2011 aksara 28 pkbm tbm, buku_new

44
 ffi i. 'i Itlo. 28 I Tahun VI I Edisi Januari - Fe|:ruari ?Oi j ; .dt t : i I l j w*{iF kk %-# tu t5sil 1gG7**633 , iltlilL XHUifl rlllljtltji

Upload: muhidin-m-dahlan

Post on 10-Jul-2015

310 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengembangan keaksaraan dari kota hingga ke desa di seluruh Nusantara terus dikembangkan pemerintah via Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI Kemdiknas.Majalah “aksara” edisi No 28/Tahun VI/Januari-Februari 2011 ini merangkum sejumlah komunitas keberaksaraan dari pelbagai kawasan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan sebagainya.

TRANSCRIPT

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 1/44

ffii.

'i

Itlo. 28 I Tahun VI I Edisi Januari - Fe|:ruari ?Oi j

;.dtt

:

iIlj

w*{iF

kk%-#

tu

t5sil 1gG7**633

, iltlilL! XHUifl rlllljtltji

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 2/44

:lI

rie

Jsi{

t\

frI(gfrRfr'l::

r 1.."n

r .*

trl{f#fifi,,nffiud l{r fiN'-'"':'l 'i ":

":'l :':'

P# rd t't fi,,ffS1{ ff,,,,= sH

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 3/44

ftar isi ffiari redaksi

re

ffi

#f,ffirffiffiffi8

Er#krffiffiE

PKBM {":! i:-i

1- eorang pejabat daerah

\mengaku khawatirtvf agenda reformasi

birokrasi yang dilaksanakan

Kementerian Pendidikan

Naslonal (Kemdiknas) hanya

sekadar perubahan struktur

organisasi dan rotasi pejabat

saja. Meskr demikian, ia tetapberharap refor.nasi birokrasi

yang digulirkan sejak tahun

2008 itu, bisa membuatlayanan pendidikan kepada

masyarakat menjadi lebih

baik,lebih cepat, mudah, dan

tra nspa ra n.

Salahkah dia? Tidak. Sejatinya, harapan itu bukan

hal yang muluk. Kekhawatiran itu pun bukan sesuatuyang aneh. Mengapa? Karena semua itu sesungguhnya

merupakan cerminan harapan masyarakat. Benar. Masyarakat

menginginkan reformasi birokrasi bukan sekadar agenda di atas

kertas.

Menjawab harapan dan kekhawatiran itu, satu hal yanq

bisa kita Iakukan, yakni menunjukkan kesungguhan dalam

menjalankan agenda reformasi birokrasi. Restrukturisasi

organisasi, pembenahan penatalaksanaan, dan penguatan

sumber daya manusia di Kemdiknas harus kita pahamr sebagai

tahapan reformasi birokrasi dalam rangka meneguhkan

komitmen kita dalam memberikan layanan terbaik kepada

masya rakat.

Melalui reformasi birokrasi, kita berupaya mewujudkan

layanan birokrasi yang efektif, efisien, transparan, akuntabel,

dan bertanggungjawab. Io, hasil akhir reformasi birokrasi yang

ingin kita capai adalah tumbuhkembangnya pelayanan prima

kepada masyarakat.

Untuk menjalankan agenda tersebut, dibutuhkan kesadaran

kita pada hakikat dan pentrngnya reformasi birokrasi. Harus

ada perubahan paradigma, budaya, dan pola pikrr tentang

kedudukan dan fungsi birokrasi yang seharusnya.Reformasi birokrasi menjadl keharusan. Tanpa reformasi

birokrasi, layanan prima kepada masyarakat tidak mungkrn

bisa diwujudkan. Kita semua berharap, agenda reformasi ini

bukan sekadar agenda sesaat, melainkan harus menjadi sebuah

gerakan agar upaya pelayanan prima bagi masyarakat segera

terwujud. Amie n...EI

Elih SudiopermonoPemimoin Redoksi

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 4/44

utama

II

I:

lrII

:il!:E

I

I

=?r

T

IIE-

ta

Ftcfit*

ffiI

un di pelosok Kalimantan,

seorang KepalaDinas

Pendidikan kabuPaten

menanggaPi agenda

reformasi birokrasi yang dilaksanakan

Kementerian Pendidikan Nasional

(Kemdiknas) dengan harapan sekaligus

kekhawatiran. Ya, ia berharap agenda

reformasi birokrasi di Kemdiknas akan

menjadikan layanan pendidikan bagi

masyarakat menjadi lebih baik, lebih

cepat, mudah, dan transParan.

Namun ia juga dihinggaPi

kekhawatiran. la khawatir arus reformasi

birokrasi yang digulirkan sejak tahun2008 itu akan berhenti pada perubahan

struktur organisasi, dan hanya sekadar

rotasi para pejabat."Mudah-mudahan ini

tidak samPai terjadi," kata dia.

Sejatinya, haraPan sang kePada

dinas itu bukan sesuatu Yang muluk,

dan, kekhawatiran itu Pun bukan

sesuatu yang aneh. MengaPa? Karena

harapan itu sesungguhnya cerminan dari

keinginan masyarakat. Demikian juga

kekhawatiran itu, sejatinya merupakan

isyarat bahwa masYarakat tidak

menglnginkan reformasi birokrasi hanya

sekadarjargon, atau wacana di atas

kertas.

Menjawab hal tersebut, Menteri

Pendidikan Nasional Mohammad

Nuh, menegaskan, Kementerian

Pendidikan Nasional bersungguh-sungguh dalam menjalankan agenda

reformasi internal. Menurutnya, langkah

restrukturisasi orqanisasi merupakan

salah satu tahaPan dalam agenda

reformasi birokrasi yang dijalankan oleh

Kemdiknas.

"Penataan struktur organisasi

ini bertujuan untuk efisiensi," kata

Mohammad Nuh, saat ditemui di ruang

ke rja nya.

Restrukturisasi organisasi tersebut

dilaksanakan berdasarkan Perpres No'

67 tahun 2010. Berdasarkan peraturan

tersebut, ditetapkan empat direktorat

jenderal dalam organisasi Kemdlknas'

Antara lain, Direktorat Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal,

dan lnformal, Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar, Dlrektorat Jenderal

Pendidikan Menengah, dan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi.

Apa yang dihasilkan dari

peramplngan organisasi ini? Menurut

Nuh, pelaksanaan PeramPingan

tersebut berdampak pada penghematan

anggaran. "Kemdiknas bisa menghemat

anggaran sebesar RP900 miliar,"

ungkapnya. Anggaran ini, kata Nuh

dialokasikan untuk beasiswa bagi pelajar

dari keluarga kurang mamPu'

Tahapan selanjutnYa adalah

melakukan optimalisasi pemanfaatanteknologi informasi (Tl). Dengan

mengoptimalkan Pemanfaatan Tl,

setidaknYa ada dua hal Yang bisa

dicapai. Yakni, pelayanan birokrasi

pendidikan menjadi lebih cePat,

dan menguranqi interaksi langsung

antara Pegawai Kemdiknas dengan

stokeho/ders. Me Ialui cara ini

kemunqkinan teriadinya tindak korupsiLrtuan r""1ot masi birokt asi

adalah tne\,/ujudkan Pelayanan

orina baoi masyalakat.

lanual - Februdrl 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 5/44

dapat diperkecil.

Tahapan selanjutnya adalah

melakukan pembenahan pada proses

rekrutmen pegawai. Kini, Kemdiknas

lebih selektif dalam menerima pegawai.

Dari sisijumlah,

perekrutan pegawaidiupayakan lebih sedikit dari jumlah

pegawai yang pensiun. M. Nuh

mencontohkan, jika ada 100 orang

pegawai yang pensiun maka jumlah

pegawai yang direkrut maksimal 50

orang. Sedangkan sisanya dipenuhi

dengan mengoptimalkan pemanfaatan

teknologi.

"Dengan pola ini SDM bisa

berfungsi secara maksimal. Selain bisa

menghemat, dari segi pelayanan juga

menjadi lebih baik," ujarnya.

Perjalanan reformasi birokrasi

di Kemdiknas sudah berlangsung

sejak tahun 2008. Apa saja reformasi

birokrasi itu? Ada tiga hal. Pertama

penguatan organisasi. "Untuk

memberikan pelayanan yang optimal

kepada masyarakat dibutuhkan sebuah

organisasi yang kuat. Kuat dalam fungsi,

tugas, serta kuat dalam penyelenggaraan

dan implementasi program," ungkap

Dirjen PAUDNI Hamid Muhammad.Keduo pembenahan ketatalaksanaan.

Di sini, penataan bisnis utama, dan

stondo rd operati ng proced u r (S0P) ha rus

benar-benar tertata dengan baik Tidak

adalagi program yang tidak mempunyai,

atau tidakjelas SOP-nya. Kedua hal

tersebut, kata Hamid akan ditata dalam

pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan

petunjuk teknis.

Ket/go, penguatan sumber daya

manusia (SDM). Penguatan SDM menjadi

satu keharusan. Mengapa? Karena dua

langkah reformasi sebelumnya tidak

akan banyak berarti kalau SDM tidak

ditata dengan baik.

"Ketiga hal itulah yang menjadi pola

utama dari reformasi birokrasi yang kita

laksanakan di Kementerian Pendidikan

Nasional," tandasnya.

Menurut Hamid, basis pemikiran

ketiga pola reformasi tersebut adalah

penyederhanaan manajemen pada setiap

jenjang pendidikan. la mencontohkan,

TK, kelompok bermain, TPA dan satuan

PAUD sejenis diintegrasikan menjadi

satu manajemen. Pada Pendidikan Dsar,

seperti SD, Ml, Pendidikan Kesetaraan

Paket A, B, SMR MTs, juga disatukandalam satu manajemen. Hal yang sama

juga diterapkan pada jenjang Pendidikan

Menengah seperti SMA, SMK, Pendidikan

Kesetaraan Paket C, SLB tingkat

menengah.

Menurut Hamid, dengan kondisi ini

sebenarnya diperlukan satu direktoratjenderal yang khusus untuk menangani

pendidikan orang dewasa, tetapi

utama

birokrasi yang bertujuan meningkatkan

kualitas, dan memperkuat layanan

pendidikan kepada masyarakat.

Menurutnya, pelaksanaan reformasi

birokrasi di Kemdiknas pada prinsipnya

dilakukan melalui beberapa langkah.Pe rtomo peningkatan kualitas layanan

melalui kompetisi antar unit utama

dalam pemberian layanan sejenis, dan

penanganan terpadu fungsi pendidikan

dalam satu unit utama.

Keduo, peningkatan efisiensi dan

efektivitas pencapaian tujuan pendidikan

melalui pengelompokan tujuan sejenis

dalam satu unit utama sehingga

$TRUKTUR ORGANISASI MffJEN PAUSNI

karena ada peraturan Pemerintah

bahwa kementerian teknis tidak

boleh ada lebih dari empat direktoratjenderal, maka satu-satunya cara yang

paling memungkinkan adalah dengan

menggabungkan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) dengan Pendidikan

Nonformal dan lnformal (PNFI). Dengan

penggabungan inilah kemudian

terbentuk Direktorat Jenderal Pendidikan

Anak Usia Dini, Nonformal, dan lnformal

(Ditjen PAUDNI).

Hamid pun menegaskan, reformasi

birokrasi di Kemdiknas bukan sekadar

perubahan struktur organisasi.

Restrukturisasi itu, kata Hamid harus

dilihat dalam perspektif reformasi

sumber daya yang terbatas dapat

dipakai bersama (resource sharing).

Ketigo, pengurangan potensi friksi antar

unit utama dengan menghilangkan

tumpang tindih tugas dan fungsi dalam

pencapaian tujuan pendidikan. Keempot,

penggunaan pendekatan yang konsisten

dalam perancangan struktur organisasi.

"lnilah sebenarnya yang menjadi titikperhatian utama dari reformasi birokrasi

di Kemdiknas," ujar Hamid.

ffi"Jangan pernah "bermain api"

meski sekecil apapun. lkuti regulasi

yang sudah ditetapkan." Pesan ini

disampaikan Hamid untuk mengingatkan

lanuari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 6/44

utama

I

I

para pengelola lembaga penyelenggara

program pendidikan masyarakat agar

tidak main-main dalam melaksanakan

setiap program.

"Saat ini masyarakat sudah semakin

kritis, dan menuntut transparansi," kata

Hamid.

Bukan cuma masyarakat. Tim audit

dari pengawas internal pun semakin

intensif melakukan pengawasan

dan audit. Karena itulah, Hamid

mengingatkan pengelola lembaga

PAUDNI agar jangan melakukan

penyimpangan. Menurutnya, hal hasil

audit dan penilaian masyarakat akan

menentukan citra Pendidikan Anak Usia

Dini, Nonformal, dan lnformal. "Kita

tidak mungkin bisa memberikan citra

yang baik kepada masyarakat kalau

implementasi program-program kita

masih amburadul," ujar Hamid.

la berharap setiap pengelola memiliki

kesadaran untuk melaksanakanprogram

yang diamanahkan sesuai regulasi.

'Tanpa itu citra kita tidak akan pernah

naik, dan tidak akan pernah baik,"

tegasnya.

Hamid mengakui, hingga saat

ini masih banyak keluhan, dan

penyimpangan yang dilakukan oleh

pengelola lembaga PAUDNI dalam

melaksanakan program.

"Saya sangat sedih ketika menerima

hasil audit yang isinya penyimpangan,"

uja rnya.

Seiring bergulirnya reformasi

birokrasi di Kemdiknas, ia mengajak

kepada seluruh pengelola lembaga

penyelenggara PAUDNI untuk

mengambil peran, dan menjadi

bagian dari reformasi birokrasi yang

sedang digiatkan. Ya, dengan cara

harapan masyarakat bisa diwujudkan.

"Masyarakat berharap kepada kita

karena mereka percaya kepada kita,"

kata Hamid.

Bila melihat struktur organisasi

terbaru di Kemdiknas, Direktorat

Jenderal Pendidikan Nonformal, dan

lnformal (PNFI) menjadi salah satu

Direktorat Jenderal yang mengalami

peleburan. Namun, hal ini bukan berarti

Pendidikan Nonformal dan lnformal

selesai.

Menurut Hamid, peleburan

organisasi tidak lantas menghilangkan

Pendidikan Nonformal dan lnformal.

"Jangan menyerah karena seolah-olah

PNFI-nya hilang, sebenarnya tidak

hilang," ujarnya.

Menurutnya, hal yang harus

dilakukan sekarang adalah bagaimana

bersama-sama mengoptimalkan

layanan kepada masyarakat,

lni merupakan tantangan Yang

harus dihadapi bersama. Di era

reformasi bi rokrasi, masyarakat

terbiasa berpikir dan bersikaP

kritis. Maka bukan halyang

aneh bila kemudian masYarakat

menuntut layanan Pendidikan

yang dirasakan bermanfaat bagi

keh id u pa n nya.

Noh, berkaitan dengan

tuntutan ini, layanan Pendidikan

masyarakat menjadi jawaban.

Mengapa? Seperti dikatakan Ella

I Yulaelawati, Direktur Pembinaan

Pendidikan Masyarakat, inti

dari pendidikan masyarakat

adalah pemberdayaan. Jadi Yangpaling utama adalah bagaimana

memberdayakan masYarakat

sesuai potensi dan kemamPuannYa.

Menurutnya, konseP Pembangunan

pendidikan yang selama ini didengung-

dengungkan, pada dasarnYa adalah

pemberdayaan masyarakat, terutama di

bidang ekonomi, dan sosial budaYa.

Berkaitan dengan hal itu, setidaknya

ada beberapa catatan kecil terhadap

Program Pendidikan Masyarakat yang

selama ini dilaksanakan. Pertamo

terkait Program Pendidikan Keaksaraan,

walaupun lndonesia sudah berhasil

mencapai target dengan menurunkan

angka buta aksara hingga tersisa 5 o/o

di akhir 2009, namun itu bukan berarti

kegiatan Pendidikan Keaksaraan sudah

selesai. "Pada kenyataannya masih jauh

dari selesai," ungkapnya.

Saat ini tercatat masih ada sekitar

8,3 juta orang penduduk berusia 1 5

tahun ke atas yang masih buta aksara.

Dan jangan lupa, ini berdasarkan hitung-

hitunganKementerian Pendidikan

Nasional. Karena bila melihat hasil

sensus BPS tahun 2010, angka itu bukan

5 o/o melainkan 7 olo, ini artinya masih

ada 11,5juta pendudukYang harus

d itingkatkan keaksaraa nnYa.

Hal ini menunjukan bahwa Program

Pendldikan Keaksaraan belum selesai.

Dan pada kenyataannYa, masalah

keaksaraan memang tidak akan selesai.

E!.E

7{

=

lanuari = Februari 201'1

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 7/44

Bahkan di negara yang sudah maju pun,

masalah keaksaraan masih menjadi

problema. Namun, kata Ella, persoalan

keaksaraan di negara maju levelnya

berbeda dengan level yang dialami

lndonesiasekarang ini.

Dengan kondisi ini, Program

Pendidikan Keaksaraan masih tetap

lanjutkan. Direktorat Pembinaan

Pendidikan Masyarakat (Bindikmas)

sudah menyiapkan sejumlah

Program Multi-keaksaraan yang siap

dilaksanakan. Mulai dari aksara berbasis

seni, aksara berbasis budaya, berbasis

kewirausahaan.

Mela lui program-program inovasi

tidak melulu harus dimulai dari kepala

kemudian baru ke ekor. Dari sebaliknya

pun tidak masalah yang penting

tujuannya adalah warga bisa membaca,

menulis dan berhitung dalam standar

yang minimal yang dipersyarakatkan.Catatan kedua tentang Program

Pengembangan Budaya Baca

Masya rakat. Berdasa rka n catata n

Direktorat Bindikmas, sampai saat ini

tercatat ada lebih dari 5000 Taman

Bacaan Masyarakat (TBM), ini belum

ditambah dengan Rumah Pintar, Motor

Pintar dan Kapal Pintar. Pertanyaannya,

berapa persen dari lembaga-lembaga

tersebut yang betul-betul melayani

harus diperbarui, dan disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat.

