241 bultek no.juknis-bansos-2014 tahun 2013

15
BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Selanjutnya dalam Pasal 46 ayat 1 disebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Sumber pendanaan Pendidikan dari Pemerintah meliputi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan sumber pendanaan pendidikan dari masyarakat mencakup antara lain sumbangan pendidikan, hibah, wakaf, zakat, pinjaman, sumbangan perusahaan dan lain-lain penerimaan yang sah. Dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial di bidang pendidikan dan kebudayaan serta untuk meningkatkan peran serta dan tanggung jawab masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan danorganisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, kebudayaan, keolahragaan, kepramukaan dan kepemudaan maka dipandang perlu memberikan bantuan. Salah satu tugas dan fungsi Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah memberikan bantuan sosial dalam bentuk uang, untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan formal, nonformal serta organisasi kemasyarakatan. Agar pengelolaan bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikandan Kebudayaan dapat dilaksanakan, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat penggunaan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang - undangan yang ditetapkan, maka disusunlah petunjuk teknis pengelolaan bantuan sosial.

Upload: haddad-zeen

Post on 11-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal

11 menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah daerah wajib memberikan

pelayanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang

bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Selanjutnya dalam Pasal 46

ayat 1 disebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama

antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.

Sumber pendanaan Pendidikan dari Pemerintah meliputi Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

dan sumber pendanaan pendidikan dari masyarakat mencakup antara lain

sumbangan pendidikan, hibah, wakaf, zakat, pinjaman, sumbangan perusahaan dan

lain-lain penerimaan yang sah.

Dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial di

bidang pendidikan dan kebudayaan serta untuk meningkatkan peran serta dan

tanggung jawab masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan danorganisasi

kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, kebudayaan, keolahragaan,

kepramukaan dan kepemudaan maka dipandang perlu memberikan bantuan.

Salah satu tugas dan fungsi Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan adalah memberikan bantuan sosial dalam bentuk uang,

untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan

formal, nonformal serta organisasi kemasyarakatan.

Agar pengelolaan bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Biro Keuangan Sekretariat

Jenderal Kementerian Pendidikandan Kebudayaan dapat dilaksanakan, tepat waktu,

tepat sasaran, tepat jumlah, tepat penggunaan dan dapat dipertanggungjawabkan

sesuai peraturan perundang - undangan yang ditetapkan, maka disusunlah petunjuk

teknis pengelolaan bantuan sosial.

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 2

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pertanggungjawaban dan Pemeriksaan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

6. Peraturan Menteri Keuangan No. 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan

Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;

7. Peraturan Menteri Keuangan No. 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara

Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2013 tentang

Pedoman Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial

di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

10.Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Biro Keuangan Kemdikbud.

C. Tujuan

Petunjuk teknis Pengelolaan Bantuan Sosial ini disusun:

1. Sebagai pedoman dan acuan bagi:

a. Biro Keuangan Kemdikbud dalam menentukan, menetapkan, dan

menyalurkan dana bantuan sosial;

b. Lembaga pendidikan dan kebudayaan yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan lembaga kemasyarakatan.

c. Auditor dan pihak-pihak lain yang berwenang melaksanakan kegiatan

pengawasan dan pemeriksaan.

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 3

2. Agar pengelolaan bantuan sosial dapat dilaksanakan, tepat waktu, tepat

sasaran, tepat jumlah, tepat penggunaan, dan dapat dipertanggungjawabkan

sesuai peraturan perundang-undangan.

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 4

BAB IIKETENTUAN UMUM

A. Pengertian

Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan :

1. Bantuan Sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa

yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat dari

kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi

dan/atau kesejahteraan masyarakat;

2. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara;

3. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi penyelenggara pendidikan

kebudayaan, penyelenggara pembinaan pemuda, penyelenggara pembinaan

pramuka, pembinaan olahraga, dan organisasi yang bergerak dibidang seni

dan budaya yang didirikan dengan sukarela oleh warganegara Indonesia yang

dibentuk berdasarkan kesamaan tujuan, kepentingan, dan kegiatan, untuk

dapat berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disingkat APBN adalah

rencana keuangan tahunan pemerintahan yang dibahas dan disetujui bersama

oleh pemerintah dan DPR, dan ditetapkan dengan Undang Undang;

5. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah

Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna

Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan

APBN;

6. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN

adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh

kuasa dari Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan sebagian fungsi dari

Bendahara Umum Negara;

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 5

7. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah

dokumenyang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan kegiatan untuk mengajukan permintaan pembayaran;

8. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen

yang digunakan/diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang

bersumber dari DIPA;

9. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat

perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan

pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.

