3 kesukaan konsumen terhadap produk olahan daging sapi di kota manokwari
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 3 Kesukaan Konsumen Terhadap Produk Olahan Daging Sapi Di Kota Manokwari
1/5
Sonbait, 2011: Kesukaan Konsumen Terhadap Produk Olahan....
71
KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN
DAGING SAPI DI KOTA MANOKWARI
Lukas Y. Sonbait
Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri PapuaJl. Gunung Salju, Amban, Manokwari Papua Barat, 98314.
Email: [email protected]_____________________________________________________________________________________________
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk olahan daging sapi di KotaManokwari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik wawancara dan
pengamatan, sedangkan subyek penelitian adalah adalah konsumen yang mengkonsumsi produk olahan daging sapidi Kota Manokwari. Hasil penelitian menunjukkan preferensi konsumen menyebar pada produk olahan daging sapi
yang ditawarkan dan terkelompok pada tingkat pendapatan. Konsumen memiliki preferensi yang tinggi pada Baksokarena harganya yang murah serta muda diperoleh. Produk sosis direkomendasikan untuk di produksi di KotaManokwari dengan harga yang murah, sehingga dapat dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagaigolongan pendapatan. Manfaat praktis merupakan alasan utama daya terima konsumen dalam mengkonsumsiproduk olahan daging sapi.
Kata kunci: Preferensi konsumen, produk olahan daging sapi
CONSUMER PREFERENCY LEVEL ON BEEF PRODUCT IN MANOKWARI
ABSTRACT
This study aims to determine the level of consumer preferences towards beef products processed it he Manokwaricity. The research Method used is descriptive method with interview techniques and observation, while the subject
of is the consumers who consumer beef products processed in Manokwari city. The results showed spreads onconsumer preference of processed beef products being offered and clustered at the level of income. Consumers havea high preference on meat ball because the price is cheap and young obtained. The product isrecommended for the production of sausages in the city of Manokwari at a cheap price, so it can be consumed by
all levels of society from different income brackets. Practical benefits received power is the main reason consumersin consuming processed beef products.
Key words: Consumer preferences, beef products______________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Daging sapi merupakan salah satusumber protein hewani asal ternak yang
berkualitas tinggi dan memiliki elastisitas yangtinggi baik terhadap harga maupun pendapatan.
Semakin tinggi pendapatan konsumen, semakinmeningkat permintaan akan daging sapi. Di
Indonesia kebutuhan protein hewani asal ternaksesuai dengan standar kebutuhan gizi nasionalsebanyak 6,0 gram/kapita/hari, equivalen dengan
mengkonsumsi masing-masing daging 10,1
kg/kapita/tahun, telur 3,7 kg/kapita/tahun dansusu 4,6 kg/kapita/tahun. Sementara itu baru 4,19kapita/tahun target tersebut yang terpenuhi
(Anonim, 2010). Kenyataan ini membuktikanbahwa konsumsi protein hewani asal ternak masihrendah, untuk itu perlu diupayakan penyediaanproduk pangan sumber protein hewani asal ternak
untuk memenuhi target kecukupan gizi tersebut.Upaya penyediaan protein hewani asal ternak
berupa bahan segar dan hasil olahan. Bahan segarmemiliki keterbatasan mengingat sifatnya yang
mudah rusak (perisable) sehingga daging sapimemiliki keterbatasan baik terhadap ruang,tempat dan waktu untuk didistribusi dari tangan
konsumen ke tangan konsumen, yang sekaligus
berdampak pada penurunan fungsi ekonomis.Untuk mengatasi penurunan fungsi ekonomisproduk daging, maka perlu dilakukan upaya
-
7/21/2019 3 Kesukaan Konsumen Terhadap Produk Olahan Daging Sapi Di Kota Manokwari
2/5
Agrinimal, Vol. 1, No. 2, Oktober 2011, Hal. 71-75
72
pengolahan. Mengingat sifat konsumen yangdinamis dan alami, maka setiap produk yangdipilih bukanlah produk yang terpaksa
dikonsumsi melainkan benar-benar memenuhikebutuhan dan keinginan konsumen, terjangkaudan selalu tersedia. Menurut Saragih (2000)beberapa bentuk produk olahan yang diminati
konsumen dewasa ini adalah produk olahandaging olahan yang memenuhi fungsi praktis danefisien yakni, siap guna (ready for used), siap saji(ready to cook) dan siap konsumsi (ready to eat).Kecenderungan masyarakat yang semakinmodern, dengan aktifitas semakin meningkatsehingga membutuhkan produk pangan yang tidak
lagi memerlukan penanganan khusus. Produk
olahan yang diminati khususnya produk dagingsapi diantaranya adalah; abon, dendeng, bakso,sosis, korned, gaga dan sebagainya. Aspek lainyang perlu diketahui dari produk olahan yangdisediakan adalah aspek daya beli masyarakat.