Terkait penyediaan buku, tambah

Ella, beberapa penerbit sebenarnya sudah

bersedia mengirimkan buku-buku terbitan

terbarunya tapi dengan syarat TBM yangbersangkutan beroperasi dengan baik.

Untuk mendukung kerjasama ini dlbutuhkan

database TBM yang harus diperkuat.

Sejak setahun lalu, Direktorat Bindikmas

meluncurkan program TBM di tempat-

tempat publik, seperti mal, rumah sakit,

dan stasiun kereta api. Langkah tersebut

merupakan upaya untuk mendorong

masyarakat gemar membaca. Menurut

Ella, tahun ini pihaknya memprogramkan

500-an pendirian TBM di tempat-tempat

berkumpulnya masyarakat.

Catatan ketiga, pendidikan

pemberdayaan perempuan. Program

ini menjadi sangat penting, mengingat

sebagian besar penduduk buta aksara

adalah perempuan. Nah agar mereka tidak

mengalami buta aksara kembali maka

harus melakukan pemberdayaan dengan

memberikan program keterampilan, dan

kewirausahaan. Bentuknya bisa melalui

kelompok belajar usaha. Melalui kegiatan

wirausaha, warga belajar yang baru melek

aksara bisa mempertahankan keaksaraan

mereka sekaligus meningkatkan tarafperekonomian mereka.

Catatan keempat, Program Pendidikan

Keorangtuaan. Pendidikan keorang-

tuaan sebenarnya ada sejak dulu, seperti

pendidikan pranikah. Saat ini pendidikan

keorangtuaan menjadi sangat populer.

Pendidikan terhadap kelompok-kelompok

orang tua ini bertujuan untuk membantu

mereka menjalani kehidupannya menjadi

lebih baik.

Melalui program-program inovasi ini

diharapkan masyarakat yang selama ini

termarjinalkan dalam pendidikan bisa

memperoleh akses pendidikan. Langkah

membuka akses ini merupakan salah satu

cara untuk memutus mata rantai penyebab

masyarakat tidak berdaya oleh kebodohan,

kemiskinan akibat kebijakan yang kurang

berpihak kepada mereka. Bila hal ini

terwujud maka pendidikan masyarakat

betul-betul melayani mereka-mereka yang

membutuhkan. El

STRUKTUR ORGANISASI KEMDIKNAS(Sesuai Perpres Nomor 67 Tahun 2010)

tersebut, Pendidikan Keaksaraan menjadi

lebih menarik, dan tidak monoton. Bukan

hanya itu, dari pola pendekatannya pun

menjadi semakin fleksibel. Kalau dulu,

untuk memperkenalkan pendidikan

keaksaraan dengan cara mengajarkan

keaksaraan dulu, baru setelah itu aspek

fungsionalnya dengan menambahkan

kelompok belajar usaha. Namun

kini, yang pertama dilakukan adalah

membentuk kelompok belajar usaha

agar warga belajar berwirausaha, baru

setahap demi setahap diperkenalkan dan

dibelajarkan aksara dan angka.

Jadi pola pendekatan yang ditempuh

masyarakat? Sudahkah lembaga-

lembaga tersebut mampu mendorong

masyarakat gemar membaca? lni masih

menjadi pertanyaanl

Lalu apa yang harus dilakukan?

Revitalisasi. Ya, inilah yang harus

dilakukan. Namun, upaya merevitalisasi

TBM yang begitu banyak harus

mendapat dukungan semua pihak

terutama pegiat Pendidikan Masyarakat.

Hanya dengan cara itu TBM bisa

menarik masyarakat untuk membaca.

Langkah awal yang bisa ditempuh

adalah bagaimana menghidupkan

TBM, kemudian buku-buku di TBM

Januari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 8/44

.\J

lltiiil:lallll,la:iaiu::a::riiat:llllilritiallal.iai'ii.liial:ial:irr*

.rri.r,:':rr:1r,r.i:..:]&rr 13

ffi 1t*" ' tlut{47'*tn'l . - prr/( t lt-t tr-.

httu' {?Pot't* -'

lrx>aflrf\f{' Ur'^F,PTI

-l*" .^t"n|'' dd

Nnfl4 Nu,rr,, optt/ydfo#.4F N$7us TLS *- f ,4 N g

Kfr ( o R c,l-J AN t" Of @ Kc(842.,<)7,qr{ /,' D fr7 g

y6nrry*'%*

t!tl"u : l$g*t&s{e 'f''4r'i{l&r{ffi {ctrsglrcer

h,",0t glr{efFcr'r

?oe* k'.un EP6t l'i1a **":

&flStet{ &*s

1

tm*&fis

SiAl&& KU[,rftA-lf- lrt,Nt r fr,iL

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 9/44

.

'XXfr;r

surat pembaca

Berlangganan Majalah

Aksara

Saya lbu lga Darmayanti pengelola

PKBM Dharma Wangsa Bali. Saya

senang dapat majalah Aksara

namun jumlahnya hanya dua.

Kami punya anak-anak jalanan

dan mereka senang saya bacakan

kisah-kisah yang dimuat di majalah

Aksara sebagai motivasi agar

mereka mau belajar dan supaya

mereka melek aksara. Bagaimana

caranya agar kami bisa memperoleh

majalah aksara secara rutin?

Terima kasih

lga Darmayanti

PKBM Dharma Wangsa Bali

0B 1 33 71 B3xxx

Kami ucapkan terima kasih kepada

lbu atas dedikasi lbu membinapara anak jalanan. lbu, untuk

memperoleh majalah Aksara, silakan

lbu mengirimkan surat permohonan

berlangganan kepada redaksi di

Direktorat Pembinaan Pendidikan

Masyarakat, dengan alamat: Gedung

Kemdiknas, Jalan Jenderal Sudirman-

Senayan- Gedung E Lt Vl Jakarta.

lenma kasrh

Reda ksi

Berlangganan Majalah

Aksara (2)

Assa la m,r a la ik u m

Saya adalah pengelo-la PKBM

di Kabupaten Polewali Mandar

Sqlqwe5i. Barat , ,ingin, , ,ber.tanya

bagaimana caranya berlangganan

;i;ii;p,.;*$,,rya1."*,4i,bidang tententu

Kita hanya hanus

ilililt.anaPa bakatnYa!:majalah Aksara,

OB'1355629xxi

Untuk berlangganan silakan Anda

mengirimkan surat permohonan

berlangganan ke alamat redaksi

Terima Kasih

Red a ksi

Mengirim Naskah

Assa la m ualai kum

Saya Agustar bin Abdullah. Saya

war,ga paket'B-dari'PKBM M utia ra

Kampar. Saya warga bglqj91 y,anq

dimuat di majalah Aksara, edisi

November-Desember 2010. Seya

ingin menqirimkan naskah tulisansaira buat majalah aksara. Apakah

boleh hanya ditulis tangan. Taqpa

diketik dengan computer atau

sejenisnya. Mohon dijawab. .

Agu,star

RT/RW 01/03 Desa Kp Panjang,

Kecamatan Kampar Utara, Kab.

Kampar Riau

Kami mengucdpkan terima kasih

atas apresiasi Anda. Kami sangat

senang menerima kiriman naskah

dari Anda. Naskah bisa dikirim ktalamat redaksi seperti tercantum,di rnajalah.'Salam untuk temanl

teman di Mutiara Kampar, , ,

Tc{ma kasih.

Reda ksi

'&t:b,.i-:O

ianuari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 10/44

r*

ta

cakrawala

ITAKAN

WAREA IIARI SURATITerilhami filosofi daerahnya sebagai Nagari Basandi Sarak

(negeri bersendi agama), PKBM Serbaguna mengembangkanpemberdayaan masyarakat berbasis surau.

I

I

IIT

II

n

II*

ukittinggi merupakan sebuah

kota yang memiliki panorama

alam yang elok. Tak heran, daerah

ini menjadi tujuan para pelancong.

Namun siapa menyangka masih banyak

penduduknya yang belum melek

aksara, dan mereka pun umumnya

hidup dalam kemiskinan. Melihat

kondisi yang memprihatinkan ini,

Ernawati, warga Desa Sarojo, Kelurahan

Cimpago, Kecamatan Guguak Bulek

Kota Bukittinggi tergerak hatinya untukmembantu warga.

Eti, demikian perempuan berusia

60 tahun ini biasa disapa, lahir dan

dibesarkan di lingkungan yang kental

menjalankan ajaran agama, hal ini

membuat ia mampu memahami

pola pikir masyarakat setempat.

Salah satu cara yang ia gunakan

adalah memanfaatkan kegiatan yang

dilaksanakan di surau untuk memulai

kegiatan pembelaja ran.

Dalam kesehariannya, masyarakat

setempat memang sangat akrab dengan

kehidupan surau. Berbekal pemahaman

ini Eti pun mulai menyelipkan

ajakan belajar dalam setiap kegiatan

pengajian. Gayung bersambut. Warga

ternyata cukup antusias menyambut

aja ka n nya.

Melihat antusiasme warga,

ia pun mendirikan PKBM yang ia

beri nama PKBM Serbaguna untuk

mewadahi kegiatan pembelajaran. Di

PKBM ia memadukan kegiatan surau

dan pembelajaran keaksaraan yang

dibungkus dengan kegiatan wirausaha.

PKBM ini mulai dikenal masyarakat

secara luas, meskipun letaknya agak

menjorok kedalam dari tepi jalan raya.

Bagi warga sekitar desa, dan beberapa

desa Iainnya di luar kelurahan,

keberadaan PKBM ini memiliki tempat

tersendiri, karena di PKBM ini mereka

bisa mendalami agama, sekaligus

mempelajari berbagai keterampilan

h idu p.

Eti mulai memperkenalkan kegiatan

PKBM karena terusik melihat satu

kejadian yang membuat hatinya miris.

Kejadian itu bermula ketika seorang

perempuan di kampungnya yang

memperkarakan sua m i nya gara-gara

tidak rela dimadu.

Penyebab perempuan itu tidak

rela dimadu, karena ia merasa

ditipu oleh sang suami. MengaPa

bisa terjadi? Rupanya si perempuantidak bisa membaca dan menulis.

Sehingga dengan mudah sang suami

mengakalinya dengan menyuruh dirlnya

menandatangani sebuah surat sebagai

tanda persetujuan, yang ruPanYa di

kemudian hari merupakan surat izin

bisa menikah lagi.

"Sungguh menyedihkan. Orang

yang tak pandai membaca dan menulis,

ditipu pun dia tidak tahu," ujarnYa.

Kejadian tersebut semakin

menguatkan tekad Eti untuk mengajak

masyarakat agar mau belajar. Kepada

warga, ia selalu mengingatkan

bahwa dalam ajaran lslam, belajar

tidak mengenal batas usia. "lslam

mengajarkan kita bahwa belajar itu

dimulai sejak dari buaian hingga liang

lahat," ujar Eti.

Dengan prinsip ini, pihaknya terus

mendorong semua warga tanPa batas

usia agar mau terus belajar."Gaek indak

& Tak pernah sepi, Hampir setiap

at hari warga datang untuk belalar

.t, I keaksaraan dan wirausaha di PKBM.

Januari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 11/44

rrII

menjadi soal (tua tidak menjadi soal),

selama mereka mau. Awalnya banyak

yang merasa malu alah.gaek buik apo

balajar (Sudah tua untuk apa belajar),"

ujarnya.

Syukulkarena

melihat banyaktetangganya yang menguasai

keterampilan setelah belajar di PKBM,

banyak warga yang kemudian datang

ke PKBM. Bahkan menurut Eti, ada

warga belajar yang datang dari lain

desa."Mereka datang ke PKBM naik

angkutan umum sampai dua kali ganti,

semangat mereka patut kita dukung,"

ujarnya.

Berbasis Surau

Karena sejak awal berangkat

dari basis kegiatan surau. Karena

itu, kegiatan PKBM Serbaguna tetap

mempertahan nllai-nilai agama.

Kegiatan agama memang menjadi

daya tarik yang kuat bagi warga. Hal

ini disadari betul oleh Eti, karena

itu ia sengaja memadukan kegiatan

pendalaman agama dengan kegiatan

pembelajaran lainnya di PKBM. Maka

tak heran sampai sekarang PKBM

Serbaguna masih terus mengadakan

aktivitas membaca Al-Ouran.

Dalam menjalankan kegiatan ini,ia juga tetap menjaga kearifan lokal.

cakrawala

I Memadukan kegiatan

I keaqamaan denqan

I kegiatankewirausahaan

Misalnya, ketika ada warga belajarnya

yang khatam Al-Ouran, ia menggelaracara khataman, yakni berkumpul

untuk mengadakan pengajian bersama

sebagai rasa syukur.

Hampir setiap hari PKBM Serbaguna

tak pernah sepi dari kegiatan

pembelaja ran warga. Apalagi, kegiatan

yang diselenggarakan di tempat ini

bukan hanya pembelajaran keaksaraan,

melainkan juga kegiatan wirausaha,

seperti menjahit, menyulam, dan

kegiatan wirausaha Iainnnya.

Untuk memasilitasi kegiatan

wirausaha, disedikan mesin jahitdan alat-alat menyulam. Tidak cuma

itu, pihaknya juga sedang merintis

keglatan pra koperasi sejak 2005 untuk

memasilitasi warga agar bisa membeli

alat menjahit dengan cara mengangsur.

"Mereka mulai mengangsur setelah

hasil karya mereka bisa dijual," kata Eti.

Eti tak pernah turut mengajar. Ada

rasa bangga yang membuatnya terutama

ketika melihat warga belajarnya yang

kini sudah berhasil. la menyebutkan,

ada di antara warga belajar yangmenjadi PNS di Bukittinggi. "Dan mereka

Alhamdulillah tidak pernah lupa dengan

asal-usul mereka," ujar Eti.

Namun, pencapaian ini tidak

lantas membuat upayanya terhenti.

Menurutnya masih banyak yang harus

dikerjakan, karena masih banyak warga

di desanya yang berusia anlara 14

-18 tahun masih belum melek aksara

karena putus sekolah.

Mereka, kata Eti, datang ke PKBM

dengan tingkat keaksaraan yang sangatrendah, meskipun umumnya mereka

sudah bisa menghitung uang. "Di sini

mereka sudah mulai mengenal huruf

A-Z dan mengaji huruf Al-Our'an.

Walaupun banyak yang masih mengeja,

namun itu perkembangannya luar

biasa," ungkapnya.

Pekerjaan lainnya yang juga masih

harus dilakukan adalah menciptakan

suasana pembelajaran tidak membuat

jenuh bagi warga belajaryang berusia

30 tahun ke atas. Selain itu, pihaknya

juga mengupayakan agar warga belajar

bisa merasakan manfaat dari setiap

kegiatan yang mereka ikuti.

Nah, untuk menjawab tantangan

ini, maka selain melaksanakan

kegiatan keagamaan juga dilaksanakan

pembelajaran keaksaraan yang

dibungkus dengan kegiatan

keterampilan dan kecakapan hidup.

Misalnya, dalam kegiatan menjahit,

warga belajar diajari berhitung saat

membuat pola, atau mengukur.

Demikian pun pada kegiatan memasak,warga diminta untuk menuliskan resep

masakan.

Eti menuturkan, ia dan para

tutor berusaha mengikuti keinginan

warga belajar dalam setiap proses

pembelajaran. Mulai dari jadwal belajar,

materi, hingga cara belajar. "Kita

berupaya mengajari mereka dengan

cara semenarik mungkin agar mereka

tidak bosan," ungkapnya. E

lanuari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 12/44

oase

Dirff',Hii:,ffi;:"l"mencurahkan tenaga dan pikirannya

untuk mendidik, membina, dan mengajar

puluhan anak dari keluarga miskin yang

tinggal di sepanjang rel kereta api.

Dosri, demikian perempuan kelahiran

Sidikalang, 32 tahun silam ini biasa

dipanggil, tergerak untuk mengentaskan

anak-anak dari kaum marjinal tersebut

dari kebodohan dan keterbelakangan

moral dengan membangun Taman

Kanak-Kanak (TK) di kawasan Sei Rengas

I Medan Kota, yang berjarak satu meter

dari rel kereta api.

la memilih kawasan ini karena ia

melihat banyak anak yang tidak mempe-

roleh pendidikan yang memadai dari

para orangtuanya. Maklum, orangtua

anak-anak ini yang terlalu sibuk bekerja

untuk memenuhi kebutuhan hidup seha-

ri-hari. Anak-anak ini pun tumbuh dalam

lingkungan yang nyarls tanpa aturan.

Kata-kata kotor yang tidak pantas

diucapkan pun sudah biasa mereka

ucapkan sehari-hari. Penyebabnya tak

lain karena mereka biasa mendengar

orang tua atau tetangga mereka yang

rata-rata berprofesi sebaga i pengem is,

pemulung menggunakan kata-kata itu

dalam kesehariannya. Bukan hanya itu,

karena biasa menyaksikan aksi kekerasan

dan fenomena kriminal, anak-anak initumbuh menjadi sosok individu kurang

mengenal moral dan disiplin.

Melihat kenyataan miris itu, Dosri

tergerak untuk membantu mereka

melepas ketertinggalan dan ancaman

keterbelakangan moral. Sarjana Sosial

lulusan Universitas Sumatera Utara

itu menyadari bila hal itu dibiarkan,

maka dampakjangka panjang yang

akan timbul adalah hilangnya sebuah

generasi. "Jalan satu-satunya untuk

menolong mereka adalah pendidikan,"ujarnya.

Namun, Dosri kembali berpikir.

