22. jurnal_josmar munthe_123140065

26
1 PENGARUH PANGSA PASAR, LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Empiris Pada Perusahaan Operator Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2010 2015) Josmar Munthe [email protected] Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti ABSTRACT This study aimed to analysis the factors that influence profitability at provider telecommunication companies listed on the Indonesian Stock Exchange with period 2010-2015. The research of method hypothesis test with aimed to analysis the effect of variables such as market share, leverage, capital intensity, firm size and firm growth to the profitability. The research also use multiple linier regression analysis with statistical package for social science (SPSS 19.0) for windows. The result of research is showing market share, leverage and capital intensity which has positive effect to the profitability. Whereas firm size and firm growth do not have effect to the profitability. The implication from this study gives suggestion input for management to aware about the factors which can be improving of performance, well as operational performance and investment performance for profitability achievement. Key words: Market Share, Leverage, Capital Intensity, Firm Size, Firm Growth and Profitability. A. PENDAHULUAN Sektor industri telekomunikasi merupakan sektor yang cukup produktif dan prospektif mengingat pertumbuhan emiten di Bursa Efek Indonesia setelah memasuki tahun 2005 cukup signifikan, Herlina dan Hadianto (2007). Berubahnya pangsa pasar perusahaan dan konsentrasi pasar akan berpengaruh terhadap kestabilan penerimaan dan laba perusahaan yang berdampak pada kebangkrutan dan penggunaan utang. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Perusahaan bertugas mengolah sumber-sumber ekonomi atau sering disebut faktor-faktor produksi. Melalui pengolahan sumber-sumber ekonomi itulah perusahaan mendapatkan keuntungan. Di pasar modal dikenal jenis perusahaan telekomunikasi. Perkembangan perusahaan dalam industri telekomunikasi di Indonesia baik dalam jumlah maupun ukuran usaha membawa implikasi pada

Upload: josh-marcell-munthe

Post on 09-Feb-2017

67 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

1

PENGARUH PANGSA PASAR, LEVERAGE, INTENSITAS MODAL,

PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Empiris Pada Perusahaan Operator Telekomunikasi yang terdaftar

di BEI periode tahun 2010 – 2015)

Josmar Munthe

[email protected]

Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti

ABSTRACT

This study aimed to analysis the factors that influence profitability at provider

telecommunication companies listed on the Indonesian Stock Exchange with

period 2010-2015. The research of method hypothesis test with aimed to analysis

the effect of variables such as market share, leverage, capital intensity, firm size

and firm growth to the profitability. The research also use multiple linier

regression analysis with statistical package for social science (SPSS 19.0) for

windows. The result of research is showing market share, leverage and capital

intensity which has positive effect to the profitability. Whereas firm size and firm

growth do not have effect to the profitability. The implication from this study gives

suggestion input for management to aware about the factors which can be

improving of performance, well as operational performance and investment

performance for profitability achievement.

Key words: Market Share, Leverage, Capital Intensity, Firm Size, Firm Growth

and Profitability.

A. PENDAHULUAN

Sektor industri telekomunikasi

merupakan sektor yang cukup

produktif dan prospektif mengingat

pertumbuhan emiten di Bursa Efek

Indonesia setelah memasuki tahun

2005 cukup signifikan, Herlina dan

Hadianto (2007). Berubahnya pangsa

pasar perusahaan dan konsentrasi

pasar akan berpengaruh terhadap

kestabilan penerimaan dan laba

perusahaan yang berdampak pada

kebangkrutan dan penggunaan utang.

Perusahaan merupakan suatu unit

kegiatan produksi yang mengelola

sumber-sumber ekonomi untuk

menyediakan barang dan jasa bagi

masyarakat dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan dan dapat

memuaskan kebutuhan masyarakat.

Perusahaan bertugas mengolah

sumber-sumber ekonomi atau sering

disebut faktor-faktor produksi.

Melalui pengolahan sumber-sumber

ekonomi itulah perusahaan

mendapatkan keuntungan. Di pasar

modal dikenal jenis perusahaan

telekomunikasi.

Perkembangan perusahaan dalam

industri telekomunikasi di Indonesia

baik dalam jumlah maupun ukuran

usaha membawa implikasi pada

Page 2: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

2

persaingan antar perusahaan yang

semakin tinggi. Perusahaan dituntut

untuk mempertahankan dan bahkan

meningkatkan kinerjanya agar tetap

bertahan dalam masa krisis dan

persaingan yang semakin ketat.

Telekomunikasi sendiri ikut

memberikan sumbangsih dalam

efisiensi dan efektifitas kerja, baik

perseorangan maupun kelompok.

Kerangka kerja untuk industri

telekomunikasi terdiri dari Undang-

undang tertentu, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Menteri dan

Keputusan Menteri yang dikeluarkan

dan diberlakukan dari waktu ke

waktu. Kebijakan telekomunikasi

pertama kali diformulasikan dan

diartikulasikan dalam Cetak Biru

Kebijakan Pemerintah Indonesia

tentang Telekomunikasi, yang

termaktub dalam Keputusan Menteri

Perhubungan KM.72/1999 tanggal 17

September 1999. Secara umum sektor

telekomunikasi diatur melalui

Undang-undang No.36/1999

(Undang-undang Telekomunikasi),

yang berlaku sejak 8 September 2000.

Undang-undang Telekomunikasi

menetapkan panduan dalam reformasi

industri, termasuk liberalisasi

industri, memfasilitasi masuknya

pemain baru dan meningkatkan

transparansi dan kompetisi. Dalam

rangka meningkatkan persaingan,

Undang-undang telekomunikasi

melarang praktik monopolistik dan

persaingan tidak sehat antar sesama

operator telekomunikasi.

Undang-undang telekomunikasi

telah diimplementasikan melalui

Beberapa peraturan teknis yang

fundamental diantaranya adalah:

Peraturan Pemerintah No.52/2000

tentang Penyelenggaraan

Telekomunikasi.

Peraturan Menkominfo

No.1/PER/M.KOMINFO/01/2010

tertanggal 25 Januari 2010 tentang

Penyelenggaraan Jaringan

Telekomunikasi. Keputusan Menteri

Perhubungan No.KM.21/2001 tentang

Penyelenggaraan Jasa

Telekomunikasi sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Peraturan

Menteri Komunikasi dan Informatika

No.31/PER/M.KOMINFO/09/2008.

Untuk mengetahui keberhasilan

suatu perusahaan lazim digunakan

ukuran kinerja keuangan perusahaan.

Hal ini dikarenakan kinerja keuangan

sudah mewakili kemajuan atau

kemunduran suatu perusahaan. Dalam

mengukur kinerja keuangan, dapat

digunakan rasio keuangan. Kinerja

perusahaan pada akhir periode

dievaluasi untuk mengetahui

perkembangan perusahaan. Proses

evaluasi memerlukan standar tertentu

sebagai dasar perbandingan. Standar

yang digunakan dapat bersifat internal

atau eksternal. Standar internal pada

umumnya mengacu pada

perbandingan kinerja perusahaan saat

ini dengan periode sebelumnya.

Standar eksternal mengacu pada

competitive benchmarking yang

merupakan proses perbandingan

kinerja perusahaan dengan

perusahaan lain dengan nilai rasio

perusahaan dibandingkan dengan

pesaing utama atau kelompok pesaing

Sundjaja dan Barlian (2002).

Pendekatan competitive

benchmarking harus dilakukan secara

hati-hati agar hasil evaluasi kinerja

perusahaan dapat digunakan untuk

membantu manajemen dalam melihat

kemajuan perusahaan secara relatif

dibanding perusahaan pesaing.

Evaluasi kinerja perusahaan

dengan mengacu pada standar

Page 3: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

3

eksternal melalui competitive

benchmarking memberikan gagasan

untuk mengembangkan analisis

keuangan perusahaan individual

dengan mempertimbangkan rasio

industri, Atmaja (2001). Hal ini

dilakukan dengan mengukur rasio

keuangan perusahaan tersebut dan

dibandingkan dengan rasio keuangan

industri. Rasio industri dalam

penelitian ini disebut sebagai rasio

keuangan.

Analisis kinerja keuangan

perusahaan individual dengan

menggunakan pendekatan industri

relevan dalam persaingan industri,

karena kinerja perusahaan tidak hanya

dipengaruhi kegiatan internalnya tapi

juga dipengaruhi faktor eksternal.

Kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan posisinya dalam

persaingan industri dapat berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan yang

bersangkutan.

Salah satu indikator penting

dalam persaingan industri adalah daya

tarik bisnis (business attractiveness).

Indikator daya tarik tersebut dapat

diukur dari profitabilitas industri.

Profitabilitas merupakan kemampuan

suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba. Investor dan kreditor

berkepentingan mengevaluasi

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba saat ini maupun

dimasa yang akan datang, semakin

tinggi rasio ini semakin menarik

pendatang baru untuk masuk dalam

industri. Demikian juga sebaliknya,

apabila profitabilitas industri

cenderung turun, akan menyebabkan

tidak menarik bagi pendatang baru,

atau bahkan ditinggalkan oleh

investor.

Indikator lain dalam persaingan

industri adalah posisi relatif

perusahaan dalam persaingan industri.

Indikator posisi perusahaan dalam

persaingan industri dapat diukur dari

pangsa pasar (market share), semakin

tinggi pangsa pasar mencerminkan

kekuatan perusahaan dalam

persaingan industri. Semakin tinggi

pangsa pasar atau semakin tinggi

penjualan relatif perusahaan dalam

industri berarti semakin tinggi

penerimaan perusahaan yang

merupakan komponen penting dalam

perhitungan laba. Penelitian terkait

teori ini pernah dilakukan oleh

Genchev (2012) dengan hasil temuan

bahwa pangsa pasar berpengaruh

positif terhadap profitabilitas “that

market share is positively associated

with bank profitability’’, namun

penelitian ini ditolak oleh Winarno et

al (2015) yang menyatakan bahwa

pangsa pasar tidak memiliki pengaruh

terhadap profitabilitas.

