3 kasus business ethicss

9
PAPER 3 KASUS KECIL BUSINESS ETHICS Case : “Menyamar Jadi Buruh, Ungkap "Borok" Pabrik Apple”, Sebelas Hotel Dilaporkan Beralih Fungsi Jadi Kos-kosan PSK”, “PT.IKPP dinilai Melanggar Etika Bisnis” Tuto r: Dr. John Suprihanto, MIM. By: NAMA: TRI SULISTYO OKTORIZKY (37R14021) 01

Upload: tri-sulistyo-oktorizky

Post on 17-Sep-2015

267 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

kasus mengenai etika bisnin

TRANSCRIPT

PAPER 3 KASUS KECIL BUSINESS ETHICSCase : Menyamar Jadi Buruh, Ungkap "Borok" Pabrik Apple, Sebelas Hotel Dilaporkan Beralih Fungsi Jadi Kos-kosan PSK, PT.IKPP dinilai Melanggar Etika BisnisTutor:Dr. John Suprihanto, MIM.

By:NAMA: TRI SULISTYO OKTORIZKY (37R14021)MMUGM REGULER 37 JAKARTAPROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA201501

Menyamar Jadi Buruh, Ungkap "Borok" Pabrik ApplePenulis:Yoga Hastyadi Widiartanto|Minggu, 21 Desember 2014|13.11 WIBKOMPAS.comApple lagi-lagi menjadi sorotan akibat kondisi para pekerjanya di pabrik pemasok komponen elektronik untuk iPhone.Kali ini ialah dari hasil investigasi wartawan yang menyamar sebagai seorang pekerja di pabrik Pegatron, tepian kota Shanghai. Investigasi tersebut direkam dan disiarkan dalam tayanganPanorama: Apples Broken PromisesdiBBC. Mereka menemukan pelanggaran terhadap standar waktu kerja, kartu identitas, asrama, bahkan aturan soal pekerja anak. Salah satu jurnalis yang menyamar di pabrik pembuatan suku cadang komputer Apple mengatakan, dia harus bekerja 18 hari berturut-turut meski telah berulang kali meminta istirahat. Sementara itu, jurnalis lain yang menyamar di sana menceritakan bahwa waktushiftkerja terpanjang yang dialaminya mencapai 16 jam. "Setiap pulang ke asrama, saya sudah tidak ingin untuk bergerak lagi," ujarnya seperti dikutipKompasTeknodariBBC, Minggu (21/12/2014)."Bahkan, jika lapar, saya kesulitan bangun. Saya cuma ingin berbaring serta istirahat. Saya juga tidak bisa tidur karena tertekan," imbuhnya. Apple menolak diwawancara untuk program tersebut. Raksasa teknologi dari California ini tak setuju dengan hasil investigasi yang ditayangkanBBCitu.Apple mengatakan selalu memantau jam kerja para pekerja di pabrik rekanannya. Menurut mereka, staf di Pegatron bekerja dengan waktu rata-rata 55 jam per pekan. Pada 2011 silam, Apple sempat menjadi sorotan akibat kasus bunuh diri yang terjadi di pabrik Foxconn di China. Pemicu kasus bunuh diri tersebut dikaitkan dengan pekerjanya yang harus kerja selama 12 jam sehari.Pasca-kasus tersebut merebak, Apple mengirimkan seorang pengawas independen dari Asosiasi Tenaga Kerja AS untuk mengaudit fasilitas tersebut. Kemudian, Foxconn pun mulai melakukan perubahan, yakni gaji pekerja dinaikkan dan jam kerja dikurangi. Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2014/12/21/13110007/Menyamar.Jadi.Buruh.Ungkap.Borok.Pabrik.Apple.

