2856-2846-1-pbb

Upload: syariadagoetti

Post on 06-Jul-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    1/24

    JURNAL

     Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

     Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango.

    Fitriyanti Ismet. 841409086. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu

    Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr.

    Zuhriana K. Yusuf, M.Kes. Pembimbing II Vik Salamanja, S.Kep, Ns, M.Kes.

    Abstrak

    Cakupan imunisasi di Desa Botubarani belum memenuhi UCI (Universal

    Coverage Imunization) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara

    merata pada bayi di 100% desa/kelurahan Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap pada

     balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. 

    Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan

     pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di

    Desa Botubarani yaitu 148 balita. Sampel dipilih dengan cara Purposive

    Sampling, didapat 108 sampel. Yang menjadi responden dalam penelitian ini

    adalah ibu balita. Analisis Data dengan Uji Chi-square.

    Hasil analisis menunjukan urutan faktor yang paling berhubungan dengan

    imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani adalah pengetahuan

    (Contingency Coefficient = 0,200), sikap (Contingency Coefficient = 0,178),

    dukungan keluarga (Contingency Coefficient = 0,111), dan pelayanan petugas

    kesehatan (Contingency Coefficient = 0,089).

    Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan ibu, sikap

    ibu, dukungan keluarga dan pelayanan petugas kesehatan berhubungan secara

     bermakna terhadap imunisasi dasar lengkap pada balita (p   0,05), sedangkan

     pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan penghasilan keluarga tidak berhubungan secara

     bermakna terhadap imunisasi dasar lengkap pada balita (p > 0,05). Diharapkan

     petugas kesehatan setempat untuk memberikan informasi lebih kepada masyarakat

    agar masyarakat mengetahui lebih banyak tentang imunisasi

    Kata kunci : Imunisasi, Balita

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    2/24

    1. 

    Pendahuluan

    Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk

    intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka

    kematian bayi dan balita.

    Berdasarkan data terakhir WHO sampai saat ini, angka kematian balita

    akibat penyakit infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi masih

    terbilang tinggi. Terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per tahun, yang

    antara lain disebabkan oleh batuk rejan 294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%)

    dan campak 540.000 (38%). (Majalah Farmacia Edisi September 2012 , Halaman:

    54).

    Di Indonesia sendiri, UNICEF mencatat sekitar 30.000-40.000 anak setiap

    tahun menderita serangan campak. Berdasarkan data yang diperoleh, Indonesia

    merupakan salah satu dari 10 negara yang termasuk angka tinggi pada kasus anak

    tidak diimunisasi, yakni sekitar 1,3 juta anak. (Majalah Farmacia Edisi September

    2012 , Halaman: 54)

    Data di Puskesmas Kabila Bone pada tahun 2012, berdasarkan hasil

    survey peneliti bahwa sasaran imunisasi di Desa Botubarani sebanyak 27 jiwa

     bayi, cakupan imunisasi (HB) usia 0 bulan atau kurang dari 7 hari sebanyak 0 jiwa

    (0%),imunisasi Bacillus celmette Guerin (BCG) sebanyak 19 jiwa bayi (70,4%),

    imunisasi DPT/HB 1 sebanyak 23 jiwa bayi (85,2%), imunisasi DPT/HB 2

    sebanyak 19 jiwa bayi (70,4%), imunisasi DPT/HB 3 sebanyak 24 jiwa bayi

    (88,9%), imunisasi Polio 1 sebanyak 19 jiwa bayi (70,4%), imunisasi polio 2

    sebanyak 24 jiwa bayi (88,9%), imunisasi Polio 3 sebanyak 19 jiwa bayi (70,4%),

    imunisasi Polio 4 sebanyak 24 jiwa bayi (88,9%), dan imunisasi campak sebanyak

    18 jiwa bayi (66,7%). Dari data tersebut menunjukkan bahwa seluruh jenis

    imunisasi belum mencapai target cakupan, dan cakupan yang paling rendah adalah

     pada imunisasi (HB) usia 0 bulan atau kurang dari 7 hari sebanyak 0 jiwa (0%)

    (Laporan Tahunan Puskesmas Kabila Bone, 2012).

    Dari data diatas cakupan imunisasi belum memenuhi UCI (Universal

    Coverage Imunization) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    3/24

    merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010 (Proverawati &

    Andhini, 2010).

    Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar

    meliputi beberapa hal, salah satunya yang disampaikan oleh Suparyanto (2011)

    yang menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi

     balita antara lain adalah pengetahuan, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan

    keluarga, fasilitas posyandu, lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan

     pendidikan. Para peneliti juga telah melakukan riset tentang faktor yang

     berhubungan dengan kelengkapan imunisasi, antara lain yang dilakukan oleh

     Ningrum (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi

    dasar pada bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali di dapatkan hasil

     bahwa pengetahuan dan motivasi ibu berpengaruh positif terhadap kelengkapan

    imunisasi dasar, sedangkan tingkat pendidikan dan jarak rumah tidak mempunyai

     pengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Penelitian lain yang dilakukan

    oleh Albertina (2009) tentang kelengkapan imunisasi dasar anak balita dan faktor-

    faktor yang berhubungan di poliklinik anak beberapa rumah sakit di Jakarta dan

    sekitarnya pada bulan Maret 2008 di dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan

    antara pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan imunisasi dasar, sedangkan

    faktor pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan sikap orang tua tidak

     berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar.

