2019 - 2023 - bpbd.ntbprov.go.id

83
2019 - 2023 RENSTRA PERUBAHAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENSTRA PERUBAHANPROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Perubahan Rencana Strategis
(RENSTRA) Tahun 2019-2023 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat dapat diselesaikan. Perubahan Renstra BPBD Provinsi NTB
Tahun 2019-2023 merupakan dokumen perencanaan pelaksanaan program dan
kegiatan serta anggaran dalam periode 5 tahunan yang mengacu pada Perubahan
RPJMD Pemerintah Provinsi NTB Tahun 2019-2023. Perubahan Renstra BPBD
Provinsi NTB Tahun 2019 – 2023 selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan
Rencana Kerja (RENJA) tahun berjalan.
Diharapkan Perubahan RENSTRA BPBD Provinsi Tahun 2019-2023 menjadi
acuan bagi OPD dalam melaksanakan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
setiap tahun. Pada akhir periode pelaksanaan Renstra dapat dicapai sesuai target yang
telah ditentukan pada awal periode penyusunan Renstra. Penyusunan RENSTRA
Tahun 2018-2023 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTB masih jauh
dari kesempurnaan sehingga kami terbuka atas sumbangsih pemikiran yang
membangun demi terwujudnya “Nusa Tenggara Barat Gemilang”.
Mataram, Juni 2021
ii
DAFTAR ISI
I.4 Sistematika penulisan .......................................................................... 6
2.1 Tugas, fungsi, dan struktur organisasi BPBD ...................................... 7
2.2 Sumber daya BPBD ............................................................................. 11
2.2.1. Sumber Daya Aparatur ............................................................... 11
2.2.2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana ........................................... 12
2.3 Kinerja pelayanan BPBD ..................................................................... 13
2.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan BPBD................... 18
BAB III Permasalahan dan Isu-isu Strategis BPBD; ................................................ 24
3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Pelayanan
BPBD ................................................................................................... 24
3.2 Telaahan visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih....................................................................................... 24
3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Dalam Negeri ............................ 24
3.3.2 Telaahan Renstra Badan Nasional Penanggulangan Bencana .... 27
3.3.3 Telaahan Renstra BPBD Kab/Kota se NTB................................ 39
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategi (KLHS RPJMD) .......................................................... 40
3.5 Penentuan isu-isu strategis ................................................................... 48
BAB IV Tujuan dan Sasaran; .................................................................................... 50
4.1 Tujuan dan sasaran jangka menengah BPBD ...................................... 50
4.2 Hubungan Tujuan dan Sasaran BPBD dengan Tujuan dan Sasaran
RPJMD ................................................................................................. 50
iii
BAB VI Rencana Program dan Kegiatan................................................................. 54
6.1 Rencana Program dan Kegiatan Berdasarkan Permendagri No. 13
Tahun 2006........................................................................................... 54
Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 .................................................... 63
6.3. Program Unggulan Daerah, Kegiatan dan Sub Kegiatan serta
Pendanaan Indikatif .............................................................................. 74
BAB VIII Penutup..................................................................................................... 77
DAFTAR TABEL
Golongan .............................................................................................. 12
Tabel 2.5 Jumlah Pegawai BPBD Provinsi NTB berdasarkan gender ................. 12
Tabel 2.6 Data aset yang dikelola BPBD Provinsi NTB ..................................... 12
Tabel 2.7 Jenis Pelayanan dan kelompok sasaran ................................................ 14
Tabel 2.8 Pencapaian kinerja program kegiatan BPBD Provinsi NTB (sebelum
perubahan renstra) ................................................................................ 15
Perubahan Renstra) .............................................................................. 15
Tabel 2.10 Capaian Realisasi Pendanaan BPBD Provinsi NTB pada 2015-2019 . 16
Tabel 3.1 Tujuan dan Sasaran Program BNPB .................................................... 38
Tabel 3.2 Hasil Analisa Terhadap Dokumen KLHS Provinsi NTB ................... 42
Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran ......... 50
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Stategi dan Arah Kebijakan ...................................... 52
Tabel 6.1 Rencana Program Kegiatan berdasarkan Permendagri 13 Tahun 2006 54
Tabel 6.2 Rencana Program dan Kegiatan berdasarkan Permendagri 90 Tahun
2019 ...................................................................................................... 64
Tabel 6.3 Program Unggulan Daerah, Kegiatan dan Sub Kegiatan serta
Pendanaan Indikatif Tahun 2021-2023 ................................................ 75
Tabel 7.1. Indikator Kinerja BPBD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD ................................................................................................. 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Organisasi sesuai Lampiran Pergub NTB Nomor 51 Tahun
2016 ...................................................................................................... 10
1
BAB I
tidak terpisahkan dengan perencanaan daerah sebagai satu kesatuan yang utuh.
Renstra BPBD Provinsi NTB Tahun 2019-2023 merupakan irisan dan bagian dari
salah satu tahapan untuk mewujudkan tujuan perencanaan pembangunan jangka
menengah daerah (RPJMD) Provinsi NTB Tahun 2019-2023. RPJMD yang menjadi
pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan
merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah. Oleh
karena itu, RPJMD tersebut selanjutnya akan menjadi pedoman dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis (Renstra)
Perangkat Daerah, dalam hal ini RKPD dan Renstra BPBD Provinsi NTB. Renstra
OPD di tingkat provinsi, sesuai ketentuan juga disarankan untuk menempatkan
Renstra K/L sebagai salah satu pedoman dalam penyusunannya. Pada penyusunan
Renstra BPBD Provinsi NTB juga tidak lepas dari Renstra BNPB dan Renstra
Kemendagri sebagai pedoman dan acuan penyusunannya. Keseluruhan rangkaian
tersebut mempunyai kontribusi dalam mewujudkan tujuan perencanaan
pembangunan jangka panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu
mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta peningkatan daya saing daerah.
Rencana berdasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 adalah dokumen
perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Dalam Pasal 11 ayat (3)
huruf a Renstra memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan pilihan
sesuai dengan tugas dan fungsi setiap perangkat daerah, yang disusun berpedoman
kepada RPJMD dan bersifat indikatif.
Berdasarkan Perda Provinsi NTB Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPBD
adalah salah satu Badan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Ketenteraman dan Ketertiban
Umum serta Perlindungan Masyarakat (Sub Urusan Bencana). Oleh karena itu,
Renstra BPBD Provinsi NTB disusun seoptimalkan mungkin dapat menjabarkan
seluruh tugas pokok dan fungsinya tersebut.
2
Pada tahun 2020, Pemerintah Daerah Provinsi NTB menerbitkan Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023. Dengan adanya
perubahan RPJMD ini, maka seluruh OPD Lingkup Provinsi Nusa Tenggara Barat
juga melakukan revisi Renstra dengan menyesuaikan perubahan RPJMD tersebut.
Perubahan Renstra ini sekaligus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi
dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah yang memuat
nomenklatur baru Perencanaan Keuangan Daerah, sebagai pengganti Kode dan
Klasifikas Urusan Pemerintah Daerah dan Organisasi pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
1.2. Landasan Hukum
Tahun 2019- 2023 sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 1958 Tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
3
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah,
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4830);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
16. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
17. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok
Barat,Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
4
Lombok Timur, Kota Mataram dan Wilayah terdampak di Provinsi Nusa
Tenggara Barat;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
19. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun
2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Bencana
Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2020 tentang Penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2021 (Berita Negera Tahun 2020
Nomor 590);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum
Penyusunan Aanggaran Pendaparan dan Belanja Daerah Tahun 2021;
24. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2005 - 2025, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005
– 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 Nomor 1);
25. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2009 – 2029 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010
Nomor 26);
26. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Penanggulangan Bencana;
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
27. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2016 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Nomor
114);
28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2019 – 2023;
29. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pembentukan
Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Peraturan
Gubernur Nomor 16 Tahun 2020 Perubahan Keempat Atas Peraturan Gubernur
Nomor 29 Tahun 2018 Tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pada Dinas-
dinas Daerah Dan Unit Pelaksana Teknis Badan Pada Badan-badan Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat;
30. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023;
31. Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan-Badan Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat;
32. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Panduan Teknis Pengarusutamaan Gender di Provinsi NTB;
33. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 83 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan-badan Daerah
Provinsi NTB.
Maksud disusunnya Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai bagian dari tahapan
implementasi Rencana Pembangungan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
NTB tahun 2019-2023 dan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) 2005-2025.
Tujuan disusunnya Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat 2019-2023 adalah sebagai:
1. Pedoman dalam mencapai target yang termuat dalam RPJMD 2019 – 2023 sesuai
dengan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTB;
2. Landasan/pedoman dalam penyusunan Renja BPBD Provinsi NTB, penguatan
peran para stakeholders dalam pelaksanaan perencanaan, serta sebagai dasar
evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan BPBD
Provinsi NTB.
Rencana Strategis BPBD Provinsi NTB Tahun 2019 -2023 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan;
1.1 Latar belakang
1.2 Landasan hukum
2.1 Tugas, fungsi, dan struktur organisasi PD
2.2 Sumber daya PD
2.3 Kinerja pelayanan PD
BAB III Permasalahan dan Isu Strategis Perangkat Daerah;
2.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi PD
2.2 Telaahan visi, misi, dan program kepala daerah terpilih
2.3 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
4.1 Tujuan dan sasaran jangka menengah PD
BAB V Strategi Dan Arah Kebijakan;
BAB VI Rencana Program Dan Kegiatan Serta Pendanaan;
BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan; dan
BAB VIII Penutup
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BPBD
Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu daerah rawan bencana di
Indonesia. Sedikitnya 11 jenis bencana terjadi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Barat baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun non alam. Berdasarkan kondisi
geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, wilayah NTB memiliki kondisi yang
memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor
non-alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang
dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan.
