304992431 124493466 hubungan senam lansia terhadap activity of daily living adl pada lansia

8/16/2019 304992431 124493466 Hubungan Senam Lansia Terhadap Activity of Daily Living ADL Pada Lansia

1/32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah

mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, khususnya dibidang medis

atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan

penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia, akibatnya jumlah

penduduk lansia meningkat. Saat ini, diseluruh dunia jumlah lansia

diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 0 tahun dan diperkirakan

pada tahun !0!5 akan men"apai #,! milyar. Se"ara $emografi, menurut

sensus penduduk tahun #%&0 di 'ndonesia terdapat 5,( juta orang )*,(+ yang

berusia 0 tahun keatas. Pada tahun !0!0 akan meningkat menjadi ##,0%+,

meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh majunya pelayanan

kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gii dan

sanitasi, serta meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi

)andiyah, !00%. /danya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya

pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut )lliya, dkk , !00%.

Penurunan kemampuan muskuloskeletal dapat menurunkan akti1itas fisik

) physical activity, sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan

akti1itas kehidupan sehari-hari )activity of daily living atau /$2 )lliya

dkk ., !00%. 3emelihara kesehatan untuk hidup yang tidak bergantung

#


2/32

!

dengan orang lain besar kemungkinan harus memprioritaskan kekuatan otot

)roman dkk ., !00.

Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan

untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya se"ara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Keadaan ini menyebabkan

mun"ulnya penyakit degeneratif yang merupakan penumpukan distorsi

metabolik dan struktural )$armojo dan 3artono, !00%. Pada proses menua

biasanya terjadi penurunan produksi "airan sino1ial pada persendian,

tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum

menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan kelenturan ) fleksibilitas, sehingga

mengurangi gerakan persendian.

Senam bugar lansia )S2 termasuk senam aerobic low impact

)menghindari gerakan lon"at-lon"at, Senam ugar 2ansia adalah senam

aerobic low impact yang dikeluarkan Persatuan 4anita lahraga Seluruh

'ndonesia )Perwosi khusus bagi lanjut usia dengan pelaksanaan durasi senam

kurang lebih (0 menit dengan 5 menit latihan pemanasan, !0 menit latihan

inti dan 5 menit pendinginan )lliya dam /gustin, !00&. Senam lansia akan

menambah penguatan otot,daya tahan tubuh, kelenturan tulang dan sendi,

sehingga sistem muskuloskeletal yang menurundapat diperbaiki. Selain itu

senam lansia bermanfaat untuk memelihara kebugaran jantung danparu

)6erawati dan 4ahyuni, !00*


3/32

(

6asil penelitian sebelumnya yang dilakukan di Panti Sosial 7resna

4redha nit udhi 2uhur Kasongan antul, senam lansiadapat

menyebabkan kemandirian melakukan akti1itas dasar sehari-hari dalam

kategori mandiri )%,!(+ )/rdiyanti, !00%. Penelitian lliya dkk )!008

pada lansia di Panti Sosial 7resna 4redha 4ening 4ardoyo ngaran, bahwa

latihan 93 selama ( minggu sudah dapat meningkatkan 93 fleksi sendi

lutut pada lansia yang mengalami keterbatasan gerak. 2atihan 93 adalah

latihan yang menggerakkan persendian seoptimal dan seluas mungkin sesuai

kemampuan seseorang yang menyebabkan peningkatan fungsi

muskuloskeletal sehingga berpengaruh pada /$2. 2atihan fisik tubuh bagian

atas dapat meningkatkan kekuatan lengan )!+, fleksibilitas bahu )#0+

sehingga dapat meningkatkan kemandirian dalam melakukan activity of daily

living ):enturelli dkk., !0#0.

Pengaruh S2 terhadap activity of daily living )/$2 belum banyak

diteliti. leh karena itu,penulis tertarik untuk meneliti pengaruh senam

lansia terhadap activity of daily living )/$2pada lansia.

1.2. Rumusan Masalah

$ari latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

;agaimanakah hubungan senam lansia terhadap activity of daily living

)/$2 pada lansia


4/32

*

7ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

senam lansia terhadap /$2 )activity of daily living pada lansia.

#.(.!. 7ujuan khusus

#.(.!.#. ntuk mengetahui activity of daily living )/$2pada lansia

yang melakukan senam lansia di Ke"amatan Pedurungan

Semarang.

#.(.!.!. ntuk mengetahui activity of daily living )/$2 pada lansia

yang tidak melakukan senam lansia di Ke"amatan

Pedurungan Semarang.

#.(.!.(. ntuk membandingkan activity of daily living )/$2 pada

lansia yang melakukan senam lansia dengan yang tidak

melakukan senam lansia di Ke"amatan Pedurungan

Semarang.

