3. dua pendekatan dalam penelitian
TRANSCRIPT
Dua Pendekatan dalamPenelitian
Idrus, Muhammad. 2002. MetodePenelitian Ilmu-ilmu Sosial
(Pendekatan Kualitatif&Kuantitatif). Bab III.
Yogya: UII Press.
Akar Sejarah Dua Pendekatan
• Debat panjang epistemologi antara para ilmuwansosial tentang cara terbaik dalam melakukanpenelitian telah berlangsung lama.
• Perdebatan tsb terpusat pada nilai relatif 2 paradigma penelitian yakni:(1) logika positivistik, yg menggunakan metode2 kuantitatif & eksperimental untk mengujigeneralisasi hipotetiko-deduktif,(2) penelitian phenomonologis, yg menggunakanpendekatan kualitatif & naturalistik, yg secarainduktif & holistik memahami pengalaman mns pd konteks yg khusus .
Aliran RASIONALISME
-Tokoh: Rene Descartes
- Keberadan hanya dpt diperoleh
mel. Keg berpikir scr rasional
kerja otak
Aliran EMPIRISME
-Tokoh: John Lock
- Pengetahuan hanya dpt
diperoleh melalui pengalaman
yg ditangkap oleh indera.
Aliran KRISTISISME
- tokoh: Imanuelkant
ALIRAN dlm FILSAFAT
Neo-Kantianisme
Mazhab
Marburg
Aliran Positivisme
(hard science/ old
paradigm
Aliran Operasional
Mazhab
Badhen
Aliran Fenomenologi
(social science)
Pendekatan KUALITATIF
• Kondisi awal: dominasi ilmu alam
pengaruh ke ilmu lain:
- Psikologi, a.l pengukuran sikap, konsep2
alam
- Sosiologi , a.l: komunitas, simbiosis
- Ilmu Pendidikan, a.l: “transformasi” ilmu
- Sangat bernuansa
laboratorium, eksperimental & analisis
statistik
Pendekatan kuantitatif dianggap
menguntungkan krn:
• Menggunakan tata pikir & tata kerja yg pasti
& konsisten.
• Data dpt dicatat & disajikan scr ringkas &
pasti.
• Menggunakan metode analisis yg lbh
“unggul” (statistika & matematika).
• Komunikabilitas tinggi.
• Memungkinkan dilakukannya prediksi.
• memudahkan generalisasi.
Penggunaan paradigma kuantitatif
• Th 60-an muncul banyak kritikan:
- penelitiannya sangat bernuansalaboratorium, eksperimental & analisis statistik
- jika proses pengkuantitikasiannya tdk tepat, makakesimpulannya bs keliru informasi & pengetahuanyg salah/palsu.
- Banyak fenomena sosial yg tdk terindera, jadi tdkdapat dijangkau oleh pdkt positivistik hanya dptdipahami jika dilakukan pemahaman interpretatif thdsimbol2 tingkah laku yg ditampilkan individu.
Ex: …
Perbedaan Paradigma KUALItatif & KUANTItatifKUALItatif KUANTItatif
1.Metode: kualitatif kuantitatif
2.Sandaran: Fenomenologis &
verstahen
Logika positivisme
3.Fokus: pemahaman Mencari fakta2 & sebab2 dr
gejala sos dg
mengesampingkan keadaan
individu
4.
Pengamatan:
Alamiah, tdk dkendalikan Dikendalikan (mel.
Pengukuran)
5.Sifat: subyektif obyektif
6.Titik tolak: Perspektif “dalam”
individu
Sdt pandg dr luar indivd
Lanjt Perbedaan ….
KUALItatif KUANTItatif
7. Tipe
penelt:
Mendasar (grounded) Tdk mendasar (ungrounded)
8. tujuan: penemuan (discovery
oriented)
Pengujian (verivication
oriented)
9.
penekanan
perluasan penegasan
10. sifat: Deskriptif & induktif Inferensial & deduktif-
hipotetik
11.
Orientasi:
proses hasil
12. Data: Mendalam, kaya & nyata Dapat diulang
Lanjt Perbedaan ….
KUALItatif KUANTItatif
13. Generalisasi? Tdk dapat dapat
14. Jml kasus: Tunggal / sedikit Banyak
15. Realitas: dinamis Stabil /konstan
16. Realitas: Holistik pluralistik
Perbedaan Penelitian KUALItif & KUANTItatif(hal. 33)
KUANTItatif KUALItatif
1. Masalah
yg diteliti:
Bbrp variabel Semua variabel, mendalam
2. Tujuan: Menguji teori,
menegakkan fakta2
Mengembangkan kepekaan
konsep & pengambilan
realitas yg tdk tunggal
(jamak)
3. Pola pikir: Ada masalah teori
hipoteris mencari data
ke lokasi penelt uji
hipotesis.