Permasalahan bencana di Nusa Tenggara Barat sangat kompleks, sehingga
diperlukan sistem penanggulangan bencana yang komprehensif dengan didukung
kelembagaan yang kuat agar bencana dapat ditangani dengan terarah dan terpadu.
Untuk itulah, pasal 18 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana mengamanatkan agar daerah membentuk Badan
Penanggulangan Bencana Daerah. Hal ini juga diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Sebagai
tindak lanjut, Pemerintah Provinsi NTB telah membuat Peraturan Daerah Provinsi
NTB Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan
Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pengurangan Risiko
Bencana. BPBD Provinsi NTB sebagai Organisasi PD yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi utama dalam penanggulangan bencana di Nusa Tenggara Barat diatur
dalam Perda Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Peraturan Gubernur NTB Nomor 51
Tahun 2016 tentang Rincian Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan Peraturan Gubernur NTB Nomor 51 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan-Badan
Daerah Provinsi NTB, Tugas BPBD adalah melaksanakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat, Sub Urusan Bencana.
menyelengarakan fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugasdukungan teknis sesuai
dengan lingkup tugasnya;
Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur yangberkaitan dengan
tugas dan fungsinya.
BPBD Provinsi NTB sebagaimana ketentuan Pergub NTB Nomor 51 Tahun
2016 melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang Ketenteraman dan
Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat, Sub Urusan Bencana. Dalam
pelaksanaan fungsinya, BPBD dilengkapi dengan susunan organisasi yang terdiri
dari:
BPBD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi unsur BPBD sehari-hari dan
melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi meliputi pra bencana,
saat tanggap darurat dan pasca bencana.
b. Sekretariat, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
kehumasan dan keprotokolan. Sekretariat terdiri atas 3 sub bagian yakni:
1. Subbagian Program, bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, penyusunan program, monitoring, pengendalian,
evaluasi dan pelaporan
ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan dan
keprotokolan.
perumusan kebijakan yang meliputi penyusunan, pelaksanaan dan
pengkoordinasian program dan strategi penanggulangan bencana pada tahapan
prabencana. Dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan terdiri atas 2 seksi
yakni:
9
1. Seksi Pencegahan, bertugas Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pelaksanaan pencegahan bencana dan peringatan dini.
2. Seksi Kesiapsiagaan, bertugas Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
d. Bidang Kedaruratan dan Logistik, bertugas Melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan yang meliputi penyusunan, pelaksanaan dan pengkoordinasian program
dan strategi penanggulangan bencana pada tahapan tanggap darurat. Dalam
bidang kedaruratan dan logistik terdiri atas 2 seksi yakni :
1. Seksi Tanggap Darurat, bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat penanggulangan
bencana
perumusan kebijakan, koordinasi, dan pelaksanaan penyelamatan dan evakuasi
bencana.
perumusan kebijakan yang meliputi penyusunan pelaksanaan dan
pengkoordinasian program dan strategi penanggulangan bencana pada tahapan
pascabencana. Dalam bidang rehabilitasi dan rekonstruksi terdiri atas 2 seksi
yakni:
10
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
Gambar 2.1 Bagan Organisasi BPBD Provinsi NTB sesuai Lampiran Pergub NTB Nomor 51 Tahun 2016
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
11
Jumlah pegawai BPBD Provinsi NTB sampai dengan Desember 2019 sebanyak
91 orang, yang terdiri dari pegawai struktural, pelaksana dan tenaga kontrak. Dirinci
berdasarkan pendidikan, golongan, dan jabatan,sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1: Rekapitulasi Jumlah ASN BPBD Provinsi NTB
NO. Pendidikan Jumlah
2. Pendidikan Pasca Sarjana / S-2 5
3. Pendidikan Sarjana/ S-1 20
4. Pendidikan Diploma / D.IV 0
5. Pendidikan Diploma / D.III 0
6. Pendidikan Diploma / D.I 0
7. Pendidikan SMK 3
8. Pendidikan SMA 10
9. Pendidikan SMPK 0
10. Pendidikan SMP 0
11. Pendidikan SD 0
Tabel 2.2 : Rekapitulasi Tenaga Kontrak BPBD Provinsi NTB
NO. Pendidikan Jumlah
2. Pendidikan Pasca Sarjana / S-2 0
3. Pendidikan Sarjana/ S-1 22
4. Pendidikan Diploma / D.IV 0
5. Pendidikan Diploma / D.III 1
6. Pendidikan Diploma / D.I 1
7. Pendidikan SMK 7
8. Pendidikan SMA 18
9. Pendidikan SMPK 0
10. Pendidikan SMP 1
11. Pendidikan SD 2
12
Tabel 2.3 : Rekapitulasi Jumlah ASN BPBD Provinsi NTB berdasarkan Golongan
Golongan Jumlah
IV 7
III 26
II 6
I 0
Jumlah 39
Tabel 2.4 Jumlah Pegawai BPBD Provinsi NTB berdasarkan jabatan
No. Jabatan Jumlah
1. Struktural 14
Tabel 2.5 Jumlah Pegawai BPBD NTB berdasarkan gender
No. Jabatan Jumlah
3. Pelaksana 17 8
4. PPPK 0 0
Jumlah 69 22
Dalam rangka mendukung keberhasilan pencapaian tugas pokok dan fungsi,
BPBD Provinsi NTB didukung dengan sarana dan prasarana berupa tanah dan bangunan,
inventaris, kendaraan dinas/operasional serta fasilitas perlengkapan lainnya, sebagaimana
terlihat pada tabel berikut:
No. Uraian Nilai Asset 2019 (Rp)
1. Tanah
3. Gedung Bangunan 4.766.431.900
4. Aset tetap lainnya
13
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Sedangkan
pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
Bidang Kedaruratan dan Logistik meliputi 2 jenis pelayanan yaitu pelayan
tanggap darurat dan penanganan logistik . Pelayanan tanggap darurat bencana adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, pelindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
Bidang Rehabilitasi dan rekonstruksi meliputi 2 jenis pelayanan yaitu pelayanan
rehabilitasi dan rekonstruksi. Adapun Rehabilitasi dilakukan melalui kegiatan:
a. Perbaikan lingkungan daerah bencana,
b. Perbaikan prasarana dan sarana umum,
c. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat,
d. Pemulihan sosial psikologis,
Rekonstruksi dilakukan melalui kegiatan dengan motto “bangun kembali yang lebih
baik (build back better)”, meliputi:
a. Pembangunan kembali prasarana dan sarana,
b. Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat,
c. Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat,
d. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan
tahan bencana,
14
e. Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan
masyarakat,
g. Peningkatan fungsi pelayanan publik, dan
h. Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
Tabel 2.7 Jenis Pelayanan dan kelompok sasaran
NO BIDANG JENIS PELAYANAN KELOMPOK
SASARAN
Darurat Bencana
Masyarakat (Korban
bencana
Kinerja pelayanan adalah suatu gambaran kinerja yang akan dicapai selama 5
tahun kedepan dengan mengacu kepada kebijakan dan/atau kinerja pelayanan pada tahun
sebelumnya. Adapun kinerja pelayanan yang akan dicapai dapat diuraikan sebagai
berikut:
15
Tabel 2.8 Pencapaian Kinerja Program Kegiatan BPBD Provinsi NTB (Sebelum Perubahan Renstra)
No Indikator Kinerja
sesuai Tusi BPBD
Target
NSPK
Target
IKK
Target
Indikato
r
Lainnya
Target Renstra BPBD Tahun Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. Berkurangnya
Indeks Risiko
Tabel 2.9 Pencapaian Kinerja Pelayanan BPBD Provinsi NTB (Setelah Perubahan Renstra)
No Indikator Kinerja sesuai
Target Indikator
Lainnya Target Renstra BPBD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. Meningkatnya kapasitas dalam penanggulangan
bencana
2. Peningkatan kapasitas
3. Persentase penanganan
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
16
Tabel 2.10 Capaian Realisasi Pendanaan BPBD Provinsi NTB pada 2015-2019
Uraian Anggaran pada tahun Realisasi Anggaran pada tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Non Program 3,476,556,308 3,540,084,100 3,590,084,100 4,002,008,100 3,996,759,800 3,185,977,930 3,325,316,374 3,362,465,535 3,672,569,609 3,490,125,667
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1,193,480,742 3,589,111,032 3,104,164,640 1,444,815,360 1,240,669,020 1,000,103,374 2,985,143,450 2,906,766,296 1,396,226,288 1,146,179,459
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
100,650,000 12,237,000 43,531,000 18,000,000 18,000,000 86,135,000 6,000,000 33,794,000 11,000,000 16,000,000
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
79,400,000 79,520,000 61,520,000 104,527,240 149,200,000 76,969,760 79,484,500 60,190,950 104,526,100 118,750,000
Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
- 57,200,000 24,850,000 25,000,000 25,000,000 - 53,143,300 18,104,300 24,365,350 16,200,000
Program Siaga Darurat Bencana
Program Tanggap Darurat Bencana
532,532,500 - - - - 510,059,355 - - - -
570,470,500 642,519,000 620,467,000 260,900,000 16,319,353,873 437,076,937 633,274,300 584,263,000 254,270,189 12,848,178,339
Program penanganan Tanggap Darurat dan evakuasi/penyelamatan Korban Bencana
36,642,000 427,787,400 381,711,330 574,875,000 - 17,500,000 402,557,786 381,654,000 542,025,000 -
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
17
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Program Rehabilitas dan Rekontruksi Penanganan Penanggulangan Bencana
564,847,000 410,849,000 621,275,000 63,365,690,000 17,496,389,190 543,067,520 397,395,900 567,011,675 43,905,812,110 9,298,435,558
Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana
84,569,000 - - - - 53,104,000 - - - -
571,085,000 488,389,000 459,141,500 3,293,650,763 - 539,566,500 487,799,000 457,271,600 3,281,306,263 -
Peningkatan kesiapsiagaan dan pencegahan bencana
- 193,875,000 34,546,000 - - - 191,301,000 34,546,000 - -
- 45,740,000 302,940,000 411,000,000 - - 45,000,000 293,912,000 378,720,000 -
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran tahun 2015-2019
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
18
Tantangan dan Peluang dalam upaya pengembangan Pelayanan pada BPBD
Provinsi NTB adalah hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan perencanaan
strategis program kegiatan. Hal ini tertuang dalam analisis lingkungan strategis yang
dipetakan dalam bentuk matriks SWOT sebagai berikut:
KEKUATAN (S = STRENGTHS) :
mendukung Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
2. Dukungan pimpinan dan komitmen bersama seluruh aparatur
3. Komitmen melaksanakan perubahan paradigma dan reformasi dalam meningkatkan
pelayanan.