1.!. Man"aat Peneltan

#.*.#. 3anfaat teoritis

3emberikan informasi kepada peneliti selanjutnya mengenai

pengaruh senam lansia dan activity of daily living )/$2 pada lansia.

#.*.!. 3anfaat praktis

#.*.!.# 3emberikan informasi bahwa senam lansia dapat menjadi

alternatif pilihan penatalaksanaan kasus penurunan activity of

daily living )/$2

#.*.!.! Sebagai masukan kepada lansia dan keluarganya serta bagi

masyarakat untuk menyadari pentingnya latihan fisik agar

ter"apainya derajat kesehatan yang optimal.


5/32

5

BAB II

TIN#AUAN PU$TA%A

2.1. Activity of daily living &ADL'

2.3.1. De"ns

Activity of daily living merupakan salah satu alat ukur untuk

menilai kapasitasfungsional seseorang dengan menanyakan akti1itas

kehidupan sehari-hari, untuk mengetahui lansia yang membutuhkan

pertolongan orang lain dalam melakukan kehidupan sehari-hari atau

dapat melakukan se"ara mandiri. Sehingga menghasilkan informasi yang

berguna untuk mengetahui adanya kerapuhan pada lansia yang

membutuhkan perawatan )>allo dkk., #%%&.

2.3.2. Pengukuran ADL

!.(.!.# 'ndeks arthel

'ndeks /$2 arthel merupakan alat ukur yang banyak

dipakai. Kuesioner /$2 arthel merupakan instrumen ukur

yang andal dan sahih serta dapat digunakan untuk mengukur

status fungsional dasar lansia di 'ndonesia )/gung, !008.

'ndeks barthel digunakan untuk mengkaji kemampuan dalam

merawat diri mereka sendiri, namun pokok-pokoknya

ditekankan pada jumlah bantuan fisik yang akan diperlukan

bila tidak dapat melakukan fungsi yang diberikan )>allo dkk,

#%%&. 'ndeks arthel mungkin bisa menjadi indikator yang


6/32

baik untuk mengkaji ada tidaknya kebutuhan dalam

melakukan akti1itas sehari-hari )>allo dkk ., #%%&.

!.(.!.! 'ndeks Kat

'ndeks kat dikembangkan untuk mempelajari hasil

pengobatan dan prognosis pada orang tua )6ermoddson dan

?khdal, !0#0. 'ndeks ini merangkum kinerja se"ara

keseluruhan dalam fungsi yaitu mandi , berpakaian ,toilet

(toileting), berjalan atau pindah posisi

(walking&transfering),kontinensia (continence), danmakan yang

dinyatakan dalam kelas /-> )>allo dkk, #%%&. 'ndeks Kat

lebih "enderung menggunakan rentang ;mandiri@, ;semi mandiri

)dibantu@, dan ;tergantung@ )>allo dkk ., #%%&.

• 'ndeks Kat / A

mandiri untuk akti1itas

• 'ndeks Kat A

mandiri untuk 5 akti1itas

• 'ndeks Kat B A mandiri,

ke"uali bathing dan satu fungsi lain

• 'ndeks Kat $ A

mandiri, ke"uali bathing,

dressing dan # fungsi lain

• 'ndeks Kat ? A



7/32

8

dressing, toileting dan satu fungsi

lain

• 'ndeks Kat C A


dressing, toileting, transferring dan

satu fungsi lain

• 'ndeks Kat > A

tergantung pada orang lain

untuk akti1itas

)6ardywinoto dan Setiabudhi, #%%%

!.(.!.( 'ndeks 2awton

'ndeks 2awton merupakan suatu alat yang memberikan

informasi status fungsional. 'ndeks 2awton terdiri dari &

akti1itas yaitu dapat menggunakan telepon, men"u"i pakaian,

berbelanja, menyiapkan makanan, menjaga rumah,

mengadakan perjalanan, dapat mengatur keuangan, minum

obat se"ara teratur ):itenggl dkk ., !00

'ndeks 2awton dapat disaring menjadi 5 akti1itas utama

untuk membuat pemeriksaan lebih menyeluruh. Kelima

akti1itas utama tersebut meliputi kemampuan untuk

mengadakan perjalanan, berbelanja, menyiapkan hidangan,

pekerjaan rumah tangga, dan pengaturan keuangan pribadi

)>allo dkk., #%%&.


8/32

&

2.3.3 %arakterstk ADL

erdasarkan nilai skor indeks barthel

0-!0 A ketergantungan total

!#-# A ketergantungan berat

!-%0 A ketergantungan sedang

%#-%% A ketergantungan ringan

#00 A mandiri, tetapi tidak berarti penderitadapat hidup sendiri,

penderita mungkin tidak memasak, menjaga rumahDtidak

dapat bermasyarakat

)>allo dkk ., #%%&

2.3.! (akt)r*"akt)r +ang Mem,engaruh ADL

!.(.*.# $epresi

Keterbatasan dalam melakukan activity of daily living

)/$2 dapat menyebabkan depresi dan depresi dapat

meningkatkan fa"tor resiko disabilitas fisik )keterbatasan

/$2 )Sumirta, !00&.

