHANATAMA Tbk

JAYA AGRA WATTIE Tbk

2013 2012 2011 2013 2012 2011PEMANFAATAN ASETPerputaran Kas 75.519 121.773 – 4.222 1.902 –

Perputaran Piutang Usaha 5.039 5.528 – 18.486 18.504 –

Perputaran Persediaan 12.653 24.411 – 5.711 7.709 –

Perputaran Modal Kerja -39.765 -23.302 – 7.035 1.891 –

Perputaran Aset Tetap 5.147 6.561 – 0.927 1.498 –

Perputaran Total Aset 1.071 1.267 – 0.265 0.326 –

UKURAN PASARRasio harga terhadap laba 44.690 7.628 5.698 21.009 9.024 6.844

Hasil Laba 2% 13% 18% 5% 11% 15%

Hasil Dividen 0.45% 3% 3%

Tingkat Pembayaran dividen

20% 30% 18%

Harga terhadap nilai buku 0.788 0.671 1.101 151.400 210.210 141.550

158

Page 76: 3.2 bab isi (1)

ANALISA PERBANDINGAN RASIO

PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk dan PT JAYA AGRA WATTIE Tbk

RASIO LIKUIDITAS

Rasio Aset Lancar

Berdasarkan hasil perhitungan tahun 2011, rasio asset lancar PT Eterindo dan PT Jaya

memberikan hasil yang baik karena keduanya likuid. Dimana hasil dari PT Eterindo

sebesar 1.077, dan PT Jaya sebesar 2.822. ini berarti asset lancar yang dimiliki PT

Jaya jauh lebih besar dari kewajiban lancarnya apabila di bandingkan dengan asset

lancar PT Eterindo. Tahun 2012, hasil perhitungan ke dua perusahaan ini kurang baik.

Dimana PT Eterindo dengan hasil sebesar 0.772 dan PT Jaya sebesar 0.825 sehingga

kedua perusahaan ini di nyatakan tidak likuid. Tahun 2013, hasil perhitungan PT

Eterindo cukup baik bila di bandingkan dengan PT jaya. PT Eterindo memiliki hasil

sebesar 1.051, sedangkan PT Jaya sebesar 0.646. dari hasil ini dapat di lihat bahwa PT

Eterindo dapat dikatakan likuid sedangkan PT Jaya tidak. Secara keseluruhan dapat

dilihat bahwa rasio PT Jaya semakin menurun tiap tahunnya. Sedangkan PT Eterindo

walaupun sempat menurun di tahun 2012, tetapi berusaha untuk bangkit lagi di tahun

2013.

Rasio Cepat

Rasio cepat kedua perusahaan sama-sama tidak likuid selama 3 tahun. Tetapi dapat

dilihat bahwa rasio PT Jaya terus mengalami penurunan di tiap tahunnya dimana

tahun 2011-2012 sebesar 0.611 dan di tahun2013 turun menjadi 0.323. Berbeda

dengan PT Eterindo yang sempat menurun dari 0.704 di tahun 2011, di tahun 2012

menjadi 0.559 tetapi meningkat lagi di tahun 2013 menjadi 0.564. Penurunan yang

dialami PT Jaya dikarenakan penerimaan dari hasil perolehan penawaran umum

perdana saham di bulan Mei 2011 serta pinjaman bank baru di tahun 2013 dari Bank

Mandiri dan Bank BNI telah digunakan untuk pengembangan lahan,

infrastuktur, pembangunan pabrik, dan penanaman tanaman kebun Perseroan.

Waktu Penagihan

Dilihat dari hasilnya PT Jawa memiliki waktu penagihan yang lebig efektif apabila di

bandingkan dengan PT Jaya. Dapat dilihat bahwa waktu penagihan PT jaya stabil 19

hari baik di periode 2011-2012 maupun 2012-2013. Berbeda dengan PT Etwa yang

kurang efektive di periode 2012-2014 sehingga waktu penagihan 71 hari, dan 65 hari

159

Page 77: 3.2 bab isi (1)

di periode 2011-2012. PT Jaya bisa lebih efektive dalam penagihan karena Piutang

usaha mengalami kenaikan cukup signifkan yang terjadi karena peningkatan

penjualan karet di akhir tahun.

Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan

Berdasarkan perhitungan rasio terlihat bahwa PT Eterindo lebih baik apabila

dibandingkan dengan PT Jawa. PT Eterindo membutuhkan setidaknya 15-28 hari

untuk menjual persediaannya selama tahun 2011-2013. Sedangkan PT jawa

membutuhkan waktu yang jauh lebih lama yaitu 45-63 hari untuk periode yang sama.

STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS

Total Utang Terhadap Ekuitas

Total utang dan kewajiban PT Eterindo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Tahun 2011 pendanaan investasi untuk memenuhi kewajiban sebesar 1x kreditor

(pembulatan dari 0.65), tahun 2012pun pendanaan investasi tetap 1x kreditor

(pembulatan dari 1.19), sedangkan di tahun 2013 meningkat menjadi 2x kreditor

(pembulatan 1.90). Total Utang dan Kewajiban PT Jawa juga mengalami peningkatan

walaupun lebih sedikit peningkatannya. Tahun 2011 pendanaan investasi untuk

memenuhi kewajiban 1x kreditor (pembulatan 0,712), tahun 2012 tetap 1x kreditor

(pembulatan 0,788), dan tahun 2013 tetap 1x kreditor (pembulatan 1,087).

Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas

Dari hasil perhitungan PT Eterindo tahun 2011-2013 terlihat bahwa kemampuan

investasi(ekuitas) dalam memenuhi kewajibannya terus mengalami penurunan. Tahun

2011 pendanaan investasi mampu memenuhi utang jangka panjang 0.42x kreditor, di

tahun 2012 kemampuannya menurun menjadi 0.39x kreditor dan di tahun 2013

menurun lagi hingga menjadi 0.36x kreditor. Sedangkan PT Jaya sempat menurun di

tahun 2012, yang sebelumnya 0.53x kreditor menjadi 0.46x reditor, tetapi di tahun

2013 kembali meningkat menjadi 0.78x kreditor.

Kelipatan Bunga Dihasilkan

Dapat dilihat bahwa kelipatan bunga yang dihasilkan PT Eterindo terus mengalami

peningkatan tiap tahunnya. Tahun 2011 kelipatan bunga yang dihasilkan sebesar 8.8,

tahun 2012 meningkat menjadi 11.39 dan peningkatan tertinggi di tahun 2013 menjadi

26.03. antara tahun 2011-2012 peningkatan terjadi sebesar 29.4%, sedangkan pada

tahun 2012-2013 peningkatan terjadi sebesar 128%. Peningkatan yang terus terjadi ini

menunjukkan bahwa ada kemungkinan bahwa utang menurun dari tahun ke tahun.

160

Page 78: 3.2 bab isi (1)

Sedangkan PT Jaya mengalami penurunan tiap tahunnya. Tahun 2011 kelipatan bunga

yang dihasilkan 8.5, tahun 2012 menurun menjadi 5.7, tahun 2013 turun lagi menjadi

3.3. penurunan ini menunjukkan bahwa adanya kemungkinan utang terus bertambah

tiaptahunnya.

TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI

Tingkat Pengembalian Aset (ROA)

Tingkat pengembalian asset PT Eterindo antara tahun 2011-2012 dan 2012-2013

terlihat mengalami penurunan. Dimana tahun 2011-2012 tingkat pengembalian asset

sebesar 6.5%(15tahun) sedangkan tahun 2012-2013 turun menjadi 3.6%(27 tahun).

Hasil ini memperlihatkan bahwa tingkat pengembalian asset PT Eterindo di tahun

2011-2012 lebih baik daripada tahun 2012-2013. Sedangkan ROA PT Jaya dinilai

cukup baik karena tahun 2011-2012 tingkat pengembalian asset sebesar 41% (2

tahun), sedangkan tahun 2012-2013 sebesar 16% (6tahun). Sekilas terlihat ROA ke 2

perusahaan mengalami penurunan tiap tahunnya tetapi ROA Pt Jaya lebih baik dari

PT Eterindo.

Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE)

ROE PT Eterindo mengalami penurunan yang cukup tajam dari tahun 2011-2012

sebesar 9.49% menjadi 1.79% di tahun 2012-2013. Penurunan ini dikarenakan laba

bersih di tahun 2013 turun menjadi Rp 7.911.201.004,00 sedangkan di 2012 sebesar

Rp 38.599.793.625,00. Tingginya ROE di tahun 2012 dikarenakan pemakaian utang

yang tinggi. Nasib yang sama juga dirasakan PT Jaya, dimana ROE 2011-2012

sebesar 12,88% menjadi 5,54%. Penurunan ROE dikarenakan adanya peingkatan

saldo laba yang terjadi di akhir tahun 2012.

KINERJA OPERASI

Margin Laba Kotor

Margin laba kotor PT Eterindo mengalami kenaikan tiap tahunnya. Tahun 2011

margin laba kotor sebesar 11.83% naik menjadi 12.98% di tahun 2012 dan mengalami

kenaikan lagi di tahun 2013 menjadi 14.83%. peningkatan ini menunjukkan bahwa

baik hpp maupun penjual mengalami peningkatan secara teratur. Sehingga jarak

margin antar tahun 2011 hingga 2013 tidak terlampau jauh. Dari hasil ini pula dapat

diketahui bahwa kinerja penjualan perusahaan terbaik yaitu di tahun 2013. Hal ini

berbanding balik dengan rasio PT Jaya. PT Jaya mengalami penurunan laba kotor tiap

161

Page 79: 3.2 bab isi (1)

tahunnya. Tahun 2012 laba kotor PT Jaya sebesar 47%, tahun 2012 mengalami

penurunan menjadi 37%, dan tahun 2013 turun lagi menjadi 34%. Penurunan ini

disebabkan karena penurunan harga jual rata rata karet dan CPO.

Margin Laba Operasi

Laba usaha PT Eterindo meningkat menjadi Rp79,50 miliar (7.93%) di tahun 2012

dari Rp69,14 (7.65%) miliar di tahun 2011. Meskipun beban usaha yang terdiri dari

beban penjualan dan beban umum administrasi mengalami peningkatan masing-

masing sebesar 35,20% dan 33,14%, Perseroan tetap mampu memperoleh

peningkatan pada laba operasi karena meningkatnya laba kotor Perseroan. Laba usaha

2013 juga meningkat menjadi Rp112,15 miliar (9.30) dari Rp79,50 miliar di tahun

2012. Meskipun beban usaha yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum

administrasi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 36,7% dan 28,5%,

Perseroan tetap mampu memperoleh peningkatan pada laba operasi karena

meningkatnya laba kotor Perseroan. Peningkatan beban penjualan berasal dari ongkos

angkut sejalan dengan meningkatnya penjualan Biodiesel. Sedangkan Laba usaha PT

Jawa terus mengalami penurunan dari tahun-ke tahunnya.

Margin Laba Bersih

laba bersih PT Eterindo yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tahun

2012 sebesar Rp38,50 miliar (3.85%). Laba bersih yang dapat didistribusikan kepada

pemilik entitas induk tersebut menurun bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar

Rp72,64 miliar (8.07%) karena terdapat pendapatan yang berasal dari kenaikan nilai

wajar properti investasi sebesar Rp40,27 miliar. Tahun 2013 laba bersih yang dapat

didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp7,85 miliar (0.66%). Laba

bersih yang dapat di distribusikan kepada pemilik entitas induk tersebut menurun bila

dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp38,5 miliar karena melemahnya nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar sehingga menimbulkan rugi kurs signifikan pada tahun

2013. Tidak hanya PT Eterindo, PT Jawa juga memiliki nasib yang sama. Rasio PT

Jawa juga mengalami penurunan dari tahun ke tahunnya. Penurunan di tahun 2012-

2013 terutama disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata komoditas karet yang

signifikan dibandingkan tahun 2011.

