270110130151_dwiandaru_tugas filsafat pendekatan induktif dan deduktif serta aplikasi dalam geologi

Upload: fadhli-alamsyah

Post on 06-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    1/12

    Pendekatan Induktif dan Deduktif serta Aplikasi dalam

    Geologi

    DISUSUN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

    Oleh:

    Fadhli Alamsyah

    270110130131

    Kelas FTG - C

    Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran

    Jatinangor

    2014

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    2/12

    Kata Pengantar

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya

    sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti biasanya termasuk jugadengan penulis, hingga penulis bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah Filsafat Ilmu

    dengan judul Pendekatan Induktif dan Deduktif serta Aplikasi dalam Geologi.

    Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih pada rekan-rekan yang sudah membantu,

    serta bapak/ibu dosen yang sudah membimbing penulis supaya penulis bisa membuat

    makalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku hingga jadi sebuah makalah yang baik dan

    benar.

    Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan

    mengenai geologi serta seluk beluknya. Mohon kritik serta sarannya. Terimakasih

    8 Oktober 2014

    Penulis

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    3/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Pengetahuan tentang filsafat ilmu biasanya diberikan kepada mahasiswa pascasarjana

    khususnya program doktor sebagai pondasi dalam memahami filosofi bidang ilmunya pada

    saat para mahasiswa melakukan kegiatan penelitian ilmiah atau seminar ilmiah. Manfaat

    setelah memperoleh pengetahuan filsafat ilmu adalah semakin meningkatkan kesadaran kita

    dalam meletakkan hakekat kebenaran tentang suatu hal pada tempat yang tepat. Kita

    semakin menyadari bahwa kebenaran dalam ilmu pengetahuan yang kita peroleh ternyata

    bersifat relative (tidak bersifat absolute). Dalam konteks inilah latar belakang tulisan ini

    dihadapkan pada persoalan bagaimana perkembangan ilmu geologi (di Indonesia) saat ini.Masalah yang dibahas tampak sederhana namun menurut hemat penulis hal yang sederhana

    tersebut justru memiliki implikasi yang sangat luas dan mendalam.

    Paling tidak ada dua pendapat terhadap perkembangan bidang ilmu geologi saat

    ini. Pendapat pertama menganut faham geologi sebagai ilmu yang bersifat generalis yang

    tidak memerlukan bidang spesialisasi. Pendapat kedua memiliki pemikiran bahwa geologi

    dapat dikembangkan dalam spesialisasi spesialisasi (cabang atau bahkan ranting) tertentu. Ke

    dua pendapat tersebut mengetengahkan kebenaran masing masing sebagai dasar

    pertimbangan.

    Tulisan ini disusun dengan maksud untuk menyegarkan kembali pemikiran kita

    tentang dunia ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu geologi. Proses penyegaran kembali

    ini perlu dilakukan karena kita ingin tetap memposisikan ilmu geologi sebagai bidang ilmu

    yang diakui dan selalu relevan dengan dinamika perkembangan sains dan teknologi dewasa

    ini. Dalam tulisan ini, dari berbagai buku pustaka, akan ditelaah tentang apa sebenarnya

    substansi pengetahuan filsafat ilmu sebagai pengantar pokok bahasan. Selanjutnya akan

    dielaborasi dua definisi geologi sebagai titik tolak telaah geologi sebagai bidang ilmu, metode

    keilmuan beserta asumsi asumsinya dan selanjutnya disampaikan beberapa pemikiran dari

    hasil telaah inti tulisan ini sebagai penutup .

    Dalam tulisan ini juga akan ditunjukkan posisi pengetahuan tentang teknik

    mutakhir seperti teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan sistem informasi geologi

    (GIS) sebagai sarana analisis dalam studi geologi sehingga diperoleh kejelasan perbedaan

    antara metode (keilmuan) dan teknik analisis penelitian.

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    4/12

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Pada hakekatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran

    secara deduktif dan induktif. Masing-masing penalaran ini berkaitan erat dengan

    rasionalisme atau empirisme. Memang terdapat beberapa kelemahan berpikir secara

    rasionalisme dan empirisme, karena kebenaran dengan cara berpikir ini bersifat relatif

    atau tidak mutlak. Oleh karena itu, seorang sarjana atau ilmuwan haruslah bersifat rendah

    hati dan mengakui adanya kebenaran mutlak yang tidak bisa dijangkau oleh cara berpikir

    ilmiah.