Rasio lain yang mempengaruhi

profitabilitas perusahaan adalah rasio

leverage keuangan. Rasio ini

menunjukkan risiko finansial yang

dihadapi perusahaan. Rasio ini

muncul apabila perusahaan

menggunakan utang sebagai salah

satu komponen struktur modal

perusahaan.

Dalam persaingan industri, hal

penting lain yang perlu diperhatikan

juga adalah tingkat hambatan keluar

masuk industri (barrier to entry). Hal

ini diukur dengan menggunakan rasio

intensitas modal. Semakin tinggi rasio

ini menjadi semakin tidak menarik

bagi pendatang baru untuk masuk

industri karena dibutuhkan lebih

banyak aset untuk menghasilkan

setiap unit penjualan. Intensitas

modal merupakan rasio antara

penjualan dengan total aset.

Perusahaan yang memiliki tingkat

Page 4: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

4

efisiensi yang tinggi tentunya akan

lebih mudah memperoleh laba.

Ukuran perusahaan juga sangat

mempengaruhi pangsa pasar dalam

menentukan profitabilitas, karena

ukuran perusahaan adalah

menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan yang ditunjukkan oleh

total aktiva dan jumlah penjualan

Ferry dan Jones dalam Sujianto

(2001). Hal ini didukung juga oleh

penelitian yang dilakukan oleh

Nugroho dan Pengestuti (2011),

Ambarwati et al (2015) dengan hasil

temuan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap

profitabilitas.

Selain hal tersebut di atas juga

pertumbuhan perusahaan yang diukur

dengan pertumbuhan penjualan yang

positif mencerminkan kinerja

perusahaan yang semakin baik,

artinya penjualan tahun sesudahnya

lebih tinggi daripada penjualan tahun

sebelumnya. Semakin tinggi

pertumbuhan penjualan yang dicapai

semakin tinggi laba yang akan

diterima sehingga ada pengaruh

positif pertumbuhan penjualan

terhadap profitabilitas. Penjualan

memiliki pengaruh yang strategis bagi

sebuah perusahaan, karena penjualan

yang dilakukan harus didukung

dengan harta atau aktiva dan bila

penjualan ditingkatkan maka aktiva

pun harus ditambah Weston dan

Brigham (1991).

B. LANDASAN TEORI

Pecking Order Theory

Esensi dari teori ini menyatakan

bahwa ada semacam tata urutan

(pecking order) bagi perusahaan

dalam menggunakan modal. Berikut

beberapa implikasi dari Myers

(1984), terhadap perilaku pendanaan

perusahaan didalam pecking order

theory:

a. Teori tersebut juga menjelaskan

bahwa perusahaan lebih

mengutamakan pendanaan ekuitas

internal (menggunakan laba yang

ditahan) sebagai pilihan pertama

dan hutang sebagai pilihan kedua

serta ekuitas eksternal atau

penerbitan saham baru sebagai

pilihan terakhir.

b. Perusahaan dengan tingkat

keuntungan yang besar memiliki

sumber pendanaan internal yang

lebih besar dan memiliki

kebutuhan untuk melakukan

pembiayaan investasi melalui

pendanaan eksternal yang lebih

kecil.

c. Semakin besar rasio hutang ini,

menunjukkan bahwa semakin

besar biaya yang harus

ditanggung perusahaan untuk

memenuhi kewajiban yang

dimilikinya hal ini dapat

menurunkan profitabilitas yang

dimiliki oleh perusahaan.

Stakeholder Theory

Menurut Ghazali dan Chariri

(2007), teori Stakeholder merupakan

teori yang menyatakan bahwa

perusahaan bukanlah entitas yang

hanya beroperasi untuk kepentingan

sendiri, namun harus memberikan

manfaat kepada seluruh stakeholder-

nya (pemegang saham, kreditor,

konsumen, supplier, pemerintah,

masyarakat, analis, dan pihak lain).

Teori ini menjelaskan hubungan

entitas dengan stakeholder.

Shareholder Theory

Teori yang menjelaskan

hubungan antara manajemen

perusahaan dan pemegang saham ini,

Page 5: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

5

memiliki tujuan membantu

manajemen perusahaan dalam

meningkatkan penciptaan nilai

sebagai dampak dari aktivitas-

aktivitas yang mereka lakukan dan

meminimalkan kerugian yang

mungkin muncul bagi shareholder

mereka.

C. PENGEMBANGAN

HIPOTESIS

Pengaruh Pangsa Pasar Terhadap

Profitabilitas Pangsa pasar yang besar akan

meningkatkan penjualan,

meningkatnya penjualan akan

berpengaruh terhadap profitabilitas

perusahaan. Beberapa studi mengenai

hipotesis efisiensi diukur dengan

menggunakan variabel pangsa pasar.

Seperti penelitian yang dilakukan

oleh Genchev (2012) yang

menyatakan bahwa pangsa pasar

berpengaruh positif terhadap

profitabilitas, sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Martono (2002)

dengan hasil temuan pengaruh positif

pangsa pasar terhadap profitabilitas

perusahaan konsisten dengan teori,

bahwa penjualan yang semakin

tinggi, perusahaan menjadi lebih

efisien (economies of scale). Menurut

Schuster (1984) perusahaan dengan

pangsa pasar yang lebih besar lebih

menguntungkan karena skala

ekonomi yang besar mempunyai

kekuatan pasar yang lebih besar dan

kualitas manajemen yang lebih baik.

Selain itu Shepherd (1982) dalam

teori penguasaan pasar (market

power) menyatakan bahwa hanya

perusahaan yang mempunyai pangsa

pasar besar dan produk yang

terdiferensiasi yang dapat

menerapkan penguasaan pasar yang

akan memperoleh supernormal profit.

Pangsa pasar suatu perusahaan

dapat dicapai melalui distribusi,

pelanggan akhir diberi produk-produk

yang inovatif, atau produk-produk

bermutu tinggi. Pangsa pasar

digunakan untuk mengukur posisi

perusahaan dalam persaingan industri.

Semakin tinggi pangsa pasar

mencerminkan semakin tinggi

kekuatan perusahaan dalam

persaingan pasar dan akan

meningkatkan pada penjulan dan

berpengaruh terhadap profitabilitas.

Menurut Winarno et al. (2015),

Wahyuningtyas (2014), Hapsari

(2013) dan Genchev (2012) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa

pangsa pasar berpengaruh positif

terhadap profitabilitas. Berdasarkan

urain tersebut, maka hipotesis yang

dapat diajukan adalah:

H1: Pangsa pasar berpengaruh positif

terhadap profitabilitas perusahaan.

Pengaruh Leverage Terhadap

Profitabilitas Dalam mempertimbangkan

penggunaan dana yang berasal dari

hutang perlu memperhatikan

kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban tetapnya.

Semakin besar jumlah hutang dan

semakin pendek jangka waktu

pelunasannya maka semakin besar

beban tetap perusahaan. Untuk

menjalankan perusahaan, maka

manajer perusahaan membutuhkan

sumber dana. Dana yang bersumber

dari dalam perusahaan antara lain

adalah laba ditahan dan cadangan.

Sedangkan dana yang bersumber dari

luar perusahaan berupa

hutang/pinjaman atau modal dari

pemilik. Masing-masing penggunaan

Page 6: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

6

modal yang bersumber dari luar baik

hutang maupun modal dari pemilik

memiliki keuntungan dan kelemahan.

Oleh karenanya harus dilakukan

analisis secara cermat agar setiap

dana yang tertanam dalam aktiva

dapat digunakan seefisien mungkin

untuk dapat menghasilkan tingkat

keuntungan yang maksimal. Dengan

kata lain perlu diupayakan

keseimbangan yang optimal dari

kedua sumber tersebut. Struktur

modal yang optimal mendasarkan

pada aturan struktur financial

conservative, dinyatakan bahwa

hutang tidak boleh lebih besar dari

aset yang menjadi

jaminannya/agunannya (modal

sendiri).

Menurut Horne (2009), semakin

tinggi rasio debt to total asset,

semakin besar risiko keuangannya.

Yang dimaksudkan dengan terjadinya

peningkatan resiko adalah

kemungkinan terjadinya default

karena perusahaan terlalu banyak

melakukan pendanaan aktiva dari

hutang. Dengan adanya resiko gagal

bayar, maka biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan untuk

mengatasi masalah ini semakin besar.

Berdasarkan pecking order theory,

semakin besar rasio ini, menunjukkan

bahwa semakin besar biaya yang

harus ditanggung perusahaan untuk

memenuhi kewajiban yang

dimilikinya. Hal ini dapat

menurunkan profitabilitas yang

dimiliki oleh perusahaan.

Menurut Mahmud dan Abdul

(2001), kondisi perusahaan yang tidak

solvable adalah perusahaan yang total

utangnya lebih besar dibandingkan

dengan total assetnya. Rasio yang

tinggi berarti perusahaan

menggunakan utang yang tinggi.

Penggunaan utang yang tinggi juga

akan meningkatkan profitabilitas jika

manfaat yang diterima lebih besar dari

beban bunga yang harus dibayar, dilain

pihak utang yang tinggi juga

meningkatkan resiko. Jika penjualan

tinggi maka perusahaan hanya

membayar bunga yang sifatnya tetap,

namun apabila penjualan menurun

perusahaan akan bisa mengalami

kerugian. Sari dan Abundanti (2014),

Afriyanti (2011), Joni (2013), dengan

hasil temuan leverage berpengaruh

negatif terhadap profitabilitas. Berdasarkan urain tersebut di atas maka

hipotesis yang diajukan:

H2: Leverage berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas perusahaan

Pangaruh Perputaran Intensitas

Modal Terhadap Profitabilitas

Rasio intensitas modal adalah

perputaran harta (total assets

turnover), yaitu perputaran seluruh

harta perusahaan yang dihitung dari

penjualan dibagi dengan harta. Rasio

intensitas modal menunjukkan

efisiensi perusahaan dalam

menggunakan seluruh aktivanya

untuk menghasilkan penjualan.

