3. flexi & kala ii
TRANSCRIPT
FLEKSI
* UUK LEBIH RENDAH DARI UUB
* UKURAN KEPALA DIAMETER SUB
OCCIPITO BREGMATICA (9,5 cm)
MENNGANTIKAN DIAMETER SUB OCCIPITO
FRONTALIS (11 CM)
PUTARAN FLEKSI DALAM
Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan
kebawah SYMPHYSIS
PRESENTASI B UUK
SEBAB PUTAR PAKSI DALAM
1. LETAK FLEKSI B BAGIAN TERENDAH
2. BAGIAN TERENDAH MENCARAI TAHAPAN SEDIKIT BAGIAN DEPAN
3. UKURAN TERBESAR BIDANG TENGAH PANGGUL DIAMETER ANTEROPOSTERIOR
EXTENSISetelah Kepala Didasar Panggul Extensi atau Defleksi Sesuai Sumbu Panggul Sub Occiput Hypomochlion
PUTARAN PAKSI LUARSetelah kepala lahir untuk menghilangkan torsi pada leher putar paksi luar – putaran restitusiPutaran paksi luar ukuran bahu, diameter bisacromial diameter antero posteroir dari P.B.P
EXPULSIBahu depan Hypomochlion Rotasi Depan Atas Lahir Bahu Belakang Extractie Bawah Belakang Bahu Depan Lahir Selanjutnya seluruh badan anak lahir Searah sumbu jalan lahir.
Mekanisme turunnya kepala janin
Tahap Peristiwa Gambar
a. Kepala terfiksir
pada p.a.p
(Engagement)
B. Turun (descent)
1. Sinklitismus
2.1 Asinklitismus
posterior
(Litzman)
* simfisis
c. Fleksi 2.2 Asinklitismus anterior (Naegele)
* Promont orium
d. Fleksi
maksimum
3. Sinklitismus
Rotasi internal
Ekstensi
4. Putar paksi dalam
didasar panggul
terjadi :
- Moulage kepala
janin
- Ekstensi
- Hipomochlion :
UUK dibawah
simfisis
Ekspulsi kepala janin
Berturut-turut lahirlah :
- UUK
- Dahi
- Muka
- Dagu
Rotasi eksternal 6. Putar paksi luar
(restitusi)
i. Ekspulsi total 7. Cara melahirkan :
- bahu depan
- bahu belakang
- seluruh badan
dan ekstrimitas
Gambar 63. Episiotomi : a = medialis
b = medio lateralis
c = lateralis
A, B, dan C cara menjahit luka
KALA IIKALA IIDiagnosisDiagnosis
Persalinan kala II pembukaan sudah lengkap, kepala Persalinan kala II pembukaan sudah lengkap, kepala janin diameter 5-6 cm.janin diameter 5-6 cm.
PenangananPenanganan** Memberikan dukunnganMemberikan dukunngan** Menjaga kebersihan diriMenjaga kebersihan diri** Menambah kenyamanan bagi ibuMenambah kenyamanan bagi ibu** Mengurangi kecemasan atau ketakutan ibuMengurangi kecemasan atau ketakutan ibu** Mengatur posisi ibuMengatur posisi ibu** Dianjurkan berkemih sesering mungkinDianjurkan berkemih sesering mungkin** Memberikan cukup minumMemberikan cukup minum
Posisi Ibu Saat Meneran
* Posisi yang paling nyaman baginya
* Ibu dibimbing mengedan selama his
* Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi
Catatan : Episiotomi tidak lagi dianjurkan sebagai suatu prosedur rutin. Tidak diketahui adanya bukti bahwa episiotomi rutin menurunkan angka kerusakan perinium, prolaps vagina di masa mendatang, atau inkontinensia urin. Pada kenyataannya, episiotomi rutin dikaitkan dengan meningkatnya robekan derajat ketiga dan keempat dan disfungsi otot sfinger anus.