Sekolah mana yang mau menerima

mereka secara gratis? Tak kunjung

mendapat jawaban, Dosri akhirnya

membangun TK secara swadaya. Sebaga

langkah awal ia mulai melakukan surve

ke perkampungan di tepi rel kereta api

itu. Saat menyurvei ia juga sekaligus

melakukan pendekatan kepada orangtu

anak-anak agar mau menyekolahkan

anaknya.Tanpa kenal lelah, ia berkeliling

menemui para orangtua untuk

menjelaskan betapa pentingnya

pendidikan bagi anak-anak. Namun

usahanya ini tidak selalu membuahkan

hasil. Berbagai penolakan ia terima.

Di pinggiran rel kereta api DosrianaBakara menanamkan pekerti padanak-anak. "Saya ingin anak-ana

itu menjadi seperti lampu. Kemanamana menjadi penerang bag

sesama," ujarnya

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 13/44

oase

membayar uang pendaftaran sebesar

Rp65 ribu, uang perlengkapan belajar

selama setahun, dan iuran Rp1000 per

hari. "Biaya tersebut bisa dicicil berapa

pun mereka mampu," ungkapnya.

Alasan ia menarik iuran adalah

untuk mendidik orangtua murid agar

bertanggungjawab atas pendidikan

anak-anaknya. "Ada juga yang dilupa-

lupain, tapi tidak apa-apa yang penting

anaknya rajin itu sudah lebih dari

cukup," ujarnya.

Dosri makin bersemangat

mengembangkan kegiatan

mengajarnya. Kegiatan yang ia rintis

mulai menampakkan hasil. Anak-anak

yang dulu sering berkata-kata kasar,

kini mulai memahami bahwa kata-kata

itu tidak pantas diucapkan. Mereka juga

paham kapan harus meminta maaf dankapan harus memaafkan.

Namun, di tengah kegembiraan

itu, ada pihak yang tidak bertanggung

jawab yang menjual aktivitasnya hanya

untuk kepentingan pribadi, padahal

kegiatannya itu kerap kali terbelit

urusan finansial. Agar hal tersebut tidak

terus terulang, Dosri mendirikan Dian

Bersinar Foundation pada tahun 2009.

Selain sebagai bentuk proteksi terhadap

penyalahgunaan, juga sebagai pijakan

hukum agar kegiatannya tidak dianggap

illega l.

Harapan Dosri, suatu saat anak-

anak yang ia didik, ada yang bersedia

meneruskan langkahnya sehingga

kelak makin sedikit anak miskin yang

tak berse kolah. "Saya namakan Dian

Bersinar, karena berharap anak-anak

itu menjadi seperti lampu. Kemana-

mana menjadi penerang bagi sesama,"

ujarnya. E

Bahkan tidak sedikit yang malah

mencibir dan mencurigai usahanya ini.

Dosri tidak putus asa. Hambatan

tersebut tidak menyurutkan langkahnya.

la pun menunjukkan keseriusannya

dengan mengambil uang tabungannya

untuk menyewa sebuah bangunan

berukuran 3 x 4 meter yang hanya

berjarak satu meter dari rel kereta api.

Bangunan yang ia sewa sebetulnya tidak

layak untuk dijadikan sekolah. Namun

itulah batas kemampuan yang bisa ia

la kuka n.

Rupanya penolakan dari warga tidak

berhenti. Saat memperbaiki bangunan,beberapa warga mendatanginya

sambil marah-marah dan memaksa

untuk membatalkan rencananya. Dosri

bergeming. la melanjutkan langkahnya.

Dengan susah payah, bangunan

untuk sekolah itu akhirnya jadi.

Meskipun pada kenyataannya masih

jauh disebut layak. "Belum ada meja,

dan kursi. Untuk belajar harus lesehan di

karpet," kata Dosri.

Namun diluar dugaan, begitu

bangunan selesai diperbaiki, minat

warga sekitar untuk menyekolahkan

anaknya cukup besar, bahkan warga

yang sebelumnya marah-marah dan

menolak pembangunan sekolah, turut

menyekolahkan anaknya.

Namun, lagi-lagi karena rendahnya

kesadaran akan pentingnya pendidikan,

banyak muridnya yang hanya bertahan

sekolah selama dua atau tiga hari

saja. "Anak-anak itu kembali bekerja

membantu orangtuanya," ungkap

Dosri. Namun hal itu tak menyurutkan

langkahnya. Bersama beberapa relawan,

Dosri terus mengajari anak-anak.

Dalam mengajari anak-anak, Dosri

menggunakan materi sesuai kurikulum

yang digunakan PAUD atau TK. "Cuma

ada yang kita sesuaikan dengan

kebutuhan anak-anak," ungkapnya.

Dosri mengaku, apa yang

dilakukannya semata-mata demi

memberikan kesempatan kepada anak-

anak dari keluarga kurang mampu

untuk bisa mengecap pendidikan.

Karena itu persyaratan formal sekolahyang ia jalankan masih ia usahakan.

"Sebenarnya TK ini sebutan dari

masya rakat saja," ujarnya.

Tanggungjawab Orangtua

Mengoperasikan sekolah secara

swadaya, tentu bukan hal yang mudah.

lni juga dirasakan Dosri. "Keterbatasan

kita sangat banyak. Salah satunya

kondisi fasilitas yang minim," ujarnya.

Selama ini untuk membayar biaya

sewa dan seluruh operasional sekolah,

Dosri lebih banyak menggunakan uang

dari tabungan pribadinya. Memang,

bebannya inisedikit ringan bila

ada bantuan dari beberapa donatur

tidak tetap. Dosri juga tidak bisa

mengandalkan uang yang dikutip dari

para muridnya.

Ya, sekolah ini, diakui Dosri memang

tidak murni gratis. Untuk masuk ke

sekolah ini setiap murid diwajibkan

lanuari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 14/44

E

perintis

atahari pada pukul 12 siang

terasa menyengat. Dengan

tergesa penumpang memasuki

perahu. Sang juru mudi menghidupkan

mesin. Suaranya menderu-deru

memecah keheningan. Perahu punbergerak malas. Perjalanan menuju

Kampung Sodong yang berjarak dua

kilometer dari pangkalan perahu

ditempuh selama 15 menit. "Air sedang

surut, perahu tidak bisa menyeberang

ke hilir," kata sang juru mudi.

Sodong adalah satu dari delapan

kampung di Desa Sukamukti,

Kecamatan Maniis, Kabupaten

Purwakarta yang terpisahkan

oleh air Waduk Jatiluhur. Jarak

ke pusat kabupaten sekitar

tiga puluh kilometer. Namun,tak ada angkutan umum

yang menuju kawasan ini.

Dari Kecamatan Tegalwaru,

hanya satu angkutan umum

yang mengantar penumPang

yang berjarak puluhan

kilometer. Bila tak mau

menyeberang, warga harus

berbelanja ke kabupaten

tetangga, Cianjur.

Pemba ng u na n

infrastruktur memang

terhambat. Jalan misalnya,

sudah lama rusak parah.

Menurut seorang warga,

sudah hampir lima tahun

Cepi KosasihTutor PIBM Lestari

sampai ke ujung jalan. Warga sangat

mengandalkan jasa penyeberangan

perahu yang beroperasi sejak pukul lima

pagi sampai lima sore. Untuk sekali

menyeberang warga membayar lima

ribu rupiah.

MemasukiKampung Sodong, ciri

daerah tertinggal amat terasa. Selain

jalanan rusak parah, permukiman

warga, rata-rata masih berupa

rumah panggung. Boleh jadi, akibat

keterbatasan akses tra nsPortasi,

kehidupan warga menjadi sulit. Harga

kebutuhan pokok pun menjadi mahal

karena harus membeli ke pusat kota

jalan dibiarkan rusak. Bahkan, oksora

menemukan beberapa ruas jalan

terputus akibat longsor, atau jembatan

yang hancur.

Ketersediaan sarana pendidikan pun

tidak lebih baik. Sekolah yang tersedia

baru sekolah dasar. Bagi yang ingin

melanjutkan sekolah, harus menempuh

belasan kilometer ke kecamatan

atau pusat kota. Tak jarang, karena

minimnya sarana transportasi atau

tidak ada uang untuk naik angkutan,

mereka terpaksa berjalan kaki pulang

pergi dari rumah ke sekolah. Hal

ini menyebabkan tingkat kehadiran

dtodi,

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 15/44

siswa rendah, bahkan banyak yang

"menyerah" di tengah jalan.

Bahkan, cerita murid atau guru

yang terlambat datang ke sekolah gara-

gara turun hujan menjadi hal biasa.

Mereka terlambat bukan karena takutbasah, melainkan karena menunggu

air sungai surut. Sejak, jembatan rusak

warga memang biasa menyeberangi

sungai. "Kalau pas turun hujan

sungainya meluap," kata Cepi.

Kondisi inijuga menyebabkan warga

hidup pas-pasan. Demi memenuhi

kebutuhan sehari-hari, para pria rata-

rata bekerja sebagai penyadap getah

karet. Mereka tidak punya pilihan, lahan

di daerah ini mengandung lempung

yang sulit untuk digunakan bercocok

tanam. Untuk membantu perekonomian

keluarga, para ibu menjadiburuh di

pabrik coklat. Bagi para anak muda,

pilihannya juga tidak banyak; Menikah

muda, menjadi pembantu di kota, atau

menjadi tenaga kerja di luar negeri.

lnilah potret miris kehidupan warga

yang tinggal di wilayah pinggiran

Kabupaten Purwakarta. Letaknya yang

berada di perbatasan, dan terpisahkan

air membuat mereka termarjinalkan

secara ekonomi, sosial, maupun

budaya. Lihatlah, bagaimana anak-anaksetiap hari harus berjuang sejak pagi

buta agar bisa bersekolah. Lihatjuga

bagaimana para orang tua yang demi

memenuhi kebutuhan hidup terpaksa

membiarkan anak-anak mereka

tumbuh tanpa pengawasan dan asuhan

yang memadai. Himpitan berbagai

keterbatasan, membuat sebagian besar

warga hanya mampu menyekolahkan

anaknya sampai sekolah dasar.

Kisah Para Pengabdi

Jalanan curam berbatu tak

menciutkan nyali Cepi Kosasih, padahal

berkali-kali mesin motor bebeknya

mati. "Dulu sih sempat ngeri juga kalau

lewat jalan seperti ini," ujarnya.

Pemuda 22 tahun ini adalah

mahasiswa tingkat 3 di salah satu

perguruan tinggi di Bandung. Setiap

pulang kampung, ia menjadi guru

di madrasah, dan tutor keaksaraan

di PKBM Lestari. Setiap pagi ia

berangkat dari rumah untuk mengajar

di Madrasah Tsanawiyah Darul llmi di

Kampung Roke. Aktivitasnya berlanjut

dengan mengajar keaksaraan bagl

warga kampung. "Biasanya baru pulangke rumah malam," katanya.

la tidak sendirian, bersama Ading

Suherman, dan beberapa orang tutor

lainnya menjadi tutor keliling untuk

melayani warga yang tersebar di

delapan kampung. Cara ini menyiasati

kelompok belajar yang tersebar di

kampung yang berjauhan. Bukan

perkara mudah menga jar warga.

Lokasi yang sulit dijangkau seringkali

membuat mereka harus berjibaku hanya

demi mencapai lokasi. Apalagi bila

turun hujan. Seringkali, mereka harus

mendorong atau menitipkan sepeda

motor yang mereka tumpangi karena

tidak bisa menembus jalanan yang

berlumpur.

Jalan kaki hingga larut malam pun

kerap mereka lakoni. "Kadang kita

berangkat pakai sepatu, pulangnya

nyeker (telanjang kaki)," cerita Ading.

Selain

lokasi yang

sulit ditembus,

minimnya bukubahan ajar, juga

kerap membuat

pa ra tutormemutar otak

agar kegiatan

pem be laja ra n

tidak membuat

peserta didik

jenuh. Menurut Ading, warga sangat

antusias mengikuti pembelajaran,

meskipun tutor lebih sering

mempergunakan bahan dan alat peraga

seadanya, atau benda-benda yang

ada disekitar mereka. "Mereka senang

mendapat kesempatan belajar," ujarnya.

Senja mendekat, matahari mulai

redup. Mesin perahu kembali menderu,

perlahan membelah waduk, mengantar

warga yang bergegas sebelum jalan

berbatu keburu disergap gelap. Dari

seberang Waduk Jatiluhur kisah itu

bermula. EI

Ading SuhermanTutor PI(BM Lestari

lan!ariF..bruari 2017

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 16/44

wirausaha

ulau Lombok, sebagai tujuan

wisata namanya begitu

masyhur. Potensi daerah yang

tak kalah indah dengan Bali

ini pun sangat beragam, mulai dari

kerajinan mutiara hingga kerajinan

tenun tradisional kain songket. Untuk

yang terakhir, di Mataram tepatnya,

bahkan ada sebuah desa bernama

Desa Sukarara yang dikenal sebagai

surganya kerajinan tenun tradisional.

Namun secara umum, kerajinan

songket juga tersebar di seluruh

Nusa Tenggara Barat yang rata-rata

dikerjakan oleh kaum perempuan.

Namun, sayangnya, potensi besar

yang bisa membuat kaum perempuan

Nusa TengQara Barat tersebut belummemiIiki kontribusi yang signifikan

bagi kesejahteraan dan kehidupan

perekonomian mereka. Setidaknya

inilah yang melatarbelakangi Pengurus

Yayasan An-Nisa Karya Mataram,

me"coba menyelenggarakan Program

Aksara Kewirausahaan dengan fokus

pada pengemban,gan kerajinan songkrt

dan targrt utama pemberdayaannya

aoa,ah kaum perempuan. "Kami ingin

perempuan di Nusa Tenggara Barat

bisa berkembang dengan potensi danketerampilan yang sebenarnya telah

mereka kuasai," ujar Dra. Masithah,

sekretaris dan ketua Bidang Advokasi

Yayasan An-Nisa Karya ini.

Tentu tak asa{ memilih kerajinan

songket sebagai usaha yang

Dra;MeSilheh",Sel<rAtAlk'daa KetuaBidanqAdvokasiYarasdnAn-NisaKArya

dikembangkan

dalam program

aksara

kewirausahaan.

Men u rut

Masithah, aksarakewirausahaan

yarng d!lak5anakan

yaya5anRya

silama ,initidak

iaqh berbeda

d.eng,an yanrg -

pu la, Yayasan An*Nisa :Karya; memilih'

bidang usaha penjualan kain songket

yang dikembangkan. "Mengapa? Karena

yang kami dampingi sebagian besar

adalah di bidang produksi. Yang patutdisayangkan, selama ini kami melihat

banyak yang memproduksi namun

kesulitan dalam memasarkannya," tegas

M*hlt'h,,,j

"'. ,l

lPenguatin iDM 'i ,. ' :

Frog'ram Atsar:a, riwitiusahrani' :

Yayasan An-Nisa Karya pun menyasar

kaum perempuan yang tak hanya

berada di Mataram saja tapi juga di

penjuru Nusa Tenggara Barat. Maka,

1rP hsv3n jika masyarqkat yang

didampingi-dengan berbagai program

pemberdayaan lainnya tentu saja-

mencapai angka 7.500 orang.

Lantas persoalan mendasar apayang pertama dibenahi Yayasan

An-Nisa Karya? Dalam program

aksara kewirausahaan, sebagaimana

dikemukakan Masithah, yang

dipandanq, perlu dila kuka:n ,!e,rnb,inah.aadalah terkait sumber daya manusia.

"Karenanya kami melakukan upaya

peningkatan SDM. Apalagi usaha

dengan fokus pemasaran ini baru

tentunya para pengelola belum

berpengalaman," katanya.

Mengar-rgkat Pesona

son#IvrBDengarrberagamkegiatanp-ernberdayaan,YqrusanAn-Nisa-IG4ramencoba membangun kaum perempuan ]rang berdaya. Ihumperempuan di Matararn pun kiarl,ihelsemangat menjalankanperErruqa,taktraqra sebagai ibunrlrrakr tangga tapi juga sebagaiperempuau:r yang benrirausaha.

dirlaksan,akan d i tempat,,lai,n nya,,,lla!,,pertama yang mereka lakukan adalah

persiapan, tepatnya memilih lokasi dan

jenis usaha yang akan dikembangkan.

Berdasarkan penelaahan yanq tepat

Januarl - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 17/44

Pen i n gka'tan kom petensi peserta

di antaranya dengan melakukan

pelatihan yang diikuti oleh 20 orang

sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Misalnya aksarawan baru dan warga

belajar yang sudah memiliki usaha.

Perekrutan peserta juga tak terbatas

mereka yang berada di sekitarsekretariat tapi juga dari daerah lain

karena program pendampingan yang

digelar Yayasan An-Nisa Karya juga

kebanyakan dilakukan di desa.

l'Menurut kafi i;'pef€mp,uan, memanq

sangat penting untuk melakukan

kegiatan usaha, supaya mereka sadar

bahwa mereka juga harus melakukan

usaha," ujarnya.

Sebagai upaya memperluas

wawasan peserta aksara

kewirausahaan, Masithahmenambahkan, Yayasan An-Nisa

Karya juga membekali mereka dengan

bahan bacaan terkait kewirausahaan,

tentang kesehatan reproduksi (ka,:ena

peiertanya kebanyakan perempuan),

hingga buku-buku tentang mode

karena salah satu program wirau5aha

yang dikembangkan adalah salon.

Penguatan Promosi

Setelah pembenahan di bidang

sumber daya manusia, yang menarik

dalam program aksara kewirausahaan

yang dikembangkan YarlaSan An-'Nisa,

Karya adalah pembelian kain songket

hasil karya peserta dan penguatan

Di samping melakukan

pelatihan teknis, menurut

Masithah, perserta juga

diikutkan dalam berbagai

pelatihan kewirausahaan.

