3 kolom & balok

34
79 BAB IV KOLOM - BALOK DAN DINDING 4.1 Pendahuluan Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Untuk bangunan sederhana, rangka bangunan dapat dibuat dari tiang-tiang kayu (kolom) yang saling dihubungkan oleh batang-batang datar (balok). Pada bangunan rumah tinggal yang permanen, rangka bangunan dibuat dari konstruksi beton bertulang dengan dinding dari pasangan batu bata atau batako. Untuk bangunan bertingkat sederhana/rendah, umumnya berupa struktur rangka portal (frame structure) yaitu kerangka yang terdiri dari kolom dan balok. Pada sistem rangka, dinding penyekat tidak diperhitungkan ikut mendukung beban. Dinding berfungsi hanya sebagai pembatas ruang. Dinding sebaiknya dibuat jangan terlalu tebal agar berat dinding dapat seringan mungkin, sehingga ukuran rangka portal dan pondasi dapat dibuat menjadi lebih kecil pula. Rangka bangunan harus dibuat dengan beberapa syarat, antara lain : Mempunyai kekuatan dan kestabilan yang mantap untuk memberikan bentuk yang permanen dan mampu mendukung konstruksi atap Dapat memberikan keindahan Teknologi Bangunan I Studio Pengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Upload: erick-ariwa

Post on 29-Jun-2015

3.152 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3 Kolom & Balok

79

BAB IVKOLOM - BALOK DAN DINDING

4.1 Pendahuluan

Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur

utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Untuk

bangunan sederhana, rangka bangunan dapat dibuat dari tiang-tiang kayu (kolom)

yang saling dihubungkan oleh batang-batang datar (balok). Pada bangunan rumah

tinggal yang permanen, rangka bangunan dibuat dari konstruksi beton bertulang

dengan dinding dari pasangan batu bata atau batako. Untuk bangunan bertingkat

sederhana/rendah, umumnya berupa struktur rangka portal (frame structure) yaitu

kerangka yang terdiri dari kolom dan balok. Pada sistem rangka, dinding penyekat

tidak diperhitungkan ikut mendukung beban. Dinding berfungsi hanya sebagai

pembatas ruang. Dinding sebaiknya dibuat jangan terlalu tebal agar berat dinding

dapat seringan mungkin, sehingga ukuran rangka portal dan pondasi dapat dibuat

menjadi lebih kecil pula.

Rangka bangunan harus dibuat dengan beberapa syarat, antara lain :

Mempunyai kekuatan dan kestabilan yang mantap untuk memberikan bentuk

yang permanen dan mampu mendukung konstruksi atap

Dapat memberikan keindahan

Dibuat dengan bentuk sedemikian, sehingga dapat memberikan kenyamanan

tinggal bagi penghuni

Rangka portal harus direncanakan dan diperhitungkan kekuatannya terhadap

beban-beban seperti :

Beban mati : berat dari semua beban bangunan yang bersifat tetap, termasuk

segala unsur tambahan, pekerjaan pelengkap (finishing), alat atau mesin yang

merupakan bagian tak terpisahkan dari rangka bangunannya.

Beban hidup : berat dari penghuni dan atau barang-barang yang dapat

berpindah

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 2: 3 Kolom & Balok

80

Beban angin : beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya karena

adanya selisih tekanan udara (hembusan angin kencang)

Beban gempa : besarnya getaran yang terjadi di dalam struktur rangka

bangunan akibat adanya gerakan tanah oleh gempa, dihitung berdasarkan

suatu analisa dinamik

Beban khusus : beban kerja yang antara lain berasal dari adanya selisih suhu,

penurunan pondasi,susut bahan.

Untuk bangunan tidak bertingkat yang dinding-dinding penyekatnya dari

pasangan batu bata, harus diberi perkuatan konstruksi beton bertulang praktis yaitu

balok sloof, kolom praktis dan balok atas (ringbalk). Konstruksi beton bertulang

praktis tidak diharuskan dilakukan hitungan mekanik untuk perencanaan dimensi

beton dan jumlah penulangannya. Pemakaian konstruksi beton bertulang praktis pada

bangunan tidak bertingkat selain sebagai perkuatan pasangan batu bata juga sebagai

syarat untuk bangunan tahan gempa.

Balok sloof dipasang di atas seluruh panjang pondasi, untuk mendukung dan

meratakan beban tembok di atasnya dan meneruskannya ke pondasi di bawahnya.