Jd teori: top down.
Ke lapangan menemukan
data dicocokkn dg teori.
Jd teori: buttom up.
4.
Responden
sb sumber
data:
Banyak diambil scr
random
Jml kecil sktr 10 org, diambil
purposive
Perbedaan Penelitian ….lanjt
KUANTItatif KUALItatif
5. Obyek yg
diteliti:
Perilaku mns & fenomena
alam
Perilaku mns, proses kerja
6. Desain
penelitian:
Survey, bbrp kasus, Studi kasus
7. Sampel: Banyak, memiliki
kelompok kontrol yg
dipilih scr random dg
pertimb strata yg ada
Kecil, tdk representatif, dg
tujuan tertentu
8. Metode
pengump
data:
Angket, wawancara,
observasi, chek list
Lbh menekankan observasi +
wawancara
9. Bentuk
data:
Berupa angka atau data
kualitatif yg diangkakan
Kata-kata, kalimat, gambar,
perilaku
Perbedaan Penelitian ….lanjt
KUANTItatif KUALItatif
10. Sifat: Deskriptif, komparatif,
asosiatif
Tdk menguji hipotesis, ttp
menjawab masalah
11. Analisis: Menjawab masalah &
menguji hipotesis
Tdk menguji hipotesis, ttp
menjawb masalah
13.
Kebenaran:
etik Emik
14.
Kedekatan
dg data:
Jauh dr data yg diteliti
(peneliti mengambil jarak
dg responden)
Sangat dekat dg data yg
diambil, peneliti mengikuti
aktivitas keseharian
informan
15. Asumsi: Realitas bersifat statis Dinamis
Karakteristik Penelitian
Kualitatif
1. Berlangsung dlm situasi alamiah(natural
setting), artinya: peneliti tidak berusaha
memanipulasi situs/setting penelitian
maupun melakukan intervensi thd aktivitas
subyek penelitian melalui pemberian
treatment/ perlakuan tertentu.
Peneliti berusaha memahami fenomena yg
dirasakan subyek penelitian apa adanya
(verstehen),
2. Fenomenanya bersifat dinamis &
berkembang so peneliti hrs mengikuti
perkemb subyek yg diteliti dlm wkt “cukup
lama” agar dpt melihat perubahan atau
perkembangannya tdk blh terburu-buru
mengambil kesimpulan. Biasanya si
subyek akan bersikap & berperilaku apa
adanya apabila pertemuan dg peneliti tlh
berlangsung lbh dari 1x.
3. Fokus penelitian:
Rumusan masalah pd penelitian kualitatif =
fokus penelitian yg kmd diturunkan mjd
pertanyaan penelitian agar data yg
diambil sesuai dg tema penelitian.
4. Sifat penelitian:deskriptif (penggambaran
situasi atau proses yg diteliti scr mendalam)
tdk bermaksud menguji hipotesis, ttp
punya asumsi awal yg mjd permasalah
penelitian
5. Sasaran penelitian berlaku sbg subyek
penelitian dan bukan obyek penelitian. Untuk
itulah disebut dg informan atau key informan.
Sbg subyek, informan tdk diberikan suatu
perlakuan tertentu (misal: diberi pelatihan,
asupan makanan dll. untuk kemudian dicek
seberapa peningkatan/perbedaan dg kondisi
sblmnya)
Peneliti hanya mengamati sikap/perilaku
subyek apa adanya (setting alamiah).
6. Data penelitiannya:
narasi/cerita, penuturan
informan, dokumen-dokumen pribadi
(foto, diary, gerak tubuh, mimik dll).
Jadi, krn penelitiannya bersifat “melacak”
dan datanya kebanyakan non angka, mk
data penelitian kualitatif begitu banyak &
kompleks.
ex: informan sdg menceritakan
pengalamannya datanya dpt berupa:
narasi/cerita, gerak tubuh & sikap pd saat
bercerita.
7. Fokus utamanya adlh pd proses &
interaksi subyek serta perilaku yg
ditampilkannya ungkapan verbal & non-
verbal).
8. Sumber data: orang2 yg dianggap tahu dg fenomena yg diteliti; dipilih berdasarkankriteria yg ditentukan peneliti (purposive sampling) thd “orang-orang kunci” (key person), yakni orang2 yg paling tau ttgdirinya maupun tentang tema penelitian tsb.
ex:
- studi kasus keluarga yg tdk mempunyaimempunyai anak informan: suami danistri yg tdk mempunyai anak
- KDRT di kalangan perempuan terdidik
9. Data diperoleh adalah data yg langsung
diperoleh dari “tangan pertama” (first
hand) perlu kontak personal dengan
subyek yg diteliti
10.Pengumpulan data dilakukan oleh
peneliti (human instrument / key
instrument). Kemampuan peneliti untk
melakukan observasi & wawancara
sangat menentukan kualitas& kedalaman
data
11. Berorientasi pada kasus unik/khas
menyelidiki suatu kasus secara mendalam
.