Di antaranya dengan

mengikutkan peserta dalam

kegiatan magang di ruang

pamer (show room) atau

sentia.sentra penjualqn kai n

songket yang sudah berjalan.

sektor promosi.

,' .. Menurut

Masith,ah, barang-

6'6;3119 [25i'l ' r.

,karya, pesertai ,,,,, rr:

belupa,lkain d,ah ,

ba,h ka n" be'bera:pa,.t.,,,

,produk makahdn, ,

yang,meleka ,beli

denga,n : h,atrga,,,r,,',r,'

0asal,li5eb€lumnyawaiga,,hanrti,,bisa,,,

menjual :Rp1,50ll',,, rr,,

;16U' I lt.g.mrrun,.,,,,,r,',,'.i..,, i'.,,,r

tEte|ah,karni,iang,rrmie,m'b,e,l,i;r,me'ieka,l

r r,

b!!a:,m€njUai,ha;il,

ternnrhl..tnefe.ka,.r',.i.r]'i,ri .r...

wirausaha

hingga Rp350 ribu; Kemudian,kain

cetak juga lebih beragam, kalau dulu

modelnya hanya bisa polos. Padahal,

peminat,di .Bali lebih cendelung

modelnya yang bervariasi," tegas

Masithah.

Selain membeli hasil karya peserta

aksara kewirausahaan di atas harga

pasar, untuk m,endukunq keberlanjutan

us4ha pesrrta, Yayasan An-Nisa Karya

juga membantu penempatan ruang

usaha. Sekretariat yayasan yang

biasanya digunakan untuk pelatihan-

pelatihan singkat, berkat bantuan dari

aksara kewirausahaan, mereka seting

sebagai ruang pamer. "Supaya bisa

dikenal luas, kami memasang plang

khusus untuk sho,rr room itu," kata

Masithah.Dukungan penjualan produk hasil

karya peserta, kata Masithah, juga

diperkuat dalam proses pemasaran.

Salah satu upaya promosi yang

dilakukan adalah dengan menggunakan

media internet. Para anggota tentu saja

mendapat pelatihan mempromosikan

produk melalui internet.

Upaya An-Nisa Karya tersebut,

menuiut Kepala Bidang PNFI DinaS

Pendidikan Pem,uda dan, Olahr,aga NTB

Drs. H. Mahsun, merupakan wujud

nyata tak hanya bagi pemberdayaan

tapi juga bagian dari upaya menjaga

keberaksaraan masyarakat yang juga

menjadi fokus pemerintah Provinsi NTB.

Semangat membangun masyarakat

agar lebih berdaya itu, lanjut Mahsun,

sejalan dengan program Pemprov yang

dalam beberapa tahun terakhir gencar

melakukan pemberdayaan masyarakat.

"Salah satunya melalui program

keaksaraan sebagaimana gagasan Pak

Gubernur, yakni Absano atau Angka

Buta Aksara Nol dan Adono atau Angka

Drop 0ut Nol," ujar Mahsun.

Ya, melalui aksara kewirausahaan,

Yayasan An-Nisa Karya pun mampu

menjadikan kaum perempuan di NTB

,mehjbd.i insan,-i n5a n,uyan$ bbfdaya,,,, r,,, r

Keberadaan perempuan sebagai

penyangga ekonomi keluarga pun jauh

lebih bermartabat.

Semoga. H

Dr*.HiMahsunKabidPNFIDisd,ilqaraNTB

lanuari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 18/44

rumpin

a sebuah bangunan megah,

I Uetasan anak sekolah dasar

I mengumbar keceriaan.

Ada yang asyik di depan

komputer, serius mengutak-atik

komponen elektronika, tekun membacabuku, bernyanyi di panggung, bahkan

ada yang sekadar berlari-lari."Keributan" yang terekam pada

satu pagi di pertengahan Juni itu

bukan berlangsung di arena bermain,

melainkan disebuah gedung di

kompleks tentara. Kehebohan tersebut

sangat kontras dengan situasi

lingkungan sekitar yang tenang.

Namun, bagi mereka yang tinggal di

kompleks Batalyon Kesehatan Divisi

2 Kostrad, Desa Ngijo, KecamatanKarangploso, Kabupaten Malang, Jawa

Tim u r, itu bu ka n ha I ba ru.

Sejak diresmikan, 13 0ktober 2010

oleh Ani Yudhoyono, Rumah Pintar

Cakra Cendekia I Batalyon Kesehatan

Divisi 2 Kostrad, Malang, memang tak

pernah sepi pengunjung. Tak heran,para penghuni kompleks sudah terbiasa

kedatangan rombongan "tamu" yang

umumnya murid TK, dan murid SD yang

ingin memanfaatkan fasilitas belajar

di rumah pintar. Selain mereka, murid

SMP dan SMA juga kerap berkunjung

untuk mencari data ketika mendapat

tugas dari sekolah.

"Kunjungan semacam ini hampir

setiap hari ada. Kecuali Minggu atau

hari libut" ungkap Ning Kadarsih, Ketua

Rumah Pintar Cakra Cendekia I yangditemui oksoro.

Ning bercerita, saat ini respons

warga terhadap rumah pintar sangat

bagus. Terbukti, jumlah kunjungan

terus meningkat. Bahkan, pihaknya ju

sering menerima permintaan dari war

kampung atau sekolah-sekolah di desyang ada di pelosok minta dikirim

mobil pintar. Padahal, dulu pihaknya-

lah yang harus mendatangi sekolah

untuk menyosialisasikan rumah pintar

"Mereka tahu dari mulut, ke mulut,"

uja rnya.

Menurut Ning, persyaratan

berkunjung dan memanfaatkan

fasilitas di rumah pintar, tidak sulit.

Pihak sekolah cukup mengajukan

surat permohonan berkunjung

kepada pengelola rumah pintar. Suratpermohonan ini, kata Ning, untuk

RUMPENDIDIIAIIBagi OraW PinggiranUntuk memberikan kesempatan kepada anak-anak dan warga miskin dipelosok perdesaan, Rumah Pintar menyediakan sarana pendidikan, sekaligus

menyelenggarakan pembelajaran gratis.

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 19/44

memudahkan pengaturan jadwal.

Hal ini dilakukan karena permohonan

berkunjung terus meningkat. "Kadang

jadwal sudah penuh untuk satu

bulan," kata isteri Komandan Batalyon

Kesehatan Divisi 2 Kostrad, Malang ini.

Untuk Umum

Rumah Pintar Cakra Cendekia 1

beroperasi dari Senin sampai Sabtu.

Rumah pintar ini terbuka untuk umum.

"Pengunjung bebas datang selama jam

buka antara pukul 08.00-16.00, kecualihari libur," ujar Ning. Anak-anak yang

datang ke rumah bercat hijau-kuning

ini bebas memilih belajar disentra

pembelajaran yang mereka inginkan.

"Paling banyak diminati adalah belajar

Nino KadarsihKetuiRumpin Cat{aCedekia lYonkesMalang

komputer," kata

Hariyono, salah

seorang tutor

rumah pintar.

Untuk

mendu ku ng

proses

pem bel aja ra n,

rumah pintar ini

menyediaka n

sentra -se ntra

pembelajaran. Di antaranya sentra

komputer, sentra membaca, sentra

bermain, sentra panggung, sentra kriya

dan sentra ketahanan pangan. Selaln

itu, juga dilengkapi fasilitas berupa

8.000judul buku untuk bahan bacaan,

Anak sekolah memanfaatkan

fasil tas pemllelalaran yang ada

di rumah ointar

permainan edukatif, TV, CD, VCD,

komputer.

Fasilitas sentra ketahanan pangan

di Rumah Pintar Cakra Cendekia l,

ditempatkan di bagian belakang

gedung. Disentra ini, peserta didik bisa

belajar beternak ikan, kambing etawa,

pembibitan tanaman, hingga budidaya

jamur tiram. Untuk membantu para

peserta didik dalam memahami teori,

dan praktik, pembelajaran dibantu oleh

tenaga profesional dari dinas pertanian,

perkebunan, dan peternakan KabupatenMala ng.

Bukan hanya itu, pengunjung,

khususnya ibu-ibu juga bisa mengikuti

kegiatan di sentra kriya. Di sentra ini

diajarkan berbagai keterampilan di

antaranya: membatik, melukis kain,

merangkai manik-manik, hingga

merangkai bunga sabun. Setelah

mengikuti pelatihan, dibentuklah

kelompok usaha. "Kegiatan ini

bertujuan untuk meningkatkan taraf

hidup keluarga, dan menumbuhkan

kemampuan berwirausaha," ujar Ning.

Hasilnya? Tidak mengecewakan.

Beberapa jenis produk yang dihasilkan

kelompok usaha di rumah pintar ini

ternyata laku dijual. Produk payet

misalnya, saat ini permintaannya

sedang banyak. Bukan hanya itu,

kerajinan bunga sabun, yang relatif

baru ditekuni oleh para ibu, ternyata

banyak peminatnya. Satu bunga sabun

rumpin

dijual dengan harga antara Rp40-50

ribu.

"Produk ini sedang laku keras,

banyak pesanan tapi kita belum mampu

memenuhi semua," ungkap Ning. Ya,

karena terkendala modal, kelompokusaha di rumah pintar ini baru mampu

menghasilkan lima rangkaian bunga

sabun dalam setiap minggu.

Rumah pintar ini juga dilengkapi

Mobil Pintar, yakni semacam

perpustakaan bergerak yang biasa

dioperasikan untuk mengunjungi

daerah-daerah pelosok di Malang

Raya yang masih terdapat anak usia

sekolah kurang mampu dan tidak bisa

mengakses buku-buku atau mereka

yang putus sekolah. Di setiap mobil

pintar, disediakan sekitar 1.500 judulbuku yang bisa dipinjam secara gratis.

Dengan fasilitas yang dimiliki,

rumah pintar mengusung misi

memfasilitasi pengembangan kualitas

pendidikan masyarakat terutama

mereka yang tinggal di lingkungan

yang kekurangan fasilitas belajar.

Maka sasaran utama rumah pintar

adalah anak-anak, remaja, dan dewasa,

terutama yang tidak bisa mengakses

sarana pembelajaran. E

lanuari Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 20/44

rumpin

Dadik:' , r ,

Dipanggil,ltOi,nRumah'Pintar',

Mengajari anak= 'anak merupakanpekerjaan,

menyenangkan.Adapengalaman, lucu waktu pertamamenjadi tutor. Saat saya ke pasar,

saya bertemu dengan anak-anak.I(arena belum kenal, rnerekateriak-teriak memanggil saya"Om Rumah Pintar, om RumahPintar,".

Erpan:

"Mengalahkan"

"Awalnya l,

sering kelabakan, I

menghadapi,aflak:anak.Agarbisa, 'l

mem.berikar pembelaj,af an, yang,baik saya belajar bagaimanamenjadi tutor dengan melihatccua guru mengajar. Menjadi tutor

rnembuat saya dekat denEan'anak-4nak,rn€skipunharus,, "'rnengtadapir kenakalan meieka; .

Tapimau,bagaimanapunkita, -:

harus banyak sabar. Harus bisa"mengalahkan" anak-anak.

Ilarlyano:

Harus BelajarDdlu,, '':'

t.i 1'lvlAn'ad'

tUtorit$,rsebuahpengalernan,y.a*g

Iuar,,biasa, Sehin-"menuntut,,k€sabaran;rkita jdgar r

diturttut,r unfuk rterus mehambah,pe+getahuaxl.r Bagaifnanai.rrri,i :, i l

memberikan pembelajaranyan$'!!€$arik,bagi,,anak ;, ;,..:' : : :''t'

misalnya, mau tidak mau kitaharus mencari metode inovasiyan6,sesUai,Unti*,,aaak.',r,1,',r, i. r

' r,,,r''

Pendampingan

Setiap SaatUniversitas Brawij aya menj adi satu-satunya universitasyang melaksanakan Program Rumah Pintar. Selain itu jugamendapat tugas pendampingan delapan Rumah Pintar diKota Malang.

T Teqiatan pendampingan penge-

l( toirrn Rumah Pintar di Kota

I\Vr,rng menjadi bagian dari

tugas Rumah Pintar Brawijaya,U niversitas Brawijaya Mala ng.

Universitas ini memang

ditunjuk sebagai pelaksana

pendampingan Rumah Pintar di

Kota Malang, Jawa Timur.

Tugas ini tentu tidak ringan,

karena Rumpin Brawijaya

dituntut untuk melakukan

pembinaan terkait program,

SDM, dan manajemen Rumah

Pintar yang ada di Kota Malang.

Memberikan pendampingan

terhadap delapanRumah Pintar tentumenghadapi berbagai kendala. Namun,

untunglah, di antara para pengelola

Rumah Pintar sudah terjalin komunikasi

yang intens."Kita mengadakan pertemuan setiap

satu bulan sekali untuk berdiskusi.

Tapi untuk berkoordinasi kita lakukan

setiap saat, kita biasanya menggunakan

SMS," ujar Welmin Sunyi Ariningsih,Penanggungjawab Rumpin Brawijaya

Ma lang.

Berkat komunikasi yang lancar,

keterbatasan sarana dan prasarana bisa

disiasati. Misalnya, ketika ada Rumah

Pintar hendak mengadakan kegiatan ke

satu daerah kemudian keku-rangan buku, maka kekurang

itu disiasati dengan meminjam

dari Rumah Pintar terdekat.

Bahkan terkadang tutor pun

"dibajak" u ntuk menyu kseska

kegiatan. "Kita saling "barter

di antara pengelola Rumah

Pintar," ujarnya.Bukan hanya fasilitas yan

dibarter. Berbagai program, d

cara penyelesaian kendala jug

dibarter. "Setiap kita bahas

berbagai kendala yang dihadapi sekaligu

cara untuk memecahkannya," ujar Welm

Menurutnya, saat ini pihaknya

sedang mendata keunggulan dan potens

yang dimiliki oleh setiap Rumah Pintar.

Langkah identifikasi ini merupakan

upaya memperkuat kewirausahaan di

Rumah Pintar. Dengan adanya data yang

valid tentang produk unggulan maka

upaya promosi dan pemasaran bisa

dilakukan secara bersama-sama. Langkah

ini sekaligus menjadi langkah menuju

kemandirian. E

,l

IT

ittltT

Welmin SunviArininosih 'P^enjapRumpinbrawqaya

Januarl - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 21/44

X Asdin Atma:

ffimwwmffi*Rm€# X#h#h Spt$xnuflm&fls

k ffEmmffidffik3qmm

d ffimmyfuef,*ffiMmm

T Tadiiah Botutihe, ibu dua anak ini rupanyaLl ,.r,rKr semangar oera1ar yang .nggr.

I Ireruu kti, beg itu-PKBM

iermata-t t m ri-o io i rl t<a n

di Tolinggula, ia langsung bergabung. Semangatnya

ini boleh jadi sebagai wujud pelampiasan "dendam"

karena harus putus sekolah akibat masalah biaya.

Namun, bukan hanya it, vrrq ,.rjrJi ,Lrinnv, Mbelajar di PKBM. la ingin memberikan contoh *sekaligus dukungan kepada anak-anaknya untuk wterus bersekolah. la tidak ingin anak-anaknya tidak. 1$rmengalami putus sekolah seperti dirinya. "sava inqrn

,.r.i, bisa sekolah sampai'lulus

kuliah, " ujarnya.- {$la merasa senang dengan a.

kehadiran PKBM karena ia dan ry

waroa lainnva memiliki kesemoatapmenimba ilmu. Menurutnya dengan-belajar d; PKBM ia merasa lebih *3fl;lffi

x i,'f' 3'1 J;lix l,:,,1 o1'o*

C keterampilannya ia bisa membuka*__

usaha sendiri. Apa yang dicita-citakannya mulai terwujud

{ Sekarang Asdin sudah bisa buka usaha fotocopi, bengkel

_mebel, dan menjadi tenaga honorer di PLN setempatlsetelah mendapit ketranipilan komputer di PKBM.

sdin Alma, sehari-hari ia bekerja sebagaitukangmebel di kampung halamannya Tolinggula.

Berkat didikan orangtuanya yang mengutamakanpendidikan, Asdin menjadi sosok yang

haus menuntut ilmu. Tak heran, demi

menambah keterampilan, dirinya tidakmalu bergabung di PKBM Permata llmu

'Di PKBM ini, saya bisa

mengembangkan keterampilan di

bidang lainnya," ujar Asdin.

Bapak satu anak ini bercita-

cita suatu hari, dengan bekal

Hadijah Botutihe:

PKBM," ujarnya. H

rll Femasuki usia remaja, Rio

IVft ?J: I JiH :r::,0;':flr,.,dan menulis. Remaja yang putus

sekolah kelas 5 SD ini mengaku malas

bersekolah karena tidak merasakan

manfaat dari kegiatan belajar. Kedua

orangtuanya pun hanya bisa pasrah.

Rio pun tumbuh menjadi

remaja yang mudah terpengaruh oleh

lingkungannya. Beruntung, Rio kemudian sadar, ia tidakbisa menjalani hidup yang berarti tanpa bekal ilmu agama,

ilmu pengetahuan, dan keterampilan.

Makanya, ia sangat senang dengan keberadaan

PKBM Hutuo Lestari di desanya. Tanpa dipaksa ia pun

datang untuk belajar. Sekarang ia mengaku sudah lancar

membaca dan menulis. "Saya juga belajar menyablon kaos,

membuat bunga sinetron," ular Rio tersipu.