5. Adanya komitmen yang kuat dalam penganggaran dari pemangku kebijakan ditingkat
pusat dalam upaya penyelenggaraan penanganan bencana.
6. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta dan berperan aktif dalam upaya
penanganan bencana
2. Keahlian dan ilmu pengetahuan aparatur belum seluruhnya sesuai kebutuhan tupoksi
masing-masing bidang
kebencanaan secara terpadu dan terintegrasi;
4. Belum optimalnya koordinasi dalam penanggulangan bencana sehingga system
pengendalian, monitoring dan evaluasi belum berjalan maksimal
5. Belum terbentuknya unsur pengarah mekanisme kerjasama dengan dinas/intansi
terkait, LSM dan lembaga-lembaga lain non pemerintah dalam upaya
penyelenggaraan penanganan bencana
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
PELUANG (O = OPPORTUNITIES) :
1. Adanya komitmen dari Kepala Daerah dan DPRD serta seluruh komponen bangsa,
nasional, regional dan lokal dalam penyelenggaraan penangulangan bencana;
2. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di bidang kebencanaan
yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko bencana;
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
19
bidangpenanggulangan bencana
4. Terbatasnya dana dekonsentrasi dan bantuan sosial berpola hibah dari Pusat.
5. Tuntutan masyarakat terhadap perencanaan pembangunan yang transparan,
partisipatif dan akuntabel
6. Adanya peran serta masyarakat dan kerjasama dengan dinas/intansi terkait, LSM dan
lembaga-lembaga lain non pemerintah dalam upaya penyelenggaraan penanganan
bencana
amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Pelaksanaan tiga fungsi pelayanan : koordinasi, Komando dan pelaksanaan dengan
SKPD lainnya;
2. Terbatasnya anggaran yang tersedia di BPBD bagi kegiatan penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
3. Adanya perubahan iklim global yang sangat ekstrim dan berpotensi meningkatkan
intensitas bencana alam di dunia;
4. Adanya keterbatasan sarana komunikasi di daerah sehingga menghambat kecepatan
penyebaran arus data ke pusat maupun daerah lain; dan Luasnya cakupan wilayah
penanganan penanggulangan kebencanaan dengan jenis potensi bencana yang
beragam.
5. Degradasi lingkungan akibat pembangunan yang kurang berwawasan lingkungan.
Selanjutnya, hasil identifikasi SWOT dibuat perpaduan antara SO, WO, ST, dan
WT untuk menentukan strategi seperti pada Gambar 2.2 dibawah ini:
Matriks SWOT.
20
mendukung Badan Penanggulangan Bencana
seluruh aparatur
pelayanan.
organisasi.
penganggaran dari pemangku kebijakan
penanganan bencana.
ikut serta dan berperan aktif dalam upaya
penanganan bencana
memadai
seluruhnya sesuai kebutuhan tupoksi masing-masing
bidang
dan terintegrasi;
bencana sehingga sistem pengendalian, monitoring
dan evaluasi belum berjalan maksimal
5. Belum terbentuknya unsur pengarah mekanisme kerja
sama dengan dinas/intansi terkait, LSM dan
lembaga-lembaga lain non pemerintah dalam upaya
penyelenggaraan penanganan bencana
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
DPRD serta seluruh komponen bangsa,
nasional, regional dan lokal dalam
penyelenggaraan penangulangan bencana;
risiko bencana;
penanggulangan bencana
sosial berpola hibah bersumber dari
Kementerian. 5. Tuntutan masyarakat terhadap perencanaan
1. Penyusunan PERDA penanggulangan bencana
dan PROTAP
Badan Penanggulangan Bencana.
Komando dan Pelaksana pada program mitigasi
Penanggulangan Bencana.
Tahunan Penanggulangan Bencana.
perencanaan dan pelaksanaan Penanggulangan
1. Pelatihan peningkatan Kualitas aparatur Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Bencana Daerah sesuai disiplin ilmu
dan Job Discription.
4. Fasilitasi RAKOR antar SKPD terkait
Penangulangan Bencana.
6. Penganggaran Dana Siap Pakai/ On-Call dan Dana
Lainnya di BPBD dalam Penanggulangan Bencana.
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
21
akuntabel
dengan dinas/intansi terkait, LSM dan lembaga-
lembaga lain non pemerintah dalam upaya
penyelenggaraan penanganan bencana
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pelaksanaan tiga
fungsi pelayanan :koordinasi, Komando dan
pelaksanaan dengan SKPD lainnya;
2. Terbatasnya anggaran yang tersedia di BPBD bagi kegiatan penyelenggaraan penanggulangan
bencana;
ekstrim dan berpotensi meningkatkan intensitas bencanaalam di dunia;
4. Adanya keterbatasan sarana komunikasi didaerah sehingga menghambat kecepatan penyebaran arus
data kepusat maupun daerah lain; dan Luasnya
cakupan wilayah penanganan penanggulangan
5. Degradasi lingkungan akibat pembangunan yang kurang berwawasan lingkungan.
1. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Penanggulangan Bencana.
2. Koordinasi antara Badan Penanggulangan
Bencana dan Legislatif dalamhal Penganggaran
Penanggulangan Bencana.
3. Simulasi dan Gladi Penanggulangan Bencana secara Kontinyu dan teratur dan terencana.
4. Kerjasama dengan ORARI, RAPI, SAR,
TAGANA dan Relawan Bencana lainnya dalam
Penanggulangan Bencana. 5. Pengadaan sarana dan Prasarana Transportasi
dan Komunikasi yang handal dalam
penanggulangan bencana.
terkait dengan lingkungan.
2. Pelatihan Peningkatan Kualitas Aparatur dalam
menunjang Profesionalisme dibidang
Internet.
tetap eksis bila bencana terjadi guna memperlancar
koordinasi dalam Penanggulangan Bencana.
bagi pemangku kepentingan dalam penanggulangan
bencana terhadap daerah rawan bencana.
6. Koordinasi dalam meminimalisir kegiatan
perambahan hutan dan daerah konversi serta
Kerjasama dengan dunia Usaha dalam
penanggulangan bencana.
22
LINGKUNGAN
INTERNAL
LINGKUNGAN
EKSTERNAL
mendukung Badan Penanggulangan Bencana
seluruh aparatur
pelayanan.
organisasi.
penganggaran dari pemangku kebijakan
penanganan bencana.
ikut serta dan berperan aktif dalam upaya
penanganan bencana
memadai
seluruhnya sesuai kebutuhan tupoksi masing-
masing bidang
dan terintegrasi;
penanggulangan bencana sehingga sistem
berjalan maksimal
kerja sama dengan dinas/intansi terkait, LSM dan
lembaga-lembaga lain non pemerintah dalam upaya
penyelenggaraan penanganan bencana
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
DPRD serta seluruh komponen bangsa, nasional,
regional dan lokal dalam penyelenggaraan
penangulangan bencana;
risiko bencana;
koordinasi dalam penyelenggaraan bidang
sosial berpola hibah bersumber dari
Kementerian.
dan PROTAP
Badan Penanggulangan Bencana.
Komando dan Pelaksana pada program mitigasi
Penanggulangan Bencana.
Tahunan Penanggulangan Bencana.
perencanaan dan pelaksanaan Penanggulangan
bencana
Penanggulangan Bencana Daerah dalam
ilmu dan Job Discription.
4. Fasilitasi RAKOR antar SKPD terkait
Penangulangan Bencana.
6. Penganggaran Dana Siap Pakai/ On-Call dan Dana
Lainnya di BPBD dalam Penanggulangan Bencana.