Semakin tinggi rasio ini berarti

semakin efisien penggunaan aktiva

tersebut Riyanto (2008). Tingkat

penjualan yang tinggi tentu saja

memberikan keuntungan yang juga

lebih besar sehingga akan

mempengaruhi profitabilitas

perusahaan.

Intensitas modal merupakan salah

satu bentuk keputusan keuangan.

Keputusan tersebut ditetapkan oleh

manajemen perusahaan dimaksudkan

untuk meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Penggunaan intensitas

modal didefinisikan sebagai rasio

antar fixed asset seperti peralatan,

Page 7: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

7

mesin dan berbagai properti terhadap

aset total. Rasio ini menggambarkan

seberapa besar aset perusahaan

diinvestasikan dalam bentuk fixed

asset untuk peningkatan profitabilitas

perusahaan. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Wahyuningtyas

(2014) mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan

yang diproksikan dengan ROA dan

ROE. Baig dan Affandi (2014) dan

Winarno et al (2015) berpendapat

bahwa intensitas modal berpengaruh

positif terhadap profitabilitas,

Berdasarkan urain di atas maka

hipotesa yang diajukan adalah:

H3: Intensitas Modal berpengaruh

Positif terhadap profitabilitas

perusahaan.

Pengaruh Ukuran Perusahaan

Terhadap Profitabilitas Ukuran perusahaan merupakan

ukuran atas besarnya aset yang dimiliki

perusahaan sehingga perusahaan besar

umumnya mempunyai total aktiva yang

besar pula. Perusahaan besar dapat

lebih mudah untuk mengakses pasar

modal dibandingkan dengan

perusahaan yang kecil.

Semakin besar ukuran

perusahaan semakin mudah untuk

mendapatkan modal eksternal dalam

jumlah yang lebih besar, sehingga

investor tertarik untuk menanamkan

modalnya pada perusahaan tersebut

sehingga menaikkan nilai perusahaan.

Dengan tersedianya dana tersebut maka

memberi kemudahan perusahaan untuk

melaksanakan peluang investasi. Hasil

penelitian yang dilakukan Sunarto

dan Budi (2009) dengan hasil temuan

bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas, juga penelitian

yang dilakukan oleh Putu et al

(2014), Sumantri (2012) dan Barus

dan Leliana (2013) hasil pada

penelitiannya ukuran perusahaan

dapat meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Dan penelitian ini juga

didukung oleh Niresh & Velnampy

(2014) yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap profitabilitas. Atas dasar

uraian tersebut di atas maka hipotesa

yang diajukan adalah:

H4: Ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap profitabilitas

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan

Terhadap Profitabilitas Pertumbuhan perusahaan

menggambarkan tolak ukur atau rata-

rata pertumbuhan dan perubahan

kekayaan perusahaan. Suatu

perusahaan yang sedang berada pada

tahap pertumbuhan akan

membutuhkan dana yang besar.

Tingkat pertumbuhan penjualan yang

semakin cepat mengindikasikan

bahwa perusahaan mengadakan

ekspansi. Kegagalan ekspansi akan

mengakibatkan beban perusahaan,

karena harus menutup pengembalian

biaya ekspansi. Makin besar risiko

perusahaan makin kurang prospektif

perusahaan yang bersangkutan. Hasil

penelitian yang dilakukan Coban

(2014), Nugroho (2014) dan Winarno

et al (2015) menyatakan bahwa

pertumbuhan perusahaan dapat

meningkatkan profitabilitas. Maka

berdasarkan uraian di atas maka

hipotesis yang diajukan adalah:

H5: Pertumbuhan perusahaan

berpengaruh positif terhadap

profitabilitas perusahaan

D. METODE PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian uji hipotesis atau kausalitas

Page 8: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

8

(causality research). Dalam

penelitian ini untuk menganalisis

pengaruh antara variabel bebas

(pangsa pasar, rasio leverage,

intensitas modal, ukuran perusahaan

dan pertumbuhan perusahaan)

terhadap variabel terikat yaitu

profitabilitas yang diproksikan

dengan return on aset (ROA), pada

perusahaan operator telekomunikasi

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dengan

menggunakan data laporan keuangan

di kuartalan denga peroide tahun

2010 – 2015.

2. Definisi Operasional dan

Pengukuran Variabel Variabel Bebas (X) Merupakan

variabel yang diduga mempengaruhi

atau menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel terikat.

Pangsa Pasar (X1)

Kemampuan suatu perusahaan

untuk menguasai pasar dibanding

dengan pesaingnya dalam industri

yang sama atau dengan kata lain

untuk mengukur posisi perusahaan

dalam suatu industri.

Leverage (X2)

Menurut beberapa pendapat

leverage adalah rasio yang

menggambarkan seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh utang atau

pihak luar. Menurut Riyanto (2008)

mengemukakan definisi rasio hutang

sebagai rasio-rasio yang dimaksudkan

untuk mengukur sampai berapa jauh

aktiva perusahaan dibiayai dengan

utang, semakin tinggi rasio ini berarti

semakin besar jumlah modal pinjaman

yang digunakan untuk investasi pada

aktiva guna menghasilkan keuntungan

bagi perusahaan. Dalam penelitian ini

leverage diukur dengan Debt Asset

Ratio (DAR).

Intensitas Modal (X3)

Merupakan tingkat efisiensi

penggunaan seluruh aktiva

perusahaan dalam menghasilkan

tingkat penjualan tertentu.

Ukuran Perusahaan (X4)

Ukuran perusahaan merupakan

ukuran atau besarnya aset yang

dimiliki oleh suatu perusahaan.

Munawir (2007) menyebutkan bahwa

perusahaan-perusahaan yang

memiliki ukuran lebih besar memiliki

dorongan yang kuat untuk

menyajikan tingkat profitabilitas yang

tinggi dibandingkan dengan

perusahaan yang lebih kecil karena

perusahaan yang lebih besar diteliti

dan dipandang lebih kritis oleh para

investor. Besar kecilnya sebuah

perusahaan yang dapat dilihat melalui

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan pendapatan perusahaan

melalui sumber daya yang dimiliki.

Dalam penelitian ini ukuran

perusahaan dihitung dengan

menggunakan logaritma natural dari

total aktiva, Riyanto (2008).

Pertumbuhan Perusahaan (X5)

Pertumbuhan perusahaan yang

diproksikan dengan pertumbuhan

penjualan, yang mana penjualan

memiliki pengaruh yang strategis bagi

sebuah perusahaan, karena penjualan

yang dilakukan harus didukung

dengan harta atau aktiva dan bila

penjualan ditingkatkan maka aktiva

pun harus ditambah, Weston dan

Brigham (1991). Dengan mengetahui

penjualan dari tahun sebelumnya,

perusahaan dapat mengoptimalkan

sumber daya yang ada. Dengan

Page 9: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

9

mengetahui seberapa besar

pertumbuhan penjualan, perusahaan

dapat memprediksi seberapa besar

pertumbuhan penjualan, perusahaan

dapat memprediksi seberapa besar

laba yang akan didapattkan.

Variabel Terikat (Y)

Merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel bebas.

Profitabilitas

Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah

profitabilitas yaitu kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba

dalam periode tertentu yang

diproksikan dengan Return on Asset

(ROA) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba berdasarkan total

aset tertentu.

Tabel 1

Tabel Ringkasan Pengukuran Variabel Operasioanal.

Populasi dan Sampel

Sugiyono (2001)

menyatakan bahwa purposive

sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan

tertentu. Dalam penelitian ini

menggunakan nonprobability

sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik yang digunakan adalah sampling

jenuh yaitu semua

anggota populasi digunakan sebagai

sampel dalam penelitian. Sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan

operator telekomunikasi yang terdaftar

di BEI periode 2010-2015, yaitu

sebanyak lima perusahaan.

Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari

laporan keuangan tahunan (annual

No Variabel Cara Pengukuran Skala

Pengukuran

1 Pangsa Pasar Penjualan Perusahaan

Total Penjualan Industri

Rasio

2 Leverage DAR = Total Hutang

Total Aset

Rasio

3 Intensitas Modal Total Aset

Penjualan

Rasio

4 Ukuran Perusahaan Ln Total Aset Rasio

5 Pertumbuhan

Perusahaan

Penjualan t – Penjualan t-1

Penjualan t-1

Rasio

6 Profitabilitas ROA = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aset

Rasio

Page 10: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

10

report) perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia untuk

periode tahun 2010 - 2015.

Laporan tahunan (annual report)

ini dipilih karena laporan tahunan

berisi sumber informasi yang

dilaporkan oleh perusahaan,

informasi tersebut sangat

bermanfaat bagi semua

stakeholder dalam pengambilan

keputusan dengan tujuan untuk

mengurangi adanya asimetri

informasi. Data annual report

diperoleh melalui website resmi

Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id) dengan periode

Januari 2010 – Desember 2015.

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif sebagai metode

analisisnya. Analisis data

kuantitatif merupakan suatu bentuk

analisa yang menggunakan angka-

angka dan perhitungan dengan

metode statistik sehingga data

tersebut harus diklasifikasikan

dalam kategori tertentu, untuk

mempermudah proses analisis.