Rio menuturkan, di keluarganya hanya ia sendiriyang putus sekolah akibat malas belajar. Sekarang melalui

PKBM yang juga menawarkan keterampilan, Rio berhasil

mengalahkan penyakit malas. Bahkan ia sudah be rcita-cita

menjadi pengusaha ternak ayam. E

[.I

!l

=i

a:

"Semoqa PKBM Permata llmu bisa menjadi lebih baik

lagi di hari-hari ke depan untuk masyarakat Tolinggula

uni Adam hanya mengenyam pendidikan hingga

kelas 2 sekolah dasar. Kemampuan baca tulisnya

tidak memadai. Kini, Nuni boleh bersenang hati

dengan hadirnya PKBM Huto Lestari di lingkungan tempat

trnggalnya, la bisa melancarkan kemampuan keaksaraannya.

"Membaca sudah boleh lancar tetapl menulisnya masih

susah," ujar Nuni dengan bahasa Indonesia yang terbata-

bata, didampingi tutor penutur asli

Goronta lo.

Tak hanya membaca dan menulis,

di PKBM Nuni belajar membuat kue .,

kaktus, dan kue-kue lainnya untuk .,

dijual. Bukan hanya itu, ia sudah,

mahir membuat bunga sinetron, dan

menyulam krawang khas Gorontalo..

Dan yang paling memgembirakan .

adalah, ia sekarang sudah

berani memenuhi undangan sekolah anaknya. Untuk

menandatangani penerimaan rapor anaknya, ia tak lagi

mewakilkan kepada adiknya. Dan Nuni pun bisa tersenyum

karena sudah bisa membaca majalah dengan lancar.

wffi@

&&wGF

G

@{*

tG

@&ww@

*

s@

@<

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 22/44

tamu

PENDIDIKAN".=tlgmf ,m Fq il:I,,*':i: i-t DLABAI KANPendidikan Keorangtuaan merupakan pendidikan yang mengarah padapeningkatan taraf ekonomi, pendidikan pola asuh anak, perbaikkankesehatan ibu dan bayi, dan pemberdayaan perempuan.

funtutlah ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat.

I Demikian lslam mendorong umatnya dalam menuntut

I ilmu. lni artinya, belajar tidak mengenal batas waktu.

Dan ini berarti pula tidak ada istilah terlalu dini, atau terlalu

tua untuk belajar.

Demikian pendapat tokoh pendidikan Prof. Dr. Arief

Rahman. Dikatakannya, pendidikan, merupakan hak setiap

warga negara yang tidak boleh dibatasi. Baik oleh usia, jenis

kelamin, suku, bangsa, maupun status sosial. Bahkan, kata

Arief, orang yang disebut waria, mereka yang berada di

penjara sekalipun harus tetap diberikan pendidlkan.

Ya, pemerintah memang memiliki kewajiban memberikan

akses pelayanan pendidikan seluas-luasnya kepada setiap

warga negaranya, tanpa kecuali. Arief me[ihat, apa yang kini

sedang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan

Anak Usia Dini, Nonformal, dan lnformal, Kementerian

Pendidikan Nasional yang memberikan pelayananpendidikan bagi orang dewasa melalui ProgramPendidikan

Keorangtuaa n/Pendidikan 0rang Dewasa (parenting

education) merupakan langkahyang patut diapresiasi dan

mendapatkan dukungan.

Menurut Arief, pendidikan orang dewasa tidak boleh

diabaikan. Mengapa? Karena pendidikan orang dewasa

sangat penting dalam upaya membentuk keluargayang

berkualitas. Pendidikan orang dewasa sangat dibutuhkan

untuk membekati para orangtua dengan berbagai

kecakapan sehingga mereka memiliki kecakapan yang

bisa meningkatkan taraf ekonomi, pola asuh anak,

perbaikkan kesehatan ibu dan bayi.Kecakapan orangtua, sangat menentukan dalam

proses pendidikan di keluarga. Menurut Arief, orang

harus dilatih sejak dini supaya memiliki kebiasaan

yang baik. Karena itu, orangtua memiliki peran

yang sangat besar dan vital untuk menanamkan

kebiasaan yang baik kepada anak-anak mereka i:sejak masih kecil.

Untuk menjalankan perannya ini para

orangtua wajib memiliki kecakapan dan ilmu

pengetahuan yang memadai dalam hal mendidik anak. Hal

ini membuktikan bahwa pandangan sebagian orang yang

menyatakan orang-orang yang sudah berusia lanjut tidak la

memiliki nllai, dan tidak bisa berperan, adalah keliru.

"Justru orangtua memiliki pengaruh kuat terhadap

pendidikan anak dalam keluarga," tambahnya.

Orang dewasa, kata Arief masih

memiliki potensi yang besar. la

mencontohkan, di lndia ada

gerakan yang dinamakan

Super Grondmo. Mereka

membuat universitas

khusus untuk wanita lanjut

usia. Berkat univesitas ini,

para nenek ini bisa terus

menimba ilmu sekaligus

memberdayakan diri

mereka.

Kecakapan Orang Dewasa

Pendidikan orang dewasa

adalah suatu proses

yang disadari untuk

.: ,.:! :

,= ,ffiTi

=@k-

Januari - februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 23/44

Pendidikan orang dewasa

harus mendorong orang agar

mau belajar sepanjang hayat

,.=€

..:?i=-€

mengembangkan potensi seseorang sehingga mem il iki kecerdasan pikir,

emosional, berwatak dan berketerampilan sehingga dia siap hidup ditengah-tengah masyarakat.

Hal tersebut kata Arief sesuai dengan prinsip dasar pendidikan, yakni

untuk memanusiakan manusia, mengimbangka'n potensi dasar peserta

didik agar berani dan mampu menghadapi problema yang dihadapi tanparasa tertekan, mampu, dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai

khalifah di muka bumi, sehingga terdorong untuk memelihara diii sendiri

maupun hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Bagaimana pendidikan orang dewasa? Menurutnya, pendidikan

orang dewasa harus betul-betul merangkul semua kalangan

sekaligus harus membuat orang mau belajar sepanjang hayat denganmemanfaatkan berbagai sumber. Arief menegaskan, prinsip dasar

pendidikan orang dewasa adalah kegiatan saling belajar.

Setiap orang adalah murid sekaligus juga guru.

Kegiatan saling belajar ini baru bisa terlaksana apabila

tidak ada pihak yang dominan dalam berkomunikasl,

tidak ada pihak yang merasa sungkan untuk bertanya,

dan tidak ada pihak yrng ,.ngrnggap dirinya paling

tahu. "Semua pihak harus bisa saling mendengarkan,"

kata dia.

Menurutnya bila setiap orang mau belajar dari

orang lain, maka setiap orang bisa menjadi sumber

pembelajaranbagi orang lain. "lni berarti setiaporang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan

pengalaman," ujarnya.

la menegaskan, dalam membentuk

masyarakaibelajar, maka konsep belajar yang

perlu dikembangkan adalah konsep; leorning

t.o k13w, leorning to d.o, leorning to be, te.orning

to life together, ond leorning to believe in God,

yang merupakan akumulasi dari berbagai

pengetahuan keterampilan yang diperoleh sejak

masa kanak-kanak. E

Januari - Februari ?011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 24/44

a=:::-.a.::::::.

:*:li==..:...E:.:::i:=:.-= :::.::::

*:=:=:::.:ii:i:i==

tutor

ffi;;Hffiffi-- @lePas lulus SMA tahun

\ ZOOS, Fitri Fathia Paramita

C,l Kinanti terpanggil menjadi

tutor di PKBM Hutuo Lestari. Mita, demikian sapaan akrabnva

rye ffi" $ H rure E YE

Amf,q

€*ffiflmffi ffitrrffiffi#' AEareea

Ia,eddv R. Lamaoa nama

lji:[::* iri. li ni,';,$"'Permata llmu sejak tahun 2008.

Alasannya menjadi tutor satu:

ingin menularkan ilmunya kepada

warga di kampungnya.

Bapak satu anak yang sehari-hari menjadi guru di SDN 1

Tolinggula Pantai, ini mengaku sangat menikmati profesinya

sebagai tutor. Dengan mengajar keaksaraan, ia mendapatkan

banyak hikmah.

"Mengajaribarat bertukar pikiran dengan warga. Jadi

sambil mengajar saya juga belajar untuk membuat warga

dapat memahami materi-materi yang saya ajarkan",

u ng ka pnya.

Pria yang gemar membaca ini bahkan tidak jarang rela

menjemput peserta didik di lokasiyang sulit dijangkau. "Kalau

tutor di PKBM Hutuo Lestari. Mita, demikian sapaan akrabnya

mengaku terpanggil untuk terjun langsung ke masyarakat."Awalnya banyak bahasa lokal yang tidak saya mengerti. Ketika

saya bicara pun belum tentu mereka mengerti dengan apayang saya maksud," ujarnya.

Tak hanya faktor bahasa yang menjadi kendala kala

itu. Mengajar para orang tua juga memberikan tantangantersendiri. Bahkan eara memegang pensil pun awalnya harus ia

ajarkan. "Tangan mereka masih kaku," katanya.

Berkat bantuan tutor lokal dari desa setempat, serta

menggunakan alat peraga, Mita pun dapat mengatasi kesulitanyang dihadapi. Kini, Mita semakin membaur dengan warga

belajar, meski sesekali ada saja warga belajar bapak-bapak yang

iseng menggodanya. Namun, ia menyikapinya dengan santai.

tidak ada di rumah, ya kita susul ke laut," ujarnya.

Untunglah, aksi menjemput warga belajar ini kini tidak perlu

sering ia lakukan. Mengapa? Karena sebagian peserta didiknya

telah memiliki hondphone. Tentu saja hal ini cukup menghemat

tenaganya. "Dengan adanya hondphone, mereka lebih mudah

dihubungi," tukasnya.

Menurut Deddy, semangat belajar warga di daerahnya sangat

besar. "Mereka sudah mengetahui kerugian bila tidak menguasai

kecakapa n keaksaraan," ujarnya.

Menjadi tutorjuga mendatangkan kepuasan batin terutama

melihat kemajuan yang ditunjukkan peserta didik. la mencontohka

salah seorang peserta didik yang ketika kali pertama bergabungsama sekali tidak bisa membaca dan menulis, namun setelah ikut

pembelajaran, dan dibekali keterampilan peserta didik itu kini sud

punya penghidupan yang berkecukupan bagi diri dan keluarganya.

"Harapan saya, ilmu yang saya tularkan akan memberikan

manfaat bagi kehidupan warga," pungkasnya. H

Mita memang gemar mengajar. Bisa jadi bakatnya ini terinspira

dari ibunya yang juga seorang guru honorer di Gorontalo. Bersama

empat tutor lainnya, Mita mengajar dua puluh orang peserta didik

Menurut sulung dari empat bersaudara ini, peserta didik di

PKBM Hutuo Lestari ini memiliki semangat belajar yang tinggi. Ha

ini pula yang memotivasinya untuk terus mengajar.

Gadis kelahiran Kotamobagu, 8 Maret 1993 ini mengaku sena

dan bangga dapat mengajar keaksaraan. "Terkadang kalau pas say

ke pasar, saya bertemu warga desa yang pernah saya ajar. Saya

senang, karena mereka yang tadinya belum bisa membaca, kini

sudah bisa membaca dan menulis, dan mereka masih ingat saya,"

ungkapnya.

Mita mengaku tak kesulitan membagi waktu di tengah beraga

kesibukannya kuliah dan mengikuti beragam kursus. "Menjadi

tutor memang butuh keikhlasan," ujarnya. Jangan pernah patah

semangat. Teruslah menolong sesama selagi bisa, selagi ada umur

Siap Bu Mita!El

Januari - Februari 201 1

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 25/44

Ft

t

I

Gorontalo sedang giat berbenatr. Berbagai potensi digali, kualitas SDMjuga dibenatri. Tatu:n 20 1 4 mendatEu:rg, pemerintah Gorontalo memasangtarget seluruh penduduloqra minimal h:}_san SMA.

rovinsi berjuluk Serambi

Madinah ini sedang berpacu

mewujud kan masyara kat yang

berdaya jual tinggi dan berdaya

saing. Untuk mewujudkan target ini,pemerintah daerah berkomitmen penuh

mendukung peningkatan kualitas

pendidikan masyara kat.

Menurut Weni Liputo, Kepala Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Provinsi Gorontalo, tingkat partisipasi

pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD,

SMP hingga SMA sudah memenuhi

target nasional. Bukan cuma itu, untuk

masalah keaksaraan, Gorontalo sudah

masuk dalam kategori wilayah hijau.

Berada di zona aman tidak lantas

membuat pemerintah daerah Gorontalo

berhenti memacu kualitas pendidikan.

Bersama PKK, organisasi keagamaan,LSM, serta akademisi bergerak

meningkatkan kualitas pendidikan.

"Dengan perguruan tinggi kita

melaksanakan program dan pembiayaan

penempatan mahasiswa di perdesaan,"

kata Weni.

Menurutnya, saat ini, masih ada

beberapa kabupaten yang tingkatpartisipasi pendidikannya masih rendah.

Di antaranya Kabupaten Pohuwato di

wilayah Barat dan Kabupaten Bone

Bolango di Timur. Sedangkan masyarakat

yang keaksaraannya masih rendah

terdapat di Kabupaten Gorontalo.

"Kita optimistis di tahun 201 4, tarqetmin ima I 800/o masyara kat Gorontalo

berpendidikan SMA bisa tercapai,"

ularnya.

Hal tersebut dikuatkan oleh data

yang saat ini menunjukkan bahwa

tingkat lulusan SMA di Gorontalo

adalah 67,0240/0. Pencapaian ini juqa

terus diwujudkan melalui pendidikan

non-formal. Bahkan ketika digencarkan

Pendidikan Untuk Semua, di Gorontalo

Januarl - Februarl 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 26/44

lipsus

sudah punYa Program Semua Bisa

Sekolah (SBS).

Bahkan untuk PAUD, Yang saat

ini sedang digiatkan secara nasional,

Gusnar lsmail, istri Gubernur tengah

membangun daerah pilot project untuk

PAUD, yakni Kabupaten Gorontalo dan

Kabupaten Boalemo.

Dukungan Dunia Usaha

Peran PKBM dan sejumlah lembaga

kursus di Gorontalo diakui KePala

Dinas Provinsi dan jajarannya sangat

membantu Peningkatan kualitas

keaksaraan masyarakat. Bukan hanya

itu, lembaga penyelenggara pendidikan

masyarakat juga didorong untuk

mampu menYelenggarakan Program-program kewirausahaan Yang daPat

meningkatkan perekonomian warga'

Saat ini PihaknYa bekerjasama

dengan dinas perdagangan, dinas tenaga

kerja, dinas sosial, dinas pariwisata'

Pihaknya juga menjalin kerjasama

dengan pihak swasta untuk memberikan

tempat bagi peserta didik yang sudah

punya life-skill memadai.

"Kita bekerjasama dengan

perusahaan swasta nasional untuk

mendidik 30 pemuda terpilih' Mereka

dilatih keterampilan hingga siap bekerja

di perusahaan tersebut," ujarnYa'

Langkah ini tidak lain untuk

membuka laPangan kerja, atau

memasarkan hasil karya peserta didik

PKBM mauPun UKM. "Kita terus

berupaya menciptakan iklim usaha agar

masyarakat yang memiliki keterampilan

bisa berwirausaha," ujarnYa'

"BergerilYa" Ke Gunung

EmPat tahun Yang lalu, mutu

kehidupan di Desa Hutuo, terbilang

rendah. Pendidikan masyarakat yang

rendah menjadi salah satu sebabnya'

Namun kini sudah berubah' Suasana

pembelajaran sangat terasa di desa yang

dekat dengan Danau Limboto ini'

Dialah Tuti Kustia SH, Yang begitu

gigih dan terpanggil untuk mendirikan

F(eN/ Ol desanya. Tuti adalah pendatang

berdarah Jawa-Medan, namun jiwanya

sudah terdedikasi untuk menjadi guru

bagi lingkungan sekitarnya"'Saya sangat

prihatin melihat warga di sekitar tempat

tinggal saYa," kata Tuti.-iang

membuatnYa Prihatin adalah

banyaknYa anak Putus sekolah,

dan orang dewasa Yang tidak bisa

membaca dan menulis. Apalagi jarak

ke sekolah juga sangat jauh' "Dari situ

saya terpanggil untuk mengajar' Dan

berdirilah PKBM Hutuo Lestari," kata

Tuti.

Hutuo Lestari diambil darinama

desa dan ditambah kata lestari

dengan haraPan akan terus ada dan

berkelanjutan proses pembelajarannya'

demikian Tuti menjelaskan tentang

penamaan PKBM Yang dikelolanYa'

Untuk mengajak warga agar

mau belajar di PKBM-nYa, Tuti harus

"bergerilya" ke pinggiran danau Limboto'

bahkan ke daerah Pegunungan YakniDesa Malahu Yang akses jalan hanYa

bisa ditemPuh dengan sePeda motor

selama satu jam, ituPun jika cuaca

sedang tidak hujan.

Sejak tahun 2007, PKBM Hutuo

Lestari sudah menYelenggarakan

kegiatan kewirusahaan guna

meningkatkan perekonomian warga'

rlni, pkgM ini sedang mengembangkan

beberapa unit usaha, seperti pembuatan

bawang goreng, menjahit dan menyulam

khas Gorontalo, dan yang tengah gencar

dikembangkan adalah usaha bunga

slnetron, yakni bunga sintetis dari kain

yang penamaannya diambil dari sinetron

di tilevisi yang banyak memajang hiasan

bunga semacam itu.

Tuti berharaP, Pemerintah mau

memberikan bantuan Pemasaran

produk yang dihasilkan oleh peserta

didik. Tuti berharap pemerintah jeli

mengembangkan Potensi usaha Yang

,.ny.trP tenaga kerja berbakat dari

pendidikan non-formal' Sehingga

masalah pemasaran produk tidak lagi

jadi soal.

