3. indah dp

14
1 Uji Efektivitas Andrographis paniculata Nees terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia Coli 1) Indah Dwi Pratiwi, 2) Prof. Dr. Dr. Efrida WN, M. Kes, Sp.MK Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstrak Sambiloto (Andrographis paniculata nees) mempunyai banyak khasiat diantaranya sebagai hepatoprotektor, demam, antibakteri dan berbagai penyakit lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri pada sambiloto terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum ekstrak sambiloto yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Ekstrak sambiloto didapatkan dari laboratorium kimia organik Universitas Lampung dengan menggunakan tekhnik maserasi. Aktivitas antibakteri ekstrak sambiloto dilakukan dengan menggunakan uji difusi secara sumuran. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak sambiloto memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli . Dengan kadar hambat minimum rata-rata 50% dengan diameter 9,33mm pada Staphylococcus aureus dan 25% dengan diameter 10mm pada Escherichia coli. Kata kunci: Andrographis paniculata nees, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus The Effectiveness Test of Andrographis paniculata Ness (Sambiloto) for Staphylococcus aureus and Escherichia Coli Indah Dwi Pratiwi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstract Sambiloto (Andrographis paniculata nees) has many benefits such as hepatoprotector, fever, bacterial and other diseases. This research aims to investigate the antibacterial activity sambiloto against Staphylococcus aureus and Escherichia coli and to determine the minimum inhibitory concentration of sambiloto extract capable of inhibiting the growth of bacteria. Sambiloto Extract obtained from the laboratory Kimia Organic Universitas Lampung using maceration techniques. Antibacterial activity of extracts of Sambiloto performed using diffusion test pitting. From the results of the research showed that the extract of Sambiloto has antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli With the average minimum inhibitory levels is 50% and the diameter on

Upload: syahrul-habibi-nasution

Post on 27-Oct-2015

119 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. indah dp

1

Uji Efektivitas Andrographis paniculata Nees terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia Coli

1)Indah Dwi Pratiwi, 2)Prof. Dr. Dr. Efrida WN, M. Kes, Sp.MK

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak

Sambiloto (Andrographis paniculata nees) mempunyai banyak khasiat diantaranya sebagai hepatoprotektor, demam, antibakteri dan berbagai penyakit lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri pada sambiloto terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum ekstrak sambiloto yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Ekstrak sambiloto didapatkan dari laboratorium kimia organik Universitas Lampung dengan menggunakan tekhnik maserasi. Aktivitas antibakteri ekstrak sambiloto dilakukan dengan menggunakan uji difusi secara sumuran. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak sambiloto memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli . Dengan kadar hambat minimum rata-rata 50% dengan diameter 9,33mm pada Staphylococcus aureus dan 25% dengan diameter 10mm pada Escherichia coli.

Kata kunci: Andrographis paniculata nees, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

The Effectiveness Test of Andrographis paniculata Ness (Sambiloto) for Staphylococcus aureus and Escherichia Coli

Indah Dwi Pratiwi

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstract

Sambiloto (Andrographis paniculata nees) has many benefits such as hepatoprotector, fever, bacterial and other diseases. This research aims to investigate the antibacterial activity sambiloto against Staphylococcus aureus and Escherichia coli and to determine the minimum inhibitory concentration of sambiloto extract capable of inhibiting the growth of bacteria. Sambiloto Extract obtained from the laboratory Kimia Organic Universitas Lampung using maceration techniques. Antibacterial activity of extracts of Sambiloto performed using diffusion test pitting. From the results of the research showed that the extract of Sambiloto has antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli With the average minimum inhibitory levels is 50% and the diameter on Staphylococcus aureus is 9,33mm and 25% with 10mm diameter on Escherichia coli.Key word: Andrographis paniculata nees, Escherichia coli and Staphylococcus aureus

Pendahuluan

Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan pesat dan

banyak dijadikan alternatif oleh sebagian masyarakat. Efek samping obat tradisional relatif

kecil dengan harga terjangkau. Efek farmakologiknya dapat dipercepat dan diperkuat dengan

cara purifikasi ekstrak serta adanya data ilmiah yang lengkap, hal ini merupakan keunggulan

Page 2: 3. indah dp

2

obat tradisional (Pramono, 2002). Menurut data hasil penelitian Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah (Banlitbangda) kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2009

menyebutkan jenis tanaman tradisional yang banyak digunakan sebagai obat adalah

sambiloto, daun dewa, aren, temulawak, kunyit, jahe dan serai (Puslitbang, 2009).

Di Indonesia banyak orang mengenal sambiloto dengan sebutan jamu pait. Dan banyak pula

yang mengkonsumsinya dengan meminum air rebusan sambiloto terkait dengan mudahnya

memperoleh sambiloto. Dan bagi yang tidak tahan dengan rasanya dapat mengkonsumsi

dalam bentuk kapsul. Di Cina, sambiloto sudah di uji klinis dan terbukti berkhasiat sebagai

hepatotoksik. Di jepang, sedang di jajaki kemungkinan untuk memakai sambiloto sebagai

obat HIV dan di Skandinavia, sambiloto digunakan untuk mengatasi infeksi (Yuliatin, 2012).

Penyakit infeksi merupakan masalah paling banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari.

Kasus infeksi disebabkan oleh bakteri patogen, yang masuk ke dalam jaringan tubuh,

berkembang biak didalam jaringan dan biasanya menimbulkan penyakit (Waluyo, 2004).

Bakteri gram negatif yang paling banyak menyebabkan infeksi terutama infeksi saluran kemih

adalah bakteri Escherichia coli (Samirah, 2002). Pada bakteri gram positif terbanyak yang

menyebabkan infeksi adalah Staphylococcus aureus dan streptococcus sp.

Beberapa penyakit infeksi dapat ditanggulangi dengan penggunaan antibiotik yang rasional.

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menimbulkan dampak negatif, seperti

terjadinya kekebalan kuman terhadap beberapa antibiotik dan meningkatnya efek samping

obat. Sedangkan yang terjadi saat ini penggunaan antibiotik sering kali tidak rasional hal ini

mengakibatkan resistensi pada beberapa bakteri. Pemberian antibiotik dikatakan tepat bila

efek terapi mencapai maksimal sementara efek toksik yang berhubungan dengan obat menjadi

minimal, serta perkembangan antibiotik resisten seminimal mungkin (WHO, 2001).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fajar Dwi Setiawan dkk, Sri Murwani,

Purwani T, Nuke Erlina Mayasari, Astri Widiyani dan Nur Ichsan membuktikan bahwa

Andrographis paniculata nees efektif sebagai antibakteri. Beranjak dari penelitian tersebutlah

dilakukan penelitian mengenai uji efektivitas Andrographis paniculata nees terhadap

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, yang bertujuan untuk mengetahui adanya

aktivitas antibakteri pada ekstrak sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) terhadap bakteri

gram positif (Staphylococcus Aureus) dan bakteri gram negatif (Escherichia Coli).

Page 3: 3. indah dp

3

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan metode difusi Kirby bauer.

Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2012 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi

fakultas Kedokteran Universitas lampung. Bahan penelitian adalah ekstrak sambiloto yang

didapatkan dari laboratorium MIPA Kimia Organik universitas lampung. Bakteri uji yang

dipergunakan adalah bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri Gram negatif

(Escherichia coli) sebagai bakteri uji yang berasal dari Laboratorium Kesehatan Provinsi

Lampung. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : pipet hisap, mikropipet,

tabung reaksi, beaker glass, cawan petri, incubator, autoklaf, rak, ose, neraca ukur, stir plate,

tabung Erlenmeyer dan hot plate.

Ekstrak sambiloto sebanyak 50gram didapatkan dari sambiloto kering dengan berat 2kg, yang dibuat ekstrak dengan tekhnik maserasi. Ekstrak sambiloto didapatkan dari Laboratorium Kimia Organik Universitas Lampung. Alat yang digunakan dalam penelitian dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kertas, selanjutnya di autoklaf pada suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Setelah itu dimasukan oven suhu 1000C selama 1 jam untuk mengeringkan alat (Dewi,2010).

Pembuatan muller hinton agar dilakukan dengan menimbang 3,8 gram Muller Hinton Agar

(38 gr/L) dengan komposisi medium (Beef Infusion 300 gr, Casamino acid 17,5 gr, Starch 1,5

gr, Agar 17 gr) dilarutkan dalam 100 ml aquadest lalu dipanaskan hingga mendidih kemudian

disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan tekanan udara 1 atm suhu 121 0C

(Dewi,2010). Urutan pengujian efek antimikroba adalah dengan Pembuatan sumuran

dilakukan dengan meletakkan pipet steril pada cawan petri steril dengan menggunakan pinset

sebelum bakteri dan agar dimasukkan. Setelah agar dan bakteri di masukan ditunggu sampai

memadat. Setelah agar memadat angkat pipet yang telah kita taruh pada masing-masing label

pada cawan (Dewi,2010).

Suspensi bakteri dilakukan dengan Biakan bakteri diambil sebanyak 1-2 ose dan

disuspensikan kedalam larutan NaCL 0,9% sampai diperoleh kekeruhan yang sesuai dengan

standar 0,5 Mac Farland atau sebanding dengan jumlah bakteri 108 (CFU)/mL. Suspensi

Page 4: 3. indah dp

4

bakteri diteteskan sebanyak 50µl kemudian diratakan lalu dimasukan agar yang sudah kita

buat (Yulina,2011).

Sumuran yang telah kita buat setelah agar mengeras kita isi sumuran-sumuran yang sudah

terbentuk dari pipet tadi dengan infusa sambiloto sesuai dengan konsentrasi yang telah kita

tentukan dengan menggunakan micro pipet. Setelah itu, media dimasukkan kedalam inkubator

pada suhu 370 C dan diamati setelah 24 jam kemudian diukur zona hambat dengan kaliper

geser atau penggaris (Dewi,2011).

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui 3 kali pengulangan perlakuan secara

berturut-turut, diperoleh data rerata diameter zona hambat dari masing-masing konsentrasi

ekstrak sambiloto pada agar Muller Hinton.

Konsentrasi (%) 100 75 50 25 0

Diameter zona hambat (mm) 13 11 9 - -

Diameter zona hambat (mm) 14 12 10 - -

Diameter zona hambat (mm) 13 10 9 - -

Rata-rata diameter zona hambat (mm) 13,33 11 9,33 - -

Tabel 1. Hasil diameter zona hambat ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

Staphylococcus aureus.

Dari Tabel 1 menunjukkan adanya aktivitas antimikroba ekstrak sambiloto terhadap

pertumbuhan Staphylococcus aureus berupa terbentuknya zona hambat pada agar Muller

Hinton dapat dilihat lingkaran jernih yang tidak terdapat koloni bakteri Staphylococcus

aureus pada konsentrasi ekstrak sambiloto 100%, 75% dan 50% dengan rata-rata diameter

zona hambat terbesar adalah 13,33 mm dan diameter terkecil 9,33 mm. Sedangkan pada

konsentrasi 25% tidak didapatkan zona bening.

Konsentrasi (%) 100 75 50 25 0

Page 5: 3. indah dp

5

Diameter zona hambat (mm) 19 16 14 10 -

Diameter zona hambat (mm) 18 15 13 9 -

Diameter zona hambat (mm) 20 18 16 11 -

Rata-rata diameter zona hambat (mm) 19 16,33 14,33 10 -

Tabel 2. Hasil diameter zona hambat ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

Escherichia coli.

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa adanya aktivitas antimikroba ekstrak sambiloto terhadap

pertumbuhan Escherichia coli yang dapat dilihat dari hasil penelitian dimana terbentuknya

zona hambat pada agar Muller Hinton pada semua konsentrasi mulai dari konsentrasi 100%,

75%, 50% dan 25%. Dengan rata-rata diameter terbesar pada konsentrasi 100% yaitu 19 mm

dan terkecil pada 25% yaitu 10 mm.

Daya hambat suatu antimikroba dalam uji sensitivitas secara in vitro dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu: populasi bakteri, konsentrasi antimikroba, komposisi media kultur,

waktu inkubasi dan temperatur (Greenwood et al, 2003). Faktor-faktor tersebut secara

keseluruhan dapat dikontrol saat prosedur pengujian berlangsung. Konsentrasi mikroba dapat

dikontrol dengan pemakaian inokulum standar dari suspensi bakteri yang secara kualitatif

sama dengan kekeruhan warna larutan standar Mac Farland yaitu putih keruh, sedangkan

konsentrasi antimikroba sengaja dibuat berbeda untuk melihat pengaruh konsentrasi

antimikroba terhadap bakteri uji (Febrika, 2012).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fajar Dwi Setyawan membuktikan bahwa

sambiloto tidak memiliki sifat antibakteri terhadap Staphylococcus aureus

(www.fkh.unair.ac.id, 2011). Sedangkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Astri

Widiyani membuktikan bahwa sambiloto memiliki sifat sebagai antibakteri terhadap

Staphylococcus aureus (ebooksbrowse.com/uii, 2010). Dan pada penelitian yang telah

dilakukan oleh penulis pada bulan juli membuktikan bahwa ekstrak sambiloto terbukti

memiliki sifat antibakteri terhadap Staphylococcus aureus yang dibuktikan dengan

terbentuknya zona hambat pada agar yang telah diisolasikan bakteri staphylococcus aureus

pada konsentrasi 100%, 75% dan 50%.

Page 6: 3. indah dp

6

Nur Ichsan melakukan penelitian sambiloto terhadap Shygella dysentriae dan mampu

membuktikan bahwa sambiloto efektif sebagai antibakteri terhadap Shygella dysentriae

(skripsi.umm.ac.id, 2006). Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Murwani, Purwani T

dan Nuke Mayasari membuktikan bahwa sambiloto memiliki sifat antibakteri terhadap

Salmonella typhi (elibrary.ub.ac.id, 2006). Dan dari penelitian yang telah dilakukan oleh

penulis pada bulan juli juga membuktikan bahwa sambiloto memiliki sifat antibakteri pada

bakteri gram negative Escherichia coli yang ditandai dengan ditemukannya zona bening pada

agar yang telah diisolasi bakteri pada konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25%.

Tanin bekerja dengan mengadakan kompleks hidrofobik dengan protein, menginaktivasi

adhesin, enzim, dan protein transport dinding sel, sehingga mengganggu pertumbuhan

mikroorganisme (Hashem & El-Kiey, 2002). Tanin diduga sebagai senyawa antimikroba

dikarenakan berefek spasmolitik. Efek spasmolitik dapat mengkerutkan dinding sel bakteri

sehingga sel bakteri terganggu permeabilitasnya (Ajizah, 2004). Masduki (1996) menyatakan

bahwa tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasikan protein, karena

diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolat. Secara umum efek

antibakteri tanin antara lain reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim dan destruksi atau

inaktivasi fungsi materi genetik bakteri. Menurut Okuda (2004) tanin berpotensi menjadi

antibakteri, sedangkan penelitian Mulyadi (1996) membuktikan bahwa tanin mempunyai

kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri seperti Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus (Dalimunthe,2009).

Senyawa alkaloid yang terkandung dalam sambiloto diperkirakan mempengaruhi hambatan

terhadap pertumbuhan bakteri. Alkaloid dapat mengganggu bakteri dengan cara mengganggu

terbentuknya jembatan silang komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga

lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut

(Robinson, 2005).

Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba (Robinson, 2005). Senyawa saponin akan

merusak membran sitoplasma dan membunuh sel (Assani, 1994). Senyawa flavonoid diduga

mekanisme kerjanya mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat

diperbaiki lagi (Pelczar dkk., 1998) (etd.eprints.ums.ac.id, 2008).

Page 7: 3. indah dp

7

Perbedaan dari hasi-hasil penelitian mungkin disebabkan karena perbedaan dinding sel bakteri

Gram positif memiliki struktur dinding sel yang lebih sederhana dibandingkan Gram negatif

memiliki dinding sel bakteri yang sangat kompleks. Dinding sel bakteri Gram positif yakni

hanya terdiri dari peptidoglikan dan asam teikhoat, sedangkan bakteri Gram negatif terdiri

dari peptidoglikan dan membran luar yang mengandung 3 kompenen penting diluar

peptidoglikan, yakni lipoprotein, lipolisakarida dan membran periplasma. Sehingga bakteri

Gram positif lebih mudah dihambat pertumbuhannya daripada Gram negatif oleh antimikroba

(Lesage and Bussey, 2006). Namun pada penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis

didapatkan hasil yang berbeda dimana ekstrak sambiloto pada Staphylococcus aureus (bakteri

gram positif) aktifitas antimoikroba terlihat hanya pada konsentrasi 100%, 75% dan 50%.

Sedangkan pada Escherichia coli (bakteri gram negative) aktifitas antimikroba ekstrak

sambiloto terlihat pada konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25%.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sambiloto memiliki aktivitas

antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus). Dan

sambiloto memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri gram negatif (Escherichia coli).

Sehingga sambiloto dapat dipertimbangkan sebagai terapi alternatif penyakit yang disebabkan

oleh infeksi bakteri Gram positif dan negatif(Staphylococcus aureus dan Escherichia coli).

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto dapat disimpulkan

bahwa, ekstrak sambiloto memiliki aktivitas antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Gram

positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli).

Daftar Pustaka

Anonim. 2005. Tanaman Obat Indonesia. http://www.iptek.net.id . Diakses pada tanggal 16

Maret 2012

Brooks, Geo F., Butel, Janet S., Morse, Stephen A. 2008. Jawetz, Melnick &

Adelberg’s. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Salemba Medika. Jakarta

Dalimunthe, A. 2009. Interaksi Sambiloto. Departemen Farmakologi Universitas Sumatera

Utara. Medan. http://www.respository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 15 April 2012

Page 8: 3. indah dp

8

Deisingh, A.K., M. Thompson.2004. Strategies For The Detection of Escherichia coli

0157:H7 in foods. Journal of Applied Microbiology.82-97

Febrika, Linda. 2012. Aktivitas Antimikroba Pada Ekstrak Jintan Hitam Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus, Streptococcus sp) dan

Bakteri Gram Negatif (Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae). Lampung

Gillespie, Stephen, Bamford, Kathleen,2007. At Glance Mikrobiologi dan Infeksi. Edisi

ketiga. Erlangga. Jakarta

Hardjoeno. 2007. Kumpulan Penyakit Infeksi dan Tes Kultur Sensitivitas Kuman serta Upaya

Pengendaliannya. Makasar : Cahya Dinan Rucitra. Hal. 158

Hidayat, N. L. 2010. Mikrobia Patogen. http://www.dinkes.kulonprogokab.go.id . Diakses 30

Mei 2012

Ichsan, Nur. 2006. Pengaruh Filtrat Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees)

Terhadap Diameter Zona Hambat Shigella Dysentriae Secara In Vitro. Universitas

Muhammadiyah Malang. Malang. skripsi.umm.ac.id. Diakses tanggal 10 april 2012

Johnson, Arthur G., Ziegler, Richard J., Lukasewycz, Omelan A., Hawly, Louise B. 2002.

Microbiology and Imunology, Lipincott William and Walkins. USA

Muhammad. 2005. Isolasi bakteri Epibiotik Penghasil Senyawa Antibakteri dari Permukaan

Karang. http://repository.ipb.ac.id / bitstream/handle . Diakses pada tanggal 30 Mei

2012

Murwani, Sri., Purwani T., Nuke Erlina Mayasari. 2006. Efek Antimikroba Dekok daun

sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) Terhadap Salmonella Typhi No.Reg D10

In Vitro. Elibrary.ub.ac.id. Diakses tanggal 25 juli 2012

Pelczar, Michael, J., Chan, S. C. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia.

Jakarta

Pramono, S. Katno. 2002. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional. Fakultas Farmasi UGM. Jogjakarta

Samirah, Darwati, windarwati, Hardjoeno. 2002. Pola dan sensitivitas Kuman di Penderita

Infeksi Saluran Kemih. FKUI. Jakarta

Page 9: 3. indah dp

9

Setyawan, Fajar Dwi. 2011. Perbandingan Zona Hambat Ekstrak Daun Sambiloto

(Andrographis Paniculata Nees) Terhadap Staphylococcus Aureus Asal Susu Sapi

Perah Dari Peternakan Nongkojajar Dan Kali Kepiting Surabaya. FKH Universitas

Airlangga. Surabaya. www.fkh.unair.ac.id. Diakses tanggal 25 juni 2012

Syayurachman, Agus, Chatim, Aidilfiet,. 2008. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran edisi

revisi. Binarupa Aksara. Jakarta

Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2003. Bakteriologi Medik.

Bayumedia. Jawa Timur

Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadyah Malang. Malang

Widiyani, Astri. 2010. Uji Aktivitas Antimikroba Etanolik Herba Sambiloto (Androdraphis

Paniculata Nees) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25293, Escherichia coli

ATCC 35218 Dan Candida Albicans Secara IN Vitro. Ebookbrowse.com/uii/skripsi.

Diakses tanggal 6 februari 2012

World Health Organization. WHO Global Strategy for Containment of Antimicrobial

Resistance. World Health Organization. 2001 : 1-55

Yulina, I. K. 2011. Aktivitas Antibakteri Kitosan Berdasarkan Perbedaan Derajat Deasetilasi

dan Bobot Molekul. http://www.respository.ipb.ac.id . Diakses pada tanggal 10 Mei

2012