B. Jenis Bantuan Sosial dapat diberikan kepada:

a) Pendidikan Formal:

1) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)

2) SekolahLuarBiasa (SDLB/SMPLB/SMALB)

3) Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)

4) Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/ MA)

5) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

6) Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

b) Pendidikan Nonformal:

1) Taman Kanak-Kanak/Kelompok Bermain/Raudatul Athfal/Pendidikan Anak

Usia Dini (TK/Kober/RA/PAUD)

2) Lembaga Kursus dan Pelatihan

3) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

4) Taman Pendidikan Al Qur’an

c) Lembaga Pendidikan Informal (Kemasyarakatan):

1) OrganisasiKepemudaan

2) Organisasi Keagamaan

3) Kepramukaan

4) Komunitas Seni dan Budaya

5) Organisasi Olahraga

C. Pemanfaatan Bantuan Sosial

Dari Bantuan Sosial yang disalurkan oleh Biro Keuangan Kemdikbud dapat

dimanfaatkan untuk :

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 6

1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan antara lain :

a. Rehabilitasi ringan;

b. Meubelair;

c. Alat pembelajaran;

d. Alat pengolah data;

e. Peralatan bermain;

f. Pengadaan buku pelajaran;

g. Peralatan seni dan budaya;

h. Peralatan olahraga;

i. Peralatan penunjang lainnya.

2. Pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kebudayaan lainnya.

D. Nilai Bantuan Sosial

Penetapan jumlah bantuan sosial yang disalurkan kepada penerima berdasarkan

kepada:

1. Kemampuan keuangan negara atau pagu yang tersedia dalam DIPA tahun

berjalan.

2. Hasil penilaian proposal dan rencana anggaran belanja (RAB) yang diajukan

oleh calon penerima bantuan sosial.

3. Standar besaran maksimum bantuan sosial yang ditetapkan oleh Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA).

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 7

BAB IIIKRITERIA DAN PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL

A. Kriteria Penerima Bantuan Sosial

Kriteria Lembaga Pendidikan dan Kebudayaan yang dapat mengajukan Permintaan

Bantuan Sosial adalah sebagai berikut:

1. Lembaga Pendidikan Formal

a) Berkedudukan atau berdomisili tetap di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

b) Mempunyai ijin operasional dari instansi berwenang;

c) Memiliki rekening bank atas nama lembaga yang sesuai domisili.

2. Lembaga Pendidikan Nonformal

a) Berkedudukan atau berdomisili tetap di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

b) Mempunyai ijin operasional dari instansi berwenang;

c) Memiliki program kegiatan yang jelas dan berkesinambungan;

d) Memiliki rekening bank atas nama lembaga yang sesuai domisili.

3. Lembaga Pendidikan Informal (Kemasyarakatan):

a) Berkedudukan atau berdomisili tetap di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

b) Memiliki program kegiatan dibidang pendidikan dan kebudayaan;

c) Memiliki rekening bank atas nama lembaga yang sesuai domisili.

B. Persyaratan Penerima Bantuan Sosial

Lembaga pendidikan dan kebudayaan yang diselenggarakan oleh masyarakat

dan lembaga kemasyarakatan mengajukan proposal yang berisi:

a) Surat Permohonan yang ditandatangani oleh ketua lembaga/organisasi/

yayasan dan kepala sekolah;

b) Profil lembaga;

c) Ijin operasional/NSS atau ijin lainnya yang dikeluarkan oleh pejabat/instansi

yang berwenang (bagi lembaga pendidikan formal/nonformal);

d) Rencana anggaran belanja (RAB) kegiatan;

e) Foto copy rekening atas nama lembaga/organisasi;

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 8

C. Penyampaian Proposal Bantuan Sosial

Proposal Permohonan ditujukan kepada Kepala Biro Keuangan Sekretariat Jenderal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung C Lantai 9, Jl. Jenderal

Sudirman-Senayan Jakarta 10270.

