skripsirepository.ub.ac.id/1687/1/dina hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang...

180
PENILAIAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT LOKAL TERHADAP KEBERADAAN KEGIATAN WISATA DI DESA ORO-ORO OMBO KECAMATAN BATU KOTA BATU SKRIPSI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Ditujukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik DINA HANIFASARI NIM. 125060600111036 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

PENILAIAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT LOKAL

TERHADAP KEBERADAAN KEGIATAN WISATA DI

DESA ORO-ORO OMBO KECAMATAN BATU KOTA BATU

SKRIPSI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Teknik

DINA HANIFASARI

NIM. 125060600111036

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2017

Page 2: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

PENILAIAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT LOKAL

TERHADAP KEBERADAAN KEGIATAN WISATA DI

DESA ORO-ORO OMBO KECAMATAN BATU KOTA BATU

SKRIPSI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Teknik

DINA HANIFASARI

NIM. 125060600111036

Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing

pada tanggal Agustus 2017

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dian Dinanti, ST., MT., Nindya Sari, ST., MT.,

NIP. 2010028004102001 NIP. 197405302006042001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota

Dr. Ir. Abdul Wahid Hasyim, MSP

NIP. 19651218 199412 1 001

Page 3: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI

JUDUL SKRIPSI:

Penilaian Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal Terhadap Keberadaan Kegiatan Wisata

di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu

Nama Mahasiswa : Dina Hanifasari

NIM : 125060600111036

Program Studi : Perencanaan Wilayah dan Kota

KOMISI PEMBIMBING:

Ketua : Dian Dinanti, ST., MT.,

Anggota : Nindya Sari, ST., MT.,

TIM DOSEN PENGUJI:

Dosen Penguji 1 : Dr. tech. Christia Meidiana, ST., M. Eng

Dosen Penguji 2 : Kartika Eka Sari, ST., MT.,

Tanggal Ujian : 17 Juli 2017

SK Penguji : 851 / UN10.F07/SK/2017

Page 4: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan
Page 5: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

Teriring Ucapan Terimakasih kepada

Ibu dan Ayah

Kupersembahkan gelar ST kepada kalian berdua

Terimakasih atas perjuangan dan doa doa kalian dalam menjadikanku seorang

sarjana

Page 6: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

i

RINGKASAN

DINA HANIFASARI, Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya, Agustus 2017, Penilaian Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal

terhadap Keberadaan Kegiatan Wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota

Batu, Dosen Pembimbing : Dian Dinanti.,ST.,MT dan Nindya Sari.,ST.,MT.

Indonesia dengan kekayaan alam dan corak kebudayaan yang tinggi memiliki

potensi pariwisata yang besar. Kota Batu merupakan ikon utama pariwisata Jawa Timur

dengan salah satu pusat kegiatan sektor wisata terletak di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan

Batu. Pembangunan sektor pariwisata diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan

terutama bagi masyarakat lokal. Secara umum pada aspek ekonomi, pariwisata berdampak

positif pada kesejahteraan masyarakat, namun cenderung berdampak negatif dari aspek

sosial-budaya dan lingkungan. Penilaian keberhasilan pembangunan secara holistik

terhadap kesejahteraan masyarakat dapat diukur melalui indeks kebahagiaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebahagiaan masyarakat lokal

terhadap keberadaan kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu.

Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif statistik dengan menggunakan alat ukur

kebahagiaan Gross National Happiness Index dan analisis crosstabs atau analisis tabulasi

silang, yaitu analisis korelasional untuk melihat hubungan antar variabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat lokal di Desa

Oro-Oro Ombo berada pada kategori bahagia. Masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata memiliki nilai indeks kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata. Nilai indeks kebahagiaan

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata adalah 0,77 (kategori

sangat bahagia) dan nilai indeks kebahagiaan masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata adalah 0,68 (kategori bahagia). Berdasarkan hubungan antara tingkat

kebahagiaan dengan kondisi sosial ekonomi dapat diketahui tingkat kebahagiaan

berhubungan dengan kelompok umur, gender, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan.

Masyarakat yang berada pada kategori tidak bahagia cenderung pada kelompok umur 44-

52 tahun, perempuan, lulusan SD, pendapatan < Rp 1.000.000 dan bekerja sebagai PKL

maupun penjaga homestay.

Kata Kunci: Indeks Kebahagiaan, Tabulasi Silang, Sektor Wisata

Page 7: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

ii

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 8: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

iii

SUMMARY

DINA HANIFASARI, Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering University

of Brawijaya, Agustus 2017, Happiness Index of Local Community to The Tourism

Activities in Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Advisors : Dian

Dinanti.,ST.,MT and Nindya Sari.,ST.,MT.

Indonesia contains great potential in the tourism sector with nature and cultural

diversity. Kota Batu is the main icon of East Java tourism with one of the tourism activity

center is located in Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu. The development of the

tourism sector is directed to improve the welfare especially for local community.

Generally, the development of tourism can improve the welfare of local community on the

economic aspect, but tend to have a negative impact on the socio-cultural and environment

aspect. The welfare of community towards a holistic development outcomes can be

measured by the happiness index.

This study aims to determine the happiness index of local community to the tourism

activity in Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu. The analytical method use

measure instrument Gross National Happiness Index (GNHI) and Cross Tabulation

Analysis.

The results showed that the local community in Desa Oro-Oro Ombo is in the

happy category. Local community which working in supporting sector of tourism activities

is have a higher happiness index value than local community which working in the sector

of tourism activities. The happiness index value of local community which working in

supporting sector of tourism activities is 0.77 (extremely happy) and the happiness index

value of local community which working in the sector of tourism activities is 0.68 (happy).

Based on the Cross Tabulation Analysis known that happiness index associated with age

group, gender, education, income and employment. Local comunity in the unhappy

category tend to be in the age group of 44-52 years old, women, elementary school

graduates, income < Rp 1.000.000 and working as street vendors and homestay keeper.

Keywords: Happiness Index, Cross Tabulation, Tourism Sector

Page 9: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

iv

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 10: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan Masyarakat

Lokal terhadap Keberadaan Kegiatan Wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu,

Kota Batu” dapat saya selesai dengan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam

menyelesaikan ini telah mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dian Dinanti, ST.,MT., dan Ibu Nindya Sari, ST., MT selaku dosen pembimbing

yang dengan sabar menyediakan waktu, tenaga maupun pikiran untuk membantu

mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

2. Ibu Dr. tech. Christia Meidiana, ST., M. Eng dan Ibu Kartika Eka Sari, ST., MT.,

selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan, bimbingan dan dukungan dalam

penyelesaian skripsi.

3. Bapak Wiweko dan Bapak Trisno Aji, SH. selaku kepala desa dan sekertaris desa Oro-

Oro Ombo beserta perangkat dan masyarakat desa yang telah memberikan banyak

bantuan berupa fasilitas, informasi dan data dalam penyusunan skripsi.

4. Kedua Orang Tua tercinta, Ir. Diding Suhardi, MT., dan Dr. Masiyah Kholmi, MM.,

Ak., terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala cinta, kasih sayang, doa serta

dukungan moral dan semangat, juga kakak-kakakku Dyah Rahmasari, S.Farm., dan

Diana Nurindrasari, S.E., keluarga Sukun serta keluarga Jombang atas segala

dukungannya.

5. Teman-teman seperjuangan Arina, Dayu, Dita, Mia, Rika, Shilvy, Syarifah, Wanda,

Diella dan Devy atas kesediaan waktu untuk berdiskusi dan dukungan semangat selama

perkuliahan sampai penyusunan skripsi.

6. Teman-Teman PWK UB 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala

kerjasama dan persahabatan selama ini.

7. Seluruh teman dan sahabat, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per

satu, yang telah membantu selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan dan skripsi.

Penulis juga menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas akhir ini masih jauh dari

kata sempurna, sehingga diharapkan adanya kritik dan saran untuk memperbaiki Laporan

Tugas Akhir ini.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 11: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

vi

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 12: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

vii

DAFTAR ISI

RINGKASAN .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah................................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 4

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 5

1.6.1 Ruang Lingkup Materi ................................................................................ 5

1.6.2 Ruang Lingkup Wilayah ............................................................................. 7

1.7 Kerangka Pemikiran ............................................................................................... 8

1.8 Sistematika Pembahasan......................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata................................................................................................................ 11

2.1.1 Kegiatan Wisata .......................................................................................... 11

2.2 Masyarakat Lokal ................................................................................................... 16

2.2.1 Dampak Perkembangan Wisata pada Masyarakat Lokal .......................... 17

2.3 Gross National Happiness Index (GNHI) .............................................................. 19

2.3.1 Kebahagiaan ............................................................................................... 19

2.3.2 Tujuan Pengukuran Kebahagiaan melalui GNHI ....................................... 20

2.3.3 Domain dan Indikator GNHI ...................................................................... 21

2.3.4 Ambang Batas dalam GNHI ....................................................................... 26

2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 27

2.5 Kerangka Teori ....................................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................... 31

3.2 Variabel Penelitian ................................................................................................. 31

3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 39

3.3.1 Survei Sekunder .......................................................................................... 39

3.3.2 Survei Primer .............................................................................................. 39

Page 13: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

viii

3.4 Populasi dan Sampel .............................................................................................. 40

3.5 Metode Analisis Data ............................................................................................. 42

3.5.1 Gross National Happiness Index (GNHI) .................................................. 42

3.5.2 Analisis Crosstabs ...................................................................................... 51

3.5.3 Analisis Deskriptif ...................................................................................... 54

3.6 Diagram Alir .......................................................................................................... 55

3.7 Desain Survei ......................................................................................................... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi ........................................................................... 59

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Desa Oro-Oro Ombo ..................................... 59

4.1.2 Profil Desa Oro-Oro Ombo ........................................................................ 61

4.2 Karakteristik Pariwisata Desa Oro-Oro Ombo ....................................................... 64

4.2.1 Kegiatan Wisata di Desa Oro-Oro Ombo .................................................. 70

4.2.2 Kegiatan Pendukung atau Luar Wisata Desa Oro-Oro Ombo ................... 71

4.3 Analisis Gross National Happiness Index (GNHI) ............................................... 74

4.3.1 Kecukupan Indikator .................................................................................. 74

4.3.2 Kecukupan Domain .................................................................................... 110

4.3.3 Identifikasi Kelompok Masyarakat yang Bahagia dan Belum Bahagia ..... 112

4.3.4 Persentase Domain yang Memenuhi Ambang Batas Kebahagiaan

pada Masyarakat Belum Bahagia (As) ....................................................... 114

4.3.5 Indeks Kebahagiaan ................................................................................... 116

4.4 Hubungan Tingkat Kebahagiaan dengan Kondisi Sosial, Demografi dan

Ekonomi Masyarakat Lokal ................................................................................... 132

4.5 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal terhadap Keberadaan Kegiatan

Wisata ..................................................................................................................... 139

4.4 Rekomendasi .......................................................................................................... 141

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 153

5.2 Saran ....................................................................................................................... 154

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Kegiatan Wisata dan Kegiatan di Luar Wisata/Pendukung Wisata ......... 15

Tabel 2.2 Indikator dan Variabel Kebahagiaan ........................................................ 24

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 28

Tabel 3.1 Bobot Indikator Indeks Kebahagiaan ....................................................... 33

Tabel 3.2 Variabel Penelitian ................................................................................... 35

Tabel 3.3 Data Survei Sekunder ............................................................................... 39

Tabel 3.4 Data Survei Primer ................................................................................... 40

Tabel 3.5 Jumlah Sampel Masyarakat Lokal di Desa Oro-Oro Ombo ..................... 42

Tabel 3.6 Ambang Batas Kecukupan dan Bobot ...................................................... 44

Tabel 3.7 Contoh Penerapan Ambang Batas Kecukupan (Ak) dan Bobot (B) ......... 45

Tabel 3.8 Contoh Perhitungan Persentase Masyarakat yang Memenuhi Ambang

Batas Kecukupan (II) ................................................................................ 45

Tabel 3.9 Contoh Perhitungan Kecukupan Domain (KD)........................................ 46

Tabel 3.10 Contoh Perhitungan Persentase Masyarakat yang Memenuhi

Ambang Batas Kebahagiaan (BB) ............................................................ 47

Tabel 3.11 Contoh Perhitungan Tingkat Kecukupan Domain (TK) ........................... 48

Tabel 3.12 Gradient Kebahagiaan .............................................................................. 49

Tabel 3.13 Contoh Perhitungan Persentase Domain yang Memenuhi

Ambang Batas Kebahagiaan pada Masyarakat Belum Bahagia (As) ....... 49

Tabel 3.14 Kategori Indeks Kebahagiaan ................................................................... 50

Tabel 3.15 Case Processing Summary........................................................................ 52

Tabel 3.16 Crosstabs ................................................................................................... 52

Tabel 3.17 Chi Square Tests ....................................................................................... 53

Tabel 3.18 Desain Survei ............................................................................................ 56

Tabel 4.1 Guna Lahan di Desa Oro-Oro Ombo ........................................................ 61

Tabel 4.2 Penduduk Desa Oro-Oro Ombo yang Memiliki Keterbatasan

Fisik .......................................................................................................... 63

Tabel 4.3 Rata-rata Jam kerja Masyarakat Lokal yang Bekerja di Sektor

Kegiatan Wisata dan Sektor Pendukung atau Luar Wisata ...................... 91

Tabel 4.4 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan

Wisata dan Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Pendukung atau

Luar Wisata............................................................................................... 116

Tabel 4.5 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Kondisi

Kondisi Demografis, Sosial dan Ekonomi ............................................... 118

Tabel 4.6 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pembagian

Wilayah ..................................................................................................... 119

Tabel 4.7 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Kelompok

Umur ......................................................................................................... 124

Page 15: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

x

Tabel 4.8 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Gender ....................... 125

Tabel 4.9 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Tingkat

Pendidikan ................................................................................................. 126

Tabel 4.10 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pendapatan ................. 128

Tabel 4.11 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pekerjaan .................... 130

Tabel 4.12 Hasil Uji Chi-Square Tingkat Kebahagiaan dengan Kelompok Umur

Gender, Tingkat Pendidikan, Pendapatan dan Pekerjaan .......................... 133

Tabel 4.13 Crosstabulation .......................................................................................... 133

Tabel 4.14 Konstribusi Kecukupan Indikator dan Variabel pada Masyarakat Lokal

yang berada pada Kategori Tidak Bahagia beserta rekomendasinya ........ 142

Page 16: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pikir .......................................................................................... 8

Gambar 2.1 Model Paradigma Pembangunan Baru ..................................................... 19

Gambar 2.2 Domain dan Indikator Indeks Kebahagiaan ............................................. 22

Gambar 2.3 Kerangka Teori ......................................................................................... 30

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Perhitungan GNHI...................................................... 51

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 55

Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Oro-Oro Ombo ................................................... 60

Gambar 4.2 Penduduk Desa Oro-Oro Ombo menurut Kelompok Umur ..................... 61

Gambar 4.3 Penduduk Desa Oro-Oro Ombo menurut Pekerjaan ................................ 62

Gambar 4.4 Penduduk Desa Oro-Oro Ombo menurut Tingkat Pendidikan ................. 63

Gambar 4.5 Susunan Kelembagaan POKDARWIS Desa Oro-Oro Ombo .................. 66

Gambar 4.6 Obyek Wisata Batu Night Spectacular (BNS) ......................................... 67

Gambar 4.7 Jumlah Kunjungan Wisatawan BNS Tahun 2009-2015 ........................... 68

Gambar 4.8 Struktur Organisasi Batu Night Spectacular (BNS) ................................. 69

Gambar 4.9 Persentase Jumlah Kegiatan Wisata di Desa Oro-Oro Ombo .................. 70

Gambar 4.10 Persentase Jumlah Kegiatan Pendukung dan Luar Wisata di

Desa Oro-Oro Ombo ................................................................................ 71

Gambar 4.11 Peta Persebaran Kegiatan Wisata , Kegiatan Pendukung dan

Luar Wisata di Desa Oro-Oro Ombo ........................................................ 73

Gambar 4.12 Persentase yang Memenuhi Ambang Batas Kecukupan pada

Masing-Masing Indikator ......................................................................... 74

Gambar 4.13 Persentase Masyarakat Lokal yang Memenuhi Ambang Batas

Kecukupan pada Masing-Masing Indikator ............................................. 78

Gambar 4.14 Persentase Masyarakat Lokal yang Merasa Puas pada Indikator

Kepuasan Hidup ....................................................................................... 79

Gambar 4.15 Persentase Masyarakat Lokal yang Sering atau Kadang

Merasakan Emosi Positif .......................................................................... 81

Gambar 4.16 Persentase Masyarakat Lokal yang Sering atau Kadang

Merasakan Emosi Negatif ........................................................................ 82

Gambar 4.17 Persentase Masyarakat Lokal yang Memiliki Pengetahuan

Baik pada Indikator Pengetahuan ............................................................. 86

Gambar 4.18 Persentase Masyarakat yang Kadang Membenarkan Tindakan

Menyimpang pada Indikator Norma......................................................... 87

Gambar 4.19 Persentase Jam Kerja Masyarakat Lokal .................................................. 91

Gambar 4.20 Persentase Jam Tidur Masyarakat Lokal .................................................. 92

Gambar 4.21 Persentase Masyarakat Lokal yang Mengaku Memiliki

Hak-Hak Kebebasan Politik ..................................................................... 94

Gambar 4.22 Persentase Masyarakat Lokal yang Merasa Kinerja Pemerintah..............

sudah Baik ................................................................................................ 97

Page 17: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

xii

Gambar 4.23 Susunan Kerja Pemerintah Desa Oro-Oro Ombo ...................................... 98

Gambar 4.24 Persentase Masyarakat Lokal yang Memiliki Persepsi

Layanan sudah Baik .................................................................................. 100

Gambar 4.25 Persentase Masyarakat Lokal yang Memiliki Rasa Kenyamanan

dan Kepercayaan dalam Keluarga dan Masyarakat .................................. 102

Gambar 4.26 Persentase Masyarakat Lokal yang Merasakan Polusi Air,

Polusi Udara dan Polusi Tanah ................................................................. 104

Gambar 4.27 Permasalahan Sampah di Desa Oro-Oro Ombo ........................................ 106

Gambar 4.28 Persentase Sub-Indikator Kepemilikan Rumah ......................................... 107

Gambar 4.29 Persentase Sub-Indikator Konstruksi Rumah ............................................ 108

Gambar 4.30 Persentase Sub-Indikator Konstruksi MCK .............................................. 109

Gambar 4.31 Persentase Sub-Indikator Rasio Jumlah Kamar Rumah ............................ 109

Gambar 4.32 Persentase Masyarakat Lokal yang Memenuhi Ambang

Batas Kebahagiaan .................................................................................... 110

Gambar 4.33 Konstribusi Kecukupan Domain Masyarakat Lokal di

Desa Oro-Oro Ombo ................................................................................. 112

Gambar 4.34 Persentase Masyarakat Lokal yang Tidak Bahagia, Hampir

Bahagia, Bahagia dan Sangat Bahagia ..................................................... 113

Gambar 4.35 Persentase Masyarakat Lokal yang Bahagia dan Belum Bahagia ............. 114

Gambar 4.36 Konstribusi Kecukupan Domain pada Masyarakat yang

Belum Bahagia .......................................................................................... 115

Gambar 4.37 Peta Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor

Kegiatan Wisata menurut Pembagian Wilayah di Desa Oro-Oro Ombo .. 121

Gambar 4.38 Peta Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor

Pendukung atau Luar Wisata menurut Pembagian Wilayah di Desa

Oro-Oro Ombo .......................................................................................... 122

Gambar 4.39 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pembagian

Wilayah ..................................................................................................... 123

Gambar 4.40 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Kelompok

Umur .......................................................................................................... 125

Gambar 4.41 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Gender ......................... 126

Gambar 4.42 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Tingkat

Pendidikan ................................................................................................. 127

Gambar 4.43 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurur Pendapatan .................. 129

Gambar 4.44 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pekerjaan

di Sektor Kegiatan Wisata ......................................................................... 130

Gambar 4.45 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pekerjaan

di Sektor Kegiatan Pendukung atau Luar Wisata .................................... 132

Gambar 4.46 Konstribusi Kecukupan Domain Masyarakat Lokal yang Tidak

Bahagia ...................................................................................................... 135

Gambar 4.47 Konstribusi Kecukupan Domain Masyarakat Lokal yang Sangat

Bahagia ...................................................................................................... 138

Page 18: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Form Wawancara (Batu Night Spectacular) ........................................... L-1

Lampiran 2 Form Wawancara (POKDARWIS Desa Oro-Oro Ombo) ...................... L-1

Lampiran 3 Form Wawancara Indeks Kebahagiaan ................................................... L-2

Lampiran 4 Form Kuesioner Indeks Kebahagiaan...................................................... L-3

Lampiran 5 Kegiatan Wisata di Desa Oro-Oro Ombo ................................................ L-7

Lampiran 6 Kegiatan Pendukung Wisata/Luar Wisata di Desa Oro-Oro Ombo ........ L-11

Lampiran 7 Penerapan Ambang Batas Kecukupan dan Bobot Masyarakat

Lokal Pekera di Sektor Kegiatan Wisata ................................................. L-13

Lampiran 8 Penerapan Ambang Batas Kecukupan dan Bobot Masyarakat

Lokal Pekera di Sektor Kegiatan Pendukung/Luar Wisata ..................... L-18

Lampiran 9 Kecukupan Indikator dan Persentase yang memenuhi Ambang

Batas Kecukupan pada Masyarakat Pekerja di Sektor Kegiatan

Wisata ...................................................................................................... L-24

Lampiran 10 Kecukupan Indikator dan Persentase yang memenuhi Ambang

Batas Kecukupan pada Masyarakat Pekerja di Sektor Kegiatan

Pendukung/ Luar Wisata ......................................................................... L-31

Lampiran 11 Kecukupan Domain, Persentase Masyarakat yang memenuhi

Ambang Batas Kebahagiaan, Konstribusi Kecukupan Domain,

Tingkat Kecukupan Domain, Gradient Kebahagiaan Masyarakat

Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata .......................................................... L-37

Lampiran 12 Kecukupan Domain, Persentase Masyarakat yang memenuhi

Ambang Batas Kebahagiaan, Konstribusi Kecukupan Domain,

Tingkat Kecukupan Domain, Gradient Kebahagiaan Masyarakat

Pekerja di Sektor Kegiatan Pendukung/Luar Wisata .............................. L-42

Lampiran 13 Persentase Domain yang Memenuhi Ambang Batas Kebahagiaan

pada Masyarakat Belum Bahagia (As) Masyarakat Lokal Pekerja di

Sektor Kegiatan Wisata ........................................................................... L-48

Lampiran 14 Persentase Domain yang Memenuhi Ambang Batas Kebahagiaan

pada Masyarakat Belum Bahagia (As) Masyarakat Lokal Pekerja di

Sektor Pendukung/ Luar Wisata .............................................................. L-50

Lampiran 15 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan

Wisata menurut Kondisi Demografis, Sosial Ekonomi ........................... L-52

Lampiran 16 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor

Kegiatan Pendukung/Luar Wisata menurut Kondisi Demografis,

Sosial Ekonomi ........................................................................................ L-54

Lampiran 17 Crosstab Tingkat Kebahagiaan dengan Kondisi Kondisi Demografis,

Sosial Ekonomi ........................................................................................ L-56

Page 19: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

xiv

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 20: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata menurut Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 adalah keseluruhan

kegiatan yang terkait dengan wisata dan bersifat multidimensional serta multidisiplin yang

muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan

dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah dan pengusaha. Dewasa ini

sektor pariwisata merupakan salah satu sektor perdagangan di dunia yang menjadi sumber

pendapatan utama bagi banyak negara berkembang (Permanasari, 2011).

Indonesia dengan kekayaan alam dan corak kebudayaan yang tinggi memiliki

potensi pariwisata yang besar. Sektor pariwisata berkonstribusi 4,23% pada penerimaan

Produk Domestik Bruto (PDB) nasional atau senilai Rp 461,36 triliun dengan peningkatan

devisa yang dihasilkan mencapai U$ 11,9 milyar dan penyerapan tenaga kerja pada bidang

pariwisata sebanyak 12,16 juta orang (Kementerian Pariwisata, 2016). Sektor pariwisata

diarahkan untuk memperluas dan memeratakan kesempatan usaha dan lapangan kerja guna

meningkatkan kesejahteraan terutama bagi masyarakat lokal.

Kesejahteraan masyarakat lokal telah menjadi fokus utama dalam pariwisata,

mengingat peran pentingnya dalam pengembangan, perencanaan dan keberlanjutan

pariwisata (Uysal & Jurowski, 1994). Sejumlah penelitian yang dilakukan di berbagai

destinasi wisata secara umum mengindikasikan bahwa pariwisata pada perspektif

perekonomian terbukti mampu membuka kesempatan kerja, menciptakan peluang usaha

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun pada aspek sosial-budaya dan

lingkungan setempat memberikan dampak negatif (Untong, 2010 ; Sebele, 2010 ; Aref,

2011).

New Development Paradigm Steering Committee and Secretariat (2013)

menjelaskan bahwa aspek ekonomi memiliki keterbasan dalam mempresentasikan

kesejahteraan masyarakat sehingga meningkatkan perhatian dunia pada pentingnya aspek

non-ekonomi. Hal ini juga seiring dengan pencapaian tujuan Sustainable Development

Goal’s (SDG’s) yang memiliki fokus pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan serta

perubahan masyarakat dunia yang semakin menghargai aspek budaya, sosial, religi dan

kearifan lokal.

Page 21: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

2

Negara Bhutan telah memperkenalkan sebuah tolak ukur kesejahteraan bangsa

melalui kebahagiaan masyarakat dimana kebahagiaan tersebut dinilai berdasarkan aspek-

aspek kehidupan secara subjektif maupun obyektif. Hal tersebut dinilai lebih mampu

mempresentasikan kesejahteraan masyarakat secara holistik melalui keseimbangan aspek

ekologi, sosial, ekonomi dan budaya (Cahyat, Gonner & Haug, 2007). Aspek tersebut

dirangkum ke dalam sembilan domain kebahagiaan yaitu kesejahteraan psikologis,

kesehatan, penggunaan waktu, pendidikan, keragaman budaya, tatanan pemerintah,

vitalitas komunitas, keanekaragaman ekologi dan standar hidup yang memiliki bobot sama

pentingnya dalam menentukan indeks kebahagiaan. Penilaian kebahagiaan masyarakat atau

yang lebih dikenal dengan Gross National Happiness Index (GNHI) kemudian menjadi

acuan dalam penyusunan indeks kebahagiaan termasuk di Indonesia.

Penyusunan indeks kebahagiaan di Indonesia pertama kali dirilis oleh BPS pada

tahun 2013. Indeks kebahagiaan penduduk Indonesia pada tahun 2013 adalah 64,09 dan

mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 68,28 (skala 0-100). Demikian pula pada

indeks kebahagiaan Provinsi Jawa Timur yang mengalami peningkatan pada tahun 2014

yaitu 68,70 dibandingkan tahun sebelumnya 68,28, dimana indeks kebahagiaan masyarakat

di perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (BPS Jawa Timur, 2015).

Namun, angka peningkatan indeks kebahagiaan Jawa Timur tidak terlalu signifikan dan

menunjukkan proporsi masyarakat Jawa Timur yang tidak bahagia masih cukup besar

karena tidak terlalu jauh dari ambang batas skor ketidakbahagiaan dimana menurut Kadir

(2014) ambang batas skor kebahagiaan adalah 50.

Kota Batu merupakan ikon utama pariwisata Jawa Timur dengan image “Kota

Wisata Batu” yang mengandalkan sektor pariwisata untuk meningkatkan pendapatan asli

daerah (PAD). Rencana Induk Pariwisata Kota Batu 2014 - 2019 menunjuk Desa Oro-Oro

Ombo, Kecamatan Batu sebagai salah satu pusat kegiatan sektor pariwisata dengan konsep

wisata modern yang menggabungkan antara wisata kuliner dan belanja. Desa Oro-Oro

Ombo selain terletak di dekat pusat kota juga merupakan desa dengan pengunjung

terbanyak di Kota Batu (RIPPDA Kota Batu 2014-2019). Secara administratif, pariwisata

Desa Oro-Oro Ombo antara lain adalah obyek wisata Batu Night Spectacular (BNS),

Wisata Coban Rais dan Peternakan Kuda Megastar. Desa Oro-Oro Ombo juga merupakan

jalur wisata, festival wisata serta tempat pengembangan perumahan wisata atau villa

(Rencana Strategis Kota Batu, 2012-2017).

Page 22: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

3

Desa Oro-Oro Ombo diarahkan sebagai kawasan strategis sektor unggulan

pariwisata khususnya wisata belanja dan kuliner serta lokasi kegiatan wisata di hutan

lindung yang digunakan untuk mempertahankan serta memelihara fungsi hutan lindung.

Pengelolaan hutan lindung dilakukan bersama dengan masyarakat dengan tujuan

memberikan pemahaman tentang pentingnya hutan dengan fungsi ekologis dan nilai

ekonomis serta membuka alur wisata jelajah/pendakian untuk menanamkan rasa memiliki

terhadap alam (RIPPDA Kota Batu 2014-2019).

Pembangunan pariwisata di Kota Batu merupakan usaha pemerintah untuk

memberikan konstribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat. Dasar perencanaan pembangunan pariwisata di Kota Batu salah

satunya menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM memberikan gambaran

tentang dampak dari pembangunan bagi penduduk mencakup tiga bidang yang dianggap

paling mendasar, yaitu usia hidup, pengetahuan dan standar hidup layak. Pada tahun 2014

IPM Kota Batu sudah mencapai 0,76 (skala 0-1) atau berada dalam kategori sedang dan

menempati urutan ke 9 dari 38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur (BPS Kota Batu, 2015).

Namun, IPM bersifat relatif dan bukan merupakan indikator keberhasilan pembangunan

yang komprehensif karena tidak mencakup indikator pada aspek lingkungan budaya

(Nugraha, 2010).

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan tidak cukup hanya dinilai dari

aspek ekonomi, namun dibutuhkan aspek-aspek lain untuk melengkapinya. Sebagaimana

dijelaskan oleh Cahyat, Gonner & Haug (2007), sistem pengukuran yang terintegrasi

antara aspek ekologi, sosial, ekonomi dan budaya dapat menjadi tolak ukur utama dalam

menilai kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat dan kondisi kehidupan dapat

merefleksikan kebahagiaan masyarakat (Veenhoven, 2004).

Hasil penelitian Luthfi (2013), menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata di

Kota Batu pada tahun 2009-2013 dalam aspek ekonomi memiliki dampak positif pada

kesejahteraan masyarakat. Anggraeni (2014) menjelaskan bahwa pembangunan wisata di

Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu dapat menciptakan lapangan pekerjaan

baru, memicu perbaikan infrastruktur dan mempermudah akses transportasi sehingga

memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar.

Namun, dalam penelitian Yanti (2014) keberadaan wisata di Desa Oro-Oro Ombo

berdampak pada menurunnya kegiatan sosial-budaya masyarakat lokal dan Anggraeni

(2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembangunan wisata di Desa Oro-Oro

Ombo berpengaruh pada bergesernya budaya lokal, timbulnya kesenjangan sosial serta

Page 23: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

4

pada segi ekologi berdampak pada kemacetan dan perubahan alih fungsi lahan. Sejauh ini

belum terdapat adanya penelitian mengenai dampak pembangunan wisata terhadap

kebahagiaan masyarakat di Kota Batu oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian

mengenai penilaian kebahagiaan masyarakat lokal terhadap keberadaan kegiatan wisata

khususnya di Desa Oro-Oro Ombo dengan menggunakan pendekatan Gross National

Happiness Index (GNHI).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil penelitian Luthfi (2013) pada tahun 2009-2013 dan Anggraeni

(2014) pada tahun 2014, pembangunan wisata di Kota Batu pada aspek ekonomi dapat

memberikan dampak positif kesejahteraan masyarakat pada aspek ekonomi yaitu membuka

lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan. Namun, ditinjau dari aspek sosial,

budaya dan lingkungan menurut penelitian Anggaraeni (2014) dan Yanti (2014)

pembangunan wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu pada tahun

2014 menimbulkan kemacetan, terganggunya aktivitas masyarakat sehari-hari akibat

banyaknya kunjungan wisatawan, bergesernya budaya lokal terutama pada generasi muda,

menurunnya pelestarian tradisi desa, kesenjangan sosial dan perubahan alih fungsi lahan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah yang

dikaji dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana tingkat kebahagiaan masyarakat lokal terhadap keberadaan kegiatan

wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui tingkat kebahagiaan masyarakat lokal terhadap keberadaan

kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Masyarakat Kota Batu

Mengetahui tingkat kebahagiaan masyarakat lokal terhadap keberadaan kegiatan

wisata dapat digunakan untuk mengetahui dampak kegiatan wisata terhadap

kesejahteraan hidup masyarakat khususnya bagi masyarakat di Desa Oro-Oro

Page 24: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

5

Ombo. Mengetahui tingkat kebahagiaan masyarakat lokal juga dapat digunakan

untuk mengetahui hal - hal yang perlu dikembangkan dan dipertahankan oleh

masyarakat.

2. Pemerintah Kota Batu

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam

pengembangan pariwisata Kota Batu selanjutnya. Penilaian tingkat kebahagiaan

masyarakat lokal terhadap keberadaan kegiatan wisata ini diharapkan dapat

menjadi salah satu masukan dalam evaluasi kinerja pembangunan pariwisata serta

memberikan pemahaman mengenai tingkat kebahagiaan masyarakat lokal

khususnya di Desa Oro-Oro Ombo.

3. Pihak Swasta

Pihak swasta dalam hal ini adalah pengembang atau developer obyek wisata,

Penilaian tingkat kebahagiaan masyarakat lokal terhadap keberadaan kegiatan

wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu ini diharapkan dapat

menjadi masukan strategi dalam pengembangan obyek wisata.

4. Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

menilai kebahagiaan masyarakat terhadap keberadaan kegiatan wisata. Selain itu,

gambaran mengenai penilaian tingkat kebahagiaan masyarakat lokal terhadap

kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu dapat

dijadikan bahan sebagai referensi dan penelitian selanjutnya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi merupakan batasan dan cakupan materi yang akan dibahas

dalam penelitan ini sehingga materi yang digunakan tepat sasaran dan pembahasannya

tidak meluas. Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada

ditemukannya tingkat kebahagiaan masyarakat lokal terhadap keberadaan kegiatan wisata

di Desa Oro-Oro Ombo melalui perbandingan tingkat kebahagiaan masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata dengan yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata

selain itu, juga mengetahui hubungan tingkat kebahagiaan dengan kondisi sosial,

demografis dan ekonomi masyarakat. Lingkup materi penelitian meliputi:

Page 25: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

6

A. Tinjauan penelitian

Komponen-komponen yang dijadikan tinjauan terhadap penelitian yang akan

dilakukan, yaitu:

1. Pariwisata yaitu pengertian pariwisata dan kegiatan wisata

2. Masyarakat lokal yaitu pengertian masyarakat lokal dan dampak perkembangan

wisata pada masyarakat lokal

3. Gross National Happiness Index (GNHI) yaitu pengertian kebahagiaan, tujuan

GNHI, domain dan indikator dan ambang batas dalam GNHI

4. Penelitian terdahulu terkait perkembangan pariwisata dan indeks kebahagiaan

masyarakat.

B. Karakteristik Wilayah Studi

Karakteristik wilayah studi yang dijabarkan secara deskriptif terkait gambaran

umum dan karakteristik pariwisata di Desa Oro-Oro Ombo.

C. Analisis Gross National Happiness Index (GNHI)

Tingkat kebahagiaan diukur berdasarkan 9 domain berdasarkan Gross National

Happiness Index (GNHI) yaitu kesejahteraan psikologis, kesehatan, penggunaan waktu,

pendidikan, keragaman budaya, tatanan pemerintah, vitalitas komunitas,

keanekaragaman ekologi dan standar hidup. Analisis GNHI terdiri dari kecukupan

indikator, kecukupan domain, identifikasi kelompok masyarakat yang bahagia dan belum

bahagia, persentase domain yang memenuhi kecukupan pada masyarakat yang belum

bahagia dan indeks kebahagiaan.

D. Analisis Crosstab

Analisis crosstab atau analisis tabulasi silang digunakan untuk mengetahui dan

menganalisis korelasi atau hubungan antar variabel yaitu tingkat kebahagiaan dengan

kondisi sosial, demografis dan ekonomi masyarakat.

E. Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal terhadap Keberadaan Kegiatan

Wisata

Membandingkan tingkat kebahagiaan antara kedua kelompok, sehingga

menghasilkan kelompok mana yang memiliki tingkat kebahagiaan lebih tinggi. Tingkat

kebahagiaan masyarakat lokal tersebut nantinya dikelompokkan menurut kondisi

geografis, sosial, demografis dan ekonomi sehingga gambaran tingkat kebahagiaan dapat

diketahui secara terperinci.

Page 26: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

7

F. Rekomendasi

Rekomendasi berisi tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

indeks kebahagiaan masyarakat lokal terhadap keberadaan kegiatan wisata berdasarkan

dari hasil analisis GNHI dan analisis crosstab.

1.6.2 Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah penelitian berada di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota

Batu yang terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Krajan Oro-Oro Ombo yang terdiri dari 7

RW, Dusun Gondorejo yang terdiri dari 3 RW dan Dusun Dresel yang terdiri dari 3 RW

dengan total keseluruhan 34 RT . Batas-batas administrasi Desa Oro-Oro Ombo adalah

sebagai berikut:

Batas Utara : Kelurahan Ngaglik dan Kelurahan Temas, Kecamatan Batu

Batas Timur : Desa Beji, Kecamatan Junrejo

Batas Barat : Wilayah Perhutani dan Gunung Panderman

Batas Selatan : Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo

Page 27: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

8

1.7 Kerangka Pikiran

Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang tinggi dan berkonstribusi besar pada PDB nasional, peningkatan devisa dan penyerapan tanaga kerja

Sejumlah penelitian menyebutkan pembangunan pariwisata memiliki dampak positif pada perekonomian masyarakat namun, cenderung memberikan dampak negatif pada aspek sosial-budaya dan lingkungan setempat (Untong, Kaosa-ard dkk, 2010 ; Sebele, 2010 ; Aref, 2011)

Kesejahteraan masyarakat dinilai lebih efektif dengan menggunakan tolak ukur secara holistik melalui aspek ekonomi, ekologi, sosial dan budaya

(Cahyat, Gonner & Haug,2007), dimana Negara Bhutan mengartikulasikan kesejahteraan melalui tingkat kebahagiaan atau Gross National

Happiness Index (GNHI) dengan 9 aspek , yang kemudian dijadikan acuan dalam menentukan tingkat kebahagiaan di Indonesia.

Indeks kebahagiaan di Indonesia pertama kali dirilis BPS tahun 2013 dengan nilai indeks 64,09 dan pada 2014 menadi 68,28 (skala 0-100).

Provinsi Jawa Timur yang mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu 68,70 dibandingkan tahun sebelumnya 68,28, dimana indeks

kebahagiaan masyarakat di perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (BPS Jawa Timur, 2015). Namun, angka peningkatan indeks

kebahagiaan Jawa Timur tidak terlalu signifikan dan menunjukkan proporsi masyarakat Jawa Timur yang tidak bahagia masih cukup besar karena

tidak terlalu jauh dari ambang batas skor ketidakbahagiaan dimana menurut Kadir (2014) ambang batas skor kebahagiaan adalah 50.

Kota Batu melalui branding “Kota Wisata Batu” merupakan salah satu ikon pariwisata Jawa Timur yang mengandalkan sektor pariwisata untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Salah satu pusat sektor kegiatan wisata adalah di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu (RIPPDA 2014-2019). Secara administratif

pariwisata di Desa Oro-Oro Ombo adalah obyek wisata BNS, Coban Rais, Peternakan Kuda Megastar. Desa Oro-Oro Ombo juga merupakan jalur

wisata, festival wisata dan tempat pengembangan perumahan wisata atau homestay (Renstra Kota Batu 2012-2017).

Identifikasi Masalah

Bagaimana tingkat kebahagiaan masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu,Kota Batu?

Survei Primer

Penyebaran Kuesioner

Kuesioner diajukan pada responden masyarakat lokal yang

bekerja di sektor pariwisata dan pendukung pariwisata.

Kuesioner berisi tentang sembilan aspek kebahagiaan

berdasarkan Gross National Happiness Index (GNHI).

Observasi

Karakteristik dan kondisi wisata wilayah secara umum

Wawancara

- Pemerintah Desa Oro-Oro Ombo

- Kelompok Sadar Wisata Desa Oro-Oro Ombo

- Pihak Obyek Wisata

Survei Sekunder

Studi Literatur

Terkait pariwisata, kegiatan wisata masyarakat lokal, dampak

kegiatan wisata pada masyarakat lokal, kebahagiaan dan

Gross National Happiness Index (GNHI)

Studi Instansi

- Profil Desa oro-Oro Ombo

- RPJM Desa Oro-Oro Ombo

- Persebaran kegiatan wisata dan pendukung di Desa Oro-

Oro Ombo

- Jumlah wisatawan pengunjung di kegiatan wisata di Desa

Oro-Oro Ombo

Karakteristik

Wilayah

Studi

Gambaran

umum

wilayah studi,

karakteristik

pariwisata

wilayah studi

Analisis Gross National Happiness

Index (GNHI)

Tingkat kebahagiaan diukur berdasarkan 9

domain berdasarkan Gross National

Happiness Index (GNHI) yaitu kesejahteraan

psikologis, kesehatan, penggunaan waktu,

pendidikan, keragaman budaya, tatanan

pemerintah, vitalitas komunitas,

keanekaragaman ekologi dan standar hidup.

Analisis GNHI terdiri dari kecukupan

indikator, kecukupan domain, identifikasi

kelompok masyarakat yang bahagia dan

belum bahagia, persentase domain yang

memenuhi kecukupan pada masyarakat yang

belum bahagia dan indeks kebahagiaan.

Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal terhadap Keberadaan Kegiatan Wisata di

Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu

Berdasarkan hasil penelitian Luthfi (2013) pada tahun 2009-2013 dan Anggraeni (2014) pada tahun 2014, pembangunan wisata di Kota Batu pada

aspek ekonomi dapat memberikan dampak positif kesejahteraan masyarakat pada aspek ekonomi yaitu membuka lapangan pekerjaan dan

meningkatkan pendapatan. Namun, ditinjau dari aspek sosial, budaya dan lingkungan menurut penelitian Anggaraeni (2014) dan Yanti (2014)

pembangunan wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu pada tahun 2014 menimbulkan kemacetan, terganggunya aktivitas

masyarakat sehari-hari akibat banyaknya kunjungan wisatawan, bergesernya budaya lokal terutama pada generasi muda, menurunnya pelestarian

tradisi desa, kesenjangan sosial dan perubahan alih fungsi lahan.

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

Tingkat Kebahagiaan Masyarakat

Lokal terhadap Keberadaan

Kegiatan Wisata

Membandingkan tingkat kebahagiaan

antara kedua kelompok, sehingga

menghasilkan kelompok mana yang

memiliki tingkat kebahagiaan lebih tinggi.

Tingkat kebahagiaan masyarakat lokal

tersebut nantinya dikelompokkan menurut

kondisi geografis, sosial, demografis dan

ekonomi sehingga gambaran tingkat

kebahagiaan dapat diketahui secara

terperinci beserta rekomendasinya.

Analisis Crosstab

Analisis crosstab atau

analisis tabulasi silang

digunakan untuk

mengetahui dan

menganalisis korelasi

atau hubungan antar

variabel yaitu tingkat

kebahagiaan dengan

kondisi sosial,

demografis dan

ekonomi masyarakat.

Page 28: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

9

1.8 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan pada penelitian “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

Masyarakat Lokal Terhadap Keberadaan Kegiatan Wisata di Desa Oro-Oro Ombo,

Kecamatan Batu, Kota Batu” adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan dalam penelitian berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah,

rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup penelitian yang mencakup ruang

lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, kerangka pemikiran serta sistematika

pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang kumpulan teori yang akan digunakan sebagai acuan

dalam penelitian, baik teori mengenai pariwisata, kegiatan wisata, masyarakat

lokal, dampak perkembangan wisata pada masyarakat lokal, Gross National

Happiness Index (GNHI) dan penelitian terdahulu serta kerangka teori.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian berisi metode dan alur yang digunakan dalam penelitian yang

terdiri dari jenis penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, populasi

dan sampel, metode analisis data terkait tingkat kebahagiaan masyarakat lokal yang

digunakan dalam penelitian, diagram alir dan desain survei.

BAB IV PEMBAHASAN

Pembahasan dalam penelitian ini berisi tentang gambaran umum dan karakteristik

wilayah studi, karakteristik pariwisata wilayah studi dan analisis Gross National

Happiness Index (GNHI), analisis crosstab, analisis deskriptif terkait tingkat

kebahagiaan masyarakat lokal terhadap keberadaan kegiatan wisata serta

rekomendasi.

BAB V PENUTUP

Penutup berisi kesimpulan serta saran bagi pemerintah dan akademisi.

Page 29: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

10

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 30: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Berdasarkan Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh masyarakat,

pengusaha dan pemerintah. Berikut ini beberapa pengertian lebih lanjut mengenai

pariwisata, antara lain:

1. Menurut Murphy dalam Pitana & Gayatri (2005)

Pariwisata adalah keseluruhan dari elemen - elemen terkait wisatawan, daerah

tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain-lain yang merupakan akibat dari

perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut dilakukan

secara tidak permanen.

2. Menurut Suwardjoko & Warpani (2007)

Pariwisata adalah fenomena politik – sosial – ekonomi – budaya - fisik yang

muncul sebagai wujud kebutuhan manusia dan Negara serta interaksi antara

wisatawan dengan masyarakat tuan rumah, sesama wisatawan, pemerintah dan

pengusaha berbagai jenis barang dan jasa yang diperlukan oleh wisatawan.

Dari definisi di atas, pengertian pariwisata dapat dirangkum yaitu hubungan dan

fenomena yang timbul akibat perjalanan dan tinggal untuk sementara dengan maksud

bersenang-senang, bersantai dan rekreasi atau berniaga dan keperluan-keperluan lainnya.

Hubungan dan fenomena yang timbul dari pariwisata merupakan mata rantai panjang yang

dapat menggerakkan berbagai macam kegiatan dalam kehidupan masyarakat.

2.1.1 Kegiatan Wisata

Kegiatan wisata adalah menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau

mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang

terkait di bidang tersebut (UU No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan). Kegiatan

wisata diwujudkan melalui antara lain adalah penyediaan daya tarik wisata, penyediaan

kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan

minuman, penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi,

penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran, jasa informasi

Page 31: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

12

pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata dan spa. Berikut ini adalah

penjelasan lebih lanjut mengenai masing - masing kegiatan wisata.

1. Penyediaan daya tarik wisata

Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan atau potensi seni budaya bangsa yang

telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran wisata

(Wibowo, 2008). Penyediaan daya tarik wisata dapat diwujudkan dengan

penyediaan obyek wisata dan atraksi wisata serta penyediaan golf, kolam renang,

boating, surfing, fishing, tennis court dan fasilitas lainnya (Wibowo, 2008).

2. Penyediaan kawasan pariwisata

Kegiatan membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata (Wibowo, 2008).

3. Jasa transportasi wisata

Kegiatan penyediaan jasa angkutan umum yaitu angkutan khusus wisata atau

angkutan umum yang menyediakan angkutan wisata (Pendit, 2002).

