30jan12 131628 anik s handayani

4
 Jurnal Sains Materi Indonesia  Indonesi an Journal of Materials Science  Edisi Khusus Oktober 2006, hal : 102 - 105  ISSN : 141 1-1098 102 REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN GLISEROL MENGGUNAKAN KATALIS ASAM Ani ek S Handa yani 1 , Sid ik Ma rs udi 2 , M.Nasik in 2 dan M. Sudi band riy o 2 1  Jurusan Teknik Kimia, FTI - ITI  Jl. Raya Puspiptek Serpong 15320, T angerang 2 Teknik Gas dan Petrokimia, FT - UI  Kampus UI Depok, Jawa Barat ABSTRAK REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN GLISEROL MENGGUNAKAN KATALIS ASAM.  Reaksi esterifikasi antara asam oleat dan glyserol menggunakan katalis asam dilakukan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya reaksi polimerisasi antara keduanya. Reaksi  berlangsung pada rentang suhu 220  o C hingga 250  o C, dengan harapan setelah reaksi esterifikasi selesai akan berlanjut dengan reaksi polimerisasi. Dengan mempelajari perubahan suhu, dan waktu reaksi pada  beberapa parameter seperti bilangan asam, bilangan Iod, densitas produk, viskositas dan berat molekul diharapkan akan diperoleh produk dengan berat molekul yang lebih besar dari reaktan pembentuknya atau terjadi reaksi polimerisas i. Hasil penelitian menunjukk an bahwa keberha silan reaksi dipeng aruhi oleh ratio kedua reaktan dan katalis, pada rasio katalis dan reaktan 1:100 menunjukkan peningkatan berat molekul. Dengan semakin meningkatnya suhu menunjukkan bahwa bilangan asam semakin menurun, mengakibatkan konversi semakin meningkat. Hasil konversi maksimum 93,75% terjadi pada suhu reaksi 240  o C , ratio katalis dan reaktan 1:100 dengan rentang berat molekul sekitar 19,502.06 g/gmol hingga 20,034.94 g/gmol, rentang visko sitas sekitar 0.0514 poise hingga 0.0534 poise. Sedang kan densitas produk menun jukka n 0,95 g/cm 3 sampai dengan 1,045 g/cm 3 . Kata kunci   : Esterifikasi, polyol, ethyl ester oleat, glycerol, polymerisasi ABSTRACT ESTER IFICA TIONREACT IONOFOLEICACIDANDGL YCEROLUSINGACI DCA T ALIST . This research studied for determine of temperatures influence on atmospheric pressure Esterification reaction rate. Reaction between oleic acid and glycerol using acid catalyst was especially studied to seek the possibility of polymerization reaction between both reactants. The temperatures range of 220 – 250 o C, with expectation that Esterification reaction would be followed by polymerization reaction. By studying the effects of temperatures change and the reaction time on some parameters: acid number, Iod number,  product density , viscosity and molecular weigh, it is expected that the best conditions can be achieved to obtain polymer product. The result of this studied indicated that the molecular weight of this  product increased. In creasing temperature resulted in the decreasing of acid number, causing the conversion increased. The maximum conversion 93.75% at temperature 240  o C, molecular weight of the product range: 19,502.06 – 20,034.94 g/gmol, range of viscosity: 0.0514 - 0.0534 poise, while the density of product was 0,95 – 1,045 g/cm 3 . Key words  : Esterification, polyol, ethyl ester oleic, glycerol, polymerization. PENDAHULUAN Asam oleat berbasis minyak sawit dapat dibuat menjadi poliester karena mempunyai struktur rantai karbon yang menyerupai minyak bumi. Bahan ini merupakan bahan yang  renewable  da n mempunyai sifat yang ramah lingkungan, dimana ter dapat tida k han ya rantai kar bon beri ka tan tun gga l dan ganda. Poliester dibuat dari reaksi antara asam rantai  panjang dengan diol atau poliol melalui tahapan r eaksi konden sasi atau esterifi kasi dan adisi. Reaksi esterifikasi antara asam oleat dengan alkohol (diol atau Poliol) akan menghasilkan  poliester yang memiliki viskositas dan berat molekul lebih besar dari reaktan pembentuknya. Poliol adalah polimer yang mempunyai berat molekul  ber var ias i ant ara 250 800 0 deng an gugu s fung si hidro ksil anta ra 1-8. Sec ara umum me kan ismereaksi ant ara asam olea t dan gliserol berdasarkan konsep reaksi Le”Chatelier, seperti diperlih atkan pada Gamba r 1 sebag ai berik ut:

