241 bultek no.juknis-bansos-2014 tahun 2013
TRANSCRIPT
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
11 menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah daerah wajib memberikan
pelayanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Selanjutnya dalam Pasal 46
ayat 1 disebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama
antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Sumber pendanaan Pendidikan dari Pemerintah meliputi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
dan sumber pendanaan pendidikan dari masyarakat mencakup antara lain
sumbangan pendidikan, hibah, wakaf, zakat, pinjaman, sumbangan perusahaan dan
lain-lain penerimaan yang sah.
Dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial di
bidang pendidikan dan kebudayaan serta untuk meningkatkan peran serta dan
tanggung jawab masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan danorganisasi
kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, kebudayaan, keolahragaan,
kepramukaan dan kepemudaan maka dipandang perlu memberikan bantuan.
Salah satu tugas dan fungsi Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan adalah memberikan bantuan sosial dalam bentuk uang,
untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan
formal, nonformal serta organisasi kemasyarakatan.
Agar pengelolaan bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Biro Keuangan Sekretariat
Jenderal Kementerian Pendidikandan Kebudayaan dapat dilaksanakan, tepat waktu,
tepat sasaran, tepat jumlah, tepat penggunaan dan dapat dipertanggungjawabkan
sesuai peraturan perundang - undangan yang ditetapkan, maka disusunlah petunjuk
teknis pengelolaan bantuan sosial.
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 2
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pertanggungjawaban dan Pemeriksaan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Menteri Keuangan No. 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan
Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;
7. Peraturan Menteri Keuangan No. 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2013 tentang
Pedoman Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial
di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
10.Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Biro Keuangan Kemdikbud.
C. Tujuan
Petunjuk teknis Pengelolaan Bantuan Sosial ini disusun:
1. Sebagai pedoman dan acuan bagi:
a. Biro Keuangan Kemdikbud dalam menentukan, menetapkan, dan
menyalurkan dana bantuan sosial;
b. Lembaga pendidikan dan kebudayaan yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan lembaga kemasyarakatan.
c. Auditor dan pihak-pihak lain yang berwenang melaksanakan kegiatan
pengawasan dan pemeriksaan.
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 3
2. Agar pengelolaan bantuan sosial dapat dilaksanakan, tepat waktu, tepat
sasaran, tepat jumlah, tepat penggunaan, dan dapat dipertanggungjawabkan
sesuai peraturan perundang-undangan.
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 4
BAB IIKETENTUAN UMUM
A. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan :
1. Bantuan Sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa
yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi
dan/atau kesejahteraan masyarakat;
2. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara;
3. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi penyelenggara pendidikan
kebudayaan, penyelenggara pembinaan pemuda, penyelenggara pembinaan
pramuka, pembinaan olahraga, dan organisasi yang bergerak dibidang seni
dan budaya yang didirikan dengan sukarela oleh warganegara Indonesia yang
dibentuk berdasarkan kesamaan tujuan, kepentingan, dan kegiatan, untuk
dapat berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan yang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah dan DPR, dan ditetapkan dengan Undang Undang;
5. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah
Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna
Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan
APBN;
6. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh
kuasa dari Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan sebagian fungsi dari
Bendahara Umum Negara;
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 5
7. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumenyang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan untuk mengajukan permintaan pembayaran;
8. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen
yang digunakan/diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang
bersumber dari DIPA;
9. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat
perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.
