2.6.1 antikoagulan oral
TRANSCRIPT
2.6.1 Antikoagulan oral
Antikoagulan oral melawan efek vitamin K, dan diperlukan waktu paling tidak 48 - 72 jam
untuk mendapat efek antikoagulan yang maksimal. Jika diperlukan efek yang segera,
heparin harus diberikan bersamaan.
PENGGUNAAN. Indikasi utama terapi antikoagulan oral adalah trombosis vena-dalam.
Selain itu juga digunakan pada pasien embolisme paru, fibrilasi atrium dengan risiko
embolisasi, dan pasien dengan katup jantung prostetik mekanik (untuk mencegah
terjadinya emboli di atas katup tersebut). Obat antiagregasi dapat juga digunakan pada
pasien tersebut.
Warfarin merupakan obat terpilih, sedangkan asenokumarol dan fenindion jarang
digunakan. Warfarin merupakan obat pilihan utama untuk pengobatan tromboemboli
sistemik pada anak-anak (bukan neonatus) setelah heparinisasi awal.
Antikoagulan oral tidak boleh digunakan sebagai terapi lini pertama pada trombosis arteri
serebral atau oklusi arteri perifer; asetosal lebih sesuai untuk mengurangi risiko serangan
iskemik otak yang bersifat sementara. Heparin atau heparin bobot molekul rendah
biasanya dipilih untuk profilaksis tromboemboli vena pada pasien yang akan dibedah.
DOSIS. Apabila memungkinkan, sebaiknya dilakukan pengukuran waktu protrombin
awal, namun dosis awal tidak boleh ditunda pemberiannya walau hasil uji belum
didapatkan.
Dosis induksi lazim pada dewasa untuk warfarin adalah 10 mg sehari selama 2 hari (tidak
dianjurkan dosis yang lebih tinggi). Dosis penunjang lanjutan bergantung pada waktu
protrombin, dilaporkan sebagai INR (internasional normalised ratio). Dosis penunjang
per hari warfarin biasanya 3 sampai dengan 9 mg (diminum pada jam yang sama setiap
hari). Target INR menurut rekomendasi British Society for Haematology:
- INR 2,5 untuk pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme paru (atau untuk
kekambuhan pada pasien yang tidak lagi menerima warfarin), untuk pengobatan
trombosis vena-dalam dan embolisme paru yang berhubungan dengan sindrom
antifosfolipid, untuk fibrilasi atrial, cardioversion (target nilai INR yang lebih tinggi,
misalnya 3, sebelum melakukan tindakan), dilated kardiomiopati, mural thrombus pasca
infark miokard, dan hemoglobinuria paroksismal di malam hari;
- INR 3,5 untuk trombosis vena-dalam kambuhan dan embolisme paru (pada pasien yang
sedang mendapat terapi warfarin dengan INR diatas 2);
- Untuk pasien dengan katup jantung prostetik mekanik, target INR yang dianjurkan
tergantung pada tipe lokasi dari katup. Pada umumnya, target INR 3 dianjurkan untuk
katup aorta mekanik, dan 3,5 untuk katup mitral mekanik
PEMANTAUAN. Penting untuk menentukan INR setiap hari atau selang sehari pada
awal pengobatan, selanjutnya dengan interval yang lebih panjang (bergantung pada
respon yang diperoleh) dan selanjutnya dilakukan setiap 12 minggu.
PERDARAHAN. Efek samping utama semua antikoagulan oral adalah perdarahan.
Pemantauan INR dan melewatkan dosis jika perlu dapat dilakukan; apabila antikoagulan
sudah dihentikan namun perdarahan tidak berhenti, INR harus diukur 2-3 hari kemudian
untuk memastikan bahwa INR menurun.
Rekomendasi the British Society for Haematology untuk pasien yang menerima warfarin
(berdasarkan nilai INR dan kondisi perdarahan mayor atau minor):
- Perdarahan mayor – hentikan warfarin; berikan fitomenadion (vitamin K1) 5-10 mg
secara injeksi intravena lambat; berikan konsentrat protrombin kompleks (faktor II, VII,
IX dan X) 30-50 unit/kg bb atau plasma segar beku (fresh frozen plasma) 15 mL/kg bb
(jika konsentrat tidak tersedia)
- INR > 8,0, tidak ada perdarahan atau perdarahan minor–hentikan warfarin, mulai
gunakan kembali bila INR < 5,0; jika ada faktor risiko perdarahan yang lain berikan
fitomenadion (vitamin K1) 500 mcg secara injeksi intravena lambat atau 5 mg per oral
(untuk mengatasi sebagian efek antikoagulan diberikan fitomenadion dengan dosis oral
yang lebih kecil misalnya 0,5–2,5 mg dengan menggunakan preparat intravena secara
oral); ulangi dosis fitomenadion jika INR masih terlalu tinggi setelah 24 jam
- INR 6,0 – 8,0, tidak ada perdarahan atau perdarahan minor–hentikan warfarin, mulai
lagi bila INR < 5,0
- INR < 6,0 tetapi lebih dari 0,5 unit di atas nilai sasaran–kurangi dosis atau hentikan
warfarin, mulai lagi bila INR<5,0
- Perdarahan yang tidak terduga pada dosis terapi–periksa kemungkinan penyebabnya
misalnya penyakit ginjal atau saluran cerna yang tidak terduga.
Efek samping utama semua antikoagulan oral adalah perdarahan.
KEHAMILAN. Antikoagulan oral bersifat teratogenik. Karena itu, tidak boleh
diberikan pada trimester pertama kehamilan. Wanita dengan risiko hamil harus diberi
peringatan terhadap bahaya obat ini karena menghentikan pemakaian warfarin sebelum 6
minggu usia kehamilan akan menghindarkan risiko abnormalitas janin. Antikoagulan oral
menembus plasenta dengan risiko menimbulkan perdarahan plasenta atau fetus, terutama
selama beberapa minggu terakhir kehamilan dan pada masa persalinan. Karena itu,
antikoagulan oral seharusnya dihindari pada kehamilan, terutama pada trimester pertama
dan ketiga. Hal ini sulit dilakukan, terutama pada wanita dengan katup jantung buatan,
fibrilasi atrium atau dengan riwayat trombosis vena kambuhan atau embolisme paru.