Upload: riyadi-haykal

Post on 10-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 30Jan12 131628 Anik s Handayani

7/22/2019 30Jan12 131628 Anik s Handayani

http://slidepdf.com/reader/full/30jan12-131628-anik-s-handayani 1/4

 Jurnal Sains Materi Indonesia

 Indonesian Journal of Materials Science

 Edisi Khusus Oktober 2006, hal : 102 - 105

 ISSN : 1411-1098

102

REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN GLISEROL

MENGGUNAKAN KATALIS ASAM

Aniek S Handayani1, Sidik Marsudi2, M.Nasikin2 dan M. Sudibandriyo2

1 Jurusan Teknik Kimia, FTI - ITI 

 Jl. Raya Puspiptek Serpong 15320, Tangerang 2Teknik Gas dan Petrokimia, FT - UI 

 Kampus UI Depok, Jawa Barat 

ABSTRAK 

REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN GLISEROL MENGGUNAKAN

KATALIS ASAM.   Reaksi esterifikasi antara asam oleat dan glyserol menggunakan katalis asam

dilakukan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya reaksi polimerisasi antara keduanya. Reaksi

 berlangsung pada rentang suhu 220   oC hingga 250   oC, dengan harapan setelah reaksi esterifikasi selesai

akan berlanjut dengan reaksi polimerisasi. Dengan mempelajari perubahan suhu, dan waktu reaksi pada beberapa parameter seperti bilangan asam, bilangan Iod, densitas produk, viskositas dan berat molekul

diharapkan akan diperoleh produk dengan berat molekul yang lebih besar dari reaktan pembentuknya

atau terjadi reaksi polimerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan reaksi dipengaruhi oleh

ratio kedua reaktan dan katalis, pada rasio katalis dan reaktan 1:100 menunjukkan peningkatan berat molekul.

Dengan semakin meningkatnya suhu menunjukkan bahwa bilangan asam semakin menurun, mengakibatkan

konversi semakin meningkat. Hasil konversi maksimum 93,75% terjadi pada suhu reaksi 240  oC , ratio katalis

dan reaktan 1:100 dengan rentang berat molekul sekitar 19,502.06 g/gmol hingga 20,034.94 g/gmol, rentang

viskositas sekitar 0.0514 poise hingga 0.0534 poise. Sedangkan densitas produk menunjukkan 0,95 g/cm3

sampai dengan 1,045 g/cm3.

Kata kunci   : Esterifikasi, polyol, ethyl ester oleat, glycerol, polymerisasi

ABSTRACTESTERIFICATIONREACTIONOFOLEICACIDANDGLYCEROLUSINGACIDCATALIST.

This research studied for determine of temperatures influence on atmospheric pressure Esterification

reaction rate. Reaction between oleic acid and glycerol using acid catalyst was especially studied to seek 

the possibility of polymerization reaction between both reactants. The temperatures range of 220 – 250 oC,

with expectation that Esterification reaction would be followed by polymerization reaction. By studying

the effects of temperatures change and the reaction time on some parameters: acid number, Iod number,

 product density, viscosity and molecular weigh, it is expected that the best conditions can be achieved to

obtain polymer product. The result of this studied indicated that the molecular weight of this

 product increased. In creasing temperature resulted in the decreasing of acid number, causing the conversion

increased. The maximum conversion 93.75% at temperature 240   oC, molecular weight of the product

range: 19,502.06 – 20,034.94 g/gmol, range of viscosity: 0.0514 - 0.0534 poise, while the density of product

was 0,95 – 1,045 g/cm3.

Key words  : Esterification, polyol, ethyl ester oleic, glycerol, polymerization.

PENDAHULUAN

Asam oleat berbasis minyak sawit dapat

dibuat menjadi poliester karena mempunyai struktur 

rantai karbon yang menyerupai minyak bumi.