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
23
akuntabel
dengan dinas/intansi terkait, LSM dan lembaga-
lembaga lain non pemerintah dalam upaya
penyelenggaraan penanganan bencana
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana. Pelaksanaan tiga fungsi pelayanan :koordinasi, Komando dan
pelaksanaan dengan SKPD lainnya;
bagi kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana;
3. Adanya perubahan iklim global yang sangat
ekstrim dan berpotensi meningkatkan intensitas
bencanaalam di dunia;
penyebaran arus data kepusat maupun daerah
lain; dan Luasnya cakupan wilayah penanganan
penanggulangan kebencanaan dengan jenis potensi bencana yang beragam.
5. Degradasi lingkungan akibat pembangunan yang
kurang berwawasan lingkungan.
Bencana dan Legislatif dalamhal Penganggaran Penanggulangan Bencana.
3. Simulasi dan Gladi Penanggulangan Bencana
secara Kontinyu dan teratur dan terencana.
4. Kerjasama dengan ORARI, RAPI, SAR, TAGANA dan Relawan Bencana lainnya
dalam Penanggulangan Bencana.
dan Komunikasi yang handal dalam
penanggulangan bencana.
6. Fasilitasi penyusunan AMDAL yang lebih
detail dalam pemberian izin berbagai jenis usaha yang terkait dengan lingkungan.
1. Penguatan Kelembagaan Badan Penanggulangan
Bencana daerah dalam Penanggulangan Bencana.
2. Pelatihan Peningkatan Kualitas Aparatur dalam
menunjang Profesionalisme dibidang
Internet.
tetap eksis bila bencana terjadi guna memperlancar
koordinasi dalam Penanggulangan Bencana.
bagi pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana terhadap daerah rawan bencana.
6. Koordinasi dalam meminimalisir kegiatan
perambahan hutan dan daerah konversi serta
Kerjasama dengan dunia Usaha dalam
penanggulangan bencana.
24
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPBD
Dalam pelaksanaan tugas sub urusan kebencanaan BPBD menghadapi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
sepenuhnya diperbaharui
2. Koordinasi terkendala akibat penanganan Gempa Bumi 2018 dan Covid-19 pada saat
yang bersamaan
menyebabkan upaya peningkatan kapasitas penanggulangan bencana terhambat pada
tahun 2020
4. Terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2020 tentang
Rencana Induk Penanggulangan Bencana 2020-2044 yang berdampak pada perubahan
RPJMD, yang kemudian berpengaruh pada perubahan Renstra.
5. Minimnya tenaga perencana program kegiatan di BPBD NTB
3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi Gubernur Nusa Tenggara Barat periode 2019-2023 adalah Mewujudkan Nusa
Tenggara Barat yang Gemilang. Dalam rangka mewujudkan visi untuk membangun Nusa
Tenggara Barat yang gemilang tersebut, ditetapkan 6 (enam) misi pembangunan Provinsi
NTB Tahun 2019-2023. Salah satu yang menjadi tanggung jawab utama BPBD tertuang
dalam Misi I NTB TANGGUH DAN MANTAP melalui penguatan mitigasi bencana dan
pengembangan infrastruktur serta konektivitas wilayah. Berdasarkan hal tersebut maka
BPBD mengemban Misi I dengan pelaksanaan program strategis guna mewujudkan
ketangguhan menghadapi risiko bencana melalui pelaksanaan program unggulan yaitu
Desa Tangguh Bencana (Destana), Sekolah Aman Bencana (SAB), dan Sistem Informasi
Aman Gangguan Bencana (SI-AGA).
Kewilayahan Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Permasalahan ancaman bencana dipengaruhi faktor letak geografis Indonesia
sebagai negara kepulauan yang berada diantara dua benua dan dua samudera, terbentang
di garis khatulistiwa, dan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik utama dunia.
Disamping itu besarnya jumlah penduduk dengan penyebaran yang tidak merata dan
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
25
pemanfaatan kekayaan alam yang kurang cerdas, menjadi salah satu pendukung terhadap
berbagai macam bencana baik yang disebabkan oleh alam non alam maupun ulah
manusia. Hampir semua jenis bencana baik karena alam maupun ulah manusia dan
gabungan dari keduanya seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir,
tanah longsor, kekeringan, kebakaran, bencana asap dan bencana akibat kecelakaan
industri, pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem, kesalahan teknologi serta
konflik sosial telah mengancam dan berada di tengah lingkaran kehidupan segenap
bangsa Indonesia.
penanggulangan bencana, antara lain:
a. Belum adanya persamaan persepsi, pengertian dan langkah tindak yang terencana,
terkoordinasi, dan terintegrasi antar institusi dalam rangka penanggulangan bencana.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana dan Perpres No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan
Bencana yang mengatur struktur dan tatakerja, personil, pembiayaan, sarana dan
prasarana PB, mengakibatkan penyelenggaraan PB belum terlaksana secara
komprehensif dan terintegrasi.
b. Belum semua daerah memperhatikan upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan
memasukkannya dalam mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
c. Belum optimalnya pemanfaatan sarana prasarana PB melalui kerjasama daerah baik
secara vertikal maupun horisontal.
mengacu pada agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2015–2019, sebagai rencana pembangunan tahap kedua dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005–2025 yaitu Memantapkan
penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK,
memperkuat daya saing perekonomian, serta keberlanjutan program dan kegiatan
Kementerian Dalam Negeri dalam mendukung fungsi Ditjen Bina Administrasi
Kewilyahan lima tahun ke depan.
Renstra Ditjen BAK 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan strategis untuk
memberikan gambaran arahan kebijakan dan strategi pembangunan pada tahun 2015-
2019 sebagai tolak ukur dan alat bantu dalam melaksanakan tugas dan fungsi Ditjen BAK
dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan dibidang urusan dalam negeri.
Dokumen ini berfungsi untuk menuntun segenap penyelenggara kegiatan dilingkungan
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
26
Ditjen BAK untuk secara konsisten melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
sesuai tugas dan fungsi yang diemban dibidang pembinaan administrasi kewilayahan.
VISI Ditjen BAK adalah “Terwujudnya Pembinaan Administrasi
Kewilayahan dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Pernyataan visi
tersebut, secara deskriptif dapat dijelaskan sebagai berikut: Frase “Terwujudnya”
menunjukan peran organisasi Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan dalam mewujudkan
dengan benar dan bijak sistem manajemen penyelenggaraan negara dan sistem birokrasi
negara berfungsi dengan baik. Frase “Pembinaan Administrasi Kewilayahan”,
menunjukan bahwa Ditjen Bina Administrasi Kewilyahan akan menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsi yang diemban secara optimal sesuai dengan perannya dalam
memantapkan penyelenggaraan tugas – tugas Pembinaan Administrasi Kewilayahan,
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”, merupakan komitmen utama dan final
Kementerian Dalam Negeri. Ini memberikan sikap dan arah yang tegas akan perlunya
kesatuan dan persatuan serta keadilan dan proses penyelenggaraan pemerintah di daerah
yang selalu harus ditegakkan tanpa ada tawar menawar. Bersatu dan maju tidak cukup,
tetapi harus didorong oleh penguasaan terhadap ilmu dan teknologi sebagai tools untuk
mencapainya. Hal ini dapat berhasil bila ada jejaring internal maupun eksternal dalam
kerangka global.
a. Memfasilitasi terwujudnya harmonisasi hubungan pusat dan daerah melalui
pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan, peningkatan kapasitas peran
gubernur sebagai wakil pemerintah, kerjasama daerah, serta mendukung reformasi
pelayanan umum;
(toponimi);
masyarakat dan penegakan HAM serta memperkuat kerukunan nasional melalui
persatuan dan kesatuan nasional dalam kerangka NKRI;
d. Memfasilitasi penyelenggaraan kawasan dan otorita serta percepatan pengadaan tanah
bagi pembangunan untuk kepentingan umum;
e. Memfasilitasi penyelenggaraan penyelenggaraan manajemen pencegahan dan
penanggulangan bencana;
Administrasi Kewilayahan.
27
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan manajemen penanggulangan bencana
secara terintegrasi, dengan indicator sasaran antara lain:
a. Jumlah daerah yang menerapkan SPM Sub Urusan Bencana
b. Jumlah daerah yang mengembangkan prasarana dan informasi penanggulangan
bencana sesuai standar
c. Asistensi dan supervisi penerapan standar pelayanan minimal bidang bencana
d. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan teknis, dimonev, dan yang melapor
SPM bidang Trantibumlinmas
Daerah
f. Jumlah daerah yang memiliki kesiapan dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan
pada saat tanggap darurat dan pasca bencana sesuai standar
g. Jumlah daerah yang menerima bantuan sarpras dalam rangka mitigasi bencana dan
Kebakaran
i. Jumlah NSPK di bidang Manajemen penanggulangan bencana
3.3.2 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Dalam kurun waktu 2010-2014, BNPB telah melaksanakan tugas dan fungsinya
dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan penanggulangan bencana nasional. Berbagai
target yang direncanakan telah dicapai melalui pelaksanaan kebijakan, program dan
kegiatan dalam kerangka sistem nasional penanggulangan bencana yang meliputi aspek
legislasi, aspek kelembagaan, aspek perencanaan, aspek pendanaan, aspek peningkatan
kapasitas dan aspek penyelenggaraan pada tahap prabencana, saat tanggap darurat dan
tahap pemulihan pascabencana
a Aspek Legislasi
Hingga tahun 2014, BNPB telah menetapkan 92 Peraturan Kepala (Perka)
BNPB yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis dari setiap
tahapan/proses penyelenggaraan penanggulangan bencana.