TBM sebagai Penguatan

Untuk menjaga keberaksaraan

peserta didik, PKBM ini mendirikan

tSN/. UntrL melayani daerah-daerah

di pegunungan buku-buku tentang

keterampilan harus dibawa berkeliling'

"Untuk daerah gunung, kita memang

harus memberikan perhatian khusus"'

kata Tuti.

Dalam menjalankan keglatan ini,

tutorjuga harus menghindarihari pasar

yakni Selasa, Jumat. "Pada hari itu

penduduk gunung akan turun gunung

menjual hasil bumi. Jadi otomatis tidak

belajar," tambahnYa.

Feserta didik di PKBM Hutuo Lestar

memang beragam asal, umur dan

karakternya. Sehingga Tuti harus jeli

memilih tutor agar proses pembelajaran

lebih efektif, termasuk memilih tutor

Januari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 27/44

1,/.("

yang menguasai bahasa ibu untuk

mengajar peserta didik yang tidak bisa

berbahasa lndonesia.

Denyut Pendidikan di Tolinggula

Bermula dari sudut baca di rumah

mungilnya, lshak Kahar, seorang

guru honorer di sebuah SD kala itu,

mendirikan Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) yang dinamai

Permata llmu. "llmu itu ibarat sumber

peradaban yang akan membawa

manusia menjadi lebih baik," ujarnya.

Peryalanan untuk mencapai

Kecamatan Tol inggula, tempat

PKBM Permata llmu ternyata cukup

melelahkan. Butuh empat jam

berkendara dari Kabupaten Goronta lo

Utara (Gorut), menempuh medan

berkelok tajam dengan sisl kanan kiri

jurang atau laut.

Tiga tahun lalu, sebelum jalan aspal

dibangun dari Kuwandang, ibukota

Kabupaten Gorut menuju Tolinggula,

transportasi utama menuju wilayah ini

adalah perahu yang memakan waktu

lebih darisehari.

lshak adalah cermin guru penyuka

pekerjaan di ruang terbuka dan

tantangan. Kegemarannya mengajar dan

kepekaannya pada lingkungan sekltar

tempat tinggalnya mengantar lshak

menjadi penolong bagi masyarakat

Tolinggula yang haus ilmu pengetahuan.

Melalui PKBM yang ia bangun, warga

setempat bisa mengenal komputer,

berselancar di dunia maya, menambah

keterampilan merangkai bunga,

membuat aneka kue, menyablon kaos,

meubel dan belajar berkoperasi.PKBM inijuga membina enam PAUD

yang tersebar di beberapa desa di sekitar

Tolinggula. lshak menuturkan, bahwa

PAUD di provinsi Gorontalo meraih

predikat 5 besar tingkat nasional sebagai

PAUD lnovatif pada Jambore PAUD 2010

la lu.

Tak pernah sepi

Hampir setiap hari PKBM ini tak

pernah sepi oleh kegiatan peserta

didik, apalagi jika bahan-bahan untuk

pembuatan bunga sinetron yang

didatangkan dari Surabaya sudah

datang. Kegiatan usaha pembuatan

bunga sinetron cukup menguntungkan.

Untuk rangkaian ukuran kecil laku

dengan harga Rp50 ribu, untuk

ukuran sedang antara Rp100 ribu-300

ribu. Bahkan rangkaian bunga yang

menggunakan kayu jambu sebagai

dahan, harganya bisa mencapai Rp1

juta-2 juta.

Sementara itu untuk kerajinan kue

dari sejumlah PKBM maupun UKM,

Pemda Gorontalo menyediakan counter

PNFI di pintu masuk Bandara Jalaluddin.

Dukungan Pemda semacam inilah yang

memang dibutuhkan oleh pengusaha

usaha kecil.

Selain mengembangkan

kewirausahaan, pihaknya juga sedang

mempersiapkan untuk mengembangkan

Program Rintisan Balai Belajar Bersama

(RB3) "Untuk RB3 kita sedang coba

menjajaki kemungkinan itu. Salah satunya

kita ingin mengembangkan seni budayaasli Gorut yang sudah hampir punah,"

ujarnya.

Gerbang Emas Gorut

Kewirausahaan memang menjadi

napas dalam setiap kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan oleh

pengelola PKBM Permata llmu, apalagi

semangat ini juga sejalan dengan

tekad yang dicanangkan Bupati Gorut

melalui Gerakan Pembangunan Ekonomi

Masyarakat (Gerbang Emas).

Denyut perekonomian di Gorut memang

belum sekencang di lbukota Provinsi,

apalagl membayangkannya seperti Jakarta.

Masyarakat masih hidup dalam kesahajaan,

dan menyatu dengan lingkungan mereka.

Kegiatan pertanian dan melaut adalah

keseharian yang mereka jalani. Dua hari

dalam satu minggu mereka disibukkan

dengan kegiatan pasar tradisional semacam

pasar tumpah hasil bumi.

Jeli menangkap potensi pertanian

di desanya, pengelola PKBM

mengembangkan teknik pertaniandenganmenggunakan mulsa, yakni menutup

media tanam untuk menjaga kelembaban

tanah serta menekan pertumbuhan gulma

dan penyakit. Teknik pertanian ini menjadi

bahan belajar bagi peserta didik PKBM

dan warga sekitar. Dengan cara ini PKBM

dapat memberi manfaat kepada warga

desa terutama bagi mereka yang putus

sekolah. Et

lipsus

f

Januari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 28/44

E pkbm

yong togoI1 manjodi inspirosi bogi PI{BA di vitcgob 1oin. Solob sotongopengotof on sompof orgonil1.

yahdan, seorang bayi

perempuan dari khayangan

diturunkan ke bumi, tepatnya

di Sungai Mahakam. Bayi ini

diasuh dan dibesarkan oleh warga.

Setelah dewasa, bayi yang dinamai Putri

Karang Melenu ini ternyata baik budi

dan memiliki kecantikan yang luar biasa.

Dia tidak segan mengajarkan ilmu yang

dimilikinya kepada warga. Kecantikan

dan kebaikan yang luar biasa inilah yang

membuat Putri Karang Melenu menjadi

permaisuri Aji Batara Agung Dewa Sakti

Raja Kutai Kartanegara l.

Semangat memberdayakan

masyarakat yang dimiliki Putri Karang

Melenu inilah yang menjadi pendorong

Saipul Anwar S.Pd., untuk mendirikan

PKBM Putri Karang Melenu. Dengan

mengusung semangat memberikan

pelayanan pendidikan bagi masyarakat,

PKBM yang beralamat di Jalan Mulyo

Pranoto, Desa Loh Sumber Kec. Loa

Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara

ini menyelenggarakan program yang

melibatkan masyarakat sekitar, mulai

dari pendidikan anak usia dini, taman

kanak-kanak, taman bacaan masyarakat,

kursus keterampilan, kesetaraan,

keaksaraan fungsional, dan taman

bacaan masyarakat (TBM).

Guna memberikan akses pendidikan

kepada masyarakat, PKBM mendirikan

pusat-pusat kegiatan belajar di masin

masing kampung tempat tinggal peser

didik. "Karena keterbatasan tempat,

tidak mungkin seluruh kegiatan pesert

didik dilaksanakan di satu tempat,"

ujarnya.

Untuk mendukung langkah

ini pihaknya bekerjasama dengan

masyarakat, mulai dari tingkat Rl RW

Kelurahan, sampai Kecamatan. "PKBM

tinggal menurunkan tutor," katanya.

Mengolah Sampah

Kegiatan pemberdayaan masyaraka

lainnya yang dilaksanakan PKBM Kara

Melenu adalah pengolahan sampah.

Program ini dilatarbelakangi oleh

kondisi yang kerap dialami para petani

di Loa Kulu, yakni seringnya mengalam

kelangkaan pupuk pabrikan. Untuk

mengantisipasi hal tersebut, PKBM

memberikan Wawasan Pemanfaatan

Sawah Berbasis Lingkungan (WPSBL)

sekaligus memberikan pelatihan kepad

para petani untuk membuat sendiri

pupuk organik.

Saipul Anwar mengatakan, pelatih

ini bertujuan memberikan keterampilan

pada petani agar dapat memanfaatkan

limbah (sampah pasar/rumah tangga)

menjadi bernilai tambah. Selain untuk

mengantisipasi melonjaknya harga

pupuk kimla, langkah inijuga sebagai

upaya menggugah kesadaran para pet

agar menjaga kelestarian lingkungan.

"Bila musim tanam, pupuk kimia

harganya juga mahal, sehingga tidak

lanuari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 29/44

sesuai dengan hasil panennya," jelasnya.

Kegiatan pengolahan sampah, kata

Saipul memang diarahkan sebagai

sarana pendukung kegiatan usaha yang

dapat menopang ekonomi keluarga,

khususnya warga belajardi PKBM PutriKarang Melenu.

Untuk mengolah sampah, PKBM

sudah memiliki mesin pengolah

sampah. Mesin seharga Rp200 juta ini,

kata Saipul merupakan sumbangan

dari seorang temannya yang sangat

peduli pada kegiatan pemberdayaan

masyarakat di PKBM.

Saipul mengaku, untuk

mengoptimalkan pemanfaatan mesin

pengolah sampah ini pihaknya masih

menghadapi sejumlah kendala. Kendala

itu antara lain keterbatasan waktu untukpelatihan, peserta didik yang tersebar

di beberapa wilayah cukup menyulitkan

pengaturan waktu.

Bahan bakujuga menjadi kendala.

Tidak setiap hari peserta didik bisa

membawa sampah dapurnya ke tempat

pengolahan. "Bahan-bahannya kan

berupa sampah rumah tangga, dan

sampah pasar. Dan itu perlu dipilah

dulu," jelasnya.

Meski demikian, ia terus mencari

jalan agar kegiatan pengolahan sampah

ini bisa berjalan sesuai harapan. Apalagi

kegiatan ini sangat berpotensi menjadi

sumber penghasilan bagi warga.

Menggugah Kesadaran Masyarakat

Rasa gengsi yang tinggi membuat

sebagian besar warga memilih menutup

diri. Mereka umumnya malu mengakui

belum bisa membaca, menulis,

berhitung. Kondisi ini, diakui KepalaDinas Pendidikan Kutai Kartanegara Dr.

lr. H. Hermawan, M.Si., sebagai sebuah

tantangan. "Melalui berbagai sosialisasi,

dan pendekatan, Alhamdulillah sikap ini

mu lai terkikis," ujarnya.

Menurutnya, salah satu penyebab

rendah nya kesadaran masyarakat adalah

karena layanan pendidikan formal

yang belum merata ke semua wilayah.

"Pendidikan nonformal jadi pilihan," kata

Hermawan.

Untuk melaksanakan pendidikan

nonformal ini, PKBM menjadi ujungtombak. Tercatat di wilayah Kabupaten

Kukar sudah berdiri sekitar 25 PKBM

yang tersebar di 1 8 kecamatan dengan

jumlah warga belajar mencapai tujuh

ribuan. "Kita fokus menggarap warga

berusia produktif yaitu antara 18 sampai

45 tahun. Tapi di atas usla itu juga kita

urusi," ujarnya.

Upaya menggugah kesadaran

masyarakat terhadap pentingnya

pendidikan ternyata juga menghadapi

beberapa kendala. Di antaranya, faktor

geografis. Persebaran penduduk di

berbagai wilayah yang sulit dijanqkau

cukup menghambat pelayanan

pkbm

pendidikan.

la mencontohkan, ada satu desa

yang warganya senang berpindah-

pindah karena pekerjaan mereka sebagai

nelayan. "Jadi ya terpaksa kami harus

mengikuti mereka," ujarnya.Kebijakan pemekaran wilayah juga

turut menjadi kendala. Kini, wilayah

Kukar terdiri dari 18 kecamatan, dan 5

kecamatan belum bisa dilewati melalui

jalan darat. lnilah yang menjadi kendala.

"Biaya menjadi besar," ungkapnya.

Jika lokasinya sulit dijangkau, pihaknya

membentuk pos-pos pembelajaran,

yang biasanya berada di tingkat

kelurahan. Ketua RT setempat, misalnya,

diberdayakan untuk mengumpulkan

peserta didik, kemudian digabung di

tingkat RW, lalu ke kelurahan, dan

kecamatan. "Mereka dibina oleh para

tutor, pamong, dan penilik yang kami kirim

dari sini," katanya.

Untuk mendukung kinerja para

tutol pamong dan penilik, pihaknya

membekali dengan laptop dan sepeda

motor sebagai sarana pembelajaran bagi

peserta didik yang tersebar di pelosok-

pelosok kabupaten.

Selain itu, pihaknya juga

bekerjasama dengan aparat setempat,para pengelola PKBM, pamong, penilik

sebagai tenaga Iapangan tetap. Para

penilik nonformal ini bekerjasama

dengan lembaga lain misalnya KNPI,

Universitas Kutai Kartanega ra. "Kami

membuka diri untuk bekerjasama dengan

berbagai pihak, baik dari pemerintahan

maupu n organisasi kemasyarakatan,"

ujarnya. E

Kegiatan pengolahan

sampah yang berasal dari

limbah rumah tanoqa.

Januari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 30/44

I[cngangkat tlartaUatHdmtfismaeniadi manusia bermartabat uanu uenuh DGlGava diri.

apaiun nrolesinva. adalah imnian-s6tian mhnusih. Melalui

pltBtt Bina Insafri, kaum marjinal bisa inemperolehnya.

Peserta dldik PKBM Brna lnsani

bersemangat mengikuti pembelajaran

yano berbasis cerita rakvat.

elurahan Pemurus Baru,

Kecamatan Banjarmasin Baru,

Kota Banjarmasin. Di atas tanah

gambut yang berongga-rongga, berdirirumah-rumah kukuh berdinding tembok

dan beratap genteng. Pola bangunan

semi modern dengan mini garden

yang apik plus pagar minimalis pun

tak sedikit dijumpai. Sungguh, suatu

simbol kemapanan--setidaknya bukan

kemelaratan--dari para pemiliknya.

Namun, siapa sangka di tengah

lingkungan tersebut, terdapat

sebagian kecil wilayah yang mayoritas

pendud u knya berprofesi sebaga i

pramuwisma? Siapa kira, tak jauh darisana, terdapat ibu-ibu yang saban hari

harus memeras keringat sekadar untuk

mengasuh anak tetangga, menjadi

tukang cuci, dan sebagainya?

Mungkin tak ada yang menyangka,

meski begitulah faktanya. Di wilayah RT

34 dan 35, Kampung Limau, Kelurahan

Pemurus baru, sebagian besar penduduk

bekerja di rumah-rumah di RT lain, yangmemiliki status ekonomi lebih mapan.

Mereka bekerja paruh waktu, antara

pukul 08.00-1 2.00 WITA. Penghasilan

mereka pun termasuk minim, hanya

Rp300 ribu per bulan. Tetapi, jika

mereka bisa bekerja di dua rumah,

misalnya setelah pukul 13.00, kocek

yang didapat berlipat dua kali. Sebagian

dari pramuwisma tersebut adalah janda

dan sebagian lagiadalah istri buruh

bangunan yang penghasilannya juga

pas-pasa n.

Melihat ketimpangan strata sosial

dan ekonomi masyarakat tersebut,

hati Herawaty Diah, Ketua PKBM Bina

lnsani, Banjarmasin pun terketuk. Dia

mencoba mengajak para pramuwisma

tersebut untuk belajar bersama di

PKBM yang dikelolanya, Bina lnsani

"Waktu kerja mereka yang hanya

setengah hari, memudahkan kamimengajak mereka. Jika tidak, tentu

akan lebih sulit karena para majikan

sangat tergantung kepada pramuwi

tersebut," uja r Herawaty.

Delapan tahun sudah Herawaty

membimbing para pramuwisma, da

kini banyak perubahan diperoleh. B

hanya karena sudah bisa membaca,

menulis, dan berhitung. Namun,

lebih dari itu karena sekarang para

pramuwisma merasa bahwa martab

mereka meningkat. "Tak sedikitbahkan yang merasa bangga setelah

bergabung dengan kami," imbuh ist

Direktur Pasca Sarjana lAlN Antasar

Banjarmasin, Profesor Ahmadi Hasa

in i.

Januari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 31/44

Lantas, apa yang membuat Herawaty berhasil

meningkatkan martabat para pramuwisma yang juga

merupakan peserta didiknya itu? Tentu saja melalui berbagai

i novasi pem belajara n. Sebaga imana disam pa ikan Herawaty,

pihaknya tak henti melakukan berbagai terobosan. Tujuannya,

selain agar tidak membosankan, juga supaya lebih memberi

manfaat kepada para peserta didik.

Di antara inovasi yang dilakukan, adalah penerbitan koran

ibu, "Dayung", kegiatan keterampilan seperti membuat kue

dan kerudung, membuat bahan ajar dari cerita rakyat, dan

seba ga i nya.

Untuk koran ibu misalnya, para pramuwisma bangga

karena seluruh materi koran ibu "Dayung" berasal dari karya

mereka sendiri. Mereka menulis dan hasilnya bisa dilihatdalam bentuk koran ibu tersebut. Menurut Herawaty, para

peserta didik tidak kekurangan materi untuk diterbitkan.

Sebab, setiap peserta didik memiliki diory dan mereka

menulisnya setiap hari. Dan diaryitul yang antara lain

menjadi sumber materi koran ibu.Apakah hanya itu yang menbuat pramuwisma tersebut

bangga dan merasa harkatnya meningkat? Tentu saja

tidak. Dalam setiap kegiatan keaksaraan, Herawaty selalu

mengajak mereka untuk ikut serta. Baik ketika bertemu lbu

Walikota Banjarmasin, mengunjungi stasiun televisi dan radio

setempat, atau kegiatan lain. Dan menurut Herawaty, hal itu

tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka.

Melihat semua itu, bagaimana Dinas Pendidikan

Kalimantan Selatan menyikapi? Menurut Kabid PNFI Dinas

Pendidikan Kalsel, A. Riyadi, pihaknya sangat mendukung apa

yang dilakukan PKBM Bina lnsani, sebagaimana dukunganyang diberikan kepada lembaga lain untuk melaksanakan

progam pemberdayaan yang sejalan dengan semangat AksaraAgar Berdaya (Akrab).

Dan dukungan tersebut, tentu saja dalam bentuk anggaran

yang dikucurkan kepada mereka. Untuk 201 2 misalnya,

pihaknya menaikkan anggaran menjadi sebesar Rp6,29

miliar. Kenaikan anggaran tersebut, sangat siginifikan, karena

sebelumnya dana yang dikucurkan hanya sebesar Rp4,78 miliar."Selain itu, kamijuga memberikan bimbingan teknis, misalnya

dalam bentuk alat peraga," lanjut A. Riyadi. E

letn$t::lietiarrt $i:rittililh l:a.f tivi

lnsptra:st

':0e8qal!!l

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 32/44

lipsus

Menimb a Ileteriampilan

Keinginan mengubah nasib agar menjadi lebih baik memotivasipeserta didik untuk mengikuti pelatihan kecakapan hidup dankewirausahan.

I A larqa lebih suka menyebut

VVr;mus;i:,TH::,di tepian Sungai Kapuas ini sebenarnya

masih termasuk lingkungan keraton

pendiri Kota Pontianak. Namun, sejak

dikenal sebagai jalur transaksi narkoba,

dan judi, kawasan ini pun disebut

"Texas'i

Di daerah inilah PKBM Mutiara

Timur berlokasi. Di tempat ini, ratusan

peserta didik yang terdiri dari anak-

anak, remaja, dan orang dewasa giat

menimba ilmu dan keterampilan hidup

demimengubah kehidupan menjadi

lebih baik.

Perjuangan Syarifah Rayati, Ketua

PKBM Mutiara Timur untuk mengajak

warga agar mau menyadari pentingnya

pendidikan, ternyata tidak ringan.

Lingkungan yang tidak mendukung

membuat Syarifah harus bekerja

keras. Ya, sejak menjadi jalur transaksi

narkoba dan judi, daerah yang bernama

asli Beting ini menjadi daerah yang

"tidak ramah'i

Melihat kondisi seperti ini, Syarifah

berusaha membantu warga agar

bisa keluar dari situasi yang tidak

menguntungkan ini. Maka, di tahun

1984 ia mulai menyelenggarakan

kegiatan keaksaraan fungsional.

Sasarannya adalah anak-anak putus

sekolah.

Kegiatan ini terus berlanjut.

Sasarannya pun tidak hanya anak-anak

putus sekolah, tetapi juga para lanjut

usia (lansia), dan penyandang cacat.

Tahun 2003, atas dorongan Dinas

Pendidikan setempat, ia mendirikan

PKBM.

Kegiatan yang diselenggarakan

beragam. Selain menyelenggarakan

program kesetaraan Paket A, B, C

untuk anak-anak putus sekolah, ia

juga menyelengarakan program tam

bacaan Al-Ouran bagi anak-anak,

dan orang dewasa, pengajian yang

diselenggarakan setiap hari Kamis.

"Kegiatan keagamaan merupakan

bagian dari pembinaan karakter,"

ungkapnya.

Untuk anak-anak usia dini, dia

menyelenggarakan kegiatan PAUD,

sedangkan bagi orang dewasa, selep

mengikuti pendidikan keaksaraan,

mereka diberikan pendldikan

keterampilan. "Jenis keterampilan y

dilaksanakan disesuaikan dengan m

dan potensi pasar di Pontianak, sep

menjahit, membordir, membuat ma

manik dan kerajinan tangan khas

Pontianak," ujarnya.

Mendidik warga yang berasal da

lingkungan yang kurang mendukung

memang bukan perkara mudah. Hal

tersebut dirasakan oleh Dahriani, tu

yang mengajar di PKBM sejak tahun

2003. Menurut Dahriani, latarbelaka

anak-anak yang akrab dengan narko

menuntut para tutor untuk pandai

melakukan pendekatan.

"Perilaku anak-anak bermacam-

macam. Kalau lagi mabuk atau seda

dalam pengaruh narkoba kita harus

sabal" ungkapnya.

Dariani bercerita, suatu waktu,

seorang peserta didiknya tiba-tiba

masuk saat ia mengajar. Namun ka

lanuari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 33/44

Y

r

Svarifah RavatiIGtUaPKBM'MutiaraTimur

masih dalam

keadaan mabuk,

pembicaraan

anak itu tidak

nyambung.

"ltusalah satu

risiko yang kami

hadapi," ujarnya.

Penga laman

model ini

merupa kan

tantangan yang

harus dihadapi

tutor. Meski

demikian, Dahriani

mengaku, selama

delapan tahun

menjadi tutor, ia

sangat menikmatipekerjaa n nya.

Ya, hampir setiap

hari melakukan

i ntera ksi

dengan peserta

didik ternyata

mendatangkan

kepuasan batin

tersendiri, terlebih

ketika melihat

keberhasi la nDahriani

Tlttor yang olcapal Olenpeserta didiknya.

"Banyak di antara peserta didik

kita yang melanjutkan sekolah hingga

kuliah. Bahkan banyakjuga yang sudah

bekerja," ungkapnya.

Perasaan bangga dan senang

tentu saja dirasakan Dahriani. Ya,

melihat keberhasilan peserta didik

merupakan kepuasan tersendiri yang

memotivasinya untuk terus menjalani

tugas sebagai tutor dengan sebaik-

ba i knya.

Dahriani mengaku ikhlas menjalani

tugasnya. Makanya ia pun rela

meluangkan waktu demi membantu

peserta didiknya yang kesulitan

mengikuti pelajaran, termasuk

memotivasi peserta didiknya yang mulai

kehilangan semangat belajar.

Kecakapan Hidup

Keinginan mengubah nasib agar

menjadi lebih baik,

menjadi motivasi

kuat bagi peserta

didik untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran

di PKBM, terutamapelatihan kecakapan

hidup. Alasan ini

juga yang membuat

Nurhajat bersemangat

mengikuti kegiatan di

PKBM. Sudah hampir

lima tahun, ibu lima

anak ini mengikuti

berbagai program

pembelajaran di PKBM."Saya senang

belajar di sini karena ada kegiatan

keterampi lan," ujarnya.

Nurhajat mengaku sangat menyukaipelatihan menjahit, membordir,

membuat souvenir, dan membikin

bunga. Ya, dengan keterampilan

yang dimilikinya itu, ia mengaku

bisa memperoleh pemasukan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

la mencontohkan, setelah mampu

menjahit ia bisa memperoleh upah

dengan menerima order mengecilkan

celana atau memotong celana. "Kalau

bulan puasa biasanya banyak orderan,"

ka ta nya.Kegiatan wirausaha memang

menjadi bagian tak terpisahkan dalam

setiap pembelajaran keaksa raan yang

kini sedang digiatkan oleh Pemerintah

Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini

dikatakan Dra Misbah, Msi., Kabid PLS

Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Barat.

Menurutnya, pihaknya mencatat

ada 324 PKBM di Kalbar. Semua

PKBM tersebut, menyelenggaraka n

kegiatan wirausaha sebagai program

lanjutan bagi peserta didik yang sudah

memiliki kemampuan keaksaraan.

Dengan kegiatan ini, peserta didik

bisa terus mempraktikkan kemampuan

keaksaraannya sekaligus bisa

merasakan manfaat dari kegiatan

belajar yang sudah mereka lakukan.

Dikatakannya, Pemerintah Provinsi

Kalimantan Barat memiliki komitmen

kuat terhadap pendidikan keaksaraan.

Apalagi, berdasarkan data Kementerian

Pendidikan Nasional tahun 2010, angka

buta aksara di provinsi ini masih

berjumlah 27.400 orang. "lni berartikami masih punya 140.644 warga buta

aksara yang harus kami tuntaskan di

tahun 2011 ini," ujarnya.

Sebagai wujud komitmen tersebut,

pada tahun 2011, Pemprov. Kalbar

mengucurkan dana sebesar Rp2,5 miliar

untuk peningkatan keaksaraan. Dana

ini dikucurkan untuk meningkatkan

program pendidikan masyarakat

seperti pendidikan keaksaraan, PAUD,

kursus, dan program kesetaraan.

Selain dengan kucuran dana, Pemprov.

Kalbar juga melakukan pembinaan

dan pengawasan terhadap lembaga

penyelenggara pendidikan nonformal

di masyarakat. Hal ini dilakukan agar

lembaga bisa menyelenggarakan

pendidikan masyarakat yang berkualitas

sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh

masyarakat.

"Dalam hal pengawasan, kami

membentuk tim independen yang

berasal dari praktisi, dan akademisi.

Dengan adanya pengawasan seperti ini

penyaluran dana bantuan menjadi lebihtranspara n," ta ndasnya.

Persoalan buta aksara memang

tidak bisa diselesaikan oleh satu

pihak. Karena itu, Pemrov Kalbar

menjalin kerjasama dengan organisasi

masyarakat, tokoh pemuda, perguruan

tinggi, dan PLN di 14 kabupaten/kota."lni menjadi awal yang baik untuk

mencapat target penuntasan pada

tahun 2015 nanti," ujarnya. E

Dta.Misbah. Msi.Kabid PIS Din'asPendidikan ProvinsiKalimantan Barat

lanuari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 34/44

pf ! v'r

ffi

Asri AstinincsihPendiri PI(BMKarang Putih

'r tinggal.

. .i dengan'lac -en {idikan Anak

\q". namat{3'a\

Berkat kegigihan para pengelolanya, PKBM Karang Putihmenjadi pusat kegiatan wirausaha bagi para peserta didiknya.Sebuah langkah yang patut dicontoh.

esulitan ekonomi membuat

warga terpaksa putus sekolah.

Kondisi ini dialami warga dusun

Bukit Ngalau, Batu Gadang, Lubuk

Kilangan, Kota Padang Sumatera Barat,

belasan tahun silam. Kini, kehidupan

masyarakat dusun berdenyut kencang,

pun pendidikannya. Peran PKBM

cukup membantu memberdayakan

masyara kat.

Adalah Asri Astianingsih, yang

berada di balik kemajuan pesat

pemberdayaan warga masyarakat

Bukit Ngalau. Keprihatinan melihat

ker' rq(berdayaan menggerakkan, t'1

melakukan sesuatu untuk'n kualitas hidup warga di

kenyataan Iain yang tak kalah

membuat hati miris. Ternyata

ibu-ibu orangtua siswa PAUD

banyakyang belum bisa

membaca dan menulis. Bukan

hanya itu, dari keluh kesah

para ibu, ia menjadi tahu

ternyata banyak di antara

mereka yang mempunyai

masalah keuangan.

Melihat kenyataan ini, Asri

pun tergerak untuk membantu mereka

lepas dari ketidakberdayaan. Caranya

adalah dengan mendirikan PKBM agar

bisa mengajak para ibu mengikutipelatihan keterampilan rumpun

menjahit, mulai menjahit menyulam,

hingga membordir.

Berkat upaya ini, peserta didik

mulai bisa memperoleh penghasilan

dari kegiatan menjahit. Kini, PKBM

Karang Putih justru kekurangan tenaga

untuk memenuhi permintaan dari

oembeli."Kalau biasanya kesulitan

kesulitan memenuhi orderan,"

ujar Asri.

PKBM Karang Putih juga

membuka lapangan kerja bagi

WB melalui usaha penyewaan

alat pesta perkawinan dan

catering pernikahan. Dari

kegiatan ini, peserta didik juga

bisa mendapatkan tambahan

peng hasi la n.

Cukup? Belum. Peserta

didik juga diajarimengolah barang

bekas. "Karung bekas terigu bisa kami

buat menjadi taplak cantik yang punya

nilai ekonomis," ujar Asri. Tak heran,dengan beragam kegiatan ini, PKBM

Karang Putih tidak pernah sepi dari

keg iata n.

Menuai Penghargaan

Tiada upaya yang ikhlas berakhir

sia-sia. Demikian pula yang dialami

PKBM Karang Putih. Sejak tahun 2008,

berbagai prestasi diraih, mulai tingkat

kota, hingga tingkat nasional. Menurut

Asri, pencapaian tersebut bukan hasil.rasarkan produk, kami justru

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 35/44

lipsus

kerja semalam, dan sendirian. Dukungan

para tutor adalah penopang kemajuan

PKBM.

Asri mengaku, PKBM yang

dikelolanya sempat mengalami masa-

masa sulit. Namun, berkat kerja keras,

bantuan dari daerah maupun pusat,

PKBM ini bisa terus berdenyut, terutama

sei ring berdenyutnya perekonomian

dusun tempatnya tinggal, yang dulu

merupakan daerah yang terisolir.

Kini Asri pantas berbangga,

karena PKBM Karang Putih menjadi

salah satu rujukan contoh sukses

pendidikan masyarakat yang berbasis

kewirausahaan. PKBM ini dianggap

Dukungan Penuh

Provinsi Sumatera Barat memiliki 16

Kabupaten dan 1 Kota. Semua wilayah

itu memiliki potensi sebagai obyek

wisata.Namun dibalik itu, ada kenyataan

yang membuat hati miris, yakni masih

banyaknya wargayang putus sekolah

dan buta aksara. Tercatat, hingga tahun

2010, jumlahnya mencapai 23.000

ora n g.

"Umumnya yang masih buta aksara,

tinggal di daerah yang aksesnya agak

sulit, terutama di Mentawai, Pesisir

Selatan, Solok Selatan, Pasaman, Drama-

sraya dan sedikit di daerah lainnya," kata

Yunirwan, Kepala Bidang PNFI Dinas

Taman Bacaan Masyarakat seperti Yessy masyarakat. Menurut Yunirwan,

Gusman juga senang berkunjung di

pendidikan nonformal. Tak heran,

pemerhati pendidikan dan penggerak

PKBM-nya.

"Hidup ini

harus dijalani

seperti air

mengalir, dan

buatlah sesuatu

itu menjadi lebih

Asri dengan

semangatnya

ini, tidak pernah

merasa enggan

untuk menerimawarga dengan segala

kelemahan yang mereka miliki untuk

belajar di PKBM tanpa syarat. Dan kini

Asri bisa tersenyum Iebar, karena hasil

karya peserta didiknya laku hingga

Namun pemerintah terus berupaya

membantu penyelenggaraan pendidikan

pendekatan untuk penuntasan

keaksaraan memerlukan berbagai inovasi,

terutama berbasis kewirausahaan.

"Kewirausahaan adalah "daya tarik" bagi

warga, jika kita tidak paham soal ini,

persoalan buta aksara tidak akan selesai,"

uja rnya.

Namun tidak dimungkiri oleh

dan restrukturisasi organisasi di pusat

turut berdampak terhadap perkembanganpenyaluran bantuan dana untuk

keberlangsungan kegiatan itu di daerah.

Namun ia optimistis, hal itu tidak

menjadi masalah selama daerah

diberikan waktu untuk menyesuaikan diri.

Menurutnya, bila dipaksakan, akan terjadi

benturan dengan Perda dan Pergub.

berharga," ujarnya. Yunirwan, adanya reformasi birokrasi

negara Malaysia dan Singapura. Padahal "Kalau sudah terkait aturan bukan

tii.lt:ir:iI

Kegiatan Peningkatan Kompe

tens Tutor dan Pengelola

PKBI\4 Provinsr Sumbar,

sebagai salah satu model penyelenggara Dikpora Provinsi Sumatera Barat.

YunirrinanI{eoala Bidano PNFIDinas Dikpord Sumbar

promosinya baru dari mulut ke mulut. masalah sederhana," ungkap Yunirwan. E

lanrari - Feltr)ati 2O11

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 36/44

lipsus

edikasi Khairani pada dunia

pendidikan ia wujudkan dengan

mendirikan kelompok belajar

di Blangkrueng, Klien Cot Arun, Klieng

Meuria, Lambaro Angan, Blang Kreung,

dan Tanjung Deah. "Kita manfaatkankecik (lurah atau kepala desa). Untuk

memberi tugas kepada tuhapet

(perangkat desa) mencari warga

belajarnya," kata Khairani.

Selain membentuk kelompok belajar,

juga dibentuk kegiatan usaha dengan

memanfaatkan potensi alam setempat,

seperti sabut kelapa untuk dibuat keset

kaki, budi daya ikan air payau, dan

membuat kue khas Aceh.

Ternyata antusias warga sangat

besar, bahkan PKBM harus meminjamruang kelas di SD Kuta Pasi dan SD Kling

CotAroen yang beiada di Kecamatan

Baitussalam. Namun, bencana tsunaml

itu datang tak diduga. Tidak hanya

menghancurkan bangunanPKBM, tetapi

juga merenggut nyawa peserta didik

PKBM.

Namun, musibah itu tidak lamamenghentikan kegiatan PKBM. Berbekal

bantuan program vocational dan

kesetaraan dari Save The Children, dan

lL0, PKBM ini bangkit. Hal pertama yang

dilakukan adalah kembali membangun

ruang belajar PKBM, fasilitas pun

dilengkapi. Beberapa program yang

dikembangkan di antaranya, pendidikan

keaksaraan, PAUD, kesetaraan Paket

A,B,C, pendidikan keterampilan sepertl

menjahit, bordir, otomotif, tata boga,

handicraf, kursus komputer, dan kursusbahasa Inggris, juga menjadi program

yang ditawarkan kepada warga.

Jemput Bola

Seba gia n besa r masyarakat Kecarna

Darussa lam bermatapencarian sebagai

petani. Tak heran, ketika musim panen

atau musim tanam tiba. Ruang-ruang

belajar di PKBM menjadi sepi. Wargabanyak yang tidak mengikuti proses

belajar, karena lebih memilih mengurusi

hasil panen, atau sibuk menyiapkan lah

untuk ditanami.