Bahan ini merupakan bahan yang   renewable   dan

mempunyai sifat yang ramah lingkungan, dimana

terdapat tidak hanya rantai karbon berikatan tunggal dan

ganda.

Poliester dibuat dari reaksi antara asam rantai panjang dengan diol atau poliol melalui tahapan reaksi

kondensasi atau esterifikasi dan adisi.

R ea ks i e st er i fi k as i a nt ar a a sa m o l ea t

dengan alkohol (diol atau Poliol) akan menghasilkan

 poliester yang memiliki viskositas dan berat molekul

lebih besar dari reaktan pembentuknya. Poliol

adalah polimer yang mempunyai berat molekul

 bervariasi antara 250 – 800 0 deng an gugus fung si

hidroksil antara 1-8.

Secara umum mekanismereaksi antara asam oleatdan gliserol berdasarkan konsep reaksi Le”Chatelier,

seperti diperlihatkan pada Gambar 1 sebagai berikut:

Page 2: 30Jan12 131628 Anik s Handayani

7/22/2019 30Jan12 131628 Anik s Handayani

http://slidepdf.com/reader/full/30jan12-131628-anik-s-handayani 2/4

 Reaksi Esterifikasi Asam Oleat dan Gliserol Menggunakan Katalis Asam (Aniek S Handayani)

103

Gambar 1 .   Mekanisme konsep reaksi Le”Chatelier 

1). R-O—C=O +CH2OH – CHOH – CH

2OH

(CH2)

7CH=CH(CH

2)

7CH

3

kat

CH3(CH

2)

7CH=CH(CH

2)

7 C=O + ROH

HOCH2CHCH

2O

OH

2). CH3(CH

2)

7CH=CH(CH

2)

7  C=O +

HOCH2CHCH

2O

OH

CH3(CH

2)

7CH=CH(CH

2)

7 C=O

HOCH2CHCH

2O

OH

HOCH2CHCH

2O

OH

---[CH3(CH

2)

7CH=CH(CH

2)

7 C=O

O=C(CH2)

7 CH=CHCH

2(CH

2)

7 CH

2]n---

OCH2CHCH

2OH

OH

R e ak si t ra nse ste ri fi k asi m i ny ak sa wi tmenggunakan katalis asam menunjukkan terjadinya

 pe nin gkatan bera t mol ekul pa da hasi l re aksi [2 ],

d a p at d i sim p ul k an b a hw a t e la h t e rj a d i re a ksi

 polimerisasi. Reaksi polimerisasi terjadi pada kekuatan

asam 7,4 sampai dengan 2,2. Reaksi esterifikasi dengan

katalis H2SO

4terbukti dapat meningkatkan Berat molekul

minyak sawit sebesar 1019. berarti terjadi reaksi

 polimerisasi dengan kekuatan asam sulfat sebesar -1,265

 pada suhu 150  oC.

Berbagai proses Reaksi esterifikasi minyak sawit

menggunakan katalis asam telah banyak dilakukan untuk 

memperoleh  FAME ( fatty acid methylester ) [12,13, 14].Molar rasio minyak/alkohol sebesar 1:3 secara

stoikiometri memberikan   yield Fatty Acid Metil Ester 

tertinggi [15] ratio katalis/minyak (0,1 – 1) :100,

memberikan korelasi terhadap waktu reaksi dan   yield 

 fatty acid metil ester , viskositas dan berat molekul

tertinggi pada suhu 200   oC hingga 240   oC sebesar 

1461.9 g/gmol [2].

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari

 pengaruh suhu reaksi pada pembuatan poliester.

METODE PERCOBAAN

Reaksi esterifikasi diawali dengan mereaksikan

antara asam oleat dan gliserol menggunakan katalis asam

sulfat pada labu leher tiga yang dilengkapi dengan

kondensor dan pengaduk magnet pada rentang suhu

220   oC hingga 250   oC dan dilanjutkan dengan reaksi

 polimerisasi sampai suhu 260  oC.

Rasio asam oleat dan gliserol merupakan variabel

tetap 1:3 dengan berat katalis asam sulfat 0,1% danvariasi suhu 220   oC, 240   oC, dan 250   oC untuk reaksi

esterifikasi. Selanjutnya dilakukan reaksi polimerisasi

menggunakan katalis benzoil peroxida sebesar 0,1 %

 berat sampai suhu mencapai 260  oC dalam waktu 2 jam.

