249153485-keselamatan-pasien.ppt

Upload: wiwit

Post on 06-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Ferryal BasbethDepartemen Ilmu Kedokteran Forensik dan MedikolegalFakultas Kedokteran Universitas YARSIJl. Letjen Suprapto Cempaka Putih [email protected]

    Keselamatan Pasien

  • Kasus 1SM,F,31 thn: operasi amandel di RS -JktPost op 1 hr: suara sengau,makan-minum tdk nyaman,menguap ada yg tertarik & nafas menjadi pendekSecond opinion SpTHT 2: Ada bagian yg tdk sama panjang,bgn kiri
  • Kasus 2Wanita,38 thn, dioperasi pengangkatan myoma.Hr ke-3 diketahui ada persoalan pd usus.Dilakukan operasi ulang utk koreksi sampe 4 kali.Terakhir dilakukan kolostomi-pembuangan kotoran dialihkan ke dinding perut.Datang ke RS dengan mioma pulang dengan kolostomi

  • Kasus 3Wanita 38 th masuk rs dengan athralgia dan demam, 13 jam perawatan pasien meninggalKeluarga menuntut karena selama perawatan tidak ada dokter internist yang visite dan jawaban dari perawat atau dokter jaga tidak memuaskan merekaKeluarga menuntut otopsi, Hasil otopsi positif malariaPasien sudah 22 th di Amerika, dan baru datang ke Jakarta 2 mgg sebelum meninggal

  • Kasus lainOperasi seksio patah tulang femur bayi, Operasi seksio kepala bayi terpotongRencana operasi myoma, setelah dioperasi ternyata hidronefrosis, kemudian dilakukan penutupan rongga abdomen, dan pasien di informasikan bahwa penyakit masih ada di dalam tubuhnya. Pasien menuntut Wanita, KPD 28 mgg, 3 hari dirawat, dilahirkan dan dilakukan kuretase, pasien meninggal, keluarga menuntut karena tidak dapat informasi jelas dari SpOG, dan banyak kejanggalan lainnyaPaska baksos katarak, pasien buta. Paska baksos sirkumsisi, penis terpotong

  • RISIKO MEDISInheren pada setiap tindakan medisSebagian dianggap acceptable:Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal (umumnya bersifat foreseeable but unavoidable, calculated, controllable)Risiko bermakna tetapi harus diambil karena the only way (unavoidable)Risiko yg unforeseeable = untoward results1 DAN 2 PERLU INFORMED CONSENT, SEHINGGA BILA TERJADI, DOKTER TIDAK BERTANGGUNGJAWAB SECARA HUKUM

  • ACCEPTABLE RISKSUNFORESEEABLE RISKSACTIVE ERRORS(Error of planning & error of execution)LATENT ERRORSUNDERLYING DISEASEDUTY + BREACH OF DUTYPREVENTABLE ADVERSE EVENTSNEGLIGENT ADVERSE EVENTS+ DAMAGE+ CAUSALADVERSE EVENTSNO ERRORKONSTRUKSI MEDIS DAN HUKUM(KELALAIAN MEDIS)PREVENTABLE ADVERSE EVENTS

  • Medical MalpracticeMedical malpractice involves the physicians failure to conform to the standard of care for treatment of the patients condition, or lack of skill, or negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury to the patient.World Medical Association, 1992

  • KEGAGALAN MEDIKdapat sebagai akibat dari :Perjalanan penyakit alamiMishap (tidak ada kelalaian)Risiko yg akseptabel dan telah di-informasikan dan disetujuiTingkat probabilitas dan keparahan rendahThe only wayRisiko yg unforeseeableCulpa : kelalaian medikForeseeable and avoidable/preventable risksDolus : kesengajaan

  • Mengkomunikasikan Risiko Sebelum Memperoleh Consent

  • Risiko Tuntutan HukumBila tidak memberikan informasi yang relevan dan cukup lengkap dapat dianggap sebagai kelalaianBila tidak memperoleh consent dengan cara yang benar dapat dianggap melakukan perbuatan melawan hukum