Produk asal ternak adalah produk yang bersifatelastis terhadap harga dan pendapatan. Hal iniberarti bahwa semakin tinggi tingkat permintaan
konsumen sangat ditentukan oleh harga produkasal ternak dan pendapatan konsumen. Pembangunan sub sektor peternakan di provinsiPapua Barat terkesan berjalan lambat. Hal ini
disebabkan karena terbatasnya pengolahan produkprimer (on farm business) asal ternak menjadiproduk industri baik industri rumah tangga
maupun industri modern (pabrikasi). Kondisi inibanyak disebabkan karena lemahnya pengetahuanpeternak dalam menangani kegiatan pasca panen,pengolahan dan pemasaran, walaupunkenyataannya produk primer asal ternak memilikinilai tambah (value added) yang relatif besarapabila dilakukan pengelolahan menjadi produk
akhir yang memenuhi selera (preferensi)konsumen. Berdasarkan hasil pencacahan sensus
penduduk tahun 2010, penduduk kabupatenManokwari berjumlah 187.591 orang, yang terdiriatas 98.762 laki laki dan 88.829 perempuan.2010 (BPS Kab. Manokwari, 2010) denganpopulasi ternak sapi tahun 2011 mencapai 20.829
ekor atau mengalami kenaikan sebesar 4,88 %dari tahun sebelumnya yang mencapai 20.321
ekor dengan rata-rata tingkat pemotongan 5 10ekor per hari (Dinas Pertanian dan Peternakan,2011). Hal ini mengidentifikasikan bahwakebutuhan masyarakat akan protein hewani sangat
tinggi sehingga harus mendapat perhatian seriusdari pemerintah, karena usaha ternak sapi potongmampu memberikan kontribusi yang positif
terhadap perekonomian nasional (Kuswaryan etal. 2004).
Kota manokwari sebagai pusat kegiatan
ekonomi dan pemerintahan sekaligus sebagaiibukota provinsi Papua Barat, memiliki wilayahdengan penyebaran penduduk yang universal.Keragamaman itu ditunjukkan berdasarkan latar
belakang demografis, psikografis dan perilaku.Dengan demikian konsumen ikut menentukanperkembangan industri produk asal ternak.
Setiap konsumen yang mengkonsumsiproduk olahan daging sapi memiliki preferensiyang berbeda satu dengan yang lainnya. Sampaisejauh ini, informasi mengenai tingkat kesukaan
atau preferensi konsumen terhadap produk olahan
daging sapi di Kota Manokwari belum banyakdiperoleh sehingga dirasa perlu untuk dilakukanpenelitian. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadapproduk olahan daging sapi di Kota Manokwari.