    Data dan uraian diatas menunjukkan bahwa cakupan pelayanan yang

     berdampak pada penurunan angka kesehatan bayi di Desa Botubarani Kecamatan

    Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango masih menunjukkan nilai yang masih

    rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

     penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Imunisasi

    Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone

    Kabupaten Bone Bolango.

    2. 

    Metode penelitian

    2.1  Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone

    Kabupaten Bone Bolango. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 20-30 Mei 2013. 

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    4/24

    2.2 

    Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Rancangan

     penelitian yang dipakai adalah potong lintang (cross sectional) 

    2.3  Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di Desa Botubarani

    Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango tahun 2013, yaitu terdapat 148

     balita.

    Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel  purpossive sampling

    maka diperoleh sampel dalam penelitian ini berjumlah 108 responden. Dalam hal

    ini yang menjadi responden adalah ibu balita. 

    2.4 

    Variabel Penelitian

    Variabel independent dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

     berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap yang meliputi : faktor pendidikan

    ibu, faktor pekerjaan ibu, faktor penghasilan keluarga, faktor pengetahuan ibu,

    faktor sikap ibu, faktor dukungan keluarga dan faktor pelayanan petugas

    kesehatan.

    Variabel dependent dalam penelitian ini adalah imunisasi dasar lengkap. 

    2.5  Teknik Analisis data

    2.5.1 

    Analisa univariat

    Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

    karakteristik setiap variabel penelitian.

    2.5.2 Analisa bivariat

    Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui

    hubungan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga,

     pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan keluarga dan pelayanan petugas kesehatan

    dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan KabilaBone Kabupaten Bone Bolango. Uji statistik yang digunakan adalah Chi square.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    5/24

    3. 

    Hasil dan Pembahasan

    3.1 

    Hasil Penelitian

    3.1.1 

    Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

    Tabel 3.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik Usia di Desa Botubarani

    Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 

    Usia (Thn) Frekuensi Persentase (%)

    15 – 20

    21 - 30

    31 - 40

    > 40

    3

    70

    29

    6

    2.8

    64.8

    26.8

    5.6

    Jumlah 108 100.0Sumber : Data primer 2013

    Berdasarkan Tabel 3.1 tentang distribusi responden berdasarkan usia

    terlihat bahwa dari 108 responden persentase responden terbanyak adalah

    golongan usia antara 21-30 tahun yaitu sebanyak 70 responden (64.8%) dan

     persentase responden paling sedikit adalah golongan usia 15-20 tahun yaitu

    sebanyak 3 responden (2.8%).

    3.1.2 

    Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

    Tabel 3.2Distribusi responden berdasarkan karakteristik Pendidikan di Desa

    Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 20134.

     

    Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

    Tamat SD

    Tamat SMPTamat SMA

    Tamat perguruan tinggi 

    83

    1310

    76.8

    12.09.3

    1.9 

    Jumlah 108 100.0

    Sumber : Data primer 2013SD= Sekolah Dasar; SMP= Sekolah Menengah Pertama; SMA= Sekolah Menengah Atas. 

    Berdasarkan Tabel 3.2 tentang distribusi responden berdasarkan

     pendidikan terlihat bahwa dari 108 responden tingkat pendidikan terbanyak yang

    dicapai responden adalah tamat SD sebanyak 83 responden dan yang paling

    sedikit adalah yang tamat perguruan tinggi yaitu sebanyak 2 responden (1.9%).

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    6/24

    3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

    Tabel 3.3

    Distribusi responden berdasarkan karakteristik Pekerjaan di DesaBotubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013

    Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

    Ibu rumah tangga

    Petugas kesehatan

    106

    2

    98.1

    1.9

    Jumlah 108 100.0Sumber : Data primer 2013

    Berdasarkan tabel 3.3 tentang distribusi responden berdasarkan pekerjaan

    terlihat bahwa dari 108 responden sebagian besar pekerjaan responden yang ada di

    Desa Botubarani yaitu sebanyak 106 responden (98.1%) mempunyai pekerjaan

    sebagai IRT dan sebagian kecil yaitu 2 responden (1.9%) sebagai petugas

    kesehatan. 

    3.1.4 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

    Balita 

    Tabel 3.4

    Hubungan Pendidikan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di

    Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun2013

    Sumber : Data primer 2013

    Ketetangan F = Frekuensi/ jumlah sampel; %= Persentase

    Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,214.

    Dengan demikian p=0,214 adalah lebih besar dibandingkan dengan taraf

    kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H 0 diterima yang

    artinya tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan imunisasi dasar lengkap

     pada balita.

