plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok...

154
UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING (PENELITIAN TINDAKAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Hare Farida .E.H NIM: 111114040 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 29-Oct-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN

DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH

PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET

MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING

(PENELITIAN TINDAKAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Hare Farida .E.H

NIM: 111114040

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

i

UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN

DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH

PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET

MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING

(PENELITIAN TINDAKAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Hare Farida .E.H

NIM: 111114040

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

ii

SKRIPSI

UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN

DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH

PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET

MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING

(PENELITIAN TINDAKAN)

Oleh:

Hare Farida Elisabet Hilapok

NIM:111114040

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Dr. Gendon Barus, M.Si., Tanggal : Juni 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

iii

SKRIPSI

UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN

DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH

PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET

MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING

(PENELITIAN TINDAKAN)

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Hare Farida Elisabet Hilapok

NIM:111114040

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Gendon Barus, M.Si. ....................

Sekertaris : Juster Donal Sinaga, M.Pd. ....................

Anggota : Dr. Gendon Barus, M.Si. ....................

Anggota : M.M Sri Hastuti, M.Si. ....................

Anggota : Ag. K. Indah Marheni, S.Pd., M.A ....................

Yogyakarta 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Rohandi, Ph.D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan

bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan.

Yeremia 29:11

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tua saya, Bpk Surakso Rustam dan Ibu Supami

Segenap keluarga besar

Sr. Ambrosia. AK

Program Studi Bimbimngan dan Konseling USD

Orang-orang yang saya cintai

Serta teman-teman BK angkatan 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya nyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memmuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta Juni 2014

Hare Farida Elisabet H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

vi

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Hare Farida Elisabet Hilapok

NIM : 111114040

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN DATANG TERLAMBAT

KE SEKOLAH PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARETMELALUI

LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BRIEF

COUNSELING (PENELITIAN TINDAKAN)

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta Juni 2015

Yang menyatakan

Hare Farida Elisabet H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

vii

ABSTRAK

UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN

DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH

PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET

MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING

(PENELITIAN TINDAKAN)

Hare Farida Elisabet Hilapok

Universitas Sanata Dharma

2015

Tujuan penelitian ini mengurangi kebiasaan datang terlambat pada siswa-

siswi SMA Tiga Maret Yogyakarta, melalui layanan konseling kelompok dengan

pendekatan Brief Counseling. Penelitian ini menggunakan desain penelitian

tindakan. Penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada

pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan

kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, dan melibatkan kolaborasi kerja

sama para peneliti, praktisi serta orang awam. Konseling kelompok adalah

konseling yang terdiri dari empat sampai delapan konseli yang bertemu dengan

satu sampai dua konselor. Brief Counseling berarti konseling singkat atau

konseling ringkas yang berpusat pada solusi.

Proses penelitian diawali dengan pengunpulan data yang dilakukan dalam

dua tahap, yaitu data awal kebiasaan siswa datang terlambat ke sekolah sebelum

dilakukan tindakan, serta data akhir kebiasaan siswa datang terlambat ke sekolah

setelah dilakukannya tindakan. Penelitian ini menggunakan instrumen panduan

observasi daftar cek, dan panduan wawan cara. Jumlah subyek dalam penelitian

ini adalah enam siswa, kelas X. Peneliti melaksanakan layanan konseling

kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas.

Hasil penelitian menunjukkan perubahan perilaku pada ke-empat subyek

yaitu berkurangnya frekuensi kebiasaan datang terlambat ke sekolah setelah

mendapat tindakan konseling kelompok dengan pendektan Brief Counseling.

Sedangkan dua subyek lainya tidak mengalami perubahan perilaku. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok dengan

pendektan Brief Counseling efektif untuk empat subyek, tetapi tidak efektif untuk

dua subyek lainya dalam mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah.

Kata kunci: Terlambat ke sekolah, konseling kelompok, Brief Counseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

viii

Abstract

The goal of this research is to reduce the habit of coming late to school

on students of “Tiga Maret” Senior High School through the group counseling

service by using Brief Counseling Approach. This study used action research

design. The action research is a fact-finding application for solving problems in

social situations with a view to improve the quality of actions carried out in it, and

involves the working collaboration of researchers, practitioners, and laymen. The

group counseling is a counseling which consists of four to eight client who met

with one to two counselors. Brief counseling means short or brief counseling that

centered on solutions.

The research process began with collecting of data which was done in

two stages. The first was collecting preliminary data for the students’ habits of

coming late to school before applying the actions then the last was collecting final

data to the students’ habits of coming late to school after applying the actions.

This research used the instruments of check-list observation guide and interview

guide. The number of subjects in this research were six students of the tenth

grade. The researcher conducted group counseling services by using Brief

Counseling Approach in two cycles.

The results showed behavioral changes on four subjects, in which the

frequency of the habit of coming late to school is decreased after they received the

action of group counseling by using Brief Counseling Approach. Hawever, the

others of two subjects did not show behavioral change. Therefore, it can be

concluded that the application of group counseling by using Brief Counseling

Approach is effective on four subjects but is not effective on the others of two

subjects to diminish the habit coming late to school.

Keywords : Coming late to school , Group Counseling , Brief Counseling .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

pertolanganNya, hikmatNya, serta penyertaanNya dalam persiapan pelaksanaan

serta penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih yang tulus kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. R. Budi Sarwono, M.A., sebagai dosen pembimbing yang begitu

sabar dan tulus dalam memberikan waktu, motivasi, masukan, arahan serta

ide-ide maupun gagasan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling, yang

telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna

bagi penulis.

4. Romo Tarsisius Sscc atas waktu dan kesediaanya dalam membantu penulis

menterjemahkan buku.

5. Sr Ambrosia AK, atas dukungan dan kesempatan yang diberikan sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi Universitas Sanata

Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling.

6. Sahabat-sahabatku (Sr Laura Naibaho Kssy,Sr Veronika Osf Sibolga, Sr

Kiki Ssps, Br. Begriht. G Msc, Fr Anggo Scj, Adven, Eva Saragih, Ana,

atas motivasi yang diberikan kepada penulis dalam proses penulisan

skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

x

7. Suko Miarso atas dukungan, bantuan, motivasi serta semnagat yang

diberikan dengan tulus kepada penulis selama proses penulisan skrispsi.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

sebab itu masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini sangat diperlukan.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Juni 2015

Hare Farida Elisabet Hilapok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..................... vi

ABSTRAK .............................................................................................................. vii

ABSTRACT ............................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 2

B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7

G. Definisi Oprasional Variabel ......................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 9

A. Hakikat Disiplin ............................................................................................. 9

1. Definisi Disiplin ........................................................................................ 9

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ............................................. 10

3. Fungsi Disiplin .......................................................................................... 10

4. Tata Tertib SMA GAMA .......................................................................... 11

5. Kebiasaan Datang Terlambat Kesekolah .................................................. 12

B. Hakikat Remaja ............................................................................................. 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

xii

1. Devinisi Remaja ........................................................................................ 13

2. Ciri-ciri Remaja ........................................................................................... 14

3. Tugas Perkembangan Remaja ................................................................... 17

C. Hakikat Konseling Kelompok ....................................................................... 20

1. Definisi Konseling Kelompok .................................................................. 20

2. Konseling Kelompok di Sekolah Menengah ............................................ 21

3. Tujuan Layanan Konseling Kelompok ..................................................... 22

4. Pentingnya Konseling Kelompok ............................................................. 23

5. Tahap-tahap Layanan Konseling Kelompok ............................................ 27

6. Keterampilan Konselor dalam Konseling Kelompok ............................... 29

D. Hakikat Brief Counseling/Konseling Singkat Berfokus Pada Solusi ............ 29

1. Konsep Dasar Brief Counseling ................................................................ .. 29

2. Definisi Brief Counseling ......................................................................... 30

3. Kelebihan Brief Counseling ...................................................................... 31

4. Teknik-teknik Brief Counseling ................................................................ 32

E. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................................... 37

F. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 38

G. Hipotesis Tindakan ........................................................................................ 39

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 40

A. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 40

B. Setting Penelitian ........................................................................................... 40

1. Tempat Penelitian ..................................................................................... 40

2. Waktu Penelitian ....................................................................................... 40

C. Metode Penelitian .......................................................................................... 44

1. Definisi Penelitian tindakan (Action research) ......................................... 44

2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan ..................................................................... 44

D. Partisipan dalam Penelitian............................................................................ 45

E. Peran dan Posisi Peneliti ................................................................................ 45

F. Tahapan Penelitian......................................................................................... 46

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................................. 49

H. Data dan Sumber Data ................................................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

xiii

I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 50

1. Wawancara ................................................................................................ 50

2. Observasi................................................................................................... 52

J. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 52

K. Keabsahan Data ............................................................................................. 56

L. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 59

A. Proses Penelitian ............................................................................................ 59

1. Siklus I ...................................................................................................... 62

2. Siklus II ..................................................................................................... 68

B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 74

1. Hasil Penelitian sebelum diberikan Tindakan .......................................... 74

2. Hasil Penelitian Siklus I ........................................................................... 76

3. Hasil Penelitian Siklus II ......................................................................... 76

C. Pembahasan .................................................................................................. 78

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ............................................ 89

A. Kesimpulan .................................................................................................... 89

B. Saran .............................................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 92

LAMPIRAN ............................................................................................................ 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Recana Jadwal Penelitian ........................................................................... 41

Tabel 2. Tahapan penelitian tindakan ...................................................................... 47

Tabel 3. Rencana kegiatan penelitian ....................................................................... 48

Tabel 4. Format Instrumen Wawancara ..................................................................... 51

Tabel 5. Format Observasi Daftar Cek ..................................................................... 54

Tabel 6.Format Observasi Daftar Cek setelah tindakan ............................................ 53

Tabel 7. Pedoman Panduan Wawancara untuk Guru Kelas sebelum tindakan.......... 53

Tabel 8. Pedoman Panduan Wawancara untuk Siswa sebelum tindakan ................. 54

Tabel 9. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Setelah Tindakan ............................... 54

Tabel 10. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Setelah Tindakan ............................. 61

Tabel 11. Tabel Jumlah Keterlambatan Subyek sebelum diberikan Tindakan

selama 45 Hari Efektif Sekolah ................................................................................ 74

Tabel 12. Jumlah Keterlambatan Subyek setelah Mendapatkan

Tindakan Siklus I ....................................................................................................... 75

Tabel 13. Diagram Jumlah Keterlambatan Siswa, sebelum maupun setelah

mendapatkan Tindakan Konseling Kelompok dengan Pendekatan Brief

Counseling, Selama 45 Hari efektif sekolah. ............................................................ 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan teknik Brief Counseling ................................................ 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Guru BK Sebelum Tindakan ................94

Lampiran 2. Hasil Wawancara dengan Wali Kelas X MIA dan X IIS ...............96

Lampiran 3. Data Jumlah Keterlambatan ke-enam Subyek Berdasarkan Catatan

Guru Piket selama 45 Hari, Sebelum Tindakan. ................................................99

Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan ke-enam Subyek

sebelum Tindakan ........................................................................................... 104

Lampiran 5. Absensi kehadiran Subyek pada Tindakan Kelompok dengan

Pendekatan Brief Counseling Siklus I dan II .................................................. 110

Lampiran 6. Jumlah Keterlambatan Subyek setelah diberikan Tindakan,

Berdasarkan Catatan Guru Piket selama 45 Hari ............................................. 125

Lampiran 7. Hasil Wawancara dengan Subyek, setelah Tindakan Siklus I dan II

selama 45 Hari ................................................................................................. 131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian. Sub- sub judul tersebut

merupakan bagian dari pendahuluan yang harus ada dalam sebuah penelitian.

Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan

dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub bagian pendahuluan ini akan

dijabarkan secara singkat, padat dan jelas.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting dan menjadi modal dasar yang harus

dimiliki oleh setiap orang. Pendidikan juga sebagai penunjang seseorang dalam

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan. Oleh sebab

itu pendidikan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, khususnya Departemen

Pendidikan Nasional yang mewajibkan belajar sembilan tahun bagi setiap warga

negara (Undang-undang Pendidikan Nasional No.2/1989). Pendidikan yang utama

dan pertama dimulai dari lingkungan keluarga, yaitu melalui relasi anak dengan

kedua orang tua serta anggota keluarga lainnya. Keluarga menjadi peletak dasar

proses pendidikan bagi seorang anak selain lembaga-lembaga pendidikan lainya,

seperti halnya sekolah. Melalui interaksi dengan kedua orang tua, anak belajar

bagaimana memahami orang lain, mengungkapkan perasaan, bertutur dan

berperilaku baik, peka serta peduli terhadap orang lain. Hal tersebut membuktikan

bahwa peran pendidikan sangat penting bagi setiap orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

2

Pendidikan juga tidak hanya diperoleh melalui keluarga, pendidikan juga

dapat dialami oleh setiap orang melalui jalur pendidikan formal. Pendidikan

formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah. Jalur

pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Mengah Pertama (SMP), serta Sekolah Menengah

Atas/Kejuruan (SMA/SMK).

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, tentunya memiliki visi dan

misi yang mulia, dan tentunya antara sekolah satu dengan yang lain memiliki

keunikan/ciri khas dalam merumuskan visi dan misi. Salah satu visi yang pada

umunya ada pada beberapa sekolah, misalnya saja menciptakan suasana belajar

yang kondusif, untuk mengembangkan potensi siswa dalam mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Sekolah diharapkan menjadi tempat dimana siswa tidak

hanya mampu unggul secara akademis, lebih dari itu sekolah diharapkan mampu

membentuk pribadi siswa yang berkarakter yaitu bertanggung jawab, mandiri,

kreatif, menghargai orang lain, bekerja sama serta disiplin. Oleh sebab itu sebagai

lembaga penyelenggara pendidikan, sekolah perlu merumuskan suatu tujuan

pendidikan dengan jelas, matang, cermat dan teliti yang tertuang dalam visi dan

misi.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, juga mengembangkan aturan

yang berlaku untuk mengatur proses belajar mengajar. Salah satu aturan sekolah

disebut tata tertib, atau lebih dikenal dengan disiplin sekolah. Siswa dituntut untuk

mentaati disiplin sekolah guna mencapai keberhasilan proses belajar mengajar,

serta membentuk pribadi yang bertanggung jawab. Aturan akan dapat berjalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

3

dengan baik apabila pelaku displin memiliki sikap disiplin terhadap peraturan

sekolah. Beberapa peraturan sekolah yang harus ditaati oleh siswa bisanya adalah

memakai seragam dengan rapi, mengikuti kegitan belajar, serta datang

tepatwaktu, artinya siswa sudah harus berada di lingkungan sekolah sebelum

pukul 07.00 WIB.

Kehadiran siswa tepat waktu saat masuk sekolah sangat penting bagi proses

pembelajaran, karena dengan hadir di sekolah tepat waktu siswa mengawali

proses belajar dengan perasaan yang tenang, serta membiasakan siswa menjadi

disiplin. Tu’u (2004:2) menjelaskan bahwa membudayakan disiplin dalam

kehidupan sekolah pada siswa dapat memberikan dampak yang positif bagi

kehidupan siswa di luar sekolah. Disiplin yang baik dapat menghasilkan

kehidupan yang teratur. Kedisiplinan merupakan kepatuhan terhadap peraturan

yang berlaku, terutama di lingkungan sekolah (Hurlock, 1980:82). Setiap siswa

diharapkan memiliki kebiasaan datang ke sekolah tepat waktu, artinya tidak

terlambat. Akan tetapi pada kenyataanya fenomena siswa terlambat datang ke

sekolah bisa ditemukan di beberapa sekolah.

Fenomena terlambat pada umunya dialami oleh sebagian siswa SMA Tiga

Maret. Dilihat dari usia perkembangannya, siswa SMA termasuk dalam masa

remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju

masa dewasa. Elizabeth B. Hurlock (1980:207) menjelaskan bahwa salah satu ciri

remaja yaitu berada pada masa periode peralihan, dimana mereka cenderung

menginginkan dan menuntut kebebasan, serta kurang mampu mempertanggung

jawabkan apa yang mereka lakukan seperti halnya terlambat datang ke sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

4

Peneliti menemukan kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada sebagian

siswa-siswi SMA Tiga Maret, selama melaksanakan tugas Program Pengalaman

Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPL BK). Dari hasil pengamatan peneliti,

hampir setiap hari ada beberapa siswa terlambat datang ke sekolah. Kebiasaan

terlambat tersebut sering dialami oleh siswa yang sama. Siswa yang terlambat

akan mendapatkan sangsi. Sangsi yang diberikan biasanya siswa tidak diijinkan

mengikuti satu jam pelajaran, dan diminta membersihkan taman/halaman sekolah,

menyiram tanaman, membersihkan WC guru maupun siswa, membuat tugas

pribadi, dan lain sebagainya. Pemberian sangsi tersebut salah satu upaya

menghentikan atau mengurangi kebiasaan-kebiasaan terlambat pada siswa, akan

tetapi siswa yang mendapat sangsi tersebut justru tidak merasa jera, artinya hari

berikutnya siswa tersebut masih mengulangi kesalahan yang sama. Sangat

disayangkan jika hal ini dibiarkan saja, karena hal tersebut akan berdampak pada

waktu belajar siswa tersita.

Peran guru terutama guru Bimbingan dan Konseling tentu saja sangat

stategis dalam memecahkan masalah tersebut, jika pemberian sangsi tidak lagi

berhasil mengatasi kebiasaan datang terlambat pada siswa. Guru Bimbingan dan

Konseling memiliki tanggung jawab dalam mendampingi siswa yang bermasalah,

khususnya bagi siswa yang sering terlambat. Berdasarkan hasil wawancara

peneliti dengan salah satu guru kelas serta guru BK SMA Tiga Maret, beberapa

guru mengaku kehabisan cara dalam mengatasi masalah tersebut. Kebiasaan

datang terlambat pada beberapa siswa seakan sudah menjadi darah daging dalam

diri mereka, sehingga berbagai sangsi yang diterima, sindirian dari guru piket,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

5

serta omelan dari guru kelas, dianggap hal yang biasa saja. Melihat kondisi

tersebut, peneliti tertarik mengunakan metode Brief Counseling sebagai upaya

mengatasi kebiasaan siswa terlambat datang ke sekolah, melalui layanan

Konseling Kelompok. Konseling kelompok merupakan salah satu strategi layanan

konseling. Perbedaan mendasar konsep konseling kelompok dengan konseling

individual adalah terletak pada proses kelompok dengan menekankan pada

interaksi sosial antar anggota kelompok. Selain itu masalah yang ditangani

melalui konseling kelompok merupakan masalah yang sama, artinya antara

konseli yang satu dengan yang lain mengalami permasalahan yang sama.

Sedangkan Brief Counseling dikenal sebagai pendekatan konseling yang singkat

dan berfokus pada solusi, artinya dalam proses konseling konselor memfokuskan

pada pemecahan masalah konseli tanpa melihat atau menggali lebih dalam

timbulnya masalah konseli.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat judul “Upaya Mengurangi Kebiasaan Datang Terlambat ke

Sekolah Pada Siswa-Siswi SMA Tiga Maret Melalui Layanan Konseling

Kelompok dengan Pendekatan Brief Counseling” dalam pemenuhan tugas

akhir. Melalui skripsi ini peneliti berharap akan ada manfaat yang dapat diambil

oleh SMA Tiga Maret, dalam usaha mengurangi kebiasaan siswa terlambat datang

ke sekolah. Pemilihan subyek yaitu siswa-siswi yang sering mengalami terlambat

datang ke sekolah setiap harinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

6

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, upaya mengurangi kebiasaan

datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret melalui layanan

konseling kelompok dengan metode Brief Counseling, dapat diidentifikasi

berbagai masalah sebagai berikut:

1. Beberapa siswa yang sama sering mengalami terlambat datang ke sekolah.

2. Beberapa siswa tidak berubah menjadi disiplin setelah mendapatkan sangsi

dari sekolah.

3. Sebagian siswa tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik, karena terlalu

sering terlambat datang kesekolah.

4. Keapada siswa yang sering terlambat sekolah,belum pernah dilaksanakan

kegiatan layanan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian di arahkan pada menjawab upaya

mengurangi kebiasaan terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret

melalui layanan konseling kelompok dengan metode Brief Counseling.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah kebiasaan terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret

dapat dikurangi melaui pemberian layanan konseling kelompok dengan

metode Brief Counseling?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kebiasaan datang terlambat

ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

7

3. Seberapa efektifkah layanan konseling kelompok dengan metode Brief

Counseling, sebagai upaya mengurangi kebiasaan terlambat datang ke

sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA

Tiga Maret, melalui pemberian layanan konseling kelompok dengan metode

Brief Counseling.

