2083221006137817588403 september 2013

6
PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL Tumbuhan obat Indonesia XXIII Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta , 25-26 Maret 2003 242 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-HEKSAN DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.) Diah Widowati, Yunahara Farida, Titiek Martati Fakultas Farmasi Universitas Pancasila ABSTRAK Telah dilakukan penelitian kandungan kimia dalam fraksi non-polar dari tanaman kayu ules. Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan pengadukan menggunakan pelarutan n-heksan. Isolasi senyawa dilakukan secara kromatografi kolom menggunakan pelarut landaian n-heksan-etilasetat. Satu isolat dimurnikan, dihasilkan serbuk putih, kemudian diidentifikasi. Analisis secara kromatografi lapis tipis dengan fase gerak n-heksan-etilasetat (4:1) menghasilkan Rf = 0,65; analisis secara kromatografi cair kinerja tinggi dengan fase gerak n-heksan-etanol (3:2) menghasilkan puncak pada waktu retensi 2,192 menit; analisis secara spektofotometri UV menghasilkan spektrum dengan panjang gelombang serapan maksimum 276,0 nm; analisis dengan FT-IR menghasilkan serapan pada bilangan gelombang 2918 cm -1 , 1741 cm -1 , 1461 cm -1 dan 723 cm -1 . Analisis dengan kromatografi gas-spektrometri massa menunjukkan bahwa senyawa dengan bobot molekul 390,28 dan rumus molekul C 24 H 38 O 4 adalah diisooktilftalat. Kata kunci : kayu ules, n-heksan, identifikasi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah sejak dahulu kala manusia menggunakan bahan yang berasal dari alam khususnya dari tanaman untuk mengobati berbagai penyakit. Penggunaan bahan dari tanaman sebagai obat tradisional ini dilakukan berdasarkan pengalaman turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penyelidikan kandungan kimia tanaman yang mempunyai aktivitas biologis telah dilakukan selama bertahun- tahun dan semakin berkembang dengan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya bidang fitokimia. Namun dari kurang lebih 600.000 jenis tanaman, hanya beberapa persen saja yang telah diselidiki secara kimia maupun secara farmakologi. Hal ini merupakan tantangan bagi para ilmuwan khususnya yang menekuni bahan alam untuk terus melakukan percarian senyawa obat dari tanaman. Banyak kesulitan yang dihadapi untuk mendapatkan senyawa obat dari tanaman. Hal ini disebabkan karena komponen kimia dalam tanaman sangat banyak jenisnya tapi dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga menimbulkan kesulitan dalam memisahkan dan memurnikannya. Tanman kayu ules (Helicteres isora L.), salah satu tanaman tropis, telah lama

Upload: nugroho-resty-kazuki

Post on 27-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Siswandono dan Bambang, S. 2000. Kimia Medisinal.Airlangga University Press: Surabaya.Siswandono dan Bambang, S. 2000. Kimia Medisinal.Airlangga University Press: Surabaya.Siswandono dan Bambang, S. 2000. Kimia Medisinal.Airlangga University Press: Surabaya.

TRANSCRIPT

Page 1: 2083221006137817588403 September 2013

PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL

Tumbuhan obat Indonesia XXIII

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Jakarta , 25-26 Maret 2003 242

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA

DALAM EKSTRAK n-HEKSAN DARI

BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

Diah Widowati, Yunahara Farida, Titiek Martati

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian kandungan kimia dalam fraksi non-polar dari tanaman

kayu ules. Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan pengadukan menggunakan

pelarutan n-heksan. Isolasi senyawa dilakukan secara kromatografi kolom

menggunakan pelarut landaian n-heksan-etilasetat. Satu isolat dimurnikan, dihasilkan

serbuk putih, kemudian diidentifikasi. Analisis secara kromatografi lapis tipis dengan

fase gerak n-heksan-etilasetat (4:1) menghasilkan Rf = 0,65; analisis secara

kromatografi cair kinerja tinggi dengan fase gerak n-heksan-etanol (3:2) menghasilkan

puncak pada waktu retensi 2,192 menit; analisis secara spektofotometri – UV

menghasilkan spektrum dengan panjang gelombang serapan maksimum 276,0 nm;

analisis dengan FT-IR menghasilkan serapan pada bilangan gelombang 2918 cm-1

, 1741

cm-1

, 1461 cm-1

dan 723 cm-1

. Analisis dengan kromatografi gas-spektrometri massa

menunjukkan bahwa senyawa dengan bobot molekul 390,28 dan rumus molekul

C24H38O4 adalah diisooktilftalat.