  • Pengalaman di MKEK DKI 1977-200480% kasus memiliki kelemahan dalam komunikasi antara dokter dengan pasien, baik sebelum tindakan maupun pasca tindakan

  • Apa kata mereka?Seandainya mereka memberi tahu angka mortalitasnya tentu kami tidak akan menyetujui operasi tersebut, dan si upik akan masih bisa berlari-lari seperti anak normal umur 6 thSeandainya dokter menyuruh kontrol.tidak akan terjadi keterlambatan penangana

  • Pasal 45 UU PradokSetiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuanPersetujuan yang dimaksud diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap

  • Informed Consent ElementsTreshold elementsCompetencevoluntarinessInformation elementsDisclosure (of Material information)Recommendation (of plan)Understanding (of 3 and 4)Consent elementsDecision (infavour of a plan)Authorization (of the consent plan)

  • Kompetensi menurut hukumDewasa :UU Kes, KUH Per, pertindik: 21 thAtau sudah pernah menikahSadarKesehatan mental yang cukupTidak retardasi mentalTidak berpenyakit jiwa sedemikian rupa sehingga mampu membuat keputusan

  • Informasi UU Pradok:Diagnosis dan tata cara tindakan medisTujuan tindalan medis yang dilakukanAlternatif tindakan lain dan risikonyaRisiko dan komplikasi yang mungkinPrognosis tindakan yang dilakukan

  • diskusikanMasalah medis pasien dan tindakannyaJelaskan risiko termasukRisiko yang berat, yang sering, frekwensi risiko, tindakan yang mungkin diperlukanEfek samping yang biasa terjadiManfaat tindakan, tanpa menjamin keberhasilanAkibat bila tidak dilakukan tindakanJelaskan bahwa pasien boleh mencabut persetujuannya dan dapat meminta pendapat kedua

  • Tantangan dalam mengkomunikasikan risikoMenjelaskan risikoMenyampaikan probabilitasnyaPemilihan risiko mana yang akan dibahasMengkaitkan keinginan pasien dalam pembuatan keputusan

  • Menjelaskan probabilitasnyaTidak semua orang dapat memahami statistik, jadi jelaskan arti kemungkinan kecil dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien.keberhasilan tindakan mencapai 95%......penglaman kami kemungkinan kegagalan hanya 2%........Kata dokter kemungkinannya sangat rendah, tetapi terjadi 100% pada saya.

  • Risiko yang mana?Pertimbangan:Profesional standard: apa yang menurut dokter perlu dijelaskanReasonable person standard: apa yang pada umumnya orang membutuhkan untuk dijelaskanSubjective standard: apa yang dibutuhkan pasien tersebut untuk diketahui

  • Penelitian menunjukanKeluhan pasienKeluhan dokterBahasa terlalu teknisPerilaku dokter engganPasien sedang stress emosionalPasien dalam keadaan tidak sadar atau mengantukTidak ada waktu untuk tanya jawabPasien tidak mau diberi tahuPasien tidak mampu memahamiRisiko terlalu umum atau terlalu jarangSituasi gawat darurat (waktu sangat pandek)Saya tidak mampu menjelaskanMembicarakan risiko tidak akan menolong pasien malah bikin takut mereka

  • Penolakan tertulisBahwa sudah dijelaskan perlunya dan manfaat tindakan serta tindakan alternatifnyaBahwa sudah dijelaskan risiko yang mungkin terjadi bila tidak dilakukan tindakanBahwa ia tetap menolak tindakan yang dianjurkan ataupun alternatifnyaBahwa ia akan bertanggung jawab sendiri akan akibatnyaBahwa is melepaskan RS/dokter dari tuntutan hukum

  • Proxy consentDiberikan oleh orang lainSyaratnya:Pasien tidak mampu memberikan secara personalConsent tersebut harus mendekati apa yang sekiranya akan diberikan oleh pasien (baik buat pasien bukan berarti baik buat orang banyakUrutannyaSpouse, anak dewasa, ortu, saudara kandung dll