    Pendidikan

    Responden

    Status Imunisasi Dasar Balita Total

    Lengkap Tidak lengkap F %

    F % F %

    Tinggi

    Rendah

    9

    54

    75.0

    56.3

    3

    42

    25.0

    43.7

    12

    96

    100.0

    100.0

    Total 63 58.3 45 41.7 108 100.0

    Chi-square p= 0,214 

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    7/24

    3.1.5 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita 

    Tabel 3.5Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di

    Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun

    2013

    Pekerjaan

    Responden

    Status Imunisasi Dasar Balita Total

    Lengkap Tidak lengkap F %

    F % F %

    Bekerja

    Tidak bekerja

    2

    61

    100.0

    57.5

    0

    45

    0

    42.5

    2

    106

    100.0

    100.0

    Total 63 58.3 45 41.7 108 100.0

    Chi-square p= 0,228

    Sumber : Data primer 2013Ketetangan F = Frekuensi/ jumlah sampel; %= Persentase

    Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,228.

    Dengan demikian p=0,228 adalah lebih besar dibandingkan dengan taraf

    kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H 0 diterima yang

    artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap

     pada balita.

    3.1.6 Hubungan Penghasilan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap

    Pada Balita

    Tabel 3.6

    Hubungan Penghasilan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

    Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone

    Bolango Tahun 2013

    Penghasilan

    Keluarga

    Status Imunisasi Dasar Balita Total

    Lengkap Tidak lengkap F %

    F % F %

    Tinggi

    Rendah

    10

    53

    76.9

    55.8

    3

    42

    23.1

    44.2

    13

    95

    100.0

    100.0Total 63 58.3 45 41.7 108 100.0

    Chi-square p= 0,147 Sumber : Data primer 2013Ketetangan F = Frekuensi/jumlah sampel; %= Persentase

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    8/24

    Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,147.

    Dengan demikian p=0,147 adalah lebih besar dibandingkan dengan taraf

    kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H 0 diterima yang

    artinya tidak ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan imunisasi dasar

    lengkap pada balita.

    3.1.7 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

    Balita 

    Tabel 3.7

    Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di

    Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun

    2013

    Pengetahuan

    Responden

    Status Imunisasi Dasar Balita Total

    Lengkap Tidak lengkap F %

    F % F %

    Baik

    Kurang

    60

    3

    64.5

    20.0

    33

    12

    35.5

    80.0

    93

    15

    100.0

    100.0

    Total 63 58.3 45 41.7 108 100.0

    Chi-square p= 0,001 Contingency Coefficient = 0,200 

    Sumber : Data primer 2013

    Ketetangan F = Frekuensi/jumlah sampel; %= Persentase

    Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,001.

    Dengan demikian p=0,001 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan

    yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya ada

    hubungan antara pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita.

     Nilai dari Contingency Coefficient   diperoleh 0,200 atau 20.0% yang

    menyatakan kekuatan hubungan pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar lengkap

     pada balita rendah.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    9/24

    3.1.8 

    Hubungan Sikap Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita

    Tabel 3.8Hubungan Sikap Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa

    Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013

    Sikap

    Responden

    Status Imunisasi Dasar Balita Total

    Lengkap Tidak lengkap F %

    F % F %

    Positif Negatif

    621

    63.310.0

    369

    36.790.0

    9810

    100.0100.0

    Total 63 58.3 45 41.7 108 100.0

    Chi-square p= 0,001 Contingency Coefficient = 0,178 

    Sumber : Data primer 2013Ketetangan F = Frekuensi/jumlah sampel; %= Persentase

    Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,001.

    Dengan demikian p=0,002 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan

    yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya ada

    hubungan antara sikap ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita.

     Nilai dari Contingency Coefficient   diperoleh 0,178 atau 17.8 % yang

    menyatakan kekuatan hubungan sikap ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada

     balita sangat rendah.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    10/24

    3.1.9 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

    Balita

    Tabel 3.9

    Hubungan Dukungan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

    Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone

    Bolango Tahun 2013

    Dukungan Keluarga Status Imunisasi Dasar Balita Total

    Lengkap Tidak lengkap F %

    F % F %

    Mendukung

    Kurang mendukung

    43

    20

    68.3

    44.4

    20

    25

    31.7

    55.6

    63

    45

    100.0

    100.0

    Total 63 58.3 45 41.7 108 100.0

    Chi-square p=0,013 Contingency Coefficient = 0,111 

    Sumber : Data primer 2013

    Ketetangan F = jumlah sampel; %= Persentase

    Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,013.

    Dengan demikian p=0,013 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan

    yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya ada

    hubungan antara dukungan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita.

     Nilai dari Contingency Coefficient   diperoleh 0,111 atau 11.1% yang

    menyatakan kekuatan hubungan dukungan keluarga dengan imunisasi dasar

    lengkap pada balita sangat rendah.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    11/24

    3.1.10 Hubunga Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Imunisasi Dasar

    Lengkap Pada Balita

    Tabel 3.10

    Hubungan Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Imunisasi Dasar Lengkap

    Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone

    Bolango Tahun 2013

    Pelayanan

    Petugas

    Kesehatan

    Status Imunisasi Dasar Balita Total

    Lengkap Tidak lengkap F %

    F % F %

    Baik

    Kurang

    62

    1

    60.8

    16.7

    40

    5

    39.2

    83.3

    102

    6

    100.0

    100.0

    Total 63 58.3 45 41.7 108 100.0

    Chi-square p=0,033 Contingency Coefficient = 0,089 

    Sumber : Data primer 2013

    Ketetangan F = jumlah sampel; %= Persentase

    Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,033.

    Dengan demikian p=0,033 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan

    yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya ada

    hubungan antara pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi dasar lengkap

     pada balita.

     Nilai dari Contingency Coefficient   diperoleh 0,089 atau 8.9% yang

    menyatakan kekuatan hubungan pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi

    dasar lengkap pada balita sangat rendah.

    3.2  Pembahasan

    3.2.1 

    Hubungan Pendidikan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

    BalitaBerdasarkan hasil penelitian (tabel 3.4) menunjukan bahwa dari 108

    responden, sebagian besar yakni 96 responden (88.9%) tingkat pendidikannya

    termasuk dalam kategori pendidikan rendah. Meskipun demikian jumlah

    responden dengan status imunisasi dasar balitanya lengkap lebih banyak yaitu

    sebesar 54 responden (56.3%) dibandingkan dengan responden dengan status

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    12/24

    imunisasi dasar balitanya tidak lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa

    tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan imunisasi dasar

    lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,214 lebih besar dari nilai  = 0,05

    sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara pendidikan ibu

    dengan imunisasi dasar lengkap pada balita ditolak secara statistik. Hal ini terjadi

    karena pengetahuan responden tentang pentingnya imunisasi dasar tidak

    dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden. Hasil penelitian menunjukan

     bahwa pengetahuan responden tentang imunisasi dasar diperoleh dari penyuluhan

    kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan setempat.

    Hasil penelitian ini didukung oleh teori Siregar (2007) yang mengatakan

     bahwa pengetahuan seseorang bukan hanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,

    karena pengetahuan tidak hanya didapat dari bangku sekolah, namun pengetahuan

    lebih banyak diperoleh dari pengalaman hidup dan informasi yang diperoleh.

    Penelitian ini juga didukung oleh teori yang diungkapkan oleh Notoatmodjo

    (2003) bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat dipengaruhi seberapa

     banyak informasi yang diperolehnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh kecepatan seseorang dalam menerima

    informasi yang diperoleh, sehingga semakin banyak seseorang memperoleh

    informasi maka semakin baiklah pengetahuaanya, sebaliknya semakin kurang

    informasi yang diperoleh, maka semakin kurang pengetahuannya. Informasi

    tersebut dapat diperoleh melalui media massa dan elektronik serta tenaga

    kesehatan dan penyuluhan-penyuluhan kesehatan.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Widiastuti (2008) Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Dalam

    Memberikan Imunisasi Dasar Kepada Bayinya di Desa Banyutowo Kabupaten

    Kendal, yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

     pendidikan dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi dasar pada bayinya.

    Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis

     peneliti pengetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan formal semata,

     pengetahuan juga dapat diterima dari generasi sebelumnya dan juga penyuluhan-

     penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan. Disini kemauan ibu juga berperan

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    13/24

    tidak hanya pendidikan ibu, ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi, namun tidak

    ada kemauan untuk mengetahui pentingnya imunisasi dasar juga dapat

    menyebabkan status imunisasi dasar balita tidak lengkap. Selain itu juga tidak

    menutup kemungkinan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi memiliki tingkat

     pengetahuan rendah tentang imunisasi dasar dan status imunisasi dasar balitanya

    tidak lengkap, dan sebaliknya ibu dengan tingkat pendidikan rendah memiliki

     pengetahuan yang baik tentang imunisasi dasar sehingga status imunisasi dasar

     balitanya menjadi lengkap.

    3.2.2 

    Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

    Balita

    Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.5) menunjukan bahwa dari 108

    responden, sebagian besar yakni 106 responden (98.1%) tidak mempunyai

     pekerjaan atau hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan sebagian kecil

    responden yang bekerja yakni 2 responden (1.9%). Meskipun demikian baik ibu

    yang memiliki pekerjaan maupun yang tidak memiliki pekerjaan sebagian besar

    yakni 63 responden (58.3%) status imunisasi dasar balitanya lengkap

    dibandingkan dengan yang tidak lengkap status imunisasi dasarnya. Hasil uji Chi

    Square menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan

    ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p  Value = 0,228

    lebih besar dari nilai   = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya

    hubungan antara pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita ditolak

    secara statistik. Hal ini disebabkan karena baik ibu yang bekerja maupun ibu yang

    tidak bekerja mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh informasi

    tentang pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan imunisasi dasar pada

    anak . 

    Kepustakaan menyebutkan bahwa pekerjaan ibu sebagai rumah tangga

    manggambarkan angka ketidaklengkapan yang lebih tinggi yakni sekitar 50%

    dibandingkan angka kelengkapan. Namun kepustakaan tersebut berbeda dengan

    hasil penilitian ini yang menunjukan bahwa sebagian besar yakni 106 responden

    (98.1%) memiliki aktivitas di dalam rumah yakni sebagai ibu rumah tangga (IRT),

    namun lebih banyak yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar yang

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    14/24

    lengkap yakni berjumlah 61 responden (57.5%) dibandingkan dengan ibu yang

    memiliki balita dengan status imunisasi dasar yang tidak lengkap. Hal ini karena

    ibu rumah tangga lebih banyak mempunyai waktu dirumah sehingga lebih dapat

    memperhatikan pemberian imunisasi pada balitanya.  Hal ini diperkuat dengan

     penelitian yang dilakukan oleh Kurniati (2008) bahwa status perkerjaan seorang

    ibu dapat berpengaruh terhadap kesempatan dan waktu yang digunakan untuk

    meningkatkan pengetahuan dengancara menambah pengetahuan tentang imunisasi

    dan perhatian terhadap kesehatan anak-anaknya. Ibu yang mempunyai pekerjaan

    sebagai ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu yang luang, ini berarti ibu-

    ibu tersebut bisa mendapatkan banyak informasi dari berbagai media, antara lain:

    televisi, radio, surat kabar. 

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Wardhana (2001) menyatakan bahwa pekerjaan ibu terhadap status kelengkapan

    imunisasi dasar pada anak secara statistik tidak bermakna. Hasil penelitian Isfan

    (2006) menyatakan bahwa pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan status

    imunisasi dasar pada anak di Puskesmas Pauh Kota Padang Tahun 2006.

    Penelitian dengan hasil yang sama dilakukan oleh Savitri (2009) yang menyatakan

     bahwa pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap

    tepat waktu pada anak usia 12 bulan di 16 Kabupaten Provinsi NTT tahun 2007.

    Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis

     peneliti bahwa ibu yang tidak bekerja yang hanya sebagai ibu rumah tangga tidak

    selalu memiliki pengetahuan yang sedikit tentang kesehatan. Ibu rumah tangga

    mempunyai banyak waktu yang luang untuk bisa mendapatkan banyak informasi

    dari berbagai media antara lain : televisi, radio, surat kabar tentang imunisasi

    dasar dibandingkan dengan ibu yang bekerja akan cenderung tidak memiliki

    waktu yang cukup untuk imunisasi anaknya. Namun pada hasil penelitian yang

    menunjukan bahwa ibu bekerjapun status imunisasi dasar balitanya lengkap. Hal

    ini tidak lain karena profesi pekerjaan mereka yakni sebagai petugas kesehatan

    yang lebih mengerti dan memahami pentingnya imunisasi dasar pada anak.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    15/24

    3.2.3 

    Hubungan Penghasilan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap

    Pada Balita

    Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.6) menunjukan bahwa dari 108

    responden, sebagian besar yakni 95 responden (88.0%) yang mempunyai

     penghasilan keluarga tergolong dalam kategori rendah. Meskipun demikian

     jumlah responden dengan status imunisasi dasar balitanya lengkap lebih banyak

    yaitu sebesar 53 responden (55.8%) dibandingkan dengan responden dengan

    status imunisasi dasar balitanya tidak lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan

     bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan keluarga dengan

    imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,147 lebih besar dari

    nilai   = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara

     penghasilan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita ditolak secara

    statistik. Hal ini disebabkan karena sudah adanya program-program dari

     pemerintah sehingga dapat memberikan biaya yang murah bahkan gratis untuk

    mendapatkan pelayanan kesehatan. Sehingga responden yang berpenghasilan

    rendahpun mempunyai kesempatan yang sama dengan responden yang

     berpenghasilan tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

    Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Wibowo

    (2007) bahwa penghasilan keluarga mempunyai peranan penting dalam

     peningkatan status kesehatan bayi. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan

     penelitian yang dilakukan oleh Syafie (2006) dan Delan (2011) yang menyatakan

     bahwa pendapatan keluarga terhadap status kelengkapan imunisasi dasar pada

    anak secara statistik tidak bermakna.

    Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis

     peneliti kebijakan pemerintah mengenai pelaksanaan imunisasi tidak dikenakan

     biaya dapat mempengaruhi status imunisasi dasar anak menjadi lengkap. Karena

    walaupun dengan pendapatan ataupun tingkat ekonomi rendah atau kurang,

    imunisasi tetap dapat dilaksanakan.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    16/24

    3.2.4 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

    Balita

    Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.7) menunjukan bahwa dari 108

    responden, sebagian besar yakni 93 responden (86.1%) yang berpengetahuan baik

    dibandingkan dengan yang bepengetahuan kurang. Dari 93 (86.1%) responden

    yang berpengetahuan baik tersebut, sebagian besar yaitu sebanyak 60 responden

    (64.5%) memiliki balita dengan status imunisasi dasar lengkap dibandingkan

    dengan responden yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar tidak

    lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna

    antara pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai

     p Value = 0,001 lebih kecil dari nilai   = 0,05 sehingga hipotesa yang

    mengatakan adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar

    lengkap pada balita diterima secara statistik.