Karakteristik hasil reaksi diketahui dengan menganalisis

 bilangan asam, bilangan iod,   density, viskositas dan

 ber at mo lek ul dar i lar ut an pa da se ti ap ren ta ng

waktu reaksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh BilanganAsam Pada Hasil Reaksi

Analisis bilangan asam dilakukan untuk 

mengetahui sisa asam yang terkandung dalam

campuran reaksi. Untuk mengetahui kandungan etil ester 

yang terbentuk selama reaksi, dianggap ada korelasi

antara sisa asam dalam campuran dengan kandungan

etil ester.

Hasil reaksi esterifikasi terlihat bahwa bilangan

asam pada rentang waktu tertentu terjadi penurunan.

Reaksi yang dilakukan pada suhu 240   oC, pada awal

reaksi menunjukan peningkatan bilangan asam dan

setelah 30 menit pertama terjadi penurunan sangat

tajam secara exponensial sampai waktu 180 menit,

sedangkan reaksi pada suhu 220   oC menunjukkan

harga bilangan asam lebih rendah, demikian juga dengan

suhu 250  oC.

Dari ketiga variabel suhu, menunjukkan bahwa

 yield FAME   pada suhu 220   oC sebesar 90 %, pada

suhu 240   oC sebesar 93,75 % dan pada suhu 250   oC

sebesar 80 %. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan

 bahwa dili hat dari perubahan bilangan asam, maka

konversi tertinggi terjadi pada reaksi dengan kondisi

suhu 240  oC.

Pengaruh Waktu Pada Bilangan Iod

Bilangan iod menunjukkan adanya ikatan rangkap

C=C yang ada pada ikatan penyusunnya, pada asam

0

50

100

150

200

250

300

350

0 100 200 300

t (waktu)

T= 220oC

240oC

250oC

Gambar 2 .   Pengaruh Waktu Pada Bilangan Asam

Page 3: 30Jan12 131628 Anik s Handayani

7/22/2019 30Jan12 131628 Anik s Handayani

http://slidepdf.com/reader/full/30jan12-131628-anik-s-handayani 3/4

 Jurnal Sains Materi Indonesia

 Indonesian Journal of Materials Science

 Edisi Khusus Oktober 2006, hal : 102 - 105

 ISSN : 1411-1098

104

0

5

10

15

20

25

30

35

0 50 100 150 200 250 300t (menit)

T= 220oC

T= 240oC

T= 250oC

Gambar 3 .   Pengaruh Waktu Pada Bilangan Iod

oleat terdapat 1 ikatan rangkap C=C. Hasil percobaan

terlihat pada Gambar 3 menunjukkan bahwa semakinlama

waktu reaksi harga bilangan iod semakin berkurang dan

semakin lama akan menunjukkan harga konstan.

Hal ini menunjukkan telah terjadi pengurangan

ikatan rangkap, yang membuktikan bahwa telah terjadi

 penggabungan ikatan secara adisi dengan senyawa lain

 baik pada ikatan C=C maupun pada C=O. Pada suhu250 oC terlihat bahwa telah terjadi pengurangan bilangan

iod yang sangat cepat pada waktu 90 menit, kemungkinan

telah terjadi pemutusan ikatan rangkap dengan

meningkatnya suhu reaksi. Dari ketiga variabel terlihat

 bahwa pada kondisi suhu 220   oC mempunyai bilangan

iod relatif lebih besar dibandingkan pada kondisi suhu

240  oC dan suhu 250 oC.

Pengaruh Waktu Reaksi Pada Viskositas

Gambar 4 menunjukkan bahwa pada suhu 250   oC

viskositas larutan relatif konstan dan lebih rendah

dibandingkan dengan kedua kondisi suhu yang lain.

