ariaseta-sman 3 semarang-upaya meningkatkan ketrampilan dan jiwa wirausaha pada pelajar untuk...

48
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN DAN JIWA WIRAUSAHA PADA PELAJAR UNTUK MENGATASI PENGANGGURAN MELALUI GRUP USAHA PELAJAR (STUDI KASUS GANESHA BUSINESS CLUB SMAN 3 SEMARANG) DIUSULKAN OLEH : ARIASETA SETIA ALAM, 210019507 CHARIS ACHMAD TAJUDDIN, 212020474 YAMA DHARMA PUTRA, 212020244) DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 SEMARANG 2012

Upload: mediacharis

Post on 04-Aug-2015

95 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN DAN JIWA

WIRAUSAHA PADA PELAJAR UNTUK MENGATASI

PENGANGGURAN MELALUI GRUP USAHA PELAJAR

(STUDI KASUS GANESHA BUSINESS CLUB SMAN 3

SEMARANG)

DIUSULKAN OLEH :

ARIASETA SETIA ALAM, 210019507

CHARIS ACHMAD TAJUDDIN, 212020474

YAMA DHARMA PUTRA, 212020244)

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 3

SEMARANG

2012

Page 2: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

l. Judul

Pelajar Untuk Mengatasi

Club SMAN 3 Semarang)

2. Bidang Ilrnu

3. DiSMA/SMK/MA

.4. I(etua

a. Nanra Lengkap

b. NIS

c. SMA/SMK/MA

Halaman Pengesahan

: Upaya Meningkatkan l(etrampilan dan Jiwa Wirausaha Pada

Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesl.ra Business

Pendidikan

SMAN 3 Semarang

Ariaseta Setia Alam

210019521

SMAN 3 Semarang

Jalan Candi Penataran Selatan, Semarang I 085640228681

[email protected]

J4

5

d. Alamat Rumah dan No Telp/HP

e. Alamat email

Jurnlah anggota*

Guru Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar

b. NIP

c. Alamat Rumah dan No Telp/HP

Hery Nugroho, M.Si

198001 18200801008

Jalan Pancursari, Jangli Tembalang Semarang / 081325360001

Semarang, 3 iAgustus 2012

h Setia Alam

2t0019521

Ariasgroho, M.Si

I 1820080r008

t

Page 3: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan di barvah ini:

Narna (ketua kelompok) : Ariaseta Setia Alam

NIM/t{IS

SMA/SMIVMA

:210019527

: SMAN 3 Semarang

Menyatakan bahwa karya tulis yang kami sertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah pada kegiatan Ekspedisi

llmiah Administrasi Negara 2012 adalah benar hasil karya kelonrpok kami dan kami dapat rneniamin originalitas karya ini

belurn pernah diil<utsertakan dalani kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah maupun lomba yang lainnya

Demikian sLlrat pernyataan ini kami perbuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada unsur keterpaksaan. Atas

perhatiannya, kami ucapl<an terimakasih.

Semarang, 3l Agustus

Kami yang menyatakan,

Ketua

Ariaseta Setia Alam

NIS 210019527

20t2

Page 4: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya

sehingga makalah yang berjudul “Upaya Meningkatkan Ketrampilan dan Jiwa

Wirausaha pada Pelajar untuk Mengatasi Pegangguran melalui Grup Usaha

Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club SMAN 3 Semarang” dapat selesai

dengan waktu yang telah di tentukan. Penulisan dari makalah ini diajukan untuk

mengikuti Ekspedisi Ilmiah 2012. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terhadap pihak-pihak yang membantu dalam terselesainya makalah ini seperti:

1. Kepala SMAN 3 Semarang, Bapak Drs. Hari Waluyo yang telah

menyetujui penulisan makalah ini.

2. Orang tua dari penulis, yang selalu mendukung penulis dalam

menyelesaikan makalah ini.

3. Guru Pembimbing, Bapak Hery Nugroho, M.Si, yang telah memberikan

bimbingannya dalam penulisan makalah ini.

4. Teman-teman sukarelawan yang telah membantu dalam kegiatan-

kegiatan di sekolah yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Dengan selesainya makalah ini, penulis sangat mengharapkan agar

makalah ini dapat menjadi acuan sebagai penambah pengetahuan dan wawasan.

Semarang, 31 Agustus 2012

Penulis

Page 5: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI......................................................................................................... v

ABSTRAKSI ........................................................................................................ vi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

1.4. Manfaat Peneitian ................................................................................. 2

II. TELAAH PUSTAKA

2.1. Kewirausahaan ...................................................................................... 5

2.2. Jumlah Wirausaha di Indonesia............................................................. 9

2.3. Pendidikan Kewirausahaan ................................................................... 9

2.4. Pengangguran ....................................................................................... 11

III. METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian ........................................................................... 14

3.2. Kehadiran Peneliti ................................................................................. 15

3.3. Sumber Data ......................................................................................... 15

3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 15

3.5. Analisis Data ......................................................................................... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Ganesha Business Club ............................................................... 20

4.2. Strategi GBC Dalam Mengatasi Pengangguran .................................... 23

4.3. Upaya Pengingkatan Jiwa dan Keterampilan Wirausaha ...................... 25

4.4. Analisis ................................................................................................. 27

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 29

5.2 Saran ..................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 6: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

vi

ABSTRAKSI

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia

kebanyakan masalah yang dihadapi oleh negara yang mempunyai penduduk

banyak adalah masalah pengangguran. Masalah pengangguran dapat meyebabkan

masalah-masalah sosial lainnya. Masalah pegangguran teerjadi karena sedikitnya

lapangan kerja sementara masyarakatnya yang terlalu banyak akhirnya tidak dapat

pekerjaan.Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu syarat apabila suatu negara

ingin menjadi sejahtera dan bebas dari pengangguran adalah jumlah pengusaha

minimal sebesar 2%. Sayangnya sampai saat ini jumlah pengusaha di Indonesia

hanya mencapai 1,56% saja. Sebagai upaya meningkatkan jumlah pengusaha di

Indonesia perlu adanya pendidikan sejak dini, GBC ada sebagai salah satunya.

GBC(Ganesha Business Club) adalah organisasi sekolah yang bergerak dibidang

bisnis. Semua materi bisnis diajarkan mulai dari nol. Kendala yang dihadapi GBC

dalam mendidik siswa baru antara lain malu, pendiam dan kurangnya

pengalaman. Maka dari itu GBC memberikan upaya-upaya dalam mendidik

siswanya dalam membentuk jiwa dan ketrampilan wirausaha. Upaya-upaya yang

dilakukan GBC seperti memberikan motivasi, pelatihan rutin, mentoring 24/7.

Setelah kami meneliti dan mewawancarai anggota GBC yang telah dilatih selama

satu bulan ternyata timbul dampak yang signifikan. Kesimpulannya adalah dengan

adanya GBC siswa menjadi lebih terdidik untuk memiliki ketrampilan dan jiwa

wirausaha yang nantinya akan memperbaiki masalah utama perekonomian

Indonesia yaitu banyaknya pengangguran.

Kata kunci : pengangguram, pengusaha, pendidikan sejak dini.

Page 7: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia

(wikipedia.org) yang sebenarnya berpotensi menjadi sumber tenaga kerja yang

sangat besar. Sumber daya alam yang melimpah ruah seharusnya dapat dinikmati

dan mampu mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang hingga

Merauke. Jika dalam setahun terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3

persen, berarti tenaga kerja yang terserap hanyalah 1,5juta tenaga kerja,

sedangkan penduduk yang membutuhkan dan mencari pekerjaan mencapai kurang

lebih 2,5 juta orang pertahun. Hal ini menyebabkan jumlah pengangguran di

Indonesia akan semakin bertambah dari tahun ke tahun (reshairnia.blogspot.com).

Untuk mengatasi hal tersebut, Salah satu syarat apabila suatu negara ingin

menjadi sejahtera dan bebas dari pengangguran adalah jumlah pengusaha minimal

sebesar 2% (Ciputra dalam liputan6.com) dari seluruh penduduk Indonesia.

Sayangnya sampai saat ini jumlah pengusaha di Indonesia hanya mencapai 1,56%

saja (liputan6.com).

Salah satu penyebab sedikitnya jumlah pengusaha di Indonesia adalah pola pikir

penduduk Indonesia yang lebih suka menjadi pegawai daripada menjadi

pengusaha (liputan6.com). Sebagian besar dari mereka takut dengan

ketidakpastian apabila menjadi pengusaha. Penyebab lainnya adalah pola

pendidikan Indonesia saat ini lebih mendorong lulusannya untuk menjadi pegawai

dibandingkan menjadi seorang pengusaha. Tentu tidak salah apabila sebagian

besar sarjana kita takut untuk menjadi pengusaha karena mereka memang

dipersiapkan untuk menjadi seorang pegawai bukan untuk menjadi pengusaha

yang nantinya mencetak lapangan pekerjaan baru. Akibatnya banyak sarjana yang

menganggur karena tidak cukupnya lapangan pekerjaan bagi mereka.

Untuk mengatasi hal tersebut kita harus mengubah pola pikir orang Indonesia

dari “penduduk yang membutuhkan pekerjaan menjadi penduduk yang

Page 8: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

2

menyediakan lapangan kerja.” Dan di sinilah awal mula mengapa GBC(Ganesha

Business Club) itu ada. GBC adalah sebuah organisasi yang membentuk dan

menampung para pelajar yang ingin menjadi pengusaha di SMA Negeri 3

Semarang. Dengan semangat ingin mengurangi pengangguran di Indonesia saya

membangun GBC ini menyiapkan generasi muda sebagai pengusaha muda yang

siap membangun Indonesia menjadi negara yang makmur dan sejahtera.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana strategi GBC mengatasi pengangguran?

2) Bagaimana meningkatkan jiwa dan keterampilan wirausaha bagi pelajar

melalui Ganesha Business Club?

3) Bagaimana dampak kegiatan GBC terhadap ketrampilan dan jiwa wirausaha

bagi pelajar?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui cara GBC dalam mengatasi pengangguran.

2) Untuk mengetahui cara GBC dalam meningkatkan ketrampilan dan jiwa

wirausaha bagi pelajar.

3) Untuk mengetahui dampak kegiatan GBC terhadap ketrampilan dan jiwa

wirausaha bagi pelajar.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Sebagai usaha pelajar untuk mengatasi pengangguran.

2) Terbentuknya organisasi sekolah yang dapat membangun ketrampilan dan jiwa

wirausaha bagi pelajar.

3) Para pelajar akan merasakan implementasi dari ketrampilan dan jiwa wirausaha

yang merupakan dampak kegiatan GBC.

Page 9: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Kewirausahaan

Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses

mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi

tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam

menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha

baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber

acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon

(1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-

employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu

dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.Jadi

definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau

ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963)

kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem

ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan

mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan

perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi

dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan

menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan

disebut wirausahawan.Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan

(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada

umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang

sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Page 10: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

4

2.1.1. Etimologi

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan,

manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha

adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah

pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.

2.1.2. Proses Kewirausahaan

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali

dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik

yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi,

organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk „‟locus

of control‟‟, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang

kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal,

keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of

control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang

berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas,

dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui

proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.

2.1.3. Tahap-tahap Kewirausahaan

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:

1. Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan

segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang

mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan

„‟franchising‟‟. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di

bidang pertanian, industri, atau jasa.

Page 11: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

5

2. Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait

dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,

organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan

mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3. Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan

analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi

yang dihadapi.

4. Tahap mengembangkan usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami

perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu

pilihan yang mungkin diambil.

2.1.4. Sikap Wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita

identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya

sehari-hari, sebagai berikut:

1. Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki

kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan

komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang

dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas

pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina

dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai

macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan

meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan

Page 12: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

6

dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.

Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan

memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan.

Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah

contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

2. Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang,

baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan

kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah

dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya

sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang

direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan

terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang

berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga

produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan

sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya

terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya

wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan

dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target

perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.

3. Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh

seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran

mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran

mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang

dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan

produk yang dilakukan olehwirausahawan.

Page 13: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

7

4. Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki

daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh

cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda

dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang

kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru

seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia

usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya

mustahil.

5. Mandiri

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan

dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan

atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya

ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang

harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang

wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

6. Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan

fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan

keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan

yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena

wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan

keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi

terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan

tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

2.1.5. Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang

menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

Page 14: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

8

· Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki

kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab

utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

· Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,

keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan

mengintegrasikan operasi perusahaan.

· Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil

dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara

aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan

memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan

mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

· Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu

kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan

dalam pelaksanaan.

· Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan

faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat

mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

· Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat berhubungan dengan

efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat

tidak efisien dan tidak efektif.

· Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang

setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan

menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal

menjadi besar.

· Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak

akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha

hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu

membuat peralihan setiap waktu.

Page 15: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

9

2.1.6. Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional

Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara

internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan

terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli

pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan

lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh

kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran

secara nasional menjadi berkurang.

Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan

perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara

nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas

yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.

2.2. Jumlah Wirausaha di Indonesia

Menurut Ciputra, pendiri Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC)

untuk membangun ekonomi bangsa dibutuhkan minimal 2% wirausahawan dari

keseluruhan populasi (liputan6.com). Jumlah wirausaha di Indonesia saat ini telah

mencapai 1,56% (bisnis.com).Seperti di ketahui bahwa Indonesia tertinggal jauh

dari negara Asia lainnya seperti China dan Jepang dengan jumlah wirausahawan

10% dari total populasi, Malaysia 5%, dan Singapura 7%. Terlebih lagi di

Amerika, lebih dari 12% penduduknya menjadi entrepreneur.Kalangan pemuda di

Indonesia terbiasa hidup di zona nyaman karena berkah yang dimiliki dengan

sumber daya alam (SDA) yang berlimpah.Sementara SDA itu harus diolah agar

memiliki manfaat dan nilai tambah yang tinggi.Sedangkan di negara tetangga dan

belahan negri lain karena sumber daya alam yang terbatas maka kalangan

pemudanya ditantang berkreasi untuk mengatasi keterbatasannya.

2.3. Pendidikan Kewirausahaan

Proses pendidikan tidak lepas dengan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah

suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi belajar siswa (Gagne

dan Briggs, 1974 dalam Endang Mulyani dkk, 2008). Dari batasan ini tampak

Page 16: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

10

bahwa proses dalam belajar dan pembelajaran sasaran utamanya adalah pada

proses belajar sasaran didik atau siswa. Demikian juga dalam Quantum Learning,

maupun Revolusi Cara Belajar, dalam pendidikan harus mengutamakan belajar

siswa secara aktif.Degeng (2001) juga mengatakan bahwa sasaran pendidikan

adalah belajar siswa, bukan semata-mata pada hasil belajar siswa.

Dari berbagai pendapat di atas terlihat bahwa seharusnya dalam proses belajar dan

pembelajaran yang memiliki peran aktif adalah siswa, bukan guru. Guru sebagai

fasilitator berperan untuk menciptakan suasana dan lingkungan sekitar yang dapat

menunjang belajar siswa sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhannya. Dengan

kata lain, dalam berbagai referensi yang sekarang sedang ramai dibicarakan,

adalah proses pembelajaran individual, atau individual learning. Mengapa

demikian? Siswa memiliki minat, bakat, dan kebutuhan yang berbeda. Sudah

seharusnya faktor ini diperhatikan dalam proses pendidikan. Oleh karena itu,

model pembelajaran klasikal sudah tidak cocok lagi.Pembelajaran harus terfokus

pada b­­elajar individual (Porter dan Hernacki, 2002; Dreden dan Vos, 2001

dalam Endang Mulyani dkk, 2008).

Demikian pula dalam pendidikan bisnis, belajar individual perlu dilaksanakan.

Seperti telah disinggung di atas, bahwa dalam proses pendidikan kita harus

memiliki pengertian bahwa kita melayani keinginan dan kebutuhan siswa. Oleh

karena itu, dalam proses pembelajaran perlu diketahui tentang karakteristik dan

kebutuhan siswa, bukan sekedar transformasi pengetahuan. Jika materi yang

dipelajari siswa relevan dengan minat, motivasi, dan tujuan belajar mereka, maka

akan dapat menumbuhkan gairah belajar, kreativitas berfikir, dan karya siswa.

Meskipun hasil belajar bukan merupakan sasaran utama pendidikan seperti yang

dikatakan Degeng (2001), sudah seharusnya bahwa keberhasilan belajar diketahui.

Oleh karena itu, sasaran dari langkah pertama adalah hasil belajar siswa, yakni

dapat menjadi pribadi yang mereka inginkan.Oleh karena itu, kesiapan mental

siswa di sini perlu diketahui untuk dasar penentuan strategi maupun material yang

bobot dan relevansinya sesuai dengan kesiapan yang ada pada diri siswa.Dengan

demikian, kita dapat memberikan dorongan dan rangsangan belajar sesuai dengan

potensi yang ada di dalam diri siswa.Menurut konsepsi ini, seharusnya

Page 17: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

11

penyelesaian pendidikan oleh setiap siswa tidak selalu bersamaan, tetapi

tergantung pada kemampuan dan kesungguhan belajar mereka.

Untuk mengetahui bakat siswa menurut Utami Munandar, mereka yang

diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena

mempunyai kemampuan yang unggul (Utami Munandar, 1999).Bakat seseorang

amat bervariasi, oleh karena itu perlu dicari agar dapat dikembangkan dan

bermanfaat dalam kehidupan. Dengan mengawinkan bakat dan pengetahuan yang

akan dipelajari siswa, akan lebih mendorong siswa untuk belajar lebih giat

sehingga optimasi hasil belajar siswa dapat dicapai. Selanjutnya, pengetahuan

tentang minat, motivasi atau tujuan belajar, bakat, dan kesiapan siswa sangat

membantu pendidik untuk merancang materi dan strategi pembelajaran.Sebagai

catatan tambahan, jika minat, motivasi, tujuan belajar, dan kemampuan siswa

diketahui secara individual, dimungkinkan diciptakan kelas yang homogen.

Penciptaan kelas homogen ini penting untuk memudahkan penciptaan suasana,

prasarana, dan perlakuan dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, jika kelas

heterogen akan menimbulkan sedikit kendala dalam proses pembelajaran.

2.4. Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama

sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau

seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para

pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang

mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan

masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan

dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran

konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan

Page 18: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

12

kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek

psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat

pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik

keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per

kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal

istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa

dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

2.4.1. Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak

sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.

Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan

adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang

sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial

lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran

konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan

kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek

psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan

politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan

pendapatan per kapita suatu negara.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran

terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga

kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Page 19: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

13

2.4.2. Akibat pengangguran

Bagi perekonomian negara

1. Penurunan pendapatan perkapita.

2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.

3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Bagi masyarakat

1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.

2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan

apabila tidak bekerja.

3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Page 20: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Karena

data dan informasi yang peneliti kumpulkan lebih banyak bersifat keterangan-

keterangan atau penjelasan yang bukan berbentuk angka. Menurut Bogdan dan

Taylor (dalam Margono, 2005 : 36) penelitian kualitatif adalah proses penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati. Menurut Margono, bahwa ada beberapa ciri

penelitian kualitatif yaitu :

1. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung

2. Manusia merupakan alat (instrumen utama pengumpul data)

3. Analisis data dilakukan secara induktif

4. Penelitian bersifat deskriptif analitik

5. Tekanan penelitian berada pada proses

6. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus

7. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka

8. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama

9. Pembentukan teori berasal dari data

10.Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif

11.Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)

12.Teknik sampling cenderung bersifat posposive

Page 21: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

15

13.Makna sebagai perhatian utama penelitian

(Margono, 2005 : 36-42)

Berangkat dari ciri-ciri penelitian kualitatif di atas, maka dalam penelitian ini

digunakan pendekatan kualitatif yang sifatnya natural/alamiah.

3.2. Kehadiran Peneliti

Peneliti melakukan observasi mengamati dengan cermat terhadap obyek

penelitian. Untuk memperoleh data tentang penelitian ini, maka peneliti terjun

langsung ke lapangan. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai

instrumen kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan subyek dalam

waktu penelitian yang sudah ditetapkan peneliti untuk memperoleh data sesuai

dengan ciri penelitian kualitatif. Sebelum peneliti hadir di lapangan peneliti

memperoleh izin terlebih dahulu dari pihak-pihak atau instansi-instansi terkait

yang bertanggungjawab sesuai dengan prosedur yang berlaku. Peneliti hadir

sebagai pewawancara atau pengumpul data.

3.3. Sumber Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang valid, akurat, serta meyakinkan yang

berkaitan dengan ketrampilan dan jiwa wirausaha di SMA Negeri 3 Semarang,

sumber data sangat dibutuhkan. Menurut Suharsimi (2006 : 129) mengatakan

bahwa sumber data adalah "subyek darimana data diambil atau diperoleh".

Sumber data dalam penelitian ini adalah para pelajar di SMA Negeri 3 Semarang,

baik yang ikut dalam Ganesha Business Club atau tidak.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian,

begitu pula dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik relevan dengan

jenis penelitian kualitatif. Beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

Page 22: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

16

a. Teknik Observasi

Observasi merupakan alat pengumpul data yang dilakukan secara sistematis.

Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulangi

kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk

ditafsirkan secara ilmiah.

Secara umum observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu:

1. Observasi Partisipan

Adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observasi dengan

ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan di observasi.

2. Observasi Non Partisipan

Merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam

kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai

pengamat (Margono, 2005 : 161-162).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi partisipan, dimana

peneliti akan diambil dalam teknik observasi ini antara lain:

Data tentang peranan grup usaha pelajar dalam meningkatkan ketrampilan dan

jiwa wirausaha pada para pelajar di SMA Negeri 3 Semarang.

Data tentang minat berwirausaha para pelajar di SMA Negeri 3 Semarang.

Data tentang kendala dalam memulai usaha yang dialami para pelajar di SMA

Negeri 3 Semarang.

b. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

yaitu wawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan orang yang akan

diwawancarai yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan

diajukan (Moleong, 2005 : 186)

Page 23: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

17

Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta bahasa yang

digunakan harus jelas dan teratur. Teknik wawancara dapat dibedakan atas tiga

jenis yaitu :

1) Pembicaraan Formal

Wawancara ini sangat tergantung pada pewawancara sendiri

tergantung pada spontanitasnya mengajukan pertanyaan kepada yang

diwawancarai

2) Pendekatan Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara

Jenis ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis

besar pokok-pokok yang akan ditanyakan, pokok-pokok pertanyaan tidak

perlu dipertanyakan secara berurutan. Pelaksanaan wawancara dan

pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden

3) Wawancara Baku Terbuka

Jenis wawancara ini menunjukkan seperangkat pertanyaan baku.

Urutan pertanyaan, kata-kata dan cara penyajian sama untuk setiap

responden. Wawancara jenis ini bermanfaat apabila yang diwawancarai

jumlahnya banyak (Moleong, 2005 : 187-188)

Pada penelitian ini akan digunakan teknik wawancara yang menggunakan

petunjuk umum wawancara, dimana sebelum bertemu dengan informan, peneliti

akan mempersiapkan berbagai hal yang akan ditanyakan sehingga berbagai hal

yang ingin diketahui dapat lebih terfokus.

Adapun data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan wawancara tersebut di

atas adalah seperti : cita-cita, minat mereka untuk berwirausaha, kegiatan yang

dilakukan saat waktu luang, kendala-kendala mereka dalam berwirausaha.

Page 24: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

18

c. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, parasasti, notulen rapat,

lengger, agenda dan sebagainya mengisyarat. (Suharsimi, 2006 : 231)

Jadi dapat dipahami bahwa metode dokumentasi merupakan metode yang penting

dalam penelitian ini sebab data-data tertulis sangat menunjang dalam

menganalisis data

Data yang akan diambil melalui teknik ini yaitu:

Data tentang gambaran umum kegiatan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan

yang dilakukan grup usaha pelajar untuk para pelajar di SMA Negeri 3 Semarang.

Data tentang keadaan anak-anak, sarana dan prasarana SMA Negeri 3 Semarang.

Dokumen atau arsip yang berkaitan dengan SMA Negeri 3 Semarang.

3.5. Analisis Data

Data yang telah peneliti kumpulkan selama mengadakan penelitian perlu diolah

dan dianalisis dengan penuh ketelitian, keuletan dan secara cermat sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan tentang obyek-obyek penelitian yang baik.

Menurut Nazir (1983 : 358) “Analisis data adalah mengelompokkan, membuat

suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk

dibaca.” Berdasarkan definisi tersebut, analisis data dapat dikatakan sebagai suatu

cara untuk mengolah dan memaparkan data secara terorganisir dan sistematis.

Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan aturan-aturan yang ada

sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Dalam data ini peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih mengacu pada pengungkapan data

sesuai dengan realita dan tidak menggunakan data statistik.

Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis induktif dan deduktif.

Analisis induktif yang artinya dengan menguraikan peristiwa-peristiwa atau data-

data yang bersifat khusus untuk kemudian mengumpulkannya dengan bersifat

Page 25: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

19

general. Sedangkan analisis deduktif artinya menguraikan peristiwa yang bersifat

umum untuk kemudian mengumpulkannya dengan sifat khusus. Jadi, analisis data

merupakan langkah lanjutan dari kegiatan pengumpulan data. Data yang

terkumpul diolah dan dianalisis dengan maksud agar data itu mempunyai arti dan

mampu memberikan keterangan tentang populasi.

Page 26: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Ganesha Business Club

Berikut adalah profil Ganesha Business Club angkatan 2012.

4.1.1 Sejarah Singkat

Ganesha Business Club (GBC) merupakan grup usaha pelajar yang bergerak di

banyak bidang namun menjadi grup usaha yang satu. Didirikan pada 15 Agustus

2012. Grup usaha ini didirikan oleh 8 orang pelajar yang bersekolah di SMA 3

Semarang. Pada angkatan 2012, Ganesha Business Club memiliki perusahaan

bernama Zigma Corporation. Saat ini Zigma Corporation berperan sebagai

distributor. Bergerak dalam 6 bidang usaha yaitu distribusi teknologi informasi,

alat musik, fashion, makanan, pulsa elektronik, serta jasa keuangan.

4.1.2 Struktur Organisasi

Sebagai sebuah grup usaha, Zigma Corporation memiliki struktur organisasi yang

ditangani oleh pelajar-pelajar yang sesuai dengan keahliannya.Struktur organisasi

terlampir.

4.1.3 Program Kerja

Guna mencapai tujuan GBC, secara rutin dibuat beberapa program kerja dalam

kurun waktu tertentu. Berikut adalah program kerja GBC berdasarkan kurun

waktunya.

4.1.3.1 Program Kerja Harian

1) Mengadakan mentoring 24/7

2) Mengadakan kumpul kurang lebih 10 menit

Page 27: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

21

4.1.3.2 Program Kerja Mingguan

1) Mengadakan mentoring motivasi.

2) Mengadakan bazar tiap Sabtu pagi.

3) Mengadakan belajar bersama.

4) Mengadakan evaluasi per kelompok.

5) Berjualan saat event-event.

4.1.3.3 Program Kerja Bulanan

1) Mengunjungi panti asuhan anak yatim.

2) Mengadakan rapat akhir bulan dan evaluasi bersama.

3) Membagi keuntungan dengan investor.

4) Mengadakan seminar.

5) Membuat laporan keuangan.

4.1.3.4 Program Kerja Tahunan

1) Mendirikan toko/outlet.

2) Mensponsori kegiatan-kegiatan sosial.

3) Menambah divisi usaha.

4) Mengadakan regenerasi.

4.1.4 Divisi Usaha

Berikut beberapa divisi usaha yang ada di Zigma Corporation:

4.1.4.1 Zigma Computer

Zigma Computer bergerak di bidang distribusi IT. Toko IT ini merupakan toko

komputer, tablet, dan handphone. Memiliki agen yang tersebar di berbagai SMA

maupun SMK. Selain itu GBC Computer mempunyai banyak relasi pemasok

lokal maupun ibukota.

4.1.4.2 Zigma Finance (ZiFi)

Zigma Invest merupakan unit usaha yang bekerja di bidang jasa keuangan yaitu

pengumpulan dana investasi untuk membiayai berbagai kegiatan usaha yang

menguntungkan. Sebagian besar nasabah merupakan pelajar SMA/SMK dengan

menggunakan konsep bagi hasil, keuntungan dari dana investasi dibagikan kepada

Page 28: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

22

para nasabah. Cara kerja investasi, para investor menanamkan uang modal. Uang

tersebut akan kami pakai untuk membeli barang dagangan. Contoh : flasdisk,

baju, pulsa, dll. Lalu kami menjual barang tersebut kepada para konsumen.

Barang terjual, kami mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang kami peroleh

akan kami bagi kepada para investor dengan sistem bagi hasil dengan prosentase

70% untuk kami dan 30% kepada para investor. Laporan keuangan tentang

keuntungan per bulan kami akan buat setransparan mungkin sehingga tidak terjadi

penyelewenggan dana.

4.1.4.3 Zigma Food and Beverages

Zigma Food and Beverages adalah unit usaha yang mengerjakan distribusi

makanan ringan (snack). Memiliki pasar berbagai kalangan rumah tangga dan

kalangan pelajar.

4.1.4 Kegiatan dan Pencapaian

Sebagai sebuah grup usaha yang sedang berkembang, Ganesha Business Club

telah mengadakan berbagai kegiatan serta memperoleh pencapaian yang terus

berkembang. Berikut beberapa kegiatan serta pencapaian yang telah dihasilkan

oleh Ganesha Business Club dalam kurun waktu yang relatif sebentar.

4.1.4.1. Kegiatan Mentoring dan Motivasi 24jam/7hari oleh Mentor

Bisnis bukan berarti hanya melakukan kegiatan yang menghasilkan uang. Bisnis

seperti itu bukanlah bisnis yang memakmurkan kehidupan manusia. Bisnis yang

benar adalah bisnis yang menjadikan diri kita lebih baik, lebih berani, dan lebih

bahagia dari sebelumnya.

Banyak hal sebenarnya dalam kehidupan ini yang perlu mentoring. Tidak hanya

bisnis. Mentoring sangat diperlukan karena itulah sebenarnya bagian pokok dari

sebuah pekerjaan. Dari mentoring yang benar, kita tahu mengapa kita bekerja dan

kita tahu bagaimana kita bekerja dengan baik.

Page 29: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

23

Dengan mentoring pula kita bisa merutinkan kebaikan-kebaikan yang ada.

Misalnya Shalat Tahajud, bangun pagi, dan saling mengingatkan agar selalu ingat

kepada-Nya.

Selain itu, mentoring juga bermanfaat tidak hanya bagi yang mendengarkan,

mentornya pun merasa terdidik dengan mentor tersebut. Maka, Ganesha Business

Club selalu mengadakan mentoring di setiap kesempatan.

4.1.5.2. Pendapatan Modal

Setelah berjalan beberapa waktu, Zigma Corporation telah memiliki modal kurang

lebih sebesar Rp5.000.000,00. Modal sebesar itu kami dapatkan dari hasil

penjualan selama seminggu dan pendanaan dari investor yang sebagian

merupakan siswa di SMA Negeri 3 Semarang. Modal tersebut kami gunakan

untuk membeli barang dagang, biaya operasional, serta bagi hasil dengan investor.

Selain itu, kami juga mengambil keuntungan dari modal itu guna mensponsori

kegiatan-kegiatan di SMA Negeri 3 Semarang.

4.1.5.3. Mensponsori Kegiatan Grand Mentoring Rohis SMA Negeri 3

Semarang.

Kami tahu bahwa kami memerlukan sebuah sarana guna mengenalkan grup kami

kepada para pelajar serta masyarakat luas. Salah satu strategi dari marketing kami

ialah dengan mensponsori kegiatan Grand Mentoring Rohis SMA Negeri 3

Semarang pada Kamis, 30 Agustus 2012. Kami mensponsori kegiatan grand

mentoring rohis dengan dana surplus dari divisi Zigma Food and Beverage.

Kami mensponsori kegiatan tersebut dengan menyediakan konsumsi berupa

makanan. Dengan cara seperti ini, GBC akan dikenal secara luas khususnya di

SMA 3 Semarang.

4.2. Strategi GBC Dalam Mengatasi Pengangguran

Dengan mengajarkan ketrampilan dan jiwa wirausaha GBC membentuk para

siswanya menjadi pengusaha muda yang siap dalam teori maupun praktek kerja.

GBC juga mempengaruhi para siswanya untuk menjadi seorang

Page 30: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

24

pengusaha/enterpreneur. karena di sebuah artikel ada yang mengatakan seperti ini

“kenapa seorang young enterpreneur bisa dikatakan memberi solusi dalam

mengatasi pengangguran di Indonesia ini?” kami GBC mempunyai alasan yang

kuat tentang pertanyaan itu dan sekaligus mejawab tentang strategi kami dalam

mengatasi pengangguran. Seorang young enterpreneur telah menciptakan suatu

lapangan kerja bagi dirinya sendiri. Meskipun belum mempunya karyawan dan

semua masih dikerjakan sendirian, dengan otomatis dia tidak perlu

menggantungkan diri pada lowongan pekerjaan kepada orang lain. Dengan

memiliki usaha sendiri, berarti dia sudah bekerja dan tidak menganggur sehingga

tidak menambah pengangguran. Seiring waktu berjalan maka usaha young

enterpreneur tadi berkembang pesat dan mulai menciptakan lapangan kerja bagi

orang lain, dengan cara merekrut karyawan-karyawan baru dalam usahanya

tersebut. dengan cara ini maka pengangguran di Indonesia akan berkurang dan ini

adalah salah satu strategi kami untuk mencuptakan para pengusaha muda yang

akan membangun Indonesia. Kami telah melakukan beberapa wawancara dengan

pelajar yang tidak mengikuti GBC.

Berdasarkan wawancara yang kami lakukan. narasumber sendiri takut menjadi

pengusaha muda dikarenakan kurangnya pengalaman dan takut menganggung

rugi. Alasan ini diperkuat dengan wawancara yang kami lakukan dengan beberapa

teman kami yang tidak mengaikuti GBC.Strategi kami dalam mengatasi hal ini

adalah dengan lebih mengenalkan GBC kepada para pelajar, memberi contoh

dengan praktek lapangan di SMA 3 Semarang bahwa menjadi pengusaha muda

tidaklah susah asalkan ada niat yang tulus.

Page 31: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

25

4.3. Upaya Peningkatan Jiwa dan Keterampilan

Wirausaha

Ganesha Business Club berupaya meningkatkan keterampilan dan jiwa wirausaha

para pelajar melalui cara-cara berikut.

4.3.1. Upaya Peningkatan Jiwa Wirausaha

Di dalam GBC sering dilakukan kegiatan motivasi sehingga menambah jiwa

wirausaha kami. Selain itu, kami juga langsung praktek lapangan demi melatih

rasa percaya diri kami dan niat/ kemauan yang tinggi untuk menjadi pengusaha

muda. Serta diajarkan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan harus berani

mengambil resiko. misalkan akan mengambil barang dari supplier kita harus

menentukan barang jenis apa yang akan kami ambil dengan keputusan yang cepat

dan kemungkinan beresiko tinggi. Untuk menekan resiko yang tinggi tersebut,

kami memiliki bagian marketing yang dapat menyelesaikannya. Penyelesaiannya

dengan cara menganalisis barang - barang apa saja yang laku keras di pasaran.

Setelah melakukan analisa, bagian marketing juga yang merencanakan cara

penjualan barang-barang yang menarik agar cepat laku di pasaran.

4.3.2.1. Motivasi tiap hari

Pemberian motivasi setiap hari sangat diperlukan dalam meningkatkan jiwa

wirausaha. Motivasi tersebut bisa menjadi pemicu dan langkah awal untuk meraih

cita-cita.

4.3.2.2. Pemberian Kompetensi yang Cukup

Kompetensi berupa materi dan latihan sangat diperlukan dalam meningkatkan

jiwa wirausaha. Kompetensi yang sesuai dengan keahlian memberi kelebihan

tersendiri bagi para anggota GBC.

4.3.2. Upaya Peningkatan Keterampilan Wirausaha

GBC memberikan ketrampilan usaha kepada kami diantaranya: mengajarkan

kepada kami semua tentang dasar akutansi(debit,kredit), bagaimana cara

Page 32: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

26

marketing yang baik, melihat peluang yang baik di pasaran, cara menjadi

pemimpin yang baik, cara untuk mencari investor dengan bahasa yang sopan dan

santun, profesionalitas dalam setiap pekerjaan.

4.3.2.1. Pelatihan IT

Pelatihan penggunaan teknologi untuk jaman sekarang memang sangat

diperlukan. GBC melatih kami untuk menguasai gadget. Terlebih lagi dengan

didukungnya Internet yang sering diakses oleh setiap orang. kami melihat peluang

yang besar tersebut dengan membuat Online shop. Dengan membuat Online shop,

kami dapat mengembangkan jaringan usaha kami sampai ke seluruh belahan

dunia. Online shop ini merupakan mengembangan peluang usaha yang paling

mudah. Dikatakan mudah karena kita tidak perlu menjajakan dagangan dengan

tergesa-gesa, menawarkan dagangan kesana kemari. itu tidak perlu. Dengan

adanya Online shop, kami hanya posting barang, lalu selalu mengupdate harga

barang, setelah itu kami tinggal menunggu sms/ telfon dari contac person yang

kami publish pada Online shop. Disamping Online shop, kami diajari tentang E-

Banking. E-Banking adalah transaksi jual beli online dengan menggunakan atm.

E-Banking mempermudahkan kami untuk bertransaksi kepada orang yang berada

sangat jauh pada kami. Online shop dan E-Banking sangat mempermudah kami

dalam pengoptimalkan jaringan dagang yang sangat luas.

4.3.2.3. Pelatihan Public Speaking

Pelatihan ini ditujukkan kepada para anggota GBC agar berani dan mengetahui

cara yang benar ketika berhadapan dengan orang lain. Karena ada beberapa anak

yang mempunyai sifat pemalu, maka pelatihan ini sangat dibutuhkan. Selain itu

dengan adanya pelatihan ini, kemampuan bahasa dan penyampain para anggota

juga dapat meningkat. Salah satu caranya adalah dengan pemberian materi,

praktek langsung, dan debat sesama anggota.

4.3.2.4. Pelatihan Marketing

Pengertian marketing adalah pemasaran. GBC melatih kita supaya tahu cara-cara

pemasaran : melihat segmentasi pasar, membuat grafik antara barang yang dijual

Page 33: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

27

dengan permintaan konsumen. Dengan memiliki dasar-dasar strategi pemasaran

yang bagus, kami yakin tujuan yang kami miliki dapat kami raih yaitu mengatasi

malah pengangguran di Indonesia

4.3.2.5. Pelatihan Akuntansi

Pemberian pelatihan akuntansi sangat penting karena jika tidak ada pelatihan ini

maka kami akan bingung menghitung pengeluaran dan pembelian yang telah kami

lakukan. Pelatihan yang diberikan antara lain pembukuan, debit & kredit, memuat

jurnal.

4.4. Analisis

Analisis disini adalah hasil dari pengamatan dan wawancara terhadap anggota

GBC.

4.4.1. Dampak Kegiatan Terhadap Jiwa Wirausaha

Dengan adanya kegiatan GBC, jiwa wirausaha siswa menjadi lebih kuat dan lebih

spesifik. Lebih kuat karena siswa menjadi yakin untuk berwirausaha. Mereka

tidak takut akan resiko-resiko yang akan mereka hadapi bila menjadi seorang

pengusaha. Siswa juga menjadi lebih percaya diri. Cita-cita kami tidak ragu lagi

untuk menjadi seorang pengusaha muda Indonesia.

4.4.2. Dampak Kegiatan Terhadap Keterampilan Wirausaha

Siswa menjadi lebih terampil dalam berwirausaha setelah adanya kegiatan GBC.

Mereka dilatih agar mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam jangka waktu

tertentu serta dilatih dalam memanajemen perusahaan.

Kemampuan kami dulu dalam akuntansi benar-benar nihil, tidak tahu apa-apa.

Tetapi setelah diberi materi oleh GBC, kami jadi pentingnya keberadaan

akuntansi

Keterampilan dalam marketing sangat dirasakan oleh anggota GBC. Mereka

mengaku lebih bisa bergaul dan berkomunikasi dengan lebih baik setelah ikut

Page 34: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

28

GBC. Karena sebenarnya kegiatan marketing ialah komunikasi dengan orang lain

untuk menjual produk.

Karena GBC merupakan organisasi usaha, anggota GBC memiliki keterampilan

lebih dalam hal informasi teknologi. Dalam suatu organisasi diperlukan adanya

surat-surat dan suatu organisasi usaha perlu mengetahui dan terampil dalam IT

agar sesuai dengan zamannya.

4.4.3. Dampak Kegiatan Terhadap Kehidupan Individu Anggota

Dengan adanya kegiatan GBC, siswa menjadi lebih disiplin dalam belajar,

beribadah, dan berwirausaha. Mereka berlatih disiplin dengan cara bangun bangun

pada awal pagi pukul 02.00 WIB. Manfaat bangun pagi tersebut ialah untuk

belajar dan beribadah. Jika ada UHT/MID/Semesteran kami menggunakan waktu

sepulang sekolah untuk belajar besama. Memang diperlukan perjuangan untuk

mencapai kesuksesan.

4.4.4. Dampak Kegiatan Terhadap Kehidupan Belajar Siswa

Kehidupan belajar siswa menjadi lebih efektif dengan adanya kegiatan GBC.

Siswa mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan baik.

Tugas-tugas yang diberikan oleh guru juga dapat mereka kerjakan dengan baik

pula. Selain itu, mereka juga memiliki konsep belajar yang berbeda dengan siswa

lain. Siswa yang ikut GBC memiliki konsep belajar yang berniat untuk kebaikan

diri sendiri dan orang lain serta keyakinan yang kuat untuk meraih cita-cita

mereka.

4.4.5. Dampak Kegiatan Terhadap Prestasi Siswa

Prestasi siswa menjadi lebih berkembang dengan adanya kegiatan GBC. Hal ini

terlihat pada keseriusan mereka akan perlombaan-perlombaan yang mereka ikuti.

Mereka memiliki ide-ide untuk membuat karya ilmiah. Olimpiade akademik

seperti, olimpiade teknologi informasi, olimpiade biologi, dan sebagainya pun

banyak mereka ikuti.

Page 35: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Dengan melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang

bersifat kegiatan ekstra kepada para pelajar SMA/SMK maka dapat

mendidik para pelajar untuk memiliki ketrampilan dan jiwa wirausaha.

Sehingga apabila mereka telah dewasa, diharapkan dapat menjadi seorang

pengusaha. Dengan begitu mereka dapat mengatasi pengangguran di

masyarakat maupun bagi diri mereka sendiri.

2. Dengan adanya beragam aktivitas dalam kegiatan GBC, keterampilan

dalam berwirausaha para pelajar semakin meningkat. Selain mendapatkan

keterampilan, GBC juga meningkatkan semangat jiwa wirausaha kepada

para pelajar melalui mentoring dan praktek berjualan langsung.

3. Kegiatan GBC berdampak cukup baik terhadap keterampilan dan jiwa

wirausaha bagi pelajar. Hal ini dapat dilihat dari program kerja GBC,

pencapaian GBC, serta pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh GBC.

Dampak GBC pun juga tidak hanya dirasakan oleh anggota GBC saja. Hal

tersebut dapat dilihat dari kegiatan GBC yang bermanfaat bagi orang lain

minimalnya membantu perekonomian masyarakat.

Page 36: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

30

5.2. Saran

1. Sebaiknya kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan jangka waktu lebih lama.

Karena dalam mendidik mental dan kompetensi wirausaha dibutuhkan

waktu yang tidak singkat. Selain itu juga dibutuhkan donatur yang mau

untuk membantu keterbatasan finansial dalam melaksanakan berbagai

kegiatan pelatihan dan pendidikan kepada para pelajar.

2. Akan lebih baik lagi bila diadakan penelitian-penelitian yang lebih

mendalam mengenai upaya peningkatan keterampilan dan jiwa wirausaha

bagi pelajar untuk mengatasi pengangguran melalui grup usaha pelajar.

Sehingga manfaat keberadaan grup usaha pelajar dalam masyarakat akan

lebih berkembang terutama di sekolah.

Page 37: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

DAFTAR PUSTAKA

A.B. Susanto. 2007. Corporate Social Responsibility. Jakarta : The Jakarta

Consulting Group, hal. 54

Anonim. (tanpa tahun). Kewirausahaan. Diunduh dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan, pada 28 Agustus 2012

Anonim. (tanpa tahun). Pengangguran. Diunduh dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran, pada 28 Agustus 2012

Bolton Bill dan John Thompson. The Entrepreneur in Focus. Great

Britain:Thomson.2003

John Elkington & Pamela Hartigan, The Power of Unreasonable People: How

Social Entrepreneurs Create Markets That Change the World Chapter 1:

Creating Successful Business Models. USA: Harvard business school

press. page. 76

Karen Braun, Social Entrepreneurship: Perspectives on an Academic Discipline.

Theory in Action, Vol. 2, No. 2, April 2009. Hlm. 75.

Peter Drucker, 1985. Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles.

New York: William Heinemann Ltd. hlm. 67

Peter Drucker, 1985. Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles.

New York: William Heinemann Ltd. hlm. 67

Roger.L . Martin & Sally Osberg. Social Entrepreneurship: The Case For

Definition. 2007.

Zimmere W.Thomas dan Norman M.Scarborough. Pengantar Kewirausahaan

dan Manajemen Bisnis Kecil.Indonesia: doublefish.2002

Page 38: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KETUA :

NAMA LENGKAP : ARIASETA SETIA ALAM

TEMPAT TANGGAL LAHIR : SEMARANG, 13 AGUSTUS 1994

KELAS : XII – IPA 1

SEKOLAH : SMA N 3 SEMARANG

PRESTASI :

JUARA 1 LCCTI UII NASIONAL 2011

JUARA 1 PROGRAMMING UNDIP 2011

JUARA 1 PROGRAMMING UKSW 2011

JUARA 3 LCC ANTI ROKOK

JUARA 2 MAPEL TIK TINGKAT KOTA 2011

ANGGOTA 1:

NAMA LENGKAP : YAMA DHARMA PUTRA

TEMPAT TANGGAL LAHIR : SIDOARJO, 10 AGUSTUS 1997

KELAS : X - 1

SEKOLAH : SMA N 3 SEMARANG

PRESTASI : -

ANGGOTA 2:

NAMA LENGKAP : CHARIS ACHMAD TAJUDDIN

TEMPAT TANGGAL LAHIR : SEMARANG, 17 FEBRUARI 1997

KELAS : X – 9

SEKOLAH : SMA N 3 SEMARANG

PRESTASI : -

Page 39: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur organisasi GBC angkatan 2012

Struktur Organisasi Zigma Corporation

Page 40: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

Ini merupakan struktur organisasi kami GBC ‘2012

Keterangan organisasi:

CEO : Chief Executive Officer

CFO : Chief Financial Officer

COO : Chief Operating Officer

SVP. : Senior Vice President

VP : Vice President

CRD : Creative Research and Developmnt

CSR : Vice President Corporate Social Responsibility

Page 41: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

Lampiran 2 : Foto-foto barang dagangan dan foto divisi

Foto barang dagangan

Page 42: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

Foto proses penjualan

Page 43: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

Foto divisi angkatan GBC tahun 2012 (Zigma Corporation)

Dewan direksi

Marketing Team

Operating Team

Page 44: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

Accounting Team

Zigma Corporation

Page 45: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

Lampiran 3 : Hasil Wawancara

Berikut adalah hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan beberapa anak

yang tidak mengikuti GBC

Narasumber : Alan Falahi Bachtiar (X-1)

Pembicara : Apa cita-cita anda?

Narasumber : Menjadi seorang pilot

Pembicara : Kesibukan apa saja yang anda lakukan selama di sekolah?

Narasumber : Belajar

Pembicara : Apa anda berminat menjadi seorang pengusaha muda?

Narasumber : Berminat

Pembicara : Lantas, bagaimana dengan cita-cita anda sebelumnya?

Narasumber : Cita-cita saya tetap menjadi pilot, pengusaha hanya

sampingan saja.

Pembicara : Untuk sekarang, usaha apa yang anda lakukan sebagai

pengusaha muda?

Narasumber : Untuk sekarang saya lebih menabung dulu untuk

membuka usaha.

Narasumber : Muh. Fariq (X-1)

Pembicara : Apa cita-cita anda?

Narasumber : Saya ingin menjadi dokter kandungan

Pembicara : Kesibukan apa saja yang anda lakukan selama di sekolah?

Narasumber : Belajar

Pembicara : Apa anda berminat menjadi pengusaha muda?

Narasumber : Tidak

Pembicara : Mengapa tidak?

Narasumber : karena menjadi pengusaha muda itu penuh resiko dan saya

tidak punya minat dan bakat dengan menjadi pengusaha

Page 46: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

Narasumber : Narasumber : Rayvivant I.R (X-1)

Pembicara : Apa cita-cita anda?

Narasumber : Cita-cita saya menjadi seorang dokter anak.

Pembicara : Kesibukan apa saja yang anda lakukan di sekolah?

Narasumber : Belajar dan becanda.

Pembicara : Untuk meraih cita-cita anda, usaha apa saja yang sudah

anda lakukan?

Narasumber : Untuk mewujudkan cita-cita saya sendiri, saya belum

melakukan usaha yang spesifik untuk menjadi dokter.

Mungkin untuk saat ini saya memfokuskan untuk belajar

pelajaran-pelajaran yang menyangkut sekolah.

Pembicara : Apakah anda tertarik menjadi pengusaha?

Narasumber : Saya tertarik.

Pembicara : Mengapa? lantas bagaimana dengan cita-cita anda

sebelumnya?

Narasumber : kalau menjadi pengusaha saya sebagai sampingan

saja.pekerjaan utama saya tetap menjadi dokter anak.

Pembicara : Kalau menjadi pengusaha muda?

Narasumber : Wah,kalau menjadi pengusaha muda. Saya takut rugi

terlebih saya belum berpengalaman untuk menjadi

pengusaha muda.

Berikut adalah hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan beberapa anak

yang mengikuti GBC

Narasumber : Aileen Nindita (X-4)

Pembicara : Apa alasan anda menjadi seorang pengusaha?

Narasumber : Alasan pertama saya, menjadi pengusaha adalah impian

saya. Kedua, saya ingin memajukan Indonesia dengan

memperbanyak pengusaha.

Page 47: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

Pembicara : Di GBC anda memegang divisi apa?

Narasumber : Saya menjadi seorang akuntan

Pembicara : Sebelum anda mengikuti GBC, apakah anda memiliki

kemampuan lebih untuk menjadi seorang akuntan?

Narasumber : Sebelumnya saya tidak memiliki kemampuan untuk

menjadi seorang akuntan. Di GBC inilah saya mendapatkan

pelajaran akuntansi. Belajar akuntansi di GBC serasa

nyaman sama teman-teman. Belajarnya tidak serius sekali

seperti KBM di sekolah ada bercanda juga.

Pembicara : Selama anda mengikuti GBC, meningkatkah keinginan

kewirausaan anda?

Narasumber : Meningkat, dengan adanya GBC ini saya menjadi lebih

mempunyai gambaran tentang bagaimana menjadi

pengusaha, hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memulai

usaha.

Pembicara : Apa harapan anda kedepan untuk GBC?

Narasumber : Harapan kedepan saya sebagai seorang bendahara adalah

semoga GBC memiliki modal yang terus berkembang

sehingga temen-temen lebih bersemangat lagi jualannya

Narasumber : Muh. Muhlas Abror (X-9)

Pembicara : Apa alasan anda menjadi seorang pengusaha?

Narasumber : Alasan saya untuk menjadi soerang pengusaha adalah

membuka lapangan kerja seluas luasnya dengan mendirikan

sebuah perusaan besar sehingga tidak ada lagi

pengangguran di indonesia

Pembicara : Selama anda mengikuti GBC, meningkatkah keinginan

kewirausaan anda?

Narasumber : Meningkat sekali, saya menyambut dengan gembira

organisasi GBC ini. Dengan adanya GBC ini keinginan

Page 48: Ariaseta-sman 3 Semarang-upaya Meningkatkan Ketrampilan Dan Jiwa Wirausaha Pada Pelajar Untuk Mengatasi Pengangguran Melalui Grup Usaha Pelajar (Studi Kasus Ganesha Business Club Sman

saya untuk menjadi pengusaha lebih besar daripada

sebelumnya.

Pembicara : Di GBC anda memegang divisi apa?

Narasumber : Saya memegang bagian marketing

Pembicara : Sebelum mengikuti GBC, apakah anda mempunyai

keahlian lebih dalam marketing?

Narasumber : Saya tidak mempunyai keahlian apapun sebelum masuk

GBC. Kemudian di dalam GBC saya dipercaya untuk

memegang divisi marketing. Awalnya saya takut, karena

saya tidak bisa markerting. Tetapi setelah saya tahu GBC

melatih para siswanya dari nol. Saya mau

menjadi marketing dengan penuh semangat.

Pembicara : Apa saja yang telah diajarkan GBC kepada anda

khususnya dibidang marketing?

Narasumber : Banyak sekali pengetahuan tentang bisnis. Kalau dibidang

marketing saya diajarkan tentang cara pemasaran yang baik

dan tepat,membaca keinginan para konsumen dengan

melakukan survei data, dan banyak lagi.

Pembicara : Selama anda mengikuti GBC, meningkatkah keinginan

kewirausaan anda?

Narasumber : Meningkat, terlebih didorong dengan adanya jiwa

wirausaha yang telah diberikan oleh GBC saya menjadi

lebih giat memasarkan barang-barang dan memikirkan

strategi pemasaran.

Pembicara : Apa harapan anda kedepan untuk GBC?

Narasumber : Harapan saya, nanti pemasaran GBC mencapai seluruh

Indonesia. Karena mencapai seluruh Indonesia maka kam

akan membuka kantor cabang di seluruh provinsi dan

pembukaan kantor cabang tersebut menyerap banyak

pekerja dari masing-masing daerah.