BNPB dengan dukungan Kementerian Dalam Negeri telah mendorong
terbentuknya 462 BPBD, terdiri atas 34 BPBD provinsi, 71 BPBD kota, dan 357
BPBD kabupaten.
28
- Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana (Planas PRB) sebagai wadah
koordinasi yang beranggotakan perwakilan pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat ditingkat nasional.
- Forum PRB sektoral, seperti Forum Perguruan Tinggi untuk PRB. Konsorsium
Pendidikan Bencana, serta Forum Mitigasi Bencana Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil.
- Forum PRB tematik, seperti Forum Guru PRB Kabupaten Simeulue. Forum
Multipihak DAS Ciliwung-Cisadane “Save Our Jakarta.” Forum Pengelolaan
DAS Multipihak Sumbar. Forum Gunung Merapi. Forum Gunung Slamet.
Jangkar Kelud. Forum DAS Bengawan Solo di Jateng dan Jatim, dan PASAG
Merapi.
DPR RI dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam kerangka
legislasi, penganggaran dan pengawasan merupakan mitra kerja Pemerintah.
Melalui Komisi VIII. DPR RI telah banyak memberikan dukungan kepada BNPB
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Dari sisi legislasi. DPR RI
adalah yang menginisiasi terbentuknya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang PB.
- Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI untuk mendukung operasi
penanganan darurat, melalui mobilisasi personel dalam Satuan Reaksi Cepat
(SRC) PB maupun mobilisasi personel langsung ke daerah bencana. Dalam hal
ini. TNI bergerak dalam operasi militer selain perang;
- Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI untuk
mendampingi pelaksanaan penganggaran penanggulangan bencana. khususnya
dana siap pakai dan dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi;
- Kementerian/lembaga lainnya dalam upaya pengurangan risiko bencana,
penanganan darurat dan dukungan pemulihan pascabencana sesuai dengan
tugas dan fungsinya dibawah koordinasi BNPB;
- Lembaga non pemerintah, antara lain Palang Merah Indonesia, perguruan
tinggi, lembaga perbankan, lembaga usaha, serta LSM nasional. Sejak tahun
2009 - 2014 telah ditandatangani 44 nota kesepahaman kerjasama.
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
29
- Kerjasama bilateral, regional, dan internasional dengan berbagai kalangan
pemerintah dan organisasi internasional, antara lain Turki. Amerika Serikat,
negara-negara ASEAN. India, Belarusia, Italia, Australia, dan Jepang,
Australia. Swiss, Rusia, China, Selandia Baru. Maladewa. Taiwan.
- Dengan lembaga internasional, antara lain Pacific Disaster Center University of
Hawaii, ADB, DFAT, USAID, WFP, UNDP, UNFPA, FAO, UN-OCHA,
UNISDR, WHO, Bank Dunia, ADRC, ADPC, FEMA, NEMA, EMA, dan
sebagainya.
dalam berbagai program /kegiatan. BNPB juga aktif mendukung ASEAN,
ARF, EAS, dan kerjasama selatan-selatan.
6) Terselenggaranya Keterbukaan Informasi Publik
BNPB sebagai focal point informasi penanggulangan bencana pada tahun 2013
telah menerbitkan Perka Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengelolaan
Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Lingkungan BNPB
c Aspek Perencanaan
Nasional
3) Tersusunnya Masterplan PRB Tsunami
4) Terintegrasinya PRB dalam Rencana Tata Ruang
d Aspek Pendanaan
meningkat secara signifikan dalam kurun waktu pelaksanaan RPJMN 2010-2014.
Dari total pagu indikatif Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)
sebesar Rp 1.4 trilyun, terealisasi anggaran sebesar Rp. 8.6 trilyun atau meningkat
500%. Sebagai contoh tahun 2008. DIPA BNPB sebesar Rp 91 milyar, dan pada
tahun 2014 menjadi Rp 2.53 trilyun atau meningkat 2.680 %.
2) Fleksibilitas Penggunaan Dana Cadangan PB
Selain pengalokasian anggaran melalui proses perencanaan pembangunan
nasional. BNPB juga mendapatkan anggaran dari dana cadangan APBN rata-rata
sebesar Rp 3 trilyun per tahun sebagai dana siap pakai (on call budget) untuk
penanganan darurat bencana
30
alokasi anggaran BNPB yang diikuti dengan peningkatan realisasi penyerapan
anggaran. Pada 2013 realisasi penggunaan anggaran mencapai 95,30% meningkat
dibanding tahun sebelumnya 88,82%.
e Aspek Peningkatan Kapasitas
Bencana (SRC-PB)
Pelatihan Penanggulangan Bencana Pembangunan Kantor BNPB
3) Peningkatan Kapasitas Sistem Penyelenggaraan
a. Tersusunnya Standarisasi Nasional Indonesia untuk PB
b. Tersusunnya Peta Sumber Daya Logistik dan Peralatan
c. Terbangunnya Aplikasi PB secara Daring
d. Tersusunnya Standar Kompetensi Kerja Nasional PB
f Aspek Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
1) Tahap Prabencana
a) Terlaksananya Program Desa Tangguh Bencana
- Tahun 2012, terdapat 40 desa di 20 provinsi dengan ancaman tsunami
mengikuti program ini.
- Tahun 2013, program desa tangguh dilakukan di 56 desa di 28 provinsi.
- Tahun 2014, jumlah desa peserta sebanyak 68 desa di 28 provinsi, di
mana 10 provinsi masuk dalam program masterplan pengurangan risiko
bencana tsunami.
Penyusunan rencana induk untuk 12 jenis ancaman bencana sebagai
masukan penyusunan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Tahun
2015-2019. Adapun 12 rencana induk itu meliputi ancaman gempabumi
(ITB), tsunami (Unsyiah), gerakan tanah (UGM), letusan gunungapi (UPN
Veteran), banjir (Undip), gelombang ekstrim dan abrasi (Unand) dan cuaca
ekstrim (UI). Selain itu. ancaman kekeringan (dengan Udayana), epidemi
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
31
(ITS) dan kebakaran lahan dan hutan (IPB).
c) Tersusunnya Indeks Rawan Bencana Indonesia
d) Terselenggaranya Program Sekolah Aman dan Materi Ajar Pendidikan
Bencana
g) Terlaksananya Masterplan PRB Tsunami
h) Terselenggaranya Peringatan Bulan PRB
i) Terlaksananya Gladi Lapang Nasional
j) Tersusunnya Rencana Kontinjensi PB
k) Laporan Kajian Nasional tentang PRB
l) Terlaksananya Berbagai Forum Internasional PB
m) Partisipasi Aktif dalam Global Platform for DRR
n) Terbentuknya Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI)
2) Tahap Saat Tanggap Darurat
a) Peningkatan Kapasitas TRC Daerah
Telah terbentuk sebanyak 33 tim reaksi cepat (TRC) di tingkat BPBD
provinsi dan 127 TRC di BPBD kab/kota dan telah mengikuti pelatihan sejak
tahun 2010.
d) Membantu Negara Lain
3) Tahap Pascabencana
b) Tersusunnya Perencanaan Pemulihan Pascabencana
c) Tersalurkannya Bantuan Pascabencana
e) Pemulihan Sosial Ekonomi Pascabencana
3.3.2.1 Isu Strategis BNPB
2015-2019 antara lain adalah
32
1) Koordinasi pengurangan risiko bencana melalui sinkronisasi dan harmonisasi
antar dokumen perencanaan bidang kebencanaan, lingkungan hidup dan
perubahan iklim;
sosialisasi pengurangan risiko bencana dan penyediaan pedoman operasional
bidang pencegahan dan kesiapsiagaan;
3) Memulai upaya mitigasi bencana struktural baik melalui identifikasi kebutuhan
dan pembangunan infrastruktur mitigasi bencana;
4) Penataan fokus kegiatan pengurangan risiko bencana, pemberdayaan masyarakat
dan kesiapsiagaan berdasarkan kewenangan tugas dan fungsi, jenis bencana dan
daerah rawan bencana serta strategi pencapaiannya secara terencana dan terukur
5) Mengoptimalkan peran serta swasta, lembaga – lembaga non-pemerintah dan
masyarakat dalam upaya pencegahan. mitigasi bencana, serta kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana melalui sosialisasi peningkatan pemahaman dan kesadaran
pengurangan risiko bencana lembaga – lembaga non-pemerintah dan masyarakat.
pembentukan dan pembinaan platform nasional. forum pengurangan risiko
bencana. pembentukan dan sertifikasi relawan. serta pembentukan desa tangguh
bencana;
kesiapsiagaan. pembangunan dan pemeliharaan sistem peringatan dini yang
dimulai pada tingkat komunitas/masyarakat. serta pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana pendukung kesiapsiagaan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan sumberdaya tersedia;
dan efisien dimulai dengan membangun sistem data dan informasi yang
terkoneksi pada sistem informasi penanggulangan bencana;
9) Pembangunan database dan sistem informasi kinerja pencegahan dan
kesiapsiagaan berkoordinasi dengan Pusat Data. Informasi dan Humas;
10) Masterplan pengurangan risiko bencana tsunami yang belum selesai sesuai target
yang ditetapkan. dan menyusun masterplan pengurangan risiko bencana lainnya;
11) Pengendalian pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pencegahan dan
kesiapsiagaan.