Bila masa ini tiba, ternyata bukan

hanya peserta didik dewasa saja yang

mangkir belajar, anak-anak pun turut

absen dari kegiatan belajar karena

diharuskan membantu para orangtua

mereka. Padahal, kegiatan di sawah ini

bisa menghabiskan waktu hingga satu

bulan. Selain di sawah,mereka juga leb

banyak menghabiskan waktunya di keb

dan pabrik batu bata.

I^ANENSaat musim panen tiba,,ynarga berhenti mengunjungi PKBM. Takmau

@

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 37/44

lipsus

banyak yang mampu hidup mandiri. Di

antaranya, ada yang hidup dari usaha

membuat tudung saji makanan. Mereka

mampu meraih penghasilan Rp 1,5 juta

hingga Rp 2 juta per bulan.

Seiring perkembangan waktu,

Khairani sedang menyiapkan program

publ i c speoki ng. Pasa lnya, masih banyak

istri aparat perdesaan seperti istri

lurah yang tidak bisa berpidato atau

memberikan sambutan pada suatu acara.

"Padahal ini penting. lstri lurah berperan

memajukan wanita di wilayahnya.

Kalau tidak bisa bicara, tentu program

pendidikan di situ tidak bisa jalan

dengan optimal," kata Khairani. EI

Tak mau menyerah pada keadaan,

para tutor pun melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengn cara jemput

bola. Para tutor mendatangi warga

belajar ke tempat mereka bekerja

untuk memberikan

bimbingan belajar.

Para tutorjuga memberikan

pemahaman kepada

warga belajar yang

masih muda agar

memiliki kesadaran

bahwa kegiatanmembantu orangtua

tidak harus meninggalkan kegiatan

be I aja r.

"Kalau mereka tidak sempat, kita

datangi mereka. Mereka belajar di

waktu senggang atau istirahat dengan

bergelimang lumpur," ujar Khairani.

Kehadiran Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) memainkan peranan

penting dalam mencerdaskan masyarakat,

khususnya di pelosok desa. Lewat PKBM,

masyarakat yang buta aksara menjadi

bisa membaca dan menulis, bahkan

bisa memperoleh berbagai program

keterampila n.

Berbagai program kecakapan hidup

ini diberikan sesuai dengan potensi

masyarakat dimana PKBM itu berlokasi.

Ada PKBM yang menyelenggarakan

kegiatan program kecakapan hidup

berupa rias kecantikan, menjahit,

Keoiatan kewirausahaan

memi ikr peran penting dalam

memberdayakaf warqa.

mengasuh anak, desain baju, kerajinan

aluminium dan yang lainnya.

Program pendidikan dan kecakapan

hidup ini membuat lulusan PKBM

bersaing dengan siswa sekolah formal

dalam persaingan memperoleh lapangan

kerja atau hidup mandiri. Bahkan,

tidak sedikit lulusan paket C dari PKBM

menjadi PNS, anggota TNUPolri, dan

anggota legislatif.

Dan tidak sedikit pula PNS atau

anggota TNUPolri yang baru memiliki

ijazah SD atau SMP melanjutkan

ke pendidikan paket C yangdiselenggarakan PKBM agar bisa

memiliki ijazah setara SMA untuk

peningkatan jenjang karier.

Kehadiran PKBM ternyata juga

memperkukuh rasa kebangsaan

masyarakat sebagai bagian dari Negara

Kesatuan Republik lndonesia. lni bukan

asal sebut, di antara warga belajar

adalah anggota Polri/TNl dan mantan

anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Mereka belajar bersama di PKBM tanpa

mem persoa lka n latarbelakang.

Sukses inilah yang membuat

kehadiran PKBM makin diapresiasi

masyarakat. Pun di PKBM Putri Gina,

sedikitnya sembilan lulusan program

paket C dari PKBM ini diterima menjadi

pegawai Bank Pembangunan Daerah

(BPD) Aceh.

Khairani, mengatakan, para lulusan

lembaga pendidikan nonformal ini

Ketua PKBM

Januari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 38/44

hXDIDIKA]\ K TKSARfutx

BPLI]M SpLESAIFI,II TUnPENTING DALAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN ADALAH MEMBER-DAYAKAI{ MASYARAKAT DARI SEGALA ASPEK KEHIDUPAN, TERUTAMA ASPEKSOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN.

arget penuntasan buta aksara

sudah tercapai. Bila melihat

hasil survei Pusat Statistik

Pendidikan Kementerian Pendidikan

Nasional tahun 2010 Indonesia boleh

berbangga. Karena data menunjukkanjumlah penduduk buta aksara tinggal

tersisa 8,3 juta orang atau 5,1 persen

darijumlah penduduk.

Menurut UNESC0, capaian

Pendidikan Keaksaraan yang telah

dilaksanakan Kementerian Pendidikan

Nasional menunjukkan hasil yang

menggembirakan karena sudah

melampaui target Education for All(EFA) yang menargetkan sisa 5 persen

hingga tahun 2015.

Namun, selesaikah persoalan?

Belum. Target memang sudah tercapai.

Namun, pencapaian angka tersebut

bukan tujuan akhir. Apalagi, bila

melihat hasil Sensus Penduduk yang

dilaksanakan BPS tahun 2010, jumlah

penduduk buta aksara masih tercatat

11 ,3 juta orang.

Terkait perbedaan data antara

Kementerian Pendidikan dan BPS,

Dirjen PAUDNI Hamid Muhammad

menegaskan, pihaknya akan

menyinkronkan data yang ada.

lanuari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 39/44

"Kementerian akan menggunakan satu

sumber yaitu BPS," ujarnya di hadapan

peserta Rapat Koordinasi Pelaksanaan

Kebijakan dan Program Pendidikan

Anak Usia Dini Nonformal dan lnformal

tahun 2011, dan Rapat Koordinasi

Sinkronisasi Pelaksanaan Program

PAUDNI di BPKB/SKB tahun 2011.

la juga mengingatkan, meski secara

nasional sudah mendeklarasikan 95

persen melek aksara, namun jangan

sekali-kali berhenti menggarap

pendidikan keaksaraan. "Kita tidak

pernah tahu, mereka yang sudah kita

Iatih itu masih menguasai keaksaraan

atau malah kembali buta aksara?

Jangan sampai persoalan buta aksara

ini menjadi masalah kita kembali,"

uja rnyaSaat ini, ungkap

Hamid, ada 9 provinsi

dan 50 kabupaten/ kota

yang termasuk kategori

daerah padat buta aksara,

yakni memiliki lebih dari

200.000 warga buta

aksara. Daerah-daerah

tersebut antara lain,

Sumatera Utara,

Lampung, Papua,

Bali, NTB, Sulawesi

Selatan, Jawa Barat,Jawa Tengah, dan Jawa

Timur.

Menurut Hamid,

saat ini pendidikan

keaksaraan sudah

memasuki fase sulit.

Dikatakan sulit, karena

darijumlah penduduk

buta aksara, sekitar

80 persen berusia

45 tahun ke atas. lni

Direktur Pembinaan

Pendidikan Masyarakat,

Ella Yulaelawati PhD,

program parenting

education merupakan

program layanan

pendidikan yang

pela ksa naa n nya

lebih mengarah

pada pemberantasan

kemiskinan ekonomi,

pendidikan pola

asuh anak, perbaikan

kesehatan ibu dan bayi,

dan pemberdayaan

perempuan.

Program ini dilaksanakan

melalui penguatan Taman Bacaan

Layanan pendidikan keaksaraandiarahkan untuk menjadikan

Dengan berfokus pada kedua

program tadi, maka layanan pendidikan

yang diselenggarakan diarahkan untuk

menjadikan masyarakatberdaya melalui pendidikan

yang bersifat fungsional

untuk mengantar cakrawala

berpikir mereka kearah

yang lebih luas, sehingga

mereka dapat melakukan

perubahan hidup kearah

yang lebih baik.

HarnidMuhamrnadDirjenPAWNI

forum

pada parenting

educotion," ujarnya.

Dijelaskan,

program pendidikan

masyarakat tahun

2011 ini pada

prinsipnya berfokus

pada dua program

pokok, yaitu program

pendidikan keaksaraan

dasar, dan program

pemberdayaan yang

berbentuk keaksaraan

usaha mandiri, dan

m ultikeaksaraan.

EllaYulaelauratiDirektar PemhinaanPendjdrkaa Mas/arakat

Menurut Hamid, pendidikan

orang keorangtuaan atau pendidikan

orang dewasa dikembangkan melalui

pendidikan keluarga. "Hal ini penting

dilaksanakan karena pendidikan

keluarga merupakan satu sistem

pendidikan yang berpengaruh terhadap

kesuksesan program pendidikan

nasiona l.

Pendidikan Masyarakat, sam-

bungnya yang paling utama untuk

dikembangkan adalah pendidikan

yang memiliki pola memberdayakan

masyarakat dari segala aspek

khususnya pada aspek sosial budaya

dan Iingkungan. Walaupun demikian

program keaksaraan dasar masih tetap

menjadi prioritas untuk dituntaskan.

Ya, persoalan pendidikan keaksaraan

memang bukan sekadar mengajari

warga kemampuan membaca, menulis,

dan berhitung. Jauh Iebih bermakna,

adalah bagaimana upaya meningkatkan

keberaksaraan masyarakat bisa

membuat warga mampu meningkatkan

taraf kesejahteraan hidupnya. E

masyarakat berdaya melakukanperubahan hidup ke arah yang

lebih baik

Masyarakat, penataan

kelembagaan, kelompok

belajar bersama, PUG

Provinsi, PUG tingkat

Kabupaten/Kota, serta

seluruh lembaga mitra

penyelenggara pendidikan

masyarakat.

Ella mengatakan,

hingga kini masih

berkembang pandangan

yang mengatakan bahwa

penduduk yang berusia

45 tahun merupakan usia

lanjut yang tldak perlu

lagi diberikan layanan

artinya, target yang harus digarap

adalah mereka yang kebanyakan sudah

tidak lagi memiliki motivasi belajar.

Pendidikan Orang Dewasa

Menyikapi kondisi ini, Direktorat

Pembinaan Pendidikan Masyarakat

tahun 201I memberikan prioritas

pada pendidikan keorangtuaan

(po re nting ed ucoti on). Menu rut

pendidikan karena dengan sendirinya

akan hilang.

Menurutnya, pandangan tersebut

tidak tepat, justru ia menilai sebaliknya.

Penduduk berusia 45 tahun ke atas

membawa pengaruh kuat terhadap

pendidikan anak dalam keluarga. "Hal

inilah yang menyebabkan Direktorat

Pembinaan Pendidikan Masyarakat

menitiberatkan program tahun 2011

fi1

Januari - Februari 2o11

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 40/44

.,-EffmrL#iL1?,{A$t}u tG**::

,'.u. u.n,'*. *Y#.}#Ylii

0rientasi dan sinkronisasiprogram pendidil(an MasyaraL(atUntuk menyamakan persepsi dalam melaksanakan program pendidikan masyarakat, Direktorat Pembinaan Pendidikan

Masyarakai, DirektoratJenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan lnformal menggelar kegiatan Orientasi dan

Sinkronisasi Program pendidikan Masyarakat tahun 2011 yang diselenggarakan di Hotel Lor ln, Solo. E

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 41/44

t-?aHtr prtf;Hsffinfifrn

#frft rr**r-#rTlP*ilrli,l:i{*n Ar;frH u*tettn; i.l*ltft'mei #*;:iftfL:iln**i

Bertempat di Hotel Horison Bandung, April

2011, dilaksanakan Rakor Pelaksanaan dan

Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal

dan lnformal, dan Rakor Sinkronisasi

Pelaksanaan Proqram P2PNFl, BPKB, SKB.

Kegiatan ini bertujuan mensosialisasikan

kebdakan, strategi dan pedoman serta petunjuk

teknis pelaksanaan program dan anggaran

Ditjen PAUDNI, mewujudkan harmonisasi

dan sinkronisasi pelaksanaan dan hasil

pengembangan model di UPI pusat dalam hal

ini P2PNFI ft PFNi ke BPKB, SKB atau nama lain

yag sejenis. Menyusun program atau jadwal

kerja pelaksana program. E

':+:::*:..,=='l,9".F . E r..

s,t-FF= + z: :

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 42/44

kolom

| 1/ onsep keaksaraan jauh lebih dari

l( sekedar pencapaian kemampuan

I \kognitif. Keaksaraan merupakan

kcmampuan untuk membaca

dan menulis yang diintegrasikan

dengan perjalanan hidup kita secara

keseluruhan karcna keaksaraan adalah

pondasi dasar untuk pengembangan diridan profesi. Semua jalan menuju ilmu

pengetahuan terrnasuk logika, intuisi,

ingatan, imajinasi, kreatifitas, dan etikayang semua manusia [alui sebenarnya

adalah bentuk*bentuk keaksaraan.(eaksaraan dalam lingkup

pendidikan mencakup kemampuan

dalam dimensi hidup manusia secara

keseluru han. Masing-masing dimensi

m.estinya berujung kepada manfaatyang bermakna dan berkelanjutan.

Terdapat paling tidak delapan jeniskeaksaraan, d iantaranya keaksaraan

budaya. keaksaraan agama, keaksaraan

lingkungan, keaksaraan sains,

keaksaraan informasi, da n keaksaraan

kecakapan hidup.

Kita semua tahu bahwa rnaSyarakat

kita belum mencapai kemampuan

keakaraan yang diharapkan- Jutaan

orang di lndonesia bekerja dengan

kemampuan keaksaraan yang tidakseimbang dengan,tuntutan pasar kerja

masa kini. Salah satu upaya strategisdalam meningkatkan keaksaraan

masyarakat adatah dengan cara

menstimulasi komitmen enggaran

dari pemerintah. Meskipun kondisi

ini dipengaruhi oleh krisis financial

dan ekonomi, ada keinginan kuat

untuk mempertahankan pendidikan

keaksarraan sebagai prioritas'utama

dalam anggaran belanja Negara.

Salah satu tujuan EFA {Educationfor alt) yang ingin dicapai pada tahun

2015 adalah meningkatkan kemampuan

membaca dan menulis dikalangan

orang-orang .dewasa 50ob. Konsep

mengenai literacy (keberaksaraan)

ini berubah dari waktu ke waktu dan

dalam berbagi situasi. Bagaimanapun,

kita harus mempersiapkan anak-

anak kita untuk mengenal konsepkeberaksaraan yang lebih luas. Dalam

makatah yang singkat ini, saya akan

menjelaskan apa yang dimaksud

dengan keberaksaraan dan bagaimana

kemampuan membaca dan menulis

ini membantu pengembangan pribadi

seseorang menghadapai tantangan

di masa depan dalam era globalisasi

sekarang ini.

Pertama-tama, saya kutip definisi

UNESCO mengenai literacy: "Literacy

is a continuum of learning thatenables individual to develop theirknowledge and potential, pursue and

achieve theirgoals, and participate

fully in soci€ty" (Keberaksaraan

merupakan kontinum pembelajaran

sehingga individu-individu mampu

mengembangkan pen getahuan

dan potensi dirinya , mengejar dan

mencapai tujuan yang ingin diraihnya,

dan turutserta sepenuhnya dalam

kegiatan masyarakat).

Dari definisi inijelas bahwakeberaksaraan macam apa yang

harus ada agar anak-anak dapat

mengembangka n karakter dan

kepribadiannya guna menghadapi

tantangan di masa depan? Kemampuan

membaca dan menulis terjalin

sepanjang kehidupan kita karena ia

rnerupakan pondasi bagi pembangunan

pribadi, dan profesi dalam kehidupan

seseorang.

Kemampuan membaca dan

menulis merupakan jalan memperoleh

pengetahuan. Semua jalan pengetahuan

yang ditempuh rnanusia merupakan

bentuk keberaksaraan, termasuk nal*r,

intuisi, mer*ori, imajinasi, kretivitas,

dan etika. Kita membaca dan mengenal

dunia melaluijalan yang kita tempuh in

Konsep keberaksaraar saat inimengatakan bahwa kemampuan

membaca itu bukan merupakan

kemampuan atau keterampilan

tersendiri. Keberaksaraan hanya

berguna menurut maksud orang

yang menggunakannya. Maka,

terjadi pergeseran dari pembelajaran

keberaksaraan sebagai proses menulis

dan membaca simbol-simbol pada

satu halaman baca, ke arah konsep

keberaksaraan yang lebih fungsional

untuk pemberdayaan pribadi danmasyarakat, untuk peningkatan nafkah

hidup, untuk kehidupan yang lebih bai

Pemberdayaan yang dimaksud bukan

semata-mata pemberdayaan ekonomi,

tapi juga persoalan keikutsertaan

dan hak bersuara yang menggunakan

kemampuan membaca dan menulis

untuk mengekspresikan jati diri, untuk

ambil bagian dalam proses sosial dan

demokrasi, untuk memainkan peran

dalam masyarakat. lmplikasinya bahwa

pencapaian kemampuan membaca,dan menulis itu fokus pada anak didik

dan pada pola penyampaiannya,pada

tingkat sosial dan ekonominya, dan

pada identitas budayanya.

0[eh karena itu, keberaksaraan

dibidang perdidikan harus mencakup

beragam kemampuan dan segala

dimensi kehidupan manusia. Masing-

masing dimensi ini harus berujung

pada pemanfaatan yang berarti dan

berkesinambungan.E

Januari - Februari 2011

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 43/44

[fsf* #ukar* Femgft€Ism# xmf*Jrfsrxs mem n#mfta? **m *ftamgm f*,& ues

#trsm$ ,"aiE ffirffi olF;d ffi:dffi#qtr: *-qq#ww ffi

-tql*#

aIm#

ffi-

-lwrt

5/10/2018 2011 Aksara 28 pkbm Tbm, Buku_new - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2011-aksara-28-pkbm-tbm-bukunew 44/44