Balok sloof ini juga berfungsi sebagai trasraam yang dapat mencegah naiknya air

dari bawah ke atas tembok.

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Sumber : Nasril S., Ilustrasi Rangka Bangunan

Gambar 4.1 Pondasi Batu Kali Menerus & Rangka

Page 3: 3 Kolom & Balok

81

Ukuran balok sloof :

Untuk dinding ½ batu : 15/15 atau 15/20 atau 20/20

Untuk dinding 1 batu : 25/25 atau 25/30 atau 30/30

Agar balok sloof nantinya tidak mengganggu pemasangan bahan penutup

lantai (tegel, keramik ) lantai, maka tinggi pemasangannya harus berada 10 cm di

bawah permukaan lantai rencana. Tapi juga jangan terlalu jauh di bawah lantai,

karena akan menyebabkan tinggi pasangan bata trasraam menjadi besar dan urugan

pasir di bawah lantai menjadi sangat tebal.

Kolom praktis sebagai perkuatan dipasang pada :

Setiap jarak 3 m pada pasangan tembok lurus

Pertemuan-pertemuan tembok (pertemuan sudut, persilangan, dan

sebagainya)

Kanan – kiri lubang pintu dan jendela untuk pegangan dan jepitan kusen

Kolom praktis dapat berfungsi sebagai tiang pendukung yang berdiri bebas.

Ukuran tampang beton untuk kolom praktis ini dibuat sama dengan tebal temboknya,

agar dapat diperoleh permukaan dinding yang rata dan rapi, Untuk dinding ½ batu

dapat digunakan ukuran 15/15 atau 15/20. Untuk dinding 1 batu dapat digunakan

ukuran 25/25 atau 25/30. Kolom praktis ini dibagian bawah bertumpu dan dijepit

pada balok sloof, sedang bagian atas dirangkai menjadi satu oleh balok atas.

Supaya antara kolom praktis dan tembok batanya menjadi satu dan

mempunyai hubungan yang kuat, maka pada kolom praktis diberi angker yang

mengait pasangan bata di bagian kanan – kiri kolom. Adukan betonnya di cor

sesudah pasangan bata selesai dikerjakan lebih dahulu. Pada bagian atas pasangan

bata diberi suatu balok penjepit yang disebut balok atas, Fungsinya untuk meratakan

beban kuda-kuda dan rangka plafon ke dinding atau kolom di bawahnya. Bila

pasangan bata lebih dari 4 m, maka balok atas harus dipasang di 2 (dua) tempat yaitu

di tengah (di atas kusen pintu dan jendela) dan di atas pasangan bata tersebut. Ukuran

beton dan isi tulangan untuk balok atas dibuat sama dengan ukuran balok sloof

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 4: 3 Kolom & Balok

82

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.2 Pertemuan Pondasi Balok, Kolom & Dinding

Dinding pasangan bata di atas balok sloof harus dibuat kedap air/ trasraam

dengan campuran 1 semen : 2 pasir. Hal ini untuk mencegah naiknya air secara

kapiler ke atas. Tinggi pasangan trasraam dibuat 20 cm di bawah dan di atas lantai

+/- 0,00. Apabila sudah dipakai balok sloof, tinggi trasraam mulai balok sloof sampai

20 cm di atas lantai +/- 0,00. Pasangan trasraam ini juga dibuat pada bagian-bagian

lain yang selalu basah atau selalu terkena air seperti dinding kamar mandi, tempat

cucian dan dinding di luar yang tidak terlindung atap. Untuk dinding kamar mandi

pasangan trasraam dapat dibuat dengan ketinggian sampai dengan 1,50 m dari lantai.

Untuk merekatkan bata-bata sebagai pasangan tembok, dipakai adukan

perekat 1 kapur : 1 semen merah : 2 pasir atau 1 semen : 5 pasir. Bahan-bahan ini

dicampur dalam keadaan kering dan disaring halus. Bagian yang berbutir besar

dibuang, yang dipakai hanya bahan yang dapat melewati saringan. Bahan-bahan

tersebut kemudian dicampur air sampai diperoleh adonan yang lekat. Untuk adukan

dari semen dan pasir, yang disaring cukup pasirnya saja dan butiran yang dapat lewat

saringan yang dipakai sebagai campurannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan dinding dari batu bata :

Bata harus dibasahi sampai gelembung udara dalam bata ke luar semua

Tidak boleh ada perekat tegak yang merupakan satu garis lurus dari bawah

sampai ke atas. Untuk pasangan ½ batu selisih perekat tegak ½ batu dan

untuk pasangan 1 batu selisih perekat tegak ¼ batu.