33
1) Membangun sistem operasi. pembinaan. pengelolaan dan pengerahan sumberdaya
nasional dan daerah untuk tanggap darurat bencana yang cepat. efektif dan
efisien;
pelaksanaan penanganan pengungsi yang terpadu dalam rangka pemulihan dan
pemberian perlindungan. pendampingan terhadap korban bencana/pengungsi
untuk memastikan keberlangsungan pelayanan publik. kegiatan ekonomi
masyarakat. keamanan. dan ketertiban pada saat situasi darurat;
3) Belum optimalnya mekanisme pemberian dan distrubusi bantuan darurat dan
koordinasi dengan bidang logistik dan peralatan;
4) Percepatan perbaikan dan pemulihan fungsi sarana dan prasarana vital akibat
bencana melalui pengkoordinasian dan mobilisasi sumberdaya nasional dan
daerah;
5) Peningkatan pengendalian dan kualitas tata kelola dana siap pakai (on call)
melalui kerjasama dan pendampingan dengan pihak – pihak yang melaksanakan
fungsi pengendalian dan pengawasan;
6) Belum optimalnya pengalokasian anggaran dana siap pakai (on call) sesuai
dengan tugas dan fungsi pada masing – masing sub bidang yang berada dibawah
bidang penanganan darurat.
c. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
1) Pelaksanaan tugas dan fungsi dari sub bidang – sub bidang pada lingkup bidang
rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang perlu ditingkatkan. serta
peningkatan kapasitas penyelenggaraan penanggulangan bencana bidang
rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana;
2) Belum optimalnya penerapan metode penilaian kerusakan dan kerugian akibat
bencana. dan metode pengkajian kebutuhan pascabencana dalam proses
pengusulan dan perencanaan kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana;
evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi antar kementerian/lembaga.
Pusat dan daerah;
4) Membangun koordinasi dan mekanisme dengan bidang penanganan darurat untuk
manajemen, pengelolaan penanganan pengungsi akibat bencana.
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
34
1) Pemenuhan kebutuhan logistik dan peralatan sesuai standar minimal sampai
tingkat kabupaten/kota termasuk dukungan distribusi dan pengelolaan yang
berkualitas;
pelatihan operasional dan pemeliharaan peralatan kebencanaan secara
berkesinambungan bagi BPBD;
3) Belum optimalnya manajemen penyediaan. pengelolaan dan distribusi logitik dan
peralatan, sehingga perlu adanya peningkatan kapasitas penyediaan, pengelolaan
distribusi untuk kesiapsiagaan dan untuk dukungan penanganan darurat bencana;
4) Membangun database dan sistem informasi kinerja logistik dan peralatan
berkoordinasi dengan Pusat Data. Informasi dan Humas.
e. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya
1) Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian. dan pelaksanaan program
melalui koordinasi antara dukungan manajemen dengan bidang. antar bidang. sub
bidang. serta antara Pusat dan daerah;
2) Peningkatan koordinasi dan pengelolaan program. kegiatan dan anggaran yang
bersumber dari pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN);
3) Diperlukan adanya kajian. reviu. dan pemutakhiran peraturan dan perundangan
penanggulangan bencana sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
sampai ditingkat kabupaten/kota;
kementerian/lembaga. Pusat – daerah. maupun dengan lembaga – lembaga non-
pemerintah;
akuntabel dan tepat waktu;
produktivitas pegawai;
f. Pengawasan
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
35
2) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan anggaran dana siap pakai (on
call) dan dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana;
3) Meningkatkan pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam rangka menjaga dan
meningkatkan kualitas kegiatan hasil penyelenggaraan penanggulangan bencana;
4) Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
1) Penataan program. kurikulum dan jadwal pendidikan dan pelatihan
penanggulangan bencana;
pendidikan formal dan non-formal (pelatihan dan kursus) berkoordinasi dengan
sub bagian kepegawaian pada Biro Umum. termasuk membuka hubungan
kerjasama dengan perguruan tinggi di dalam dan luar negeri;
3) Mengidentifikasi pelaksanaan fungsi penelitian. pengembangan dan inovasi
penyelenggaraan penanggulangan bencana melalui kerjasama dengan berbagai
kelembagaan;
bencana.
h. Data, Informasi dan Humas
1) Pengintegasian data dan informasi seluruh unit kerja di lingkungan BNPB;
2) Peningkatan kualitas data dan informasi kebencanaan secara aktual dan
terintegrasi;
3) Peningkatan sarana dan prasarana data dan informasi untuk penghimpunan dan
diseminasi data dan informasi kebencanaan;
4) Pengembangan TIK dan Pusdalops di daerah risiko bencana tinggi;
5) Peningkatan kualitas kehumasan. penerangan. dan dokumentasi kebencanaan.
3.3.2.2 Visi - Misi BNPB 2015-2019
Penyelenggaraan penanggulangan bencana sebagai bagian tidak terpisahkan
dalam pembangunan nasional yang diamanatkan kepada Badan Nasional Penanggulangan
Bencana dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional dan
mewujudkan Visi Presiden: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat. Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. maka visi BNPB 2015-2019 adalah:
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
36
Visi tersebut merupakan gambaran terhadap apa yang ingin diwujudkan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana pada akhir pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 yaitu bagaimana negara secara tangguh mampu
memberikan perlindungan kepada masyarakat dengan menjauhkan masyarakat dari
bencana, menjauhkan bencana dari masyarakat, meningkatkan kemampuan daya lenting
masyarakat untuk pulih kembali dari dampak bencana.
Ketangguhan sebagai budaya hidup harmonis berdampingan dengan ancaman
bencana yang mampu mengantisipasi, mengadaptasi, memproteksi. Serta menghindari/
meminimalisir dampak bencana. Serta memiliki daya serap informasi. Ketangguhan
masyarakat secara mandiri dalam penanggulangan bencana menjadi yang pertama dalam
setiap upaya penanggulangan bencana.
1) Melindungi bangsa dari ancaman bencana dengan membangun budaya pengurangan
risiko bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana menjadi bagian yang
terintegrasi dalam pembangunan nasional;
2) Membangun sistem penanganan darurat bencana secara cepat. efektif dan efisien;
3) Menyelenggarakan pemulihan wilayah dan masyarakat pascabencana melalui
rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik yang terkoordinasi dan berdimensi
pengurangan risiko bencana;
bencana;
governance.
tujuan yang akan dicapai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam periode
pelaksanaan lima tahun kedepan adalah:
1) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap pengurangan risiko bencana.
yang terintegrasi dalam dimensi pembangunan dan kehidupan masyarakat;
2) Meningkatkan keandalan dan kecepatan penanganan darurat bencana;
3) Memulihkan daerah terdampak bencana melalui kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi pascabencana;
37
4) Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dan tata kelola logistik dan peralatan
penanggulangan bencana sesuai standar minimal yang ditetapkan BNPB;
5) Meningkatkan kapasitas pelayanan dan kinerja penyelenggaraan penanggulangan
bencana;
penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif. efisien. transpan dan
akuntabel.
berdasarkan identifikasi dan analisis lingkungan strategis adalah menurunnya indeks
risiko bencana di pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi dengan indikator
kinerja sasaran strategis yang meliputi:
1. Jumlah Kabupaten/Kota yang difasilitasi kajian risiko bencana;
2. Rata-rata waktu respon kejadian bencana;
3. Persentase peningkatan penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi daerah pasca
bencana;
4. Persentase daerah yang memiliki logistik dan peralatan penanggulangan bencana
yang memadai; dan
No Tujuan Sasaran Program Indikator Sasaran
Program
selamat akibat bencana;
terlatih dan kompeten
38
pelaksanaanperlindungan dan
3) pemberdayaan
terpulihkan pada kondisi
situasi keadaan darurat
39
prioritas yang terlaksanatepat
yang mendapatkan pembinaan
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan daerah, maka
hubungan antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus mampu
bersinergi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Provinsi dibawah kepemimpinan
Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah menyelaraskan perencanaan
pembangunan antar daerah kabupaten/kota dan antara daerah provinsi dan daerah
kabupaten/kota di wilayahnya; mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan antara daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dan antar-daerah
kabupaten/kota yang ada di wilayahnya; dan memberikan rekomendasi kepada
pemerintah pusat atas usulan DAK pada daerah kabupaten/kota di wilayahnya.
BPBD Provinsi NTB bersama Organisasi Perangkat Daerah terkait lainnya
berupaya untuk menyelaraskan, mensinergikan, mengsinkronisasikan kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan daerah, baik melalui kegiatan Musrenbang Provinsi NTB
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
40
maupun pada rapat koordinasi teknis dan sektoral. Hal ini dimaksudkan agar antara
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat saling mendukung dalam
upaya menggali potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk peningkatan
kesejahteraan rakyat. BPBD Provinsi NTB dapat mengarahkan kerjasama antar daerah
kabupaten/kota dalam provinsi berdasarkan produk dan program unggulan masing-
masing melalui koordinasi dan peningkatan networking antar daerah yang kesemuanya
bermuara untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan penanggulangan
bencana. BPBD Provinsi NTB dapat menjadi inisiator dalam membangun kesadaran
bersama mengenai mutual relationship yang adil dan saling menguntungkan antar
pemerintahan lokal dan/atau dengan pihak swasta.