    Induksi merupakan cara berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat

    umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Sementara deduktif merupakan cara

    berpikir yang berpangkal dari pernyataan umum, dan dari sini ditarik kesimpulan yang

    bersifat khusus.

    Contoh induktif

    Contoh 1.

    Proposisi 1: Si A titip tanda tangan daftar hadir pada si C agar memenuhi syarat

    kehadiran kuliah 75% untuk dapat mengikuti ujian.

    Proposisi 2: Karyawan X nampak bekerja giat pada saat mandornya

    mengawasinya, tetapi jika tidak diawasi ia santai saja.

    Proposisi 3: Dosen Q titip mencetakkan kartu hadirnya ke dalam time recorderagar tidak ketahuan kalau datangnya tidak pagi dan pulangnya belum siang.

    Proposisi 4: Pada saat rapat Kepala Bagian, K tidak pernah mengajukan

    keberatan-keberatan karena takut dianggap pembangkang dan tidak loyal.

    Kesimpulan: Sikap munafik (hipokrit) terjadi karena ketakutan akan sangsi.

    Contoh 2.

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    5/12

    Proposisi 1: Si T selalu mengikuti kuliah karena menganggap kuliah yang

    diberikan dosen itu menarik dan amat penting isinya.

    Proposisi 2: Si U selalu hadir mengikuti penataran walaupun ia menganggap

    isinya tidak berguna baginya, karena penataran itu menjadi salah-satu syarat bagi

    kenaikan pangkatnya.

    Proposisi 3: Si Z selalu mengikuti kuliah Pak Q karena ia takut jika tidak hadir

    akan merusakkan hubungannya dengan keponakan Pak Q

    Kesimpula 1: Kesediaan mengikuti kegiatan pendidikan tergantung pada persepsi

    mengenai manfaatnya.

    Kesimpulan 2: Motif orang mengikuti kegiatan pendidikan tidak selalu sama.

    Kesimpulan-kesimpulan di atas bisa ditingkatkan menjadi teori:

    Teori 1: Kemunafikan terjadi karena sikap otoriter atasan.

    Teori 2: Kesediaan melakukan sesuatu dipengaruhi oleh persepsi mengenai

    manfaat sesuatu.

    Teori 3: Motivasi orang melakukan sesuatu tidak selalu sama.

    Jika ketiga teori itu dipadukan, akan menjadi kesimpulan yang bunyinya:

    Perilaku seseorang tergantung pada situasi, persepsi dan motivasi.

    Contoh deduktif

    Contoh 1.

    Proposisi 1: Perilaku merupakan fungsi motif (teori: asumsi)

    Proposisi 2: Banyak mahasiswa tidak mau aktif dalam kegiatan organisasi

    kemahasiswaan. (perilaku: gejala empirik).

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    6/12

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    7/12

    pattern) dari struktur, proses dan perkembangannya adalah penjelasan lebih lanjut dari

    apa yang ingin diketahui bidang ilmu geologi.

    Sebagai salah satu penjelasan lebih rinci, pola keruangan dari gejala yang

    berlangsung di muka bumi biasanya disajikan dalam model simbolik (dalam bentuk peta).

    Peta region misalnya, menggambarkan informasi keruangan atau informasi geologis

    dalam tingkatan kelas (klasifikasi) dari mulai yang paling rendah sampai yang paling

    tinggi dari suatu obyek. Di samping informasi kuantitatif, peta tersebut juga dapat

    memberikan informasi arah dan laju perubahannya. Fakta spasial suatu gejala tertentu

    dapat dianalisis lebih jauh untuk menghasilkan informasi keterkaitannya dengan gejala

    lainnya.

    Obyek material studi geologi meliputi lapisan atmosfer, lapisan litosfer, lapisan

    hidrosfer dan lapisan biosfer (pengetahuan ini telah dijadikan bahan ajar geologi di

    tingkat SLTP/SLTA). Pengetahuan pengetahuan tersebut sangat diperlukan dalam

    menjelaskan berbagai gejala keruangan dari suatu obyek yang diteliti untuk dapat

    memenuhi sifat integratif sebagaimana telah didefinisikan di atas. Berikut disampaikan

    contoh sederhana elaborasi hasil penelitian yang memperlihatkan sifat integratif.

    1. Fakta penelitian yang menunjukkan pola kerusakan bangunan semakin besar

    jika jarak lokasi bangunan ke pusat gempa semakin dekat dapat dijelaskan dari

    pengetahuan geologi dan fisika yang menyatakan bahwa besaran enersi yang didifusikan

    semakin kecil jika semakin jauh dari pusat gempa karena mengalami hambatan struktur

    batuan yang dilewatinya sebagai media difusi.

    2. Penelitian tentang bentang alam (geomorfologi) di suatu daerah

    memperlihatkan hubungannya dengan aktivitas penduduk di mana ada kecenderungan

    kegiatan penduduk terkonsentrasi di wilayah dataran alluvial dibanding unit bentang alam

    lainnya. Hal ini dapat dijelaskan antara lain berdasarkan teori ekonomi (efisiensi biaya

    dan aksesibilitas). Teori pusat (central place theory) Christaller dengan model

    hexagonalnya yang terkenal menggunakan salah satu asumsi yaitu hanya berlaku pada

    daerah yang memiliki bentang alam homogin.

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    8/12

    3. Faktor fisik menentukan perbedaan pola spasial migrasi penduduk, misalnya

    di daerah dataran dan di daerah pegunungan, di samping dapat dijelaskan dari teori

    gravitasi atau push-pull factor.

    Pengetahuan tentang berbagai gejala (fisik maupun sosial) yang berlangsung di

    muka bumi yang direpresentasikan sebagai gejala keruangan (spatial phenomena) suatu

    obyek tertentu (yang dapat diamati oleh panca indra manusia) merupakan jawaban dari

    apa yang ingin diketahui ilmu geologi. Persoalan selanjutnya adalah bagaimana ilmu

    geologi menjawab pertanyaan tersebut. Berkenaan dengan itu secara singkat akan

    ditelaah tentang epistemology ilmu geologi.

    Epistemologi ilmu geologi

    Seperti bidang bidang ilmu lainnya, bidang ilmu geologi dapat

    menggunakan metode deduktif, metode induktif atau gabungan ke dua metode tersebut,

    tergantung persoalan yang ingin dijawab. Sebagai contoh sederhana, apabila ingin

    mengetahui hubungan antara bentuk bentang alam dan pola sebaran pemukiman

    penduduk maka yang pertama harus dilakukan adalah menjawab pertanyaan pertanyaan

    berikut:

    - apakah terdapat hubungan logis antara bentuk bentang alam dan pola

    pemukiman?

    - jika ya, apakah hubungannya bersifat satu arah atau dua arah?

    - selanjutnya, apakah hal tersebut pernah diteliti dan teori apa yang digunakan

    peneliti

    peneliti sebelumnya?

    Apabila kerangka berpikir rasionalisme terpenuhi maka sebagai seorang

    peneliti kita harus dapat membuktikan sendiri bagaimana hubungan dari gejala gejala

    tersebut dengan menggunakan kerangka berpikir empirisme. Artinya, adanya dukungan

    teori dasar untuk meneliti dan ketersediaan data empiris merupakan hal yang pokok untuk

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    9/12

    menemukan jawaban yang benar dari pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya, peneliti

    harus menetapkan metode apa yang akan digunakan :

    1. Apabila telah ada konsep dan teori yang secara rasional dapat menjelaskan

    hubungan logis ke dua variable tersebut, maka dapat dipilih metode deduktif untuk

    memperkuat suatu teori yang sudah ada.

    2. Apabila ingin mengetahui pola umum hubungan ke dua gejala tersebut di

    suatu daerah yang lebih luas (misalnya untuk Indonesia) maka dapat menggunakan

    metode induktifdeduktif. Perlu dicatat, data yang diperlukan dalam penggunaan metode

    induktif adalah data sampling dalam statistik inferensial.

    Dalam paragraph di atas dapat dicermati bahwa butir 1 menghasilkan

    pembuktian teori tertentu untuk memperkuat atau apabila memenuhi syarat tertentu dapat

    meningkatkan teori menjadi hukum yang bersifat universal (axioma). Sedangkan contoh

    butir 2 menghasilkan pembuktian penemuan teori baru berdasarkan teori sebelumnya,

    misalnya menghasilkan model prediksi. Mungkin kita perlu merenung, selama ini

    penelitian apa yang telah kita lakukan untuk mengembangkan ilmu geologi ? Apakah kita

    baru sebatas menerapkan konsep dan teori yang sudah ada atau sudah ada teori baru yang

    kita hasilkan?

    Metode atau teknik?

    Setelah metode dipilih selanjutnya ditetapkan cara atau teknik apa yang akan

    digunakan dalam pengumpulan data, pengolahan dan analisis data penelitian. Metode

    induktif misalnya, tidak dapat mengabaikan peranan statistik dalam pengumpulan,

    pengolahan dan analisis data. Sampai di sini kita harus dapat membedakan makna metode

    dan teknik atau cara penelitian. Overlay atau superimposed peta dapat dipandang sebagai

    sebuah teknik analisis dan bukan metode analisis.

    Menjadi lebih menarik jika selanjutnya ditelaah tentang pemanfaatan teknologi

    informasi yang semakin intens di lingkungan penelitian geologi. Misalnya penggunaan

    GIS (sebagai sebuah sistem) atau penggunaan data citra, sebagai upaya untuk

    memperoleh data empiris dengan memanfaatkan sarana teknologi satelit. Sementara ini

    kita sepakat bahwa ketersediaan sistem dan tekonologi tersebut sangat membantu

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    10/12

    (mempermudah dan mempercepat) penelitian geologi dalam kegiatan pengumpulan

    sampai analisis data hasil penelitian, sebagaimana kita menggunakan cara statistik.

    Jelas kiranya bahwa dalam konteks penelitian geologi, teknologi RS dan GIS

    adalah sebuah pilihan cara atau teknik dalam kita mengumpulkan data geologi, mengolah

    dan menganalisis data. Pilihannya terletak pada sarana atau alat untuk analisis, yang

    dinilai lebih baik dibanding teknik sebelumnya.

    Sampai saat ini kita mengetahui bahwa teknologi penginderaan jauh dan

    teknologi GIS merupakan produk dari R&D bidang ilmu teknik telekomunikasi,

    komputer dan informatika. Bidang geologi lebih berperan dalam melakukan interpretasi

    secara lebih cepat (karena memiliki bekal cukup pengetahuan fisik permukaan bumi) atau

    paling jauh membuat pemodelan aplikasinya. Teknik teknik interpretasinyapun

    merupakan hasil pengembangan para ahli bidang ilmu lain seperti fisika. Gambar 3 di

    bawah ini secara sederhana ingin menunjukkan posisi pengetahuan PJ dan GIS dalam

    proses berpikir keilmuan geologi

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    11/12

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses

    pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di

    dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-

    kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga

    tercapai sasaran belajar.

    Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap

    proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang

    sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, danmelatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

    strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru

    dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

    metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

    mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis

    untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Pendekatan deduktif merupakan cara menarik kesimpulan dari hal yang umum

    menjadi kasus yang khusus.

    Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf

    Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.)

    Pemilihan Metode Pembelajaran sangat menentukan hasil dari Proses Belajar

    Mengajar itu sendiri.

  • 7/21/2019 270110130151_Dwiandaru_Tugas Filsafat Pendekatan Induktif Dan Deduktif Serta Aplikasi Dalam Geologi

    12/12

    Daftar Pustaka

    1. Anonymous 2003 ;Pengembangan Penelitian Interdispliner di Perguruan Tinggi.

    Proc. Seminar nasional Lembaga Penelitian, UGM, Yogyakarta.

    2. Anonymous 2000 ; Benchmark Statements. The Quality Assurance Agency for

    Higher Education in Geography..http://www.qaa.ac.uk.

    3. Haggett, P, 2001 ;Geography. A Global Synthesis. Prentice Hall, New York

    4. Jensen, AH, 1983 ; Geography. Its history and concepts. McGraw Hill, NY.