24. lewi
TRANSCRIPT
ISSN 2337-3776
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI DIET
DIABETES MELITUS DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI PADA
PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLI PENYAKIT RSUD DR. H.
ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lewi Martha Furi 1) dr. Sahab Sibuea, M.Sc. 2)
Email: [email protected]
1)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2)Staf Pengajar Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung
Abstrak
Prevalensi diabetes melitus meningkat setiap tahun di seluruh dunia. Diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia akan menduduki peringkat 3 dunia dengan prevalensi Diabetes Melitus mencapai 21,3 juta orang. Perencanaan makan merupakan salah satu pengelolaan diabetes yang penting untuk mengendalikan kadar gula darah. Salah satu caranya adalah dengan menyeimbangkan kebutuhan energi dengan tingkat konsumsi energi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan pengetahuan dan sikap mengenai diet diabetes melitus dengan tingkat konsumsi energi pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 82 pasien Diabetes Melitus tipe 2 sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 82 responden didapatkan 43 responden (52,4 %) memiliki pengetahuan yang baik, 55 responden (67,1 %) memiliki sikap yang baik dan 41 responden (50 %) memiliki tingkat konsumsi energy yang kurang. Berdasarkan analisis data menggunakan chi square didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan (p-value=0,520, α=0,05 ; p-value>α) dan sikap (p-value=0,430, α=0,05 ; p-value>α) mengenai diet Diabetes Melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2.
Kata kunci: pengetahuan, sikap, tingkat konsumsi energi
THE CORRELATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE ABOUT
DIET IN DIABETES MELLITUS WITH ENERGY CONSUMPTION
LEVEL AMONG PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS TYPE 2 IN
POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lewi Martha Furi 1) dr. Sahab Sibuea, M.Sc. 2)
Email : [email protected]
1
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
ISSN 2337-3776
1)Medical student of Lampung University, 2)Lecturer of School of Medicine
Lampung University
Abstract
The prevalence of Diabetes Mellitus increased every year in the world. Approximately by the year of 2030 Indonesia will occupy the third rank of the world with the prevalence of diabetes mellitus reached 21.3 million people. Meal planning is one of the important management of diabetes to control blood sugar levels. One of the main ways is by balancing energy needs with the patient's level of energy consumption. This study aimed to determine the correlation of knowledge and attitude about diet in diabetes mellitus with energy consumption level among patients with diabetes mellitus type 2 in poli penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung. This research used analytic method with cross sectional approach. This research obtained 82 patients Diabetes Mellitus as respondents. Result showed that from 82 respondents, 43 respondents (52,4 %) have good knowledge, 55 respondents (67,1 %) have good attitude and 41 respondents (50 %) have low energy consumption levels. Based on the data using chi-square analysis there was no correlation of knowledge (p-value=0,520, α=0,05 ; p-value>α) and attitude (p-value=0,430, α=0,05 ; p-value>α) about diet in Diabetes Mellitus with energy consumption level in patients with type 2 Diabetes Mellitus.
Key words: attitude, energy consumption level, knowledge
I. PENDAHULUAN
Diabetes melitus merupakan salah satu dari sekian banyak masalah
kesehatan yang dewasa ini prevalensinya makin meningkat. Indonesia pada tahun
2011 merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes melitus ke-10
terbanyak di dunia setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, Jepang,
Mexico, Bangladesh dan Mesir yaitu sebesar 7,3 juta orang dan di tahun 2012
naik peringkat menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes ke-7 setelah
Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Mexico yaitu sebesar 7,6 juta
orang. Diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia menempati peringkat ke-9 di
dunia dengan jumlah penderita sebanyak 11,8 juta orang (IDF, 2012). Menurut
WHO, Indonesia akan menduduki peringkat ke-3 pada tahun 2030 dengan jumlah
penderita sebanyak 21,3 juta.
Tingginya angka penderita diabetes disebabkan karena kegagalan diet
pasien dalam mempertahankan kadar glukosa darah tetap dalam keadaan
terkontrol (Almatsier, 2004). Hasil penelitian dari Diabetes Control and
Complication Trial (DCCT) menunjukkan bahwa pengendalian Diabetes Melitus
yang baik dapat mengurangi komplikasi kronik Diabetes Melitus antara 20-30%.
Namun dari penelitian ini didapatkan 75% respondennya tidak patuh dalam hal
2
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
ISSN 2337-3776
mengatur dietnya karena rendahnya pengetahuan pasien mengenai diet diabetes
melitus dan rendahnya pengetahuan akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap perubahan hidup sehat (Notoadmojo, 2003).
Sehubungan dengan tingginya jumlah penderita diabetes melitus setiap
tahun, tingginya angka ketidakpatuhan terhadap diet, dan adanya hubungan
signifikan antara pengetahuan dengan sikap dari peneliti terdahulu maka penulis
tertarik melakukan suatu penelitian untuk mengetahui adakah hubungan
pengetahuan dan sikap mengenai diet diabetes melitus dengan tingkat konsumsi
energi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat jalan Penyakit Dalam
RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu dengan melakukan pengukuran atau pengamatan dalam sekali
waktu. Tujuannya untuk mengetahui pengetahuan dan sikap mengenai diet
Diabetes Melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien DM tipe 2 di poli
penyakit dalam RSUD Abdul Muluk Provinsi Lampung Bandar Lampung.
Populasi penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang berobat
di poli penyakit dalam RSUD Abdul Muluk Provinsi Lampung Bandar Lampung
dengan jumlah rata-rata per bulannya sebanyak 550 pasien. Sampel diambil
dengan menggunakan teknik accidental sampling, dengan kriteria inklusi bersedia
menjadi subjek penelitian, pasien rawat jalan, pasien DM tanpa komplikasi dan
berusia tidak lebih dari 70 tahun.
Dalam penelitian, peneliti menggunakan kuesioner yang sebelumnya
sudah diuji validitas dan realibilitas sebelumnya untuk mengukur pengetahuan
dan sikap, serta menggunakan food recall untuk mengukur tingkat konsumsi
energi dilakukan di poli penyakit dalam RSUD Abdul Muluk Provinsi Lampung
Bandar Lampung pada tanggal 22 November-22 Desember 2013 selama 30 hari.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan menggunakan
angket (kuisioner dengan daftar pertanyaan tertutup). Dalam pengisian kuesioner
tersebut peneliti melakukan wawancara bebas terpimpin untuk mendapatkan
jawaban untuk setiap pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner. Sebelum diolah
3
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
ISSN 2337-3776
data dari food recall dikonversikan terlebih dahulu menggunakan program
NutriSurvey. Setelah itu data dikumpulkan dan dianalisis serta dilakukan uji Chi
Square menggunakan program SPSS.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Pengetahuan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden
Berdasarkan tabel 1, dari 82 responden didapatkan data pasien yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 43 responden (52,4%), pasien yang
memiliki pengetahuan sedang sebanyak 29 responden (35,4%), dan pasien
yang memiliki pengetahuan yang buruk sebanyak 10 responden (12,2%).
b. Sikap responden
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap Responden
Berdasarkan tabel 2, dari 82 responden didapatkan data pasienn yang
memiliki sikap baik sebanyak 55 responden (67,1%), dan pasien yang
memiliki sikap kurang sebanyak 27 responden (32,9%).
4
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 43 52,4
Sedang
Kurang
29
10
35,4
12,2
Total 82 100
Sikap Frekuensi Persentase (%)
Baik 55 67,1
Kurang 27 32,9
Total 82 100
ISSN 2337-3776
c. Tingkat Konsumsi Energi Responden
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Energi
Berdasarkan tabel 3, dari 82 responden didapatkan data pasien yang
memiliki tingkat konsumsi energi yang baik sebanyak18 responden
(21,9%), pasien yang memiliki tingkat konsumsi energi kurang sebanyak
41 responden (50%) dan pasien yang memiliki tingkat konsumsi energi
lebih sebanyak 23 responden (28%).
d. Hubungan pengetahuan dengan tingkat konsumsi energi responden
Tabel 4. Hasil analisis hubungan pengetahuan dengan tingkat konsumsi energi responden
Pengetahuan Tingkat Konsumsi Energi Total
Baik Kurang Lebih
Baik 11(13,4 %) 22 (26,8 %) 10 (12,2%) 43 (52,4 %)
Sedang
Kurang
7 ( 8,5 % )
0 ( 0,0% )
11 (13,4 %)
8 ( 9,8%)
11 (13,4 %)
2 ( 2,4%)
29 (35,4 %)
10 (12,2%)
Total 18 (21,9 %) 41 (50,0 %) 23 (28,0 %) 82 (100 %)
Berdasarkan tabel 4, dari 82 responden terdapat 22 responden (26,8%) yang
memiliki pengetahuan baik dengan tingkat konsumsi energi yang kurang.
Dari hasil uji statistik Chi Square didapatkan 3 sel expected value < 5
sehingga dilakukan penggabungan sel, kemudian di uji kembali dengan Chi
Square didapatkan p-value sebesar 0,520 dan α=0,05 (p-value>α). Hal ini 5
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
TKE Frekuensi Persentase (%)
Baik 18 21,9
Kurang 41 50,0
Lebih 23 28,0
Total 82 100
ISSN 2337-3776
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan tingkat konsumsi energi responden.
e. Hubungan sikap dengan tingkat konsumsi energi responden
Tabel 5. Hasil analisis hubungan sikap dengan tingkat konsumsi energi responden
Berdasarkan tabel 5, dari 82 responden didapatkan 25 responden (30,5%)
memiliki sikap yang baik dengan tingkat konsumsi energy yang kurang.
Dari hasil uji statistik Chi Square didapatkan 2 sel expected value <5,
sehingga dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov didapatka p-value sebesar
0,43 dan α=0,05 (p-value> α). Hal ini menyatakan bahwa tidak ada
hubungan bermakna antara sikap dengan tingkat konsumsi energi
responden.
2. Pembahasan
a. Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Konsumsi Energi
Dari hasil uji statistik menggunakan Chi Square penggabungan sel dengan
α = 0,05 didapat p-value sebesar 0,520 (p-value > α). Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan
dengan tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di
RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar Lampung.
6
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
Sikap Tingkat Konsumsi Energi Total
Baik Kurang Lebih
Baik 14 (17,1%) 25 (30,5 %) 16 (19,5 %) 55 (67,1 %)
Kurang 4 ( 4,9%) 16 (19,5% ) 7 ( 8,5 %) 27 (32,9 %)
Total 18 (21,9 %) 41 (50,0 %) 23 (28,0 %) 89 (100 % )
ISSN 2337-3776
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
memiliki pengetahuan baik, sebanyak 26,8% responden memiliki tingkat
konsumsi energi yang kurang. Responden memiliki tingkat konsumsi energi
yang kurang karena mengurangi porsi makan secara berlebihan ataupun
mengurangi frekuensi makan, dimana pasien terlalu takut untuk memakan
makanan. Beberapa responden melakukan perencanaan makan yang tidak
baik yang menyebabkan tingkat konsumsi energinya kurang seperti dalam
sehari hanya makan satu kali atau hanya dua kali. Hal ini juga dapat
disebabkan karena meskipun pasien tahu apa yang baik untuk dietnya bila
tidak didukung maka pasien tidak akan melakukan praktik diet yang baik.
Teori Perilaku Snehandu B. Kar menyatakan bahwa diperlukan niat
(behaviour intention), dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-
support), ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas
kesehatan (accessibility of information), otonomi pribadi yang bersangkutan
dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) dan
situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action
situation) (Notoatmodjo, 2005).
b. Hubungan Sikap dengan Tingkat Konsumsi Energi
Dari hasil uji statistik menggunakan Chi Square dengan α = 0,05 didapat p-
value sebesar 0,430 (p-value > α). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan bermakna antara sikap dengan tingkat konsumsi energi pada
pasien Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Bandar Lampung.
Responden didominasi oleh responden yang memiliki memiliki sikap yang
baik namun 25 responden (30,5 %) memiliki tingkat konsumsi energi yang
kurang. Responden yang memiliki sikap baik cenderung memiliki tingkat
konsumsi yang kurang. Dalam hal ini responden sebenarnya sudah mau dan
menerima stimulus untuk mengukur atau menakar makanan yang akan dia
7
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
ISSN 2337-3776
makan, namun dalam praktiknya responden terkadang merasa kerepotan bila
harus benar-benar mengikuti saran diet dari dokter sehingga responden
hanya mengira-ngira porsi makan yang ia perlukan. Responden juga
terkadang terlalu takut untuk menambah porsi makannya, sehingga
didapatkan tingkat konsumsi energi yang kurang.
Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak, namun belum
tentu secara otomatis terwujud dalam suatu tindakan, perlu faktor
pendukung lainnya ataupun situasi yang memungkinkan (Notoatmodjo,
2005).
IV. SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN
a. Dari 82 responden, terdapat 43 responden yang memiliki pengetahun baik,
sebanyak 29 reponden memiliki pengetahuan yang sedang dan sisanya
sebanyak 10 responden memiliki pengetahuan yang kurang.
b. Dari 82 responden terdapat 55 responden yang memiliki sikap yang baik
dan sisanya 27 responden memiliki sikap yang kurang.
c. Dari 82 responden, terdapat 41 responden memiliki tingkat konsumsi
energi yang kurang, 22 responden memiliki tingkat konsumsi energi yang
lebih, sedangkan responden yang tingkat konsumsi energinya baik
sebanyak 19 responden saja.
d. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan mengenai diet
Diabetes Melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar
Lampung.
e. Tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap mengenai diet Diabetes
Melitus dengan tingkat konsumsi energi pada pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Bandar
Lampung.
8
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
ISSN 2337-3776
2. SARAN
1. Bagi Institusi Kesehatan
Diharapkan dapat melakukan pengintegrasian pengetahuan secara
berkala bagi tenaga kesehatan medis dan paramedis.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dokter dan konsultan gizi dapat secara langsung ikut
berperan serta dalam pengendalian diet dengan melakukan pengawasan
diet pada pasien.
3. Bagi pasien Diabetes Melitus
Diharapkan memiliki pemahaman dan perilaku yang baik dalam
menjalani 4 pilar penanganan dan pengelolaan Diabetes Melitus.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan adanya penelitian lain di masa mendatang mengenai
faktor-faktor lain berkaitan dengan tingkat konsumsi energi pada
pasien Diabetes Melitus tipe 2 seperti umur, jenis kelamin, lama
menderita diabetes dan juga tingkat pendidikan seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
ADA (American Diabetes Association). 2005. Diagnosis and Classification of
Diabetes Mellitus. Diabetes Care.
ADA (American Diabetes Associantion). 2011. Diagnosis and Clasification of
Diabetes Mellitus; doi : 10.2337/diacare.27.2007.55 Diabetes Care January
2004 vol. 27 no. suppl 1 s5-s10.
Alvin .C, 2008. Diabetes Melitus, Harrison internal Medicine 17th Edition,2052-
2063. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2007. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. Jakarta.
Barasi, M. 2007. At a glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga Medical Series.
9
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
ISSN 2337-3776
Basuki, E. 2004. Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta: Balai Perbit FKUI.
Berg, A. 1998. Gizi dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: C.V. Rajawali.
Dinas Kesehatan Bandar Lampung. 2011. Profil Kesehatan Provinsi Lampung.
Bandar Lampung.
Dini, A. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus Dan
Kepatuhan Minum Obat Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Bandar Lampung. Bandar Lampung: Program Studi Kedokteran
Universitas Lampung.
Efendi, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi
II.Jakarta: EGC
Elnovriza, D. 2006. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Status Gizi USILA
di Kota Padang Tahun 2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 1, No 1.
Evelien, H. 2001. Tinjauan Sosial Ekonomi Konsumsi Pangan dan Status Gizi
anak bawah Dua Tahun di Kawasan Taman Nasional Bunaken Propinsi
Sulawesi Utara Bogor. Bogor: Program Pascasarjana Institut pertanian
Bogor.
George J. Mouly. 1973. Psichology for effective teaching, New York : Holt
Renehart and Winston, Inc, h. 413
IDF (International Diabetes Federation). 2012. IDF Diabetes Atlas, [online].
Available from : http//www.idf.org/diabetesatlas/what-is-diabetes
[Accessed 12 November 2012]
Inzuchi SE. 2003. Classification and Diagnosis of Diabetes Mallitus. In Editor
Porte D Jr et al. Ellenberg & Rifkin’s. Diabetes Mellitus, Sixth Edition
McGraw-Hill Medical Publishing Division. New York. P. 265-275.
Notoatmodjo, S. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
10
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013
ISSN 2337-3776
Susztak K, Raff AC, Schiffer M. 2006. Glucose-induced reactive oxygen
species cause apoptosis of podocytes and podocyte depletion at the onset
of diabetic nephropathy. Diabetes 55: 225-33.
WHO (World Health Organization). Definition and diagnosis of Diabetes mellitus
and intermediate Hyperglycemic. Geneva, Switzerland, IDF; 2006:5
11
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013