  • Kapan informed consent yang diberikan dinyatakan tidak sah?Informed consent dinyatakan tidak sah apabilaDiperoleh dengan cara paksaan (duress, dwang)Diperoleh dari orang yang belum dewasaDiperoleh dari orang yang tidak berwenangDiperoleh dari orang yang keadaannya tidak sepenuhnya sadar (non- lucid state)Diperoleh dengan memberikan gambaran yang salah

  • Apakah jika sudah ada informed consent tertulis, dokter sama sekali bebas dari tuntutan, dalam arti tidak dapat dituntut lagi?Tidak, persetujuan yang ditandatangani pasien atau keluarganya tidak membebaskan dokter dari tuntutan jika ia melakukan kesalahan atau kelalaian.Ingat kasus Ny Ani

  • Standar apa yang digunakan oleh pengampu atau proxy dalam mengambil keputusan tindakan medik?Surogate/proxy/ pengampu sebaiknya mengambil keputusan pasien, yang akan dibuat oleh pasien itu sendiri seandainya pasien tersebut dapat melakukannyaSurogate/proxy/pengampu sebaiknya tidak melakukan sesuatu kepada pasien bila pasien tidak ingin hal tersebut dilakukan terhadap dirinya. proses ini sering membebaskan pengampu dari persepsi bahwa dia yang mengambil keputusan tentang mati atau hidupBila tidak mungkin mendapatkan subsitutude Judgment karena tidak ada pengampu atau tidak ada pengetahuan/ pengalaman proxy Just do whatever you think its right lakukan apa yang dapat dilakukan bila ini menjadi yang terbaik ternyata ini tidak sederhana dan tidak mudah dilakukanBila sulit mengambil keputusan best interest maka dapat dipikirkan what would most people choose in this situation atau apa yang terbanyak orang inginkan pada situasi seperti ini. Sebaiknya melibatkan opini kedua atau opini ke tiga, mungkin juga melakukan konsultasi dengan orang yang mengerti betul tentang ethics, sementara dilakukan penilaian langsung terhadap pasien dan kualitas hidupnya

  • Bagaimana keluarga mengetahui keinginan pasien?Keluarga tahu keinginan pasien dari Advance Directive, atau kata-kata terakhir kepada orang yang dicintainya tentang apa yang dia inginkan atau tidak dia inginkan

  • Apakah tanda tangan pasien dapat didelegasikan kepada tim atau tenaga lainnya?Boleh saja, tetapi hanya boleh dilakukan apabila sebelumnya sudah ada pemberian penjelasan terlebih dahulu oleh dokter kepada pasiennya. Permintaan tanda tangan tersebut hanya sekedar melengkapi proses yang sudah dijalankan

  • Apakah pemberian persetujuan melalui telepon dari seorang wali diperbolehkan apabila pasien itu sendiri dalam keadaan tidak dapat memberikan konsennya?Dalam keadaan sangat terpaksa boleh saja, tetapi yang pasti sedapat mungkin persetujuan itu diberikan oleh pasien itu sendiri atau oleh walinya secara langsung.

  • Apakah ada syaratnya pemberian informed consent melalui telepon? Ada, jika sangat diperlukan dan dalam keadaan memdesak untuk memperoleh persetujuan melalui telepon, maka pembicaraan itu harus disaksikan (didengarkan) juga oleh seseorang tenaga medic lain. Kemudian pembicaraan ini harus direkam atau dicatat di dalam berkas rekam medic. Selain itu, saksi juga harus turut menandatanganinya.

  • Bila pasien ditangani oleh beberapa dokter berbagai spesialisasi, dokter mana yang harus memberikan informasi?Yang harus memberikan informasi adalah dokter yang akan melakukan tindakan medisnya (treating physician), misalnya dokter ahli bedah yang akan membedah, radiollog yang akan membeeikan kuur radioterapi, atau dokter ahli jantung yang akan melakukan kateterisasi jantung.