Statistik deskriptif memiliki tujuan

untuk menggambarkan atau

mendiskripsikan karakteristik atas

suatu data sehingga karakteristik

atas suatu data tersebut dapat

diketahui, komponen statistik

deskriptif yang digunakan adalah

nilai minumun (min), nilai

maksimun (max), nilai rata-rata

(mean) dan deviasi standar,

Ghozali (2013). Agar data yang

dihimpun atau dikumpulkan

tersebut dapat berguna maka teknik

analisis data yang digunakan adalah

regresi linear berganda (multiple linier

regression analysis). Analisis regresi

berganda dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Untuk

menjamin ketelitian dan keakuratan

hasil perthitungan, maka digunakan

pengujian statistik program dengan alat

bantu statistical package for social

science (SPSS 19.0) for windows.

Pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikat dapat

dijelaskan dalam bentuk persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = α + b1x1 + b2 x2+b3x3+ b4 x4+b5x5

+ ε

Keterangan:

Profitabilitas = diproksikan dengan ROA

α = Nilai konstanta

X1 = Pangsa Pasar (Market Share)

X2 = Rasio Leverage

X3 = Rasio Intensitas Modal

X4 = Ukuran Perusahaan

X5 = Pertumbuhan Peerusahaan

bi,b2,b3,b4,b5 = Koefisien regresi linier

ε = Error

Statistik Deksriptif Variabel

Penelitian

Hasil pengolahan untuk statistik

deskriptif dilakukan setelah membuang

data yang outlier pada model yang

dihasilkan dan dalam penelitian ini

menggunakan sampel sebesar 118

observasi seperti dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Page 11: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

11

Tabel 2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Profitability 118 0.00000 0.1649 0.02810 0.04466

PP 118 0.07100 65.9580 19.1581 22.3067

Leverage 118 0.38000 2.6150 0.7212 0.3454

IM 118 0.01300 0.6980 0.2419 0.1834

FZ 118 15.29000 18.9300 17.2448 0.9866

Gsales 118 -42.98600 145.9660 4.0954 24.5584

Valid N (listwise) 118

Sumber: data diolah SPSS versi 19.0 2016

Statistik deskriptif untuk

variabel profitabilitas

menghasilkan nilai rata-rata

sebesar 0,028 (2,8%) yang

menunjukkan bahwa rata-rata

profitabilitas perusahaan operator

telekomunikasi selama periode

2010 sampai 2015 nilainya relatif

rendah. Standar deviasi yang besar

yaitu senilai 0,044 (4,4)

menunjukkan bahwa variasi data

profitabilitas antara satu

perusahaan dengan perusahaan

yang lain cukup heterogen.

Profitabilitas yang diproksikan

dengan ROA yaitu perbandingan

antara laba bersih setelah pajak

dengan total aset perusahaan.

Semua perusahaan sampel rata-rata

2,8% dengan nilai minimumnya

(0,0000) yaitu FREN pada kuartal

pertama ditahun 2014 angka ini

disebabkan turunnya penjualan

perusahaan pada periode tersebut

serta tingginya penggunaan aset

untuk setiap unit laba. Nilai

maksimunnya adalah 16,5% yang

dimiliki oleh TLKM pada kuartal

empat ditahun 2012, hal ini

disebabkan meningkatnya

penjualan serta efisiensi

perusahaan dalam menggunakan

aset untuk setiap laba bersih setelah

pajak yang dihasilkan.

Hasil pengolahan deskriptif untuk

variabel pangsa pasar diperoleh nilai

rata-rata sebesar 19,158. Nilai standar

deviasi sebesar 22,307 menunjukkan

adanya variasi data yang heterogen

antara pangsa pasar perusahaan yang

satu dengan perusahaan yang lain.

Pangsa pasar ini diukur melalui

penjualan perusahaan dibandingkan

dengan total penjualan industri sejenis.

Nilai minimum dari pangsa pasar

sebesar 0,071 yang dimiliki oleh

perusahaan BTEL disebabkan oleh

menurunnya penjualan dan penguasaan

pangsa pasar dikuartal ketiga tahun

2015. Nilai maksimumnya adalah

sebesar 65,958 yang dimiliki oleh

TLKM ini terbukti dengan besaran

penjualan serta penguasaan pangsa

pasar dikuartal ketiga pada tahun 2015

dibanding dengan para pesaingnya.

Hasil pengolahan deskriptif

untuk variabel leverage yang diproksi

melalui DAR menghasilkan nilai rata-

rata sebesar 0,721, menunjukkan bahwa

tingkat leverage pada perusahaan-

perusahaan operator telekomunkasi

cukup tinggi dan memberatkan. Nilai

standar deviasi yang relatif tinggi yaitu

untuk DAR sebesar 0,345 menunjukkan

variasi data yang cukup heterogen

Page 12: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

12

antara satu perusahaan dengan

perusahaan yang lain. Leverage ini

yang diproksikan dengan DAR

dihitung dengan mengukur antara

total hutang dibandingkan dengan

total aset. Untuk variabel leverage

diperoleh nilai minimum sebesar

0,380 (38%) dimiliki oleh TLKM

dikuartal pertama tahun 2015.

Nilai maksimumnya sebesar 2,615

(261,5%) dimiliki oleh BTEL

dikuartal keempat 2015 hal ini

membuktikan perusahaan ini

terlalu banyak menggunakan

sumber pendanaan yang berasal

dari hutang.

Hasil pengolahan statistik

deskriptif untuk variabel intensitas

modal diperoleh nilai rata-rata

sebesar 0,242 yang artinya rata-

rata Rp 1 dari aset perusahaan

telekomunikasi mampu

menghasilkan sales sebesar Rp

0,242. Nilai standar deviasi sebesar

0,183 menunjukkan adanya variasi

data yang cukup besar antara satu

perusahaan dengan perusahaan

lain. Intensitas modal ini diukur

dengan membandingkan antara

total aset dengan penjualan. Nilai

minimum intensitas modal sebesar

0,013 dimiliki oleh FREN

dikuartal pertama pada tahun 2010.

Nilai maksimumnya sebesar 0,698

dimiliki oleh TLKM dikuartal

keempat ditahun 2011 yang artinya

cukup tingginya modal perusahaan

pada periode tersebut.

Hasil pengolahan statistik

deskriptif untuk variabel ukuran

perusahaan diperoleh nilai rata-rata

sebesar 17,245. Nilai standar

deviasi sebesar 0,987

menunjukkan adanya variasi data

yang relatif tidak terlalu berbeda antara

ukuran perusahaan yang satu dengan

perusahaan yang lain. Nilai minimum

dari ukuran perusahaan sebesar 15,29

yang dimiliki oleh FREN dikuartal

pertama pada tahun 2011, sedangkan

nilai maksimumnya sebesar 18,930

dimiliki oleh TLKM dikuartal keempat

tahun 2015 yang menunjukkan cukup

banyak besarnya aset perusahaan pada

periode tersebut.

Hasil pengolahan statitistik

deskiptif untuk variabel pertumbuhan

perusahaan diperoleh nilai rata-rata

sebesar 4,095. Standar deviasi yang

tinggi yaitu sebesar 24,558

menunjukkan adanya variasi data yang

cukup signifikan antara satu perusahaan

dengan perusahaan yang lain.

Pertumbuhan penjualan diukur dengan

penjualan tahun berjalan dikurangi

dengan tahun sebelumnya dan kemudian

dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Nilai minimum dari

pertumbuhan penjualan sebesar -42,986

dimiliki oleh FREN dikuartal keempat

tahun ditahun 2010 hal ini disebabkan

turunnya penjualan perusahaan. Nilai

maksimumnya sebesar 145,966 dimiliki

oleh FREN dikuartal pertama tahun

2011.

Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas

dilakukan dengan tujuan untuk menguji

adanya hubungan antara variabel bebas.

Hasil pengolahan untuk pengujian

multikolinearitas untuk model diperoleh

nilai VIF < 10. Dengan demikian dapat

disimpulan bahwa model yang

dihasilkan memenuhi asumsi tidak ada

multikolinearitas lebih jelasnya seperti

terlihat pada tabel 3 di bawah ini:

Page 13: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

13

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Varibel Independen VIF Cut-off Simpulan

LEVERAGE 1,722 ≤ 10 Tidak ada multikolinearitas

IM 1,879 ≤ 10 Tidak ada multikolinearitas

PP 3,573 ≤ 10 Tidak ada multikolinearitas

FZ 4,273 ≤ 10 Tidak ada multikolinearitas

Gsales 1,025 ≤ 10 Tidak ada multikolinearitas

Sumber: data diolah SPSS versi 19.0 2016

Pengujian Hipotesis

Koefisien Determinasi

Pengujian model fit dengan

menggunakan koefisien determinasi

digunakan untuk menghitung besarnya

pengaruh atau kontribusi variabel

bebas terhadap variabel terikat. Dari

hasil analisis ditunjukkan koefisien

determinasi (R square) sebesar 0,854

yang artinya variasi atau perilaku dari

variabel bebas yaitu pangsa pasar,

levarage, intensitas modal, ukuran

perusahaan serta pertumbuhan

perusahaan mampu menjelaskan

variasi atau perilaku dari variabel

terikat yaitu profitabilitas sebesar

0,854 atau 85,4%. Sisanya sebesar

14,6% adalah variasi dari variabel

bebas lain yang tidak dimasukkan

dalam penelitian ini. Nilai Adjusted R

Squared sebesar 0.848 atau 84,8%

artinya apabila variabel tak terkontrol

diperhitungkan dalam penelitian ini

maka pengaruh variabel pangsa pasar,

leverage, intensitas modal, ukuran

perusahaan dan pertumbuhan

perusahaan terhadap profitabilitas

adalah sebesar 0,848 atau 84,8%.