Kemajuan persalinan dalam kala II* Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala
II- penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir- dimulainnya fase pengeluaran
* Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan tahap kedua- tidak turunnya janin di jalan lahir- gagalnya pengeluaran pada fase akhir
Episiotomi sebaiknya dipertimbangkan HANYA pada kasus-kasus :Episiotomi sebaiknya dipertimbangkan HANYA pada kasus-kasus :
* Persalinan pervaginam dengan komplikasi (sungsang, distosia bahu, forseps, * Persalinan pervaginam dengan komplikasi (sungsang, distosia bahu, forseps,
vakum)vakum)
* Adanya kekhawatiran akan tidak sembuhnya robekan derajat ketiga dan keempat* Adanya kekhawatiran akan tidak sembuhnya robekan derajat ketiga dan keempat
* Gawat janin* Gawat janin
Kelahiran Kepala Bayi• Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit
dorongan saat kepala bayi lahir• Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi
tidak terlalu cepat• Menahan perineum denagan satu tangan lainnya
jika diperlukan• Mengusap muka bayi untuk menghilangkannya dari
kotoran lendir / darah• Periksa tali pusat :
- jika tali pusat mengilingi leher dan terlihat longgar, selipkan tali pusat melalui kepala bayi,- jika lilitan tali pusat terlalu ketat, tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting di antara kedua klem tersebut, sambil melindungi leher bayi.
Kelahiran Bahu dan Anggota Seluruhnya• Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya• Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher
bayi• Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan
bahu depan• Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu
belakang• Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian
belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
• Letakkan bayi tersebut di atas perut ibunya• Keringkan bayi, bersihkan matanya, dan nilai
pernapasan bayi• Klem dan potong tali pusat• Pastikan bayi tetap hangat
Kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kala II tetapi tidak menolong
atau bahkan dapat membahayakan
Tindakan Deskripsi dan Keterangan
Kateterisasi secara rutin
Tindakan kateterisasi dapat mengakibatkan lecet, sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran kencing.
Menekan fundus dengan tangan
Tindakan ini hanya membuat rasa nyeri pada ibu, tetapi tidak membantu dalam kelahiran bayi , bahkan dapat menyebabkan ruptura uteri.
Mengedan dengan posisi telentang
Dapat menekan aorta distal dan mengeluarkan aliran darah ke uterus dan ekstrimitas bagian bawah. Dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah dari ibu ke janin.
Mengedan dengan menahan napas panjang
Dapat menimbulkan hipoksia janin intrauterin
Episiotomi sebagai tindakan rutin
Tidak jelas keuntungannya dalam pencegahan perlukaan daerah perineum. Dapat menyebabkan pengeluaran darah lebih banyak. Tidak melindungi bayi dari perdarahan intrakranial atau asfiksia intrapartum. Dapat meningkatkan resiko kerusakan sfinger pada ibu, luka perineum lebih dalam dan resiko penyembuhan luka kurang baik.
Memutar leher bayi Kemungkinan dapat menyebabkan kelemahan saraf brakhial
Melakukan rangsangan berlebihan
Menepuk-nepuk tubuh bagian belakang atau lainnya dapat menyebabkan memar. Menekan iga dapat menyebabkan fraktur, pneumotoraks, respiratory distress, merapatkan paha ke perut dapat menyebabkan ruptur pada hati atau limpa. Menggunakan kompres panas dan dengan memercikan air atau alkohol, atau mencelupkan ke dalam air dingin/panas dapat menyebabkan hipotermia, hipertermia atau terbakar.
Menghisap lendir terlalu lama, dalam dan kuat
Ada hubungannya dengan aritmia jantung, spasme laring, dan vasospasme arteria pulmonalis dan gangguan menghisap.
Membiarkan bayi basah atau tidak diselimuti
Dapat menyebabkan hipotermia
Tidak menghadirkan orang-orang yang berarti bagi ibu
Ibu yang selalu ditemani oleh seseorang biasanya masa persalinannya tidak lama, lebih sedikit yang dioperasi, dan menghindarkan depresi pasacapersalinan.
Posisi litotomi atau telentang saat melahirkan bayi
Posisi telentang dapat menurunkan darah ke uterus, sehingga mengurangi kekuatan dan frekuensi kontraksi uterus. Saat mengedan kadang-kadang mengalami kram kaki, sehingga posisi litotomi membuat rasa kurang nyaman.
A = uuk. ki-dep.B = uuk. ka-dep.C = uuk. ki. bel.D = uuk. ki-bel.
Janin Dalam Akhir Kehamilan