  • Apakah informed consent dapat diwakilkan kepada dokter lain?Dapat saja akan tetapi pada tindakan medis tertentu harus diwakilkan oleh dokter yang mempunyai kompetensi yang sama oleh dokter yang akan melakukan tindakkan medis.

  • Suatu informed consent yang sudah ditandatangani dapat berlaku sah sampai berapa lama?Belum ada batas ketentuannya di Indonesia, tetapi tentu tidak dapat berlaku terus menerus. Dapat diambil patokan misalnya 30 hari, contoh ini diambil dari kasus Yale-New Heaven Hospital. Sesudah lewat 1 bulan, jika pasien datang lagi, sebaiknya diperiksa lagi keadaannya dan dimintakan informed consent baru.

  • Selain kompetensi maka kapasitas seseorang dalam mengambil keputusan juga harus dinilai, apa yang di maksud dengan kapasitas dalam hal ini?Capacity adalah derajad dimana seseorang dapat mengerti informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan persetujuan tindakan medis dan menyadari konsekuensi2 yang akan terjadi bila keputusan itu diambil atau tidak diambilCapacity dapat berubah sepanjang waktu misalnya karena delirium, obat-obatan, karena penyakit dan pengobatan. Kecakapan seseorang (capacity) adalah spesifik untuk keputusan tertentu, seseorang mungkin cakap (capacity) untuk membuat beberapa keputusan tetapi tidak cakap untuk keputusan tindakan medis yang lainnya

  • Pasien mungkin tidak cakap untuk memberikan persetujuan tindakan medisnya pada satu intervensi medis tertentu tetapi mungkin cakap dalam memberikan consent pada keadaan lainnya. Sebagai contoh pasien yang menderita schizophrenia mungkin cakap memberikan persetujuan tindakan medik untuk terapi diabetesnya tetapi tidak untuk terapi schizofrennya (ECT).Ketidak cakapan (incapacity) pasien dalam memberikan persetujuan tindakan medis seharusnya tidak diasumsikan bahwa pasien juga tidak cakap melakukan persetujuan tindakan medik untuk semua intervensi medis. Setiap intervensi medis akan memerlukan penilaian kecakapan (capacity) tertentu dari pasien untuk memberikan consent untuk intervensi medis tertentu

  • Bagaimana cara mengukur kapasitas seseorang?Kecakapan (capable) untuk mengerti atau memahami masalah medisKecakapan (capable) untuk memahami tujuan terapiKecakapan (capable) untuk memahami alternatif terapi bila adaKecakapan (capable) untuk memahami pilihan bila menolak dilakukan tindakkan terapiKecakapan (capable) untuk menyadari risiko medis yang dapat diramalkan dan beralasan dari tujuan terapi bila dia menandatanganinyaKecakapan (capable) untuk menyadari risiko medis yang dapat diramalkan dan beralasan dari tujuan terapi bila dia menolak menandatanganinyaKecakapan (capable) untuk membuat keputusan yang secara substansi tidak berdasarkan delusi dan depresi

  • Apa bedanya competency dan capacity?Competency atau kebalikannya incompetency adalah keputusan hukum,Decision-making capacity atau kapasitas seseorang, adalah istilah klinis tentang sesuatu yang spesifik.Capacity refers to an abilityhaving capacityCapacity comes in degreesCompetence refers to a property or characteristic a person possesses being competentCompetence (relative to a particular decision) is all or nothing.Penentuan suatu kompetensi bukan suatu fenomena yang menyatakan bahwa ia kompeten secara keseluruhan atau tidak sama sekali. mengevaluasi competency sebenarnya adalah untuk mengevaluasi capacity

  • Capacity adalah derajad dimana seseorang dapat mengerti informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan persetujuan tindakan medis dan menyadari konsekuensi2 yang akan terjadi bila keputusan itu diambil atau tidak diambil.Capacity dapat berubah sepanjang waktu misalnya karena delirium, obat-obatan, karena penyakit dan pengobatan. Kecakapan seseorang (capacity) adalah spesifik untuk keputusan tertentu, seseorang mungkin cakap (capacity) untuk membuat beberapa keputusan tetapi tidak cakap untuk keputusan tindakan medis yang lainnyaPasien mungkin tidak cakap untuk memberikan persetujuan tindakan medisnya pada satu intervensi medis tertentu tetapi mungkin cakap dalam memberikan consent pada keadaan lainnya. Sebagai contoh pasien yang menderita schizophrenia mungkin cakap memberikan persetujuan tindakan medik untuk terapi diabetesnya tetapi tidak untuk terapi schizofrennya (ECT).

  • Bila kita kuatir tentang Kapasitas pasien untuk menolak beberapa pengobatan, kita sebaiknya kuatir juga tentang Kapasitasnya pada waktu menerima pengobatan tersebut. Misalnya seorang dokter dapat menentukan bahwa seorang pasien tidak mempunyai Kapasitas untuk membuat keputusan tindakkan medis pada fraktur tungkai bawah karena pasien tersebut memutuskan bahwa dia lebih menginginkan obat tidur atau obat pencahar untuk terapi fraktur tungkai bawah.Ketidakcakapan (incapacity) pasien dalam memberikan persetujuan tindakan medis seharusnya tidak diasumsikan bahwa pasien juga tidak cakap melakukan persetujuan tindakan medik untuk semua intervensi medis. Setiap intervensi medis akan memerlukan penilaian kecakapan (capacity) tertentu dari pasien untuk memberikan consent untuk intervensi medis tertentu.

  • Apa yang menyebabkan penderita mental disorder tidak cakap dalam memberikan informed consent?Beberapa gangguan mental disorder menghambat penderita untuk memahami dasar dan tujuan dari intervensi medis,Dementia dan learning disability yang cukup berat menghambat penderita untuk melakukan komunikasi tentang persetujuan tindakan medis mereka.Episode manic atau episode mayor depressive, yang ditandai dengan sikap acuh tak acuh, ambivalence, atau keragu-raguan, atau bentuk apapun yang dapat menghambat pasien untuk memilih dengan tepat.Schizophrenia hebephrenic hendaya pikir yang kacau menyebabkan pasien mengalami kesulitan untuk memahami dasar dan tujuan sebenarnya dari suatu intervensi medis, atau dalam memilih, atau mengkomunikasikan persetujuan merekaLack of Insight: Mereka mungkin mengerti tujuan dari terapi medis tetapi tetap menolak dilakukan tindakan medis karena keputusan mereka bahwa mereka tidak sakit dan tidak memerlukan terapi medis untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya

  • Apa alasan moral tentang pentingnya persetujuan tindakan medis?Penderita yang cakap, menurut definisi dapat memberikan persetujuan tindakan medis Pentingnya persetujuan tindakan medis didukung oleh prinsip-prinsip otonomi yaitu untuk menghormati penderita terutama untuk penderita dalam pengambilan keputusan tindakan medis yang telah diinformasikan kepadanya Prinsip-prinsip beneficence/non-maleficence yang secara umum merupakan sesuatu yang diinformasikan kepada pasien adalah suatu keputusan terbaik mengenai terapi apa yang terbaik untuk pasien itu sendiri

  • Pada penderita yang tidak cakap (incapable) prinsip beneficence adalah:Penilaian atau pengukuran capasitas seseorang menolong memecahkan masalah yang terjadi secara moralPada kasus-kasus pasien yang tidak cakap (Incapable), maka kita tidak lagi mengandalkan prinsip otonomi dalam menolong penderita Prinsip dari beneficence /non malefisence mewajibkan klinisi atau dokter bahwa penderita yang tidak cakap harus dilindungi dari pengambilan keputusan yang membahayakan. Bila pasien tidak cakap, dokter harus mendapatkan consent yang ditanda tangani oleh wali atau pengampu yang mengambil keputusan

  • SAFETYBebas dari bahaya, tidak ada risikoPenghematan sumber daya : man, money, material, timeCara mengendalikan biayaInheren dalam perspektif misi

  • RISIKOKemungkinan terjadinya peristiwaJenis-jenis :informed riskunforeseen & unexpectedpointless risk

  • RISIKO (2)Alasan risk taking :Ketidak-disiplinanKetidak-tahuanBenefitTak ada cara/alat yang benarTekanan waktu atau atasanDitoleransi oleh peer

  • RISIKO (3)Risiko selalu adaTindakan medis dianggap safe bila risiko acceptableModifikasi :reducedcontrollednever totally eliminated

  • LIABILITYNo problemAcceptable & controllableForeseeable - uncontrollableUnforeseeable

    Problem (potential liability)foreseeable and avoidable

  • CEGAH LIABILITYBuatlah standarPatuhilah standarKenalilah bahayaAtasi bahaya :engineering solutioncontrol solutionpersonnel solutionprotective equipment

  • PROGRAM RISK MANAGEMENTPemeriksaan fisik / bangunan rumah sakit secara kontinyuReview personilReview kebijakan dan prosedurPenyelidikan penyebabBentuk sistem : terima keluhanReview program asuransi r.s. termasuk asuransi profesi

  • R.M. vs Q.A. RISK MANAGEMENTLindungi aset ekonomiklindungi manusia &sumber daya lainCegah cederaCegah kerugianCegah insidenQUALITY ASSURANCERefleksi filosofi RSKinerja profesional untuk lindungi pasienMutu perawatan pasienStandar dan kriteria terukurCegah kerugian yad

  • HOSPITAL LIABILITYsebagai badan hukumagency theoryreliance theoryostensible / apparent theorycorporate theorynon delegable duty

    vicarious liability (pasal 1367 kuh perdata)

  • WEWENANG RUMAH SAKITMemantau staf medis dan mengawasi kualitas pelayananMenyeleksi dan memantau stafMenyediakan pelayanan yang memadai (reasonable care)Membuat prosedur-prosedur yang adekuat demi keselamatan pasien dan tamu

  • HAK KONSUMEN (UUPK)Kenyamanan, keamanan, keselamatanMemilih barang / jasaInformasi benar, jelas, jujurDidengar pendapatnya / keluhanAdvokasi dan perlindunganPembinaanDilayani benar, jujur dan non-diskrimin.Kompensasi bila barang/jasa tak sesuai

  • KEWAJIBAN KONSUMEN (UUPK)Mengikuti petunjukBeritikad baikMembayar sesuaiMengikuti upaya penyelesaian hukum

  • PRODUCT LIABILITYTak perlu kontrak / kelalaianAkibat defek produkBukan untuk jasakesalahan produk :designpabrik / assemblermaintenance pra-jualtanpa peringatan

  • PRODUCT LIABILITY (2)Kompensasi / ganti rugi Penanggung-jawab :produsenimportirpengubah produkpengedar (bila produsen/importir tak ada)pencantum nama pada label

  • PRODUCT LIABILITY (3)Bebas dari tanggung-jawab :Barang / jasa seharusnya tidak untuk diedarkancacat terjadi kemudian hariCacat terjadi akibat dipatuhinya ketentuanKelalaian konsumenLewatnya jangka waktu penuntutan (4 tahun) atau lewat jangka waktu yg diperjanjikan

  • SENGKETAWANPRESTASI : tak terpenuhinya janji (Ingat 1338 KUH Per)P.M.H.Ps 1365, 1366, 1367 KUH PerPs 1370, 1371, 1372 KUH Per PIDANA Ps 359, 360 KUHPdll

  • SENGKETA (2)Pembuktian : prinsip : strict liabilitybeban pembuktian terbaliktak lazim, kecuali pada kasus res ipsa loquiturPenyelesaian sengketaperadilan perdata / pidanab.p.s.k., a.d.r.

  • Pelanggaran Etik dan Profesi

  • TINDAKAN KOREKTIFPELANGGARAN ETIK & PROFESIPersidangan:Komite etik / Komite medik rsMKEK IDIMDTK, MKDKIPutusan : Melanggar atau tidakSanksi :Teguran lisan / tertulisSkorsing, alih tugasRe-edukasi / reschoolingRekomendasi pencabutan ijin praktek

  • MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERANLatar belakang:Akuntabilitas profesiSanksi moral / disiplin profesi bagi pelanggarDasar hukum:UU No 18 / 2002 ttg IPTEK

  • BUDI SAMPURNA, 2002PERSIDANGAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESIBUKAN PENGADILAN (HUKUM), JUGA BUKAN PENYELESAIAN SENGKETALEBIH INKUISITORTAK ADA PENUNTUT / PENGGUGATTAK ADA PEMBELA (penasehat hukum)PEMBELA PROFESI BOLEH ADA (BP2A)TERTUTUP (HINGGA SAAT INI)MAJELIS DAPAT MEMINTA PENDAPAT PEERKURANG KREDIBILITASNYAPUTUSAN TAK MENGIKAT PENGADILAN DAN TIDAK TERIKAT SUBPOENA

    BUDI SAMPURNA, 2002

  • M.K.E.K.Dewan kehormatan kode etik dibentuk oleh organisasi profesi untuk menegakkan etika, pelaksanaan kegiatan profesi serta menilai pelanggaran profesi yang dapat merugikan masyarakat atau kehidupan profesionalisme di lingkungannya.Ayat ini = landasan hukum UU NO 18 / 2002 TENTANG IPTEK

  • SIDANG MKEKEtik dan disiplin profesiMenyelesaikan sengketa antara masyarakat profesi dengan anggotanya yg diduga melanggarBukan persidangan hukum pidana dan perdataInkuisitorial

  • SIDANG MKEKPembuktian: mendekati sistem pembuktian yg lazimKeterangan lisan dan tertulis (saksi, ahli, teradu)DokumenHearsay kadang dibolehkanTidak harus di bawah sumpah Antara preponderance of evidence dengan beyond reasonable doubtSerupa dengan di Bars Disciplinary Tribunal Regulation, Australia

  • SPESIALISASI YG TERLIBAT(BELUM TENTU BERSALAH)SpOG34DU14SpB17SpPD10SpAn 7SpA 4SpKJ 3SpTHT 4SpJP 2SpM 2SpP 2SpR 2

    MASING-MASING 1:SpBO, SpBP, SpBS, SpF, SpU, SpRM, SpS, SpKK

  • PROFIL LainPengadu :pasien / keluarganya 64kuasa hukumnya21masyarakat 7rumah sakit 7Issue utama :komunikasi lemah / buruk:pra-tindakanpasca peristiwakerugian ec kegagalan medik ?Hubungan Dokter Pasien ternyata memegang peranan penting dalam pengaduan Malpraktik dokter, dan qualitas hubungan dokter pasien dapat dilihat dari pemberian informed consent

  • PROFIL Sanksi :Teguran lisan dan tertulisDua kasus reschoolingSkorsing (-), cabut ijin (-)Konsistensi putusan dengan putusan pengadilan :Kasus diajukan ke pengadilan, putusannya konsistenKasus diperiksa polisi, putusannya konsistenKasus berbeda putusan dg p.n.

  • PENANGANAN PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN (TAHAP PEMERIKSAAN AWAL)Setiap orang atau kepentingan yang dirugikanPengaduan tertulis VerifikasiPenetapan Majelis Pemeriksa AwalOleh Ketua MKDKIPemeriksa AwalInvestigasiKeputusan MPADitolak Diluar disiplinPelanggaran EtikPelanggaran DisiplinP E L A K S A N A A N K E P U T U S A N M A J E L I S P E M E R I K S A A W A LKepada PengaduSekretariat MKDKI/ MKDKI-PPenetapan Majelis Pemeriksa Disiplin oleh Ketua MKDKIOrganisasi Profesi

  • PENANGANAN PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN (TAHAP PEMERIKSAAN DISIPLIN)Pemeriksaan Awal Pelanggaran DisiplinPenetapan Majelis Pemeriksa o/Ketua MKDKIPemeriksaan Proses PembuktianKEPUTUSANBebas / tidak bersalahPeringatan tertulisRekomendasi pencabutan SIP/STRMengikuti Pendidikan/ pelatihanP E L A K S A N A A N K E P U T U S A NSekretariat MKDKI/MKDKI-PSekretariat MKDKI/MKDKI-PSekretariat MKDKI/MKDKI-PSekretariat MKDKI/MKDKI-PKKI

    STRDinkes Kab/Kota

    SIPKKIDokter/ dokter gigiDokter/ dokter gigiDokter/ dokter gigiInstitusi PendidikanKolegium

  • PERBEDAANETIKA PROFESI vs DISIPLIN PROFESI vs. HUKUMETIKAMasalah Moral Baik - BurukDilemma Norma Internal (etika profesi)Kehormatan Profesi Kualitas MoralMKEK Org.ProfesiAnggota ProfesiLingkup - sasaran:Diri sendiri

    DISIPLINStandar Profesi / Perilaku-PelayananPelanggaran Standar profesi (Benar Salah)Kualitas Profesi (Pelayanan-Perilaku)KONSIL Joint CommissionAnggota ProfesiMasyarakatPemerintahLingkup - sasaran:Pasien / KlienUnder-skilledCommunication ProblemsSexual harashment

    HUKUMNorma HukumPelanggaran Norma Hukum ( Benar Salah)Kedamaian (mencegah mengatasi konflik)Perdata - PidanaPENGADILANHakimPenggugat/JaksaTergugat / terdakwaLingkup - sasaran:DokterRumah SakitKelalaian

  • BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERANTidak kompeten/ cakapTidak merujukPendelegasian kpd nakes yg tdk kompetendr/ drg pengganti tdk beritahu ke pasien, tdk punya sipTdk laik praktik (kesehatan fisik & mental)Kelalaian dlm penatalaksanaan pasienPemeriksaan dan pengobatan berlebihan

  • 8. Tdk berikan informasi yg jujur 9. Tdk ada informed consent10. Tdk buat/ simpan rekam medik 11. Penghentian kehamilan tanpa indikasi medis12. Euthanasia13. Eenerapan pelayanan yg blm diterima kedokteran14. Penelitian klinis tanpa persetujuan etis15. Tdk memberi pertolongan darurat 16. Menolak/ menghentikan pengobatan tanpa alasan yg sah 17. Membuka rahasia medis tanpa izin18. Buat keterangan medis tdk benar19. Ikut serta tindakan penyiksaan

    BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

  • Peresepan obat psikotropik/narkotik tanpa indikasiPelecehan seksual, intimidasi, kekerasanPenggunaan gelar akademik/ sebutan profesi, palsuMenerima komisi thd rujukan/ peresepanPengiklanan diri yg menyesatkan Ketergantungan napzaSTR, SIP, sertifikat kompetensi tdk sahImbal jasa tdk sesuai tindakanTdk berikan data/ informasi atas permintaan mkdki BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

  • KESIMPULANMasalah utama : komunikasi, yang berakar dari mutu hubungan dokter pasienSiapkan QA atau penjaminan mutu untuk RS dan SDMPerlu sosialisasi nilai-nilai etik biomedik maupun etika profesi Crash program bagi dokterSejak dini bagi mahasiswa fk

    ********************************************************** An inquisition is an official investigation, especially one which is very thorough and uses harsh methods of questioning. If you describe something or someone as inquisitorial, you mean they resemble things or people in an inquisition.************