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan di KotaManokwari meliputi Distrik Manokwari Barat danManokwari Timur, selama 2 minggu, dimulai daritanggal 03 November sampai 16 November April
2010. Metode yang digunakan dalam penelitan iniadalah metode deskriptif dengan teknikwawancara dan pengamatan. Penentuan contoh
dilakukan secara (purvosive) terhadap konsumenyang mengkonsumsi produk olahan daging sapiyang bertempat tinggal di Kota Manokwari.Jumlah responden terdiri dari 30 orang, dimanasetiap 10 orang mewakili tiga tingkatan golonganpendapatan (rendah, sedang dan tinggi).Kuesioner yang digunakan berpatokan pada
penghasilan konsumen dengan kategori Rp.1.000.000, rendah, Rp. 1.000.000, - 3.000.000,
sedang, dan 3.000.000 tinggi. Variabel meliputi;tingkat preferensi konsumen, frekuensi pembelianproduk dan jenis produk yang disukai. Datadianalisis dengan menggunakan statistikdeskriptif terutama untuk mendapatkan besaran
rata-rata, persentase dan frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat kesukaan konsumen
Preferensi konsumen sangat ditentukandari oleh jenis dan harga produk yang ditawarkan.
-
7/21/2019 3 Kesukaan Konsumen Terhadap Produk Olahan Daging Sapi Di Kota Manokwari
3/5
Sonbait, 2011: Kesukaan Konsumen Terhadap Produk Olahan....
73
Jenis dan harga produk olahan daging sapi dapatdilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis dan harga produk olahan dagingsapi di Kota Manokwari tahun 2010.
Jenis ProdukHarga(Rp)
(kaleng/bungkus)
Rata-rataHarga(Rp)
(kaleng/bungkus)
Abon 8.00010.000 6.500Dendeng 7.50015.000 8.500
Bakso/Pentolan 5.00010.000 7.500
Korned 8.00014.000 11.000
Sosis 15.00040.000 25.000Gaga 9.00012.000 10.500
Berdasarkan Tabel 1, bakso memiliki
harga yang paling murah ( Rp. 5.000/bungkus),sedangkan sosis merupakan produk olahan daging
sapi dengan harga paling tinggi (Rp.40.000/bungkus). Menurut Wijaya (1992), jikaharga barang semakin tinggi maka jumlah barangyang diminta akan semakin sedikit dan sebaliknyasemakin rendah harga barang maka jumlah yang
diminta akan semakin meningkat. Dengandemikian semakin tinggi harga produk olahan
daging sapi, maka jumlah yang diminta akansedikit, begitupula sebaliknya.
Tingkat Pendapatan
Keadaan responden menurut pendapatandan rata-rata konsumsi produk olahan dapat
dilihat pada Tabel 2.Tabel 2 menunjukkan, kecenderungan
semakin meningkatnya pendapatan, semakin
meningkat konsumsi produk olahan daging sapi.Perubahan dalam pendapatan menimbulkanperubahan terhadap permintaan berbagai jenis
barang (Sukirno, 1985). Menurut Saragih (2000)produk olahan adalah produk yang elastis
terhadap harga dan pendapatan, dengan demikian
tingkat permintaan konsumen sangat ditentukanoleh harga dari produk olahan asal ternak dan
pendapatan konsumen. Responden yangmempunyai pendapatan tinggi mempunyaikemampuan yang besar untuk membeli barangyang diperlukan dengan tingkat kepuasan yangtinggi, begitu pula sebaliknya.
Tempat Membeli Produk Olahan Daging Sapi
Tempat membeli produk olahan dagingsapi di Kota Manokwari tahun 2010, dapat
disajikan pada Tabel 3.Berdasarkan Tabel 3, produk bakso dan
abon merupakan produk yang dapat ditemukanoleh konsumen di semua tempat penjualan.
Sebaliknya sosis dan gaga hanya bisa ditemukandi toko maupun swalayan. Hal ini menunjukkanbakso dan abon merupakan produk yang mudahdiakses dibanding produk yang lainnya.
Frekuensi Pembelian
Keadaan responden menurut frekuensi
pembelian produk olahan daging sapi dapatdilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwafrekuensi pembelian produk olahan daging sapiyang tertinggi adalah 1 kali perminggu (37,0 %)dan yang terendah 23 seminggu (23,3 %). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa frekuensipembelian produk olahan di Kota Manokwaricukup tinggi (1 kali perminggu) tingginyafrekuensi pembelian diduga karena pengetahuankonsumen tentang pentingnya gizi, serta selalutersedianya produk olahan, sehingga mudahdiakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Tabel 2. Pendapatan responden dan rata-rata konsumsi produk olahan daging sapi selama sebulan diKota Manokwari tahun 2010.
