22-29-1-sm.pdf
TRANSCRIPT
PENGETAHUAN REMAJA UMUR 16-18 TAHUN TENTANG NAPZA DI KELAS 2
SMA YAYASAN PENDIDIKAN DAERAH TRAWAS
KABUPATEN MOJOKERTO
Imam Zainuri, Sunariyo
ABSTRACT
NAPZA(Narcotic Drugs, Psychotropic Substances, an addictivesubstance) is
amaterialorsubstance thatmayaffect thepsychiatric/psychologicalperson (thoughts, feelings,
behavior) and canlead todependencefsikandpsychology. From the results ofa
preliminarystudyof dataobtained byhigh school studentsTrawasRegionalEducation
FoundationMojokertoregencyobtained6 of10 students(60%) did not knowaboutdrug abuse.
The purposeof this studyto determine theknowledge ofadolescentsabout thedrugatthe
RegionalHigh SchoolEducation FoundationTrawasMojokertoregency.The study designused
isdescriptive. The study populationwasallstudents in grade2 SMAMojokertoEducation
Foundationa total of 32respondents. SamplingcollectiontechniqueusedTotalsampling.
Collectingdata usingquestionnaires.Results showedthat 20respondents(58.33%)
knowledgeableenough about thedrugatthe RegionalHigh SchoolEducation
FoundationTrawasMojokertoregency.Knowledge of respondents about
NAPZA is simply caused by lackof curiosity sothatstudentsfromthe school to involve
students inplanning, prevention and control ofNAPZA in schools.
Keywords: Knowledge, Youth, NAPZA
PENDAHULUAN
NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
ZatAdiktif) adalahbahanatauzat yang
dapatmempengaruhikejiwaan/psikologises
eorang (pikiran,perasaan.perilaku)
sertadapatmenimbulkanketergantunganfisi
kdanpsikologi. Sedangkanpenyalagunaan
NAPZA yaitupenggunaan NAPZA
bukanuntukmaksudpengobatantetapi agar
dapatmenikmatipengaruhnya.
(Harefa,2007). Masalahpenyalagunaan
NAPZA telahmencapaisituasi yang
mengkhawatirkan.Korbanterbanyakditemu
kandikalanganremaja,
karenamasaremajaadalahmasa yang
rentanterhadap NAPZA.
Fenomena yang terjadi di
lingkungan SMA Yayasan Pendidikan
Daerah Trawas Kabupaten Mojokerto
banyak terdapat siswa yang tidak mengerti
akan bahaya NAPZA, tetapi ingin
mencoba dengan alasan mengikuti trend
atau meningkatkan harga diri. Dalam
kaitannya banyak siswa yang
menghamburkan uang hanya untuk
kesenangna semata tanpa memperdulikan
efek dan akibat dari bahaya NAPZA.
Kurangnya perhatian dan kasih sayang
orang tua mengakibatkan maraknya
pengguna NAPZA. Masalah
penyalagunaan NAPZA khususnya pada
anak sekolah adalah ancaman yang sangat
mencemaskan bagi keluarga khususnya
dan suatu bangsa pada umumnya. Peran
orang tua dalam keluarga dan juga
pendidik di sekolah sangatlah besar bagi
pencegahan penanggulangan terhadap
NAPZA.
Tahun 2002 di Indonesia tercatat 3
jutaremaja yang telahmenyalagunakan
NAPZA, sedangkansekitar 2 jutajiwa
orang pengguna NAPZA di Indonesia
mayoritaspenggunaberumur 20-25 tahun,
90 % penggunaadalahpria. Usia pertama
kali pengguna NAPZA rata-rata 19 tahun
(A. Sirait, 2007). Menurut Farmaklin
Dinkes Propinsi Jawa Timur (2004), kasus
penyalagunaan NAPZA di Jawa Timur,
banyak ditemukan dikalangan remaja usia
13-25 tahun, bahkan usia termuda 9 tahun,
berasal dari semua lapisan masyarakat
dengan tingkat sosial rendah sampai
dengan menengah ke atas, serta tingkat
pendidikan SD, SMP, SMA sampai
Perguruan Tinggi, seperti halnya di SMA
Yayasan Pendidikan Daerah Trawas
Kabupaten Mojokerto yang belum pernah
ditemukan kasus Penyalagunaan NAPZA.
Penyalaguaan NAPZA terbentuk karena
adanya perbedaan usia dan jenis kelamin,
selain itu juga karena pada masa remaja
solidaritas dan loyalitas pada teman lebih
diutamakan diatas segalanya. Sementara
itu tingkat kematian akibat pengguna
NAPZA terjadi pada komplikasi paru-paru
dan jantung telah mencapai 20-40 %,
sedangkan resiko tertular HIV/AIDS
mencapai 10 %, serta hepatitis 60-80 %.
(Suwarti, 2007).
Dari hasil studi pendahuluan pada
tangggal 10 Januari 2011 diperoleh data
siswa SMA Yayasan Pendidikan Daerah
Trawas Kabupaten Mojokerto sebanyak 32
siswa yang hanya 1 kelas. Dari hasil
wawancara yang dilakukan secara acak
terhadap 10 siswa diketahui bahwa 4 siswa
(40%) mengetahui tentang penyalagunaan
narkoba dan 6 siswa (60%) belum
mengetahui tentang penyalahgunaan
narkoba.
Pengetahuan remaja tentang
penyalahgunaan NAPZA dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yang berakibat kurangnya
pengetahuan dan berdampak pada
keinginan untuk memakai NAPZA.
Penanggulangan secara preventif penting
bagi remaja yang beresiko tinggi. Upaya
yang dipandang paling efektif untuk
menanggulangi penyalagunaan NAPZA
dikalangan remaja adalah melalui
pendidikan kesehatan mengenai bahaya
NAPZA dan mencegah sebelum terjadi.
Upaya preventif juga lebih perlu
memperhatikan gateway (jalan masuk)
seperti rokok dan alkohol yang terlebih
dahulu digaunakan sebelum menggunakan
zat lain yang lebih berat perlu dicegah
(Hidayat, 2007). Disini andil tenaga
kesehatan termasuk perawat sebagai
educator dan fasilitator yang dapat
membantu remaja meningkat pengetahuan
tentang bahaya penyalagunaan NAPZA
sehingga remaja mempunyai pengetahuan
yang tepat tentang NAPZA. .
METODE PENELITIAN
Desainpenelitianiniadalahpenelitian
non
eksperimendalambentukstudideskriptif.
Populasidalampenelitianiniadalahse
muaanakremaja yang bersekolahdikelas
2SMA YayasanPendidikan Daerah
TrawasKabupatenMojokertoberjumlahseki
tar32 siswaremaja.
Sampel yang diambil adalah siswa siswi
kelas 2 di SMA Yayasan Pendidikan
Daerah Trawas Kabupaten Mojokerto
berjumlah 32 siswa remaja .
Teknik sampling yang
dipakaidalampenelitianiniadalah “Non
Probability Sampling”denganteknik“ Total
Sampling”.
HASIL PENELITIAN
1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden
Table1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden di SMA Yayasan
Pendidikan Daerah Trawas Kabupaten Mojokerto Tanggal 06 Juli 2011 .
No Umur Responden Jumlah Prosentase (%)
1
2
3
16 tahun
17 tahun
18 tahun
24
5
3
75
15,6
9,4
Jumlah 32 100
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
bahwa dari 32 responden sebagian
besar berumur 16-18 Tahun yaitu 24
responden (75% )
2. Pengetahuan Remaja Umur 16-18
TahunTentang NAPZA Di SMA YPD
Trawas Kabupaten Mojokerto.
Table2 Distribusi frekuensi berdasarkan Pengetahuan Remaja Umur 16-18
Tahun Tentang NAPZA Di SMA YPD Trawas Kabupaten Mojokerto
Tanggal 25 Juli 2011
No Pengetahuan Tanggal Jumlah Prosentase (%)
09 16 23
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
4
17
5
1
3
1
0
0
1
5
20
7
15,62
62,50
21,88
Jumlah 26 5 1 32 100
Berdasarkan Table 2 dapat diketahui
bahwa dari 32 responden yang
berumur 16-18 tahun sebagian besar
berpengetahuan cukup yaitu 20
responden ( 62,50% ).
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
sebagian besar siswa-siswi SMA Yayasan
Pendidikan Daerah Trawas Kabupaten
Mojokerto, yang berumur 16-18 tahun
mempunyai pengetahuan cukup. Hal ini
dibuktikan dari 32 responden 20 siswa
(62,50%) berpengetahuan cukup dengan
mengetahui bahwa narkotika adalah obat
keras yang digunakan dalam dunia
pengobatan dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Pengetahuanremajasebagianbesarcukup62,
50% karena factor umur,danlingkungan.
Dimana rata-rata umurrespondenadalah
16-
18tahun.Usiainimerupakanusiaremajayaitu
mudahterpengaruholehsituasilingkungan.
Ditunjangusia
16tahunjiwakeingintahuanremaja
yangtinggi.
Sehinggaadaupayamencaritahutentang
NAPZA, Meskipunbegituadajuga yang
salahmencaritahuinformasidengancaramen
cobadulu.
Yang kedua factor lingkungan, Dimana
rata-rata tempattinggalremajainiadalah di
desa.Tentunyapengetahuantentang NAPZA
sedikitsekaliapabila siswa tidak sering
mencari informasi sendiri dari pihak
sekolah harus melibatkan siswa dalam
perencanan, pemc egahan, penanggulangan
penyalagunaan NAPZA
apalagibilahanyamendapatkaninformasidar
ipihaksekolah.
Tetapidenganadanyabudaya yang ada di
desakecilsekaliremajauntukterpengaruhbud
ayaluar yang
tidaksesuaidenganbudayadimasyarakatters
ebut.Tradisiataubudayaadalahperilaku
normal, kebiasan, nilai-
nilaipenggunaansumberdidalamsuatumasy
arakatakanmenghasilkansuatupolahidup.
Kebudayaaniniterbentukdalamwaktu lama
sebagaiakibatdarikehidupansuatumasyarak
atbersama,
tradisiataukebudayaanakanberubah,
baiklambatmaupuncepatsesuaidenganperad
abanumatmanusia.
Tradisimempunyaipengaruh yang
dalamterhadapperilaku.Sebagaimanadikata
kantradisidapatmempengaruhiseseorangunt
ukmelakukantindakan (Notoatmojo, 2002).
Berdasarkan usia responden menunjukkan
bahwa usia 16-18 tahun sudah mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang napza.
Menurut Elizabet B. Hurlock, usia adalah
umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir secara logis. (Nursalam,
2001). Dapat disimpulkan bahwa semakin
bertambah umur seseorang maka
pengetahuannya akan bertambah. Menurut
Zulkifli dalam bukunya tentang Psikologi
Perkembangan disebutkan bahwa pada usia
remaja akan terjadi perubahan, diantaranya
yaitu berfikir secara kritis. Secara otomatis
dengan cara fikir yang kritis akan
memunculkan ide-ide baru, Sehingga
seorang remaja memperoleh pengetahuan
yang berbeda.
Menurut Karsono (2004) Narkotika adalah
zat atau bahan yang aktif bekerja pada
sistem saraf pusat (otak) yang dapat
menurunkan kesadaran sampai
menghilangkan rasa nyeri serta dapat
menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah obat keras bukan
narkotika digunakan dalam dunia
pengobatan, namun dapat menimbulkan
ketergantungan fisik jika dipakai tanpa
pengawasan akan sangat merugikan karena
efeknya sangat berbahaya (Utariningsih,
2007). Pada masa remaja, solidaritas dan
loyalitas pada teman lebih diutamakan
diatas segalanya (Zulkifli, 2000), dengan
adanya solidaritas yang tinggi antar teman
juga terjadi saling tukar pendapat dan
pikiran juga informasi sehingga hal ini
akan menambah wawasan siswa-siswi di
SMA Yayasan Pendidikan Daerah Trawas
Kabupaten Mojokerto, dengan hasil ini
membuktikan bahwa pergaulan antar
sesama pelajar dapat mempengaruhi
pengetahuan remaja tentang NAPZA.
Penyalahgunaan NAPZA
adalahmenggunakan NAPZA yang
dilakukantidakuntukmaksudpengobatan,
tetapikarenainginmenikmatipengaruhnya,
dalamjumlahberlebihsecarakurangteraturda
nberlangsungcukup lama,
sehinggamenyebabkangangguanfisik,
mental,dankehidupansosialnya. Ada
banyakalasanmengapa NAPZA
disalahgunakanremaja, diantaranya agar
dapatditerimadilingkungan, mengurangi
stress, mengurangikecemasan, agar
bebasdari rasa murung,
mengurangikeletihan,kejenuhanataukebosa
nan,untukmengatasimasalahpribadi, dan
lain-lain. Akan tetapi,
selaindarialasandiatasseseorangmemakai
NAPZA karena NAPZA membuatenak,
nikmat,
nyamanpadaawalpemakaiannya.Perasaan
yang dihasilkanoleh NAPZA itulah yang
mula-
muladicaripemakai.Merekatidakmelihataki
batburukataubahayanya.Akibatburukitubar
udirasakansetelahbeberapapemakaian,
tetapisaatituterjadikecanduandanketergantu
ngan.Padatahapiniremaja yang
bersangkutanmenjadi criminal,
ataumenjadipekerjaseksuntuksekedarmemp
erolehuanguntukmembelinarkobaatauminu
manberalkohol (Karsono, 2004).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pengetahuan Remaja Umur 16-18 Tahun
Tentang NAPZA di SMA Yayasan
Pendidikan Daerah Trawas Kabupaten
Mojokerto sebagian besar pengetahuannya
cukup yaitu sebanyak 20 responden
(62,50%),
Saran
1. Remaja diharapkan senantiasa
menambah pengetahuan dengan cara
mencari informasi yaitu melalui media
massa, tenaga kesehatan, dan
penyuluhan dan lebih selektif dalam
menentukan teman dalam pergaulan
agar tidak sampai terjerumus dalam
penyalahgunaan NAPZA.
2. Diharapkan orang tua agar dapat
membimbing dan mengarahkan anak –
anaknya serta mengawasi pergaulan
anaknya agar tidak terjerumus dalam
penyalagunaan NAPZA.
3. Diharapkan pada SMA YPD Trawas
agar melibatkan siswa dalam
perencanaan, pencegahan,
penanggulangan penyalagunaan
NAPZA dikalangan remaja, dan pihak
sekolah dapat menyediakan pilihan
kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan diri siswa secara
kreatif dan positif juga secara rutin
mengadakan penyuluhan tentang
NAPZA.
4. Diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi dalam penelitian selanjutnya
karena peneliti masih banyak
menemukan kejangalan dari hasil
penelitian ini dengan sampel dan factor-
faktor penyalahgunaan NAPZA dalam
kehidupan sehari-hari dengan populasi
yang lebih besar serta metode penelitian
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2002).
Prosedurpemulihan.Jakarta
:RhinekaCipta
Azwar, Saifudin. (2002). SikapManusia,
TeoridanPenanganan.PustakaBel
ajar Yogyakarta.
Harifa.(2007).
NarkobadanRemaja.(http://bnn.go
.id) diakses 29 September 2007.
Harold, Leavitt, J. (2006).
PsikologiManajemen. Jakarta:
Erlangga.
Hartadi.(2007).
PenyalagunaanObatTerlarangdik
alanganRemajaPelajar.(http://nap
za.com) diakses 29 September
2007.
Hidayat.(2007).
KetergantunganNarkoba.(http://pi
kiranrakyat.com) diakses 29
September 2007.
Hidayat, AzilAlimul. (2003).
RisetKeperawatandanTeknikPenu
lisanIlmiah. Jakarta: ECG.
Hurlock.(2004). PsikologiPerkembangan.
Jakarta: Erlangga.
Kartono.(1997). PsikologiWanita
Bandung.MandarMaju.
Karsono.(2004).
MengenalKecanduannarkobadan
MinumanKeras. Bandung:
TramaYudha.
Marzuki.(2002). MetodologiRiset.
Yogyakarta: BPFG UII.
Martono.(2006).
PencegahandanPenanggulangan
PenyalagunaanNarkobaBerbasisS
ekolah. Jakarta: BalaiPustaka.
Notoatmodjo.(2003).
IlmuKesehatanMasyarakat.
Jakarta: BhinekaCipta.
Notoatmodjo.(2003).
PerilakudanPendidikanKesehatan
. Jakarta: BhinekaCipta.
Nursalam.(2003).
KonsepdanPenerapanMetodologi
PenilitianIlmuKeperawatan.
Jakarta: SalembaMedika.
Purwanto.(1998).
PengantarPerilakuManusiaUntuk
Keperawatan. Jakarta: ECG.
Sarwono.(2003). PsikologiRemaja.
Jakarta: RajawaliPers.
Sirait, Betty. A. (2003).RemajaSebagai
Target NAPZA.
(http://www.anakindonesia.com)
diakses 29 September 2007.
Suwarti. (2007).
UsiaKorbanPenyalagunaanNapza
Termuda 9
Tahun.(http://www.informasidan
komunikasipemprov.jatim)
diakses 10 Desember 2007.
Sobor.(2003). PsikologiUmum. Bandung:
PustakaSetia.
Soetjiningsih.(2007).
TumbuhKembangAnak.Jakart:
ECG.