Yang disampaikan melalui :

1. Diantar Langsung ke loket Biro Keuangan Kemdikbud;

2. Kantor Pos atau Perusahaan Jasa expedisi.

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 9

BAB IVMEKANISME PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL

A. Penetapan Pemberian Bantuan Sosial

1. Pemohon menyampaikan proposal permohonan kepada Kepala Biro

Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

yang diterima oleh petugas administrasi;

2. Petugas administrasi memeriksa kelengkapan proposal permohonan dan

menginput data-data lembaga kedalam aplikasi bantuan sosial dan mencetak

lembar disposisi;

3. Proposal yang sudah diinput dan diberi lembar disposisi disampaikan kepada

Kepala Bagian Pembiayaan Biro Keuangan untuk diteruskan kepada Kepala

Sub Bagian Pembiayaan II;

4. Kepala Sub Bagian Pembiayaan II mendisposisikan kepada petugas

verifikator untuk dilakukan verifikasi terhadap kelayakan permohonan dan

menetapkan besaran usulan pemberian bantuan sosial yang akan diberikan;

5. Hasil dari verifikasi oleh tim dibuatkan berita acara penetapan sebagai calon

penerima bantuan sosial sebagai dasar penetapan calon penerima bantuan

sosial;

6. Berdasarkan berita acara dibuatkan konsep surat keputusan penetapan

penerima bantuan sosial;

7. Konsep Surat Keputusan penetapan penerima bantuan sosial diserahkan

kepada Kepala Sub Bagian Pembiayaan II dan Kepala Bagian Pembiayaan

untuk diparaf;

8. Konsep surat keputusan disampaikan oleh KPA untuk ditandatangani.

B. Pencairan Dana Bantuan Sosial

Penyaluran dan Pencairan dana bantuan dilakukan melalui tahapan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) pemberian bantuan sosial yang sudah di

tandatangani oleh KPA,PPK menerbitkan SPP LS;

2. Berdasarkan SPP LS yang dilampiri dengan surat keputusan penetapan

bantuan sosial dan daftar nominatif penerima bantuan, Pejabat

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 10

Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM), menerbitkan dan

menandatangni SPM LS;

3. SPM-LS rangkap 2 (dua) beserta ADK disampaikan kepada KPPN Jakarta III

oleh petugas yang ditunjuk;

4. SPM-LS yang diajukan ke KPPN Jakarta III digunakan sebagai dasar

penerbitan SP2D;

5. Berdasarkan SP2D yang sudah diterbitkan oleh KPPN Jakarta III, dilakukan

transfer dan dari Kas Umum Negara kepada rekening Bank/Pos Penyalur

yang ditunjuk;

6. PPK menyampaikan Surat Perintah Pencairan kepada Bank/Pos Penyalur

untuk mentransfer dana kepada rekening penerima bantuan sosial sesuai

dengan surat keputusan yang disampaikan;

7. Setelah dana bantuan sosial masuk rekening penerima bantuan, maka dana

bantuan tersebut dapat langsung digunakan untuk membiayai kegiatan

sesuai proposal yang diajukan;

8. Pengelola bantuan sosial Biro Keuangan Kemdikbud menyampaikan surat

pemberitahuan persetujuan maupun penolakan pemberian dana bantuan

sosial maupun surat kepada penerima bantuan sosial melalui pos;

9. Dana yang tidak tersalurkan kepada rekening penerima bantuan sosial yang

diakibatkan oleh rekening pasif dan rekening tutup diinformasikan kepada

pengelola bantuan sosial Biro Keuangan untuk dilakukan upaya perbaikan

dan retur dengan mekanisme sebagai berikut :

a. Lembaga penerima menyampaikan surat pemberitahuan dan fotocopy

rekening yang sudah diaktifkan atau yang telah dibuka kembali yang

ditandatangani oleh kepala/ketua lembaga tersebut serta diketahui oleh

bank bersangkutan;

b. Apabila lembaga penerima mengajukan perubahan rekening, wajib

menyampaikan Surat Pernyataan Perubahan Rekening (SPPR) yang

ditandatangani oleh kepala/ketua lembaga di atas materai Rp. 6.000,-

dan diketahui oleh Bank yang bersangkutan serta di lampirkan fotocopy

rekening tersebut.

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 11

10. Lembaga penerima dana bantuan sosial dapat melihat informasi pengelolaan

dan penyaluran bantuan sosial di http://simkeu.kemdibud.go.id

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 12

BAB VMONITORING, EVALUASI, PELAPORAN, PENGAWASAN DAN PENGADUAN

A. Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring

Kegiatan Monitoring dilakukan oleh petugas dari Biro Keuangan Sekretariat

Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna memperoleh data

dan informasi tentang:

a. Ketepatan sasaran penerima bantuan;

b. Ketepatan jumlah penerima bantuan;

c. Ketepatan waktu penerimaan bantuan dan;

d. Ketepatan penggunaan bantuan.

2. Evaluasi

Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan petugas dari Biro Keuangan

dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program. Hal ini untuk mendukung

suksesnya keberhasilan program pemberian bantuan terutama dimaksudkan

memberikan umpan balik terhadap rencana dan implementasi kegiatan guna

perbaikan penyusunan program pada tahun anggaran mendatang.

B. Pelaporan

1. Penerima bantuan wajib menyampaikan laporan penerimaan dan

penggunaan dana kepada Kepala Biro Keuangan Sekretariat Jenderal

Kemdikbud;

2. Dana bantuan sosial harus digunakan dan dipertanggungjawabkan sesuai

dengan rencana yang tercantum dalam RAB serta mengacu peraturan

keuangan yang berlaku;

3. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan sosial di

sampaikan kepada Biro Keuangan sesuai format terlampir;

4. Pajak yang timbul sebagai akibat pembayaran transaksi yang dilakukan

menjadi tanggungjawab penerima bantuan sosial.

C. Pengawasan

Pengawasan atas penyaluran dan penggunan dana bantuan sosial kepada

lembaga pendidikan dan kebudayaan yang diselenggarakan oleh masyarakat

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 13

dan lembaga kemasyarakatan dilakukan oleh Biro Keuangan Kemdikbud,

Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).

D. Pengaduan

Penyaluran dana bantuan sosial pada lembaga pendidikan dan kebudayaan

yang diselenggarakan oleh masyarakat dan lembaga kemasyarakatan ini tidak

dipungut biaya. Penyimpangan atau pelanggaran terhadap prosedur atau

ketentuan penyaluran dana bantuan sosial ini dapat dilaporkan kepadaKepala

Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kemdikbud melalui pesan singkat pada

nomor telepon: 081291869076 dan email: [email protected]

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 14

BAB VIPENUTUP

Buku petunjuk teknis penyaluran dan pengelolaan bantuan sosial ini disusun sebagai

pedoman bagi Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan dalam menetapkan lembaga calon penerima bantuan sosial, sebagai

acuan bagi lembaga/organisasi kemasyarakatan yang akan mengajukan permohonan

bantuan sosial yang bersumber dari APBN pada DIPA Biro Keuangan Sekretariat

Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak-pihak lain yang

mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan.

Dengan pemberian dana bantuan sosial tersebut diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap peningkatan akses, peran serta, partisipasi dan tanggungjawab

masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan diseluruh jenjang pendidikan.

Semoga dengan adanya buku petunjuk teknis ini pengelola pelaksanaan bantuan sosial

dapat melaksanakannya secara tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat

penggunaan batuan.

BIRO KEUANGAN – KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN/2014 15

Lampiran

KOP LEMBAGANo. :Lampiran : 1 (satu) berkasPerihal : Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana

Bantuan Sosial Biro Keuangan Kemdikbud.

Yth. Kepala Biro Keuangan, Sekretariat JenderalKementerian Pendidikan dan KebudayaanGedung C lantai 9Jl. Jend. Sudirman SenayanJakarta.

Dengan ini kami sampaikan laporan penerimaan dan penggunaan dana bantuan sosial

yang telah di terima dan dilaksanakan sebagai berikut:

1. Penerimaan

Dana bantuan sosial telah kami terima pada tanggal .................. sebesar

Rp................... melalui rekening pada bank ........................

2. Penggunaan

Dana bantuan sosial yang kami terima telah kami gunakan untuk keperluan:

1) .................................... Rp. ............................

2) .................................... Rp. ............................

3) .................................... Rp. ............................

4) dst

Jumlah : Rp. ............................

Bukti pengeluaran kami simpan untuk bahan pemeriksaan oleh pihak yang berwenangsesuai dengan peraturan perundang-undangan instansi pemerintah.Foto –foto kegiatan terlampir.

Demikian laporan ini kami sampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

......... Tgl. .................,........Ketua ................................

TTD dan stempel