skripsirepository.ub.ac.id/2566/1/a.%20yusuf%c2%a0fadjar.pdfakhir. semoga laporan tugas akhir...

104
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANG DALAM PENYEDIAAN RTH PERUMAHAN FORMAL KOTA MALANG SKRIPSI TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : A. YUSUF FADJAR NIM. 105060607111028 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANG DALAMPENYEDIAAN RTH PERUMAHAN FORMAL KOTA MALANG

SKRIPSI

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Diajukan untuk memenuhi persyaratanmemperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh :

A. YUSUF FADJARNIM. 105060607111028

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS TEKNIK

MALANG2017

Page 2: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)
Page 3: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI

JUDUL SKRIPSI:

Faktor Yang Mempengaruhi Pengembang Dalam Penyediaan RTH Perumahan Formal Kota

Malang

Nama Mahasiswa : A. Yusuf Fadjar

NIM : 105060607111028

Program Studi : Perencanaan Wilayah dan Kota

KOMISI PEMBIMBING:

Ketua : Wisnu Sasongko, ST., MT.

Anggota : Eddi Basuki Kurniawan, ST., MT.

TIM DOSEN PENGUJI:

Dosen Penguji 1 : Dian Kusuma Wardhani, ST., MT.

Dosen Penguji 2 : Dadang Meru Utomo, ST., MURP

Tanggal Ujian : 27 Juli 2017

SK Penguji : 965/UN10.F07/SK/2017

Page 4: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)
Page 5: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

Teriring Ucapan Terimakasih kepada:

Ibu dan Bapak

Kupersembahkan gelar ST kepada engkau berdua

Terima kasih atas perjuangan, semangat, dan doa-doa yangtelah diberikan sehingga Fadjar menjadi seorang sarjana

Page 6: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

RINGKASAN

A. Yusuf Fadjar, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas

Brawijaya, Juli 2017, Faktor Yang Mempengaruhi Pengembang Dalam Penyediaan RTH

Perumahan Formal Kota Malang¸ Dosen Pembimbing: Wisnu Sasongko dan Eddi Basuki

Kurniawan.

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Malang Tahun 2010 – 2030 menyebutkan bahwa Pemerintah Kota Malang

menargetkan seluas 2.350 Ha untuk penyediaan RTH publik di Kota Malang. Seluas 1.263

Ha atau sebesar 53,74% dari RTH publik dialokasikan sebagai taman lingkungan yang

berada dalam perumahan-perumahan formal. Hingga tahun 2013, pemenuhan RTH yang

berada pada perumahan formal baru mencapai 173,11 Ha (Database Perumahan Formal Kota

Malang, 2013). Apabila diproyeksikan dalam waktu 20 tahun dengan setiap tahun

pemenuhan penyediaan RTH sebesar 63,15 Ha, makaseharusnya pemenuhan RTH pada

tahun 2013 mencapai luasan sebesar 189,45 Ha.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyediaan

RTH perumahan formal oleh pengembang. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis

deskriptif dan analisis faktor. Analisis deskriptis digunakan untuk mengetahui pengembang

yang berada di Kota Malang dan pembangunan RTH yang berada pada perumahan formal.

Kemudian analisis faktor digunakan dalam mengetahui faktor yang berpengaruh dalam

pembangunan RTH oleh pengembang.

Hasil dari penelitian yaitu dari 17 variabel yang diuji, didapatkan bahwa hanya 10

variabel yang berpengaruh dengan membentuk 2 faktor. Faktor pertama adalah faktor modal

dan pasar yang terdiri dari variabel latar belakang lahan, kelas perumahan, kebutuhan

masyarakat akan perumahan, jumlah unit rumah, modal, kondisi tanah, keadaan di sekitar

lahan, ketersediaan lahan yang dapat dibangun, pengalaman dalam pengembangan

perumahan, sedangkanf aktor kedua adalah faktor akses dengan variabel lokasi perumahan

terhadap pusat kota.

Kata Kunci: RTH perumahan formal, Analisis faktor.

Page 7: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

SUMMARY

A. Yusuf Fadjar, Departement of Urban and Regional Planning, Faculty of

Engginering, University of Brawijaya, July 2017, Performance Level of Road Network

Services in Kecamatan Batu, Academic Supervisor: Wisnu Sasongko and Eddi Basuki

Kurniawan.

Local Regulation of Malang City Number 4 Year 2011 on Spatial Plan of Malang

City Year 2010 - 2030 stated that Malang City Government targets 2,350 Ha for public

green space in Malang. An area of 1,263 Ha or 53.74% of public green space is allocated

as an environmental park located in formal housing. Until 2013, the fulfillment of green

space in the new formal housing reaches 173.11 Ha (Formal Housing Database Malang,

2013). If projected within 20 years with every year of RTH supply fulfillment is 63,15 Ha,

the fulfillment of RTH requirement in 2013 will reach 189,45 Ha.

This study aims to determine the factors that affect the provision of green open space

by the developer. The analysis technique used is descriptive analysis and factor analysis.

Descriptive analysis is used to find out the developers residing in Malang City and RTH

development residing in formal housing. Then factor analysis is used in knowing the

influencing factor in RTH development by developer.

The results of the research are from 17 variables tested, it was found that only 10

variables that influence by forming 2 factors. The first factor is the capital and market

factors consisting of the background variable of the land, the housing class, the housing

needs, the number of housing units, the capital, the soil condition, the circumstances

surrounding the land, the availability of land that can be built, the experience in housing

development, Second is the access factor with the residential location variable to the city

center.

Keywords: Public Green Space in Formal Housing, Factor analysis

Page 8: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi di

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Penulis

menyadari bahwa tugas akhir dapat terselesaikan berkat bantuan, petunjuk, dan bimbingan

dari berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesaian tugas akhir. Oleh karena itu

tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: kedua

orang tua, dosen pembimbing, dan semua pihak yang mendukung terselesaikannya tugas

akhir.

Penulis menyadari bahwa laporan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran

dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi menyempurnakan laporan tugas

akhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua.

Malang, Juli 2017

Penulis

Page 9: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

ii

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 10: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iDAFTAR ISI ....................................................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... vDAFTAR TABEL .............................................................................................................. viiBAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 11.1 Latar Belakang........................................................................................................... 11.2 Identifikasi Masalah................................................................................................... 21.3 Rumusan Masalah...................................................................................................... 31.4 Tujuan ........................................................................................................................ 31.5 Manfaat ...................................................................................................................... 31.6 Ruang Lingkup .......................................................................................................... 5

1.6.1 Ruang Lingkup Wilayah................................................................................. 51.6.2 Ruang Lingkup Materi.................................................................................... 5

1.7 Sistematika Pembahasan............................................................................................ 51.8 Kerangka Pemikiran .................................................................................................. 7BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 92.1 Perumahan Formal..................................................................................................... 92.2 Faktor Pembangunan Fasilitas dalam Perumahan Formal....................................... 102.3 Konsep Perencanaan dan Pola Jalan Perumahan Formal ........................................ 122.4 Permintaan dan Peluang Pemasaran Perumahan ..................................................... 142.5 Kebijakan Pengembangan Perumahan di Kota Malang .......................................... 152.6 Ruang Terbuka Hijau (RTH) ................................................................................... 162.7 Arahan Penyediaan RTH pada Lingkungan / Permukiman..................................... 192.8 Persyaratan dan Kriteria Sarana Ruang Terbuka..................................................... 202.9 Analisis Faktor......................................................................................................... 212.10 Kerangka Teori ........................................................................................................ 242.11 Studi Terdahulu ....................................................................................................... 25BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................ 273.1 Definisi Operasional Penelitian ............................................................................... 293.2 Variabel Penelitian................................................................................................... 303.3 Diagram Alir Penelitian ........................................................................................... 313.4 Metode Pengumpulan Data...................................................................................... 31

3.4.1 Survei Primer ................................................................................................ 313.4.2 Survei Sekunder............................................................................................ 32

3.5 Penentuan Sampel Penelitian................................................................................... 323.6 Metode Analisa Data ............................................................................................... 34

3.6.1 Analisis Deskriptif ........................................................................................ 343.6.2 Analisis Faktor.............................................................................................. 35

3.7 Desain Survei........................................................................................................... 36BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 454.1 Karakteristik Wilayah Studi .................................................................................... 394.2 Pengembang Perumahan Formal di Kota Malang ................................................... 394.3 Pertimbangan Pengembang dalam Membangun RTH Perumahan Formal ............. 61

4.3.1 Modal............................................................................................................ 614.3.2 Ketersediaan Lahan yang Dapat Dibangun .................................................. 614.3.3 Kebutuhan Terhadap Lahan.......................................................................... 624.3.4 Luas Lahan.................................................................................................... 634.3.5 Pengelolaan Modal ....................................................................................... 64

Page 11: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

iv

4.3.6 Kondisi Tanah ...............................................................................................644.3.7 Latar Belakang Lahan ...................................................................................654.3.8 Besar Petak Rumah yang Disiapkan .............................................................664.3.9 Jumlah Unit Rumah.......................................................................................664.3.10 Jenis Tumbuhan yang Tumbuh .....................................................................674.3.11 Akses Terhadap Lahan ..................................................................................684.3.12 Utilitas yang Tersedia Pada Kawasan Lahan ................................................684.3.13 Keadaan di Sekitar Lahan..............................................................................694.3.14 Lokasi Perumahan Terhadap Pusat Kota.......................................................704.3.15 Kelas Perumahan...........................................................................................704.3.16 Kebutuhan Masyarakat Akan Perumahan .....................................................714.3.17 Pengalaman dalam Pengembangan Perumahan ............................................72

4.4 Analisis Faktor..........................................................................................................724.4.1 Perumusan Masalah.......................................................................................734.4.2 Uji Validitas ..................................................................................................744.4.3 Uji Reliabilitas...............................................................................................754.4.4 Uji MSA (Measure of Sampling Adequency)................................................764.4.5 Ekstraksi Faktor.............................................................................................774.4.6 Interpretasi Faktor .........................................................................................784.4.7 Penamaan Faktor yang Terbentuk.................................................................794.4.8 Keterkaitan Hasil Analisis Faktor dengan Kondisi Eksisting .......................80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................855.1 Kesimpulan...............................................................................................................855.2 Saran .........................................................................................................................85DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 12: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Ruang Lingkup Wilayah .................................................................................. 4Gambar 1. 2 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 7Gambar 2.1 Konsep Konvensional .................................................................................... 12Gambar 2.2 Konsep Cluster ............................................................................................... 13Gambar 2.3 Konsep PUD................................................................................................... 13Gambar 2.4 Pola-PolaJalan ................................................................................................ 13Gambar 2.5 Kerangka Teori............................................................................................... 24Gambar 3.1 Diagram Alir .................................................................................................. 31Gambar 4. 1 Foto Udara Perumahan Bulan Terang Utama ................................................ 42Gambar 4. 2 Foto Udara Perumahan Citra Garden City ..................................................... 42Gambar 4. 3 Foto Udara Perumahan Green Orchid Residence .......................................... 43Gambar 4. 4 Foto Udara Perumahan Puncak Dieng Eksklusif ........................................... 43Gambar 4. 5 Foto Udara Perumahan Permata Jingga ......................................................... 43Gambar 4. 6 Foto Udara Perumahan Pondok Blimbing Indah ........................................... 44Gambar 4. 7 Foto Udara Perumahan Villa Bukit Tidar ...................................................... 44Gambar 4. 8 Foto Udara Perumahan Ijen Nirwana Residence ........................................... 44Gambar 4. 9 Foto Udara Perumahan De’Casablanca.......................................................... 45Gambar 4. 10 Foto Udara Perumahan Bukit Cemara Tidar ............................................... 45Gambar 4. 11 Foto Udara Perumahan Gadang Regency .................................................... 45Gambar 4. 12 Foto Udara Perumahan D’Wiga Regency.................................................... 46Gambar 4. 13 Foto Udara Perumahan Oma View .............................................................. 46Gambar 4. 14 Foto Udara Perumahan Patraland Place....................................................... 46Gambar 4. 15 Foto Udara Perumahan Bumi Tunggulwulung Indah 3............................... 47Gambar 4. 16 Foto Udara Perumahan Sulfat Rivera Residence......................................... 47Gambar 4. 17 Foto Udara Perumahan Puri Bunga ............................................................. 48Gambar 4. 18 Foto Udara Perumahan Citra Kedawung ..................................................... 48Gambar 4. 19 Foto Udara Perumahan New Puri Kartika Asri ........................................... 49Gambar 4. 20 Foto Udara Perumahan Puncak Buring........................................................ 49Gambar 4. 21 Foto Udara Perumahan Permata Tasikmadu................................................ 49Gambar 4. 22 Foto Udara Perumahan D’ Rich Garden ...................................................... 50Gambar 4. 23 Foto Udara Perumahan Mutiara Regency.................................................... 50Gambar 4. 24 Foto Udara Perumahan Greenland Tidar ..................................................... 51Gambar 4. 25 Foto Udara Perumahan Permata Land 1,2,3,4,5 .......................................... 51Gambar 4. 26 Foto Udara Perumahan Bumi Meranti Wangi ............................................. 51Gambar 4. 27 Foto Udara Perumahan Regency One.......................................................... 52Gambar 4. 28 Foto Udara Perumahan Mutiara Jingga ....................................................... 52Gambar 4. 29 Foto Udara Perumahan Graha Pelita Sigura-Gura....................................... 53Gambar 4. 30 Foto Udara Perumahan Pesona Bougenville................................................ 53Gambar 4. 31 Foto Udara Perumahan Taman Sigura-Gura Indah ..................................... 53Gambar 4. 32 Foto Udara Perumahan Sigura-Gura Utama ................................................ 54Gambar 4. 33 Foto Udara Perumahan Griya Mandiri ........................................................ 54Gambar 4. 34 Foto Udara Perumahan Arumba Hill ........................................................... 54Gambar 4. 35 Foto Udara Perumahan The Vinnolia Inside ............................................... 55Gambar 4. 36 Sebaran Perumahan Formal di Kota Malang ............................................... 60Gambar 4. 37 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Modal Terhadap

Pembangun RTH Perumahan....................................................................... 61Gambar 4. 38 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Ketersediaan Lahan

yang Dapat Dibangun Terhadap Pembangun RTH Perumahan .................. 62

Page 13: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

vi

Gambar 4. 39 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait KebutuhanTerhadap Lahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan ............................63

Gambar 4. 40 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Luas LahanTerhadap Pembangun RTH Perumahan .......................................................63

Gambar 4. 41 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Pengelolaan ModalTerhadap Pembangun RTH Perumahan .......................................................64

Gambar 4. 42 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Kondisi TanahTerhadap Pembangun RTH Perumahan .......................................................65

Gambar 4. 43 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Latar BelakangLahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan ............................................65

Gambar 4. 44 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Besar Petak Rumahyang Disiapkan Terhadap Pembangun RTH Perumahan .............................66

Gambar 4. 45 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Jumlah Unit RumahTerhadap Pembangun RTH Perumahan .......................................................67

Gambar 4. 46 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Jenis Tumbuhanyang Tumbuh Terhadap Pembangun RTH Perumahan ................................67

Gambar 4. 47 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Akses TerhadapLahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan ............................................68

Gambar 4. 48 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Utilitas yangTersedia Pada Kawasan Lahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan .....69

Gambar 4. 49 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Keadaan di SekitarLahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan ............................................69

Gambar 4. 50 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Lokasi PerumahanTerhadap Pusat Kota Terhadap Pembangun RTH Perumahan ....................70

Gambar 4. 51 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Kelas PerumahanTerhadap Pembangun RTH Perumahan .......................................................71

Gambar 4. 52 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait KebutuhanMasyarakat Akan Perumahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan .......71

Gambar 4. 53 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Pengalaman dalamPengembangan Perumahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan...........72

Page 14: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga.................................... 21Tabel 2. 2Ukuran KMO ...................................................................................................... 22Tabel 2. 3Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 25Tabel 3. 1Variabel yang Digunakan.................................................................................... 30Tabel 3. 2Data Sekunder yang Digunakan dalam Penelitian.............................................. 32Tabel 3. 3Daftar Sampel Pengembang................................................................................ 33Tabel 3. 4Variabel dalam Analisis Faktor........................................................................... 35Tabel 3. 5Desain Survei Penelitian ..................................................................................... 36Tabel 4. 1Daftar Pengembang di Kota Malang................................................................... 39Tabel 4. 2Penggolongan Perumahan Formal di Kota Malang Berdasarkan Kelas

Perumahan........................................................................................................... 42Tabel 4. 3Data Perumahan dan Pengembang yang Memiliki RTH Taman Lingkungan di

Kota Malang........................................................................................................ 56Tabel 4. 4Data Perumahan dan Pengembang yang Tidak Memiliki RTH Taman

Lingkungan di Kota Malang ............................................................................... 57Tabel 4. 5Pertimbangan Pengembang Terkait Modal Terhadap Pembangun RTH

Perumahan........................................................................................................... 61Tabel 4. 6Pertimbangan Pengembang Terkait Ketersediaan Lahan yang Dapat Dibangun

Terhadap Pembangun RTH Perumahan.............................................................. 62Tabel 4. 7 Pertimbangan Pengembang Terkait Kebutuhan Terhadap Lahan Terhadap

Pembangun RTH Perumahan.............................................................................. 62Tabel 4. 8Pertimbangan Pengembang Terkait Luas Lahan Terhadap Pembangun RTH

Perumahan........................................................................................................... 63Tabel 4. 9Pertimbangan Pengembang Terkait Pengelolaan Modal Terhadap Pembangun

RTH Perumahan.................................................................................................. 64Tabel 4. 10 Pertimbangan Pengembang Terkait Kondisi Tanah Terhadap Pembangun

RTHPerumahan ................................................................................................ 64Tabel 4. 11 Pertimbangan Pengembang Terkait Latar Belakang Lahan Terhadap

Pembangun RTH Perumahan ........................................................................... 65Tabel 4. 12 Pertimbangan Pengembang Terkait Besar Petak Rumah yang Disiapkan

Terhadap Pembangun RTH Perumahan ........................................................... 66Tabel 4. 13 Pertimbangan Pengembang Terkait Jumlah Unit Rumah Terhadap Pembangun

RTH Perumahan ............................................................................................... 66Tabel 4. 14 Pertimbangan Pengembang Terkait Jenis Tumbuhan yang Tumbuh

Terhadap Pembangun RTH Perumahan ........................................................... 67Tabel 4. 15 Pertimbangan Pengembang Terkait Akses Terhadap Lahan Terhadap

Pembangun RTH Perumahan ........................................................................... 68Tabel 4. 16 Pertimbangan Pengembang Terkait Utilitas yang Tersedia Pada Kawasan

Lahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan ................................................ 68Tabel 4. 17 Pertimbangan Pengembang Terkait Keadaan di Sekitar Lahan Terhadap

Pembangun RTH Perumahan ........................................................................... 69Tabel 4. 18 Pertimbangan Pengembang Terkait Lokasi Perumahan Terhadap Pusat Kota

Terhadap Pembangun RTH Perumahan ........................................................... 70Tabel 4. 19 Pertimbangan Pengembang Terkait Kelas Perumahan Terhadap Pembangun

RTH Perumahan ............................................................................................... 70Tabel 4. 20 Pertimbangan Pengembang Terkait Kebutuhan Masyarakat Akan Perumahan

Terhadap Pembangun RTH Perumahan ........................................................... 71

Page 15: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

viii

Tabel 4. 21 Pertimbangan Pengembang Terkait Pengalaman dalam PengembanganPerumahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan .........................................71

Tabel 4. 22 Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Pembangunan Taman Lingkungandi Perumahan Formal Kota Malang ..................................................................73

Tabel 4. 23 Skala Likert .......................................................................................................73Tabel 4. 24 Hasil Uji Validitas.............................................................................................74Tabel 4. 25 Hasil Uji Reliabilitas .........................................................................................75Tabel 4. 26 Uji Realibilitas ..................................................................................................75Tabel 4. 27 KMO dan Bartlett’s test ....................................................................................76Tabel 4. 28 Nilai MSA Tiap Komponen ..............................................................................76Tabel 4. 29 Nilai Ekstraksi Tiap Komponen........................................................................77Tabel 4. 30 Total Variance Explined ...................................................................................78Tabel 4. 31 Penyebaran Komponen pada Faktor yang Terbentuk .......................................79Tabel 4. 32 Penentuan Komponen Setiap Faktor .................................................................79Tabel 4. 33 Penamaan Faktor yang Terbentuk.....................................................................80Tabel 4. 34 Keterkaitan Komponen Analisis Faktor dengan Kondisi Eksisting

Perumahan Formal Kota Malang ......................................................................81

Page 16: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perumahan formal adalah perumahan yang dibangun dengan aturan yang jelas

sehingga terbentuk suatu pola yang teratur (Kuswartoyo, 2005). Perumahan adalah

kumpulan rumah sebagai bagian dari perumahan, baik perkotaan maupun perdesaan,

yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya

pemenuhan rumah yang layak huni. Penyelenggaraan perumahan meliputi perencanaan,

pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian perumahan beserta prasarana, sarana dan

utilitas umumnya. Penyelenggaraan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan dan pemerataan

kesejahteraan rakyat. Penyelenggaraan perumahan salah satunya terdapat kelengkapan

prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dengan kelengkapan sarana minimal

adanya rumah ibadah dan ruang terbuka hijau (RTH).

Penyediaan RTH telah tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun

2007 tentang Penataan Ruang dimana perencanaan tata ruang wilayah kota harus

memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas

minimalnya sebesar 30% dari luas wilayah kota. Tujuan dari pengadaan RTH adalah

menjaga ketersediaan lahan resapan air, menyeimbangkan antara lingkungan alam dan

lingkungan binaan di daerah perkotaan, meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan

sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah dan

bersih.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area memanjang/jalur dan atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,

baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam (Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan). Selain sebagai syarat dalam

perencanaan tata ruang wilayah kota, RTH juga memiliki fungsi-fungsi yang beragam

mulai dari fungsi ekologis, kesehatan, psikologis, estetika dan sosial budaya. Penerapan

kebutuhan RTH dipengaruhi oleh kebutuhan dari RTH dan jumlah penduduk yang ada.

Keberadaan RTH mendukung beragam kegiatan yang mampu menjadi daya tarik

penduduk kota.Hal tersebut menyebabkan perlunya akses yang memudahkan penduduk

Page 17: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

2

kota untuk mencapai kawasan RTH, khususnya akses untuk pejalan kaki maupun

pengguna kendaraan tak bermotor. Tanpa adanya akses yang mudah untuk menuju

kawasan RTH maka penduduk kota menjadi kurang tertarik untuk mengunjungi suatu

kawasan RTH. Radius pencapaian kawasan RTH juga perlu diperhatikan sehingga

kawasan RTH perlu diletakkan di lokasi-lokasi sekitar kawasan guna lahan strategis.

Kota Malang adalah salah satu kota yang memiliki perkembangan pembangunan

cukup pesat terutama dalam pengadaan perumahan formal. Semakin banyak

pembangunan perumahan formal oleh pengembang, kebutuhan RTH dari perumahan

juga akan meningkat. Pemerintah Kota Malang mewajibkan kepada pengembang

perumahan untuk menyertakan pembangunan RTH di dalam perumahan, selain dari

pembangunan fasilitas umum, fasilitas sosial, prasarana lingkungan berupa jalan

penghubung ke jalan sekitar dan jalan utama kota dan prasarana drainase lingkungan

(Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Malang Tahun 2010 – 2030). Sebanyak 50,77% atau 33 dari 65

perumahan formal di Kota Malang belum memiliki sarana RTH yang memadai

(Database Perumahan Formal Kota Malang, 2013).

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010 – 2030 menyebutkan bahwa Pemerintah Kota

Malang menargetkan seluas 2.350 Ha untuk penyediaan RTH publik di Kota Malang.

Seluas 1.263 Ha atau sebesar 53,74% dari RTH publik dialokasikan sebagai taman

lingkungan yang berada dalam perumahan-perumahan formal. Hingga tahun 2013,

pemenuhan RTH yang berada pada perumahan formal telah mencapai 173,11 Ha

(Database Perumahan Formal Kota Malang, 2013). Apabila diproyeksikan dalam

waktu 20 tahun dengan setiap tahun pemenuhan penyediaan RTH sebesar 63,15 Ha,

makaseharusnya pemenuhan RTH pada tahun 2013 mencapai luasan sebesar 189,45 Ha.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor

yang mempengaruhi pemenuhan RTH perumahan formal oleh pengembang.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi pada penelitian ini antara lain:

1. Banyaknya perumahan formal di Kota Malang yang belum memiliki sarana

RTH sebesar 50,77% dari total seluruh perumahan yang ada di Kota Malang.

(Database Perumahan Formal Kota Malang, 2013)

Page 18: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

3

2. Pemenuhan taman lingkungan sebagai salah satu rencana penyediaan RTH

publik Kota Malang ditargetkan sebesar 63,15 Ha/tahun, akan tetapi pada tahun

2013 masih mencapai 173,11 Ha yang seharusnya mencapai 189,45 Ha.(PERDA

Kota Malang No. 4 Tahun 2011; Database Perumahan Formal Kota Malang

Tahun 2013)

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan adalah masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan RTH taman lingkungan dalam perumahan formal di

Kota Malang?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengembang dalam pemenuhan

pembangunan RTH di perumahan formal?

1.4 Tujuan

Tujan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui pengembang perumahan formal dan pembangunan RTH oleh

pengembang.

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengembang dalam menyediakan RTH

di perumahan formal.

1.5 Manfaat

Manfaat dari penelitian yang diharapkan adalah:

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengaplikasikan teori dan praktek yang telah didapatkan selama

perkuliahan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi penyediaan RTH

perumahan formal.

2. Bagi Pengembang Perumahan Formal

Pengembang dapat mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap penyediaan

taman lingkugan perumahan formal sehingga pengembang perumahan formal

mampu mengatasi permasalahan dalam penyediaan RTH untuk pembangunan

perumahan selanjutnya.

3. Bagi Pemerintah

Menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan terkait penyediaan RTH

perumahan formal.

Page 19: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

4

Gambar 1. 1 Ruang Lingkup Wilayah

Page 20: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

5

1.6 Ruang Lingkup

1.6.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah penelitian merupakan pengembang dan perumahan dari

pengembang tersebut yang berada di Kota Malang. Pengembang dan perumahan dari

pengembang yang dimaksud adalah yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI)

komisariat Malang dan/atau terdata dalam Dokumen Database Perumahan Formal Kota

Malang 2013. Gambar 1.1 merupakan ruang lingkup wilayah penelitian.

1.6.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang hendak diangkat dalam penelitian mengenai faktor

penyediaan RTH perumahan formal Kota Malang antara lain:

A. Identifikasi RTH Perumahan Formal Kota Malang

Pemenuhan RTH dalam perumahan formal disesuaikan berdasarkan arahan

penyediaan RTH pada lingkungan/permukimanyang terdapat dalam Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum No 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan

Ruang Terbuka Hijau di KawasanPerkotaan dan juga disesuakan dengan SNI 03-1733-

2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.

B. Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan RTH Perumahan

Formal

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH perumahan

formal di Kota Malang dilihat berdasarkan faktor-faktor yang berkaitan dengan

ketersediaan RTH dan penyediaan perumahan formal. Dari kriteria yang ada kemudian

dilakukan analisis faktor untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh kuat

ketersediaan taman lingkingan perumahan formal di Kota Malang.

1.7 Sistematika Pembahasan

Berikut penjelasan mengenai sistematika pembahasan beserta muatan pada

setiap bab dalam laporan penelitian:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang pembahasan awal yang merupakan penulisan awal yang terdiri

dari latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup studi

yang meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, manfaat penelitian,

sistematika pembahasan dan kerangka pemikiran.

Page 21: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori-teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam proses

analisis yang didapat dari studi literatur mengenai ruang terbuka hijau (RTH) kawasan

perumahan khususnya taman. Selain itu juga membahas tentang metode-metode yang

dipergunakan dalam proses analisis.

BAB III METODOLOGI

Berisi tentang data yang diperlukan dalam studi seperti jenis penelitian, variabel

penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data,

penetapan populasi dan sampel penelitian, alur penelitian, dan desain survei.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil dan pembahasan berisi mengenai gambaran umum perumahan

formal Kota Malang serta pembahasan faktor – faktor yang mempengaruhi pengembang

dalam penyediaan RTH perumahan formal.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang didapatkan pada bab hasil

dan pembahasan serta juga saran – saran penggunaan hasil studi serta perlu tidaknya

studi lanjutan terhadap permasalahan terkait faktor yang mempengaruhi pengembang

dalam penyediaan RTH perumahan formal.

Page 22: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

7

1.8 Kerangka Pemikiran

Gambar 1. 2 Kerangka Pemikiran

Page 23: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

8

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 24: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

9

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perumahan Formal

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang

Perumahan dan Permukiman, perumahan merupakan kelompok rumah yang berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana

dan prasarana lingkungan. Dalam proses penyediaannya perumahan, pengelolaan dan

pengendaliannyadilakukan oleh pemerintah agar penggunaan dan pemanfaatannya dapat

menjangkau masyarakat secara adil dan merata.

Berdasarkan Surat Edaran RSNI Pd-T-03-2006-C, perumahan formal ialah

kawasan permukiman terencana dengan karakteristik dibangun oleh pengembang, tata

letak teratur, bangunan berkarakteristik homogen, terdapat sarana dan prasarana

penunjang, serta adanya batasan kepemilikan lahan/kapling yang jelas. Pemilihan lokasi

perumahan untuk pengembang juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Mencukupi untuk pembangunan sekurang-kurangnya 50 unit rumah,

lengkapdengan sarana dan prasarana lingkungannya;

b. Ada jaminan kepastian hukum atas status penguasaannya sesuai

denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Dalam jangka menengah peruntukannya dapat dikembangkan sebagai

lingkunganperumahan yang mempunyai tingkat lebih tinggi (perumahan

menengah) sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.

Dalam menetapkan segmen pasar produk perumahan, pengembang biasanya

menawarkan jenis perumahannya. Perumahan formal dapat digolongkan menjadi 3 jenis,

yaitu (Sastra & Marlina, 2006):

1. Perumahan sederhana

Perumahan sederhana merupakan jenis perumahan yang biasanya diperuntukkan

bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan mempunyai keterbatasan daya

beli. Perumahan sederhana ini biasanya memiliki sarana dan prasarana yang masih

minim. Perumahan jenis sederhana ini biasanya terletak di daerah yang jauh dari

pusat kota karena harga lahannya lebih murah dibanding dengan lahan yang berada

di daerah dekat pusat kota.

Page 25: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

10

2. Perumahan menengah

Jenis perumahan menengah biasanya sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana

penunjang operasional perumahan, seperti perkerasan jalan, open space berikut

tamannya, dan fasilitas olah raga. Perumahan menengah biasanya terletak di kota-

kota besar yang strategis letaknya terhadap berbagai fasilitas pendukung lain,

seperti pusat perbelanjaan, pusat pendidikan, pusat kegiatan pelayanan barang dan

jasa.

3. Perumahan mewah

Jenis perumahan mewah merupakan jenis perumahan yang dikhususkan bagi

masyarakat yang berpenghasilan tinggi dan sarana serta prasarananya sangat

lengkap, seperti pusat olah raga, taman, fasilitas bermain, gedung pertemuan, pusat

perbelanjaan, bahkan fasilitas rekreasi yang representatif. Lokasinya biasanya

berada di pusat kota, karena penghuni rumah tersebut menginginkan kemudahan

akses dan pelayanan sekitar perumahan lengkap.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011, pengembangan kawasan

perumahan dan permukiman ditentukan berdasarkan atas luas kapling rumah, yaitu sebagai

berikut:

a. Rumah kapling kecil (kepadatan tinggi), luas lahan kapling rumah antara 54-120 m2

b. Rumah kapling menengah (kepadatan sedang), luas lahan kapling rumah antara

120-600 m2

c. Rumah kapling besar (kepadatan rendah), luas lahan kapling rumah antara 600-

2.000 m2.

Untuk menentukan luas minimum rata-rata dari perpetakan tanah, pelaksanaannya

harus mempertimbangkan faktor-faktor kehidupan manusia, alam, dan peraturan bangunan

setempat.

2.2 Faktor Pembangunan Fasilitas dalam Perumahan Formal

Perumahan yang baik merupakan perumahan yang memiliki utilitas dan fasilitas

yang menunjang penghuninya. Pembangunan perumahan sendiri perlu memperhatikan

beberapa hal terutama modal dan pengelolaan lahan (Woodson, 2000). Suatu usaha

tentunya tidak terlepas dari modal yang dimiliki, sehingga dalam pembangunan perumahan

formal sendiri faktor modal merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam penentuan

pengembangan perumahan sendiri. Pembangunan perumahan kelas menengah kebawah

merupakan hal yang cukup populer. Selain mempermudah dalam tahapan perencanaan dan

Page 26: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

11

pembangunannya dalam perhitungan total biaya pembangunan perumahan kelas menengah

kebawah memerlukan modal yang lebih sedikit. Namun jika dilihat dari segi biaya

pembangunan, pembangunan perumahan menengah keatas memiliki biaya pembangunan

per unit rumah yang lebih kecil. Hal tersebut diakibatkan adanya biaya tetap dalam

pembangunan yang tidak bergantung pada ukuran pembangunan perumahan.

Sebelum pengembang memasuki tahapan perencanaan pembangunan, pengembang

perlu melihat ketersediaan lahan yang dimiliki. Hal ini mempengaruhi bagaimana

kedepannya pembangunan perumahan tersebut. Dengan luasan lahan yang kecil, suatu

pengembang cenderung memaksimalkan lahan tersebut untuk dijadikan unit-unit rumah.

Karena unit rumah sendiri merupakan kebutuhan penting bagi pengembang untuk berhasil

mengembalikan modal yang dimiliki dan menjadi keuntungan bagi pengembang.

Tersedianya lahan yang cukup dalam pembangunan perumahan memberikan keleluasaan

pengembang dalam menentukan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas yang

dapat dibangun. Selain itu penentuan besaran unit rumah yang akan dibangun juga

merupakan hal yang berpengaruh dalam ketersediaan lahan yang dapat dibangun untuk

fasilitas perumahan. Kesalahan pengambilan keputusan dalam perencanaan pembangunan

atau pengelolaan modal yang dimiliki dapat memberikan dampak terhadap keuntungan

ataupun teknis pembangunan perumahan kedepannya. Sehingga, sebagai pengembang

perumahan perlu mengetahui lahan mana yang sesuai terhadap kebutuhan perumahannya,

kapan saat untuk membeli lahan dan bagaimana membeli lahan karena hal-hal tersebut

menentukan kesuksesan sebagai pengembang perumahan.

Dalam tahapan perencanaan pembangunan fasilitas perumahan, pengembang perlu

melihat potensi dari lahan tersebut. Potensi yang dimaksud dapat berupa kandungan dari

lahan tersebut maupun bahan yang diperlukan dalam membangun fasilitas. Potensi lahan

dapat berupa kandungan batu, kondisi tanah, kondisi peresapan air, keberadaan bahan-

bahan kimia berbahaya dan latar belakang lahan. Potensi lahan sendiri dapat memberikan

keputusan terhadap pembangunan sarana perumahan pada umumnya. Dari potensi lahan

yang ada, pengembang dapat menentukan bahan bangunan yang diperlukan sehingga

penting untuk mengetahui potensi dan nilai dari lahan yang akan dibangun. Latar belakang

lahan sendiri bisa menjadi nilai tambah dalam pembangunan perumahan, dengan memiliki

nilai sejarah pada lokasi perumahan dapat memberikan daya tarik tersendiri terhadap

perumahan tersebut bila dikelola dengan baik. Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam

pembangunan perumahan adalah letak keberadaan lokasi lahan terhadap pusat kota, besar

Page 27: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

12

petak rumah yang disiapkan, jenis tumbuhan yang tumbuh, akses terhadap lahan, utilitas

yang tersedia dan keadaan disekitar lahan.

2.3 Konsep Perencanaan dan Pola Jalan Perumahan Formal

Perencanaan perumahan dimulai dengan suatu konsep pemasaran yang jelas

tentang produk rumah (Kwanda, 2000). Suatu produk akhir seperti langgam bangunan,

bentuk dan ukuran kapling sangat tergantung pada bagaimana pembagian suatu lahan.

Terdapat tiga konsep perencanaan yang berkaitan dengan pembagian lahan atau

subdivision yaitu konsep konvensional, cluster dan Planned Unit Development (PUD).

Pada konsep neotradisional tingkat kepadatan rumah sama seperti pada konsep cluster

namun batasan kapling yang jelas dan bentuk kapling yang relatif sama tersebar secara

merata pada keseluruhan lahan(Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Konsep KonvensionalSumber: (Kwanda, 2000)

Sedangkan pada kosep cluster (Gambar 2.2), rumah dibangun secara berkelompok

(cluster) untuk mendapatkan kepadatan yang tinggi pada suatu area, sehingga lahan

lainnya dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka. Konsep PUD (Gambar 2.3) merupakan

suatu pengembangan multi fungsi yang fleksibel tanpa ada pembagian yang kaku untuk

setiap zona kegiatan, dalam suatu unit lahan dapat dikombinasikan semua kegiatan seperti

perumahan dengan berbagai tipe, perkantoran, pertokoan, rekreasi dan ruang terbuka.

Secara garis besar pola jalan terbagi menjadi tiga pola, yaitu pola kotak (straight

strut/gridiron), pola putaran (loop), dan pola cul-de-sac yang terdapat pada Gambar 2.4

(Kwanda, 2000). Tiap-tiap pola jalan memiliki kelebihan dan kekurangan bagi

perencanaan. Pola grid, misalnya, memiliki kelebihan bentuk kapling yang praktis dan

efisien, tetapi pola ini akan menimbulkan frekuensi lalu lintas yang relatif tinggi karena

merupakan jalan tembus. Pola jalan ini paling efisien secara ekonomis dalam penataan

Page 28: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

13

kapling. Untuk pola cul-de-sac, privasi yang tinggi dan lalu lintas yang rendah dapat

dicapai, akan tetapi dengan pola ini akan tercipta bentuk kapling yang tidak beraturan.

Dengan bentuk jalan buntu akan tercipta pengelompokan rumah, dan dengan batasan

jumlah rumah yang dilayani maka akan tercipta dimensi jalan yang ekonomis, yaitu

dimensi lebar jalan lebih kecil. Pola loop juga menyediakan privasi, keamanan dan bentuk

jalan buntu yang ekonomis tanpa kesulitan untuk berputar kembali. Dengan pola jalan ini

dapat direncanakan beberapa pola pengelompokan rumah.

Gambar 2.2 Konsep Cluster Gambar 2.3 Konsep PUDSumber: (Kwanda, 2000)

Gambar 2.4 Pola-PolaJalanSumber: (Kwanda, 2000)

Page 29: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

14

2.4 Permintaan dan Peluang Pemasaran Perumahan

permintaan yang terjadi di masyarakat terkait dengan beberapa hal yang perlu

dipahami agar mendapat kejelasan tentang hal-hal yang terjadi dalam proses

pemenuhannya (Sastra & Marlina, 2006). Hal-hal yang terdapat dalam sistem permintaan

perumahan adalah kebutuhan, permintaan dan perasaan membutuhkan. Perumahan

merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Karakter,

selera dan kemampuan ekonomi setiap orang berbeda-beda yang berdampak pada

perbedaan tuntutan seseorang dalam menentukan kualitas hunian. Penyebab dari perbedaan

permintaan dapat ditinjau dari beberapa faktor seperti kondisi sosial, kondisi ekonomi dan

kondisi budaya. Kondisi sosial dalam masyarakat dapat mempengaruhi seseorang untuk

menentukan lokasi rumah baru serta lingkungan sosial yang dinginkan. Kondisi ekonomi

seseorang juga dapat menentukan pilihan hunian yang akan ditnggali terkait dengan lokasi,

ukuran dan kualitas hunian yang diinginkan. Latar belakang budaya suatu masyarakat akan

membentuk pola hidup dan pola pikir masyarakat sehingga akan mempengaruhi seseorang

untuk menentukan bentuk hunian yang akan ditinggali. Perasaan membutuhkan

menunjukkan perasaan seseorang apakah sebenarnya orang tersebut telah benar-benar

membutuhkan rumah atau belum. Perasaan seperti ini dapat muncul karena seseorang telah

memiliki rumah yang layak akantetapi merasa membutuhkan sebuah rumah lain.

Berdasarkan pihak konsumen, kompetensi dan integritas merupakan syarat utama

bagi pengembang yang bergerak dibidang perumahan. Sehingga kompetensi pengembang

dapat dijadikan salah satu nilai jual bagi perumahan antara lain adalah keberhasilan

pengembang dalam melaksanakan pembangunan proyek-proyek perumahan maupun

pembangunan sarana dan prasarana fisik penunjang operasional yang lain dalam suatu

wilayah. Besar kecilnya proyek perumahan dan kelengkapan sarana prasarana penunjang

operasional suatu perumahan dalam wilayah tertentu juga dapat dijadikan parameter suatu

pengembang dalam menunjukkan eksistensinya dalam bidang realisasi hunian yang standar

dan layak huni bagi masyarakat baik kelas bawah, menengah maupun atas.

Sebagai salah satu jenis investasi properti yang dapat dikembangkan menjadi

usaha, pengembang sebagai penyedia perumahan memberikan peluang bagi masyarakat

untuk menjalankan usaha. Pengembang juga perlu mengetahui hal-hal mengenai kondisi

target pemasaran, pencapaian lokasi, perilaku komsumtif pasar dan tingkat kemampuan

daya beli konsumen.

Page 30: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

15

2.5 Kebijakan Pengembangan Perumahan di Kota Malang

Pengembangan perumahan di Kota Malang telah diarahkan dan direncanakan

dalam dokumen RTRW Kota Malang tahun 2010-2030 sebagai berikut :

1. Permukiman yang akan dikembangkan di Kota Malang terdapat pada :

a. permukiman yang dibangun oleh pribadi;

b. permukiman yang dibangun oleh pengembang;

c. permukiman/rumah dinas.

2. Permukiman yang akan dikembangkan di Kota Malang harus memliki izin lokasi

dari dinas terkait;

3. Permukiman yang dibangun oleh pengembang harus mengikuti ketentuan sebagai

berikut:

a. Pengembangan perumahan harus sesuai dengan jangka waktu izin lokasinya dan

jika pengembangnya tidak dilakukan sampai batas waktu yang telah ditentukan

atau izin lokasinya habis dan tidak diperpanjang, maka izin lokasinya dicabut

oleh dinas yang berwenang.

b. Pengembang harus menyediakan sarana dan prasarana yang ada di kawasan

permukiman tersebut meliputi:

1) Fasilitas umum di kawasan permukiman tersebut minimal terdapat

lapangan olah raga, taman dan makam/kuburan;

2) Prasarana jalan, baik jalan yang menghubungkan antar rumah di dalam

kawasan perumahan itu sendiri maupun jalan yang menghubungkan dengan

kampung-kampung sekitarnya, serta jalan yang menghubungkan dengan

jalan-jalan utama yang ada di Kota Malang yang dibuat dengan desain jalan

boulevard untuk jalan utama masuk perumahan;

3) Pelayanan dan jaringan utilitas terutama pada pelayanan listrik, telepon, air

bersih/minum, drainase (drainase sekunder dan tersier) dan persampahan;

4) Menyediakan ruang untuk perdagangan, jasa maupun perkantoran dalam

satu kawasan, apabila perumahan yang dikembangkan dalam skala besari

5) Pengembanganpermukimanolehpengembanginilebihdiutamakan dengan

perbandingan 1:3:6 yaitu 1 rumah besar, 3 rumah sedang dan 6 rumah kecil;

6) Ukuran kapling sebagaimana dimaksud pada huruf b butir 5 yaitu : rumah

besar minimal 500m2, rumah sedang minimal 300 m2, rumah kecil

minimal150m2 dan untuk rumah sangat sederhana dibawah 150 m2;

Page 31: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

16

7) Sarana dan prasarana yang ada di dalam kawasan perumahan sebagaimana

dimaksud pada huruf b butir 1, butir2 dan butir 3 dalam batas waktu tertentu

pengelolaannya harus diserahkan dan menjadi aset Pemerintah Daerah.

c. Pengembangan tidak boleh meniadakan saluran irigasi, maupun saluran-

saluran drainase atau sungai-sungai kecil yang ada.

d. Pengembangan tidak boleh meniadakan lahan konservasi yang telah

terbentuk.

4. Pengembangan permukiman yang dibangun oleh pribadi baik yang ada di

perkampungan maupun tidak serta permukiman/rumah dinas pengembangannya

maupun ukuran kaplingnya disesuaikan dengan kebutuhannya;

5. Permukiman yang dibangun oleh pengembang, pengembangannya di Kota

Malang lebih diutamakan di daerah pinggiran Kota Malang sebelah Barat, Utara

dan Timur untuk merangsang perkembangan Kota Malang secara menyeluruh.

2.6 Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Pengertian RTH yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No

05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di

Kawasan Perkotaan adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang

penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara

alamiah maupun yang sengaja ditanam.

A. Tujuan penyelenggaraan RTH

Tujuan penyelenggaraan RTH adalah:

1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;

2. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan

alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;

3. Meningkatkankeserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman

lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

B. Fungsi RTH

RTH memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:

a. memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara

(paru-paru kota);

b. pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat

berlangsung lancar;

Page 32: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

17

c. sebagai peneduh;

d. produsen oksigen;

e. penyerap air hujan;

f. penyedia habitat satwa;

g. penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta;

h. penahan angin.

2. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:

a. Fungsi sosial dan budaya:

1) menggambarkan ekspresi budaya lokal;

2) merupakan media komunikasi warga kota;

3) tempat rekreasi;

4) wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari

alam.

b. Fungsi ekonomi:

1) sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur

mayur;

2) bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-

lain.

c. Fungsi estetika:

1) meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala

mikro: halaman rumah, lingkungan permukiman, maupun makro: lanskap

kota secara keseluruhan;

2) menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota;

3) pembentuk faktor keindahan arsitektural;

4) menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak

terbangun.

Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan

sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata

air, keseimbangan ekologi dan konservasi hayati.

C. Manfaat RTH

Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:

1. Manfaat langsung (dalam pengertiancepat dan bersifattangible),yaitu membentuk

keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan

untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah);

Page 33: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

18

2. Manfaattidaklangsung(berjangkapanjangdanbersifatintangible), yaitu pembersih

udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah,

pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada

(konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).

D. Jenis RTH

Menurut Purwanto (2007), ruang terbuka hijau berdasarkan tipenya dapat

dibedakan menjadi:

1. Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL)

Ruang terbuka hijau lindung adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik

dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya

lebih bersifat terbuka/ umum, di dominasi oleh tanaman yang tumbuh secara alami

atau tanaman budi daya. Kawasan hijau lindung terdiri dari cagar alam di daratan

dan kepulauan, hutan lindung, hutan wisata, daerah pertanian, persawahan, hutan

bakau, dan sebagainya.

2. Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTHB)

Ruang terbuka hijau binaan adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam

bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih

bersifat terbuka/ umum, dengan permukaan tanah di dominasi oleh perkerasan

buatan dan sebagian kecil tanaman.Kawasan/ruang hijau terbuka binaan sebagai

upaya menciptakan keseimbangan antara ruang terbangun dan ruang terbuka hijau

yang berfungsi sebagai paru-paru kota, peresapan air, pencegahan polusi udara dan

perlindungan terhadap flora seperti koridor jalan, koridor sungai, taman, fasilitas

olah raga, play ground.

3. Koridor Hijau Jalan

Koridor hijau jalan biasanya berada di kanan kiri jalan dengan pepohonan di

dalamnya berguna untuk memberi kesan asri bagi jalan tersebut dan memberikan

kesan teduh. Koridor hijau jalan dengan pepohonan akan memberikan kesejukan

bagi pengguna jalan, dengan penggunaan pepohonan pada koridor jalan diharapkan

dapat mengurangi polusi udara, memberi kesan asri, serta dapat menyerap air hujan

(resapan air).

4. Koridor Hijau Sungai

Koridor Hijau sungai yang berada di sepanjang bantaran sungai yang berupa

tanaman akan memberikan fungsi yang beraneka ragam, antara lain pencegah erosi

daerah sekitar, penyerapan air hujan lebih banyak. Dengan penanaman pohon-

Page 34: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

19

pohon yang mempunyai banyak akar diharapkan akar-akar tersebut akan mengikat

tanah-tanah di sekitar sungai tersebut, tanaman yang dapat mencegah erosi dengan

akarnya seperti bambu, tanaman yang rapat, penanaman pohon secara rapat.

Koridor sungai juga berfungsi menjaga kelestarian sumber air, sebagai batas antara

sungai dengan daerah sekelilingnya. Koridor sungai dapat memberikan keindahan

visual dengan penataan yang sesuai dan pemanfaatan tumbuh-tumbuhan yang ada

serta penambahan tumbuh-tumbuhan berwarna-warni.

5. Taman

Taman adalah wajah dan karakter lahan atau tapak dari bagianmuka bumi dengan

segala kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya, baik yang bersifat alami

maupun buatan manusia yang merupakan bagian atau total lingkungan hidup

manusia beserta makhluk hidup lainnya.

2.7 Arahan Penyediaan RTH pada Lingkungan / Permukiman

Arahan penyediaan RTH pada lingkungan / permukiman berdasarkan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan terdiri dari RTH Taman Rukun

tetangga, RTH Taman Rukun Warga, RTH Kelurahan dan RTH Kecamatan.

A. RTH Taman Rukun Tetangga

Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman yang ditujukan untuk melayani

penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk melayani kegiatan sosial di

lingkungan RT tersebut. Luas taman ini adalah minimal 1 m2per penduduk RT, dengan

luas minimal 250 m2. Lokasi taman berada pada radius kurang dari 300 m dari rumah-

rumah penduduk yang dilayani. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal

seluas 70% - 80% dari luas taman. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai

tanaman, juga terdapat minimal 3 (tiga) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau

sedang.

B. RTH Taman Rukun Warga

RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk taman yang

ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan remaja, kegiatan

olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnya di lingkungan RW tersebut. Luas

taman ini minimal 0,5 m2per penduduk RW, dengan luas minimal 1.250 m2. Lokasi taman

berada pada radius kurang dari 1000 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayaninya.

Page 35: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

20

Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70%-80% dari luas

taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai

aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga

terdapat minimal10 (sepuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.

C. RTH Kelurahan

RTH kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk

melayani penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m2per penduduk

kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m2. Lokasi taman berada pada wilayah

kelurahan yang bersangkutan.

Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80%-90% dari luas

taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai

tempatmelakukanberbagaiaktivitas.Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai

tanaman sesuai keperluan, jugaterdapat minimal25 (duapuluhlima) pohon pelindung dari

jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman aktif dan minimal 50 (limapuluh) pohon

pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

D. RTH Kecamatan

RTH kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk

melayani penduduk satu kecamatan. Luas taman ini minima l0,2m2 per penduduk

kecamatan, dengan luas taman minimal 24.000m2. Lokasi taman berada pada wilayah

kecamatan yang bersangkutan.

Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80%-90% dari luas

taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan

berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai

keperluan, juga terdapat minimal 50 (limapuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil

atau sedang untuk taman aktif dan minimal 100 (seratus) pohon tahunan dari jenis pohon

kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

2.8 Persyaratan dan Kriteria Sarana Ruang Terbuka

Persyaratan dan kriteria sarana ruang terbuka berdasarkan SNI 03-1733-2004

tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan mempertimbangkan

lokasi penempatan dan penyelesaian ruang (Tabel 2.1).

Page 36: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

21

Tabel 2. 1Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga

NoJenis

Sarana

JumlahPendudukpendukung

(jiwa)

KebutuhanLuas LahanMin. (m2)

Standard(m2/jiwa)

Radiuspencapaian

(m)

Kriteria Lokasi danPenyelesaian

1 Taman/ TempatMain

250 250 1 100 Ditengah kelompoktetangga.

2 Taman/TempatMain

2.500 1.250 0,5 1.000 Dipusat kegiatanlingkungan.

3 Taman danLapanganOlah Raga

30.000 9.000 0,3 Sedapat mungkinberkelompok dengansarana pendidikan.

4 Taman danLapanganOlah Raga

120.000 24.000 0,2 Terletak di jalan utama.Sedapat mungkinberkelompok dengansarana pendidikan

5 Jalur Hijau - - 15 m Terletak menyebar6 Kuburan/

PemakamanUmum

120.000 - Mempertimbangkanradius pencapaian danarea yang dilayani

Sumber: SNI Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan (2004)

2.9 Analisis Faktor

Analisis fakrtor adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mencari faktor- faktor

yang mampu menjelaskan hubungan atau korelasi antara berbagai indikator independen

yang di observasi (Widarjono, 2010), analisis faktor adalah teknik statistik yang berguna

untuk mengelompokan kriteria-kriteria atau variabel-variabel menjadi beberapa faktor.

Teknik analisis faktor pada awalnya dikembangkan oleh Spearman (1904) yang

menjelaskan analisis dua faktor yang mengidentifikasi faktor integelensia seseorang yaitu

kemampuan kuantitatif dan kemampuan verbal.

Analisis faktor terdiri dari dua yaitu analisis faktor eksploratori (exploratory factor

analysis = EFA) dan analisis faktor Konfirmatori (confirmatory faktor analysis = CFA).

Menurut Widarjono (2010), analisis faktor eksploratori yaitu mencari sejumlah indikator

untuk membentuk faktor umum (common factor) tanpa didasarkan landasan teori atau

dengan kata lain analisis faktor eksploratori merupakan sebuah metode untuk membangun

sebuah teori (theory building). Sedangkan analisis faktor konfirmatori digunakan untuk

mencari sejumlah variabel indikator yang membentuk faktor umum didasarkan pada

landasan teori yang ada atau dengan kata lain analisis faktor konfirmatori merupakan

metode untuk membuktikan kebenaran teori. Berdasarkan pengertian dari kedua jenis

ananlisis faktor tersebut, maka penelitian ini menggunakan analisis faktor konfirmator

(confirmatory faktor analysis = CFA) untuk memperoleh faktor-faktor yang

mempengaruhi pengembang dalam membangun RTH perumahan formal

Page 37: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

22

Data yang dibutuhkan dalam analisis faktor merupakan data matrik. Dalam analisis

faktor peneliti dapat menggunakan sebanyak-banyak variabel yang dibutuhkan, namun

variabel minimal yang dapat dilibatkan minimal lima (Simamora, 2005). Software SPSS

menerima penggunaan dua variabel dalam analisis faktor, tetapi tidak bisa dianggap bahwa

hasil analisis faktor telah menjawab permasalahan walaupun jumlah variabel sejumlah dua.

Tidak ada ukuran sampel minimal yang diterima dalam analisis faktor. Semakin banyak

ukuran sampel maka hasil analisis faktor semakin akurat. Disarankan untuk tidak

menggunakan analisis faktor bila ukuran sampel kurang dari 50. Namun ketentuan ini

tidaklah mutlak. Aturan umum jumlah responden minimal dalam analisis faktor adalah tiga

kali jumlah variabel.

Dalam melakukan analisis faktor, keputusan pertama yang harus dilakukan adalah

menganalisis apakah data yang ada cukup memenuhi syarat dalam analisis faktor. Ukuran

yang digunakan untuk syarat kecukupan data dalam penelitian ini yaitu KMO

(KaiserMeyerOlkin). Adapun formula untuk menghitung KMO sebagai Berikut

(Widarjono,2010:241)KMO = ∑∑∑∑ +∑∑Keterangan:

rij = koefisien korelasi

aij = korelasi parsial

Tabel 2.2Ukuran KMO

Ukuran KMO Rekomendasi≥0,90 Sangat baik

0,80-0,89 Berguna0,70-0,79 Biasa0,60-0,69 Cukup0,50-0,59 Buruk

≤0,50 Tidak diterimaSumber: Widarjono,2010

Setelah menghitung KMO, dilakukan juga perhitungan koefisien korelasi di dalam

analisis faktor untuk indikator tertentu dikenal dengan Measure of Sampling

Adequacy(MSA), dimana jika MSA = 1, berarti variabel tersebut dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel yang lain.

Setelah melakukan tahapan-tahapan analisis faktor hingga rotasi faktor, maka

langkah selanjutnya adalah interpretasi faktor, interpretasi faktor dapat dilakukan dengan

mengelompokan variabel yang mempunyai loading tinggi kedalam faktor tersebut. Teknik

interpretasi data dari hasil analisis faktor tersebut dapat dilakukan dengan menghubungkan

(2-1)

Page 38: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

23

hasil analisis dengan hasil temuan/observasi/kuisioner dan menghubungkan hasil analisis

dengan teori-teori yang digunakan. Setelah diperoleh sejumlah faktor yang valid,

selanjutnya diperlukan melakukan interpretasi nama faktor. Interpretasi nama faktor dapat

dilakukan dengan mengetahui variabel-variabel pembentuk dan didasarkan variabel apa

yang mewakilinya (Simamora, 2005). Interpretasi dilakukan dengan judgement oleh

peneliti. Karena sifatnya subjektif, hasil dari interpretasi faktor dapat berbeda jika

dilakukan oleh orang lain.

Berdasarkan teori mengenai analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa

kegunaan menggunakan analisis faktor dalam penelitian faktor penyediaan RTH

perumahan formal yaitu untuk menyederhanakan variabel-variabel menjadi beberapa

faktor baru yang menjelaskan struktur hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk

faktor. Selain itu kegunaan analisis faktor dalam penelitian ini adalah untuk memudahkan

penelitian melalui validasi data, dimana untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor

tersebut dapat digunakan ke dalam populasi, sehingga setelah terbentuk faktor, maka

peneliti sudah mempunyai suatu hipotesis baru berdasarkan analisis faktor. Hipotesis yang

akan diperoleh yaitu faktor-faktor yang di rasa paling berpengaruh terhadap peenuhan

taman lingkungan oleh pengembang perumahan.

Page 39: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

2.10 Kerangka Teori

Gambar 2.5 Kerangka Teori

24

Page 40: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

2.11 Studi Terdahulu

Tabel 2.3Penelitian Terdahulu

Nama Judul Masalah VariabelMetodeanalisis

Hasil

SamsuddinAmin dkk.

Evaluasi KetersediaanRuang Terbuka Hijau diKompleks PerumahanBumi Permata SudiangKota Makassar

Banyak kawasan perumahan diKota Makassar memiliki kondisiruang terbuka yang secarakuantitas dan kualitas tidakmemenuhi persyaratansebagaimana diatur dalamPeraturan Menteri PekerjaanUmum Nomor: 05/Prt/M/2008tentang Pedoman Penyediaan danPemanfaatan Ruang TerbukaHijau Di Kawasan Perkotaan.

Luasan ruang-ruang terbukahijau dan ruangpublik

Analisiskualitatifdeskriptif

1.Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di lokasipenelitian sebagaimana diamanatkan PeraturanMenteri Pekerjaan Umum Nomor 05 Tahun 2008tentang Pedoman Penyediaan dan PemanfaatanRuang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan yaituRuang Terbuka Hijau Publik sebesar minimal 20%dan dan Ruang Terbuka Hijau Privat sebesar 10%dari luas lahan keseluruhan belum memenuhipersyaratan;

2.Masih dibutuhkan upaya-upaya sistematis daripengembang bersama-sama dengan penghunikompleks perumahan untuk menambah prosentasejumlah Ruang Terbuka Hijau sehingga kebutuhanpenghuni akan lingkungan yang ekologis dapatterpenuhi.

TimoticinKwanda

Penerapan KonsepPerencanaan dan PolaJalan DalamPerencanaan Realestat diSurabaya

Pembangunan realestatpadadekade terakhir ini semakinberkembang, dengan munculnyakawasan-kawasan perumahan(realestat) baru baik dalam skalakecil maupun skala besar.Kawasan-kawasan realestat skalabesar direncanakan dengankonsep-konsep perencanaan yangrelatif baru di Indonesia yaitukonsep cluster dan Planned UnitDevelopment (PUD). Selama inikawasan realestat direncanakandengan konsep neotradisional

Konsepperencanaandan pola jalan

Berdasarkan konsep perencanaan yang berbedaterlihat bahwa terdapat dua masa pengembanganrealestat di kota Surabaya. Pertama, pengembanganrealestat pada masa tahun 1970–1990, dikembangkandengan konsep konvensional dan pola jalan grid.Pada masa-masa ini mayoritas realestatdikembangkan dalam skala-skala kecil, sehinggatidak memungkinkan untuk dikembangkan dengankonsep PUD. Walaupun terdapat beberapa realestatdengan luas diatas 200 ha, seperti DharmahusadaIndah, Darmo Grande (Darmo Indah dan DarmoHarapan) dan Darmo Permai, tetapi tetap menerapkankonsep neotradisional dengan pertimbangan praktisyaitu menjual kapling tanpa harus mengelolanya. 25

26

Page 41: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

Nama Judul Masalah VariabelMetodeanalisis

Hasil

atau konvensional. Selain konsepperencanaan, pola jalan yangditerapkan pada kawasan realestatsaat ini juga telah berkembangtidak saja dengan pola jalan gridyang selama ini dipergunakan,tetapi juga penerapan pola jalanloop dan cul-de-sac.

Kedua, pengembangan pada masa setelah tahun 1990yaitu tahun 1991-2000, mayoritas realestat terutamaskala besar dikembangkan dengan konsep PUD. Padamasa 1991-2000, konsep PUD yang berkembang dikota Surabaya merupakan bagian dari perkembanganyang ada di Indonesia, khususnya di kawasanBOTABEK yaitu pengembangan realestat dengankonsep kota baru atau mandiri dengan skala lahanyang luas, diatas 200 ha.Berdasar pola jalan, baik pada masa 1970-1990maupun masa 1991-2000, maka pola jalan grid yangsangat dominan diterapkan. Walaupun pada masa1991-2000 terdapat beberapa realestat yangmenerapkan pola cul-de-sac selain pola grid , hal initerjadi karena pola cul-de-sac diperlukan untukmenghindari akses langsung (jalan buntu) kelapangan golf selain kondisi lahan yang berkontur,seperti pada realestat Graha Famili, Pakuwon Indahdan Citra Raya di Surabaya Barat. Sebaliknya padalahan yang datar dan tanpa lapangan golf, pola gridditerapkan semaksimal mungkin, seperti padarealestat Laguna Indah di Surabaya Timur.Dominannya penerapan pola grid pada realestat-realestat di Surabaya karena pertimbang praktis puladimana dengan pola ini akan didapat bentuk kaplingyang efisien dalam arti kapling berbentuk empatpersegi relatif lebih disukai konsumen.Apabila penerapan konsep perencanaan dan polajalan dikaitkan dengan peranan pemerintah kotaSurabaya, maka pada kedua masa tersebut terlihatbahwa pengawasan pemerintah kota melaluiketentuan zoning sangatlemahsekali,dimanaparapengembangyang lebih

26

Page 42: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

Nama Judul Masalah VariabelMetodeanalisis

Hasil

menentukan pilihannya. Sesungguhnya, denganmenerapkan intrumen zoning dengantegasterutamaketentuanruangterbukahijau, makapilihan konsep akan jatuh pada konsep cluster danPUD, sehinggakualitas bukan kuantitas realestat yangakan diperoleh.

HerminWerdiningsih

Studi Pola RuangTerbuka Hijau diLingkungan PerumahanSemarang (Studi kasuslingkungan PerumahanGraha Taman BungaBSB)

Sejauh mana penerapan polaruang terbuka hijau padaperumahan dilihat dari standarperencanaan ruang terbuka hijaudi Kotamadya Semarangsertadikaji dari literatur yang ada.

1. Sifat tamanlingkungan

2. TipologiTaman

3. VegetasiTaman

Analisisdeskriptif

1. Fungsi vegetasi sebagai soft material yangditerapkan pada taman graha taman bunga selaindapat dinikmati dari segi estetis juga dapatdijadikan penanda atau signages dari suatukawasan.

2. Dimensi taman yang berkaitan dengan skalapelayanan pada perumahan Graha Taman bungatelah mencukupi bahkan melebihi dari standarminimal perencanaan ruang terbuka hijau.

3. Bentuk-bentuk taman yang bervariasi sebagaiakibat dari bentuk tapak yang ada (lokasi) dankonsep pembentukan kapling perumahan.

4. Fungsi taman pada perumahan Graha TamanBunga sebagian besar bersifat aktif sehinggaelemen ditata membentuk pola ruang untukmenunjang kegiatan.

5. Pola penataan vegetasi pohon pada sisi arahmemanjang sebagai konsep meruang, sedangkanperdu, semak digunakan sebagai elemen pengisiruang tengah

6. Pembuatan taman pada taman bunga didasari olehkebutuhan perumahan akan ruang terbuka hijau.Vegetasi sebagai soft material yang diterapkanpada taman graha taman bunga selain dapatdinikmati dari segi estetis juga dapat dijadikanpenanda atau signages dari suatu kawasan.

2627

Page 43: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

28

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 44: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

29

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Penelitian

Berdasarkan Surat Edaran RSNI Pd-T-03-2006-C, perumahan formal ialah kawasan

permukiman terencana dengan karakteristik dibangun oleh pengembang, tata letak teratur,

bangunan berkarakteristik homogen, terdapat sarana dan prasarana penunjang, serta adanya

batasan kepemilikan lahan/kapling yang jelas.

Dalam KBBI pengembang merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan

pengadaan dan pengolahan tanah serta pengadaan bangunan dan/atau sarana dan prasarana

dengan maksud dijual atau disewakan. Atau bila berhubungan dengan perumahan diartikan

pengusaha yang mempersiapkan lahan dan sebagainya untuk perumahan (hunian dan

sebagainya). Menurut Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun

1974, disebutkan pengertian Perusahaan Pembangunan Perumahan adalah suatu

perusahaan yang berusaha dalam bidang pembangunan perumahan dari berbagai jenis

dalam jumlah yang besar di atas suatu kesatuan lingkungan pemukiman yang dilengkapi

dengan prasarana-prasarana lingkungan dan fasilitas sosial yang diperlukan oleh

masyarakat penghuninya. Pengembang pada dasarnya adalah pelaku usaha. Dalam

Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 1 ayat (3) disebutkan pengertian Pelaku

Usaha, yakni setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berkedudukan atau

melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri

maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang

ekonomi.

Pengertian RTH yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No

05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di

Kawasan Perkotaan adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang

penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara

alamiah maupun yang sengaja ditanam. Arahan penyediaan RTH pada lingkungan /

permukiman berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 05/PRT/M/2008 tentang

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan,

taman lingkungan dalam perumahan formal dapat berupa RTH Taman Rukun tetangga,

RTH Taman Rukun Warga, RTH Kelurahan dan RTH Kecamatan sesuai dengan kriteria

yang telah disebutkan dalam peraturan. RTH yang dimaksud dalam penelitian faktor yang

Page 45: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

30

mempengaruhi pengembang dalam penyediaan RTH perumahan formal Kota Malang

merupakan RTH dengan jenis taman lingkungan sebagaimana disebutkan dalam Peraturan

Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 “Penyerahan taman lingkungan perumahan

formal dari pengembang seluas kurang lebih 1.263 Ha”.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian terbagi berdasarkan tujuan penelitian. Variabel penelitian

terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3. 1Variabel yang Digunakan

Tujuan VariabelMengetahui pengembang perumahan formal danpembangunan RTH oleh pengembang

Keberadaan taman lingkungan(PERMENPU No 05/PRT/M/2008)

Luas lahan perumahan (PERMEN PU No05/PRT/M/2008)

Luas taman lingkungan (PERMEN PU No05/PRT/M/2008)

Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengembang dalammenyediakan taman lingkungan di perumahan formal

Modal(Woodson, 2000) Ketersediaan lahan yang dapat dibangun

(Woodson, 2000) Kebutuhan terhadap lahan (Woodson, 2000) Luas lahan (Woodson, 2000) Pengelolaan modal (Woodson, 2000) Kondisi tanah (Woodson, 2000) Latar belakang lahan (Woodson, 2000) Besar petak rumah yang disiapkan

(Woodson, 2000) Jumlah unit rumah (Woodson, 2000) Jenis tumbuhan yang tumbuh (Woodson,

2000) Akses terhadap lahan (Woodson, 2000) Utilitas yang tersedia pada kawasan lahan

(Woodson, 2000) Keadaan disekitar lahan (Woodson, 2000) Lokasi perumahan terhadap pusat kota

(Woodson, 2000) Kelas perumahan(Sastra & Marlina, 2006) Kebutuhan masyarakat akan perumahan

(Sastra & Marlina, 2006) Pengalaman dalam pengembangan

perumahan (Sastra & Marlina, 2006)

Page 46: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

31

3.3 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan

teknik survei primer yaitu observasi lapangan dan kuesioner serta survei sekunder yang

berasal dari RTRW Kota Malang, Database Perumahan Formal Kota Malang, dan

peraturan terkait RTH dan perumahan.

3.4.1 Survei Primer

Survei primer dilakukan untuk mendapatkan data-data langsung dari objek

penelitian. Data yang didapat dari survei primer merupakan data yang diperoleh langsung

dari melakukan pengamatan secara langsung dan menyebar.

A. Observasi lapangan

Observasi lapangan atau pengamatan langsung dilakukan untuk memperoleh

kondisi eksisting dari wilayah penelitian ataupun untuk crosscheck kondisi eksisting

Page 47: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

32

dengan data sekunder yang ada. Pada penelitian ini, observasi lapangan yang dilakukan

adalah untuk crosscheck kondisi eksisting dengan data yang telah peneliti miliki dan untuk

melihat adanya taman lingkungan, luas lahan perumahan, luas minimal taman lingkungan,

standar kapasitas taman lingkungan, radius pencapaian dari rumah penduduk dan lokasi

peletakan taman lingkungan.

B. Kuisioner

Teknik ini dilakukan dengan melakukan penyebaran kuisioner yang sebelumnya

sudah disusun terlebih dahulu dan kemudian diberikan di masing-masing ahli yang telah

ditentukan sebagai responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan

(respon) atas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan (Hasan, 2002: 83-84).

Angket diberikan kepada pengembang perumahan di Kota Malang yang digunakan untuk

mengetahui dan menggali persepsi responden mengenai kepentingan dari faktor yang

mempengaruhi pembangunan taman lingkungan di perumahan formal.

3.4.2 Survei Sekunder

Survei sekunder dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berupa

dokumen atau kebijakan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian dijabarkan

dalam Tabel 3.2.

Tabel 3. 2Data Sekunder yang Digunakan dalam Penelitian

No. Sumber Data yang Digunakan1. Bappeda Kota Malang RTRW Kota Malang

Database Perumahan Formal Kota Malang2. Peraturan Terkait Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau KawasanPerkotaan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RuangTerbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Undang-undang No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahandan Kawasan Permukiman

Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahandi Perkotaan

Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6981-2004Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan PerumahanSederhana Tidak Bersusun di Daerah Perkotaan

Sumber : Hasil Pemikiran 2017

3.5 Penentuan Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jumlah populasi dari

pengembang yang beralamatkan di Kota Malang dan juga terdaftar dalam keanggotaan

Page 48: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

33

REI. Jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 63 pengembang yang beralamat di Kota

Malang dan sekitarnya dengan berdasarkan data anggota REI Kota Malang Maret 2017 dan

Database Perumahan Formal Kota Malang. Pemilihan sampel ini dilakukan untuk

mengetahui persepsi dari pengembang dalam penyediaan RTH serta perumahan formal

yang dibangun oleh pengembang.

Tabel 3. 3Daftar Sampel PengembangNo. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

1 Alam Mahameru Perum Villa Bukit Tidar Ruko 11-13

2 Agung Bangun Mandiri Bukit Cemara Tidar

3 Bukit Dieng Permai Jl. Bukit Dieng No.3

4 Bulan Terang Utama Jl. Raya Mondoroko Utara No. 999 Singosari

5 Citra Argo Tirta Jl. Puncak Mandala No. 44 F

6 Citra Gading Asitama Jl. Perusahaan No 25 Karangloh

7 Crown Mansionland Jl. Titan Asri V No. C-16

8 Duta Perkasa Unggul Lestari Jl. Ijen Nirwana Raya Blok A No. 16

9 Golden House Jl. Ruko Langsep Square No. 1d

10 PT. Graha Bangun Sejahtera Jl. Puncak Mandala 44 G

11 CV. Graha Makmur Jl. Suropati 2/18 Bululawang

12 Grahabumi Indonesia Perkasa Jl. Gajah Mada No. 335

13 Guna Bangun Perkasa Ruko Taman Niaga B-22 Soekarno Hatta

14 Hero Property Nusantara Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 59

15 Moraya Megah Sembada Jl. Bimbing Indah Megah

16 Pancanaka Swastika Utama Jl. Mahakam No. 8

17 Panorama Indah Tirta Jl. Puncak Mandala No. 36

18 Patraland Griya Madani Development Jl. Candi Panggung Barat No. 3a

19 Petebes Mas Bahagia Perum Persada Bhayangkara R-2 Singosari

20 Puri Kartika Eka Jaya Jl. P. Sudirman C-2

21 Sekar Pamenang Jl. Teluk Etna Ix Kav. 169

22 Surya Darma Dhaniswara Komplek Ruko Taman Niaga Rampal Kav. 63-66

23 Trimitra Lumba Jl. Jendral A Yani Utara Aa No. 1

24 PT. Ya Best Property Indonesia Jl. Tawangmangu No. 23 D

25 Pasty Jaya Jl. Buki Cemara Tidar D1 No. 2

26 PT. Cita Bunga Harapan Jl. Soekarno Hatta D-401

27 Puri Taman Sari Sejahtera Jl. Ahmad Yani 123-125 Malang

28 PT. Citra Menara Raya Jl. Puncak Buring Indah Rt 3 Rw 9 Kel. Buring

29 PT. Bumi Nusantara Megah Jl. Soekarno Hatta No. 36 Malang

30 CV. Diamond Indah Ruko Wr.Supratman C3 Kav 12 Lt.2

31 PT. Bintang Bagas Abadi Jl. Mt Haryono 308 B

32 PT. Bromo Mas Jaya Jl. Simpang Ijen 9 Malang

33 PT. Agya kenyar utama Jl. Sudimoro

34 Personal (Bpk. Husein Aris dan ZaenalArifin)

Jl. Joyo Utomo

35 Binaya Cipta Properti Jl. Raya Kedawung No. 109

36 PT. Wahyu Utama Karangploso

37 PT. Griya Mandiri Pesona Jl. Ra Kartini No 1

38 PT. Graha Pelita Komplek Pelita Asri Bi A/25 PandanwangiBlimbing

Page 49: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

34

No. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

39 CV. Tekmakon Constuction Jl. Raya Asikaton Kab. Malang

40 Personal (Hj. Muh. Taufan / TunggulKencana)

Jl. Alala Kecamatan Blimbing

41 PT. Setia Graha Jl. Perum Permata Tlogomas Kav. A6

42 PT. Buanakarya Adi Mandiri Jl. Raya Permata Jingga 1 No.1

43 Tee Costaristo Jl. Kertajaya Indah 47 F-310, Surabaya

44 PT. Tiara Persada Jl. Raya Dieng

45 PT. Bumi Perkasa Megah Jl. Soekarno Hatta Blok N-R No.27

46 PT. Mentari Wasesa Gumilang Jl. Raya Tidar

47 PT. Sewu Siji Jl. Bandulan Barat

48 PT. Puri Kartika Asri Jl. Emas

49 PT. Podojoyo Jl. Kol. Sugiyono

50 PT. Prancanka Group Jl. Kawi

51 PT. Dewata Abdi Nusa Jl. Simp. LA. Sucipto

52 PT. Kaltim Ciptayasa Jl. Sulfat

53 Pancanaka Property Jl. Raya Sulfat Ruko Kav.3 Malang

54 PT. Taruna Citra Abadi Jl. Kenanga Jaya 18 Malang

55 CV. Oshing Perumahan Sukun Pondok Indah R-2

56 PT. Chalidana Inti Permata Ruko Soekarno Hatta D.400 Kvl 2, Malang

57 Adya Surya Satria Jl. Letjend Sutoyo 108 Malang

58 Turen Indah Property Jl. Trunojoyo 02. Kav.04

59 CV. Lintas Artha Engineering Jl. Saxofone

60 CV. Wahyu Perkasa Adiguna Jl. Candi Panggung Barat

61 Goldenland Real Estate Jl. Simpang Dewandaru B-6

62 CV. Graha Berkat Anugrah Jl. Bandulan Barat

63 PT. Sapta Tunggal Surya Abadi Jl. Raya Puncak Buring Indah Kompl Hall LapTenis

3.6 Metode Analisa Data

Metode deskriptif merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk

menggambarkan fakta atau karakteristik populasi tertentu secara sistematis. Pada penelitian

ini, analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi taman lingkungan perumahan

formal Kota Malang.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisa deskriptif merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menggambarkan

fakta atau karakteristik populasi tertentu secara sistematis. Pada penelitian ini, analisis

deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi taman lingkungan perumahan formal Kota

Malang dari keberadaan keberadaan taman lingkungan, luas lahan perumahan dan luas

taman lingkungan serta informasi lain yang dapat diketahui dari perumahan tersebut.

Dilakukan penggolongan dari tiap perumahan formal sesuai dengan kelas perumahannya

terlebih dahulu. Penggolongan dilakukan dengan metode checklist berdasarkan kriteria

kelas perumahan (Sastra & Marlina, 2006). Setelah adanya penggolongan perumahan

Page 50: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

35

formal berdasarkan kelas perumahan, dilakukan pengurutan berdasarkan keberadaan RTH

kemudian kelas perumahan sehingga dapat mempermudah peneliti dalam melihat

keragaman perumahan formal di Kota Malang.

3.6.2 Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan dengan tujuan untuk menyederhanakan beberapa

komponen yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit dari sejumlah

komponen yang diteliti sebelumnya. Komponen tersebut merupakan sub variabel dari

beberapa variabel yang diperoleh berdasarkan tinjauan teori serta penelitian terdahulu dan

analisis peneliti. Komponen yang akan digunakan untuk analisis faktor dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 3.4. Pada Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa terdapat 17 variabel

yang akan digunakan peneliti untuk diujikan menggunakan aplikasi/software SPSS.

Keseluruhan komponen tersebut akan diuji untuk mengetahui variabel – variabel mana

yang termasuk ke dalam faktor – faktor yang mempengaruhi penyediaan taman lingkungan

di perumahan formal.

Tabel 3. 4Variabel dalam Analisis Faktor

Tujuan Variabel SimbolFaktor yangmempengaruhipengembang dalammenyediakan tamanlingkungan di perumahanformal

Modal X1Ketersediaan Lahan yang dapat Dibangun X2Kebutuhan terhadap Lahan X3Luas Lahan X4Pengelolaan Modal X5Kondisi Tanah X6Latar Belakang Lahan X7Besar Petak Rumah yang Disiapkan X8Jumlah Unit Rumah X9Jenis Tumbuhan yang Tumbuh X10Akses Terhadap Lahan X11Utilitas yang tersedia pada Kawasan Lahan X12Keadaan di sekitar Lahan X13Lokasi Perumahan terhadap Pusat Kota X14Kelas Perumahan X15Kebutuhan Masyarakat akan Perumahan X16Pengalaman dalam Pengembangan Perumahan X17

Dalam analisis faktor dilakukan beberapa tahapan, antara lain uji validitas, uji

realibilitas, uji MSA, ekstraksi faktor dan penamaan faktor. Uji validitas dilakukan dengan

mengukur nilai korelasi yang diperoleh, yaitu nilai korelasi per item dengan total item,

yang diperoleh setelah dikorelasikan secara statistik per individu. Cara mengukur nilai

korelasi adalah korelasi antara masing-masing pertanyaan haruslah kuat dan peluang

kesalahan tidak terlalu besar (nilai significant maksimal 5% dalam uji pertama).

Page 51: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

36

Uji realibilitas digunakan untuk mengukur kuisioner reliabel atau tidak untuk dapat

dipahami responden. Pengujian ini menggunakan Cronbach’s Alpha. Uji realibilitas dapat

dilakukan lebih dari satu kali hingga mendapatkan hasil yang dinyatakan telah realibel

semua.

Tahapan ketiga adalah Uji Measure of Sampling Adequency digunakan untuk

mengetahui komponen-kompoenen mana saja yang tepat untuk dianalisis dalam analisis

faktor. Besaran komponen MSA dilihat dari angka-angka yang diberi tanda dengan huruf

“a” dalam matriks anti image. Komponen yang mempunyai nilai MSA 0,5 dikeluarkan

dari analisis dan yang mempunyai nilai MSA 0,5 layak atau tepat untuk diuji

menggunakan analisis faktor. Selain itu, nilai “sig” pada tabel Kaiser Meyer Olkin and

Bartlett’s Test harus berada pada nilai < 0,05 dan nilai KMO harus > 0,5.

Tahapan selanjutnya merupakan ekstraksi faktor digunakan untuk mereduksi

komponen dengan cara mengelompokkan faktor yang memiliki kemiripan. Metode ekstrasi

faktor yang digunakan dalam penelitian yaitu Principal Component Analysis. Dari hasil

ekstraksi faktor dapat dilihat pengelompokan variabel yang ada. Dari ekstraksi faktor ini

sudah dapat dilihat hasil dari melakukan analisis faktor.

Hasil dari ekstraksi faktor masih komplek dan sulit diinterpretasikan karena

faktor-faktor tersebut berkorelasi dengan banyak variabel dalam matriks faktor. Oleh

karena itu, diperlukan rotasi faktor dengan matriks yang dapat memperjelas dan

mempertegas bobot faktor (faktor loading) dalam setiap faktor. Hasil yang diharapkan

dalam rotasi faktor adalah setiap faktor mempunyai bobot yang tidak nol dan signifikan

untuk beberapa variabel saja. Bobot tersebut mengekspresikan variabel yang sudah

dibakukan dalam faktor, yaitu bobot dengan nilai paling besar menunjukkan bahwa faktor

dan variabel saling terkait. Dalam melakukan intrepretasi hasil analisis faktor dalam

penelitian ini akan dilihat keterkaitan hasil dari uji analisis faktor menggunakan SPSS

dengan kondisi eksisting yang ada. Selain itu hasil uji analisis faktor juga dikaitkan dengan

karakteristik permukiman yang ada untuk mengetahui hubungan dari hasil analisis faktor.

Page 52: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

3.7 Desain Survei

Tabel 3. 5Desain Survei Penelitian

Tujuan Variabel Sumber Data Metode Pengumpulan DataMetodeAnalisis

DataOutput Penelitian

Mengetahui pengembangperumahan formal danpembangunan RTH olehpengembang

Adanya taman lingkunganLuas lahan perumahanLuas taman lingkungan

Pengembangperumahanformal di KotaMalang

Survei primer (kuisioner) Analisisdeskriptif

Mengidentifikasi perumahanformal di Kota Malang yagmemiliki taman lingkungandan yang tidak

Mengetahui faktor yangmempengaruhipengembang dalammenyediakan tamanlingkungan di perumahanformal

Modal Ketersediaan lahan yang dapat

dibangun Kebutuhan terhadap lahan Luas lahan Pengelolaan modal Kondisi tanah Kondisi peresapan air Kandungan bahan kimia berbahaya Latar belakang lahan Letak keberadaan lokasi lahan

terhadap pusat kota Besar petak rumah yang disiapkan Jumlah unit rumah Jenis tumbuhan yang tumbuh Akses terhadap lahan Utilitas yang tersedia pada

kawasan lahan Keadaan disekitar lahan Lokasi perumahan terhadap pusat

kota Tipologi jalan perumahan Kelas perumahan Tahun berdiri Tipologi jalan perumahan

Pengembangperumahanformal di KotaMalang

Survei primer (kuisioner) Analisisfaktor

Faktor yang mempengaruhipenyediaan taman lingkunganperumahan formal di KotaMalang

37

Page 53: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

Tujuan Variabel Sumber Data Metode Pengumpulan DataMetodeAnalisis

DataOutput Penelitian

Permintaan masyarakat akanperumahan

Kebutuhan masyarakat akanperumahan

Pengalaman dalam pengembanganperumahan

Kemampuan ekonomi targetpemasaran

Perilaku konsumtif targetpemasaran

Kemampuan daya beli konsumen

38

Page 54: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

39

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Wilayah Studi

Kota Malang merupakan kota orde kedua di Provinsi Jawa Timur. Secara Geografis

Kota Malang terletak pada 112,06o – 112,07o bujur timur dan 7,06o – 8,02o litang selatan

dengan luas wilayah sebesar 11.006 Ha. Secara administratif Kota Malang dibagi atas 5

wilayah administrasi kecamatan yaitu Kecamatan Blimbing, Kecamatan Kedungkandang,

Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen dan Kecamatan Lowokwaru. Kota Malang berada

ditengah-tengah wilayah administrasi Kabupaten Malang dengan batas administrasi

sebagai berikut:

Utara : Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso (Kabupaten Malang)

Selatan: Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji (Kabupaten Malang)

Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau (Kabupaten Malang)

Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang (Kabupaten Malang)

Dengan luas wilayah Kota Malang sebesar 11.006 Ha, Kota Malag memiliki luasan

peruntukan lahan permukiman 6.352,33 Ha, lahan sawah 1.497,95 Ha, lahan tegalan

2.654,17 Ha, lahan kebun sebesar 29.652 Ha, lahan yang difungsikan untuk aktifitas

perikanan dan tambak seluas 1,32 Ha, dan luasan lahan tanah kosong sebesar 500,59 Ha.

Lahan di Kota Malang mayoritas difungsikan sebagai areal permukiman yaitu sebesar 58%

dari luasan keseluruhan Kota Malang.

4.2 Pengembang Perumahan Formal di Kota Malang

Perumahan formal banyak tersebar di Kota Malang. Perumahan formal merupakan

produk pembangunan yang dilakukan oleh pengembang. Pengembang di Kota Malang

cukup banyak, pengembang yang didaftar dalam penelitian ini merupakan pengembang

yang terdaftar dalam REI Komisariat Malang dan terdaftar dalam Database Perumahan

Formal Kota Malang. Pengembang perumahan formal di Kota Malang adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. 1Daftar Pengembang di Kota MalangNo. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

1 Alam Mahameru Perum Villa Bukit Tidar Ruko 11-13

2 Agung Bangun Mandiri Bukit Cemara Tidar

3 Bukit Dieng Permai Jl. Bukit Dieng No.3

4 Bulan Terang Utama Jl. Raya Mondoroko Utara No. 999 Singosari

Page 55: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

40

No. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

5 Citra Argo Tirta Jl. Puncak Mandala No. 44 F

6 Citra Gading Asitama Jl. Perusahaan No 25 Karangloh

7 Crown Mansionland Jl. Titan Asri V No. C-16

8 Duta Perkasa Unggul Lestari Jl. Ijen Nirwana Raya Blok A No. 16

9 Golden House Jl. Ruko Langsep Square No. 1d

10 PT. Graha Bangun Sejahtera Jl. Puncak Mandala 44 G

11 CV. Graha Makmur Jl. Suropati 2/18 Bululawang

12 Grahabumi Indonesia Perkasa Jl. Gajah Mada No. 335

13 Guna Bangun Perkasa Ruko Taman Niaga B-22 Soekarno Hatta

14 Hero Property Nusantara Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 59

15 Moraya Megah Sembada Jl. Bimbing Indah Megah

16 Pancanaka Swastika Utama Jl. Mahakam No. 8

17 Panorama Indah Tirta Jl. Puncak Mandala No. 36

18 Patraland Griya Madani Development Jl. Candi Panggung Barat No. 3a

19 Petebes Mas Bahagia Perum Persada Bhayangkara R-2 Singosari

20 Puri Kartika Eka Jaya Jl. P. Sudirman C-2

21 Sekar Pamenang Jl. Teluk Etna Ix Kav. 169

22 Surya Darma Dhaniswara Komplek Ruko Taman Niaga Rampal Kav. 63-66

23 Trimitra Lumba Jl. Jendral A Yani Utara Aa No. 1

24 PT. Ya Best Property Indonesia Jl. Tawangmangu No. 23 D

25 Pasty Jaya Jl. Buki Cemara Tidar D1 No. 2

26 PT. Cita Bunga Harapan Jl. Soekarno Hatta D-401

27 Puri Taman Sari Sejahtera Jl. Ahmad Yani 123-125 Malang

28 PT. Citra Menara Raya Jl. Puncak Buring Indah Rt 3 Rw 9 Kel. Buring

29 PT. Bumi Nusantara Megah Jl. Soekarno Hatta No. 36 Malang

30 CV. Diamond Indah Ruko Wr.Supratman C3 Kav 12 Lt.2

31 PT. Bintang Bagas Abadi Jl. Mt Haryono 308 B

32 PT. Bromo Mas Jaya Jl. Simpang Ijen 9 Malang

33 PT. Agya kenyar utama Jl. Sudimoro

34 Personal (Bpk. Husein Aris dan ZaenalArifin)

Jl. Joyo Utomo

35 Binaya Cipta Properti Jl. Raya Kedawung No. 109

36 PT. Wahyu Utama Karangploso

37 PT. Griya Mandiri Pesona Jl. Ra Kartini No 1

38 PT. Graha Pelita Komplek Pelita Asri Bi A/25 PandanwangiBlimbing

39 CV. Tekmakon Constuction Jl. Raya Asikaton Kab. Malang

40 Personal (Hj. Muh. Taufan / TunggulKencana)

Jl. Alala Kecamatan Blimbing

41 PT. Setia Graha Jl. Perum Permata Tlogomas Kav. A6

42 PT. Buanakarya Adi Mandiri Jl. Raya Permata Jingga 1 No.1

43 Tee Costaristo Jl. Kertajaya Indah 47 F-310, Surabaya

44 PT. Tiara Persada Jl. Raya Dieng

45 PT. Bumi Perkasa Megah Jl. Soekarno Hatta Blok N-R No.27

46 PT. Mentari Wasesa Gumilang Jl. Raya Tidar

47 PT. Sewu Siji Jl. Bandulan Barat

48 PT. Puri Kartika Asri Jl. Emas

49 PT. Podojoyo Jl. Kol. Sugiyono

Page 56: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

41

No. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

50 PT. Prancanka Group Jl. Kawi

51 PT. Dewata Abdi Nusa Jl. Simp. LA. Sucipto

52 PT. Kaltim Ciptayasa Jl. Sulfat

53 Pancanaka Property Jl. Raya Sulfat Ruko Kav.3 Malang

54 PT. Taruna Citra Abadi Jl. Kenanga Jaya 18 Malang

55 CV. Oshing Perumahan Sukun Pondok Indah R-2

56 PT. Chalidana Inti Permata Ruko Soekarno Hatta D.400 Kvl 2, Malang

57 Adya Surya Satria Jl. Letjend Sutoyo 108 Malang

58 Turen Indah Property Jl. Trunojoyo 02. Kav.04

59 CV. Lintas Artha Engineering Jl. Saxofone

60 CV. Wahyu Perkasa Adiguna Jl. Candi Panggung Barat

61 Goldenland Real Estate Jl. Simpang Dewandaru B-6

62 CV. Graha Berkat Anugrah Jl. Bandulan Barat

63 PT. Sapta Tunggal Surya Abadi Jl. Raya Puncak Buring Indah Kompl Hall LapTenis

Sumber : Hasil Survei 2017

Pengembang di Kota Malang memiliki cara dan idenya masing – masing dalam

membangun perumahan formal. Dalam membangun perumahan, pengembang memiliki

motifasi untuk mencari keuntungan dengan modal yang dimilikinya. Pemerintah Kota

Malang memberikan kewajiban pada pengembang perumahan untuk menyertakan

pembangunan taman lingkungan di dalam perumahan, selain dari pembangunan fasilitas

umum, fasilitas sosial, prasarana lingkungan berupa jalan penghubung ke jalan sekitar dan

jalan utama kota dan prasarana drainase lingkungan seperti yang tertera dalam Peraturan

Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Malang Tahun 2010 – 2030.

Dari ketersediaan sarana maupun prasarana, perumahan formal dapat dikategorikan

menjadi kelas perumahan. Pengkategorian kelas perumahan (Sastra & Marlina, 2006)

dilihat berdasarkan kelengkapan sarana yang tersedia dalam perumahan. Perumahan

sederhana ini biasanya memiliki sarana dan prasarana yang masih minim. Dikatakan

perumahan sederhana jika perumahan tersebut tidak memiliki sarana ataupun hanya

tersedia satu sarana. Jenis perumahan menengah biasanya sudah dilengkapi dengan sarana

dan prasarana penunjang operasional perumahan, seperti perkerasan jalan, open space

berikut tamannya, dan fasilitas olah raga. Jenis perumahan mewah merupakan jenis

perumahan yang dikhususkan bagi masyarakat yang berpenghasilan tinggi sehingga sarana

serta prasarananya sangat lengkap, seperti pusat olah raga, taman, fasilitas bermain,

gedung pertemuan, pusat perbelanjaan, bahkan fasilitas rekreasi yang representatif. Untuk

melihat perumahan formal termasuk dalam kelas nya dapat dilihat pada checklist lampiran

Page 57: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

42

4. Setelah dilakukan checklist, perumahan formal di Kota Malang dilihat dari kelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 2Penggolongan Perumahan Formal di Kota Malang Berdasarkan Kelas Perumahan

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

1 Perumahan BulanTerang Utama(Jl. Ki AgengGribig)

Taman Fasilitas

Olah Raga Fasilitas

Bermain Pusat

Perbelanjaan/ Ruko

FasilitasPeribadatan

PerumahanMewah

Gambar 4. 1 Foto Udara Perumahan BulanTerang Utama

2 Citra Garden City(Jl. Citra GardenCity Boulevard)

Taman Fasilitas

Olah Raga Pusat

Perbelanjaan/ Ruko

FasilitasPeribadatan

PerumahanMewah

Gambar 4. 2 Foto Udara Perumahan CitraGarden City

3 Tirtasani RoyalResort Malang(Jl. RayaKaranglo)

Taman Fasilitas

Olah Raga Pusat Perbelanjaan

/ Ruko Fasilitas

Peribadatan

PerumahanMewah

Page 58: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

43

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

4 Green OrchidResidence (Jl.PuncakBorobudur)

Taman Fasilitas

Bermain Pusat

Perbelanjaan/ Ruko

FasilitasPeribadatan

PerumahanMewah

Gambar 4. 3 Foto Udara Perumahan GreenOrchid Residence

5 Puncak DiengEksklusif (Jl.Terusan Dieng)

Taman Pusat

Perbelanjaan/ Ruko

FasilitasPeribadatan

PerumahanMewah

Gambar 4. 4 Foto Udara Perumahan PuncakDieng Eksklusif

6 PerumahanPermata Jingga(Jl. Raya PermataJingga)

Taman Fasilitas

Olah Raga Fasilitas

Bermain Pusat

Perbelanjaan/ Ruko

FasilitasRekreasi

FasilitasPeribadatan

PerumahanMewah

Gambar 4. 5 Foto Udara Perumahan PermataJingga

Page 59: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

44

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

7 Pondok BlimbingIndah (Jl. PandjiSuroso)

Taman Fasilitas

Olah Raga Fasilitas

Bermain Gedung

Pertemuan Pusat

Perbelanjaan/ Ruko

FasilitasRekreasi

FasilitasPeribadatan

PerumahanMewah

Gambar 4. 6 Foto Udara Perumahan PondokBlimbing Indah

8 Perumahan VillaBukit Tidar (Jl.Joyo Agung)

Taman Pusat

Perbelanjaan/ Ruko

FasilitasPeribadatan

PerumahanMewah

Gambar 4. 7 Foto Udara Perumahan VillaBukit Tidar

9 Ijen NirwanaResidence (Jl.Ijen NirwanaRaya)

Taman Fasilitas

Olah Raga Fasilitas

Bermain Pusat

Perbelanjaan/ RukoFasilitasPeribadatan

PerumahanMewah

Gambar 4. 8 Foto Udara Perumahan IjenNirwana Residence

10 Villa PuncakTidar (Jl. PuncakTidar)

Taman Fasilitas

Olah Raga Fasilitas

Bermain Fasilitas

Peribadatan

PerumahanMewah

Page 60: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

45

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

11 De’Casablanca(Jl. PerdanaKusuma)

Taman Fasilitas

Olah Raga Fasilitas

Bermain

PerumahanMenengah

Gambar 4. 9 Foto Udara PerumahanDe’Casablanca

12 PerumahanRiverside (Jl.Balearjosari)

Taman Fasilitas

Olah Raga

PerumahanMenengah

13 Bukit CemaraTidar (Jl. RayaTidar)

Taman Fasilitas

Olah Raga

PerumahanMenengah

Gambar 4. 10 Foto Udara Perumahan BukitCemara Tidar

14 Gadang Regency(Jl. Kol.Sugiyono)

Taman Fasilitas

Olah Raga

PerumahanMenengah

Gambar 4. 11 Foto Udara Perumahan GadangRegency

Page 61: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

46

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

15 PerumahanD’Wiga Regency(Jl. Sudimoro)

Taman Pusat

Perbelanjaan/ Ruko

PerumahanMenengah

Gambar 4. 12 Foto Udara Perumahan D’WigaRegency

16 Oma View (Jl.Cemorokandang)

Taman Fasilitas

Olah Raga

PerumahanMenengah

Gambar 4. 13 Foto Udara Perumahan OmaView

17 Patraland Place(Jl. Renang)

Taman Fasilitas

Peribadatan

PerumahanMenengah

Gambar 4. 14 Foto Udara PerumahanPatraland Place

18 Graha Tlogowaru(Jl. Tlogowaru)

Taman Fasilitas

Peribadatan

PerumahanMenengah

Page 62: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

47

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

19 BumiTunggulwulungIndah 3 (Jl.Akordion)

Taman Fasilitas

Peribadatan

PerumahanMenengah

Gambar 4. 15 Foto Udara Perumahan BumiTunggulwulung Indah 3

20 Taruna Residence(Jl. RayaPetahunan)

Taman PerumahanMenengah

21 Sulfat RiveraResidence (Jl.Raya Sulfat)

Taman Fasilitas

Bermain

PerumahanMenengah

Gambar 4. 16 Foto Udara Perumahan SulfatRivera Residence

22 Sulfat ErfinaResidence (Jl.Simpang Sulfat)

Taman Fasilitas

Peribadatan

PerumahanMenengah

23 GrahaPandanwangi (Jl.Simpang TelukGrajakan)

Taman Fasilitas

Peribadatan

PerumahanMenengah

24 Griya DhaniswaraKrebet (Jl. RayaKrebet)

Taman PerumahanSederhana

Page 63: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

48

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

25 Perumahan PuriBunga (Jl.Simpang CandiPanggung)

Taman PerumahanSederhana

Gambar 4. 17 Foto Udara Perumahan PuriBunga

26 PermataTlogomas (Jl.Boulevard)

Taman PerumahanSederhana

27 Tidar View (Jl.Candi)

Taman PerumahanSederhana

28 Sururi Estate (Jl.Pamenang)

Taman PerumahanSederhana

29 Perumahan GriyaShanta Blok N-R(Jl. SoekarnoHatta Blok N-R)

Taman PerumahanSederhana

30 Perumahan GrahaJoyo Family (Jl.Joyosuko)

Taman PerumahanSederhana

31 Perumahan CitraKedawungRegency (Jl. RayaKedawung)

Taman PerumahanSederhana

Gambar 4. 18 Foto Udara Perumahan CitraKedawung

Page 64: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

49

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

32 Perumahan NewPuri Kartika Asri(Jl. RayaArjowinangun)

FasilitasOlah Raga

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

Gambar 4. 19 Foto Udara Perumahan NewPuri Kartika Asri

33 Puncak Buring(Jl. MayjendSungkono)

FasilitasOlah Raga

PusatPerbelanjaan/ Ruko

PerumahanMenengah

Gambar 4. 20 Foto Udara Perumahan PuncakBuring

34 PermataTasikmadu (Jl.Loncat Indah)

FasilitasOlah Raga

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

Gambar 4. 21 Foto Udara Perumahan PermataTasikmadu

35 Sulfat Agung (Jl.Sulfat Agung)

FasilitasOlah Raga

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

Page 65: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

50

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

36 Sulfat NirwanaResidence (Jl.Simp. LA.Sucipto)

FasilitasOlah Raga

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

Gambar 4. 22 Foto Udara Perumahan D’ RichGarden

37 D’ Rich Garden(Jl. KH. MalikDalam)

FasilitasOlah Raga

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

38 Puri Taman Sari(Jl. Sumber Pasir)

FasilitasOlah Raga

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

39 Permata BrantasIndah (Jl.Saxofone)

FasilitasOlah Raga

PusatPerbelanjaan/ Ruko

PerumahanMenengah

40 Mutiara Regency(Jl. BandulanBarat)

FasilitasOlah Raga

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

Gambar 4. 23 Foto Udara Perumahan MutiaraRegency

41 Royal Janti (Jl.Janti Barat)

FasilitasOlah Raga

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

Page 66: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

51

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

42 Greenland Tidar(Jl. Candi VI)

FasilitasOlah Raga

FasilitasBermain

PerumahanMenengah

Gambar 4. 24 Foto Udara PerumahanGreenland Tidar

43 PerumahanPermata Land1,2,3,4,5 (Jl.Akordion)

PusatPerbelanjaan/ Ruko

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

Gambar 4. 25 Foto Udara Perumahan PermataLand 1,2,3,4,5

44 Taman Sulfat (Jl.Simpang LA.Sucipto)

PusatPerbelanjaan/ Ruko

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

45 Bumi MerantiWangi (Jl. Sulfat)

FasilitasOlah Raga

FasilitasPeribadatan

PerumahanMenengah

Gambar 4. 26 Foto Udara Perumahan BumiMeranti Wangi

46 Loka Pratama (Jl.Suropati BuluLawang)

PerumahanSederhana

Page 67: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

52

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

47 Regency One (Jl.Bandulan Barat)

PerumahanSederhana

Gambar 4. 27 Foto Udara Perumahan RegencyOne

48 PerumahanPermata Saxofone(Jl. Saxofone)

PusatPerbelanjaan/ Ruko

PerumahanSederhana

49 De Singhasari (Jl.Singosari)

PerumahanSederhana

50 ArjowinangunIndah (Jl.Wonorejo)

PerumahanSederhana

51 Perumahan GriyaTunggul Asri (Jl.Saxofone)

PerumahanSederhana

52 Maharaja Galeri(Jl. KebalenWetan)

PerumahanSederhana

53 PerumahanMutiara Jingga(Jl. Akordion)

PerumahanSederhana

Gambar 4. 28 Foto Udara Perumahan MutiaraJingga

Page 68: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

53

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

54 Perumahan GrahaPelita Sigura-Gura (Jl.BendunganSigura GuraBarat)

PusatPerbelanjaan/ Ruko

PerumahanSederhana

Gambar 4. 29 Foto Udara Perumahan GrahaPelita Sigura-Gura

55 Bougenville (Jl.TerusanGrajakan)

PerumahanSederhana

56 PerumahanPesonaBougenville (Jl.Joyo Utomo)

PerumahanSederhana

Gambar 4. 30 Foto Udara Perumahan PesonaBougenville

57 PerumahanTunggul Kencana(Jl. Kulintang)

PerumahanSederhana

58 PerumahanTaman Sigura-Gura Indah (Jl.BendunganSigura Gura BaratNo.19)

PerumahanSederhana

Gambar 4. 31 Foto Udara Perumahan TamanSigura-Gura Indah

Page 69: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

54

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

59 PerumahanSigura-GuraUtama (Jl. Sigura-gura)

PusatPerbelanjaan/ Ruko

PerumahanSederhana

Gambar 4. 32 Foto Udara Perumahan Sigura-Gura Utama

60 PerumahanLumba-LumbaResidence (Jl.Lumba-Lumba)

PerumahanSederhana

61 Perumahan GriyaMandiri (Jl.Karangbesuki)

PusatPerbelanjaan/ Ruko

PerumahanSederhana

Gambar 4. 33 Foto Udara Perumahan GriyaMandiri

62 PerumahanArumba Hill (Jl.Arumba)

PerumahanSederhana

Gambar 4. 34 Foto Udara Perumahan ArumbaHill

63 CrownMansionland (Jl.Serayu Barat)

PerumahanSederhana

Page 70: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

55

No.

NamaPerumahan

(AlamatPerumahan)

Fasilitas yangTersedia

KelasPerumahan

Foto Udara(sumber: Google Earth 2017)

64 Perumahan TheVinnolia Inside(Jl. SimpangCandi Panggung)

PerumahanSederhana

Gambar 4. 35 Foto Udara Perumahan TheVinnolia Inside

65 Permata Savira(Jl. CandiPanggung Barat)

PerumahanSederhana

66 PerumahanPesona CenggerAyam (Jl.Cengger Ayam)

FasilitasPeribadatan

PerumahanSederhana

67 PerumahanSimpang PondokIndah (PerumahanSukun PondokIndah)

PerumahanSederhana

68 MulyorejoRiverside (Jl.Raya Mulyorejo)

PerumahanSederhana

69 Tata SuryaResidence (Jl.Tata Surya)

PerumahanSederhana

70 PerumahanGolden House (Jl.Sigura-guraBarat)

PerumahanSederhana

Sumber : Hasil Survei 2017

Secara keseluruhan perumahan di Kota Malang berdasarkan keberadaan RTH

taman lingkungan dilihat pada tabel berikut (Tabel 4.3 dan Tabel 4.4):

Page 71: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

Tabel 4. 3Data Perumahan dan Pengembang yang Memiliki RTH Taman Lingkungan di Kota Malang

No. Kelas Perumahan Nama Perusahaan Nama Perumahan Alamat PerumahanTahun

Dibangun

LuasLahan(m2)

JumlahUnit

Rumah

LuasRTH(m2)

1 Perumahan Mewah Bulan Terang Utama Perumahan Bulan TerangUtama

Jl. Ki Ageng Gribig 2016 200000 1500 400

2 Perumahan Mewah PT. Citra Menara Raya Citra Garden City Jl. Citra Garden CityBoulevard

2011 1000000 1200 30000

3 Perumahan Mewah Citra Gading Asitama Tirtasani Royal ResortMalang

Jl. Raya Karanglo 2016 1000000 1000 5500

4 Perumahan Mewah PT. Bumi NusantaraMegah

Green Orchid Residence Jl. Puncak Borobudur 2010 300000 1000 3400

5 Perumahan Mewah Bukit Dieng Permai Puncak Dieng Eksklusif Jl. Terusan Dieng 2001 290000 455 2472,38

6 Perumahan Mewah PT. Buanakarya AdiMandiri

Perumahan Permata Jingga Jl. Raya Permata Jingga 1998 95400 450 4677,42

7 Perumahan Mewah Moraya MegahSembAda

Pondok Blimbing Indah Jl. Pandji Suroso 1989 10000000 404 2049,23

8 Perumahan Mewah Alam Mahameru Perumahan Villa Bukit Tidar Jl. Joyo Agung 1996 1328300 346 129,46

9 Perumahan Mewah Duta Perkasa UnggulLestari

Ijen Nirwana Residence Jl. Ijen Nirwana Raya 2007 270000 285 132000

10 Perumahan Mewah Panorama Indah Tirta Villa Puncak Tidar Jl. Puncak Tidar 2001 650000 94 340

11 Perumahan Menengah PT. Chalidana IntiPermata

De’Casablanca Jl. Perdana Kusuma 2010 700000 454 2815,9

12 Perumahan Menengah Trimitra Lumba Perumahan Riverside Jl. Balearjosari 2004 400000 224 87,46

13 Perumahan Menengah PT. Mentari WasesaGumilang

Bukit Cemara Tidar Jl. Raya tidar 2000 200000 200 557,18

14 Perumahan Menengah PT. Podojoyo Gadang Regency Jl. Kol. Sugiyono 2000 80000 190 162,04

15 Perumahan Menengah PT. Agya kenyar utama Perumahan D’WigaRegency

Jl. Sudimoro 2011 35800 165 30,72

16 Perumahan Menengah Adya Surya Satria Oma View Jl. Cemorokandang 2010 124000 164 991,37

17 Perumahan Menengah Patraland GriyaMAdani Development

Patraland Place Jl. Renang 2007 30000 115 107

18 Perumahan Menengah Turen Indah Property Graha Tlogowaru Jl. Tlogowaru 2010 20000 100 300

19 Perumahan Menengah PT. Wahyu Utama Bumi Tunggulwulung Indah3

Jl. Akordion 2005 26700 81 150

56

Page 72: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

No. Kelas Perumahan Nama Perusahaan Nama Perumahan Alamat PerumahanTahun

Dibangun

LuasLahan(m2)

JumlahUnit

Rumah

LuasRTH(m2)

20 Perumahan Menengah PT. Taruna Citra Abadi Taruna Residence Jl. Raya Petahunan 2013 13820 80 373,8

21 Perumahan Menengah Pancanaka Property Sulfat Rivera Residence Jl. Raya Sulfat 2010 10800 76 431,81

22 Perumahan Menengah Pancanaka SwastikaUtama

Sulfat Erfina Residence Jl. Simpang Sulfat 2004 20000 74 53,12

23 Perumahan Menengah Hero PropertyNusantara

Graha Pandanwangi Jl. Simpang TelukGrajakan

2004 15000 45 50

24 Perumahan Sederhana Surya DarmaDhaniswara

Griya Dhaniswara Krebet Jl. Raya Krebet 2005 19000 75 100

25 Perumahan Sederhana PT. Bintang BagasAbadi

Perumahan Puri Bunga Jl. Simpang CandiPanggung

2005 19000 75 100

26 Perumahan Sederhana PT. Setia Graha Permata Tlogomas Jl. Boulevard 2006 25000 71 340

27 Perumahan Sederhana PT. Graha BangunSejahtera

Tidar View Jl. Candi 2006 30000 70 350

28 Perumahan Sederhana Sekar Pamenang Sururi Estate Jl. Pamenang 2015 13000 69 400

29 Perumahan Sederhana PT. Bumi PerkasaMegah

Perumahan Griya ShantaBlok N-R

Jl. Soekarno Hatta BlokN-R

2006 6890 50 191

30 Perumahan Sederhana Hero PropertyNusantara

Perumahan Graha JoyoFamily

Jl. Joyosuko 2006 4600 32 150

31 Perumahan Sederhana Binaya Cipta Properti Perumahan Citra KedawungRegency

Jl. Raya Kedawung 2009 4840 26 25

Sumber : Hasil Survei 2017

Tabel 4. 4Data Perumahan dan Pengembang yang Tidak Memiliki RTH Taman Lingkungan di Kota Malang

No. Kelas Perumahan Nama Perusahaan Nama Perumahan Alamat PerumahanTahun

Dibangun

LuasLahan(m2)

JumlahUnit

Rumah1 Perumahan Menengah Puri Kartika Eka Jaya Perumahan New Puri Kartika

AsriJl. Raya Arjowinangun 2006 240000 216

2 Perumahan Menengah PT. Sapta Tunggal SuryaAbadi

Puncak Buring Jl. Mayjend Sungkono 1993 2000000 165

57

Page 73: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

No. Kelas Perumahan Nama Perusahaan Nama Perumahan Alamat PerumahanTahun

Dibangun

LuasLahan(m2)

JumlahUnit

Rumah3 Perumahan Menengah Grahabumi Indonesia

PerkasaPermata Tasikmadu Jl. Loncat Indah 2010 60000 156

4 Perumahan Menengah PT. Puri Kartika Asri Sulfat Agung Jl. Sulfat Agung 2000 50000 140

5 Perumahan Menengah PT. Dewata Abdi Nusa Sulfat Nirwana Residence Jl. Simp. LA. Sucipto 2008 100000 137

6 Perumahan Menengah Agung Bangun Mandiri D’ Rich Garden Jl. KH. Malik Dalam 2016 50000 100

7 Perumahan Menengah Puri Taman Sari Sejahtera Puri Taman Sari Jl. Sumber Pasir 2017 39380 100

8 Perumahan Menengah CV. Lintas ArthaEngineering

Permata Brantas Indah Jl. Saxofone 2005 39380 100

9 Perumahan Menengah PT. Sewu Siji Mutiara Regency Jl. Bandulan Barat 2003 10000 90

10 Perumahan Menengah Pancanaka Swastika Utama Royal Janti Jl. Janti Barat 2009 20000 85

11 Perumahan Menengah Citra Argo Tirta Greenland Tidar Jl. Candi VI 2012 600000 80

12 Perumahan Menengah Guna Bangun Perkasa Perumahan Permata Land1,2,3,4,5

Jl. Akordion 2011 15080 80

13 Perumahan Menengah Pancanaka Swastika Utama Taman Sulfat Jl. Simpang LA. Sucipto 2006 10000 78

14 Perumahan Menengah PT. Kaltim Ciptayasa Bumi Meranti Wangi Jl. Sulfat 2004 200000 40

15 Perumahan Sederhana CV. Graha Makmur Loka Pratama Jl. Suropati Bulu Lawang 2009 20000 75

16 Perumahan Sederhana CV. Graha Berkat Anugrah Regency One Jl. Bandulan Barat 2011 20000 68

17 Perumahan Sederhana Guna Bangun Perkasa Perumahan Permata Saxofone Jl. Saxofone 2012 7000 61

18 Perumahan Sederhana Petebes Mas Bahagia De Singhasari Jl. Singosari 2015 6000 50

19 Perumahan Sederhana Pasty Jaya Arjowinangun Indah Jl. Wonorejo 2012 6000 42

20 Perumahan Sederhana PT. Wahyu Utama Perumahan Griya Tunggul Asri Jl. Saxofone 2006 6870 41

21 Perumahan Sederhana PT. Ya Best PropertyIndonesia

Maharaja Galeri Jl. Kebalen Wetan 2016 20000 40

22 Perumahan Sederhana Tee Costaristo Perumahan Mutiara Jingga Jl. Akordion 2008 6500 40

23 Perumahan Sederhana PT. Graha Pelita Perumahan Graha Pelita Sigura-Gura

Jl. Bendungan Sigura GuraBarat

2009 7000 36

24 Perumahan Sederhana PT. Prancanka Group Bougenville Jl. Terusan Grajakan 2006 50000 33

25 Perumahan Sederhana Personal (Bpk. Husein Arisdan Zaenal Arifin)

Perumahan Pesona Bougenville Jl. Joyo Utomo 2004 5500 33

26 Perumahan Sederhana Personal (Hj. Muh. Taufan /Tunggul Kencana)

Perumahan Tunggul Kencana Jl. Kulintang 1997 6000 30

58

Page 74: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

No. Kelas Perumahan Nama Perusahaan Nama Perumahan Alamat PerumahanTahun

Dibangun

LuasLahan(m2)

JumlahUnit

Rumah27 Perumahan Sederhana CV. Tekmakon Constuction Perumahan Taman Sigura-Gura

IndahJl. Bendungan Sigura GuraBarat No.19

2005 5000 25

28 Perumahan Sederhana CV. Diamond Indah Perumahan Sigura-Gura Utama Jl. Sigura-gura 2009 4000 25

29 Perumahan Sederhana PT. Tiara PersAda Perumahan Lumba-LumbaResidence

Jl. Lumba-Lumba 2007 2700 25

30 Perumahan Sederhana PT. Griya Mandiri Pesona Perumahan Griya Mandiri Jl. Karangbesuki 2007 9700 24

31 Perumahan Sederhana PT. Wahyu Utama Perumahan Arumba Hill Jl. Arumba 2005 3470 22

32 Perumahan Sederhana Crown Mansionland Crown Mansionland Jl. Serayu Barat Madiun 2014 5000 21

33 Perumahan Sederhana PT. Wahyu Utama Perumahan The Vinnolia Inside Jl. Simpang Candi Panggung 2004 3550 20

34 Perumahan Sederhana CV. Wahyu PerkasaAdiguna

Permata Savira Jl. Candi Panggung Barat 2003 3000 18

35 Perumahan Sederhana PT. Bromo Mas Jaya Perumahan Pesona CenggerAyam

Jl. Cengger Ayam 2003 3000 16

36 Perumahan Sederhana CV. Oshing Perumahan Simpang PondokIndah

Perumahan Sukun PondokIndah

2008 14000 15

37 Perumahan Sederhana Goldenland Real Estate Mulyorejo Riverside Jl. Raya Mulyorejo 2016 3000 12

38 Perumahan Sederhana PT. Cita Bunga Harapan Tata Surya Residence Jl. Tata Surya 2012 4000 11

39 Perumahan Sederhana Golden House Perumahan Golden House Jl. Sigura-gura Barat No 18 2009 2300 11

Sumber : Hasil Survei 2017

59

Page 75: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

60

Gambar 4. 36 Sebaran Perumahan Formal di Kota Malang

Page 76: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

61

4.3 Pertimbangan Pengembang dalam Membangun RTH Perumahan Formal

Pengembang di Kota Malang memiliki keberagaman dalam membangun

perumahan formal, sehingga tiap – tiap perumahan di Kota Malang memiliki perbedaan

termasuk dalam keberadaan RTH dalam perumahan formal.

4.3.1 Modal

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh modal terhadap

pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 5Pertimbangan Pengembang Terkait Modal Terhadap Pembangun RTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah modal mempengaruhi pengembang dalam membangun RTHperumahan

Setuju 37Netral 12Tidak Setuju 14

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 37 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Modal TerhadapPembangun RTH Perumahan

4.3.2 Ketersediaan Lahan yang Dapat Dibangun

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh ketersediaan lahan yang

dapat dibangun terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

59%19%

22%

Prosentase Pertimbangan Pengembang TerhadapPengaruh Modal Dalam Membangun RTH

Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 77: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

62

Tabel 4. 6Pertimbangan Pengembang Terkait Ketersediaan Lahan yang Dapat Dibangun TerhadapPembangun RTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah ketersediaan lahan yang dapat dibangun mempengaruhipengembang dalam membangun RTH perumahan

Setuju 47Netral 9Tidak Setuju 7

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 38 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Ketersediaan Lahan yangDapat Dibangun Terhadap Pembangun RTH Perumahan

4.3.3 Kebutuhan Terhadap Lahan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh kebutuhan terhadap lahan

terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 7Pertimbangan Pengembang Terkait Kebutuhan Terhadap Lahan Terhadap Pembangun RTHPerumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah kebutuhan terhadap lahan mempengaruhi pengembang dalammembangun RTH perumahan

Setuju 49Netral 8Tidak Setuju 6

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

75%

14%

11%

Prosentase Pertimbangan Pengembang TerkaitKetersediaan Lahan yang Dapat Dibangun Terhadap

Pembangun RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 78: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

63

Gambar 4. 39 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Kebutuhan TerhadapLahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan

4.3.4 Luas Lahan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh luas lahan terhadap

pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 8Pertimbangan Pengembang Terkait Luas Lahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah luas lahan mempengaruhi pengembang dalam membangun RTHperumahan

Setuju 40Netral 8Tidak Setuju 15

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 40 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Luas Lahan TerhadapPembangun RTH Perumahan

78%

13%

9%

Prosentase Pertimbangan Pengembang TerkaitKebutuhan Terhadap Lahan Terhadap

Pembangun RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

63%13%

24%

Prosentase Pertimbangan PengembangTerkait Luas Lahan Terhadap Pembangun

RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 79: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

64

4.3.5 Pengelolaan Modal

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh pengelolaan modal

terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 9 Pertimbangan Pengembang Terkait Pengelolaan Modal Terhadap Pembangun RTHPerumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah pengelolaan modal mempengaruhi pengembang dalammembangun RTH perumahan

Setuju 10Netral 14Tidak Setuju 39

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 41 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Pengelolaan ModalTerhadap Pembangun RTH Perumahan

4.3.6 Kondisi Tanah

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh kondisi tanah terhadap

pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 10 Pertimbangan Pengembang Terkait Kondisi Tanah Terhadap Pembangun RTHPerumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah kondisi tanah mempengaruhi pengembang dalam membangunRTH perumahan

Setuju 26Netral 25Tidak Setuju 12

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

16%

22%62%

Prosentase Pertimbangan Pengembang TerkaitPengelolaan Modal Terhadap Pembangun RTH

Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 80: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

65

Gambar 4. 42 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Kondisi Tanah TerhadapPembangun RTH Perumahan

4.3.7 Latar Belakang Lahan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh latar belakang lahan

terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 11Pertimbangan Pengembang Terkait Latar Belakang Lahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah latar belakang lahan mempengaruhi pengembang dalammembangun RTH perumahan

Setuju 29Netral 12Tidak Setuju 22

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 43 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Latar Belakang LahanTerhadap Pembangun RTH Perumahan

41%

40%

19%

Prosentase Pertimbangan Pengembang TerkaitKondisi Tanah Terhadap Pembangun RTH

Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

46%

19%

35%

Prosentase Pertimbangan PengembangTerkait Latar Belakang Lahan Terhadap

Pembangun RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 81: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

66

4.3.8 Besar Petak Rumah yang Disiapkan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh besar petak rumah yang

disiapkan terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 12Pertimbangan Pengembang Terkait Besar Petak Rumah yang Disiapkan Terhadap PembangunRTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah besar petak rumah yang disiapkan mempengaruhi pengembangdalam membangun RTH perumahan

Setuju 49Netral 3Tidak Setuju 11

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 44 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Besar Petak Rumah yangDisiapkan Terhadap Pembangun RTH Perumahan

4.3.9 Jumlah Unit Rumah

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh jumlah unit rumah

terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 13Pertimbangan Pengembang Terkait Jumlah Unit Rumah Terhadap Pembangun RTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah jumlah unit rumah mempengaruhi pengembang dalammembangun RTH perumahan

Setuju 20Netral 30Tidak Setuju 13

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

78%

5%

17%

Prosentase Pertimbangan Pengembang TerkaitBesar Petak Rumah yang Disiapkan Terhadap

Pembangun RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 82: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

67

Gambar 4. 45 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Jumlah Unit RumahTerhadap Pembangun RTH Perumahan

4.3.10 Jenis Tumbuhan yang Tumbuh

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh jenis tumbuhan yang

tumbuh terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 14Pertimbangan Pengembang Terkait Jenis Tumbuhan yang Tumbuh Terhadap Pembangun RTHPerumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah jenis tumbuhan yang tumbuh mempengaruhi pengembang dalammembangun RTH perumahan

Setuju 13Netral 39Tidak Setuju 11

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 46 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Jenis Tumbuhan yangTumbuh Terhadap Pembangun RTH Perumahan

32%

47%

21%

Prosentase Pertimbangan PengembangTerkait Jumlah Unit Rumah Terhadap

Pembangun RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

21%

62%

17%

Prosentase Pertimbangan PengembangTerkait Jenis Tumbuhan yang TumbuhTerhadap Pembangun RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 83: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

68

4.3.11 Akses Terhadap Lahan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh akses terhadap lahan

terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 15Pertimbangan Pengembang Terkait Akses Terhadap Lahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah akses terhadap lahan mempengaruhi pengembang dalammembangun RTH perumahan

Setuju 4Netral 3Tidak Setuju 56

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 47 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Akses Terhadap LahanTerhadap Pembangun RTH Perumahan

4.3.12 Utilitas yang Tersedia Pada Kawasan Lahan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh utilitas yang tersedia pada

kawasan lahan terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 16Pertimbangan Pengembang Terkait Utilitas yang Tersedia Pada Kawasan Lahan TerhadapPembangun RTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah utilitas yang tersedia pada kawasan lahan mempengaruhipengembang dalam membangun RTH perumahan

Setuju 4Netral 8Tidak Setuju 51

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

6%5%

89%

Prosentase Pertimbangan Pengembang TerkaitAkses Terhadap Lahan Terhadap Pembangun

RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 84: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

69

Gambar 4. 48 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Utilitas yang TersediaPada Kawasan Lahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan

4.3.13 Keadaan di Sekitar Lahan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh keadaan di sekitar lahan

terhadap pengembang dalam membangun rth perumahan formal.

Tabel 4. 17Pertimbangan Pengembang Terkait Keadaan di Sekitar Lahan Terhadap Pembangun RTHPerumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah utilitas yang tersedia pada kawasan lahan mempengaruhipengembang dalam membangun RTH perumahan

Setuju 27Netral 23Tidak Setuju 13

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 49 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Keadaan di Sekitar LahanTerhadap Pembangun RTH Perumahan

6%

13%

81%

Prosentase Pertimbangan Pengembang TerkaitUtilitas yang Tersedia Pada Kawasan Lahan

Terhadap Pembangun RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

43%

36%

21%

Prosentase Pertimbangan PengembangTerkait Keadaan di Sekitar Lahan

Terhadap Pembangun RTH Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 85: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

70

4.3.14 Lokasi Perumahan Terhadap Pusat Kota

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh lokasi perumahan

terhadap pusat kota terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 18Pertimbangan Pengembang Terkait Lokasi Perumahan Terhadap Pusat Kota Terhadap PembangunRTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah lokasi perumahan terhadap pusat kota mempengaruhi pengembangdalam membangun RTH perumahan

Setuju 16Netral 12Tidak Setuju 35

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 50 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Lokasi PerumahanTerhadap Pusat Kota Terhadap Pembangun RTH Perumahan

4.3.15 Kelas Perumahan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh kelas perumahan terhadap

pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 19Pertimbangan Pengembang Terkait Kelas Perumahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah kelas perumahan mempengaruhi pengembang dalam membangunRTH perumahan

Setuju 28Netral 12Tidak Setuju 23

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

25%

19%56%

Prosentase Pertimbangan PengembangTerkait Lokasi Perumahan Terhadap Pusat

Kota Terhadap Pembangun RTHPerumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 86: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

71

Gambar 4. 51 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Kelas PerumahanTerhadap Pembangun RTH Perumahan

4.3.16 Kebutuhan Masyarakat Akan Perumahan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh kebutuhan masyarakat

akan perumahan terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan formal.

Tabel 4. 20Pertimbangan Pengembang Terkait Kebutuhan Masyarakat Akan Perumahan Terhadap PembangunRTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah kebutuhan masyarakat akan perumahan mempengaruhipengembang dalam membangun RTH perumahan

Setuju 23Netral 30Tidak Setuju 10

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 52 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Kebutuhan MasyarakatAkan Perumahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan

44%

19%

37%

Prosentase Persepsi Pengembang Terkait KelasPerumahan Terhadap Pembangun RTH

Perumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

36%

48%

16%

Prosentase Pertimbangan PengembangTerkait Kebutuhan Masyarakat Akan

Perumahan Terhadap Pembangun RTHPerumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 87: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

72

4.3.17 Pengalaman dalam Pengembangan Perumahan

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang terkumpul di bawah ini merupakan

bentuk persepsi pengembang di Kota Malang terhadap pengaruh pengalaman dalam

pengembangan perumahan terhadap pengembang dalam membangun RTH perumahan

formal.

Tabel 4. 21Pertimbangan Pengembang Terkait Pengalaman dalam Pengembangan Perumahan TerhadapPembangun RTH Perumahan

PernyataanPersepsi

PengembangJumlah

Apakah pengalaman dalam pengembangan perumahan mempengaruhipengembang dalam membangun RTH perumahan

Setuju 13Netral 39Tidak Setuju 11

Total 63Sumber : Hasil Survei 2017

Gambar 4. 53 Diagram Prosentase Pertimbangan Pengembang Terkait Pengalaman dalamPengembangan Perumahan Terhadap Pembangun RTH Perumahan

4.4 Analisis Faktor

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan pembangunan taman lingkungan di

Perumahan Formal Kota Malang dianalisis menggunakan analisis faktor dengan aplikasi

software SPSSS. Analisis faktor berfungsi untuk mereduksi sejumlah variabel asal yang

jumlahnya 17 menjadi sejumlah variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel

asal. Analisis faktor menggunakan data yang berasal dari data kuisioner. Adapun sampel

dalam pengambilan data sebanyak 63 Pengembang Kota Malang.

Langkah-langkah untuk mereduksi variabel sejumlah 17 dalam software SPSS

adalah merumuskan masalah, melakukan uji validitas dan realibilitas, uji MSA (Measure

of Sampling Adequency), ekstraksi faktor, penentuan faktor berdasar akar ciri dan

21%

62%

17%

Prosentase Pertimbangan PengembangTerkait Pengalaman dalam Pengembangan

Perumahan Terhadap Pembangun RTHPerumahan

Setuju

Netral

Tidak Setuju

Page 88: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

73

keragaman kumulatif, rotasi varimax terhadap faktor-faktor yang terbentuk, dan penamaan

faktor-faktor yang terbentuk.

4.4.1 Perumusan Masalah

A. Penentuan Komponen

Komponen yang ditentukan digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi pembangunan taman lingkungan di Perumahan Formal Kota Malang.

Komponen yang digunakan merupakan beberapa variabel yang diperoleh berdasarkan

tinjauan teori serta penelitian terdahulu. Komponen yang mempengaruhi pembangunan

taman lingkungan di Perumahan Formal Kota Malang dapat dilihat pada Tabel 4.22

berikut :

Tabel 4. 22Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Pembangunan Taman Lingkungan di Perumahan FormalKota MalangSimbol Sub Variabel

X1 ModalX2 Ketersediaan Lahan yang dapat DibangunX3 Kebutuhan terhadap LahanX4 Luas LahanX5 Pengelolaan ModalX6 Kondisi TanahX7 Latar Belakang LahanX8 Besar Petak Rumah yang DisiapkanX9 Jumlah Unit Rumah

X10 Jenis Tumbuhan yang TumbuhX11 Akses Terhadap LahanX12 Utilitas yang tersedia pada Kawasan LahanX13 Keadaan di sekitar LahanX14 Lokasi Perumahan terhadap Pusat KotaX15 Kelas PerumahanX16 Kebutuhan Masyarakat akan PerumahanX17 Pengalaman dalam Pengembangan Perumahan

B. Penentuan Skala

Data untuk analisis faktor ini didapatkan dari survey primer dengan menggunakan

kuisioner yang disebarkan pada sampel. Data tersebut berupa skala likert yang digunakan

untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pembangunan taman lingkungan di

Perumahan Formal Kota Malang. Berikut merupakan Tabel 4.23 skala likert yang

digunakan untuk analisis ini :

Tabel 4. 23Skala Likert

Skala Likert Keterangan1 Tidak Setuju2 Netral3 Setuju

Page 89: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

74

C. Penentuan Sampel

Jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 63 pengembang yang beralamat di Kota

Malang dan sekitarnya dengan berdasarkan data anggota REI Kota Malang Maret 2017 dan

Database Perumahan Formal Kota Malang.

4.4.2 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan mengukur nilai korelasi yang diperoleh, yaitu nilai

korelasi per item dengan total item, yang diperoleh setelah dikorelasikan secara statistik

per individu. Cara mengukur nilai korelasi adalah korelasi antara masing-masing

pertanyaan haruslah kuat dan peluang kesalahan tidak terlalu besar (nilai significant

maksimal 5% dalam uji pertama). Nilai korelasi dan significant selalu berbanding lurus,

karena jika hasil dari korelasi sudah tidak valid otomatis nilai significannya juga tidak

valid. Uji validitas pada SPSS menghasilkan output berupa tabel Correlation yang

menunjukkan bahwa 12 variabel yang hasilnya valid dan dapat dilanjutkan pada uji

realibilitas.

Tabel 4. 24Hasil Uji Validitas

Item Korelasi rtabel Significant Keterangan

X1 0, 567 0,248 0,000 Valid

X2 0, 577 0,248 0,000 Valid

X3 0, 178 0,248 0,164 Tidak Valid

X4 0,216 0,248 0,089 Tidak Valid

X5 0,144 0,248 0,261 Tidak Valid

X6 0,516 0,248 0,000 Valid

X7 0,734 0,248 0,000 Valid

X8 0,336 0,248 0,007 Valid

X9 0,539 0,248 0,000 Valid

X10 0,260 0,248 0,039 Valid

X11 0,216 0,248 0,089 Tidak Valid

X12 0,195 0,248 0,125 Tidak Valid

X13 0,479 0,248 0,000 Valid

X14 0,446 0,248 0,000 Valid

X15 0,618 0,248 0,000 Valid

X16 0,581 0,248 0,000 Valid

X17 0,553 0,248 0,000 Valid

Sumber : Hasil Analisis 2017

Page 90: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

75

4.4.3 Uji Reliabilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengukur kuisioner reliabel atau tidak untuk dapat

dipahami responden. Pengujian ini menggunakan Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach’s

Alpha dari keseluruhan komponen dapat dilihat pada Tabel 4.25 dibawah.

Tabel 4. 25Hasil Uji Reliabilitas

Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items

0,778 12Sumber : Hasil Analisis 2017

Dari hasil diatas, menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,778. Nilai

tersebut lebih besar dari standart yaitu 0,6. Dapat disimpulkan bahwa data atau kuisioner

penelitian ini sudah reliabel dan dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.

Tabel 4. 26Uji Realibilitas

UJI 1Cronbach’s Alpha = 0,778

Variabel Corrected item-totalcorrelation

r-tabel Keterangan

X1 0,466 0,248X2 0,414 0,248X6 0,420 0,248X7 0,678 0,248X8 0,179 0,248 Tidak ValidX9 0,483 0,248

X10 0,093 0,248 Tidak ValidX13 0,365 0,248X14 0,344 0,248X15 0,565 0,248X16 0,520 0,248X17 0,444 0,248

UJI 2Cronbach’s Alpha = 0,801

X1 0,445 0,248X2 0,394 0,248X6 0,435 0,248X7 0,677 0,248X9 0,511 0,248

X13 0,376 0,248X14 0,375 0,248X15 0,613 0,248X16 0,549 0,248X17 0,371 0,248

Sumber : Hasil Analisis 2017

Berdasarkan Tabel 4.23 uji realibilitas data dilakukan hingga mendapatkan

variabel yang realibel, yang diamana dalam penelitian ini dilakukan hingga 2 kali uji

realibilitas data dan di dapat 10 variabel yang layak di uji dalam analisis faktor.

Page 91: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

76

4.4.4 Uji MSA (Measure of Sampling Adequency)

Uji Measure of Sampling Adequency digunakan untuk mengetahui komponen-

kompoenen mana saja yang tepat untuk dianalisis dalam analisis faktor. Besaran komponen

MSA dilihat dari angka-angka yang diberi tanda dengan huruf “a” dalam matriks anti

image. Komponen yang mempunyai nilai MSA 0,5 dikeluarkan dari analisis dan yang

mempunyai nilai MSA 0,5 layak atau tepat untuk diuji menggunakan analisis faktor.

Selain itu, nilai “sig” pada tabel Kaiser Meyer Olkin and Bartlett’s Test harus berada pada

nilai < 0,05 dan nilai KMO harus > 0,5. Nilai uji KMO dan Bartlett’s test dapat dilihat

pada Tabel 4.27 :

Tabel 4. 27KMO dan Bartlett’s test

KMO and Bartlett's TestKaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,703Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 240,888

Df 45Sig. ,000

Sumber : Hasil Analisis 2017

Berdasarkan Tabel 4.24 didapatkan hasil analisa nilai KMO yaitu 0,703 dan nilai

sig 0,000 yang berarti komponen yang diujikan dapat dianalisis lebih lanjut. Kemudian

untuk nilai Bartlett test, hasil perhitungan dengan SPSS dihasilkan nilai Bartlett Test of

Spehricity sebesar 240,888 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian Bartlett

Test of Spehricity memenuhi persyaratan karena signifikansi di bawah 0,05 (5%).Untuk

melihat komponen mana saja yang tidak layak untuk masuk dalam analisis faktor

selanjutnya dapat dilihat dari nilai besaran MSA. Nilai MSA setiap variabel dapat dilihat

pada Tabel 4.28 sebagai berikut :

Tabel 4. 28Nilai MSA Tiap Komponen

Simbol Komponen Nilai MSA

X1 Modal 0,804

X2 Ketersediaan Lahan yang dapat Dibangun 0,757

X6 Kondisi Tanah 0,789

X7 Latar Belakang Lahan 0,726

X9 Jumlah Unit Rumah 0,653

X13 Keadaan di sekitar Lahan 0,813

X14 Lokasi Perumahan terhadap Pusat Kota 0,662

X15 Kelas Perumahan 0,643

X16 Kebutuhan Masyarakat akan Perumahan 0,691

X17 Pengalaman dalam Pengembangan Perumahan 0,616

Sumber : Hasil Analisis 2017

Page 92: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

77

Tabel 4.28 menunjukkan bahwa 12 varibel yang diuji mempunyai nilai MSA

lebih dari 0.5 sehingga layak digunakan dalam analisis faktor. Hasil uji KMO, Bartlett’s

test hingga nilai MSA menunjukkan kesesuaian terhadap 12 variabel yang diuji sehingga

semuanya dapat diteruskan untuk diuji dalam analisis selanjutnya.

4.4.5 Ekstraksi Faktor

Ekstraksi faktor digunakan untuk mereduksi komponen dengan cara

mengelompokkan faktor yang memiliki kemiripan. Metode ekstrasi faktor yang digunakan

dalam penelitian yaitu Principal Component Analysis. Berikut merupakan nilai ekstraksi

dari tiap-tiap komponen :

Tabel 4. 29Nilai Ekstraksi Tiap Komponen

Simbol KomponenNilai

EkstraksiPresentase

(%)

X1 Modal 0,332 33,2

X2 Ketersediaan Lahan yang dapat Dibangun 0,371 37,1

X6 Kondisi Tanah 0,686 68,6

X7 Latar Belakang Lahan 0,713 71,3

X9 Jumlah Unit Rumah 0,850 85,0

X13 Keadaan di sekitar Lahan 0,249 24,9

X14 Lokasi Perumahan terhadap Pusat Kota 0,466 46,6

X15 Kelas Perumahan 0,739 73,9

X16 Kebutuhan Masyarakat akan Perumahan 0,818 81,8

X17 Pengalaman dalam Pengembangan Perumahan 0,244 24,4

Sumber : Hasil Analisis 2017

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat diketahui persentase dari tiap-tiap komponen dapat

dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Hasil dari nilai ekstraksi tersebut belum dapat

diketahui pengelompokan komponen dan jumlah faktor baru yang terbentuk dari

komponen-komponen tersebut. Faktor baru yang terbentuk dapat dilihat dari tabel Total

Variance Explained pada Tabel 4.30 sebagai berikut :

Page 93: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

78

Tabel 4. 30Total Variance Explined

Component

Nilai Eigen Awal Nilai Eigen Hasil Ekstraksi

TotalPersentaseKeragaman

(%)

PersentseKumulatif

(%)Total

PersentaseKeragaman

(%)

PersentaseKumultif

(%)

1 3,646 36,455 36,455 3,646 36,455 36,455

2 1,824 18,236 54,691 1,824 18,236 54,691

3 0,987 9,871 64,562

4 0,928 9,278 73,840

5 0,817 8,168 82,008

6 0,590 5,902 87,910

7 0,532 5,321 93,231

8 0,310 3,102 96,333

9 0,223 2,230 98,562

10 0,144 1,438 100,000

Sumber: Hasil Analisis 2017

Berdasarkan hasil ekstraksi faktor pada tabel 4.27, dapat diketahui jumlah faktor

yang memiliki nilai eigen >1 sebanyak dua faktor. Hal ini menunjukan bahwa komponen

yang diujikan dapat dikelompokan menjadi dua faktor. Adapun mengenai nilai keragaman

total dari ke dua faktor yaitu 54,691% sehingga kedua faktor tersebut telah mampu

mewakili keragaman variabel – variabel asal.

4.4.6 Interpretasi Faktor

Hasil dari ekstraksi faktor masih komplek dan sulit diinterpretasikan karena

faktor-faktor tersebut berkorelasi dengan banyak variabel dalam matriks faktor. Oleh

karena itu, diperlukan rotasi faktor dengan matriks yang dapat memperjelas dan

mempertegas bobot faktor (faktor loading) dalam setiap faktor. Hasil yang diharapkan

dalam rotasi faktor adalah setiap faktor mempunyai bobot yang tidak nol dan signifikan

untuk beberapa variabel saja. Bobot tersebut mengekspresikan variabel yang sudah

dibakukan dalam faktor, yaitu bobot dengan nilai paling besar menunjukkan bahwa faktor

dan variabel saling terkait.

Metode rotasi yang digunakan adalah rotasi orthogonal, dimana masing-masing

faktor independen satu sama lainnya. Metode rotasi orthogonal yang digunakan adalah

metode varimax yang berusaha meminimumkan banyaknya variabel dengan loading

yang tinggi pada suatu faktor.

Page 94: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

79

Tabel 4. 31Penyebaran Komponen pada Faktor yang Terbentuk

Faktor

1 2

X1 0,570 0,085

X2 0,490 0,362

X6 0,559 - 0,572

X7 0,770 0,346

X9 0,672 - 0,631

X13 0,495 0,061

X14 0,475 0,490

X15 0,702 0,497

X16 0,698 - 0,575

X17 0,475 0,135

Sumber: Hasil Analisis 2017

Persebaran komponen-komponen setelah dilakukan rotasi varimax dapat dilihat

pada Tabel 4.32 sebagai berikut:

Tabel 4. 32Penentuan Komponen Setiap FaktorFaktor Komponen Nilai Beban Faktor

1 (X7) Latar Belakang Lahan 0,770

(X15) Kelas Perumahan 0,702(X16) Kebutuhan Masyarakat akanPerumahan

0,698

(X9) Jumlah Unit Rumah 0,672

(X1) Modal 0,570

(X6) Kondisi Tanah 0,559

(X13) Keadaan di sekitar Lahan 0,495(X2) Ketersediaan Lahan yang dapatDibangun

0,490

(X17) Pengalaman dalam PengembanganPerumahan

0,475

2(X14) Lokasi Perumahan terhadap PusatKota

0,490

Sumber: Hasil Analisis 2017

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat diketahui faktor 1 memiliki hubungan yang erat

dengan sembilan komponen sedangkan faktor 2 memiliki hubungan erat dengan satu

komponen.

4.4.7 Penamaan Faktor yang Terbentuk

Setelah ditemukan tiga faktor yang dilihat berdasarkan akar ciri dan rotasi varimax,

maka faktor-faktor tersebut dapat diberi nama sesuai dengan komponen setiap faktor.

Dalam penamaan faktor, tidak ada aturan yang secara khusus mengatur penamaan faktor

Page 95: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

80

karena memang tidak pernah ada nama yang tepat untuk menggabungkan sekumpulan

komponen-komponen.

Tabel 4. 33Penamaan Faktor yang Terbentuk

Faktor NamaPersentase

Keragaman(%)

KomponenNilai

BebanFaktor

1 Faktor modal dan pasar 36%

(X7) Latar Belakang Lahan 0,770(X15) Kelas Perumahan 0,702(X16) Kebutuhan Masyarakatakan Perumahan

0,698

(X9) Jumlah Unit Rumah 0,672(X1) Modal 0,570(X6) Kondisi Tanah 0,559(X13) Keadaan di sekitarLahan

0,495

(X2) Ketersediaan Lahan yangdapat Dibangun

0,490

(X17) Pengalaman dalamPengembangan Perumahan

0,475

2 Faktor akses 18%(X14) Lokasi Perumahanterhadap Pusat Kota

0,490

Sumber: Hasil Analisis 2017

Faktor 1 mewakili komponen antara lain latar belakang lahan, kelas perumahan,

kebutuhan masyarakat akan perumahan, jumlah unit rumah, modal, kondisi tanah, keadaan

di sekitar lahan, ketersediaan lahan yang dapat dibangun, pengalaman dalam

pengembangan perumahan, sehingga faktor 1 dapat dinamakan dengan faktor modal dan

pasar. Faktor 2 memiliki komponen lokasi perumahan terhadap pusat kota sehingga faktor

2 dapat dinamakan dengan faktor akses.

Keragaman dari faktor modal dan pasar yaitu sebesar 36% yang berarti komponen-

komponen yang mendukung faktor modal dan pasar memberikan pengaruh terhadap

pengembang membangun taman RTH sebesar 36%. Faktor berikutnya adalah faktor akses

yang memiliki 1 komponen yang terdiri dari lokasi perumahan terhadap pusat kota.

Keragaman dari faktor ini yaitu sebesar 18% yang berarti komponen mendukung faktor

industri akses mempengaruhi pengembang dalam membangun taman sebesar 18%.

4.4.8 Keterkaitan Hasil Analisis Faktor dengan Kondisi Eksisting

Berdasarkan hasil analisis faktor, dapat diketahui dua faktor yang terdiri dari

beberapa komponen yang mempengaruhi pengembang perumahan membangun taman.

Faktor tersebut memiliki keterkaitan dengan kondisi eksisting. Keterkaitan tersebut

dijelaskan pada Tabel 4.34 sebagai berikut:

Page 96: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

81

Tabel 4. 34Keterkaitan Komponen Analisis Faktor dengan Kondisi Eksisting Perumahan Formal Kota Malang

Faktor Nama KomponenData Karakteristik Perumahan di

Kota MalangKesimpulan

1 Faktormodal danpasar

Latar BelakangLahan

Kota Malang merupakan kotadengan keadaan geografidikelilingi oleh gunung berapimenjadikan Kota Malangmemiliki kondisi geologi yangsubur. Jenis tanah yangterkandung di Kota Malangterdapat 4 macam alluvial kelabukehitaman, mediteran coklatAsosiasi latosol coklat kemerahangrey coklat, serta asosiasi andosolcoklat dan grey humus yangmerupakan jenis tanah yangtergolong baik. Akan tetapipenggunaan jenis tanah andosolperlu diperhatikan karenamemiliki sifat peka erosi. Jenistanah andosol ini terdapat diKecamatan lowokwaru denganrelatif kemiringan sekitar 15 %.

Dengan keadaan eksistingKota Malang seperti yangtelah disebutkan,pembangunan RTH dalamperumahan di Kota Malangselatif tidak mengalamikendala. Ditambah dengankesuburan maupun letakgeografis yang mendukunguntuk keberadaanpermukiman membuatkeberadaan RTH di dalamperumahan formal menjadidaya tarik yang sesuai dengankeadaan kota.

KelasPerumahan

Perumahan sederhana yangterdata dalam penelitian sebanyak31. Sebanyak 23 perumahansederhana tidak memiliki RTHtaman. Sedangkan Perumahantergolong menengah sebanyak 12memiliki RTH dan sebanyak 11tidak memiliki. Sedangkanperumahan kelas mewahkeseluruhan telah memiliki RTHyaitu sebanyak 9 perumahan.

Di Kota Malang penyediaanRTH dalam perumahanformal dipengaruhi oleh kelasperumahan itu. Semakinmewah perumahan yangdibangun maka pengembangmemberikan fasalitas –fasilitas pelengkap yangdiperlukan untuk menunjangpenghuni dari perumahan,termasuk penyediaan RTH.

KebutuhanMasyarakatakanPerumahan

Menurut BPS Kota Malang,pertumbuhan penduduk di KotaMalang pada umumnyamengalami peningkatan tiaptahunnya. Laju pertumbuhanpenduduk tertinggi berada padaKecamatan Sukun kemudianKecamatan Lowokwaru denganrata – rata pertumbuhan penduduktiap tahunnya 1470 dan 1210jiwa/tahun.

Semakin tinggi permintaandan kebutuhan masyarakatterhadap perumahanmenjadikan pengembangberlomba dalam membangunproduknya. Banyaknyapeluang ini membuatbeberapa pengembang tidakmemfokuskan untukmenyediakan RTH.Diperlukan data mengenaihasil penjualan dariperumahan formal tiappengembang untuk bisamengetahui kebutuhanmasyarakat dalam membelirumah di perumahan formal.

85

86

Page 97: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

82

Faktor Nama KomponenData Karakteristik Perumahan di

Kota MalangKesimpulan

Jumlah UnitRumah

Penggolongan unit rumah daritiap perumahan terbagi menjadi11-100 unit, 101-500 unit dan501-1500 unit. Perumahandengan jumlah unit 11-100kebanyakan tidak memiliki RTH.Sebanyak 29 perumahan tidakmemiliki RTH dan 13 memilikiRTH. Terdapat 17 perumahandengan jumlah unit rumah 101-500, sebanyak 12 perumahanmemiliki RTH dan 5 perumahantidak memiliki RTH. Dansejumlah 4 perumahan denganunit rumah 501-1500 keseluruhanmemiliki RTH.

Dari keadaan eksitingterhadap jumlah unit rumahyang tersedia padaperumahan dapat dilihatbahwa semakin banyak unitrumah yang disediakan makapengembang lebihmelengkapi fasilitas dalamperumahannya. Karenasemakin banyak jumlah unitrumah suatu perumahan makadiperlukan fasilitaspenunjang yang lebih untukmenarik banyak peminattermasuk keberadaan RTHuntuk menunjang kebutuhanpenghuni perumahan dalammelakukan aktifitasnya.

Modal Perumahan dengan modal yangdiatas rata-rata dari perumahan-perumahan lainnya cenderungmerupakan perumahan yangmemiliki fasilitas yang lebihlengkap. Modal dalampembangunan perumahandicerminkan dari hasil produkpermumahan tersebut dan dapatdilihat dari jumlah unit rumah,luas dari lahan perumahan hinggakelas perumahan. Sehingga faktormodal juga telah terwakilkandalam tiap-tiap hubunganterhadap karakteristik tersebut.

Modal merupakan faktorpenting yang dimilikipengembang dalammembangun perumahan.Modal menentukan banyakfaktor penting lain sepertikelas perumahan, jumlah unitrumah maupun luas lahandari perumahan. Di KotaMalang semakin banyak nyamodal yang digunakan dalammembangun perumahanmaka perumahan tersebutberpeluang untuk memilikiRTH.

Kondisi Tanah Kemiringan lahan di Kota Malangantara lain 0-2%, 2-5%, 5-8%, 8-15% dan 15-25%. Perumahan diKota Malang yang di bangunpada kemiringan lahan 0-2%sebanyak 9 memiliki RTH dan 13perumahan tidak memiliki RTH.Sebanyak 6 perumahan dibangundi kemiringan lahan 2-5%memiliki RTH dan 14 perumahantidak memiliki RTH. Padakemiringan lahan 5-8% sebanyak9 perumahan memiliki RTH dan6 perumahan tidak memilikiRTH. Pada kemiringan lahan 8-15% terdapat 3 perumahanmemiliki RTH dan 3 perumahan

Di Kota Malang kemiringanlahan yang beraneka ragamtidak membuat pengembangkesulitan dalam membangunRTH taman. Dapat dilihatdengan keberadaan RTHdalam perumahan yangdibangun di kemiringan lahan8-15% yang sebagian jugamemiliki RTH.

86

Page 98: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

83

Faktor Nama KomponenData Karakteristik Perumahan di

Kota MalangKesimpulan

tidak memiliki RTH.Keadaan disekitar Lahan

Terdapat 44 perumahan yangdibangun pada lahanpermukiman, dengan 18perumahan memiliki RTH dan 26perumahan lainnya tidakmemiliki RTH. Sejumlah 16perumahan dibangun didekatlahan pertanian dan peruntukanlain, 11 diantaranya memilikiRTH dan 5 perumahan tidakmemiliki RTH. Terdapat jugaperumahan yang dibangundidekat lahan fasilitas umum danperdagangan sejumlah 3perumahan dan keseluruhan tidakmemiliki RTH.

Keberadaan perumahan yangterletak di daerah yangmerupakan daerah yangterbangun membuatpengembang perumahan diKota Malang cenderunguntuk tidak membangunRTH. Sedangkanpengembang yang memilikiperumahan yang dibangun didaerah sekitar lahan yangtidak terbangun lebihcenderung memiliki RTH.

KetersediaanLahan yangdapat Dibangun

Dari total luasan tiap perumahanyang ada, perumahan denganluasan 2000-10000 m2 sebanyak18 tidak memiliki RTHsedangkan hanya 3 yang memilikiRTH. Sejumlah 13 perumahandari 25 perumahan yangtergolong perumahan denganluasan 10001-100000 m2

memiliki RTH dan 12 perumahansisanya tidak memiliki.Perumahan yang memiliki luasandiatas 100000 m2 sejumlah 17dengan 13 perumahan memilikiRTH dan 4 tidak memiliki RTH.

Keberadaan lahan yangdimiliki pengembang dalammembangunan perumahanperlu dimaksimalkan olehpengembang sebagai bagiandari pengelolaan modal danlaba yang dihasilkan.Sehingga kecenderunganpengembang yang memilikiluasan lahan yang lebihsempit untuk dapat dibangunmenjadi perumahan lebihbanyak tidak memberikanfasilitas RTH.

PengalamandalamPengembanganPerumahan

Sebanyak 6 perumahan yangdibangun pada tahun 1989-1998,4 perumahan memiliki RTH dan2 perumahan tidak memilikiRTH. Di tahun 1999-2012sebanyak 21 perumahan memilikiRTH dan 26 tidak memiliki RTH.Pada tahun 2013-2017 sebanyak 4perumahan memiliki RTH dan 6perumahan tidak memiliki RTH.Pengalaman Pengembangberpengaruh dalam Pengembangmemberikan fasilitas RTH dalamperumahan. Keberhasilan dalampenjualan produk perumahanmemberikan pengaruh terhadapproduk perumahan yang dibangunselanjutnya.

Semakin banyaknyapengalaman suatupengembang makapengembang tersebutmengerti bagaimanamemberikan kenyamanan danfasilitas yang menarik minatorang untuk membeli unitrumah di perumahannya.Kelemahan dalam penelitianini tidak terdapatnya dataterhadap pengalamanpengembang dalam penjualanperumahannya.

86

Page 99: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

84

Faktor Nama KomponenData Karakteristik Perumahan di

Kota MalangKesimpulan

2 FaktorAkses

LokasiPerumahanterhadap PusatKota

Perumahan dengan 1-2,9 km daripusat kota hanya terdapat 4perumahan dengan 2 perumahanterdapat RTH dan 2 tidak terdapatRTH. Sejumlah 18 perumahandengan jarak 3-5,9 km dari pusatkota memiliki RTH dan sejumlah21 perumahan tidak memilikiRTH. Perumahan yang memilikijarak melebihi 6 km dari pusatkota sejumlah 20 dengan 9perumahan memiliki RTH dan 11tidak memiliki RTH.

Pengembang yangmembangun perumahandengan jarak yang dekatdengan pusat kota memilikikecenderungan yang samadalam keberadaan RTH.Sedangkan pengembang yangmembangun perumahanformal denganberjarak cukupjauh dari pusat kotacenderungtidak memiliki RTH denganperbedaan yang sedikit.Pengembang yangmembangun perumahan yangjauh dari pusat kota memilikikecenderungan tidakmembangun RTHdenganperbedaan yang sedikit.

Sumber : Hasil Analisis 2017

86

87

Page 100: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

85

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010 – 2030, Pemerintah

Kota Malang mewajibkan kepada pengembang perumahan untuk menyertakan

pembangunan RTH di dalam perumahan, selain dari pembangunan fasilitas

umum, fasilitas sosial, prasarana lingkungan berupa jalan penghubung ke jalan

sekitar dan jalan utama kota dan prasarana drainase lingkungan. Berdasarkan

hasil dan pembahasan masih banyak perumahan formal di Kota Malang belum

memiliki fasilitas RTH.

2. Berdasarkan hasil analisis faktor terhadap 17 veriabel yang diuji, didapatkan

bahwa hanya 10 varibel yang berpengaruh dengan membentuk 2 faktor. Faktor

pertama adalah faktor modal dan pasar yang terdiri dari variabel latar belakang

lahan, kelas perumahan, kebutuhan masyarakat akan perumahan, jumlah unit

rumah, modal, kondisi tanah, keadaan di sekitar lahan, ketersediaan lahan yang

dapat dibangun, pengalaman dalam pengembangan perumahan. Sedangkan

faktor kedua adalah faktor akses dengan variabel lokasi perumahan terhadap

pusat kota.

5.2 Saran

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis ingin memberikan beberapa saran yang

berhubungan dengan penelitian ini yang diharapkan dapat menjadi masukan yang

berharga bagi berbagai pihak yang terkait. Adapun saran yang ingin diajukan adalah

sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya dalam mengkaji faktor yang mempengaruhi

pengembang dalam membangun RTH perumahan dapat dilakukan analisis

evaluatif. Sehingga pada penelitian selanjutnya dapat mengetahui evaluasi

penyediaan RTH perumahan formal yang dilakukan oleh pengembang.

2. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan mengolah hasil analisis faktor yang

dihasilkan dengan metode analisis AHP maupun SAM.

Page 101: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

86

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 102: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, S., & Amri, N. (2011). Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di KompleksPerumahan Bumi Permata Sudiang Kota Makassar. PROSIDING , 1-8.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa). (2012-2017).Dipetik Agustus 1, 2017, dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):https://kbbi.web.id/kembang

Database Perumahan Formal di Kota Malang tahun 2013Kwanda, T. (2000, Desember). PENERAPAN KONSEP PERENCANAAN DAN POLA

JALAN DALAM PERENCANAAN REALESTAT DI SURABAYA. DIMENSITEKNIK ARSITEKTUR Vol. 28, No. 2 , 106-113.

M, S., Suparno, & Marlina, E. (2006). Perencanaan dan Pengembangan Perumahan.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang WilayahKota MalangTahun 2011-2030

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan danPemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum RencanaTata Bangunan dan Tata Lingkungan

Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2012 tentang PenyelenggaraanPerumahan dan Kawasan Permukiman dengan Hunian Berimbang

Prihatiningsih, Y., Buchori, I., & Hadiyanto. (2013). Kajian Perencanaan Ruang TerbukaHijau Permukiman di Kampung Brambangan dan Perumahan Sambak Indah,Purwodadi. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam danLingkungan , 429-433.

Purwanto, E. (2007, Maret). Ruang Terbuka Hijau di Perumahan Graha Estetika Semarang.ENCLOSURE Volume 6 No. 1 , 49-58.

Simamora, B. (2005). Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di PerkotaanSNI 03-6981-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Sederhana Tidak

Bersusun Di Daerah PerkotaanSupranto, J. (1997). Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen Untuk Menaikkan Pangsa

Pasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.Surat Edaran RSNI Pd-T-03-2006-C tentang Tata Cara PemilihanLokasi Prioritas untuk

Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Kawasan PerkotaanUndang-undang No.4 Tahun 1992tentang Perumahan dan PermukimanUndang-undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan PermukimanWerdiningsih, H. (2007, Juni). Studi Pola Ruang Terbuka Hijau di Lingkungan Perumahan

Semarang (Studi kasus lingkungan Perumahan Graha Taman Bunga BSB).ENCLOSURE Volume 6 No. 2. , 87-96.

Widarjono, A. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP STIMYKPN.

Page 103: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

Woodson, R. D. (2000). Be a Successful Residential Land Developer. New York: McGraw-

Hill.

Page 104: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2566/1/A.%20Yusuf%C2%A0Fadjar.pdfakhir. Semoga laporan tugas akhir bermanfaat bagi kita semua. Malang, Juli 2017 Penulis ii (Halaman ini sengaja dikosongkan)

(Halaman ini sengaja dikosongkan)