12. Netralitas empatik = obyektivitas (pd
penelitian kuantitatif) .
Netralitas mengacu pd sikap peneliti
thd temuan2 penelitiannya
empatik mengacu pd sikap penelitithd
subyek penelitiannya
13. Keabsahan data (untk menjaga
validitas & reliabilitas data ):
- triangulasi (klarifikasi data & informasi
yg diperoleh kepada orang ketiga atau
orang yg sama tetapi pada saat yg
berbeda.
- memperpanjang masa observasi (agar
dpt scr jelas memotret/merekam data yg
disampaikan subyek dan menyocokkannya
dg informasi yg tlh disampaikan
sebelumnya
14. Analisis data: induktif (khusus
umum).
krn lebih berorientasi pd eksplorasi
& penemuan (discovery oriented),tdk
bermaksud menguji teori
kasus A, B, C dll muncul tema /
kategori & pola hub antar tema/kategori
15. Kebenaran emik: kebenaran yg
diperoleh apa adanya dari subyek
penelitian.
Jika ada perilaku informan yg
menyimpang dari kebiasaan pada
umumnya atau dari teori yg ada, peneliti
tdk segera “menyalahkan” perilakunya,
tetapi justru tertarik untuk mengajinya
lbh mendalam mengapa muncul perilaku
tsb.
Ex: Ada data tingginya KDRT di mana data baik korbanmaupun pelaku kebanyakan adalah dari keluargamenengah ke atas (ekonomi & tk pendidikannya)
(1) Penelitian 1 dr perspektif korban:
Mengapa korban KDRT kebanyakan dari kalanganmenengah ke atas? apa penyebaBnya? Bagaimanareaksi korban? Bagaimana dampak thd kehidupankorban ? Bagaimana pengalaman masa kecilnya? dll
(2) Penelitian ke-2: dr perspektif pelaku
Mengapa banyak pelaku KDRT dari kalanganmenengah ke atas? apa penyebabnya? Apa makna“kekerasan” menurut pelaku? bagaimanapengalaman masa kecilnya? dll
16. tidak bermaksud menggeneralisasi
fenomena yg diteliti. Simpulan analisis
lebih bersifat subyektif. Kalaupun
membutuhkan kesimpulan, sifatnya lbh
pd “kesimpulan thd kasus yg diteliti”.
17. Sifatnya lentur sangat mungkin
terjadi proses perancangan ulang
prosedur penelitian (re-design).
Keterbatasan Penelitian Kualitatif
(hal, 45)
1. Kualitas penelitian tergantung pd pengalaman
peneliti dlm mengumpulkan data (Patton, 1987).
2. Unsur subyektivitasnya tinggi disebabkan
interaksi yg dekat dg subyek yg diteliti) diatasi
dg triangulasi data + memperpanjang ms
observasi.
3. Observasi partisipatif jk informan tau bhw
dirinya sdg diamati, mk sikap & perilakunya bs
tdk asli lg (dibuat-buat) so peneliti hrs
berbaur dg informan (pakaian, gaya hidup,
bahasa dll)
4. Waktu yg lama bisa menjenuhkan peneliti
5. Sifatnya yg lentur tdk ada prosedur
standar yg ketat “never ending
research” sblm membuat
proposal, amati dulu fenomenanya secara
mendalam.
6. Interpretasi data cenderung subyektif.
7. Krn sifatnya yg khas/unik, mk hasil
penelitiannya sulit diberlakukan scr
umum rekomendasinya dianggap
kurang akurat , shg seringkali kurang
dipercaya oleh pembuat kebijakan.
8. Karena sifatnya yg grounded
(meninggalkan teori yg dimilikinya)
syarat bias /individual.\ diatasi dg
pendekatan a-theoritical yakni teori yg
dimiliki sekedar utk pegangan sementara
sampai dirinya menemukan teori baru.
Teori yg sdh ada tdk diguakan untk
mengukur gejala di lapangan agar sesuai
dg frame teori tsb.
9. Untuk dapat mengkaji subyek2 secara
mndalam (berarti hrs mengikuti kegiatan
keseharian mereka, tdk cukup jk hanya
sendiri diatasi dg meminta bantuan
orang dg dilatih terlebih dahulu.