!.(.*.! Kelenturan

Pembatasan atas lingkup gerak sendi )93 banyak

terjadi pada lansia, akibat dari kekakuan otot dan tendon.

Kekakuan otot betis sering memperlambat gerak dorso-fleksi.

Selain itu kekakuan otot aduktor dan abduktor paha juga

sering dijumpai. leh karena itulah latihan kelenturan sendi

merupakan komponen penting dari program latihanDolah raga

bagi lansia )$armojo dan 3artono, !00%.


9/32

%

!.(.*.( Keseimbangan

Keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering

mengakibatkan seorang lansia jatuh. Keseimbangan

merupakan tanggapan motorik yang dihasilkan dari berbagai

faktor diantaranya input sensorik dan kekuatan otot. Selain

terjadinya menurunnya kekuatan otot, bertambahnya umur

akan menyebabkan keseimbangan menurun )$armojo dan

3artono, !00%.

!.(.*.* Self efficacy )keberdayagunaan mandiri

Self efficacy adalah suatu istilah untuk menggambarkan

rasa per"aya atas keamanan dalam melakukan akti1itas. 6al

ini sangat berhubungan dengan ketidaktergantungan dalam

akti1itas sehari-hari )/$2. $engan keberdayagunaan

mandiri ini seorang lansia mempunyai keberaniaan dalam

melakukan akti1itasDolahraga )$armojo dan 3artono, !00%.

2.2. $enam Lansa

2.2.1. De"ns

Senam bugar lansia adalah senam aerobi" low impa"t

)menghindari lon"at-lon"at, intensitas ringan sampai sedang,

gerakannya melibatkan sebagian besar otot tubuh, sesuai dengan gerak

sehari-hari, gerakan antara kanan dan kiri mendapat beban yang

seimbang )udiharjo dkk ., !00*.

2.2.2. #ens $enam Lansa


10/32

#0

Senam bugar lansia disusun dalam empat paket yaitu paket

/, , B, dan $masing-masing paket diperuntukan untuk kondisi yang

berbeda. Paket / )untuk lansia yang tidak tahan berdiri dilakukan

sambil duduk di kursi, paket )untuk lansia dengan kondisi

sedang, paket B )untuk lansia dengan kondisi baik, paket $

)untuk lansia dengan tingkat kondisi prima. 7iap paket latihan

S2 mempunyai susunan yaitu latihan pemanasan, inti dan

pendinginan )udiharjo dkk ., !00*.

2.2.3. Man"aat $enam Lansa

!.!.(.#. $aya 7ahan Kardio1askular

Komponen ini menggambarkan kemampuan

dankesanggupan melakukan kerja sistem peredaran

darahpemapasan, dalam menyediakan oksigen yang

dibutuhkan )Sumintarsih, !00.

!.!.(.!. Kekuatan tot

Kekuatan otot banyak digunakan dalam kehidupan

sehari-hari, terutama untuk tungkai yang harus menahan

beratbadan. 3akin tua seseorang makin kurang pula

kekuatanotot. /gar menjadi lebih kuat, otot-otot harus

dilatih melebihi normalnya. 'ntensitas latihan beragam

dari latihan berintensitas rendah sampai berintensitas

tinggi. $engan latihan ini akan mempertahankan kekuatan

otot )Sumintarsih, !00.

!.!.(.(. $aya 7ahan tot


11/32

##

$aya tahan otot adalah kemampuan dan kesanggupan

ototuntuk kerja berulang-ulang tanpa mengalami kelelahan.

Senam membantu meningkatkan daya tahan otot dengan "ara

melakukan gerakan-gerakanringan, sepertiA melompat-

lompat, mengangkat lutut, dan menendang, sehingga

tubuh menjadi kuat. 7ubuh yang seimbang akan

mengurangi risiko terluka )Sumintarsih, !00.

!.!.(.*. Kelenturan ) Fleksibilitas

Kelenturan adalah kemampuan gerak maksimal suatu

persendian. Pada usia lanjut banyak terjadi kekakuan sendi,

hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihanpada sendi.

Setelah menyelesaikan latihan, peregangan akan membantu

meningkatkan kelenturan )Sumintarsih, !00.

!.!.(.5. Komposisi 7ubuh

Komposisi tubuh berhubungan dengan pendistribusian

ototdan lemak di seluruh tubuh dan pengukuran komposisi

tubuhini memegang peranan penting, baik untuk kesehatan

tubuh maupun untuk berolahraga. Kelebihan lemak tubuh

dapatmenyebabkan kegemukan atau obesitas dan

meningkatkanresiko untuk menderita berbagai ma"am

penyakit.Senam ugar 2ansia sangat baik untuk membakar

lemak dalam tubuh sehingga menurunkan jumlah angka

kesakitan pada lansia)Sumintarsih, !00.