Dilihat dari parameter bilangan iod dan bilangan asam

yang menunjukkan bahwa pada waktu 90 menit, bilangan

iod turun tajam dan bilangan asam telah menunjukkan

harga yang konstan dengan harga viskositas yang

rendah juga. Hal ini kemungkinan pada suhu 250 oC telah

t er j ad i p e mu tu sa n i ka t an r an gk ap s e hi ng ga

mengakibatkan rendahnya harga viskositas larutan pada

suhu yang tinggi tersebut. Pada suhu ini viskositas

tertinggi diperoleh dari reaksi selama 120 menit

sebesar 0,0206 poise.

Pada suhu 240   oC, harga viskositas pada awal

reaksi menunjukkan harga yang relatif konstan sampai

waktu 150 menit dan semakin lama waktu mengakibatkan

harga viskositas larutan menjadi semakin rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa pada suhu tersebut, meskipun yield 

 FAME   menunjukkan harga tertinggi, tetapi harga

viskositas optimumnya sebesar 0,0534 poise pada waktu

90 menit.

Sedangkan untuk suhu 220   oC terlihat bahwa

terjadi penurunan viskositas pada awal reaksi sampai

waktu 90 menit dari harga 0,0484 poise pada watu30 menit menjadi 0,0288 poise pada waktu 90 menit.

Kemudian setelah 120 menit terjadi peningkatan

viskositas menjadi 0,0444 poise dan meningkat terus

sampai 0,0456 poise pada waktu 270 menit. Kondisi

tersebut menunjukkan peningkatan viskositas yang

dapat mengindikasikan bahwa telah terjadi kenaikan berat

molekul pada hasil reaksi.

Pengaruh Waktu Reaksi Pada Berat Molekul

Gambar 5 menunjukkan bahwa pengaruh suhu

dan waktu reaksi pada berat molekul ditunjukkan oleh

reaksi yang dihasilkan pada kondisi 220 oC dengan waktu

210 menit yaitu sebesar 15,417.24 g/gmol, berarti telah

terjadi reaksi polimerisasi mulai suhu 220   oC

menggunakan katalis asam sulfat.

Pada suhu yang lebih tinggi berat molekul yang

dihasilkan relative lebih rendah, berat molekul yang

dihasilkan oleh reaksi pada suhu 240   oC dalam

waktu 90 menit sebesar 20.828,76 g/gmol. Pada suhu

250  oC dalam waktu 120 menit dihasilkan berat molekul

sebesar 4.009,21 g/gmol. Pada suhu ini kemungkinan

telah terjadi reaksi perengkahan sehingga harga

viskositas larutan lebih rendah dari kedua suhu yanglain, sehingga berat molekul yang dihasilkan juga

lebih rendah.

Pengaruh Waktu Reaksi Pada Densitas

Produk 

Density produk sebagai parameter dilakukan

untuk mengetahui perubahan densitas pada setiap

 perubahan waktu.

Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin tinggi

suhu pada 30 menit pertama terlihat semakin rendah,

sedangkan pada waktu dimana bilangan asam sudah

mulai konstan menunjukkan terjadi peningkatan density

dari produk dengan kondisi suhu 240   oC, tetapi selama

-

0.0100

0.0200

0.0300

0.0400

0.0500

0.0600

0 50 100 150 200 250 300

waktu (t)

T= 220oC

T= 240oC

T= 250oC

Gambar 4 .  Pengaruh Waktu Reaksi Pada Viskos

-

2,500.00

5,000.00

7,500.00

10,000.00

12,500.00

15,000.00

17,500.00

20,000.00

22,500.00

0 50 100 150 200 250 300

t (menit)

BMpada T = 220oC

BMpada T = 240oC

BMpada T = 250oC

Gambar 5 .   Pengaruh Waktu reaksi pada Berat Molekul

Page 4: 30Jan12 131628 Anik s Handayani

7/22/2019 30Jan12 131628 Anik s Handayani

http://slidepdf.com/reader/full/30jan12-131628-anik-s-handayani 4/4

 Reaksi Esterifikasi Asam Oleat dan Gliserol Menggunakan Katalis Asam (Aniek S Handayani)

105

Gambar 7 .   Spektra   FTIR   hasil reaksi antara asam oleat

dan gliserol dengan katalis asam sulfat.

