23 thn 2000 perda rtrw kota tangerang

20
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 5 Tahun 2000 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 23 TAHUN 2000 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kota Tangerang dengan memanfaatkan ruang wilayah secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna, berhasil guna, berbudaya dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah; b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan dalam pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu yang dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha; c. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang; d. bahwa Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 19 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan sehingga perlu di ganti; e. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b, c dan d, maka perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang dengan Peraturan Daerah.

Upload: rissa-yuliana-dwijayanti

Post on 02-Jan-2016

85 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

Nomor 5 Tahun 2000 Seri C

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

NOMOR 23 TAHUN 2000

T E N T A N G

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kota Tangerang

dengan memanfaatkan ruang wilayah secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna, berhasil guna, berbudaya dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan

antar sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan dalam pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu yang dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha;

c. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992

tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang;

d. bahwa Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang

Nomor 19 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan sehingga perlu di ganti;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b, c dan d, maka

perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang dengan Peraturan Daerah.

Page 2: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

2

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-

undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, TLN Nomor 3209);

2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Nomor 1992 Nomor 115, TLN Nomor 5301);

3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 18, TLN Nomor 3518);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, TLN Nomor 3839);

5. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak-Hak Asasi

Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, TLN Nomor 3886);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan

Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104, TLN Nomor 3660);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, TLN Nomor 3721);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, TLN Nomor 3952);

9. Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 1986 tentang Pengendalian

Penggunaan Tanah dan Ruang Udara di Sekitar Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta (Lembaran Negara Tahun 1986);

10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik

Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);

11. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor

14 Tahun 1994 tentang Pola Dasar Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang.

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG TENTANG RENCANA

TATA RUANG WILAYAH

Page 3: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

3

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tangerang; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tangerang; 3. Walikota adalah Walikota Tangerang; 4. Dewan adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang; 5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan dan ruang udara sebagai satu

kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya;

6. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak;

7. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang;

8. Rencana Tata Ruang adalah hasil proses perencanaan tata ruang; 9. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur

terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional;

10. Kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional dan serta memiliki ciri tertentu;

11. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan;

12. Kawasan Budi Daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan;

13. Strategi Pengembangan adalah langkah-langkah penataan ruang dan pengelolaan kota yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan misi pembangunan kota yang telah ditetapkan;

14. Kawasan Sedang Berkembang adalah kawasan yang diarahkan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan/perkembangan kawasan sesuai dengan arahan fungsi ruang utama yang telah ditetapkan;

15. Kawasan yang perlu didorong perkembangannya, kawasan berpotensi untuk berkembang dengan pesat namun terdapat hal-hal yang menghambat perkembangannya sehingga perlu didorong pertumbuhannya, dengan membuka akses dan melengkapi sarana dan prasarana yang memadai;

16. Kawasan perlindungan tata air, merupakan kawasan yang perlu dilindungi agar tidak terjadi kerusakan yang dapat berakibat timbulnya gangguan pada sistem tata air, kawasan umumnya dialokasikan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air;

17. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), merupakan kawasan yang mengamankan kegiatan penerbangan yang berlangsung di Bandara Soekarno-Hatta;

18. Peremajaan Kawasan/Lingkungan adalah pola pengembangan kawasan dengan tujuan mengadakan penataan/perbaikan secara menyeluruh dalam rangka pembaharuan struktur fisik dan fungsi;

19. Kawasan Permukiman adalah kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan permukiman atau tempat tinggal/hunian beserta prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur;

Page 4: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

4

20. Perbaikan Lingkungan adalah pola pengembangan kawasan dengan tujuan untuk memperbaiki struktur lingkungan yang telah ada dan dimungkinkan melakukan pembongkaran terbatas guna penyempurnaan pola fisik prasarana yang telah ada;

21. Pemeliharaan Lingkungan adalah pola pengembangan kawasan dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas suatu lingkungan yang sudah baik agar tidak mengalami penurunan kualitas lingkungan;

22. Pembangunan Baru adalah pola pengembangan kawasan pada areal tanah yang masih kosong dan atau belum pernah dilakukan pembangunan fisik;

23. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri;

24. Industri Selektif adalah kegiatan industri yang kriteria pemilihannya disesuaikan dengan kondisi Kota Tangerang sebagai kota jasa, yakni industri yang hemat lahan, hemat air, tidak berpolusi dan menggunakan teknologi tinggi;

25. Kawasan Industri dan atau Pergudangan adalah kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan industri dan atau pergudangan beserta fasilitas penunjangnya;