2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kebiasaan datang

terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret.

3. Mengetahui seberapa efektif layanan konseling kelompok dengan metode

Brief Counseling, sebagai upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke

sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi teori konseling kelompok

dan Brief Counseling.

2. Manfaat praktis

a. Bagi lembaga pendidikan sekolah SMA Tiga Maret

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi sekolah dalam usaha

mengatasi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siwa-siswi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

8

melalui pemberian layanan konseling kelompok dengan metode Brief

Counseling.

a. Bagi siswa

Membantu siswa dalam mengurangi kebiasaan datang terlambat ke

sekolah.

G. Definisi Operasional Variabel

Adapun Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Disiplin adalah ketaatan seseorang terhadapat aturan atau tata tertib.

2. Kebiasaan datang terlambat kesekolah adalah semua tingkah laku atau

tindakan siswa yang tidak tepat atau melebihi waktu yang telah ditentukan

oleh pihak sekolah.

3. Remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa

dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan soisal-emosional.

4. Konseling kelompok adalah layanan konseling yang diberikan konselor

kepada sekolompok konseli yang terdiri dari empat atau lebih dan memiliki

permasalahan yang sama.

5. Brief Counseling adalah konseling singkat atau ringkas yang berpusat pada

solusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini mepaparkan hakikat disiplin, hakikat remaja, hakekat konseling

kelompok, serta hakekat Brief Counseling. Ke-empat sub-judul tersebut

merupakan bagian-bagian dari kajian pustaka yang harus ada dalam sebuah

penelitian. Setiap penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat

dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub-bagian akan dijabarkan secara

singkat, padat, dan jelas.

A. Hakikat Disiplin

1. Definisi Disiplin.

Pengertian disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ketaatan

(kepatuhan) kepada peraturan dan tata tertib. Kata disiplin berasal dari bahasa

Latin “disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian

serta pengembangan tabiat. As. Munandar (Bahrodin, 2007:23) dalam Gusti

Media, mengungkapkan disiplin adalah bentuk ketaatan terhadap aturan, yang

telah ditetapkan. Sementara itu Andre E. Sikula (1981:402) dalam Hidayat Syarif

(2013), mengemukakan bahwa disiplin diartikan sebagai kondisi atau suatu usaha

untuk membentuk perilaku melalui penerapan penghargaan (reward) maupun

hukuman(punishment).

Dari uraian pengertian disiplin di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud disiplin adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

10

aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran diri, maupun karena adanya

sanksi atau hukuman.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin.

Agar disiplin dapat tumbuh dan terpelihara dengan baik maka terdapat tiga

faktor yang sangat perlu diperhatikan, dalam Hidayat Syarif (2013) menjelaskan

faktor-faktor yang mengaruhi disiplin yaitu, kesadaran, keteladanan dan

penegakan peraturan. Kesadaran adalah faktor utamadalam tegaknya disiplin.

Sedangkan keteladanan dan penegakan peraturan merupakan pendukung terhadap

kesadaran. Keteladanan dan penegakan peraturan tidak akan mampu bertahan

lama bila tidak dilandasi dengan kesadaran yang tumbuh dalam diri seseorang.

Selanjutnya disiplin akan menjadi sesuatu yang dihormati dan dijunjung tinggi

karena dipercaya mampu membimbing dan mengarahkan perilaku setiap anggota

kelompok, bila terdapat komitmen yang tinggi untuk menegakannya tanpa

kecuali. Penerapan disiplin memerlukan adanya ketegasan dan keadilan yang

berlaku bagi semua anggota kelompok tanpa kecuali.

3. Fungsi disiplin.

Menurut Singgih Gunarsa (2002:136) bahwa fungsi utama disiplin adalah

untuk mengajarkan bagaimana mengendalikan diri dengan mudah menghormati

dan mematuhi otoritas atau peraturan yangada. Mardia Bin Smith (2011)

Winataputra (1998:10) menjelaskan bahwa disiplin perlu diberikan kepada siswa

dengan alasan, sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

11

a. Disiplin perlu diajarkan, pelajari dan di hayati oleh siswa agar siswa

mampu mendisiplinkan dirinya sendiri dan mampu mengendalikan diri

sendiri tanpa di control guru.

b. Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas, lebih-lebih jika

ketaatan itu tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksa, akan memungkinkan

terciptanya suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang

menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

c. Kebiasaan untuk mentaati aturan dalam kelas akan memberi dampak

lebih lanjut bagi aturan yang ada dalam masyarakat.

4. Tata tertib SMA Gama

a. Masuk sekolah tepat waktu, pintu gerbang ditutup pukul 07.00 WIB.

Siswa yang datang lebih dari pukul 07.00 tidak boleh masuk kecuali

diantar/membawa surat ijin dari orang tua/wali siswa.

b. Siang hari sehabis kegiatan kegiatan belajar mengajar siswa segera

pulang, pintu gerbang utama ditutup pukul 14.00 WIB.

c. Tidak masuk tanpa keterangan maksimal 12 kali dalam I semester, jika

lebih dari 12 kali dalam I semester akan diserahkan kembali kepada

orang tua.

d. Apabila tidak masuk tanpa keterangan mencapai tiga kali dalam satu

bulan akan dilakukan kunjungan rumah orang tua oleh guru BK.

e. Melaksanakan semua tugas yang diberikan guru baik di sekolah/dirumah

dengan penuh tanggungjawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

12

5. Kebiasaan datang terlambat ke sekolah.

Terlambat datang ke sekolah merupakan salah satu perilaku menyimpang

yang menyalahi segala aturan atau tata tertib yang ada di sekolah, baik secara

tertulis maupun tidak tertulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

kebiasaan adalah melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari

oleh seorang individu dan yang dilakukanya secara berulang untuk hal yang sama,

sedangkan datang menurut kamus besar bahasa indonesia tiba di tempat yang di

tuju. Wilimore,T.J (1959) dalam Prihani Dwi (2013) menyatakan terlambat

adalah datang tidak pada waktunya.

Sesuai dengan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

kebiasaan datang terlambat kesekolah adalah semua tingkah laku atau tindakan

siswa yang tidak tepat atau melebihi waktu yang telah ditentukan oleh pihak

sekolah. Kebiasaan datang terlambat ini jika tidak segera diatasi jelas akan

mempengarui proses belajar mengajar siswa dan lebih jauh lagi memiliki

pengaruh terhadap proses belajar.

B. Hakikat Remaja.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang terdiri dari kelas X

yang memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah. Rata-rata siswa SMA kelas

X berada diusia 16-17 tahun, diamana pada usia tersebut termasuk dalam rentang

usia remaja akhir. Berdasarkan pemilihan subjek yaitu siswa SMA kelas X yang

memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah, maka sangat penting peneliti

menjelaskan mengenai remaja akhir, agar peneliti benar-benar memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

13

karakteristik perkembangan remaja. Oleh sebab itu peneliti memaparkan definisi

remaja akhir, ciri-ciri remaja akhir, tugas perkembangan remaja akhir.

1. Devinisi Remaja.

Santrock (2003:26) menjelaskan bahwa remaja (adolencense) diartikan

sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang

mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Masa remaja adalah

bagian dari perjalanan hidup, dan karena itu bukanlah merupakan masa

perkembangan yang terisolasi. Walaupun remaja mempunyai ciri unik, yang

terjadi pada masa remaja saling berkaitan dengan perkembangan dan pengalaman

pada masa ana-anak dan dewasa.

Masa remaja dimulai kira-kira dari usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir

antara usia 18 dan 22 tahun. Banyak ahli perkembangan yang menggambarkan

remaja sebagai remaja awal dan akhir. Masa remaja awal (early adolencense)

kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama (SMP) dan mencakup

kira-kira sama dengan masa pubertas. Sedangkan masa remaja akhir (late

adolencense) menunjuk pada kira-kira setelah usia 15 tahun. Minat pada karir,

pacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih nyata dalam masa remaja akhir

dibandingkan dengan masa remaja awal.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah

masa transisi perkembangan dari masa kanak menuju dewasa. Masa remaja berada

pada usia 10-13 tahun dan berakhir antara usia 18 dan 22 tahun, yang ditandai

adanya perubahan yang meliputi biologis, kognitif dan sosial-emosional. Remaja

dibagi menjadi dua yaitu: remaja awal, dan remaja akhir. Remaja akhir berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

14

pada usia 16-18 tahun. Minat pada remaja akhir cenderung kearah persiapan karir,

pacaran, dan eksplorasi identitas.

2. Ciri-ciri remaja.

Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang

kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya

dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciriremaja Menurut Hurlock (1980:

207).

a. Masa remaja sebagai periode yang penting.

Kendati semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting, namun

kadar kepentingannya berbeda-beda. Remaja diharapkan mampu melalui

setiap rentang periode yang ada, karena jika satu periode terlewatkan bisa

membawa pengaruh dalam masa pertumbuhannya.

a. Masa remaja sebagai periode peralihan.

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah

terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari suatu

tahap berkutnya. Artinya apa yang terjadi sebelumnya akan

meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan

datang.

b. Masa remaja sebagai periode perubahan.

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar

dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa, ketika perubahan

fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap jugan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

15

berlangsung pesat. Ada empat perubahan yang sama dan hampir bersifat

universal, peruban tersebut adalah:

1) Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat

perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.

2) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok

sosial untuk diperankan, menimbulkan masalah baru.

3) Berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai-nilai juga berubah.

4) Sebagian besar remaja bersikap ambivalenterhadap setiap perubahan.

Mereka cenderung menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi

merka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan

kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.

Perubahan ini sejalan dengan apa yang dialami oleh sebagian besar

siswa SMA Tiga Maret, khususnya siswa yang menjadi subyek dalam

penelitian ini. Perilaku terlambat ke sekolah yang dialami hampir

setiap harinya menunjukan sikap dan keinginan mereka pada

kebebasan dan kurang adanya minat untuk mematuhi peraturan yang

ada.

c. Masa remaja sebagai masa pencari identitas.

Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa

dirinya, dan apa perannya dalam masyarakat. Apakah dirinya seorang

anak atau seorang dewasa?, dan apakah nantinta ia akan menjadi seorang

suami atau istri?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

16

d. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.

Seperti ditunjukkan oleh Majeres, “banyak anggapan populer tentang

remaja yang mempunyai arti yang bernilai, sayangnya banyak

diantaranya bersifat negatif” (101). Anggapan tersebut seperti halnya

bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak bisa dipercaya, dan

cenderung berperilaku merusak. Hal tersebut menyebabkan sebagian

orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja

mudah takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap

perilaku remaja laninya.

e. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.

Remaja cenderung memiliki cita-cita atau keinginan yang kurang ralistik,

dan apa yang menjadi cita-cita atau keinginannya tidak hanya bagi

dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temanya. Remaja

akan sakit hati dan kecewa apabila orang-orang disekelilinga

mengecewakannya, terlebih kita apa yang menjadi cita-cita atau

keinginannya tidak tercapai.

f. Masa remaja sebagai ambang dewasa.

Pada ciri ini remaja mulai gelisah untuk meninggalkan stereotip usia

belasan tahun dan berusaha memberikan kesan bahwa mereka sudah

hampir dewasa. Oleh sebab itu remaja mulai memusatkan diri pada

perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, misalnya saja

merokok, dan minum minuman keras. Mereka menganggap bawa

perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

17

3. Tugas perkembangan remaja.

Erikson (Adams & Gullotta, 1983: 36-37; Coger, 1977: 92-93) berpendapat

bahwa remaja merupakan masa perkembangannya identity. Identity merupakan

vocalpoit dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya

telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Erikson

memandang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu

suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa

depan, dan mampu menjawab pertanyaan siapa saya (who am I?).

Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka

remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas.

Dampaknya mereka mungkin akan mengembangkan perilaku yang yang

menyimpang (delingquent), melakukan krimininalitas, atau menutup diri dari

masyrakat. Menurut Hurlock (1990: 209) tugas perkembangan pada masa remaja

akhir adalah sebagai berikut:

a. Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.

Sebagian remaja merasa sulit menerima keadaan fisiknya yang banyak

mengalami perubahan. Remaja diharapkan mampu menerima bukan

menolak keadaan fisiknya yang mulai mengalami beberapa perubahan.

b. Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

Memahami peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah

mempunyai banyak kesulitan bagi anak laki-laki; mereka telah didorong

dan diarahkan sejak awal masa kanak-kanak. Tetapi halnya berbeda bagi

anak perempuan. Sebagai anak-anak, mereka diperbolehkan bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

18

didorong untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk

mempelajari peran feminim dewasa yang diakui masyarakat dan

menerima peran tersebut, seringkali merupakan tugas pokok yang

memerlukan penyesuain diri selama bertahun-tahun. Karena adanya

pertentangan selama akhir masa kanak-kanak dan masa puber, maka

mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari

nol dengan tujuan untuk mengetahui mengenai lawan jenis dan

bagaimana harus bergaul dengan mereka.

c. Berusaha mencapai kemandirian emosional.

Bagi remaja yang sangat mendambagakan kemandirian, usaha untuk

mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain

merupakan tugas perkembangan yang mudah. Namun kemandirian

emosional tidaklah sma dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja

yang ingin mandiri, juga ingin dan membutuhkan rasa aman yang

diperoleh dari ketergangguan emosi pada orang tua atau orang-orang

dewsa lain.

d. Berusaha mencapai kemandirian ekonomis.

Kemandirian ekonomis tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih

pekerjaan dan mempersiapkan pekerjaan yang memerlukan periode

pelatihan yang lama, tidak ada jaminan kemandirian ekonomis bilamana

mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

19

e. Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan

intelektual yang sangat diperlukan untuk melukukan peran sebagai

anggota masyarakat.

Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan keterampilan

intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan sosial. Namun hanya

sedikit remaja yang mampu menggunakan keterampilan dan konsep ini

dalam situasi praktis. Mereaka yang aktif dalam berbagai aktivitas

ekstrakurikuler menguasai praktek demikian, namun mereka yang tidak

aktif karena harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak diterima oleh

teman-teman, maka tidak memperoleh kesempatan mengembangkan

keterampilan dan kecakapan sosial.

f. Berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa

dan orang tua.

Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba untuk membentuk nilai-

nilai yang sesuai dengan nilai-nilai orang dewasa; orang tua berperan

banyak dalam perkembangan ini.

g. Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang

diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

Erat hubungannya dengan masalah pengembangan nilai-nilain yang

selaras dengan dunia nilai orang dewasa yang akan dimasuki, adalah

tugas untuk mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab.

Sebagaian besar remaja ingin ingin diterima oleh teman-teman sebaya,

tetapi hal ini sering kali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

20

dewasa dianggap tidak bertanggung jawab. Misalnya saja, saat menolong

memberikan jawaban ujian kepada teman, maka rema harus memilih

antara standar dewasa dan standar teman sebaya.

h. Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

Kecenderungan untuk menikah diusia dini atau muda, maka persiapan

pernikahan merupakan tugas perkembangan yang sangat penting dalam

tahun-tahun remaja.

i. Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga.

C. Hakikat Konseling Kelompok.

1. Definisi Konseling Kelompok.

Konseling kelompok, menurut Pauline Harrison (2002) adalah konseling

yang terdiri dari empat sampai delapan konseli yang bertemu dengan satu sampai

dua konselor. Dalam prosesnya, konseling kelompok dapat membicarakan

beberapa masalah, seperti kemampuan dalam membangun hubungan dan

komunikasi, pengembangan harga diri, dan keterampilan-keterampilan dalam

mengatasi masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Juntika Nurihsan

(2006:24) yang mengatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu bantuan

kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan

penyembuhan, serta diarahkan pada kemudahan dalam perkembangan dan

pertumbuhannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

21

Corey (1990) dalam Group Counseling Developmental Approach memberi

pengertian konseling kelompok adalah sebuah proses interpersonal yang dianamis

yang terfokus pada kesadaran, pikiran dan perilaku yang berguna sebagai fungsi

terapi, pemahaman yang benar, pelepasan (katarsis), membangun kepercayaan

saling peduli, saling memahami, saling menerima, dan saling mendukung.

Sementara itu,James C. Hansen & Richard W. Warner (1976) mengatakan:

Group counseling is an interpersonal process involing a counselor and several

members who explore themselves and their situations in an attempt to modify their

attitudes and behaviors. Pernyataan ini menjelaskan bahwakonseling kelompok

adalah proses interpersonal yang melibatkan konselor dan beberapa anggota yang

mengeksplorasi diri dan situasi mereka dalam upaya untuk mengubah sikap dan

perilaku mereka.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa konseling

kelompok adalah, usaha konselor dalam memberikan bantuan kepada individu

dalam situasi kolompok yang terdiri dari empat sampai delapan orang. Konseli

yang tergabung dalam kelompok memiliki permasalahan yang sama.

2. Konseling Kelompok di Sekolah Menengah

Budi Hastuti dalam modul konseling individual menjelaskan bahwa

konseling kelompok di sekolah menengah adalah suatu layanan yangdiberikan

kepada para siswa sebagai bagian dari suatu program layananbimbingan dan

konseling di sekolah menengah lanjutan yang komprehensif (Campbell & Dahir,

1997;Gysbers & Henderson, 2000). Implementasi layanankonseling kelompok

dijelaskan sebagai satu intervensi yang efektif (Gladding,1999), dan terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

22

temuan bahwa banyak konselor sekolah menengah yangecara efektif

merencanakan dan menerapkan layanan konseling kelompok secara berkelanjutan.

Perencanaan dan penerapan layanan konseling kelompok difokuskan pada

kebutuhan-kebutuhan para siswa pada saat ini dalam parameter sekolah. Fokus

layanan bagi siswa digolongkan pada pencegahan, pengembangan, dan beorientasi

krisis (Myrick, 1993). Contoh konseling kelompok di sekolah menengah

mencakup permasalahan-permasalahan kesadaran tentang obatobatan terlarang

(narkoba), hubungan-hubungan efektif dalam hubungan sosial, keterampilan-

keterampilan belajar, perencanaan karir, perubahan masa-masa transisi, masalah

broken home, kesedihan akibat perceraian orang tua, dan sebagainya.

3. Tujuan layanan konseling kelompok.

Tujuan umum dari layanan konseling kelompok dapat ditemukan dalam

sejumlah literatur profesional yang mengupas tentang tujuan konseling kelompok,

sebagaimana ditulis oleh Ohlsen, Dinkmeyer, Muro, serta Corey (dalam Winkel,

1997) sebagai berikut.

a. Masing-masing konseli mampu menemukan dirinya dan memahami

dirinya sendiri dengan lebih baik. Berdasarkan pemahaman diri tersebut,

konseli rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-

aspek positif kepribadiannya.

b. Para konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi antara satu

individu dengan individu yang lain, sehingga mereka dapat saling

memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan

yang khas pada setiap fase-fase perkembangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

23

c. Para konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan

mengarahkan hidupnya sendiri, mula-mula dalam kontak antar pribadi di

dalam kelompok dan kemudian juga dalam kehidupan sehari-hari di luar

lingkungan kelompoknya.

d. Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih

mampu menghayati perasaan orang lain. Kepekaan dan penghayatan ini

akan membuat para konseli lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis

dan alam perasaan sendiri.

e. Masing-masing konseli menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka

capai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif.

f. Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan

manusia sebagai kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan

menerima orang lain dan harapan akan diterima oleh orang lain.

g. Para konseli belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok

secara terbuka, dengan saling menghargai dan saling menaruh perhatian.

Pengalaman bahwa komunikasi yang demikian dimungkinkan, akan

membawa dampak positif dalam kehidupan dengan orang lain yang dekat

padanya.

4. Pentingnya Konseling Kelompok

Budi Hastuti dalam Ohlsen, Horne, and Lawe (1988) mendeskripsikan

pentingnya konseling kelompok dalam sejumlah kekuatan yang disajikan dalam

banyak situasi konseling kelompok. Setiap konseli memiliki perasaan ingin

diterima dalam kelompok, mengetahui apa yang diharapkan, merasa memiliki,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

24

dan perasaan aman. Saat kekuatan ini tidak ada, konseli cenderung melakukan

tindakan burukseperti permusuhan, mundur, atau bersikap apatis. Lebih lanjut

Yalom (1985) mendiskusikan keberhasilan sebuah proses konseling kelompok

diketahui dengan adanya dinamika kelompok yang kondusif. Faktor-faktor yang

perlu diperhatikan dalam konseling kelompok antara lain:

a. Altruisme (mementingkan kepentingan orang lain). Konseling kelompok

melatih anggota untuk saling memberi dan menerima. Kemungkinan

selamaini konseli menganggap dirinya sebagai beban keluarga, namun

dalamkonseling kelompok, konseli dapat berperan penting bagi orang

lain. Konseli dapat menolong, memberikan dukungan, keyakinan, saran-

saran pada konseli lain, sehingga dapat meningkatkan harga dirinya dan

merasa berharga dimata orang lain.

b. Kohesivitas kelompok (merasakan koneksi atau hubungan dengan orang

lain). Rasa kebersaman dan ketertarikan anggota pada kelompok dapat

membuat rasa bersatu, satu anggota dengan anggota yang lain dapat

saling menerima, sehingga dapat membentuk hubungan yang berarti

dalam kelompok.

c. Belajar interpersonal (belajar dari anggota lain). Kelompok merupakan

mikro kosmik sosial. Jika konseli dapat berhasil berinteraksi dengan baik

dalam kelompok, maka pengalaman ini diharapkan dapat dilakukan di

luar kelompok.

d. Bimbingan (memberikan bantuan dan membimbing). Bimbingan bersifat

didaktis yang dapat dilakukan oleh konselor. Misalnya, cara belajar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

25

baik,cara menumbuhkan kepercayaan diri, topik kesehatan mental, dan

lain-lain.

e. Katarsis (melepaskan perasaan-perasaan dan emosi-emosi). Katarsis

merupakan faktor penyembuh dalam konseling kelompok. Melalui

katarsis dalam proses konseling kelompok, konseli datang dengan penuh

gejolak emosi, selanjutnya konseli dapat mengekspresikannya dengan

bantuan konselor maupun anggota lainnya.

f. Identifikasi (pemberian modeling bagi anggota atau pemimpin

kelompok). Seringkali konseli memperoleh manfaat dari pengamatannya

dalam proses konseling kelompok. Konseli dapat mengamati dan meniru

cara konselor maupun anggota lain dalam bersikap dan memecahkan

masalah.

g. Family reenactment (merasakan sebagai satu keluarga dan belajar

daripengalaman). Konselor, asisten konselor, dan anggota kelompok

dapat dipandang sebagai representasi dari keluarga asal konseli. Konseli

seperti mengulang pengalaman masa kecilnya dalam keluarga asal. Dari

sini konseli akan belajar perilaku baru dalam berhubungan dengan orang

lain.

h. Pemahaman diri atau self understanding (memperoleh pemahaman

pribadi). Umpan balik dari anggota akan menolong konseli untuk

mengubah sikapnya dalam berhubungan dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

26

i. Dorongan pengharapan (merasa penuh harapan tentang satu kehidupan).

Harapan konseli untuk berubah akan membuatnya bertahan dalam

konseling. Apalagi bila terdapat teman yang berhasil dalam konseling.

j. Universalitas (tidak merasa kesepian). Konseli sering beranggapan

bahwa hanya dirinya sendiri yang memiliki masalah dan masalah tersebut

unik sehingga orang lain tidak akan pernah memiliki masalah tersebut.

Namun ketika konseli mengetahui berbagai masalah yang juga unik yang

dihadapi oleh anggota kelompok, maka konseli akan merasakan dirinya

tidak sendiridan tidak terisolasi.

k. Faktor eksistensial (mendatangkan pemahaman akan pasang surutnya

kehidupan). Kadang-kadang ada konseli yang menganggap bahwa

hidupini tidak adil dan tidak seimbang. Kemudian konseli

mempertanyakan tentang hidup dan mati. Di dalam konseling kelompok

topik seperti ini dapat muncul dan didiskusikan. Tanggapan dan

dukungan dari anggota lain akansangat banyak menolong.

Kemampuan memberikan layanan konseling kelompok sangat penting bagi

konselor, karena seorang konseli terkadang membutuhkan suasana kelompok

untuk memecahkan kesulitannya dan permasalahan konseli kemungkinan tidak

dapat terselesaikan melalui konseling individual. Oleh karenaitu, pengembangan

pengetahuan dan penguasaan pendekatan-pendekatan dalam layanan konseling

kelompok perlu ditingkatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

27

5. Tahap-tahap layanan konseling kelompok.

Tahapan-tahapan konseling kelompok terdiri dari:

a. Pembukaan.

Diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antar pribadi (working

relationship) yang baik, yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan

terarah pada penyelesaian masalah. Yang paling pokok adalah

pembukaan pada awal proses konseling kelompok, bila kelompok saling

bertemu untuk pertama kali. Mengingat jumlah pertemuan pertemuan

lebih dari satu kali, pertemuan-pertemuan berikutnya juga memakai suatu

pembukaan, tetapi caranya akan lain dibanding dengan pembukaan pada

waktu saling bertemu untuk pertama kali. Selain itu dalam pembukaan ini

terjadi perkenalan konseli satu dengan yang lain serta konselor sendiri.

b. Penjelasan masalah.

Masing-masing konseli mengutarakan masalah yang dihadapi berkaitan

dengan materi diskusi, sambil mengungkapkan pikiran dan perasaannya

secara bebas. Selama seseorang konseli mengungkapkan apa yang

dipandangnya perlu dikemukakan, konseli lainnya mendengarkan dengan

sungguh-sungguh dan berusaha ikut menghayati ungkapkan pikiran

perasaan temanya. Mereka dapat menanggapi ungkapan teman dengan

memberikan komentar singkat, yang menunjukan ungkapan itu telah

ditangkap dengan konkret. Setelah semua konseli selesai

mengungkapkan masalahnya menurut pandagan sendiri-sendiri, konselor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

28

meringkas apa yang dikatakan oleh masing-masing konseli dan

mengusulkan suatu perumusan masalah yang umum, yang mencakup

semua ungkapan yang telah dikemukakan oleh para konseli.

c. Penggalian latar belakang masalah.

Karena para konseli pada fase (2) biasanya belum menyajikan gambaran

lengkap mengenai kedudukan masalah dalam keseluruhan situasi hidup

masing-masing, diperlukan penjelasan lebih mendetail dan mendalam.

Pada fase ini konselor membawa kelompok masuk ke fase analisis kasus,

dengan tujuan supaya para konseli lebih memahami latar belakang

masalahnya sendiri-sendiri dan masalah teman, dan sekaligus mulai

sedikit mengerti tentang asal-usul permasalahan yang dibahas bersama.

d. Penyelesaian masalah.

Berdasarkan apa yang telah digali dalam fase analisis kasus,konselor dan

para konseli membahas bagaimana persoalan dapat diatasi. Kelompok

konseli selama fase ini harus ikut berpikir, memandang, dan

mempertimbangkan, narnun peranan konselor di institusi pendidikan

dalam mencari bersama penyelesaian permasalahan pada umumnya lebih

besar.

e. Penutup.

Bilamana kelompok sudah siap untuk melaksanakan apa yang telah

diputuskan bersama, proses konseling dapat diakhiri dan kelompok

dibubarkan pada pertemuan terakhir. Bilamana Proses konseling belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

29

selesai, pertemuan yang sedang berlangsung ditutup untuk dilanjutkan

pada lain hari.

6. Keterampilan konselor dalam konseling kelompok.

Peran konselor dalam dalam konseling kelompok sangat penting dan bahkan

menjadi salah satu faktor keberhasilan konseling kelompok. Oleh sebab itu

konselor perlu memimiliki keterampilan-keterampilan dalam proses memberikan

layanan konseling kelompok. Budi Hastuti (2012) menjelaskan keterampilan-

keterampilan konselor yang perlu dikuasai ialah:

a. Keterampilan pada pemecahan masalah (problem solving).

b. Keterampilan interaksi sosial.

c. Keterampilan komunikasi, information giving.

D. Hakikat Brief Counseling/Konseling Singkat Berfokus Pada Sulusi

1. Konsep Dasar Brief Counseling

Pada akhir tahun 1970an, psikoterapi di Amerika Serikat mengalami masa

puncaknya. Bukti dari kejaan ini adalah pelayanan kesehatan mental menjadi yang

utama, selain itu buku-buku tentang self-help banyak ditemukan dan menjadi

daftar buku terlaris. Pada awal tahun 1990an, ada perubahan secara dramatis.

Walaupun buku-buku tentang self-help, menjadi buku terlaris, dan profesi

psikoterapi mendominasi saat itu. Sesuatu yang lain terjadi mada masa itu, di

Milwaukee, Wisconsin, sebuah tim yang dipimpin oleh Insoo Kim Berg dan Steve

de Shazer mulai bekerja dengan klien melalui pendekatan baru yang sangat

berbeda yaitu pendekatan Brief Counseling. Brief Counseling atau biasa lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

30

dikenal dengan Konseling Singkat Berfokus Pada Solusi. (Kelly.S.M., Kim.S.J.,

Franklin.C; 2008)

Melalui pendekatan ini, klien sendiri dipandang sebagai ahli dalam

permasalahannya sendiri. Ide-ide utamanya, bahwa kekuatan klien sangat

berpengaruh, bahwa perubahan klien itu terus menerus, dan klien dapat dipercaya

untuk menemukan sendiri solusi bagi persoalannya, merupakan alternative yang

diterima. Melalui pendekatan Brief Counseling ini, para konselor dapat

menggunakan teknik-teknik seperti miracle question, coping questions, dan

scaling questions untuk mengidentifikasi tujuan dan kekuatan klien untuk

membantu mereka membuat perubahan dalam hidupnya.

2. Definisi Brief Counseling.

Brief dalam bahasa indosesia berarti singkat atau ringkas. Brief Counseling

berarti konseling singkat atau konseling ringkas yang berpusat pada solusi.

Singkat atau ringkas mengindikasikan waktu yang pendek, dan hasil efektif. Brief

Counseling menemukan short cut yang menghubungkan antara pikiran, perasaan

dengan perilaku. Diantara ketiga hal itu terdapat rangkaian kode-kode perilaku

yang kemudian diekstrak dan dijabarkan menjadi teknik-teknik konseling yang

dapat diaplikasikan secara mudah. Dalam konseling singkat berfokus pada solusi,

konseli mendapatkan makna yang sangat pribadi dari setiap kejadian dalam

hidupnya, sebagaimana ia jelaskan dalam narasi yang juga bersifat personal.

Dalam pemahaman ini, penting bagi konselor untuk memberikan empati lebih

besar lagi, siap sedia bekerjasama, menjaga sikap ingin tahu, tetapi tetap penuh

hormat dengan perhatian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

31

3. Kelebihan Brief Counseling

a. Brief Counseling merupakan pendekatan yang mengusulkan sebagai

fakta bahwa orang mempunyai kekuatan-kekuatan; lebih dari itu Brief

Counseling mengungkapkan bahwa kekuatan-kekuatan bersifat

sekarang/kekinian, dalam membantu klien menata keadaan mereka. Klien

bukan tidak bisa mengatasi persoalannya tetapi kekuatan yang melekat

dalam diri mereka sendirilah yang akan secara mutlak digunakan untuk

mengatasi persoalannya sendiri.

b. Brief Counseling berpusat pada klien

Brief Counseling dimulai dari klien yang berada dalam posisi yang kuat,

dengan menciptakan konteks di mana klien dapat menentukan tujuannya

sendiri dan dapat membuat keputusan tentang bagaimana dan dimana

mereka berharap untuk membuat perubahan dalam hidupnya sendiri.

c. Brief Counseling membangun komitmen perubahan kecil.

Seorang yang terbiasa menunda pekerjaan, akan dapat menyelesaikan

seluruh pekerjaan ketika ia berhasil dalam pelajaran menuntaskan sebuah

pekerjaan kecil. Spirit Brief Counseling adalah, sebuah perubahan kecil

akan diikuti oleh perubahan yang lebih besar. Jadi target konseling

dengan teknik ini bukan meyelesaikan seluruh permasalahan dalam satu

kali tebas, tetapi membagun komitmen untuk berubah dari sesuatu yang

sangat kecil, yakni sebuah perilaku yang diharapkan membuat mereka

bahagia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

32

d. Brief Counseling itu bersifat portable

Brief Counseling mudah dibawa kemana-mana. Tidak membutuhkan

equipment yang rumit. Mudah diaplikasikan dalam berbagai konteks

kehidupan, seperti konseling pastoral, konseling individual, konseling

keluarga dan yang lainnya.

e. Brief Counseling mudah diadaptasi.

Teknik ini berkembang dalam budaya Amerika, tetapi sesungguhnya

teknik ini sangat mudah disesuaikan dengan berbagai kultur.

4. Teknik-teknik Brief Counseling.

Brief Counseling memiliki lima teknik, yang diawali dengan teknik

bercerita bebas, kemudian terapetik, serta penutup. Terapetik merupakan inti dari

keseluruhan proses Brief Counseling, dimana didalamnya terdapat empat teknik

yang sangat penting, yaitu: penskalaan, pengecualian, pertanyaan ajaib, dan

menjinakkan ranjau, dibawah ini akan dijelaskan melaui bagan dan keterangannya

mengenai teknik konseling singkat berfokus pada solusi.

Gambar 1.Bagan teknik Brief Counseling

Bercerita bebas

Terapetik

Penutup

Penskalaan

Pertanyaan ajaib

pengecualiaan

Menjinakkan ranjau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

33

Keterangan bagan:

a. Teknik Bercerita Bebas

Teknik bercerita bebas merupakan awal dari kegitan konseling singkat

berfokus pada solusi, dalam teknik ini konselor mengajak konseli untuk

mebagikan pengalaman baik mereka atau pengalaman yang membuat

mereka bahagia kepada konseli lainya. George, Iveson dan Ratner

(1990) merumuskan teknik ini sebagai solusi penting yang berfokus

pada teknik dan sangat bermanfaat untuk tetap menjaga kedekatan

dengan klien. Dengan teknik ini konselor mengajak klien mendiskusikan

hal-hal positif dalam hidup, hal-hal baik yang terjadi dalam hidup dan

apa yang bermanfaat bagi mereka. Sebagaisebuahteknik berfocus

padasolusi,teknik berceritera bebasini sangat bermanfaat untuk

menghindari percakapan yangjustru memperlemah semangat dan

sumber dayakonseli. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan,

perhatian, sumber daya dan kekuatan konseli sangatlah penting untuk

mengimbangi kondisi tidak stabil,sakit, stress dan gejala-gejala lain.

b. Penskalaan

Penskalaan adalah sebuah teknik yang dapat rnenuntun konselor

maupun konseli untuk membuat permasalahan yang pada mulanya

terasa kompleks danabstrak menjadi lebih konkrit dan manajebel

(DeJong&Miller, 1995). Acapkali pikiran, perasaan, dan perilaku

konseli tidak realistik atau mengawang awang, maka dibutuhkan teknik

konseling untuk mendaratkan pikiran dan perasaannya agar menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

34

lebih konkrit. Ketika pikiran dan perasaan konseli lebih konkrit, maka

permasalahannya akan lebih manajebel. Ketika konseli sudah memiliki

orientasi yang lebih jelas akan permasalahannya maka ia akan lebih

mudah diarahkan untuk. fokus pada solusi. Pertanyaan penskalaan yang

diajukan oleh seorang konselor kepada konseli akan menuntun konseli

beranjak dari konsep konsep abstrak menuju goal yang realistik.

Contohnya, seorang konselor menanyakan kepada konseli "Dalam skala

1 sampai 10, dimana satu merepresentasikan keadaan yang paling

buruk, dan angka sepuluh merepresentasikan sesuatu yang paling

baik, dimanakah posisi Anda saat ini?”. Disadari atau tidak,

pertanyaan itu akan sedikit memaksa konseli untuk menempatkan diri

pada posisi tertentu dalam semesta permasalahannya. Langkah ini

disebut reorientasi. Seseorang yang terbelit oleh sebuah permasalahan

sering kehilangan orientasi, mereka membutuhkan bantuan untuk

mereorientasi diri supaya lebih fokus pada solusi atas permasala hannya.

Penskalaan juga bisa mengukur progres dari proses konseling yang

tengah terjadi. Ditengah tengah proses konseling, konselor

dimungkinkan untuk mengajukan pertanyaan yang bertujuan mengukur

sampai dimana progres konseling saat itu. Konselor bisa menanyakan

kepada konseli "Saya ingin tahu dimana posisi anda saat ini

sebenarnya, bila angka 1adalah kondisi anda yang penuh dengan

masalah, dan angka 10 menggambarkan kondisi anda yang telah bebas

dari masalah, dimanakah posisi anda saat ini?"

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

35

c. Teknik Pengecualiaan

Menemukan pengecualian adalah teknik yang sangat penting dalam

mencari solusi dalam sebuah proses konseling, yang dimaksud dengan

pengecualian adalah: menunjuk pada waktu ketika sebuah problem

belum/tidak terjadi. Teknik ini akan menandai pencapaian seorang

konseli meskipun bersifat sementara. Inti dari teknik pengecualian

mendasarkan pada asumsi bahwa semua problem telah teratasi,

kondisi itu akan bermanfaat untuk mendapatkan solusi yang

sesungguhnya. Pada umumnya kita baik sebagai konselor maupun klien,

cenderung melihat sebuah persoalan seolah-olah konstan, terus

menerus terjadi, danseolah-olah tidak pernah melunak sejenakpun. Jika

kita mengenali pengecualian ini, kita cenderung mengelak hal hal

yang signifikan pada masalah itu. Suasana ini akan memberikan angin

segar bagi otak untuk memfilter, memproses dan menyimpan informasi

yang bermanfaat. Konselor professional selalu mendengar pengecualian

ini, mengeluarkan dari pikiran konseli, dan memanfaatkannya untuk

mnedapatkan solusi. Melalui teknik ini, konseli mendapatkan

pengharapan, dan diteguhkan dengan kemampuan dirinya mendapatkan

menafaat dari sebuah keadaaan.

d. Pertanyaan Ajaib.

Inti dari teknik ini adalah mengajak konseli untuk membayangkan

suatu masa diwaktu yang akan datang dimana ia tidak mengalami

masalah sama sekali. Dalam proses ini konselor juga mengajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

36

konseli untuk mengidentifikasi cara-cara menyelesaikan masalah

untuk membangun masa depannya itu. Inilah yang disebut solution

focused terapy.

e. Flagging The Minifield (Menjinakkan Ranjau)

Flaggingthe Minefield, atau dalam Bahasa Indonesia ditejemahkan

teknik menjinakkan ranjau, menurut Sklare (2005) adalah sebuah teknik

yang dapat membimbing konseli untuk patuh pada apa yang ia

dapatkan dalam sessi konseling, untuk diterapkan ke dalam situasi

nyata yang ia temui. Kadang kala konseli mendapatkan banyak

pemahaman dalam sessi konseling, tetapi bingung ketika menghadapi

situasinyata. Dengan menerapkan teknik ini pada saat penutupan

sessi, konseli akan sangat terbantu untuk mengidentifikasi situasi sulit

yang mungkin akan dijumpainya. Dengan teknik ini konselor membantu

konseli untuk mengadaptasi pelajaran dalam sessi konseling kedalam

situasi nyata. Pendeknya, teknik menjinakkan ranjau adalah teknik peng

generalisasian insight yang diperoleh dalam konseling, niat-niat untuk

berperilaku yang telah dirumuskan, pikiran-pikiran, dan perasaan-

perasaan untuk ditranfer dalam seting hidup sehari-hari.

f. Penutup.

Penutup merupakan teknik terakhir pada setiap pendekatan konseling,

baik konseling individual maupun konseling kelompok. Tugas konselor

dalam teknik penutup pada pendekatan konseling singkat berfokus pada

solusi mengajak, konseli untuk saling memberikan semangat/bombongan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

37

terhadap niat yang sudah dirumuskan oleh masing-masing konseli.

E. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai Brief Counseling sebelumnya pernah dilakukan oleh

Dwi Lestari, dalam jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember

2013 dengan judul Menurunkan Perilaku Bullying Verbal melalui Pendekatan

Konseling Singkat Berfokus Solusi di SDK BPK Penabur Bintaro Jaya Jakarta

tahun 2013. Penelitian tersebut bertujuan mengurangi perilaku bullying secara

verbal melalui Konseling Singkat Berfokus Solusi. Bullying verbal meliputi:

menyebut nama seseorang dengan sembarangan atau membuat lelucon aneh, cara

berpakaian, etnis, gender, orientasi seksual, agama atau ketidak mampuan

seseorang. Sementara itu Brief Counseling ialah pendekatan konseling yang

berasumsi optimis bahwa setiap manusia sehat dan kompeten serta memiliki

kemampuan dalam mengonstruk solusi yang dapat meningkatkan kualitas

hidupnya dengan optimal. Penelitian mencakup II siklus, setiap siklus terdiri atas

empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Responden

penelitian berjumlah enam siswa yang duduk di kelas 6 SD. Analisis hasil

penelitian menunjukkan penurunan perilaku bullying secara verbal pada siswa

melalui pendekatan konseling singkat berfokus solusi. Selain itu hasil penelitian

juga menunjukkan pemahaman siswa tentang bullying verbal dan adanya

keinginan siswa untuk menghentikan perilaku bullying verbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

38

F. Kerangka Berpikir

Peneliti memilih penggunaan metode konseling kelompok dengan

pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi atau Brief Counseling, sebagai

upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA

Tiga Maret. Selama ini pemberian sangsi dan nasihat menjadi solusi yang

dilakukan oleh para guru, sebagai upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat

ke sekolah. Pemberian sangsi biasaya berupa tidak diijinkan megikuti pelajaran

pada jam pertama. Selain tidak diijinkan masuk kelas pada jam pertama, siswa

juga mendapat tugas pribadi dari guru. Membuat cerpen, refleksi pribadi,

merangkum materi dan mencari bahan materi pelajaran. Tugas tersebut dikerjakan

di ruangan perpustakaan dan ruang BK. Sangsi maupun tugas tersebut tergantung

guru piket yang sedang bertugas. Pemberian sangsi tersebut ternyata bukan solusi

yang tepat, karena pada kenyataanya siswa kembali mengulangi kebiasaan datang

terlambat ke sekolah pada hari berikutnya. Selain itu bagi siswa sangsi menjadi

suatu hal yang menyenangkan atau sebagai upaya menghindari mengikuti

pelajaran tertentu. Bertolak dari masalah ini, diupayakan solusi yang tepat untuk

menangani masalah tersebut. Peneliti mencoba menggunakan layanan konseling

kelompok dengan pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi atau Brief

Counseling sebagai upaya menghilangkan kebiasaan datang terlambat pada siswa-

siswi SMA Tiga Maret.

Peneliti memilih desain penelitian tindakan dalam melaksanakan layanan

konseling kelompok dengan pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi.

Penelitian tindakan ini dalam setiap siklusnya memuat adanya perencenaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini juga membutuhkan kolaborasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

39

dengan pihak lain seperti wali kelas, guru Bimngan dan Konseling, serta teman-

teman kelas.

G. Hipotesis Tindakan

Kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret,

dapat dikurangi melalui pemberian layanan konseling kelompok dengan

pendekatan Bref Counseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

40

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Bab ini memaparkan tujuan penelitian, setting penelitian, metode

penelitian, partisipan penelitian, peran dan posisi peneliti, tahapan penelitian, hasil

intervensi tindakan yang diharapkan, data dan sumber data, teknik pengumpulan

data, instrumen pengumpulan data, keabsahan data, dan teknis analisis data.

Kesebelas sub-judul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode penelitian

yang harus ada dalam sebuah penelitian. Setiap pengertian dan penjabaran

didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Masing-masing sub-bagian akan dijabarkan dari masing-masing sub bagian.

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke

sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret, melalui layanan konseling

kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitaian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Tiga Maret, yang beralamat di Jln.

Afandi Mrican No.5 Yogyakarta.

2. Waktu penelitian.

Waktu penelitian dilaksanakan dimulai pada bulan Oktober 2014, dimana

peneliti mengumpulkan data awal mengenai kebiasaan terlambat pasa siswa

SMA Tiga Maret, selama empat puluh lima hari efektif sebelum dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

41

tindakan. Bulan Januari 2015 minggu ke II peneliti mulai melaksanakan

tindakan, dan dilanjutkan pengambilan data akhir selama selama empat puluh

lima hari efektif, setelah dilaksanakannya tindakan. Berikut ini akan dijelaskan

secara rinci mengenai pelaksanaan penelitina melalui tabel jadwal penelitian.

Tabel 1. Recana Jadwal Penelitian

No Tanggal Kegitan Keterangan

1 8 Januari 2015 a. Wawancara guru

BK

b. Wawancara wali

kelas X MIA

c. Wawancara wali

kelas X IIS

Wawancara dilakukan

untuk memperoleh data

awal mengenai siswa yang

sering terlambat ke sekolah.

Dari hasil wawancara,ada

tiga siswa dari masing-

masing kelas yang memiliki

kebiasaan datang terlambat.

Pemilihan siswa

beradasarkan frekuensi

keterlambatan setiap

minggunya.

2 9 Januari 2015

Mendata jumlah

keterlambatatan pada

ke-enam siswa

berdasarkan catatan

guru piket.

Berdasarkan hasil

wawancara dan siswa

terpilih sebagai subyek,

peneliti melakukan

pendataan/pencocokan

dengan catatan guru piket.

Peneliti mendata kebiasaan

terlambat kesekolah pada

ke-enam siswa mulai bulan

Oktober sampai tanggal 22

November 2014 (hari

efektif sekolah).

3 10 Januari 2015 Wawancara dengan

siswa terpilih sebagai

subyek penelitian.

Dari hasil mendata jumlah

keterlambatan pada ke-

enam siswa, Peneliti juga

melakukan wawancara

dengan siswa sendiri, guna

memperoleh data informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

42

lainnya, seperti alasan, serta

frekuensi keterlambatan.

4 12 Januari 2015 Merancang skema

konseling kelompok

dengan pendekatan

Brief Counselingdan

mengkonsultasikannya

dengan dosen

pembimbing

Sebelum memberikan

tindakan, peneliti

merancang skema agar

proses konseling kelompok

dengan pendekatan Brief

Counselingdapat berjalan

dengan lancar.

5 14 Januari 2015 Simulasi konseling

kelompok

Peneliti juga melakukan

simulasi/latihan konseling

kelompok dengan

pendekatan Brief

Counseling. Peneliti

melakukannya dengan

kelompok lain (teman kost),

hal ini agar peneliti benar-

benar siap dan mampu

memberikan konseling

kelompok pada siswa yang

memiliki masalah kebiasaan

datang terlambat ke

sekolah.

6 15 Januari 2015 Memberikan tindakan

konseling kelompok

dengan pendekatan

Brief Counseling siklus

I

7 16 Januari Perbaiakan dan refleksi

siklus I

Perbaikan dan refleksi

dilakukan untuk melihat

hal-hal apa saja yang

kurang sesuai selama proses

pemberian konseling

kelompok di siklus I

8 16-21 Januari

2015

Observasi siklus I

Peneliti melakukan

observasi, apakah ada

perubahan perilaku setelah

mengalami tindakan pada

ke-enam subyek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

43

9 22 Januari 2015 Memberikan tindakan

konseling kelompok

dengan pendekatan

Brief Counseling siklus

II

10 23 Januari 2015 Perbaiakan dan refleksi

siklus II

11 23Januari-7

Februari 2105

a. Observasi subyek

untuk memperoleh

data akhir setelah

dilakukannya

tindakan selama II

siklus

b. Menyerahkan

lembar observasi

kepada teman

kolaboratif yaitu

wali kelas X MIA

dan X IIS, untuk

ditindak lanjuti.

Peneliti kembali melakukan

observasi terhadap subyek.

Peneliti juga menjelaskan

dan menyerahkan lembar

obsevasi kepada teman

kolabiratif untuk ditindak

lanjuti, karena masa tugas

PPL peneliti di SMA Tiga

Maret sudah berakhir.

12 24 Februari-16

Maret 2015

Observasi terhadap

subyek untuk

memperoleh data akhir

setelah dilakukannya

tindakan selama II

siklus

Obsevasi dilakukan selama

45 hari efektif sekolah

terhitung dari tanggal 23

Januari sampai 17 Maret

2015. Observasi dilakukan

oleh wali kelas X MIA dan

X IIS

13 17 Maret 2015 a. Pengambilan lembar

observasi

b. Wawancara ke-dua

wali kelas

c. Wawancara

terhadap subyek

Peneliti mengambil lembar

observasi karena waktu

yang telah ditentukan untuk

mengobservasi subyek

sudah cukup. Peneliti juga

melakukan wawancara

terhadap sunyek untuk

mengetahui pengalaman

mereka setelah menerima

konseling kelompok, dan

apakah ada perubahan pada

diri mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

44

C. Metode Penelitian

1. Definisi penelitian tindakan (Action research)

Rahmat Hidayat (2012) menjelaskan penelitian tindakan adalah, salah satu

strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses

pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

2. Ciri-ciri penelitian tindakan

a. Ciri-ciri umum

1) Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan

secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.

Tindakan berkenaan dengan diagnosis suatu masalah dalam konteks

tertentu dan usaha untuk memecahkan masalah tersebut dalam konteks

tersebut. Subjeknya bisa siswa di kelas, petatar di kelas penataran,

anggota staf, dan lain-lain.

2) Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah

praktis. Penelitian tindakan juga bersifat empris dalam hal bahwa

tindakan mengandalkan observasi nyata dan data perilaku, serta tidak

lagi masuk kajian panitia yang subjektif atau pendapat orang

berdasarkan pendapat masa lalunya.

14 17 Maret 2014 Analisi data dan

kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

45

b. Ciri-ciri khusus

McNiff, Lomax dan Whitehead (2003) memaparkan ciri-ciri khusus dari

penelitian tindakan dilihat dari segi komitmen, maksud, pusat wawancara,

jenis tindakkan, pemantauan, deskripsi otentik tindakan dan penjelasannya,

sertaperlunya validitas persyaratan yang dibuat peneliti.

D. Partisipan dalam penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan subjek penelitian pada siswa-

siswi yang tercatat sebagai siswa yang sering terlambat datang ke sekolah

sebanyak enam siswa. Pemilihan subjek berdasarkan data dari buku catatan

guru piket, hasil wawancara dengan guru/wali kelas, guru BK serta menurut

hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPL BK).

E. Peran dan Posisi Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pihak luar yang sedang

mengadakan penelitian dan ingin memberikan kontribusi dalam konteks

layananan konseling kelompok pada enam siswa yang tercatat sebagai siswa

yang memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah di SMA Tiga Maret.

Oleh sebab itu peneliti perlu membicarakan peran dan tugas masing-masing

yaitu:

1. Pelaksana tindakan.

Peneliti sendiri menjadi pelaksana tindakan perbaikan yang sudah

direncanakan. Peneliti terlibat penuh dalam menerapkan pendekatan Brief

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

46

Counseling dalam konseling kelompok. Peneliti berperan sekaligus sebagai

intrumen penelitian yaitu sebagai alat pengumpulan data dan validasi data

yang dikumpulkan.

2. Kolabolator.

Kolabolator berperan sebagai pihak yang membantu peneliti mengumpulkan

data penelitian dan merencanakan tindakan perbaikan untuk setiap

pertemuan yang akan diadakan. Pekerjaan inti kolabolator ketika

pelaksanaan tindakan adalah sebagai observer proses. Kolabolator yang

dilibatkan adalah guru/wali kelas subyek, serta teman PPL peneliti.

F. Tahapan Penelitian

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan analisis

terhdap situasi yang terjadi pada enam siswa SMA Tiga Maret. Analisi situasi

yang dimaksud yaitu, peneliti menjalin relasi dengan enam siswa terpilih. Pada

tahap berikutnya peneliti mulai menyusun rencana penelitian dan mendesain

intervensi Brief Counseling yang akan diberikan. Tahapan penelitian tindakan

dapat dilihat pada bagan berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

47

Tabel 2. Tahapan penelitian tindakan

Sebelum melakukan tindakan, peneliti menyusun pokok-pokok rencana kegitan

yang akan dilakukan, seperti halnya menyususn skema konseling kelompok

dengan pendekatan Brief Counseling. Peneliti menyusun rencana pelaksaan

tindakan sebanyak dua siklus. Hal tersebut dikarenakan peneliti mengacu pada

pendekatan yang digunakan yaitu Brief Counseling yang relatif singkat dan

Tindakan

Kegiatan pengumpulan data awal

Siklus I

Perencanaan

Hal-hal yang direncanakan:

1. Penyususnan skema Brief

Counseling.

2. Membuat format

observasi dan evaluasi

3. Indikator keberhasilan

siklus I

Pengamatan

1. Observasi

2. Wawancara

3. Dokumentasi

Tindakan

Tahap-tahap tindakan:

Pelaksanaan konseling

kelompok dengan

pendekatan Brief

Counseling

Interpertasi Refleksi

1. Evaluasi bersama kolabolator.

2. Perbaikan siklus berikutnya.

Analisis

Siklus II

Perencanaan Pengamatan

Analisi Refleksi Interpertasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

48

berfokus pada solusi. Rancangan siklus penelitian dijelaskan dalam tabel berikut

ini:

Tabel 3. Rencana kegiatan penelitian

Siklus I Perencanaan:

Identifikasi masalah penelitian

penetapan alternatif pemecahan

masalah

Merencanakan tindakan

konseling kelompok yang akan

diterapkan

Membuat skema Brief Counseling

Menyiapkan instrumen

pengumpulan data

Mengembangkan format evaluasi

Menetapkan indikator

keberhasilan siklus I

Tindakan Menerapkan konseling kelompok

dengan pendekatan Brief Counseling

Pengamatan Melakukan observasi pelaksanaan

tindakan, yang dilakukan oleh

teman kolaboratif peneliti.

Merekam kegiatan konseling

kelompok dengan pendekatan

Brief Counseling yang

berlangsung melaui foto/video

Refleksi Melakukan evaluasi tindakan

yang telah dilakukan yang

meliputi proses keterlaksnaan

konseling kelompok

Memperbaiki pelaksanaan

tindakan sesuai dengan hasil

evaluasi untuk digunakan pada

siklus berikutnya

Siklus

II

Perencanaan Identifikasi masalah dan

penetapan alternatif pemecahan

masalah

Perbaikan tindakan siklus satu,

untuk pencapaian tujuan tindakan

berikutnya yaitu siklus II.

Tindakan Menerapkan konseling kelompok

dengan pendekatan Brief

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

49

Counseling II

Pengamatan Melakukan observasi pelaksanaan

tindakan, yang dilakukan oleh

teman kolaboratif peneliti.

Merekam kegiatan konseling

kelompok dengan pendekatan

Brief Counseling yang

berlangsung melaui foto/video

Reflkesi Evaluasi tindakan konseling

kelompok dengan pendekatan Brief

Counseling II

Kesimpulan saran dan rekomendasi

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk

mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa SMA Tiga Maret.

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya

perubahan perilaku kebiasaan datang terlambat ke sekolah, menjadi kebiasaan

datang tepat waktu ke sekolah.

H. Data dan Sumber Data

Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat.

Untuk penelitian ini, data diambil dari hasil catatan guru piket mengenai siswa

terlambat, wawancara dan pencatatan hasil observasi dari salah satu guru/wali

kelas dan guru BK sebagai teman kolaborasi. Selain itu, peneliti juga memperoleh

data dari hasil wawancara langsung dengan enam siswa yang memiliki kebiasaan

datang terlambat ke sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

50

I. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau metode

pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Peneliti dapat

menggunakan salah satu atau gabungan dari metode yang ada tergantung masalah

yang dihadapi (Kriyantono, 2009: 93).Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini, antara lain:

1. Wawancara.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

berkomunikasi, bertatap muka, terencana, dan sistematis antara pewawancara

(interviewer) dengan individu yang diwawancari (interviwee).

a. Langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara.

1) Menetapkan tujuan wawacara

2) Menetapkan bentuk pertanyaan sesuai tujuan

3) Pertanyaan harus fokus, sehingga interviewee akan menjawab sesuai

dengan yang dibutuhkan

4) Menetapkan interviewee yang memiliki informasi

5) Menetapkan jadwal wawancara

6) Menetapkan jumlah interviewee

7) Menghubungi interviewee

8) Melaksanakan wawancara

b. Pedoman pelaksaan wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

51

1) Pembukaan, pada langkah ini interviewer menciptakan hubungan yang

baik dan menjelaskan tujuan agar interviewee bersedia bekerjasama.

Pewawancara juga perlu menjelaskan bahwa pokok pembicaraan tersebut

akan dijaga kerahasiaannya

2) Inti wawancara, pada waktu wawancara berlangsung sebaiknya

interviewe rmenunjukan sikap yang ramah, dan perhatian yang cukup

besar terhadap interviewee. Pencatatan hasil wawancara, langkah ini

dilakukan setelah wawancara berlangsung. Untuk memudahkan

interviewer, maka dapat digunakan alat bantu perekam. Pencatatan hasil

wawancara harus lengkap dan detail.

3) Penutup, pada tahap ini, interviewer menyimpulkan hasil wawancara dan

kemudian dibuat laporan.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancari guru kelas dan guru BK

untuk memperoleh informasi mengenai siswa yang memiliki kebiasaan terlambat

setiap minggunya. Selain guru kelas, peneliti juga mewawancarai siswa sendiri

yang memiliki kebiasaan terlambat, guna memperoleh informasi secara lansung

dari siswa mengenai keterlambatan. Di bawah ini peneliti memaparkan format

instrumen wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4. Format Instrumen Wawancara

Nama : (L/P)

Kelas :

Wawancara ke- :

Tempat :

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

52

Kesimpulan:Yogyakarta, ......2014

Pewawancara

( )

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara

sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala

yang diselidiki. Alat pencatat observasi terdiri dari catatan anekdot, daftar cek,

dan skala penilaian. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat

observasi daftar cek. Daftar cek berisi daftar aspek-aspek yang mungking terdapat

pada situasi, tingkah laku, maupun kegiatan siswa yang menjadi pusat perhatian.

Penyusunan alat ini direncankan dengan sistematis, dan sesuai dengan sasaran

yang ingin dicapai. Fokus observasi pada penelitian ini yaitu mengenai kebiasaan

siswa yang terlambat setiap minggunnya, dan yang menjadi observer dalam

penelitian adalah guru/wali kelas serta peneliti sendiri. Di bawah ini peneliti

memaparkan format observasi daftar cek yang akan digunakan dalam penelitian

ini.

Tabel 5. Format Observasi Daftar Cek

Nama : (L/P)

Kelas :

Situasi :

Tempat :

Tanggal :

Aspek tingkah laku Indikator Ya Tidak

Keterlambatan Datang ke sekolah pukul 06: 40

Catan:

Yogyakarta...2014

Observer

( )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

53

J. Instrumen Pengumpulan Data

Peneliti mengambil data dalam dua tahap, yaitu data kebiasaan siswa datang

terlambat ke sekolah sebelum dilakukannya tindakan, serta data kebiasaan siswa

datang terlambat ke sekolah setelah dilakukannya tindakan. Peneliti menggunakan

instrumen panduan observasi daftar cek, dan panduan wawancara dalam

memperoleh kedua data tersebut. Berikut ini instrumen panduan observasi daftar

cek dan panduan wawancara.

Tabel 6.Format Observasi Daftar Cek setelah tindakan

Nama : (L/P)

Kelas :

Situasi :

Tempat :

Tanggal :

Aspek tingkah laku Indikator Ya Tidak

Ketepatan waktu

datang ke sekolah

Datang ke sekolah pukul 06: 40

Catan:

Yogyakarta, .......2014

Observer

( )

Tabel 7. Pedoman Panduan Wawancara untuk Guru Kelas sebelum tindakan

Nama : (L/P)

Wawancara ke- :

Tempat :

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Berdasarkan pengamatan bapak/ibu

selama ini, siapa saja yang sering

terlambat setiap minggunya?

2 Berapa kali dalam satu minggu mereka

terlambat?

3 Apa yang menjadi alasan keterlambatan

mereka?

4 Adakah usaha yang dilakukan oleh

sekolah dalam mengatasi masalah

keterlambatan ini?

5 Sejauh mana ketercapaian/keefektifan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

54

usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam

mengatasi masalah keterlambatan?

Kesimpulan:

Yogyakarta....2014

Pewawancara

( )

Tabel 8. Pedoman Panduan Wawancara untuk Siswa sebelum tindakan

Nama : (L/P)

Kelas :

Wawancara ke- :

Tempat :

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Disini tinggal bersama siapa?

2 Berangkat ke sekolah menggunakan

transportasi pribadi (motor, dan mobil)

atau kendaraan umum?

3 Apakah kamu pernah terlambat?

Seberapa sering kamu terlambat?

4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga

kamu sering terlambat?

5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu

terlambat?

6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak

terlambat?

7 Adakah dukungan dari keluargamu,

misal orang tua kakak dan lain-lain, yang

mendukung niatmu itu?

8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat?

Kesimpulan:

Yogyakarta

Pewawancara

( )

Tabel 9. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Setelah Tindakan

Nama : (L/P)

Kelas :

Wawancara ke- :

Tempat :

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Adakah yang berbeda darimu setelah

mengikuti kegiatan konseling

kelompok?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

55

2 Berapa kali dalam satu minggu kamu

datang tepat waktu ke sekolah?

3 Bagaimana perasaanmu ketika kamu

datang tepat waktu ke sekolah?

4 Apa dampaknya ketika kamu berhasil

datang tepat waktu ke sekolah?

Kesimpulan:

Yogyakarta

Pewawancara

( )

K. Keabsahan Data

Keabsahan data harus dipastikan benar-benar tepat dalam suatu penelitian

kualitatif. Salah satu pemeriksaan keabsahan data adalah dengan cara triangulasi.

Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan

membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai

fase penelitian lapangan, waktu yang berlainan serta dengan menggunakan

metode yang berlainan. (Ardianto, 2010:197). Triangulasi adalah suatu cara

mendapatkan data yang benar-benar absah dengan menggunakan pendekatan

metode ganda.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara

memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi menurut Susan Stainback

dalam Sugiyono (2007:330) merupakan“the aim is not to determinate the truth

about same social phenomenom, rather than the purpose of triangulation is to

increase one’s understanding of what ever is being ivestigated. Dengan demikian

trianggulasi bukan bertujuan mecari kebenaran, tetapi meningkatkan pemahaman

peneliti terhadap data dan fakta yang dimilikinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

56

Penelitian ini mengguanakan tiangulasi sebagai pendekatan untuk

menganalisa data-data yang diperoleh. Triangualasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah, triangulasi data. Triangulasi data berarti mengguanakan

berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi

atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki

sudut pandang yang berbeda. Peneliti mengumpulkan data kebiasaan datang

terlambat pada siswa sebelum tindakan dilakukan, melalui catatan guru piket.

Setiap siswa yang terlambat tercatat di buku keterlambatan. Selain dari data

catatan guru piket, peneliti juga memperoleh data melalui wawancara dengan guru

kelas dan guru BK. Data wawancara dengan guru kelas mengenai hasil

pengamatan dan catatan pribadi siswa yang sering terlambat setiap minggunya.

Berdasarkan data tersebut, peneliti juga secara langsung mewawancarai siswa

yang memiliki kebiasaan datang telambat.

Data yang diperoleh peneliti untuk melihat perubahan perilaku setelah

dilakukannya tindakan, peneliti mengumpulkan data melalui observasi, dan

wawancara. Observasi dilakukan oleh kolaboratif yaitu guru/wali kelas subyek,

yang menjadi indikator observasi adalah perubahan perilaku kebiasaan datang

terlambat menjadi perilaku disiplin atau tepat waktu datang ke sekolah. Selain

observasi, peneliti juga melakukan wawancara secara langsung kepada siswa yang

menjadi subjek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

57

L. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif

yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984:21-23). Analisis interaktif

tersebut terdiri dari tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain:

reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melalui wawancara,

pendataan data catatan guru piket mengenai masalah kebiasaan datang terlambat

ke sekolah, serta observasi yang dilakukan oleh teman kolaboratif peneliti. Selain

itu melalui wawancara yang peneliti tuliskan dalam verbatim. Selanjutnya peneliti

membuat coding pada setiap hasil wawancara dari berbagai narasumber,

kemudian peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh dengan cara

memilah data yang penting dan merangkumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan proses pelaksanaan penelitian yang terdiri dari siklus I,

siklus II, dan pembahasan. Ke-tiga sub-judul tersebut merupakan bagian-bagian

dari metode penelitian yang harus ada dalam sebuah penelitian tindakan. Setiap

pengertian dan penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

A. Proses Penelitian

Sebelum melakukan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief

Counseling, peneliti terlebih dahulu melakukan pengumpulan data awal mengenai

kebiasaan datang terlambat pada siswa SMA Tiga Maret. Peneliti mengumpulkan

data awal melalui wawancara dengan guru BK. Wawancara dengan guru BK

dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2015. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru BK, peneliti mendapat rekomendasi di kelas X MIA dan X IIS untuk

dijadikan subyek penelitian. Menurut pengamatan beberapa guru khususnya guru

BK, beberapa siswa kelas X MIA dan X IIS sering mengalami masalah terlambat.

Selain kelas X MIA dan IIS, kelas XI IPS juga cukup dikenal sebagai kelas yang

bermasalah khususnya masalah terlambat. Mayoritas siswa kelas XI IPS adalah

laki-laki, untuk masalah terlambat datang ke sekolah hampir seluruh siswa

memiliki kebiasaan datang terlambat. Namun atas rekomendasi guru BK peneliti

memperoleh ijin untuk melakukan penelitian di kelas X MIA dan IIS. Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

59

tidak mendapat ijin melakukan penelitian di kelaskelas XI IPS, dikarenakan kelas

tersebut tengah dalam proses penangan oleh guru kelas.

Setelah melakukan wawancara dengan guru BK, ditanggal yang sama

peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas X MIA dan X IIS, melalui

wawancara dengan kedua wali kelas tersebut peneliti memperoleh informasi yang

lebih lengkap mengenai siswa yang sering terlambat, frekuensi keterlambatan

dalam setiap minggunya, alasan-alasan siswa yang terlambat, serta bentuk

hukuman/tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam menghadapi masalah

keterlambatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua wali kelas tersebut,

ada tiga siswa dari masing-masing kelas tersebut yang tercatat sebagai siswa yang

sering terlambat setiap harinya. Menurut pengamatan guru kelas XI MIA dan IPS,

ke-tiga siswa tersebut, memiliki kebiasaan datang telambat diatas jam 07.15 WIB

empat sampai lima kali dalam seminggu. Alasan keterlambatan bisa dikatakan

monoton, seperti halnya tidak bisa bangun pagi, lupa menyalakan alrm, serta

megikuti acara/kegiatan keluarga hingga larut malam. Ke-tiga siswa tersebut

sangat perlu dibantu dalam mengatasi masalahnya, wali kelas XI MIA dan IPS

mengaku sudah kehabisan cara dalam mengatasi ketiga siswa yang memiliki

kebiasaan terlambat setiap harinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan ke-dua

wali kelas tersebut, akhirnya peneliti menentukan enam siswa yang menjadi

subyek dalam penelitian ini.

Selain memperoleh informasi melalui wawancara dari ke-dua wali kelas

serta guru BK, peneliti juga memperoleh data awal melalui catatan guru piket.

Melalui catatan guru piket, setiap masalah yang berhubungan dengan kedisiplinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

60

seperti halnya, masalah terlambat, tidak berangkat sekolah tanpa keterangan, sakit,

ijin, serta salah seragam, semua itu tercatat dengan rapi pada buku catatan guru

piket. Tentu saja hal tersebut sangat membantu peneliti untuk memfokuskan pada

data atau catatan ke-enam siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Dalam

kegiatan ini, peneliti mencocokan data hasil wawancara ke-enam siswa tersebut

dengan catatan guru piket selama empat puluh lima hari efektif sekolah. Peneliti

mendata jumlah keterlambatan ke-enam siswa tersebut mulai dari catatan tanggal

1 Oktober sampai tanggal 22 November 2014.

Setelah melakukan wawancara maupun pendataan/ pencatatan data guru

piket, selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ke-enam siswa yang

menjadi subyek penelitian pada tanggal 10 Januari 2015. Dalam wawancara

tersebut peneliti memperoleh informasi mengenai jumlah keterlambatan setiap

minggunya, alasan mengapa sering terlambat, akibat atau dampak ketika terlambat

dan lain sebagainya. Selain mengumpulkan data awal, peneliti juga melakukan

beberapa persiapan seperti halnya menentukan hari dan tanggal pelaksanaan,

membuat skema konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling dan

mengkosultasikannya dengan dosen pembimbing. Serta melakukan simulasi

tindakan konseling kelompok dengan kelompok lain.

Sebelum peneliti memberikan tindakan dalam penelitian ini, peneliti

terlebih dahulu mensimulasikan konseling kelompok dengan pendekatan Brief

Counseling dengan kelompok lain. Peneliti melakukan simulasi dengan teman

kost yang berjumlah enam orang. Konseling kelompok dengan pendekatan Brief

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

61

Counseling merupakan kegiatan inti dalam penelitian ini, oleh sebab itu simulasi

konseling kelompok penting dilakukan oleh peneliti. Hal tersebut agar peneliti

menjadi lebih terampil dan siap ketika memberikan tindakan konseling kelompok

kepada ke-enam subyek dalam penelitian ini.

Berikut ini akan dijelaskan secara rinci persiapan yang dilakukan oleh peneliti

mulai dari pelaksanaan siklus I dan siklus II.

1. Siklus I

a. Data awal

Peneliti memperoleh data awal sebelum tindakan siklus I diberikan

melalui wawancara dengan wali kelas X MIA dan X IIS, serta catatan

guru piket. Melalui diagram dibawah ini, peneliti akan memaparkan

jumlah kerterlambatan dari ke-enam subyek mulai dari catatan guru piket

tanggal 1 Oktober sampai dengan 22 November 2014 melalui tabel

dibawah ini.

Tabel 10. Tabel Jumlah Keterlambatan Subyek sebelum diberikan

Tindakan selama 45 Hari Efektif Sekolah

b. Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu membuat

perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi penentuan hari dan tanggal

Subyek Jumlah keterlambatan

FY 23

CR 22

DI 18

YN 23

WS 22

ZB 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

62

pelasanaan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling,

membuat skema, membuat absensi, serta simulasi konseling kelompok

dengan kelompok lain. Selain itu peneliti menentukan teman kolaboratif

yang akan mengobsevasi proses pelaksanaan konseling kelompok dengan

pendekatan Brief Counseling. Seluruh tindakan siklus I maupun II, akan

diobservasi oleh teman kolaboratif peneliti. Hal tersebut dilakukan agar

peneliti dapat mengevaluasi proses tindakan yang diberikan, melalui hasil

observasi yang dilakukan oleh teman kolaboratif. Dengan demikian

peneliti dapat melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur yang ada.

Skema konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling siklus I,

dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 110.

c. Pelaksanaan tindakan

Peneliti melakukan tindakan yaitu konseling kelompok dengan

pendekatan Brief Counseling, pada hari kamis tanggal 15 Januari 2015

pukul 13.00-13.40 WIB. Konseling kelompok dengan pendekatan Brief

Counseling tersebut dilaksanakan di ruang aula. Berikut penjelasan

pelaksanaan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

63

1) Pembukaan

Peneliti mengawali kegiatan dengan mengajak siswa untuk berdoa

terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing

siswa. Peneliti meminta siswa munuliskan nama pada selembar kertas

yang sudah disediakan, dan menempelkannya disaku seragam, hal ini

agar dapat memudahkan peneliti dalam mengingat nama mereka. Setelah

itu peneliti membuat kesepakatan peraturan bersama siswa, peraturan

dibuat agar proses konseling kelompok dapat berjalan dengan baik.

Peneliti juga mengawali kegiatan dengan ice breaking, yaitu

permainan oper bola pimpong. Peneliti mengoper/melempar bola secara

acak kepada siswa, siswa yang menerimanya diminta menceritakan

pengalaman bahagia/hal yang positif yang sudah dialami. Kegiatan ini

dilakukan agar siswa merasa rileks, dan nyaman karena sudah mengawali

pertemuan dengan cerita dan pengalaman yang positif.

2) Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti ini peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

diadakanya konseling kelompok, setelah itu peneliti mempersilahkan

siswa menceritakan masalah mereka, sedangkan peneliti dan siswa lainya

menjadi pendengar yang aktif, pendengar yang aktif disini bukan berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

64

tidak memberikan tanggapan atau respon dari apa yang disampaikan oleh

siswa/konseli yang sedang mensheringkan apa yang menjadi masalahnya.

Saat siswa/konseli menceritakan masalah mereka, konselor maupun

konseli lainya bisa memberikan tanggapan, maupun pertanyaan. Lalu

peneliti menanyakan harapan/motivasi mereka mengikuti kegiatan

konseling kelompok, niat/gool yang akan dicapai setelah mengikuti

kegitan konseling kelompok. Setelah itu peneliti mulai mengajukan

beberapa pertanyaan dengan mengunakan teknik dalam pendekatan Brief

Counseling. Teknik yang digunakan peneliti ialah: bercerita bebas, pen-

skalaan, pertanyaan ajaib, dan pengecualian, dan menyapu ranjau.

Penjelasan mengenai teknik yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat

pada bagian bab III, halaman 33-37.

3) Penutup

Sebelum peneliti menutup kegiatan konseling kelompok, peneliti

mengajak siswa untuk mengetahui hambatan apa yang sekiranya

menjadi penghambat mereka dalam melaksanakan niat yang sudah

mereka rumuskan. Hal tersebut merupakan teknik “menjinakkan

ranjau” dalam pendekatan Brief Counseling, teknik tersebut digunakan

disesi terakhir konseling kelompok. Selain itu peneliti mengajak siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

65

untuk memberikan semangat/bombongan satu sama lain. Kemudian

peneliti meringkas seluruh proses konseling kelompok dengan

pendekatan Brief Counseling, serta memberikan peneguhan kepada

seluruh subyek agar mereka mampu melaksanakan niat mereka dalam

kehidupan sehari-hari. Peneliti dan siswa menutup kegiatan dengan doa

penutup.

d. Hasil pengamatan

Selama proses konseling kelompok dengan pendekatan Brief

Counseling berlangsung, pengamatan dilakukan oleh mitra kolaboratif yaitu

dua mahasiswi rekan peneliti. Hasil pengamatan kegitan konseling

kelompok dengan pendekatan Brief Counseling pada siklus I, bahwa

beberapa siswa terlihat kurang mengerti atas pertanyaan ajaib yang peneliti

ajukan/tanyakan. Selain itu beberapa siswa kurang serius dalam menjawab

pertanyaan peneliti, serta beberapa siswa menertawakan jawaban siswa yang

lain, dan hal ini membuat siswa tersebut terbata-bata dan kurang jelas dalam

menjawab.

e. Hasil refleksi

Setelah melaksanakan tindakan pada siklus I, peneliti menyadari bahwa

masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki agar pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

66

kegiatan siklus II berjalan lebih baik. Bereapa hal yang perlu diperbaiki

ialah:

1) Kesiapan peneliti

Peneliti merasa nervose dalam melaksanakan tindakan pada siklus I.

Hal ini tanpak pada sikap peneliti yang kurang fokus pada beberapa

subyek, khususnya ketika subyek menjawab pertanyaan, peneliti justru

mncatat jawaban subyek tanpa memberikan perhatian kepada subyek.

Hal tersebut tentu saja membuat subyek merasa kurang didengarkan

dan diperhatikan. Selain itu selama proses konseling berlangsung,

peneliti kurang mampu mengontrol diri, artinya bahwa ketika beberapa

subyek menertawakan jawaban teman yang lain, peneliti justru ikut

tertawa sehingga suasana konseling kurang begitu kondusif.

2) Penguasaan teknik

Peneliti menyadari bahwa ada satu teknik yang kurang begitu dipahami

dalam penyampaiannya. Teknik tesebut ialah pertanyaan ajaib, peneliti

kurang mampu merumuskan pertanyaan ajaib dengan bahasa yang

sederhana dan mudah dipahami oleh subyek. Hal tersebut membuat

subyek merasa bingung dalam menjawab. Selain itu peneliti kurang

mampu menggali jawaban subyek yang belum begitu jelas, namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

67

justru sebaliknya hal-hal yang sekiranya tidak terlalu penting

dibahas/digali oleh peneliti. Kekurangan peneliti dalam melaksanakan

tindakan siklus I ini, tidak menyurutkan semangat peneliti dalam

melaksanakan tindakan disiklus II. Justru hal ini akan menjadi tolak

ukur bagi peneliti untuk bisa menyiapkan segala sesuatu yang

diperlukan dalam tindakan siklus II, agar dapat berjalan lebih baik lagi.

2. Siklus II

a. Observasi setelah tindakan siklus I

Peneliti melakukan observasi kepada ke-enam subyek dalam penelitian

ini setelah diberikannya tindakalan konseling kelompok siklus I. Tujuan

dari dilakukanya observasi ini adalah untuk melihat apakah ada

perubahan perilaku pada ke-enam subyek setelah memperoleh tindakan

konseling kelompok siklus I. Kegiatan observasi dilakukan selama lima

hari yaitu tanggal 16 sampai 21 Januari 2015, setelah dilaksanakan

kegitan konseling kelompok siklus I. Hasil observasi menunujukan

bahwa beberapa subyek yaitu FY, CR, DI, YN, dan WS belum

menunjukan adanya perubahan perilaku, artinya dalam lima hari setelah

diberikannya tindakan ke-lima subyek tersebut belum berhasil datang

tetap waktu. Kendati demikian dari ke-eneam subyek satu diantaranya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

68

yaitu ZB berhasil datang tepat waktu setiap hari selama lima hari bertut-

turut.

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan konseling kelompok dengan

pendekatan Brief Counseling siklus II, peneliti melakukan beberapa

perencanaan, diantaranya adalah: membuat skema, serta menentukan

jadwal pelaksanaan. Peneliti melakukan beberapa perbaikan pada skema

konseling kelompok pendekatan Brief Counselingsiklus II, terutama dalam

penggunaan teknik. Peneliti merumuskan peryanyaan dalam teknik Brief

Counseling dengan bahasa yang mudah dipahami oleh subyek. Hal ini

dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I, dimana beberapa siswa

kurang memahami bentuk pertanyaan dalam teknik Brief Counselingyang

digunakan oleh peneliti. Skema konseling kelompok dengan pendekatan

Brief Counseling siklus Ii, dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 113.

b. Pelaksanaan tindakan

1) Pembukaan

Pelaksanaan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief

Counseling dilaksanakan pada pada hari kamis tanggal 22 Januari 2015,

mulai dari pukul 13.00-13.50. Peneliti mengawali pertemuan konseling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

69

kelompok dengan mengajak siswa berdoa terlebih dahulu, hal tersebut

dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena peneliti dan subyek dapat bertemu kembali dalam keadaan baik.

Setelah doa pembukaan, peneliti menanyakan kabar serta kembali

menjelaskan tujuan konseling kelompok pada siklus II. Peneliti juga

membacakan dan mengingatkan kembali kesepakatan-kesepakatan yang

sudah dibuat pada pertemuan konseling kelompok siklus I. Maksud

peneliti membacakan dan mengingatkan kembali mengenai

kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat sebulumnya adalah, agar

siswa dapat mengikuti proses konseling kelompok dengan baik.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti ini, peneliti menanyakan pengalaman siswa dalam

menjalankan usaha dan niat yang sudah mereka rumuskan pada

konseling kelompok siklus I. Peneliti mendengarkan dengan penuh

perhatian apa yang diungkapkan oleh subyek. Berdasarkan pengalaman

yang mereka sheringkan, beberapa subyek belum berhasil dalam

melaksanakan apa yang menjadi niat mereka. Kemudian peneliti

menanyakan kepada subyek masalah apa saja yang membuat mereka

belum berhasil dalam melaksanakan niat mereka. Satu persatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

70

menceritakan kesulitan mereka dalam melaksanakan niat yang sudah

mereka rumuskan pada siklus I. Setelah itu peneliti membagikan

selembar kertas kepada masing-masing subyek, kemudian peneliti

meminta subyek untuk membuat/merumuskan harapan dan niat mereka

setelah megikuti konseling kelompok siklus II pada kertas tersebut.

Setelah semua siswa menuliskan apa yang menjadi harapan dan niat

mereka, peneliti meminta mereka untuk mebacakannya. Hal tersebut

agar siswa lainya dapat mengetahui apa yang menjadi harapan dan niat

teman mereka. Kemudian setelah itu peneliti kembali menanyakan

beberapa pertanyaan sesuai dengan teknik dalam pendekatan Brief

Counseling, seperti halnya: pen-skalaan, pertanyaan ajaib, dan

pengecualian. Pada pertemuan konseling kelompok siklus II ini, hampir

seluruh subyek mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti dengan baik, artinya bahwa peneliti mampu menyampaikan

pertanyaan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh subyek.

3) Penutup

Selain mengajukan beberapa pertanyaan dikegiatan inti, pada sesi

penutup ini peneliti juga mengajukan pertanyaan dengan tujuan

mengajak subyek untuk mengetahui dan menyadari hampatan-hambatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

71

yang sekiranya dapat menghambat mereka dalam melaksanakan niat

meraka dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu peneliti meringkas

seluruh proses konseling kelompok dan memberikan peneguhan kepada

subyek agar mereka sungguh mampu melaksanakan apa yang menjadi

niat dan harapan mereka untuk bisa menjadi lebih baik. Setelah itu

peneliti juga meminta subyek untuk saling memberikan

semangat/peneguhan kepada teman mereka, peneliti mengucapkan

terimaksih karena proses konseling kelompok dapat berjalan dengan

baik dan semua itu karena dukungan dan partisipasi dari subyek.

Kemudian peneliti mengakhiri pertemuan dengan meminta salah satu

subyek untuk memimpin doa penutup.

c. Hasil pengamatan

Menurut hasil pengamatan dari teman kolaboratif peneliti, proses konseling

kelompok siklus II berjalan dengan baik. Hal tersebut tampak dari subyek

dalam mengukuti seluruh proses konseling kelompok dengan serius.