PEMANFAATAN ASET

Perputaran Kas

162

Page 80: 3.2 bab isi (1)

Perputaran kas PT Eterindo tahun 2012-2011 sebesar 121.77 atau sama dengan 10

bulan sekali, sedangkan tahun 2013-2012 sebesar 75.52 atau sama dengan 6 bulan

sekali. Perputaran kas di tahun 2013-2012 lebih cepat di banding 2012-2011

dikarenakan penjualan yang meningkat di tahun 2013 menjadi Rp 1.206.066.005,00

sedangkan di tahun2012 sebesar Rp 1.002.231.897,00. Perputaran kas PT Jaya

melambat di periode 2013-2012. Dari yang awalnya sebesar 1.902 atau sama dengan

0.15 bulan menjadi 4.222 atau sama dengan 0.35 bulan.

Perputaran Piutang

Perputaran pitang PT Eterindo terlihat stabil di tahun 2011-2012 maupun 2012-2013,

masing-masing menghasilkan rasio sebesar 5.53 dan 5.04 yang berarti dalam setahun

piutang berputar 6x di tahun 2011-2012 dan 5x di tahun 2012-2013. Perputaran

piutang PT Jaya juga menghasilkan nilai yang stabil di mana tahun 2012-2011 piutang

berputar 18x dan 2013-2012 berputar 18x juga.

Perputaran Persediaan

Dari hasil perputaran persediaan PT Eterindo terlihat bahwa tahun 2011-2012 lebih

baik apabila di bandingkan 2012-2013. Hal ini dikarenakan peningkatan rata-rata

persediaan yang melampaui peningkatan HPP nya. Sama halnya engan PT Jaya di

mana tahun 2011-2012 tingkat persediaan lebih baik bila di bandingkan 2013-2012.

Perputaran Modal Kerja

Berdasarkan hasil rasio PT Eterindo dapat dilihat bahwa tahun 2012-2013 perputaran

modal kerja mengalami penurunan. Tahun 2012 perputaran modal kerja sebesar -23

sedangkan tahun 2013 menjadi -40. Penurunan sebesar 17x ini dikarenakan modal

kerja taun 2013 tidak mampu meningkatkan modal kerja tahun 2012. Alasan itu pula

yang menyebabkan hasil perputaran modal kerja menjadi negative. Berbeda dengn PT

Eterindo, Pt Jaya memiliki perputaran modal kerja dengan hasil positif. Dimana tahun

2013-201 mengalami peningkatan menjadi 7 sedangkan tahun sebelumnya hanya

sebesar 2.

Perputaran Aset Tetap

Perputaran asset tetap PT Eterindo memiliki perbandingan sebesar 2x. dimana di

tahun 2011-2012 aset tetap berputar 7x terhadap penjualan dan di 2012-2013 turun

menjadi 5x. penurunan ini dikarenakan rata-rata asset tetap tahun 2012-2013

meningkat menjadi Rp 234.319.599,00 sedangkan tahun 2011-2012 sebesar Rp

152.756.202,00. Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa penggunaan asset

163

Page 81: 3.2 bab isi (1)

tetap lebih efisien terjadi di tahun 2012-2011. Sedangkan PT Jaya memiliki rasio

perputaran asset tetap yang relative stabil dari tahun 2011-2013 yaitu sebesar 1x.

Perputaran Total Aset

Perputaran total asset PT Eterindo juga mengalami penurunan, dimana tahun 2011-

2012 aset berputar 1.2x terhadap penjualan sedangkan tahun 2012-2013 aset berputar

1.07x terhadap penujualan. Tetapi perbedaan ini terlihat tidak signifikan. PT Jaya juga

mengalami hal yang sama, dimana perputaran total asset nya juga mengalami

penurunan walaupun penurunan ini kurang signifikan. Tahun 2011-2012 perputaran

total aseet sebesar 0.33x menjadi 0.26x di tahun 2012-2013.

UKURAN PASAR

Rasio Harga Terhadap Laba

Rasio harga terhadap laba PT Eterindo dan PT Jaya terus mengalami peningkatan.