3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS RPJMD
RTRW merupakan matra spasial dari RPJP, dan disusun dengan memperhatikan
aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan, yang mencakup perencanaan ruang
darat, laut, udara, dan dalam bumi. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang
RTRW Provinsi NTB Tahun 2009-2029 memuat pengaturan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang, yang menghasilkan rencana
struktur ruang, rencana pola ruang, dan rencana kawasan strategis provinsi dalam jangka
waktu 20 tahun. Perwujudan indikasi program pemanfataan ruang terdiri dari program
utama, pelaksana, lokasi, sumber pembiayaan dan waktu pelaksanaan 5 (lima) tahunan.
RTRW menjadi acuan dalam penyusunan RPJMD, khususnya terkait kebijakan
pengembangan wilayah, rencana struktur ruang dan pola ruang, serta indikasi program
pemanfaatan ruang (dalam 5 tahunan).
Keselarasan tugas dan fungsi BPBD Provinsi NTB dalam menyelenggarakan
kebijakan teknis penataan ruang dilakukan melalui perumusan kebijakan pemanfaatan
ruang dengan memperhatikan kebijakan dan rencana tata ruang berbasis kebencanaan.
Koordinasi khususnya dalam mensosialisasikan dan memberi pemahaman tentang
penerapan strategi dan kebijakan penataan ruang terkait ruang kawasan lindung, ruang
kawasan budidaya dan kawasan strategis provinsi, serta pelaksanaan prinsip mitigasi
bencana. Koordinasi tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan penataan ruang
Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu mewujudkan ruang wilayah provinsi yang maju dan
lestari melalui penataan ruang secara serasi, seimbang, terpadu dan berkelanjutan dalam
rangka mendorong wilayah provinsi sebagai kawasan pengembangan
pertaniasn/agribisnis, pariwisata dan industri untuk meningkatkan daya saing daerah
dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan hidup dan kelestarian sumber daya
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
41
pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang dengan seluruh pemangku kepentingan
terkait penataan ruang. Tugas BPBD Provinsi NTB dalam menjaga keselarasan
perencanaan menjadi kunci utama sinergitas perencanaan penataan ruang yang
mengakomodir upaya mitigasi bencana yang mempertimbangkan kerawanan
bencana dalam menentukan peruntukan dan pemanfaatan ruangnya.
Pilar utama pembangunan adalah aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Keberhasilan pembangunan selain dicirikan oleh peningkatan pertumbuhan dan
pemerataan kesejahteraan, juga mesti ada jaminan keberlanjutan. Selain itu, pilar utama
pembangunan yang tidak kalah penting adalah aspek lingkungan. Setiap proses
perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan diharuskan mengandung
kepentingan pelestarian lingkungan hidup. Perhatian terhadap pelestarian lingkungan
hidup idealnya sudah muncul dan ditempatkan sejak proses awal perumusan strategi
hingga pelaksanaan pembangunan. Konsekuensi dari tuntutan ini adalah hadirnya
instrumen pengkajian terhadap lingkungan hidup pada tataran strategis setara dengan
strategi pembangunan itu sendiri. Kajian tersebut diistilahkan dengan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS).
Dalam RPJMD Provinsi NTB, isu lingkungan, ekonomi dan sosial budaya yang
menjadi perhatian saat ini antara lain: alih fungsi lahan, pencemaran lingkungan,
konservasi dan pengelolaan sumberdaya air, sistem drainase yang tidak berjalan,
permukiman kumuh dan sanitasi buruk, kerusakan SDA, abrasi pantai dan rab,
infrastruktur wilayah dan perekonomian yang kurang memadai, kebutuhan energi,
ketahanan pangan, kemiskinan, konflik sosial dan rendahnya kualitas SDM. Adapun
aspek kajian serta ringkasan dokumen KLHS Pemerintah Provinsi NTB disajikan pada
tabel berikut :
42
No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi Terhadap
Pelayanan BPBD
1. Tujuan
Organisasi Perangkat Daerah Pilar
Sosial, mencakup tujuan untuk
Organisasi Perangkat Daerah Pilar
Ekonomi, mencakup tujuan Energi
Bersih dan Terjangkau, Pekerjaan
Layak dan Pertumbuhan Ekonomi,
Industri, Inovasi dan Infrastruktur,
Organisasi Perangkat Daerah Pilar
Lingkungan, mencakup tujuan Air
Bersih dan Sanitasi Layak,
Organisasi Perangkat Daerah Pilar
43
Pelayanan BPBD
tahun sesuai dengan angka
44
Pelayanan BPBD
masyarakat, pengembangan
medis
kefarmasian
kesehatan masyarakat
kesehatan lingkungan
Gizi
kelas C minimalmembutuhkan 5
membutuhkan minimal 3 orang
apoteker. Sedangkan untuk tenaga
mencukupi pelayanan kesehatan
45
Pelayanan BPBD
yang direhabilitasi. Alternatif sbb:
152.000 ha, maka OPD
secara terus menerus untuk
memberikan capaian target yang
optimal. Dengan rekomendasi : (a)
dinas LHK sejumlah 3000ha/th,
ditetapkan setiap tahunnya seluas
berbagai pihak melalui kemitraan,
antara lain privat sector,
kementerian, bepedas dan lembaga
dapat mempertahankan daya
sangat rendah minimal menjadi
penanganan sampah, melalui
46
Pelayanan BPBD
komunitas2 melalui kerjasama
dengan DIKBUD pendampingan
ruang diskusi dengan masyarakat
melalui berbagai macam flatform,
Mereduksi sampah di tingkat
sumber dengan menerapkan bank
Mereduksi sampah di TPA dengan
menerapkan teknologi Waste to
Energy yaitu PLTSa dan
dengan sistem controlled landfill
ramah lingkungan. (e) Pembukaan
TPST baru pada kawasan
perkotaan. (f) Pemanfataan sampah
timbulan sampah dengan teknologi
yang ramah lingkungan. (g)
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
47
Pelayanan BPBD
terkait Kemiskinan, Kesehatan,
reformasi birokrasi.
seberapa besar pengaruh dari
kondisi jasa ekosistim terhadap
banyaknya layanan jaminan
ekosistem terhadap keberadaan
Tenaga Kesehatan dan
pengarunhnya terhadap distribusi
48
Pelayanan BPBD
Prov. NTB yang akan di overlay
dengan kondis jasa ekosistem.
akan diketahui pengaruh daya
dukung maupun jasa ekosistem
terhadap jumlah sebaran lahan
dukung lahan maupun jasa
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Saat ini, 11 dari 14 jenis Bencana di Indonesia terdapat di NTB. Indeks Risiko
Bencana (IRB) di Nusa Tenggara Barat adalah sebesar 130.84 (data maret 2020),
sedangkan ambang batas klasifikasi risiko sedang ke tinggi berada pada nilai 144 dan dari
risiko sedang ke rendah berada pada nilai 11. Untuk itu BPBD berupaya menurunkan
nilai IRB sebesar 3% per tahun sesuai dengan target RPJMD dengan meningkatkan
indeks kapasitas penanggulangan bencana sebesar 0.02 per tahun. Hal ini dapat
diwujudkan apabila upaya Peningkatan kapasitas melalui Penanganan Tematik Kawasan
Rawan Bencana dapat mencapai angka 0.75 dan Persentase penanganan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana dapat mencapai angka 0.70 pada tahun 2023. Guna
mencapai hal tersebut, maka BPBD NTB perlu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
menjadi dasar penilaian Indeks Kapasitas Penanggulangan Bencana seperti pembentukan
serta peningkatan level Desa Tangguh Bencana, Sekolah Aman Bencana, Penyusunan
Tata Ruang Berbasis Penanggulangan Bencana, Penyusunan Rencana Kontinjensi,
Pelaksanaan simulasi penanggulangan bencana, serta kegiatan-kegiatan lain yang bersifat
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
Berdasarkan berbagai aspek tersebut, maka ditarik kesimpulan bahwa isu strategis
dalam pelaksanaan pembangunan Provinsi NTB tahun 2019-2023 yang terkait dengan
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
49
tugas dan fungsi BPBD adalah kondisi Nusa Tenggara Barat yang masih tergolong
sebagai daerah rawan bencana di Indonesia.
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
50
Mengacu pada Visi Pemerintah Provinsi NTB ”Membangun Nusa Tenggara
Barat Yang Gemilang”, Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Provinsi NTB mengambil kebijakan dan langkah-langkah strategis guna mendukung
pencapaian Misi Pertama yaitu NTB tangguh dan mantap melalui penguatan mitigasi
bencana dan pengembangan infrastruktur penunjang sektor unggulan serta konektivitas
wilayah. Untuk mencapai misi tersebut, dibuat beberapa tujuan dan sasaran sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Kierja Sasaran
NO
TUJUAN
SASARAN
INDIKAT
OR
TUJUAN/
SASARAN
1 Terwujudnya
2 Meningkatnya
kapasitas dalam
0.57 0.59 0.61 0.63 0.65
Sumber: Dokumen RPJMD NTB 2019-2023
4.2. Hubungan Tujuan dan Sasaran BPBD dengan Tujuan dan Sasaran RPJMD
Mengacu pada misi pertama pembangunan Nusa Tenggara Barat yaitu NTB
Tangguh dan Mantap melalui penguatan mitigasi bencana dan pengembangan
infrastruktur serta konektivitas wilayah, telah ditetapkan tujuan pembangunan daerah
dalam dokumen RPJMD Provinsi NTB yang menjadi tugas dan amanah Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mendukung pencapaian target yang
telah ditetapkan yaitu : Terwujudnya Ketangguhan Menghadapi Risiko Bencana, dengan
sasaran Meningkatnya Kapasitas dalam Penanggulangan Bencana , dengan indikator
sasaran Tingkat Kapasitas Penanggulangan Bencana melalui Penanganan Tematik
Kawasan Rawan Bencana dan Tingkat Kapasitas Penanggulangan Bencana melalui
Perkuatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat Bencana.
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
51
Sasaran RPJMD Provinsi NTB Tahun 2019 – 2023 telah merumuskan tujuan
Pembangunan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) diarahkan untuk
meningkatkan Kapasitas Penanggulangan Bencana Bencana, dengan indikator tujuannya
adalah : Indeks Kapasitas Daerah, dengan melakukan Pengurangan Risiko Bencana
melalui Pencegahan dan Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana.
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
52
pasti untuk mencapai tujuan atau mengatasi persoalan. Cara atau langkah dirumuskan
lebih bersifat makro dibandingkan dengan "teknik" yang lebih sempit, dan merupakan
rangkaian kebijakan. Dengan demikian, maka strategi merupakan cara mencapai tujuan
dan sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.
Arah kebijakan merupakan suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan, atau
merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu, kebijakan pada
dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau
petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan guna
tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran dan tujuan organisasi.
Perumusan strategi dan arah kebijakan dilakukan dengan memperhatikan tugas
dan fungsi BPBD Provinsi NTB sebagai perangkat daerah. Adapun tugas BPBD adalah
melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan Bidang Ketenteraman dan
Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat, Sub Urusan Bencana.
Strategi dan arah kebijakan BPBD Provinsi NTB mengacu pada tugas dan fungsi
yang dikaitkan dengan kebijakan jangka menengah Pemerintah Provinsi NTB yang
tertuang dalam dokumen RPJMD Provinsi NTB Tahun 2019-2023. Dalam rangka
mewujudkan visi dan misi RPJMD Provinsi NTB, BPBD Provinsi NTB menetapkan
strategi dan arah kebijakan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagaimana
tercantum pada tabel berikut:
53
Visi : “Membangun Nusa Tenggara Barat yang Gemilang”
Misi : NTB TANGGUH DAN MANTAP melalui penguatan mitigasi bencana dan pengembangan infrastruktur serta konektivitas wilayah
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
2019 2020 2021 2022 2023 Terwujudnya
Ketangguhan
melalui peningkatan
kesiapsiagaan dan
penanganan darurat
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
54
Perumusan program dan kegiatan pembangunan yang menjadi tugas dan fungsi
BPBD Provinsi NTB dalam kurun waktu 5 tahun (2019 s/d 2023) berlangsung dalam 2
(dua) tahap/kelompok periode waktu yaitu: (1) program dan kegiatan Tahun 2019-2020
yang dirumuskan berdasarkan Permendagri 13 Tahun 2006; dan (2) Program, kegiatan
dan sub kegiatan Tahun 2021-2023 yang dirumuskan dengan berdasarkan Permendagri
Nomor 90 tahun 2019
6.1. Rencana Program dan Kegiatan Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun
2006
Sebagai perwujudan dari beberapa strategi dan arah kebijakan dalam rangka
mencapai tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya harus dituangkan dalam
program dan kegiatan dengan mempertimbangkan tugas dan fungsi Badan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kegiatan merupakan
penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan organisasi,
sedangkan program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk
mendapatkan hasil, yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah
ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu.
Penyusunan rencana program dan kegiatan tahun 2019 – 2020 mengacu pada
Rencana program dan kegiatan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 sebagaimana tertuang dan ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi NTB Tahun 2019-2023. Program dan kegiatan yang
dilaksanakan BPBD Provinsi NTB tahun 2019-2020 sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan apaian Kinerja dan Keuangan
5. Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
6. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
7. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Penanganan Penanggulangan Bencana
Rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif pada Badan BPBD Provinsi NTB untuk periode tahun 2019-2020
Berdasarkan Pereaturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat pada tabel berikut:
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
55
Tabel 6.1 Rencana Program Kegiatan berdasarkan Permendagri 13 Tahun 2006
No Tujuan Sasaran Program dan
Kegiatan
Indikator
2019 2020 2021 2022 2023
Target Anggara
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Terwujudnya
Ketangguhan
Menghadapi
Risiko
Bencana
Meningkatnya
kapasitas
dalam
penanggulang
Penyediaan jasa
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
56
Penyediaan Jasa
Penyediaan
Penyediaan
Komponen
Instalasi
Listrik/Peneranga
Penyediaan
Penyediaan bahan
bacaan dan
Penyediaan
Penyelarasan
Program
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
57
Penyediaan Jasa
Keamanan Kantor
Jumlah Tenaga
Sekuriti yang
Monitoring dan
Program
Peningkatan
Pengadaan
Kendaraan
Dinas/Operasional
Jumlah
kendaraan
Pemeliharaan
rutin/berkala
Pemeliharaan
rutin/berkala
kendaraan
dinas/operasional
Jumlah
Kendaraan
Dinas/
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
58
Pemeliharaan
rutin/berkala
perlengkapan
Program
Peningkatan
Kapasitas
Pendidikan dan
Pelatihan Formal
Jumlah Pegawai
Peningkatan
Program
Peningkatan
Pengembangan
Penyusunan
Penyusunan
Program Manajemen 100% 100% 25.000 100% 26.361
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
59
Peningkatan
Kapasitas
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Aset
Peningkatan
Manajemen
Asset/Barang
Program
Pelatihan Tim
Reaksi Cepat
(Rescue Linmas)
Jumlah Peserta
Gladi Posko dan
Peningkatan
Kapasitas
Penanggulangan
60
penanggulangan
bencana
Penyusunan
Rencana
Kontijensi
Penerapan
Pengurangan
Pengurangan
Penyediaan dan
Penyiapan Bahan,
Jumlah Jenis
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
61
Penanganan Masa
Tanggap Darurat
Jumlah Personil
dalam penanganan
masa tanggap
Penanganan
Penerapan
Pengurangan
Penerapan
Pengurangan
Penyusunan
62
Program
Verifikasi Tingkat
Kerusakan Pasca
Pelatihan Terapi
dan Konseling
Penanganan
63
Nomor 90 Tahun 2019
Tahun 2020, RPJMD mengalami revisi sehingga Rencana Strategis (Renstra)
BPBD juga harus direvisi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu,
dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah, berimplikasi terhadap perubahan nomenklatur program dan kegiatan/sub kegiatan
yang dilaksanakan.
Rencana program, kegiatan, sub kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif pada BPBD Provinsi NTB yang disusun berdasarkan Permendagri
Nomor 90 Tahun 2019 untuk periode tahun 2021-2023 dapat dilihat pada tabel berikut:
Renstra Perubahan BPBD Provinsi NTB 2019-2023
64
Tabel 6.2 Rencana Program dan Kegiatan berdasarkan Permendagri 90 Tahun 2019
Tujuan Sasaran Kode Program, Kegiatan dan
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
2019 2020 2021 2022 2023
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Target Anggaran Target Anggaran Target Target Target Anggaran
Terwujud
nya
Ketanggu
han
Menghad
1.05.01.1.01
Perencanaan,
1.05.01.1.01.01
1.05.01.1.01.02
65
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
1.05.01.1.01.03
1.05.01.1.01.06
1.05.01.1.01.07 Evaluasi Kinerja
1.05.01.1.02 Administrasi Keuangan
1.05.01.1.02.04
66
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
1.05.01.1.03
1.05.01.1.06.03 Penyediaan Peralatan
1.05.01.1.06.05
67
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
1.05.01.1.06.06
1.05.01.1.07.02
68
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
1.05.01.1.07.06 Pengadaan Peralatan dan
1.05.01.1.07.07 Pengadaan Aset Tetap
1.05.01.1.07.10
69
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
1.05.01.1.07.11
1.05.01.1.08.02
1.05.01.1.08.03 Penyediaan Jasa Peralatan
1.05.01.1.08.04 Penyediaan Jasa
Pelayanan Umum Kantor
70
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
1.05.01.1.09
1.05.01.1.09.06 Pemeliharaan Peralatan
dan Mesin Lainnya
1.05.01.1.09.07 Pemeliharaan Aset Tetap
1.05.01.1.09.10
Pemeliharaan/Rehabilitasi
71
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
1.05.01.1.09.11
Pemeliharaan/Rehabilitasi
1.05.03.1.02
72
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
1.05.03.1.02.07 Penanganan Pasca
73
Sub-Kegiatan
Indikator
Kinerja
Tujuan,
Sasaran,
Program
periode Renstra Perangkat
1.05.03.1.04.03
1.05.03.1.04.04
74
menyusun laporan kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan realisasi anggaran dengan
memuat keluaran kegiatan/sub kegiatan serta indikator kinerja masing-masing
kegiatan/sub kegiatan. Indikator kinerja dapat diartikan sebagai ukuran keberhasilan suatu
program dan kegiatan baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara khusus dinyatakan
sebagai pencapaian tujuan yang dapat menggambarka