12/32

#!

2.3. Lansa

2.1.1. De"ns

3enurut ndang-undang9' No. ( tahun #%& tentang

Kesejahteraan 2anjut sia pada / # pasal # ayat ! yang berbunyi

lanjut usia adalah seseorang yang men"apai usia 0 tahun keatas

)Nugroho, !000.

2ansia akan selalu berhubungan dengan perubahan atau

penurunan fisiologi, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan

pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain. 3enua merupakan

berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dalam

maupun luar tubuh. 7idak ada batas yang jelas pada usia berapa

penampilan seseorang mulai menurun, karena setiap orang fungsi

fisiologisnya berbeda, baik dalam pen"apaian pun"ak maupun saat

menurunnya. mumnya fungsi fisiologis tubuh men"apai pun"aknya

pada usia antara !0-(0 tahun. Setelah men"apai pun"ak, fungsi alat

tubuh akan stabil beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi

sedikit sesuai bertambahnya usia. 7etapi akti1itas fisik dapat

menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi organ tubuh

yang disebabkan bertambahnya usia )Nugroho, !000.

2.1.2. Pengg)l)ngan atau -atasan umur lansa

3enurut rganisasi Kesehatan $unia lansia meliputi usia

pertengahan )middle age, ialah kelompok usia *5 - 5% tahun,


13/32

#(

lansia )elderly antara 0 - 8* tahun, lansia tua )old antara 85 - %0

tahun dan usia sangat tua )very old diatas %0 tahun )Nugroho, !000.

2.1.3. Peru-ahan*,eru-ahan +ang terja ,aa lansa

Perubahan fisik menurut Nugroho )!000 antara lain sebagai berikutA

!.#.(.#. Sel

3enurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal,

darah, dan hati. Eumlah sel otak menurun dan otak menjadi

atrofi beratnya berkurang 5-#0+.

!.#.(.!. Sistem Persyarafan

3enurunnya hubungan persyarafan, lambat dalam

respon dan waktu untuk bereaksi, menge"ilnya saraf pan"a

indera dan kurang sensitif terhadap sentuhan.

!.#.(.(. Sistem Pendengaran

6ilangnya kemampuan )daya pendengaran pada

telinga, 3embrantimpani menjadi atrofi dan pendengaran

bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami

ketegangan jiwa atau stres.

!.#.(.*. Sistem Penglihatan

6ilangnya respon terhadap sinar, sfingter pupil timbul

sklerosis, lensa lebih suram, hilangnya daya akomodasi dan

menurunya lapang pandang.

!.#.(.5. Sistem Kardio1askuler


14/32

#*

?lastisitas dinding aorta menurun, kemampuan jantung

memompa darah menurun. 6ilangnya pembuluh darah dan

tekanan darah meninggi.

!.#.(.. Sistem pengaturan temperatur tubuh

Suhu yang sering ditemukan pada lansia yaitu

temperatur tubuh menurun )hipotermia akibat metabolisme

yang menurun.

!.#.(.8. Sistem 9espirasi

tot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi

kaku. 3enurunnya akti1itas dari silia dan paru-paru

kehilangan elastisitas.

!.#.(.&. Sistem >astrointestinal

Kehilangan gigi, indera penge"ap menurun, esofagus

melebar, rasa lapar menurun, peristaltik lemah dan timbul

konstipasi, serta fungsi absorpsi melemah.

!.#.(.%. Sistem >enitourinaria

Pada ginjal dan otot 1esika urinaria mengalami

kelemahan. 6al ini menyebabkan frekuensi buang air seni

meningkat pada lansia wanita, sedangkan 1esika urinaria

pada lansia laki-laki susah dikosongkan sehingga

mengakibatkan retensi urin.

!.#.(.#0. Sistem ?ndokrin


15/32

#5

Pada lansia seperti menurunnya reabsorbsi sodium

dan air, penurunan lanjut metabolisme, penurunan respon

sistem kekebalan, penurunan efisiensi dari respon stres,

peningkatan jumlah gula darah ! jam setelah makan, tidak

toleransi terhadap karbohidrat dan jaringan tepi kebal

terhadap insulin.

!.#.(.##. Sistem Kulit ) Integmentary System

Kulit keriput, permukaan kulit kasar dan bersisik,

menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi

kulit menurun. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna

kelabu.

!.#.(.#!. Sistem 3uskulosletal

7ulang kehilangandensity )"airan dan makin rapuh.

7erjadi kifosis, persendian membesar dan menjadi kaku.

7endon mengerut dan mengalami skelerosis, serta terjadi

atrofi serabut otot.