Tahun 2011 rasio menunjukkan hasil masing-masing sebesar 5.70 dan 6.84, tahun

2012 mengalami peningkatan mejadi 7.63 dan 9.02, peningkatan tertinggi terjadi di

tahun 2013 mejadi 44.69 dan 21. Peningkatan yang tinggi ini disebabkan karena harga

pasar per lembar saham meningkat sedangkan laba per sahamnya menurun drastic.

Rasio harga terhadap laba yang tinggi mengindikasikan bahwa pasar mengharapkan

pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa depan.

Hasil Laba

Hasil laba yang dihasilkan oleh PT Eterindo terus mengalami penurunan tiap

tahunnya. Tahun 2011 hasil laba sebesar 18% dari harga pasar perlembar saham,

tahun 2012 turun menjadi 13% dari harga pasar per lembar saham, tahun 2013

mengalami penurunan yang lebih tajam hingga menjadi 2% dari harga pasar per

lembar saham. Penurunan di tahun 2012 dan 2013 juga iikuti oleh penurunan harga

per lembar saham yang masing-malsing menjadi Rp 303.23/lembar dan Rp

362.88/lembar. PT Jaya juga mengalami penurunan terhadap hasil laba nya. Tahun

2011 hasil laba sebesar 15% dari harga pasar perlembar saham, tahun 2012 turun

menjadi 11% dari harga pasar per lembar saham, tahun 2013 mengalami penurunan

yang lebih tajam hingga menjadi 5% dari harga pasar per lembar saham.

Hasil Deviden

Tahun 2011 dan 2012 PT Eterindo beserta para pemegang saham menyetujui untuk

tidak ada pembagian deviden saham karena perseroan masih memiliki deficit

164

Page 82: 3.2 bab isi (1)

konsolidasi sebesar Rp 317 miliar per akhir 2011. Dan di 2012 tidak membagikan

karena adanya rencana untuk melakukan ekspansi yang membutuhkan biaya yang

cukup besar. Di tahun 2013, hasil deviden yang diperoleh sebesar 0.45% dari harga

pasar per lembar saham. Kebalikan dengan PT Eterindo, Pt jaya membagikan deviden

tahun 2011 dan 2013 tetapi tidak melakukannya di 2013. Pembagian dividen relative

stabil baik tahun 2011 maupun 2012 sebesar 3%.

Tingkat Pembayaran Deviden

Tahun 2011 dan 2012 PT Eterindo beserta para pemegang saham menyetujui untuk

tidak ada pembagian deviden saham karena perseroan masih memiliki deficit

konsolidasi sebesar Rp 317 miliar per akhir 2011. Dan di 2012 tidak membagikan

karena adanya rencana untuk melakukan ekspansi yang membutuhkan biaya yang

cukup besar. Tahun 2013, tingkat pembayaran deviden memperlihatkan hasil 20%

yang artinya pembayara deviden 20% dari laba persaham atau sebesar 1.62 rupiah.

Sedangkan PT Jaya memiliki tingkat pembayaran deviden tahun 2011 sebesar 18%

dan tahun 2012 sebesar 30%.

Harga Terhadap Nilai Buku

Tahun 2011 hasil perhitungan harga terhadap nilai buku PT Eterindo sebesar 1.1 yang

artinya saham biasa terjual 1x nilai buku persaham, tahun 2012 turun menjadi 0.6

yang artinya penjualan saham biasa 0.6x nilai buku per lembar saham, tahun 2013

mulai mengalami peningkatan kembali menjadi 0.79 yang artinya penjualan saham

biasa 0.8x nilai buku per lembar saham. Apabila dihitung dengan pembulatan maka

hasil dari tahun 2011-2013 relatif sama yaitu 1x nilai buku per lembar saham. Harga

terhadap nilai buku PT Eterindo berbeda jauh dengan PT jaya. Tahun 2011 PT jaya

menghasilkan nilai sebesar 141.55 yang artinya saham biasa terjual 151x nilai buku.

Tahun 2012 meningkat menjadi 210.21 yang artinya saham biasa terjual 210x nilai

buku dan tahun 2013 menurun menjadi 151.40 yang artinya saham biasa terjual 151x

nilai buku.

165