Bata potongan yang kurang dari ½ batu sebaiknya tidak dipergunakan lagi

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 5: 3 Kolom & Balok

83

Ketinggian pemasangan bata setiap harinya tidak lebih dari 1 m

Untuk memperoleh pasangan bata yang tegak dan lurus, dipakai bantuan

batang kayu yang dipasang berdiri tegak lurus pada kedua tepinya.

Untuk membuat dinding pasangan bata menjadi halus, rapi dan bersih dapat ditutup

dengan lapis penutup yang disebut plesteran. Bahan campuran untuk plesteran dibuat

sama dengan bahan untuk pasangan batanya. Pada plesteran tepi atau sponneng harus

dibuat dengan campuran 1 semen : 2 pasir agar kuat dan tidak mudah rusak. Tebal

plesteran antara 1,5 – 2 cm. Pasangan bata yang akan diplester harus dibasahi,

dibersihkan dari kotoran dan lumut yang melekat. Untuk memberi warna pada

plesteran dapat dipakai kapur atau cat tembok. Pada dinding luar harus digunakan cat

tembok yang tahan terhadap pengaruh cuaca luar agar tidak mudah mengelupas.

Dalam upaya pengawasan pembangunan yang ketat dan rapi dewasa ini

berbasis pada konsep pengawasan langsung dan maksimal serta berorientasi pada

perencanaan gedung berlantai maupun tidak berlantai adalah sering terjadinya faktor

penyebab keretakan pada dinding gedung dimana struktur pembentukannya terdiri

dari pasangan batu bata atau beton. Dimana hal ini sudah sering kita jumpai dan

merupakan hal yang tidak menyenangkan untuk perencana, pengawas ataupun

pelaksana. Penyebab keretakan pada dinding sangat kompleks dan hal ini biasanya

berhubungan dengan penyebab serta bagaimana menganalisis bentuk retaknya. Hal

yang mendasari penelitian di lapangan dan contoh kenyataan akan dapat memberikan

gambaran apa yang akan ditimbulkan, oleh karena itu perencanaan dan pengawasan

yang tepat dapat digunakan sebagai acuan sebagai petunjuk sederhana baik dalam

perencanaan bangunan maupun pengawasan di lapangan serta praktisan awam yang

berkompeten. Secara fisiologis seorang perencana atau pengawas dalam menemukan

kasus kerusakan yang beraneka ragam rupa dan bentuknya. Nilai suatu kerusakan

akan berpengaruh terhadap biaya-biaya bangunan dan keamanan pemakaiannya

(Yusmin Muliadi, 1995). Studi retak pada dinding dapat diklasifikasikan menurut

derajat retaknya (Bowls dan Josep. E. 1983). Sedangkan pada dasarnya retak

diklasifikasikan menurut (1) Retak ringan, biasanya retak ringan menyebabkan tidak

terpenuhinya tujuan fungsi penggunaan dan nilai estetika, seperti adanya retak-retak

halus yang tidak beraturan dan retak setempat. (2) Retak berat, yaitu retak yang

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 6: 3 Kolom & Balok

84

menyebabkan terjadinya keruntuhan dimana mengakibatkan kerugian material dan

sering pula mengakibatkan korban jiwa. Sedangkan menurut Bowls dan Yosep. E.

(1983) berdasarkan berbagai hasil penelitian menunjukkan keretakan dinding

menurut klasifikasinya berdasarkan nilai keaktifannva dapat dikelompokkan menjadi

