document2
DESCRIPTION
fdTRANSCRIPT
![Page 1: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081817/56d6bf871a28ab3016969b57/html5/thumbnails/1.jpg)
GAMBARAN PERILAKU KELUARGA DALAM PENYEDIAAN MAKANPADA LANSIA DI DESA AEK NABARA TONGA KECAMATAN AEK NABARA
BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS
Nurmaida Sari Tanjung1, Ernawati Nasution2, Evawany Y. Aritonang2,
1Alumni Mahasiswa Program Sarjana Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU2Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
Email : [email protected]
ABSTRACT
The elderly need attention and support from family for adaptation on any changes anddeterioration that happened in the aging process because family is the main support system forthose elderly. The role of family is needed for those elderly in order to fulfill their nutrition intake.In order to fulfill elderly nutrition intake, family shall provide it and prepare food.
This kind of study that used descriptive method with cross sectional design, that purpose toknow the family’s behavior in providing food to the elderly and to know sufficiently nutrition levelof elderly in Desa Aek Nabara Tonga Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.
The primary data for this study were obtained by distributing questionnaires familycharacteristic, knowledge, behavior, food and nutrition intake preparation. The secondary datawere obtained from general description of the Desa Aek Nabara Tonga.
The result of this study showed that family knowledge level in supplying food for thoseelderly mostly categorized in moderate rate noted 86,8%, in supply food for the elderly iscategorized shortage noted 73,9% and 26,1% is moderate. The family’s behavior in supplying thefood mostly is categorized moderate note about 73,6%, but in supplying the food of the elderlyshortage note 82,1% and 17,9% is categorized moderate in supplying the foods. In supplying foodfor the elderly most in shortage category noted 64,2%. The rate of sufficientcy nutrition mostly ondefecient such as energy noted 52,8% . The rate of sufficiently to dissolve vitamin in fat mostly onmoderate such as category vitamin A (88,7%), moderate vitamin D (83%). The rate of sufficiently todissolve vitamin in water such as most in moderate C (90,6%). The sufficient rate of mineral mostlyis categorized moderate calcium (50,9%), and most in shortage (49,1%).
It is suggested to elderly family their consumption harvest such as vegetables and fruitsshuld be priority for family’s requirement.
Keywords : Family behavior, sufficient in nutrition, elderly.
PENDAHULUANPada usia lanjut, salah satu upaya
utama yang dilakukan untuk mencapaikualitas hidup agar tetap baik adalah dengancara mempertahankan status gizi padakondisi optimum dan konsumsi makananbergizi dan beragam. Status gizi merupakanhasil masukan zat gizi dan pemanfaatannyadalam tubuh. Untuk mencapai status giziyang baik, diperlukan pangan yangmengandung cukup gizi, aman dikonsumsidan dapat memenuhi kebutuhan gizi.
Salah satu hasil pembangunankesehatan di Indonesia adalah meningkatnyaangka harapan hidup (life expectancy).
Pembangunan kesehatan di Indonesia sudahcukup berhasil, karena angka harapan hidupbangsa kita telah meningkat secarabermakna. Namun, di sisi lain denganmeningkatnya angka harapan hidup inimembawa beban bagi masyarakat, karenapopulasi penduduk usia lanjut meningkat.Hal ini berarti kelompok risiko dalammasyarakat kita menjadi lebih tinggi lagi(Notoatmodjo, 2011).
Berbagai faktor yang memengaruhikebutuhan gizi lanjut usia meliputi faktordari lanjut usia itu sendiri, faktor keluarga,faktor lingkungan, faktor pelayanan,aktivitas fisik, kemunduran biologis,
![Page 2: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081817/56d6bf871a28ab3016969b57/html5/thumbnails/2.jpg)
pengobatan, depresi dan kondisi mental danpenyakit. Sehubungan dengan faktorkeluarga, hal tersebut menyangkut jumlahgenerasi, tempat tinggal, sikap, tingkatsosial-ekonomi keluarga, dan khususnyadalam perawatan dan pemenuhan gizi padalanjut usia.
Hasil sensus penduduk tahun 2010menunjukkan bahwa jumlah penduduklansia Indonesia adalah 18,57 juta jiwa,meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000yaitu sebanyak 14,44 juta jiwa.Diperkirakan jumlah penduduk lansia diIndonesia akan terus bertambah sekitar450.000 jiwa per tahun. Dengan demikian,pada tahun 2025 jumlah penduduk lansia diIndonesia akan berjumlah sekitar 34,22 jutajiwa (BPS, 2012).
Meningkatnya populasi lanjut usiaseringkali dianggap sebagai beban bagianggota keluarga karena rentan terhadapserangan berbagai penyakit yaknimembutuhkan biaya perawatan yang cukuptinggi. Keberadaan lansia memotivasikesadaran akan pentingnya upayamempertahankan dan meningkatkankesehatan kelompok lanjut usia sehinggasecara fisik maupun mental mereka dapatmerasakan kenyamanan, kebugaran sertadapat memberikan respon yang baikterhadap semua kesempatan yang ada.
Tugas pengembangan keluargamerupakan tanggung jawab yang harusdicapai oleh keluarga dalam setiap tahapperkembangannya.Keluarga diharapkandapat memenuhi kebutuhan biologis setiapanggota keluarga. Pengaturan hidup bagiusia lanjut merupakan faktor yang sangatpenting dalam mendukung kesejahteraanusia lanjut.
Dalam melakukan perawatanterhadap lansia, setiap anggota keluargamemiliki peranan yang sangat penting.Adapun kewajiban keluarga pada lansiayakni memberikan perhatian pada lanjutusia dan mengupayakan lansia agar tidakterlalu tergantung pada orang lain danmampu membantu diri sendiri. Hal inisejalan dengan kedudukan dan perananlansia dalam keluarga yang dianggapsebagai orang yang harus dihormati dandihargai apalagi dianggap memiliki prestise
yang tinggi dalam masyarakat (Nugroho,2008).
Keluarga berperan penting dalamkehidupan lansia, 80% keluarga akanmendukung lansia dan biasanya anak sudahdewasa yang menjadi sumber supportlansia. Sebanyak 75% lansia diatas 65 tahundirawat oleh anggota keluarganya sendiri,dimana seperempatnya adalah pasanganhidup dan lebih dari sepertiga dirawatpasangan dan anak dewasa (Fatimah,2010).Keluarga merupakan support systemutama bagi lansia dalam mempertahankankesehatannya.(Nugroho, 2008).
Secara umum, di Desa Aek NabaraTonga sudah menjadi tradisi bagi orang tuaketika seluruh anak-anaknya menikah,rumahnya akan di wariskan ke salah satuanaknya. Maka lansia di desa ini sebagianbesar tinggal bersama keluarga, terlepasapakah rumah yang mereka tinggali tersebutadalah rumah milik lansia atau rumahanaknya.
Dari survei awal yang dilakukan,diketahui bahwa jumlah keluarga yangmemiliki lansia di Desa Aek Nabara Tongaadalah 53 KK. Berdasarkan IMT lansia, dari15 lansia yang dikunjungi, 3 orang memilikiberat badan lebih, 4 orang normal, dan 8orang berat badannya kurang. Hal ini didugakarena kebiasaan makan yang tidak teraturdan kurangnya perhatian keluarga terhadapkebutuhan makan lansia.
Peran keluarga sangat dibutuhkanpara lansia untuk memenuhi kebutuhangizi.Meskipun keluarga mengupayakan agarlansia mandiri dan tidak terlalu tergantungpada orang lain, tetapi dalam hal pemenuhangizi lansia keluargalah yang menyediakanatau menyiapkan makanan.
Melalui wawancara yang dilakukankeluarga cenderung beranggapan bahwamakan hanya untuk memenuhi kebutuhansaja, tanpa harus memerhatikan makananyang dikonsumsi apakah mengandung giziatau tidak. Keluarga juga tidakmemerhatikan bahwa lansia yang memilikipenyakit, makanannya harus sesuai dengankeadaan kesehatannya.
Hal ini disebabkan masih banyaknyakeluarga yang kurang mengetahui informasitentang pentingnya konsumsi makanan sehat
![Page 3: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081817/56d6bf871a28ab3016969b57/html5/thumbnails/3.jpg)
bagi tubuh lansia atau belum mengertibagaimana cara merawat danmemperlakukan seorang lansia, khususnyadalam hal penyediaan makan yang baik bagilansia.
Berdasarkan latar belakang diataspenulis tertarik untuk meneliti gambaranperilaku keluarga dalam penyediaan makanpada lansia di Desa Aek Nabara TongaKecamatan Aek Nabara BarumunKabupaten Padang Lawas.
Adapun yang menjadi rumusanmasalah dalam penelitian ini adalahbagaimana gambaran perilaku keluargadalam penyediaan makan pada lansia diDesa Aek Nabara Tonga Kecamatan AekNabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.
Tujuan dari penelitian ini untukmengetahui gambaran perilaku keluargadalam penyediaan makan pada lansia diDesa Aek Nabara Tonga Kecamatan AekNabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.
METODE PENELITIANPenelitian ini bersifat deskriptif
dengan desain cross sectional. Berdasarkansurvei awal yang dilakukan oleh penelitijumlah keluarga yang memiliki lansia adalah53 kepala keluarga. Sampel penelitian adalahseluruh keluarga yang memiliki lansia yangbertempat tinggal bersama keluarga di DesaAek Nabara Tonga Kecamatan Aek NabaraBarumun
Data yang dikumpulkan dalampenelitian ini mencakup data perimer dandata sekunder. Data primer diperolehlangsung melalui wawancara yaitu datakarakteristik, data pengetahuan, data sikap,data penyediaan makan dan data asupan gizi.Data sekunder di peroleh dari Kepala Desameliputi jumlah penduduk, jumlah kepalakeluarga, dan gambaran umum Desa AekNabara Tonga.
Dalam penelitian ini, teknik analisisdata secara deskriptif dan disajikan dalambentuk tabel distribusi frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASANKarakteristik keluarga menurut umur,
yang lebih banyak pada kelompok umur 28-33 tahun yaitu sebanyak 25 orang (47,2%),dibandingkan kelompok umur keluarga yang
lain.Dilihat dari tingkat pendidikan, lebihbanyak pada tingkat SMA sebanyak 24 orang(45,3%), jenis pekerjaan lebih banyak petaniyaitu 41 orang (77,4%), dan pendapatanterbanyak berada pada kelompok 1.000000–< 2.500000 rupiah sebanyak 43orang(81,1%). Jika dilihat dari status perkawinanlebih banyak status kawin yaitu 49 orang(92,5%). Jumlah anggota keluarga yangpaling banyak yaitu 4 orang sebanyak 18keluarga (34%). Hubungan dengan lansialebih banyak sebagai menantu perempuanyaitu 49 orang (92,5%).
Karakteristik lansia menurut umur,yang lebih banyak pada kelompok umur 68-73 tahun yaitu sebanyak 24 orang (45,3%),Dilihat menurut jenis kelamin lebih banyakpada jenis kelamin perempuan yaitusebanyak 36 orang (67,9%). Dilihat daritingkat pendidikan, lebih banyak pada tingkatSD sebanyak 24 orang (45,3%), jenispekerjaan seluruh lansia bekerja sebagaipetani yaitu 53 orang (100%).
Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Keluargadalam Penyediaan Makan pada Lansia diDesa Aek Nabara Tonga Kecamatan AekNabara Barumun Kabupaten Padang Lawas
No
Pengeta-huanKeluarga
Penyediaan Makan Lansia TotalBaik Sedang Kurangn % n % n % N %
1.
Baik 2 28,6 5 71,4 0 0,0 7 100,0
2.
Sedang 0 0,0 12 26,1 34 73,9 46 100,0
Total 2 3,8 17 32,1 34 64,2 53 100,0
Tingkat pengetahuan keluargasebagian besar berada pada kategori sedangsebanyak 86,8%, dengan penyediaan makanlansia yang masih kurang sebanyak 73,9%dan 26,1% berada pada kategori sedang.Pengetahuan keluarga yang cukup baikkarena tingkat pendidikan keluarga yangsebagian besar berada pada tingkatpendidikan SMA yaitu 45,3%.Menurutpendapat Notoadmodjo (2003) tingkatpendidikan menentukan mudah tidaknyamenyerap dan memahami pengetahuan yangmereka peroleh dan pada umumnya semakintinggi pendidikan seseorang semakin baikpengetahuannya.
Menurut Ningsih (2008), tingkatpendidikan keluarga sangat berperan dalampenyusunan pola makan keluarga, mulai dari
![Page 4: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081817/56d6bf871a28ab3016969b57/html5/thumbnails/4.jpg)
perencanaan belanja, pemilihan bahanpangan maupun dalam pengolahan danpenghidangan makanan bagi anggotakeluarga. Orang yang berpendidikan lebihtinggi cenderung memilih makanan yanglebih baik dalam kualitas dan kuantitasdibandingkan orang yang berpendidikanrendah (Gabriel, 2008). Selain faktor tingkatpengetahuan, mudahnyaakses informasimengenai gizi dari media elektronik sepertitelevisi juga ikut berperan di dalammeningkatkan pengetahuan keluarga.
Hal ini didukung oleh penelitianLestari (2011) tentang pengetahuan keluargadalam pemenuhan gizi pada lansia yangmenyatakan pengetahuan keluarga dalampemenuhan gizi dipengaruhi oleh fakortingkat pendidikan keluarga dan terpaparnyadengan sumber informasi. Jika dilihat daritingkat pengetahuan, pengetahuan keluargadi Desa Aek Nabara Tonga sudah cukupbaik. Tetapi dalam hal penyediaan makanpada lansia, masih kurang. Ini terjadi karenapendapatan keluarga yang masih kurang jikadibandingkan dengan jumlah anggotakeluarga. Hal ini sejalan dengan pendapatSanjur dalam Sukandar (2007) yangmenyatakan bahwa jumlah keluargamemengaruhi uang yag diperlukan untukmemenuhi kebutuhan hidup yang akanmemengaruhi keadaan ekonomi keluarga.
Pendapatan merupakan faktor yangterpenting menentukan kualitas dan kuantitashidangan keluarga.Pendapatan keluargamemengaruhi daya beli dalam penyediaanmakanan (Farida, 2004). Semakin tinggipenghasilan, semakin besar pula persentasedari penghasilan tersebut untuk membelibuah, sayur dan beberapa jenis bahanmakanan lainnya. Meningkatnya pendapatanberarti memperbesar peluang untuk membelipangan dengan kualitas dan kuantitas yanglebih baik.Sedangkan keluarga yangmempunyai anggota keluarga yangjumlahnya banyak akan berusaha membagimakanan yang terbatas sehingga makananyang dikonsumsi tidak sesuai lagi dengankebutuhan anggota keluarga secaraproporsional. Jumlah keluarga akanmemengaruhi konsumsi zat gizi dalam suatukeluarga (Suhardjo dalam Manasik, 2010).
Tabel 4.5 Distribusi Sikap Keluarga dalam PenyediaanMakan pada Lansia di Desa Aek NabaraTonga Kecamatan Aek Nabara BarumunKabupaten Padang Lawas
No SikapKeluarga
Penyediaan Makan Lansia TotalBaik Sedang Kurangn % n % n % N %
1. Baik 2 14,3 10 71,4 2 14,3 14 100,02. Sedang 0 0,0 7 17,9 32 82,1 39 100,0
Total 2 3,8 17 32,1 34 64,2 53 100,0
Sikap keluarga sebagian besar beradapada kategori sedang sebanyak 73,6%,dengan penyediaan makan lansia yang masihkurang sebanyak 82,1% dan 17,9%penyediaan makan lansia pada kategorisedang.
Sikap yang sudah cukup baik karenapengetahuan keluarga yang sebagian besarjuga sudah cukup baik (sedang). Green dalamNotoadmodjo (2003) menyebutkan bahwapengetahuan merupakan salah satu faktorpenting yang memengaruhi perilakuseseorang. Notoatmodjo (2003) jugamenyebutkan bahwa perilaku seseorang akanlebih baik dan dapat bertahan lebih lamaapabila didasari oleh tingkat pengetahuan dankesadaran yang baik. Seseorang yangmempunyai pengetahuan yang baik akansesuatu hal diharapkan mempunyai sikapyang baik.
Pengetahuan keluarga atau khususnyaorang yang menyiapkan makanan sangatpenting dalam mendasari terbentuknya sikapdan tindakan yang mendukung penyediaanmakanan untuk lansia. Diharapkanpengetahuan yang baik diikuti dengan sikappositif yang akhirnya dapat menimbulkantindakan yang tepat dalam menyediakanmakanan untuk lansia. Tetapi pada hasilpenelitian penyediaan makan lansia masihkurang. Hal ini terjadi karena keluarga tidakpunya banyak waktu untuk membedakanmakanan lansia dengan makanan keluarga.
Tabel 4.7 Distribusi Penyediaan Makan pada Lansia diDesa Aek Nabara Tonga Kecamatan AekNabara Barumun Kabupaten Padang Lawas
No. PenyediaanMakan
Jumlah %
1. Baik 2 3,8
2. Sedang 17 32,1
3. Kurang 34 64,2
Jumlah 53 100,0
![Page 5: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081817/56d6bf871a28ab3016969b57/html5/thumbnails/5.jpg)
Penyediaan makan berada padakategori kurang yaitu sebanyak 64,2%.Dalampenelitian ini, pengetahuan dan sikap yangsudah cukup baik (kategori sedang) ternyatabelum diaplikasikan sepenuhnya dalamtindakan.
Hal ini terjadi karena pendapatankeluarga yang masih kurang. Di sisi lain,walaupun sebagian besar keluarga memilikipekarangan yang luas sebagai lahan untukmenanam sayuran dan buah-buahan sepertikangkung, daun ubi, daun katuk, pepaya,jambu biji, nenas, semangka, pisang,rambutan dan sebagainya, tetapi hasil panenyang diperoleh lebih diutamakan untuk dijualdari pada dimanfaatkan sebagai sumbermakanan keluarga. Ditambah lagi pekan diDesa Aek Nabara Tonga hanya sekali dalamseminggu. Jadi, akses keluarga untukmenyediakan makanan yang beragam masihkurang.
Menurut Fatmah (2010), pada usialanjut kebutuhan zat gizi, khususnya energi,protein, vitamin A, D , C dan kalsium sangatdibutuhkan para lansia untukmempertahankan status gizi.
Tabel 4.15 Distribusi Penyediaan Makan denganTingkat Kecukupan Energi dan ProteinLansia di Desa Aek Nabara TongaKecamatan Aek Nabara BarumunKabupaten Padang Lawas
ZatGizi
TingkatKecukup-an Gizi
Penyediaan Makan LansiaTotal
Baik Sedang Kurangn % n % n % N %
Enegi DefisitBerat
0 0,0 0 0,0 11 100,0 11 100,0
DefisitSedang
0 0,0 2 25,0 6 75,0 8 100,0
DefisitRingan
0 0,0 0 0,0 9 100,0 9 100,0
Normal 2 8,0 15 60,0 8 32,0 25 100,0Total 2 3,8 17 31,2 34 64,2 53 100,0
Protein DefisitBerat
0 0,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0
DefisitSedang
0 0,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0
DefisitRingan
0 0,0 1 25,0 3 75,0 4 100,0
Normal 0 0,0 2 11,1 16 88,9 18 100,0Lebih 2 7,4 14 51,9 11 40,7 27 100,0Total 2 3,8 17 31,2 34 64,2 53 100,0
Energi merupakan salah satu hasilmetabolisme karbohidrat, protein danlemak.Energi berfungsi sebagai zat tenagauntuk metabolisme, pertumbuhan, pengatursuhu dan kegiatan fisik.Kelebihan energidisimpan sebagai cadangan energi dalambentuk glikogen sebagai cadangan energi
jangka pendek dan dalam bentuk lemaksebagai cadangan jangka panjang(Hardinsyah dkk, 2004).
Energi yang dibutuhkan oleh lansiaberbeda dengan energi yang dibutuhkan olehorang dewasa karena perbedaan aktivitasfisik yang dilakukan.Selain itu, energi jugadibutuhkan oleh lansia untuk menjaga sel-selmaupun organ-organ dalam tubuh agar bisatetap berfungsi dengan baik walaupunfungsinya tidak sebaik seperti saat masihmuda.Oleh karena itu, mengatur pola makansetelah berusia 40 tahun keatas menjadisangat penting.
Pangan sumber energi adalah pangansumber lemak, karbohidrat, dan protein.Pangan sumber energi yang kaya lemakantara lain gajih/lemak dan minyak, buahberlemak (alpukat), biji berminyak (bijiwijen, bunga matahari dan kemiri), santan,coklat, kacang-kacangan dengan kadarrendah (kacang tanah dan kacang kedelai)dan serealia lainnya, umbi-umbian, tepung,gula, madu, buah dengan kadar air rendahyaitu pisang, kurma dan lain-lain(Hardinsyah dkk, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan pada lansia bahwa tingkatkecukupan energi lansia sebagian besarberada pada kategori defisit yaitu sebanyak52,8%, dengan penyediaan makan lansiasebagian besar yang masih kurang yaitusebanyak 92,9%.
Hal tersebut terjadi karena masih adalansia yang makan utamanya tidak teratur,makan selingan juga tidak sesuai dengananjuran 4-5 kali, sehingga kebutuhan energiberkurang. Diketahui bahwa kekuranganenergi akan menyebabkan tubuh lemas, danaktivitas menjadi berkurang.
Protein sangat dibutuhkan tubuhsebagai zat pembangun dan pemelihara sel.Ketidakcukupan asupan protein berkontribusipada penyusutan otot, rendahnya imunitas,dan perlambatan penyembuhan luka.Kekurangan protein, meskipun jarang terjadi,dapat mengakibatkan kelemahan, penurunanmassa otot, menurunnya daya tahan. Sumberprotein berasal dari pangan hewani sepertisusu, telur, daging, unggas, ikan, dan kerang,serta pangan nabati seperti kedelai danproduk olahannya seperti tempe, tahu, dan
![Page 6: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081817/56d6bf871a28ab3016969b57/html5/thumbnails/6.jpg)
kacang-kacangan lainnya (Almatsier, 2002).Jika dilihat dari tingkat kecukupan protein,sebagian besar berada pada kategori lebihyaitu sebanyak 50%dengan penyediaanmakan lansia yang baik yaitu 7%, sebanyak51,9%berada pada kategori sedang, dan40,7%yang masih kurang. Kecukupanprotein sudah terpenuhi dari konsumsimakanan lengkap (nasi+lauk+sayur). Asupanprotein yang berlebih akan memberatkankerja ginjal dan hati.
Tingkat kecukupan vitamin yang larutdalam lemak seperti vitamin A, sebagianbesar cukup yaitu sebanyak 88,7%, denganpenyediaan makan berada pada kategori baiksebanyak 4,3%, kategori sedang sebanyak31,9% dan kategori kurang sebanyak 63,8%.Sudah diketahui bahwa vitamin A sangatmemegang peranan penting dalam sistemimunitas tubuh dan penglihatan, vitamin Apada lansia memiliki fungsi untuk melawanradikal bebas yang menyebabkan penuaan.
Kecukupan vitamin A pada lansiadiperoleh dari konsumsi makanan lengkap(nasi+lauk+sayur+buah) dan konsumsipepaya. Pepaya adalah buah yang murah danmudah untuk didapatkan. Buah pepaya baikuntuk dikonsumsi oleh semua usia karenakandungan seratnya yang tinggi dan baikuntuk pencernaan (Harmanto 2006).
Asupan vitamin D yang cukup atauperolehan tubuh melalui sinar matahari,sebagian akan melindungi tubuh terhadapkeropos tulang atau kemungkinan patahtulang. Kekurangan vitamin D menurunkanabsorbpsi kalsium. Dari hasil penelitiantingkat kecukupan vitamin D sebagian besarlansia mengalami kekurangan yaitu 83%dengan penyediaan makan berada padakategori baik 2,3%, kategori sedangsebanyak 29,5% dan kategori kurangsebanyak 68,2%. Kecukupan vitamin Dyang kurang karena ketersediaan makanankeluarga kurang beragam. Wirakusumah(2002), mengungkapkan bahwa dari beberapahasil penelitian terhadap pola makan lansiadapat diperoleh kesimpulan pada umumnyapara lansia kurang mengonsumsi buah-buahan dan sayuran. Konsumsi makananharus beragam karena tidak ada satu jenismakanan yang mengandung komposisi giziyang lengkap. Oleh karena itu, kekurangan
zat gizi pada jenis makanan yang satu akandilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizijenis makanan yang lain, sehingga diperolehasupan zat gizi yang seimbang. Selain itu,konsumsi makanan yang lebih beragam dapatmemperbaiki kecukupan akan zat-zat gizidan menunjukkan perlindungan terhadapserangan berbagai penyakit kronik yangberhubungan dengan proses penuaan.
Tingkat kecukupan vitamin yang larutdalam air seperti vitamin C sebagian besarcukup yaitu sebanyak 90,6%, denganpenyediaan makan berada pada kategori baiksebanyak 4,2%, kategori sedang sebanyak33,3% dan kategori kurang sebanyak 62,5%.Vitamin C sangat bermanfaat untukmenghambat berbagai penyakit pada usialanjut, yaitu untuk meningkatkan kekebalantubuh, melindungi arteri dan mencegahpenyakit gusi. Kekurangan vitamin C yangberat akan mengakibatkan perdarahan padajaringan lunak seperti gusi.Kecukupanvitamin C pada lansia diperoleh darikonsumsi makanan lengkap pada makanutama lansia seperti pada nasi, sayur, lauk-pauk dan buah-buahan.Diketahui konsumsimakanan harus beragam karena tidak adasatu jenis makanan yang mengandungkomposisi gizi yang lengkap. Oleh karenaitu, kekurangan zat gizi pada jenis makananyang satu akan dilengkapi oleh keunggulansusunan zat gizi jenis makanan yang lain,sehingga diperoleh asupan zat gizi yangseimbang. Selain itu, konsumsi makananyang lebih beragam dapat memperbaikikecukupan akan zat-zat gizi danmenunjukkan perlindungan terhadapserangan berbagai penyakit kronik yangberhubungan dengan proses penuaan.
Kalsium adalah sebagai komponenutama tulang dan gigi, berperan dalamkontraksi dan relaksasi otot, menjaga tekanandarah agar tetap normal, serta imunitastubuh. Jika dilihat dari tingkat kecukupankalsium sebanyak 50,9% cukup dan yangkurang 49,1%, dengan penyediaan makankategori sedang sebanyak 15,4% dankategori kurang sebanyak 84,6%.Kekurangan kalsium akan meningkatkanrisiko osteoporosis pada masa dewasa danlansia, yaitu gangguan yang menyebabkanpenurunan secara bertahap terhadap jumlah
![Page 7: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081817/56d6bf871a28ab3016969b57/html5/thumbnails/7.jpg)
dan kekuatan jaringan tulang. Dari hasilpenelitian lansia jarang mengonsumsi sususetiap hari karena keluarga tidakmenyediakan.
Keluarga menganggap susu tidakbegitu penting untuk mencukupi kebutuhangizi lansia. Selain itu juga keluarga merasakurang mampu dengan harga susu yangcukup mahal. Menurut Kartasapoetra (2006)susu baik untuk dikonsumsi oleh semua usiaterutama kelompok lansia karenamengandung zat-zat gizi yang penting untukmelengkapi kebutuhan zat gizi untukmenjaga kesehatan tubuh. Kandungankalsium pada susu baik untuk menjagakesehatan tulang serta menghindariterjadinya pengeroposan tulang.
KESIMPULAN1. Tingkat pengetahuan keluarga lansia
dalam penyediaan makan lansia di DesaAek Nabara Tonga Kecamatan AekNabara Barumun Kabupaten PadangLawassebagian besar berada pada tingkatsedang sebanyak 86,8%, denganpenyediaan makan lansia yang masihkurang sebanyak 73,9% dan 26,1% beradapada kategori sedang.
2. Sikap keluarga lansia dalam penyediaanmakan lansia di Desa Aek Nabara TongaKecamatan Aek Nabara BarumunKabupaten Padang Lawas bahwa sebagianbesar berada pada kategori sedang yaitusebanyak 73,6%, dengan penyediaanmakan lansia yang masih kurang sebanyak82,1% dan 17,9% penyediaan makanlansia pada kategori sedang.
3. Penyediaan makan lansia di Desa AekNabara Tonga Kecamatan Aek NabaraBarumun Kabupaten Padang Lawassebagian besar berada pada kategorikurang yaitu sebanyak 64,2%.Pengetahuan dan sikap yang sudah cukupbaik (kategori sedang) ternyata belumdiaplikasikan sepenuhnya dalam tindakan.
4. Tingkat kecukupan energi lansia sebagianbesar berada pada kategori defisit yaitusebanyak 28 orang (52,8% dari AKE).
5. Tingkat kecukupan protein, sebagianbesar berada pada kategori lebih yaitusebanyak 27 orang (50% dari AKG).
6. Tingkat kecukupan vitamin larut dalamlemak seperti vitamin A, sebagian besarcukup yaitu sebanyak 47 orang (88,7%dari AKG).
7. Tingkat kecukupan vitamin D sebagianbesar lansia mengalami kekurangan yaitu44 orang (83% dari AKG).
8. Tingkat kecukupan vitamin E sebagianbesar kurang yaitu sebanyak 46 orang(86,8% dari AKG).
9. Tingkat kecukupan mineral sepertikalsium sebanyak 27 orang (50,9% dariAKG) cukup dan yang kurang 26orang(49,1% dari AKG).
SARAN1. Diharapkan kepada keluarga lansia agar
hasil panen dari sayuran dan buah-buahanseperti kangkung, daun ubi, daun katuk,pepaya, jambu biji, nenas, semangka,pisang, rambutan dan sebagainya lebihdiutamakan untuk kebutuhan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA.Adriani, Merryana dan Bambang W. 2012.
Peranan Gizi dalam SiklusKehidupan. Kencana : Jakarta
Ali, Z. 2010. Pengantar KeperawatanKeluarga. EGC : Jakarta
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar IlmuGizi. Gramedia Pustaka Utama :Jakarta
Almatsier, Susirah S dan Moesijanti S. 2011.Gizi Seimbang dalam DaurKehidupan. PT Gramedia PustakaUtama : Jakarta
Andrini, YN.2012. PenyelenggaraanMakanan, Daya Terima danKonsumsi Pangan Lansia di PantiSosial Tresna Werdha SalamSejahtera Bogor. Skripsi JurusanGizi Masyarakat. Fakutas EkologiManusia. IPB
Badan Pusat Statistik. 2012. JumlahPenduduk Indonesia. Diakses darihttp://www.bps.co.id. Tanggal akses 1November 2013
![Page 8: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081817/56d6bf871a28ab3016969b57/html5/thumbnails/8.jpg)
Budianto, A.K. 2009. Dasar-Dasar IlmuGizi. Umm Press : Malang
Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2003.Pedoman Tatalaksana Gizi UsiaLanjut untuk Tenaga Kesehatan.Jakarta. Departemen Kesehatan
Effendi, F dan Makhfudli. 2009.Keperawatan Komunitas Teori &Praktek dalam Keperawatan.Salemba Medika : Jakarta
Fatimah, 2010. Merawat Lanjut UsiaSuatu Pendekatan ProsesKeperawatan Gerontik. Trans InfoMedia : Jakarta
Fatmah, 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga :Jakarta
Gibson, R.S. 2005. Principal of NutritionAssessement. UK : OxfordUniversity Press.
Hardinsyah dan Briawan D.2002.AnalisisKebutuhan KonsumsiPangan.Jurusan Gizi Masyarakat.Fakutas Ekologi Manusia. IPB
Hardinsyah dan Tambunan V. 2004. AngkaKecukupan Energi, Protein,Lemak, dan Serat Makanan.Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia : Jakarta
Harmanto, N. 2006. Herbal untuk Sayurdan Buah. Penebar Swadaya :Jakarta
Iriadi, 2012. Pengaruh Motivasi Diri,Perasaan dan Emosi sertaDukungan Keluarga terhadap PolaMakan Lansia di UPT PelayananLanjut Usia Binjai. Tesis FKM USU
Kartasapoetra, G dan Marsetyo H. 2006.Ilmu Gizi ( Korelasi Gizi,Kesehatan, dan ProduktivitasKerja). Rineka Cipta : Jakarta
Khairani, 2013. Peran Keluarga dalamPerawatan Lansia dan KepuasanLansia pada Keluarga diKelurahan Padang MatinggiRantauprapat. Skripsi F.Kep USU
Lestari, J. S. 2011. Gambaran PengetahuanKeluarga dalam Pemberian Gizipada Lansia di Desa SidorejoKecamatan Siantar KabupatenSimalungun. Skripsi F.Kep USU
Manasik, A. 2010.Analisis KonsumsiEnergi dan Zat Gizi, serta StatusGizi Pasien yang Dirawat di RuangGayatri Rumah Sakit. DepartemenGizi Masyarakat. IPB
Mangoenprasodjo, S.A. dan Hidayati N.S.2005.Mengisi Hari Tua denganBahagia, Paradipta Publishing :Jakarta
Maryam, Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjutdan Perawatannya, Salemba Medika: Jakarta
Maryam, Siti dkk. 2010. AsuhanKeperawatan Lansia, Trans InfoMedika : Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003 .MetodologiPenelitian Kesehatan,Jakarta :Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. PromosiKesehatan Teori dan Aplikasi, PTRineka Cipta : Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2011. KesehatanMasyarakat Ilmu dan Seni, PTRineka Cipta : Jakarta
Nugroho, W. 2008.Keperawatan Gerontikdan Griatrik.EGC : Jakarta
Padila, 2011.Keperawatan Keluarga. NuhaMedika : Yogyakarta