2.1.!. Te)r Pr)ses Menua

!.#.*.#. 7eori 9adikal ebas

Produk hasil metabolisme oksidatif yang sangat reaktif

)radikal bebas dapat bereaksi dengan berbagai komponen

penting selular, termasuk protein, $N/, dan lipid, dan

menjadi molekul-molekul yang tidak berfungsi dan

mengganggu fungsi sel lainnya


16/32

#

7eori radikal bebas dikenalkan pertama kali oleh

$enham 6arman pada tahun #%5, 6arman menyatakan

bahwa mitokondria sebagai generator radikal bebas, juga

merupakan target kerusakan dari radikal bebas tersebut.

9adikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi

elektron tidak berpasangan, sebagai "ontoh reactive o!ygen

spesies )9S dan reactive nitrogen spesies )9NS. Karena

elektronnya tidak berpasangan se"ara kimiawi radikal bebas

akan men"ari pasangan akan bereaksi dengan substansi lain

terutama protein dan lemak tak jenuh. Sebagai "ontoh

membran sel yang mengandung sejumlah lemak, sehingga

dapat bereaksi dengan radikal bebas dan menyebabkan

membran sel mengalami perubahan. /kibat perubahan pada

struktur membran tersebut membran sel menjadi lebih

permeabel dan memungkinkan radikal bebas melewati

membran se"ara bebas. Struktur didalam sel seperti

mitokondria dan lisosom juga diselimuti oleh membran yang

mengandung lemak sehingga mudah diganggu oleh radikal

bebas. 9adikal bebas dapat bereaksi dengan $N/ sehingga

dapat menyebabkan mutasi pada kromosom dan karenanya

menyebabkan kerusakan mesin genetik normal dari sel. 2ebih

jauh, teori radikal bebas se"ara menyatakan terdapat

akumulasi radikal bebas se"ara bertahap didalam sel sejalan

dengan waktu, dan bila kadarnya melebihi konsentrasi


17/32

#8

ambang maka mungkin berkontribusi pada perubahan-

perubahan yang dikaitkan dengan penuaan )Setiati dkk.,

!00.

!.#.*.!. 7eori "rror #atastrophe.

3enurut Bonstantinides dalam $armojo dan 3artono

)!00*, proses menua disebabkan oleh kesalahan-kesalahan

yang beruntun sepanjang kehidupan berlangsung dalam

waktu yang "ukup lama, terjadi kesalahan dalam proses

traskripsi )$N/F9N/, maupun dalam proses translasi

)9N/FproteinDenim. Kesalahan tersebut akan

menyebabkan terbentuknya enim yang salah, sebagai reaksi

dan kesalahan-kesalahan lain yang berkembang dan akan

menyebabkan terjadinya reaksi metabolisme yang salah,

sehingga akan mengurangi fungsional sel.

!.#.*.(. 7eori >likolisasi

Suatu proses glikolisasi nonenimatik yang

menghasilkan pertautan glukosa-protein yang disebut sebagai

advance glycation end prodcts )/>?s dapat menyebabkan

penumpukan protein dan makromolekul lain yang

termodifikasi sehingga terjadi disfungsi pada manusia yang

menua.

Proses glikasi menunjukan perubahan fungsional,

meliputi menurunnya akti1itas enim dan menurunnya

degradasi protein abnormal. Ketika manusia menua />?s


18/32

#&

berakumulasi diberbagai jaringan, termasuk kolagen,

hemoglobin, lensa mata. Karena muatan kolagennya tinggi,

jaringan ikat menjadi kurang elastis dan kaku. Kondisi

tersebut dapat mempengaruhi elastisitas pembuluh darah.

/>?s juga dapat berinteraksi dengan $N/ dan

karenanya mungkin mengganggu kemampuan sel untuk

memperbaiki perubahan pada $N/ )$N/ repair )Setiati

dkk., !00.

2.1./. %)nse, %esehatan

Kesehatan lanjut usia meliputi kesehatan badan, dan

so"ial lanjut usia, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari

penyakit, "a"at, dan kelemahan )6ardywinoto dan

Setiabudhi, #%%%. Konsep kesehatan meliputi ( hal yang

menyangkut kesehatan pada lansia, yaitu status fungsional,

masalah kesehatan utama pada lansia )sindroma geriatri, dan

penyakit atau disease. $ari perbedaan konsep tersebut

seharusnya semua tindakan pen"egahan, promosi,

pengobatan, dan rehabilitasi dijalankan )$armojo dan

3artono, !00%.

!.#.5.#. Status Cungsional

Status fungsional merupakan interaksi dari gangguan

fisik, gangguan psikis, dan gangguan so"ial ekonomi. Status

fungsional pada lansia menunjukan apakah seorang lansia

sebagai indi1idu masih dapat melakukan fungsinya sehari-


19/32

#%

hari, sehingga status fungsional ini se"ara praktis diperiksa

dengan menilai kemampuan hidup sehari-harinya )$armojo

dan 3artono, !00%.

!.#.5.!. Sindroma >eriatri

Sindroma geriatri adalah suatu sindroma yang terdiri

atas keluhan atau persepsi adanya abnormalitas atas

kesehatannya oleh penderita lansia. Keluhan ini sangat

beragam sehingga memerlukan perhatian yang serius dari

pengelola kesehatan, keluhan tersebut harus ditindak lanjuti

untuk men"ari sebab-sebab yang mungkin barasal dari

kelainan fisik, psikis, atau gangguan sosial. Sebab-sebab

yang melatari keluhan dalam sindroma geriatri ini seringkali

sangat kompleks )$armojo dan 3artono, !00%.

!.#.5.( Penyakit Pada sia 2anjut

Eenis penyakit yang diderita pada lansia adalah

penyakit degeneratif. 4alaupun demikian penyakit infeksi

masih perlu ditangani dengan hati-hati, mengingat hal ini

dapat men"etuskan berbagai penyakit lain )$armojo dan

3artono, !00%.

2.1.0 #ens Psk)l)g Lansa

!.#..# 7ipe Konstruktif

Pada tipe ini mempunyai integritas yang baik, dapat

melewati hidupnya, mempunyai toleransi tinggi, humoristik,

fleksibel, dan tahu diri. iasanya sifat-sifat ini dibawa saat


20/32

!0

masih muda. 3ereka dapat menerima fakta-fakta proses

menua, mengalami pension dengan tenang, juga dalam

mengahadapi masa akhir )$armojo dan 3artono, !00%.

!.#..! 7ipe ketergantungan )dependent

Pada tipe ini sangat dipengaruhi kehidupan keluarga.

/pabila kehidupan keluarga harmonis maka pada masa lanjut

usia tidak akan timbul gejolak. /kan tetapi jika pasangan

hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan

menjadi merana apalagi jika terus terbawa arus kedukaan

)$armojo dan 3artono, !00%.

!.#..( 7ipe ermusuhan )hostility

Pada tipe ini setelah memasuki masa lanjut usia tetap

merasa tidak puas dengan kehidupannya. anyak keinginan

yang kadang-kadang tidak diperhitungkan se"ara seksama

sehingga menyebabkan kondisi ekonomi rusak )$armojo dan

3artono, !00%.

!.#..* 7ipe memben"iDmenyalahkan diri

7ipe ini umumnya terlihat sengsara, karena

perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau "enderung

membuat susah dirinya)$armojo dan 3artono, !00%.

!.#..5 7ipe $efensif

Pada tipe ini sering emosinya tidak dapat dikontrol,

memegang teguh pada kebiasaannya, takut menghadapi tua.


21/32

!#

Selalu menolak bantuan dan tak menyenangi masa pensiun

)$armojo dan 3artono, !00%.

2.!. Hu-ungan $enam Lansa engan ADL

Pada proses menua biasanya terjadi penurunan activity of daily living

):enturelli dkk ., !0#0yang terjadi akibat berkurangnya produksi "airan

sino1ial pada persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi

lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan

kelenturan ) fleksibilitas )lliya dkk ., !008.

Senam lansia akan menambah penguatan otot,daya tahan tubuh, dan

kelenturan tulang dan sendi, sehingga sistem muskuloskeletal yang

menurundapat diperbaiki.Penelitian /rdiyanti )!00% yang dilakukan di Panti

Sosial 7resna 4redha nit udhi 2uhur Kasongan antul, senam lansia

dapat menyebabkan kemandirian melakukan akti1itas dasar sehari-hari

)%,!(+.


22/32

Kelenturan

Depresi

Self ecacy

Keseimbangan

!!

2./. %erangka Te)r

Proses

3enua

Penurun

an

CungsiA

•


23/32

!(

2.0. %erangka %)nse,

2.. H,)tess

Senam lansia dapat meningkatkan activity of daily living (A$% pada

lansia.

BAB III

METDE PENELITIAN

3.1. #ens Peneltan an Ranangan Peneltan

Activitiy of

$aily

%iving )/$

2

Activit


24/32

!*

Eenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitik

obser1asional dengan ran"angan penelitian case control.

3.2. 4ara-el an De"ns ,eras)nal

(.!.#. :ariabel

#. :ariabel ebas A Senam lansia

!. :ariabel 7ergantung A Activity of daily living )/$2

(.!.!. $efinisi perasional

(.!.!.#. Senam 2ansia

Kegiatan senam yang dilakukan lansia empat kali

dalam seminggu se"ara rutin sesuai dengan panduan Senam

ugar 2ansia )S2 selama (0 menit tanpa berhenti. Senam

lansia yag digunakan adalah senam lansia paket B dan $.