2 sifat (1) Retak aktif dimana posisi ujungnya terjadi keretakan dan posisi lebar

retaknya masih dalam proses bertambah terus. (2) Retak yang tidak aktif, yaitu retak

yang tidak bertambah lagi. Dengan kondisi perencanaan bangunan dan terjadinya

retak dinding adanya suatu kekhawatiran bahwa perencanaan yang balk dan

terencana akan menimbulkan perencanaan yang kurang sempurna dengan prinsip

mendekati perencanaan yang efektif dan maksimal. Oleh karena itu norma

(peraturan) dapat diusahakan mendekati nilai suatu perencanaan dan pengawasan

adalah sangat relatif berdasarkan hukum alam serta sebab akibatnya, seperti adanya

gejala alam terhadap pengaruh perilaku dinding bangunan yang dapat menurunkan

daya sifat kimiawi serta tekanan cuaca sedimentasi lingkungan darat dan laut

(Wiratman Wangsadina, 1993). Dimana hal tersebut dapat memperlemah dan

menstabilkan Bahan Bangunan Untuk Dinding

4.2 Pengertian Kolom dan Balok

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban

dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan

lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan

dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-

15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas

utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak

ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai

penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti

rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk

struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup

(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat

penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari

atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban

yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 7: 3 Kolom & Balok

85

Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis

pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar

sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan

meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk

konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila

tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat

dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan

tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah

material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton

memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa

menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

4.3 Jenis-Jenis Kolom

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:

1. Kolom ikat (tie column)

2. Kolom spiral (spiral column)

3. Kolom komposit (composite column)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis

kolom beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom

brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak

spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi

untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

Terlihat dalam gambar 4.3.(a).

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama

hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang

dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari

tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup

besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh

struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud. Seperti pada

gambar 4.3.(b).

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 8: 3 Kolom & Balok

86

3. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 4.3.©. Merupakan

komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja

profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.3 Jenis-Jenis Kolom

Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat spiral

ternyata lebih tangguh daripada yang menggunakan tulangan sengkang, seperti yang

terlihat pada diagram di bawah ini.

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.4 Hubungan Beban Regangan pada Kolom

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu

kolom utama dan kolom praktis.

Kolom Utama

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya

menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan

jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak

tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka

struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan

rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 9: 3 Kolom & Balok

87

8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm

8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.5 Pondasi Plat

Kolom Praktis

Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai

pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada

pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan

tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari

lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser

pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur

rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk

tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan

beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan

dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom

mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah

balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima

seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung.

Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang

dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah

kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah

tebalnya.

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 10: 3 Kolom & Balok

88

Dasar- dasar Perhitungan

Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom:

Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang

bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban

terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi

pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial

juga harus diperhitungkan.

Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak

seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan.

Demikian pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus

diperhitungkan.

Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom,

ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut

penyatu (monolit) dengan komponen struktur dengan struktur lainnya.

Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus

didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan

kekakuan relative kolom dengan juga memperhatikan kondisi kekekangan pada

ujung kolom.

Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:

1. Kuat perlu

2. Kuat rancang

4.4 Kolom Dalam Konstruksi Rumah Tinggal Sederhana

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.6 Ilustrasi Rangka Bangunan

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 11: 3 Kolom & Balok

89

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.

Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah

bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan

dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban

hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah

roboh.

Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang

diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke

permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari

kerusakan bila besar  dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun,

kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi.

Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga

harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman

tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.

Gambaran struktur kolom menggunakan beton bertulang. Pada dasarnya

merupakan rangka yang menopang beban seluruh bangunan.Struktur dalam kolom

dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang

tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton

adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur

beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa

menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

4.5 D i n d i n g

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.7 gambaran struktur kolom menggunakan beton

Page 12: 3 Kolom & Balok

90

a. Pengertian

Dinding adalah suatu struktur padat yang mebatasi dan kadang melindungi

suatu area. Umumnya dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur

lainnya,membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan,melindungi atau

membatasi suatu ruang di alam terbuka.

Tiga jenis dinding structural adalaha dinding bangunan dinding pembatas

(boundary)serta dinding penahan (retaining)

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama yaitu menyokong atap dan

langit-langit membagi ruangan,serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding

pembatas mencakup dinding privasi dinding penanda batas serta dinding kota.

Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi

sebagai penghadang gerakan tanah,batuan,atau air dan dapat berupa bagian eksternal

maupun internal suatu bangunan.

Dinding untuk rumah dibuat sebagai pembatas antara ruang luar dan ruang

dalam, sehingga menjadi pelindung dari gangguan cuaca, serta lingkungan sekitar.