Tingkat Pendapatan(Rp/Bulan)
Jumlah(Responden)
Nisbah(%)
Konsumsi Produk Olahan
Jumlah(kaleng/bungkus)
Rata-rata(kaleng/bungkus)
1.000.000 10 33,3 10 1,0
1.000.000-3.000.000 10 33,3 25 2,5 3.000.000 10 33,3 62 6,2
Jumlah 30 100,0 97 9,7
-
7/21/2019 3 Kesukaan Konsumen Terhadap Produk Olahan Daging Sapi Di Kota Manokwari
4/5
Agrinimal, Vol. 1, No. 2, Oktober 2011, Hal. 71-75
74
Tabel 3. Tempat membeli produk olahan daging sapi di Kota Manokwari tahun 2010.
Jenis ProdukTempat Membeli
Warung/Kios Pasar Toko SwalayanAbon
Dendeng - - Bakso/Pentolan
Korned - Sosis - - Gaga - -
Salah satu upaya peningkatan daya saingusaha ternak sapi potong adalah meningkatkanproduktivitas sehingga produknya dapat dijual
pada tingkat harga yang cukup murah tanpa
mengurangi keuntungan peternak danmeringankan konsumen (Kuswaryan et al.2003).
Berdasarkan tingkat pendapatan, semakin besarpendapatan yang diperoleh oleh konsumen, makasemakin sering mengkonsumsi produk olahan.Pada produk bakso, tidak terjadi perubahan yangberarti baik yang berpenghasilan rendah maupun
tinggi. Hal ini di duga karena harganya yangmurah, mudah terjangkau dan sudah di kenal oleh
semua lapisan masyarakat.
Frekuensi Mengkonsumsi
Keadaan responden menurut frekuensimengkonsumsi produk olahan daging sapi dapatdilihat pada Tabel 5 berikut.
Berdasarkan Tabel 5, nampak bahwabakso merupakan produk olahan daging sapi yangpalin sering dibeli (48,0%), dan hanya (3,0%)penduduk yang menyukai dendeng sapi. Hal inidisebabkan karena bakso harganya relatif murah,sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisankonsumen. Bakso merupakan salah satu produk
olahan daging sapi yang mudah diakses karenatersedia disemua tempat penjualan. Walaupunsosis memiliki harga yang relatif tinggi namundisukai konsumen. Kondisi ini sangatmemungkinkan untuk dicari alternatifpengelolahan sosis secara lokal sehingga memberipeluang kepada seluruh lapisan konsumen untuk
dapat mengkonsumsi dengan harga yangterjangkau. Apabila dibandingkan antara
penghasilan konsumen dan frekuensimengkonsumsi menunjukkan bahwa semakintinggi penghasilan, maka ada kecenderungan
untuk mengkreasikan produk olahan dagingwalaupun jumlahnya tidak signifikan, sedangkan
mereka yang berada pada golongan sedang
maupun rendah cenderung konstanmengkonsumsi produk olahan terutama bakso.Sehingga dibutuhkan pengolahan peternakan
secara holistik mulai dari penyediaan sarana
produksi hingga pemasaran (Syafril & Ibrahim,2006)
Tabel 4. Frekuensi pembelian produk olahandaging sapi di Kota Manokwari tahun2010.
Frekuensi PembelianJumlah
(responden)Nisbah
(%)
12 sebulan 10 33,423 seminggu 7 23,3
1 kali seminggu 11 37,0Jumlah 30 100,0
Tabel 5. Frekuensi mengkonsumsi produk olahan
daging sapi di Kota Manokwari tahun2010.
Jenis ProdukFrekuensi
MengkonsumsiNisbah
(%)
Abon 18 18,4
Dendeng 3 3,0Bakso/Pentolan 47 48,0
Korned 16 16,3Sosis 10 10,3Gaga 4 4,0
Jumlah 98 100.0
Alasan Menyukai Produk Olahan Daging Sapi
Keadaan responden menurut preferensikonsumen terhadap produk olahan daging sapi
dapat dilihat pada Tabel 6.Pada Tabel 6, ada lima alasan konsumen
menyukai produk olahan daging sapi. Alasan
praktis (46,2%) merupakan alasan populer bagipenduduk di Kota Manokwari dalam mengkon-sumsi produk olahan. Kemudian diikuti masing-
-
7/21/2019 3 Kesukaan Konsumen Terhadap Produk Olahan Daging Sapi Di Kota Manokwari
5/5
Sonbait, 2011: Kesukaan Konsumen Terhadap Produk Olahan....
75
masing alasan mudah diperoleh (20,0%), enak(15,3%), murah (12,3%) dan untuk tujuan
kesehatan menjadi alasan terakhir (6,2%). Adanya
persentasi yang besar terhadap alasan praktismerupakan peluang pengembangan produk karena
mendapat tempat manfaat praktis dari konsumen.Konsumen yang beraktivitas tinggi membutuhkanmakanan yang memiliki manfaat praktis (ready tocook, ready to used and ready to eat).
Tabel 6. Keadaan responden menurut preferensikonsumen terhadap produk olahan
daging sapi di Kota Manokwari tahun2010.
AlasanMengkonsumsi
Jumlah(responden)
Nisbah(%)
Enak 10 15,3Praktis 30 46,2
Mudah diperoleh 13 20,0Kesehatan/Gizi 4 6,2
Murah 8 12,3
Jumlah 65 100,0
SIMPULAN
1. Preferensi konsumen di Kota Manokwarimenyebar pada jenis produk olahan dagingsapi yang ditawarkan dan terkelompok padatingkat pendapatan.
2. Penduduk di Kota Manokwari memilikipreferensi yang tinggi terhadap bakso danyang paling rendah adalah dendeng danalasan utama daya terima (preferensi)
konsumen terhadap produk olahan dagingsapi adalah manfaat praktis, kemudian diikutimudah diperoleh, enak, murah dankesehatan/gizi.
3. Pemerintah dan semua stakeholders perlumelihat peluang pengembangan produkolahan dengan berbagai model produk
berdasarkan tingkat preferensi, sehinggaketika dikembangkan, pasar lokal siapdengan tetap menjaga kualitas dan harga
yang bisa dijangkau semua lapisanmasyarakat.
4. Perlu dikembangkan industri produk olahandaging sapi lokal selain bakso, terutama
produk sosis local dengan skala mikro
sehingga dapat menjadi produk yang populerdan mudah diterima konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010, Badan Pusat Statistik.http://www.suaramerdeka.com./harian,
dikases [10/11/2010].Badan Pusat Statistik. 2010. Manokwari Dalam
Angka, Kabupaten Manokwari.Dinas Pertanian dan Peternakan. 2011. Laporan
Tahunan Dinas Pertanian dan Peternakan
Provinsi Papua Barat, Papua Barat.Kuswaryan, S., A. Firman, C. Firmansyah, & S.
Rahayu. 2003. Nilai Tambah FinansialAdopsi Teknologi Inseminasi Buatan
pada Usaha Ternak Sapi Potong Rakyat.Jurnal Ilmu Ternak3: 1117.
Kuswaryan, S., S. Rahayu, C. Firmansyah, & A.Firman. 2004. Manfaat ekonomi danpenghematan devisa impor daripengembangan peternakan sapi potonglokal.Jurnal Ilmu Ternak4: 41-46.
Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan.
Edisi kedua. Pustaka Wirausaha Muda,Bandung.
Sukirno, S. 1985. Pengantar Teori MikroEkonomi. Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia Kerjasama Bima Grafika.Jakarta.
Syafril & I. Ibrahim. 2006. Kontribusi pendapatanusaha tani ternak sapi terhadappendapatan usaha tani di Kota Padang. J.Ilmu-llmu PeternakanIX (2): 130137.
Wijaya, F. 1992. Pengantar Ekonomi KonsepDasar dan Ekonomi Makro. BPFE.Yogyakarta.
http://www.suaramerdeka.com./harianhttp://www.suaramerdeka.com./harian