Kata kunci : kayu ules, n-heksan, identifikasi.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sudah sejak dahulu kala manusia

menggunakan bahan yang berasal dari

alam khususnya dari tanaman untuk

mengobati berbagai penyakit.

Penggunaan bahan dari tanaman sebagai

obat tradisional ini dilakukan berdasarkan

pengalaman turun-temurun dari satu

generasi ke generasi berikutnya.

Penyelidikan kandungan kimia

tanaman yang mempunyai aktivitas

biologis telah dilakukan selama bertahun-

tahun dan semakin berkembang dengan

kemajuan ilmu pengetahuan khususnya

bidang fitokimia. Namun dari kurang lebih

600.000 jenis tanaman, hanya beberapa

persen saja yang telah diselidiki secara

kimia maupun secara farmakologi. Hal ini

merupakan tantangan bagi para ilmuwan

khususnya yang menekuni bahan alam

untuk terus melakukan percarian senyawa

obat dari tanaman.

Banyak kesulitan yang dihadapi untuk

mendapatkan senyawa obat dari tanaman.

Hal ini disebabkan karena komponen

kimia dalam tanaman sangat banyak

jenisnya tapi dalam jumlah yang sangat

kecil, sehingga menimbulkan kesulitan

dalam memisahkan dan memurnikannya.

Tanman kayu ules (Helicteres isora

L.), salah satu tanaman tropis, telah lama

Page 2: 2083221006137817588403 September 2013

PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL

Tumbuhan obat Indonesia XXIII

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Jakarta , 25-26 Maret 2003 243

dikenal di Indonesia. Tanaman ini berupa

perdu tegak, tinggi 2-4 m, tumbuh di

daerah bermusim kemarau kuat di dalam

semak belukar terutama banyak terdapat di

hutan-hutan jati, kadang-kadang ada pula

yang ditanam.

Masyarakat banyak memanfaatkan

tanaman ini diantaranya kulit kayu dan

akarnya digunakan untuk penambah nafsu

makan, mengobati demam dan rematik,

juga untuk diare. Sedangkan buahnya yang

disebut buah puteran karena berbentuk

uliran, digunakan sebagi obat dalam untuk

berbagai penyakit perut dan penambah

nafsu makan, juga untuk obat luar sebagai

pelembut kulit. Beberapa pustaka

menyebutkan kandungan kimia yang

terdapat dalam kulit batangnya yaitu asam

hidroksi karboksilat, pigmen kloroplast,

fitosterol, saponin, flobatanin, gula dan zat

warna kuning jingga.

Dengan banyaknya kandungan kimia

yang mempunyai banyak khasiat ini,

menimbulkan keinginan untuk mengetahui

lebih lanjut senyawa kimia dalam tanaman

tersebut, khususnya yang terdapat dalam

fraksi non polar.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah

mengisolasi senyawa kimia dalam fraksi n-

heksan dari buah tanaman kayu ules

(Helicteres isora L.).

Selanjutnya senyawa hasil isolasi di

identifikasi secara kromatografi lapis tipis,

spektrofotometri-ultraviolet dan infra

merah, kromatografi cair kinerja tinggi

serta kromatografi gas spektrometri massa.

II. BAHAN, ALAT DAN METODE

II.1 Bahan

Buah tanaman kayu ules (buah

puteran) yang diperoleh dari Pasar Senen

Jakarta Pusat, silika gel 60, n-heksan, etil

asetat, kloroform, etanol, aseton, asam

sulfat 10%-etanol.

II.2 Alat

Peralatan kromatografi kolom (KK),

peralatan Kromatografi lapis tipis (KLT),

Evaporator vakum, Spektofotometer UV-

Vis, Kromatografi cair kinerja tinggi

(KCKT), Fourier Transform Infrared

Spectrometers (FT-IR), Kromatografi gas

spektrometri massa (KG-MS), Alat-alat

gelas.

II.3 Metode

1. Penyiapan bahan

Buah puteran setelah dibersihkan dari

kotoran, dikeringkan dalam oven pada

suhu 50ºC kemudian digiling menjadi

serbuk.

2. Pembuatan ekstrak

Serbuk buah puteran di maserasi

dengan pengadukan dalam pelarut n-

heksan selama 8 jam; kemudian

disaring. Ampas dimaserasi lagi dalam

n-heksan. Pengerjaan ini diulang

sebanyak tiga kali. Filtras dikisatkan

menggunakan evaporator vakum

sehingga diperoleh ekstrak kental.

3. Uji bercak

Untuk mengetahui jumlah komponen

yang terdapat di dalam ekstrak n-

heksan, dilakukan uji bercak dengan

metode KLT. Sebagai fase gerak

digunakan pelarut pengembang n-

heksan: etil asetat. Setelah dilakukan

uji coba, didapatkan perbandingan

pelarut yang memberikan pemisahan

terbaik yaitu n-heksan : etil asetat

(4:1). Sebagai penampak bercak

digunakan larutan asam sulfat 10%

dalam etanol.

4. Isolasi senyawa

Ekstrak n-heksan difraksinasi untuk

memisahkan komponen-komponennya

Page 3: 2083221006137817588403 September 2013

PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL

Tumbuhan obat Indonesia XXIII

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Jakarta , 25-26 Maret 2003 244

dengan metode kromatografi kolom

(I). Sebagai fase diam digunakan

silika gel-60 sebanyak 40 gram,

sedangkan fase geraknya pelarut

landaian n-heksan : etil asetat. Ekstrak

sebanyak 1,75 gram dielusi dengan

campuran pelarut n-heksan : etil asetat

yang kepolarannya dinaikkan secara

bertahap. Eluat ditampung setiap 50

ml. Hasil penampungan sebanyak 10

fraksi diuji dengan KLT. Fraksi

dengan bercak yang sama disatukan.

Fraksi 2 dan fraksi 3 yang

menunjukkan 2 bercak disatukan,

kemudian diuapkan. Terhadap

campuran yang diduga mengandung 2

senyawa tersebut dilakukan

kromatografi kolom kembali (II)

menggunakan fase diam silika gel-60

dan fase gerak pelarut landaian n-

heksan : etil asetat. Eluat ditampung

setiap 25 ml. fraksi diuji dengan KLT.

Fraksi 1 dan fraksi 2 yang

menunjukkan satu bercak disatukan,

diuapkan. Sisa penguapan dimurnikan

dengan cara rekristalisasi

menggunakan aseton.

5. Identifikasi senyawa

Terhadap serbuk warna putih yang

didapat dari hasil pemurnian,

dilakukan identifikasi secara :

a. Kromatografi lapis tipis (KLT)

Serbuk dilarutkan dalam CHCl3,

kemudian ditotolkan pada lempeng

kromatografi dan dielusi

menggunakan fase gerak n-heksan :

etil asetat (4:1)

b. Spektrofotometri – UV

Serbuk dilarutkan dalam CHCl3

kemudian ditetapkan spektrumnya

pada panjang gelombang 230 nm

sampai 350 nm.

c. Kromatografi cair kinerja tinggi

(KCKT)

Serbuk dilarutkan dalam CHCl3,

kemudian disuntikkan ke dalam

kromatograf. Dibuat kromatogramnya

dengan kondisi KCKT sebagai

berikut:

Fase diam : LICHROSORB C18

Fase gerak : n-heksan:etanol (3:2)

Laju alir : 1 ml/menit

Detektor : UV 276 nm.

d. Fourier Transform Infrared

Spectrometers (FT-IR)

Lebih kurang 1 mg serbuk digerus

dengan 200 mg kalium bromida yang

telah dikeringkan sampai homogen.

Dimasukkan ke dalam cetakan,

diratakan dan dikompresi. Cakram

yang diperoleh dibuat spektrumnya

pada bilangan gelombang 4000 cm-1

sampai 600 cm-1

.

e. Kromatografi gas spektrometri massa

Larutan zat disuntikkan ke dalam

kromatograf dan dielusi menggunakan

gas helium dengan laju alir 0,5

mL/menit. Spektrum massa diukur

secara otomatis pada selang waktu

tertentu ketika keluar dari kolom.

Spektrum yang diperoleh secara

komputerisasi dicocokkan dengan

senyawa yang terdapat dalam pustaka

C:\Data base\Willey 275.L

III. Hasil

1. Pembuatan ekstrak

Dari 170 gram serbuk buah puteran

diperoleh ekstrak kental sebanyak

2,37 gram.

2. Hasil KLT ekstrak n-heksan dengan

fase gerak n-heksan : etil asetat (4:1)

dapat dilihat pada Gambar 1,2 dan 3

3. Hasil KLT isolasi dengan fase gerak

n-heksan : etil asetat (4:1) terlihat

pada Gambar 4 dan 5.

Page 4: 2083221006137817588403 September 2013

PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL

Tumbuhan obat Indonesia XXIII

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Jakarta , 25-26 Maret 2003 245

Gambar 1. Kromatogram menggunakan sinar

UV 254 nm

Gambar 3. Kromatogram setelah disemprot

dengan larutan asam sulfat 10%

dalam etanol

Gambar 5. Kromatogram fraksi II-1 dan II-2

4. Hasil pemurnian dan rekristalisasi

isolat, diperoleh 10 mg serbuk warna

putih.

5. Hasil identifikasi

a. KLT dengan fase gerak n-heksan :

etilasetat (4:1). Senyawa hasil

isolasi memberikan harga Rf =

0,65. (Gambar 6)

Gambar 2. Kromatogram menggunakan sinar

UV 366 nm

Gambar 4. Kromatogram fraksi 1-2 dan 1-3

Gambar 6. Kromatogram menggunakan sinar

UV 366 nm

b. Spektrometri –UV

Senyawa hasil isolasi memberikan

serapan maksimum pada panjang

gelombang 276,0 nm (Gambar 7.)

c. Kromatografi cair kinerja tinggi

Senyawa hasil isolasi mempunyai

waktu retensi 1,192 menit (Gambar 8).

Page 5: 2083221006137817588403 September 2013

PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL

Tumbuhan obat Indonesia XXIII

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Jakarta , 25-26 Maret 2003 246

Gambar 7. Spektrum serapan UV

d. Fourier Transform Infrared

Spectrometers (FT-IR)

Senyawa hasil isolasi memberikan

serapan pada bilangan gelombang

2918 cm-1

merupakan vibrasi ular

simetri ikatan C-H. Serapan pada

bilangan gelombag 1741 cm-1

merupakan vibrasi ular gugus

karbonil. Serapan pada bilangan

gelombang 1464 cm-1

merupakan

vibrasi takut simetri ikatan C-H

( gambar 9)

Gambar 9. Spektrum infra merah

Gambar 11. Spektrum massa senyawa hasil

isolasi

Gambar 8. Kromatogram menggunakan

KCKT

e. Kromatografi gas-spektrometri

massa

Senyawa hasil isolasi mempunyai

waktu retensi 17,11 menit (Gambar

10 dan 11)

Spektrum massa senyawa hasil

isolasi secara komputerisasi

dicocokkan dengan senyawa yang

terdapat dalam pustaka C:\Data

base\Willey 275 L.

Spektrum massa hasil isolasi

mempunyai kemiripan (91%) dengan

senyawa diisooktilftalat dengan

bobot molekul 390,28 dan rumus

molekul C24H38O4 (Gambar 12).

Gambar 10. Kromatogram menggunakan

kromatografi gas

Gambar 12. Spektrum masa diisooktilftalat

Page 6: 2083221006137817588403 September 2013

PROSIDING SEMINAR dan PAMERAN NASIONAL

Tumbuhan obat Indonesia XXIII

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Jakarta , 25-26 Maret 2003 247

IV. KESIMPULAN

Satu senyawa dalam ekstrak n-heksan

dari buah tanaman kayu ules (Helicteres

isora L.) mempunyai identitas sebagai

berikut:

1. Pada KLT menggunakan fase gerak n-

heksan –etil asetat (4:1) mempunyai

Rf = 0,65

2. Pada spektrofotometri - UV

mempunyai serapan maksimum pada

panjang gelombang 276 nm

3. Pada KCKT menggunakan fase gerak

n-heksan – etil asetat (3:2)

mempunyai waktu retensi 2, 192

menit.

4. Pada FT-IR menunjukkan adanya

gugus karbonil dan ikatan C-H

5. Pada kromatografi gas menggunakan

helium sebagai gas pembawa

mempunyai waktu retensi 17,11

menit, sedangkan spektrum massanya

mempunyai kemiripan (91%) dengan

diisooktilftalat dengan bobot molekul

390,28 dan rumus molekul C24H38O4

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, Medicinal Herb Index in

Indonesia, 2nd

edition. PT Eisai

Indonesia. 1995. Hal. 77

2. Depertemen Kesehatan R.I. Tanaman

obat Indonesia, jilid I. Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan. 1985.

3. Depertemen Kesehatan R.I. Tanaman

Obat Indonesia, jilid II. DitJen

Pengawasan Obat dan Makanan.

1985.

4. Departemen Kesehatan R.I. Materia

Medika Indonesia, jilid III. 1979.

Hal. 77-82.

5. Gritter R.J., Bobbitt, J.M.,

Schwarting, A.E., Pengantar

Kromatografi, terjemahan oleh

Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB,

1991.

6. Heyne K, Tumbuhan Berguna

Indonesia, jilid III. Diterjemahkan

oleh Badan Litbang Kehutanan

Jakarta. 1987. Hal 1350.

7. Perry L.M dan Metzger J. Medicinal

Plants of East and Southeast Asia:

Attributed Properties and Uses. The

MIT Press, London. 1980. Hal. 1350.

8. Silverstein, R.M., Bassler, G.C.,

Morrill, T.C., Penyidikan

Spektrometrik Senyawa Organik,

terjemahan oleh Hartomo dn Anny

Victor Purba, Penerbit Erlangga 1986.