Fungsinya juga sebagai sekat antar ruang sehingga jelas area masing-masing

ruangan, misalnya ruang tamu dipisahkan dengan kamar tidur, dapur dipisahkan

dengan ruang keluarga. Salah satu jenis dinding yang paling dikenal adalah dinding

bata merah. Jenis lainnya adalah dinding batako, beton blok, gypsum, dan partisi

lainnya. Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi

memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding

ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa

dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non

struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-

ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai

kebutuhannya,antara lain :

a. Dinding batu buatan : bata dan batako

b. Dinding batu alam/ batu kali

c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap

d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)

e. Dinding kaca

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 13: 3 Kolom & Balok

91

Sebelum membangun rumah atau renovasi kita perlu membuka wawasan kita

seluas-luasnya tentang material bangunan. Ini dimaksudkan agar kita bisa

mendapatkan material yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang kita punya.

Salah satu yang memakan biaya dan waktu dalam pembuatan rumah adalah

pembuatan dinding. Dinding merupakan suatu elemen penting sebuah rumah yang

berfungsi untuk memisahkan atau membentuk ruang. Dinding dapat dibuat dari

bermacam-macam material sebagai berikut :

4.6 Jenis - Jenis Dinding

a. Dinding Batu Bata

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.8 Batu Bata

Dinding bata merah umumnya dibuat dari bata merah yang rekatkan dengan spesi campuran. Ukuran bata merah adalah:Bata ukuran besar = 4 x 11 x 20 cm

Bata ukuran kecil = 3 x 7 x 13

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk

dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus

memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan

bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non

struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu

harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi

untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada

bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding

pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari

campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)

Material ini paling banyak digunakan di Indonesia. Hampir di setiap tempat

bahkan pelosok desa terdapat pembuat batu bata. Bahan baku tanah liat yang mudah

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 14: 3 Kolom & Balok

92

didapat dan proses pembuatan yang sederhana membuat harganya menjadi relatif

murah. Ukuran yang biasa ada di pasaran adalah 25 x 12 x 5 cm atau kurang.

Dinding dari pasangan batu bata umumnya dibuat dengan ketebalan ½ batu dan

minimal setiap jarak 3 m diberi kolom praktis sebagai pengikat dan penyalur beban.

Dinding batu bata biasanya dipakai sebagai konstruksi non struktural yang tidak

menahan beban.

b. Dinding Batako.

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.9 Dinding Batako

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/

cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang–kadang

ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako

pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi

berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding

batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.

Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan

bata,antara lain:

a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.

b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak

boleh direndam dengan air.

c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada

kayu/ batu yang lancip.

d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di

tengah – tengah.

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 15: 3 Kolom & Balok

93

e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom

dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan

dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.

Untuk menghemat biaya pembangunan rumah, alternatif pemakaian batako

banyak digunakan di banyak tempat. Selain harganya lebih murah per meternya,

dimensi yang lebih besar dan berlubang dapat menghemat 75% plesteran dan 50%

beban dinding. Dan tentu saja pelaksanaan pekerjaannya pun menjadi lebih cepat.

Batako terbuat dari campuran tras, kapur, pasir dan semen. Kekuatannya tentu lebih

rendah dari pada batu bata. Batako yang berkualitas rendah akan mudah pecah

karena kadar semen yang sedikit. Ukuran yang umum di pasaran adalah 40 x 20 x 10

atau kurang.

c. Dinding Batu Alam

Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu

cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal

harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1

kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6

pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam

umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom

praktis, hanya diperlukan.

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.10 Batu Alam

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 16: 3 Kolom & Balok

94

d. Dinding Bata Ringan

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.11 Bata Ringan

Bata ringan adalah salah satu jenis beton ringan aerasi yang mulai dikenal di

Indonesia pada tahun 1995. Kelebihannya adalah bobotnya yang jauh lebih ringan

dari batu bata ataupun batako. Biasa digunakan untuk bangunan bertingkat untuk

mengurangi pembebanan sehingga biaya pondasi menjadi lebih kecil. Dimensi yang

besar yaitu 60 x 20 x 10/7,7 cm menjadikan pekerjaan dinding cepat selesai.

Ukurannya yang presisi juga hanya membutuhkan speci yang sangat tipis. Kelebihan

yang lain adalah kemamampuannya untuk menahan panas dan suara. Dari segi harga

sampai saat ini masih lebih mahal dari batu bata. Namun pekerjaan pemasangan yang

cepat dapat menghemat upah tukang.

e. Dinding Kayu

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.11 Dinding Kayu

Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah

tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem

konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah

merupakan dinding struktural.