26. Sistem Pusat Kegiatan adalah kawasan-kawasan yang diarahkan bagi pemusatan berbagai kegiatan baik campuran maupun spesifik, yang memiliki fungsi strategi dalam menarik berbagai kegiatan pemerintahan, sosial, ekonomi dan budaya serta kegiatan pelayanan kota yang menurut hirarkhinya terdiri dari sistem pusat kegiatan utama berskala kota, regional, nasional dan internasional, sistem sub pusat yang berskala lokal dan sub-sub pusat yang berskala lingkungan;

27. Pusat Kegiatan Komoditas Khusus adalah pusat kegiatan yang bersifat khusus yang berkaitan dengan suatu komoditi tertentu sehingga menjadi tempat yang khas bagi Kota Tangerang;

28. Kegiatan Pertanian, meliputi lahan basah/sawah, kebun campuran serta pertanian tanaman hias;

29. Kawasan Khusus adalah kawasan yang diprioritaskan pembangunannya dalam rangka mendorong pertumbuhan kota ke arah yang direncanakan atau menanggulangi masalah-masalah yang mendesak;

30. Bagian Wilayah Kota (BWK) adalah bagian-bagian wilayah kota yang merupakan kesatuan fungsional pelayanan;

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2 (1) Ruang lingkup Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah mencakup strategi dan

struktur pemanfaatan ruang daerah sampai dengan batas ruang daratan dan ruang udara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(2) Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini,

meliputi :

a. Asas dan tujuan; b. Kebijakan dan strategi pengembangan tata ruang; c. Struktur dan pola pemanfaatan ruang; d. Pengendalian pemanfaatan ruang.

Page 5: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

5

BAB III

ASAS DAN TUJUAN

Bagian Pertama A s a s

Pasal 3

Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Peraturan Daerah ini, disusun berasaskan : a. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, serasi, selaras,

seimbang, berdaya guna, berhasil guna, berbudaya dan berkelanjutan; b. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum.

Bagian Kedua

Tujuan Penataan Ruang

Pasal 4 Tujuan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a Peraturan Daerah ini, yaitu : a. Terumuskannya kebijaksanaan Pokok Pemanfaatan Ruang di Daerah; b. Terselenggarakannya Pemanfaatan Ruang Wilayah yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan hidup sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, kemampuan masyarakat dan pemerintah, serta kebijakan pembangunan nasional dan daerah;

c. Terwujudkannya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sebesar-besarnya sumber daya manusia;

d. Terselenggarakannya pengaturan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dan kawasan budi daya;

e. Terwujudkannya kehidupan masyarakat yang sejahtera.

BAB IV

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG

Bagian Pertama Kebijakan Pengembangan Tata Ruang

Pasal 5

(1) Untuk pencapaian tujuan penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 4

Peraturan Daerah ini, ditetapkan kebijaksanaan pengembangan tata ruang; (2) Kebijaksanaan pengembangan tata ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

pasal ini, adalah sebagai berikut :

a. Memantapkan fungsi Daerah sebagai pusat industri, pergudangan, perdagangan dan jasa, permukiman dan pariwisata;

b. Mengembangkan kota dalam rangka mewujudkan otonomi daerah; c. Mengembangkan partisipasi para pelaku pembangunan, kemitraan dan

pemberdayaan masyarakat dalam penataan ruang;

Page 6: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

6

d. Mengendalikan jumlah penduduk daerah pada tahun 2010 sebanyak-banyaknya 2.706.327 jiwa serta diatur sebaran penduduknya sesuai daya dukung dan daya tampung ruang tiap bagian wilayah kotanya;

e. Mengatur dan mengendalikan pemanfaatan ruang dengan cara mendorong, menstabilkan dan membatasi perkembangan sesuai tipologi masalah dan potensi perkembangan tiap wilayah kota;

f. Mengusahakan keterpaduan pembangunan dan pembinaan wilayah dengan daerah-daerah di sekitar daerah;

g. Mengurangi dan menghilangkan daerah-daerah rawan banjir dan rawan kemacetan lalu lintas secara sistematis dan berkelanjutan;

h. Mempersiapkan Sub Bagian Wilayah Kota (Sub BWK) menjadi Bagian Wilayah Kota (BWK);

i. Melestarikan fungsi dan keserasian lingkungan hidup di dalam penataan ruang dengan mengoptimalkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Bagian Kedua Strategi Pengembangan Tata Ruang

Pasal 6

(1) Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 4

Peraturan Daerah ini, ditetapkan strategi pengembangan tata ruang; (2) Strategi pegembangan tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

pasal ini, adalah sebagai berikut :

a. Mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran penduduk di setiap wilayah Kecamatan sebagai berikut :

- Membatasi perkembangan penduduk di Kecamatan Ciledug, Jatiuwung dan

Tangerang; - Menampung perkembangan penduduk daerah dan limpahan penduduk DKI

secara terencana di Kecamatan Batuceper, Benda dan Cipondoh.

b. Meningkatkan potensi pertumbuhan dan atau perkembangan kawasan sedang berkembang dengan fungsi utama sebagai pusat permukiman, industri, perdagangan dan jasa, serta pariwisata terutama di Kecamatan Tangerang, Jatiuwung dan Ciledug dengan meningkatkan kelengkapan dan kualitas fasilitas penunjangnya;

c. Mengembangkan dan mengoptimalkan penataan ruang berdasarkan tipologi kawasan;

d. Mendorong pertumbuhan kawasan yang perlu didorong perkembangannya dengan membuka akses dan melengkapi kawasan dengan sarana dan prasarana yang memadai terutama di Kecamatan Cipondoh;

e. Membatasi perkembangan ke wilayah di sekitar Bandara Soekarno Hatta serta menstabilkan wilayah atau kawasan tersebut untuk keselamatan penerbangan;

f. Mengarahkan perkembangan ke wilayah bagian tenggara daerah (Kecamatan Cipondoh) yang potensial untuk pengembangan permukiman secara terarah dan bertahap;

g. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan yang buruk dan padat di bagian kota tertentu sehingga diperoleh lingkungan perkotaan yang baik;

h. Meremajakan kawasan pusat kota dan permukiman di kawasan sekitar industri; i. Mengembangkan sistem prasarana dan sarana kota yang berintegrasi dengan

sistem regional;

Page 7: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

7

j. Mempercepat pembangunan/perbaikan saluran drainase terutama pada lokasi titik banjir serta pengendalian permukiman baru untuk mengatasi masalah banjir;

k. Mempercepat pembangunan dan peningkatan jalan arteri dan kolektor, pengaturan lalu lintas barang dan penumpang, lalu lintas regional dan lokal, serta peningkatan pelayanan angkutan umum antara pusat-pusat kegiatan untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas;

l. Mengendalikan pencemaran ke sungai Cisadane serta pengembangan di sekitar Situ Cipondoh untuk menjamin ketersediaan air baku serta pengembangan pariwisata;

m. Melindungi kawasan perlindungan tata air agar tidak terjadi kerusakan dan dapat difungsikan sebagai ruang terbuka hijau;

n. Mempertahankan dan mengembangkan ruang terbuka hijau di setiap Kecamatan baik sebagai sarana kota maupun untuk keseimbangan ekologi kota;

o. Mengembangkan pusat kota sebagai pusat primer; p. Mengembangkan sub pusat di Cimone, Ciledug, Cipondoh dan Batuceper serta

sub-sub pusat di Kecamatan Jatiuwung, Kecamatan Periuk, Kecamatan Cibodas, Kecamatan Larangan, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Pinang, Kecamatan Neglasari dan Kecamatan Benda.

BAB V

STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WILAYAH

Bagian Pertama Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah

Paragraf 1

Umum

Pasal 7

(1) Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf c Peraturan Daerah ini, diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan komponen utama pembentuk ruang;

(2) Komponen utama pembentuk ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal

ini, meliputi kebijakan :

a. Persebaran penduduk; b. Rencana pengembangan kawasan hijau; c. Rencana pengembangan kawasan permukiman; d. Rencana pengembangan industri dan pergudangan; e. Rencana pengembangan perdagangan dan jasa; f. Rencana pengembangan kawasan khusus.

Paragraf 2

Persebaran Penduduk

Pasal 8 (1) Untuk mewujudkan persebaran penduduk sebagaimana dimaksud dalam pasal 5

ayat (2) huruf d Peraturan Daerah ini, maka ditetapkan kebijakan jumlah penduduk di masing-masing Kecamatan;

Page 8: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

8

(2) Jumlah Penduduk di masing-masing Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, adalah sebagai berikut :

a. Jumlah penduduk di Kecamatan Tangerang pada tahun 2010 dibatasi

sebanyak-banyaknya 251.206 jiwa; b. Jumlah penduduk di Kecamatan Karawaci pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 337.199 jiwa; c. Jumlah penduduk di Kecamatan Jatiuwung pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 282.343 jiwa; d. Jumlah penduduk di Kecamatan Periuk pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 150.046 jiwa; e. Jumlah penduduk di Kecamatan Cibodas pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 269.177 jiwa; f. Jumlah penduduk di Kecamatan Ciledug pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 193.643 jiwa; g. Jumlah penduduk di Kecamatan Larangan pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 248.332 jiwa; h. Jumlah penduduk di Kecamatan Karang Tengah pada tahun 2010 dibatasi

sebanyak-banyaknya 183.301 jiwa; i. Jumlah penduduk di Kecamatan Cipondoh pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 236.461 jiwa; j. Jumlah penduduk di Kecamatan Pinang pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 191.489 jiwa; k. Jumlah penduduk di Kecamatan Batuceper pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 137.633 jiwa; l. Jumlah penduduk di Kecamatan Neglasari pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 142.710 jiwa; m. Jumlah penduduk di Kecamatan Benda pada tahun 2010 dibatasi sebanyak-

banyaknya 82.887 jiwa;

Paragraf 3 Rencana Pengembangan Kawasan Hijau

Pasal 9

Rencana pengembangan kawasan hijau adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan jalur hijau di sepanjang kawasan sempadan sungai, sempadan jalan dan sempadan kereta api;

2. Menata taman hutan kota di Kecamatan Tangerang dan taman-taman lingkungan yang tersebar di seluruh kota;

3. Mempertahankan lahan pemakaman dan lapangan olah raga yang ada; 4. Mengembangkan kegiatan pertanian untuk mengisi kekosongan pemanfaatan

kegiatan pada lahan-lahan tidur akibat belum terbebaskannya atau dibangunnya lahan tersebut untuk kegiatan perkotaan lainnya dengan batas waktu tertentu;

5. Mendorong pengembangan areal budi daya tanaman hias dan kebun campuran di semua wilayah yang potensial, terutama di Kecamatan Ciledug dan Cipondoh;

6. Mengamankan ruang terbuka hijau di sekitar kawasan keselamatan operasi penerbangan Bandar Udara Soekarno Hatta terpadu dengan budi daya pertanian.

Paragraf 4

Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman

Pasal 10 Rencana pengembangan kawasan permukiman dilakukan dengan cara : 1. Mengembangkan perbaikan lingkungan pada kawasan permukiman kumuh;

Page 9: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

9

2. Mendorong pengembangan peremajaan lingkungan terutama pada lingkungan yang terlalu padat dan kondisi lingkungannya tidak memadai;

3. Mengembangkan kawasan permukiman baru tipe menengah dan kecil terutama di Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Pinang, Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Karang Tengah;

4. Mendorong pengembangan permukiman penunjang industri berupa pembangunan kamar/rumah susun dengan tingkat efisiensi pengisian terutama di Kecamatan Jatiuwung, Kecamatan Periuk, dan Kecamatan Cibodas;

5. Mengusahakan Pemerintah Daerah bersama masyarakat dan atau swasta menyediakan permukiman melalui bantuan subsidi antar kelompok masyarakat maupun antar sektor;

6. Melengkapi fasilitas umum dan sosial di kawasan-kawasan permukiman; 7. Mendorong pengembangan kawasan permukiman secara vertikal dan memperkecil

perpetakan lahan untuk penyediaan perumahan golongan menengah-bawah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Paragraf 5

Rencana Pengembangan Industri dan Pergudangan

Pasal 11 Rencana pengembangan kawasan industri dan pergudangan adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan kegiatan industri di Kecamatan Jatiuwung, Batuceper dan

Tangerang; 2. Mengembangkan industri kecil/rumah tangga dengan prioritas pada kegiatan yang

telah tumbuh dan potensial untuk dikembangkan dalam rangka perluasan kegiatan ekonomi rakyat;

3. Membatasi pengembangan kegiatan industri di sepanjang tepi sungai Cisadane; 4. Mengarahkan kegiatan industri yang berlokasi didekat permukiman hanya untuk

jenis industri kecil dan tidak polutif terutama di Kecamatan Batuceper, Kecamatan Neglasari, Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Pinang, Kecamatan Karang Tengah dan Kecamatan Larangan;

5. Mengarahkan kawasan pergudangan yang dapat menunjang kegiatan industri dan perdagangan terutama di Kecamatan Batuceper, Kecamatan Neglasari, Kecamatan Jatiuwung, Kecamatan Periuk dan Kecamatan Cibodas.

Paragraf 6

Rencana Pengembangan Perdagangan dan Jasa

Pasal 12

Rencana pengembangan perdagangan dan jasa adalah sebagai berikut : 1. Membentuk hirarkhi pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa yang mendukung

terciptanya sistem pusat, sub pusat dan sub-sub pusat yang direncanakan; 2. Mengembangkan pelayanan skala lingkungan dengan sebarannya mengikuti

sebaran permukiman; 3. Mengembangkan perdagangan khusus yang dapat menjadi daya tarik Daerah; 4. Melengkapi pusat-pusat kegiatan perdagangan dengan fasilitas parkir yang

memadai; 5. Mengalokasikan kebutuhan ruang untuk kegiatan jasa perkantoran sebagai langkah

antisipasi pergeseran kegiatan ini dari Jakarta.

Page 10: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

10

Paragraf 7 Rencana Pengembangan Prasarana dan Utilitas

Pasal 13

Rencana pengembangan Jaringan transportasi darat terdiri dari : a. Jaringan jalan arteri primer :

1) Menghubungkan Jakarta Merak melalui Kecamatan Tangerang; 2) Menghubungkan Kecamatan Ciledug dengan Bandara Soekarno-Hatta; 3) Menghubungkan Serpong dengan Bandara Soekarno-Hatta melalui Kecamatan

Tangerang; 4) Menghubungkan Kecamatan Tangerang dengan Jakarta Barat.

b. Jalan Kereta Api yang menghubungkan Tangerang ke Duri dengan jalur rel ganda; c. Terminal terpadu antara angkutan jalan dan angkutan kereta api dikembangkan di

Kecamatan Cipondoh; d. Stasiun Kereta Api di pusat kota dan dikembangkan di lokasi terminal terpadu; e. Mengarahkan penyediaan sarana dan prasarana peti kemas/Dry Port untuk kegiatan

penunjang industri dan kelengkapan fasilitas Bandara Soekarno-Hatta di Kecamatan Jatiuwung, Kecamatan Periuk, Kecamatan Cibodas dan Kecamatan Batuceper;

f. Bandar Udara berlokasi di Kecamatan Benda yang berfungsi sebagai Bandara Udara Internasional (Bandara Soekarno-Hatta).

Pasal 14

Prasarana sumber air dan air bersih : a. Pengembangan prasarana sumber air dan air bersih bagi masyarakat diarahkan

untuk mencapai tujuan meningkatkan cakupan pelayanan air bersih pada sektor rumah tangga dengan memprioritaskan pelayanan pada permukiman padat dengan kondisi air tanah buruk;

b. Pengembangan prasarana air bersih dengan sumber air baku dari sungai Cisadane dan sumber air permukaan lainnya;

c. Pembatasan pengambilan air tanah dangkal secara bertahap; d. Perluasan daerah resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.

Pasal 15

Pengembangan prasarana pengendalian banjir dan drainase : a. Normalisasi sungai-sungai yang melintasi Daerah; b. Melakukan operasi dan pemeliharaan sarana drainase; c. Menata manajemen daerah aliran sungai serta meningkatkan manajemen

persampahan.

Pasal 16

Pengembangan prasarana dan sarana sanitasi dan persampahan : a. Pengembangan prasarana air limbah diarahkan untuk meminimalkan tingkat

pencemaran pada badan air tanah, serta meningkatkan sanitasi kota melalui pembangunan IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja) dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah);

Page 11: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

11

b. Pembangunan IPLT di Rawa Kucing; c. Pemindahan TPA yang ada sekarang ke lokasi baru di Desa Jatiwaringin Kabupaten

Tangerang; d. Membuka alternatif kerjasama pemerintah dan swasta guna peningkatan pelayanan

sistem pengelolaan persampahan.

Pasal 17

Pengembangan sektor listrik dan gas : a. Pengembangan jaringan energi listrik dan distribusi tenaga listrik untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat; b. Pemerataan pelayanan penerangan jalan umum pada seluruh lingkungan

permukiman dan peningkatan kualitas penerangan jalan umum pada jalan protokol, jalan penghubung, taman serta pusat-pusat aktivitas masyarakat;

c. Pengembangan pelayanan dan penambahan jaringan distribusi gas terutama di kawasan industri, perdagangan dan jasa serta rumah susun;

d. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang ditempatkan pada pusat-pusat

kegiatan yaitu kantor pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa, industri dan pergudangan, permukiman penduduk, kawasan rekreasi dan fasilitas umum serta sosial;

e. Penambahan dan pembangunan sentral-sentral telepon baru; f. Perluasan pengadaan telepon umum dan peningkatan pelayanan warung

telekomunikasi di kawasan permukiman padat penduduk.

Paragraf 8 Rencana Pengembangan Kawasan Khusus

Pasal 18

Pengembangan kawasan khusus diarahkan pada bagian wilayah yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi sosial, budaya dan lingkungan kota dan/atau menanggulangi masalah-masalah yang mendesak, meliputi : a. Sepanjang Sungai Cisadane.

1. Pengembangan kawasan sepanjang sungai Cisadane sebagai kawasan wisata,

perlindungan tata air dan sumber air baku; 2. Mengarahkan kawasan ini sebagai waterfront City yang akan menjadi ciri utama

Daerah;

b. Situ Cipondoh. 1. Pengembangan Situ Cipondoh sebagai kawasan rekreasi; 2. Mempertahankan fungsi Situ sebagai pengendali banjir, irigasi dan cadangan air

baku;

c. Pusat Kota. Pengembangan pusat kota diarahkan untuk kegiatan pusat pemerintahan, komersial, bisnis, perumahan, taman dan rekreasi.

d. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan.

1. Penggembangan kawasan ini diarahkan untuk pengembangan terbatas dengan

pengendalian ketat;

Page 12: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

12

2. Pemanfaatan kawasan-kawasan keselamatan operasi penerbangan di sekitar Bandar Udara diarahkan untuk kegiatan pertanian, Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Bagian Kedua

Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah

Paragraf 1 Umum

Pasal 19

Untuk mewujudkan struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Peraturan Daerah ini, maka pola pemanfaatan ruang wilayah terdiri dari : a. Kawasan Hijau; b. Kawasan Permukiman; c. Kawasan Perdagangan dan Jasa; d. Kawasan Industri dan Pergudangan; e. Kawasan Khusus.

Paragraf 2

Pemanfaatan Ruang Kawasan Hijau

Pasal 20

Pemanfaatan ruang kawasan hijau dilakukan melalui : a. Penghijauan kawasan sempadan sungai, sempadan jalan dan jalur hijau lainnya

dengan tanaman peneduh; b. Mengembangkan pertanian di sekitar kawasan keselamatan operasi penerbangan

Bandar Udara dengan memanfaatkan saluran irigasi yang ada; c. Pengembangan budi daya tanaman hias dan tanaman produktif terutama di

Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan; d. Penataan hutan kota sebagai tempat rekreasi; e. Pengadaan ruang terbuka hijau di kawasan permukiman padat penduduk.

Paragraf 3 Pemanfaatan Ruang Kawasan Permukiman

Pasal 21

Pemanfaatan ruang kawasan permukiman adalah sebagai berikut : a. Pembangunan dan peningkatan rumah susun sederhana untuk masyarakat

berpenghasilan menengah dan rendah serta pekerja industri di Kecamatan Jatiuwung dan Batuceper;

b. Perbaikan bangunan rumah dan lingkungan di kawasan permukiman kumuh melalui swadaya masyarakat terutama di Kecamatan Batuceper, Kecamatan Neglasari, Kecamatan Tangerang, Kecamatan Jatiuwung dan Kecamatan Benda;

c. Pembangunan kawasan Permukiman baru skala menengah-kecil di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Ciledug;

d. Pengadaan perumahan penunjang kegiatan pusat kota di Kecamatan Tangerang; e. Pengadaan Pengembangan Perumahan terbatas dengan pengendalian ketat di

Kecamatan Batuceper, Kecamatan Neglasari dan Kecamatan Benda.

Page 13: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

13

Paragraf 4 Pemanfaatan Ruang Kawasan Perdagangan dan Jasa

Pasal 22

Pemanfaatan ruang kawasan perdagangan dan jasa adalah sebagai berikut : a. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang mendukung terciptanya

sistem pusat, sub pusat dan sub-sub pusat yang direncanakan berupa :

1) Koridor (memita) mengikuti jalan utama kota; 2) Mengelompok, membentuk pusat kota, sub pusat, sub-sub pusat serta pusat-

pusat kegiatan dan/atau komoditas khusus; 3) Menyebar di lingkungan permukiman untuk fasilitas perdagangan dan jasa skala

lingkungan. b. Pembangunan kembali pasar Ciledug; c. Pembangunan terminal terpadu di Kecamatan Cipondoh; d. Pembangunan pasar induk di Tanah Tinggi dan Cipondoh/Poris Plawad; e. Pengembangan pusat-pusat kegiatan komoditas khusus diarahkan pada lokasi

potensial yang telah menunjukan kecenderungan berkembangnya kegiatan yaitu antara lain :

1) Pusat garmen diarahkan di Kecamatan Cipondoh; 2) Pusat atau pasar loak diarahkan di jalan Sitanala; 3) Pusat atau pasar sisa eksport diarahkan di sekitar pusat daerah wisata terutama

di sepanjang tepi sungai Cisadane; 4) Pusat tanaman hias diarahkan di Kecamatan Ciledug.

Paragraf 5

Pemanfaatan Ruang Kawasan Industri dan Pergudangan

Pasal 23

Pemanfaatan ruang kawasan industri dan pergudangan adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Jatiuwung, Kecamatan Cibodas, Kecamatan Periuk, Kecamatan Batuceper, Kecamatan Neglasari, Kecamatan Tangerang, Kecamatan Karawaci, Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Larangan dan Kecamatan Pinang;

b. Pembangunan pergudangan yang menunjang kegiatan industri di Kecamatan Batuceper, Kecamatan Neglasari, Kecamatan Jatiuwung, Kecamatan Periuk dan Kecamatan Cibodas;

c. Penataan industri kecil termasuk penyediaan pengelolaan limbah di Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Pinang dan Kecamatan Larangan;

d. Penataan industri yang berlokasi di dekat permukiman dan/atau sungai Cisadane dengan penyediaan fasilitas pengolahan limbah terutama di Kecamatan Tangerang;

e. Penataan kawasan industri di Kecamatan Batuceper menjadi kawasan industri selektif.

Paragraf 6

Pemanfaatan Ruang Kawasan Khusus

Page 14: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

14

Pasal 24

Pemanfaatan ruang kawasan khusus adalah sebagai berikut : a. Sepanjang sungai Cisadane difungsikan sebagai perlindungan tata air dan sumber

air baku serta kawasan wisata; b. Situ Cipondoh difungsikan sebagai pengendali banjir, irigasi, dan cadangan air baku

serta kawasan rekreasi; c. Pusat kota difungsikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, komersil, bisnis,

perumahan, taman dan rekreasi; d. Sekitar Bandar Udara Soekarno Hatta difungsikan sebagai kawasan keselamatan

operasi penerbangan.

BAB VI

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 25

(1) Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf d Peraturan Daerah ini, didasarkan atas arahan-arahan sebagaimana dimaksud dalam Bab IV Bagian Kedua tentang Strategi Pengembangan Tata ruang;

(2) Pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini,

kawasan hijau, kawasan permukiman, kawasan industri dan pergudangan, kawasan perdagangan dan jasa, dan kawasan khusus, dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban dalam pemanfaatan ruang termasuk terhadap tata guna tanah, tata guna air dan tata guna sumber daya alam lainnya.

Pasal 26

(1) Pengendalian pembangunan fisik di kawasan budi daya dilakukan melalui

kewenangan perijinan yang ada pada instansi Pemerintah Daerah; (2) Pelaksanaan tindakan penertiban dilakukan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan

atas rencana tata ruang wilayah; (3) Pemantauan dan pencegahan segala kegiatan pembangunan yang bertentang

dengan Peraturan Daerah ini, diserahkan pada Camat setempat dengan kewajiban dalam waktu selambat-lambatnya 3 x 24 jam melaporkannya kepada Walikota.

Pasal 27

Setiap pemanfaatan ruang harus mendapat ijin dari Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Bagian Pertama Hak Masyarakat

Page 15: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

15

Pasal 28

Dalam kegiatan penataan ruang wilayah Daerah, masyarakat berhak : a. berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan

pengendalian pemanfaatan ruang; b. mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah, Rencana Rinci

Tata Ruang Kecamatan, Rencana Teknik Ruang Kota, dan Rencana Tata Letak Bangunan;

c. menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang;

d. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.

Pasal 29

(1) Untuk mengetahui Rencana Tata Ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 28

huruf b Peraturan Daerah ini, masyarakat dapat mengetahui dari Lembaran Daerah, melalui pengumuman atau penyebarluasan oleh Pemerintah Daerah pada tempat-tempat yang memungkinkan masyarakat mengetahui dengan mudah;

(2) Pengumuman atau penyebarluasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal

ini, diketahui masyarakat dari penempelan/pemasangan peta Rencana Tata Ruang yang bersangkutan pada tempat-tempat umum, Kantor Kelurahan dan kantor-kantor yang secara fungsional menangani rencana tata ruang tersebut.

Pasal 30

(1) Dalam menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat pertataan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 Peraturan Daerah ini, pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau kaidah yang berlaku;

(2) Untuk, menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumber daya alam yang

terkandung di dalamnya, menikmati manfaat ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, yang dapat berupa manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dilaksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 31

(1) Hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status tanah dan ruang udara semula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan semua rencana tata ruang dengan hirarkhi yang lebih rendah, diselenggarakan dengan cara musyawarah antara pihak yang berkepentingan dengan tetap memegang hak masyarakat;

(2) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 16: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

16

Bagian Kedua

Kewajiban Masyarakat

Pasal 32 Dalam kegiatan penataan ruang wilayah Daerah, masyarakat wajib : a. berperan serta dalam memelihara kualitas ruang; b. berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

Pasal 33

(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;

(2) Peraturan dan kaidah pemanfaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat secara

turun temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, estetika lingkungan, lokasi dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras dan seimbang.

Bagian Ketiga Peran Serta Masyarakat

Pasal 34

Dalam pemanfaatan ruang di daerah peran serta masyarakat dapat berbentuk : a. pemanfaatan ruang daratan dan ruang udara berdasarkan peraturan perundang-

undangan, agama, adat atau kebiasaan yang berlaku; b. bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan pelaksanaan pemanfaatan

ruang wilayah dan kawasan yang mencakup lebih dari satu wilayah kota; c. penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Daerah dan rencana tata ruang kawasan yang meliputi lebih dari satu wilayah kota;

d. perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah yang telah ditetapkan;

e. bantuan teknik dan pengelolaan dalam pemanfaatan ruang dan/atau; f. kegiatan menjaga, memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan

hidup.

Pasal 35

(1) Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan di daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 Peraturan Daerah ini dilakukan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;

(2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal

ini, dikoordinasikan oleh Walikota.

Page 17: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

17

Pasal 36

Dalam pengendalian pemanfaatan tata ruang peran serta masyarakat dapat berbentuk : a. pengawasan terhadap pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan yang meliputi lebih

dari satu wilayah kota, termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan, pemanfaatan ruang kawasan dimaksud dan/atau;

b. bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan penertiban pemanfaatan ruang

Pasal 37

Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 Peraturan Daerah ini, disampaikan secara lisan atau tertulis kepada Walikota dan pejabat yang berwenang

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN

Pasal 38

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 11 butir 3 dan 4, pasal 24, 27 dan 32 butir c

Peraturan Daerah ini, diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebesar-besarnya Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah);

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran;

Pasal 39 Penyidikan terhadap pelanggaran pasal 38 Peraturan Daerah ini, dilaksanakan oleh Penyidik Umum dan/atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Pasal 40

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana tersebut pada pasal 39 Peraturan Daerah ini, mempunyai wewenang dan kewajiban melaksanakan penyidikan sebagai berikut :

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak

pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian serta melakukan

pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri

tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara;

Page 18: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

18

h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya;

i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung-jawabkan.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 41

Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud pasal 7, rencana alokasi pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pasal 19 dan rencana jaringan jalan sebagaimana dimaksud pasal 13 digambarkan dalam peta wilayah sebagaimana tercantum dalam lampiran (gambar 1, 2 dan 3) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 42

Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Peraturan Daerah ini, berfungsi sebagai matra ruang dari pada dasar pembangunan daerah untuk penyusunan rencana pembangunan daerah.

Pasal 43 Rencana Tata Ruang Wilayah daerah digunakan sebagai pedoman bagi : a. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kecamatan pada skala 1 : 5.000,

Rencana Teknik Ruang Kota pada skala 1 : 1.000 dan Rencana Tata Bangunan dan lingkungan pada skala 1 : 1.000;

b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antara

wilayah daerah serta keserasian antar sektor; c. Pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah dan atau masyarakat; d. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan

pembangunan; e. Perumusan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang di wilayah daerah.

Pasal 44 (1) Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kecamatan sebagaimana dimaksud pada

pasal 43 huruf a Peraturan Daerah ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota dengan persetujuan DPRD;

(2) Rencana Teknik Ruang Kota, Rencana Prasarana Wilayah sebagaimana dimaksud

dalam pasal 43 huruf a Peraturan Daerah ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

Page 19: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

19

Pasal 45 Ketentuan mengenai penataan ruang udara dan ruang bawah tanah akan diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 46 (1) Jangka waktu berlakunya Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah sampai dengan

tahun 2010 sejak Peraturan Daerah ini diundangkan; (2) Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, dapat dilakukan dalam waktu 5 (lima) tahun sekali.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 47 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua rencana tata ruang wilayah dan ketentuan yang berkaitan dengan penataan ruang di daerah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya

Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 19 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 1996 Nomor 3) dinyatakan tidak berlaku lagi;

(2) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai

teknis pelaksanaannya ditetapkan oleh Walikota.

Pasal 49

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tangerang.

Page 20: 23 Thn 2000 Perda RTRW Kota Tangerang

20

Ditetapkan di T a n g e r a n g.

Pada tanggal 20 Nopember 2000. WALIKOTA TANGERANG

Cap/ttd

Drs. H. MOCHAMAD THAMRIN

Diundangkan di Tangerang. Pada tanggal 28 Nopember 2000 SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG Cap/ttd Drs. H. ACHMAD SUDJAI Pembina Tk.I NIP. 010 047 670 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2000 NOMOR 5 SERI C

C :/Doc.Huk/Raperda/RTRW/Com.A-Huk/00