    Berdasarkan penelitian tingginya tingkat pengetahuan responden tentang

    imunisasi dasar dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang baik dari petugas

    kesehatan dalam hal memberikan informasi atau penyuluhan kesehatan kepada

    masyarakat. Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang imunisasi,

    memungkinkan orang tersebut untuk mengaplikasikan pengetahuannya yakni

    dalam hal ini mengimunisasikan balitanya secara lengkap. Hal ini didukung oleh

    teori Suryanto (2007) yang menyatakan bahwa informasi adalah salah satu organ

     pembentuk pengetahuan. Semakin banyak seseorang memperoleh informasi, maka

    semakin baik pula pengetahuannya, sebaliknya semakin kurang informasi yang

    diperoleh, maka semakin kurang pengetahuannya. Hasil penelitian ini juga

    didukung oleh pendapat Kuntjoro (2004) dalam Lina (2006) yang menyatakan

    semakin baik pengetahuan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga

    makin baik pula pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan suatu bentuk tahu yang

    diperoleh dari pengetahuan, akal dan pikiran seseorang melakukan pengindraan

    terhadap suatu objek tertentu pada akhirnya memungkinkan seseorang untuk

    melakukan suatu tindakan.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rois (2000), penelitian

    Siswandoyo dan Putro (2003) yang menyatakan semakin tinggi pengetahuan ibu

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    17/24

    semakin besar kemungkinan status imunisasi anaknya lengkap. Penerimaan ibu

    akan imunisasi terhadap anaknya karena mereka mengerti tentang pesan-pesan

    kesehatan yang disampaikan kepada mereka. Penelitian yang sama dilakukan oleh

    Kurniati (2008) yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu

    Tentang Imunisasi dengan Kelengkapan Imunisasi Pada Bayi di Klogenwonosari,

    Klirong, Kabumen” yang manyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan

    ibu dengan kelengkapan imunisasi pada bayi.

    Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis

     peneliti pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan merubah orang

    tersebut dari tidak tahu menjadi tahu dan semakin mengerti dalam hal pentingnnya

    imunisasi dasar bagi balita dan akibatnya berdampak positif terhadap perilaku ibu

    dalam mengimunisasikan balitanya, sehingga imunisasi dasar balita menjadi

    lengkap.

    3.2.5 Hubungan Sikap Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita 

    Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.8) menunjukan bahwa dari 108

    responden, sebagian besar yakni 98 responden (90.7%) yang bersikap positif

    terhadap imunisasi dasar balita. Dari 98 (90.7%) responden yang bersikap positif

    tersebut, sebagian besar yaitu sebanyak 62 responden (63.3%) memiliki balitadengan status imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan responden yang

    memiliki balita dengan status imunisasi dasar tidak lengkap. Hasil uji Chi Square

    menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan

    imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,001 lebih kecil dari

    nilai  = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara sikap

    ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita diterima secara statistik.

    Berdasarkan penelitian sikap positif responden terhadap imunisasi dasar

    dipengaruhi tingkat pengetahuan yang baik tentang imunisasi dasar yang dimiliki

    sebagian besar responden di Desa Botubarani, serta dipengaruhi oleh dukungan

    dari keluarga dan petugas kesehatan. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang

    dikemukakan oleh Azwar (2010) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

     pembentukan sikap diantaranya adalah pengetahuan dan pengaruh orang lain yang

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    18/24

    dianggap penting. Kurangnya pengetahuan seseorang akan mudah terpengaruh

    dalam bersikap dan pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap

    yang konformasi atau searah dengan orang yang dianggap penting sepeti keluarga.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Emmy, Yosafianti dan

    Shobirun (2011) yang berjudul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu

    Terhadap Kepatuhan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Monorejo

    Kaliwungu Kabupaten Kendal yang menyatakan terdapat hubungan yang

    signifikan antara sikap ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada

     bayi.

    Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis

     peneliti pada dasarnya sikap positif terhadap imunisasi dasar yang terbentuk pada

    diri responden tidak lain karena sikap yang terbentuk pada individu selalu didasari

     pengetahuannya tentang masalah yang dihadapinya, disamping itu terdapat

    konsistensi antara pengetahuan dan sikap. Semakin baik tingkat pengetahuan

    seseorang tentang imunisasi dasar maka akan semakin baik pula sikap yang akan

    terbentuk, sehingga dapat berdampak positif terhadap status imunisasi dasar

     balita. Sikap negatif responden terhadap imunisasi selain dipengaruhi oleh

    kurangnya pengetahuan dan kurangnya dukungan dari keluarga juga dipengaruhi

    oleh faktor keadaan geografis Desa Botubarani dengan luas dataran tinggi 738,8

    Ha dan tidak sedikit warga yang bermukim di dataran tinggi tersebut yang sulit

    menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan dan sulit pula dijangkau oleh petugas

    kesehatan. Jarak dari tempat tinggal ke fasilitas pelayanan kesehatan juga

    merupakan faktor penentu lain untuk pelayanan kesehatan. Jarak dapat membatasi

    kemampuan dan kemauan wanita untuk mencari pelayanan terutama ibu.

    Anderson (1975) mengatakan bahwa semakin dekat jarak, maka penggunaan

     pelayanan kesehatan akan semakin tinggi.

    3.2.6 

    Hubungan Dukungan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap

    Pada Balita

    Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.9) menunjukan bahwa dari 108

    responden, sebagian besar yakni 63 responden (58.3%) yang mendapatkan

    dukungan dari keluarga. Dari 63 (58.3%) responden yang mendapatkan dukungan

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    19/24

    dari keluarga tersebut, sebagian besar yaitu sebanyak 43 responden (68.3%)

    memiliki balita dengan status imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan

    responden yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar tidak lengkap. Hasil

    uji Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan

    keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value =

    0,013 lebih kecil dari nilai  = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya

    hubungan antara dukungan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita

    diterima secara statistik.

    Berdasarkan penelitian respon positif keluarga responden terhadap

     pelaksanaan kegiatan imunisasi dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang baik

    yang dimiliki oleh keluarga responden tentang pentingnya imunisasi dasar pada

     balita yang tidak lain pengetahuan tersebut diperoleh dari informasi atau

     penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Karena petugas

    kesehatan menyadari bahwa dukungan keluarga sangat berperan penting terhadap

    keaktifan ibu dalam program imunisasi, sehingga sasaran penyuluhan tentang

    imunisasi pun selain ibu-ibu yang mempunyai balita juga keluarga bahkan

    ditujukan kepada seluruh masyarakat. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang

    diungkapkan oleh Suparyanto (2011) bahwa pengaruh keluarga terhadap

     pembentukan sikap sangat besar karena keluarga merupakan orang yang paling

    dekat dengan anggota keluarga yang lain. Jika sikap keluarga terhadap imunisasi

    kurang begitu merespon dan bersikap tidak menghiraukan pelaksanaan kegiatan

    imunisasi maka pelaksanaan imunisasi tidak akan dilakukan oleh ibu bayi karena

    tidak ada dukungan oleh keluarga.

    Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Gunawan (2009) yang

     berjudul “Pengaruh Karakteristik Ibu dan Lingkungan Sosial Budaya Terhadap

    Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0 – 7 Hari di Kabupaten Langkat”

    yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga

    dengan pemberian imunisasi Hepatitis B 0-7 pada bayi.

    Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis

     peneliti pada dasarnya keaktifan ibu dalam program imunisasi tidak lepas dari

     pengaruh dukungan keluarga karena salah satu faktor yang mempengaruhi

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    20/24

     pembentukan sikap seseorang adalah pengaruh orang lain yang dianggap penting

    dalam hal ini diantaranya adalah keluarga.

    3.2.7 

    Hubungan Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Imunisasi Dasar

    Lengkap Pada Balita

    Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.10) menunjukan bahwa dari 108

    responden, sebagian besar yakni 102 responden (94.4%) mendapatkan pelayanan

    yang baik dari petugas kesehatan. Dari 102 (94.4%) responden yang

    mendapatkan pelayanan yang baik tersebut, sebagian besar yaitu sebanyak 62

    responden (60.8%) memiliki balita dengan status imunisasi dasar lengkap

    dibandingkan dengan responden yang memiliki balita dengan status imunisasi

    dasar tidak lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan yang

     bermakna antara pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi dasar lengkap

     pada balita dimana nilai p Value = 0,033 lebih kecil dari nilai  = 0,05 sehingga

    hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara pelayanan petugas kesehatan

    dengan imunisasi dasar lengkap pada balita diterima secara statistik.

    Berdasarkan penelitian pelayanan petugas kesehatan yang baik terhadap

     pasien dipengaruhi oleh kesadaran petugas kesehatan akan profesionalisme kerja

    sangat mempengaruhi kepuasan pasien. Pelayanan petugas kesehatan dapat

    mempengaruhi imunisasi dasar lengkap pada balita, karena ibu balita merasa puas

    dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Hal ini didukung oleh

    teori Soejadi (1996) yang mengatakan bahwa kepuasan pasien akan tercapai,

    apabila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan

    memperhatikan kemampuan pasien atau keluarganya, ada perhatian terhadap

    keluhan, kondisi lingkungan fisik dan memprioritaskan kebutuhan pasien,

    sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya antara tingkat rasa puas dan

    hasil yang diderita-derita serta jerih payah yang dialami guna memperoleh hasil

    tersebut. Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

    Suparyanto (2011) yang mengatakan bahwa memberikan pelayanan kesehatan

     pada individu dan masyarakat yang profesional akan mempengaruhi status

    kesehatan masyarakat.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    21/24

    Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Siswandoyo dan Putro (2003) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang

     bermakna antara pelayanan petugas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi.

    Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis

     peneliti pada dasarnya pelayanan yang baik dari petugas kesehatan sangat

    mempengaruhi status imunisasi dasar lengkap pada balita. Petugas yang bersikap

    ramah, baik dan selalu memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi dasar

     pada balita akan mempengaruhi ibu-ibu yang mempunyai balita akan datang ke

    tempat pelayanan kesehatan dalam hal ini Posyandu untuk mengimunisasikan

    anaknya dengan lengkap.