Karena langka dan mahalnya kayu dewasa ini, mungkin jarang sekali rumah

yang memakai dinding jenis ini. Kecuali untuk rumah-rumah di pedesaan atau

rumah-rumah yang sengaja desainnya bergaya country. Dinding papan kayu juga

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 17: 3 Kolom & Balok

95

bisa digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Kelebihan dinding ini adalah

untuk menciptakan suasana yang hangat dan natural. Suasana di dalam rumah pun

akan lebih sejuk. Namun perawatannya lah yang sulit. Kayu lebih mudah lapuk jika

terkena panas dan hujan. Belum lagi serangan rayap untuk daerah tropis seperti

negara kita ini.

f. Dinding Papan

Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu.

Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem

pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka

kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran

± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding

papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air

hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa

mengalami muai dan susut.

g. Dinding Sirap

Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam

penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang

baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi

dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng,

dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.12 Dinding Sirap

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 18: 3 Kolom & Balok

96

h. Dinding kaca

Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB

Gambar 4.13 Dinding Kaca

Kaca, adalah unsur material bangunan yang sangat populer akhir-akhir ini,

terutama karena penggunaannya pada rumah-rumah tinggal modern semakin

diminati. Bahkan kaca adalah material baru yang muncul dalam arsitektur modern.

Kaca hadir sebagai material yang unik dengan karakter transparan dengan berbagai

aplikasi.Penggunaan kaca bervariasi dari digunakan untuk atap, dinding, lantai,

jendela dan pintu, serta anak tangga. Kaca memiliki berbagai spesifikasi yang

bervariasi sehingga memudahkan penggunaan untuk berbagai keperluan.Penggunaan

kaca sebagai atap biasanya pada atap carport, skylight, teras, maupun bagian lainnya.

Atap kaca memiliki karakter transparan yang biasanya dibuat untuk

menghalangi masuknya hujan, bukan sinar matahari. Kaca yang sebaiknya digunakan

memiliki ketebalan minimal 12 mm, berjenis tempered (diproses suhu tinggi

sehingga lebih kuat) dan laminated (memiliki lapisan penahan agar pecahan tidak

tersebar).Penggunaan kaca untuk dinding kaca dapat memberikan keleluasaan

pandangan baik dari dalam ke luar maupun dari luar kedalam. Pada desain yang tepat

guna, keleluasaan pandangan ini dinilai sangat bermanfaat, misalnya antara ruang

keluarga dan taman, sehingga taman dapat dinikmati secara penuh dari dalam rumah.

Kaca dapat digunakan sebagai pengganti dinding, dengan perlakuan khusus

tentunya. Penggunaan pada dinding biasanya dibuat pada area-area tertentu yang

tidak membutuhkan privasi penghuni, seperti area tangga, bahkan kadang ruang tamu

juga dibuat transparan. Lantai bisa juga dibuat dari kaca lho, bila ketebalannya sudah

dipikirkan matang. Ketebalan kaca bisa mencapai 2 cm dan dalam potongan-

potongan kecil yang diletakkan diatas frame atau dudukan dari rangka aluminium.

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 19: 3 Kolom & Balok

97

Penggunaan kaca pada pintu dan jendela, ini sudah tidak asing lagi, bahkan

dimana-mana orang telah menggunakan kaca sebagai material jendela dan pintu.

Penggunaannya juga sudah sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Fungsi

utamanya adalah sebagai tempat masuknya cahaya dari luar maupun dari dalam.

Besar kecilnya kaca tergantung pada kebutuhan dan desain jendela dan pintu.

Usahakan agar jendela dan pintu tidak terlalu terekspos sinar matahari karena

akan mempercepat naiknya suhu ruangan. Seiring dengan meningkatnya produksi

dan teknologi bahan kaca, penggunaan kaca sebagai bahan konstruksi rumah pun

meningkat dari tahun ke tahun. Dulu mungkin kita hanya memakai kaca di rumah

untuk jendela ataupun pintu. Namu sekarang kaca merupakan bagian dari desain

eksterior maupun interior rumah. Dinding kaca bisa membuat rumah terlihat lebih

luas dari aslinya. Halaman rumah yang hijau dan asri pun dapat dilihat dari dalam

rumah yang menyebabkan suasana menjadi lebih alami dan sejuk. Namun perlu

dipertimbangkan juga jika dinding kaca langsung terkena sinar matahari yang akan

membuat udara dalam rumah menjadi panas.

i. Dinding lembaran (Cladding)

Bila anda menginginkan pembuatan dinding dengan cepat, anda bisa

mengganti dinding konvensional dengan dinding partisi lembaran. Macamnya juga

banyak, contohnya, metal cladding, GRC atau Fiber Cement ( Kalsiboard ) untuk

dinding bagian luar, dan gypsum atau multiplex untuk dinding bagian dalam.

Rangkanya terbuat dari besi hollow atau baja ringan. Karena bobotnya yang

lebih ringan system dinding ini cocok digunakan pada bangunan yang berdiri diatas

tanah berdaya dukung rendah. Keuntungan lainnya adalah tahan gempa dan harganya

pun lebih murah dari dinding konvensional.

4.7 Pemasangan dinding

Dalam pemasangannya, dinding ini harus dipasang satu per satu batanya dan

direkatkan dengan spesi. Pada bagian pojok dinding harus diberi pengaku berupa

kolom beton, dengan jarak antara kolom yang biasa dipakai yaitu jarak 3 meter. Pada

jaman Belanda, seringkali bangunan tidak memakai kolom, tapi menggunakan

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 20: 3 Kolom & Balok

98

susunan bata yang dimensinya lebih besar sehingga mampu menahan beban dan gaya

dari dinding batanya.

Untuk pemasangan dinding bata, harga per meternya dihitung berdasarkan

satuan material dan pekerja yang dibutuhkan. Misalnya kita harus membuat dinding

bata seluas 9 meter persegi, maka kita hitung saja dahulu per meternya, dan

kemudian baru dikalikan luas dinding bata tersebut. 

Bahan material untuk dinding bata biasa:

Pada pemasangannya, terdapat beberapa macam dinding bata pula, yaitu

dinding trasraam dan dinding bata biasa. Dinding trasraam dipakai untuk dinding

yang tahan air, yaitu yang bisa menahan air tanah agar tidak naik ke dinding bata,

serta menahan air dari ruang yang basah seperti dinding kamar mandi, karena bila

dinding lembab, akan tumbuh jamur atau lumut dan catnya bisa cepat

terkelupas,dinding lembab juga tidak baik bagi kesehatan.

Dinding trasraam berbeda dari dinding bata biasa karena perbandingan

campuran adukannya. Dinding trasraam memakai perbandingan 1:2, yaitu 1 untuk

semen, dan 2 untuk pasir. Ada pula yang memakai perbandingan 1:3. Untuk dinding

biasa, campuran semennya 1:4, yaitu 1 untuk semen dan 4 untuk pasirnya.

Dinding adalah salah satu elemen rumah yang paling menentukan sisi

keindahan rumah. Sebagai bidang yang melingkupi aktivitas sehari-hari dalam

rumah, dinding berpengaruh besar, terutama dalam menentukan kesan ruangan itu.

Simak saja contoh kecilnya; dinding rumah dicat merah dan dinding dicat hijau

muda, kesannya sudah lain sekali bukan?

Belum lagi bila dinding dilapisi material alami atau material aslinya yang

menimbulkan karakter khas masing-masing bahan. Material ini boleh jadi menjadi

atraksi utama dalam sebuah ruangan atau tampilan rumah, karena keunikan yang

dimilikinya. Tidak jarang, material alami ditonjolkan lebih dari bentuk bangunan itu

sendiri, misalnya pada rumah-rumah minimalis.

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 21: 3 Kolom & Balok

99

Berikut ini disajikan beberapa contoh material dinding yang umum digunakan

dalam bangunan rumah tinggal. nilai ketahanan suatu dinding banDinding pengisi

dalam suatu struktur gedung selalu dikatagorikan sebagai elemen non-struktural

walaupun pada kenyataan dinding pengisi memiliki kecendrungan berinteraksi

dengan rangka portal yang mengelilinginya terutama bila terjadi beban lateral

khususnya beban akibat. Ada beberapa faktor yang menyebabkannya, diantaranya

karena sifat material dinding pengisi itu sendiri yang cukup sulit untuk dimodelkan

secara matematis, dan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terkadang akan

menunjukan hasil yang berbeda jika dilakukan terhadap jenis material dinding yang

berbeda ataupun berasal dari daerah yang berbeda. Perilaku runtuh rangka portal

dengan dinding pengisi akibat beban lateral (gempa), rumit dan berperilaku non-

linear. Perilaku tersebut sangat tergantung dari hubungan elemen portal dengan

dinding pengisi sehingga sulit untuk memprediksinya dengan metoda analitis elastis

biasa. Metode Equivalent Diagoal Strut dapat digunakan untuk memprediksi

kekuatan dan kekakuan portal-isi dengan memasukkan berbagai kemungkinan yang

ada, misalnya aspek rasio dinding pengisi, berbagai tipe sambungan yang ada, juga

ketidak-rapatan dinding akibat susut (shrinkage). Dalam analisis panel dinding

pengisi akibat beban siklik dengan metode Equivalent Diagonal Strut yang

diaplikasikan pada program IDARC2D, selain dimensi dan data material spesimen,

juga sangat bergantung pada model histeresis. Model histeresis yang diajukan adalah

model Smooth hysteresis yang memperlihatkan adanya degradasi kekakuan,

deteriorotasi kekuatan dan fenomena pinching dari spesimen.

Program IDARC2D memberikan rekomendasi nilai parameter-parameter

yang akan membentuk pola histeresis tersebut. Berdasarkan hasil analisis dapat

disimpulkan bahwa Parameter default menunjukkan hasil yang jauh berbeda dengan

hasil eksperimen dan perbedaan jenis material sangat berpengaruh pada hasil yang

dicapai, sedangkan perbedaan jenis rangka berpengaruh pada nilai kekangan yang

diberikan rangka terhadap dinding pengisi .

Berdasarkan penyerapan energi yang terjadi, baik energi disipasi tiap siklus

maupun energi disipasi kumulatif tiap siklus, hasil analisis IDARC2D baik model

kalibrasi maupun model manual menunjukkan hasil yang lebih mendekati hasil

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI

Page 22: 3 Kolom & Balok

100

eksperimen jika dibandingkan hasil analisis, PVC-U berasal dari kata “unplasticised

polyvinyl cloride”, sejenis thermoplastic yang berasal dari unsur garam dan minyak

bumi, bahan ini pada dasarnya tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan zat kimia.

Profil PVC-U yang dipergunakan FEGA didalamnya diperkuat dengan baja galvanis

berukuran tebal. Struktur Jendela UPVC atau Kusen Pintu tetap kokoh walaupun

diterjang hujan deras dan badai sekalipun. Profil ini sudah mendapatkan pengakuan

standarisasi Jerman maupun international. Kelebihan lainnya adalah kekuatan dari

sambungan setiap siku yang di dilakukan dengan cara welding antara dua profil

tanpa menggunakan bahan adhesive. Dengan teknik welding ini sambungan setiap

profil pada Jendela UPVC dan Pintu UPVC lebih rapi dan memiliki kekuatan sampai

dengan 2 ton untuk bisa mematahkannya.

Semua Kusen UPVC tidak sama, walaupun dari luar terlihat mirip tetapi

berbeda jika dilihat dari kualitas material, ketahanan, kekuatan, desain, dan kualitas

pemrosesan yang berbeda seperti juga bentuk profil, penjepit kaca, sealing, dan

variasi sistem. Keahlian dalam pembentukan dan pemasangan Kusen Pintu dan

Kusen Jendela juga sangat penting.

Jendela mungkin adalah bagian dari rumah yang sudah sangat biasa kita

temui. Tahukah Anda bahwa terdapat beberapa jenis jendela sesuai bentuk dan cara

menggunakan jendela tersebut? Jendela pada dasarnya merupakan akses udara dan

cahaya di dalam rumah. Biasanya jendela memiliki cara untuk diatur besar kecil

bukaannya sesuai kebutuhan akan penghawaan dan pencahayaan alami.

Pertimbangan konstruksi, estetika, dan fungsi utama jendela penting untuk

dipikirkan sebelum membuat jendela. Bentuk dan konstruksi jendela dapat

menentukan tampilan sebuah rumah tinggal dipadukan dengan bagian-bagian lain

dari sebuah rumah. Ukuran jendela yang baik dalam sebuah ruangan sebaiknya 12%-

15% dari luas lantai ruangan. Standar Nasional Indonesia (SNI) menyarankan agar

jendela tidak kurang dari 5% dari luas lantai. Jendela selain berfungsi sebagai sumber

masuknya cahaya dan penghawaan alami, juga merupakan bagian rumah

yangmemberikan unsur estetika pada suatu tampilan bangunan rumah.

Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI