28 januari 2008 5

23
 28 Januari 2008 5:07 pm Metode Penelitain Komunikasi Bag 3 Pengertian Analisis Isi Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian. Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis (27,7 persen), komunikasi umum (25,9%), dan ilmu politik (21,5%). Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain secara manual kini telah tersedia komputer untuk mempermudah proses penelitian analisis isi, yang dapat terdiri atas 2 macam, yaitu perhitungan kata-kata, dan  “kamus” yang dapat ditandai yang sering disebut General Inquirer Program. Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut. 1.  Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript). 2.  Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut. 3. Penel iti me miliki kemamp uan teknis untuk mengo lah b ahan- bahan/data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik. Desain Analisis Isi Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang menggunakan analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5

Upload: alvin-desullivans

Post on 11-Jul-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 1/23

 

28 Januari 2008 5:07 pm

Metode Penelitain Komunikasi

Bag 3

Pengertian Analisis Isi

Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan

mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media

massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori

teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara

sistematis, kemudian diberi interpretasi.

Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk

komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua

bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial

dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian. Holsti

menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang

besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian

sosioantropologis (27,7 persen), komunikasi umum (25,9%), dan ilmu

politik (21,5%).

Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain secara manual kini telah

tersedia komputer untuk mempermudah proses penelitian analisis isi,

yang dapat terdiri atas 2 macam, yaitu perhitungan kata-kata, dan

 “kamus” yang dapat ditandai yang sering disebut General Inquirer

Program.

Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis

isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.

1.  Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang

terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).

2.  Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang

menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data

tersebut.

3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-

bahan/data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi

tersebut bersifat sangat khas/spesifik.

Desain Analisis Isi

Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang

menggunakan analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5

Page 2: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 2/23

 

unsur komunikasi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell, yaitu who, says

what, to whom, in what channel, with what effect. Ketiga jenis penelitian

tersebut dapat memuat satu atau lebih unsur “pertanyaan teoretik” 

Lasswell tersebut.

Pertama, bersifat deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi. Dalampraktiknya, hal ini mudah dilakukan dengan cara melakukan

perbandingan. Perbandingan tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini.

1.  Perbandingan pesan (message) dokumen yang sama pada waktu

yang berbeda. Dalam hal ini analisis dapat membuat kesimpulan

mengenai kecenderungan isi komunikasi.

2.  Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama/tunggal

dalam situasi-situasi yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang

pengaruh situasi terhadap isi komunikasi.

3.  Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama terhadappenerima yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh ciri-ciri

audience terhadap isi dan gaya komunikasi.

4.  Analisis antar-message, yaitu perbandingan isi komunikasi pada

waktu, situasi atau audience yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang

hubungan dua variabel dalam satu atau sekumpulan dokumen (sering

disebut kontingensi (contingency).

5. Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua

sumber yang berbeda, yaitu perbedaan antarkomunikator.

Kedua, penelitian mengenai penyebab message yang berupa pengaruh

dua message yang dihasilkan dua sumber (A dan B) terhadap variabel

perilaku sehingga menimbulkan nilai, sikap, motif, dan masalah pada

sumber B.

Ketiga, penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B.

Pertanyaan yang diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses

komunikasi yang telah berlangsung terhadap penerima (with what effect)?

Tahapan Proses Penelitian Analisis Isi

Terdapat tiga langkah strategis penelitian analisis isi.

Pertama, penetapan desain atau model penelitian. Di sini ditetapkan

berapa media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau

sedikit dan sebagainya.

Kedua, pencarian data pokok atau data primer, yaitu teks itu sendiri.

Sebagai analisis isi maka teks merupakan objek yang pokok bahkan

Page 3: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 3/23

 

terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan lembar

formulir pengamatan tertentu yang sengaja dibuat untuk keperluan

pencarian data tersebut.

Ketiga, pencarian pengetahuan kontekstual agar penelitian yang dilakukan

tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-mengait dengan faktor-faktor lain.

METODE ANALISIS ISI

Dasar-dasar Rancangan Penelitian Analisis Isi

Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi

analisis isi terdiri atas 6 tahapan langkah, yaitu (1) merumuskan

pertanyaan penelitian dan hipotesisnya, (2) melakukan sampling terhadap

sumber-sumber data yang telah dipilih, (3) pembuatan kategori yangdipergunakan dalam analisis, (4) pendataan suatu sampel dokumen yang

telah dipilih dan melakukan pengkodean, (5) pembuatan skala dan item

berdasarkan kriteria tertentu untuk pengumpulan data, dan (6)

interpretasi/ penafsiran data yang diperoleh.

Urutan langkah tersebut harus tertib, tidak boleh dilompati atau dibalik.

Langkah sebelumnya merupakan prasyarat untuk menentukan langkah

berikutnya. Permulaan penelitian itu adalah adanya rumusan masalah

atau pertanyaan penelitian yang dinyatakan secara jelas, eksplisit, dan

mengarah, serta dapat diukur dan untuk dijawab dengan usaha

penelitian.

Pada perumusan hipotesis, dugaan sementara yang akan dijawab melalui

penelitian, peneliti dapat memilih hipotesis nol, hipotesis penelitian atau

hipotesis statistik.

Penarikan sampel dilakukan melalui pertimbangan tertentu, disesuaikan

dengan rumusan masalah dan kemampuan peneliti.

Pembuatan alat ukur atau kategori yang akan digunakan untuk analisis

didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, dan acuan

tertentu. Misalnya, kategori tinggi-sedang-rendah, dengan indikator-

indikator yang bersifat terukur.

Kemudian, pengumpulan atau coding data, dilakukan dengan

menggunakan lembar pengkodean (coding sheet) yang sudah

dipersiapkan. Setelah semua data diproses, kemudian diinterpretasikan

maknanya.

Page 4: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 4/23

 

Teknik Pembuatan Skala pada Analisis Isi

Telah dijelaskan dua macam teknik penskalaan (scaling) yang bertujuan

khusus untuk mengukur intensitas. Pertama, metode Q-Sort,

menyediakan suatu cara penskalaan universe pernyataan-pernyataanmengenai variabel tertentu. Skala Q-Sort mempergunakan distribusi skala

9 titik. Pada lajur pertama, (Y) berisi 9 point nilai, yang menunjukkan

tingkat terendah (1) sampai tingkat tertinggi (9), dan lajur kedua (X)

yang menunjukkan persentase pernyataan dalam tiap kategori. Untuk

menentukan item-item masuk pada kategori tertentu pada skala yang

telah tersedia, dipakai orang-orang yang dianggap sebagai juri penilai.

Dalam hal ini perlu ditetapkan keterandalan (reliabilitas) alat ukur, dan

kesahihan (validitas) pengukuran.

Kedua, metode skala perbandingan pasangan (pair comparison scaling),yaitu teknik menentukan skala relatif item-item yang tidak melibatkan

distribusi nyata. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui

pernyataan-pernyataan yang paling intens di antara pasangan-pasangan

yang mungkin. Keseluruhan metode ini akan menghasilkan suatu skala

relatif antaritem.

Reliabilitas dan Validitas

Masalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas pengukuran (kesahihan)

merupakan 2 hal pokok dalam penelitian yang tidak boleh ditinggalkan.

Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakaidalam suatu penelitian. Apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan

tepat sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki.

Dikenal beberapa jenis reliabilitas, yaitu berikut ini.

1.  Intercoder dan intracoder, yaitu pemberian kode dari luar dan dari

dalam.

2.  Pretest, yaitu pengujian atau pengukuran perbedaan nilai antara

 juri-juri pemberi nilai.

3. Reliabilitas kategori, yaitu derajat kemampuan pengulangan

penempatan data dalam berbagi kategori.

Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian.

Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode

sebagai berikut.

Page 5: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 5/23

 

1.  Pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di mana suatu

studi menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan

variabel.

2.  Predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan

peristiwa yang akan datang.

3. Construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang

dipakai dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian tersebut.

ANALISIS ISI KUALITATIF

Analisis Wacana

Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat

menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan

dari analisis isi kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para

peneliti. Jika pada analisis kuantitatif, pertanyaan lebih ditekankan untukmenjawab “apa” (what) dari pesan atau teks komunikasi, pada analisis

wacana lebih difokuskan untuk melihat pada “bagaimana” (how), yaitu

bagaimana isi teks berita dan juga bagaimana pesan itu disampaikan.

Beberapa perbedaan mendasar antara analisis wacana dengan analisis isi

yang bersifat kuantitatif adalah sebagai berikut.

Analisis wacana lebih bersifat kualitatif daripada yang umum dilakukan

dalam analisis isi kuantitatif karena analisis wacana lebih menekankan

pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori, seperti dalam

analisis isi.

Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah muatan teks

komunikasi yang bersifat manifest (nyata), sedangkan analisis wacana

 justru memfokuskan pada pesan yang bersifat latent (tersembunyi).

Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang

dikatakan” (what), tetapi tidak dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan

(how).

Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi, sedangkan

analisis isi kuantitatif memang diarahkan untuk membuat generalisasi.

Model analisis wacana yang diperkenalkan oleh van Dijk sering kali

disebut sebagai “kognisi sosial”, yaitu suatu pendekatan yang diadopsi

dari bidang psikologi sosial. Menurut van Dijk, ada 3 dimensi yang

membentuk suatu wacana sehingga analisis yang dilakukan terhadap

Page 6: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 6/23

 

suatu wacana harus meliputi ketiga dimensi tersebut, yaitu teks, kognisi

sosial, dan konteks sosial.

Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)

Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari

sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan

sebagai tanda. Menurut Eco, semiotik sebagai “ilmu tanda” (sign) dan

segala yang berhubungan dengannya cara berfungsinya, hubungannya

dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang

mempergunakannya.

Menurut Eco, ada sembilan belas bidang yang bisa dipertimbangkan

sebagai bahan kajian untuk semiotik, yaitu semiotik binatang, semiotik

tanda-tanda bauan, komunikasi rabaan, kode-kode cecapan,

paralinguistik, semiotik medis, kinesik dan proksemik, kode-kode musik,bahasa yang diformalkan, bahasa tertulis, alfabet tak dikenal, kode

rahasia, bahasa alam, komunikasi visual, sistem objek, dan sebagainya

Semiotika di bidang komunikasi pun juga tidak terbatas, misalnya saja

bisa mengambil objek penelitian, seperti pemberitaan di media massa,

komunikasi periklanan, tanda-tanda nonverbal, film, komik kartun, dan

sastra sampai kepada musik.

Analisis Framing

Analisis Framing adalah bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian

tentang wacana persaingan antarkelompok yang muncul atau tampak di

media. Dikenal konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi,

dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing

device dan reasoning device. Framing device menunjuk pada penyebutan

istilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana,

sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di

dalamnya terdapat beberapa ‘turunan’, yaitu metafora, perumpamaan

atau pengandaian. Catchphrases merupakan slogan-slogan yang harus

dikerjakan. Exemplar mengaitkan bingkai dengan contoh, teori atau

pengalaman masa silam. Depiction adalah “musuh yang harus dilawan

bersama”, dan visual image adalah gambar-gambar yang mendukung

bingkai secara keseluruhan. Pada instrumen penalaran, Roots

memperlihatkan analisis sebab-akibat, Appeals to principles merupakan

premis atau klaim moral, dan Consequences merupakan kesimpulan

logika penalaran.

Page 7: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 7/23

 

JI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

May 10, 2011 6:34 pm

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

oleh: Lestariningsih

Uji Validitas

Pengertian Validitas:

1. Menurut Gronlund dan Linn (1990)

Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atauevaluasi

2. Menurut Anastasi (1990)

Validitas adalah ketepatan mengukur konstruk, menyangkut; “What the test

measure and how well it does” 

3. Menurut Arikunto (1995)

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutanyang mampu mengukur apa yang akan diukur.

4. Menurut Sukadji (2000)

Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnyadiukur.

5. Menurut Azwar (2000)

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalammelakukan fungsinya.

Pengertian Uji Validitas:

Menurut Sugiyono (2006)

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content )dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yangdigunakan dalam suatu penelitian

Tujuan uji validitas:Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukurandalam melakukan fungsi ukurnya.

Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannyapengukuran tersebut.

Macam-macam validitas:

Menurut Djaali dan Pudji (2008) validitas dibagi menjadi 3 yaitu:

Page 8: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 8/23

 

1. Validitas isi (content validity )

2. Validitas Konstruk (Construct validity )

3. Validitas empiris

Validitas isi (content validity )

Validitas isi suatu tes mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkatpenguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuaidengan tujuan pengajaran.

Dengan kata lain, tes yang mempunyai validitas isi yang baik ialah tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan kontenpengajaran yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).

Menurut Gregory (2000) validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugasatau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan danproporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Artinya tes mencerminkankeseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secaraproporsional.

Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak harus dilakukan melalui

penelaahan kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes itu sudah mewakiliatau mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang seharusnya dikuasaisecara proporsional. Oleh karena itu, validitas isi suatu tes tidak memiliki besarantertentu yang dihitung secara statistika, tetapi dipahami bahwa tes itu sudah validberdasarkan telaah kisi-kisi tes. Oleh karena itu, wiersma dan Jurs dalam Djaali danPudji (2008) menyatakan bahwa validitas isi sebenarnya mendasarkan pada analisislogika, jadi tidak merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung secara statistika.

Untuk memperbaiki validitas suatu tes, maka isi suatu tes harus diusahakan agarmencakup semua pokok atau sub-pokok bahasan yang hendak diukur. Kriteria untukmenentukan proporsi masing-masing pokok atau sub pokok bahasan yang tercakupdalam suatu tes ialah berdasarkan banyaknya isi (materi) masing-masing pokokatau sub-pokok bahasan seperti tercantum dalam kurikulum atau Garis-Garis BesarProgram Pengajaran(GBPP).

Selain itu, penentuan proporsi tersebut dapat pula didasarkan pendapat ( judgement )para ahli dalam bidang yang bersangkutan. Jadi situasi tes akan mempunyaivaliditas isi yang baik jika tes tersebut terdiri dari item-item yang mewakili semuamateri yang hendak diukur. Salah satu cara yang biasa digunakan untukmemperbaiki validitas isi suatu tes ialah dengan menggunakan blue-print untukmenentukan kisi-kisi tes.

Validitas Konstruk (Construct validity )

Menurut Djaali dan Pudji (2008) validitas konstruk adalah validitas yangmempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa-apa yang

benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptualyang telah ditetapkan.

Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang dimaksudkanmengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti

instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, lokus control, gayakepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya

Page 9: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 9/23

 

performansi maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat),intelegensi (kecerdasan intelekual), kecerdasan emosional dan lain-lain.

Untuk menentukan validitas konstruk suatu instrumen harus dilakukan prosespenelaahan teoritis dari suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai dariperumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran

dan penulisan butir-butir item instrumen. Perumusan konstruk harus dilakukanberdasarkan sintesis dari teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukurmelalui proses analisis dan komparasi yang logik dan cermat.

Menyimak proses telaah teoritis seperti telah dikemukakan, maka proses validasikonstruk sebuah instrumen harus dilakukan melalui penelaahan atau justifikasipakar atau melalui penilaian sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yangmenguasai substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur.

Contoh Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Uraian

Mata Pelajaran :……………………………………………………..

Kelas/Semester :……………………………………………………..

Penelaah :……………………………………………………..

Petunjuk pengisian format penelaahan butir soal bentuk uraian:

Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalamformat!

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “ya” bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengan

kriteria

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “tidak” bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengan

kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal danperbaikannya.

No.Aspek yang

Ditelaah

Nomor Soal

1 2 3 …

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak  

A12

3

4

B

5

6

7

MateriSoal sesuaidengan indikator 

(menuntut tes

tertulis untuk bentuk uraian)Batasan

 pertanyaan dan

 jawaban yangdiharapkan sudah

sesuai

Materi yang

ditanyakan sesuai

Page 10: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 10/23

 

8

C

9

10

11

12

13

dengankompetensi

(urgensi, relevasi,

kontinyuitas,keterpakaian

sehari-hari tinggi)

Isi materi yang

ditanyakan sesuaidengan jenjang

 jenis sekolah atau

tingkat kelas

Konstruksi

Menggunakan

kata tanya atau

 perintah yangmenuntutjawaban

uraian

Ada petunjuk yang jelas tentang

cara pengerjaan

soal.

Ada pedoman penskorannya

Tabel, gambar,grafik, peta, atau

yang sejenisnyadisajikan dengan

 jelas dan terbaca

Bahasa

Rumusan kalimat

soal komunikatif 

Butir soalmenggunakan

 bahasa Indonesiayang baku

Tidak menggunakan

kata/ungkapan

yangmenimbulkan

Page 11: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 11/23

 

 penafsiran gandaatau salah

 pengertian

Tidak 

menggunakan bahasa yang

 berlaku

setempat/tabu

Rumusan soaltidak 

mengandung

kata/ungkapan

yang dapatmenyinggung

 perasaan siswa

Catatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

Contoh Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda

Mata Pelajaran :……………………………………………………..

Kelas/Semester :……………………………………………………..

Penelaah :……………………………………………………..

Petunjuk pengisian format penelaahan butir soal bentuk pilihan ganda:

Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalamformat!

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “ya” bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengankriteria

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “tidak” bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengankriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal danperbaikannya.

Page 12: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 12/23

 

No.Aspek yang

Ditelaah

Nomor Soal

1 2 3 …

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak  

A12

3

4

B

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

C

15

16

17

18

MateriSoal

sesuai dengan

indikator (menuntut tes

tertulis untuk  bentuk pilihanganda)Materi

yang ditanyakan

sesuai dengankompetensi

(urgensi, relevasi,

kontinyuitas,

keterpakaiansehari-hari tinggi)

Pilihan

 jawabanhomogen danlogis

Hanya ada

satu kunci

 jawaban

Konstruksi

Pokok soaldirumuskan

dengansingkat, jelasdan tegas

Rumusan

 pokok soal dan

 pilihan jawaban

merupakan

Page 13: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 13/23

 

 pernyataanyang

diperlukan

saja

Pokok soaltidak memberi

 petunjuk kunci

 jawaban

Pokok soal bebas dari

 pernyataan

yang bersifat

negatif ganda

Pilihan

 jawabanhomogeny dan

logis ditinjaudari segi

materi

Gambar,

grafik, table,diagram, atau

sejenisnya

 jelas dan

 berfungsiPanjang

 pilihan

 jawaban relatif sama

Pilihan

 jawaban tidak 

menggunakan

 pernyataan“semua

 jawaban diatassalah/benar”

dan sejenisnya

Pilihan

 jawaban yang berbentuk 

angka/waktu

Page 14: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 14/23

 

disusun berdasarkan

urutan besar 

kecilnya angkaatau

kronologisnya

Butir soal

tidak  bergantung

 pada jawaban

soal

sebelumnya

Bahasa

Menggunakan

 bahasa yangsesuai dengan

kaidah bahasaIndonesia

Menggunakan

 bahasa yang

komunikatif 

Tidak menggunakan

 bahasa yang

 berlakusetempat/tabu

Pilihan

 jawaban tidak 

mengulangkata/kelompok 

kata yang

sama, kecuali

merupakansatu kesatuan

 pengertian

Catatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 15: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 15/23

 

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

Validitas empiris

Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitasditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal.Kriteria internal adalah tes atau instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria,sedangkan kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen atau tes lain di luarinstrumen itu sendiri yang menjadi kriteria. Ukuran lain yang sudah dianggap bakuatau dapat dipercaya dapat pula dijadikan sebagai kriteria eksternal.

Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut validitas internal,sedangkan validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria eksternal disebut validitaseksternal.

Validitas internal

Validitas internal merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang

menggunakan instrumen sebagai suatu kesatuan (keseluruhan butir) sebagai kriteria

untuk menentukan validitas item atau butir dari instrumen itu. Dengan demikianvaliditas internal mempermasalahkan validitas butir atau item suatu instrumendengan menggunakan hasil ukur instrumen tersebut sebagai suatu kesatuan dan

sebagai kriteria, sehingga biasa disebut juga validitas butir.

Pengujian validitas butir instrumen atau soal tes dilakukan dengan menghitung

koefesien korelasi antara skor butir instrumen atau soal tes dengan skor totalinstrumen atau tes. Butir atau soal yang dianggap valid adalah butir instrumen atau

soal tes yang skornya mempunyai koefesien korelasi yang signifikan dengan skortotal instrumen atau tes.

Validitas eksternal

Kriteria eksternal dapat berupa hasil ukur instrumen yang sudah baku atauinstrumen yang dianggap baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersediadan dapat dipercaya sebagai ukuran dari suatu konsep atau varaibel yang hendakdiukur. Validitas eksternal diperlihatkan oleh suatu besaran yang merupakan hasilperhitungan statistika. Jika kita menggunakan hasil ukur instrumen yang sudah bakusebagai kriteria eksternal, maka besaran validitas eksternal dari instrumen yang kitakembangkan didapat dengan jalan mengkorelasikan skor hasil ukur instrumen yangdikembangkan dengan skor hasil ukur instrumen baku yang dijadikan kriteria. Makintinggi koefesien korelasi yang didapat, maka validitas instrumen yang dikembangkan

 juga makin baik. Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas eksternal adalahnilai table r (r-tabel).

Jika koefesien korelasi antara skor hasil ukur instrumen yang dikembangkan denganskor hasil ukurinstrumen baku lebih besar dari pada r-tabel, maka instrumen yangdikembangkan dapat valid berdasarkan kriteria eksternal yang dipilih (hasil ukurinstrumen baku). Jadi keputusan uji validitas dalam hal ini adalah mengenai valid

atau tidaknya instrumen sebagai suatu kesatuan, bukan valid atau tidaknya butirinstrumen seperti pada validitas internal.

Ditinjau dari kriteria eksternal yang dipilih, validitas eksternal dapat dibedakan atasdua macam yaitu:

Page 16: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 16/23

 

1. Validitas prediktif apabila kriteria eksternal yang digunakan adalah adalahukuran atau penampilan masa yang akan datang.2. Validitas kongkuren apabila kriteria eksternal yang digunakan adalah ukuranatau penampilan saat ini atau saat yang bersamaan dengan pelaksanaanpengukuran.

Uji Reliabilitas

Pengertian Reliabilitas:

1. 1. Menurut Gronlund dan Linn (1990)

Reliabilitas adalah ketepatan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran.

1. 2. Menurut Sukadji (2000)

Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsistensasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai

koefesien. Koefesien tinggi berarti reliabilitas tinggi.

1. 3. Menurut Anastasia dan Susana (1997)

Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai olehorang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatanyang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items)yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

1. 4. Menurut Sugiono (2005) dalam Suharto (2009)

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yangmemiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukansecara berulang.

1. 5. Menurut Suryabrata (2004)

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapatdipercaya.

Pengertian Uji Reliabilitas:

Menurut Husaini (2003)

Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatuinstrumen.

Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakansebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga biladigunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.

Tujuan dari uji reliabilitas:

Page 17: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 17/23

 

Menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorerlainnya.

Tujuan dari uji reliabilitas ini adalah untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yangdiberikan skorer satu dengan skorer lainnya.

Menurut Djaali dan Pudji (2008) reliabilitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu

1. Reliabilitas konsistensi tanggapan

Reliabilitas ini mempersoalkan apakah tanggapan responden atau objek terhadap testersebut sudah baik atau konsisten. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan

ketidakkonsistenan maka hal ini akan menunjukkan bahwa hasil ukur tes atauinstrumen tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak reliable serta tidak dapat

digunakan sebagai ukuran untuk mengungkapkan ciri atau keadaan sesungguhnyadari objek pengukuran.

Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan respondenterhadap tes yaitu:

1. Teknik test-retest  ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes

yang sama pada waktu yang berbeda.2. Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua

kelompok item yang setara pada saat yang sama.

3. Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan

menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden

atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.4. 2. Reliabilitas konsistensi gabungan item

Reliabilitas ini berkaitan dengan kemantapan atau konsistensi antara item-itemsuatu tes. Bila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui item yang

satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang lain makapengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapatdipercaya.

Koefesien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan

menggunakan:

1. Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.

2. Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.3. Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.

Contoh Uji Validitas dan Uji Reliabilitas:

Contoh perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk uraian dengan skorbutir kontinum.

Uji Validitas

Jika skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya skala sikap atau soalbentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau skor soal 0-10) dan diberi simbol X i danskor total instrumen atau tes diberi simbol Xt, maka rumus yang digunakan untukmenghitung koefesien korelasi antara skor butir instrumen atau soal dengan skortotal instrumen atau skor total tes adalah sebagai berikut:

Page 18: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 18/23

 

Keterangan:

rit = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.

xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi

xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt

Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Nomor RespondenNomor Butir Pertanyaan

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

1 5 4 3 5 3 5 3 28

2 5 4 3 4 3 4 3 26

3 4 4 2 4 3 4 3 24

4 4 3 3 3 4 3 4 24

5 5 5 3 4 5 5 4 31

6 3 3 2 3 2 3 1 17

7 3 3 2 3 2 2 2 17

8 3 2 2 3 2 2 2 16

9 2 2 1 2 1 2 1 11

10 2 1 1 1 1 1 1 8

Jumlah 36 31 22 32 26 31 24 202

Penyelesaian:

Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631. Karena nilaikoefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua butir lebih besardari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi signifikan dengan skor total tes.Dengan demikian maka semua butir tes dianggap valid atau dapat digunakan untukmengukur hasil belajar.

Uji reliabilitas

Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas denganmenggunakan rumus koefesien Alpha, yaitu:

Page 19: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 19/23

 

Keterangan:

rii = koefisien reliabilitas tes

k = cacah butir

= varian skor butir

= varian skor total

Koefisien reliabilitas dari contoh diatas dapat dihitung dengan cara pertama-tamadihitung varian butir sebagai berikut:

Nomor butir Varian Butir

1

2

3

4

5

6

7

1,24

1,29

0,56

1,16

1,44

1,69

1,24

Jumlah 8,62

Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada contoh diatas adalah 0,97

Contoh Perhitungan Korelasi Butir untuk Soal Bentuk Objektif 

Uji Validitas

Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif dengan skor butirsoal 0 atau 1) maka kita menggunakan koefesien korelasi biserial dan rumus yangdigunakan untuk menghitung koefesien korelasi biserial antara skor butir soaldengan skor total tes adalah:

Keterangan:rbis(i) = koefesien korelasi beserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total

X1 = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal nomor i

Xt = rata-rata skor total semua responden

st = standar deviasi skor total semua responden

pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i

qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i

Contoh hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Page 20: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 20/23

 

Nomor Responden

Nomor Butir Pertanyaan

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

1 1 1 1 1 0 0 0 4

2 1 1 0 1 1 1 0 5

3 0 1 1 1 0 0 0 3

4 1 1 0 0 0 0 0 2

5 0 1 0 0 0 0 0 1

6 1 1 1 1 1 1 1 7

7 1 1 1 1 1 1 0 6

8 0 0 0 0 0 0 0 0

9 1 1 0 0 1 0 0 3

10 1 1 1 1 1 0 0 5

Jumlah 7 9 5 6 5 3 1 36

Xt = 3,60

St = 2,107

Nomor Butir r-butir r-tabel Status

1

2

3

4

5

6

0,70

0,57

0,66

0,81

0,76

0,75

0,63

0,63

0,63

0,63

0,63

0,63

Valid

Tidak valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Page 21: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 21/23

 

7 0,54 0,63 Tidak valid

Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua butir tidak valid.Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung koefesien antara skor

butir dengan skor total baru (5 butir), sebagai berikut:

Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Nomor

Responden

Nomor Butir Pertanyaan

Jumlah

1 3 4 5 6

1 1 1 1 0 0 3

2 1 0 1 1 1 4

3 0 1 1 0 0 2

4 1 0 0 0 0 1

5 0 0 0 0 0 0

6 1 1 1 1 1 5

7 1 1 1 1 1 5

8 0 0 0 0 0 0

9 1 0 0 1 0 2

10 1 1 1 1 0 4

Jumlah 7 5 6 5 3 26

Xt = 2,6St = 1,8

Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631. Karena niaikoefesien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total untuk semua butirlebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi biserial yangsignifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes (5 butir)dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.

Page 22: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 22/23

 

Uji Reliabilitas

Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20,sebagai berikut:

Keterangan:

rii = koefesien reliabilitas tes

k = cacah butir

piqi = varian skor butir

pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i

qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i

= varian skor total

Koefesien reliabitas dari contoh diatas adalah:

Pertama-tama dihitung varian butir (piqi) sebagai berikut:

Nomor butir pi qi piqi

1

3

4

5

6

0,7

0,5

0,6

0,5

0,3

0,3

0,5

0,4

0,5

0,7

0,21

0,25

0,24

0,25

0,21

Jumlah 1,16

= 1,16

St = 3,24

Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh diatas adalah 0,80.

Daftar Pustaka:

Anastasia, A & Susana Urbina. 1997. Psychological Testing. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali&Pudji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PTGrasindo.

Gregory, Robert J. 2000. Psycological Testing: History, Principles and Aplications.Boston: Allyn and Bacon

Page 23: 28 Januari 2008 5

5/11/2018 28 Januari 2008 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/28-januari-2008-5 23/23

 

Gronlund., dan Linn. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. Sixth Edition.New York: Macmillan Publishing Company.

Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Kerlinger, EN. 1990. Azas-Azas Penelitian Behavioral (Alih Bahasa Simatupang danKoesoemanto). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suharto. 2009. Uji Validitas, Reliabilitas, Instrumen, Penelitian.

http://suhartoumm.blogspot.com/2009/10/uji-validitas-dalam-beberapa-pengertian.html

Sukadji, Soetarlinah. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta:UI-Press.