3-3.babi

Upload: mamad-nobutisis

Post on 06-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Selama dan sekarang ini, banyak dari kendaraan khususnya sepeda motor yang

    masih belum dilengkapi dengan sistem pengaman yang memadai. Tingkat

    pencurian kendaraan bermotor setiap tahun semakin meningkat namun tidak

    diiringi oleh kewaspadaan pemilik terhadap kendaraanya.

    Adapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm

    konvensional yang hanya akan mengeluarkan bunyi apabila motor digoyang.

    Akan tetapi kejadian tersebut tetap saja tidak dapat diketahui oleh pemilik motor

    dikarenakan tidak adanya pemberitahuan secara langsung kepada pemilik motor.

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuatlah sebuah sistem pengaman

    dengan autorespon SMS yang akan memberitahukan pemilik kendaraan terhadap

    gangguan pada kendaraanya. Tidak hanya memberikan status keadaan kendaraan

    namun alat ini juga bisa diperintahkan melalui sms untuk mematikan mesin yang

    telah dihidupkan.

    Tujuan dari sistem pengaman sepeda motor dengan autorespon SMS adalah

    sebagai berikut :

    1. Memudahkan pemilik kendaraan mengetahui kondisi kendaraan apabila

    terjadi gangguan pada saat kendaraan ditinggalkan.

  • 2. Menghemat waktu bagi pemilik kendaraan untuk memerintahkan alat

    untuk mematikan mesin tanpa harus pemilik kendaraan sampai ke motor

    terlebih dahulu.

    3. Bisa menggunakan nomor operator GSM apapun.

    1.2 TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan penelitian ini adalah :

    1. Mempelajari konsep dasar kerja mikrokontroler AT89C52.

    2. Merancang sistem pengaman sepeda motor dengan autorespon SMS.

    3. Memahami program Assembler MCS-51 dan memahami konsep data SMS

    yaitu PDU (Protocol Data Unit).

    1.3 RUMUSAN MASALAH

    Dalam penulisan Tugas Akhir ini permasalahan dititik beratkan pada :

    1. Pemahaman perancangan sebuah alat yang berbasis mikrokontroler untuk

    berhubungan dengan telepon selular GSM.

    2. Pemahaman cara programing sebuah data diterima atau dikirim melalui

    sebuah telepon selular.

    1.4 BATASAN MASALAH

    Permasalahan yang akan dibatasi :

    1. Mikrokontroler yang digunakan AT89C52.

    2. Handphone yang digunakan merk Siemens C55.

  • 3. Relay hanya digunakan untuk memutus/sambungkan hubungan kelistrikan

    dari jalur CDI.

    4. SMS yang dikirim ke nomor tujuan adalah STANDAR ON untuk status

    standar ganda pada motor, POWER ON untuk status mesin menyala.

    5. Pesan SMS yang diterima dari pemilik kendaraan hanya OFF BUZZ

    untuk mematikan buzzer, M ON untuk menyambungkan hubungan

    kelistrikan dari jalur CDI sedangkan M OFF untuk memutuskan

    hubungan kelistrikan dari jalur CDI.

    1.5 METODA PENELITIAN

    Metoda penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu :

    1. Studi literatur sebagai dasar untuk memantapkan teori yang mendukung

    terhadap sistem yang dibuat. Studi literatur dilakukan sebagai proses

    pembelajaran mengenai teori secara umum melalui artikel, jurnal

    penelitian, buku-buku referensi yang terdapat diperpustakaan dan internet.

    2. Pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan

    proyek tugas akhir.

    3. Perancangan sistem yang meliputi perancangan perangkat keras

    (hardware) dan perangkat lunak (software). Merencanakan dan membuat

    perangkat keras (hardware), dan sistem yang dibutuhkan secara perangkat

    lunak (software).

    4. Pengujian sistem yang meliputi pengujian perangkat keras, perangkat

    lunak, dan pengujian fungsional sistem secara keseluruhan.

  • 5. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang kemudian dijadikan

    bahan pertimbangan untuk pengembangan tahap selanjutnya.

    1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

    Tugas akhir ini terdiri dari 5 (lima) BAB, dimana masing-masing BAB

    mempunyai kaitan satu sama lainnya, yaitu :

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang tentang permasalahan, tujuan, masalah dan

    batasan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini.

    BAB II DASAR TEORI

    Berisi tentang tori-teori yang berhubungan dengan alat yang

    dirancang, diantaranya teori tentang mikrokontroler AT89C52,

    RS232, pemrograman menggunakan bahasa assembler dan hal-hal

    lain yang perlu dikemukakan.

    BAB III PERANCANGAN ALAT

    Berisi tentang perencanaan dan pembuatan dari seluruh elemen

    sistem pengaman kendaraan, proses pengiriman data RS232,

    flowchart, dan perangkat lunaknya.

  • BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN

    Berisi tentang hasil pengukuran dan analisa dari sistem yang telah

    dibuat.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisi kesimpulan akhir dari perancangan alat dan saran lebih

    lanjut untuk menyempurnakan alat.

  • BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 MIKROKONTROLER AT89C52

    Pada tugas akhir ini dipilih mikrokontroler keluaran Atmel karena mikrokontroler

    ini mudah diperoleh, harganya lebih murah di bandingkan dengan mikrokontroler

    keluaran Intel.

    Mikrokontroler AT89C52 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran

    Atmel dengan 4 Kbyte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only

    Memory). Flash PEROM merupakan memori dengan teknologi non-volatile

    memory, isi memori tersebut dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali.

    Memori ini biasa digunakan untuk menyimpan instruksi (perintah) berstandar

    MCS-51 code. Mikrokontroler ini pada dasarnya dapat digunakan untuk mengolah

    data per bit maupun data 8 bit secara bersamaan. Sebuah mikrokontroler dapat

    bekerja apabila dalam mikrokontroler tersebut terdapat sebuah program yang

    berisi instruksi-instruksi yang akan digunakan untuk menjalankan mikrokontroler

    tersebut.

    Adapun fitur dari mikrokontroler AT89C52 ini :

    8 bit CPU (Central Processing Unit) yang termasuk keluarga MCS-51.

    Program memori internal berupa Flash PEROM dengan kapasitas 4 Kbyte.

    128 byte RAM.

    Oscilator internal dan rangkaian pewaktu.

    2 buah timer/counter 16 bit.

  • 1 buah port serial dengan kontrol serial full duplex UART (Universal

    Asynchronous Receiver/Transmitter).

    5 buah jalur Interupsi (2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi

    internal).

    Susunan pin-pin mikrokontroler tersebut biasanya digambarkan seperti Gambar

    2.1 dibawah. Fungsi dari masing-masing pin tersebut yaitu :

    Gambar 2.1 Susunan pin-pin mikrokontroler AT89S52

    Port 0 (1 byte) terletak pada pin 32 hingga 39

    Pin 32 sampai dengan 39 merupakan port paralel 8 bit dua arah. Bila

    digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan memultipleks

    alamat memori dan data.

  • Port 1 (1 byte) terletak pada pin 1 hingga 8

    Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan port parallel 8 bit . Dimana port ini

    dapat digunakan untuk mengirim atau menerima data (bidirectional). Port

    ini dapat di gunakan untuk berbagai keperluan.

    Port 2 (1 byte) terletak pada pin 21 hingga 28

    Pin 21 sampai dengan pin 28 (port 2) adalah port parallel 8 bit dua arah

    (bidirectional). Port ini selain sebagai port biasa juga sebagai port alamat

    yang mengirimkan byte alamat untuk melakukan pengaksesan

    memori/program external.

    Port 3 (1 byte) terletak pada pin 10 hingga 17

    Pin 10 sampai dengan pin 17 (port 3) adalah port palalel 8 bit. Port ini juga

    bersifat bidirectional. Port ini juga memiliki fungsi lain/pengganti. Fungsi

    pengganti ini merupakan TxD (Transmit Data), RxD (Receive Data), Int0

    (External Interrupt 0), Int1 (External Interrupt 1), T0 (Timer 0), T1

    (Timer 1), WR (Write), RD (Read). Bila fungsi pengganti ini tidak

    digunakan pin-pin ini dapat di gunakan sebagai port paralel serbaguna.

    Pin 9 pada mikrokontroler disebut reset. Dengan memberikan

    perubahan pulsa dari rendah ke tinggi akan mereset mikrokontroler ini. Pin

    ini di hubungkan dengan rangkaian power on reset. Rangkaian ini di

    perlukan karena pada saat catu daya dihubungkan dengan AT89S52 isi

    memori dari AT89S52 bisa acak. Pada saat catu daya di hubungkan,

    rangkaian power on reset akan memberikan pulsa tinggi kepada pin reset

    beberapa saat (tergantung nilai kapasitor yang digunakan) untuk mereset

    AT89S52.

  • Pin 18 (XTAL 1) adalah pin masukan ke rangkaian osilator internal.

    Sebuah kristal atau sumber osilator lain di luar AT89S52 dapat di

    gunakan.

    Pin 19 (XTAL 2) adalah pin keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin

    ini dipakai bila osilator menggunakan osilator kristal.

    Pin 20 (ground) di hubungkan ke ground catu daya.

    Pin 19 (PSEN) atau Program Store Enable merupakan sinyal pengontrol

    yang membolehkan program memori external masuk ke dalam bus selama

    proses pemberian atau pengambilan instuksi.

    Pin 30 adalah pin ALE atau Address Lacth Enable yang digunakan untuk

    menahan alamat memori external selama pelaksanaan instruksi.

    Pin 31 EA (External Access). Bila pin diberi logika tinggi, mikrokontroler

    akan melaksanakan instruksi dari EPROM INTERNAL, bila diberi logika

    rendah, mikrokontroler akan melaksanakan seluruh interuksi dari memori

    program luar.

    Pin 40 (VCC) di hubungkan ke kutub positif dari catu daya.

    Mikrokontroler Atmel 89C51 menyediakan 5 sumber interupsi : 2 interupsi

    eksternal, 2 interupsi timer dan 1 interupsi port serial. Interupsi eksternal INT0

    dan INT1 masing-masing dapat diaktifkan berdasarkan level atau transisi

    tergantung pada bit IT0 dan IT1 dalam TCON (Timer Control Register). Flag

    yang menghasilkan interupsi ini adalah bit dalam IE0 (Interrupt Enable 0) dan

    IE1 (Interrupt Enable 1) dari TCON (Timer Control Register).

  • Interupsi timer 0 dan timer 1 dihasilkan oleh TF0 dan TF1. Ada dua buah register

    yang mengontrol interupsi, yaitu IE (Interupt Enable) dan IP (Interupt Priority).

    Mikrokontroler AT89C52 tidak akan menanggapi permintaan interupsi jika suatu

    interupsi belum dilaksanakan secara lengkap.

    2.1.1 Bahasa Assembly

    Assembler adalah suatu program yang dapat menerjemahkan program dari bahasa

    assembly ke program bahasa mesin. Program bahasa mesin adalah sebuah

    program yang mengandung kode-kode biner yang merupakan intruksi-intruksi

    yang bisa dipahami prosesor. Sedangkan bahasa assembly adalah ekuivalensi

    bahasa mesin dalam bentuk alpanumerik. Mnemonics alpanumerik digunakan

    sebagai alat bantu bagi programer untuk memprogram mesin komputer daripada

    menggunakan serangkaian 0 dan 1 (bahasa mesin) yang panjang dan rumit.

    2.1.2 Kontruksi Program Assembly

    Program sumber assembly terdiri dari kumpulan baris-baris perintah dan biasanya

    disimpan dengan extension .ASM dengan satu baris untuk satu perintah, setiap

    baris perintah tersebut bisa terdiri atas berbagai bagian yakni bagian label, bagian

    mnemonics, bagian operand yang bisa lebih dari satu dan bagian terakhir bagian

    komentar. Program sumber (source code) dibuat dengan program Pinnacle 52.

    Hasil kerja program yang telah dikompile dalam bahasa assembler ini adalah

    assembly listing. Dan juga file yang ektensi HEX. File dengan ektensi HEX

    inilah yang akan diisikan kedalam Chip Microcontroller.

  • 2.1.3 Intruksi Yang Digunakan

    Beberapa intruksi yang digunakan dalam penyusunan program adalah sebagai

    berikut :

    1. EQU

    Konstanta Data yang dideklarasikan dengan nilai pada variabel tertentu.

    2. BIT

    Konstanta Bit yang dideklarasikan dengan 1 bit data variabel tertentu.

    3. ORG

    Digunakan untuk menunjukan lokasi memori tempat intruksi atau perintah

    yang ada dibawahnya disimpan.

    4. CLR

    Memberikan nilai nol pada bit tertentu.

    5. SETB (Set Bit)

    Memberikan nilai satu pada bit tertentu.

    6. CALL

    Intruksi melakukan lompatan dengan area sebesar 2 Kbyte.

    7. LCALL

    Sama seperti intruksi CALL, hanya intruksi ini digunakan jika label yang

    dipanggil letaknya lebih jauh dari 2 Kbyte.

    8. MOV

    Intruksi ini melakukan perpindahan data variabel pada kode operasi kedua

    dan disimpan divariabel pada operasi pertama.

  • 9. MOVC

    Intruksi ini melakukan perpindahan data variabel pada operasi kedua

    ditambah carry dan disimpan divariabel pada kode operasi pertama.

    10. JMP

    Melakukan lompatan dan menjalankan program yang berada di alamat

    yang ditentukan oleh label tertentu.

    11. SJMP

    Melakukan lompatan untuk jarak pendek (Short JMP).

    12. LJMP

    Melakukan lompatan untuk jarak yang jauh (Long JMP).

    13. JZ (Jump if Zero)

    Lompat jika akumulator bernilai nol. Jika semua bit pada akumulator

    bernilai nol, maka lompat ke alamat yang telah ditentukan dan

    dilanjutkan ke intruksi berikutnya.

    14. JB (Jump on Bit Set)

    Lompat jika bit tertentu bernilai satu, artinya jika bit yang telah

    ditentukan bernilai satu, maka lompat ke alamat yang telah ditentukan

    dan dilanjutkan ke intruksi berikutnya.

    15. JNB (Jump on not Bit Set)

    Kebalikan dari JB, JNB merupakan intruksi untuk beralih ke alamat

    tertentu jika bit tertentu bernilai nol.

  • 16. DJNZ (Decrement and Jump if Not Zero)

    Melakukan pengurangan pada Rn (R0...R7) dengan 1 dan lompat ke

    alamat yang ditentukan apabila hasilnya bukan 00. Apabila hasilnya telah

    mencapai 00, maka program akan terus menjalankan intruksi dibawahnya.

    17. CJNE (Compare and Jump if Not Equal )

    Intruksi ini melakukan perbandingan antara data tujuan dan data sumber

    serta melakukan lompatan ke alamat yang ditentukan jika hasil

    perbandingan tidak sama.

    18. RET

    Intruksi ini melakukan lompatan ke alamat yang disimpan dalam SP

    (Stack Pointer) dan SP-1 (Stack Pointer-1). Intruksi ini biasa digunakan

    pada saat kembali dari subrutin yang dipanggil dengan ACALL atau

    LCALL.

    19. SWAP

    Baca 4 bit (nibble) data pertama LSB dari akumulator. Perintah SWAP

    memungkinkan untuk menukar 4 bit rendah menjadi 4 bit tinggi dari

    akumulator (berlaku sebaliknya).

    20. PUSH

    Melakukan penyimpanan data dari suatu register atau memori kedalam

    stack. Lokasi data dalam stack tersebut ditunjuk oleh stack pointer. Pada

    saat intruksi ini dijalankan, nilai dari stack pointer akan bertambah satu

    dan register atau memori yang di PUSH akan masuk kedalam alamat yang

    ditunjuk oleh stack pointer tersebut.

  • 21. POP

    Melakukan pengambilan data dari dalam stack ke suatu register atau

    memori. Lokasi data dalam stack tersebut ditunjuk oleh stack pointer.

    Pada saat intruksi ini dijalankan, data dialamat yang ditunjuk oleh stack

    pointer akan dipindah ke register atau memori dilanjutkan dengan

    pengurangan nilai stack pointer dengan 1.

    22. ANL

    Logika AND untuk variabel tertentu. Perintah ANL bekerja dengan

    melakukan operasi AND antara variabel yang ditentukan dengan nilai

    tertentu untuk kemudian hasilnya disimpan pada alamat yang ditunjuk

    oleh variabel yang ditentukan.

    23. ORL

    Logika OR untuk variabel tertentu. Perintah ORL bekerja dengan

    melakukan operasi OR antara variabel yang ditentukan dengan nilai

    tertentu untuk kemudian hasilnya disimpan pada alamat yang ditunjuk

    oleh variabel yang ditentukan.

    24. CPL (Complement bit)

    Tiap dari akumulator yang secara logika dikomplemenkan satu. Misalnya

    nilai yang asalnya 1, setelah dikomplemenkan akan berubah menjadi 0.

    Dari faktor tersebut, CPL dapat diartikan sebagai intruksi untuk menukar

    nilai 0 menjadi 1 dan sebaliknya.

    25. INC

  • Menambahkan nilai variabel yang ditunjuk dengan 1 dan hasilnya

    disimpan di variabel tersebut.

    26. SUBB

    Mengurangkan nilai variabel yang ditunjuk dengan nilai lain dan hasilnya

    disimpan di variabel tersebut.

    27. ADD

    Menjumlahkan nilai variabel yang ditunjuk dengan nilai lain dan hasilnya

    disimpan di variabel tersebut.

    28. ADDC

    Menjumlahkan nilai variabel yang ditunjuk dengan nilai dan ditambahkan

    dengan nilai carry yang kemudian hasilnya disimpan di variabel yang

    ditunjuk tersebut.

    29. NOP (No Operation)

    No Operation, yang berarti tidak melakukan apa-apa. Tujuan dari intruksi

    ini adalah hanya untuk menambahkan siklus pulsa pewaktu sebesar 1

    siklus.

    30. DW (Define Word)

    Define Word, yang artinya mengacu pada data word (data 16 bit) tertentu.

    31. DB (Define Byte)

    Define Byte, yang artinya mengacu pada byte (data 8 bit) tertentu.

    32. END

    END biasanya diletakan diakhir baris file program sumber assembler

    sebagai tanda akhir pernyataan (statement) bagi program assembler dalam

    melakukan proses assembler.

  • 2.1.4 IE (Interupt Enable)

    Setiap sumber interupsi diaktifkan atau dilumpuhkan secara individual dengan

    mengatur suatu bit pada SFR (Spesial Function Register) yang dinamakan IE

    (Interupt Enable). Bit-bit IE didefinisikan sebagai berikut :

    MSB LSBEA - - ES ET1 EX1 ET0 EX0

    Fungsi dari masing masing bit diatas :

    Tabel 2.1 Fungsi masing masing bit pada register IE

    Simbol Posisi FungsiEA

    ESET1EX1ET0EX0

    IE7

    IE6IE5IE4IE3IE2IE1IE0

    Melumpuhkan semua interupsi. Jika IE=0 tidak ada interupsi yang akan dilayani. Jika IE=1 setiap sumber interupsi dapat dijalankan atau dilumpuhkan secara individual.KosongKosongBit pembuat enable port serialBit pembuat enable timer 1Bit pembuat enable INT1Bit pembuat enable timer 0Bit pembuat enable INT0

    Jika akan mengaktifkan interupsi 0 (INT0). Misalnya, nilai yang harus diberikan

    ke IE adalah 81H (yaitu memberikan logika 1 ke EA dan EX0).

    2.1.5 Prioritas Interupsi

  • Setiap sumber interupsi dapat di diprogram secara individual menjadi satu atau

    dua tingkat prioritas dengan mengatur bit pada SFR (Special Function Registers)

    yang bernama IP (Interrupt Priority). Interupsi dengan perioritas rendah dapat di

    interupsi oleh interupsi yang memiliki prioritas yang lebih tinggi. Jika dua

    permintaan interupsi dengan tingkat prioritas yang berbeda diterima pada saat

    bersamaan maka interupsi dengan prioritas yang lebih tinggi maka akan dilayani

    terlebih dahulu. Jika pada saat bersamaan interupsi dengan prioritas yang sama

    maka akan di lakukan polling untuk menentukan mana yang akan di layani.

    Bit = 1 menandakan perioritas tinggi

    Bit = 0 menandakan prioritas rendah

    Tabel 2.2 Fungsi masing-masing bit pada register IP

    Simbol Posisi Fungsi

    - IP.7 Kosong

    - IP.6 Kosong

    - IP.5 Kosong

    PS IP.4 Bit prioritas interupsi port serial

    PT1 IP.3 Bit prioritas interupsi timer 1

    PX1 IP.2 Bit prioritas interupsi INT1

    PT0 IP.1 Bit prioritas interupsi timer 0

    PX0 IP.0 Bit prioritas interupsi INT0

    2.1.6 SFR (Special Function Register)

    Special Function Register merupakan register khusus yang digunakan sebagai

    kendali, buffer atau fungsi khusus lainnya. SFR berisi register-register dengan

  • fungsi tertentu. Masing-masing register ditunjukan dalam table dibawah yang

    meliputi simbol, nama dan alamatnya.

    Tabel 2.3 Spesial Function Register

    Simbol Nama Alamat

    ACCB

    PSWSP

    DPTR

    P0P1P2P3IPIE

    TMODTCONTH0TL0TH1TL1

    SCONSBUFPCON

    AkumulatorB registerProgram status wordStack PointerData pointer 16 bitDPL byteDPH bytePort 0Port 1Port 2Port 3Interrupt Priority ControlInterrupt Enable controlTimer/Counter mode controlTimer/Counter controlTimer/Counter 0 high byteTimer/Counter 0 low byteTimer/Counter 1 high byteTimer/Counter 1 low byteSerial ControlSerial Data BufferPower control

    E0HF0HD0H81H

    82H83H80H90HA0HB0HB8HA8H89H88H8CH8AH8DH8BH98H99H87H

    2.1.7 PSW (Program Status Word)

    PSW digunakan untuk menyimpan bit-bit yang penting yang akan di set maupun

    diclear oleh intruksi MCS-51. Register PSW berisi informasi tentang status

    program. PSW berisi bit carry flag, auxiliary carry flag, overflow flag, dan parity

  • flag. PSW juga ada tambahan bit yang digunakan untuk memilih bank register.

    Penjelasan dan bit-bit pada register PSW dapat di lihat di bawah ini:

    MSB LSBCY AC F0 RS1 RS0 OV - P

    Adapun fungsi dari masing-masing bit-bit di atas adalah:

    Tabel 2.4 Fungsi masing-masing Bit pada register PSW

    Simbol Posisi Fungsi

    CY PSW.7 Carry flag

    AC PSW.6 Auxiliary carry flag

    RS1 PSW.5 Flag 0 untuk kegunaan umum

    RS0 PSW.3 Bit pemilih bank register

    OV PSW.2 Overflow flag

    - PSW.1 Flag didefinisikan oleh pemakai

    P PSW.0 Parity flag

    RS0 dan RS1 digunakan untuk memilih bank register. Delapan buah register ini

    dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Lokasi register-register ini terletak

    pada 32 byte awal dari RAM internal. Untuk menggunakan register ini

    menggunakan simbol R0 sampai R7. Pemilihan alamat memori dari register ini

    dapat dilihat dibawah ini.

  • Tabel 2.5 Register Bank

    RS1 RS0 BANK LokasiMemori

    0 0 0 00H 07H

    0 1 1 08H 0FH

    1 0 2 10H 17H

    1 1 3 18H 1FH

    Jika menggunakan satu register bank diatas maka dapat diperhatikan lokasi

    memori yang digunakan, sehingga nantinya tidak terjadi saling tumpang tindih

    antara memori register dan memori data.

    2.1.8 Timer/Counter

    Pada mikrokontroler AT89C52 terdapat dua buah Timer/Counter 16 bit keduanya

    dapat di fungsikan sebagai timer atau dapat difungsikan sebagai counter saja.

    Fungsi timer atau counter dipilih dari bit C/T pada Function Register TMOD

    (Timer Mode). Gambar dibawah ini memperlihatkan bit-bit pada TCON (Timer

    Control).

    MSB LSB

    TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0

    Adapun fungsi dari masing-masing bit diatas :

    Tabel 2.6 Fungsi masing-masing Bit pada register TCON

  • Simbol Posisi Fungsi

    TF1 TCON.7 Timer 1 overflow flag. Di set oleh perangkat keras saat timer/counter menghasilkan overflow

    TR1 TCON.6 Bit untuk menjalankan timer 1. Di set/reset oleh perangkat lunak

    TF0 TCON.5 Timer 0 overflow flag

    TR0 TCON.4 Bit untuk menjalankan timer 0. Di set/reset oleh perangkat lunak

    IE1 TCON.3 External interrupt 1 edge flag. Di set oleh perangkat keas ketika interrupt eksternal terdeteksi. Di clear oleh perangkat keras saat interupsi diproses.

    IT1 TCON.2 Kontrol bit interup 1. Di set oleh perangkat keras untuk menentukan trigger sisi turun atau level rendah dari eksternal interup 1

    IE0 TCON.1 Flag eksternal interup 0. Di set oleh perangkat keras ketika interup eksternal terdeteksi. Di clear oleh perangkat keras saat interupsi diproses.

    IT0 TCON.0 Kontrol bit interupsi 0. Di set oleh perangkat keas untuk menentukan trigger sisi turun atau level rendah dari eksternal interup 0.

    Untuk memilih mode operasi dari timer/counter dilaksanakan dengan cara

    mengubah bit-bit pada register TMOD (Timer Mode). Pada register TMOD

    (Timer Mode) terdapat bit-bit seperti di bawah ini:

    MSB LSB

    GATE C/T M0 M1 GATE C/T M1 M0

    Adapun definisi dari bit-bit tersebut adalah:

    Empat bit paling kanan menunjukan pengontrolan untuk timer/counter 1,

    sedangkan empat bit paling kiri digunakan untuk pengontrolan timer/counter 0.

    Gate: jika TRx pad TCON diset dan Gate=1 maka timer/counterX akan berjalan

    ketika pin INTx tinggi (di kontrol oleh perangkat keras). Ketika gate=0 maka

    timer/counterX akan berjalan jika TRx=1 (dikontrol oleh perangkat lunak).

  • C/T: Bit pemilih antara counter atau timer

    M1: Bit selector mode

    M0: Bit selector mode

    Mode dari timer atau counter dapat dipilih dengan mengkonfigurasikan M1 dan

    M0 sebagai berikut :

    Tabel 2.7 Mode pada Timer dan Counter

    M1 M0 Mode Operasi

    0 0 Timer 13 bit

    0 1 Timer 16 bit /counter

    1 0 Timer/counter 8 bit auto reload

    1 1 (Timer0) TL0 adalah timer/counter 8 bit yang dikontrol oleh bit control standar timer 0. TH0 adalah timer 8 bit dan dikontrol oleh control bit timer 1(Timer1) Timer dan counter 1 dihentikan

    2.2 MAX232/ICL232

    IC Max 232 ini merupakan jenis IC yang memiliki dua driver dan dua receiver.

    Pada Max 232 ini membutuhkan kapasitor pembangkit tegangan yang digunakan

    sebagai supply level tegangan EIA-232 (Electronic Industry Association-232) dari

    supply tunggal 5 volt. Pada bagian receiver merubah level EIA-232 (Electronic

    Industry Association-232) input ke level 5 volt TTL (Transistor Transistor Logic)

    atau CMOS (Complementary Metal-Oxide-Semiconductor).

  • Gambar 2.2 Konfigurasi pin ICL232

    2.3 SMS (Short Message Service)

    SMS merupakan salah satu fitur dari GSM (Global System for Mobile

    Communication) yang dikembangkan dan distandarisasi oleh ETSI (European

    Telecommunications Standard Institute). Pada saat kita mengirim pesan SMS dari

    handphone, maka pesan SMS tersebut tidak langsung dikirim ke handphone

    tujuan, akan tetapi terlebih dahulu dikirim ke SMS Center (SMSC) dengan prinsip

    Store and Forward, setelah itu baru dikirimkan ke handphone yang dituju.

    Dari SMSC ini dapat diketahui status dari SMS yang dikirim, apakah telah sampai

    atau gagal diterima oleh handphone tujuan. Apabila handphone tujuan dalam

    keadaan aktif dan menerima SMS yang dikirim, ia akan kembali mengirimkan

    pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan bahwa SMS telah diterima.

    Kemudian SMSC mengirimkan kembali status tersebut kepada pengirim. Tetapi

    jika handphone tujuan dalam keadaan mati atau diluar jangkauan, SMS yang

    dikirimkan akan disimpan pada SMSC sampai periode validitas terpenuhi. Jika

  • periode validitas terlewati maka SMS itu akan dihapus dari SMSC dan tidak

    dikirimkan ke handphone tujuan. Disamping itu, SMSC akan mengirim pesan

    informasi ke nomor pengirim yang menyatakan pesan dikirim belum diterima atau

    gagal.

    Proses pengiriman SMS dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    Gambar 2.3 Skema cara kerja SMS

    2.3.1 Elemen-elemen SMS

    Adapun elemen-elemen SMS diantaranya :

    1. SME (Short Message Entity)

    SME (Short Message Entity) adalah elemen yang dapat mengirim atau

    menerima pesan singkat. SME dapat berupa software aplikasi pada mobile

    handset, dapat juga berupa perangkat facsimile, perangkat telex, remote

    internet server, dan lain-lain.

    Sebuah SME dapat berupa server yang terkoneksi dengan SMS center

    secara langsung atau melalui gateway. Dikenal juga ESME (External

  • SME) yang merepresentasikan sebuah WAP (Wireless Application

    Protocol) proxy/server, Email Gateway atau Voice Mail Server.

    2. SMSC (Short Message Service Center)

    SMSC (Short Message Service Center) memegang peran kunci dalam

    arsitektur SMS. Fungsi utama SMSC adalah menyampaikan pesan singkat

    antara SME dengan MS, juga menyimpan dan meneruskan pesan singkat

    (menyimpan pesan jika penerima SME tidak tersedia). SMSC dapat

    terintegrasi sebagai bagian dari mobile network (contoh : terintegrasi

    dengan MSC) atau sebagai entitas network independen. SMSC

    mentransfer pesan dalam format point to point pada sistem yang melayani.

    3. SMS-Gateway dan SMS-Interworking Mobile Switching Center

    SMS Gateway Mobile Switching Center (SMS-GMSC) adalah sebuah

    aplikasi MSC yang mampu menerima pesan singkat dari SMSC,

    menginterogasi HLR (Home Location Register) untuk informasi routing,

    dan mengirimkan pesan pendek tersebut ke MSC dan piranti bergerak

    yang dituju.

    4. HLR (Home Location Register)

    HLR (Home Location Register) adalah elemen jaringan yang berisi data

    dari setiap subscriber. Sebuah HLR biasanya mampu mengatur ratusan

    bahkan ribuan subscriber. Ketika diinterogasi oleh SMSC, HLR

    memberikan informasi routing mengenai pelanggan yang ingin dituju.

    5. MSC (Mobile Switching Center)

  • MSC (Mobile Switching Center) melakukan fungsi registrasi, authentikasi,

    update lokasi user, billing service dan sebagai interface dengan jaringan

    lain. Selain itu MSC juga bertanggung jawab untuk call set-up, realease

    dan routing. Melalui MSC, mobile network terhubung dengan jaringan lain

    seperti PSTN (Public Switched Telephone Network), ISDN (Integrated

    Service Digital Network), CSPDN (Circuit Switched Public Data

    Network) dan PSPDN (Packet Switched Data Network).

    6. VLR (Visitor Location Register)

    VLR (Visitor Location Register) berisi informasi dinamis tentang user

    yang terkoneksi dengan mobile network termasuk lokasi user tersebut

    HLR yang roaming ke HLR lainya. VLR biasanya terintegrasi dengan

    MSC. Informasi ini dibutuhkan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang

    berkunjung.

    7. BSS (Base Station System)

    Semua fungsi yang terkait dengan transmisi sinyal radio elektromagnetis

    antara MSC dan piranti bergerak dilakukan di BSS (Base Station System).

    BSS terdiri dari BSC (Base Station Controller), juga dikenal sebagai

    wilayah sel. BSC dapat mengendalikan satu atau lebih BTS (Base

    Transmition Server) dan bertanggung jawab dalam pemberian sumber data

    yang semestinya ketika pelanggan bergerak dari satu sektor suatu BTS ke

    sektor lain.

    2.3.2 Mekanisme Store And Forward Pada SMS

  • SMS adalah data tipe asynchronous message yang pengiriman datanya dilakukan

    dengan mekanisme protokol store and forward. Hal ini bahwa pengirim dan

    penerima SMS tidak perlu berada dalam status berhubungan (connected/online)

    satu sama lain ketika akan saling bertukar pesan SMS. Pengiriman pesan SMS

    secara store and forward berarti pengirim pesan SMS menuliskan pesan dan

    nomor telepon tujuan dan kemudian mengirimkannya (store) ke server SMS

    (SMS-Center) yang kemudian bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan

    tersebut (forward) ke nomor telepon tujuan.

    Keuntungan mekanisme store and forward pada SMS adalah, penerima tidak

    perlu dalam status online ketika ada pengirim yang bermaksud mengirimkan

    pesan kepadanya, karena pesan akan dikirim oleh pengirim ke SMSC yang

    kemudian dapat menunggu untuk meneruskan pesan tersebut ke penerima ketika

    ia siap dan dalam status online dilain waktu. Ketika pesan SMS telah terkirim dan

    diterima oleh SMSC, pengirim akan menerima pesan singkat (konfirmasi) bahwa

    pesan telah terkirim (message sent). Hal-hal inilah yang menjadi kelebihan SMS

    dan populer sebagai layanan praktis dari sistem komunikasi bergerak.

    Gambar 2.3.2 Mekanisme Store and Forward

  • 2.3.3 PDU (Protocol Data Unit)

    Dalam pengiriman dan penerimaan pesan SMS terdapat dua mode, yaitu mode

    teks dan mode PDU (Protocol Data Unit). Mode teks adalah format pesan dalam

    bentuk teks asli yang dituliskan pada saat akan mengirim pesan. Sesungguhnya

    mode teks ini adalah hasil pengkodean dari mode PDU. Sedangkan mode PDU

    adalah format pesan dalam bentuk octet heksadesimal dan octet semidesimal

    dengan panjang mencapai 160 (7 bit) atau 140 (8 bit) karakter. Di Indonesia tidak

    semua operator GSM maupun terminal mendukung mode teks, sehingga mode

    yang digunakan adalah mode PDU. Pada pengiriman pesan terdapat dua jenis

    mobile, yaitu Mobile Terminated (handphone penerima) dan Mobile Originated

    (handphone pengirim).

    2.4 SMS PDU Pengirim (Mobile Originated)

    SMS PDU pengirim adalah pesan yang dikirim dari handphone ke terminal yang

    kemudian dikirimkan ke SMSC. Pada prinsipnya apabila kita mengirimkan pesan

    ke nomor tujuan, pesan itu akan melalui SMSC.

    Pesan yang akan dikirimkan oleh terminal masih dalam bentuk teks, sedangkan

    dalam pengiriman ke SMSC harus dalam bentuk PDU. Untuk itu sebelum dikirim,

    terminal atau handphone akan melakukan perubahan dari format teks menjadi

    format PDU, proses ini sering disebut encode. Adapun skema dari format PDU

    pengirim telah diatur dan ditetapkan oleh ETSI (European Telecommunications

    Standard Institute) sebagai berikut.

    SCA PDU TYPE

    MR DA PID DC VP UDL UD

  • Gambar 2.4 Skema format SS PDU pengirim

    2.4.1 SCA (Service Center Address)

    SCA adalah informasi dari alamat (nomor) SMSC. SCA memiliki tiga komponen

    utama, yaitu len, type of number, dan service center number. Dalam pengiriman

    pesan SMS, nomor SMSC tidak dicantumkan.

    Tabel 2.8 Service Center Address

    Oktet Keterangan Hasil

    LenPanjang informasi SMSC dalam

    oktet 00

    Type of numberFormat nomor dari SMSC

    81 hexa = format local91 hexa = format internasional

    Service center number

    Nomor SMSC dari operator pengirim. Jika panjangnya ganjil

    maka pada karakter terakhir ditambahkan 0F hexa

    2.4.2 PDU Type

    Nilai default dari PDU type SMS pengirim adalah 11 hexa.

    Tabel 2.9 PDU Type

    Bit no 7 6 5 4 3 2 1 0

    Nama RP UDHI SRR VPF VPF RD MTI MTI

    Nilai 0 0 0 1 0 0 0 1

  • Keterangan :

    RP : Reply Path. Parameter yang menunjukan bahwa alur jawaban ada.

    UDHI : User Data Header Indicator. Bit ini bernilai 1 jika data pengirim dimulai

    dengan suatu judul/tema.

    SRR : Status Report Request. Bit ini bernilai 1 jika laporan status pengiriman

    diminta.

    VPF : Validity Period Format. Format dari batas waktu pengiriman jika pesan

    gagal diterima

    00 -> Jika pesan tidak disimpan di SMSC.

    10 -> Format relative (satu octet)

    01 -> Format enhanced (tujuh octet)

    11 -> Format absolute (tujuh octet)

    RD : Reject Duplicates. Parameter yang menandakan ya atau tidaknya Service

    Center akan menerima suatu pengiriman pesan SMS untuk suatu pesan

    yang masih disimpan dalam Service Center tersebut. Ia mempunyai MR

    dan DA yang sama sebagai pesan dikirimkan dari OA yang sama.

    MTI : Message Type Indicator. Bit bernilai 0 untuk menunjukan bahwa PDU ini

    adalah suatu SMS-DELIVER.

    2.4.3 MR (Message Reference)

    Message Reference adalah acuan dari pengaturan pesan SMS. Untuk membiarkan

    pengaturan pesan SMS dilakukan sendiri oleh handphone tujuan, maka nilai yang

    diberikan adalah 00. Jadi pada Message Reference hasilnya adalah 00.

    2.4.4 DA (Destination Address)

  • DA adalah alamat (nomor) tujuan, yang terdiri atas panjangnya nomor tujuan

    (len), format dari nomor tujuan (Type Number), dan nomor tujuan (Destination

    Number).

    Tabel 2.10 Destination Address

    Oktet Nilai Hasil

    Len 12 0C

    Type of Number Format international 91

    Destination Number 628122898840 261822988804

    Jadi pada Destination Address hasilnya adalah 0C91261822988804.

    2.4.5 PID (Protocol Identifier)

    Protocol Identifier adalah type atau format dari cara pengiriman pesan, yang

    biasanya diatur dari handphone pengirim. Misalnya tipe Standard Text, Fax, E-

    mail, Telex, X400 dan lain-lainya.

    Nilai default dari PID adalah 00=Standard Text. Pada contoh ini, pesan SMS

    yang akan dikirim menggunakan format teks standard, jadi pada Protocol

    Identifier hasilnya adalah 00.

    2.4.6 DCS (Data Coding Scheme)

    Data Coding Scheme adalah rencana dari pengkodean data untuk menetukan kelas

    dari pesan tersebut apakah berupa SMS teks standard, Flash SMS, atau Blinking

    SMS.

    2.4.7 VP (Validity Period)

  • Validity Period adalah lama waktu pesan SMS disimpan di SMSC apabila pesan

    tersebut gagal diterima oleh handphone penerima.

    Tabel 2.11 Validity Period

    Waktu VP Nilai VP

    5 menit 720 menit (12 jam) (waktu VP / 5) 1

    12,5 jam 24 jam 143 + ((Waktu VP-12)*2)

    2 30 hari 166 + Waktu VP

    Lebih dari 4 minggu 192 + Waktu VP

    Pada contoh diatas, waktu VP-nya 5 hari, maka nilai VP adalah

    166+5=171d=ABH. Jadi Validity Period hasilnya adalah AB.

    2.4.8 UDL (User Data Length)

    User Data Length adalah panjangnya pesan SMS yang akan dikirim dalam bentuk

    teks standard. Pada contoh ini pesan SMS dikirim adalah Pesan Pendek, yang

    memiliki 12 karakter (0CH). Jadi pada User Data Length hasilnya adalah 0C.

    2.4.9 UD (User Data)

    User Data adalah isi pesan yang akan dikirimkan dalam format heksadesimal.

    Pada contoh ini isi pesan SMS yang akan dikirim adalah Pesan Pendek.

    Pengkodean dari nilai teks standard menjadi heksadesimal dilakukan dengan

    bantuan Default Alphabet yang dibakukan oleh ETSI GSM 03.38. hal ini dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 2.12 User Data

  • Nilai Dec Septet (7 bit) Oktet ( 8 bit) Hasil

    P 80 1010000 1 1010000 D0

    E 101 110010 1 11 110010 F2

    S 115 11100 11 001 11100 3C

    A 97 1100 001 1110 1100 EC

    N 110 110 1110 00000 110 06

    Spasi 32 01 00000 110000 01 C1

    P 112 1 110000 1100101 1 CB

    E 101 1100101

    N 110 1101110 0 1101110 6E

    D 100 110010 0 01 110010 72

    E 101 11001 01 011 11001 79

    K 107 1101 011 0000 1101 0D

    Dari tabel diatas terlihat bahwa dari pengkodean adalah

    D0F23CEC06C1CB6E72790D.

    2.5 SMS PDU Penerima (Mobile Terminated)

    SMS PDU Penerima adalah terminal menerima pesan yang datang atau masuk

    dari SMSC ke handphone dalam format PDU. Pada prinsipnya pesan yang kita

    terima dari SMSC masih dalam format PDU setelah itu terminal handphone yang

    menerima pesan akan melakukan pengkodean menjadi teks, proses ini sering

    disebut decodec. Cara pengkodean format PDU sudah diatur dan distandarkan

    oleh ETSI. Format PDU dari SMS Penerima adalah :

    SCA PDU Type

    OA PID DCS SCTS

    UDL UD

  • Gambar 2.5 Skema Format SMS PDU Penerima

    2.5.1 SCA (Service Center Address)

    SCA adalah alamat (nomor) dari SMSC. SCA memiliki tiga komponen utama,

    yaitu len, type of number dan service center number.

    Tabel 2.13 Service Center Address

    Oktet Keterangan Nilai

    Len Panjang informasi SMSC dalam octet 06Type of Number

    Format nomor dari SMSC81 hexa = format local91 hexa = format internasional 91

    Service Center Number

    Nomor SMSC dari operator pengirim. Jika panjangnya ganjil maka pada karakter terakhir ditambahkan 0F hexa.Satelindo = 62816124 (PDU=26181642)Telkomsel = 6281100000 (PDU=2618010000)Exelcom = 62818445009 (PDU=2618455400F9)IM3 = 62855000000 (PDU=2658050000F0)

    2618010000

    2.5.2 PDU Type

    Nilai default dari PDU Type untuk SMS-Deliver adalah 04 hexa, yang memiliki

    arti 04 hexa=00000100.

    Bit No 7 6 5 4 3 2 1 0

    Nama RP UDHI SRI MMS MTI MTI

    Nilai 0 0 0 0 0 1 0 0

  • Tabel PDU Type

    Keterangan :

    RP : Reply Path. Parameter yang menunjukan bahwa alur jawaban ada.

    UDHI : User Data Header Indicator. Bit ini bernilai 1 jika data pengirim dimulai

    dengan suatu judul/tema.

    SRI : Status Report Indication. Bit ini bernilai 1 jika suatu status laporan akan

    dikembalikan ke SME.

    MMS : More Message to Send. Bit ini bernilai 0 jika ada pesan lebih yang akan

    dikirim.

    MTI : Message Type Indicator. Bit bernilai 0 untuk menunjukan bahwa PDU ini

    adalah suatu SMS-DELIVER.

    2.5.3 OA (Originator Address)

    OA adalah alamat (nomor) dari pengirim, yang terdiri atas panjangnya nomor

    pengirim (len), format dari nomor pengirim (Type number), dan nomor pengirim

    (Originator Address).

    2.5.4 PID (Protocol Identifier)

    Protocol Identifier adalah type atau format dari cara pengiriman pesan, yang

    biasanya diatur dari handphone pengirim. Misalnya tipe Standard Text, Fax, E-

    mail, Telex, dan lain-lainya. Nilai default dari PID adalah 00=Standard Text.

  • 2.5.5 DCS (Data Coding Scheme)

    Data Coding Scheme adalah rencana dari pengkodean data untuk menetukan kelas

    daripesan tersebut apakah berupa SMS teks standard, Flash SMS, atau Blinking

    SMS.

    2.5.6 SCTS (Service Center Time Stamp)

    Service Center Time Stamp adalah waktu dari penerimaan pesan oleh SMSC

    penerima. SCTS terdiri atas tahun, bulan, tanggal, jam, menit, detik, serta zona

    waktu.

    2.5.7 UDL (User Data Length)

    User Data Length adalah panjang dari pesan yang diterima dalam bentuk teks

    standard.

    2.5.8 UD (User Data)

    User Data adalah pesan yang diterima dalam format heksadesimal. Pengkodean

    dari heksadesimal (contoh E8329BFD4697D9EC37) menjadi texts standard dapat

    dilihat pada tabel berikut ini :

  • Tabel 2.14 Tabel User Data Penerima

    Nilai Oktet (8

    bit)

    Septet (7

    bit)

    Desimal Hasil

    ASCIIE8 1 1101000 1101000 104 h

    32 00 110010 110010 1 101 e

    9B 100 11011 11011 00 108 l

    FD 1111 1101 1101 100 108 l

    46 01000 110 110 1111 111 o

    97 10010 111 11 01000 104 h

    D9 1101100 1 1 100101 101 e

    EC 1 1101100 1101100 108 l

    37 00 110111 1101100 108 l

    110111 1 111 o

    2.6 AT Command

    AT Command adalah perinttah-perintah yang digunakan dalam komunikasi antara

    mikrokontroler dengan handphone. Dengan AT Command kita dapat mengetahui

    vendor dari handphone yang digunakan, kekuatan sinyal, membaca pesan yang

    pada SIM Card, mengirim pesan, mendeteksi pesan SMS baru yang masuk secara

    otomatis, menghapus pesan SIM Card, dan masih banyak lagi.

    Namun pada aplikasi tugas akhir ini tidak semua dari perintah-perintah tersebut

    digunakan hanya yang berhubungan dengan sistem kerja dari alat tersebut.

  • Adapun perintah-perintah yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.15 AT Command

    AT Command Keteranngan

    AT Mengecek apakah handphone telah terhubung

    AT+CMGF Menetapkan format mode data

    AT+CSCS Menetapkan jenis encoding

    AT+CNMI Mendeteksi pesan SMS baru masuk secara otomatis

    AT+CMGL Membuka daftar SMS yang ada pada SIM Card

    AT+CMGS Mengirim pesan SMS

    AT+CMGR Membaca pesan SMS

    AT+CMGD Menghapus pesan SMS

    2.7 Transistor

    Seperti pada gambar 2.3, tegangan pada dioda basis emiter transistor yaitu 0V,

    antara basis emiter itu tidak ada tegangan muka (bias voltage). Karena itu, tidak

    ada arus yang mengalir dari Vcc ke ground. Arus ini dinamai arus kolektor (Ic).

    Pada kondisi demikian transistornya tersumbat (cut off). Dalam keadaan

    tersumbat ini, maka tegangan antara kolektor emiter (VCE) adalah sama tinggi

    denga Vcc. Maka transistor bertingkah seperti suatu putusan.

    Gambar 2.6 Transistor dalam keadaan tersumbat (cut off)

    Pada gambar berikutnya (2.6), dioda basis emiter transistor diberi tegangan muka

    maju (forward bias voltage) yang cukup besar, oleh karena itu mengalirlah arus

    kolektor (Ic) yang kuat, dengan tegangan basis emiter yang cukup besar akan

    dapat diperoleh Ic yang maksimum. Pada kondisi tersebut transistornya jenuh

  • (saturated), transistor yang jenuh bertingkah seperti suatu hubung singkat, maka

    tegangan VCE sama dengan 0V.

    Gambar 2.7 Transistor dalam keadaan jenuh

    Kuat arus jenuh ini ditetapkan oleh : (1) besarnya perlawanan Rc, dan (2) faktor

    penguatan arus (hfe) transistor.

    Apabila perlawanan Rc diganti dengan lampu pijar atau LED, maka dalam kondisi

    tersebut (gambar 2.6) lampu padam. Transistor merupakan sakelar yang sedang

    membuka. Dan bila dalam kondisi seperti pada gambar 2.7 lampu menyala.

    Transistor merupakan sakelar yang sedang menutup.

    Cara membuka dan menutup sakelar (transistor) yaitu dengan jalan menghapus

    dan memberi tegangan muka diantara basis emiter.

    2.8 Relay

    Relay adalah sakelar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet.

    Relay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak

  • jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan. Relay biasanya hanya

    mempunyai satu kumparan, tetapi relay dapat mempunyai beberapa kontak.

    Susunan kontak pada relay adalah :

    Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.

    Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.

    Changeover : Relay ini memiliki kontak tengah yang akan melepaskan

    diri dan membuat kontak lainnya berhubungan.

    Gambar 2.8 Simbol relay

    2.9 Sepeda Motor

    Pengertian sebuah sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh

    sebuah mesin. Rodanya sebaris dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap

    tidak terbalik dan stabil, pada kecepatan rendah pengaturan berkelanjutan

    setangnya oleh pengendara memberikan kestabilan.

    Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer sebagai alat transfortasi

    darat, karena harganya yang relatif murah, penggunaan bahan bakarnya rendah

    serta biaya operasionalnya sangat rendah.

    Dijaman sekarang ini sulit rasanya manusia beraktifitas tanpa menggunakan

    kendaraan, banyak hal yang menyebabkan hal itu terjadi. Seperti jarak perjalanan

    yang jauh, yang mana tidak akan memungkinkan bila perjalanan tersebut

  • dilakukan dengan berjalan kaki. Maka alternatif yang dicari oleh manusia adalah

    dengan memakai kendaraan bermotor baik itu mobil, sepeda motor ataupun

    kendaraan lainya. Jadi kegunaan sepeda motor dijaman sekarang ini sangat

    bermanfaat sekali membantu meminimalisasi waktu atau mengefisiensikan waktu.

    Adapun komponen-komponen kelistrikan pada sepeda motor yang berkaitan

    dengan proyek tugas akhir ini diantaranya :

    1. CDI (Capacitor Discharge Ignition)

    2. Kumparan Pengapian (ignition coil)

    3. Busi

    2.9.1 CDI (Capacitor Discharge Ignition)

    CDI merupakan salah satu jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang

    memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge current) dari kondensator,

    guna mencatudaya kumparan pengapian (ignition coil).

    Awalnya sebuah pencatu daya akan mengisi muatan pada kondensator dalam

    bentuk arus listrik searah sampai mencapai beberapa ratus volt. Selanjutnya

    sebuah pemicu akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan

    kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk

    mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah saklar elektronik.

    Berdasarkan pencatu dayanya, sistem pengapian CDI terbagi menjadi dua jenis,

    yaitu:

  • 1. Sistem pengapian CDI AC yang merupakan dasar dari sistem pengapian

    CDI, dan menggunakan pencatu daya dari sumber arus listrik bolak balik

    (dinamo AC/alternator).

    2. Sistem pengapian CDI DC yang menggunakan pencatu daya dari sumber

    arus listrik searah (misalnya dinamo DC, batere, maupun accu).

    2.9.2 Kumparan Pengapian (ignition coil) Pada Sepeda Motor

    Kumparan pengapian, atau lebih dikenal sebagai ignition coil adalah sistem

    kumparan yang berfungsi untuk mengubah tegangan primer dari baterai

    kendaraan bermotor menjadi tegangan sekunder sebesar 15000 - 30000 volt yang

    cukup kuat untuk membantu pengapian motor.

    Saat kunci starter diputar ke tanda on sumbu positif yang dinyalakan akan

    terhubung dengan baterai. Pada saat ini siklus listrik akan menjadi tertutup dan

    aliran listrik akan mengalir ke kumparan primer.

    Kumparan ini didalam dinamo dililitkan di sebatang magnet. Dan dengan

    rekayasa gerak, arus DC yang dihasilkan berubah menjadi arus AC. Kemudian

    sesuai perbandingan jumlah lilitan di kumparan primer dengan sekunder,

    dihasilkan listrik bertegangan tinggi.

    Tegangan yang tinggi dari kumparan sekunder kemudian dialirkan ke distributor

    pengapian (atau lebih dikenal dengan nama ignition distributor), lalu ke busi yang

    mampu menghasilkan percikan api.

    2.9.3 Busi

  • Busi (dari bahasa Belanda bougie) adalah suatu suku cadang yang dipasang pada

    mesin pembakaran dalam dengan ujung elektroda pada ruang bakar. Busi

    dipasang untuk membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi

    berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat elektroda yang

    dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan

    dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di

    dalam silinder. Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin dengan

    percikan, yang memerlukan busi untuk memercikkan campuran antara bensin dan

    udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel), yang tanpa percikan, mengkompresi

    campuran bensin dan udara sampai terjadi percikan dengan sendirinya (jadi tidak

    memerlukan busi).

    Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan volt yang dihasilkan oleh koil

    pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda

    tegangan antara elektroda di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping.

    Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan

    isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di antara kedua

    elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik

    daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang

    tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor.

    Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya

    elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang

    sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat,

    seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan

    halilintar atau petir mini.

  • Gambar 2.9 Busi sepeda motor

    BAB III

    PERANCANGAN ALAT

    3.1 Tujuan Perancangan

    Berdasarkan atas kajian teori pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan

    dibahas tentang perancangan alat. Hal ini bertujuan untuk merealisasikan gagasan

    yang telah direncanakan sehingga menghasilkan suatu model yang diharapkan

    sesuai fungsi pada spesifikasi sistem yang telah ditentukan.

  • 3.2 Langkah-langkah Perancangan

    Perancangan Sistem dimulai dengan membangun ide awal dilanjutkan dengan

    penentuan spesifikasi dan prinsip kerja alat yang diinginkan. Lalu dilanjutkan

    dengan pencarian data dan informasi perangkat keras (hardware) yang dibutuhkan

    serta fungsi-fungsi kerja yang harus dipenuhi, dilanjutkan dengan pembuatan

    program (software) untuk mengoperasikan pengontrolan alat, sehingga perangkat

    keras (hardware) dapat berfungsi seperti yang diinginkan, setelah alat terwujud

    lalu dilakukan pengukuran dan pengujian.

    Berdasarkan hal di atas, maka dapat dibuat suatu diagram alur kerja yang akan

    mengarahkan dan menggambarkan ide pembuatan alat ini, sebagaimana

    diperlihatkan pada gambar berikut :

  • Gambar 3.1 Alur Perancangan

    3.3 Spesifikasi Perancangan

    Perancangan Sistem ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :

    1. Mikrokontroler yang digunakan sebagai pusat pengolah dan

    pengontrol yaitu mikrokontroler AT89C52

    2. Handphone sebagai interface penerima / pengirim data SMS

    3. Menggunakan 1 buah buzzer

    4. Menggunakan 2 buah relay untuk kelistrikan motor

    5. Catu daya sebagai sumber tegangan bagi mikrokontroler yaitu sebesar

    5 volt DC.

    3.4 Diagram Blok

    Pembuatan diagram blok sangat berguna untuk mempermudah pembuatan alat

    dan dalam pembacaan kinerja suatu sistem, oleh karena itu berikut ini disajikan

    diagram blok dari alat yang dibuat:

  • Gambar 3.2 Sistem pengaman dengan autorespon SMS

    Cara Kerja Blok :

    Blok Siemens C55 adalah telepon selular yang digunakan sebagai media

    komunikasi dalam hal ini adalah SMS.

    Blok RS232 Konverter, modul ini berfungsi merubah sinyal TTL ke

    format sinyal RS232 yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan

    handphone.

    Mikrokontroler AT89C52, adalah pengolah utama dimana data sms dari

    handphone akan dirubah kedalam bentuk perintah ataupun sebaliknya

    merubah data sensor kedalam bentuk sms dan dikirim ke nomor

    handphone yang dituju.

    Blok Relay, berfungsi mengontrol kelistrikan motor memutus dan

    menyambungkan power kunci kontak ke accu dan jalur busi.

  • Blok buzzer, yaitu buzzer yang akan berbunyi apabila terdapat pencuri

    atau menyalakan mesin motor.

    Blok Magnetic Sensor, ditempatkan dibawah motor yang apabila motor

    tersebut diluruskan standar gandanya, maka sensor aktif dan mengirimkan

    sinyal ke mikrokontroler dan mikro akan mengirimkan sms status standar

    ganda motor dinaikan ke nomor HP tujuan.

    Blok tombol start/stop alat, adalah tombol yang digunakan untuk

    mengaktifkan atau menonaktifkan alat secara fungsi.

    3.4.1 Modul Utama Mikrokontroler AT89C52

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, mikrokontroler AT89C52 berfungsi sebagai

    pusat pengolah baik menterjemahkan kode perintah, maupun sebagai pengendali

    dari perintah yang diberikan.

    Gambar 3.3 Hubungan pin Modul Utama Mikrokontroler

  • Gambar di atas memperlihatkan hubungan mikrokontroler dengan modul

    rangkaian lain yaitu:

    1. P0.0 P0.4 digunakan sebagai jalur kontrol driver relay

    kelistrikan motor.

    2. P3.4 adalah pin input Magnetic sensor.

    3. P1.4 adalah pin input sensor Power ON.

    4. P3.5 adalah pin input saklar Start/Stop.

    5. P3.0,P3.1 merupakan jalur komunikasi serial yang digunakan untuk

    melakukan komunikasi dengan handphone.

    6. P3.6, P3.7 merupakan pin indicator yang akan menghidup/matikan

    led sebagai indikasi dari sebuah perintah yang dilakukan.

    3.4.2 Modul Interface Mikrokontroler dan Handphone

    Untuk dapat saling berkomunikasi antara mikrokontroler dan handphone

    digunakan standar komunikasi serial dengan kecepatan data 19200 Bps, 1 start bit,

    1 stop bit, non parity. Komunikasi ini diperlukan mikrokontroler untuk dapat

    membaca pesan SMS yang ada dihandphone maupun untuk megirim pesan SMS

    melalui handphone.

    Untuk dapat berhubungan maka mikrokontroler perlu melakukan hubungan antar

    pin komunikasi dengan handphone berikut gambar konektor pin out dari

    handphone Siemens C35, C45 dan C55.

  • PIN NAME FUNCTION

    1 GND Ground DC

    2 SELF SERVICE

    3 LOAD

    4 BATTERY

    5 DATA OUT (TX) TX Data Komunikasi

    6 DATA IN (RX) RX Data Komunikasi

    7 Z_CLK

    8 Z_DATA

    9 MICG

    10 MIC

    11 AUD

    12 AUDG

    Gambar 3.4 Konektor Pin Out dari Handphone

    Setelah mengetahui posisi dari pin komunikasi yang akan digunakan maka

    selanjutnya adalah melakukan perancangan interfacenya. Dibawah ini merupakan

    gambar interface penghubung antara mikrokontroler dengan handphone.

    Gambar 3.5 Modul Interface Handphone

  • Pada rangkaian diatas digunakan sebuah IC max232 yang akan menstabilkan

    tegangan kirim dan terima, sedangkan untuk dioda zenernya digunakan sebagai

    pembatas tegangan sehingga tegangan yang masuk tidak melebihi tegangan batere

    dari handphone itu sendiri (3,6 V).

    3.4.3. Modul Sensor Power ON

    Pada modul ini digunakan sebuah regulator yang akan menurunkan tegangan dari

    input +12V menjadi +5V. Cara kerja rangkaian ini, apabila terdapat tegangan di

    input yang disebabkan oleh kunci kontak motor yang diputar sehingga jalur

    tersebut menyentuh tegangan 12V batere sehingga output dari regulator ini akan

    menjadi +5V dan akan mendrive sebuah transistor yang berfungsi sebagai saklar

    sehingga menyebabkan output akan menjadi LOW apabila terdapat tegangan

    diinput regulator dan akan HIGH apabila tidak ada tegangan.

    Gambar 3.6 Modul Sensor Power ON

    3.4.4 Modul Saklar / Magnetic Sensor

    Modul ini terdapat 2 buah saklar yang mempunyai fungsi dan cara kerja yang

    berbeda. Saklar Start/Stop merupakan saklar Push On Push Off yang apabila

  • ditekan akan aktif dan ditekan sekali lagi menjadi tidak aktif dan berfungsi

    sebagai saklar untuk memulai mengaktifkan alarm. Sedangkan saklar kedua yaitu

    menggunakan Magnetic dengan cara kerja magnet yang apabila magnet tersebut

    didekatkan dengan induknya maka saklar diadalam induk akan terhubung singkat

    dan begitu juga sebaliknya.

    Saklar Magnetic pada sistem perancangan ini ditempatkan dibawah motor

    tepatnya pada kaki Standar motor yang apabila pada keadaan parkir motor modul

    induk dan anaknya berjauhan dan apabila tidak kondisi parkir induk dan anak

    saklar tersebut berdekatan sehingga akan menyebabkan 2 keadaan yang berbeda.

    Gambar 3.7 Modul Saklar / Magnetic Sensor

    3.4.5 Modul Driver Relay Kelistrikan Motor

    Modul driver relay ini terdiri dari sebuah transistor sebagai driver relay yang

    apabila input basisnya diberikan nilai HIGH maka relay tersebut akan bekerja

    yang menyebabkan relay juga akan ON. Pada modul ini terdapat 2 buah relay

    yang mempunyai fungsi dan penempatan saklarnya berbeda.

    Relay pertama digunakan untuk memutus/sambungkan hubungan kelistrikan

    pengapian motor dari CDI ke Busi, sehingga apabila relay ini tidak aktif

  • menyebabkan busi tidak akan mendapatkan tegangan pengapian dari CDI

    sehingga motor tidak bisa dijalankan.

    Relay kedua digunakan untuk memutus/sambungkan hubungan dari kunci kontak

    motor ke ACCU motor. Jika relay ini tidak aktif, maka motor tidak bisa distarter

    dikarenakan arus ACCU motor tidak masuk yang digunakan untuk mengaktifkan

    motor starter.

    Gambar 3.8 Driver Relay Kelistrikan Motor

    3.4.6 Modul Buzzer

    Modul buzzer ini hanya menggunakan sebuah relay yang berfungsi memberikan

    supply tegangan ke buzzer. Rangkaian ini bekerja hampir sama dengan driver

    relay yang lain, apabila input basis dari transistor diberikan nilai HIGH maka

    transistor akan ON dan menyebabkan relay akan bekerja.

  • Gambar 3.9 Rangkaian Buzzer

    3.4.7 Catu Daya

    Karena mikrokontroler menggunakan catu daya sebesar +5V, maka diperlukan

    sebuah regulator yaitu LM7805 untuk menurunkan tegangan dari 12V menjadi

    +5V. Dioda berfungsi menyearahkan gelombang AC menjadi gelombang DC

    yang kemudian di saring melalui capacitor 4700uF/50V yang akan membuat

    reeple gelombang semakin kecil. Langkah ini dilakukan agar supaya tegangan

    supply yang masuk ke mikrokontroler stabil, sehingga kemungkinan salah

    pembacaan atau cacat data dalam pengiriman bisa diminimize sekecil mungkin.

    Gambar 3.10. Catu Daya

  • 3.5 Cara Kerja Alat

    Cara kerja Perancangan alat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Hubungkan konektor data dari alat ke handphone.

    2. Hidupkan handphone sampai handphone tersebut dalam keadaan standby.

    3. Hidupkan alat, sehingga catu daya aktif dan memberikan supply tegangan

    ke alat utama.

    4. Modul Utama kemudian melakukan inisialisasi komunikasi dengan

    handphone jika handphone merespon baik, maka led hijau akan menyala

    sebaliknya jika led merah menyala, maka tidak ada koneksi dengan

    handphone.

    5. Mikrokontroler akan melakukan pengecekan tombol START/STOP. Jika

    tombol ini ditekan maka mikrokontroler akan mengaktifkan sensor yang

    artinya mikrokontroler akan mengecek sensor magnetic, sensor Power ON

    dan kedatangan SMS perintah.

    6. Setelah itu Modul utama melakukan pengecekan sensor yang aktif, jika

    mikrokontroler menemukan aktivitas sensor, maka mikrokontroler akan

    mengirimkan SMS sesuai dengan kondisi sensor yang aktif ke nomor

    tujuan yang sudah ditentukan.

    7. Mikrokontroler juga mengecek jika ada SMS yang masuk, maka SMS

    tersebut akan diproses sesuai dengan perintah yang disepakati yaitu

    ON/OFF relay kelistrikan dan OFF buzzer.

    3.6 Pembuatan Alat

  • 3.6.1 Perangkat Keras

    Pembuatan perangkat keras (hardware) dimulai dengan merancang dan

    merealisasikan rangkaian tersebut pada PCB (Printed Circuit Board). Pembuatan

    PCB ini menggunakan bantuan program aplikasi komputer yang dapat

    memberikan peningkatan efesiensi dan efektifitas kerja, khususnya yang berkaitan

    dengan elektronika.

    Program yang digunakan untuk mendesain rangkaian elektronika adalah program

    Protel Design Explorer 99SE, yang kemudian akan menghasilkan dalam bentuk

    sebuah layout PCB.

    Berikut merupakan tahapan-tahapan pembuatan perangkat keras secara

    keseluruhan:

    1. Tahap pembuatan PCB:

    a. Membuat rangkaian elektronika pada Protel Schematic Document.

    b. Mencetak PCB pada Protel PCB Document dengan cara baik

    Manual Route maupun Auto Route.

    c. Mencetak hasil Routing pada kertas dengan mesin printer.

    d. Merepro kertas hasil cetakan printer ke dalam bentuk negatif.

    e. Mencetak hasil negatif ke dalam bentuk PCB yang nyata dengan

    menggunakan bahan NH, kemudian dilarutkan pada larutan perak

    nitrat.

    2. Tahap pembuatan lubang (hole) sesuai dengan ukuran pada setiap pad

    setiap kaki komponen.

  • 3. Tahap pemerikasaan jalur (track) dari kemungkinan kesalahan dan

    penumpukan track yang terjadi karena jarak track yang terlalu dekat.

    4. Tahap pemasangan komponen-komponen elektronika pada PCB.

    5. Tahap penyolderan kaki-kaki komponen pada track PCB

    6. Tahap pengetesan alat dengan menggunakan AVO meter dan penerapan

    langsung pada aplikasi sistem tersebut.

    7. Tahap pemeriksaan, perapihan, dan pengecekan kinerja alat yang sudah

    dimasukkan ke dalam box.

    Gambar 3.11 Layout PCB Bottom Side

    Gambar 3.12 Layout Komponen (Component Side)

  • 3.6.2 Perangkat Lunak

    Pada tahap awal Perancangan Sistem Pengaman Motor dengan Autorespon SMS

    Berbasis Mikrokontroler AT89C52 perlu diidentifikasi bentuk algoritma dan

    rancangan diagram alirnya. Diagram alir tersebut merupakan panduan dalam hal

    penyusunan instruksi serta untuk mengefektifkan program agar tidak tumpang

    tindih sehingga hal tersebut mempengaruhi pemakaian memori program pada

    AT89C52.

    Berdasarkan pada diagram alir tersebut lalu dilakukan penulisan program pada

    text editor (notepad,qedit) lalu program tersebut diterjemahkan menjadi bahasa

    mesin (kode objek) menggunakan MS Dospromt. Setelah diperoleh kode

    mesinnya, kemudian kode mesin tersebut di download ke mikrokontroler

    AT89C52 menggunakan software Eazy Downloader.

    Adapun SMS pemberitahuan yang diterima dalam bentuk SMS oleh pemilik

    kendaraan maupun SMS perintah yang dikirimkan oleh pemilik kendaraan kepada

    alat dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.1 Daftar berita/perintah SMS

    Berita SMS / Perintah SMS Keterangan

    M ON Perintah SMS yang dikirimkan pemilik untuk menyambungkan hubungan kelistrikan dari jalur CDI

    M OFF Perintah SMS yang dikirimkan pemilik untuk memutuskan hubungan kelistrikan dari jalur CDI

    OFF BUZZ Perintah SMS yang dikirimkan pemilik untuk mematikan relay buzzer

    POWER ON Berita SMS yang diterima pemilik untuk berita SENSOR POWER aktif

    STANDAR ON Berita SMS yang diterima pemilik untuk berita SENSOR MAGNETIC aktif

    a. Flow Chart

  • Langkah awal dalam membuat suatu program hendaknya kita buat desain program

    tersebut dalam sebuah flow chart, sehingga program yang kita buat akan lebih

    mudah dipahami dan tersusun dengan rapih. Adapun flow chart dari Perancangan

    Sistem Pengaman Motor dengan Autorespon SMS Berbasis Mikrokontroler

    AT89C52 tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini:

  • Gambar 3.13 Flowchart program

    BAB IV

  • PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT

    4.1 Pengukuran Alat

    Pengukuran prototipe Perancangan Sistem Pengaman Sepeda Motor Dengan

    Autorespon SMS Berbasis Mikrokontroler AT89C52 diarahkan pada pengukuran

    karakteristik sistem yang telah ditentukan dalam spesifikasi. Pengukuran tersebut

    dilakukan untuk melihat apakah setiap blok rangkaian dalam sistem yang diukur

    sesuai dengan spesifikasi perencanaan atau belum, sehingga dapat dijadikan acuan

    dalam perbaikan blok rangkaian tersebut.

    4.1.1 Pengukuran Output Catu Daya

    Besar tegangan yang digunakan yaitu 5 volt DC, dan ini digunakan sebagai

    sumber tegangan pada modul mikrokontroler AT89C52 dan penggerak relay.

    Pengukuran bagian regulator dilakukan pada komponen LM 7805 pada input dan

    outputnya.

    Gambar 4.1 Pengukuran Output Power Suplay

    Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Output Power Suplay

  • Komponen Hasil Pengukuran

    Input Output

    LM7805 12,11 4,98

    4.1.2 Pengukuran Mikrokontroler AT89C52

    Pengukuran pada bagian modul mikrokontroler dilakukan untuk mengetahui

    besarnya tegangan yang dicatukan pada mikrokontroler tersebut yaitu input VCC.

    Tabel 4.2 Hasil pengukuran mikrokontroler AT89C52

    Titik Ukur Kondisi ON(Volt)Kondisi OFF(Volt) Keterangan

    Pin 40 4,96 0,00 VCC

    4.1.3.2 Pengukuran Output Sensor Power

    Pengujian output sensor ini cukup menggunakan multimeter pada kaki

    mikrokontroler dimana output dari sensor tersebut dihubungkan.

    Tabel 4.3 Hasil pengukuran Output sensor Power

    Titik Ukur Input Sensor0 VoltInput Sensor12 Volt Keterangan

    Pin 5 4,96 0,00 VCC

    4.2 Pengujian Alat

    Pengujian dilakukan terhadap perangkat lunak dan perangkat keras. Pengujian

    perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui kinerja yang ditunjukkan oleh

    program yang dibuat, dimulai dari pengujian listing program sampai aplikasi

    program pada perangkat keras. Sedangkan pengujian hardware dilakukan untuk

  • menguji fungsi alat apakah sesuai rencana atau tidak, dimulai dari pengujian

    setiap modul secara terpisah sampai pengujian sebagai suatu sistem terpadu.

    4.2.1 Pengujian Perangkat Lunak

    Pengujian perangkat lunak (software) pertama kali dilakukan untuk mengetahui

    apakah listing program yang telah kita buat dalam Notepad/qedit, masih terdapat

    kesalahan atau tidak. Selanjutnya pengujian yang dilakukan terhadap perangkat

    lunak yaitu menguji apakah perangkat lunak tersebut sesuai dengan kinerja

    hardware yang diinginkan atau tidak, oleh karena itu langkah selengkapnya

    pengujian perangkat lunak dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Membuka MS-DOS prompt dengan bantuan program TASM301 kita

    bisa mengetahui apakah listing program yang kita buat itu benar atau salah

    yaitu dengan cara memanggil file program yang kita buat dengan catatan

    file yang kita buat harus satu folder dengan file TASM301 dan tipe file

    yang digunakan adalah ASM. Langkah ini juga merupakan langkah untuk

    meng-konversi file ASM kedalam bentuk file HEX atau OBJ.

    2. Jika terjadi kesalahan pada listing program yang kita buat maka akan

    tampil pada layar, seperti gambar berikut ini:

  • Gambar 4.2 Informasi error pada program TASM301

    3. Jika terdapat kesalahan seperti gambar di atas maka selanjutnya

    membuka file dengan ekstensi LST, hal ini dilakukan untuk mengetahui

    letak kesalahan listing program yang kita buat.

    Gambar 4.3 Informasi letak kesalahan dalam file LST

    4. Setelah letak kesalahan diketahui, maka selanjutnya yang harus

    dilakukan adalah memperbaiki kesalahan tersebut dengan cara mengedit file

    tersebut dengan cara membuka kembali nama file dengan ekstensi ASM

    pada program text editor (notepad/qedit dll).

  • 5. Setelah kesalahan kita perbaiki seluruhnya lalu kita lihat kembali

    apakah hasil perbaikan kita masih terdapat kesalahan, hal ini dilakukan

    dengan cara membuka MS-DOS prompt dengan bantuan program

    TASM301 seperti pada langkah nomor 1, dan ini terus menerus dilakukan

    sampai program menampilkan pesan tidak terdapat kesalahan (error) seperti

    yang ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 4.4 Informasi eksekusi program tanpa error

    6. Setelah program yang kita buat tersebut tidak ada kesalahan lagi, maka

    selanjutnya dilakukan proses pengisian IC mikrokontroler AT89C52 dengan

    program yang telah dibuat tersebut. Proses pengisian program ke dalam

    mikrokontroler, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang

    berfungsi sebagai downloader. Sebagai perangkat keras digunakan

    downloader yang terhubung dengan serial port pada PC. Sedangkan

    perangkat lunak yang mendukung programer atau downloader yaitu EZ

    Uploader V3.0.

  • Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengisikan program ke dalam IC

    mikrokontroler yaitu sebagai berikut :

    1. Membuka program EZ Uploader V3.0

    2. Pilih ada di Com berapa Programmer yang kita pasang.

    3. Jika telah dipilih maka pada aplikasi ini akan tampil pesan Connecting

    yang dilanjutkan dengan pencaraian IC mikrokontroler yang terhubung

    dengan downloader.

    4. Tunggu sampai aplikasi ini menampilkan pesan ditemukannya IC

    mikrokontroler yang akan kita isi program.

    Gambar 4.5 Program EZ Uploader

    a. Panggil file HEX yang telah kita buat tersebut dengan cara pada aplikasi

    EZ Uploader V3.0 ini klik send Hex File.

  • Gambar 4.6 Pemanggilan File Hex

    b. Tunggu sampai pada aplikasi ini mengeluarkan pesan Complete.

    Gambar 4.7 Pesan Complete pada EZ 3.0

    c. Jika telah selesai maka berarti IC mikrokontroler telah terisi oleh

    program yang telah dibuat tadi dan siap untuk diaplikaskan dengan

    rangkaian sebenarnya.

    d. Masukkan IC yang sudah terprogram pada rangkain minimum system

    modul yang telah dirancang.

    e. Operasikan alat tersebut sesuai dengan rancangan.

  • f. Bila alat tidak jalan, cek kembali apakah ada kesalahan di program atau

    perangkat keras, hingga alat dapat bekerja sesuai dengan yang telah kita

    rancang.

    4.2.3.2 Pengujian Perangkat Keras

    Setelah kita melakukan pengujian terhadap perangkat lunak (program) yang kita

    buat, maka selanjutnya kita menguji program tersebut dengan cara merealisasikan

    program dan memasang IC mikrokontroler pada rangkaian sebenarnya, namun

    sebelumnya pengujian terlebih dulu dilakukan pada masing-masing modul secara

    terpisah, untuk lebih jelasnya cara pengujian alat dapat diuraikan sebagai

    berikut :

    1. Pengujian Modul Utama (mikrokontroler) dilakukan dengan cara

    memberikan catu daya kemudian mengamati pin port 1 dan kemudian

    mikrokontroler diisi dengan program tes sebagai berikut:

    MOV P1,#$FF

    LCALL DELAY

    MOV P1,#$00

    Hasil dari eksekusi program tersebut akan membuat port 1 menjadi HIGH

    kemudian kembali menjadi LOW. Jika hal ini tercapai maka modul utama

    khususnya mikrokontroler sudah bekerja dengan baik.

    2. Pengujian handphone dilakukan dengan menggunakan kabel data dan

    komputer. Kabel data digunakan untuk menghubungkan handphone

    dengan jalur komunikasi serial komputer. Program aplikasi yang

    digunakan adalah HyperTherminal. Dari Hypertherminal tersebut

  • kemudian set komunikasi serial dengan kecepatan 19200 Bps,8,1,n.

    Setelah itu ketik kata AT, jika pada layar ada respon OK maka

    handphone sudah bias berkomunikasi dengan komputer dan berarti jalur

    komunikasi modem handphone dapat digunakan.

    3. Pengujian Modul Relay Kelistrikan, dengan cara memberikan nilai

    +5V ke input basis transistor driver bersangkutan, jika relay bekerja maka

    rangkaian tersebut bekerja dengan baik.

    4. Pengujian Modul Relay Buzzer, dengan cara sama seperti pada poin 3,

    hasil dari cara ini akan menghasilkan bunyi buzzer, jika buzzer berbunyi

    berarti rangkaian sudah bekerja baik.

    5. Pengujian Modul Sensor Power, dengan cara memberikan tegangan

    diatas 5V pada input regulator dari rangkaian sensor tersebut, kemudian

    output dari transistor diukur menggunakan multimeter, apabila tidak

    terdapat tegangan maka nilai pada multimeter akan HIGH, sebaliknya

    kalau diberikan tegangan, maka multimeter akan menunjukkan LOW atau

    nol.

    6. Pengujian Sensor Magnetic, pengujian ini cukup menggunakan sebuah

    multimeter untuk melihat apakah saklar pada magnetic tersebut ON atau

    OFF dengan cara output dari induk dihubungkan ke multimeter, kemudian

    anak sensor tersebut didekat dan jauhkan, perhatikan pada jarum

    multimeter, jika terjadi perubahan naik atau turun jarumnya, maka sensor

    tersebut bekerja baik.

    4.3 Petunjuk Penggunaan Alat

  • Alat yang dibuat dalam tugas akhir ini merupakan sebuah prototipe dari

    Perancangan Sistem Pengaman Sepeda Motor Dengan Autorespon SMS Berbasis

    Mikrokontroler AT89C52, namun dalam petunjuk penggunaan yang akan

    dijelaskan berikut ini merupakan petunjuk penggunaan pada aplikasi yang

    sebenarnya (bukan prototipe).

    Sebelum menggunakan alat ini lebih baik membaca terlebih dahulu beberapa

    perintah yang digunakan untuk mengakses alat tersebut melalui SMS yaitu :

    4.3.1 Perintah SMS untuk alat

    Perintah ini dimaksudkan untuk memerintahkan alat melakukan sesuai perintah

    yang diberikan antara lain menghidup/matikan relay kelistrikan dan buzzer.

    Adapun perintah yang dikirimkan dari pemilik alat/kendaraan adalah:

    Kirim perintah M ON melalui SMS ke nomor handphone alat. Jika alat

    sudah menerima SMS yang dikirimkan, maka alat akan menghidupkan

    relay kelistrikan motor atau menyambungkan hubungan kelistrikan dari

    jalur CDI pada sepeda motor.

    Kirim perintah M OFF untuk memerintahkan alat mematikan relay

    kelistrikan motor atau memutuskan hubungan kelistrikan dari jalur CDI

    pada sepeda motor.

    Kirim perintah OFF BUZZ untuk memerintahkan alat mematikan relay

    buzzer sehingga buzzer berhenti berbunyi.

    4.3.2 Berita SMS yang dikirimkan alat

  • Berita SMS yang dikirimkan alat jika sensor pada alat aktif adalah antara lain,

    memberikan informasi sensor power dan magnetic sensor. Adapun berita SMS

    yang dikirimkan ke nomor tujuan atau pemilik kendaraan adalah:

    Berita SMS POWER ON, akan dikirimkan apabila alat mendeteksi

    sensor power kunci kontak pada kendaraan aktif.

    Berita SMS STANDAR ON, akan dikirimkan apabila alat mendeteksi

    sensor magnetic aktif, sensor tersebut yang diletakkan pada standar ganda

    sepeda motor.

    Huruf yang digunakan pada perintah SMS yang dikirimkan menggunakan huruf

    Kapital.

    Berikut adalah petunjuk penggunaan alat tersebut.

    1. Pasangkan semua konektor antara alat dan handphone.

    2. Gunakanlah operator selular yang mempunyai sinyal paling bagus/baik dan

    kemudian masukkan kartu tersebut kedalam handphone.

    3. Hidupkan handphone.

    4. Pastikan didalam INBOX SMS handphone tidak terdapat satupun SMS yang

    masuk.

    5. Hidupkan alat, tunggu beberapa saat kedua led akan menyala, jika led merah

    menyala terus menerus dan led hijau padam, maka hubungan alat dengan

    handphone belum benar, perhatikan hubungan konektornya.

    6. Jika led hijau menyala terus, maka alat sudah siap digunakan.

    7. Hubungkan konektor output dari relay ke kelistrikan motor.

  • 8. Hubungkan input sensor Power pada jalur accu motor.

    9. Tekanlah tombol start/stop untuk membuat alat menjadi aktif menerima SMS

    maupun mengecek sensor.

    10. Langkah pertama adalah mencoba mengirimkan perintah kepada alat dengan

    membuat SMS di nomor Handphone pemilik yang berisi M ON untuk

    menghidupkan relay kelistrikan dan M OFF untuk mematikannya kembali.

    11. Langkah kedua mencoba mengirimkan perintah ke alat yaitu berita SMS

    OFF BUZZ untuk mematikan buzzer.

    12. Untuk mengecek apakah alat akan merespon kejadian jika salah satu sensor

    aktif, maka jauhkan anak sensor magnetic dari induknya, maka alat sejenak

    akan mengirimkan SMS dengan berita STANDAR ON ke nomor pemilik

    kendaraan yang telah ditentukan.

    13. Setelah itu coba berikan tegangan pada input sensor power, kemudian alat

    akan mengirimkan berita SMS POWER ON ke nomor tujuan yang telah

    ditentukan.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Tujuan utama dari penulisan tugas akhir yaitu untuk memperoleh implementasi

    sistem Perancangan Sistem Pengaman Motor dengan Autorespon SMS Berbasis

    Mikrokontroler AT89C52.

    Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan,

    antara lain:

    1. Perancangan Sistem ini merupakan suatu implementasi dari mikrokontroler

    dalam sebuah sistem kontrol dan monitoring.

    2. Memanfaatkan handphone sebagai media komunikasi jarak jauh.

    3. Penggunaan teknologi mikrokontroler dan SMS dapat mengefisienkan waktu.

    4. Penggunaan SMS sebagai media monitor, merupakan langkah baik dimana

    sekarang untuk layanan SMS ini sudah begitu familiar dikalangan masyarakat

    sehingga masyarakatpun akan dengan cepat mengerti cara penggunaan

    fasilitas yang digunakan ini.

    5. Salah satu tantangan dalam pembuatan alat ini yaitu pada penulisan program

    yang cukup sulit dan sering mengalami kesalahan.

    5.2 Saran

  • Berikut adalah saran-saran yang penulis ajukan untuk merevisi dan

    mengembangkan sistem ini.

    1. Sebaiknya dalam membuat suatu sistem kontrol, harus dipahami terlebih

    dahulu karakteristik mikrokontroler dan peralatan yang akan kita kendalikan.

    2. Sistem bisa dikembangkan lagi dengan penambahan fitur-fitur yang lebih

    baik.

    3. Sebaiknya sistem dirancang dengan menggunakan lebih banyak jenis

    handphone yang ada.

    4. Pesan SMS jika memungkinkan dibuat lebih panjang sehingga penerima pesan

    bisa lebih mengerti.

  • BAB IIIGambar 3.1 Alur PerancanganCara kerja Perancangan alat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :Pengukuran prototipe Perancangan Sistem Pengaman Sepeda Motor Dengan Autorespon SMS Berbasis Mikrokontroler AT89C52 diarahkan pada pengukuran karakteristik sistem yang telah ditentukan dalam spesifikasi. Pengukuran tersebut dilakukan untuk melihat apakah setiap blok rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi perencanaan atau belum, sehingga dapat dijadikan acuan dalam perbaikan blok rangkaian tersebut. 5.1 KesimpulanTujuan utama dari penulisan tugas akhir yaitu untuk memperoleh implementasi sistem Perancangan Sistem Pengaman Motor dengan Autorespon SMS Berbasis Mikrokontroler AT89C52.