OPINI:Pegatron merupakan pabrik pemasok komponen elektronik untuk IPhone. Pabrik ini berlokasi di Shanghai. Di pabrik ini terdapat sebuah permasalahan besar tentang pelanggaran penggunaan jam kerja, kartu identitas, asrama, dan aturan mempekerjakan anak dibawah umur. Menurut saya hal ini merupakan pelanggaran etika berbisnis. Apple dan Pegatron tidak seharusnya melanggar etika hak asasi manusia dan pekerja dalam melakukan bisnisnya. Tanpa bukti yang jelas Apple berdalih bahwa setiap pekerjanya di Pegatron hanya bekerja rata rata 7 jam kerja. Jika Apple dan Pegatron memiliki target atau tujuan profit yang ingin dicapai, tidak seharusnya sebuah perusahaan besar seperti Apple melanggar standar etika yang telah ada. Apple dan Pegatron dapat meminimalisir pelanggaran etika yang akan timbul disuatu perusahaan dengan menerapkan Kode Etik Global (Global Code of Conduct). Global Code of Conduct adalah standart etika umum dari praktik bisnis di suatu Perusahaan yang dapat digunakan di semua negara, dimana standart etika umum ini sudah disesuaikan dengan norma - norma social umum yang berlaku di semua Negara. Apple juga harus mengontrol langsung perusahaan perusahaan pemasok komponennya dengan mengirimkan tim penilai SOP perusahaan tersebut. Penilaian harus dilakukan setiap harinya. Sebelas Hotel Dilaporkan Beralih Fungsi Jadi Kos-kosan PSKAMBARAWA, KOMPAS.com- Belasan hotel di Bandungan, Kabupaten Semarang, ditengarai beralih fungsi menjadi kos-kosan para perempuan pekerja seks komersial (PSK). Sebagian besar hotel yang beralih fungsi menjadi kos-kosan PSK tersebut adalah hotel-hotel kelas melati."Ada petugas lapangan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang (bertugas) mendata PSK di tempat kos memberikan laporan bahwa PSK sekarang sebagian besar tidak tinggal di tempat kos melainkan pada pindah ke hotel yang diubah fungsinya sebagai tempat kos," ungkap aktivis HIV/AIDS Jawa Tengah, Andreas Bambang Santoso (56), Minggu (22/3/2015). Kesebelas hotel yang dicurigai sebagai kos-kosan itu menurut Babe, sapaan akrab Andreas Bambang Santoso, adalah Hotel Htm, Tbn, Nml, Pt, SI, Ad, Pr, Bsk, DR, Agr, Mtr dan Snt.Fenomena PSK indekos di hotel tersebut, lanjutnya, sudah berlangsung dalam satu bulan terakhir. Bahkan yang mencengangkan, jumlah PSK yang indekos dihotel mencapai sekitar 50 persen dari jumlah PSK yang ada di Bandungan. "Dari segi bisnis memang pemilik hotel tidak bisa dipersalahkan karena mencari omzet hunian kamar. Tapi jika hotel kemudian menjadi penyedia layanan Seks kan ga bener ya?," ujarnya. Senada dengan Babe, Koordinator PKBI Kabupaten Semarang, Muhamad Budi Santoso mengatakan, saat ini jumlah PSK maupun Pemandu Karaoke (PK) di Bandungan semakin banyak, menyusul makin menjamurnya tempat-tempat hiburan. Namun di sisi lain, hal itu tidak diimbangi jumlah kos atau asrama sehingga peluang ini ditangkap oleh pihak hotel untuk mengalih fungsikan kamar hotel menjadi indekos PSK. "Tempat hiburan saat ini sudah meluas hingga keluar wilayah Bandungan, seperti di Bergas sudah banyak hotel dan karaoke. Sedangkan kos-kosan yang ada di Desa Duren itu saja hanya untuk menampung sekecamatan bandungan. Padahal jumlah PK dan PSK meningkat," kata Muhammad. Menurut Muhammad, saat ini jumlah perempuan Pemandu Karaoke di Bandungan mencapai seribu orang. Dari jumlah itu yang terdata sebagai PK tetap pada tempat karaoke hanya 550 saja, sisanya adalah PSKfreelance. "Biasanya kalau yang tetap, dari karoeke menyediakan asrama. Tapi yangfreelance itu datang kalau malam hari saja," kata Santoso. Sumber: http://regional.kompas.com/read/2015/03/22/12131361/Sebelas.Hotel.Dilaporkan.Beralih.Fungsi.Jadi.Kos-kosan.PSK

OPINI:Pada kasus ini pelanggaran etika dilakukan dengan pengalihan fungsi kesebelas hotel di Bandungan, Kabupaten Semarang dari hunian pengunjung menjadi kos kosan untuk Pekerja Seks Komersial. Jika dilihat dalam kacamata bisnis, pemilik hotel tidak bisa disalahkan karena tujuannya untuk mendapatkan keuntungan dari hunian yang mereka sewakan. Tetapi dalam mencari keuntungan yang besar, suatu perusahaan tidak seharusnya mencari keuntungannya dengan melanggar norma norma yang ada. Perusahaan harus mematuhi semua bentuk norma blablabla dan norma blablabla di suatu Negara. Kesebelas hotel yang melakukan pengalihan fungsi ini sudah melanggar moral dan etika berbisnis di Indonesia. Pemerintah seharusnya menindak tegas pelaku pelanggaran etika berbisnis ini. Pemerintah seharusnya lebih berani melakukan penutupan bisnis dibidang ini. Seperti kasus gang Dolly di Surabaya, gang Dolly di sebutkan menjadi salah satu sumber devisa terbesar di Negara Indonesia. Dengan melihat norma yang ada di Negara Indonesia seharusnya dari awal berdirinya gang Dolly, sudah dilakukan upaya penutupan yang nyata. Tetapi kenyataannya gang dolly tetap ada sampai bertahun tahun lamanya. Kasus ini serupa dengan kasus tersebut. mengapa pemerintah tidak melakukan tindak tegas terhadap pelaku bisnis yang sudah jelas jelas melanggar etika berbisnis di Negara Indonesia. Pemerintah seharusnya mengenakan sanksi yang sangat memberatkan pelaku ini, berupa denda berbentuk uang atau sanksi penutupan usaha mereka.

PT.IKPP dinilai Melanggar Etika BisnisPANGKALAN KERINCI, JurnalRiau,Com- Akibat persaingan kurang sehat pihak perusahaan kini melakukan berbagai cara untuk merekrut tenaga kerja yang diiming-imingi kenaikan gaji.Berawal dari kekecewaan dengan management PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), ratusan karyawan di masing-masing departemen perusahaan kayu yang berbasis di Pangkalan Kerinci mengancam bakal hengkang dari perusahaan dan hijrah Ke PT Indah Kiat.Kekecewaan tersebut dikarenakan perusahaan ini telah ingkar janji dengan para karyawan terkait bonus yang akan diberikan. Dimana sebelumnya, para karyawan yang bekerja di PT RAPP diberikan janji oleh pihak management dengan bonus kesejahteraan bila target perusahaan tercapai. Namun meski target perusahaan telah tercapai empat bulan lewat, janji perusahaan yang akan memberikan bonus pada karyawan tak kunjung terealisasi.Alhasil, para karyawan yang merasa dikecewakan berniat untuk hengkang dari perusahaan kayu milik Taipan Sukanto Tanoto itu. Tak tanggung - tanggung, ada sekitar 80 persen karyawan dari masing-masing departemen yang berencana akan hengkang ke PT Indah Kiat. Namun niat para karyawan agak sedikit terhalang, pasalnya pihak perusahaan tak mau melepaskan begitu saja para karyawannya.Beberapa Top Management PT RAPP seperti David Ceer, Timo Hakkinen, Elwan Jumandri dan Jhoni W Sida langsung datang ke lokasi di Grand Hotel Pangkalan Kerinci, Sabtu (10/4) tempat beberapa karyawan PT RAPP akan melakukan interview dengan PT. Indah Kiat.Dari pantauan sendiri di lokasi kejadian, memang beberapa orang dari pihak perusahaan berpakaian preman terlihat mondar-mandir di lingkungan hotel. Salah seorang karyawan yang akan diinterview oleh PT Indah Kiat di Pangkalan Kerinci dan wanti-wanti namanya minta dirahasiakan mengakui kekhawatirannya. Pasalnya, dia bersama kawan-kawannya melihat sendiri bahwa pihak perusahaanPT. RAPP membawa security berpakaian seragam dan bebas datang ke lokasi hotel."Jujur saja, kami ketakutan pak, soalnya management membawa security satu truk dan preman untuk menjegal kami agar tak jadi diinterview," pungkas salah satu karyawan yang enggan disebut identitasnya.Dilain sisi menanggapi hal ini secara pribadi pihak Stokeholder Relations Manager PT.RAPP Wan Zak kepada JurnalRiau, Minggu petang (11/04/2010) mengatakan, bahwa hal itu tidak benar, soal pengamcanam untuk hengkang sudah kedua kali. Dan untuk keluar dari perusahaan karyawan tergantung kesepakatan Mou kontrak kerja sebelumnya. Jadi tak segampang itu.Adanya rumor interview oleh pihak perusahaan pulp PT. Indah Kiat, bagi sejumlah karyawan HRD Riaupulp, menurut wan Zack, tindakan itu merupakan persaingan bisnis yang tak sehat. Dan dinilai merusak etika bisnis, "Selama ini karyawan kita telah mendapat ilmu pengetahuan dan bimtek, yang cukup handal, kenapa tiba-tiba ada perusahaan yang merekrut dengan sistem persaingan tak sehat..," ucap Wan Zak.Sementara Humas Relation PT. Indah Kiat, Nurul Huda ketika dihubungi via ponselnya Minggu petang (11/04/10) mengaku belum mengetahui hal itu. Karena yang menghandel masalah adalah HRD.

OPINI:Dengan melihat melalui Rights theory -dipandang melalui Rights Theory(teori hak)PT. RAPP tidak menepati janjinya mengenai bonus kepada karyawan, hal ini bertentangan dengan Rights Theory, karyawan PT. RAPP tidak diberikan kebebasan untuk memilih kesejahteraannya. Karyawan tidak diperbolehkan melakukan interview di PT.IKPP disaat mereka sudah merasa tidak nyaman di perusahaan tersebut. Hak akan bonus yang seharusnya di berikan karena karyawan memenuhi target juga tidak diberikan. manurut teori hak, seharusnya PT. RAPP tidak mengingkari janji tersebut. PT. RAPP juga seharusnya tidak mengguanakan ancaman berupa penggunaan satu truk security untuk menghadang keinginan karyawan untuk keluar dan melakukan interview di PT. IKPP. Menurut saya tindakan yang dilakukan oleh PT. RAPP sudah melanggar etika dalam berbisnis, karena mengingkari pemberian janji berupa bonus, dan melanggar hak karyawan untuk memilih kesejahteraan yang mereka inginkan.PT. IKPP juga melakukan pelanggaran dengan memanfaatkan peluang ketika keadaan di PT.RAPP sedang ricuh, PT. IKPP melakukan pelanggaran Etika berbisnis dengan berusaha mencuri resource dari PT. RAPP. PT. IKPP juga melanggar etika berbisnis ketika mengiming imingi gaji terhadap karyawan PT. RAPP agar hijrah ke perusahaannya. PT. IKPP sangat ingin merekrut karyawan PT. RAPP karena karyawan PT. RAPP diberikan pelatihan yang memberikan ilmu pengetahun dan bimtek yang cukup handal, memanfaatkan ricuhnya permasalahan terlambatnya bonus keluar, PT. IKPP melanggar etika persaingan berbisnis.