B. Jenis Bantuan Sosial dapat diberikan kepada:
a) Pendidikan Formal:
1) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
2) SekolahLuarBiasa (SDLB/SMPLB/SMALB)
3) Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)
4) Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/ MA)
5) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
6) Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
b) Pendidikan Nonformal:
1) Taman Kanak-Kanak/Kelompok Bermain/Raudatul Athfal/Pendidikan Anak
Usia Dini (TK/Kober/RA/PAUD)
2) Lembaga Kursus dan Pelatihan
3) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
4) Taman Pendidikan Al Qur’an
c) Lembaga Pendidikan Informal (Kemasyarakatan):
1) OrganisasiKepemudaan
2) Organisasi Keagamaan
3) Kepramukaan
4) Komunitas Seni dan Budaya
5) Organisasi Olahraga
C. Pemanfaatan Bantuan Sosial
Dari Bantuan Sosial yang disalurkan oleh Biro Keuangan Kemdikbud dapat
dimanfaatkan untuk :
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 6
1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan antara lain :
a. Rehabilitasi ringan;
b. Meubelair;
c. Alat pembelajaran;
d. Alat pengolah data;
e. Peralatan bermain;
f. Pengadaan buku pelajaran;
g. Peralatan seni dan budaya;
h. Peralatan olahraga;
i. Peralatan penunjang lainnya.
2. Pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kebudayaan lainnya.
D. Nilai Bantuan Sosial
Penetapan jumlah bantuan sosial yang disalurkan kepada penerima berdasarkan
kepada:
1. Kemampuan keuangan negara atau pagu yang tersedia dalam DIPA tahun
berjalan.
2. Hasil penilaian proposal dan rencana anggaran belanja (RAB) yang diajukan
oleh calon penerima bantuan sosial.
3. Standar besaran maksimum bantuan sosial yang ditetapkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA).
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 7
BAB IIIKRITERIA DAN PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL
A. Kriteria Penerima Bantuan Sosial
Kriteria Lembaga Pendidikan dan Kebudayaan yang dapat mengajukan Permintaan
Bantuan Sosial adalah sebagai berikut:
1. Lembaga Pendidikan Formal
a) Berkedudukan atau berdomisili tetap di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b) Mempunyai ijin operasional dari instansi berwenang;
c) Memiliki rekening bank atas nama lembaga yang sesuai domisili.
2. Lembaga Pendidikan Nonformal
a) Berkedudukan atau berdomisili tetap di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b) Mempunyai ijin operasional dari instansi berwenang;
c) Memiliki program kegiatan yang jelas dan berkesinambungan;
d) Memiliki rekening bank atas nama lembaga yang sesuai domisili.
3. Lembaga Pendidikan Informal (Kemasyarakatan):
a) Berkedudukan atau berdomisili tetap di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b) Memiliki program kegiatan dibidang pendidikan dan kebudayaan;
c) Memiliki rekening bank atas nama lembaga yang sesuai domisili.
B. Persyaratan Penerima Bantuan Sosial
Lembaga pendidikan dan kebudayaan yang diselenggarakan oleh masyarakat
dan lembaga kemasyarakatan mengajukan proposal yang berisi:
a) Surat Permohonan yang ditandatangani oleh ketua lembaga/organisasi/
yayasan dan kepala sekolah;
b) Profil lembaga;
c) Ijin operasional/NSS atau ijin lainnya yang dikeluarkan oleh pejabat/instansi
yang berwenang (bagi lembaga pendidikan formal/nonformal);
d) Rencana anggaran belanja (RAB) kegiatan;
e) Foto copy rekening atas nama lembaga/organisasi;
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 8
C. Penyampaian Proposal Bantuan Sosial
Proposal Permohonan ditujukan kepada Kepala Biro Keuangan Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung C Lantai 9, Jl. Jenderal
Sudirman-Senayan Jakarta 10270.
Yang disampaikan melalui :
1. Diantar Langsung ke loket Biro Keuangan Kemdikbud;
2. Kantor Pos atau Perusahaan Jasa expedisi.
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 9
BAB IVMEKANISME PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL
A. Penetapan Pemberian Bantuan Sosial
1. Pemohon menyampaikan proposal permohonan kepada Kepala Biro
Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
yang diterima oleh petugas administrasi;
2. Petugas administrasi memeriksa kelengkapan proposal permohonan dan
menginput data-data lembaga kedalam aplikasi bantuan sosial dan mencetak
lembar disposisi;
3. Proposal yang sudah diinput dan diberi lembar disposisi disampaikan kepada
Kepala Bagian Pembiayaan Biro Keuangan untuk diteruskan kepada Kepala
Sub Bagian Pembiayaan II;
4. Kepala Sub Bagian Pembiayaan II mendisposisikan kepada petugas
verifikator untuk dilakukan verifikasi terhadap kelayakan permohonan dan
menetapkan besaran usulan pemberian bantuan sosial yang akan diberikan;
5. Hasil dari verifikasi oleh tim dibuatkan berita acara penetapan sebagai calon
penerima bantuan sosial sebagai dasar penetapan calon penerima bantuan
sosial;
6. Berdasarkan berita acara dibuatkan konsep surat keputusan penetapan
penerima bantuan sosial;
7. Konsep Surat Keputusan penetapan penerima bantuan sosial diserahkan
kepada Kepala Sub Bagian Pembiayaan II dan Kepala Bagian Pembiayaan
untuk diparaf;
8. Konsep surat keputusan disampaikan oleh KPA untuk ditandatangani.
B. Pencairan Dana Bantuan Sosial
Penyaluran dan Pencairan dana bantuan dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) pemberian bantuan sosial yang sudah di
tandatangani oleh KPA,PPK menerbitkan SPP LS;
2. Berdasarkan SPP LS yang dilampiri dengan surat keputusan penetapan
bantuan sosial dan daftar nominatif penerima bantuan, Pejabat
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 10
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM), menerbitkan dan
menandatangni SPM LS;
3. SPM-LS rangkap 2 (dua) beserta ADK disampaikan kepada KPPN Jakarta III
oleh petugas yang ditunjuk;
4. SPM-LS yang diajukan ke KPPN Jakarta III digunakan sebagai dasar
penerbitan SP2D;
5. Berdasarkan SP2D yang sudah diterbitkan oleh KPPN Jakarta III, dilakukan
transfer dan dari Kas Umum Negara kepada rekening Bank/Pos Penyalur
yang ditunjuk;
6. PPK menyampaikan Surat Perintah Pencairan kepada Bank/Pos Penyalur
untuk mentransfer dana kepada rekening penerima bantuan sosial sesuai
dengan surat keputusan yang disampaikan;
7. Setelah dana bantuan sosial masuk rekening penerima bantuan, maka dana
bantuan tersebut dapat langsung digunakan untuk membiayai kegiatan
sesuai proposal yang diajukan;
8. Pengelola bantuan sosial Biro Keuangan Kemdikbud menyampaikan surat
pemberitahuan persetujuan maupun penolakan pemberian dana bantuan
sosial maupun surat kepada penerima bantuan sosial melalui pos;
9. Dana yang tidak tersalurkan kepada rekening penerima bantuan sosial yang
diakibatkan oleh rekening pasif dan rekening tutup diinformasikan kepada
pengelola bantuan sosial Biro Keuangan untuk dilakukan upaya perbaikan
dan retur dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Lembaga penerima menyampaikan surat pemberitahuan dan fotocopy
rekening yang sudah diaktifkan atau yang telah dibuka kembali yang
ditandatangani oleh kepala/ketua lembaga tersebut serta diketahui oleh
bank bersangkutan;
b. Apabila lembaga penerima mengajukan perubahan rekening, wajib
menyampaikan Surat Pernyataan Perubahan Rekening (SPPR) yang
ditandatangani oleh kepala/ketua lembaga di atas materai Rp. 6.000,-
dan diketahui oleh Bank yang bersangkutan serta di lampirkan fotocopy
rekening tersebut.
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 11
10. Lembaga penerima dana bantuan sosial dapat melihat informasi pengelolaan
dan penyaluran bantuan sosial di http://simkeu.kemdibud.go.id
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 12
BAB VMONITORING, EVALUASI, PELAPORAN, PENGAWASAN DAN PENGADUAN
A. Monitoring dan Evaluasi
1. Monitoring
Kegiatan Monitoring dilakukan oleh petugas dari Biro Keuangan Sekretariat
Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna memperoleh data
dan informasi tentang:
a. Ketepatan sasaran penerima bantuan;
b. Ketepatan jumlah penerima bantuan;
c. Ketepatan waktu penerimaan bantuan dan;
d. Ketepatan penggunaan bantuan.
2. Evaluasi
Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan petugas dari Biro Keuangan
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program. Hal ini untuk mendukung
suksesnya keberhasilan program pemberian bantuan terutama dimaksudkan
memberikan umpan balik terhadap rencana dan implementasi kegiatan guna
perbaikan penyusunan program pada tahun anggaran mendatang.
B. Pelaporan
1. Penerima bantuan wajib menyampaikan laporan penerimaan dan
penggunaan dana kepada Kepala Biro Keuangan Sekretariat Jenderal
Kemdikbud;
2. Dana bantuan sosial harus digunakan dan dipertanggungjawabkan sesuai
dengan rencana yang tercantum dalam RAB serta mengacu peraturan
keuangan yang berlaku;
3. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan sosial di
sampaikan kepada Biro Keuangan sesuai format terlampir;
4. Pajak yang timbul sebagai akibat pembayaran transaksi yang dilakukan
menjadi tanggungjawab penerima bantuan sosial.
C. Pengawasan
Pengawasan atas penyaluran dan penggunan dana bantuan sosial kepada
lembaga pendidikan dan kebudayaan yang diselenggarakan oleh masyarakat
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 13
dan lembaga kemasyarakatan dilakukan oleh Biro Keuangan Kemdikbud,
Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).
D. Pengaduan
Penyaluran dana bantuan sosial pada lembaga pendidikan dan kebudayaan
yang diselenggarakan oleh masyarakat dan lembaga kemasyarakatan ini tidak
dipungut biaya. Penyimpangan atau pelanggaran terhadap prosedur atau
ketentuan penyaluran dana bantuan sosial ini dapat dilaporkan kepadaKepala
Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kemdikbud melalui pesan singkat pada
nomor telepon: 081291869076 dan email: [email protected]
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 14
BAB VIPENUTUP
Buku petunjuk teknis penyaluran dan pengelolaan bantuan sosial ini disusun sebagai
pedoman bagi Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dalam menetapkan lembaga calon penerima bantuan sosial, sebagai
acuan bagi lembaga/organisasi kemasyarakatan yang akan mengajukan permohonan
bantuan sosial yang bersumber dari APBN pada DIPA Biro Keuangan Sekretariat
Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak-pihak lain yang
mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan.
Dengan pemberian dana bantuan sosial tersebut diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap peningkatan akses, peran serta, partisipasi dan tanggungjawab
masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan diseluruh jenjang pendidikan.
Semoga dengan adanya buku petunjuk teknis ini pengelola pelaksanaan bantuan sosial
dapat melaksanakannya secara tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat
penggunaan batuan.
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 15
Lampiran
KOP LEMBAGANo. :Lampiran : 1 (satu) berkasPerihal : Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana
Bantuan Sosial Biro Keuangan Kemdikbud.
Yth. Kepala Biro Keuangan, Sekretariat JenderalKementerian Pendidikan dan KebudayaanGedung C lantai 9Jl. Jend. Sudirman SenayanJakarta.
Dengan ini kami sampaikan laporan penerimaan dan penggunaan dana bantuan sosial
yang telah di terima dan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Penerimaan
Dana bantuan sosial telah kami terima pada tanggal .................. sebesar
Rp................... melalui rekening pada bank ........................
2. Penggunaan
Dana bantuan sosial yang kami terima telah kami gunakan untuk keperluan:
1) .................................... Rp. ............................
2) .................................... Rp. ............................
3) .................................... Rp. ............................
4) dst
Jumlah : Rp. ............................
Bukti pengeluaran kami simpan untuk bahan pemeriksaan oleh pihak yang berwenangsesuai dengan peraturan perundang-undangan instansi pemerintah.Foto –foto kegiatan terlampir.
Demikian laporan ini kami sampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
......... Tgl. .................,........Ketua ................................
TTD dan stempel