Skala A Nominal

(.!.!.!. Activity of daily living )/$2

Activity of daily living )/$2adalah aktifitas sehari-hari

yang terdiri atas beberapa ma"am kegiatan, yaitu mandi

(bathing), berpakaian (dressing),toilet (toileting), berjalan atau

pindah posisi (walking&transfering),kontinensia (continence),

makan (feeding) yang diukur dengan menggunakan indeks

barthel.

Skala A 9asio

3.3. P),ulas an $am,el Peneltan

(.(.#. Populasi


25/32

!5

Populasi pada penelitian ini adalah lansia Ke"amatan

Pedurungan Semarang.

(.(.!. Sampel dan esar Sampel

(.(.!.# Sampel

Sampel penelitian diambil dari total populasi lansia di Panti

4reda Pu"ang >ading dan Kelurahan Penggaron 2or

Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

a. 'nklusi

- ersedia ikut dalam penelitian

- Sehat

- Eenis kelaminA laki-laki dan perempuan

- siaA 0-8* tahun

b. ?kslusi

- 9esponden menolak mengikuti kegiatan

- $epresi

( )( )

!

!# G-G

s !n

+= β α

(.(.!.!esar Sampel

9umusA

KeteranganA

S ASimpang baku kedua kelompok,)/irlambang,!00#H (

G#-G!A Perbedaan klinis yang diinginkan G#-G! )"lini"al

judgment H !

IJ A 7ingkat kemaknaan α )ditetapkan oleh penelitiH#,%

I A Power )ditetapkan oleh peneliti H 0,&*!


26/32

!

PerhitunganA

n=2[ (1 ,96+0 ,842)3

2 ]2

¿2[8 , 4062 ]2

¿2 x 17 ,64

¿35

Eumlah sampel yang dibutuhkan untuk penelitian adalah (5

orang.

(.(.(. Bara Pemilihan Sampel

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

consective sampling.

3.!. Alat an Bahan

(.*.#. /lat-alat yang digunakan A

Indeks barthel

2embar Inform #onsent

SPSS #(.0

3./. 5ara Peneltan

(.5.#. Kelompok Perlakuan

- $atang ke Panti 4redha Pu"ang >ading Semarang yang

melakukan senam lansia.

- 2ansia melakukan senam lansia sebanyak empat kali dalam

seminggu.


27/32

Datang ke tempat penelitian

da Pucang Gading Semarangyang mengadakan senam lansia

Diambil sampel berdasarkan kriteria inklusi

Lansia di Kelurahan Penggaron Loryang tidak mengadakan senam lansia

Dilakukan pengukuran menggunakan indeks barthel

Sesuai

Pengumpulan dan pengolahan data

Analisis data

!8

- 3elakukan wawan"ara terhadap lansia di Panti 4redha Pu"ang

>ading Semarang yang memenuhi kriteria inklusi untuk

mengukur/$2pada lansia dengan menggunakan indeks barthel.

- 3enghitung /$2 berdasarkan hasil pengukuran indeks barthel.

- 6asil yang didapatkan di"atat.

(.5.!. Kelompok Kontrol

- $atang ke tempat lansia di Kelurahan Penggaron 2or Semarang

yang tidak melakukan senam lansia

- 2ansia tidak melakukan aktifitas sebelum dilakukan pengukuran.

- 3elakukan wawan"ara terhadap lansia di Kelurahan Penggaron

2or Semarang yang memenuhi kriteria inklusi untuk

mengukur/$2pada lansia dengan menggunakan indeks barthel.

- 3enghitung /$2 berdasarkan hasil pengukuran indeks barthel.

- 6asil yang didapatkan di"atat.

3.0. Alur %erja


28/32

!&

3.. Tem,at an 6aktu Peneltan

(.8.#. 7empat penelitian

Penelitian dilakukan di Panti 4reda Pu"ang >ading dan

Kelurahan Penggaron 2or Semarang.


29/32

!%

(.8.!. 4aktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Euli !0## sampai dengan bulan

September !0##.

3.7. Analss Hasl

ntuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap activity of daily

living pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol maka dilakukan

analisis menggunakan 'test independent jika sampel normal dan

homogen./pabila sampel tidak homogen dan normal maka akan dilanjutkan

dengan menggunakan ann ithney.Pengolahan analisis data dilakukan

dengan menggunakan SPSS #(.0 for 4indows.