G am bar 6  .   P e ng ar uh w ak tu r ea ks i t er ha da p

densitas produk.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 50 100 150   t (menit)

T=220oC

T=240oC

T=250oC

90 menit pertama   density   tertinggi ditunjukkan oleh

 produk dengan kondisi 220   oC. Sedangkan pada suhu

250   oC tidak terjadi perubahan   density   yang cukup

 be ra rt i de ng an se ma ki n la many a wak tu . Ha l in i

disebabkan pada suhu yang tinggi   density   semakin

mampat sehingga tidak menyebabkan terjadinya

 perubahan  density  yang berarti.

Gambar 7 adalah spektrum FTIR sampel dengan

katalis asam sulfat yang mengakibatkan terjadi beberapa

 perubahan pada trigliserida. Gugus C=O terdapat pada

 panjang gelombang 1738,99 cm-1, gugus C=C terdapat

 pada panjang gelombang 1124,87 cm-1mengindikasikan

adanya ikatan rangkap tunggal yang terdapat pada

oleat, gugus CH terdapat pada panjang gelombang

2856,05 cm-1 hingga 2923,55 cm-1mengalami peningkatan

absorbansi yang menunjukkan terjadinya penambahanrantai atom CH selanjutnya akan menambah panjang

rantai dan membentuk polimer.

Gugus karbon (CH2)

n, RC(CH

2)

3  pada panjang

gelombang 970,76cm-1 dan1173,22 cm-1 mengindikasikan

adanya gugus rantai panjang pada hasil reaksi

 polimerisasi.

KESIMPULAN

1. Reaksi Esterifikasi dapat terjadi pada rentang suhu

220 oC, 240 oCdan250 oC ditunjukkan dengan adanya

menurunnya bilangan asam. Pada suhu 240   oC

mempunyai laju penurunan bilangan asam terbesar 

dan menghasilkan yield FAME  sebesar 93.75 %.

2. Terjadi reaksi Polimerisasi ditunjukkan dengan

menurunnya kandungan bilangan iod.

3. karakteristik terbaik diperoleh dari reaksi pada

kondisi 240   oC dengan waktu 90 menit memiliki

harga viskositas sebesar 0.0534 poise, berat

molekul sebesar 20.828,76 g/gmol dengan density1,045 g/mL.

DAFTARACUAN

[1]. DAVIDSOHN,A., G. MORETTIAND I, ADAMI,

 Riv. Ital.Sost Grasse, 62 (1988)541

[2]. Perkembangan perkelapasawitan,   http://

www.deptan.go.id

[3]. RANI, E.K. Sintesis Cetane Improver dari CPO

Kalimantan Barat dengan Variasi Proses Perlakuan

Awal, Skripsi, TGP-FTUI, Depok, (2003)

[4]. HARTLEY,C.W.S, The Oil and Palm, 3rd

Edition,John and Willey and Sons Inc, NewYork, (1988)

[5]. COTRELL, R.C, American Journal Clin Nutr, 1991

[6]. MARLIM,A.N., Pengaruh Katalis NaOH terhadap

Peningkatan Kualitas Metil Ester dan Gliserin yang

Berbasis Minyak Mentah Inti Kelapa Sawit,

Skripsi, TGP-FTUI, Depok, (2004)

[7]. Budiman, N, Polimer Biodegradation,   http://

www.kompas.com

[8]. HENKEL,K, FATTYALCOHOLS, Raw Materials,

 Methods and Uses, Henkel KgaA, Dusseldorf,

(1981)

[9]. _________, Esterification of Vegetables Oils : a

Review,  http://jbcs.sbg.org.br 

[10]. _ _ _ __ _ _ __ , P o l ym eri z at i o n o f Me th yl

Methacrylate,   http://chem.cochester.edu

[11]. _________, Polyester, Polyol,   http://

www.vanderbilt.edu.

[12]. HENDRATA M, Metyl Ester Berbahan Baku Crude

Palm Oil Libo Minas, Riau,  Skripsi, TGP-FTUI,

Depok, 2003

[13]. KREUTZE R, U. R,   J.Am. Oil Chem.Soc.,   61

(1984)343

[14]. STAGE, H., Fat Science technol., 90 (1988) 28

[15]. P. DE FILIPPIS, C GIAVARINI, M. SCARSELLA

and M. SORRENTINO, Esterification Processes for Vegetable Oil: a Simple Control Method of Methyl

Ester Content,AOCS Press, (1995)