Kekuatan pengaruh antara pangsa

pasar, leverage, intensitas modal,

ukuran perusahaan dan pertumbuhan

perusahaan terhadap profitabilitas

ditunjukkan dengan Multiple R sebesar

0.924 atau 92,4% yang berarti

pengaruhnya cukup kuat. Hasil ini

menunjukkan bahwa model

profitabilitas yang dihasilkan goodness

of fit. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4

Hasil Uji R2 dan Adjusted R2

Model R R Square Adjusted R Square

1 0,924 0,854 0,848 Sumber: Data diolah SPPS versi 19.0 2016

a. Predictors: (Constant), PP, Leverage, IM, FZ, Gfirm

b. Dependent Variable: Profitabilitas

Uji t (Uji Parsial)

Uji statistik t atau uji parsial

dilakukan untuk menguji pengaruh

masing-masing variabel bebas dalam

hal ini pangsa pasar, leverage,

intenstias modal, ukuran perusahaan

serta pertumbuhan perusahaan

Page 14: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

14

terhadap profitabilitas. Hasil

pengolahan untuk pengujian hipotesis

teori dapat dilihat pada tabel 5 di

bawah ini:

Tabel 5

Hasil Pengujian Analisis Regresi Berganda

Sumber: Data diolah SPSS versi 19.0 2016 ** alpha 5%

Dependen Variable: Profitabilitas

E. ANALISIS HASIL HIPOTESIS

Pengaruh Pangsa Pasar terhadap

Profitabilitas

Hasil dari pengolahan

diperoleh koefisien estimasi sebesar

0,002 yang artinya meningkatnya

pangsa pasar akan meningkatkan

profitabilitas sebesar 0,002 dan

sebaliknya. Hasil temuan ini

menunjukkan bahwa hipotesis teori

yang menyatakan adanya pengaruh

positif dari pangsa pasar terhadap

profitabilitas terbukti maka

hipotesis diterima. Dengan statistik

pengaruh positif dari pangsa pasar

terhadap profitabilitas signifikan.

P-value (sig) 0,000 < 0,05 maka Ha

diterima.

Pengaruh Leverage terhadap

Profitabilitas Hipotesis ini dilakukan

dengan tujuan untuk menguji

pengaruh negatif rasio leverage

terhadap profitabilitas. Hasil

pengolahan untuk variabel leverage

diperoleh koefisien estimasi sebesar -

0,014 yang artinya meningkatnya satu

variabel leverage sebesar -0,014 akan

menurunkan profitabilitas sebesar 0,014

dan sebaliknya. Hasil temuan ini

menunjukkan bahwa hipotesis teori yang

menyatakan adanya pengaruh negatif

dari leverage terhadap profitabilitas

terbukti. Dengan statistik pengaruh

negatif dari leverage terhadap

profitabilitas signifikan. P-value (sig)

0,220 < 0,05 maka Ha diterima.

Pengaruh Intensitas Modal terhadap

Profitabilitas Hipotesis ini menyatakan bahwa

intensitas modalberpengaruh positif

terhadap profitabilitas. Hasil dari

pengolahan menunjukkan, untuk

profitabilitas diperoleh koefisien

estimasi sebesar 0,131 yang artinya

Model Unstandardized

Coefficients

Std.

Coef.

t Sig.

Kesimpulan

B Std. Error Beta

(Constant) -0,382 0,058 6,580 0,000

PP 0,002 0,000 0,840 12.321 0,000 Ha diterima

Leverage -0,014 0,006 -0,110 -2,315 0,022 Ha diterima

IM 0,131 0,012 0,538 10.887 0,000 Ha diterima

FZ -0,024 0,003 -0,522 -6,996 0,000 Ha ditolak

GFirm -000008 0,000 -0,045 -1.233 0,220 Ha ditolak

Page 15: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

15

meningkatnya intensitas modal

sebesar 0,131 maka akan

meningkatkan profitabilitas sebesar

0,131 dan sebaliknya. Hasil temuan

ini menunjukkan bahwa hipotesis

teori yang menyatakan adanya

pengaruh positif dari intensitas

modal terhadap profitabilitas

terbukti. Dengan nilai p-value (sig)

dari t statistik sebsear 0,000 < 0,05

maka Ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengaruh

positif dari intensitas modal

terhadap profitabilitas terbukti

signifikan.

Pengaruh Ukuran Perusahaan

terhadap Profitabilitas

Hipotesis ini dilakukan

dengan tujuan untuk menguji

pengaruh positif dari ukuran

perusahaan terhadap profitabilitas.

Dari hasil pengolahan diperoleh

koefisien estimasi sebesar -0,024

yang artinya meningkatnya ukuran

perusahaan akan menurunkan

profitabilitas sebesar 0,024 dan

sebaliknya. Hasil ini menunjukkan

bahwa hipotesis teori yang

menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif

terhadap profitabilitas tidak

terbukti. Dengan nilai p-value dari t

statistik sebesar 0,000 < 0,05

dengan tingkat negatif signifikan

maka Ha ditolak.

Pengaruh Pertumbuhan

Perusahan terhadap

Profitabilitas

Hipotesis ini dilakukan

dengan tujuan untuk menguji

pengaruh positif dari pertumbuhan

perusahaan yang diproksi melalui

pertumbuhan penjualan terhadap

profitabilitas. Hasil temuan

diperoleh koefisien estimasi sebesar -

0,0000819 yang artinya meningkatnya

pertumbuhan perusahaan sebesar -

0,0000819 akan menurunkan

profitabilitas sebesar 0,0000819 dan

sebaliknya. Hipotesis yang menyatakan

adanya pengaruh positif dari

pertumbuhan perusahaan terhadap

profitabilitas tidak terbukti. Dengan

statistik pengaruh negatif dari

pertumbuhan perusahaan terhadap

profitabilitas signifikan. P-value (sig)

0,022 < 0,05 maka Ha ditolak.

F. PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

Pengaruh Pangsa Pasar Terhadap

Profitabilitas

Pangsa pasar merupakan bagian

dari pasar yang dikuasai oleh seorang

produsen. Semakin besar pangsa pasar

maka bagian dari pasar yang kuasai oleh

seorang produsen semakin besar.

Semakin besar pangsa akan

meningkatkan penjualan dan apabila

diikuti dengan efisiensi dan efektifitas

akan berdampak terhadap peningkatan

profitabilitas. Untuk meningkatkan

pangsa pasar perusahaan akan

melakukan berbagai macam strateji

kebijakan baik yang sifatnya internal

maupun eksternal. Dari sisi internal

konsep efisiensi dari penggunaan input

yang digunakan dalam proses produksi

menjadi sangat penting di dalam

menghasilkan output yang optimal baik

dari sisi kuantitas maupun kualitas. Dari

sisi eksternal produsen terutama yang

berkaitan dengan konsumen diperlukan

beberapa aspek seperti kualitas produk,

harga yang kompetitif serta kepuasan

layanan yang optimal. Seperti halnya

yang berkaitan dengan teori stakeholder

menurut Ghazali dan Chariri (2007),

yang menyatakan bahwa perusahaan

Page 16: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

16

bukanlah entitas yang hanya

beroperasi untuk kepentingan

sendiri, namun harus memberikan

manfaat kepada seluruh

stakeholder-nya (pemegang saham,

kreditor, konsumen, supplier,

pemerintah, masyarakat, analis, dan

pihak lain).

Peningkatan pangsa pasar

pada periode tertentu akan

berpengaruh pada kondisi profit

perusahaan pada periode yang akan

datang. Penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh

Genchev (2012), Martono (2002),

Neokosmidi (2005), Purwanti

(2010), Wahyuningtyas (2014)

yang menyatakan bahwa pangsa

pasar berpengaruh terhadap

profitabilitas. Namun menolak hasil

penelitian yang dilakukan oleh

Winaro et al (2015) dan Hapsari

(2013), yang menyatakan bahwa

pangsa pasar tidak terbukti

berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

Pengaruh Leverage terhadap

Profitabilitas

Penggunaan pendanaan

dengan ekuitas internal

(menggunakan laba yang ditahan)

sebaiknya dimaksimalkan karena

sesuai dengan pecking order

theory, semakin besar rasio hutang

ini, menunjukkan bahwa semakin

besar biaya yang harus ditanggung

perusahaan untuk memenuhi

kewajiban yang dimilikinya, hal ini

dapat menurunkan profitabilitas

yang dimiliki oleh perusahaan. Hal

ini terbukti yaitu dalam temuan ini

bahwa leverage berpengaruh

negatif terhadap profitabilitas.

Artinya meningkatnya jumlah

hutang akan menurunkan profitabilitas

perusahaan.

Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa hasil penelitian ini

konsisten dengan teori yang disampaikan

oleh Horne (2009) bahwa jika semakin

tinggi rasio debt to total asset, maka

semakin besar risiko keuangannya.

Risiko keuangan dimaksud adalah risiko

gagal bayar jika pendanaan terlalu

banyak dilakukan dengan utang. Hal

tersebut akan mengurangi profitabilitas

karena banyak kas yang digunakan untuk

membayar bunga/utang. Temuan ini

juga mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Afriyanti (2011), Anto

(2013), Sari & Abundanti (2014),

Sunarto & Budi (2009), Nugroho (2011),

yang menyatakan bahwa leverage

berpengaruh negatif terhadap

profitabilitas. Namun menolak penelitian

yang dilakukan oleh Baig & Affandi

(2012), Meriana (2014), Jatismara

(2011) yang menyatakan bahwa leverage

berpengaruh positif terhadap

profitabilitas.

Pengaruh Intensitas Modal terhadap

Profitabilitas

Intensitas modal memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas berarti efisiensi yang

dicapai oleh perusahaan. Salah satu

indikator prospek suatu perusahaan di

masa mendatang yang dapat digunakan

untuk menilai suatu intensitas modal

mencerminkan seberapa besar modal

yang dibutuhkan untuk menghasilkan

pendapatan dalam merebut pasar yang

diinginkan oleh perusahaan. Semakin

besar intensitas modal suatu perusahaan

akan berdampak pada peningkatan

penjualan yang ada di perusahaan

sehingga akan berdampak secara

langsung terhadap kinerja keuangan. Hal

ini juga berarti hambatan masuk bagi

Page 17: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

17

pendatang baru yang ingin

memasuki pasar yang selama ini

sudah dilayani oleh perusahaan

yang sudah ada.