4. Jasa perjalanan wisata

Jasa perjalanan wisata terbagi menjadi biro perjalanan wisata dan agen perjalanan

wisata. Biro perjalanan wisata bergerak pada penyediaan jasa perencanaan

perjalanan dan/atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk

penyelenggaran perjalanan ibadah. Agen perjalanan wisata adalah usaha jasa

pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi serta

pengurusan dokumen perjalanan (Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

Tahun 2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Jasa Perjalanan Wisata). Jasa

perjalanan wisata dapat diwujudkan dengan perusahaan tour operator and travel

agent (Wibowo, 2008).

5. Jasa makanan dan minuman

Kegiatan pengolahan, penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang

dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi maupun sebagai usaha

yang berdiri sendiri. Jasa makanan dan minuman dapat diwujudkan dengan

penyediaan rumah makan, restoran, self-services, cafeteria, coffee shop, grill room,

bar, tavern dan sebagainya (Wibowo, 2008).

6. Penyediaan akomodasi

Kegiatan penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan.

Penyediaan akomodasi dapat diwujudkan dengan penyediaan hotel, motel, wisma,

homestay, cottages, camping dan youth hostel (Wibowo, 2008).

Page 32: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

13

7. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi

Kegiatan pengurusan penyelenggaran hiburan baik yang mendatangkan,

mengirimkan maupun mengembalikan serta menentukan tempat, waktu dan jenis

hiburan. Jasa penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi dapat diwujudkan

dengan penyelenggaraan badan usaha yang menyajikan hiburan-hiburan atau event

organizer (Pendit, 2002).

8. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran

Merupakan kegiatan dengan memberikan jasa pelayanan bagi satu pertemuan

sekelompok orang (misalnya negarawan, usahawan, cendekiawan) untuk

membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama

(Wibowo, 2008).

9. Jasa informasi pariwisata

Penyediaan jasa berupa informasi, dan penyebaran serta pemanfaatan informasi

kepariwisataan. Jasa informasi wisata dapat diwujudkan dengan tourist information

center yang terdapat di airport, terminal, pelabuhan atau suatu resort atau

dibentuknya lembaga khusus untuk mempromosikan pariwisata (Wibowo, 2008).

10. Jasa konsultan pariwisata

Penyediaan jasa berupa saran dan nasihat yang diberikan untuk penyelesaian

masalah-masalah yang timbul mulai dari penciptaan gagasan, pelaksanaan

operasinya yang disusun secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui

serta disampaikan secara lisan, tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli profesional

(Wibowo, 2008).

11. Jasa pramuwisata

Kegiatan bersifat komersial yang mengatur, mengkoordinir dan menyediakan

tenaga pramuwisata untuk memberikan pelayanan bagi seseorang atau sekelompok

orang yang melakukan perjalanan wisata (Wibowo, 2008). Jasa pramuwisata dapat

diwujudkan dengan penyediaan jasa pemandu (guide) serta penerjemah (Pendit,

2002).

12. Spa

Spa adalah upaya kesehatan tradisional dengan perawatan holistik dan pelayanan

professional yang menawarkan berbagai treatment untuk memenuhi kesehatan

tubuh, pikiran dan jiwa (mind, body and spirit). Tipe-tipe spa antara lain adalah

ayurvedic spa, day spa, destination spa, mineral spring spa, hotel spa, club spa,

medical spa, dental spa dan mobile spa (Jumarani,L. 2009).

Page 33: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

14

Sammeng (2001) menerangkan lapangan kerja yang tercipta oleh industri

pariwisata dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) kelompok besar yaitu:

1. Lapangan kerja langsung, adalah pekerjaan-pekerjaan yang tersedia pada jajaran

industri pariwisata, misalnya: akomodasi dan catering, tours & travel, daya tarik

dan fasilitas bisnis pariwisata.

2. Lapangan kerja tidak langsung, adalah pekerjaan-pekerjaan yang tersedia pada

pabrik, toko dan usaha-usaha lain yang diperlukan oleh pengusaha dan organisasi-

organisasi pariwisata yang melayani langsung wisatawan. Lapangan kerja tidak

langsung mencakup bidang yang sangat luas, yaitu mulai sektor pertanian,

perkebunan, peternakan, perikanan sampai dengan sektor industri manufaktur dan

industri jasa.

3. Lapangan kerja induced, adalah lapangan kerja yang tercipta akibat dari

pengeluaran orang-orang yang bekerja secara langsung atau tidak langsung pada

industri pariwisata.

Salah, W., L.J.Crampon & L.M. Roth Field (1997) dalam bukunya Tourism

Management membagi kegiatan masyarakat diluar kepariwisataan namun mendukung

kegiatan tersebut menjadi dua yaitu pengadaan prasarana umum (general infrastructures)

dan kebutuhan masyarakat banyak (basic needs of civilized life).

1. Pengadaan sarana prasarana umum (general infrastructure)

Kegiatan pengadaan yang bertujuan menyangkut kebutuhan orang banyak dan

membantu kelancaran roda perekonomian yaitu, pengadaan pembangkit tenaga

listrik dan sumber energi, sistem penyediaan air bersih, sistem jaringan jalan raya

dan jalur kereta api, sistem irigasi dan perhubungan telekomunikasi.

2. Kebutuhan masyarakat banyak (basic needs of civilized life)

Kegiatan pengadaan yang bertujuan menyangkut kebutuhan orang banyak seperti

rumah sakit, apotik, bank, kantor pos, pom bensin dan administrasi pemerintahan

(polisi, pengadilan, badan legislatif dan lain-lain).

Pendit (2002) juga membagi kegiatan pendukung dan penunjang pariwisata

menjadi dua yaitu sarana pelengkap pariwisata (supplementing tourism superstructures)

dan sarana penunjang pariwisata (supporting tourism superstructures). Sarana pelengkap

pariwisata diwujudkan dengan kegiatan penyediaan kerajinan tangan, penyediaan

perusahaan manufaktur, toko-toko souvenir, toko pakaian, toko perhiasan, toko kelontong

dan toko foto (cuci-cetak), salon dan sebagianya. Sarana penunjang pariwisata diwujudkan

dengan kegiatan penyediaan night club, casinos, steambaths dan lain-lain.

Page 34: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

15

Tabel 2.1 Kegiatan Wisata dan Kegiatan di Luar Wisata/ Pendukung Wisata

Kegiatan Wisata

(UU No.10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan)

Kegiatan di Luar Wisata/Pendukung wisata

Salah, W., L.J.Crampon & L.M. Pendit (2002)

Roth Field (1997)

General

Infrastucture

Basic Needs of

Civilized Life

Supplementing

tourism

superstructures

Supporting

tourism

superstructures

1. Penyediaan daya tarik wisata

- obyek wisata dan atraksi wisata

(Wibowo,2008)

- golf, kolam renang, boating, surfing,

fishing, tennis court dan fasilitas

lainnya (Wibowo,2008)

2. Penyediaan kawasan pariwisata

3. Jasa transportasi wisata

- Penyedia angkutan wisata

(Pendit,2002)

4. Jasa perjalanan wisata

- perusahaan tour operator and travel

agent (Wibowo,2008)

5. Jasa makanan dan minuman

- rumah makan, restoran, self-services,

cafeteria, coffee shop, grill room, bar,

tavern (Wibowo,2008)

6. Penyediaan akomodasi

- hotel, motel, wisma, homestay,

cottages, camping dan youth hostel

(Wibowo,2008)

7. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan

rekreasi

- penyelenggaraan badan usaha event

organizer (Pendit,2002)

8. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan

insentif, konferensi dan pameran

9. Jasa informasi pariwisata

- Tourist information center/lembaga

khusus untuk mempromosikan

pariwisata (Wibowo,2008) 10. Jasa konsultan pariwisata

11. Jasa pramuwisata

- Jasa pemandu (guide) serta penerjemah

(Wibowo,2008)

12. Spa

Ayurvedic spa, day spa, destination spa,

mineral spring spa, hotel spa, club spa,

medical spa, dental spa dan mobile spa

(Jumarani,L.2009)

Kegiatan

masyarakat yang

berkaitan dengan :

- Pengadaan

pembangkit

tenaga listrik

dan sumber

energi

- Sistem

penyediaan air

bersih

- Sistem jaringan

jalan raya

- Sistem irigasi

- Perhubungan

telekomunikasi

- Pertanian,

Perkebunan,

Peternakan,

Perikanan

Kegiatan masyarakat

yang berkaitan

dengan :

- Rumah sakit

- Apotik

- Bank

- Kantor pos

- Pom bensin

- Adminitrasi

pemerintah

(polisi,pengadilan,

badan legislatif)

- Perusahaan

manufaktur

(kerajinan

tangan/

kesenian),

- Toko-toko

souvenir,

- Toko

pakaian

(boutiques),

- Toko

perhiasan

(jewellery),

- Toko

kelontongan

- Toko foto

(cuci-cetak),

- Salon

(barbershop)

- Night club

- Casinos

- Steambaths

Sumber: UU No 10 Tahun 2009,Salah, W., L.J.Crampon & L.M. Roth Field (1997), Pendit (2002), Wibowo (2008),

Jumarani,L (2009)

Berdasarkan Tabel 2.1, kegiatan wisata dapat dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan

wisata itu sendiri dan kegiatan di luar wisata atau pendukung wisata. Kegiatan wisata

dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi 12 macam yaitu daya tarik wisata, kawasan

pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman,

jasa akomodai, jasa penyelenggara kegiatan hiburan dan rekreasi, jasa penyelenggara

pertemuan, jasa informasi pariwisata, jasa konsultasi wisata, jasa pramuwisata dan spa.

Page 35: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

16

Untuk kegiatan di luar wisata dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu sarana prasarana

umum (general infrastructure), kebutuhan masyarakat banyak (basic needs of civilized

life), sarana pelengkap pariwisata (supplementing tourism superstructures) dan sarana

penunjang pariwisata (supporting tourism superstructures). Macam-macam kegiatan

wisata ini nantinya dipergunakan sebagai masukan dalam menentukan kegiatan wisata dan

kegiatan pendukung wisata yang berada di wilayah studi serta menentukan sampel

penelitian.

2.2 Masyarakat Lokal

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan

kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan,

tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan (Soekanto, 2006). Emile

Durkheim (dalam Taneko, 1984) menyebutkan bahwa masyarakat terdiri dari unsur-unsur

sebagai berikut:

1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama

3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama

Masyarakat lokal di wilayah studi penelitian ini adalah masyarakat pedesaan. Ciri-

ciri masyarakat lokal pedesaan berdasarkan modul “Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat

Perkotaan” antara lain adalah mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat

dibandingkan dengan masyarakat perkotaan, sistem kehidupan umumnya berkelompok

dengan dasar kekeluargaan. Sebagaian besar warga hidup dari pertanian (pekerjaan yang

bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan/part time), masyarakatnya cenderung

homogen (mata pencahariaan, agama, adat-istiadat dan sebagainya) serta umumnya sangat

giat bekerja.

Masyarakat pedesaan juga memiliki ciri khas hidup dalam kesederhanaan, mudah

curiga terhadap hal-hal atau komunitas yang baru sehingga beberapa golongan masyarakat

tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada,

menjunjung tinggi kesopanan, lugas (berbicara apa adanya), memiliki perasaan “minder”

dengan masyarakat perkotaan, menghargai orang lain, gotong royong, demokratis

(musyawarah untuk mencapai mufakat) dan sangat religius (Waluya, B.). Masyarakat

pedesaan yang memiliki sifat dasar harmonis, rukun dan damai juga memiliki beberapa

gejala sosial yang sering timbul yaitu adanya konflik yang berkaitan dengan kedudukan,

Page 36: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

17

gengsi dan pernikahan serta kontraversi (pertentangan) yang disebabkan oleh perubahan

konsep kebudayaan dan kompetisi negatif (timbul rasa iri dan saling memfitnah).

Masyarakat pedesaan dalam penelitian ini merupakan masyarakat pedesaan yang

berada di area wisata. Masyarakat lokal di area wisata berdasarkan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2009 memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan

serta dalam penyelenggaraan kepariwisataan, termasuk penyampaian saran, pendapat dan

pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam rangka proses perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan kepariwisataan. Keikutsertaan masyarakat

lokal di area wisata mulai dikembangkan mulai tahun 1990. Hal tersebut tersebut dibangun

agar tidak hanya investor atau pihak swasta saja yang mendapat keuntungan yang besar

dari pariwisata tetapi masyarakat di area wisata juga ikut berperan aktif dalam pariwisata,

tidak hanya menjadi bagian kecil dari kegiatan wisata seperti PKL, warung kecil dan lain-

lain (Permanasari, 2011).

Peran aktif masyarakat lokal di area wisata dalam pengembangan wisata juga

diharapkan mampu mempertahankan dan meningkatkan kebanggaan pada budaya lokal,

mempertahankan lingkungan, meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi

laju urbanisasi (Permanasari, 2011). Berdasarkan ciri-ciri atau kecenderungan hal tersebut

dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menentukan sampel masyarakat lokal dan

membantu menggambarkan kondisi kemasyarakatan dalam wilayah studi di penelitian ini.

2.2.1 Dampak Perkembangan Wisata pada Masyarakat Lokal

Perkembangan menurut Suwantoro (1997) adalah suatu proses atau cara

menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna dan berguna. Adanya perkembangan

pariwisata tentunya juga akan memicu adanya dampak khususnya bagi kesejahteraan

masyarakat lokalnya (Kim, 2002). Waluya (2012) dalam tulisannya yang berjudul

“Sosiologi Pariwisata: Pariwisata dan Kebudayaan”, terdapat adanya dampak positif dari

perkembangan wisata bagi masyarakat, antara lain adalah:

1. Terbukanya lapangan kerja di sektor pariwisata

2. Memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat yang turut serta memberikan

pelayanan kepada para wisatawan yang memerlukan jasanya

3. Masyarakat menjadi lebih ingin mempelajari budaya serta adat istiadat agar bisa

disajikan pada wisatawan dan dapat menjadikan obyek wisata itu menjadi lebih

menarik karena atraksi budaya yang disuguhkan lebih variatif

4. Masyarakat bisa menguasai beberapa bahasa asing agar bisa berkomunikasi dengan

wisatawan asing guna menambah pengetahuan dan pengalaman

Page 37: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

18

Kegiatan wisata juga dapat menimbulkan adanya dampak-dampak negatif yaitu:

a. Dampak negatif terhadap lingkungan alam yang mencakup gejala alam yang

ada di sekitarnya antara lain adalah kerusakan vegetasi, polusi air, polusi udara,

polusi suara, kerusakan kawasan tepi sungai, habisnya cadangan air tanah dan

air permukaan serta masalah sampah.

b. Dampak negatif terhadap lingkungan binaan antara lain pemanfaatan lahan

yang tidak benar, pembangunan kota yang tidak terkendali, perubahan gaya

hidup, kepadatan tinggi, perubahan pemanfaatan lahan dan kerusakan bangunan

bersejarah.

c. Dampak negatif terhadap lingkungan budaya yang mencakup nilai-nilai dan

kepercayaan adat mulai luntur, tindakan moral negatif (pelacuran dan mabuk),

perilaku hedonis, seni dan kerajinan adat tidak dilestarikan dan meningkatnya

pelanggaran hukum (pencurian, narkotika, kelompok jahat).

Dampak perkembangan wisata yang terjadi juga dapat memengaruhi psikologis

masyarakat. Adanya kontak dengan budaya lain dapat mendorong pertumbuhan suatu

kebudayaan baru sehingga dapat menimbulkan munculnya toleransi terhadap perbuatan

menyimpang (Nasir, 2014). Toleransi terhadap perbuatan menyimpang dalam hal ini salah

satunya adalah sikap saling membohongi dan memeras antara masyarakat lokal dengan

wisatawan akibat tidak terdapat adanya hubungan yang mendalam. Masyarakat lokal

khususnya yang bekerja di kegiatan wisata memiliki kepentingan ekonomi untuk

mendapatkan pendapatan tambahan sehingga hubungan yang semula didasarkan pada

keramah-tamahan tradisional dapat berubah menjadi keramah-tamahan yang

dikomersialkan (Pitana & Gayatri, 2005). Selain itu ketidakpuasan masyarakat terhadap

bidang-bidang tertentu dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan atau pertentangan

untuk mengubahnya (Nasir, 2014).

Berdasarkan dampak yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa dampak

perkembangan pariwisata tidak hanya berpengaruh pada kondisi ekonomi masyarakat

namun juga pada lingkungan, sosial, budaya dan psikologis. Dampak perkembangan

wisata ini nantinya akan dijadikan masukan untuk menggambarkan dampak dan

permasalahan yang timbul akibat dari perkembangan wisata pada masyarakat lokal yang

ada di wilayah studi.

Page 38: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

19

2.3 Gross National Happiness Index (GNHI)

2.3.1 Kebahagiaan

Kebahagiaan merupakan suatu hal yang dipersepsikan secara subyektif oleh tiap

orang. Kebahagiaan yang dimaksud bukan hanya terbatas pada perasaan subyektif seperti

perasaan senang (fun), perasaan ceria (cheerful) atau perasaan gembira lainnya yang

mudah berubah dalam waktu yang relatif singkat. Kebahagiaan dalam hal ini adalah

perasaan yang lebih mendalam dan obyektif menyangkut pengembangan seluruh aspek

kehidupan suatu individu (BPS Jawa Timur, 2015).

Kepuasan hidup dapat diasosiasikan sebagai ukuran kebahagiaan dengan

pendekatan pengukuran subyektif, sementara kesejahteraan cenderung dikaitkan dengan

penilaian terhadap kondisi kehidupan (living conditions) dengan pendekatan pengukuran

obyektif dan psikologik. Kepuasan hidup merupakan suatu ukuran yang menggambarkan

tingkat kebahagiaan, sementara itu kebahagiaan juga merupakan suatu ukuran

kesejahteraan pada tataran yang lebih tinggi. Menurut Veenhoven (2004), kebahagiaan

merupakan refleksi dari kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan yang telah dicapai.

Gross National Happines Index (GNHI) atau yang disebut sebagai indeks

kebahagiaan merupakan istilah dari Negara Bhutan, dimana konsep ini menyiratkan bahwa

pembangunan berkelanjutan harus mengambil pendekatan holistik terhadap kemajuan dan

kesejahteraan non-ekonomi (New Development Paradigm Steering Committee and

Secretariat, 2013).

Gambar 2.1 Model Paradigma Pembangunan Baru Sumber: New Development Paradigm Steering Committee and Secretariat (2013:9)

SOCIETAL HAPPINESS

A. Needs

All human beings, regardless of

the environment in which they

live, require adequate

satisfaction or their need for

food, water, shelter, security &

respect. All of this, in turn, is

dependent upon a sustainable

environment

B. Holistic Development Agenda A transformative agenda with

interconnected solutions

- Environment conservations

- Sustainable & equitable socio-

economic development

- Preservation & promotion of

culture

- Good governance

C. Responsible use of resources

Natural, social, human and economic

resources to ensure present and future

sustainibility

E. Happiness Skill

Dream creatively from human

historical experience, wisdom

traditions and modern science

D. Outcome : Equitable &

Sustainable Society

Ecological diversity &

resilience

Living standards

Health

Education

Cultural diversity &

resilience

Community vitality

Time balance

Good governance

Psychological wellbeing

Page 39: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

20

Gambar 2.1 merupakan Model Paradigma Pembangunan Baru menurut New

Development Paradigm Steering Committee and Secretariat (2013) yang mendasari indeks

kebahagiaan dengan penjabaran sebagai berikut.

1. Kebutuhan

Kebutuhan mendasar seperti standar hidup yang layak, lingkungan, kesehatan,

pendidikan, partisipasi budaya, keseimbangan penggunaan waktu, partisipasi dan

kebebasan politik serta kesejahteraan psikologis yang belum terpenuhi oleh

paradigma pembangunan konvensional.

2. Agenda pembangunan yang holistik

Diperlukan adanya struktur kelembagaan, kebijakan, sistem pengukuran dan

mekanisme peraturan sebagai inti model. Konsep GNH menggunakan empat pilar

yaitu good governance, pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan,

pelestarian budaya dan pelestarian lingkungan.

3. Pengunaan sumber daya alam, manusia dan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan

masa kini dan masa mendatang yang sustainable.

4. Kebahagiaan juga dapat dipengaruhi oleh sejarah, pengalaman, kebudayaan dan

ilmu modern

5. Kebahagiaan dianggap sebagai hasil transformasi dan terjemahan dari

kesejahteraan yang terdiri dari 9 domain yaitu kesejahteraan psikologis, kesehatan,

pendidikan, keragaman budaya dan ketahanan, penggunaan waktu, tatanan

pemerintah, vitalitas komunitas, keanekaragaman ekologi dan ketahanan dan

standar hidup.

Berdasarkan definisi diatas, kebahagiaan dalam penelitian ini bukan perasaan

gembira mudah berubah dalam waktu yang relatif singkat tetapi merupakan hasil

transformasi dari kesejahteraan yang terdiri dari 9 domain yaitu kesejahteraan psikologis,

kesehatan, pendidikan, keragaman budaya dan ketahanan, penggunaan waktu, tatanan

pemerintah, vitalitas komunitas, keanekaragaman ekologi dan ketahanan dan standar

hidup.

2.3.2 Tujuan Pengukuran Kebahagiaan melalui GNHI

Pengukuran indeks kebahagiaan dikembangkan oleh Ura, dkk (2012) yang dapat

digunakan dalam beberapa hal serta memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Menetapkan kerangka alternatif pembangunan

Visi pembangunan secara eksplisit yaitu berusaha memenuhi kepuasaan secara

lebih kompleks melalui sembilan domain sebagai cerminan tujuan pembangunan.

Page 40: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

21

2. Indikator indeks kebahagiaan sebagai panduan dalam sektor pembangunan

Indikator indeks kebahagiaan dapat memantau kegiatan sektor publik, memonitor

output, mengevaluasi keberhasilan program serta memberikan insentif bagi

pemerintah untuk meningkatkan layanan berdasarkan konstribusi indeks

kebahagiaan dari waktu ke waktu.

3. Mengalokasikan sumber daya sesuai dengan target

Indeks kebahagiaan merupakan panduan yang cukup efektif dalam penentuan

kebijakan karena terdapat pemahaman yang jelas mengenai keberhasilan program

kegiatan serta kelemahan sumber daya dari waktu ke waktu.

4. Mengukur kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat

Komponen indikator GNH bertujuan untuk menerangkan kesejahteraan masyarakat

secara kompleks dan terperinci. Hal ini juga memerlukan metodologi pengukuran

yang mudah untuk dimengerti masyarakat.

5. Mengukur kemajuan seiring waktu

Indeks kebahagiaan alat ukur yang peka terhdap perubahan dari waktu ke waktu

sehingga dapat diamati selama dekade terakhir. Beberapa indikator akan langsung

responsif terhadap perubahan dalam kebijakan yang relevan.

6. Membandingkan kemajuan di seluruh wilayah

Indeks kebahagiaan mampu memberikan makna perbandingan pada karakter daerah

yang bervariasi sehingga survei dapat dilakukan pada seluruh daerah.

Berdasarkan tujuan pengukuran kebahagiaan melalui GNHI, dalam penelitian ini

memiliki tujuan yang identik pada tujuan nomor 4 yaitu untuk mengukur kebahagiaan dan

kesejahteraan rakyat. GNHI sendiri menurut Haryanto, J. dapat dipilah ke dalam

kelompok-kelompok dan wilayah, sehingga dapat digunakan untuk merancang kebijakan

dan program peningkatan kebahagiaan secara rinci dan terpadu baik oleh pemerintah pusat,

daerah, LSM atau dunia usaha, dimana dalam penelitian pengukuran kebahagiaan melalui

GNHI dipilah ke dalam kelompok masyarakat lokal pekerja sektor kegiatan wisata dan

kelompok masyarakat pekerja sektor pendukung atau luar wisata di wilayah studi.

2.3.3 Domain dan Indikator GNHI

Ura, dkk (2012) menentukan domain dan indikator indeks kebahagiaan berdasarkan

lima kriteria yaitu :

1. Mencerminkan nilai normatif indeks kebahagiaan yang telah diartikulasikan dalam

dokumen resmi pembangunan

2. Setiap domain dan indikator telah dianalisis untuk memastikan ketahanan

Page 41: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

22

3. Mencerminkan kebahagiaan sehingga dapat dilakukan peningkatan

4. Harus relevan untuk tindakan kebijakan publik

5. Mudah dimengerti masyarakat dan berhubungan dengan pengalaman hidup

Berdasarkan hal tersebut, indeks kebahagiaan memiliki sembilan domain yang

terdiri dari tiga golongan domain yaitu domain standar (standard domain) meliputi standar

hidup, kesehatan dan pendidikan, domain baru (newer domain) meliputi penggunaan

waktu, tatanan pemerintah dan keragaman ekologi serta domain inovatif (innovative

domain) meliputi kesejahteraan psikologis, vitalitas komunitas dan keragaman budaya

(Ura, dkk, 2012).

Gambar 2.2 Domain dan Indikator Indeks Kebahagiaan Sumber: (Ura, dkk, 2012)

Berdasarkan Gambar 2.2, Indeks kebahagiaan sendiri memiliki 33 indikator dan

129 variabel. Indikator indeks kebahagiaan terdiri dari indikator subyektif dan obyektif.

Terdapat sembilan indikator subyektif antara lain yaitu kepuasan hidup, emosi positif dan

negatif, spiritualitas, catatan status kesehatan diri, kebebasan politik, kinerja pemerintah,

tanggung jawab terhadap lingkungan dan persepsi terhadap isu lingkungan. Serta terdapat

enam indikator yang dilaporkan sendiri yaitu pengetahuan, norma, hubungan keluarga,

hubungan masyarakat, bahasa dan driglam namzha (Ura, dkk, 2012).

Page 42: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

23

Indeks kebahagiaan merupakan dimensi kepuasan hidup yang mengarah pada

kesejahteraan subyektif, sehingga penting untuk menyertakan kajian indikator subyektif

yang berguna ketika indikator obyektif tidak cukup untuk menjelaskan aspek penting

dalam sebuah domain. Aspek subyektif tersebut sangat penting untuk diukur karena

merupakan hal yang paling inti dalam kesejahteraan (Ura, dkk, 2012). Berikut ini Tabel 2.2

adalah rincian penjelasan indikator dan variabel indeks kebahagiaan.

Page 43: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

24

Tabel 2.2 Indikator dan Variabel Indeks Kebahagiaan No Domain Indikator Variabel Bobot

1 Kesejahteraan

psikologis

Kepuasan hidup Tingkat kepuasaan terhadap kesehatan, pekerjaan, keluarga, standar hidup dan keseimbangan kerja 33%

Emosi positif Emosi positif adalah perasaan kasih sayang, kemurahan hati, pengampunan, kepuasan dan ketenangan 17%

Emosi negatif Emosi negatif diwakili oleh keegoisan, kecemburuan, iri hati, amarah, rasa takut dan khawatir 17%

Spiritualitas Tingkat spiritual yang diakui, pengakuan dosa, ritual ibadah, keterlibatan dalam kegiatan rohani 33%

2 Kesehatan Catatan status kesehatan diri Kondisi status kesehatan masyarakat selama satu 1 bulan terakhir 10%

Kesehatan sehari-hari Jumlah 'hari sehat' responden dalam satu bulan terakhir 30%

Difabel Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya kecacatan yang membatasi. 30%

Kesehatan mental Kualitas kesehatan mental individu 30%

3 Pendidikan Keaksaraan Seseorang dapat dikatakan melek huruf bila mampu membaca dan di salah satu bahasa sehari-hari 30%

Kualifikasi pendidikan Pendidikan yang berkualifikasi apabila seseorang mampu menyelesaikan enam tahun wajib belajar dari

pendidikan formal, non-formal dan sekolah monastic 30%

Pengetahuan Pengetahuan diluar pendidikan formal, yaitu pengetahuan terkait legenda dan cerita rakyat, festival lokal, lagu

tradisional, penularan HIV-AIDS dan pengetahuan tentang pemerintahan. 20%

Norma Persepsi masyarakat pada tindakan membunuh, mencuri, berbohong, menciptakan ketidakharmonisan dalam

hubungan sosial dan pelecehan seksual. 20%

4 Keragaman budaya Bahasa Tingkat kefasihan bahasa ibu yang dilaporkan sendiri. 20%

Partisipasi budaya Frekuensi partisipasi dalam kegiatan sosial budaya dalam 12 bulan terakhir 30%

Keterampilan seni

Minat dan pengetahuan masyarakat di tiga belas seni dan kerajinan di Bhutan yaitu tenun, border, lukisan,

pertukangan, ukiran, patung, casting, blacksmithing, karya bambu, goldsmithing, silversmithing, pengrajin

batu, karya dengan kulit dan karya dengan kertas.

30%

Driglam Namzha

(Upacara Adat) Perilaku masyarakat seperti cara bergerak, makan dan berpakaian di acara-acara resmi dan di ruang formal. 20%

5 Penggunaan waktu

Penggunaan waktu jam kerja

Penggunaan waktu jam kerja dalam satu hari dimana waktu kerja standar adalah 8 jam/sehari. Dalam hal ini

definisi kerja juga mencakup pekerjaan yang bahkan belum dibayar seperti pemerhati anak, woola (tenaga

kerja pembantu dalam suatu komunitas) dan pekerja sukarela dan pembantu informal.

50%

Penggunaan waktu jam

tidur/istirahat Penggunaan waktu jam tidur/istirahat dalam satu hari dimana waktu tidur standar adalah 8 jam/sehari. 50%

6 Tatanan Pemerintah

Kebebasan politik

Persepsi masyarakat tentang tujuh kebebasan politik yaitu kebebasan berbicara dan berpendapat, hak untuk

memilih, hak untuk bergabung dengan partai politik pilihan mereka, hak untuk membentuk asosiasi atau

menjadi anggota dari asosiasi, hak untuk akses yang sama dan kesempatan untuk bergabung dengan layanan

publik, hak untuk upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya dan kebebasan dari diskriminasi

berdasarkan ras,jenis kelamin.

10%

Partisipasi politik

Partisipasi politik dalam hal ini adalah keikutsertaan voting dalam pemilu dan frekuensi kehadiran di

pertemuan masyarakat. 40%

Kinerja pemerintah Penilaian subyektif masyarakat terkait kinerja pemerintah dalam 12 terakhir bulan pada tujuan utama dari

pemerintahan yang baik yaitu tenaga kerja, kesetaraan, lingkungan dan budaya. 10%

Page 44: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

25

No Domain Indikator Variabel Bobot

Penyediaan layanan

Menilai penyediaan layanan berdasarkan pelayanan kesehatan, pembuangan limbah, akses listrik dan pasokan

air yang kualitas. 40%

7 Vitalitas komunitas Hubungan masyarakat Hubungan masyarakat dinilai berdasarkan rasa kenyamanan dan kepercayaan dengan tetangga. 20%

Hubungan keluarga Hubungan keluarga dinilai berdasarkan rasa kenyamanan dan kepercayaan dengan keluarga yang dinilai dari

titik lemah sampai kuat. 20%

Keamanan Keamanan di masyarakat dinilai berdasarkan kejadian kejahatan dalam 12 bulan terakhir. 30%

Donasi Waktu dan uang yang dikeluarkan individu untuk donasi dalam acara amal atau penggalangan dana 30%

8 Keanekaragaman

ekologi

Isu lingkungan / Polusi Tingkat kesadaran masyarakat yang dirasakan dalam permasalahan lingkungan 10%

Tanggung jawab terhadap

lingkungan

Mengukur perasaan pribadi tanggung jawab terhadap lingkungan. Hal ini penting untuk memperkuat sikap

yang akan mendorong orang untuk menjadi ramah lingkungan dan untuk mengidentifikasi kerusakan apapun

di saat yang sangat sadar lingkungan dilihat dari warga.

10%

Isu-isu perkotaan

Perhatian masyarakat terhadap empat isu perkotaan yaitu kemacetan lalu lintas, ruang hijau yang tidak

memadai, kurangnya jalan pejalan kaki dan lingkungan tercemar. Isu-isu perkotaan dapat dikembangkan

sesuai dengan wilayah studi.

40%

Kerusakan oleh satwa liar

Adanya satwa liar di sini dapat mengindikasikan adanya di kerusakan tanaman yang berkonsekuensi pada

ekonomi bagi petani, rumah tangga serta mengganggu pola tidur dan dapat menciptakan kecemasan dan rasa

tidak aman. Dinilai dengan kehadiran dan ketidakhadirannya kerusakan dan tingkat keparahan kerusakan.

40%

9 Standar hidup Pendapatan rumah tangga per

kapita

Pendapatan rumah tangga termasuk pendapatan yang diperoleh oleh semua individu dalam rumah tangga dari

berbagai sumber dalam atau di luar negeri. 33%

Asset

Indikator aset telah digunakan sebagai indikator standar hidup dalam banyak studi, karena menggambarkan

kesejahteraan rumah tangga. Aset rumah tangga seperti seperti barang-barang tahan lama dan semi-tahan

lama dari penggunaan sehari-hari, antara lain yaitu, telepon,handphone, komputer/laptop, kulkas, televisi,

motor, mobil, kepemilikan tanah dan kepemilikan ternak.

33%

Kualitas rumah

Rumah merupakan kebutuhan dasar bagi seseorang, tempat dimana sebagian besar menghabiskan waktu,

sehingga kualitas rumah juga berpengaruh pada kondisi sosial, Kualitas rumah dinilai berdasarkan tiga aspek

yaitu konstruksi rumah, konstruksi MCK dan rasio kamar.

33%

Sumber: (Ura, dkk 2012)

Page 45: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

26

Berdasarkan Tabel 2.2, dapat diketahui bahwa indikator indeks kebahagiaan sama-

sama memiliki bobot, dimana bobot tersebut tidak ditentukan berdasarkan peringkatnya

secara permanen karena sangat berpengaruh bagi kelompok atau lembaga tertentu. Setiap

indikator memiliki total bobot sebesar 100% dimana indikator obyektif atau yang lebih

handal memiliki bobot yang relatif lebih tinggi. Pembobotan telah memperhitungkan

tingkat akurasi dan mencegah perubahan indeks kebahagiaan pada masa depan yang

terpengaruh oleh kerangka acuan atau perubahan aspirasi seseorang yang memungkinkan

berpengaruh pada indikator subyektif atau berdasarkan laporan diri mereka sendiri.

Banyaknya indikator subyektif bisa menjadi kelemahan dari indeks kebahagiaan namun,

pengujiaan terhadap indeks kebahagiaan telah dilakukan dan menunjukkan hasil yang

relatif baik untuk perubahan struktur indikator yang kecil (Ura, dkk, 2012).

Hal yang perlu diingat, tidak semua indikator relevan untuk diterapkan di semua

wilayah contohnya pada indikator kerusakan lahan pertanian akibat satwa liar kurang

relevan bagi wilayah perkotaan dan indikator Driglam Namzha yaitu etika dalam

berperilaku dan berpakaian di depan umum dan upacara formal serta pengaturan

kebudayaan pada Negara Bhutan hanya berlaku di Negara Bhutan. Demikian pula dengan

indikator kesehatan mental yang perlu memperhatikan catatan kesehatan mental

masyarakat dan indikator donasi dalam acara amal yang lebih banyak diterapkan di Negara

Bhutan. Uraian dari domain dan indikator ini nantinya akan digunakan untuk menentukan

domain dan indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini.

2.3.4 Ambang Batas dalam GNHI

Indeks kebahagiaan sendiri memiliki dua macam ambang batas, yaitu ambang batas

kecukupan dan ambang batas kebahagiaan. Ambang batas kecukupan digunakan untuk

menentukan apakah seseorang atau rumah tangga telah mencapai kecukupan pada masing-

masing indikator. Beberapa ambang batas kecukupan indikator tersebut menggunakan

standar nasional, namun terdapat juga indikator-indikator yang tidak diatur dalam literatur

maupun standar internasional. Sehingga, dalam beberapa indikator mengandalkan

penilaian normatif yang disesuaikan dengan peraturan dan kondisi wilayah studi (Ura,

dkk,2012).

Ambang batas kedua yaitu ambang batas kebahagiaan yaitu seberapa banyak

indikator atau berapa banyak persen yang harus dicapai seseorang agar bisa disebut sebagai

bahagia. Ambang batas kebahagiaan sendiri memiliki tiga hal yang perlu diperhatikan

yaitu:

Page 46: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

27

a. Adanya keragaman karena tidak semua indikator dapat diterapkan secara

universal

b. Adanya pengukuran yang kurang akurat akibat perbedaan atau keragu-raguan

seseorang dalam mengatakan apa yang terjadi sebenarnya (takut tampak bangga

atau pamer). Dengan adanya hal ini maka ambang batas kebahagiaan tidak

semuanya harus memiliki kecukupan di setiap domainnya.

c. Adanya kebebasan memilih dimana beberapa orang dapat merasakan

kebahagiaan tanpa mencapai kecukupan dalam setiap domain.

Berdasarkan tiga hal tersebut, indeks kebahagiaan mengakui adanya keterbatasan

ukuran kuantitatif sehingga ukuran seseorang yang bahagia tidak harus memenuhi 100%

domain tetapi cukup 66% dari domain yang telah ditetapkan. Uraian ambang batas dalam

GNHI ini nantinya akan dijadikan pertimbangan dan dasar penentuan ambang batas yang

digunakan dalam penelitian ini.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan literatur dalam penelitian adalah

penelitian terkait tentang dampak perkembangan pariwisata pada masyarakat yaitu “Peran

Pembangunan Kawasan Wisata Jawa Timur Park II terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat di Sekitarnya” oleh Anggraeni, S. (2014), “Peran Pariwisata terhadap

Kesejahteraan Masyarakat di Sektor Lapangan Pekerjaan dan Perekonomian tahun 2009-

2013 (Studi Kasus : Kota Batu)” oleh Luthfi, R. (2013), dan “Perubahan Fungsi Keluarga

sebagai Dampak adanya Obyek Wisata (Studi Kasus Perubahan Fungsi Ekonomi Keluarga

Petani Pada Wilayah Obyek Wisata BNS Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu)” oleh Yanti

(2014).

Penelitian terdahulu yang dipergunakan juga terkait dengan tingkat kebahagiaan

yaitu “An Extensive Analysis of GNH Index” oleh Ura, dkk (2012) dan “Pengukuran

Kinerja Pembangunan Perdesaan dengan Pendekatan Gross National Happines Index

(Studi Kasus : Kecamatan Pagak dan Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang)” oleh

Dayana, Surjono & Sutikno (2015). Berikut ini Tabel 2.3 merupakan penjabaran dari

penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan literatur.

Page 47: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

28

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Sumber Tujuan Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan

Peran Pembangunan

Kawasan Wisata Jawa

Timur Park II terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat di Sekitarnya

Anggraeni, S. 2014. .Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas

Brawijaya Malang.

Mengetahui peran pembangunan

kawasan wisata Jawa Timur Park II terhadap kondisi sosial ekonomi

masyarakat di Sekitarnya

Pengumpulan data

menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi

Pendekatan Fenomenologis

Pembangunan Kawasan Wisata

JTP II berdampak pada:

Terciptanya lapangan pekerjaan

baru

Memicu perbaikan infrastruktur

dan mempermudah akses

transportasi

Kemacetan

Bergesernya budaya lokal

Kesenjangan sosial

Perubahan alih fungsi lahan

Hasil yang

diharapkan mampu

mengetahui

dampak

pembangunan obyek wisata

terhadap

masyarakat

Pembangunan pariwisata

dalam hal ini adalah obyek wisata BNS

Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui tingkat

kebahagiaan masyarakat

secara holistik

Analisis menggunakan

bantuan alat ukur GNHI

Peran Pariwisata

terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Sektor

Lapangan Pekerjaan dan

Perekonomian tahun

2009-2013 (Studi Kasus : Kota Batu)

Luthfi, Renaldy R.

2013. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Malang.

Mengetahui gambaran tentang

kesejahteraan masyarakat Kota

Batu, khususnya di sektor Lapangan pekerjaan dan

Perekonomian daerahnya

Pengumpulan data

menggunakan wawancara,

observasi dan dokumentasi

Metode Kualitatif

Fenomenologi

Pariwisata memiliki peran positif

terhadap kesejahteraan masyarakat Kota Batu di sektor

lapangan pekerjaan dan

perekonomian

Masyarakat merasakan terjadi

peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan walapun tidak

secara kontinue tiap tahun

Dampak negatif yang dirasakan

sektor pertanian menurun, kemacetan dan tanah semakin

tidak subur

Hasil yang

diharapkan

mampu mengetahui

dampak

pariwisata

terhadap kesejahteraan

masyarakat

Pariwisata dalam hal ini

yang berada di Desa Oro-

Oro Ombo

Kesejahteraan masyarakat

dalam penelitian ini

secara kseluruhan tidak

hanya di aspek

perekonomian

Analisis menggunakan

bantuan alat ukur GNHI

Perubahan Fungsi

Keluarga sebagai

Dampak adanya Obyek

Wisata (Studi Kasus Perubahan Fungsi

Ekonomi Keluarga

Petani Pada Wilayah

Obyek Wisata BNS Desa Oro-Oro Ombo, Kota

Batu)

Yanti, Restian D.

2014. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya.

Mengetahui bentuk perubahan

fungsi ekonomi dalam keluarga

masyarakat Desa Oro-Oro Ombo

sebagai akibat adanya

industrialiasai pariwisata

Pengumpulan data

menggunakan wawancara,

observasi dan dokumentasi

Metode kualitatif deskriptif

dengan pendekatan studi kasus

Masyarakat lokal yang awalnya

bekerja di sektor agraris beralih

ke sektor industrialiasasi

pariwisata

Pembangunan obyek wisata

BNS mampu menyerap tenaga kerja masyarakat lokal tetapi

hanya pada tingkat mikro

Kegiatan sosial budaya di Desa

Oro-Oro Ombo menurun

Hasil yang

diharapkan

mampu

mengetahui

dampak obyek

wisata BNS

terhadap

masyarakat lokal

Desa Oro-Oro Ombo

Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui tingkat

kebahagiaan masyarakat

Analisis menggunakan

bantuan alat ukur GNHI

An Extensive Analysis of

GNH Index

Ura,Alkire,Zangmo

&Wangdi (2012).

Thimphu,Bhutan. The Centre for Bhutan

Studies

Mengetahui indeks kebahagiaan

Negara Bhutan

Metode pengumpulan data

menggunakan kuesioner

Menggunakan Gross National

Happiness Index (GNHI)

Hasil perhitungan GNH Indeks

menunjukkan

Persentase masyarakat yang

bahagia dan tidak bahagia

Indikator yang paling

Menganalisis

indeks

kebahagiaan

indikator GNHI dengan

33 variabel indeks

kebahagiaan mengalami

perubahan yang

disesuaikan dengan kondisi dan kebudayaan

Page 48: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

29

Judul Penelitian Sumber Tujuan Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan

berkonstribusi pada indeks

kebahagiaan

Indeks kebahagiaan

berdasarkan pembagian wilayah

Indeks kebahagiaan

berdasarkan demografi dan ekonomi (pendapatan,

pekerjaan, pendidikan, umur,

gender,status perkawinan)

kuesioner

wilayah studi

Fokus penelitian pada

indeks kebahagiaan

masyarakat lokal di

wilayah kegiatan wisata

Indeks kebahagiaan

dipergunakan untuk

menunjukkan tingkat

kebahagiaan masyarakat

yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan luar

kegiatan wisata

Pengukuran Kinerja

Pembangunan Perdesaan

dengan Pendekatan

Gross National Happines Index (Studi

Kasus : Kecamatan

Pagak dan Kecamatan

Donomulyo, Kabupaten Malang)

Dayana, Surjono &

Sutikno (2015)

Planning for Urban

Region and Environment (PURE)

Volume 4 No.4.

Mengetahui indeks kebahagiaan

masyarakat (masyarakat pemanfaat

PNPM dan masyarakat non

pemanfaat PNPM)

Mengetahui keterkaitan indeks

kebahagiaan masyarakat (masyarakat pemanfaat PNPM)

dengan program PNPM Mandiri

Perdesaan

Metode Pengumpulan data

dengan studi instansi,

kuesioner, observasi, serta

wawancara

Metode analisis dengan Gross

National Happiness Index (GNHI) dan analisis deskriptif

Adanya perbedaan indeks

kebahagiaan antara masyarakat

pemanfaat PNPM dan

masyarakat non pemanfaat

PNPM

Jenis bantuan program PNPM

belum dapat melingkupi seluruh

persentase kecukupan indikator

kebahagiaan

Menganalisis

indeks

kebahagiaan

dengan

menggunakan

kuesioner

dengan 9

indikator GNHI

Dalam penelitian ini

Indeks Kebahagiaan tidak

dikaitkan dengan program

PNPM Pedesaan maupun

kemiskinan Pedesaan,

namun terkait

kesejahteraan masyarakat

lokal terhadap keberadaan

kegiatan wisata di wilayah studi

Page 49: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

30

2.5 Kerangka Teori

Penilaian Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal Terhadap Keberadaan Kegiatan Wisata

Gambar 2.3 Kerangka Teori

Masyarakat Lokal di Area Wisata

Masyarakat lokal di area wisata

memiliki kesempatan yang sama dan

seluas-luasnya dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan

penyelenggaraan kepariwisataan.

UU Nomor

10 Tahun

2009

Dampak Kegiatan Wisata Pada Masyarakat Lokal

Terbukanya lapangan kerja, memberikan pendapatan tambahan, ingin mempelajari

budaya serta adat istiadat agar bisa disajikan pada wisatawan, menguasai beberapa

bahasa asing. Dampak negatif terhadap lingkungan alam lingkungan dan lingkungan

budaya.

Waluya

(2012)

Pariwisata

Pengertian Pariwisata

UU Nomor 10

Tahun 2009

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

wisata yang didukung oleh masyarakat,

pengusaha dan pemerintah.

Murphy dalam

Pitana & Gayatri

(2005)

Pariwisata adalah keseluruhan dari elemen -

elemen terkait wisatawan, daerah tujuan wisata,

perjalanan, industri dan lain-lain yang

merupakan akibat dari perjalanan wisata ke

daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan

tersebut dilakukan secara tidak permanen

Suwardjoko &

Warpani (2007)

Pariwisata adalah fenomena politik – sosial –

ekonomi – budaya - fisik yang muncul sebagai

wujud kebutuhan manusia dan Negara serta

interaksi antara wisatawan dengan masyarakat

tuan rumah, sesama wisatawan, pemerintah dan

pengusaha berbagai jenis barang dan jasa yang

diperlukan oleh wisatawan.

Kegiatan Wisata

UU No.10 Tahun

2009

Kegiatan wisata diwujudkan melalui

penyediaan daya tarik wisata, penyediaan

kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata,

jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan

minuman, penyediaan akomodasi,

penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi,

penyelenggaraan pertemuan, perjalanan

insentif, konferensi dan pameran, jasa informasi

pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa

pramuwisata dan spa

Salah, W.,

L.J.Crampon &

L.M. Roth Field

(1997)

kegiatan masyarakat diluar kepariwisataan

namun mendukung kegiatan tersebut menjadi

dua yaitu pengadaan prasarana umum (general

infrastructures) dan kebutuhan masyarakat

banyak (basic needs of civilized life).

kegiatan pendukung dan penunjang pariwisata

yaitu sarana pelengkap pariwisata

(supplementing tourism superstructures) dan

sarana penunjang pariwisata (supporting

tourism superstructures).

Pendit (2002)

Masyarakat Lokal

Pengertian Masyarakat Lokal

Soekanto

(2006)

Masyarakat adalah orang-orang yang

hidup bersama yang menghasilkan

kebudayaan dan mereka mempunyai

kesamaan wilayah, identitas,

mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan

perasaan persatuan yang diikat oleh

kesamaan

Emile

Durkheim

(dalam

Taneko,

1984)

Masyarakat merupakan manusia yang

hidup bersama, bercampur untuk waktu

yang cukup lama, mereka sadar bahwa

mereka merupakan suatu kesatuan,

mereka merupakan suatu sistem hidup

bersama

Ciri-Ciri Masyarakat Lokal

hubungan yang lebih mendalam dan

erat, sistem kehidupan umumnya

berkelompok dengan dasar

kekeluargaan, sebagaian besar warga

hidup dari pertanian masyarakatnya

cenderung homogen (mata

pencahariaan, agama, adat-istiadat dan

sebagainya), sangat giat bekerja,

sederhana mudah curiga, menjunjung

tinggi kesopanan, lugas, memiliki

perasaan “minder” dengan masyarakat

perkotaan, menghargai orang lain,

gotong royong, demokratis dan sangat

religius

Waluya ,B

Masyarakat lokal khususnya yang bekerja di kegiatan wisata memiliki kepentingan

ekonomi untuk mendapatkan pendapatan tambahan sehingga hubungan yang semula

didasarkan pada keramah-tamahan tradisional dapat berubah menjadi keramah-

tamahan yang dikomersialkan

Nasir

(2014)

Adanya kontak dengan budaya lain dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan

baru sehingga dapat menimbulkan munculnya toleransi terhadap perbuatan

menyimpang. ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu dapat

menimbulkan reaksi berupa perlawanan atau pertentangan untuk mengubahnya Pitana &

Gayatri

(2005)

Penelitian Terdahulu

Anggraeni, S. 2014. Peran Pembangunan Kawasan Wisata Jawa Timur Park II

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Sekitarnya.

Luthfi, Renaldy R. 2013. Peran Pariwisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat di

Sektor Lapangan Pekerjaan Tahun 2009-2013 (Studi Kasus:Kota Batu).

Yanti, Restian D. 2014. Perubahan Fungsi Keluarga sebagai Dampak adanya

Obyek Wisata (Studi Kasus Perubahan Fungsi Ekonomi Keluarga Petani pada

Wilayah Obyek Wisata BNS, Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu).

Dayana, dkk. 2015. Pengukuran Kinerja Pembangunan Perdesaan dengan

Pendekatan Gross National Happines Index (Studi Kasus : Kecamatan Pagak dan

Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang)

Ura, dkk. 2012. An Extensive Analysis of GNH Index

Gross National Happiness Index

(GNHI)

Pengertian Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah perasaan

yang lebih mendalam dan

obyektif menyangkut

pengembangan seluruh aspek

kehidupan suatu individu

BPS

Jawa

Timur

(2015)

Veenho

ven,

2004

Kebahagiaan merupakan

refleksi dari kondisi kehidupan

dan tingkat kesejahteraan yang

telah dicapai

NDP

Steering

Commit

tee

(2013)

Hasil dari transformasi

kesejahteraan yang terdiri dari

9 domain kebahagiaan

Tujuan GNHI

Mengukur kebahagiaan dan

kesejahteraan rakyat yang

dapat dipilah ke dalam

kelompok - kelompok dan

wilayah.

Ura,

dkk

(2012)

Domain dan Indikator GNHI

9 domain kebahagiaan yaitu

Kesejahteraan psikologis

Kesehatan

Pendidikan

Keragaman budaya

Penggunaan waktu

Tatanan pemerintah

Vitalitas komunitas

Keanekaragaman ekologi

Standar hidup

dan terdiri dari 33 indikator

Ura,

dkk

(2012)

Ambang Batas GNHI

Ambang batas kecukupan

digunakan untuk menentukan

apakah seseorang atau rumah

tangga telah mencapai

kecukupan pada masing-

masing indikator

Ambang batas kebahagiaan

yaitu seberapa banyak

indikator atau berapa banyak

persen yang harus dicapai

seseorang agar bisa disebut

sebagai bahagia

Ura,

dkk

(2012)

Page 50: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian mengenai penilaian tingkat kebahagiaan masyarakat lokal terhadap

keberadaan kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan statistik. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran tentang

karakteristik tertentu (variabel tertentu) dari suatu subyek yang sedang menjadi perhatian

dalam kegiatan penelitian (Nuryaman & Christina, 2015). Pendekatan statistik yaitu

pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami dengan menguraikan atau

memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan (Hasan, 2006).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Dalam menentukan variabel penelitian

perlu adanya definisi operasional terlebih dahulu. Definisi operasional bertujuan agar

penelitian sesuai dengan definisi konsep serta dapat menjadi acuan pembahasan penelitian.

Adapun definisi operasional variabel tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Penilaian

Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik

atau buruk, penilaian biasanya bersifat kualitatif, dimana sebelum kita melakukan

penilaian dilakukan pengukuran (kuantitatif) terlebih dahulu. Penilaian sendiri

memiliki fungsi selektif (pemilihan), diagnosis (mengetahui sebab-sebab kelebihan dan

kelemahan), penempatan (sesuai, tidak sesuai) dan pengukur keberhasilan (mengetahui

sejauh mana suatu program atau kegiatan berhasil diterapkan).

Penilaian dalam penelitian ini memiliki fungsi diagnosis yaitu melalui konstribusi

kecukupan domain. Penilaian dalam penelitian ini juga sebagai pengukur keberhasilan

suatu kegiatan dalam hal ini yaitu keberadaan kegiatan wisata terhadap kebahagiaan

masyarakat lokal menggunakan Gross National Happiness Index (GNHI).

Page 51: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

32

2. Kebahagiaan

Kebahagiaan dalam hal ini adalah adalah perasaan yang lebih mendalam bersifat

subyektif maupun obyektif sebagai hasil transformasi dan terjemahan dari

kesejahteraan menyangkut pengembangan pada 9 domain kehidupan suatu individu

yaitu kesejahteraan psikologis, kesehatan, pendidikan, keragaman budaya dan

ketahanan, penggunaan waktu, tatanan pemerintah, vitalitas komunitas,

keanekaragaman ekologi dan ketahanan dan standar hidup.

3. Kegiatan

Kegiatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online tahun 2016 adalah

aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan. Kegiatan merupakan bagian

dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian

dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program. Kegiatan dalam penelitian ini

adalah kegiatan wisata yang merupakan bentuk kegiatan dalam mencapai kemajuan

pariwisata.

Gross National Happiness Index memiliki 9 domain, 33 indikator dan 129 variabel.

Domain indeks kebahagiaan memiliki bobot yang sama, dimana bobot tersebut tidak

ditentukan berdasarkan peringkatnya secara permanen karena sangat berpengaruh bagi

kelompok atau lembaga tertentu. Setiap domain memiliki total bobot sebesar 100% dimana

domain-domain tersebut memiliki indikator subyektif dan obyektif. Indikator obyektif atau

yang lebih handal memiliki bobot yang relatif lebih tinggi (Ura, dkk, 2012).

Pembobotan tersebut telah memperhitungkan tingkat akurasi dan mencegah

perubahan indeks kebahagiaan pada masa depan yang terpengaruh oleh kerangka acuan

atau perubahan aspirasi seseorang yang memungkinkan berpengaruh pada indikator

subyektif atau berdasarkan laporan diri mereka sendiri. Banyaknya indikator subyektif bisa

menjadi kelemahan dari indeks kebahagiaan namun, pengujiaan terhadap indeks

kebahagiaan telah dilakukan oleh Ura, dkk (2012) dan menunjukkan hasil yang relatif baik

untuk perubahan struktur indikator yang kecil.

Hal yang perlu diperhatikan adalah tidak semua indikator relevan untuk diterapkan

di semua wilayah. Berdasarkan Profil Desa Oro-Oro Ombo 2016 tidak terdapat adanya

masyarakat lokal desa yang memiliki keterbatasan mental. Driglam Namzha yang

merupakan upacara dan adat dalam berpakaian di Bhutan juga kurang relevan digunakan

diluar wilayah Bhutan. Selain itu berdasarkan wawancara dengan Pemerintah Desa Oro-

Oro Ombo tidak terdapat adanya laporan kerusakan areal persawahan atau perkebunan dari

binatang buas dan tidak terdapat program pengumpulan amal/donasi di Desa Oro-Oro

Page 52: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

33

Ombo. Dengan pertimbangan tersebut reduksi indikator dilakukan yaitu 33 indikator

menjadi 29 indikator dimana indikator catatan kesehatan mental, Driglam Namzha (adat di

Bhutan), donasi dan kerusakan oleh satwa liar tidak dipergunakan dalam penelitian ini.

Penelitian menggunakan metode GNHI dengan mereduksi indikator juga pernah dilakukan

oleh Dayana, Sutikno & Surjono (2015).

Berikut ini Tabel 3.1 merupakan penjabaran bobot tiap indikator indeks

kebahagiaan yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Bobot Indikator Indeks Kebahagiaan

No Domain Indikator GNHI Indikator yg digunakan

dalam Penelitian

Bobot

GNHI

Bobot yang

digunakan

dalam Penelitian

1 Kesejahteraan

Psikologis

Kepuasan Hidup

Keseimbangan emosi positif

Keseimbangan emosi negatif

Spiritualitas

Kepuasan Hidup

Keseimbangan emosi positif

Keseimbangan emosi negatif

Spiritualitas

33%

17%

17%

33%

33%

17%

17%

33%

2 Kesehatan Catatan Status Kesehatan Diri

Kesehatan sehari-hari

Difabel

Cacatan Kesehatan Mental

Catatan Status Kesehatan Diri

Kesehatan sehari-hari

Difabel

-

10%

30%

30%

30%

20%

40%

40%

-

3 Pendidikan Keaksaraan

Kualifikasi Pendidikan

Pengetahuan

Norma

Keaksaraan

Kualifikasi Pendidikan

Pengetahuan

Norma

30%

30%

20%

20%

30%

30%

20%

20%

4 Keragaman

Budaya

Bahasa

Partisipasi Budaya

Keterampilan Seni

Driglam Namzha

Bahasa

Partisipasi Budaya

Keterampilan Seni

-

20%

30%

30%

20%

27%

36.5%

36.5%

-

5 Penggunaan

Waktu

Penggunaan waktu jam kerja

Penggunan waktu jam tidur

Penggunaan waktu jam kerja

Penggunan waktu jam tidur

50%

50%

50%

50%

6 Tatanan

Pemerintah

Kebebasan Politik

Partisipasi Politik

Kinerja pemerintah

Penyediaan Layanan

Kebebasan Politik

Partisipasi Politik

Kinerja pemerintah

Penyediaan Layanan

10%

40%

10%

40%

10%

40%

10%

40%

7 Vitalitas

Komunitas

Keamanan

Hubungan masyarakat

Hubungan keluarga

Donasi

Keamanan

Hubungan masyarakat

Hubungan keluarga

-

20%

20%

30%

30%

30%

30%

40%

-

8 Keanekaragaman

Ekologi

Polusi

Tanggung jawab terhadap

lingkungan

Isu-isu perkotaan

Kerusakan oleh Satwa Liar

Polusi

Tanggung jawab terhadap

lingkungan

Isu-isu perkotaan

-

10%

10%

40%

40%

23.5%

23.5%

53%

-

9 Standar Hidup Pendapatan rumah tangga

Aset

Kualitas rumah

Pendapatan rumah tangga

Aset

Kualitas rumah

34%

33%

33%

34%

33%

33%

Sumber : Modifikasi dari Ura, dkk (2012)

Untuk menilai indikator tersebut menggunakan beberapa variabel dengan parameter

standar internasional, namun terdapat juga indikator-indikator yang tidak diatur dalam

literatur maupun standar internasional sehingga, juga mengandalkan penilaian normatif

yang disesuaikan dengan peraturan dan kondisi wilayah studi. Indikator kualifikasi

Page 53: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

34

pendidikan menggunakan variabel standar pendidikan nasional yaitu 12 tahun wajib

belajar. Indikator pengetahuan meliputi pengetahuan diluar formal pada sejarah

lokal/nasional, lagu lokal/nasional dan tatanan pemerintah, sedangkan pengetahuan akan

penularan HIV-AIDS tidak digunakan karena penyakit tersebut tidak ditemukan pada

wilayah studi. Pada indikator kinerja pemerintah ditambahkan variabel kinerja pemerintah

pada pariwisata mengingat wilayah studi merupakan wilayah pembangunan wisata.

Indikator pendapatan juga mempertimbangkan dari upah minimum regional (UMR)

wilayah studi. Indikator kualitas rumah disesuaikan dengan peraturan SNI 03-1733-2004

tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.

Variabel tersebut kemudian dibuat dalam bentuk pertanyaan untuk kuesioner

dengan skala likert yang diajukan pada responden yaitu masyarakat lokal yang bekerja di

sektor kegiatan wisata maupun yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata di Desa

Oro-Oro Ombo. Berikut ini Tabel 3.2 adalah variabel – variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

Page 54: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

35

Tabel 3.2 Variabel Penelitian Tujuan Domain Indikator Variabel GNHI Variabel yang digunakan dalam Penelitian Skor

Mengetahui

tingkat

kebahagiaan

masyarakat

lokal di Desa Oro-Oro

Ombo,

Kecamatan

Batu, Kota Batu

Kesejahteraan

psikologis

Kepuasan hidup

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap kondisi kesehatan?

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap pekerjaan?

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap hubungan keluarga?

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap standar hidup?

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap keseimbangan kerja?

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap kondisi kesehatan?

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap pekerjaan?

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap hubungan keluarga?

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap standar hidup?

- Berapa tingkat kepuasan anda terhadap keseimbangan kerja?

1-5 (sangat tidak

puas – sangat puas)

Emosi positif

- Apakah anda sering merasa empati? - Apakah anda sering merasa murah hati?

- Apakah anda sering merasa mudah memaafkan orang lain?

- Apakah anda sering merasa puas/bersyukur?

- Apakah anda sering merasa tenang?

- Apakah anda sering merasa empati? - Apakah anda sering merasa murah hati?

- Apakah anda sering merasa mudah memaafkan orang lain?

- Apakah anda sering merasa puas/bersyukur?

- Apakah anda sering merasa tenang?

1-4 (tidak pernah –

sering)

Emosi negatif

- Apakah anda sering merasa egois?

- Apakah anda sering merasa cemburu? - Apakah anda sering merasa marah?

- Apakah anda sering merasa takut?

- Apakah anda sering merasa khawatir?

- Apakah anda sering merasa egois?

- Apakah anda sering merasa cemburu? - Apakah anda sering merasa marah?

- Apakah anda sering merasa takut?

- Apakah anda sering merasa khawatir?

1-4 (tidak pernah – sering)

Spiritualitas

- Bagaimana gambaran diri anda dalam hal spiritual? - Bagaimana gambaran diri anda dalam hal spiritual? 1-4 (rendah – sangat

tinggi)

- Apakah anda sering mengucapkan doa/mengakui dosa?

- Apakah anda sering beribadah sesuai syariat kepercayaan?

- Apakah anda sering terlibat kegiatan kerohanian?

- Apakah anda sering mengucapkan doa/mengakui dosa?

- Apakah anda sering beribadah sesuai syariat kepercayaan?

- Apakah anda sering terlibat kegiatan kerohanian?

1-4 (tidak pernah –

sering)

Kesehatan Catatan status kesehatan

diri

- Bagaimana kondisi kesehatan secara umum selama 1 bulan

terakhir

- Bagaimana kondisi kesehatan secara umum selama 1 bulan

terakhir

1-5 (sangat buruk-

sangat baik)

Kesehatan sehari-hari - Apakah anda pernah mengalami sakit selama 1 bulan

terakhir? Berapa hari?

- Apakah anda pernah mengalami sakit selama 1 bulan

terakhir? Berapa hari? -

Difabel - Apakah anda mengalami keterbatasan fisik yang membatasi

aktivitas sehari-hari?

- Apakah anda mengalami keterbatasan fisik yang membatasi

aktivitas sehari-hari? 1-2 (ya dan tidak)

Catatan Kesehatan

Mental

- Apakah anda memiliki keterbatasan mental yang membatasi

aktivitas sehari-hari - 1-2 (ya dan tidak)

Pendidikan Keaksaraan - Apakah anda mampu membaca dan menulis? - Apakah anda mampu membaca dan menulis? 1-2 (tidak dan ya)

Kualifikasi pendidikan - Pendidikan terakhir wajib belajar 6 tahun - Pendidikan terakhir (wajib belajar 12 tahun) 1-2 (tidak dan ya)

Pengetahuan

- Bagaimana pengetahuan anda mengenai sejarah lokal

maupun nasional?

- Bagaimana pengetahuan anda mengenai lagu tradisional

maupun nasional? - Bagaimana pengetahuan anda mengenai tatanan

pemerintahan?

- Bagaimana pengetahuan anda mengenai penularan HIV

AIDS

- Bagaimana pengetahuan anda mengenai sejarah lokal

maupun nasional?

- Bagaimana pengetahuan anda mengenai lagu tradisional maupun nasional?

- Bagaimana pengetahuan anda mengenai tatanan

pemerintahan?

1-5 (sangat buruk-sangat baik)

Page 55: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

36

Tujuan Domain Indikator Variabel GNHI Variabel yang digunakan dalam Penelitian Skor

Norma

- Bagaimana persepsi anda mengenai tindak pembunuhan?

- Bagaimana persepsi anda mengenai tindak pencurian?

- Bagaimana persepsi anda mengenai tindak kebohongan?

- Bagaimana persepsi anda mengenai tindak pelecehan seksual?

- Bagaimana persepsi anda mengenai tindak pembunuhan?

- Bagaimana persepsi anda mengenai tindak pencurian?

- Bagaimana persepsi anda mengenai tindak kebohongan?

- Bagaimana persepsi anda mengenai tindak pelecehan seksual?

1-5 (tidak tahu-tidak

dibenarkan)

Keragaman budaya Bahasa - Bagaimana tingkat kefasihan anda dalam bahasa ibu?

- Bagaimana tingkat kefasihan anda dalam bahasa ibu (Indonesia)?

1-5 (sangat buruk-sangat baik)

Partisipan budaya - Apakah anda sering berpartisipasi dalam kegiatan sosial-budaya selama 1 tahun terakhir?

- Apakah anda sering berpartisipasi dalam kegiatan sosial-budaya selama 1 tahun terakhir?

1-4 (tidak pernah – sering)

Keterampilan seni - Bagaimana tingkat keahlian anda dalam keterampilan seni? - Bagaimana tingkat keahlian anda dalam keterampilan seni? 1-5 (sangat buruk-

sangat baik)

Driglam Namzha

- Apakah Driglam Namzha penting dalam kehidupan sehari-hari?

- Apakah anda sering mempraktekkan Driglam Namzha

dalam beberapa tahun terakhir?

1-3 (tidak penting-sangat penting)

1-4 (tidak pernah-

sering)

Penggunaan waktu Penggunaan waktu jam

kerja - Lama waktu bekerja - Lama waktu bekerja -

Penggunaan waktu jam

tidur - Lama waktu tidur - Lama waktu tidur -

Good Governance

Kebebasan Politik

- Apakah anda merasa memiliki kebebasan berbicara dan

berpendapat?

- Apakah anda merasa memiliki hak untuk memilih? - Apakah anda merasa memiliki hak untuk bergabung dengan

partai politik pilihan mereka?

- Apakah anda merasa memiliki hak untuk membentuk

asosiasi atau menjadi anggota dari asosiasi? - Apakah anda merasa memiliki hak untuk akses yang sama

dan kesempatan untuk bergabung dengan layanan publik?

- Apakah anda merasa memiliki hak untuk upah yang sama

untuk pekerjaan yang sama nilainya? - Apakah anda merasa memiliki kebebasan dari diskriminasi

berdasarkan ras,jenis kelamin?

- Apakah anda merasa memiliki kebebasan berbicara dan

berpendapat?

- Apakah anda merasa memiliki hak untuk memilih? - Apakah anda merasa memiliki hak untuk bergabung dengan

partai politik pilihan mereka?

- Apakah anda merasa memiliki hak untuk membentuk

asosiasi atau menjadi anggota dari asosiasi? - Apakah anda merasa memiliki hak untuk akses yang sama

dan kesempatan untuk bergabung dengan layanan publik?

- Apakah anda merasa memiliki hak untuk upah yang sama

untuk pekerjaan yang sama nilainya? - Apakah anda merasa memiliki kebebasan dari diskriminasi

berdasarkan ras,jenis kelamin?

1-5 (tidak memiliki-

sangat memiliki)

Partisipasi Politik - Apakah anda sering mengikuti voting dalam pemilu?

- Apakah anda sering mengikuti pertemuan masyarakat

- Apakah anda sering mengikuti voting dalam pemilu?

- Apakah anda sering mengikuti pertemuan masyarakat

1-4 (tidak pernah –

sering)

Kinerja pemerintah

- Bagaimanaa persepsi anda mengenai kinerja pemerintah

tentang ketenagakerjaan?

- Bagaimanaa persepsi anda mengenai kinerja pemerintah

tentang kesetaraan? - Bagaimanaa persepsi anda mengenai kinerja pemerintah

tentang lingkungan dan budaya?

- Bagaimanaa persepsi anda mengenai kinerja pemerintah

tentang ketenagakerjaan?

- Bagaimanaa persepsi anda mengenai kinerja pemerintah

tentang kesetaraan? - Bagaimanaa persepsi anda mengenai kinerja pemerintah

tentang pariwisata?

1-5 (sangat buruk-

sangat baik)

Page 56: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

37

Tujuan Domain Indikator Variabel GNHI Variabel yang digunakan dalam Penelitian Skor

- Bagaimanaa persepsi anda mengenai kinerja pemerintah

tentang lingkungan dan budaya?

Penyediaan layanan

- Bagaimana persepsi anda mengenai pelayanan kesehatan?

- Bagaimana persepsi anda mengenai pelayanan pembuangan

limbah?

- Bagaimana persepsi anda mengenai pelayanan akses listrik dan pasokan air?

- Bagaimana persepsi anda mengenai pelayanan kesehatan?

- Bagaimana persepsi anda mengenai pelayanan pembuangan

limbah?

- Bagaimana persepsi anda mengenai pelayanan akses listrik dan pasokan air?

1-5 (sangat buruk-

sangat baik)

Vitalitas komunitas Keamanan

- Apakah sering terjadi tindak kejahatan di lingkungan sekitar dalam setahun terakhir?

- Apakah sering terjadi tindak kejahatan di lingkungan sekitar dalam setahun terakhir?

1-4 (tidak pernah –

sering)

Hubungan keluarga - Bagaimana keakraban dan kenyamanan dengan keluarga?

- Bagaimana kepercayaan anda dengan keluarga?

- Bagaimana keakraban dan kenyamanan dengan keluarga?

- Bagaimana kepercayaan anda dengan keluarga?

1-5 (sangat lemah-

sangat kuat)

Hubungan masyarakat

- Bagaimana keakraban dan kenyamanan anda dengan

tetangga lingkungan sekitar tempat tinggal?

- Bagaimana kepercayaan anda dengan tetangga lingkungan

sekitar tempat tinggal?

- Bagaimana keakraban dan kenyamanan anda dengan

tetangga lingkungan sekitar tempat tinggal?

- Bagaimana kepercayaan anda dengan tetangga lingkungan

sekitar tempat tinggal?

1-5 (sangat lemah-

sangat kuat)

Donasi - Berapa hari anda melakukan kegiatan donasi?

- Berapa yang ada sumbangkan pada kegiatan donasi? - -

Keanekaragaman

ekologi

Polusi

- Apakah kondisi air di lingkungan sekitar tempat tinggal

anda memiliki kualitas yang baik ? (tidak berasa,berwarna,berbau/pencemaran sungai)

- Apakah kondisi udara di lingkungan sekitar tempat tinggal

anda memiliki kualitas yang baik? (tidak berpolusi, tidak

bising) - Apakah kondisi tanah di lingkungan sekitar tempat tinggal

anda memiliki kualitas yang baik?

- Apakah kondisi air di lingkungan sekitar tempat tinggal

anda memiliki kualitas yang baik ? (tidak berasa,berwarna,berbau/pencemaran sungai)

- Apakah kondisi udara di lingkungan sekitar tempat tinggal

anda memiliki kualitas yang baik? (tidak berpolusi, tidak

bising) - Apakah kondisi tanah di lingkungan sekitar tempat tinggal

anda memiliki kualitas yang baik?

1-2 (tidak dan ya)

Tanggung jawab

lingkungan

- Apakah anda merasa bertanggungjawab terhadap

lingkungan sekitar tempat tinggal?

- Apakah anda merasa bertanggungjawab terhadap

lingkungan sekitar tempat tinggal?

1-5 (sangat tidak

bertanggungjawab-

sangat

bertanggungjawab)

Isu-isu Perkotaan - Apakah anda memperhatikan isu-isu perkotaan yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal? (kemacetan, RTH

tidak memadai, polusi, masalah pejalan kaki, dsb)

- Apakah anda memperhatikan isu-isu perkotaan yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal? (kemacetan, RTH

tidak memadai, polusi, masalah pejalan kaki, dsb)

1-5 (sangat kurang

memperhatikan-sangat

memperhatikan)

Kerusakan oleh satwa

liar

- Apakah perkebunan atau pertanian anda pernah mengalami

kerusakan oleh satwa liar?

- Seburuk apakah kerusakan perkebunan atau pertanian anda

oleh satwa liar?

- 1-2 (tidak dan ya)

1-4 (tidak buruk-

sangat buruk)

Standar hidup Pendapatan rumah

tangga per kapita

- 1,096.94 Nu per months

- 14,200 Nu per years

- < Rp 1.000.000 1

- Rp 1.000.000 – 1.500.000 2

Page 57: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

38

Tujuan Domain Indikator Variabel GNHI Variabel yang digunakan dalam Penelitian Skor

- 31,834.30 Nu - Rp 1.500.001 - Rp 2.000.000,- 3

- Rp 2.000.001 – Rp 2.500.000,- 4

- Rp 2.500.001 – Rp 3.000.000,- 5

- > Rp 3.000.000 6

Asset Kepemilikan aset rumah tangga seperti kepemilikan

Tanah Kepemilikan aset rumah tangga seperti kepemilikan tanah 1-2 (tidak dan ya)

Kualitas rumah

- Kepemilikan tempat tinggal (bukan milik

sendiri/menumpang)

- Jenis lantai terluas (tanah, non-permanen)

- Jenis dinding terluas (bambu, non-permanen) - Jenis atap terluas (non-permanen)

- Tidak terdapat MCK (sungai)

- Jumlah anggota keluarga >3 org/kamar

- Kepemilikan tempat tinggal (bukan milik

sendiri/menumpang)

- Jenis lantai terluas (tanah, non-permanen)

- Jenis dinding terluas (bambu, non-permanen) - Jenis atap terluas (non-permanen)

- Tidak terdapat MCK (sungai)

- Jumlah anggota keluarga >3 org/kamar

1

- Kepemilikan tempat tinggal (kontrak/dinas)

- Jenis lantai terluas (kayu/semi permanen)

- Jenis dinding terluas (kayu/semi permanen) - Jenis atap terluas (seng/ semi permanen)

- Terdapat MCK semi permanen

- Jumlah anggota keluarga 3 org/kamar

- Kepemilikan tempat tinggal (kontrak/dinas)

- Jenis lantai terluas (kayu/semi permanen)

- Jenis dinding terluas (kayu/semi permanen) - Jenis atap terluas (seng/ semi permanen)

- Terdapat MCK semi permanen

- Jumlah anggota keluarga 3 org/kamar

2

- Kepemilikan tempat tinggal (milik sendiri)

- Jenis lantai terluas (ubin/permanen)

- Jenis dinding terluas (tembok/permanen) - Jenis atap terluas (beton/genteng/permanen)

- Terdapat MCK permanen

- Jumlah anggota keluarga 1-2 org/kamar

- Kepemilikan tempat tinggal (milik sendiri)

- Jenis lantai terluas (ubin/permanen)

- Jenis dinding terluas (tembok/permanen) - Jenis atap terluas (beton/genteng/permanen)

- Terdapat MCK permanen

- Jumlah anggota keluarga 1-2 org/kamar

3

Sumber : Modifikasi dari Ura, dkk (2012)

Page 58: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

39

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi

pengumpulan data secara sekunder yang berasal literatur dan dari instansi berupa

kebijakan-kebijakan terkait di Kota Batu serta pengumpulan data primer, yakni peneliti

mengambil data secara langsung di lapangan.

3.3.1 Survei Sekunder

Survei sekunder dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi dari berbagai

studi literatur dan studi instansi. Studi literatur dilakukan dengan cara mencari kajian

kepustakaan dari buku-buku, jurnal ilmiah yang berkaitan dengan tingkat kebahagiaan

maupun pariwisata. Berikut ini Tabel 3.3 merupakan data sekunder yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

Tabel 3.3 Data Survei Sekunder

Jenis Data Kegunaan Data Sumber Data Waktu Pengambilan

Data

Profil Desa Oro-Oro Ombo

RPJM Desa Oro-Oro

Ombo

Mengetahui gambaran wilayah

studi

Kantor Desa Oro-Oro

Ombo

13-20 September 2016

Kegiatan Wisata Desa Oro-

Oro Ombo

Mengetahui kegiatan wisata yang

ada di Desa Oro-Oro Ombo

Pertumbuhan kunjungan

wisatawan di Desa Oro-Oro

Ombo

Pokdarwis Oro-Oro

Ombo, Dinas Pariwisata

Kota Batu, Batu Night

Spectacular (BNS)

3.3.2 Survei Primer

Survei primer yang dilakukan dalam penelitian ini memerlukan data yang akurat,

sehingga dalam survei primer ini akan dilakukan adalah penyebaran kuesioner, observasi

dan wawancara. Berikut ini merupakan penjabaran teknik yang dilakukan untuk survei

primer dalam penelitian ini:

1. Penyebaran Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terkait dengan keterangan tentang fakta

yang diketahui oleh responden atau juga mengenai pendapat atau sikap (Nasution,

2004). Data kuesioner diajukan kepada responden terkait 9 domain dan 29 indikator

kebahagiaan berdasarkan Gross National Happiness Index yang digunakan untuk input

menghitung indeks kebahagiaan sebagaimana tersaji dalam Lampiran 4 (Hal. L-3 – L-

7).

2. Observasi Lapangan

Observasi lapangan merupakan teknik perolehan data dengan melakukan

pengamatan langsung dan pencatatan yang sistematis mengenai hal-hal yang berkaitan

Page 59: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

40

dengan kegiatan penelitian. Observasi juga dilakukan bila belum banyak keterangan

yang dimiliki tentang masalah yang diselidiki sehingga dari hasil observasi tersebut

dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan yang ada (Nasution,

2004). Observasi lapangan yang dilakukan tersebut dilaksanakan pada kegiatan-

kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik perolehan data dengan cara mengumpulkan

informasi berdasarkan keterangan dari narasumber. Wawancara bersifat semi

terstruktur dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara

terstruktur (Sugiyono, 2009). Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan

bantuan pedoman wawancara untuk memudahkan dan memfokuskan pertanyaan yang

tersaji pada Lampiran 1-3 (Hal. L-1 – L-2). Narasumber dalam penelitian ini adalah

perangkat Desa Oro-Oro Ombo, Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Oro-

Oro Ombo dan pegawai struktural di Obyek Wisata Batu Night Spectacular (BNS).

Hasil observasi lapangan dan wawancara digunakan untuk melengkapi dan

mendukung data dari kuesioner. Berikut ini adalah penjabaran survei primer yang akan

dilakukan.

Tabel 3.4 Data Survei Primer

Survei Jenis Data Kegunaan Data Sumber Data Waktu

Pengambilan Data

Observasi

Lapangan

Gambaran umum dan

karakteristik pariwisata Desa

Oro-Oro Ombo

Mengetahui gambaran umum

dan karakteristik wisata Desa

Oro-Oro Ombo

Observasi 13-15 September

2016

Wawancara

Gambaran umum dan

karakteristik pariwisata Desa

Oro-Oro Ombo

Mengetahui gambaran umum

dan karakteristik wisata Desa

Oro-Oro Ombo

Perangkat Desa

Oro-Oro Ombo

Kelompok Sadar

Wisata Desa Oro-

Oro Ombo

Batu Night

Spectacular

(BNS) 30 September– 15

Oktober 2016

Kuesioner

Data pribadi

(umur, gender, pendidikan

tempat bekerja, pendapatan,

pekerjaan)

Mengetahui data pribadi

responden untuk

mengelompokkan tingkat

kebahagiaan menurut kondisi

demografis, sosial dan ekonomi

Masyarakat Lokal

Desa Oro-Oro

Ombo

Hasil jawaban pertanyaan

variabel kebahagiaan

Input dalam menghitung indeks

kebahagiaan

3.4 Populasi dan Sampel

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi keakuratan penelitian adalah dengan

menentukan populasi. Populasi adalah keseluruhan obyek yang memiliki karakteristik

tertentu dan lengkap untuk diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 60: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

41

masyarakat lokal yang bekerja di Desa Oro-Oro Ombo. Penelitian ini akan menggunakan

sampel dalam pengambilan data primer untuk memudahkan peneliti mengamati seluruh

anggota populasi karena dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. Sampel adalah jumlah

keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga (Wardiyanta, 2006).

Perhitungan sampel responden masyarakat lokal disesuaikan dengan tujuan

penelitian yaitu mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kebahagiaan masyarakat lokal.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling atau sampel

yang diambil berdasarkan kriteria tertentu yaitu:

1. Responden adalah masyarakat yang tinggal menetap minimal 12 bulan (Nasir S.,

2014).

2. Badan Pusat Statistik menyebutkan usia angkatan kerja adalah 15-64 tahun.

Namun, untuk memberikan gambaran yang lebih luas, responden memiliki batas

minimal usia 17 tahun yang tergolong pada usia remaja akhir dengan kematangan

kognitif (Papalia, Old & Feldman, 2001) sehingga memungkinkan untuk

mengambil keputusan sendiri. Sehingga, dapat ditetapkan, responden dalam

penelitian ini adalah yang memiliki usia 17-64 tahun.

3. Responden memiliki pekerjaan utama (jam kerja normal) pada sektor kegiatan

wisata atau di sektor pendukung atau luar wisata dengan penjabaran sebagai

berikut:

a. Sektor kegiatan wisata dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bekerja

di penyediaan daya tarik wisata, penyediaan kawasan pariwisata, jasa

transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman,

penyediaan akomodasi, penyelenggaran kegiatan hiburan (rekreasi,

pertemuan, perjalanan insentif , konferensi dan pameran) , jasa informasi

wisata, jasa konsultan wisata, jasa pramuwisata dan spa.

b. Sektor pendukung atau luar wisata dalam penelitian ini adalah masyarakat

yang bekerja di pengadaan prasarana umum (pengadaan pembangkit tenaga

listrik dan sumber energi, sistem penyediaan air bersih, sistem jaringan jalan

raya, sistem irigasi dan perhubungan telekomunikasi), kegiatan masyarakat

banyak (rumah sakit, apotik, bank, kantor pos, pom bensin dan kantor

pemerintahan), sarana pelengkap wisata (perusahaan kerajinan tangan, toko

souvenir, toko pakaian, toko perhiasan, toko kelontong, toko foto dan salon)

dan sarana penunjang wisata (night club, casinos dan steambaths).

Page 61: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

42

Jumlah penduduk di Desa Oro-Oro Ombo yang bekerja adalah sebanyak 9621 jiwa

namun karena masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan sektor

pendukung luar wisata tidak diketahui secara pasti jumlahnya sehingga penentuan sampel

menggunakan Formula Lemeshow:

Keterangan:

Z = Tingkat Kepercayaan/signifikasi (1,96)

P = Proporsi populasi (0,25)

d = Standar error (0,05)

= 288.12 ~ 300 unit sampel

Berdasarkan perhitungan sampel dengan menggunakan formula Lemeshow

didapatkan sampel minimal sebanyak 288 sampel, sehingga nilai sampel dibulatkan

menjadi 300 sampel. Selanjutnya sampel dialokasikan menjadi dua kelompok yaitu sampel

masyarakat yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan masyarakat yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

kebahagiaan masyarakat lokal terhadap kegiatan wisata secara utuh melalui perbandingan

dua kelompok masyarakat lokal yang berkaitan dengan kegiatan wisata.

Tabel 3.5 Jumlah Sampel Masyarakat Lokal di Desa Oro-Oro Ombo Jumlah

Penduduk

Bekerja

Jumlah

Sampel

Sampel Pekerja di Sektor

Kegiatan pariwisata

Sampel Pekerja di Sektor

Luar/Pendukung Kegiatan

Wisata

9621 300 150 150

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui jumlah sampel pekerja di sektor kegiatan

wisata sebanyak 50% dari jumlah sampel yaitu 150 responden dan sampel pekerja di sektor

luar atau pendukung kegiatan wisata juga sebanyak 50% dari jumlah sampel yaitu 150

responden sehingga jumlah sampel yang berasal dari setiap kelompok sama.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Gross National Happiness Index (GNHI)

Penelitian ini menggunakan alat ukur kebahagiaan Gross National Happiness Index

(GNHI) berdasarkan penelitian Ura, dkk (2012) . GNHI merupakan metodologi yang

bersifat inovatif, sederhana, akurat dan dapat didekomposisikan. Metode ini dapat

Page 62: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

43

digunakan salah satunya untuk mengukur kesejahteraan masyarakat. Sebelum melakukan

perhitungan indeks kebahagiaan hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah.

1. Penerapan Ambang Batas Kecukupan dan Bobot

Setelah mendapatkan jawaban dari responden berdasarkan variabel (x) yang telah

ditentukan langkah selanjutnya yaitu menerapkan ambang batas kecukupan dari jumlah

skor jawaban (∑I). Indeks kebahagiaan memiliki dua macam ambang batas, yaitu

ambang batas kecukupan dan ambang batas kebahagiaan. Ambang batas

kecukupan digunakan untuk menentukan apakah seseorang telah mencapai kecukupan

pada masing-masing indikator.

Sebagaimana variabel yang digunakan, beberapa ambang batas kecukupan tidak

diatur dalam literatur maupun standar internasional sehingga, juga mengandalkan

penilaian normatif yang disesuaikan dengan peraturan dan kondisi wilayah studi.

Selain itu, ambang batas kecukupan juga menggunakan literatur dari penelitian

Dayana, Surjono & Sutikno (2015).

Setelah menerapkan ambang batas kecukupan, indikator yang dapat memenuhi

ambang batas kecukupan (Ak) akan dinilai dengan poin 1 sedangkan yang belum

memenuhi akan dinilai dengan poin 0. Hasil dari poin 0 dan 1 yang didapatkan

kemudian dikalikan dengan bobot (B) masing-masing indikator. Ambang batas

kecukupan (Ak) dan bobot (B) yang digunakan dalam penelitian ini pada Tabel 3.6

berikut ini.

Page 63: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

44

Tabel 3.6 Ambang Batas Kecukupan dan Bobot

No Domain (D) Indikator (I) Variabel (x) Skor Ambang Batas Kecukupan Pemenuhan Ambang

Batas Kecukupan (Ak)

Bobot

(B)

1 Kesejahteraan

Psikologis

Kepuasan Hidup

Keseimbangan emosi positif

Keseimbangan emosi negatif

Spiritualitas

Skala likert 5 poin terhadap 5 variabel

Skala likert 4 poin terhadap 5 variabel

Skala likert 4 poin terhadap 5 variabel

Skala likert 4 poin terhadap 4 variabel

5-25

5-20

5-20

4-16

20-25

15-20

15-20

12-16

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

33%

17%

17%

33%

2 Kesehatan Catatan Status Kesehatan Diri

Kesehatan sehari-hari

Difabel

Skala likert 5 poin

Jumlah hari sehat responden sebulan terakhir

Difabel

1-5

-

1-2

4-5

21-31

Tidak Difabel

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

20%

40%

40%

3 Pendidikan Keaksaraan

Kualifikasi Pendidikan

Pengetahuan

Value/Norma

Kemampuan membaca dan menulis

Tingkat pendidikan wajib belajar 12 tahun

Skala likert 5 poin terhadap 3 variabel

Skala likert 5 poin terhadap 4 variabel

1-2

1-2

3-15

4-20

Melek Aksara

SMP/MTs/Sederajat

12-15

20

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

30%

30%

20%

20%

4 Keragaman

Budaya

Bahasa

Partisipasi Budaya

Keterampilan Seni

Skala likert 5 poin

Skala likert 4 poin

Skala likert 5 poin

1-5

1-4

1-5

4-5

3-4

4-5

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

27%

36.5%

36.5%

5 Penggunaan

Waktu

Penggunaan waktu jam kerja

Penggunan waktu jam tidur

Jumlah jam kerja

Jumlah jam tidur

-

-

≤ 8 jam

≥ 8 jam

1 atau 0

1 atau 0

50%

50%

6 Tatanan

Pemerintah

Kebebasan politik

Partisipasi politik

Kinerja pemerintah

Penyediaan Layanan

Skala likert 5 poin terhadap 7 variabel

Skala likert 4 poin terhadap 2 variabel

Skala likert 5 poin terhadap 4 variabel

Skala likert 5 poin terhadap 3 variabel

7-35

2-8

4-20

3-15

28-35

6-8

16-20

12-15

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

10%

40%

10%

40%

7 Vitalitas

Komunitas

Hubungan masyarakat

Hubungan keluarga

Keamanan

Skala likert 5 poin terhadap 2 variabel

Skala likert 5 poin terhadap 2 variabel

Skala likert 4 poin

2-10

2-10

1-4

8-10

8-10

3-4

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

30%

30%

40%

8 Keanekaragaman

Ekologi

Isu-isu perkotaan

Tanggung jawab terhadap lingkungan

Polusi

Skala likert 5 poin

Skala likert 5 poin

Permasalahan polusi

1-5

1-5

3-6

4-5

4-5

6

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

53%

23.5%

23.5%

9 Standar Hidup Pendapatan rumah tangga

Aset

Kualitas rumah

Pendapatan rumah tangga per kapita

Kepemilikan asset

Konstruksi rumah, konstruksi MCK, rasio

kamar

1-6

1-2

-

4-6

Kepemilikan asset rumah pribadi

Konstruksi Permanen, MCK, 1-2

orang/kamar

1 atau 0

1 atau 0

1 atau 0

34%

33%

33%

Sumber : Modifikasi dari Ura, dkk (2012) dan Dayana, Surjono & Sutikno (2015)

Page 64: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

45

Hasil perkalian pemenuhan ambang batas kecukupan atau Ak (1 atau 0) dengan

bobot (B) kemudian disebut sebagai kecukupan indikator (KI). Berikut ini Tabel 3.7

adalah contoh penerapan ambang batas kecukupan dan bobot.

Tabel 3.7 Contoh Penerapan Ambang Batas Kecukupan (Ak) dan Bobot (B)

Responden

(N)

Indikator Kepuasan Hidup (I1)

Variabel (X) Total

(∑I1 = X1+

X1+X3+X4+X5)

Pemenuhan

Ambang

Batas

Kecukupan (20-25)

(Ak1)

Bobot

(33%)

(B1)

Kecukupan

Indikator

KI = Ak1 x

B1

Kesehatan

(skor 1-5) (X1)

Pekerjaan

(skor 1-5) (X2)

Hub.

Keluarga (skor 1-5)

(X3)

Standar Hidup

(skor 1-5) (X4)

Keseimbangan

Kerja (1-5) (X5)

1 4 4 5 4 3 20 1 33% 33%

2 5 3 3 3 4 18 0 33% 0%

2. Kecukupan Indikator (KI)

Nilai kecukupan indikator (KI) menunjukkan kemampuan individu dalam

memenuhi ambang batas kecukupan suatu indikator. Nilai ini juga dapat menunjukkan

berapa persen individu yang dapat memenuhi ambang batas kecukupan suatu indikator

(II) di dalam masyarakat atau wilayah tertentu. Dengan cara menghitung jumlah

individu yang mampu memenuhi ambang batas kecukupan (∑Nak) kemudian dibagi

dengan jumlah total individu yang diteliti (∑N). Berikut ini Tabel 3.8 adalah contoh

perhitungan persentase masyarakat yang memenuhi ambang batas kecukupan suatu

indikator.

Tabel 3.8 Contoh Perhitungan Persentase Masyarakat yang memenuhi Ambang Batas Kecukupan (II)

Responden

(N)

Kecukupan Indikator (KI)

Indikator

Kepuasan

Hidup

(KI1)

Indikator

Emosi

Positif

(KI2)

Indikator

Emosi

Negatif

(KI3)

Indikator

Spiritualitas

(KI4)

Indikator

Kualitas

Rumah

(KI29)

1 33% 17% 17% 0% 33%

2 33% 17% 17% 33% 33%

3 0% 17% 17% 33% 33%

150 33% 17% 17% 0% 33%

Individu yang

memenuhi

Ambang Batas

Kecukupan

(∑Nak)

69 107 80 85 96

Persentase yang

memenuhi

Ambang Batas

Kecukupan

(II = (∑Nak)/ (∑N)

69/150 =

46%

107/150 =

71%

80/150 =

53%

85/150 =

57%

96/150 =

64%

Page 65: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

46

Nilai persentase masyarakat yang memenuhi ambang batas kecukupan (II) tersebut

tidak termasuk dalam rangkaian perhitungan untuk menghasilkan nilai indeks

kebahagiaan namun, persentase tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kondisi dan

situasi dalam masyarakat atau wilayah studi atau menjadi pendukung dalam

menggambarkan kebahagiaan masyarakat. Selanjutnya, setelah menemukan nilai

kecukupan indikator (KI), kemudian kecukupan indikator (KI) pada masing-masing

domain dijumlahkan dan menghasilkan kecukupan domain (KD).

3. Kecukupan Domain (KD)

Kecukupan domain (KD) didapatkan dari hasil penjumlahan kecukupan indikator

(∑KI) pada masing-masing domain. Berikut ini Tabel 3.9 adalah contoh perhitungan

kecukupan domain.

Tabel 3.9 Contoh Perhitungan Kecukupan Domain (KD)

Responden

(N)

Domain Kesejahteraan Psikologis (D1)

Kecukupan Indikator (KI) Kecukupan Domain

( KD1 = ∑ KI1 + KI2 +

KI3 + KI4) Kepuasan Hidup

(KI1)

Emosi Positif

(KI2)

Emosi Negatif

(KI3)

Spiritualitas

(KI4)

1 33% 17% 17% 0% 67%

2 33% 17% 17% 33% 100%

Nilai kecukupan domain (KD) menunjukkan kemampuan individu dalam

memenuhi kecukupan indikator, dimana kecukupan domain juga memiliki ambang

batas yang disebut sebagai ambang batas kebahagiaan (Ab). Ambang batas

kebahagiaan yaitu seberapa banyak indikator atau berapa banyak persen yang harus

dicapai seseorang agar bisa disebut sebagai bahagia. Ambang batas kebahagiaan

sendiri memiliki tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu;

a. Adanya keragaman karena tidak semua indikator dapat diterapkan secara

universal

b. Adanya pengukuran yang kurang akurat akibat perbedaan atau keragu-raguan

seseorang dalam mengatakan apa yang terjadi sebenarnya (takut tampak bangga

atau pamer). Dengan adanya hal ini maka ambang batas kebahagiaan tidak

semuanya harus memiliki kecukupan di setiap indikatornya.

c. Adanya kebebasan memilih dimana beberapa orang dapat merasakan

kebahagiaan tanpa mencapai kecukupan dalam setiap indikator.

Berdasarkan tiga hal tersebut, indeks kebahagiaan mengakui adanya keterbatasan

ukuran kuantitatif sehingga ukuran seseorang yang bahagia tidak harus memenuhi 100%

indikator tetapi cukup 66% dari domain yang telah ditetapkan.

Page 66: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

47

Nilai kecukupan domain (KD) juga dapat menunjukkan berapa persen individu

yang dapat memenuhi ambang batas kebahagiaan suatu domain (BB) di dalam masyarakat

atau wilayah tertentu. Dengan cara menghitung jumlah individu yang mampu memenuhi

ambang batas kebahagiaan (∑Nab) (nilai kecukupan domain > 65%) kemudian dibagi

dengan jumlah total individu (∑N). Dalam memudahkan pembacaan data persentase

masyarakat yang memenuhi ambang batas kebahagiaan, data bisa disajikan dengan jumlah

total 100% yang disebut sebagai konstribusi kecukupan domain (K). Berikut ini Tabel

3.10 adalah contoh persentase perhitungan masyarakat yang memenuhi ambang batas

kebahagiaan suatu domain (BB)

Tabel 3.10 Contoh Perhitungan Persentase Masyarakat yang memenuhi Ambang Batas Kebahagiaan (BB)

Responden

(N)

Kecukupan Domain (KD)

KD1 KD2 KD3 KD4 KD5 KD6 KD7 KD8 KD9

TOTAL

1 67% 80% 100% 73% 100% 60% 70% 100% 33%

2 100% 60% 80% 100% 100% 100% 100% 24% 66%

3 67% 100% 80% 64% 100% 40% 60% 24% 66%

150 50% 100% 70% 100% 0% 40% 60% 24% 33%

Individu

yang

memenuhi

Ambang

Batas

Kebahagiaan

(∑Nab)

64 111 95 71 59 77 105 60 94

Persentase

yang

memenuhi

Ambang

Batas

Kebahagiaan

(BB =

(∑Nab)/ (∑N)

64/150 =

43%

111/150 =

74%

95/150 =

63%

71/150 =

47%

59/150 =

39%

77/150 =

51%

105/150

= 70%

60/150

= 40%

94/150 =

63%

4.91

Konstribusi

Kecukupan

Domain

(K =

BB / ∑ BB)

0.43/4.91

=

9%

0.74/4.91

=

15%

0.63/4.91

=

13%

0.47/4.91

=

10%

0.39/4.91

=

8%

0.51/4.91

=

10%

0.7/4.91

=

14%

0.4/4.91

=

8%

0.63/4.91

=

13%

100%

Keterangan:

KD 1 = Kesejahteraan Psikologis KD 4 = Keragaman Budaya KD 7 = Vitalitas Komunitas

KD 2.= Kesehatan KD 5 = Penggunaan Waktu KD 8 = Keanekaragaman Ekologi

KD 3 = Pendidikan KD 6 = Tatanan Pemerintah KD 9 = Standar Hidup

Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah nilai persentase masyarakat yang

memenuhi ambang batas kebahagiaan (BB) tersebut tidak termasuk dalam rangkaian

perhitungan untuk menghasilkan nilai indeks kebahagiaan. Seperti halnya nilai

persentase masyarakat pada kecukupan indikator (II), persentase tersebut dapat

Page 67: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

48

dijadikan sebagai gambaran kondisi dan situasi dalam masyarakat atau wilayah studi

atau menjadi pendukung dalam menggambarkan kebahagiaan masyarakat.

Setelah mendapatkan nilai kecukupan domain (KD) selanjutnya sembilan

kecukupan domain akan dijumlah dan dirata-rata sehingga menghasilkan nilai tingkat

kecukupan domain (TK). Berikut ini Tabel 3.11 adalah contoh perhitungan tingkat

kecukupan domain.

Tabel 3.11 Contoh Perhitungan Tingkat Kecukupan Domain (TK)

Responden

(N)

Kecukupan Domain (KD) Tingkat Kecukupan Domain (TK)

((∑ KD1 + KD2 + KD3+ KD4 + KD5 +

KD6 + KD7 + KD8 + KD9) / 9)) KD1 KD2 KD3 KD4 KD5 KD6 KD7 KD8 KD9

1 67% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 66% 93%

2 100% 100% 80% 100% 100% 100% 100% 77% 100% 95%

Keterangan:

KD 1 = Kesejahteraan Psikologis KD 4 = Keragaman Budaya KD 7 = Vitalitas Komunitas

KD 2.= Kesehatan KD 5 = Penggunaan Waktu KD 8 = Keanekaragaman Ekologi

KD 3 = Pendidikan KD 6 = Tatanan Pemerintah KD 9 = Standar Hidup

Nilai tingkat kecukupan domain (TK) inilah yang nantinya akan dipergunakan

untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat yang bahagia dan belum bahagia.

Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan indeks kebahagiaan selanjutnya.

4. Identifikasi Kelompok Masyarakat yang Bahagia dan Belum Bahagia

Identifikasi kelompok masyarakat yang bahagia dan belum bahagia dilakukan

dengan menerapkan gradient kebahagiaan pada tingkat kecukupan domain (TK).

Gradient kebahagiaan menurut Ura, dkk (2012) dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu

77%-100% dikategorikan sebagai sangat bahagia, 66%-76% dikategorikan sebagai

bahagia, 50%-65% dikategorikan sebagai hampir bahagia dan 0%-49% dikategorikan

sebagai tidak bahagia.

Seseorang dianggap bahagia apabila mencapai kecukupan sebesar 66% atau setara

dengan enam domain, sedangkan dianggap tidak bahagia apabila tidak mencapai 66%.

Dapat disimpulkan bahwa kelompok masyarakat bahagia memiliki persentase

kecukupan sebesar 66%-100% sedangkan kelompok masyarakat yang belum bahagia

persentase kecukupannya sebesar 0%-65%. Untuk lebih jelasnya terkait gradient

kebahagiaan dan pengelompokan masyarakat yang bahagia dan yang belum bahagia

dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut ini.

Page 68: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

49

Tabel 3.12 Gradient Kebahagiaan Kategori Kebahagiaan Tingkat Kecukupan Domain

Bahagia 66%-100%

Sangat Bahagia

Bahagia

77%-100%

66-76%

Belum Bahagia 0%-65%

Hampir Bahagia

Tidak Bahagia

50%-65%

0%-49%

Sumber: Ura,Alkire,Zangmo&Wangdi (2012)

Setelah mengindentifikasi masyarakat yang bahagia dan belum bahagia kemudian

dipersentasekan sehingga menghasilkan nilai HH (persentase masyarakat yang bahagia

dan Hn (persentase masyarakat yang belum bahagia).

5. Persentase Domain yang Memenuhi Ambang Batas Kebahagiaan pada

Masyarakat Belum Bahagia (As)

Setelah mengetahui nilai HH dan Hn selanjutnya adalah menghitung persentase

domain yang memenuhi ambang batas kebahagiaan pada orang-orang yang belum

bahagia (As). Dimana, individu dianggap telah memenuhi apabila kecukupan domain

mencapai ≥ 66%. Berikut ini adalah rumus perhitungan untuk mengetahui nilai As.

As

Keterangan :

Db = Jumlah domain yang memenuhi ambang batas kebahagiaan pada responden yang belum bahagia

Nb = Jumlah responden belum bahagia

D = Jumlah domain kebahagiaan

Hal ini dimaksudkan didalam menghitung indeks kebahagiaan tidak hanya

memperhitungkan persentase individu yang bahagia namun juga memperhitungkan

kecukupan domain pada masyarakat yang belum bahagia. Berikut ini Tabel 3.13 adalah

contoh perhitungan As.

Tabel 3.13 Contoh Perhitungan Persentase Domain yang Memenuhi Ambang Batas Kebahagiaan pada Masyarakat

Belum Bahagia (As) Kecukupan Domain (KD)

Tingkat

Kecukupan

Domain

(TK)

Gradient

Kebahagiaan

∑ Domain

Memenuhi

Kecukupan

(Db)

Responden

Belum

Bahagia

(Nb)

KD1 KD2 KD3 KD4 KD5 KD6 KD7 KD8 KD9

1 83% 40% 80% 100% 100% 50% 60% 0% 66% 64% Hampir Bahagia 5

2 83% 100% 80% 27% 100% 0% 100% 77% 0% 63% Hampir Bahagia 6

3 50% 100% 80% 27% 100% 60% 60% 24% 66% 63% Hampir Bahagia 4

74 17% 100% 80% 27% 0% 0% 60% 0% 0% 32% Tidak Bahagia 2

TOTAL 238

Keterangan:

KD 1 = Kesejahteraan Psikologis KD 4 = Keragaman Budaya KD 7 = Vitalitas Komunitas

KD 2.= Kesehatan KD 5 = Penggunaan Waktu KD 8 = Keanekaragaman Ekologi

KD 3 = Pendidikan KD 6 = Tatanan Pemerintah KD 9 = Standar Hidup

Page 69: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

50

6. Indeks Kebahagiaan

Setelah mengetahui nilai HH, Hn dan As, kemudian indeks kebahagiaan dapat

dihitung menggunakan rumus berikut:

GNH = (HH+HnAs)

Keterangan :

HH = persentase orang yang bahagia

Hn = persentase yang belum bahagia [(HH = (1 – Hn)]

As = persentase domain yg memenuhi ambang kecukupan pada orang belum bahagia

Setelah diketahui nilai GNH pada rentang nilai 0-1, kemudian diidentifikasi jenis

kategorinya berdasarkan Tabel 3.14 berikut ini.

Tabel 3.14 Kategori Indeks Kebahagiaan Kategori Kebahagiaan Indeks Kebahagiaan (0-1)

Sangat Bahagia 0,77 - 1

Bahagia 0,66 – 0,76

Hampir Bahagia 0,50 – 0,65

Tidak Bahagia 0 – 0,49

Sumber: Ura, dkk (2012)

Sehingga pada dasarnya indeks kebahagiaan merupakan persentase domain pada

setiap orang atau perwakilan kelompok yang telah memenuhi kecukupan. Indeks

kebahagiaan juga dapat digunakan untuk menyajikan data untuk agregasi. Agregasi

adalah melakukan agregat terhadap data populasi ke dalam sebuah ukuran yang

terperinci. Salah satu tujuan dari agregasi adalah sebagai upaya untuk menggambarkan

dan memudahkan melihat data sehingga dapat dikomunikasikan dengan baik pada

masyarakat umum. Selain itu, juga dapat digunakan untuk menemukan fenomena yang

terjadi dalam masyarakat serta memperkuat temuan hasil indeks kebahagiaan. Agregasi

dapat dikelompokkan menurut kondisi demografis, sosial dan ekonomi masyarakat

(pembagian wilayah, umur, gender, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita).

Berdasarkan penjabaran langkah-langkah perhitungan Gross National Happiness

Index (GNHI) diatas, dapat digambarkan menjadi bagan seperti Gambar 3.1 berikut ini.

Page 70: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

51

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Perhitungan Gross National Happiness Index (GNHI) Sumber: Modifikasi dari Ura, dkk (2012)

3.5.2 Analisis Crosstabs

Analisis tabulasi silang atau crosstabs merupakan salah satu analisis korelasional

yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel, sehingga analisa tabulasi silang

dapat digunakan untuk menganalisa lebih dari dua variabel. Berikut ini adalah langkah-

langkah dan contoh perhitungan analisis crosstabs hubungan tingkat kebahagiaan dengan

jenis pekerjaan menggunakan SPSS.

1. Buka lembar kerja baru SPSS

2. Masukkan data, karena semua data kategori pilih decimalsnya = 0

3. Untuk variabel tingkat kebahagiaan memiliki tipe numerik, dimana 1 = tidak

bahagia, 2 = hampir bahagia, 3 = bahagia dan 4 = sangat bahagia

Persentase Masy. yg memenuhi

Ambang Batas Kebahagiaan (BB) (Kecukupan domain > 65%)

BB = (∑Nab)/ (∑N)

Konstribusi

Kecukupan Domain

(K = BB / ∑ BB)

GNH = (HH + HnAs) Identifikast jenis kategori kebahagiaan pada

rentang (0-1) Persentase Masy. Bahagia (HH)

Persentase Masy. Belum Bahagia

(Hn)

Persentase Domain yg

memenuhi Ambang Batas

Kebahagiaan pada Masy. Belum Bahagia (As)

As

Identifikasi Kelompok Masy. yg

Bahagia dan Belum Bahagia

(melalui Penerapan Gradient Kebahagiaan pd

Tingkat Kecukupan Domain (TK))

Tingkat Kecukupan Domain ( TK = [(∑ KD1 + KD2 + KD3+ KD4 + KD5

+ KD6 + KD7 + KD8 + KD9) / ∑ D )]

Kecukupan Indikator (KI = Ak x B)

Dikalikan dengan bobot (B) masing-masing

indikator

Kecukupan Domain (KD = ∑ KI1 + KI2 +….)

Penerapan

Ambang Batas

Kecukupan

pada nilai I

Penetapan Indikator,

Variabel dan Ambang

Batas Kebahagiaan

Mendapatkan nilai

variabel (x) dari hasil

kuesioner responden

Menjumlah nilai variabel (x)

pada setiap indikator untuk

mendapatkan nilai I

(I1 = ∑ X1+ X2 + ….. )

Persentase Masy. yg memenuhi

Ambang Batas Kecukupan

II = (∑Nak)/ (∑N)

Memenuhi ambang

batas

kecukupan dinilai 1

(Ak1)

Tidak memenuhi

ambang batas kecukupan dinilai 0

(Ak0)

Page 71: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

52

4. Untuk variabel jenis pekerjaan juga memiliki tipe numeric, dimana 1 = sektor

kegiatan wisata dan 2 = sektor pendukung atau luar wisata

5. Setelah data dimasukkan dari baris menu, pilih Analyze, lalu pilih sub menu

Descriptive Statistics, lalu pilih sub sub menu Crosstab

6. Masukkan variabel tingkat kebahagiaan pada kotak Row (s) dengan cara klik tanda

panah yang terdapat pada samping kiri kotak Row(s) tersebut

7. Masukkan variabel jenis pekerjaan pada kotak Column (s) dengan cara klik tanda

panah yang terdapat pada samping kiri kotak Column (s) tersebut

8. Kemudian klik Statistics sehingga akan muncul jendela baru. Beri tanda centang (v)

pada kotak Chi Square. Klik Continue.

9. Klik Cells, dan akan muncul jendela baru. Beri tanda centang (v) pada kotak

Observed, Expected, Rows, Colums, Totals, dan klik Continue

10. Klik OK, setelah itu secara otomatis output akan keluar sebagai berikut

A. Case Processing Summary

Tabel 3.15 Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori_Kebahagiaan_ *

Jenis Pekerjaan 300 100.0% 0 .0% 300 100.0%

Sumber: Hasil Analisa, 2017

Pada Tabel Case Processing Summary menunjukkan dalam penelitian tersebut

terdapat 300 sampel, karena di dalam penelitian menggunakan 300 sampel maka artinya

tidak ada yang hilang atau missing sehingga tingkat kevalidannya adalah 100%.

B. Crosstab

Tabel 3.16 Crosstab

Pekerjaan

Total Sektor

Kegiatan

Wisata

Kegiatan

Pendukung atau

Luar Wisata

Kategori_Kebahagiaan_ Tidak

Bahagia

Count 40 10 50

Expected Count 25.0 25.0 50.0

% within Kategori_Kebahagiaan_ 80.0% 20.0% 100.0%

% within Pekerjaan 26.7% 6.7% 16.7%

% of Total 13.3% 3.3% 16.7%

Hampir

Bahagia

Count 34 53 87

Expected Count 43.5 43.5 87.0

% within Kategori_Kebahagiaan_ 39.1% 60.9% 100.0%

Page 72: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

53

% within Pekerjaan 22.7% 35.3% 29.0%

% of Total 11.3% 17.7% 29.0%

Bahagia Count 34 48 82

Expected Count 41.0 41.0 82.0

% within Kategori_Kebahagiaan_ 41.5% 58.5% 100.0%

% within Pekerjaan 22.7% 32.0% 27.3%

% of Total 11.3% 16.0% 27.3%

Sangat

Bahagia

Count 42 39 81

Expected Count 40.5 40.5 81.0

% within Kategori_Kebahagiaan_ 51.9% 48.1% 100.0%

% within Pekerjaan 28.0% 26.0% 27.0%

% of Total 14.0% 13.0% 27.0%

Total Count 150 150 300

Expected Count 150.0 150.0 300.0

% within Kategori_Kebahagiaan_ 50.0% 50.0% 100.0%

% within Pekerjaan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Sumber: Hasil Analisa, 2017

Pada Tabel tingkat kebahagiaan dan jenis pekerjaan crosstabulation menunjukkan

data obyektif atau frekuensi nyata (Count) dan frekuensi harapan (Expected Count) baik

dalam bentuk skor maupun persentase. Hasil yang didapatkan dari Tabel tersebut adalah

terdapat 40 pekerja di sektor kegiatan wisata yang tidak bahagia, 34 pekerja di sektor

kegiatan wisata yang hampir bahagia, 34 pekerja di sektor kegiatan wisata yang bahagia

dan 42 pekerja di sektor kegiatan wisata yang sangat bahagia. Sedangkan untuk pekerja di

kegiatan pendukung atau luar wisata, terdapat 10 yang tidak bahagia, 53 yang hampir

bahagia, 48 yang bahagia dan 39 yang sangat bahagia.

C. Chi-Square Test

Tabel 3.17 Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 24.651a 3 .000

Likelihood Ratio 25.971 3 .000

N of Valid Cases 300

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 25.00.

Sumber: Hasil Analisa, 2017

Uji Chi-Square untuk mengamati ada tidaknya hubungan antara dua variabel (baris

dan kolom).

Page 73: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

54

Hipotesa untuk kasus ini adalah

- H0 : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom, atau antara tingkat

kebahagiaan dengan jenis pekerjaan

- H1 : Ada hubungan antara baris dan kolom, atau antara tingkat kebahagiaan

dengan jenis pekerjaan

Pengambilan keputusan dengan berdasarkan perbandingan Chi-Square Uji dan

angka dari Tabel

- Jika Chi-Square Hitung < Chi-Square Tabel, maka H0 diterima

- Jika Chi-Square Hitung > Chi-Square Tabel, maka H0 ditolak

Berdasarkan tabel 3.17, uji Chi-Square Hitung yaitu 24.651, sedangkan Chi-Square

tabel untuk tingkat signifikansi (α) = 5% dan derajat kebebasan (dF) = 3 adalah 7.82

karena Chi-Square Hitung (24.651) > Chi Square Tabel (7.82), maka H0 ditolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara baris dan kolom atau antara

tingkat kebahagiaan dengan jenis pekerjaan.

Mengamati hubungan antara dua variabel juga dapat digunakan dengan menguji

hipotesis dengan membandingkan nilai probabilitas pada bagian Asymp. Sig. (2-sided),

yang pada Tabel yaitu 0.000. Jika nilai Probabilitas > 0.05 maka H0 diterima, tetapi bila

nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak. Dalam kasus ini 0.00 < 0.05 maka H0 ditolak,

artinya ada hubungan antara baris dan kolom atau antara tingkat kebahagiaan dengan jenis

pekerjaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kebanyakan masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata berada pada kategori belum bahagia sedangkan

kebanyakan masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata berada

pada kategori bahagia.

3.5.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah memberikan deskripsi mengenai karakteristik variabel

penelitian yang sedang diamati serta data demografi responden (Nurnyaman & Christina,

2015). Tujuan dari analisis ini adalah memberikan gambaran pengolahan data terkait

dengan tingkat kebahagiaan masyarakat lokal baik yang bekerja di sektor kegiatan wisata

maupun yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata. Kemudian, membandingkan

hasil tingkat kebahagiaan dari kedua kelompok masyarakat lokal tersebut.

Page 74: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

55

3.6 Diagram Alir Penelitian

Tingkat

Kebahagiaan:

9 Variabel

Kesejahteraan

psikologis

Kesehatan

Pendidikan

Keragaman

Budaya

Penggunaan Waktu

Tatanan

Pemerintah

Vitalitas

Komunitas

Keanekaragaman

Ekologi

Standar Hidup

29 Indikator

INPUT

Survei Primer:

Observasi

Wawancara

Kuesioner

Survei Sekunder

Survei Instansi

Studi Literatur

PENGUMPULAN

DATA

Analisis

Gross National

Happines Index

(GNHI)

ANALISA OUTPUT

Tingkat kebahagiaan masyarakat

lokal terhadap keberadaan

kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo

Kec. Batu, Kota Batu

Tingkat

kebahagiaan

masyarakat lokal

yang bekerja di sektor kegiatan

wisata

Tingkat kebahagiaan

masyarakat lokal

yang bekerja di sektor kegiatan

pendukung atau

luar wisata

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

Bagaimana tingkat

kebahagiaan masyarakat lokal di

Desa Oro-Oro Ombo,

Kecamatan Batu,

Kota Batu?

Penilaian Tingkat

Kebahagiaan

Masyarakat Lokal terhadap Keberadaan

Kegiatan Wisata di

Desa Oro-Oro Ombo

Kecamatan Batu

Kota Batu

Penerapan Ambang Batas Kecukupan dan Bobot

Kecukupan Indikator

Kecukupan Domain

Tingkat Kecukupan

Domain

Identifikasi Kelompok

Masy. yg Bahagia dan

Belum Bahagia (melalui Penerapan

Gradient Kebahagiaan pd

Tingkat Kecukupan

Domain)

Persentase

Masy. Bahagia (HH)

Persentase

Masy. Belum Bahagia (Hn)

Persentase Domain yg

memenuhi Ambang Batas Kebahagiaan pada Masy.

Belum Bahagia (As)

GNH = (HH + HnAs)

Identifikast jenis kategori kebahagiaan pada

rentang (0-1)

Persentase Masy. yg memenuhi

Ambang Batas Kecukupan

Persentase Masy.

yg memenuhi Ambang Batas

Kebahagiaan

Konstribusi

Kecukupan

Domain

Page 75: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

56

3.7 Desain Survei

Tabel 3. 18 Desain Survei

Tujuan Domain Indikator Data yang Dibutuhkan Sumber

Data

Metode

Pengumupulan

Data

Metode

Analisis

Data

Output

Mengidentifikasi

tingkat

kebahagiaan

masyarakat lokal

yang bekerja di

sektor kegiatan

wisata dan yang

bekerja di sektor

kegiatan

pendukung atau

luar wisata

Kesejahteraan

psikologis

Kepuasan hidup

- Tingkat kepuasan terhadap kondisi kesehatan

- Tingkat kepuasan terhadap pekerjaan

- Tingkat kepuasan terhadap hubungan keluarga

- Tingkat kepuasan terhadap standar hidup

- Tingkat kepuasan terhadap keseimbangan kerja

Hasil

Kuesioner

Survei Primer :

Kuesioner

Analisis

Gross

National

Happiness

Index

Tingkat

kebahagiaan

masyarakat

lokal yang

bekerja di

sektor

kegiatan

wisata dan

yang bekerja

di sektor

kegiatan

pendukung

atau luar

wisata

Emosi positif

- Persepsi perasaan empati yang dimiliki

- Persepsi perasaan murah hati yang dimiliki

- Persepsi perasaan mudah memaafkan orang lain yang dimiliki

- Persepsi perasaan puas/bersyukur yang dimiliki

- Persepsi perasaan tenang yang dimiliki

Emosi negatif

- Persepsi perasaan egois yang dimiliki

- Persepsi perasaan cemburu yang dimiliki

- Persepsi perasaan marah yang dimiliki

- Persepsi perasaan takut yang dimiliki

- Persepsi perasaan khawatir yang dimiliki

Spiritualitas

- Gambaran diri dalam hal spiritual

- Fluktuasi dalam mengucapkan doa/mengakui dosa

- Fluktuasi dalam beribadah sesuai syariat kepercayaan

- Fluktuasi keterlibatan dalam kegiatan kerohanian

Kesehatan Catatan status kesehatan diri - Kondisi kesehatan secara umum selama 1 bulan terakhir

Kesehatan sehari-hari - Jumlah hari sehat selama 1 bulan terakhir

Difabel - Keterbatasan fisik yang membatasi aktivitas sehari-hari

Pendidikan Keaksaraan - Kemampuan membaca dan menulis

Kualifikasi pendidikan - Pendidikan terakhir

Pengetahuan

- Pengetahuan mengenai sejarah lokal maupun nasional

- Pengetahuan mengenai lagu tradisional maupun nasional

- Pengetahuan mengenai tatanan pemerintahan

Norma

- Persepsi mengenai tindak pembunuhan

- Persepsi mengenai tindak pencurian

- Persepsi mengenai tindak kebohongan

- Persepsi mengenai tindak pelecehan seksual

Page 76: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

57

Tujuan Domain Indikator Data yang Dibutuhkan Sumber

Data

Metode

Pengumupulan

Data

Metode

Analisis

Data

Output

Keragaman

budaya

Bahasa - Tingkat kefasihan dalam berbahasa Indonesia

Hasil

Kuesioner

Survei Primer :

Kuesioner

Analisis

Gross

National

Happiness

Index

Tingkat

kebahagiaan

masyarakat

lokal yang

bekerja di

sektor

kegiatan

wisata dan

yang bekerja

di sektor

kegiatan

pendukung

atau luar

wisata

Partisipasi budaya - Partisipasi dalam kegiatan sosial-budaya selama 1 tahun

terakhir

Keterampilan seni - Tingkat keahlian dalam keterampilan seni

Penggunaan

waktu

Penggunaan waktu jam kerja - Lama waktu bekerja

Penggunaan waktu jam tidur - Lama waktu tidur

Tatanan

Pemerintah

Kebebasan Politik

- Persepsi dalam memiliki kebebasan berbicara dan

berpendapat

- Persepsi dalam memiliki hak untuk memilih yang dimiliki

- Persepsi dalam memiliki hak untuk bergabung dengan partai

politik yang mereka pilih

- Persepsi dalam memiliki hak untuk membentuk asosiasi atau

menjadi anggota dari asosiasi

- Persepsi dalam memiliki hak untuk akses yang sama dan

kesempatan untuk bergabung dengan layanan publik

- Persepsi dalam memiliki hak untuk upah yang sama untuk

pekerjaan yang sama nilainya

- Persepsi dalam memiliki kebebasan dari diskriminasi

berdasarkan ras,jenis kelamin

Partisipasi Politik - Fluktuasi mengikuti voting dalam pemilu

- Fluktuasi mengikuti pertemuan masyarakat

Kinerja pemerintah

- Persepsi mengenai kinerja pemerintah tentang

ketenagakerjaan

- Persepsi mengenai kinerja pemerintah tentang kesetaraan

- Persepsi mengenai kinerja pemerintah tentang pariwisata

- Persepsi mengenai kinerja pemerintah tentang lingkungan dan

budaya

Penyediaan layanan

- Persepsi mengenai pelayanan kesehatan

- Persepsi mengenai pelayanan pembuangan limbah

- Persepsi mengenai pelayanan akses listrik dan pasokan air

Vitalitas

komunitas Keamanan

- Fluktuasi tindak kejahatan di lingkungan sekitar dalam

setahun terakhir

Hubungan keluarga - Tingkat keakraban dan kenyamanan dengan keluarga

- Tingkat kepercayaan dengan keluarga

Page 77: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

58

Tujuan Domain Indikator Data yang Dibutuhkan Sumber

Data

Metode

Pengumupulan

Data

Metode

Analisis

Data

Output

Hubungan masyarakat

- Tingkat keakraban dan kenyamanan dengan tetangga

lingkungan sekitar tempat tinggal

- Tingkat kepercayaan dengan tetangga lingkungan sekitar

tempat tinggal

Hasil

Kuesioner

Survei Primer :

Kuesioner

Analisis

Gross

National

Happiness

Index

Tingkat

kebahagiaan

masyarakat

lokal yang

bekerja di

sektor

kegiatan

wisata dan

yang bekerja

di sektor

kegiatan

pendukung

atau luar

wisata

Keanekaragaman

ekologi

Polusi

- Kualitas air di lingkungan sekitar tempat tinggal

- (tidak berasa,berwarna,berbau/pencemaran sungai)

- Kualitas udara di lingkungan sekitar tempat tinggal

- (tidak berpolusi, tidak bising)

- Kualitas tanah di lingkungan sekitar tempat tinggal

Tanggung jawab lingkungan - Tanggungjawab terhadap lingkungan sekitar tempat tinggal

Isu-isu Perkotaan

- Perhatian terhadap isu-isu perkotaan yang terjadi di

lingkungan sekitar tempat tinggal (kemacetan, RTH tidak

memadai, polusi, masalah pejalan kaki, dsb)

Standar hidup Pendapatan rumah tangga per

kapita Pendapatan rumah tangga per kapita

Asset Kepemilikan aset rumah tangga seperti kepemilikan tanah

Kualitas rumah

- Kepemilikan tempat tinggal

- Jenis lantai terluas

- Jenis dinding terluas

- Jenis atap terluas

- Kepemilikan MCK

- Jumlah anggota keluarga/kamar

Menganalisa

tingkat

kebahagiaan

masyarakat lokal

terhadap

keberadaan

kegiatan wisata

di Desa Oro-Oro

Ombo

Kecamatan

Batu, Kota Batu

Tingkat kebahagiaan masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata

Hasil analisa tingkat kebahagiaan masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata

Hasil

Analisis

Analisis

Crosstabs

Analisis

Deskriptif

Tingkat

kebahagiaan

masyarakat

lokal terhadap

keberadaan

kegiatan

wisata di Desa

Oro-Oro

Ombo

Kecamatan

Batu, Kota

Batu

Tingkat kebahagiaan masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan pendukung atau luar

wisata

Hasil analisa tingkat kebahagiaan masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan pendukung atau luar wisata

Page 78: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

59

Page 79: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Desa Oro-Oro Ombo

Desa Oro-Oro Ombo merupakan salah satu dari empat kelurahan dan empat desa

(Kelurahan Batu, Kelurahan Ngaglik, Kelurahan Sisir, Kelurahan Temas, Kelurahan

Songgokerto, Desa Pesanggarahan, Desa Sumberejo, Desa Sidomulyo, Desa Oro-Oro

Ombo) yang terletak di Kecamatan Batu, Kota Batu. Luas wilayah Desa Oro-Oro Ombo

adalah 368 Ha dengan jarak desa menuju ke Kantor Kecamatan Batu adalah 2 Km dan

menuju ke pusat Kota Batu adalah 5 Km.

Desa Oro Oro Ombo terletak di wilayah perkotaan dengan ketinggian 850 - 970

meter dari permukaan laut, curah hujan rata-rata pertahun antara 2000 - 3000 mm, dengan

bulan basah rata rata 7 bulan dan bulan kering rata rata 5 bulan serta suhu rata-rata antara

240

- 260

C. Desa Oro-Oro Ombo terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Gondorejo, Dusun

Krajan dan Dusun Dresel. Dusun Gondorejo terdiri dari 3 RW 11 RT , Dusun Krajan

terdiri dari 7 RW 16 RT dan Dusun Dresel terdiri dari 3 RW 9 RT. Batas – batas wilayah

Desa Oro-Oro Ombo adalah sebagai berikut.

Batas Utara : Kelurahan Ngaglik dan Kelurahan Temas, Kecamatan Batu

Batas Timur : Desa Beji, Kecamatan Junrejo

Batas Barat : Wilayah Perhutani dan Gunung Panderman

Batas Selatan : Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo

Page 80: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

60

Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Oro-Oro Ombo

Page 81: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

61

4.1.2 Profil Desa Oro-Oro Ombo

A. Guna Lahan

Luas wilayah Desa Oro-Oro Ombo adalah 368 Ha dengan penggunaan lahan

terbesar adalah pertanian lahan kering seluas 196 Ha (53,26%) dan terkecil adalah

perkantoran seluas 0,5 Ha (0,14%). Berikut ini Tabel 4.1 adalah rincian penggunan lahan

di Desa Oro-Oro Ombo.

Tabel 4.1 Guna Lahan di Desa Oro-Oro Ombo No Guna Lahan Ha

1 Permukiman dan Pekarangan 19.57% 72

2 Sawah irigasi teknis 4.89% 18

4 Sawah irigasi setengah teknis 6.52% 24

5 Pertanian lahan kering 53.26% 196

6 Tanah kas desa 11.14% 41

7 Tanah lapangan 0.27% 1

8 Perkantoran 0.14% 0,5

9 Pegunungan 0.41% 1,5

10 Jalan 3.80% 14

TOTAL 100% 368

Sumber : Profil Desa Oro-Oro Ombo Tahun 2016

Perkerasan jalan di Desa Oro-Oro Ombo sendiri berupa aspal dan rabatan namun,

masih terdapat jalan yang menggunakan makadam dan tanah.

B. Demografi

Jumlah penduduk Desa Oro-Oro Ombo adalah 11.982 jiwa dengan jumlah laki-laki

sebanyak 5.885 jiwa (49,12%) dan jumlah perempuan sebanyak 6.097 jiwa (50,88%) .

Berikut ini Gambar 4.2 adalah jumlah penduduk menurut kelompok umur.

Gambar 4.2 Penduduk Desa Oro-Oro Ombo menurut Kelompok Umur Sumber : Profil Desa Oro-Oro Ombo Tahun 2016

Jumlah penduduk Desa Oro-Oro Ombo umur 0-15 tahun adalah 3062 jiwa, umur

16-31 tahun adalah 3405 jiwa, umur 32-47 tahun adalah 3090 jiwa, umur 48-63 tahun

adalah 1555 jiwa dan umur > 63 tahun adalah 870 jiwa. Jumlah tersebut menunjukkan

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

0 - 15 16 - 31 32 - 47 48 - 63 > 63

25,55 %

28,42 % 25,79 %

12,98 %

7,26 %

Page 82: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

62

bahwa jumlah penduduk di Desa Oro-Oro Ombo menurut kelompok umur terbanyak

adalah umur 16 – 31 tahun yang merupakan usia produktif.

Jumlah penduduk di Desa Oro-Oro Ombo dapat dikelompokan menurut profesi

atau pekerjaan. Pekerjaan masyarakat di Desa Oro-Oro Ombo antara lain adalah petani,

nelayan, pedagang, pegawai negeri sipil (PNS), ABRI, kepolisian, purnawirawan,

pensiunan, guru/dosen, dokter, bidan/tenaga medis lainnya, pegawai swasta. Selain itu

juga terdapat wiraswasta, pembantu rumah tangga (PRT), pelajar/mahasiswa, ibu rumah

tangga (IRT), sopir, tukang, buruh, peternak dan jasa. Berikut ini Gambar 4.3 rincian

jumlah penduduk Desa Oro-Oro Ombo menurut profesi pekerjaan.

Gambar 4.3 Penduduk Desa Oro-Oro Ombo menurut Pekerjaan Sumber : Profil Desa Oro-Oro Ombo Tahun 2016

Persentase pekerjaan tertinggi di Desa Oro-Oro Ombo adalah pegawai

swasta/wiraswasta (32,2%), petani/peternak (17,3%), sopir,tukang,buruh dan PRT

(16,1%). Pelajar dan mahasiswa sebanyak 5,8% dan IRT 3,1%. Jumlah penduduk yang

bekerja pedagang hanya 2,4%, jasa dan lain-lainnya 1,3%. Selain itu, terdapat PNS

(0,8%), ABRI/kepolisian (0,5%), purnawirawan/pensiunan (0,5%), guru/dosen (0,3%)

dan jumlah persentase pekerjaan yang paling terendah adalah dokter/bidan/tenaga medis

(0,1%), sedangkan penduduk yang belum bekerja juga menunjukkan persentase yang

cukup besar yaitu 19,7%.

Jumlah penduduk di Desa Oro-Oro Ombo juga dapat dikelompokan menurut

tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan dapat dikelompokkan menjadi Pra

Sekolah/PAUD, TK, SD/MI, SMP, SMA, Diploma, S1 dan S2. Berikut ini Gambar 4.4

rincian jumlah penduduk Desa Oro-Oro Ombo menurut tingkat pendidikan.

19.7%

17.3%

2.4%

0.8%

0.5%

0.5% 0.3%

0.1%

32.2%

16.1%

5.8%

3.1%

1.3% Belum Bekerja

Petani/Peternak

Pedagang

PNS

ABRI/Kepolisian

Purnawirawan/Pensiunan

Guru/Dosen

Dokter/Bidan/Tenaga Medis

Pegawai Swasta/Wiraswasta

Sopir/Tukang/Buruh/PRT

Pelajar/Mahasiswa

IRT

Jasa dan Lain-Lain nya

Page 83: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

63

Gambar 4.4 Penduduk Desa Oro-Oro Ombo menurut Tingkat Pendidikan Sumber : Profil Desa Oro-Oro Ombo Tahun 2016

Lulusan SD/MI memiliki jumlah terbanyak di Desa Oro-Oro Ombo yaitu sebanyak

24,9% (2981 jiwa) sedangkan lulusan S2 merupakan yang tersedikit yaitu hanya 0,1% (8

jiwa). Untuk lulusan PAUD/Pra Sekolah sebanyak 18% (2158 jiwa), TK sebanyak 22,8%

(2736 jiwa), SMP sebanyak 19,5% (2334 jiwa), SMA sebanyak 12,2% (1463 jiwa),

Diploma sebanyak 2,1% (254 jiwa) dan S1 sebanyak 0,4% (48 jiwa). Selain itu juga

terdapat penduduk yang memiliki keterbatasan fisik atau disabilitas dengan rincian pada

Tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Penduduk Desa Oro-Oro Ombo yang memiliki Keterbatasan Fisik No Keterbatasan Fisik Jumlah (Jiwa)

1 Cacat Fisik 7

2 Tuna Rungu 4

3 Tuna Wicara 3

4 Tuna Netra 3

5 Lumpuh 2

6 Mental -

Total 19

Sumber : Profil Desa Oro-Oro Ombo Tahun 2016

Penduduk di Desa Oro Oro Ombo yang memiliki keterbatasan fisik adalah

sebanyak 19 jiwa dimana 7 jiwa diantaranya memiliki cacat fisik, 4 jiwa memiliki tuna

rungu, tuna wicara sebanyak 3 jiwa, tuna netra sebanyak 3 jiwa dan 2 jiwa mengalami

kelumpuhan namun tidak ditemukan adanya masyarakat yang memiliki keterbatasan

mental.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

PAUD/Pra Sekolah

TK

SD/MI

SMP

SMA

Diploma

S1

S2

18%

22,8%

24,9%

19.5%

12,2%

2,1%

0.4%

0,1%

Page 84: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

64

4.2 Karakteristik Pariwisata Desa Oro-Oro Ombo

Desa Oro-Oro Ombo menurut RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030 merupakan pusat

lingkungan di BWK I Kota Batu yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan skala desa dan

pusat kegiatan wisata modern yang dilengkapi dengan kawasan perdagangan pendukung

pariwisata. Desa Oro-Oro Ombo juga memiliki fungsi kegiatan sebagai jasa skala regional

yaitu berupa penginapan serta jasa skala kota sebagai penjualan makanan dan minuman

(restoran).

Desa Oro-Oro Ombo sendiri merupakan salah satu desa yang pada awalnya bertumpu

pada sektor pertanian, hal tersebut terlihat pada guna lahan desa yang sebagian besar (53,26%)

masih merupakan pertanian lahan kering dengan jumlah masyarakat yang bekerja di sektor

pertanian juga masih terbilang cukup banyak yaitu 2069 jiwa (17,3%). Berdasarkan hasil

wawancara dengan Sekertaris Desa Oro-Oro Ombo, desa ini awalnya hanyalah sebuah desa

yang sepi dan jauh dari keramaian. Jarak rumah juga berjauh-jauhan antara yang satu dengan

yang lain. Namun setelah hadirnya obyek wisata BNS pada tahun 2008 banyak orang yang

mengunjungi serta mengenal wilayah desa Oro-Oro Ombo, sebab di desa itu terdapat sarana

wisata pada malam hari untuk keluarga yang hendak berkumpul bersama atau refreshing

melepas penat sejenak. Sehingga, masyarakat Desa Oro-Oro Ombo yang semula merupakan

masyarakat agraris kini bergeser menjadi masyarakat pariwisata yang membawa dampak pada

terbentuknya lembaga masyarakat baru yang bernama Kelompok Sadar Wisata

(POKDARWIS).

Pembentukan POKDARWIS Desa Oro-Oro Ombo dimulai pada tahun 2009 melalui

Surat Keputusan Walikota Nomor: 180/175/KEP/422.012/2009, lembaga ini pada awalnya

merupakan paguyuban masyarakat tani yang belum terstruktur dan bersifat informal. Tujuan

utama dari pembentukan POKDARWIS adalah sebagai wadah pemberdayaan potensi ekonomi

masyarakat lokal dalam mengatur segala bentuk perekonomian mereka di industri pariwisata.

POKDARWIS bahkan ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai kelembagaan ekonomi

yang menitikberatkan pada profit oriented untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

POKDARWIS memiliki peran penting dalam perkembangan kegiatan wisata di Desa

Oro-Oro Ombo. Seiring dengan perkembangan wisata, POKDARWIS mulai menetapkan

aturan formal, penentuan hak kepemilikan, aturan biaya transaksi dan unsur informal yang

ditentukan.

Page 85: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

65

1. Aturan formal kegiatan wisata

Aturan formal dibuat agar dapat membentuk hubungan perekonomian yang

menguntungkan antar kelompok masyarakat. Kerjasama ini ditujukan untuk

meningkatkan pendapatan tiap individu dalam kelompok masyarakat. Salah satu

bentuk kerjasama yang menguntungkan antar kelompok masyarakat yaitu para

pengelola homestay yang bekerjasama dengan peternak sapi dan petani jeruk,

dimana wisatawan yang menginap di homestay akan diberikan susu dan jeruk

gratis. Aturan ini rupanya mampu menarik banyak wisatawan untuk menginap di

homestay Desa Oro-Oro Ombo sehingga mulai banyak diterapkan pada tahun 2013.

Selain itu adalah penyediaan lahan parkir menggunakan tanah kas desa yang

dulunya tidak dimanfaatkan. Adanya penyediaan lahan parkir melihat peluang dari

wisatawan yang kesulitan untuk mencari tempat parkir karena lahan parkir kegiatan

wisata yang tidak memadai dengan banyaknya jumlah kendaraan.

2. Penentuan hak kepemilikan kegiatan wisata

Penentuan tersebut yaitu pihak yang menanam modal pendirian homestay dan

obyek wisata diwajibkan untuk mengambil tenaga kerja dari masyarakat lokal Desa

Oro-Oro Ombo. Hal ini dianggap sebagai sistem bagi hasil antara masyarakat lokal

dengan pihak pengelola obyek wisata yang diharapkan mampu untuk mengurangi

angka pengangguran dan meningkatkan pemanfaatan sumber daya manusia di Desa

Oro-Oro Ombo. Keputusan pengambilan tenaga kerja dilakukan melalui proses

musyawarah antara pihak investor, POKDARWIS dan masyarakat lokal, dimana

unsur keterampilan dan tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor

penentunya.

3. Aturan biaya tranksaksi kegiatan wisata

Aturan ini dibuat untuk mempertahankan dan melindungi struktur lembaga

POKDARWIS dan sebagai kas yang ditujukan untuk pengembangan wisata secara

swadaya. Biaya transaksi didapat dari biaya mencari kesempatan kerjasama antar

kelompok masyarakat yang bekerja di sektor kegiatan wisata atau dengan pihak

investor, biaya negosiasi kerjasama, biaya pengawasan kerjasama dan biaya

pelaksanaan persetujuan kerjasama.

Page 86: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

66

4. Unsur informal kegiatan wisata

Unsur informal dalam pelaksaanan kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo adalah

perlunya modal sosial dalam tiap individu tersebut yaitu kepercayaan (kepercayaan

diri dan kepercayaan antar sesama).

Dalam rangka untuk meningkatkan perkembangan wisata, POKDARWIS juga

merumuskan beberapa program yang melibatkan tokoh masyarakat, masyarakat lokal, dinas

terkait dan badan usaha swasta yang memiliki CSR untuk permberdayaan masyarakat.

Program POKDARWIS antara lain adalah pembangunan Market Fair (Pasar Desa),

Pencetusan Usaha homestay, Pengolahan Sampah, Pengelolaan Parkir, Pembentukan

Pramuwisata dan Informan Wisata. Berikut ini Gambar 4.5 adalah susunan kelembagaan

POKDARWIS Desa Oro-Oro Ombo.

Gambar 4.5 Susunan Kelembagaan POKDARWIS Desa Oro-Oro Ombo Sumber :Kelompok Sadar Wisata Desa Oro-Oro Ombo

POKDARWIS Desa Oro-Oro Ombo sebagai lembaga pengelola wisata juga

melakukan kerjasama dengan masyarakat lokal yang tergabung dalam bidang keamanan dan

ketertiban serta membentuk Paguyuban PKL. Kerjasama dengan POKDARWIS desa lain

untuk mengemas pemasaran pariwisata di Desa Oro-Oro Ombo (kerjasama dengan

POKDARWIS Desa Songgokerto untuk menunjang Wisata Minat Khusus Gunung Panderman

dengan kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo). Untuk bidang jasa akomodasi karena

tingginya minat wisatawan pada homestay di Desa Oro-Oro Ombo maka dibentuklah

Page 87: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

67

paguyuban homestay serta dibentuknya Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang berguna

untuk menyedia informasi khususunya pada wisatawan serta menyediakan jasa pramuwisata

(pemandu/guide).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS),

pariwisata di Desa Oro-Oro Ombo mulai berkembang sejak adanya kehadiran obyek wisata

dengan konsep baru di bidang pariwisata yang belum ada dan belum diterapkan di kota-kota

lain di Jawa Timur. Obyek wisata tersebut diharapkan mampu memberikan konstribusi bagi

daerah, memajukan kegiatan multisektoral dan mendongkrak potensi sektor lain seperti

ekonomi, sosial budaya dan sebagainya. Obyek wisata tersebut merupakan hasil dari

kerjasama yang tergabung dalam Perseroan Terbatas, PT. Mutiara Indah yang dikenal

masyarakat dengan nama Batu Night Spectacular (BNS).

Batu Night Spectacular (BNS) yang mulai beroperasi sejak tahun 2008 merupakan

obyek wisata dengan suasana hiburan keluarga yang memadukan konsep mall, market,

permainan, sport dan hiburan dalam satu tempat dengan tujuan menghidupkan suasana malam

di Kota Batu. Obyek wisata ini menyajikan antara lain 32 wahana yaitu Cinema 4D, Circuit

Go Kart, Slalom Test, Drag Race, Sepeda Udara, Lampion Garden, Galeri Hantu, Berburu

Hantu, Disco Bumper Car, Aero Test, Flying Swinger, Carnival, Trampolin, Rumah Kaca, Ali

Baba, Kids Zone, Battle Area, Games Room, Play Ground, Banji Trampolin, Air Mancur

Menari, Laser Show, Layar Terpanjang, Night Market, Café Hantu Elite, After Me, Food

Court, Warung Bethania, Magic Square, Pusat Pijat Refleksi, Pasar Buah Malam, Scooter

Corner dan lain-lain (Batu Night Spectacular,2016).

Gambar 4.6 Obyek Wisata Batu Night Spectacular (BNS) Sumber : Hasil Observasi, 2016

Page 88: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

68

BNS dengan konsep wisata malam dibuka mulai pukul 15.00 – 24.00. Harga tiket

masuk BNS sendiri tergolong murah yaitu weekday seharga Rp 30,000,- dan weekend seharga

Rp 40.000,-. Harga tiket untuk wahana juga beragam namun sangat terjangkau yaitu berkisar

antara Rp 5.000,00 – Rp 15.000,00 per wahana. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak

BNS, wahana favorit wisatawan adalah lampion garden yaitu berupa taman terbuka yang

dihiasi oleh lebih dari 600 lampion dengan berbagai macan bentuk dan ukuran serta wahana

cinema 4D yang merupakan bioskop dimensi 4 pertama di Malang Raya. Adanya berbagai

macam wahana yang unik dan inovatif tentunya juga dapat menarik minat jumlah kunjungan

wisatawan di BNS. Wisatawan yang berkunjung ke BNS pun bervariatif mulai dari wisatawan

lokal sampai wisatawan nusantara. Berikut ini Gambar 4.7 adalah jumlah kunjungan

wisatawan BNS dari tahun 2009 sampai tahun 2015.

Gambar 4.7 Jumlah Kunjungan Wisatawan BNS Tahun 2009-2015 Sumber: BPS Kota Batu

Jumlah kunjungan wisatawan BNS tahun 2009-2015 berdasarkan Gambar 4.7 bersifat

fluktuatif (naik-turun) dimana jumlah kunjungan wisatawan BNS tertinggi terdapat pada tahun

2011 (323.303 orang) dan terendah pada tahun 2014 pada tahun (266.733 orang). Secara

keseluruhan, jumlah kunjungan wisatawan di BNS dapat dikatakan berkisar pada jumlah

250.000 – 350.000 orang tiap tahunnya dan dapat terus meningkat pada tahun-tahun

setelahnya. BNS memiliki potensi pariwisata yang cukup besar dan masih akan terus

berkembang.

Upaya BNS dari tahun ke tahun untuk meningkatkan jumlah wisatawan adalah selalu

mencoba memberikan pelayanan yang terbaik untuk wisatawan dengan menyajikan inovasi

Page 89: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

69

wahana-wahana terbaru agar wisatawan betah dan akan mengunjungi kembali BNS. Apabila

terdapat wahana yang sudah tidak diminati oleh pihak BNS akan dilakukan pergantian

wahana. Selain itu untuk menjaga kenyamanan, keamanan dan keselamatan wisatawan pihak

teknisi juga selalu memeriksa tiap-tiap wahana sebelum beroperasi untuk menanggulangi hal-

hal yang tidak diinginkan. Hal tersebut juga tidak terlepas dari kinerja tenaga kerja yang

bekerja di BNS.

BNS memiliki struktur organisasi yang telah disusun berdasarkan fungsinya antara

lain adalah Dewan Komisaris, Direktur Utama, Direktur Umum dan Humas, Direktur

Operasional, Duty Manager, Finance, Accounting, Legal, Marketing, F&B, HRD,

Engineering, Kasir, Logistik, Security, Parkir, Entrance, Entertain, Art serta Design. Berikut

ini Gambar 4.8 adalah struktur organisasi BNS dimana garis instruksi menunjukkan susunan

komunikasi, tugas, wewenang dan tanggung jawab.

Gambar 4.8 Struktur Organisasi Batu Night Spectacular (BNS)

Sumber : Batu Night Spectacular, 2016

Keputusan bentuk kerjasama antara pihak Pemerintah Desa Oro-Oro Ombo dengan

pihak pengelola Batu Night Spectacular (BNS) adalah mengambil 30% tenaga kerja dari

masyarakat lokal. Pengambilan tenaga kerja tersebut juga mempertimbangkan dari ketentuan

POKDARWIS, dimana kemampuan, modal dan tingkat pendidikan menjadi dasar penentuan

pekerjaan tersebut. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Oro-Oro Ombo yang masih

didominasi oleh lulusan TK, SD/MI, dan SMP memungkinkan banyak masyarakat lokal yang

bekerja pada bagian security, parkir dan entrance.

Page 90: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

70

4.2.1 Kegiatan Wisata di Desa Oro-Oro Ombo

Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Batu

tahun 2014-2019 dan Profil Desa Oro-Oro Ombo Tahun 2016, kegiatan wisata yang ada di

Desa Oro-Oro Ombo dapat dikelompokkan menjadi 8 jenis kegiatan. Kegiatan wisata tersebut

adalah daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata,

jasa makanan dan minuman, jasa akomodasi, jasa informasi wisata dan jasa pramuwisata

Rincian kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo dapat dilihat pada Lampiran 5 (Hal. L-8 - L-

10). Berikut ini Gambar 4.9 adalah persentase jumlah kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo.

Gambar 4.9 Persentase Jumlah Kegiatan Wisata di Desa Oro-Oro Ombo Sumber :RIPPDA Kota Batu 2014-2019, Profil Desa Oro-Oro Ombo 2016

Berdasarkan persentase jumlah kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo dapat diketahui

bahwa jenis kegiatan wisata yang mendominasi adalah jasa akomodasi berupa homestay dan

villa (64%) dan jasa makanan dan minuman berupa rumah makan, warung dan catering (21%)

hal tersebut sesuai dengan fungsi Desa Oro-Oro Ombo sebagai jasa skala regional penginapan

serta jasa skala kota penjualan makanan dan minuman. Hal tersebut juga sesuai dengan

program POKDARWIS dalam mengalakkan Paguyuban homestay dan Paguyuban PKL.

Persebaran kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo sebagian besar terdapat di Dusun Krajan

khususnya pada ruas jalan utama yaitu Jalan Oro-Oro Ombo, Jalan Panderman dan Jalan

TVRI yang merupakan pusat kegiatan di Desa Oro-Oro Ombo.

2% 2%

9%

1%

21%

64%

1% 1% Daya Tarik Wisata

Kawasan Pariwisata

Jasa Transportasi Wisata

Jasa perjalanan wisata

Jasa makanan dan minuman

Jasa akomodasi

Jasa informasi Wisata

Jasa Pramuwisata

Page 91: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

71

4.2.2 Kegiatan Pendukung atau Luar Wisata di Desa Oro-Oro Ombo

Kegiatan masyarakat diluar kepariwisataan namun mendukung kegiatan tersebut dapat

dibedakan menjadi empat yaitu pelengkap pariwisata, penunjang pariwisata, prasarana umum

dan sarana kebutuhan masyarakat banyak. Desa Oro-Oro Ombo yang diarahkan sebagai pusat

kegiatan wisata modern di Kota Batu berimbas pada munculnya lapangan kerja tidak langsung

yang diperlukan oleh kegiatan wisata atau lapangan kerja yang tercipta dari adanya kegiatan

wisata . Kegiatan pelengkap pariwisata yang terdapat di Desa Oro-Oro Ombo yaitu industri

kerajinan tangan, toko souvenir, toko kelontong dan salon sedangkan kegiatan penunjang

pariwisata (night club, casinos dan steambaths) tidak ditemukan. Kegiatan prasarana umum di

Desa Oro-Oro Ombo adalah kegiatan pada pertanian, peternakan perhubungan dan

telekomunikasi, untuk sarana kebutuhan masyarakat banyak yaitu posyandu, apotik, bank,

kantor pos dan kantor pemerintahan. Rincian kegiatan pendukung atau luar wisata di Desa

Oro-Oro Ombo dapat dilihat pada Lampiran 6 (Hal. L-10 - L-12). Berikut ini Gambar 4.10

adalah persentase jumlah kegiatan pendukung wisata di Desa Oro-Oro Ombo.

Gambar 4.10 Persentase Jumlah Kegiatan Pendukung di Desa Oro-Oro Ombo Sumber : Profil Desa Oro-Oro Ombo 2016

Berdasarkan persentase jumlah kegiatan pendukung di Desa Oro-Oro Ombo dapat

diketahui bahwa jenis kegiatan yang mendominasi adalah toko kelontong (46%) dimana

indutri kerajinan tangan hanya terdapat 6%. Untuk prasarana umum di Desa Oro-Oro Ombo

sendiri terdapat sarana perhubungan/komunikasi yaitu stasiun TV yang terdapat di Dusun

Dresel dan sarana penyediaan air bersih berupa sumber mata air darmi dan sumber mata air

kali ampo. Pertanian berupa padi, jagung dan sebagainya serta holtikultura dengan hasil

6%

35%

46%

12% Industri Kerajinan

Tangan

Toko Souvenir

Toko Kelontong

Salon

Page 92: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

72

unggulan pada buah jeruk. Untuk peternakan sendiri terdapat sapi perah, sapi potong, kuda,

kambing, domba, ayam, kelinci, itik dan ulat hongkong serta juga terdapat kegiatan

perikanan dan perkebunan. Kegiatan pertanian dan peternakan banyak berkembang di Dusun

Dresel khususnya pada pertanian jeruk dan peternakan kuda sedangkan di Dusun Krajan

banyak dikembangkan peternakan ulat hongkong.

Sarana kebutuhan masyarakat di Desa Oro-Oro Ombo adalah sarana kesehatan yaitu

polindes, rumah berobat, praktek dukun bayi dan posyandu yang telah tersebar di masing-

maisng dusun. Sedangkan untuk apotik, bank, kantor pos dan kantor pemerintah terpusat di

Dusun Krajan kecuali Kantor Perhutani dan UPTD Kominfo yang terletak di Dusun Dresel.

Peta persebaran kegiatan wisata, kegiatan pendukung dan kegiatan luar wisata di Desa

Oro-Oro Ombo dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Page 93: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

73

Gambar 4.11 Peta Persebaran Kegiatan Wisata, Pendukung Wisata dan Luar Wisata di Desa Oro-Oro Ombo

Page 94: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

74

4.3 Analisis Gross National Happiness Index (GNHI)

Analisis Gross National Happines Index (GNHI) dilakukan untuk menilai tingkat

kebahagiaan masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang merupakan wilayah

perkembangan wisata. Berikut ini adalah hasil perhitungan tingkat kebahagiaan dan

perbandingannya di antara dua kelompok masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata dengan yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata.

4.3.1 Kecukupan Indikator

Kecukupan indikator merupakan hasil perkalian pemenuhan ambang batas kecukupan

(1 atau 0) dengan bobot. Penerapan ambang batas kecukupan dan bobot dapat dilihat pada

lampiran 7 dan 8 (Hal. L-13 – L.24). Untuk hasil perhitungan kecukupan indikator dapat

dilihat pada lampiran 9 dan 10 (Hal. L-24 – L-36).. Nilai kecukupan indikator menunjukkan

kemampuan individu dalam memenuhi ambang batas kecukupan suatu indikator. Nilai ini juga

dapat menunjukkan berapa persen individu yang dapat memenuhi ambang batas kecukupan

suatu indikator di dalam masyarakat atau wilayah tertentu.

Berikut ini Gambar 4.12 adalah persentase masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan

wisata dan pekerja di sektor pendukung atau luar wisata yang memenuhi ambang batas

kecukupan dengan penggambaran mulai dari persentase yang tertinggi sampai dengan

terendah.

(a)

Page 95: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

75

(b)

Gambar 4.12 Persentase yang Memenuhi Ambang Batas Kecukupan pada Masing-Masing Indikator

(a) Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata ;

(b) Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Pendukung atau Luar Wisata

Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan pada Gambar 4.12 (a), masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata memiliki pemenuhan ambang kecukupan tertinggi pada indikator tidak difabel (100%),

keaksaraan (96%) dan partisipasi politik (92%). Namun, masih terdapat kurang dari 50%

masyarakat yang tidak memenuhi kecukupan pada beberapa indikator yaitu isu perkotaan

(49%), keterampilan seni (49%), jam kerja (47%), kepuasan hidup (46%), tanggung jawab

lingkungan (45%), polusi (40%), jam tidur (40%), pendapatan (39%) dan pengetahuan (33%).

Untuk masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata berdasarkan

Gambar 4.12 (b), memiliki pemenuhan ambang batas kecukupan tertinggi pada indikator tidak

difabel (98%), partisipasi politik (91%) dan emosi positif (90%) sedangkan yang terendah

pada indikator polusi (49%), pendapatan (41%) dan pengetahuan (41%).

Kedua kelompok masyarakat lokal memiliki persentase pemenuhan tertinggi pada

indikator tidak difabel dan partisipasi politik. Tingginya persentase masyarakat lokal yang

memenuhi kecukupan indikator tidak difabel dapat dilihat oleh jumlah masyarakat

penyandang disabilitas pada Tabel 4.2 yang hanya sedikit di Desa Oro-Oro Ombo. Namun,

Page 96: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

76

pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata masih terdapat 2%

yang tidak memenuhi kecukupan indikator tidak difabel atau memiliki disabilitas. Indikator

partisipasi politik juga memiliki persentase pemenuhan kecukupan yang tinggi pada kedua

kelompok masyarakat lokal, hal tersebut dapat mengindikasikan adanya antusiasme

masyarakat lokal yang tinggi dalam mengikuti voting pemilu dan pertemuan masyarakat.

Masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata juga memiliki persentase

pemenuhan kecukupan yang tinggi pada indikator keaksaraan. Pemenuhan kecukupan

indikator keaksaraan juga lebih tinggi apabila dibandingkan dengan masyarakat lokal pekerja

di sektor pendukung atau luar wisata, namun tidak terlalu signifikan yaitu 96% banding 85%.

Masyarakat dapat dikatakan memenuhi kecukupan indikator keaksaraan jika memiliki

kemampuan membaca dan menulis atau melek aksara. Perkembangan pariwisata yang terjadi

di Desa Oro-Oro Ombo dapat membawa adanya perkembangan teknologi yang

memungkinkan masyarakat lokal untuk lebih mudah mengakses informasi.

Untuk masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata juga

memiliki persentase pemenuhan kecukupan yang tinggi pada indikator emosi positif. Emosi

positif adalah perasaan masyarakat yang merupakan refleksi dari hal-hal di lingkungan

sekitarnya. Perasaan tersebut meliputi perasaan empati, murah hati, memaafkan,

puas/bersyukur dan tenang. Pemenuhan kecukupan indikator emosi positif pada masyarakat

lokal pekerja di sektor pendukung atau luar wisata lebih tinggi dibandingkan masyarakat lokal

pekerja di sektor kegiatan wisata yaitu 90% dibanding 71%. Ashley, C. (2000) dalam

penelitiannya mengungkapkan bahwa dalam pengembangan wisata selalu terdapat konflik

yang tidak dapat dihindari. Salah satu konflik yang biasanya timbul adalah munculnya

perasaan negatif ditengah masyarakat karena merasa tidak menikmati keuntungan dari

pembangunan pariwisata (Nasir, 2014).

Berdasarkan Gambar 4.12, kedua kelompok masyarakat lokal memiliki persentase

pemenuhan kecukupan yang rendah pada indikator pendapatan. Masyarakat dianggap

memenuhi ambang batas kecukupan indikator pendapatan apabila memiliki pendapatan > Rp.

2.000.000,- atau di atas UMK Kota Batu. Masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata masih terdapat 61% yang memiliki pendapatan dibawah UMK, demikian pula pada

59% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata. Selain itu, indikator

pengetahuan juga memiliki persentase yang paling rendah dibandingkan dengan lainnya.

Page 97: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

77

Pengetahuan dalam hal ini adalah pengetahuan di luar formal yaitu terkait sejarah, lagu

tradisional dan nasional dan tatanan pemerintah. Hadirnya obyek wisata BNS dengan konsep

wisata modern ditengah-tengah masyarakat juga membawa dampak munculnya teknologi-

teknologi baru yang membawa perubahan pada masyarakat. Perubahan teknologi lebih cepat

dibanding perubahan budaya khususnya pada perkembangan teknologi informasi yang dapat

diadaptasi dan diterapkan oleh masyarakat sehingga pengetahuan masyarakat juga berubah

(Goode,2007). Gaya hidup pedesaan yang bersifat tradisional dan umumnya menyukai sejarah

dan lagu-lagu tradisional (Nasir,2014) juga dapat berubah seiring dengan adanya

perkembangan tersebut dan memungkinkan terjadi di Desa Oro-Oro Ombo. Hal tersebut

terlihat pada hasil penelitian Anggraeni (2014) dimana salah satu dampak perkembangan

pariwisata di Desa Oro-Oro Ombo adalah mulai bergesernya budaya lokal seperti cara

berpakaian dan perilaku terutama pada generasi muda.

Masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata juga memiliki persentase

pemenuhan kecukupan yang rendah pada indikator polusi yaitu hanya 40%. Demikian pula

pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata yang tergolong

rendah yaitu hanya 49%. Indikator polusi merupakan persepsi masyarakat lokal terhadap

polusi air, polusi udara dan polusi tanah pada lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat

dimungkinkan merupakan salah satu dampak dari pengembangan wisata dimana Desa Oro-

Oro Ombo yang awalnya hanyalah sebuah desa yang sepi dan jauh dari keramaian kini

menjadi bising dan ramai.

Indikator penggunaan jam tidur juga memiliki persentase pemenuhan yang rendah

pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata yaitu hanya 40% atau dengan

kata lain masih terdapat 60% yang memiliki jam tidur dibawah jam tidur normal (>8 jam). Hal

tersebut dimungkinkan disebabkan oleh sebagian besar masyarakat lokal pekerja di sektor

kegiatan wisata yang memiliki pekerjaan sampingan. Pekerjaan sampingan tersebut selain

untuk memperoleh tambahan penghasilan yaitu untuk tetap mengelola aset pedesaan yang

dimiliki (pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan), dimana guna lahan Desa Oro-Oro

Ombo sendiri didominasi oleh pertanian lahan kering sebesar 196 Ha.

Oleh sebagian masyarakat lokal, pekerjaan sampingan tersebut merupakan penunjang

pekerjaan utamanya, yaitu hasil dari pengelolaan aset pedesaan yang dimilikinya kemudian

diolah dan dijadikan bahan baku utama untuk dipasarkan di sektor kegiatan wisata (contoh:

Page 98: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

78

petani jagung menjadi penjaja jagung manis di BNS, hasil pertanian dan perkebunan untuk

rumah makan dan catering). Karakteristik masyarakat pedesaan yang giat bekerja dan saling

tolong-menolong juga bisa diasumsikan dalam penggunaan waktu istirahat atau tidur

masyarakat.

Berikut ini Gambar 4.13 yaitu persentase masyarakat yang memenuhi ambang batas

kecukupan pada masing-masing indikator yang digambarkan berdasarkan domain yang

dibentuknya.

Gambar 4.13 Persentase Masyarakat Lokal yang memenuhi Ambang Batas Kecukupan pada Masing Masing Indikator Sumber : Hasil Analisis,2016

Berikut ini adalah penjabaran persentase masyarakat lokal yang memenuhi ambang

batas kecukupan pada masing-masing indikator berdasarkan domain yang dibentuknya.

A. Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis dibentuk oleh kepuasan hidup, emosi positif, emosi negatif

dan spiritualitas. Berdasarkan Gambar 4.13, persentase pemenuhan kecukupan tertinggi

dalam kesejahteraan psikologis pada kedua kelompok masyarakat lokal adalah emosi positif

dan terendah pada kepuasan hidup. Masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau

Page 99: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

79

luar wisata memiliki tingkat kecukupan indikator kepuasan hidup, emosi positif, emosi

negatif dan spiritualitas yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat lokal yang bekerja di

sektor kegiatan wisata.

1. Kepuasan hidup

Persentase pemenuhan kecukupan pada indikator kepuasan hidup masyarakat lokal

yang bekerja di sektor kegiatan wisata adalah 46% sedangkan masyarakat lokal yang

bekerja di sektor pendukung atau luar wisata adalah 55%. Dengan kata lain, sebanyak 54%

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan 45% masyarakat lokal yang

bekerja di sektor pendukung atau luar wisata masih belum memenuhi kecukupan pada

kepuasan hidup. Hal tersebut tentunya disebabkan oleh persentase nilai sub-indikator

kepuasan hidup yang meliputi kepuasan hidup pada kesehatan, pekerjaan, hubungan

keluarga, standar hidup dan keseimbangan kerja.

Gambar 4.14 Persentase Masyarakat Lokal yang menyatakan Puas pada Indikator Kepuasan Hidup Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.14, persentase masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan

wisata (77%) maupun di sektor pendukung atau luar wisata (79%) yang puas dengan

kondisi kesehatannya sudah tinggi, demikian pula pada kepuasan hubungan keluarga pada

kedua kelompok masyarakat yang juga sangat tinggi. Namun, pada kepuasan pekerjaan

terdapat selisih persentase nilai yang cukup signifikan, dimana 73% masyarakat lokal

pekerja di sektor pendukung atau luar wisata telah mengaku puas dengan pekerjaannya

sedangkan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata hanya 61%.

0%

20%

40%

60%

80%

100%77%

61%

90%

51%

38%

79% 73%

84%

61% 55%

Kepuasan Hidup

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

Page 100: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

80

Desa Oro-Oro Ombo sebagai wilayah perkembangan wisata tentunya memiliki

dampak pada terbukanya lapangan pekerjaan pada sektor pariwisata. Namun, tidak semua

masyarakat memiliki kemampuan dan modal yang cukup untuk memiliki atau mengelola

kegiatan wisata, sehingga hanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan rendah atau hanya

bekerja pada bagian kecil dari kegiatan wisata. Perkembangan wisata juga dapat

menimbulkan adanya persaingan dalam kesempatan kerja antara pihak swasta, masyarakat

pendatang dan masyarakat lokal (Anggraeni, 2014).

Desa Oro-Oro Ombo sebagai wilayah perkembangan wisata juga dapat menimbulkan

dampak pada perubahan pola hidup masyarakat. Berdasarkan Gambar 4.14, sebanyak 49%

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan 39% masyarakat lokal yang

bekerja di sektor pendukung atau luar wisata menyatakan belum puas dengan standar

hidupnya. Dengan hadirnya obyek wisata BNS yang memiliki kunjungan wisatawan lebih

dari 200.000 orang tiap tahunnya, tentunya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

khususnya yang bekerja di sektor kegiatan wisata. Peningkatan pendapatan dapat

meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga standar hidup juga akan berubah. Hal

tersebut juga dapat disebabkan oleh dampak perkembangan wisata menurut Spillane

(1989) yaitu perubahan pola hidup yang diakibatkan oleh masuknya teknologi baru dan

adanya kontak langsung dengan wisatawan yang memiliki kebudayaan berbeda.

Persentase kedua masyarakat lokal yang memiliki kepuasan pada keseimbangan kerja

juga memiliki perbandingan nilai yang cukup signifikan. Masyarakat lokal pekerja di

sektor pendukung atau luar wisata yang mengaku puas dengan keseimbangan kerja adalah

55% sedangkan masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata hanya 38%.

Keseimbangan kerja dapat disebabkan oleh penggunaan jam kerja yaitu pekerjaan utama

dan pekerjaan sampingan (apabila memiliki pekerjaan sampingan), Khususnya masyarakat

lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata yang sebagian besar memiliki pekerjaan

sampingan.

Kepuasan hidup pada keseimbangan kerja juga dimungkinkan oleh keseimbangan

antara pekerjaan dengan gaji atau upah yang diperoleh. Masyarakat lokal Desa Oro-Oro

Ombo tidak semuanya memiliki aset pedesaan, masih terdapat masyarakat yang berusaha

memperoleh tambahan penghasilan dengan bekerja serabutan. Pekerja serabutan memiliki

pekerjaan yang tidak tetap sehingga penghasilannya pun tidak tetap. Selain itu, terdapat

Page 101: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

81

pegawai atau karyawan rendah dengan pekerjaan yang cukup banyak memakan waktu dan

tenaga namun, tidak berbanding lurus dengan gaji yang diperolehnya serta pekerja yang

tidak memiliki cukup banyak pelanggan atau tidak memiliki tempat yang tetap atau

berpindah-pindah sehingga penghasilannya tidak menentu.

2. Emosi positif

Indikator kesejahteraan psikologis selain kepuasan hidup adalah emosi positif. Emosi

positif memiliki persentase kecukupan tertinggi dibandingkan dengan indikator dalam

kesejahteraan psikologis lainnya. Karakteristik masyarakat pedesaan yang lugas,

menghargai orang lain dan saling tolong menolong (Waluya, B.) menciptakan adanya

atmosfer emosi positif yang tinggi. Pemenuhan kecukupan emosi positif masyarakat lokal

yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata (90%) lebih tinggi dibandingkan emosi

positif masyarakat lokal yang bekerja sektor kegiatan wisata (71%). Berikut ini adalah

Gambar persentase nilai sub-indikator emosi positif yang meliputi perasaan empati, murah

hati, memaafkan, puas atau bersyukur dan perasaan tenang.

Gambar 4.15 Persentase Masyarakat Lokal yang Sering atau Kadang Merasakan Emosi Positif Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.15, pemenuhan kecukupan emosi positif yang lebih tinggi pada

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata dapat disebabkan oleh

perasaan empati, murah hati, puas atau bersyukur dan perasaan tenang juga lebih banyak

dimiliki oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata,

sedangkan perasaan memaafkan lebih banyak dimiliki oleh masyarakat lokal yang bekerja

di sektor kegiatan wisata.

0%

20%

40%

60%

80%

100%79%

71%

91%

73%

61%

87% 86% 86% 89% 89%

Emosi Positif

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

Page 102: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

82

3. Emosi negatif

Persentase pemenuhan kecukupan indikator emosi negatif masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata adalah 53% yang berarti sebanyak 47% masih sering atau

kadang merasakan emosi negatif, sedangkan emosi negatif masyarakat lokal yang bekerja

di sektor kegiatan pendukung atau luar wisata adalah 68% yang berarti sebanyak 32%

masih sering atau kadang merasakan emosi negatif. Berikut ini adalah persentase nilai sub-

indikator emosi negatif yaitu perasaan egois, cemburu, marah, takut dan khawatir.

Gambar 4.16 Persentase Masyarakat Lokal yang Sering atau Kadang Merasakan Emosi

Negatif Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.16, persentase perasaan emosi negatif tertinggi pada kedua

kelompok masyarakat lokal adalah perasaan takut dan khawatir sedangkan yang terendah

adalah perasaan cemburu. Perasaan egois, cemburu, marah, takut dan khawatir lebih

banyak dirasakan oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata. Persentase

masyarakat lokal yang merasa egois, cemburu dan marah memiliki selisih yang cukup

signifikan. Perasaaan egois, cemburu dan marah yang lebih banyak dirasakan masyarakat

lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata dimungkinkan merupakan refleksi dari adanya

perkembangan wisata di Desa Oro-Oro Ombo yang mengakibatkan adanya persaingan

kerja.

Menurut Nasir (2014), kehadiran obyek wisata di tengah-tengah masyarakat dapat

menimbulkan konflik apabila tidak membawa perubahan ekonomi. Kenyataan bahwa

adanya hubungan kerjasama antara pemerintah desa dengan pihak obyek wisata melalui

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Egois Cemburu Marah Takut Khawatir

31% 28% 31%

42% 43%

19%

9% 11%

41% 39%

Emosi Negatif

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

Page 103: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

83

penyerapan tenaga kerja masyarakat lokal dan mengizinkan adanya pembukaan usaha-

usaha di sekitar obyek wisata dapat digunakan sebagai media untuk meredam konflik

masyarakat. Melalui kelembagaan POKDARWIS, masyarakat yang bekerja di sektor

kegiatan wisata diarahkan pada kerjasama antar kelompok yang bersifat profit oriented.

Namun, dengan melihat adanya potensi sektor kegiatan wisata yang cukup besar di Desa

Oro-Oro Ombo, tidak dapat dipungkiri akan timbulnya perasaan egois untuk mencari

keuntungan sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup.

POKDARWIS sebagai lembaga non-formal yang mengatur kegiatan wisata di Desa

Oro-Oro Ombo juga memiliki adanya persyaratan dalam perekrutan tenaga kerja, dimana

kemampuan, keterampilan dan tingkat pendidikan masyarakat menjadi dasar pada

penempatan tenaga kerja. Persyaratan tersebut dapat menimbulkan kecemburuan dan

kemarahan pada golongan masyarakat tertentu. Perasaan egois, cemburu dan marah yang

dirasakan oleh kedua kelompok masyarakat lokal juga mungkin diakibatkan oleh

persaingan kerja pada pekerjaan sejenis, dimana sektor kegiatan satu dengan yang lainnya

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga jumlah pelanggan atau

wisatawan yang datang berkunjung juga berbeda-beda.

Berdasarkan Gambar 4.16, perasaan takut dan khawatir pada masyarakat lokal pekerja

di sektor kegiatan wisata maupun yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata

memiliki persentase nilai yang hampir sama. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

pertumbuhan kegiatan wisata dan kunjungan wisatawan di Desa Oro-Oro Ombo yang

dapat memicu peningkatan pelanggaran hukum (kasus pencurian dan pengedaran

narkoba). Dalam RPJM Desa Oro-Oro 2015-2021 disebutkan bahwa fasilitas keamanan

seperti pos kampling masih kurang merata dan terdapat beberapa tempat yang belum

memiliki PJU. Petugas keamanan (LINMAS) Desa Oro-Oro Ombo juga masih kurang

aktif ikut serta dalam kegiatan sektor wisata. Pada kenyataannya masyarakat lebih banyak

memilih untuk memperkerjakan saudara atau masyarakat lokal yang kurang mampu

sebagai penjaga (homestay, toko) atau sebagai tukang parkir.

4. Spiritualitas

Indikator kesejahteraan psikologis juga didasarkan oleh kondisi spiritualitas.

Berdasarkan Gambar 4.13, masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung wisata atau

luar wisata (61%) memiliki persentase tingkat kecukupan spritualitas lebih tinggi

Page 104: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

84

dibandingkan dengan masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata (57%).

Angka tersebut cukup rendah mengingat karakteristik masyarakat pedesaan yang

umumnya memiliki spiritualitas yang tinggi. Desa Oro-Oro Ombo sendiri memiliki banyak

tempat pengembangan agama yaitu melalui organisasi budaya terbang jidor dan khadrah,

terdapat pondok pesantren Sunan Kalijaga, tempat pengajian, Gereja Pepatan serta

organisasi keagamaan seperti NU, Anshor, Remas dan Forsita. Meningkatnya pelanggaran

hukum dan menurunnya kegiatan spiritualitas dapat mengindikasikan adanya nilai-nilai

dan kepercayaan adat yang mulai luntur sebagai dampak dari adanya pengembangan

wisata (Waluya, B.).

B. Kesehatan

Kesehatan dibentuk oleh indikator catatan status kesehatan diri, indikator kesehatan

sehari-hari dan tidak difabel. Berdasarkan Gambar 4.13, nilai persentase kecukupan tertinggi

pada indikator kesehatan kedua kelompok masyarakat lokal adalah indikator tidak difabel,

dimana sebanyak 100% masyarakat yang bekerja di sektor kegiatan wisata dalam penelitian

ini tidak terdapat yang memiliki disabilitas sedangkan masyarakat yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata terdapat 2% yang memiliki disabilitas.

Catatan status kesehatan diri adalah kondisi kesehatan yang tengah dirasakan oleh

individu, dimana persentase catatan status kesehatan diri yang baik pada masyarakat lokal

yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata (83%) lebih tinggi dibandingkan dengan

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata. Demikian pula pada persentase

indikator kesehatan sehari-hari (jumlah hari sehat dalam satu bulan terakhir), yang lebih

didominasi oleh masyarakat yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata (81%)

dibandingkan dengan masyarakat yang bekerja di sektor kegiatan wisata (74%).

Berdasarkan persentase kecukupan pada indikator-indikator kesehatan dapat dikatakan

bahwa kondisi kesehatan pada kedua kelompok masyarakat baik. Hal tersebut mengingat

fasilitas kesehatan di Desa Oro-Oro Ombo yang cukup tersedia dengan baik yaitu posyandu

yang terdapat di setiap dusun, polindes dan rumah bersalin di Dusun Krajan serta rumah

berobat di Dusun Gondorejo.

C. Pendidikan

Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari kemampuan mereka untuk mengakses

pendidikan setinggi-tingginya, serta mampu menggunakan pendidikan tersebut untuk

Page 105: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

85

memenuhi kebutuhan hidupnya (Permanasari, 2011). Pendidikan dibentuk oleh keaksaraan,

kualifikasi pendidikan, pengetahuan dan norma. Tingkat pendidikan masyarakat sendiri

dapat dipengaruhi oleh kemudahan masyarakat dalam mengakses pendidikan. Fasilitas

pendidikan yang terdapat di Desa Oro-Oro Ombo tergolong cukup lengkap yaitu terdapat

lima unit playgroup/PAUD, empat unit TK, empat unit SD, satu unit SMP dan satu unit

SMA.

Berdasarkan Gambar 4.13, persentase pemenuhan kecukupan tertinggi kedua

kelompok masyarakat pada indikator pendidikan adalah keaksaraan dan terendah pada

pengetahuan. Masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata memiliki nilai

persentase kecukupan lebih tinggi pada indikator keaksaraan dan kualifikasi pendidikan

sedangkan persentase kecukupan indikator pengetahuan dan norma lebih banyak dimiliki

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata.

1. Keaksaraan

Persentase pemenuhan kecukupan pada indikator keaksaraan yang tinggi dapat

dimungkinkan oleh perkembangan pariwisata yang terjadi di Desa Oro-Oro Ombo yang

membawa perkembangan teknologi sehingga masyarakat lokal lebih mudah mengakses

informasi.

2. Kualifikasi Pendidikan

Tingginya persentase pemenuhan kecukupan pada indikator keaksaraan dan kualifikasi

pendidikan juga dapat disebabkan oleh adanya ketentuan dari POKDARWIS mengenai

masyarakat yang bekerja, khususnya di sektor kegiatan wisata diutamakan memiliki

kemampuan dan kualifikasi pendidikan yang tinggi khususnya masyarakat yang memiliki

jenjang pendidikan SLTA ke atas. Dalam hasil survei, rata-rata masyarakat lokal yang

memiliki kualifikasi pendidikan SD dan SMP serta yang tidak tamat SD bekerja sebagai

tukang ojek wisata, PKL maupun penjaga homestay, penjaga toko, petani dan peternak.

Namun, juga terdapat masyarakat lokal yang walaupun memiliki kualifikasi pendidikan

rendah tetapi mengambil keuntungan dengan aset yang dimilikinya yaitu dengan cara

mengelola rumah makan atau menyewakan rumahnya sebagai homestay.

3. Pengetahuan

Persentase pemenuhan kecukupan pada indikator pengetahuan lebih banyak dimiliki

oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata (41%)

Page 106: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

86

dibandingkan dengan masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata (33%).

Berikut ini adalah persentase masyarakat lokal yang mengaku memiliki pengetahuan yang

baik terkait sejarah lokal maupun nasional, pengetahuan mengenai lagu tradisional

maupun nasional dan pengetahuan mengenai tatanan pemerintah.

Gambar 4.17 Persentase Masyarakat Lokal yang memiliki Pengetahuan Baik pada Indikator

Pengetahuan Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.17, pemenuhan kecukupan indikator pengetahuan masyarakat

yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata lebih tinggi dibandingkan masyarakat

lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata. Khususnya pada pengetahuan terkait lagu

tradisional dan nasional yang memiliki perbandingan persentase nilai yang cukup

signifikan di antara kedua kelompok masyarakat tersebut. Desa Oro-Oro Ombo sendiri

memiliki beberapa organisasi seni budaya yang dapat digunakan sebagai wadah untuk

melestarikan sejarah lokal dan nasional yaitu kuda lumping, reog dan bantengan, selain itu

juga terdapat organisasi seni budaya untuk mengembangkan lagu tradisional dan nasional

yaitu karawitan dan orkes melayu. Namun, pada kenyataannya organisasi seni budaya

tersebut lebih banyak diikuti oleh masyarakat yang telah lanjut usia dan kurang diminati

oleh kaum remaja sehingga memungkinkan regenerasi penerusnya menjadi tidak ada.

Hadirnya obyek wisata BNS dengan konsep wisata modern ditengah-tengah

masyarakat juga dapat membawa dampak munculnya teknologi-teknologi baru yang

membawa perubahan pada masyarakat. Perubahan teknologi lebih cepat dibanding

perubahan budaya, kepercayaan serta norma untuk mengatur kehidupan (Goode,2007).

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Sejarah Lokal &

Nasional

Lagu Tradisional

& Nasional

Tatanan

Pemerintah

43%

31%

44% 47% 41%

45%

Pengetahuan

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

Page 107: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

87

Khususnya pada perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan untuk mulai

diadaptasi dan diterapkan oleh masyarakat lokal Desa Oro-Oro Ombo, sehingga

pengetahuan masyarakat juga berubah.

4. Norma

Norma juga merupakan salah satu indikator dalam pendidikan masyarakat. Norma

dalam hal ini adalah persepsi masyarakat terkait dengan tindakan menyimpang yang

terjadi lingkungan sekitarnya (Ura, dkk 2012). Berdasarkan Gambar 4.13, masyarakat

lokal yang bekerja di sektor pendukung memiliki persentase pemenuhan indikator norma

lebih tinggi. Berikut ini adalah persentase masyarakat lokal yang mengaku kadang

membenarkan tindakan pembunuhan, pencurian, kebohongan dan pelecehan seksual.

Gambar 4.18 Persentase Masyarakat yang Kadang Membenarkan Tindakan Menyimpang

pada Indikator Norma Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.18, masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata

maupun yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata sepakat bahwa tindakan

pelecehan seksual sepenuhnya tidak benar. Masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata sebanyak 5% dan 2% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung

atau luar wisata memiliki persepsi bahwa tindakan pembunuhan kadang benar,

pembunuhan tersebut dapat diasumsikan sebagai bentuk pertahanan diri yang merupakan

respon masyarakat atas adanya tindakan kriminal seperti pencurian yang terdapat di Desa

Oro-Oro Ombo. Namun, sebanyak 3% masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata masih memiliki persepsi bahwa tindakan pencurian kadang benar.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pembunuhan Pencurian Kebohongan Pelecehan

Seksual

5% 3%

27%

0% 2% 0%

24%

0%

Norma

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

Page 108: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

88

Demikian pula dengan tindak kebohongan dimana 27% masyarakat lokal yang bekerja

di sektor kegiatan wisata dan 24% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau

luar wisata menganggap tindakan tersebut kadang benar. Hal tersebut dapat memunginkan

oleh dampak perkembangan wisata yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku,

kebiasaan, moral dan budaya masyarakat lokal (Waluya, B.). Adanya kontak dengan

budaya lain dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan baru sehingga dapat

menimbulkan munculnya toleransi terhadap perbuatan menyimpang.

Toleransi terhadap perbuatan menyimpang dalam hal ini salah satunya adalah sikap

saling membohongi antara masyarakat lokal dengan wisatawan akibat tidak terdapat

adanya hubungan yang mendalam (Nasir,2014). Karakteristik masyarakat pedesaan yang

bersifat jujur dan terbuka dapat berubah seiring dengan waktu mengingat persaingan kerja

dalam industri wisata sehingga “kebohongan” dilakukan guna menarik minat wisatawan

dan konsumen. Hal tersebut juga dapat dimungkinkan sejalan dengan menurunnya

kegiatan spiritualitas dan adanya emosi negatif pada kesejahteraan psikologis masyarakat

di Desa Oro-Oro Ombo.

D. Keragaman Budaya

Keragaman budaya dibentuk oleh bahasa, partisipasi budaya dan keterampilan seni.

Berdasarkan Gambar 4.13, persentase pemenuhan kecukupan keragaman budaya masyarakat

lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata tertinggi adalah pada indikator bahasa,

sedangkan persentase tingkat kecukupan keragaman budaya masyarakat lokal yang bekerja

di sektor pendukung atau luar wisata tertinggi pada indikator partisipasi budaya.

1. Bahasa

Persentase pemenuhan kecukupan indikator bahasa lebih didominasi oleh masyarakat

lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata (78%) dibandingkan persentase kecukupan

indikator bahasa masyarakat yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata batas

(63%). Hal tersebut mungkin disebabkan oleh budaya masyarakat Desa Oro-Oro Ombo

yang masih menggunakan bahasa tradisional sebagai bahasa sehari-hari yaitu bahasa jawa.

Namun, hal yang perlu dicermati adalah tingkat kefasihan bahasa indonesia

masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo yang tinggi

selain memiliki sisi positif juga memiliki sisi negatif. Ryan dalam Pitana & Gayatri (2005)

menyebutkan salah satu dampak perkembangan wisata terhadap aspek budaya adalah

Page 109: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

89

terjadinya erosi bahasa daerah. Hal tersebut terjadi akibat adaptasi masyarakat lokal yang

menyesuaikan untuk melayani wisatawan sehingga secara tidak langsung kegiatan

pariwisata memaksa masyarakat lokal untuk mengadopsi bahasa sesuai kebutuhan.

2. Partisipasi budaya

Persentase pemenuhan kecukupan partisipasi budaya pada Gambar 4.13 dapat

dikatakan sejalan dengan pemenuhan kecukupan pengetahuan masyarakat lokal, dimana

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata (69%) memiliki

persentase partisipasi budaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat pekerja

di sektor kegiatan wisata (51%).

3. Keterampilan seni

Persentase pemenuhan kecukupan indikator keterampilan seni juga lebih didominasi

oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata (53%)

dibandingkan dengan masyarakat pekerja di sektor kegiatan wisata (49%). Persentase

pemenuhan kecukupan indikator partisipasi budaya dan keterampilan seni pada

masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar wisata yang lebih tinggi

dimungkinkan dapat disebabkan oleh sebagian masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan

wisata yang memiliki pekerjaan sampingan sehingga penggunaan waktu lebih banyak

digunakan untuk bekerja.

Demikian pula, berdasarkan keterangan dari Sekertaris Desa Oro-Oro Ombo, saat ini

sudah sangat sedikit kesadaran warga untuk mengadakan kegiatan sosial budaya bersama-

sama. Selain itu berdasarkan penelitian Anggraeni (2014), dengan adanya pembangunan

kawasan wisata di Desa Oro-Oro Ombo mengakibatkan adanya perubahan cara

berpakaian, cara bergaul dan tata krama khususnya pada generasi muda serta memicu

sikap yang tidak peduli dan acuh tak acuh.

Desa Oro-Oro Ombo sendiri merupakan wilayah perkembangan wisata (BNS) dengan

kunjungan wisatawan dari berbagai macam latar belakang daerah dan budaya yang membaur

menjadi satu, sehingga menurut Pitana & Gayatri (2005) dapat mengakibatkan terkikisnya

budaya lokal yang berubah menjadi budaya baru yang berbeda (akulturasi budaya) dengan

budaya setempat. Pemerintah Desa Oro-Oro Ombo sebenarnya cukup banyak mewadahi

kegiatan seni budaya untuk semua kalangan yaitu mulai dari anak-anak sampai dewasa

antara lain adalah adanya terbang jidor, khadrah, drum band, reog ponorogo, campursari,

Page 110: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

90

jama’ah shalawat, pencak silat, kentrung/sanduk, karawitan, kuda lumping, bantengan dan

orkes melayu.

Desa Oro-Oro Ombo juga memiliki berbagai macam peninggalan masa lalu (heritage)

yaitu kawasan makam pesarean leluhur desa yaitu makam Mbah Brojodento, Singo Sentono,

Kyai Muhammad dan Kyai Musyafik. Namun, pada kenyataanya, selain karena sebagian

besar kegiatan seni budaya lebih banyak diminati kaum manula, sarana dan prasarana seni

budaya juga belum memadai. Dengan adanya potensi kesenian dan budaya yang dimiliki

oleh Desa Oro-Oro Ombo seharusnya dapat menjadi salah satu cara untuk tetap

mengembangkan pariwisata serta meningkatkan dan mempertahankan budaya, masyarakat

lokal.

E. Penggunaan Waktu

Berdasarkan Gambar 4.13, persentase pemenuhan kecukupan indikator penggunaan

waktu jam kerja dan jam tidur lebih banyak dimiliki oleh masyarakat lokal yang bekerja di

sektor pendukung atau luar wisata.

1. Jam kerja

Masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata sebanyak 53% masih bekerja lebih

dari jam kerja normal, sedangkan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan pendukung

atau luar wisata yang bekerja lebih dari jam kerja normal adalah sebanyak 46%. Hal

tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan

wisata yang memiliki pekerjaan sampingan. Karakteristik masyarakat pedesaan yang giat

bekerja dan saling tolong-menolong dimungkinkan turut menyebabkan penggunaan waktu

kerja masyarakat. Berikut ini adalah rincian persentase nilai jam kerja masyarakat lokal

yang bekerja di sektor kegiatan wisata maupun yang bekerja di sektor pendukung atau luar

wisata di Desa Oro-Oro Ombo.

Page 111: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

91

Gambar 4.19 Persentase Jam Kerja Masyarakat Lokal Sumber : Hasil Analisis, 2016

Berdasarkan Gambar 4.19, persentase jam kerja terbanyak pada masyarakat yang

bekerja di sektor kegiatan wisata adalah 9 jam (34%) sedangkan persentase jam kerja

terbanyak pada masyarakat yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata adalah 8

jam (35%). Selain itu, pada kedua kelompok masyarakat lokal masih terdapat masyarakat

yang bekerja sampai 12 jam. Berikut ini adalah rata-rata jam kerja masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata maupun yang bekerja di sektor pendukung atau luar

wisata.

Tabel 4.3 Rata-rata Jam Kerja Masyarakat Lokal yang bekerja di Sektor Kegiatan Wisata dan

Sektor Pendukung atau Luar Wisata di Desa Oro-Oro Ombo Pekerjaan Rata-rata Jam Kerja

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata

Pedagang BNS 9-10 jam

Petugas Pintu Masuk 6-7 jam

Petugas Keamanan 7-8 jam

Tukang Parkir 9-11 jam

PKL 7- 12 jam

Tukang Ojek 8-10 jam

Travel Agent 8-9 jam

Pengelola/Pegawai Catering 7-9 jam

Pengelola/Pegawai Warung 6–10 jam

Pengelola/Penjaga homestay 7-10 jam

Kelompok Informasi Masyarakat 6 jam

Pramuwisata 6 jam

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata

Petani 8-12 jam

Peternak 7-11 jam

Pegawai Swasta 7-8 jam

Tenaga Medis 8-9 jam

Perangkat Desa 9-10 jam

Pengelola/Penjaga Toko 7-12 jam

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

6 Jam 7 Jam 8 Jam 9 Jam 10 Jam 11 Jam 12 Jam

9% 14%

23%

34%

13%

2% 4% 0%

19%

35%

25%

15%

3% 3%

Jam Kerja

Pekerja di

sektor kegiatan

wisata

Pekerja di

sektor

pendukung/di

luar wisata

Page 112: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

92

Pekerjaan Rata-rata Jam Kerja

Pengelola/Pegawai Salon 8-10 jam

Pengrajin 8-10 jam

Sumber: Hasil Kuesioner, 2016

Berdasarkan Tabel 4.3, rata-rata jam kerja masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan

wisata yang masih lebih dari jam kerja normal adalah pedagang BNS dan tukang parkir,

sedangkan masyarakat lokal yang bekerja sebagai travel agent dan pengelola/pegawai

catering masih terdapat yang bekerja sampai 9 jam, demikian pula pada tukang ojek,

pengelola/pegawai warung dan pengelola/penjaga homestay yang bekerja sampai 10 jam.

Masyarakat yang bekerja sebagai PKL juga ada yang bekerja sampai 12 jam.

2. Jam Tidur

Penggunaan waktu juga meliputi jam tidur masyarakat. Nilai pemenuhan kecukupan

penggunaan jam tidur pada kedua kelompok masyarakat lokal cukup signifikan.

Masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata memiliki tingkat kecukupan 40% pada

jam tidur atau sebanyak masih terdapat 60% masyarakat memiliki waktu tidur atau

istirahat kurang dari jam tidur normal (<8 jam), sedangkan masyarakat lokal pekerja di

sektor kegiatan pendukung atau luar wisata yang memiliki waktu tidur atau istirahat

kurang dari jam tidur normal sebanyak 43%. Berikut ini adalah nilai pemenuhan

kecukupan penggunaan jam tidur.

Gambar 4.20 Persentase Jam Tidur Masyarakat Lokal Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.20, persentase jam tidur tertinggi pada masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata adalah 7 jam (41%) sedangkan persentase jam tidur

tertinggi masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata adalah 8 jam

(37%). Persentase penggunaan jam tidur yang cukup rendah dapat disebabkan oleh masih

0%

20%

40%

60%

80%

100%

6 Jam 7 Jam 8 Jam 9 Jam

19%

41%

31%

9%

25% 18%

37%

20%

Jam Tidur

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di

luar wisata

Page 113: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

93

terdapat masyarakat lokal yang hanya memiliki jam tidur dan istirahat selama 7-6 jam.

Berdasarkan domain penggunaan waktu, jam kerja masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata lebih banyak, sehingga penggunaan jam tidur dan istirahat juga lebih

sedikit dibandingkan dengan masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar

wisata.

F. Tatanan Pemerintah

Tatatan pemerintah dibentuk oleh indikator kebebasan politik, kinerja pemerintah dan

penyediaan layanan. Berdasarkan Gambar 4.13, persentase pemenuhan kecukupan indikator

tatanan pemerintah tertinggi pada kedua kelompok masyarakat lokal adalah indikator

partisipasi politik yaitu 92% pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata

dan 91% pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata.

Sedangkan, persentase tingkat kecukupan indikator dalam tatanan pemerintah terendah

terdapat pada indikator kinerja pemerintah dan penyediaan layanan. Persentase pemenuhan

kecukupan indikator tatanan pemerintah berupa kebebasan politik, kinerja pemerintah dan

penyediaan layanan lebih didominasi oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata.

1. Kebebasan politik

Pemenuhan kecukupan indikator kebebasan politik masyarakat lokal yang bekerja di

sektor pendukung atau luar wisata memiliki tingkat kecukupan yang sudah tinggi yaitu

72% sedangkan pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata hanya 65%

atau dengan kata lain 45% merasa belum memiliki kebebasan politik. Indikator kebebasan

politik mencakup persepsi masyarakat atas tujuh kebebasan politik, yaitu kebebasan

berbicara dan berpendapat, hak untuk memilih, hak untuk bergabung dengan partai politik

pilihan mereka, hak untuk membentuk asosiasi atau menjadi anggota asosiasi, hak untuk

akses yang sama dan kesempatan untuk bergabung dengan layanan publik, hak untuk upah

yang sama pada pekerjaan bernilai sama dan kebebasan diskriminasi berdasarkan ras dan

jenis kelamin.

Berikut ini adalah persentase masyarakat lokal yang mengaku telah memiliki hak-hak

dalam indikator kebebasan politik.

Page 114: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

94

Gambar 4.21 Persentase Masyarakat Lokal yang Mengaku Memiliki Hak-Hak Kebebasan Politik Sumber : Hasil Analisis,2016

Keterangan:

a. Kebebasan berbicara dan berpendapat f. hak untuk upah yang sama dengan

b. hak untuk memilih pekerjaan yg sama

c. hak untuk bergabung dengan partai politik g.Kebebasan dari diskrimasi ras,jenis kelamin

d. hak untuk membentuk/bergabung dengan asosiasi

e. hak untuk akses yang sama & bergabung dgn pelayanan publik

Berdasarkan Gambar 4.21, persentase masyarakat yang merasa memiliki hak untuk

bergabung dengan partai politik, hak untuk akses yang sama dan bergabung dengan

pelayanan serta kebebasan dari diskriminasi ras jenis kelamin memiliki persentase nilai

yang hampir sama pada kedua kelompok masyarakat. Demikian pula, pada hak untuk

memilih dan hak untuk membentuk atau bergabung dengan asosiasi yang hanya memiliki

sedikit selisih nilai persentase antara kedua kelompok masyarakat. Namun, untuk

kebebasan berbicara dan berpendapat serta hak untuk upah yang sama pada pekerjaan yang

sama memiliki selisih nilai persentase yang cukup signifikan.

Persentase masyarakat lokal yang memiliki kebebasan berbicara dan berpendapat lebih

banyak dimiliki oleh masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata yaitu 81%

dibandingkan dengan masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar wisata yang

hanya 69%. Masyarakat lokal di area wisata berdasarkan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 memiliki hak untuk menyelenggarakan pariwisata, menyampaikan saran,

pendapat dan pertimbangan, pengambilan keputusan dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan penyelenggaraan pariwisata.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

a b c d e f g

81%

96%

76%

87% 93%

52%

87%

69%

91%

77%

91% 93%

76%

87%

Kebebasan Politik

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di

luar wisata

Page 115: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

95

Kebebasan berbicara dan berpendapat masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata dapat diwujudkan melalui perencanaan pariwisata yang melibatkan tokoh

masyarakat, masyarakat lokal, dinas terkait dan pihak investor. POKDARWIS sebagai

lembaga yang mewadahi kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo biasanya mengambil

beberapa perwakilan (2-3 orang) saja dari kelompok-kelompok masyarakat lokal yang

bekerja di kegiatan wisata dalam perencanaan wisata, sehingga tidak menutup

kemungkinan adanya masyarakat yang kurang memiliki wadah untuk berbicara dan

berpendapat.

Berdasarkan Gambar 4.21, persentase hak untuk memilih pada kedua kelompok

masyarakat lokal sudah tinggi, namun lebih banyak didominasi oleh masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata dengan selisih nilai persentase yang tidak terlalu

signifikan. Hal ini sejalan dengan tingginya persentase pada indikator partisipasi politik

pada Gambar 4.13. Demikian pula dengan persentase hak untuk bergabung dengan partai

politik antara kedua kelompok masyarakat lokal yang hampir sama. Sebanyak 24%

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan 23% masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan pendukung wisata atau luar wisata merasa kurang memiliki hak

untuk bergabung dengan partai politik. Hal tersebut dimungkinkan berkaitan dengan

adanya SDM masyarakat lokal Desa Oro-Oro Ombo dengan output pendidikan yang masih

rendah sehingga belum memahami kegunaan dari partai politik itu sendiri.

Hak untuk membentuk atau bergabung dengan asosiasi memiliki persentase yang lebih

tinggi pada masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar wisata (91%)

dibandingkan dengan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata (81%) namun,

perbandingannya tidak terlalu signifikan. Hak untuk akses yang sama dan bergabung pada

pelayanan publik memiliki nilai persentase yang sama pada kedua kelompok yaitu 93%,

yang berarti pada kedua kelompok masyarakat merasa telah memiliki akses dan pelayanan

publik yang baik.

Kebebasan dari diskriminasi ras dan jenis kelamin memiliki nilai persentase yang sama

pada kedua kelompok masyarakat lokal yaitu 87%. Hal tersebut memungkinkan tidak

terdapat adanya pembatasan pembagian kerja khususnya pada laki-laki maupun

perempuan di Desa Oro-Oro Ombo. Namun, hak upah yang sama pada pekerjaan yang

sama memiliki nilai persentase yang cukup siginifikan di antara kedua kelompok

Page 116: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

96

masyarakat lokal. Masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung wisata atau luar wisata

sebanyak 76% mengaku telah memiliki hak untuk upah yang sama pada pekerjaan yang

bernilai sama, sedangkan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata yang

mengaku memiliki hak tersebut hanya 52%. Masih terdapat 48% masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata dan 23% masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata yang merasa belum memiliki hak tersebut.

Karakteristik masyarakat pedesaan cenderung homogen termasuk dalam pekerjaan.

Kegiatan wisata yang mendominasi di Desa Oro-Oro Ombo adalah penyediaan jasa

akomodasi (64%) khususnya pada penyediaan homestay dan penyediaan jasa makanan dan

minuman berupa warung atau tempat makan (21%). Dengan adanya sektor kegiatan yang

sama memungkinkan adanya kompetisi kerja. Dalam kompetisi tersebut selain

mempertimbangkan kelengkapan dan kondisi fasilitas yang ditawarkan, mengharusnya

adanya diversifikasi produk yang memiliki inovasi dan kreasi tersendiri untuk menarik

minat wisatawan, sehingga pendapatan masyarakat juga pasti akan berbeda-beda.

Letak kegiatan juga dapat menjadi penyebab hal tersebut, dimana pusat kegiatan wisata

Desa Oro-Oro Ombo terletak di area sekitar BNS (Dusun Krajan), namun kemampuan dan

modal masyarakat juga perlu diperhatikan (harga sewa lebih mahal). Selain itu, masih

terdapat masyarakat yang belum dapat berlaku dan bertindak sebagai tuan rumah dalam

menyambut wisatawan (RPJM Desa Oro-Oro Ombo 2015 - 2021). Hal tersebut dapat

dimungkinkan oleh rendahnya penguasaan keterampilan dalam bidang wisata karena

masyarakat dulunya hanya bertani dan berternak sehingga memberikan dampak pada

penerimaan gaji atau upah yang diterima.

2. Partisipasi politik

Partisipasi politik pada kedua kelompok masyarakat lokal sudah tinggi. Tingginya

persentase kecukupan pada partisipasi politik mengindikasikan adanya antusiasme

masyarakat dalam mengikuti voting pemilu dan mengikuti pertemuan masyarakat sudah

tinggi.

3. Kinerja pemerintah

Persentase pemenuhan kecukupan masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung

atau luar wisata (65%) pada kinerja pemerintah lebih tinggi dibandingkan masyarakat

lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata (55%). Kinerja pemerintah dalam hal ini

Page 117: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

97

adalah persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah pada bidang tenaga kerja,

kesetaraan, pariwisata serta lingkungan dan budaya. Berikut ini adalah persentase

masyarakat lokal yang memiliki persepsi bahwa kinerja pemerintah sudah baik.

Gambar 4.22 Persentase Masyarakat Lokal yang Merasa Kinerja Pemerintah sudah Baik Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.22, persentase tertinggi kinerja pemerintah menurut persepsi

kedua kelompok masyarakat terdapat pada bidang kesetaraan . Hal tersebut sejalan dengan

persentase hak akses yang sama dan bergabung dengan pelayanan publik serta persentase

kebebasan dari diskriminasi ras dan jenis kelamin pada Gambar 4.22 yang juga sudah

banyak dimiliki oleh kedua kelompok masyarakat lokal. Untuk persentase kinerja

pemerintah terendah menurut persepsi kedua kelompok masyarakat terdapat pada bidang

lingkungan dan budaya.

Kinerja pemerintah pada bidang tenaga kerja dirasa sudah baik oleh 71% masyarakat

lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata dan 61% dirasa cukup baik oleh

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata. Namun, 29% masyarakat lokal

yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata dan 39% masyarakat lokal yang bekerja

di kegiatan wisata merasa kinerja pemerintah pada bidang tenaga kerja masih kurang.

Kinerja pemerintah pada bidang pariwisata juga dinilai masih kurang baik oleh 49%

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan 37% masyarakat lokal yang

bekerja di sektor pendukung atau luar wisata.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tenaga Kerja Kesetaraan Pariwisata Lingkungan

Budaya

61%

87%

51%

39%

71%

86%

63%

44%

Kinerja Pemerintah

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

Page 118: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

98

Angka pengangguran dapat ditekan melalui perkembangan wisata melalui terciptanya

lapangan pekerjaan baru ditengah-tengah masyarakat. Namun, di Desa Oro-Oro Ombo

yang perlu dicermati adalah masih terdapat adanya 19,7% masyarakat yang belum bekerja

di Desa Oro-Oro Ombo (Profil Desa Oro-Oro Ombo 2016). Kinerja pemerintah Desa Oro-

Oro Ombo tentunya juga dapat dilihat dari SDM Perangkat Desa itu sendiri. Berikut ini

adalah susunan kerja pemerintah Desa beserta profil tingkat tingkat pendidikan Perangkat

Desa Oro-Oro Ombo.

Gambar 4.23 Susunan Kerja Pemerintah Desa Oro-Oro Ombo Sumber : Profil Desa Oro-Oro Ombo 2016

Berdasarkan susunan kerja dan profil pendidikan pemerintah Desa Oro-Oro Ombo

pada Gambar 4.23, SDM perangkat Desa Oro-Oro Ombo sebagai penyelenggara

pembangunan dan kemasyarakatan desa masih tergolong rendah. Hal tersebut juga diakui

pemerintah Desa Oro-Oro Ombo dalam Profil Desa Tahun 2016, bahwa salah satu

permasalahan Desa Oro-Oro Ombo adalah rendahnya SDM Pemerintah Desa yang

berdampak pada penguasaan dan pemahaman hukum sehingga menyebabkan adanya

kegagalan pembuatan produk serta langkah hukum yang berhubungan dengan kerjasama

pihak ketiga (investor). Investor atau pihak swasta dalam hal ini masih menjadi pemegang

keuntungan terbesar dari potensi pariwisata Desa Oro-Oro Ombo.

Perencanaan pembangunan pariwisata desa masih bertumpu hanya pada satu sektor

saja, dimana salah satu misi dari RPJM Desa Oro-Oro Ombo tahun 2015 - 2021 adalah

Page 119: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

99

“Perencanaan Pariwisata berbasis Pertanian”, padahal Desa Oro-Oro Ombo sendiri

memiliki banyak potensi kegiatan wisata, seperti wisata budaya dan wisata religi.

Demikian pula pada RIPPDA Kota Batu tahun 2014 - 2019 yang menunjukkan Desa Oro-

Oro Ombo sebagai pusat kegiatan wisata modern. Hal tersebut juga memungkinkan

adanya karakteristik masyarakat desa yang memiliki kecurigaan dengan komunitas baru

(Waluya, B.) sehingga membuat masyarakat pedesaan cenderung untuk bertahan pada

konsep-konsep pengembangan yang lama.

Kurangnya persentase persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah pada bidang

pariwisata juga dapat dimungkinakan oleh kurangnya modal dan pelatihan pada

masyarakat lokal yang bekerja di bidang pariwisata sehingga banyak potensi pariwisata

Desa Oro-Oro Ombo yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Pada kenyataannya,

penyuluhan oleh POKDARWIS Desa Oro-Oro Ombo dilaksanakan pada perwakilan

kelompok masyarakat tertentu saja, dimana tidak semua masyarakat yang bekerja di sektor

kegiatan wisata memiliki sebuah paguyuban (tukang ojek, rumah makan).

Berdasarkan Gambar 4.24, kinerja pemerintah pada bidang lingkungan dan budaya

juga dirasa masih kurang oleh 61% masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata dan 54% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata. Hal

tersebut juga dapat disebabkan oleh lingkungan Desa Oro-Oro Ombo yang belum

memiliki pengolahan sampah serta sarana prasarana budaya yang belum memadai.

4. Penyediaan layanan

Selain kebebasan politik, partisipasi politik dan kinerja pemerintah, tatanan pemerintah

juga mencakup penyediaan layanan. Penyediaan layanan adalah persepsi masyarakat lokal

terhadap penyediaan layanan pemerintah pada pelayanan kesehatan, pelayanan

pembuangan limbah dan pelayanan akses listrik dan pasokan air. Berdasarkan Gambar

4.13, persentase pemenuhan kecukupan penyediaan layanan lebih didominasi oleh

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata. Berikut ini adalah

rincian persentase persepsi masyarakat terhadap indikator penyediaan layanan.

Page 120: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

100

Gambar 4.24 Persentase Masyarakat Lokal yang Memiliki Persepsi Penyediaan Layanan sudah Baik Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.24, persentase penyediaan layanan tertinggi pada kedua

kelompok masyarakat lokal adalah pada pelayanan kesehatan. Persentase penyediaan

layanan kesehatan lebih banyak dirasakan oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata (78%), namun selisih nya tidak terlalu signifikan dengan

penyediaan layanan kesehatan pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata (75%). Hal tersebut sejalan dengan pemenuhan kecukupan kedua kelompok

masyarakat lokal pada indikator-indikator kesehatan yang juga tinggi.

Persentase masyarakat lokal yang merasakan penyediaan layanan akses listrik dan

pasokan air yang baik juga lebih didominasi oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata (67%) namun perbandingannya juga tidak terlalu signifikan

dengan layanan akses listrik dan pasokan air yang dirasakan masyarakat lokal yang bekerja

di sektor kegiatan wisata (65%). Masih terdapat 33% masyarakat lokal yang bekerja di

sektor pendukung atau luar wisata dan 35% masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata yang belum merasakan pelayanan akses listrik dan pasokan air dengan

baik. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya, beberapa titik jalan di Desa Oro-Oro Ombo

yang belum memiliki lampu PJU sehingga dapat mengurangi keamanan dan kenyamanan

masyarakat khususnya pada waktu malam hari.

Pelayanan pembuangan limbah memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan

pelayanan pada bidang lainnya. Sebanyak 58% masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata dan 61% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar

wisata memiliki persepsi bahwa penyediaan pelayanan pembuangan limbah masih kurang

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Pelayanan

Kesehatan

Pelayanan

Pembuangan

Limbah

Pelayanan Akses

Listrik dan Pasokan

Air

75%

42%

64%

78%

39%

67%

Penyediaan Layanan

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

Page 121: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

101

baik. Hal tersebut sejalan dengan persepsi kedua kelompok masyarakat pada kinerja

pemerintah pada lingkungan dan budaya yang juga masih kurang pada Gambar 4.22.

Berdasarkan Profil Desa Oro-Oro Ombo Tahun 2016, salah satu permasalahan desa adalah

masalah persampahan sehingga membuat lingkungan terkesan kumuh.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh salah satu dampak dari adanya perkembangan

wisata yaitu adanya peningkatan aktivitas dari kunjungan wisatawan yang menimbulkan

adanya peningkatan jumlah volume persampahan. POKDARWIS sendiri selaku lembaga

pengelola kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo telah mencanangkan adanya program

pengelolaan sampah, namun pada kenyataannya belum terealisasi dengan baik. Hal

tersebut terlihat pada kurangnya penyediaan tempat pembuangan sampah umum sehingga

banyak masyarakat yang masih membuang sampah sembarang dan menumpuk di pinggir

jalan.

G. Vitalitas Komunitas

Modal sosial berperan dalam pengembangan wisata, dimana masalah yang dihadapi

anggota masyarakat merupakan masalah bersama sehingga menumbuhkan rasa solidaritas

sosial dalam komunitas (Nasir,2014). Vitalitas komunitas dibentuk oleh kondisi keamanan,

hubungan keluarga dan hubungan masyarakat. Berdasarkan Gambar 4.13,persentase

pemenuhan kecukupan indikator keamanan dan hubungan keluarga lebih didominasi oleh

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata, sedangkan persentase

pemenuhan kecukupan indikator hubungan masyarakat lebih didominasi oleh masyarakat

lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata.

1. Keamanan

Indikator keamanan dalam hal ini adalah frekuensi tindakan kriminal yang dirasakan

masyarakat dalam satu bulan terakhir. Sebanyak 28% masyarakat lokal yang bekerja di

sektor kegiatan wisata dan 25% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau

luar wisata masih sering atau kadang merasakan tindakan kriminal di lingkungan sekitar

mereka. Tindakan kriminal yang terjadi di desa Oro-Oro Ombo biasanya adalah tindakan

pencurian dan pengedaran narkoba. Tindakan pencurian dapat dimungkin karena adanya

kesempatan pada malam hari atau pada rumah yang kosong pada siang hari, selain itu

adalah adanya pengedaran narkoba pada beberapa masyarakat pemuda yang menganggur

(Profil Desa Oro-Oro Ombo 2016).

Page 122: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

102

2. Hubungan keluarga dan hubungan masyarakat

Vitalitas komunitas juga dibentuk oleh indikator hubungan keluarga dan hubungan

masyarakat. Hubungan keluarga adalah rasa kenyamanan dan kepercayaan dengan

keluraga, sedangkan hubungan masyarakat yaitu rasa kenyamanan dan kepercayaan

dengan tetangga sekitar. Berikut ini adalah persentase masyarakat yang merasa memiliki

rasa kenyamanan dan kepercayaan dalam keluarga dan masyarakat.

Gambar 4.25 Persentase Masyarakat Lokal yang Memiliki Rasa Kenyamanan dan Kepercayaan

dalam Keluarga dan Masyarakat Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.25, persentase kenyamanan dan kepercayaan dalam keluarga

lebih banyak dimiliki oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar

wisata dibandingkan masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata. Hal tersebut

dimungkinkan terjadi terkait hasil penelitian Yanti (2014) yaitu adanya perubahan

masyarakat agraris menjadi masyarakat industri wisata dapat menimbulkan adanya

perubahan sosial pada level keluarga, dimana peran anggota keluarga yang semula hanya

mengurus rumah tangga (ibu) menjadi bekerja dan beberapa anak yang membantu orang

tuanya bekerja.

Namun, masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata memiliki hubungan

dengan masyarakat lebih erat daripada hubungan dengan keluarga. Hal tersebut terlihat

dari persentase kenyamanan dan kepercayaan dengan tetangga, masyarakat lokal pekerja

di sektor kegiatan wisata yang lebih tinggi dibandingkan persentase kenyamanan dan

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Kenyamanan

dgn Keluarga

Kepercayaaan

dgn Keluarga

Kenyamanan

dgn Masyarakat

Kepercayaan

dgn Masyarakat

81% 81%

92%

83% 88% 88%

81% 82%

Pekerja di

sektor kegiatan

wisata

Pekerja di

sektor

pendukung/di

luar wisata

Page 123: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

103

kepercayaan dengan keluarga. Hal tersebut juga dapat dimungkinkan oleh adanya

penerapan unsur informal dalam pembagian kerja di sektor kegiatan wisata yaitu rasa

kepercayaan antar sesama.

Namun, hal yang perlu dicermati dalam hal ini adalah menurut Pitana & Gayatri

(2005), masyarakat lokal khususnya yang bekerja di kegiatan wisata memiliki kepentingan

ekonomi untuk mendapatkan pendapatan tambahan sehingga hubungan yang semula

didasarkan pada keramah-tamahan tradisional dapat berubah menjadi keramah-tamahan

yang dikomersialkan. Hubungan masyarakat yang bekerja di kegiatan wisata di Desa Oro-

Oro Ombo banyak terwujud pada kerjasama masyarakat yang tergabung dalam

paguyuban, salah satunya adalah paguyuban homestay, yaitu apabila homestay yang

dikelola penuh maka wisatawan yang akan menginap tersebut diarahkan pada homestay

pemilik lainnya yang masih kosong, dimana homestay pemilik lainnya tersebut

memberikan komisi atau tips sebagai gantinya.

Pada kenyataanya kelembagaan POKDARWIS di Desa Oro-Oro Ombo juga

menitikberatkan pada asas profit oriented. Sehingga hal tersebut dapat mengindikasikan

adanya perubahan hubungan dalam masyarakat dimana hubungan masyarakat pedesaan

yang semula berasas pada kekeluargaan mulai bergeser menjadi hubungan yang

menitikberatkan pada profit oriented.

H. Keanekaragaman Ekologi

Keanekaragaman ekologi dibentuk oleh polusi, tanggung jawab lingkungan dan isu-isu

perkotaan. Berdasarkan Gambar 4.13, persentase pemenuhan kecukupan indikator polusi,

tanggung jawab terhadap lingkungan dan isu-isu perkotaan lebih didominasi oleh

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata, khususnya pada

indikator tanggung jawab terhadap lingkungan yang memiliki selisih yang cukup signifikan.

1. Polusi

Persentase tingkat kecukupan polusi pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata adalah 49% sedangkan pada masyarakat lokal yang bekerja di

sektor kegiatan wisata adalah 40%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 60%

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan 51% masyarakat lokal yang

bekerja di sektor pendukung atau luar wisata merasakan adanya polusi di lingkungan

sekitar mereka. Polusi dalam hal ini meliputi polusi air, polusi udara dan polusi tanah.

Page 124: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

104

Berikut ini adalah persentase masyarakat lokal yang mempunyai keluhan adanya polusi di

lingkungan mereka.

Gambar 4.26 Persentase Masyarakat Lokal yang Merasakan Polusi Air, Udara dan Tanah Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.26, persentase masyarakat lokal memiliki keluhan pada

pencemaran air sedikit, yaitu hanya 4% dari masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata. Sedangkan 100% masyarakat yang bekerja di sektor kegiatan pendukung

atau luar wisata tidak memiliki keluhan pada pencemaran air. Hal tersebut dapat

mengindikasikan bahwa kondisi kualitas air dan pengelolaan air di Desa Oro-Oro Ombo

baik. Desa Oro-Oro Ombo sendiri memiliki dua sumber mata air yaitu Sumber Darmi dan

Sumber Kali Ampo. Air bersih tersebut juga dikelola secara swadaya oleh lembaga

HIPPAM milik pemerintah desa dan terdapat PDAM milik pemerintah daerah.

Demikian pula pada persentase polusi tanah, hanya 11% dari masyarakat lokal pekerja

di sektor pendukung atau luar wisata yang memiliki keluhan pada kondisi kualitas tanah,

dimana 72 Ha lahan pertanian di Desa Oro-Oro Ombo berdasarkan Profil Desa Oro-Oro

Ombo tahun 2016 memiliki kondisi sedang atau tidak terlalu subur. Untuk polusi udara

memiliki tingkat persentase yang tertinggi diantara sub-indikator polusi lainnya.

Berdasarkan Gambar 4.26, masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata

sebanyak 58% dan 44% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung di sektor

kegiatan wisata memiliki keluhan pada polusi udara di lingkungan mereka. Polusi udara

dapat ditimbulkan oleh adanya penumpukan sampah di pinggir jalan yang dapat

menimbulkan bau tidak sedap. Timbulnya polusi udara di Desa Oro-Oro Ombo juga

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Polusi Air Polusi Udara Polusi Tanah

4%

58%

0% 0%

44%

11%

Polusi

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

Page 125: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

105

dimungkinkan oleh volume kendaraan dari wisatawan yang meningkat khususnya pada

hari libur. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan kegiatan wisata, Desa Oro-Oro Ombo

yang semula merupakan desa yang sepi dengan jarak rumah yang berjauhan kini menjadi

bising dan ramai.

2. Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan

Persentase rasa tanggung jawab terhadap lingkungan masyarakat lokal berdasarkan

Gambar 4.13 lebih banyak dimiliki oleh masyarakat yang bekerja di sektor pendukung

atau luar wisata dibandingkan dengan masyarakat yang bekerja di sektor kegiatan wisata

dengan selisih persentase yang cukup signifikan. Sebanyak 55% masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata dan 32% masyarakat yang bekerja di sektor pendukung

atau luar wisata mengaku masih kurang memiliki rasa bertanggung jawab terhadap

lingkungan sekitar, hal tersebut seakan menjadi refleksi masyarakat lokal terhadap

munculnya beberapa permasalahan lingkungan seperti persampahan yang ada di Desa Oro-

Oro Ombo.

3. Isu-isu perkotaan

Untuk persentase masyarakat lokal yang memperhatikan isu-isu perkotaan pada

Gambar 4.13 lebih banyak dimiliki oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata dibandingkan dengan masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata namun, selisihnya tidak terlalu signifikan. Sebanyak 51% masyarakat yang

bekerja di sektor kegiatan wisata dan 49% masyarakat yang bekerja di sektor pendukung

atau luar wisata kurang memperhatikan adanya isu-isu perkotaan. Isu-isu perkotaan dalam

hal ini adalah adanya kemacetan, polusi, RTH yang kurang memadai dan permasalahan

pejalan kaki.

Geografis wilayah Desa Oro-Oro Ombo yang terletak di kaki lereng Gunung

Panderman dengan panorama indah serta hawa yang sejuk, menjadi daya tarik tersendiri

bagi investor atau penanam untuk modal untuk mengembangan kegiatan wisata di Desa

Oro-Oro Ombo. Dengan adanya pertumbuhan pariwisata dapat meningkatkan laju

urbanisasi penduduk meningkat diiringi dengan perkembangan sosial budaya masyarakat

yang semakin tinggi. Perubahan lahan pun juga semakin meningkat, lahan yang semula

kosong kini menjadi lahan terbangun perumahan maupun homestay/villa.

Page 126: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

106

Permasalahan yang dipicu adanya pertumbuhan pariwisata antara lain adalah tanah kas

desa yang digunakan masyarakat sebagai lahan parkir, membuat volume kendaraan sangat

banyak sehingga masyarakat lokal sendiri kurang leluasa untuk keluar-masuk kendaraan.

Belum terdapat aturan penataan PKL yang tegas di Desa Oro-Oro Ombo sehingga PKL

tidak tertata dengan baik. Masih terdapat jalan aspal yang rusak dan menimbulkan

genangan saat musim hujan. Serta permasalahan sampah yaitu adanya penumpukan

sampah di jalan dan belum adanya pengolahan sampah (RPJM Desa Oro-Oro Ombo 2015

-2021).

Gambar 4.27 Permasalahan Sampah di Desa Oro-Oro Ombo Sumber: Hasil Observasi, 2016

I. Standar Hidup

Standar hidup dibentuk oleh pendapatan, aset dan kualitas rumah. Berdasarkan Gambar

4.13, persentase pemenuhan kecukupan pada indikator pendapatan lebih didominasi oleh

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata, namun selisihnya tidak

terlalu signifikan. Sedangkan, pada persentase tingkat kecukupan indikator aset dan kualitas

yang lebih didominasi oleh masyakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata namun

selisihnya juga tidak cukup signifikan.

1. Pendapatan

Masyarakat lokal yang bekerja di kegiatan wisata sebanyak 39% dan 41% masyarakat

lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata telah memiliki pendapatan sesuai

dengan UMK Kota Batu tahun 2016 (≥ Rp 2.000.000). Masih terdapat 61% masyarakat

lokal pekerja di sektor kegiatan wisata dan 59% masyarakat lokal pekerja di sektor

kegiatan pendukung atau luar wisata.

Page 127: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

107

2. Kepemilikan aset pribadi

Untuk indikator persentase tingkat kecukupan kepemilikan asset, 79% masyarakat

lokal yang bekerja di kegiatan sektor wisata dan 77% masyarakat lokal yang bekerja di

sektor pendukung atau luar wisata telah memiliki asset kepemilikan rumah pribadi. Berikut

ini adalah rincian dari sub-indikator asset kepemilikan rumah.

Gambar 4.28 Persentase Sub-Indikator Kepemilikan Rumah Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.28, 16% masyarakat yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan

19% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata belum memiliki

kepemilikan rumah pribadi. Masyarakat lokal yang belum memiliki memiliki rumah

pribadi umumnya masih menumpang di rumah orang tua maupun saudara atau penjaga

homestay yang mengurus homestay dan sekaligus tinggal menumpang disana. Selain itu,

juga terdapat 5% masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata dan 4%

masyarakat lokal di yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata yang tinggal di

rumah kontrakan hal tersebut juga terkait dengan harga tanah di Desa Oro-Oro Ombo yang

semakin mahal karena adanya perkembangan pariwisata.

Indikator kualitas rumah yang terdiri dari sub-indikator kepemilikan rumah, konstruksi

rumah, kepemilikan MCK dan rasio jumlah kamar. Konstruksi rumah dapat dilihat dari

jenis lantai terluas (tanah / kayu / ubin / tekel), jenis dinding terluas (bambu / kayu /

tembok) dan jenis atap terluas (asbes / seng / genteng). Berdasarkan SNI 03-1733-2004

tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, rumah di

kategorikan sebagai rumah permanen apabila dindingnya tembok dengan kerangka beton

bertulang, lantai yang dipakai yaitu ubin atau tegel dan atapnya berupa genting. Rumah di

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Bukan Milik

Sendiri

Kontrak/Dinas Milik Sendiri

16%

5%

79%

19%

4%

77%

Kepemilikan Rumah

Pekerja di

sektor kegiatan

wisata

Pekerja di

sektor

pendukung/di

luar wisata

Page 128: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

108

kategorikan sebagai rumah semi permanen apabila dindingnya tembok yang sebagian

terbuat dari papan atau kayu, lantai yang dipakai yaitu terbuat dari semen dan atapnya

berupa genting. Rumah di kategorikan sebagai rumah non permanen apabila dindingnya

berupa bambu, lantai yang dipakai yaitu terbuat dari semen atau tanah dan atapnya berupa

genting atau seng. Berikut ini adalah rincian sub-indikator konstruksi rumah.

Gambar 4.29 Persentase Sub-Indikator Konstruksi Rumah Sumber : Hasil Analisis,2016

Kebutuhan akan rumah menurut Maslow (2003) merupakan kebutuhan penting yang

harus dipenuhi (biological and physiological needs) yang mempengaruhi

pengaktualisasian seseorang terhadap lingkungannya. Sebanyak 57% masyarakat lokal

yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata dan 54% masyarakat lokal yang

memiliki tinggal di rumah dengan konstruksi permanen. Namun, masih terdapat 5%

masyarakat di sektor kegiatan wisata yang tinggal di konstruksi rumah non permanen. Hal

tersebut, berarti menunjukkan bahwa bagi 5% masyarakat yang bekerja di sektor kegiatan

wisata, dampak kegiatan wisata terhadap pendapatannya masih rendah sehingga belum

mampu membiayai kebutuhan akan rumah. Demikian pula dengan kepemilikan MCK,

berikut ini adalah rinciannya.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Permanen Semi Permanen Non Permanen

54%

41%

5%

57%

43%

1%

Konstruksi Rumah

Pekerja di

sektor kegiatan

wisata

Pekerja di

sektor

pendukung/di

luar wisata

Page 129: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

109

Gambar 4.30 Persentase Sub-Indikator Konstruksi MCK Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.30, masih terdapat 6% masyarakat lokal pekerja di sektor

kegiatan wisata dan 1% masyarakat lokal di sektor kegiatan pendukung atau luar wisata

yang menggunakan MCK non permanen atau sungai. Masyarakat yang masih

menggunakan MCK non-permanen atau sungai menurut RPJM Desa Oro-Oro Ombo tahun

2015 - 2021 merupakan masyarakat yang tidak memiliki cukup pendapatan sehingga

pendapatannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakat yang belum

memiliki MCK permanen biasanya mengandalkan MCK umum milik desa yang tersedia

sebanyak 2 unit. Selain kepemilikan MCK, kualitas rumah juga mencakup rasio jumlah

kamar, berikut ini adalah rinciannya.

Gambar 4.31 Persentase Sub-Indikator Rasio Jumlah Kamar Rumah Sumber : Hasil Analisis,2016

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

MCK permanen MCK semi

permanen

MCK non

permanen

/Sungai

67%

27%

6%

72%

27%

1%

Konstruksi MCK

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1-2 org/kamar 3 org/kamar >3 org/kamar

41%

28% 31% 36%

30% 34%

Rasio Jumlah Kamar

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/di luar

wisata

Page 130: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

110

Berdasarkan Gambar 4.31, sebanyak 31% masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata dan 34% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar

wisata tinggal dengan lebih dari 3 orang/kamar, padahal jumlah rasio jumlah kamar

maksimum adalah 1 - 2 orang/kamar.

Setelah mendapatkan nilai kecukupan indikator kemudian dilanjutkan dengan

menghitungan nilai kecukupan domain.

4.3.2 Kecukupan Domain

Kecukupan domain didapatkan dari hasil penjumlahan kecukupan indikator pada

masing-masing domain. Perhitungan kecukupan domain dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12

(hal.L-37 – L-47). Nilai kecukupan domain juga dapat menunjukkan berapa persen individu

yang dapat memenuhi ambang batas kebahagiaan (> 65%). Berikut ini Gambar 4.32 adalah

persentase masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata dan pekerja di sektor pendukung

atau luar wisata yang memenuhi ambang batas kebahagiaan.

Gambar 4.32 Persentase Masyarakat Lokal yang Memenuhi Ambang Batas Kebahagiaan Sumber : Hasil Analisis,2016

Keterangan:

1. Kesejahteraan Psikologis 4. Keragaman Budaya 7. Vitalitas Komunitas

2. Kesehatan 5. Penggunaan Waktu 8. Keanekaragaman Ekologi

3. Pendidikan 6. Tatanan Pemerintah 9. Standar Hidup

43%

74% 63%

47%

39%

51%

70%

40%

63%

68%

81%

58% 51%

54% 57%

68%

45% 57%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pekerja di sektor kegiatan wisata Pekerja di sektor pendukung/di luar wisata

Page 131: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

111

Berdasarkan Gambar 4.32, persentase masyarakat lokal yang memenuhi ambang batas

kecukupan tertinggi terdapat pada domain kesehatan yaitu 81% pada masyarakat yang bekerja

di sektor pendukung atau luar wisata dan 74% pada masyarakat yang bekerja di sektor

kegiatan wisata. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pemenuhan kecukupan indikator tidak

difabel, catatan status kesehatan dan kesehatan sehari-hari masyarakat lokal yang tinggi

dimana persentase pemenuhan indikator pelayanan kesehatan juga tinggi.

Selain itu juga dimungkinkan adanya karakteristik masyarakat pedesaan yang memiliki

kebiasaan hidup sederhana dan pola konsumsi sehat. Domain vitalitas komunitas juga

memiliki persentase pemenuhan ambang batas yang cukup tinggi, dimana persentase antara

kedua kelompok masyarakat memiliki nilai hampir sama. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

tingginya persentase pemenuhan kecukupan pada indikator keamanan, hubungan keluarga dan

hubungan masyarakat serta kemungkinan adanya karakteristik masyarakat pedesaan yang

memiliki hubungan erat dan mendalam.

Untuk persentase masyarakat lokal yang memenuhi ambang batas kecukupan terendah

terdapat pada domain keanekaragaman ekologi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh rendahnya

pemenuhan kecukupan masyarakat lokal pada indikator polusi, rasa tanggung jawab terhadap

lingkungan dan isu-isu perkotaan. Demikian pula pada pemenuhan kecukupan indikator

kinerja pemerintah khususnya pada lingkungan budaya dan pelayanan pembuangan limbah

yang juga rendah. Pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata juga memiliki

persentase pemenuhan kecukupan yang rendah pada domain penggunaan waktu, dimana jam

kerja masyarakat lokal yang tinggi membawa konsekuensi pada rendahnya jam tidur sehingga

mengakibatkan pada pemenuhan kecukupan domain penggunaan waktu yang juga rendah.

Masyarakat lokal yang bekerja di kegiatan wisata memiliki pemenuhan kecukupan

yang lebih tinggi pada domain pendidikan, vitalitas komunitas dan standar hidup. Sedangkan

domain kesejahteraan psikologis, kesehatan, keragaman budaya, tatanan pemerintah dan

keanerakaragaman ekologi lebih banyak dimiliki masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata. Khususnya pada domain kesejahteraan psikologi dan penggunaan

waktu yang memiliki nilai yang signifikan antara kedua kelompok masyarakat lokal.

Dalam memudahkan pembacaan data persentase masyarakat yang memenuhi ambang

batas kebahagiaan, data bisa disajikan dengan jumlah total 100% yang disebut sebagai

konstribusi kecukupan domain. Berikut ini Gambar 4.33 konstribusi kecukupan domain

Page 132: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

112

masyarakat lokal yang bekerja di kegiatan wisata dan yang bekerja di sektor pendukung atau

luar wisata.

(a) (b) Gambar 4.33 Konstribusi Kecukupan Domain

(a) Masyarakat yang bekerja di Sektor Kegiatan Wisata ;

(b) Masyarakat yang bekerja di Sektor Pendukung atau Luar Wisata Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.33, masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata

maupun yang bekerja di sektor pendukung memiliki konstribusi kecukupan domain tertinggi

pada kesehatan dan terendah pada domain keanekaragaman ekologi. Secara keseluruhan,

sembilan domain kebahagiaan masing-masing memiliki nilai konstribusi terhadap kebahagiaan

masyarakat , namun nilai tersebut masih belum relatif seimbang terlihat pada konstribusi

kecukupan domain tertinggi dan kecukupan domain terendah yang memiliki perbedaan cukup

signifikan.

Setelah mendapatkan nilai kecukupan domain selanjutnya sembilan kecukupan domain

akan dijumlah dan dirata-rata sehingga menghasilkan nilai tingkat kecukupan domain. Nilai

tingkat kecukupan domain dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12 (hal.L-37 – L-47).

4.3.3 Identifikasi Kelompok Masyarakat yang Bahagia dan Belum Bahagia

Identifikasi kelompok masyarakat yang bahagia dan belum bahagia dilakukan dengan

menerapkan gradient kebahagiaan pada tingkat kecukupan domain. Gradient kebahagiaan

menurut Ura, dkk (2012) dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu 77%-100% dikategorikan

sebagai sangat bahagia, 66%-76% dikategorikan sebagai bahagia, 50%-65% dikategorikan

sebagai hampir bahagia dan 0%-49% dikategorikan sebagai tidak bahagia. Rincian gradient

kebahagiaan dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12 (hal.L-37 – L-47). Berikut ini adalah

persentase masyarakat lokal yang sangat bahagia, bahagia, hampir bahagia dan tidak bahagia.

9%

15%

13%

10% 8%

10%

14%

8%

13%

KesejahteraanPsikologisKesehatan

Pendidikan

Keragaman Budaya

Penggunaan Waktu

Tatanan Pemerintah

Vitalitas Komunitas

KeanekaragamanEkologiStandar Hidup

13%

15%

11%

9% 10%

11%

13%

8%

11%

KesejahteraanPsikologisKesehatan

Pendidikan

Keragaman Budaya

Penggunaan Waktu

Tatanan Pemerintah

Vitalitas Komunitas

KeanekaragamanEkologiStandar Hidup

Page 133: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

113

Gambar 4.34 Persentase Masyarakat Lokal yang Tidak Bahagia, Hampir Bahagia, Bahagia

dan Sangat Bahagia Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.34, dapat diketahui persentase masyarakat lokal pekerja di

sektor kegiatan wisata dan masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar wisata pada

kategori sangat bahagia memiliki nilai hampir sama. Untuk nilai persentase tingkat

kebahagiaan pada kategori hampir bahagia dan bahagia lebih banyak didominasi oleh

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata. Namun, pada kategori

tidak bahagia lebih banyak dimiliki oleh masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata dengan nilai persentase yang cukup signifikan.

Hasil dari persentase masyarakat lokal pada Gambar 4.34 selanjutnya dapat digunakan

untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat yang bahagia dan belum bahagia. Masyarakat

dapat dikatakan belum bahagia apabila tidak memenuhi tingkat kecukupan 66% atau dengan

kata lain masyarakat yang berada pada kategori tidak bahagia dan hampir bahagia. Berikut ini

Gambar 4.35 adalah persentase masyarakat bahagia dan belum bahagia pada masyarakat lokal

pekerja di sektor kegiatan wisata dan pekerja di sektor pendukung atau luar wisata.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tidak Bahagia Hampir

Bahagia

Bahagia Sangat

Bahagia

27% 23% 23%

28%

7%

35% 32%

26%

Pekerja di sektor

kegiatan wisata

Pekerja di sektor

pendukung/luar

wisata

Page 134: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

114

Gambar 4.35 Persentase Masyarakat Lokal yang Bahagia dan Belum Bahagia Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.35, persentase masyarakat yang bahagia pada kedua kelompok

masyarakat lokal lebih banyak di bandingkan masyarakat yang belum bahagia, namun nilai

persentasenya tidak terlalu signifikan. Berdasarkan Gambar 4.35 juga dapat diketahui

persentase masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata yang belum bahagia (49%) lebih

banyak dibandingkan dengan masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar wisata

yang belum bahagia (42%). Sehingga persentase kelompok masyarakat yang bahagia lebih

banyak dimiliki pekerja di sektor pendukung atau luar wisata yaitu 58% banding 51%.

Persentase masyarakat lokal yang bahagia disebut sebagai HH dan persentase masyarakat

lokal yang belum bahagia disebut Hn.

4.3.4 Persentase Domain yang Memenuhi Ambang Batas Kebahagiaan pada

Masyarakat Belum Bahagia (As)

Setelah mengetahui persentase kelompok masyarakat lokal yang bahagia dan belum

bahagia, indeks kebahagiaan juga mempertimbangkan persentase domain yang memenuhi

kecukupan pada masyarakat yang belum bahagia atau As. Jumlah domain yang memenuhi

ambang batas kebahagiaan pada masing-masing individu dapat dilihat di Lampiran 13 dan 14

(Hal. L-48 – L-52) dengan perhitungan berikut ini.

As

Keterangan :

Db = ∑ domain yang memenuhi ambang batas kebahagiaan pada responden yang belum bahagia

Nb = ∑ responden belum bahagia

D = ∑ domain kebahagiaan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Belum Bahagia Bahagia

49% 51%

42%

58% Pekerja di

sektor

kegiatan

wisata

Pekerja di

sektor

pendukung/di

luar wisata

Page 135: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

115

As masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata:

As masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata:

Hasil perhitungan As menunjukkan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata

yang belum bahagia rata-rata hanya memiliki kecukupan domain sebanyak 36% atau kurang

lebih 3 domain sedangkan pada masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar wisata

yang belum bahagia rata-rata memiliki memenuhi kecukupan domain sebanyak 44% atau

kurang lebih 4 domain. Sehingga, persentase rata-rata domain yang memenuhi kecukupan

pada masyarakat belum bahagia lebih banyak dimiliki oleh masyarakat lokal yang bekerja di

sektor pendukung atau luar wisata. Berikut ini adalah konstribusi kecukupan domain pada

masyarakat yang belum bahagia.

(a) (b)

Gambar 4.36 Konstribusi Kecukupan domain pada Masyarakat yang Belum Bahagia

(a) Masyarakat Lokal yang bekerja di Sektor Kegiatan Wisata ;

(b) Masyarakat Lokal yang bekerja di Sektor Pendukung atau Luar Wisata Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.36, diketahui konstribusi kecukupan domain pada kedua

kelompok masyarakat lokal yang belum bahagia tertinggi terdapat pada domain kesehatan,

sedangkan yang terendah pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata adalah

domain kesejahteraan psikologis, penggunaan waktu dan keanekaragaman ekologi dan pada

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata adalah keragaman

6%

18%

15%

10% 5%

12%

18%

6%

10%

Kesejahteraan Psikologis

Kesehatan

Pendidikan

Keragaman Budaya

Penggunaan Waktu

Tatanan Pemerintah

Vitalitas Komunitas

Keanekaragaman Ekologi

Standar Hidup

15%

19%

11%

6% 7%

12%

13%

9%

8%

Kesejahteraan Psikologis

Kesehatan

Pendidikan

Keragaman Budaya

Penggunaan Waktu

Tatanan Pemerintah

Vitalitas Komunitas

Keanekaragaman Ekologi

Standar Hidup

Page 136: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

116

budaya, penggunaan waktu dan standar hidup. Konstribusi kecukupan domain pada kedua

kelompok masyarakat lokal yang belum bahagia memiliki persentase yang signifikan antara

yang tertinggi dan terendah atau tidak seimbang.

4.3.5 Indeks Kebahagiaan

Indeks kebahagiaan dapat dihasilkan melalui rumus berikut ini:

GNH = (HH+HnAs)

HH = persentase masyarakat yang bahagia

Hn = persentase masyarakat yang belum bahagia

As = persentase domain yang memenuhi ambang batas kebahagiaan pada orang

belum bahagia

Setelah mengetahui nilai persentase HH, Hn dan As pada masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata dan masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau

luar wisata dapat diketahui nilai indeks kebahagiaan. Hasil nilai indeks kebahagiaan tersebut

dapat dikelompok menjadi empat kategori pada skala 0-1 yaitu sangat bahagia (0,77-1),

bahagia (0,66-0,76), hampir bahagia (0,50-0,65) dan tidak bahagia (0-0,49).

Tabel 4.4 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata dan Masyarakat Lokal

Pekerja di Sektor Pendukung atau Luar wisata

Persentase

yang Bahagia

(HH)

Persentase

yang Belum

Bahagia (Hn)

Persentase

Kecukupan pada

yang Belum

Bahagia (As)

Indeks

Kebahagiaan

(HH + HnAs)

Kategori

Masy. Lokal Pekerja di

Sektor Kegiatan Wisata 51% 49% 36% 0.68 Bahagia

Masy. Lokal Pekerja di

Sektor Pendukung atau

luar wisata

58% 42% 44% 0.77 Sangat Bahagia

Sumber: Hasil Analisa, 2016

Berdasarkan perhitungan indeks kebahagiaan pada Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata memiliki nilai indeks

kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata. Nilai indeks kebahagiaan yang tinggi pada masyarakat lokal yang bekerja di

sektor pendukung atau luar wisata disebabkan oleh persentase masyarakat yang bahagia (HH)

dan persentase kecukupan pada yang belum bahagia (As) juga lebih tinggi dibandingkan

dengan masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata.

Salah satu indikator penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan dikenal

dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencakup tiga bidang pembangunan

Page 137: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

117

mendasar yaitu usia, hidup, pengetahuan dan hidup layak. Pencapaian kategori tinggi jika nilai

IPM > 80, menengah atas jika besarnya antara 66-80, menengah bawah jika antara 50-66 dan

rendah jika < 50. Kota Batu sendiri memiliki nilai IPM sebesar 76,50 pada tahun 2014. Hal ini

berarti pencapaian pembangunan manusia di Kota Batu sudah cukup bagus meskipun harus

tetap ditingkatkan antara lain dengan meningkatan kinerja kegiatan pembangunan (BPS Kota

Batu, 2015).

Sedangkan, berdasarkan nilai GNHI, masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata berada pada kategori bahagia dan masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung

atau luar wisata berada pada kategori sangat bahagia. Sehingga dapat dikatakan bahwa

masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo telah berada pada kategori bahagia dengan adanya

keberadaan kegiatan wisata.

Namun, dampaknya tidak terlalu signifikan pada masyarakat lokal yang bekerja di

sektor kegiatan wisata karena justru masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar

wisata yang lebih bahagia. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah nilai indeks

kebahagiaan masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata tidak terlalu jauh dari

ambang batas kategori bahagia yaitu hanya 0.68. Hal tersebut disebabkan oleh nilai persentase

masyarakat lokal yang belum bahagia juga masih banyak yaitu 49%. Demikian pula dengan

nilai indeks kebahagiaan masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata

yang berada pada ambang batas kategori sangat bahagia yaitu 0.77. Hal tersebut juga

disebabkan oleh 42% masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata

yang belum bahagia.

Indeks kebahagiaan selain dapat digunakan untuk menyajikan data melalui identifikasi

kecukupan domain juga dapat digunakan untuk agregasi. Agregasi adalah melakukan agregat

terhadap data populasi ke dalam sebuah ukuran yang terperinci. Salah satu tujuan dari agregasi

adalah sebagai upaya untuk mengGambarkan dan memudahkan melihat data sehingga dapat

dikomunikasikan dengan baik pada masyarakat umum. Selain itu, juga dapat digunakan untuk

menemukan fenomena yang terjadi dalam masyarakat serta memperkuat temuan hasil indeks

kebahagiaan. Agregasi dapat dikelompokkan menurut pembagian wilayah, umur, gender,

tingkat pendidikan, pendapatan per kapita dengan rincian perhitungan indeks kebahagiaan

dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 16 (Hal. L-52 – L-55). Berikut ini adalah hasil

perhitungan agregasi indeks kebahagiaan.

Page 138: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

118

Tabel 4.5 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Kondisi Demografis, Sosial dan Ekonomi

Desa Oro-

Oro Ombo

Pembagian Wilayah Kelompok Umur Gender Tingkat Pendidikan Pendapatan per bulan

Dusun

Gondorejo

Dusun

Krajan

Dusun

Dresel

17-

25

26-

34

35-

43

44-

52 >52

Laki-

laki

Perem-

puan

Tidak

Tamat

SD

SD SMP SLTA D3/D

4 S1

≤ 1

juta

1.000.001

-

1.500.000

1.500.001

-

2.000.000

2.000.001

-

2.500.000

2.500.001

-

3.000.000

> 3

juta

Masy. Lokal

Pekerja di

Sektor

Kegiatan

Wisata

0.68

B

0.6

HB

0.72

B

0.75

B

0.73

B

0.72

B

0.68

B

0.69

B

0.39

TB

0.77

SB

0.58

HB

0.33

TB

0.37

TB

0.56

HB

0.87

SB

0.8

SB

0.88

SB

0.32

TB

0.55

HB

0.75

B

0.94

SB

0.93

SB

0.91

SB

Masy. Lokal

Pekerja di

Sektor

Pendukung

atau luar

wisata

0.77

SB

0.73

B

0.78

SB

0.78

SB

0.63

HB

0.73

B

0.86

SB

0.77

SB

0.42

TB

0.77

SB

0.77

SB

0.52

HB

0.8

SB

0.75

B

0.84

SB

0.83

SB

0.94

SB

0.6

HB

0.59

HB

0.91

SB

0.85

SB

0.87

SB

0.85

SB

Keterangan:

TB = Tidak Bahagia

HB = Hampir Bahagia

B = Bahagia

SB = Sangat Bahagia

Page 139: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

119

Berdasarkan pada Tabel 4.5, dapat diketahui indeks kebahagiaan menurut kondisi

sosial, demografi dan ekonomi pada kedua kelompok masyarakat. Masyarakat lokal pekerja di

sektor kegiatan wisata memiliki nilai indeks kebahagiaan tertinggi pada masyarakat lokal yang

tinggal di Dusun Dresel, umur 17-25 tahun, laki-laki, tingkat pendidikan S1 dan pendapatan

pada Rp 2.000.001 - Rp 2.500.000 per bulan. Sedangkan yang memiliki nilai indeks

kebahagiaan terendah terdapat pada masyarakat lokal yang tinggal di Dusun Gondorejo, umur

>52 tahun, perempuan, tidak tamat SD dan berpendapatan ≤ Rp 1.000.000 per bulan.

Untuk masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar wisata memiliki nilai

indeks kebahagiaan tertinggi pada masyarakat yang tinggal di Dusun Krajan dan di Dusun

Dresel, umur 35 - 43, laki-laki atau perempuan, tingkat pendidikan S1 dan pendapatan pada

Rp 1.500.000 - Rp 2.000.000. Sedangkan yang memiliki nilai indeks kebahagiaan terendah

terdapat pada masyarakat yang tinggal di Dusun Gondorejo, umur >52 tahun, tidak tamat SD

dan berpendapatan Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000. Berikut ini adalah rincian tingkat

kebahagiaan berdasarkan menurut kondisi sosial, demografi dan ekonomi pada kedua

kelompok masyarakat.

A. Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pembagian Wilayah

Indeks kebahagiaan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata dan masyarakat

lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata berdasarkan pembagian wilayah di

Desa Oro-Oro Ombo dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Dusun Gondorejo, Dusun Krajan

dan Dusun Dresel. Berikut ini adalah penjabarannya.

Tabel 4.6 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal berdasarkan Pembagian Wilayah

Persentase

yang Bahagia

(HH)

Persentase

yang Belum

Bahagia (Hn)

Persentase

Kecukupan pada

yang Belum

Bahagia (As)

Indeks

Kebahagiaan

(HH + HnAs)

Kategori

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata

Dusun Gondorejo 38% 62% 35% 0.60 Hampir Bahagia

Dusun Krajan 56% 44% 35% 0.72 Bahagia

Dusun Dresel 59% 41% 39% 0.75 Bahagia

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Pendukung/ luar wisata

Dusun Gondorejo 53% 47% 42% 0.73 Bahagia

Dusun Krajan 58% 42% 46% 0.78 Sangat Bahagia

Dusun Dresel 63% 37% 40% 0.78 Sangat Bahagia

Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Tabel 4.6, indeks kebahagiaan tertinggi pada masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata terdapat pada Dusun Dresel namun selisihnya tidak

terlalu signifikan dengan indeks kebahagiaan di Dusun Krajan sedangkan indeks

Page 140: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

120

kebahagiaan terendah terdapat pada Dusun Gondorejo. Hal tersebut disebabkan persentase

nilai HH dan As yang tinggi pada masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata

Dusun Dresel. Sedangkan nilai persentase Hn tertinggi terdapat pada Dusun Gondorejo

dengan persentase HH hanya 38% sehingga mengakibatkan masyarakat lokal pekerja di

sektor kegiatan wisata yang tinggal di Dusun Gondorejo berada pada kategori hampir

bahagia .

Untuk indeks kebahagiaan tertinggi pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata juga terdapat pada Dusun Krajan dan Dusun Dresel sedangkan

indeks kebahagiaan terendah pada Dusun Gondorejo. Hal tersebut juga dapat disebabkan

oleh nilai persentase HH tertinggi pada masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau

luar wisata terdapat pada Dusun Dresel dan nilai As tertinggi pada Dusun Krajan

sedangkan persentase Hn tertinggi terdapat pada Dusun Gondorejo. Namun, masyarakat

lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata pada Dusun Gondorejo, Dusun

Krajan dan Dusun Dresel telah berada pada kategori bahagia.

Untuk lebih lanjut, berikut ini adalah perbandingan nilai indeks kebahagiaan pada

kedua kelompok masyarakat lokal berdasarkan pembagian wilayah.

Page 141: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

121

Gambar 4.37 Peta Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata menurut Pembagian Wilayah

di Desa Oro-Oro Ombo

Page 142: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

122

Gambar 4.38 Peta Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Pendukung atau Luar Wisata menurut Pembagian Wilayah

di Desa Oro-Oro Ombo

Page 143: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

123

Gambar 4.39 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pembagian Wilayah Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.39, indeks kebahagiaan pada kedua kelompok masyarakat

lokal di Dusun Krajan dan Dusun Dresel memiliki selisih nilai yang tidak terlalu

signifikan. Namun indeks kebahagiaan di Dusun Gondorejo memiliki nilai yang cukup

signifikan antara kedua kelompok masyarakat lokal. Indeks kebahagiaan masyarakat

lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata yang tinggal di Dusun

Gondorejo adalah 0.73 sedangkan masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata yang tinggal di Dusun Gondorejo adalah 0.6. Dapat dikatakan secara keseluruhan,

indeks kebahagiaan menurut pembagian wilayah terendah terdapat pada Dusun

Gondorejo.

Berdasarkan peta indeks kebahagiaan menurut pembagian wilayah pada Gambar

4.39, Dusun Gondorejo merupakan dusun yang memiliki luas wilayah paling kecil

dibandingkan dengan dusun lainnya. Perkembangan wisata di Dusun Gondorejo sendiri

tidak terlalu tinggi dibandingkan Dusun Krajan dan Dusun Dresel karena apabila dilihat

dari persebaran kegiatan wisata yang lebih banyak terdapat di Dusun Krajan dan di

Dusun Dresel. Pada Dusun Krajan terdapat obyek wisata BNS dan di Dusun Dresel

terdapat obyek wisata Coban Rais dan Peternakan Kuda Megastar yang baru-baru ini

sedang berkembang, sehingga kesempatan bekerja masyarakat yang tinggal di Dusun

Gondorejo pada obyek wisata lebih sedikit.

Berdasarkan hasil survei 2016, masyarakat yang tinggal di Dusun Gondorejo lebih

banyak yang bekerja sebagai tukang ojek, pengelola warung atau rumah makan dan

0.60

0.72 0.75 0.74

0.78 0.78

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

Dusun Gondorejo Dusun Krajan Dusun Dresel

Pekerja di

sektor

kegiatan

wisata

Pekerja di

sektor

pendukung/di

luar wisata

tidak

bahagia

hampir

bahagia

bahagia

sangat

bahagia

Page 144: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

124

pengelola/penjaga homestay. Sarana dan prasarana umum juga lebih banyak terdapat di

Dusun Krajan yang merupakan pusat kegiatan di Desa Oro-Oro Ombo.

B. Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Kelompok Umur

Indeks kebahagiaan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata dan

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata di Desa Oro-Oro

Ombo menurut kelompok umur dapat dibedakan menjadi lima kelompok yaitu kelompok

umur 17-25 tahun, 26-34 tahun, 35-43 tahun, 44-52 tahun dan > 52 tahun. Berikut ini

adalah penjabarannya.

Tabel 4.7 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Kelompok Umur

Persentase

yang Bahagia

(HH)

Persentase

yang Belum

Bahagia (Hn)

Persentase

Kecukupan pada

yang Belum

Bahagia (As)

Indeks

Kebahagiaan

(HH + HnAs)

Kategori

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata

17-25 tahun 53% 47% 41% 0.73 Bahagia

26-34 tahun 55% 45% 37% 0.72 Bahagia

35-43 tahun 51% 49% 35% 0.68 Bahagia

44-52 tahun 51% 49% 37% 0.69 Bahagia

> 52 tahun 17% 83% 27% 0.39 Tidak Bahagia

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Pendukung/ luar wisata

17-25 tahun 35% 65% 43% 0.63 Hampir Bahagia

26-34 tahun 51% 49% 45% 0.73 Bahagia

35-43 tahun 73% 27% 47% 0.86 Sangat Bahagia

44-52 tahun 60% 40% 43% 0.77 Sangat Bahagia

> 52 tahun 0% 100% 42% 0.42 Tidak Bahagia

Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kebahagiaan masyarakat lokal menurut

kelompok umur diketahui bahwa masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata

yang berumur 17-52 tahun berada pada kategori bahagia dengan indeks kebahagiaan

tertinggi pada kelompok umur 17-25 tahun. Namun, pada kelompok umur > 52 tahun

berada pada kategori tidak bahagia. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah persentase Hn

(persentase masyarakat belum bahagia) yang mencapai 83% sehingga nilai indeks

kebahagiaan menjadi rendah.

Demikian pula pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar

wisata, dimana pada kelompok umur > 52 berada pada kategori tidak bahagia dengan

persentase masyarakat yang belum bahagia mencapai 100%. Untuk nilai indeks

kebahagiaan paling tinggi dalam masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau

luar wisata adalah pada kelompok umur 35-43 tahun. Berdasarkan hasil perhitungan

indeks kebahagiaan berdasarkan kelompok umur dapat digambarkan trend sebagai

berikut.

Page 145: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

125

Gambar 4.40 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Kelompok Umur Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.40, trend indeks kebahagiaan menurut kelompok umur pada

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata adalah semakin bertambahnya

umur maka indeks kebahagiaan akan cenderung semakin menurun. Sedangkan pada

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata, indeks kebahagiaan

akan meningkat seiring dengan pertambahan umur sampai kelompok umur 35-43 tahun

dan akan mengalami penurunan mulai kelompok umur 44-52 tahun dan seterusnya

C. Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Gender

Indeks kebahagiaan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata dan

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata menurut gender atau

jenis kelamin di Desa Oro-Oro Ombo dapat dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan.

Berikut ini adalah penjabarannya.

Tabel 4.8 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Gender

Persentase

yang Bahagia

(HH)

Persentase

yang Belum

Bahagia (Hn)

Persentase

Kecukupan pada

yang Belum

Bahagia (As)

Indeks

Kebahagiaan

(HH + HnAs)

Kategori

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata

Laki-laki 61% 39% 40% 0.77 Sangat Bahagia

Perempuan 37% 63% 33% 0.58 Hampir Bahagia

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Pendukung/ luar wisata

Laki-laki 56% 44% 46% 0.77 Sangat Bahagia

Perempuan 60% 40% 42% 0.77 Sangat Bahagia

Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kebahagiaan lokal menurut gender pada

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata memiliki nilai

indeks kebahagiaan yang sama pada laki-laki maupun perempuan dan berada pada

kategori sangat bahagia. Namun, pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

0.73

0.72 0.68 0.69

0.39

0.63

0.73

0.86

0.77

0.42

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

17-25 tahun 26-34 tahun 35 - 43 tahun 44 - 52 tahun >52 tahun

Pekerja di

sektor

kegiatan

wisata

Pekerja di

sektor

pendukung/

di luar

wisata

tidak

bahagia

hampir

bahagia

bahagia

sangat

bahagia

Page 146: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

126

wisata, indeks kebahagiaan antara laki-laki dan perempuan memiliki selisih nilai yang

signifikan dimana indeks kebahagiaan laki-laki adalah 0,77 (sangat bahagia) sedangkan

indeks kebahagiaan perempuan hanya 0,58 (hampir bahagia). Berikut ini adalah

perbandingan indeks kebahagiaan menurut gender pada kedua kelompok masyarakat

lokal.

Gambar 4.41 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Gender Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.41, dapat diketahui bahwa indeks kebahagiaan pada gender

laki-laki masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata maupun yang bekerja di

sektor pendukung atau luar wisata memiliki nilai yang sama dan berada pada kategori

sangat bahagia. Namun, pada nilai indeks kebahagiaan pada gender perempuan lebih

didominasi oleh masyarakat yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata dengan

selisih nilai yang cukup signifikan.

D. Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Tingkat Pendidikan

Indeks kebahagiaan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata dan

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata di Desa Oro-Oro

Ombo menurut tingkat pendidikan dapat dibedakan menjadi tidak tamat SD, SD, SMP,

SLTA, DIPLOMA dan S1. Berikut ini adalah penjabarannya.

Tabel 4.9 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Tingkat Pendidikan

Persentase

yang Bahagia

(HH)

Persentase

yang Belum

Bahagia (Hn)

Persentase

Kecukupan pada

yang Belum

Bahagia (As)

Indeks

Kebahagiaan

(HH + HnAs)

Kategori

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata

Tidak Tamat SD 0% 100% 33% 0.33 Tidak Bahagia

SD 9% 91% 32% 0.37 Tidak Bahagia

SMP 27% 73% 40% 0.56 Hampir Bahagia

SLTA 78% 22% 41% 0.87 Sangat Bahagia

DIPLOMA 68% 32% 35% 0.80 Sangat Bahagia

S1 79% 21% 44% 0.88 Sangat Bahagia

0.77

0.58

0.77 0.77

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

Laki-Laki Perempuan

Pekerja di

sektor kegiatan

wisata

Pekerja di

sektor

pendukung/di

luar wisata

tidak

bahagia

hampir

bahagia

bahagia

sangat

bahagia

Page 147: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

127

Persentase

yang Bahagia

(HH)

Persentase

yang Belum

Bahagia (Hn)

Persentase

Kecukupan pada

yang Belum

Bahagia (As)

Indeks

Kebahagiaan

(HH + HnAs)

Kategori

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Pendukung/ luar wisata

Tidak Tamat SD 17% 83% 42% 0.52 Hampir Bahagia

SD 65% 35% 42% 0.80 Sangat Bahagia

SMP 50% 50% 50% 0.75 Bahagia

SLTA 73% 27% 42% 0.84 Sangat Bahagia

DIPLOMA 71% 29% 42% 0.83 Sangat Bahagia

S1 86% 14% 56% 0.94 Sangat Bahagia

Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kebahagiaan menurut tingkat pendidikan,

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata memiliki nilai indeks

kebahagiaan tertinggi pada tingkat pendidikan S1 dan terendah pada tingkat pendidikan

tidak tamat SD. Rendahnya nilai indeks kebahagiaan pada masyarakat lokal pekerja di

sektor kegiatan wisata yang tidak tamat SD disebabkan oleh persentase masyarakat yang

belum bahagia (Hn) yang mencapai 100%. Demikian pula pada masyarakat lokal yang

bekerja di sektor pendukung atau luar wisata, dimana indeks kebahagiaan tertinggi

terdapat pada tingkat pendidikan S1 dan terendah pada tidak tamat SD. Berdasarkan hasil

perhitungan indeks kebahagiaan menurut tingkat pendidikan dapat digambarkan trend

sebagai berikut.

Gambar 4.42 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Tingkat Pendidikan Sumber : Hasil Analisis, 2016

Berdasarkan Gambar 4.42, indeks kebahagiaan menurut tingkat pendidikan pada

masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata maupun yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata memiliki kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan maka indeks kebahagiaan akan cenderung naik. Indeks kebahagiaan pada

0.33 0.37

0.56

0.87

0.80

0.88

0.52

0.80 0.75

0.84 0.83

0.94

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

Tidak Tamat SD SD SMP SLTA DIPLOMA S1

Pekerja di

sektor

kegiatan

wisata

Pekerja di

sektor

pendukung/

di luar

wisata

tidak

bahagia

hampir

bahagia

bahagia

sangat

bahagia

Page 148: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

128

tingkat pendidikan tidak tamat SD, SD dan SMP memiliki nilai yang signifikan di antara

kedua kelompok masyarakat lokal. Khususnya pada tingkat pendidikan SD dimana,

masyarakat lokal pekerja di sektor wisata dengan tingkat pendidikan SD berada pada

kategori tidak bahagia sedangkan masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar

wisata dengan tingkat pendidikan SD justru berada pada kategori sangat bahagia.

Hal ini dimungkinkan oleh adanya ketentuan dari POKDARWIS pada pembagian

kerja di kegiatan wisata yang disesuaikan dengan kualifikasi pendidikan sehingga

masyarakat lokal yang memiliki kualifikasi pendidikan tinggi lebih banyak memiliki

kesempatan kerja pada bidang yang lebih baik dan mampu membawa kesejahteraan bagi

pekerjanya. Berdasarkan hasil survei 2016, masyarakat lokal yang tidak tamat SD

umumnya bekerja sebagai tukang parkir, PKL, penjaga homestay, petani, peternak,

pengelola/penjaga toko serta pengrajin.

F. Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pendapatan

Indeks kebahagiaan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata dan

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata di Desa Oro-Oro

Ombo menurut pendapatan dapat dibedakan menjadi masyarakat dengan pendapatan ≤

Rp 1.000.000,00, Rp 1.000.001,00 – Rp 1.500.000,00, Rp 1.500.001,00 – Rp

2.000.000,00, Rp 2.000.001,00 – Rp 2.500.000,00, Rp 2.500.001,00 – Rp 3.000.000,00

dan > Rp 3.000.000,00. Berikut ini adalah penjabarannya.

Tabel 4.10 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pendapatan

Persentase

yang Bahagia

(HH)

Persentase

yang Belum

Bahagia (Hn)

Persentase

Kecukupan pada

yang Belum

Bahagia (As)

Indeks

Kebahagiaan

(HH + HnAs)

Kategori

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata

≤ 1.000.000 0% 100% 32% 0.32 Tidak Bahagia

1.000.001 - 1.500.000 30% 70% 36% 0.55 Hampir Bahagia

1.500.001 - 2.000.000 56% 44% 42% 0.75 Bahagia

2.000.001 - 2.500.000 92% 8% 33% 0.94 Sangat Bahagia

2.500.001 - 3.000.000 87% 13% 50% 0.93 Sangat Bahagia

> 3.000.000 84% 16% 44% 0.91 Sangat Bahagia

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Pendukung/ luar wisata

≤ 1.000.000 29% 71% 44% 0.60 Hampir Bahagia

1.000.001 - 1.500.000 30% 70% 42% 0.59 Hampir Bahagia

1.500.001 - 2.000.000 84% 16% 47% 0.91 Sangat Bahagia

2.000.001 - 2.500.000 71% 29% 48% 0.85 Sangat Bahagia

2.500.001 - 3.000.000 74% 26% 49% 0.87 Sangat Bahagia

> 3.000.000 71% 29% 48% 0.85 Sangat Bahagia

Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kebahagiaan menurut pendapatan dapat

diketahui bahwa masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata memiliki

indeks kebahagiaan tertinggi pada yang memiliki pendapatan Rp 2.000.001,00 – Rp

Page 149: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

129

2.500.000,00 dan terendah pada yang memiliki pendapatan ≤ Rp 1.000.000,00.

Masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata dengan pendapatan ≤ Rp

1.000.000,00 memiliki nilai persentase yang belum bahagia mencapai 100% sehingga

menyebabkan rendahnya nilai indeks kebahagiaan.

Untuk masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata

memiliki indeks kebahagiaan tertinggi pada yang memiliki pendapatan Rp 1.500.001,00

– Rp 2.000.000,00 dengan yang terendah pada yang memiliki pendapatan ≤ Rp

1.000.000,00 dan Rp 1.000.001,00 – Rp 1.500.000,00. Berdasarkan hasil perhitungan

indeks kebahagiaan berdasarkan pendapatan dapat digambarkan trend sebagai berikut.

Gambar 4.43 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pendapatan Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.43, apabila dicermati masyarakat lokal yang memiliki

indeks kebahagiaan tertinggi bukan terdapat pada masyarakat yang memiliki pendapatan

yang paling tinggi namun, terdapat kecenderungan semakin tinggi pendapatan maka

indeks kebahagiaan juga akan semakin meningkat. Selain itu, nilai indeks kebahagiaan

pada kedua masyarakat lokal yang berpendapatan ≤ Rp 1.000.000,- memiliki perbedaan

yang cukup signifikan.

G. Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pekerjaan

Indeks kebahagiaan dalam hal ini juga dapat dikelompokkan menurut pekerjaan

untuk mengetahui lebih detail tingkat kebahagiaan masyarakat lokal yang bekerja di

sektor kegiatan wisata maupun yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata. Indeks

kebahagiaan masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata menurut pekerjaan di

Desa Oro-Oro Ombo dapat dibedakan menjadi 12 jenis yaitu pedagang BNS, petugas

0.32

0.55

0.75

0.94 0.93 0.91

0.60 0.59

0.91

0.85 0.87

0.85

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

≤ 1.000.000 1.000.001 -1.500.000

1.500.001 -2.000.000

2.000.001 -2.500.000

2.500.001 -3.000.000

> 3.000.000

Pekerja disektorkegiatanwisata

Pekerja disektorpendukung/di luar wisata

tidak

bahagia

hampir bahagia

bahagia

sangat bahagia

Page 150: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

130

pintu masuk, petugas keamanan, tukang parkir, PKL, tukang ojek, travel agent,

pengelola atau pegawai catering, pengelola atau pegawai warung, pengelola atau penjaga

homestay, Kelompok Infomasi Masyarakat (KIM) dan pramuwisata. Untuk indeks

kebahagiaan masyarakat lokal pekerja di sektor pendukung atau luar wisata menurut

pekerjaan di Desa Oro-Oro Ombo dapat dibedakan menjadi 8 jenis yaitu petani,

peternak, pegawai swasta, tenaga medis, perangkat desa, pengelola atau penjaga toko,

pengelola atau pegawai salon dan pengrajin. Berikut ini adalah penjabarannya.

Tabel 4.11 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pekerjaan

Persentase

yang Bahagia

(HH)

Persentase

yang Belum

Bahagia (Hn)

Persentase

Kecukupan pada

yang Belum

Bahagia (As)

Indeks

Kebahagiaan

(HH + HnAs)

Kategori

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Kegiatan Wisata

Pedagang BNS 87% 13% 50% 0.93 Sangat Bahagia

Petugas Pintu Masuk 80% 20% 33% 0.87 Sangat Bahagia

Petugas Keamanan 100% 0% 36% 1.00 Sangat Bahagia

Tukang Parkir 0% 100% 37% 0.37 Tidak Bahagia

PKL 0% 100% 37% 0.37 Tidak Bahagia

Tukang Ojek 0% 100% 38% 0.38 Tidak Bahagia

Travel Agent 80% 20% 44% 0.89 Sangat Bahagia

Pengelola/Pegawai Catering 69% 31% 53% 0.85 Sangat Bahagia

Pengelola/Pegawai Warung 59% 41% 32% 0.72 Bahagia

Pengelola/Penjaga homestay 44% 56% 31% 0.61 Hampir Bahagia

Kelompok Informasi Masyarakat 100% 0% 0% 1.00 Sangat Bahagia

Pramuwisata 100% 0% 0% 1.00 Sangat Bahagia

Masyarakat Lokal Pekerja di Sektor Pendukung/ Luar wisata

Petani 15% 85% 47% 0.56 Hampir Bahagia

Peternak 68% 32% 49% 0.84 Sangat Bahagia

Pegawai Swasta 64% 36% 44% 0.80 Sangat Bahagia

Tenaga Medis 83% 17% 56% 0.93 Sangat Bahagia

Perangkat Desa 100% 0% 0% 1.00 Sangat Bahagia

Pengelola/Penjaga Toko 55% 45% 42% 0.74 Bahagia

Pengelola/Pegawai Salon 71% 29% 44% 0.84 Sangat Bahagia

Pengrajin 40% 60% 43% 0.66 Bahagia

Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kebahagiaan menurut pekerjaan pada Tabel

4.11, secara keselurahan masyarakat lokal yang memiliki indeks kebahagiaan tertinggi

adalah yang bekerja sebagai petugas keamanan, kelompok informasi masyarakat,

pramuwisata dan perangkat desa sedangkan yang terendah adalah tukang parkir dan

PKL. Masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata memiliki nilai tertinggi

pada petugas keamanan, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dan pramuwisata

dengan nilai indeks mencapai 1 atau dengan kata lain persentase yang bahagia adalah

100% kemudian pedagang BNS dengan nilai indeks 0.93. Sedangkan nilai indeks

kebahagiaan terendah terdapat pada pekerjaan tukang parkir, PKL dan tukang ojek yang

berada pada kategori tidak bahagia dan memiliki persentase masyarakat yang belum

Page 151: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

131

bahagia sebanyak 100%, sehingga sangat signifikan dengan pekerjaan yang memiliki

nilai indeks tertinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar grafik indeks

kebahagiaan masyarakat lokal berdasarkan pekerjaan di sektor kegiatan wisata di bawah

ini.

Gambar 4.44 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pekerjaan di Sektor Kegiatan Wisata Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.44, dapat diketahui masyarakat lokal yang bekerja sebagai

pramuwisata, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), petugas keamanan (security),

pedagang BNS, travel agent, petugas pintu masuk dan pengelola atau pegawai catering

berada dalam kategori sangat bahagia. Untuk masyarakat lokal yang bekerja sebagai

pengelola atau pegawai warung berada dalam kategori bahagia. Masyarakat lokal yang

bekerja sebagai pengelola atau penjaga homestay berada pada kategori hampir bahagia

dan yang bekerja sebagai tukang parkir, PKL dan tukang ojek berada pada kategori tidak

bahagia.

Untuk indeks kebahagiaan berdasarkan pekerjaan pada masyarakat lokal yang

bekerja di sektor pendukung atau luar wisata memiliki nilai indeks tertinggi pada

perangkat desa dengan nilai indeks 1 kemudian tenaga medis dengan nilai indeks 0.93,

sedangkan nilai indeks terendah terdapat pada pekerjaan petani dengan nilai indeks

hanya 0.56. Berikut ini adalah grafik indeks kebahagiaan masyarakat lokal menurut

pekerjaan di sektor pendukung atau luar wisata.

0.37 0.37 0.38

0.61

0.72

0.85 0.87 0.89 0.93

1.00 1.00 1.00

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

tidak

bahagia

hampir bahagia

bahagia

sangat bahagia

Page 152: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

132

Gambar 4.45 Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lokal menurut Pekerjaan di Sektor Pendukung atau

Luar Wisata Sumber : Hasil Analisis,2016

Berdasarkan Gambar 4.45, dapat diketahui bahwa masyarakat lokal yang bekerja

sebagai perangkat desa, tenaga medis, pengelola atau pegawai salon, peternak dan

pegawai swasta berada pada kategori sangat bahagia. Masyarakat lokal yang bekerja

sebagai pengelola atau penjaga toko dan pengrajin berada pada kategori bahagia dan

petani berada pada kategori hampir bahagia. Perangkat desa, tenaga medis, peternak,

pegawai swasta dan petani merupakan masyarakat lokal yang bekerja pada sektor sarana

dan prasarana umum, sedangkan pengelola/pegawai salon, pengelola/pegawai toko serta

pengrajin merupakan masyarakat lokal yang bekerja pada sektor pendukung wisata.

Berikut ini adalah penjabaran lebih lanjut mengenai hubungan tingkat kebahagiaan

dengan kondisi sosial, demografi dan ekonomi masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo

dengan menggunakan analisis crosstabs.

4.4 Hubungan Tingkat Kebahagiaan dengan Kondisi Sosial, Demografi dan

Ekonomi Masyarakat Lokal

Hubungan tingkat kebahagiaan dengan kelompok umur, gender, tingkat

pendidikan, pendapatan per kapita dan jenis pekerjaan dapat diketahui dengan

menggunakan analisis crosstabs berdasarkan perhitungan pada Lampiran 17 (Hal L-56 –

L-60). Berikut ini adalah hasil perhitungan uji chi-square tingkat kebahagiaan dengan

kelompok umur, gender, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita dan jenis pekerjaan.

0.56

0.66 0.74

0.80 0.84 0.84

0.93 1.00

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

tidak bahagia

hampir bahagia

bahagia

sangat bahagia

Page 153: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

133

Tabel 4.12 Hasil Uji Chi-Square Tingkat Kebahagiaan dengan Kelompok Umur, Gender, Tingkat Pendidikan,

Pendapatan per Kapita dan Jenis Pekerjaan Value

(Pearson

Chi-Square

dF Hipotesa Pengambilan

Keputusan

Asymp.

Sig. (2

sided)

Pengambilan

Keputusan

Tingkat

Kebahagiaan_

Kelompok Umur

34.512a 12

H0: Tidak

ada

hubungan

H1: Ada

hubungan

antara

Jika Chi-

Square

Hitung <

Chi-Square

tabel, maka

H0 diterima

Jika Chi-

Square

Hitung >

Chi-Square

tabel, maka

H0 ditolak

34.512 > 21.03

H0 ditolak 0.001

Jika nilai

probabilitas

> 0.05

maka H0

diterima

Jika nilai

probabilitas

< 0.05

maka H0

ditolak

0.001< 0.05

H0 ditolak

Tingkat

Kebahagiaan_

Gender

11.872a 3

11.872 > 7.82

H0 ditolak 0.008

0.008< 0.05

H0 ditolak

Tingkat

Kebahagiaan_

Tingkat

Pendidikan

1.051E2a 15

1.051E2 > 25.00

H0 ditolak 0.000

0.000< 0.05

H0 ditolak

Tingkat

Kebahagiaan_

Pendapatan per

Kapita

1.287E2a 15

1.287E2> 25.00

H0 ditolak 0.000

0.000< 0.05

H0 ditolak

Tingkat

Kebahagiaan_

Jenis Pekerjaan

24.651a 3

24.651> 7.82

H0 ditolak 0.000

0.000< 0.05

H0 ditolak

Sumber : Hasil Perhitungan, 2017

Hubungan antara dua variabel pada analisis crosstabs dapat diketahui melalui

perbandingan chi square hitung dengan chi square tabel atau perbandingan nilai

probabilitas dengan nilai Asymp. Sig. (2-sided). Berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.12

dapat diketahui melalui perbandingan chi square maupun dengan nilai probabilitas, H0

ditolak yang artinya terdapat hubungan antara tingkat kebahagiaan dengan kelompok

umur, gender, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita dan jenis pekerjaan masyarakat

lokal di Desa Oro-Oro Ombo.

Berikut ini adalah hasil crosstabulation antara tingkat kebahagiaan kelompok umur,

gender, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita dan jenis pekerjaan dengan jumlah

terbanyak pada tiap kategori kebahagiaan dimana rincian hasil crosstabulation terdapat

pada Lampiran 17 (Hal L-56 – L-60).

Tabel 4.13 Crosstabulation

Kelompok Umur Gender Tingkat

Pendidikan

Pendapatan per Kapita

(per bulan) Jenis Pekerjaan

Tidak Bahagia 32%

(umur 44-52 tahun)

66%

(Perempuan)

50%

(SD)

62%

(<1.000.000)

80%

(Keg. Wisata)

Hampir Bahagia 31%

(umur 35-43 tahun)

59,8%

(Laki-Laki)

29.9%

(SMP)

32.2%

(1.000.001 – 1.500.000)

60.9%

(Keg. Pendukung)

Bahagia 42,7%

(umur 35-43 tahun)

59,8%

(Laki-Laki)

45.1%

(SMA)

29.3%

(1.500.001 – 2.000.000)

58.5%

(Keg. Pendukung)

Sangat Bahagia 35,8%

(umur 35-43 tahun)

61,7%

(Laki-Laki)

48.1%

(SMA)

25.9%

(1.500.001 – 2.500.000)

51.9%

(Keg. Wisata)

Sumber : Hasil Analisa, 2017

Page 154: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

134

Berdasarkan Tabel 4.13 masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang paling

banyak berada pada kategori tidak bahagia terdapat pada kelompok umur 44-52 tahun,

perempuan, lulusan SD, pendapatan per kapita < Rp 1.000.000 dan bekerja di sektor

kegiatan wisata. Berdasarkan hasil survei 2016, masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo

pada kelompok umur 44-52 tahun yang berada pada kategori tidak bahagia sebanyak 69%

adalah perempuan, 69% lulusan SD, 50% memiliki pendapatan per kapita < Rp 1.000.000

dan 31% bekerja sebagai PKL. Masyarakat lokal yang berjenis kelamin perempuan di Desa

Oro-Oro Ombo yang berada pada kategori tidak bahagia sebanyak 33% berada pada

kelompok umur 44-52 , 55% lulusan SD, 52% memiliki pendapatan per kapita < Rp

1.000.000 dan 33% bekerja sebagai penjaga homestay serta 30% bekerja sebagai PKL.

Sedangkan untuk masyarakat lokal dengan lulusan SD yang berada pada kategori

tidak bahagia sebanyak 44% berada pada kelompok umur 44-52 , 68% perempuan, 64%

memiliki pendapatan per kapita < Rp 1.000.000 dan 32% bekerja sebagai penjaga

homestay dan 28% bekerja sebagai PKL. Masyarakat lokal yang berpendapatan per kapita

< Rp 1.000.000 yang berada pada kategori tidak bahagia sebanyak 29% berada pada

kelompok umur 35-43 dan 44-52, 58% perempuan, 52% lulusan SD dan 42% bekerja

sebagai penjaga homestay.

Untuk masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata yang berada pada

kategori tidak bahagia sebanyak 35% berada pada kelompok umur 44-52 tahun, 73%

perempuan, 60% lulusan SD, 68% memiliki pendapatan per kapita < Rp 1.000.000 dan

30% bekerja sebagai penjaga homestay serta 25% bekerja sebagai PKL. Berdasarkan

penjabaran dari hasil survei 2016 tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat kecenderungan

masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang berada pada kategori tidak bahagia adalah

masyarakat lokal pada kelompok umur 44-52 tahun, perempuan, lulusan SD, memiliki

pendapatan per kapita < Rp 1.000.000 dan bekerja sebagai PKL maupun penjaga

homestay. Berikut ini adalah Gambar 4.46 konstribusi kecukupan domain masyarakat

yang tidak bahagia pada kelompok masyarakat tersebut.

Page 155: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

135

2%

23%

5%

14%

0% 16%

16%

14%

9%

Konstribusi Kecukupan Domain

Masyarakat Lokal pada Kelompok Umur

44-52 tahun yang Tidak Bahagia

5%

25%

11%

9% 1% 16%

16%

9%

9%

Konstribusi Kecukupan Domain

Masyarakat Lokal Perempuan yang

Tidak Bahagia

5%

26%

6%

13% 2%

18%

13%

11%

6%

Konstribusi Kecukupan Domain

Masyarakat Lokal Lulusan SD

yang Tidak Bahagia

8%

30%

10% 9% 0%

14%

19%

10% 0%

Konstribusi Kecukupan Domain

Masyarakat Lokal yang Memiliki

Pendapatan < Rp 1.000.000 yang

Tidak Bahagia

3%

14%

14%

10%

0% 21%

7%

10%

21%

Konstribusi Kecukupan Domain

PKL yang Tidak Bahagia

4%

33%

7% 11%

0%

15%

15%

15%

0%

Konstribusi Kecukupan Domain

Penjaga Homestay yang Tidak Bahagia

Kesejahteraan

Psikologis

Kesehatan

Pendidikan

Keragaman Budaya

Penggunaan Waktu

Tatanan Pemerintah

Vitalitas Komunitas

Keanekaragaman

Ekologi

Standar Hidup

Gambar 4.46 Konstribusi Kecukupan Domain Masyarakat Lokal yang Tidak Bahagia Sumber : Hasil Analisa, 2017

Berdasarkan Gambar 4.46, konstribusi kecukupan domain kesehatan dan tatanan

pemerintah cenderung tinggi dibandingkan dengan domain lainnya. Konstribusi kecukupan

domain keragaman budaya juga cukup tinggi namun, tergolong rendah pada masyarakat

bependapatan < Rp 1.000.000 yang tidak bahagia dan yang perempuan yang tidak bahagia.

Untuk konstribusi kecukupan domain vitalitas komunitas juga cukup tinggi namun,

tergolong rendah pada PKL yang tidak bahagia. Konstribusi kecukupan domain

Page 156: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

136

keanekaragaman ekologi juga cukup tinggi namun cukup rendah pada perempuan yang

tidak bahagia.

Kecukupan domain pendidikan masyarakat pada kelompok umur 44-52 tahun,

lulusan SD dan penjaga homestay yang tidak bahagia tergolong rendah namun, pada

perempuan, masyarakat berpendapatan < Rp 1.000.000 serta PKL yang tidak bahagia

tergolong masih cukup tinggi. Sedangkan, kecukupan domain standar hidup pada PKL

yang tidak bahagia tergolong tinggi tetapi tergolong sangat rendah pada masyarakat

berpendapatan < Rp 1.000.000 serta penjaga homestay.

Sehingga, apabila dicermati maka masyarakat lokal yang tidak bahagia cenderung

memiliki konstribusi kecukupan domain yang rendah pada domain kesejahteraan

psikologis dan pengggunaan waktu dibandingkan dengan domain yang lainnya. Domain

kesejahteraan psikologis sendiri mencakup kepuasan hidup, emosi positif, emosi negatif

dan spiritualitas. Kepuasan hidup masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo tergolong

rendah pada keseimbangan kerja (Gambar 4.14). Hal tersebut juga berkaitan dengan

kecukupan domain penggunaan waktu yang rendah, masyarakat lokal yang bekerja PKL

memiliki jam kerja 7 – 12 jam dan penjaga homestay memiliki jam kerja 7 – 10 jam (Tabel

4.3), dimana jam kerja normal adalah 8 jam.

Tingginya jam kerja PKL juga dapat disebabkan oleh pekerjaan sampingan yang

umumnya juga merupakan petani atau peternak, dimana hasil pertanian dan peternakan

tersebut dikelola kemudian dipasarkan di sekitar obyek wisata. Desa Oro - Oro Ombo

sendiri memiliki dua paguyuban PKL yang terletak di sekitar BNS, dimana kondisinya

belum tertata dengan rapi dan masih sering ditemukan sampah-sampah yang berserakan.

Letak paguyuban PKL yang berdekatan dengan obyek wisata juga memungkinkan

menimbulkan adanya kebisingan dan keramaian.

Penjaga homestay sendiri bekerja memenuhi kebutuhan penginap atau

membersihkan homestay, sedangkan apabila homestay sedang kosong maka dipergunakan

untuk bekerja sampingan. Namun, homestay saat ini sangat diminati oleh wisatawan yang

sekedar beristirahat atau yang menghabiskan akhir pekan di Kota Batu. Homestay di Desa

Oro-Oro Ombo sendiri sebagian besar berada di dekat obyek wisata BNS yang dinilai

sangat strategis karena dapat mudah ditemukan oleh wisatawan. Namun, hal tersebut juga

berdampak pada adanya kemacetan, polusi dan kebisingan di lingkungan tersebut.

Berdasarkan Tabel 4.13, masyarakat lokal yang paling banyak berada pada

kategori sangat bahagia terdapat pada kelompok umur 35-43 tahun, laki-laki, lulusan SMA,

pendapatan per kapita Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000 dan bekerja di sektor kegiatan wisata.

Page 157: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

137

Berdasarkan hasil survei 2016, masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo pada kelompok

umur 35-43 tahun yang berada pada kategori sangat bahagia sebanyak 66% adalah laki-

laki, 59% lulusan SMA, 38% memiliki pendapatan per kapita Rp 2.000.001 – Rp

2.500.000 dan 34% bekerja sebagai pengelola toko/minimarket.

Masyarakat lokal yang berjenis kelamin laki-laki di Desa Oro-Oro Ombo yang

berada pada kategori sangat bahagia sebanyak 44% berada pada kelompok umur 35-43

tahun , 60% lulusan SMA, 28% memiliki pendapatan per kapita Rp 1.500.001 – Rp

2.000.000 dan 26% memiliki pendapatan per kapita Rp 2.000.001 – Rp 2.500.000 serta

20% bekerja sebagai pengelola toko/minimarket. Sedangkan untuk masyarakat lokal

dengan lulusan SMA yang berada pada kategori sangat bahagia sebanyak 44% berada pada

kelompok umur 35- 43 , 69% laki-laki, 31% memiliki pendapatan per kapita Rp 2.000.001

– Rp 2.500.000 dan 28% bekerja sebagai pengelola toko/minimarket.

Masyarakat lokal yang berpendapatan per kapita Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000

yang berada pada kategori sangat bahagia sebanyak 38% berada pada kelompok umur 44-

52 tahun dan 33% berada pada kelompok umur 35-43 tahun, 67% laki-laki, 43% lulusan

SMA dan 14% bekerja sebagai pengelola toko/minimarket, 10% bekerja sebagai peternak,

10% bekerja sebagai pengelola warung/rumah makan, 10% bekerja sebagai pramuwisata

dan 10% bekerja sebagai pedagang di BNS.

Untuk masyarakat lokal pekerja di sektor kegiatan wisata yang berada pada

kategori sangat bahagia sebanyak 29% berada pada kelompok umur 35-43 tahun dan

kelompok umur 26-34 tahun, 67 % laki-laki, 52% lulusan SMA, 33% memiliki pendapatan

per kapita Rp 2.000.001 – Rp 2.500.000 dan 21% bekerja sebagai pengelola homestay,

dan 17% bekerja sebagai pengelola warung/rumah makan.

Berdasarkan penjabaran dari hasil survei 2016 tersebut dapat dikatakan bahwa

terdapat kecenderungan masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang berada pada

kategori sangat bahagia adalah masyarakat lokal pada kelompok umur 35 - 43 tahun, laki-

laki, lulusan SMA, memiliki pendapatan per kapita Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000 dan

bekerja sebagai pengelola toko/minimarket. Berikut ini adalah konstribusi kecukupan

domain masyarakat yang sangat bahagia pada kelompok masyarakat tersebut.

Page 158: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

138

10%

14%

11%

12%

10%

9%

14%

10%

12%

Konstribusi Kecukupan Domain

Masyarakat Lokal Umur 35-43 yang

Sangat Bahagia

10%

12%

11%

12%

12%

9%

12%

10%

12%

Konstribusi Kecukupan Domain Laki-

Laki yang Sangat Bahagia

11%

13%

12%

11% 11%

9%

12%

9%

12%

Konstribusi Kecukupan Domain Lulusan

SMA yang Sangat Bahagia

11%

12%

12%

11%

11%

11%

11%

9%

13%

Konstribusi Kecukupan Domain

Masyarakat yang Berpendapatan

Rp 1.500.001 - Rp 2.500.000 yg

Sangat Bahagia

13%

13%

10%

13% 13%

5%

13%

10%

11%

Konstribusi Kecukupan Domain pada Pengelola Toko

yg Sangat Bahagia

Kesejahteraan Psikologis

Kesehatan

Pendidikan

Keragaman Budaya

Penggunaan Waktu

Tatanan Pemerintah

Vitalitas Komunitas

Keanekaragaman Ekologi

Standar Hidup

Gambar 4.47 Konstribusi Kecukupan Domain Masyarakat Lokal yang Sangat Bahagia Sumber : Hasil Analisa, 2017

Berdasarkan Gambar 4.47, sembilan domain berkonstribusi pada kebahagiaan

masyarakat Desa Oro-Oro Ombo. Domain kesejahteraan psikologis, kesehatan,

pendidikan, keragaman budaya, penggunaan waktu, vitalitas komunitas dan standar hidup

memiliki konstribusi nilai yang relatif tinggi dibandingkan dengan domain lainnya. Untuk

domain keanekaragaman ekologi tergolong memiliki konstribusi yang rendah pada

Page 159: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

139

masyarakat lokal lulusan SMA dan masyarakat lokal berpendapatan Rp 1.500.001 – Rp

2.500.000 yang sangat bahagia. Sedangkan, pada domain tatanan pemerintah memiliki

konstribusi yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan lainnya.

Dapat dikatakan bahwa masyarakat lokal Desa Oro-Oro Ombo yang sangat bahagia

tidak membutuhkan konstribusi kecukupan yang tinggi pada domain tatanan pemerintah.

Domain tatanan pemerintah sendiri meliputi indikator kebebasan politik, partisipasi politik,

kinerja pemerintah dan penyediaan layanan. Berdasarkan pada penjabaran kecukupan

indikator diketahui bahwa persentase masyarakat lokal yang memenuhi kecukupan

indikator kebebasan politik, partisipasi politik, kinerja pemerintah dan penyediaan layanan

sudah tinggi (>50%). Namun, apabila dicermati lebih lanjut, persentase masyarakat lokal

yang merasa kinerja pemerintah khususnya pada bidang lingkungan dan budaya serta

penyediaan layanan khususnya pembuangan limbah masih tergolong rendah (<50%).

4.5 Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Lokal terhadap Keberadaaan Kegiatan

Wisata

Berdasarkan hasil analisa tingkat kebahagiaan dengan menggunakan Gross

National Happiness Index (GNHI), dapat diketahui secara umum masyarakat lokal berada

pada kategori bahagia dengan adanya keberadaan kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo

karena kedua kelompok masyarakat yaitu masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata berada pada kategori bahagia dan yang bekerja di sektor kegiatan pendukung atau

luar wisata berada pada kategori sangat bahagia. Namun, masyarakat lokal yang bekerja di

sektor pendukung atau luar wisata memiliki nilai indeks kebahagiaan lebih tinggi

dibandingkan dengan masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata. Berikut ini

adalah penjabarannya.

1. 62% masyarakat lokal Dusun Gondorejo yang bekerja di sektor kegiatan wisata

berada pada kategori belum bahagia. Dusun Gondorejo merupakan dusun yang

memiliki wilayah paling kecil dibandingkan dengan dusun lainnya. Dusun

Gondorejo sendiri memiliki jarak terhadap pusat Kota Batu (3 Km) lebih dekat dan

memiliki akses jalan yang lebih mudah dibandingkan Dusun Dresel. Namun, Dusun

Dresel memiliki kelebihan pada kondisi geografisnya. Selain itu, di Dusun

Gondorejo belum terdapat obyek/atraksi wisata sehingga opportunity masyarakat

lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata lebih sedikit dibandingkan di Dusun

Krajan maupun Dusun Dresel.

Page 160: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

140

Dusun Krajan merupakan pusat kegiatan dan pusat pemerintahan di Desa Oro-Oro

Ombo, selain itu juga terdapat obyek wisata Batu Night Spectacular (BNS)

sehingga banyak kegiatan wisata yang berkembang di lingkungan tersebut.

Demikian pula pada Dusun Dresel yang memiliki bentang alam dan geografis yang

dekat dengan hutan alam dan sumber mata air sehingga pengembangan wisata juga

pesat khususnya wisata alam yaitu Coban Rais dan Peternakan Kuda Megastar.

Dengan adanya pengembangan pariwisata pada Dusun Krajan dan Dusun Dresel

maka opportunity masyarakat lokal juga semakin besar.

2. 63% perempuan yang bekerja di sektor kegiatan wisata berada pada kategori belum

bahagia. Berdasarkan hasil survei 2016, perempuan yang bekerja di sektor kegiatan

wisata umumnya bekerja sebagai PKL, pengelola/pegawai warung,

pengelola/pegawai catering dan pengelola/penjaga homestay. Perempuan yang

belum bahagia memiliki konstribusi kecukupan domain yang rendah pada

penggunaan waktu dan keragaman budaya. Pengunaan jam kerja perempuan yang

banyak dapat disebabkan oleh adanya pekerjaan sampingan atau yang juga bertugas

menjadi ibu rumah tangga (IRT).

3. Adanya pembagian kerja pada sektor kegiatan wisata yang ditentukan oleh

POKDARWIS berdasarkan kualifikasi pendidikan sehingga masyarakat lokal yang

memiliki tingkat pendidikan minimal lulusan SMA lebih banyak memiliki

kesempatan kerja pada bidang yang lebih baik dan mampu membawa kesejahteraan

bagi pekerjanya. Namun, masyarakat lokal lebih banyak yang merupakan lulusan

TK, SD dan SMP (Profil Desa Oro-Oro Ombo 2016). Berdasarkan hasil survei

2016, masyarakat lokal tidak tamat SD yang bekerja pada sektor kegiatan wisata

umumnya memiliki pekerjaan sebagai tukang parkir, PKL dan penjaga homestay.

Sedangkan pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar

wisata tidak terikat oleh adanya peraturan tersebut. Hal tersebut terlihat dari adanya

perbandingan yang signifikan antara indeks kebahagiaan masyarakat lokal yang

tidak tamat SD, lulusan SD dan lulusan SMP pada kedua kelompok.

4. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kebahagiaan menurut jenis pekerjaan , indeks

kebahagiaan yang paling tinggi dimiliki masyarakat lokal yang bekerja sebagai

pramuwisata, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) , petugas keamanan dan

perangkat desa dengan nilai indeks kebahagiaan 1, dapat dikatakan masyarakat

lokal yang memiliki pekerjaan tersebut 100% berada pada kategori bahagia.

Sedangkan yang indeks kebahagiaan terendah adalah masyarakat lokal yang

Page 161: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

141

bekerja sebagai tukang parkir, PKL, tukang ojek dan petani atau yang bekerja pada

sektor informal. Masyarakat lokal yang bekerja pada sektor formal atau berkaitan

langsung dengan pariwisata lebih banyak memiliki opportunity dibandingkan

dengan masyarakat lokal yang bekerja pada sektor informal atau bekerja di bagian

kecil dari obyek wisata.

Lebih lanjut menggunakan analisis crosstabs, dapat diketahui bahwa terdapat

adanya hubungan antara tingkat kebahagiaan dengan kelompok umur, gender, tingkat

pendidikan, pendapatan dan jenis pekerjaan di Desa Oro-Oro Ombo.

1. Masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang berada pada kategori tidak bahagia

cenderung pada kelompok umur 44-52 tahun, perempuan, lulusan SD, memiliki

pendapatan per kapita < Rp 1.000.000 dan bekerja sebagai PKL maupun penjaga

homestay. Kelompok masyarakat yang berada pada kategori tidak bahagia

cenderung memiliki konstribusi kecukupan domain yang rendah pada domain

kesejahteraan psikologis dan pengggunaan waktu dibandingkan dengan domain

yang lainnya.

2. Masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang berada pada kategori sangat bahagia

cenderung pada masyarakat lokal kelompok umur 35 - 43 tahun, laki-laki, lulusan

SMA, memiliki pendapatan per kapita Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000 dan bekerja

sebagai pengelola toko/minimarket. Kelompok masyarakat yang berada pada

kategori sangat bahagia memiliki konstribusi kecukupan domain yang tinggi pada

domain kesejahteraan psikologis, kesehatan, pendidikan, keragaman budaya,

penggunaan waktu, vitalitas komunitas dan standar hidup.

4.6 Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil analisa indeks kebahagiaan menggunakan Gross National

Happiness Index dan hubungan tingkat kebahagiaan dengan kondisi sosial, demografis dan

ekonomi dapat diketahui bahwa masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang berada

pada kategori tidak bahagia cenderung pada kelompok umur 44-52 tahun, perempuan,

lulusan SD, memiliki pendapatan per kapita < Rp 1.000.000 dan bekerja sebagai PKL

maupun penjaga homestay. Berikut ini adalah Tabel 4.14 rekomendasi untuk masyarakat

lokal yang berada pada kategori tidak bahagia yang didasarkan pada kecukupan indikator

dan variabel nya.

Page 162: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

142

Tabel 4.14 Konstribusi Kecukupan Indikator dan Variabel pada Masyarakat Lokal yang berada pada Kategori Tidak Bahagia dan Rekomendasi Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

Kesejahteraan

Psikologis (8%) Kepuasan Hidup (8%)

Kesehatan (cukup puas-sangat tidak puas) (40%)

Fasilitas kesehatan di Desa Oro-Oro Ombo di setiap dusun telah tersedia yaitu posyandu, serta polindes, rumah bersalin dan

rumah berobat di Dusun Krajan

Belum terdapat adanya fasilitas kesehatan

rumah sakit di Desa Oro-Oro Ombo (Hasil Survei,2016)

Meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan secara bertahap

Pengembangan kawasan rumah sakit di Desa Oro-Oro Ombo (Renstra Bappeda

Kota Batu 2012-2017)

Pekerjaan (cukup puas- sangat tidak puas) (70%)

Masih terdapat masyarakat lokal yang bekerja pada bagian kecil dari kegiatan

wisata

Masyarakat yang bekerja dengan cukup banyak waktu namun tidak berbanding lurus dengan gaji/pendapatan yang diperoleh

(PKL, tukang ojek, petani)

Pekerja yang tidak memiliki tempat tetap atau berpindah-pindah sehingga

penghasilannya tidak menentu (PKL)

(Hasil Survei,2016)

Dusun Gondorejo belum memililki obyek/atraksi wisata sehingga opportunity

masyarakat lokal yang bekerja di sektor

kegiatan wisata lebih sedikit dibandingkan di Dusun Krajan maupun Dusun Dresel

(Hasil Analisis,2016)

Penataan PKL di sekitar obyek wisata BNS

Penyelenggaraan pelatihan dan pembinaan secara kontinuitas terhadap

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan obyek dan daya tarik

wisata

Pengembangan potensi kegiatan wisata di Dusun Gondorejo khususnya pada jasa perjalanan wisata, informasi wisata dan

pramuwisata yang belum banyak terdapat

di Desa Oro-Oro Ombo

Hubungan keluarga

(cukup puas-sangat tidak puas) (17%) Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 83%

Standar hidup

(cukup puas-sangat tidak puas) (90%)

Sebanyak 98% masy. yang tidak bahagia memiliki pendapatan < 2.000.001, 38% tinggal di tempat tinggal bukan milik

sendiri dan 80% tinggal di rumah dengan

konstruksi semi permanen/non permanen. (Hasil Survei,2016)

Standar hidup layak meliputi kebutuhan pangan dan non pangan yang harus dipenuhi (BPS, 2010) dimana biaya

Penyediaan rumah sederhana layak huni bagi masyarakat kurang mampu (RPJMD

Kota Batu 2012-2017)

Memberikan bantuan sosial untuk

pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat RTM melalui kelompok usaha bersama

(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi

sejenis lainnya

Penyediaan layanan serta akses fasilitas

Page 163: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

143

Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

konsumsi yang dibutuhkan masyarakat semakin tinggi, sehingga sebagian besar

pendapatan hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan

Masih terdapat masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang masuk dalam kategori

Rumah Tangga Miskin (RTM) (RPJM Desa 2016-2021)

sarana-prasarana khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu

Keseimbangan kerja

(cukup puas-sangat tidak puas) (66%)

Masih terdapat masyarakat yang bekerja sampingan sehingga jam kerja melebihi jam

kerja normal (>8 jam)

(Hasil Survei,2016)

Penetapan jam kerja normal yaitu kurang

lebih 8 jam sehingga memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat

Menetapkan spesifikasi pekerjaan/jobdesk yang jelas sehingga tidak terdapat adanya masyarakat yang

bekerja tumpang tindih

Emosi Positif (66%)

Perasaan Empati (jarang – tidak pernah) (18%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel perasaan empati sudah tinggi yaitu 82%

Perasaan Murah Hati (jarang – tidak pernah) (32%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel perasaan murah hati sudah tinggi yaitu 68%

Perasaan Memaafkan

(jarang – tidak pernah) (18%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel perasaan memaafkan sudah

tinggi yaitu 82%

Perasaan Puas / bersyukur

(jarang – tidak pernah) (26%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel perasaan puas/bersyukur sudah

tinggi yaitu 74%

Perasaan Tenang (jarang – tidak pernah) (36%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel perasaan tenang sudah tinggi yaitu 64%

Emosi Negatif (662%)

Perasaan Egois

(kadang – sering) (30%)

Perasaan Cemburu (kadang – sering) (20%)

Perasaan Marah (kadang – sering) (26%)

Perasaan Takut

(kadang – sering) (34%)

Page 164: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

144

Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

Perasaan Khawatir (kadang – sering) (46%)

Spiritualitas (50%)

Berdoa/mengakui dosa

(jarang – tidak pernah) (8%)

Kegiatan keagamaan di Desa Oro-Oro Ombo intensitasnya semakin berkurang (Hasil Wawancara, 2017)

Fasilitas peribadatan membutuhkan renovasi (RPJM Desa Oro-Oro Ombo

2015-2021)

Mengoptimalkan peran lembaga sosial keagamaan yang berada di Desa Oro-

Oro Ombo, untuk meningkatkan

pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan

Menyediakan dan meningkatkan kualitas fasilitas kegiatan keagamaan

Meningkatkan pengembangan agama melalui organisasi budaya yang telah ada di Desa Oro-Oro Ombo (terbang

jidor dan khadrah)

Ibadah sesuai syariat

(jarang – tidak pernah) (18%)

Keikutsertaan kegiatan rohani (jarang – tidak pernah) (48%)

Gambaran diri dalam hal spiritual (kurang - tidak) (20%)

Kesehatan (25%)

Kesehatan Diri (54%) Kondisi kesehatan 1 bulan terakhir

(cukup baik –sangat tidak baik) (46%) Fasilitas kesehatan di Desa Oro-Oro Ombo

di setiap dusun telah tersedia yaitu

posyandu, namun polindes, rumah bersalin dan rumah berobat masih terpusat di Dusun

Krajan

Belum terdapat adanya fasilitas kesehatan rumah sakit di Desa Oro-Oro Ombo

(Hasil Survei,2016)

Meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan secara bertahap

Pengembangan kawasan rumah sakit di Desa Oro-Oro Ombo (Renstra Bappeda

Kota Batu 2012-2017)

Kesehatan Sehari-hari (66%) Jumlah hari sehat selama 1 bulan terakhir

(< 21 hari) (46%)

Tidak Difabel (100%) Difabel (0%) Persentase masyarakat yang memenuhi

kecukupan variabel tidak difabel sudah tinggi

Pendidikan (11%)

Keaksaraan (76%) Tidak mampu membaca dan menulis / buta

huruf (24%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel keaksaraan sudah tinggi yaitu

76%

Kualifikasi Pendidikan (26%) Tidak tamat pendidikan wajib belajar 12 tahun (74%)

Masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo paling banyak merupakan lulusan SD/MI (24,9%)

(Profil Desa Oro-Oro Ombo 2016)

Masih tingginya angka putus sekolah,

Angka meneruskan sekolah masih rendah

Ketidakmampuan dari faktor ekonomi

Rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan

(RPJM Desa Oro-Oro Ombo 2016-2021)

Menyediakan program pendidikan kejar paket A, B, C, D beserta pelatihan dasar

tenaga kerja

Mengembangkan lembaga pendidikan berbasis pariwisata seperti SMK

pariwisata

Pengetahuan (38%) Pengetahuan sejarah lokal dan nasional Organisasasi seni budaya lebih banyak Pembangunan gedung kesenian dan

Page 165: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

145

Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

(cukup baik-sangat tidak baik) (56%) diminati masyarakat lokal yang berusia lanjut dan kurang diminati oleh kaum remaja

Masih minimnya sarana prasarana kegiatan budaya

Perkembangan wisata membawa dampak pada perubahan teknologi dimana perubahan teknologi lebih cepat dibanding perubahan

budaya dan kepercayaan (Goode, 2007) sehingga memungkinkan untuk diadaptasi

dan diterapkan masyarakat

teater di Desa Oro-Oro Ombo guna menarik minat masyarakat lokal dalam

mengembangkan kesenian dan kebudayaan lokal daerah

Mengoptimalkan dan menambahkan sarana dan prasarana pada kegiatan

budaya yang telah ada seperti terbang jidor,khadrah, drum band, reog, kuda

lumping dll sehingga menarik minat

kaum remaja dan dapat dijadikan wadah untuk mempelajari pengetahuan

mnegenai sejarah maupun lagu lokal

Pengetahuan lagu tradisional dan nasional

(cukup baik-sangat tidak baik) (66%)

Pengetahuan tatanan pemerintah

(cukup baik-sangat tidak baik) (48%)

Data dan informasi pemerintahan yang masih

sulit untuk diakses

Meningkatkan kemudahan akses data dan

informasi tentang pemerintahan Desa Oro-Oro Ombo yang valid dapat diletakkan

pada papan pengumuman desa, dibentuk brosur/leaflet maupun di website

Norma (60%)

Persepsi mengenai tindak pembunuhan (kadang benar) (8%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel persepsi mengenai tindak pembunuhan sudah tinggi yaitu 92%

Persepsi mengenai tindak pencurian

(kadang benar) (10%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel persepsi mengenai tidank

pencurian sudah tinggi 90%

Persepsi mengenai tindak kebohongan (kadang benar) (38%)

Adanya kontak dengan budaya lain dapat

menimbulkan adanya toleransi dalam perbuatan menyimpang, salah satunya yaitu

sikap saling membohongi yang biasanya

dilakukan masyarakat dengan wisatawan akibat tidak terdapat adanya hubungan yang

mendalam (Nasir, 2014)

Meningkatkan kapasitas SDM masyarakat

lokal melalui pelatihan dan sosialisasi

sebagai tuan rumah dalam kegiatan wisata

Persepsi mengenai tindak pelecehan seksual

(kadang benar) (0%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel persepsi mengenai tindak

pelecehan seksual sudah tinggi yaitu 100%)

Keragaman Budaya (8%)

Bahasa (28%) Kefasihan dalam berbahasa Indonesia (cukup baik-sangat tidak baik) (72%)

Masyarakat lokal masih banyak yang menggunakan bahasa daerah atau bahasa Jawa

Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui peran lembaga sosial

Partisipasi Budaya (40%) Partsipasi dalam kegiatan sosial-budaya 1

bulan terakhir (jarang-tidak pernah) (60%) Organisasasi seni budaya lebih banyak

diminati masyarakat lokal yang berusia

lanjut dan kurang diminati oleh kaum

remaja

Pembangunan gedung kesenian dan teater di Desa Oro-Oro Ombo guna

menarik minat masyarakat lokal dalam

mengembangkan kesenian dan Keterampilan Seni (22%)

Keahlian dalam keterampilan seni (cukup baik-sangat tidak baik) (78%)

Page 166: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

146

Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

Sarana dan prasarana seni dan budaya belum memadai

kebudayaan lokal daerah

Mengembangkan wisata budaya di Desa Oro-Oro Ombo yaitu makam pesarehan

leluhur desa maupun melalui kegiatan

budaya (bantengan, reog, karawitan)

Mengoptimalkan dan menambahkan sarana dan prasarana pada kegiatan

budaya yang telah ada seperti terbang jidor,khadrah, drum band, reog, kuda

lumping dll sehingga menarik minat

kaum remaja dan dapat dijadikan wadah untuk mempelajari pengetahuan

mnegenai sejarah maupun lagu lokal

Penggunaan

Waktu (1%)

Jam Kerja (6%) Lama waktu kerja diatas jam kerja normal (>

8 jam) (94%) Masih terdapat masyarakat yang bekerja

sampingan sehingga jam kerja melebihi jam

kerja normal (>8 jam) (Hasil Survei,2016)

Penetapan jam kerja normal yaitu kurang lebih 8 jam sehingga memiliki waktu

yang cukup untuk beristirahat

Menetapkan spesifikasi pekerjaan/jobdesk yang jelas sehingga

tidak terdapat adanya masyarakat yang

bekerja tumpang tindih

Jam Tidur (4%) Lama waktu tidur / istirahat kurang dari jam tidur/istirahat normal

(<8 jam) (96%)

Tatanan Pemerintah (15%)

Kebebasan Politik (12%)

Kebebasan berbicara dan berpendapat

(cukup memiliki-sangat tidak memiliki)

(54%)

POKDARWIS sebagai lembaga pengatur kegiatan wisata biasanya mengambil beberapa

perwakilan (2-3 orang) saja dari kelompok-

kelompok masyarakat dalam perencanaan wisata

Membentuk forum diskusi publik maupun musyawarah pada tingkat RT/RW, dusun,

Desa secara kontinu dengan harapan dapat

menjaring aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat

Hak untuk memilih

(cukup memiliki-sangat tidak memiliki) (14%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 86%

Hak untuk bergabung dengan partai politik

pilihan (cukup memiliki-sangat tidak

memiliki) (66%)

Rendahnya partisipasi masyarakat pada kegiatan politik

Tingkat pendidikan politik masyarakat yang masih rendah

Kurangnya peran serta dan fungsi lembaga-lembaga sosial dan politik

masyarakat dalam rangka meningkatkan harmonisasi dan demokratisasi

Pembentukan dan pengembangan lembaga pembinaan politik di Desa Oro-Oro Ombo

Page 167: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

147

Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

(Renstra Kota Batu 2012-2017)

Hak untuk membentuk asosia atau menjadi anggota asosiasi (cukup memiliki-sangat tidak

memiliki) (24%)

Persentase masyarakat yang memenuhi

kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 76%

Mempertahankan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membentuk

asosiasi maupun menjadi anggota asosiasi

Hak untuk akses dan bergabung dlm layanan

publik (memiliki-sangat memiliki) (12%)

Persentase masyarakat yang memenuhi

kecukupan sudah tinggi yaitu 88%

Mempertahankan dan meningkatkan akses

dan layanan publik untuk masyarakat

Hak untuk upah yg sama untuk pekerjaan

yang sama nilainya (cukup memiliki-sangat tidak memiliki) (74%)

Karakteristik masyarakat desa yang cenderung

homogen dalam pekerjaan, dimana kegiatan wisata yang mendominasi adalah jasa

akomodasi (64%) dan penyediaan jasa

makanan dan minuman (21%) sehingga persaingan kerja juga tinggi

Melakukan diversifikasi produk pariwisata secara bertahap sesuai tuntutan pasar wisatawan agar

mengurangi persaingan dalam usaha

Mengidentifikasi dan mengembangkan potensi kegiatan wisata khususnya pada jasa perjalanan wisata, informasi wisata

dan pramuwisata yang belum banyak

terdapat di Desa Oro-Oro Ombo

Kebebasan diskrimasi (cukup memiliki-sangat tidak memiliki) (24%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi

Partisipasi Politik (78%)

Keikutsertaan voting

(jarang – tidak pernah) (12%) Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 88%

Keikutsertaan pertemuan masyarakat

(jarang – tidak pernah) (40%) Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 60%

Kinerja Pemerintah (12%)

Kinerja pada bidang tenaga kerja

(cukup baik-sangat tidak baik) (70%)

Masih terdapat 19,7% masyarakat yang belum bekerja atau menganggur

Pihak penanam modal/investor telah diwajibkan untuk mengambil tenaga kerja dari masyarakat lokal namun, unsur

keterampilan dan kualifikasi pendidikan masyarakat masih banyak yang belum

memenuhi

Meningkatkan pelatihan dan pembinaan

secara kontinuitas terhadap masyarakat

dalam pengembangan obyek dan daya tarik wisata

Kinerja pada bidang kesetaraan

(cukup baik-sangat tidak baik) (24%) Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 76%

Kinerja pada bidang pariwisata (cukup baik-sangat tidak baik) (78%)

Rendahnya SDM pemerintah Desa yang berdampak pada penguasaan dan

pemahaman hukum sehingga menyebabkan adanya kegagalan dalam pembuatan produk

serta langkah hukum yang berhubungan

Meningkatkan kualitas SDM dengan program pelatihan dan penyuluhan, serta memberikan sertifikasi komptensi

kerja/sertifikasi profesi kepada

Page 168: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

148

Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

kerjasama pihak ketiga (investor masih enjadi pemegang keuntungan terbesar dari

potensi wisata desa) (RPJM Desa 2015-2021)

Penyuluhan pariwisata oleh POKDARWIS hanya dilaksanakan pada perwakilan

kelompok saja

Tidak semua kelompok masyarakat tergabung pada paguyuban (tukang ojek,

warung/ rumah makan)

Masih minimnya keberadaan pusat informasi pariwisata

masyarakat yang berperan dalam pariwisata

Membentuk forum diskusi publik maupun musyawarah pada tingkat

RT/RW, dusun, Desa secara kontinu dengan harapan dapat menjaring aspirasi

dari seluruh lapisan masyarakat

Mengidentifikasi dan mengembangkan potensi kegiatan wisata khususnya pada

jasa perjalanan wisata, informasi wisata

dan pramuwisata yang belum banyak terdapat di Desa Oro-Oro Ombo

Kinerja pada bidang lingkungan budaya (cukup baik-sangat tidak baik) (76%)

Belum terdapat adanya pengolahan sampah, minimnya fasilitas kebersihan

Sarana prasarana budaya yang kurang memadai

Belum adanya kemitraan dengan swasta berkaitan untuk pengelolaan sampah demi

menjamin kebersihan

Merumuskan konsep dan regulasi pengembangan pariwisata (PERDA) dengan mempertimbangkan berbagai

aspek khususnya kelestarian lingkungan

dan keberlanjutan, mengingat Desa Oro-Oro Ombo juga memiliki banyak potensi

alam

Pembangunan gedung kesenian dan teater di Desa Oro-Oro Ombo guna menarik minat masyarakat lokal dalam

mengembangkan kesenian dan kebudayaan lokal daerah

Menjalin kemitraan dengan investor berkaitan dengan pengelolaan sampah

Penyediaan Layanan (46%)

Pelayanan kesehatan

(cukup baik-sangat tidak baik) (32%)

Fasilitas kesehatan di Desa Oro-Oro Ombo di setiap dusun telah tersedia yaitu

posyandu, namun polindes, rumah bersalin dan rumah berobat masih terpusat di Dusun

Krajan

Belum terdapat adanya fasilitas kesehatan rumah sakit di Desa Oro-Oro Ombo

(Hasil Survei,2016)

Meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan secara bertahap

Pengembangan kawasan rumah sakit di Desa Oro-Oro Ombo (Renstra Bappeda Kota Batu 2012-2017)

Pelayanan pembuangan limbah

(cukup baik-sangat tidak baik) (78%) Minimnya fasilitas pengolahan limbah

komunal

Mengembangkan infrastruktur

pengolahan air limbah komunal dan

Page 169: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

149

Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

Minimnya fasilitas kebersihan yang berupa tempat sampah di setiap ruas jalan

fasilitas penyehatan lingkungan permukiman

Merealisasikan rancangan program POKDARWIS terkait pengelolaan

sampah

Mengembangkan infrastruktur pengelolaan persampahan.

Pelayanan akses listrik dan pasokan air

(cukup baik-sangat tidak baik) (18%)

Persentase masyarakat yang memenuhi

kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 82%

Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan akses listrik dan pasokan air

Menyediakan PJU pada beberapa titik jalan yang masih gelap dan kurang aman

untuk pengendara maupun masyarakat pada malam hari

Vitalitas

Komunitas (15%)

Keamanan (46%) Tindak kejahatan di lingkungan sekitar

(kadang-sering) (54%)

Fasilitas keamanan masih kurang merata

Masih terdapat beberapa tempat yang belum memiliki PJU

Petugas keamanan (LINMAS) Desa Oro-Oro Ombo masih kurang aktif ikut serta dalam

kegiatan wisata (RPJM Desa Oro-Oro Ombo 2015-2021)

Pemerataan fasilitas keamanan

Meningkatkan partisipasi petugas keamanan (LINMAS) dan masyarakat Desa Oro-Oro Ombo untuk ikut serta

dalam kegiatan wisata

Hubungan Keluarga (72%)

Keakraban dan kenyamanan dengan keluarga

(cukup kuat – sangat tidak kuat) (28%) Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi 72%

Kepercayaan dengan keluarga

(cukup kuat – sangat tidak kuat (28%) Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi 72%

Hubungan Masyarakat (74%)

Keakraban dan kenyamanan dengan masy. (cukup kuat – sangat tidak kuat) (22%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi 78%

Kepercayaan dengan masy. (cukup kuat – sangat tidak kuat (28%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi 72%

Keanekaragaman Ekologis (9%)

Polusi (34%)

Kondisi kualitas air tidak baik (berasa,

berwarna, berbau) (2%) Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 98%

Kondisi kualitas udara tidak baik (berpolusi, bising) (62%)

Minimnya fasilitas kebersihan, tidak terdapat adanya berupa tempat sampah di

setiap ruas jalan setiap sampah berserakan dan menimnulkan bau tidak sedap

khususnya disekitar area wisata

Dengan meningkatnya kebutuhan lahan

Pengembangan kegiatan pelayanan dan pengolahan persampahan yang dapat

dilakukan dengan melakukan kemitraan dengan pihak investor atau swasta

Penyediaan dan penambahan jumlah tempat sampah khususnya di jalan-jalan

Page 170: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

150

Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

parkir, maka terdapat kendaraan yang masih menggunakan badan jalan sekitar obyek

wisata untuk parkir yang dapat mengakibatkan kemacetan dan kebisingan

serta polusi

(Hasil Survei,2016)

utama menuju lokais wisata

Penataan lahan parkir yang jelas dan tegas

Kondisi kualitas tanah tidak baik (6%) Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 94%

Tanggung Jawab terhadap

Lingkungan (22%)

Tanggung jawab pada lingkungan (cukup bertanggung jawab-sangat tidak bertanggung

jawab) (78%)

Kesadaran dan pemahaman pelaku usaha wisata maupun masyarakat untuk menjaga

dan bertanggung jawab terhadap lingkungan masih cukup lemah hal tersebut terlihat dari

banyaknya sampah yang berserakan khususnya pada sekitar obyek/kegiatan

wisata

Belum ada peraturan sanksi terhadap ketidakpatuhan pelaku usaha terhadap kelestariaan lingkungan

(Hasil Survei,2016)

Mengembangkan pengelolaan usaha pariwisata yang peduli terhadap

lingkungan

Meningkatkan kesadaran pelaku usaha pariwisata terhadap kelestariaan

lingkungan

Menetapkan peraturan sanksi/denda bagi

masyarakat atau pelaku usaha wisata yang menimbulkan

kerusakan/pencemaran pada lingkungan (denda bagi yang membuang sampah

sembarangan)

Meningkatkan kegiatan wisata alam sekaligus menanamkan gerakan untuk cinta alam dan menciptakan tanggung

jawab pada lingkungan sekitar

Isu Perkotaan (38%)

Perhatiaan terhadap isu-isu perkotaan seperti

kemacetan, RTH tidak memadai, polusi dsb (cukup memperhatikan – sangat tidak

memperhatikan) (62%)

Kepekaan dan kesadaran masyarakat terhadap

isu-isu atau permasalahan perkotaan yang ada

di lingkungan sekitar masih lemah

Meningkatkan kesadaran dan kepekaan pelaku usaha pariwisata maupun

masyarakat terhadap permasalahan perkotaan yang terjadi di lingkungan

sekitarnya

Meningkatkan kegiatan wisata alam sekaligus menanamkan gerakan untuk cinta alam dan menciptakan kepekaan

pada permsalahan di lingkungan sekitar

Standar Hidup

(6%) Pendapatan (2%) Pendapatan < 2.000.001 (98%)

POKDARWIS sebagai lembaga yg mengatur kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo memiliki persyaratan dalam

perekrutan tenaga kerja yang disesuaikan

Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui program pemberdayaan di

bidang pariwisata

Mengalokasikan anggaran pemerintah

Page 171: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

151

Konstribusi

Kecukupan Domain

Persentase yang memenuhi Kecukupan Indikator

Persentase Pemenuhan Variabel Permasalahan Rekomendasi

dengan kemampuan, keterampilan dan tingkat pendidikan, namun masih banyak

masy. yang hanya lulusan SD/MI sehingga bekerja pada bagian kecil dari kegiatan

wisata

Masyarakat yang bekerja dengan cukup banyak waktu namun tidak berbanding lurus dengan gaji/pendapatan yang diperoleh

(PKL, tukang ojek, petani)

Pekerja yang tidak memiliki tempat tetap atau berpindah-pindah sehingga penghasilannya tidak menentu (PKL)

(Hasil Survei,2016)

Masih terdapat masyarakat lokal di Desa

Oro-Oro Ombo yang masuk dalam kategori Rumah Tangga Miskin (RTM) (RPJM Desa

2016-2021)

Iklim persaingan usaha/kerja yang semakin meningkat

untuk mengembangkan obyek dan daya tarik wisata yang berbasis masyarakat

khususnya pada potensi Desa Oro-Oro Ombo di wisata alam yaitu wisata

Coban Rais dan wisata budaya

Membentuk bantuan sosial untuk

pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat RTM melalui kelompok usaha bersama

(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi

sejenis lainnya

Meningkatkan kapasitas SDM masyarakat lokal melalui pelatihan dan sosialisasi

Asset (62%) Tidak memiliki kepemilikan asset (rumah/tanah) (38%)

Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 62%

Kualitas Rumah (5%)

Tempat tinggal bukan milik sendiri/pribadi

(38%) Persentase masyarakat yang memenuhi kecukupan variabel sudah tinggi yaitu 62%

Konstruksi rumah semi atau non permanen

(80%)

Standar hidup layak meliputi kebutuhan

pangan dan non pangan yang harus dipenuhi (BPS, 2010) dimana biaya konsumsi yang

dibutuhkan masyarakat semakin tinggi, sehingga sebagian besar pendapatan hanya

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pangan

Penyediaan rumah sederhana layak huni bagi masyarakat kurang mampu (RPJMD Kota Batu 2012-2017)

Tidak terdapat MCK permanen (66%)

Rasio jumlah kamar > 1-2 org/kamar (88%)

Sumber : Hasil Analisa, 2017

Page 172: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

152

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 173: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

153

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

Masyarakat Lokal terhadap Keberadaan Wisata di Desa Oro-Oro Ombo” menggunakan

Gross National Happiness Index, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum dapat dikatakan masyarakat lokal berada pada kategori bahagia

dengan adanya keberadaan kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo karena kedua

kelompok masyarakat yaitu masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan

wisata berada pada kategori bahagia dan yang bekerja di sektor kegiatan

pendukung atau luar wisata berada pada kategori sangat bahagia.

Indeks kebahagiaan masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar

wisata lebih tinggi dibandingkan dengan yang bekerja di sektor kegiatan wisata.

Nilai indeks kebahagiaan masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau

luar wisata adalah 0,77 sedangkan nilai indeks kebahagiaan masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata adalah 0,68. Nilai indeks kebahagiaan pada

masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata yang lebih

tinggi disebabkan oleh persentase masyarakat yang bahagia (HH) dan persentase

domain yang memenuhi ambang batas kebahagiaan pada masyarakat belum

bahagia (As) lebih banyak dimiliki masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung atau luar wisata.

a. Masyarakat lokal yang bekerja di sektor kegiatan wisata di Desa Oro-Oro

Ombo memiliki indeks kebahagiaan 0,68 (kategori bahagia) dengan persentase

masyarakat yang belum bahagia (Hn) masih cukup banyak yaitu 49% dan

persentase domain yang memenuhi ambang batas kebahagiaan pada masyarakat

belum bahagia (As) sebesar 36%. Konstribusi kecukupan domain tertinggi

adalah kesehatan (15,1%) dan terendah adalah keanekaragaman ekologi (8,2%)

serta penggunaan waktu (8%).

Page 174: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

154

b. Masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung atau luar wisata di Desa

Oro-Oro Ombo memiliki indeks kebahagiaan 0,77 (kategori sangat bahagia).

dengan persentase masyarakat yang belum bahagia (Hn) juga masih cukup

banyak yaitu 42% dengan persentase domain yang memenuhi ambang batas

kebahagiaan pada masyarakat belum bahagia (As) sebesar 44%. Konstribusi

kecukupan domain tertinggi adalah kesehatan (15,1%) dan terendah adalah

keanekaragaman ekologi (8,4%).

2. Berdasarkan hubungan antara tingkat kebahagiaan dengan kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat menggunakan analisis crosstab dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a. Terdapat hubungan antara tingkat kebahagiaan dengan kelompok umur, gender,

pendidikan, pendapatan dan pekerjaan

b. Masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang berada pada kategori tidak

bahagia cenderung pada kelompok umur 44-52 tahun, perempuan, lulusan SD,

memiliki pendapatan per kapita < Rp 1.000.000 dan bekerja sebagai PKL

maupun penjaga homestay. Kelompok masyarakat yang berada pada kategori

tidak bahagia cenderung memiliki konstribusi kecukupan domain yang rendah

pada domain kesejahteraan psikologis, pengggunaan waktu dan standar hidup.

c. Masyarakat lokal di Desa Oro-Oro Ombo yang berada pada kategori sangat

bahagia cenderung pada masyarakat lokal kelompok umur 35 - 43 tahun, laki-

laki, lulusan SMA, memiliki pendapatan per kapita Rp 1.500.001 – Rp

2.500.000 dan bekerja sebagai pengelola toko/minimarket. Kelompok

masyarakat yang berada pada kategori sangat bahagia cenderung memiliki

konstribusi kecukupan domain yang tinggi pada domain kesejahteraan

psikologis, kesehatan, pendidikan, keragaman budaya, penggunaan waktu,

vitalitas komunitas dan standar hidup.

5.2 Saran dan Keterbatasan Penelitian

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian adalah

sebagai berikut.

1. Bagi pemerintah Desa Oro-Oro Ombo untuk mempertahankan dan meningkatkan

tingkat kebahagiaan masyarakat lokal melalui peningkatan pada persentase

kecukupan indikator yang masih rendah khususnya pada masyarakat yang berada

pada kategori tidak bahagia antara lain yaitu:

Page 175: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

155

a. Peningkatan kecukupan indikator pendapatan (2%), melalui peningkatkan

kapasitas masyarakat melalui program pemberdayaan, pelatihan dan sosialisasi

di bidang pariwisata, pembentukan bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan

dasar masyarakat rumah tangga miskin (RTM) melalui kelompok usaha

bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya.

b. Peningkatan kecukupan indikator jam tidur (4%) dan jam kerja (6%), melalui

penetapan jam kerja normal yaitu kurang lebih 8 jam sehingga memiliki

waktu yang cukup untuk beristirahat dan penetapan spesifikasi

pekerjaan/jobdesk yang jelas sehingga tidak terdapat adanya masyarakat yang

bekerja tumpang tindih.

c. Peningkatan kecukupan indikator kepuasan hidup (8%), melalui penyediaan

rumah sederhana layak huni dan layanan akses fasilitas sarana dan prasarana

khususnya pada masyarakat yang kurang mampu.

2. Bagi pemerintah Kota Batu, hasil penelitian dapat menjadi acuan pertimbangan

dalam merumuskan kebijakan maupun program pembangunan yang bertujuan

untuk pengembangan pariwisata serta peningkatan kesejahteraan secara efektif di

Kota Batu.

3. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada penggunaan indikator yang bersifat

subyektif (emosi positif, emosi negatif), dimana untuk penelitian selanjutnya dalam

melakukan pengukuran indikator subyektif diperlukan adanya observasi lebih

mendalam dengan jangka waktu kurang lebih satu tahun sehingga didapatkan hasil

yang lebih valid dan akurat.

4. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan faktor-faktor yang paling memengaruhi

tingkat kebahagiaan khususnya pada masyarakat lokal yang bekerja di sektor

pendukung wisata di Desa Oro-Oro Ombo dimana berdasarkan hasil penelitian

didapatkan masyarakat lokal yang bekerja di sektor pendukung wisata memiliki

nilai indeks kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat lokal yang

bekerja di sektor kegiatan wisata.

5. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat ukur kesejahteraan masyarakat lokal

yang lain yaitu menggunakan analisis Quality of Life (QOL) sebagai penguat hasi

penelitian atau membandingkan tingkat kebahagiaan masyarakat lokal yang bekerja

di sektor kegiatan wisata di Desa Oro-Oro Ombo (BNS) dengan masyarakat lokal

yang bekerja di sektor kegiatan wisata di Desa Sisir (Jatim Park 2).

Page 176: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

156

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 177: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

DAFTAR PUSTAKA

BPS Jawa Timur. 2015. Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014. Berita Resmi

Statistik Provinsi Jawa Timur No.15/02/35/Th.XIII, 5 Februari 2015.

BPS Kota Batu. 2015. Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Batu 2014.

Cahyat, Gonner & Haug. 2007. Mengkaji Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah Tangga.

Bogor. Centre for Intrenational Forestry Research (CIFOR).

Goode, W. J. 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Jumarani,L. 2009. The Essence of Indonesian Spa : Spa Indonesia Gaya Jawa dan Bali.

Jakarta : Gramedia Pustaka.

Kementerian Pariwisata. 2016. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata

Tahun 2015. Jakarta. Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Kementerian

Pariwisata.

Maslow, Abraham. 2003. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta : Midas Surya Grafindo.

Nasution. 2004. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.

New Development Paradigm Steering Committee and Secretariat. 2013. Happiness :

Towards a New Development Paradigm. Report of The Kingdom of Bhutan.

Nuryaman & Christina. 2015. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis Teori dan

Praktek. Bogor : Ghalia Indonesia.

Papalia, D.E., Old,S.W., Feldman. 2001. Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba

Humanika.

Pendit. N. S. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Jakarta : Pradnya Paramita.

Pitana, I Gede & Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Andi Offset : Yogyakarta.

Salah W, L.J Crampon & L.M. Roth Field. 1997. Tourism Management. Jakarta : Pradnya

Paramita.

Sammeng, A. M.. 2001. Cakrawala Pariwisata. Jakarta : Balai Pustaka

Soekanto, S. 2006. Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Spillane, J.J.1989. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi dan Kebudayaan. Yogyakarta :

Kanisius

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).

Bandung : Alfabeta.

Page 178: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

Suwantoro, G.1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Suwardjoko & Warpani. 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. ITB Bandung.

Taneko S. B. 1984. Struktur dan Proses Sosial : Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan.

Jakarta : CV. Rajawali.

Ura, Alkire, Zangmo & Wangdi. 2012. An Extensive Analysis of GNH Index.

Thimphu,Bhutan. The Centre for Bhutan Studies.

Veenhoven, R. 2004. Happiness As An Aim in Public Policy. Hoboken, USA. John Wiley

and Sons, Inc.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Wibowo, Lili A. 2008. Modul - Usaha Jasa Pariwisata (disajikan pada Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG) Bidang keahlian Manajemen Bisnis). Bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Perundang-undangan

Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 tentang Tata Cara Pendaftaran

Usaha Jasa Perjalanan Wisata

Profil Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu tahun 2016

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Batu tahun 2014 - 2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Oro-Oro Ombo tahun 2015 - 2021

Rencana Strategis (Renstra) Kota Batu tahun 2012 - 2017

Rencana Tata ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu Tahun 2010 - 2030

SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Jurnal

Aref, Fariborz. 2011. Jurnal - The Effects of Tourism on Quality of Life : A Case Study of

Shiraz Iran. Life Science Journal Volume 8 No.2.

Ashley C. 2000. Jurnal - The Impacts of Tourism on Rural Livelihoods: Namibia’s

Experience. Overseas Development Institute (ODI), Working Paper 128. London:

ODI.

Dayana, Surjono & Sutikno. 2015. Jurnal - Pengukuran Kinerja Pembangunan Perdesaan

dengan Pendekatan Gross National Happiness Index (Studi Kasus : Kecamatan

Donomulyo dan Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang). Malang. Planning for

Urban Region and Environment (PURE) Volume 4 No.4.

Page 179: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

Kim, Kyungmi. 2002. Jurnal - The Effects of Tourism Impacts Upon Quality of Life of

Residents in The Community. ProQuest Dissertations and Theses. Virginia

Polytechnic Institute and State University.

Sebele, L.S. 2010. Jurnal - Community-Based Tourism Ventures, Benefits and Challenges:

Khama Rhino Sanctuary Trust, Central District, Botswana. Tourism Management

Volume 31.

Untong, A., Kaosa-ard M., Ramos, V. dkk. 2010. "Factors Influencing Local Resident

Support for Tourism Development: A Structural Equation Model," in The APTA

Conference 2010, Macau.

Uysal & Jurowski. 1994. Jurnal - Testing The Push and Pull Factors. Annals of Travel

Research Volume 21 No.4.

Wibowo, M. G. 2015. Jurnal - Kebijakan Pembangunan Nasional: dari Pertumbuhan

(Growth) Menuju Kebahagiaan (Happiness). Jurnal Imu Syari’ah dan Hukum Vol.

49 No.1 Juni 2015.

Tidak Diterbitkan

___, Modul – Masyarakat Pedesaaan dan Masyarakat Perkotaan. Universitas Gunadarma.

Tidak diterbitkan.

Anggraeni, S. 2014. Jurnal Imiah – Peran Pembangunan Kawasan Wisata Jawa Timur

Park II Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Sekitarnya. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Tidak diterbitkan.

Haryanto,J. Paradigma Baru Pembangunan Nasional (Badan Kebijakan Fiskal

Kementerian Keuangan RI). Tidak diterbitkan.

Luthfi, Renaldy R. 2013. Jurnal Ilmiah - Peran Pariwisata terhadap Kesejahteraan

Masyarakat di Sektor Lapangan Pekerjaan Tahun 2009-2013 (Studi Kasus:Kota

Batu). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Tidak

diterbitkan.

Nasir, Sri R. R. 2014. Skripsi – Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Akibat Perkembangan

Pariwisata Dusun Wakka Kab. Pinrang (Interkasi Antara Wisatawan dan

Masyarakat Lokal). Makassar. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Hasanuddin. Tidak diterbitkan.

Ndawa, Johanes J. J. 2014. Jurnal Ilmiah – Dampak Alih Penggunaan Lahan Pertanian ke

Non Pertanian terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga Petani

di Kota Batu (Studi Kasus Desa Oro-Oro Ombo – Batu). Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Tidak diterbitkan.

Page 180: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/1687/1/Dina Hanifasari.pdf · 2020. 7. 24. · potensi pariwisata yang besar. ... karuniaNya laporan skripsi ini yang berjudul “Penilaian Tingkat Kebahagiaan

Permanasari, Ika K. 2011. Tesis - Pemberdayaan Masyarakat melalui Desa Wisata Dalam

Usaha Peningkatan Kesejahteraan (Desa Candirejo, Magelang, Jawa Tengah).

Jakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Tidak diterbitkan.

Waluya, B. __. Modul – Masyarakat Pedesaan (Rural Community). Jurusan Pendidikan

Geografi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Waluya,B. 2012. Jurnal Ilmiah - Sosiologi Pariwisata: Pariwisata dan Kebudayaan.

Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Yanti, Restian D. 2014. Skripsi - Perubahan Fungsi Keluarga sebagai Dampak adanya

Obyek Wisata (Studi Kasus Perubahan Fungsi Ekonomi Keluarga Petani pada

Wilayah Obyek Wisata BNS, Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu). Malang. Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Tidak diterbitkan.

Wawancara

HRD Batu Night Spectacular (BNS), 15 Oktober 2016

Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Oro-Oro Ombo, 13 Oktober 2016

Sekertaris Desa Oro-Oro Ombo, 13 Oktober 2016

Internet

Badan Pusat Statistik. Konsep / Penjelasan Teknis Tenaga Kerja..

https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/6 (diakses pada tanggal 15 September 2016).

Kadir. 2014. Menggenjot kebahagiaan.

https://www.tempo.co/read/kolom/2014/04/24/1295/Menggenjot-Kebahagiaan .

(diakses pada tanggal 19 September 2016).

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. 2016. http://kbbi.web.id/kegiatan , (diakses pada

tanggal 13 September 2016).

Nugraha, Galih Y., 2010. Makalah Indeks Pembangunan Manusia.

https://www.academia.edu/8915823/MAKALAH_IPM?auto=download, (diakses 7

April 2017).