Komunikasi antara peneliti dan subyek lebih komunikatif. Hampir seluruh

subyek mampu memahami pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, sehingga

mereka dapat menjawab dengan mudah. Suasana konseling kelompok siklus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

72

II lebih terlihat santai dan mengalir dibandingkan dengan siklus I. Selain itu,

peneliti mampu menggali jawaban subyek yang belum begitu spesifik.

d. Hasil refleksi

Peneliti bersyukur karena seluruh kegiatan konseling kelompok dengan

pendekatan Brief Counseling dapat berjalan dengan baik mulai dari siklus I

hingga siklus II. Pengalaman ini sungguh berharga karena peneliti dapat

secara langsung memberikan layanan konseling kelompok dengan

pendekatan Brief Counseling kepada ke-enam subyek, setelah sebelumnya

belajar selama satu semester bersama teman-teman. Dalam proses

melaksanakan tindakan pada siklus II ini, peneliti merasa lebih baik, meski

demikian peneliti juga menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang

kurang dalam peneliti. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, peneliti

meilihat bahwa ada hal yang berbeda pada sebagian besar diri subyek,

dimana mereka lebih antusias dan serius dalam mengikuti proses konseling

kelompok. Selain itu peneliti juga merasa lebih nyaman dan santai, artinya

bahwa perasaan nervose dan kurang percaya diri tidak begitu terasa. Pada

siklus II ini, peneliti lebih merasa percaya diri dan bersemngat dalam

memberikan konseling kelompok. Peneliti berharap konseling kelompok

yang sudah terlaksana dengan baik, mulai dari siklus I dan II memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

73

manfaat serta membantu subyek mengatasi masalah mereka yaitu terlambat

ke sekolah. Selain itu peneliti juga berharap dengan pengalaman

memberikan layanan konseling kelompok, pihak sekolah khususnya guru

BK dapat mempelajari bahkan menggunakannya dalam membantu siswa

mengatasi masalah mereka.

B. Hasil Penelitian

Berbagai proses telah dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan

penelitian upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah, pada siswa-

siswi SMA Tiga Maret. Peneliti melaksanakan penelitian melalui layanan

konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling. Konseling kelompok

dengan pendekatan Brief Counseling dilaksanakan dalam dua siklus, siklus

pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2015, sedangkan siklus kedua

dilaksanakan seminggu setelah siklus pertama yaitu 22 Januari 2015. Pada sub

bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian. Hasil dalam penelitian ini

dibagi menjadi tiga fokus utama, yaitu hasil penelitian sebelum diberikan

tindakan, hasil penelitian tindakan siklus I, dan hasil penelitian siklus II.

1. Hasil penelitian sebelum diberikan tindakan.

Peneliti memperoleh data awal mengenai kebiasaan datang terlambat pada

ke-enam sunbyek, data awal tersebut diperoleh melalui catatan guru piket dan

wawancara dengan guru kelas X MIA dan IIS. Berdasarkan hasil wawancara dan

catatan guru piket selama empat puluh lima hari efektif sekolah, yaitu mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

74

tanggal 1 Oktober sampai dengan 22 November 2014, rata-rata frekuensi

keterlambatan ke-enam subyek mencapai 22 kali. Jumlah frekuensi keterlambatan

ke-enam subyek dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 11. Jumlah Keterlambatan ke-enam Subyek, Berdasarkan Catatan Guru Piket

mulai Tanggal 1 Oktober sampai dengan 22 November 2014.

No Nama Subyek Jumlah keterlambatan

1 FY 23

2 CR 22

3 DI 18

4 YN 23

5 WS 22

6 ZB 22

Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas X MIA tiga subyek yaitu: FY,

CR dan DI, dikenal sebagai siswa yang paling sering terlambat ke sekolah.

Peneliti :Berapa kali dalam satu minggu mereka terlambat pak?

Wali kelas :Ya kalau untuk bertiga itu hampir setiap harinya mb, ya

kira- kira 4-5 kali terlambat ke sekolah. ( DA,8.1WK1)

Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas X IIS, untuk mengetahui

kebiasaan datang terlambat pada ke-tiga subyek yaitu: YN, WS, ZB. Berdasarkan

pengamatan wali kelas X IIS, ke-tiga subyek tersebut cukup sering mengalami

terlambat ke sekolah setiap harinya.

Peneliti : Berapa kali dalam satu minggu mereka terlambat?

Wali kelas : Ya saya tidak tahu pastinya berapa kali, kalau mau tahu

pastinya mb coba cek dicatatan guru piket, disitu tercatat

semua masalah siswa. Ya kalau sepengetahuan saya setiap

minggunya hampir 3-4 kalilah mereka telat.

(DA,8.1WK2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

75

2. Hasil penelitian siklus I

Peneliti melaksanakan tindakan siklus I pada tanggal 15 Januari 2015.

Setelah melaksanakan tindakan siklus I, peneliti melakukan observasi selama satu

minggu yaitu dari tamggal 16 sampai 21 Januari 2015. Observasi dilakukan untuk

melihat apakah ada perubahan perilaku pada diri subyek, setelah mendapatkan

tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling. Peneliti

menchecklistpada lembar observasi kehadiran subyek sebelum pukul sebelum

pukul 06.45 di sekolah. Berikut ini data hasil observasi yang dilakukan oleh

peneliti, selama satu minggu setelah diberikan tindakan siklus I.

Tabel 12. Jumlah Keterlambatan Subyek setelah Mendapatkan Tindakan

Siklus I

Subyek

jumlah

keterlambatan

FY 5

CR 4

DI 4

YN 4

WS 5

ZB 2

3. Hasil penelitian siklus II

Penelitian siklus II dilaksanakan seminggu setelah pelaksanaan tindakan

siklus I, yaitu pada tanggal 22 Januari 2015. Setelah memberikan tindakan,

peneliti menyerahkan lembar observasi kepada teman kolaboratif yaitu wali kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

76

X MIA dan X IIS. Fokus utama observer sama halnya dengan siklus I, yaitu

menchecklisthasil kehadiran subyek sebelum pukul sebelum pukul 06.45 di

sekolah. Observasi dilakukan selama empat puluh lima hari efektif sekolah, yaitu

dimulai dari tanggal 23 Januari sampai 18 Maret 2015.

Dari hasil observasi diketahui ada perubahan perilaku pada sebagian besar

subyek. Perubahan perilaku yang muncul dari empat subyek yaitu (RC, DI, YN

dan ZB), berhasil datang ke sekolah sebelum pukul 06.45. Sedangkan dua subyek

lainya yaitu (Fy dan WS) tidak menunjukkan perubahan perilaku. Selain melalui

observasi, peneliti juga melakukan pencataan/pendataan dari cacatan guru piket

yang merekam masalah keterlambatan subyek. Berikut ini peneliti paparkan data

awal maupun data akhir yang diperoleh peneliti melaui observasi dan juga

pencataan/pendataan dari cacatan guru piket. Hasil observasi dan juga

pencataan/pendataan dari cacatan guru piket dapat dilihat pada lampiran 9

halaman 131.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

77

Tabel 13. Diagram Jumlah Keterlambatan Siswa, sebelum maupun setelah

mendapatkan Tindakan Konseling Kelompok dengan Pendekatan Brief

Counseling, Selama 45 Hari efektif sekolah.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran

perubahan perilkaku pada empat subyek, yaitu datang ke sekolah sebelum pukul

07.00 setelah mendapatkan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan

Brief Counseling. Sedangkan dua subyek lainya tidak menunjukan perubahan

perilaku, artinya bahwa perilaku kebiasaan datang terlambat tetap dialami oleh

subyek, baik sebelum dan sesudah mendapatkan tindakan konseling kelompok

dengan pendekatan Brief Counseling. Dengan demikian Brief Counseling efektif

dalam mengurangi kebiasaan datang terlambat pada ke-empat subyek dan tidak

efekti untuk ke-dua subyek. Berikut ini akan dijabarkan perubahan perilaku pada

masing-masing subyek, berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan oleh peneliti sebelum dan sesudah memberikan tindakan konseling

kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.

FY CR DI YN WS ZB

Sebelum tindakan 23 22 18 23 22 22

Sesudah tindakan (siklus I) 5 3 4 3 4 2

Sesudah tindakan (siklus II) 6 4 5 4 4 2

Setelah tindakan 45 hari 29 9 9 24 29 8

0

5

10

15

20

25

30

35Hasil penelitian sebelum dan sesudah tindakan

Subyek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

78

1. Subyek RC

Berdasarkan data catatan guru piket mulai dari tanggal 1 Oktober sampai

dengan 22 November, frekuensi keterlambatan pada subyek RC adalah sebanyak

22 kali. Selain itu berdasarkan wawancara dengan wali kelas X MIA, subyek RC

termasuk siswa yang memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah setiap

harinya.

Peneliti :Berdasarkan pengamatan bapak/ibu selama ini, siapa saja

yang sering terlambat setiap minggunya?

Wali kelas :Maksud mb di kelas X MIA kan? Ya setahu saya kalau di

kelas saya itu ya, Citra ,Dila, dan Fayed. Ya itu mb yang

paling sering ya bertiga itu, ya hampir semua guru tahulah

kebiasaan anak tiga itu

WA.DA.8 Jan.

Peneliti juga melakukan wawancara langsung dengan subyek RC, ia menyadari

bahwa dirinya memang sering datang terlambat ke sekolah setiap harinya.

Peneliti : Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa sering kamu

terlambat?

Subyek :Pernah kak, hampir setiap hari dalam satu minggu, ya

kurang lebih 4-5 kali lah.

(Jt.10,sc)

Setelah mendapatkan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan

Brief Counseling siklus I maupun siklus II, ada perubahan pada diri subyek RC

yaitu berkurannya frekuensi keterlambatan. Berdasarkan hasil observasi selama

empat puluh lima hari efektif sekolah, serta catatan guru piket mulai dari tanggal

23 Januari sampai 17 Maret 2015, terdapat penurunan frekuensi keterlambatan

yaitu 9 kali. Berkurangnya frekuensi keterlambatan pada diri RC menunjukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

79

bahwa adanya perubahan perilaku dalam dirinya, yaitu RC mampu mengurangi

kebiasannya yang sering terlambat datang ke sekolah setiap harinya. Saat peneliti

memberikan tindakan konseling kelompok, subyek RC membuat/merumuskan

tujuan/gool setting yaitu ingin mengatur dengan baik.

Peneliti :Apa yang menjadi harapan kalian dengan mengikuti

konseling kelompok ini?

Subyek RC :Bisa mengatur waktu lebih baik lagi, ya waktunya main ya

main, waktunya istirahat ya istirahat, ya intinya bisa

memanage waktu dengan baiklah.

(S I. 15 Jan. G/S)

Hal tersebut menggambarkan bahwa subyek RC memang benar-benar

memiliki niat untuk berubah menjadi lebih baik. Tujuan/gool setting tersebut

menjadi kekuatan bagi diri RC. Menurut (Mihael S. Kelly: 2008) salah satu

kelebihan Brief Counselig ialah bahwa Brief Counseling merupakan pendekatan

yang mengusulkan sebagai fakta bahwa orang mempunyai kekuatan-

kekuatan.Klien bukan tidak bisa mengatasi persoalannya tetapi kekuatan yang

melekat dalam diri mereka sendirilah yang akan secara mutlak digunakan untuk

mengatasi persoalannya sendiri. Selain itu subyek RC konsisten dalam

menjalankan usahanya untuk mengurangi kebiasaan datang terlambat. Tentu saja

hal ini menjadi faktor pendukung dalam dirinya sehingga ia mampu menunjukkan

perubahan, yaitu berkuranya frekuensi keterlambatan.

Peneliti :Adakah yang berbeda darimu setelah mengikuti kegiatan

konseling kelompok? Artinya bahwa apakah kamu tidak

terlambat lagi?

Subyek :Awalnya memang seperti biasa suka datang terlambat,

setelah semingguan kalau tidak salah, saya jadi ingat niat

saya untuk bisa menjadi lebih baik, ya setelah itu saya

berusaha melakukan niat saya, sebisa mungkin saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

80

mengatur waktu dengan baik agar saya bisa datang tepat

waktu, ya walau kadang masih ada telatnya.(WA.DA1.14/3)

Konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, memandang

klien sebagai pribadi yang memiliki kekuatan dalam menyelasaikan masalahnya.

Hal tersebut juga dialami oleh CR, kesungguhan CR dalam melaksanakan niatnya

tentu saja menjadi sumber kekuatan dalam mendukung dirinya untuk bisa

mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah.

2. Subyek DI

Gambaran data awal subyek DI berdasarkan catatan guru piket selama

empat puluh lima hari, yaitu 18 kali. Terjadi penurunan frekuensi keterlambatan

pada diri subyek setelah mendapatkan tindakan selama dua siklus. Berdasarkan

hasil observasi yang dilakukan oleh teman kolaboratif, DI terlambat datang ke

sekolah sebanyak 5 kali selama empat puluh lima hari efektif sekolah.

Keberhasilan ini tentu saja didukung oleh berbagai faktor, seperti halnya

kemampuan subyek dalam melakukan niat/goolsetingg yang dirumuskannya.

Faktor lain misalnya saja penggunaan teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam

proses konseling, khususnya teknik pertanyaan ajaib. Inti dari teknik ini adalah

mengajak s u b ye k untuk membayangkan suatu masa diwaktu yang akan datang

dimana ia tidak mengalami masalah sama sekali.

Peneliti :Seandainya ada ibu peri yang memberikanmu ramuan

ajaib yang bisa menyelesaikan masalahmu, dan ia berkata

“nak jika kamu meminum ramuan ini, maka semua

masalahmu akan teratasi. Lalu hal berbeda apa yang kamu

alami keesokan harinya?

Subyek DI :ya tentu saja saya berangkat sekolah tepat waktu, lebih

santai dalam menyiapkan perlengkapan sekolah dan bisa

mengikuti pelajaran dengan hati yang tenang.

(S.I P.A jan 15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

81

Berdasarkan jawaban subyek diatas, subyek membayangkan seolah-olah ia

terlepas dari suatu permasalahan, dalam imajinasinya subyek menghadirkan

keadaan-keadaan baik yang akan ia alami, seperti halnya yang diungkapkan oleh

DI bahwa ia akan merasa lebih tenang, dan ia akan datang ke sekolah tepat waktu.

Teknik pertanyaan ajaib ini tidak hanya sekedar mengajak subyek untuk melihat

hal yang berbeda dari dirinya, lebih dari itu teknik pengecualian juga memberi

motivasi dan penyadaran kepada subyek untuk mewujudkan imajinasinya dalam

kehiduapan nyata.

3. Subyek YN

Berdasarkan data akhir yang diperoleh, YN menunjukan perubahan

perilaku. Perubahan perilaku tersebut bahwa setelah mendapatkan tindakan

konseling kelompok, YN berhasil mengurangi kebiasan datang terlambat ke

sekolah. Gambaran data sebelum diberikannya tindakan jumlah keterlambatan YN

adalah 23 kali. Namun setelah mendapatkan tindkan baik siklus I maupun siklus

II, YN mampu menunjukkan perubahan. Beradasarkan data hasil observasi serta

catatan guru piket, jumlah keterlambatan YN selama empat puluh lima hari efekif

sekolah adalah 9 kali. Pada subyek YN dalam proses konseling kelompok, peneliti

menggunakan teknik pen-sklaan. Penskalaan adalah sebuah teknik yang dapat

rnenuntun konselor maupun konseli untuk membuat tpermasalahan yang pada

mulanya terasa kompleks dan abstrak menjadi lebih konkrit dan manajebel

(DeJong&Miller, 1995).

Peneliti : jika saya skalakan, dalam skala 1 sampai 10,

diamana 1 mempresentasikan keadaanmu yang

sering terlambat, dan angka 10 mempresentasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

82

keadaanmu yang selalu tepat waktu datang ke

sekolah, dimana posisimu?

Subyek :saya berada diposisi 4 Peneliti

Peneliti :baiklah, lalu langkah kecil apa yang akan kamu

lakukan agar kamu bisa bergerak ke level

berikutnya, yaitu 5, 6, dan seterusnya.

Subyek :saya akan memasang alrm agar saya terbiasa

bangun pagi dan bisa berangkat sekolah dengan

tepat waktu.

(S.I.15 jan.P-S)

Jawaban subyek diatas menunjukan bahwa melalui teknik pen-skalaan

subyek mampu menyadari keadaan masalahnya lebih kongkrit. Oleh sebab itu

subyek dapat dengan mudah menentukan solusi yang dapat mengatasi

masalahnya, seperti halnya memasang alrm agar ia terbiasa bangun pagi. Solusi

tersebut tentu saja dapat subyek lakukan dalam kehiduapan sehari-harinya, karena

solusi yang dipilihnya merupan solusi yang cukup sederhana dan mudah untuk

dilakukan.

Selain itu Brief Counseling membangun komitmen perubahan kecil, artinya

bahwa, spirit brief counseling adalah sebuah perubahan kecil yang akan diikuti

oleh perubahan yang lebih besar. Solusi YN yang cukup sederhana namun

dikudung oleh sikap konsistennya, ia telah membuktikan bahwa perubahan

kecil/sederhana dapat membawa perubahan yang lebih besar. Perubahan pada diri

YN ialah bahwa ia berhasil mengurangi perilaku kebiasaan terlambatnya menjadi

perilaku datang ke sekolah dengan tepat waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

83

4. Subyek ZB

Dari data yang diperoleh baik data awal, maupun data akhir ZB menunjukan

perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut dapat dilihat dari berkurangnya

jumlah keterlambatan ZB. Sebelum diberikan tindakan konseling kelompok, data

catatan guru piket menunjukan jumlah keterlambatan ZB adalah 22 kali.

Sedangkan setelah diberikan tindakan selama siklus I dan II, jumlah

keterlambatan ZB berkurang menjadi 8 kali. Perubahan perilaku pada diri ZB

dikarenakan kesungguhan ZB dalam melaksanakan tujuan/gool setting yang dia

rumuskan selama konseling berlangsung.

Peneliti :Apa yang menjadi motivasimu atau harapanmu setelah

mengikuti kegiatan konseling kelompok ini?

Subyek :Saya ingin menjadi lebih baik lagi bu.

Peneliti :Menjadi lebih baik seperti apa?

Subyek :ya saya ingin membiasakan diri datang ke sekolah tepat

waktu, saya kadang merasa malu dengan teman-teman dan

guru, soalnya saya sering disindir di kelas, ya dengan

mengikuti konseling ini saya ingin mengubah kebiasaan

saya yang telat menjadi tepat waktu bu.

(S.I. M-15.jan)

Pernyataan diatas menunjukan bahwa ZB memiliki motivasi dan

kesungguhan untuk mengubah kebiasaan terlambat yang sering ia alami. ZB

mengawali proses konseling dengan hal yang positif, yaitu dengan gool setting

yang ia rumuskan. ZB menaruh harapan besar bahwa dengan mengikuti konseling

kelompok dapat membawnya pada perubahan yang lebih baik.

Gool setting termasuk dalam bagian yang terpenting, dalam proses

konseling khususnya pendekatan brief counseling. Perumusan gool setting

dilakukan sebelum konselor memberikan terapetik. Tujuan dari gool setting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

84

adalah mengajak konseli untuk menyadari bahwa motivasi/harapan dari dalam diri

menjadi sumber kekuatan dalam usaha menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh

konseli. Hal ini sesuai dengan salah kelebihan pendekatan Brief Counseling,

yaituBrief Counselingberpusat pada Klien. Brief Counselingdimulai dari klien

yang berada dalam posisi yang kuat, dengan menciptakan konteks di mana klien

dapat menentukan tujuannyasendiri dan dapat membuat keputusan tentang

bagaimana dan dimanamereka berharap untuk membuat perubahan dalam

hidupnya sendiri.

5. Subyek FY

Berdasarkan data catatan guru pikiet, FY termasuk subyek yang memiliki

jumlah keterlambatan cukup tinggi dibadingkan dengan subyek lainnya.

Gambaran data awal sebelum dilakukan tindakan jumlah keterlambatan FY adalah

23 kali, selama empat puluh lima hari efektif sekolah. Setelah peneliti

memberikan tindakan baik siklus I dan II, tidak ada perubahan perilaku dalam diri

FY, artinya bahwa tidak ada penurunan jumlah keterlambatan pada FY.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh teman kolaboratif peneliti,

jumlah keterlambatan FY setelah mendapatkan tindakan adalah 29.

Ketidak berhasilan FY dalam mengurangi kebiasaan datang terlambat yang

sering dialaminya, tentu saja disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya ialah

faktor dari dalam diri FY. FY menyadari bahwa ia merasa kesulitan dalam

melakukan niat yang ia rumuskan, sebagai upaya dalam mengatasi masalahnya.

FY tidak mampu membawa dirinya pada perubahan kecil yang justru akan

membawanya pada perubahan besar. Tentu saja hal tersebut tidak sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

85

spirit Brief counseling yaitu perubahan kecil yang akan diikuti oleh perubahan

yang lebih besar.

Peneliti :Adakah yang berbeda darimu setelah mengikuti

kegiatan konseling kelompok? Artinya bahwa,

apakah kamu tidak terlambat lagi?

Subyek :Sepertinya sama saja kak, sampai saat ini saya

masih sering terlambat ke sekolah kak.

Peneliti :Apa yang membuatmu tidak mengalami perubahan

setelah mengikuti konseling kelompok?

Subyek :ya jujur ya kak, saya susah bangun pagi. Sudah

pasang alrm tapi bangun cuma matiin alrm terus

tidur lagi, dan bangun jam 06.45 kadang ya jam

07.00, bisa juga saya ngaak dengar bunyi alrmya

gitulah kak.

(Y.G,15Da)

Selain faktor dari dalam diri subyek, faktor dari lingkungan subyek juga

berpengaruh terhadap berhasil dan tidaknya usaha yang dilakukan oleh FY. Saat

ini FY tinggal bersama kedua kakaknya yang tengah menyelesaikan studi di salah

satu universitas di Yogyakarta. Sedangkan kedua orang tua FY tinggal di daerah

asalnya yaitu Kalimantan. Kurangnya perhatian dari kedua kakaknya, tentu saja

berpengaruh terhadap perkembangan FY, khususnya kebiasaan terlambat yang

sering dialami oleh FY. Selain itu FY juga sering mencontoh perilaku kedua

kakaknya, misalnya saja main hingga larut malam, serta kebiasaan bangun tidur

diatas jam 07.00.

Peneliti :Saat kamu terbangun karena alrm bunyi, lalu tidur lagi

apakah tidak adanya yang membangunkanmu, dan

mengatkanmu untuk berangkat sekolah?

Subyek :Ya tidak ada kak, kan dikontrakan hanya ada saya dan

kedua kakak saya, itupun kakak saya sering bangun diatas

jam 08.00. ya gimana lagi orang mereka saja sering

bergadang dengan teman-teman mereka sampai larut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

86

malam, ya saya juga ikut bergadang, paginya ngantuk

berat kak rasanya.

(Y.FL.15.Da)

6. Subyek WS

Data akhir yang diperoleh peneliti melaui hasil observasi teman kolaboratif,

WS tidak menunjukan perubahan perilaku. Artinya bahwa perilaku datang

terlambat ke sekolah masih dialami oleh WS, walaupun peneliti sudah

memberikan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.

Sejak awal WS kurang begitu antusias dalam mengikuti proses konseling

kelompok sebelum maupun saat diberikan tindakan konseling kelompok. Bisa saja

hal tersebut menjadi salah satu faktor mengapa WS gagal dalam usaha

menyelesaikan masalahnya, yaitu mengurangi kebiasaan datang terlambat ke

sekolah.

Peneliti :Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa sering

kamu terlambat?

Subyek :Pernah bu, ya cukup sering, biasanya saya

Terlambat 4-5 kali bu setiap minggunya

(S.Jki.15da)

Peneliti :Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu sering

terlambat?

Subyek :Susah bangun pagi, bangun terus tidur lagi

biasanya.

Peneliti :Bagaimana perasaanmu ketika kamu datang

terlambat ke sekolah

Subyek :Biasa aja bu, ga ada perasaan apa, soalnya sudah

biasa, jadi nyatai aja.

(S.pki.15da)

Peneliti :Adakah keinginan/usahamu untuk tidak terlambat?

Subyek :em..tidak ada bu, percuma bu mau diapain juga

saya tetep saja telat, lebih baik terlambat dari pada

tidak masuk sama sekali. (s.peki.15da)

Berdasarkan jawaban subyek diatas dalam wawancara dengan peneliti,

terlihat bahwa ada penolakan dari WS dalam mengatasi masalahnya. WS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

87

memandang dirinya tidak akan mampu mengurangi kebiasaan datang terlambat ke

sekolah. WS tidak menemukan kekuatan dalam dirinya yang membantunya

mengurangi kebiasaan datang terlambat datang ke sekolah. Tentu saja hal ini tidak

sejalan dengan salah satu kelebihan pendekatan Brief Counseling yang

memandang bahwa setiap pribadi memiliki kekuatan yang melekat dalam diri

mereka sendiri yang secara mutlak digunakan untuk mengatasi persoalannya

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

88

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Bab ini memaparkan kesimpulan, implikasi penelitian serta saran. Ke-tiga

sub-judul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode penelitian yang harus

ada dalam sebuah penelitian tindakan. Setiap pengertian dan penjabaran

didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta data yang menunjukan sebagian besar

subyek mengalami perubahan perilaku, yaitu berkurangnya frekuensi kebiasaan

datang terlambat ke sekolah, setelah mendapat tindakan konseling kelompok

dengan pendektan Brief Counseling. Dengan demikian peneliti menyimpulkan

bahwa penerapan konseling kelompok dengan pendektan Brief Counseling efektif

dalam membantu mengatasi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada empat

subyek yaitu (CR, DI, ZB, dan YN). Hal tersebut karena beberapa faktor yang

mempengaruhi, yaitu:

1. Konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, cocok untuk

mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah, karena Brief Counseling

memandang klien memiliki kekuatan atau hal-hal yang positif yang dapat

membantu dalam mengatasi masalah, khususnya kebiasaan datang terlambat

ke sekolah.Selain itu Brief Counseling dapat diaplikasikan dalam berbagai

aspek kehidupan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

89

2. Sebagian besar subyek mengikuti proses konseling kelompok mulai dari

siklus I hingga siklus II dengan antusias.

3. Sebagian besar subyek mampu membuat niat/gool setting secara spesifik

dalam usaha mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah.

4. Sebagian besar subyek dapat melaksanakan niat/gool setting dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Sebagian besar subyek mampu menyadari bahwa diirinya memiliki

kekuatan dalam mengatasi masalah yang dialaminya.

Sedangkan dua subyek lainya tidak menunjukan perubahan perilaku.

Artinya bahwa konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, tidak

efektif dalam usaha mengurangi frekuensi kebiasaan datang terlambat ke sekolah

pada ke-dua subyek dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,

seperti halnya: subyek tidak mampu melaksanakan niat/gool setting yang

dirumuskan dalam proses konseling kelompok, subyek kurang antusias dalam

megikuti proses konseling kelompok baik sebelum maupun saat diberikan

tindakan, serta kurangya dukungan dari pihak luuar, seperti keluarga yang kurang

mendukung usaha subyek untuk bisa menjadi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

90

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran baik untuk

pihak sekolah maupun penerapan penelitan selanjutnya.

1. Bagi guru Bimbingan dan Konseling

2. Guru Bimbingan dan Konseling dapat mengaplikasikan konseling kelompok

dengan pendekatan Brief Counseling dalam upaya mengatasi masalah

kedisiplinan serta masalah lainnya yang dialami oleh siswa di sekolah.

3. Untuk penelitian selanjutnya

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan istrumen wawancara, observasi

dan pendataan catatan guru piket mengenai kebiasaan datang terlambat ke

sekolah. Penelitian berikutnya bisa menambahkan istrumen lainnya seperti

halnya kuesioner, angket dan lain sebagainya untuk memperoleh data yang

lebih lengkap dan akurat.

4. Dibutuhkan pemahaman yang jelas bagi seorang konselor/peneliti,serta

keterampilan dalam memahami konsep pendekatan Brief Counseling.

5. Dibutuhkan keterampilan bagi seorang konselor/peneliti dalam

mengaplikasikan pendekatan Brief Counseling baik melalui konseling

kelompok, maupun konseling indivu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

91

DAFTAR PUSTAKA

Agus Supriyanto (2012) Mengatasi Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah

Melalui Layanan Konseling Individual Pendekatan Behavioristik dengan

Teknik Behavior Shaping Di SMPN 19 Semarang, Journal of Guidence and

Counseling: Theory and Application 1. Universitas Negeri Semarang.

Astuti Budi. modul Konseling Individual. Program Stdudi Bimbingan dan

Konseling. Universitas Negeri Yogyakarta.

Bachtiar S. Bachri. Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangualasi Pada

Penelitian Kuantitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, FIP Universitas Negeri

Surabaya, Vol.10. No. 1, April 2010 (46-62)

Dwi Lestari. Menurunkan Perilaku Bullying Verbal melalui Pendekatan

Konseling Singkat Berfokus Solusi. Jurnal Pendidikan Penabur-

No.21/Tahun ke12/Desember 2013

Hansen C James, Warner W Richard, Smith J Elsi. 1980. Group Counseling.

U.S.A. Houghton Miffilin Company.

H. Syarif Hidayat, 92 – 99. Pengaruh Kerjasama Orang Tua Dan Guru Terhadap

Disiplin Peserta DidikDi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri

Kecamatan Jagakarsa - Jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah WIDYA. Volume 1

Nomor 2 Juli-Agustus 2013

Hidayat Rahmat & Badrujaman Aip. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan

Konseling. Jakarta: PT Indeks

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga

Madya Suwarsih. 2009. Penelitian Tindakan. Bandung. Alfabeta cv.

Michael S. Kelly, Johnny S. Kim & Cyntiha Franklin. 2008. Solution-Focused

Brief Therapy In Chools. Oxford. University Press

Jahja Yudrik. 2011. Psikologi Pekerkembangan. Jakarta. Kencana Pernada Media

Group.

Kuntoro Edi. 2013. Konseling Kelompok.Bandung. Alfabeta.cv.

Sarwono Budi. 2014. Konseling Kelompok Dengan Teknik Brief Counseling.

Modul mata kuliah praktikum konseling kelompok Universitas Sanata

Dharma, tidak diterbitkan.

Santrock John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta. Penerbit

Erlangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

92

Yudi Wahyu Widuana (2013).Pendekatan A Cappela Dalam Pembelajaran Kawih

Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMPN 1 Karawang Timur.Jurnal

Universitas Pendidikan Indonesia.

Yusuf, Syamsu. (2002). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

W.S. Winkel dan M.M Sri Hasruti. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Jakarta. Media Abadi.

http://kamusbahasaindonesia.org/dokumentasi diunduh tanggal 3 November 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

93

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

94

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Guru BK Sebelum Tindakan.

Nama : Umi Mulyani, S.Pd, (P)

Guru BK

Wawancara ke- : I

Tempat : Ruang BK

Masalah : Keterlambatan siswa SMA Tiga Maret

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Berdasarkan pengamatan bapak/ibu

selama ini, siapa saja yang sering

terlambat setiap minggunya?

Kalu siswa yang sering

terlambat itu kelas XI IIS mb,

itu banyak sekali, bahkan

hampir semua siswa sekelas

itu sering terlambat. Selain itu

di kelas lain yang lumayan

banyak terlambat itu kelas X,

ya seperti Surono Aji, Zibar,

Wayan, Yan, Wisnu, itu kelas

X IIS setahu saya. Tapi kalau

kelas X MIA tidak begitu

banya, ya paling Fayed, Citra,

dan Dila itu saja sih yang

sering. Coba mb lihat

dicatatan guru piket disitu

sudah tercatat siapa saja yang

sering terlambat.

2 Berapa kali dalam satu minggu

mereka terlambat?

Pastinya saya tidak tahu ya

mb, ya menurut saya cukup

sering, karena kadang kan

saya diminta untuk

mendampingi mereka, ya

kurang lebih 3-4 kali lah

dalam satu minggunya mereka

terlambat.

3 Apa yang menjadi alasan

keterlambatan mereka?

Ya macem-macem, biasa mb

anak-anak, mereka lebih pintar

bikin alasan.

4 Adakah usaha yang dilakukan oleh

sekolah dalam mengatasi masalah

keterlambatan ini?

Ya usaha yang dilakukan oleh

pihak sekolah ya memberikan

hukuman kepada iswa yang

terlambatnya, hukumanya

macem-macem, tergantung

guru piket yang bertugas, ya

biasanya mereka diusuruh ke

perpus merangkum materi,

membuat refleksi, dll. Kalau

saya sendiri biasanya mereka

saya ajak shering-shering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

95

biasa, ya tanyak kenapa kok

bisa terlambat dsb.

5 Sejauh mana

ketercapaian/keefektifan usaha yang

dilakukan oleh sekolah dalam

mengatasi masalah keterlambatan?

Ya memang ada bebera anak

yang setelah mendapat

hukuman besoknya

menunjukan perubahan artinya

dia datang tepat waktu, tapi

hal itu tidak terjadi lagi di

minggu berikutnya, ya mereka

berubah tapi habis itu kembali

lagi terlambat gitu mb, kalau

menurut saya usaha yang

dilakukan oleh sekolah kurang

begitu tepat memberikan

hukuman, seharusnya ada

cara-cara lain yang mungkin

lebih tepat digunakan.

Kesimpulan: Menurut pengamatan guru BK, siswa yang memiliki kebiasaan

terlambat adalah kelas XI MIA dan IIS serta XI IPS, namun peneliti mendapat

rekomendasi di kelas X saja, karena untuk kelas XI IPS tengah mendapat

penanganan secara khusus dari guru kelas.

Yogyakarta, 8 Januari 2015

Pewawancara

( Frida)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

96

Lampiran 2. Hasil Wawancara dengan Wali Kelas X MIA dan X IIS

Nama : Drs. Gunardi (L)

Wali kelas X MIA

Wawancara ke- : I

Tempat : Ruang Lab

Masalah : Keterlambatan siswa kelas X MIA

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Berdasarkan pengamatan bapak/ibu

selama ini, siapa saja yang sering

terlambat setiap minggunya?

Maksud mb di kelas X MIA

kan? Ya setahu saya kalau di

kelas saya itu ya, Citra, Dila,

dan Fayed. Ya itu mb yang

paling sering ya bertiga itu, ya

hampir semua guru tahulah

kebiasaan anak tiga itu

WA.DA.8 Jan.

2 Berapa kali dalam satu minggu

mereka terlambat?

Ya kalau untuk bertiga itu

hampir setiap harinya mb, ya

kira- kira 4-5 kali terlambat

ke sekolah. ( DA,8.1WK1)

3 Apa yang menjadi alasan

keterlambatan mereka?

Ya macam-macam, ada yang

bilang kesingan, malamnya

bergadang, dan tidak bisa

bangun pagi. Itu alasan yang

paling mereka utarakan jika

saya tanya.

4 Adakah usaha yang dilakukan oleh

sekolah dalam mengatasi masalah

keterlambatan ini?

Ya tentunya ada mb, biasanya

sih itu urusannya petugas

piket. Biasanya berbeda-beda

hukuman yang diberikan oleh

guru piket, ya ada yang nyuruh

bersihin taman, toilet, atau

bantu bapak clining service

ngepel, tapi yang paling sering

hukuman tidak mengikuti jam

pelajaran pertama itu mb,

selama satu jam. Ya harapan

kami agar anak-anak bisa jera.

5 Sejauh mana

ketercapaian/keefektifan usaha yang

dilakukan oleh sekolah dalam

mengatasi masalah keterlambatan?

Kalau menurut saya cara yang

diunakan sekolah belum

begitu membantu mengatasi

masalah, karena menurut saya

masih banyak siswa yang tidak

jera terhadap hukuman yang

biasanya mereka terima. Justru

malah sebaliknya mereka

merasa senang dengan bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

97

hukuman yang diberikan oleh

guru piket. Meneurut saya

sekolah lebih tegas entah

dengan apalah, misalnya saja

dengan sistem point atau

mengurangi nilai dsb.

Begitulah mb, ya saya senang

jika mb-mb PPL bisa

membantu dalam hal ini

Kesimpulan:

Ada tiga siswa di kelas X MIA yang memiliki kebiasaan datang terlambat

hampir setiap harinya, alasan keterlambatan yang mendominasi adalah masalah

bangun tidur kesiangan. Usaha yang dilakukan oleh sekolah seperti memberikan

hukuman kepada siswa yang terlambat, kurang begitu efektif, karena siswa tidak

merasa jera dengan hukuman yang diterima.

Yogyakarta 8 Januari 2015

Pewawancara

(Frida)

Wali Kelas X IIS

Nama : Siti Maryati, S.Pd, (P)

Wali kelas X IIS

Wawancara ke- : I

Tempat : Ruang guru

Masalah : Keterlambatan siswa kelas X IIS

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Berdasarkan pengamatan bapak/ibu

selama ini, siapa saja yang sering

terlambat setiap minggunya?

Kalau di kelas saya itu

lumayan banyak yang

terlambat, tapi beberapa ada

yang memang sudah menjadi

kebiasaan, jadi hampir setiap

hari telat terus mb. Ya seperti

Zibar, Wisnu dan Yan. Mereka

bertiga sering yang namanya

tidak ikut pelajaran pertama,

ya itu karena terlambat.

2 Berapa kali dalam satu minggu

mereka terlambat?

Ya saya tidak tahu pastinya

berapa kali, kalau mau tahu

pastinya mb coba cek dicatatan

guru piket, disitu tercatat

semua masalah siswa. Ya

kalau sepengetahuan saya

setiap minggunya hampir 3-4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

98

kalilah mereka telat.

3 Apa yang menjadi alasan

keterlambatan mereka?

Ya paling kesiangan mb, itu

alasan mereka biasanya kalau

saya tanyak. Terus kalau saya

tanya la kenapa kesiangan, yo

jawabnya pada pinter-pinter,

ada yang bilang semalem ikut

pengajian sampek malem,

main sampek malem dll,

pokoknya macem-macemlah

mb.

4 Adakah usaha yang dilakukan oleh

sekolah dalam mengatasi masalah

keterlambatan ini?

Ya dulu sempat ada hukuman

bagi yang terlambat disuruh

berdiri di ruang guru sampai

jam istrirahat, la kan nanti

guru-guru yang masuk ruangan

melihat mereka dan ada yang

mengejek maupun menasehati,

ya maksudnya sih biar siswa

malu dan jera. Tapi entah

kenapa sekarang udah tidak

diberlakukan lagi, ya cara

sekolah mengatasinya ya itu

dengan memeberikan hukuman

mb, tidak mengikuti pelajaran

jam pertama itu yang paling

sering.

5 Sejauh mana

ketercapaian/keefektifan usaha yang

dilakukan oleh sekolah dalam

mengatasi masalah keterlambatan?

Kurang begitu berhasil kalau

menurut saya mb, ya kan

harapan kami siswa bisa

menjadi jera dan disiplin

dengan diberikanya sangsi

seperti itu, tapi sepertinya

sama saja.

Kesimpulan:Sebagian siswa kelas X IIS sering mengalami masalah terlambat ke

sekolah, diantanya ada tiga siswa yang hampir setiap hari dalam satu minggu

terlambat ke sekolah. Hukuman/sangsi dari guru piket merupakan usaha yang

dilakukan oleh sekolah dalam mengasi masalah tersebut, namun hal tersebut

tidak membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Artinya siswa tidak menjadi

lebih disiplin setelah menerima hukuman. Yogyakarta, 8 Januari 2015

Pewawancara

(Frida)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

99

Lampiran 3. Data Jumlah Keterlambatan ke-enam Subyek Berdasarkan Catatan

Guru Piket selama 45 Hari, Sebelum Tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

104

Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan ke-enam Subyek, sebelum Tindakan.

Nama : Annisa Kusuma Citra (P)

Kelas : X MIA

Wawancara ke- : 1

Alamat : Jl.Bimasakti No 43 (Kost)

Masalah : Sering terlambat ke sekolah

Asal Daerah : Bengkulu

N

o

Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Disi tinggal bersama siapa? Kakak, ngekost. Kost di daerah UIN

Kali Jaga

2 Berangkat ke sekolah menggunakan

transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau

kendaraan umum?

Menggunakan transportasi pribadi

(motor)

3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa

sering kamu terlambat?

Pernah kak, hampir setiap hari dalam

satu minggu, ya kurang lebih 4-5 kali

lah.

(Jt.10,sc)

4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu

sering terlambat?

Kadang-kadang malas berangkat ke

sekolah, selain itu terlalu santai apalagi

saat nonton film. Nonton film dipagi

hari, jam 5 lalu mamdi mempersiapkan

diri, lalu lanjut nonton film sampai

setengah 7 lebih baru berangkat

sekolah.

5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu

terlambat?

Karena sudah terbiasa terlambat, jadi

biasa aja, tidak ada rasa takut, kecuali

gru piketnya bu Sun, Bu Rini,dan bu

Tatik, kalau guru-guru itu yang piket

baru merasa takut dimarahi.Walau

sering terlambat saya tetap berusaha

agar tidak perpengaruh dengan belajar

saya.

7 Adakah keinginan/usaha untuk tidak

terlambat?

Ya ada, usahanya bangun pagi dan

tidak nonton film dulu, Cuma kadang

malas berangkat sekolah.

8 Adakah dukungan dari keluargamu, misal

orang tua kakak dan lain-lain, yang

mendukung niatmu itu?

Ya ada, biasanya kakak saya

membangunkan, kalau mama paling

nasehatin lewat telpon gitu.

7 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Mendapat sangsi dari guru piket yaitu

tidak boleh mengikuti jam pelajaran

jam pertama, membuat tugas sesuai

permintaan dari guru piket, pihak

sekolah pernah menelfon ibu, lalu saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

105

dinasehati oleh ibu.

Kesimpulan: Kebiasaan terlambat kesekolah yang dialami oleh Citra, disebabkan oleh

ketidak mampuanya dalam memanage waktu.

Yogyakarta, 9 januari .2015

Pewawancara

( Hare Farida E.H )

Nama : Abdul Fayyed (L)

Kelas : X MIA

Wawancara ke- : 1

Alamat : Perum CasaGrande No.436

Masalah : Sering terlambat ke sekolah

Asal daerah : Kalimantan Timur

N

o

Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Disi tinggal bersama siapa? Kakak perempuan dan laki-laki saya

yang saat ini kuliah.

2 Berangkat ke sekolah menggunakan

transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau

kendaraan umum?

Menggunakan transportasi pribadi

(mobil), tapi diantar sama sopir.

3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa

sering kamu terlambat?

Pernah, sering. Dalam satu minggu

biasanya 4-5 kali terlambat ke sekolah.

4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu

sering terlambat?

Saya sering nongkrong sama teman-

teman kakak laki-laki saya, kadang ya

sama pacar kakak perempuan saya dan

teman-temannya, biasanya hingga larut

malam dan pagi hari, kalau sudah

sampai pagi hari biasanya saya tidak

tidur. Paginya ngantuk, dan malas ke

sekolah. Selain itu saya punya kucing

kesayangan, biasanya kalau malam hari

saya lepas, dan saat pagi saya harus

menunggu dia pulang dulu baru saya

berangkat ke sekolah.

5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu

terlambat?

Tergantung guru piketnya, kalau guru

piketnya guru BK, santai aja tidak ada

rasa apa-apa, tapi kalau guru piketnya

bu Sun, bu Rini,dan bu Tatik, kalau

guru-guru itu yang piket baru merasa

takut dimarahi.

6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak

terlambat?

Ya ada, saya berusaha tidak terlambat

pas kalau guru piketnya bu Sun, bu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

106

Rini dan bu Tatik. Tapi besoknya

terlambat lagi.

7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal

orang tua kakak dan lain-lain, yang

mendukung niatmu itu?

Ya tidak ada kak, kandikontrakanhanya

ada saya dan kedua kakak

saya, itupun kakak saya sering

bangun diatas jam 08.00. ya

gimana lagi orang mereka saja

sering bergadang dengan teman

teman mereka sampai larut

malam, ya saya juga ikut

bergadang,paginya ngantuk

berat kak rasanya.

8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Disuruh ke ruang BK, lalu shering

dengan guru BK, dan dinasehati.

Mencari tugas, dan tidak mengikuti

pelajaran saat jam pertama.

Kesimpulan: Fayed sering terlambat ke sekolah dikarenakan beberapa faktor, diataranya

adalah kuranya pengawasan dan perhatian dari orang-orang sekitarnya, sehingga ia sering

tidur hingga larut malam, akibatnya Fayed kurang istirahat, sehingga saat hendak berangkat

ke sekolah ia merasa mengantuk dan akhirnya tidur sejenak, terkadang hingga pukul 07.00.

Yogyakarta, 9 januari .2015

Pewawancara

( Hare Farida E.H )

Nama : Fadila Mirawati (L)

Kelas : X MIA

Wawancara ke- : 1

Alamat : Perum Pas 3 Condong catur residen

Masalah : Sering terlambat ke sekolah

Asal Daerah : Maluku Utara

N

o

Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Disi tinggal bersama siapa? Tinggal bersama mama dan adek.

2 Berangkat ke sekolah menggunakan

transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau

kendaraan umum?

Menggunakan transportasi pribadi

(motor).

3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa

sering kamu terlambat?

Pernah, sering. Dalam satu minggu

biasanya 4-5 kali terlambat ke sekolah.

4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu

sering terlambat?

Mandinya lama, siap-siapnya juga

lama, makan juga iya, makanya sering

terlambat.

5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu Takut dimarah guru, malau sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

107

terlambat? teman-teman dan guru.

6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak

terlambat?

Ya ada, Cuma kadang susah karna

sudah terbiasa apa-apa santai.

7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal

orang tua kakak dan lain-lain, yang

mendukung niatmu itu?

Ada, ya itu mama sering banget

ngingetin jangan malam-malam kalau

tidur, biar besoknya bisa bangun pagi,

gitu sih, kalau mama bangunin jarang

kak.

8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Mencari tugas, dan tidak mengikuti

pelajaran saat jam pertama.

Kesimpulan: Kebiasaan terlambat kesekolah yang dialami oleh Dila, disebabkan oleh

ketidak mampuanya dalam memanage waktu.

Yogyakarta, 9 januari .2015

Pewawancara

( Hare Farida E.H )

Nama : M.Al Zibar (L)

Kelas : X MIA

Wawancara ke- : 1

Alamat : Jagayudan Jt. III, Gawang Jetis

Masalah : Sering terlambat ke sekolah

Asal daerah : Yogyakarta

N

o

Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Disi tinggal bersama siapa? Saya tinggal bersama kedua orang tua

saya juga adik saya.

2 Berangkat ke sekolah menggunakan

transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau

kendaraan umum?

Saya berangkat ke sekolah naik motor,

tapi kadang juga diantar bapak, tapi

sangat jarang, jadi lebih banyak

berangkat sediri.

3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa

sering kamu terlambat?

Pernah, saya terlambat biasanya setiap

hari selasa, karena saya malas ikut

pelajaran ekonomi. Saya terlambat bisa

4-5 kali setiap minggunya.

4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu

sering terlambat?

Kalau hari selasa saya malas ikut

pelajaranya ekonomi, jadi saya sengaja

terlambat. Kalau hari-hari lainya saya

kesiangan, saya bangun jam 6.30,

setelah itu saya juga kadang harus

mengantar adik saya yang masih SD.

Makanya saya sering terlambat bu.

5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu

terlambat?

Biasa saja, tidak ada perasaan apa-apa.

6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak Ada, tapi kadang susah melakukannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

108

terlambat?

7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal

orang tua kakak dan lain-lain, yang

mendukung niatmu itu?

Ada kok, ya bapak sama ibu sering

bangunin saya kak, dan nyuruh cepet-

cepet siap-siap.

8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Ya saya tidak bisa ikut pelajaran jam

pertama selama satu jam, selain itu

saya juga akan mendapat hukuman dari

guru piket.

Kesimpulan: Zibar sering terlambat biasanya ia menghindari mengikuti jam pelajaran

ekonomi, namun lebih dari itu ia pun sering terlambat dikarenakan sering banung kesiangan

dan iapun harus membantu kedua orang tuanya mengantarkan adiknya ke sekolah.

Yogyakarta, 9 januari .2015

Pewawancara

( Hare Farida E.H )

Nama : Nugroho Wisnu Saputro (L)

Kelas : X IIS

Wawancara ke- : 1

Alamat : Kepuh, GK III/867. RT 43/RW XI, 55222

Masalah : Sering terlambat ke sekolah

Asal daerah : Yogyakarta

N

o

Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Disi tinggal bersama siapa? Keluarga.

2 Berangkat ke sekolah menggunakan

transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau

kendaraan umum?

Biasanya diantar sama kakak, tapi

kadang naik motor sendiri, ya

tergantung motor dipakek sama kakak

atau tidak.

3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa

sering kamu terlambat?

Pernah bu, ya cukup sering, biasanya

saya terlambat 4-5 kali bu setiap

minggunya.(s.peki.15da)

4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu

sering terlambat?

Susah bangun pagi, bangun terus tidur

lagi biasanya.

5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu

terlambat?

Biasa aja bu, ga ada perasaan apa,

soalnya sudah biasa, jadi nyatai aja.

(S.pki.15da)

6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak

terlambat?

em..tidak ada bu, percuma bu mau

diapain juga saya tetep saja telat, lebih

baik terlambat dari pada tidak masuk

sama sekali. (s.peki.15da)

7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal

orang tua kakak dan lain-lain, yang

Ya kadang ada kadang tidak, biasanya

yang suka marah-marah kalau saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

109

mendukung niatmu itu? terlambat ya kakak.

8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Ketinggalan pelajaran.

Kesimpulan: Yang menjadi faktor penyebab Wisnu sering terlambat ialah kebiasaanya

bangun siang yaitu pukul 06.40.

Yogyakarta, 9 januari .2015

Pewawancara

( Hare Farida E.H )

Nama : Sebatianus Yan D.K (L)

Kelas : X MIA

Wawancara ke- : 1

Alamat : Gemawang Sia Sleman

Masalah : Sering terlambat ke sekolah

Asal daerah : Yogyakarta

N

o

Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Disi tinggal bersama siapa? Bersama keluarga saya bu.

2 Berangkat ke sekolah menggunakan

transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau

kendaraan umum?

Naik motor sendiri

3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa

sering kamu terlambat?

Ya pernah, bahkan hampir setiap hari

saya terlambat bu.

4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu

sering terlambat?

Rumah saya didaerah Turi, jauh bu,

kadang saya juga malas ke sekolah,

jadi sengaja aja terlambat.

5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu

terlambat?

Tidak ada apa-apa, biasa saja kok, kan

sudah terbiasa terlambat bu.

6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak

terlambat?

Ya ada, tapi bingung caranya

kadangkan saya memang benar-benar

malas ke sekolah bu.

7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal

orang tua kakak dan lain-lain, yang

mendukung niatmu itu?

Ada bu, kedua orang tua saya sering

kok bangunin saya biar ga terlambat.

8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Ketinggalan pelajaran tentunya bu.

Kesimpulan: Sebastianus Yan, memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah setiap

harinya, yang menjadi alasanya ia terlambat ke sekolah dikarenakan jarak rumah dengan

sekolah yang cukup jauh. Namun disamping itu yang mendominasi alasanya terlambat ke

sekolah, bahwa Yan cukup sering merasa malas ke sekolah, hal ini bisa disimpulkan bahwa

Yan kurang memiliki motivasi ke sekolah.

Yogyakarta, 9 januari .2015

Pewawancara

( Hare Farida E.H )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

110

Lampiran 5. Absensi kehadiran Subyek pada Tindakan Kelompok dengan

Pendekatan Brief Counseling Siklus I dan II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

111

Lampriran IX. Lembar Hasil Observasi Subyek setalah Diberikan Tindakan

Kelompok selama 45 hari efektif sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

125

Lampiran 6. Jumlah Keterlambatan Subyek setelah diberikan Tindakan,

Berdasarkan Catatan Guru Piket selama 45 Hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

131

Lampiran 7. Hasil Wawancara dengan Subyek, setelah Tindakan Siklus I dan II

selama 45 Hari.

Nama : Dila (L/P)

Kelas : X MIA

Wawancara ke- : II

Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015

Tempat : Ruang guru BK

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Adakah yang berbeda darimu

setelah mengikuti kegiatan

konseling kelompok? Artinya

bahwa kamu tidak terlambat lagi

Sudah menjadi lebih baik,

maksudnya tidak lagi terlambat

sama sekali

2 Berapa kali dalam satu minggu

kamu datang tepat waktu ke

sekolah?

Hampir setiap hari kak, ya saya

selalu berusaha untuk tidak

terlambat ke sekolah

3 Bagaimana perasaanmu ketika

kamu datang tepat waktu ke

sekolah?

Senang, dan bangga karena

berhasil datang terlambat

4 Apa dampaknya ketika kamu

berhasil datang tepat waktu ke

sekolah?

Saya bisa lebih fokus pada

pelajaran, karena saya tidak

ketinggalan pelajaran lagi kak.

Kesimpulan:

Dila berhasil melaksanakan niat dan gool ketika mengikuti konseling kelompok,

dimana saat ini Dila bisa menjadi lebih baik lagi, artinya bahwa ia tidak

terlambat lagi setelah mengikuti konseling kelompok dengan pendekatan Brief

Counseling.

Yogyakarta, 14 maret 2015

Pewawancara

( Frida)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

132

Nama : Citra (L/P)

Kelas : X MIA

Wawancara ke- : II

Tempat : Ruang BK

Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Adakah yang berbeda darimu

setelah mengikuti kegiatan

konseling kelompok? Artinya

bahwa kamu tidak terlambat lagi

Awalnya memang seperti biasa

suka datang terlambat, setelah

semingguan kalau tidak salah,

saya jadi ingat niat

saya untuk bisa menjadi lebih

baik, ya setelah itu saya

berusaha melakukan niat saya,

sebisa mungkin saya mengatur

waktu dengan baik agar saya

bisa datang tepat waktu, ya

walau kadang masih ada

telatnya.(WA.DA1.14/3)

2 Berapa kali dalam satu minggu

kamu datang tepat waktu ke

sekolah?

Kalau datang tepat waktunya ya

3-4 kali kak, tapi kalau

terlambatnya 2 kali tapi itu

kadang-kadang kok

3 Bagaimana perasaanmu ketika

kamu datang tepat waktu ke

sekolah?

Ya senang kak, karna tidak telat,

tidak dapat hukuman.

4 Apa dampaknya ketika kamu

berhasil datang tepat waktu ke

sekolah?

Bisa mengikuti pelajarang

dengan baik karena saya tidak

lagi ditegur dengan guru saya

kak.

Kesimpulan: Citra mampu menunjukan perubahan positif setelah mengikuti

konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, diamana ia

mampu membangun komitmen dalam dirinya untuk selalu berusaha tidak

terlambat.

Yogyakarta, 14 maret 2015

Pewawancara

( Frida)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

133

Nama : Zibar (L/P)

Kelas : X IIS

Wawancara ke- : II

Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015

Tempat : Ruang guru BK

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Adakah yang berbeda darimu

setelah mengikuti kegiatan

konseling kelompok? Artinya

bahwa kamu tidak terlambat lagi

Ya aku menjadi lebih baik kak,

ya aku sudah jarang terlambat

lagi kok.

2 Berapa kali dalam satu minggu

kamu datang tepat waktu ke

sekolah?

Kalau datang tepat waktunya sih

hampir setiap hari, tapi kadang

ada juga sih terlambatnya, ya

itupun saya sengaja telat karna

malas mengikuti pelajaran jam

pertamanya, tapi itu saya

lakukan Cuma satu minggu

sekali.

3 Bagaimana perasaanmu ketika

kamu datang tepat waktu ke

sekolah?

Senang pastinya kak, karena

saya lagi merasa malu sama

teman-teman, kadang saya

diejek kalau terlambat

4 Apa dampaknya ketika kamu

berhasil datang tepat waktu ke

sekolah?

Bisa mengikuti pelajaran dengan

baik, dan saya akhirnya bisa

membuktikan kepada guru kelas

saya bahwa saya bisa menjadi

lebih baik.

Kesimpulan:

Zibar menjadi lebih baik setelah mengikuti konseling kelompok, saat ini ia

mampu datang tepat waktu hampir setiap hari, walaupun terkadang ia

terlambat juga.

Yogyakarta, 14 Maret

2015

Pewawancara

( Frida)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

134

Nama : Fayed (L/P)

Kelas : X MIA

Wawancara ke- : II

Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015

Tempat : Ruang guru BK

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Adakah yang berbeda darimu setelah

mengikuti kegiatan konseling

kelompok? Artinya bahwa kamu tidak

terlambat lagi

Sepertinya sama saja kak, sampai saat

ini saya masih sering terlambat ke

sekolah kak.

2 Apa yang membuatmu tidak

mengalami perubahan setelah

mengikuti konseling kelompok?

ya jujur ya kak, saya susah bangun

pagi. Sudah pasang alrm tapi bangun

cuma matiin alrm terus tidur lagi, dan

bangun jam 06.45 kadang ya jam

07.00, bisa juga saya ngaak dengar

bunyi alrm, ya gitulah kak.

(Y.G,15Da)

3 Saat kamu terbangun karena alrm

bunyi, lalu tidur lagi apakah tidak

adanya yang membangunkanmu, dan

mengatkanmu untuk berangkat

sekolah?

Ya tidak ada kak, kan dikontrakan

hanya ada saya dan kedua kakak saya,

itupun kakak saya sering bangun diatas

jam 08.00. ya gimana lagi orang

mereka saja sering bergadang dengan

teman-teman mereka sampai larut

malam, ya saya juga ikut bergadang,

paginya ngantuk berat kak rasanya.

(Y.FL.15.Da)

4 Baiklah, lalu apakah selama satu

minggu itu kamu terlambat terus,

ataukah ada beberapa hari dalam satu

minggu kamu hadir tepat waktu

Ya ada kak, walau banyak

terlambatnya.

5 Berapa kali dalam satu minggu kamu

datang tepat waktu ke sekolah?

Kadang satu kali dalam seminggu, saat

hari senin, itupun kalau upacara, kalau

tidak upacara ya saya telat kak.

6 Bagaimana perasaanmu ketika kamu

datang tepat waktu ke sekolah?

Ya bangga kak, karena kalau saya

datang tepat waktu, biasanya guru-guru

memuji saya, tapi kalau keesokan

harinya terlambat lagi ya udah saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

135

kembali disindir dan dinasehati lagi.

7 Apa dampaknya ketika kamu berhasil

datang tepat waktu ke sekolah?

Saya bisa ikut jam pelajaran pertma,

guru-guru jadi senang dengan saya,

saya pun tidak merasa malu dengan

guru-guru dan teman.

Kesimpulan:

Fayed tidak berhasil dalam melaksanakan niat yang ia buat ketika mengikuti konseling

kelompok, hingga saat ini Fayed masih sering terlambat setiap minggunya.

Yogyakarta, 14 Maret 2015

Pewawancara

( Frida)

Nama : Yan (L/P)

Kelas : X IIS

Wawancara ke- : II

Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015

Tempat : Ruang guru BK

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Adakah yang berbeda darimu

setelah mengikuti kegiatan

konseling kelompok? Artinya

bahwa kamu tidak terlambat lagi.

Saya masih seperti biasanya

dimana saya sering terlambat

kak, saya masih merasa kesulitan

untuk bisa datang tepat waktu,

tapi kadang ya saya bisa datang

tepat waktu, walaupun lebih

banyak terlambatnya.

2 Berapa kali dalam satu minggu

kamu datang tepat waktu ke

sekolah?

Kurang lebih 2-3 kali dalam satu

minggu.

3 Bagaimana perasaanmu ketika

kamu datang tepat waktu ke

sekolah?

Ya senang aja, soalnya saya

paling dikenal dikelas sebagai

siswa telatan.

4 Apa dampaknya ketika kamu

berhasil datang tepat waktu ke

sekolah?

Ya saya bisa mengikuti pelajaran

dengan tenang.

Kesimpulan:

Yan belum berhasil menjadi lebih baik, artinya belum ada perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

136

Nama : Wisnu (L/P)

Kelas : X IIS

Wawancara ke- : II

Tanggal :

Tempat : Ruang guru BK

Masalah :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1 Adakah yang berbeda darimu

setelah mengikuti kegiatan

konseling kelompok? Artinya

bahwa kamu tidak terlambat lagi.

Ya kadang ada kadang tidak

kak, ya tapi saya sadari saya

masih suka nelat kak.

2 Berapa kali dalam satu minggu

kamu datang tepat waktu ke

sekolah?

Paling banyak 2-3 kali kak

datang tepat waktunya, yang

lain sering telat aku.

3 Bagaimana perasaanmu ketika kamu

datang tepat waktu ke sekolah?

Senang aja kak, karna saya

dikenal dikelas sebagai siswa

yang malas, dan suka terlambat.

4 Apa dampaknya ketika kamu

berhasil datang tepat waktu ke

sekolah?

Bisa mengikuti pelajaran

dengan tenang pastinya.

Kesimpulan:

Yan belum berhasil menjadi lebih baik, artinya belum ada perubahan

perilaku pada Yan, dimana ia belum berhasil mengurangi frekuensi

keterlambatan baik sebelum mendapatkan tindakan maupun sesudah

mendapatkan tindakan. Yogyakarta, 14 Maret 2015

Pewawancara

(Frida)

perilaku pada Yan, dimana ia belum berhasil mengurangi frekuensi

keterlambatan baik sebelum mendapatkan tindakan maupun sesudah

mendapatkan tindakan.

Yogyakarta, 14 Maret 2015

Pewawancara

(Frida)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas. Hasil penelitian menunjukkan

137

Lampiran 8. Skema Konseling Kelompok dengan Pendekatan Brief

CounselingSiklus I dan II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI