document2

11
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 2(2), Maret 2015: 7-13 ISSN 2302-187X Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Kulit Buah Salak Pondoh (Salacca affinis Griff) Terhadap Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan Diabetes Nofri Hendri Sandi 1 *, Endamora 1 dan Marisa Syaputri Harahap 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, Riau, Indonesia *Unit Bidang Farmakologi Email : [email protected] Telp. : 085355848355 ABSTRAK Telah dilakukan uji aktivitas antidiabetes ekstrak etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) terhadap mencit putih (Mus musculus L.) jantan diabetes. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek antidiabetes ekstrak etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) dalam menurunkan kadar glukosa darah, karena masyarakat mempercayai khasiat kulit buah salak sebagai antidiabetes. Hewan percobaan dibagi atas 6 kelompok yang terdiri atas kontrol negatif (NaCMC 1%), kontrol positif (glibenklamid 0,65 mg/kgBB) dan kelompok ekstrak etanol kulit buah salak (Salacca affinis Griff.) dosis 100, 200, 300 mg/kgBB serta kelompok normal tanpa perlakuan. Parameter yang diamati meliputi pengukuran kadar glukosa darah, berat badan, volume urin dan volume air minum serta berat relatif organ. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan persentase penurunan kadar glukosa darah yang signifikan (p<0,05) dari kelompok dosis 200 dan 300 mg/kgBB bila dibandingkan terhadap kelompok kontrol negatif. Sedangkan kelompok dosis 100 mg/kgBB tidak signifikan (p>0,05) terhadap kontrol negatif. Kata kunci: Antidiabetes, glukosa darah, kulit buah salak pondoh, Salacca affinis Griff. ABSTRACT Antidiabetic activities of ethanol extract of Salak Pondoh (Salacca affinis Griff.) rind on white male mice (Mus musculus L.) diabetic has been done. This study was conducted to determine the antidiabetic effect of ethanol extract of Salak Pondoh rind on blood sugar decrease, because the local people in Indonesia believe that Salak rind have peculiar property for antidiabetic. The experimental animals were divided into 6 groups consisting of the negative control group (NaCMC 1%), the positive control group (Glibenclamide 0,65 mg/kg BW), the ethanol extract of Salak Pondoh (Salacca affinis Griff.) rind 100, 200 and 300 mg/kg BW doses group and the normal group without treatment. The observed parameters including measurement of blood glucose levels, body weight, urine volume and the volume of drinking water as well as the organ relative weight. The test results showed a significant decrease on blood glucose level (p<0,05) from 200 and 300 mg/kg BW doses group compared to the negative control group. Meanwhile, 100 mg/kg BW dose group showed no significant differences (p>0,05) compared to the negative control group. Keywords: Antidiabetic, blood glucose, Salacca affinis Griff., Salak Pondoh rind PENDAHULUAN Penderita diabetes mellitus (DM) dewasa ini terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kemakmuran dan berubahnya gaya hidup (Soegondo et al., 2009). Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua- duanya (Sudoyo et al., 2006). Penyakit ini mempunyai gejala yang khas berupa polifagia (banyak makan), poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum),

Upload: boby-rakhman-putra

Post on 08-Apr-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Motifator

TRANSCRIPT

Page 1: Document2

Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 2(2), Maret 2015: 7-13ISSN 2302-187X

Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Kulit Buah Salak Pondoh (Salacca affinis Griff) Terhadap Mencit Putih

(Mus musculus L.) Jantan Diabetes

Nofri Hendri Sandi 1*, Endamora 1 dan Marisa Syaputri Harahap 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, Riau, Indonesia

*Unit Bidang Farmakologi Email : [email protected]

Telp. : 085355848355

ABSTRAK

Telah dilakukan uji aktivitas antidiabetes ekstrak etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) terhadap mencit putih (Mus musculus L.) jantan diabetes. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek antidiabetes ekstrak etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) dalam menurunkan kadar glukosa darah, karena masyarakat mempercayai khasiat kulit buah salak sebagai antidiabetes. Hewan percobaan dibagi atas 6 kelompok yang terdiri atas kontrol negatif (NaCMC 1%), kontrol positif (glibenklamid 0,65 mg/kgBB) dan kelompok ekstrak etanol kulit buah salak (Salacca affinis Griff.) dosis 100, 200, 300 mg/kgBB serta kelompok normal tanpa perlakuan. Parameter yang diamati meliputi pengukuran kadar glukosa darah, berat badan, volume urin dan volume air minum serta berat relatif organ. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan persentase penurunan kadar glukosa darah yang signifikan (p<0,05) dari kelompok dosis 200 dan 300 mg/kgBB bila dibandingkan terhadap kelompok kontrol negatif. Sedangkan kelompok dosis 100 mg/kgBB tidak signifikan (p>0,05) terhadap kontrol negatif.

Kata kunci: Antidiabetes, glukosa darah, kulit buah salak pondoh, Salacca affinis Griff.

ABSTRACT

Antidiabetic activities of ethanol extract of Salak Pondoh (Salacca affinis Griff.) rind on white male mice (Mus musculus L.) diabetic has been done. This study was conducted to determine the antidiabetic effect of ethanol extract of Salak Pondoh rind on blood sugar decrease, because the local people in Indonesia believe that Salak rind have peculiar property for antidiabetic. The experimental animals were divided into 6 groups consisting of the negative control group (NaCMC 1%), the positive control group (Glibenclamide 0,65 mg/kg BW), the ethanol extract of Salak Pondoh (Salacca affinis Griff.) rind 100, 200 and 300 mg/kg BW doses group and the normal group without treatment. The observed parameters including measurement of blood glucose levels, body weight, urine volume and the volume of drinking water as well as the organ relative weight. The test results showed a significant decrease on blood glucose level (p<0,05) from 200 and 300 mg/kg BW doses group compared to the negative control group. Meanwhile, 100 mg/kg BW dose group showed no significant differences (p>0,05) compared to the negative control group.

Keywords: Antidiabetic, blood glucose, Salacca affinis Griff., Salak Pondoh rind

PENDAHULUAN

Penderita diabetes mellitus (DM) dewasa ini

terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat

kemakmuran dan berubahnya gaya hidup (Soegondo et

al., 2009). Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-

duanya (Sudoyo et al., 2006). Penyakit ini mempunyai

gejala yang khas berupa polifagia (banyak makan),

poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum),

lemas dan berat badan menurun (Guyton,1997).

Diabetes mellitus (DM) dalam dunia kedokteran

dapat diatasi dengan menggunakan obat. Meskipun

banyak senyawa kimia sintetik telah tersedia untuk

pengobatan berbagai penyakit, usaha penemuan obat-obat

baru dari

*Unit Bidang FarmasiEmail :

Telp :

tumbuhan masih perlu dilakukan (Nurulita, 2008).

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat

melimpah, banyak tumbuhan di Indonesia yang

digunakan secara tradisional sebagai antidiabetes, salah

satunya adalah kulit buah salak pondoh (Salacca affinis

Griff.). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, 10

µL larutan sampel dalam dimetil sulfoksida (DMSO)

memiliki potensi sebagai antidiabetes melalui uji aktivitas

penghambatan enzim α-glukosidase secara in vitro

(Sahputra, 2008). Pada penelitian lain, ekstrak etanol kulit

buah salak dosis 150 mg/kg BB memiliki aktivitas yang

hampir sama dengan glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB

dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan

yang diinduksi sukrosa (Kanon et al., 2012).

Page 2: Document2

Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol 8

Dari uji fitokimia didapatkan ekstrak etanol kulit

buah salak mengandung senyawa flavonoid, alkaloid,

saponin, terpenoid, fenolik. Berbagai penelitian

menyebutkan senyawa flavonoid berperan sebagai

antidiabetes yang dapat menurunkan kadar glukosa darah

karena kerjanya yang bersifat insulinomimetic (Fawzy et

al, 2008). Alkaloid diduga memiliki aktivitas antidiabetes

karena mampu meregenarasi sel beta pankreas yang

rusak (Arjadi, 2010). Selain itu, senyawa saponin dapat

mengurangi kadar glukosa darah dengan membentuk

lapisan membran pada permukaan usus halus sehingga

dapat menghambat absorpsi glukosa (Mills, 2000).

Sedangkan senyawa terpenoid diduga dapat menurunkan

kadar glukosa darah dengan merangsang sekresi insulin

(Prameswari et al., 2014).

Disamping itu perlu kajian awal terhadap

keamanan obat baru dari bahan alam. Hal ini dapat

dilakukan dengan melihat pengaruhnya terhadap berbagai

organ penting dalam tubuh seperti jantung, hati dan

ginjal. Data yang diperoleh digunakan sebagai gambaran

awal adanya pengaruh negatif terhadap organ penting

tersebut (Armenia et al., 2004).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

aktivitas antidiabetes ekstrak etanol kulit buah salak

pondoh (Salacca affinis Griff.) pada mencit putih (Mus

musculus L.) jantan diabetes yang diinduksi diabetes

dengan aloksan tetrahidrat 175 mg/kgBB secara

intraperitonial. Parameter utama yang diamati adalah

penurunan kadar glukosa darah. Parameter pendukung

lainnya meliputi berat badan, volume urin, volume air

minum, dan berat relatif organ jantung, hati dan ginjal.

BAHAN DAN METODE

Alat yang digunakan adalah satu set alat

destilasi, satu set alat rotary evaporator, timbangan

analitik, timbangan hewan, desikator, beker glass, gelas

ukur, kapas, kertas saring, mortir dan stamfer, alat suntik

intraperitonial, jarum oral dan alat pengukur kadar

glukosa darah (Gluko DrTM Blood Glucose Test Meter,

Gluko DrTM Blood glucose Test Strips).

Bahan-bahan yang digunakan adalah kulit buah

salak pondoh (Salacca affinis Griff.), etanol, Na.CMC,

aloksan tetrahidrat, glibenklamid, NaCl fisiologis, larutan

glukosa 10 %, dan aquadest.

Sampel salak pondoh (Salacca affinis Griff.)

diambil di Desa Banjar, Kecamatan Dayun, Kabupaten

Siak Sri Indrapura, Riau. Identifikasi tanaman salak

pondoh (Salacca affinis Griff.) dilakukan di Herbarium

Universitas Andalas (ANDA) jurusan Biologi FMIPA

Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.

Ekstraksi Sampel. Kulit buah salak pondoh

(Salacca affinis Griff.) dibersihkan, dikeringkan dibawah

sinar matahari. Sampel kering disortir untuk

menghilangkan kotoran yang masih tertinggal selama

proses pengeringan. Selanjutnya sampel dirajang lalu

ditimbang berat keringnya. Sampel dimaserasi dengan

etanol selama 3 kali 5 hari dalam botol yang berwarna

gelap pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya

matahari langsung, sambil sesekali diaduk. Maserat etanol

disaring, kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator

hingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak tersebut

dikumpulkan dan ditimbang.

Pemeriksaan Kandungan Metabolit Sekunder dari

Ekstrak Etanol Kulit Buah Salak Pondoh.

1. Pemeriksaan alkaloid

Pemeriksaan menggunakan metode Culvenor

Fiztgerald, yaitu: sejumlah kecil ekstrak etanol

kulit buah salak dimasukkan dalam tabung reaksi,

ditambahkan 10 mL kloroform dan 10 mL

kloroform amoniak 0,05 N, dikocok, dan

ditambahkan 10 tetes asam sulfat 2N kocok selama

1 menit. Biarkan sampai terjadi pemisahan. Setelah

itu diambil lapisan asam (atas) dan pindahkan

kedalam tabung reaksi lain. Ditambahkan beberapa

tetes pereaksi mayer. Reaksi positif ditandai

dengan adanya kabut putih hingga gumpalan putih

atau endapan.

2. Pemeriksaan Flavonoid, Fenolik, Terpenoid,

Steroid dan Saponin

Pemeriksaan kandungan metabolit sekunder

dilakukan terhadap ekstrak etanol kulit buah salak.

Page 3: Document2

9 Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Nofri, et al

Sejumlah kecil ekstrak etanol kulit buah salak

ditambah 5 mL air suling dan kloroform didalam

tabung reaksi, lalu di kocok kuat dan di biarkan

beberapa saat sampai terbentuk dua lapisan.

Lapisan air digunakan flavonoid, fenolik dan

saponin sedangkan lapisan kloroform digunakan

untuk uji terpenoid dan steroid.

a. Uji Flavonoid

Beberapa tetes lapisan air dimasukkan kedalam

tabung reaksi, lalu ditambahkan sedikit serbuk

magnesium dan beberapa tetes asam klorida pekat,

terbentuk warna orange sampai merah

menunjukkan adanya flavonoid.

b. Uji Fenolik

Beberapa tetes lapisan air dipindahkan ke plat tetes

dan ditambahkan beberapa larutan besi (III)

klorida, reaksi ditandai dengan terbentuk warna

hijau tua.

c. Uji Terpenoid dan Steroid

Lapisan kloroform disaring dengan norit yang

diletakan kedalam pipet tetes yang diberi kapas

pada ujungnya, kemudian ditampung pada plat

tetes, setelah kering ditambahkan pereaksi

Liebermann-Burchard (asam asetat anhidrat dan

H2SO4 pekat sama banyak), bila terbentuk warna

merah positif untuk terpenoid dan warna hijau atau

biru positif untuk steroid.

d. Uji Saponin

Ambil beberapa mL lapisan air masukkan kedalam

tabung reaksi dikocok kuat, bila terbentuk busa yang

tetap selama 5 menit menandakan positif saponin.

Persiapan Hewan Percobaan. Mencit putih

(Mus musculus L.) jantan umur 2-3 bulan, berat badan 20-

30 gram, diaklimatisasi selama satu minggu dengan diberi

makanan dan minuman yang cukup. Selama aklimatisasi

berat badan ditimbang,mencit yang digunakan adalah

mencit yang sehat yakni berat badan selama aklimatisasi

tidak mengalami perubahan lebih 10 % dan secara visual

menunjukkan prilaku yang normal (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia,1979).

Perencanaan Dosis. Dosis ekstrak etanol kulit

buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) adalah 100,

200, dan 300 mg/kg BB secara peroral. Dosis aloksan

tetrahidrat adalah 175 mg/kg BB secara intraperitonial.

Volume penyuntikan 1% dari berat badan hewan,

konsentrasi dihitung menggunakan rumus (Thompson,

1985):

VAO (mL )=Berat Badan (kg ) x Dosis ( mg

kgBB)

Konsentrasiobat ( mgml

)

Keterangan :

VAO : Volume Administrasi Obat

Penginduksian Diabetes. Mencit dipuasakan

selama 16 jam (air minum tetap diberikan), kemudian

diinjeksi dengan larutan aloksan tetrahidrat dosis 175

mg/kgBB secara intraperitonial (Vogel, 2002). Mencit

diberi makan pelet dan minum yang mengandung glukosa

10 % selama 2 hari setelah pemberian aloksan. Hari ke-3

dan seterusnya glukosa 10 % diganti dengan air minum

biasa dan mencit dipindahkan ke kandang metabolik, tiap

kandang berisi satu ekor mencit. Pada hari ke-3 itu juga

ditentukan kadar glukosa darah mencit dengan

menggunakan Gluko DrTM Blood Glucose Test Meter,

Gluko DrTM Blood glucose Test Strips . Mencit yang kadar

glukosa darahnya ≥ 200 mg/dl dinyatakan sebagai mencit

diabetes dan diikutkan dalam percobaan ini, kadar

glukosa darah yang didapat ini dinyatakan sebagai kadar

glukosa darah pada hari pertama diabetes.

Pembuatan Sediaan Uji. Ekstrak etanol kulit

buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) disuspensikan

dengan pensuspensi NaCMC 1%. NaCMC 1%

dikembangkan diatas air panas sebanyak 20 kali berat

NaCMC dalam lumpang panas. Biarkan 15 menit hingga

NaCMC mengembang lalu gerus. Masukkan ekstrak

etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.)

yang telah ditimbang sedikit demi sedikit sambil digerus

homogen dan cukupkan volumenya dengan aquadest

sampai volume yang diinginkan.

Pemberian Sediaan Uji. Mencit putih (Mus

musculus L.) jantan dibagi 6 kelompok secara acak, tiap

Page 4: Document2

Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol 10

kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok 1 hingga

kelompok 5 adalah kelompok mencit diabetes. Kelompok

1 kontrol negatif (suspensi NaCMC 1% secara peroral,

sekali sehari selama 15 hari). Kelompok 2 (glibenklamid

0,65 mg/kgBB secara peroral, sekali sehari selama 15

hari). Kelompok 3, 4, 5 adalah kelompok mencit diabetes

yang diberi ekstrak uji masing-masing dengan dosis 100,

200 dan 300 mg/kgBB secara peroral, sekali sehari

selama 15 hari. Pemberian dimulai pada hari pertama

mencit dinyatakan diabetes. Kelompok 6 adalah

kelompok normal tidak diberi apa-apa.

Parameter Penelitian

Penentuan Kadar Glukosa Darah. Pada hari

ke-1, 5, 10, dan 15 mencit mengalami diabetes, darah

diambil dari ekor mencit. Kadar glukosa darah ditentukan

dengan menggunakan alat Gluko DrTM Blood Glucose

Test Meter, Gluko DrTM Blood glucose Test Strips.

Kemudian hitung persentase perubahan kadar glukosa

dengan rumus :

% penurunan kadar glukosa darah = Ko−Kd

Ko x 100 %

Keterangan : Ko = kadar glukosa darah pada hari ke-1 diabetes

mellitus

Kd = kadar glukosa darah pada hari pengamatan (hari ke-

5, 10, dan 15)

Pengukuran Berat Badan. Berat badan mencit

ditimbang pada hari ke-1, 5, 10, dan 15 dengan

menggunakan timbangan hewan, kemudian ditentukan

persentase perubahan berat badan dengan rumus sebagai

berikut :

% perubahan berat badan = Bb−Bo

Bo x 100 %

Keterangan : Bo = berat badan pada hari ke-1 diabetes

Bb = berat badan pada hari pengamatan (hari ke-5, 10, dan

15)

Pengukuran Volume Air Minum 24 jam.

Pengukuran volume air minum dilakukan dengan

cara memberikan air minum pada mencit dengan volume

yang terukur kemudian setelah 24 jam volume sisa yang

tertinggal diukur kembali. Selisih volume air yang

diberikan dengan air yang tertinggal dihitung sebagai

volume air minum. Konsumsi air minum diukur pada hari

ke-1, 5, 10, dan 15.

Pengukuran Volume Urin Mencit 24 jam.

Pengukuran volume urin mencit dilakukan dengan

mengukur volume urin yang dihasilkan selama 24 jam

dengan menggunakan gelas ukur. Pengukuran volume

urin 24 jam dilakukan terhadap urin hari ke-1, 5, 10 dan

15.

Penentuan Berat Relatif Organ Jantung, Hati

dan Ginjal. Pada hari terakhir perlakuan (hari ke-16)

organ jantung, hati dan ginjal diambil. Organ dikeringkan

dengan kertas saring kemudian ditimbang dan tentukan

berat relatif organ dengan menggunakan persamaan :

BRO = BOBB

Keterangan :

BRO = Berat Relatif Organ Mencit

BO = Berat Organ Mencit

BB = Berat Badan Mencit

Analisis Data. Data hasil penelitian dianalisis

secara statistik dengan Analysis of Variance (ANOVA)

dua arah untuk parameter glukosa darah, berat badan,

konsumsi air minum dan volume urine, sedangkan berat

organ relatif dianalisis dengan ANOVA satu arah.

Analisis lanjut menggunakan Uji Wilayah Berganda

Tukey (Tukey multiple range test).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari 4,54 kg kulit buah salak pondoh segar

diperoleh simplisia kering sebanyak 2,21 kg. Setelah

dilakukan maserasi diperoleh ekstrak kental sebanyak

45,9976 g. Uji fitokimia ekstrak etanol kulit buah salak

pondoh ditemukan adanya kandungan alkaloid, flavonoid,

terpenoid, fenolik dan saponin.

Pemberian ekstrak etanol kulit buah salak

pondoh (Salacca affinis Griff.) pada dosis 200 dan 300

mg/kgBB menunjukkan persentase penurunan kadar

glukosa darah yang signifikan (p<0,05) jika dibandingkan

terhadap kontrol negatif, sedangkan pada dosis 100

mg/kgBB tidak signifikan (p>0,05) terhadap kontrol

negatif (Tabel 1). Persentase penurunan kadar glukosa

darah yang signifikan pada dosis ekstrak 200 dan 300

Page 5: Document2

11 Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Nofri, et al

mg/kgBB ini diduga diakibatkan adanya senyawa

metabolik sekunder (flavonoid, alkaloid, terpenoid dan

saponin) yang terdapat dalam ekstrak yang berefek

sebagai antidiabetes. Sedangkan pada dosis 100 mg/kgBB

yang memperlihatkan persentase penurunan glukosa

darah yang tidak signifikan diduga karena masih

rendahnya dosis yang diberikan sehingga senyawa aktif

yang diduga berefek sebagai antidiabetes belum bekerja

secara optimal dalam menurunkan kadar glukosa darah

mencit.

Tabel 1. Analisis uji lanjut Tukey pengaruh dosis uji terhadap persentase penurunan kadar glukosa darah.

(I) Kelompok (J)

Kelompok

Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol

negatif

Kontrol

positif

-16.9525* 3.86683 .000 -27.7447 -6.1603

Dosis 100 -8.2325 3.86683 .218 -19.0247 2.5597

Dosis 200 -15.1150* 3.86683 .002 -25.9072 -4.3228

Dosis 300 -26.5210* 3.86683 .000 -37.3132 -15.7288

Pada kelompok yang diberi ekstrak etanol kulit

buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) dosis 100, 200

dan 300 mg/kgBB memperlihatkan penghambatan

penurunan berat badan yang signifikan (p<0,05) jika

dibandingkan terhadap kelompok kontrol negatif (tabel

2). Kelompok kontrol negatif memperlihatkan penurunan

berat badan yang besar. Penurunan berat badan ini

disebabkan oleh karena pada keadaan diabetes yang tidak

terkontrol, sebagian besar energi dihasilkan melalui

proses metabolisme lemak dan protein tubuh, sehingga

akan menyebabkan penurunan berat badan (Ganong,

1998). Penghambatan penurunan berat badan yang

signifikan (p<0,05) yang diperlihatkan kelompok yang

diberi ekstrak etanol kulit buah salak pondoh (Salacca

affinis Griff.) dosis 100, 200 dan 300 mg/kgBB

disebabkan oleh perbaikan kondisi diabetes yang ditandai

oleh peningkatan persentase penurunan glukosa darah

yang diperlihatkan oleh kelompok-kelompok yang diberi

ekstrak uji.

Tabel 2. Analisis uji lanjut Tukey pengaruh dosis uji terhadap penghambatan penurunan berat badan.

(I)

Kelompok

(J)

Kelompok

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol

negatif

Kontrol

positif

-13.2875* 1.60873 .000 -17.7774 -8.7976

Dosis 100 -10.7190* 1.60873 .000 -15.2089 -6.2291

Dosis 200 -11.9310* 1.60873 .000 -16.4209 -7.4411

Dosis 300 -11.8215* 1.60873 .000 -16.3114 -7.3316

Pada pengukuran volume urin, pemberian

ekstrak etanol kulit buah salak pondoh (Salacca affinis

Griff.) dosis 100, 200, 300 mg/kgBB memperlihatkan

penurunan volume urin 24 jam yang signifikan (p<0,05)

jika dibandingkan terhadap kontrol negatif (tabel 3).

Ketika kadar glukosa darah meningkat melebihi jumlah

kapasitas sel-sel tubulus melakukan reabsorbsi, maka

glukosa akan tetap berada di tubulus dan menimbulkan

Page 6: Document2

Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol 12

glukosuria. Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik

yang menarik air bersamanya, meningkatkan volume urin

dan poliurea atau sering berkemih (Ocktarina, 2010).

Penurunan volume urin yang terjadi pada kelompok yang

diberi ekstrak dosis 100, 200 dan 300 mg/kgBB

disebabkan karena adanya penurunan kadar glukosa

dalam darah pada kelompok yang diberi ekstrak uji

tersebut.

Tabel 3. Analisis uji lanjut Tukey pengaruh dosis uji terhadap penurunan volume urin 24 jam.

(I)

Kelompok

(J) Kelompok Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper

Bound

Kontrol

negatif

Kontrol positif .510* .0590 .000 .345 .675

Dosis 100 .440* .0590 .000 .275 .605

Dosis 200 .430* .0590 .000 .265 .595

Dosis 300 .380* .0590 .000 .215 .545

Volume konsumsi air minum pada

kelompok yang diberi ekstrak etanol kulit buah

salak pondoh (Salacca affinis Griff.) dosis 100,

200, 300 mg/kgBB memperlihatkan penurunan

volume air minum 24 jam yang signifikan

(p<0,05) jika dibandingkan terhadap kontrol

negatif (tabel 4). Hal ini disebabkan karena

adanya penurunan kadar glukosa dalam darah

pada kelompok yang diberi ekstrak uji. Pada

kontrol negatif volume air minumnya meningkat

dibandingkan kelompok lain. Peningkatan

konsumsi air minum merupakan mekanisme

kompensasi tubuh untuk mengatasi dehidrasi

akibat poliuria. Cairan yang berlebihan keluar

dari tubuh menyebabkan dehidrasi akibat

perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan

ekstrasel yang hipertonik (Ocktarina, 2010).

Hiperosmolaritas diikuti dengan kehilangan air

secara cepat, sehingga mengurangi cairan

intrasel pada reseptor dari pusat haus di otak.

Akibatnya perlu minum lebih banyak untuk

menggantikan air yang hilang (Arifin et al.,

2004).

Tabel 4. Analisis uji lanjut Tukey pengaruh dosis uji terhadap penurunan volume air minum 24 jam.

(I)

Kelompok

(J)

Kelompok

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol

negatif

Kontrol

positif

2.125* .3762 .000 1.075 3.175

Dosis 100 1.975* .3762 .000 .925 3.025

Dosis 200 1.075* .3762 .042 .025 2.125

Dosis 300 1.900* .3762 .000 .850 2.950

Page 7: Document2

13 Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Nofri, et al

Pada pengukuran berat relatif organ, yang

meliputi berat relaif organ jantung, hati dan ginjal, pada

kelompok yang diberi ekstrak etanol kulit buah salak

pondoh (Salacca affinis Griff.) dosis 100, 200, 300

mg/kgBB menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan

(p>0,05) terhadap berat relatif organ jantung, hati dan

ginjal kelompok kontrol normal. Hal ini memberi

gambaran awal bahwa ekstrak etanol kulit buah salak

tidak memberikan dampak negatif terhadap organ

jantung, hati dan ginjal. Berat relatif organ biasanya

merupakan petunjuk yang peka untuk menilai efek suatu

senyawa terhadap organ (Lu, 1995).

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah salak

pondoh (Salacca affinis Griff.) dosis 200 dan 300

mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit

putih (Mus musculus L.) jantan diabetes secara signifikan

(p<0,05).

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H., Mellisa dan Almahdy A. 2004. Efek Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumini Merr Pada Mencit Diabetes Yang Diinduksi Dengan Aloksan. Journal matematika dan pengetahuan alam, 13(1):36-37.

Arjadi, F. 2010. Regenerasi Sel Pulau Langerhans Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Diabetes yang Diberi Rebusan Daging Mahkota Dewa (Phaleria macrocarp (scheff.)Boerl). Jurnal Ilmiah, 2(2).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Indonesia.

Armenia, Megawati dan Rusdi. 2004. Efek Penurunan Gula Darah Air Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhon bilimbi Linn) pada Mencit Diabetes Yang Diinduksi Aloksan Dan Mencit Yang Dibebani Glukosa. Jurnal Sains dan Teknologi, 9(2).

Fawzy, C., Christer, S. 2008. Antidiabetic and Antioxidant Activities of Major Flavonoids of Cynanchum acutum L. (Asclepiadaceae) Growing in Egypt. Naturforsch, 63 : 658-662.

Ganong, W. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed 17. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton, A and J. 1997. Anatomi Fisologi Kedokteran, Ed.9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kanon, M, Q., Fatimawali, dan Widdhi,B. 2012. Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattuss norvegicus L.) yang Diinduksi Sukrosa, Jurnal Farmakologi, FMIPA UNSRAT, Manado.

Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar, Azas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko Edisi III. Terjemahan oleh E.Nugroho, Z.S.Bustatami dan Z. Darmansjah. Jakarta : Universitas Indonesia.

Mills, J., 2000, Effects on Flavonoids on Insulin Secretin & 4S Ca2+

Handling in Rat Islet of Langerhans. Journal Endocrinol, 107(18)

Nurulita, Y., Dhanutirto, H., Soemardji, A. 2008. Penapisan Aktivitas dan Senyawa Antidiabetes Ekstrak Air Daun Dandang Gendis (Clinacanthus nutans). Jurnal Natur Indonesia, 10 (2)

Ocktariana, R.. 2010, Pengaruh Estrak Herba Anting-anting (Acalypha australis L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Balb/C Induksi Streptozotocin. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Prameswari, Meidiana dan Suharmiati. 2014. Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan Wangi Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah dan Histopatologi Tikus Diabetes Mellitus. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2).

Sahputra, F, M. 2008. Potensi Ekstrak dan Daging Buah Salak sebagai Antidiabetes. Skripsi FMIPA Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soegondo, S. Soewondo, P. dan Subekti, I. 2009, Penataklaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Edisi Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.

Sudoyo, A., W. Setiyohadi, B. Alwi, T. Simadibrata, M., Setiati, S. 2006. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 3, Edisi IV. Jakarta: Balai penerbit FKUI

Thompson, E.B. 1985. Drugs Bioscreening Fundamental of Drug, Evaluation Technique in Pharmacology. New York: Graceway Publishing Company.