Hasil ini tidak konsisten

dengan teori efisiensi penggunaan

aktiva perusahaan, bahwa semakin

kecil aktiva yang dibutuhkan untuk

menghasilkan penjualan berarti

semakin efisien operasi perusahaan.

Oleh karena itu dalam penelitian ini

intensitas modal yang tinggi berarti

semakin tinggi aktiva yang

dibutuhkan oleh perusahaan untuk

menghasilkan setiap unit penjualan

sehingga tidak efisien. Hal ini juga

berkaitan dengan teori stakeholder

yaitu meningkatkan nilai tambah

serta memberikan manfaat kepada

seluruh stakeholder-nya dan juga

berkaitan dengan teori shareholder

yaitu meningkatkan nilai tambah

bagi para pemegang saham.

Perusahaan yang memiliki

intensitas modal tinggi cenderung

tidak efisien karena membutuhkan

aktiva lebih besar untuk

menghasilkan setiap unit penjualan.

Hal ini mendukung penelitian

Winarno et al (2015),

Wahyuningtyas (2014), Affandi

(2014) yang menyatakan bahwa

intensitas modal berpengaruh

positif terhadap profitabilitas.

Namun penelitian ini menolak

penelitian yang dilakukan oleh

Hapsari (2013), Purwanti (2010),

Martono (2002) yang menyatakan

bahwa pangsa pasar tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas.

Pengaruh Ukuran Perusahaan

terhadap Profitabilitas Hasil ini disebabkan tidak

efisiennya perputaran aktiva

sehingga tidak berdampak positif

terhadap profitabilitas. Jika kita lihat

pada tabel 4.2 yang menggambarkan

rendahnya rata-rata ROA dari setiap

perusahaan yaitu hanya sebesar 2,8%.

Temuan ini juga tidak mendukung teori

yang telah disampaikan oleh Rajan dan

Zingles (2001) dalam Hadri Kusuma

(2005) bahwa menurut teori critical,

semakin besar skala perusahaan maka

profitabilitas juga akan meningkat dan

mendukung argumentasi yang

menyatakan semakin besar aktiva yang

dimiliki perusahaan menunjukkan

semakin besar perusahaan sehingga

semakin tinggi profitabilitas yang

dimiliki.

Hasil temuan ini juga mendukung

penelitian yang dilakukan oleh oleh

Sumatri (2012) dan Velnampy &

Nimalathasan (2010), namun menolak

penelitian yang dilakukan oleh Putu et al

(2014), Barus dan Leliani (2013),

Afriyanti (2011), Nugroho (2011) dan

Sunarto & Budi (2009), yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap profitabilitas.

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan

terhadap Profitabilitas

Hasil ini menolak teori yang

dikemukakan oleh Brigham dan Houston

(2006) yang menyatakan bahwa

penjualan berbanding lurus dengan

profitabilitas. Semakin besar penjualan

suatu perusahaan, maka semakin besar

pula keuntungan yang diperoleh. Hal

tersebut disebabkan peningkatan

penjualan tanpa diiringi dengan efisiensi

biaya tidak akan meningkatkan profit,

atau mungkin saja peningkatan

penjualan diiringi dengan penambahan

aset atau penambahan aktiva sehingga

hasil penjualan digunakan menambah

aset dan bayar bunga pinjaman. Hal ini

berkaitan dengan teori stakeholder yaitu

untuk membantu manajemen perusahaan

Page 18: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

18

dalam meningkatkan penciptaan

laba sebagai dampak dari aktivitas-

aktivitas yang dilakukan dan

meminimalkan kerugian yang

mungkin muncul bagi stakeholder.

Menurut Horne dan Machowicz

(2009) bahwa tingkat aktiva lancar

yang berlebih dapat dengan mudah

membuat perusahaan

merealisasikan pengembalian

investasi (profitabilitas) yang

rendah.

Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh

Anto (2013), Sunarto & Budi

(2009), Ramezani at al (2002),

Soenen dan Jung (2002) yang

menyatakan pertumbuhan

perusahaan tidak berpengaruh

terhadap profitabilitas namun

menolak penelitian yang dilakukan

oleh Coban (2014), Afriyanti

(2011) Nugroho (2011) yang

menyatakan bahwa pertumbuhan

perusahan berpengaruh terhadap

profitabilitas.

G. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan

data, hasil analisis yang telah

dilakukan dan diuraikan pada bab-

bab sebelumnya, maka dapat

diambil suatu simpulan sebagai

berikut:

1. Pangsa pasar terbukti

berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas.

2. Leverage terbukti berpengaruh

negatif signifikan terhadap

profitabilitas.

3. Intensitas modal terbukti

berpengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas.

4. Ukuran perusahaan tidak

terbukti berpengaruh terhadap

profitabilitas.

5. Pertumbuhan perusahaan tidak

terbukti berpengaruh terhadap

profitabilitas.

H. KETERBATASAN PENELITIAN

Adapun penelitian ini memiliki

keterbatasan-keterbatasan adalah sebagai

berikut:

1. Pada pengukuran profitabilitas

terdapat kelemahan yaitu sampel

yang digunakan tidak membedakan

perusahaan dengan skala kecil atau

besar mengingat sektor industri ini

juga memiliki ukuran yang cukup

heterogen.

2. Penelitian ini juga hanya berfokus

pada pangsa pasar, leverage,

intensitas modal, ukuran perusahaan

serta pertumbuhan perusahaan

sebagai variabel bebas dan

profitabilitas sebagai variabel terikat.

Karena penelitian ini ingin

mengetahui besaran pangsa pasar,

modal yang dimiliki, besaran aset

serta pertumbuhan perusahaan dari

masing-masing perusahaan di sektor

industri ini.

3. Pada variabel profitabilitas hanya

diproksikan dengan satu pengukuran

dari beberapa pengukuran yang ada

yaitu ROA, dan juga variabel

leverage hanya diproksikan satu

pengukuran dari beberapa

pengukuran yang ada yaitu DAR.

Karena peneliti ingin melihat besaran

return yang diperoleh dari setiap aset

yang diinvestasikan untuk

mendapatkan profitabilitas serta

besaran aset untuk menjamin setiap

leverage yang ada.

4. Keterbatasan pengamatan yang

hanya mengambil jangka waktu

(time series) selama 6 tahun periode

penelitian. Karena

Page 19: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

19

I. IMPLIKASI

Implikasi Praktisi

Keberhasilan manajemen dalam

menjalankan usahanya dapat diukur

dengan beberapa indikator kinerja

keuangan, salah satunya adalah

tingkat profitabilitas perusahaan.

Tingkat profitabilitas perusahaan

ini penting diperhatikan untuk

mengetahui sejauh mana

kemampuan perusahaan

memberikan return sesuai dengan

keinginan investor atau pemegang

saham serta semua stakeholder

.

a) Bagi Manajemen

Manajemen sebaiknya

memaksimalkan segala sumber

daya yang ada baik itu penggunaan

aktiva dan lain-lain serta

melakukan efisiensi semua biaya-

biaya terkait sehingga dapat

meningkatkan ROA yang lebih

tinggi di masa yang akan datang,

karena dalam penelitian ini

ditemukan masih terlalu kecil ROA

dari masing-masing perusahaan dan

ini merupakan salah satu indikator

bagi para investor untuk melirik

industri ini.

1. Pangsa pasar memiliki

koefisien 0,002 dan nilai

signifikansi 0,000 sehingga

memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap

profitabilitas artinya pangsa

pasar yang sudah ada sebaiknya

dipertahankan dan jika

memungkinkan untuk

meningkatkan penguasaan serta

kualitas pelayanan yang sudah

ada, karena hal ini akan

menentukan posisi perusahaan

dalam persaingan industi yang

semakin ketat, dengan

penguasaan pangsa pasar yang

semakin besar akan meningkatkan

penjualan yang dapat meningkatkan

profitabilitas di masa mendatang

sepanjang diikuti dengan efisiensi

biaya dan akan berpengaruh secara

positif terhadap semua stakeholders.

2. Leverage memiliki koefisien -0,014

dan nilai signifikansi 0,022 sehingga

memiliki pengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas. Artinya

penggunaan hutang yang terlalu

besar sebaiknya dihindari karena

akan meningkatkan beban

perusahaan untuk membayar bunga

yang kemungkinan akan menggerus

dari profit yang ada dan penggunaan

hutang yang terlalu besar akan sangat

tidak menarik bagi investor.

3. Intensita modal memiliki koefisien

0,131 dan nilai signifikansi 0,000

sehingga berpengaruh positif

terhadap profitabilitas, apabila

manajemen perusahaan akan

meningkatkan laba perusahaan, maka

harus meningkatkan intensitas

modalnya, hal ini juga berarti

hambatan masuk bagi pendatang

baru yang ingin memasuki pasar

yang selama ini sudah dilayani oleh

perusahaan yang sudah ada. Seperti

teori yang disampaikan oleh

Commanor dan Wilson (1967) di

mana rasio intensitas modal

merupakan salah satu informasi yang

penting bagi investor karena dapat

menunjukkan tingkat efisiensi

penggunaan modal yang telah

ditanamkan.

4. Pertumbuhan perusahaan sebaiknya

diikuti dengan efisiensi biaya

sehingga profitabilitas perusahaan

dapat ditingkatkan seiring dengan

meningkatnya pertumbuhan

penjualannya.