DA(TAR PU$TA%A

/gung, '., !008, *+i eandalan dan esahihan Indeks Activity of $aily %iving

-arthel *ntk engkr Stats Fngsional $asar ada *sia %an+t di

/S# , Eakarta )/bstrak 7esis

/rdiyanti, N., !00%, 0bngan Antara Senam %ansia $engan emandirian

elakkan Aktivitas $asar Sehari'hari di S *nit -dhi %hr

asongan -antl , Logyakarta )/bstrak

andiyah, S., !00%, %an+t *sia dan eperawatan 1erontik , Nuha 3edika,

Logyakarta, !-*

roman, >., Muintana, 3., 2indberg, 7., Eansson, ?., Kaijser, 2., !00, 6igh

'ntensity $eep 4ater 7raining Ban 'mpro1e /erobi" Power in ?lderly

4omen, "r 2 Appl hysiol , %&A##8#!(

udiharjo, S., Prakosa, $., Soebijanto, !00*, Pengaruh Senam ugar 2ansia

terhadap Kekuatan tot 4anita 2anjut sia 7idak 7erlatih di

Logyakarta,Sains esehatan, #8 )#, ###-#!#


30/32

(0

$armojo, . dan 3artono, 6., !00%, 1eriatri (Ilm esehatan *sia %an+t), alai

Penerbit Cakultas Kedokteran ni1erstitas 'ndonesia, Eakarta, *-&, !5-!,

%(-%*, #0-#0&

>allo, EE., 9ei"hel, 4., /ndersen, 23., #%%&, 1erontologi, ?>B, Eakarta, #!!-#!%

6ardywinoto, SK3. dan Setiabudhi, 7., #%%%, andan 1erontologi, P7

>ramedia Pustaka tama, Eakarta, #!*, #(8

6erawati, '. dan 4ahyuni, !00*, Perbedaan Pengaruh Senam tak dan Senam

2ansia 7erhadap Keseimbangan pada rang 2anjut sia, Infokes, & )#,

3aret September !00*

6ermodsson, L. dan ?khdal, B., !0#0, ?arly Planning of Bare and 9ehabilitation/fter /mputation for :as"ular $isease by 3eans of Kat'ndeG of /"ti1ities

of $aily 2i1ing,Scandinavian 2ornal 3f #aring Sciences :ol. #( )*A !(*-

!(%.

Nugroho, !000, eperawatan 1erontik , ?>B, Eakarta, #(-#*, #%, !#-!

Setiati S., 6arimurti, K., 9oosheroe, /. >., !00, roses ena dan Implikasi

liniknya, $alam Sudoyo, /. 4., Setiyohadi, ., /lwi, '., Simadibrata, K.

7., Setiati, S., -k A+ar Ilm enyakit $alam, $epartemen 'lmu Penyakit

$alam CK ', Eilid (, ?disi ':, Eakarta, #((5-#(*#

Sumintarsih, !00, Kebugaran Easmani ntuk 2anjut sia, 3lahraga, edisi

/gustus, #*8-#50

Sumirta, 'N., !00%, 6ubungan /ntara /kti1itas Cisik $engan $epresi pada 2ansia

di Panti Pelayanan 2anjut sia ;4ana Seraya@ $enpasar, 2rnal ilmiah

keperawatan, ! )#A 88-&(

lliya, S. dan /gustin, $., !00&, Perbedaan 7ingkat $epresi pada 2ansia Sebelum

dan Sesudah dilakukan Senam ugar 2ansia di Panti 4redha 4ening4ardoyo ngaran, edia 4ers,! )#A #-**

lliya, S., Soempeno, ., Kushartanti, 43., !008, Pengaruh 2atihan 9ange of

3otion )93 7erhadap Cleksibilitas Sendi 2utut Pada 2ansia di Panti

4redha 4ening 4ardoyo ngaran, edia 4ers,# )!A8!-8&

:enturelli, 3., 2ana, 3., 3uti, 3., S"ena, C., !0#0, Positi1e ?ffe"ts of Physi"al

7raining in /"ti1ity of $aily 2i1ing-$ependent lder /dults, "!perimental

Aging /esearch, (A #%0!05


31/32

(#

:ittengl, E. 9., B. N. 4hite, 9. E. 3">o1ern . E. 3orton, !00, Bomparati1e

1alidity of se1en s"oring systems for theinstrumental a"ti1ities of daily

li1ing s"ale in rural elders, Aging & ental 0ealth, #0)#A *0-*8

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1


32/32

(!

LEMBAR IN(RM 5N$ENT

$a+a +ang -ertana tangan -a8ah n 9

Nama 9 &L:P'

Umur:Tgl Lahr 9

Alamat 9

Tel, 9

Dengan n men+atakan setuju untuk menja res,)nen alam ,eneltan

+ang -erjuul ;Hu-ungan $enam Lansa terhaa, Range Of Motion &RM'

Lutut ,aa Lansa<

Dar ,enjelasan +ang -erkan= telah sa+a mengert segala hal +ang

-erhu-ungan engan ,eneltan terse-ut= serta tnakan mes +ang akan

lakukan an kemungknan ,asa tnakan +ang a,at terja sesua

,enjelasan +ang -erkan.

$emarang=>>>>>>>.2?>>

Pelaksana= @ang mem-uat ,ern+ataan=

Tt Tt

&>>>>>>>>' &>>>>>>>>>>..'

5)ret +ang tak ,erlu

304992431 124493466 hubungan senam lansia terhadap activity of daily living adl pada lansia

Documents