    4. 

    Simpulan dan Saran

    4.1  Simpulan

    Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan

    sebagai beikut :

    4.1.1  Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan imunisasi dasar lengkap

     pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone

    Bolango Tahun 2013.

    4.1.2 

    Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap

     pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone

    Bolango Tahun 2013.

    4.1.3 

    Tidak ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan imunisasi dasar

    lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone

    Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013.

    4.1.4  Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar lengkap

     pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone

    Bolango Tahun 2013.

    4.1.5 

    Ada hubungan antara sikap ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita

    di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango

    Tahun 2013.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    22/24

    4.1.6 

    Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap

     pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone

    Bolango Tahun 2013.

    4.1.7 

    Ada hubungan antara pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi dasar

    lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone

    Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013.

    4.2 

    Saran

    4.2.1  Dengan adanya penelitian ini, bagi Puskesmas diharapkan dapat membuat

     program yang lebih bersifat promotif dan preventif terhadap hal-hal yang

     berkaitan dengan program imunisasi pada balita.

    4.2.2 

    Bagi petugas kesehatan setempat untuk memberikan informasi lebih

    kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui lebih banyak tentang

    imunisasi.

    4.2.3 

    Bagi petugas kesehatan juga diharapkan untuk lebih meningkatkan

     pemantauan pelaksanaan imunisasi baik kualitas maupun cakupan

    imunisasi, koordinasi serta kerja sama dengan dokter praktek dan bidan

    swasta agar mau melaporkan data balita yang telah diimunisasi kepada

     pihak puskesmas sehingga dapat membantu menyukseskan program

     pemerintah mengenai imunisasi dasar wajib bagi balita.

    4.2.4  Disini penulis menghimbau agar masyarakat berperan aktif untuk

    membawa balitanya ke Posyandu atau tempat pelayanan kesehatan

    terdekat guna mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

    4.2.5 

    Pemberdayaan anggota masyarakat khususnya adalah keluarga untuk ikut

    mendukung dan meningkatkan bahkan bila perlu mengantar ibu untuk

    mengimunisasikan anaknya.

    4.2.6 

    Bagi peneliti selanjutnya, peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih

    lanjut untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai

    faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap

     pada balita dengan jenis penelitian, metode dan sampel yang berbeda dan

    lebih besar lagi agar didapatkan hasil yang lebih berarti.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    23/24

    Daftar Pustaka

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: Rineka Cipta.

    Azwar, Saifuddin., 2010. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta :

    Pustaka Pelajar Offset

    Depkes RI. 2006. Cara Pemberian Imunisasi. Jakarta: Depkes.

    . 2006. Jadwal Pemberian Imunisasi. Jakarta: Depkes.

    Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.

    Yogyakarta: Salemba Medika.

    Huda, Nurul. 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Ciputat . Skripsi, Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Syarif HidayatullahJakarta.

    Isnaini, Vivi dan Shobirun. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu

    Terhadap Kepatuhan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa

     Mororejo Kaliwungu Kabupaten Kendal. Jurnal Stikes Ilmu

    Keperawatan (Online),(http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article

    /view/87/114, diakses 25 Februari 2013).

    Kurniawaty. 2004. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Imunisasi Dasar Bayi di Desa Mukti Jaya Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten

     Rokan Hilir . Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

    Sumatera Utara Medan.

    Desi, Lina. 2006. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya

    Kabupaten Organ Ilir. Skripsi, STIK Bina Husada Palembang.

    Maryunani, Anik. 2010.  Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: TransInfo Media.

    Mubarak, Iqbal. 2009. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

     Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

    . 2003. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

    . 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

  • 8/17/2019 2856-2846-1-PBb

    24/24

      . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

    . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

     Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

    Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

    Proverawati, Citra dan Andhini. 2010.  Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika.

    Ranuh, Hariyono, Sri, dkk. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta:

    Satgas Imunisasi IDAI.

    Riyanto, A,. 2009. Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta : Nuha

    Medika

    Saryono, A,. 2010. Metode Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

    Simposia. 2012. September. Meluruskan Isu Miring Imunisasi. Majalah Farmacia.

    Hh. 54.

    Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia.

    Sulastri. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar

    Pada Bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu

    Keperawatan ISSN 1979-2697 (Online), Vol 1 No. 1.

    (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=jurnal tentang faktor-faktor

    yang mempengaruhi imunisasi dasar lengkap).

    Wahab, Samik. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. Jakarta: Widya

    Medika.

    Widiastuti,dkk. 2008.  Analisis Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu

     Dalam Memberikan Imunisasi Dasar Kepada Bayinya di Desa

     Banyutowo Kabupaten Kenda. Jurnal PDII (Online),

    (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1108714.pdf)

    Zainiyyah, Zakiyyatus. 2012.   Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Kelengkapan Imunisasi Bayi Umur 0-12 Bulan Di

     Desa Pamolaan Di Wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong

    Kabupaten Sampang. Jurnal Keperawatan UNAIR (Online), Vol 2

     No.1. (http://jurnal-nursingupdate-nhm.page4.me/64.html).