5. Manajemen perusahaan, dalam

menarik perhatian investor untuk

Page 20: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

20

berinvestasi di perusahaannya

perlu adanya pemisahan dalam

analisis untuk faktor

fundamental dan teknikal, hal

ini dikarenakan faktor

fundamental datanya dibatasi

oleh periode publikasi laporan

keuangan perusahaan. Atas

dasar laporan keuangan para

investor dapat melakukan

penilaian kinerja keuangan

perusahaan terutama keputusan

dalam hal melakukan investasi.

Sementara faktor teknikal

perubahannya lebih bersifat

temporer. Hal ini dikarenakan

faktor teknikal berdasarkan

pada informasi dari luar

perusahaan, umumnya

mempertimbangkan kondisi

negara, seperti kondisi

ekonomi, politik dan finansial

suatu negara. Dengan

pemisahan analisis tersebut,

akan lebih bermanfaat bagi para

investor.

b) Bagi Investor/Kreditor

Bagi investor sebaiknya

memperhatikan faktor-faktor

seperti pengusaan pangsa pasar,

pertumbuhan perusahaan, ukuran

perusahaan hal ini untuk

mengetahui seberapa besar posisi

perusahaan tersebut dalam industri

yang ada serta rata-rata

pertumbuhan ROA dari masing-

masing perusahaan. Faktor-faktor

ini dijadikan sebagai dasar analisis

untuk menentukan posisi dan

kondisi perusahaan di masa yang

akan datang, juga memperhatikan

seberapa besar perusahaan tersebut

dibiayai oleh hutang, serta

kemampuan perusahaan dalam

membayar hutang-hutangnya jika

dibandingkan dengan aktiva atau ekuitas

yang dimiliki perusahaan, hal ini sebagai

indikator yang sehat untuk mengetahui

financial distress. Pertumbuhan

perusahaan apakah cenderung meningkat

atau menurun serta kinerja

memperhatikan seluruh kinerja

perusahaan baik kinerja operasional

maupun investasi.

c) Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini memberikan

beberapa implikasi teoritis dan bukti

empiris pada perusahaan operator

telekomunikasi di Indonesia, seperti

hasil dari pangsa berpengaruh terhadap

profitabilitas hal ini sesuai dengan

argumentasi dan teori yang disampaikan

Shepherd (1982) dalam teori penguasaan

pasar (market power) menyatakan bahwa

hanya perusahaan yang mempunyai

pangsa pasar besar yang dapat

menerapkan penguasaan pasar yang akan

memperoleh supernormal profit.

Leverage terbukti berpengaruh

negatif terhadap profitabilitas

perusahaan. Hal tersebut menunjukkan

bahwa pendanaan dari dalam perusahaan

tidak memperbaiki profitabilitas

perusahaan dan ini tidak sesuai dengan

pecking order theory, namun

mendukung teori yang disampaikan oleh

Horne (2009) bahwa jika semakin tinggi

rasio debt to total asset, maka semakin

besar resiko keuangannya semakin besar

rasio ini, menunjukkan bahwa semakin

besar biaya yang harus ditanggung

perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya.

Intensitas modal memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas berarti efisiensi yang

dicapai oleh perusahaan Semakin tinggi

rasio ini berarti semakin efisien

penggunaan aktiva tersebut, Riyanto

(1995). Ukuran perusahaan yang

Page 21: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

21

diwakili besarnya aktiva

perusahaah tidak terbukti

berpengaruh terhadap profitabilitas

perusahaan. Hal ini menunjukkan

total aktiva yang besar belum

mampu memberikan kontribusi

positif terhadap profitabilitas

perusahaan. Pertumbuhan

perusahaan tidak berpengaruh

terhadap profitabilitas perusahaan.

Hal tersebut disebabkan

peningkatan penjualan tanpa

diiringi dengan efisiensi biaya tidak

akan meningkatkan profitabilitas

perusahaan.

Beberapa implikasi di atas

penelitian ini mendukung du pont

system yaitu salah satu teori yang

mengkaji hubungan penjualan,

biaya, dan total aktiva yang

digunakan oleh perusahaan adalah

dalam mengukur kinerja keuangan

perusahaan. Menurut du pont

system, perubahan penjualan, biaya

dan laba bersih serta total aktiva

akan mempengaruhi perubahan

laba. Perubahan penjualan belum

tentu proporsional dengan

perubahan laba, karena adanya

perbedaan dalam perkembangan

biaya. Disamping itu perubahan

laba juga dipengaruhi perubahan

perputaran aktiva, semakin cepat

perkembangan aktiva berarti

semakin efektif perusahaan dengan

akibat meningkatnya laba yang

diperoleh selama diterapkan dengan

efisiensi dan efektifitas, Ang

(1997).

J. SARAN

1. Penelitian selanjutnya

sebaiknya membedakan

perusahaan dari skala besar

kecilnya perusahaan untuk hasil

yang lebih akurat.

2. Untuk pengukuran variabel

profitablitas pada penelitian ini

masih diproksikan dengan ROA dan

leverage diproksikan dengan DAR

untuk penelitian selanjutnya

mungkin bisa menggunakan atau

menambahkan proksi yang lain

seperti ROE untuk profitabilitas dan

DER untuk leverage hal ini untuk

melihat seberapa besar return dari

perusahaan jika dibandingkan

dengan ekuitas serta seberapa besar

kemampuan ekuitas untuk menjamin

setiap hutang yang ada.

3. Keterbatasan pengamatan yang

hanya mengambil jangka waktu

(time series) selama 6 tahun periode

penelitian hal ini disebabkan karena

keterbatasan waktu peneliti. Bagi

penelitian yang akan datang

sebaiknya menambah jangka waktu

yang lebih panjang sehingga dapat

melihat pertumbuhan sektor ini

selama sepuluh tahun belakangan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar

Pasar Modal Indonesia (The

Intelligent Guide do Indonesian

Capital Market). Mediasoft

Indonesia. Jakarta.

Abor, Joshua 2005. The effect of

capital structure on profitability: na

empirical Analysis of listed firms in

Ghana", The Journal of Risk

Finance, Vol. 6 Iss: 5 pp. 438 – 445.

Adrianto dan Wibowo, B. 2007.

Pengujian Teori Pecking Order Pada

Perusahaan-perusahaan Non

Keuangan LQ45 Periode 2001-2005.

(tidak dipublikasin).

Page 22: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

22

Afriyanti, Meilinda 2011. Analisis

pengaruh current ratio, Total

asset turnover, debt to equity

Ratio, sales dan size terhadap

ROA, (Studi pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di

BEI pada tahun 2006-2009.

(tidak dipublikasikan).

Agnes, Sawir. 2005. Analisis

Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan

Perusahaan. PT Gramedia

Pustaka, Jakarta.

Agus Sartono. 2010. Manajemen

Keuangan Teori dan Aplikasi,

edisi keempat. Yogyakarta:

BPFE.

Ambarwati, N.S.,Yuniarta, Gede A.

dan Sirnawati, Ni Kadek 2015.

Pengaruh modal kerja,

likuiditas, aktivitas dan ukuran

perusahaan terhadap

profitabilitas pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. E-

Journal S1 Ak. Universitas

Pendidikan Ganesha Jurusan

Akuntansi Program S1, Volume

3 No.1

Anto, Joni 2013. Pengaruh Current

Ratio, Debt to Equity Ratio,

Receiavable Turnover, Sales

Growth terhadap Return on

Assets Pada Semua Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di

BEI tahun 2008-2012. Jurnal

Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Maritim Raja Ali

Haji.

Arikunto, S., 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Edisi Revisi VI, Penerbit PT Rineka

Cipta, Jakarta.

Atmaja, Lukas Setia 2001.

Manajemen Keuangan Buku I,

Penerbit Andi,Yogyakarta.

Baig, Dawood Muhammad dan Affandi,

Hina 2014. Leverage, capital

intensity and its impact on firm’s

profitability (motor vehicles, trailers

and autoparts sector of pakistan).

International Journal of Current

Research Vol. 6, Issue, 03, pp.5808-

5812, March, 2014

Baroes, Barus. 2009. Lanenk Grup:

Teori Ekonomi Hendra

baroes.blogspot.com/2009/01/teori-

ekonomi.html. diunduh 16 Juni 2016

Barus, Andreani Caroline dan Leliani

2013. Analisis Faktor-Faktor yang

mempengaruhi Profitabilitas pada

Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil.

Volume 3, Nomor 02, Oktober 2013.

Beaver, W., P. Kettler and M.

Scholes.1970. The Association

between Market-Determined and

Accounting-Determined Risk

Measures. The Accounting Review,

October, pp. 654-682.

Brigham, Eugene F. dan Joel F.

Houston, 2006. Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan, Edisi ke 10,

Salemba Empat, Jakarta

Burja, Camelia. Annales Universitatis

Apulensis Series Oeconomica,

Volume 2011:13

Page 23: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

23

Coban, Serap 2014. The Interaction

between Firm Growth and

Profitability Evidence

Commanor, William S. and

Wilson, A. 1967, Advertising

Market Structure and

Performance, Review of

Economics and Statistic, XLIX-

4, November, 4230–440.

Fahmi, Irham. 2013. Analisis

Laporan Keuangan. Cetakan

Ke-2. Bandung: Alfabeta.

Freeman, R.E., and Reed. 1983.

Stockholders and stakeholders:

a new perspective on Corporate

governance.

Friedman, Milton. 1962. Capitalism

and Freedom. Chicago:

University of Chicago Press

Genchev, Evgeni 2012. Effects of

market share on the bank’s

profitability. Review of Applied

Socio- Economic Research.

Volume 3, Issue 1/ 2012, pp.87.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi

Analisis Multivariate dengan

program IBM SPSS 21. Badan

Penerbit Universitas

Diponegoro Semarang.

Gibson, Charles H. 2011. Financial

Statement Analysis, 12th edition

(International Edition) South

Western CENCAGE Learning.

Gitman, Lawrence J. 2006.

Principles of Managerial

Finance. Eleventh Edition, New

Jersey: Pearson Education, Inc.

Hapsari, Dhania Tria 2013. Pengaruh

Manajemen Working Capital, Pangsa

Pasar, Rasio Leverage dan Rasio

Intensitas Modal terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur di BEI periode 2009-

2011. Dokumen Karya Ilmiah Tugas

Akhir Program Studi Akuntansi - S1

Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Dian Nuswantoro

Semarang 2013.

Harahap, Sofyan Syafri. 2004.

Analisis Kritis atas Laporan

Keuangan. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada

Herlina dan Hardianto, Bram 2007.

Pengaruh Rasio Fundamental

Terhadap Harga Saham Sektor

Telekomunikasi pada Periode

1997-2005 di Bursa Efek Jakarta.

Proceeding Seminar Nasional Smart

Membaca Jaman Dalam Perspektif

Manajemen, 99-116.

Herry, 2015. Analisis Kinerja

Manajemen. PT. Grasindo. Jakarta.

Horne, J.C. Van. 2002. Financial

Management and Policy 12th Edition.

New Jersey: Prentice-Hall

International Inc., International

Edition.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar

Akuntansi Keuangan. Edisi 2007.

Jakarta Penerbit: Salemba Empat.

Jatismara, Raditya 2011. Analisis

pengaruh TATO, DER, Dividend,

Sales dan current Ratio terhadap

Return on Asset Studi pada

Perusahaan Manufaktur yang Listed

di Bursa Efek Indonesia Periode

Page 24: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

24

Tahun 2008-2010. (tidak

dipublikasikan).

Jumingan, 2009. Analisis Laporan

Keuangan, Penerbit Bumi

Aksara, Jakarta.

Kaen, FR dan Baumann H. 2002.

“Firm Size, Employees and

Profitability in US

Manufactoring Industries” the

review of Economics and

Statistic.

Kartini dan Tulus Arianto. 2008.

Struktur Kepemilikan,

Profitabilitas, Pertumbuhan

Aktiva dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Struktur Modal pada

Perusahaan Manufaktur. Jurnal

Keuangan dan Perbankan, Vol.

12 No. 1:11-21.

Kasmir, 2012, Analisis Laporan

Keuangan. Jakarta. PT.Raja

Grafindo Persada.

Keputusan Menteri Perhubungan

KM.72/1999 tanggal 17

September 1999

Keputusan Menteri Perhubungan

No.KM.21/2001

Kotler, Philip dan Kevin Lane

Keller. 2006. Manajemen

pemasaran Jilid 1,edisi 12,

Terjemahan Bob Sabram, M.M.

Erlangga. Jakarta.

Kurnia, Meriana 2014. Pengaruh

Debt to Assets Ratio, Current

Ratio, dan Inventory Turnover

Ratio Terhadap Return On

Assets Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Pada Periode

2009-2012. (tidak dipublikasi)

Kusuma, Hadri 2005. Size Perusahaan

dan Profitabilitas: Kajian Empiris

terhadap Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Jurnal Ekonomi Pembangunan:

Universitas Islam Indonesia.

http://journal.uii.ac.id/index.php/JEP

/article/viewFile/607/533.

Mahmud, M. Hanafi dan Abdul Halim.

2003. Analisis Laporan Keuangan.

Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN.

Margono, 2004, Metodologi

Penelitian Pendidikan, Jakarta:

Rineka Cipta.

Martono dan Harijanto, Agus. 2008.

Manajemen Keuangan. Edisi Kedua,

Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.

Martono, Cyrillius 2002. “Analisis

Pengaruh Profitabilitas Industri,

Rasio Leverage Keuangan

Tertimbang Dan Intensitas Modal

Tertimbang Serta Pangsa Pasar

Terhadap "ROA" dan "ROE"

Perusahaan Manufaktur yang Go-

Public dii Indonesia”, Jurnal

Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4

No.2.

Mulyadi. 2007. Sistem Akuntansi,

Jakarta. Selemba Empat.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan

Keuangan. Edisi keempat, cetakan

keempat belas. Yogyakarta: Liberty.

Myers, S.C., 1984. The capital structure

puzzle. Journal of Finance 39, 575-

592.

Page 25: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

25

Purwanti, Endang 2010. Pengaruh

Pangsa Pasar, Rasio Leverage,

Intensitas Modal terhadap

Profitabilitas Koperasi Simpan

Pinjam di Salatiga. Jurnal Among

Makarti. Vol.3 No.5, Juli 2010.

Ramezai, Cyrus A. Luc Soenen,

and Alan Jung 2002, Growth,

Corporate profitability and

value creation. Financial

analysts. Journal

November/December 2002

volume 58 issue 6.

Ritonga, Maharani, Kertahadi, Sri

Mangesti Rahayu. Pengaruh

financial leverage terhadap

profitabilitas (studi pada

perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar pada

bursa efek indonesia periode

tahun 2010-2012). Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB). Vol.

8 No. 2 Maret 2014.

Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-

dasar Pembelajaran Perusahaan.

Yogyakarta. BPFE

Santoso, Singgih 2012. Aplikasi

SPSS pada statistik parametric.

PT. Elex Media Komputindo,

Jakarta: Kompas Gramedi.

Sari, Ni Made Vironika dan

Budiasih, I G.A.N. 2015.

Pengaruh debt to equity ratio,

Firm size, inventory turnover

dan assets turnover pada

profitabilitas. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana

6.2 (2014) pp. 261-273.

Sari, Pt Indah Purnama, Abundanti

Nyoman 2014. Pengaruh

Pertumbuhan Perusahaan Dan

Leverage Terhadap Profitabilitas

Dan Nilai Perusahaan. E-Jurnal

Manajemen Universitas Udayana.

Volume 3 No. 5 2014.

Schoubben, F. and Hulle, C. Van 2004.

The Determinants of Leverage,

differences between Quoted and Non

Quoted Firms. Tijdschrift voor

Economie en Management Vol.

XLIX, 4, 2004.

Schuster, Leo 1984. Profitability and

Market Share of Bank, Journal of

Bank Research Spring.

Seftianne, 2011. Faktor-faktor yang

mempengaruhi Struktur modal pada

Perusahaan Publik Sektor

Manufaktur. Jurnal Bisni dan

Akuntansi Vol. 13 No. 1, April

2011.pp 39-56.

Sekaran, Uma & Bougie, Roger.

2010. Research Method for Business:

A Skill Building Approach (5th

Edition). United Kingdom: John

Wiley & Sons Ltd

Shaheen, Sadia dan Malik, Qaisar Ali

2012. The Impact of Capital

Intensity, Size of Firm And

Profitability on Debt Financing In

Textile Industry of Pakistan

Interdisciplinary. Journal of

Contemporary Research in Business

copy Right © 2012 Institute of

Interdisciplinary Business Research

1 February 2012 Vol. 3, No. 10

Shepherd, W.G. (1982) “Economies of

Scale and Monopoly Profits.” in

Craven, J.V. (Eds), Industrial

Organization, Antitrust, and Public

Policy, Kluwer Nijhoff, Boston,MA.

Page 26: 22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065

26

Stanton, William J. 1984. Prinsip

Pemasaran. Jakarta. Penerbit

Erlangga

Sugiyono, (2008). Metode

Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D.

Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sujianto. 2001. Dasar-dasar

Management Keuangan.

Yogyakarta: BPFE

Sumantri, Alfa Dera 2012. Faktor-

faktor yang mempengaruhi

profitabilitas perusahaan

studi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2006-2010 (tidak

dipublikasikan).

Sumarni, Murti dan Soeprihanto,

John. 2011. Pengantar Bisnis

(Dasar-Dasar Ekonomi

Perusahaan). Yogyakarta.

Liberty.

Sunarto dan Agus P. Budi 2009.

Pengaruh Leverage, Ukuran

dan pertumbuhan Perusahaan

terhadap Profitabilitas. TEMA Vol

6 Edisi 1, 2009 hal 86 – 10.

Sundjaja, Ridwan S. dan Barlian,

Inge 2002. Manajemen

Keuangan. Buku Kedua, Edisi

Keempat, Prehalindo, Jakarta.

Sutedi, Andrian. 2011. Good

Corporate Governance. Jakarta:

Sinar Grafika

Syamsudin, Lukman 2002.

Manajemen Keuangan Perusahaan,

Edisi Baru, Cetakan Ketujuh,

Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Titman, S and R. Wessel. 1988.

The Determinant of Capital Structure

Choice. The Journal of Finance”.

Vol. 43:1-19.

Velnampy, T., & Nimalathasan, B.

(2010). Firm Size on Profitability: A

Comparative Study of Bank of

Ceylon and Commercial Bank of

Ceylon Ltd in Sri Lanka. Global

Journal of Management and

Business Research, 10(2), 96–100.

Wahyuningtyas, Endah Tri (2014).

Pengaruh Rasio Leverage, Rasio

Intensitas Modal dan Pangsa Pasar

terhadap Kinerja Keuangan. e-Jurnal

Kewirausahan Volume 2 Nomor 1

Oktober 2014.

Weston, J. Fred dan Brigham, Eugene F.,

1991. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan, Alih bahasa: Alfonsus

Sirait, Edisi Kesembilan, Erlangga,

Jakarta. From Turkish (Listed)

Manufacturing Firms Bilgi Ekonomisi

ve Yönetimi Dergisi / 2014 Cilt: IX Say:

II.

Winarno, Hidayati, Lina Nur dan

Darmawati, Arum 2015. Faktor-

faktor yang memengaruhi

profitabilitas perusahaan Manufaktur

yang listed di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Economia, Volume 11,

Nomor 2.

www.idx.co.id

Website masing-masing perusahaan sample