20100318 - integrasi tata ruang dan tata air untuk mengurangi banjir di surabaya - small pic

49
1 Integrasi Tata Ruang dan Tata Air untuk Mengurangi Banjir di Surabaya Oleh : 1 Tan uwidjaja, Gunawan, 2 W idjaya, Jo yce Martha 1 MSc. Env ironment al Managem ent (N ational Univ ersity of Singapore), S.T. (ITB) Urban Planner & Res earc her Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage and Environmental - Planning and Design Email: [email protected] http://greenimpactindo.wordpress.com/ 2 M. T. (ITB), Ir. (Univ ersitas Kat olik Parahy angan) Peneliti Senior Pusat Penelitian dan Pengembangan Sum ber Day a Air (PU SAIR), Badan Penelitian dan Pengembangan, Depart em en Pek erjaan Um um; dan Pus at Peneliti an dan Pengembangan Sosi al Ekonomi Buday a dan Per an Masy ar akat (Puslitbang SEBRANMAS), Badan Penelitian dan Pengembangan, Departem en Pekerjaan Umum; serta Dosen Luar Biasa J urusan Tek nik Sipil UK. Petra Dipresentasikan pada “Semi nar Nasi onal tenta ng Arsi tek tur [di ] k ota : Hi dup da n Berk ehi dupan di Surabaya?” Diadakan oleh Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra, pada Dies Natalis yang ke 43, tanggal 27 Mei 2010 ABSTR AK Kot a – kota bes ar di Indonesia y ang rata – rata terlet ak di tepi air (“waterf ront cities”) menampung sek itar 43% penduduk Indones ia. Laju urbanis asi yang cepat meny ebabk an terjadiny a kesenjangan antara kebut uhan perumahan y ang besar terhadap keterbatas an supplai lahan dan peny ediaan inf rastruktur, terutama tata air. Kes enjangan dan praktek spek ulas i lahan yang berlebihan ak hir ny a meny ebabkan “urban s prawling” dan berbagai masalah keberlanjutan di kota - kota tsb seperti banjir. Surabay a merupakan kota t erbes ar k edua di Indones ia s ekaligus kawasan strategis nasional y ang juga merupak an “wat erfront city”. Tetapi di sis i lain m asalah banjir Surabay a makin

Upload: gunteitb

Post on 27-Jul-2015

987 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia sekaligus kawasan strategis nasional yang juga merupakan “waterfront city”. Tetapi di sisi lain masalah banjir Surabaya makin parah karena kondisi topografi, sifat tanah, tingginya curah hujan, meningkatnya pasang naik dan perubahan tata guna lahan yang ekstrim. Karena itulah masalah banjir patut diperhatikan dengan serius karena sangat mempengaruhi keberlanjutan Kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya sebenarnya telah melakukan upaya – upaya untuk mengurangi banjir ini di antaranya dengan Surabaya Drainage Master Plan (SDMP). Tetapi hasilnya diduga belum optimal karena keterbatasan dalam pendekatan maupun implementasinya. Kami memandang bahwa strategi Integrasi Tata Ruang dan Tata Air yang komprehensif tetap dibutuhkan untuk mengurangi dampak dari banjir ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan menerapkan Perencanaan Tata Ruang Komprehensif yang Berbasis Ekologis; menerapkan Integrated Water Resource Management (IWRM) dan Low Impact Development (LID); serta menerapkan sistem Polder di Kawasan Utara dan Timur Surabaya. Sehingga diharapkan maka visi berkurangnya banjir Surabaya dan Surabaya sebagai Kota yang Berkelanjutan dapat tercapai.

TRANSCRIPT

Page 1: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

1

Integrasi Tata Ruang dan Tata Air untuk Mengurangi

Banjir di Surabaya

Oleh:

1Tanuwidjaja, Gunawan,

2 Widjaya, Joyce Martha

1

MSc. Env ironment al Management (National University of Singapore), S.T. (ITB)

Urban Planner & Researcher

Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage and Environmental - Planning and Design Email: [email protected] http://greenimpactindo.wordpress.com/

2 M. T. (ITB), Ir. (Universitas Kat olik Parahyangan)

Peneliti Senior

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR), Badan Penelitian dan Pengembangan, Depart emen Pekerjaan Umum;

dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Budaya dan Peran Masyarakat

(Puslitbang SEBRANMAS), Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan

Umum; serta

Dosen Luar Biasa Jurusan Teknik Sipil UK. Petra

Dipresentasikan pada

“Seminar Nasional tentang Arsitektur [di ] kota: Hidup dan Berkehidupan

di Surabaya?”

Diadakan oleh Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra, pada Dies Natalis

yang ke 43, tanggal 27 Mei 2010

ABSTR AK

Kot a – kota besar di Indonesia yang rata – rata terlet ak di tepi air (“waterf ront cities”)

menampung sek itar 43% penduduk Indones ia. Laju urbanisasi yang cepat menyebabkan

terjadinya kesenjangan antara kebut uhan perumahan yang besar terhadap keterbatasan

supplai lahan dan penyediaan inf rastruktur, terutama tata air. Kesenjangan dan praktek

spekulas i lahan yang berlebihan akhirnya menyebabkan “urban sprawling” dan berbagai

masalah keberlanjutan di kota - kota tsb seperti banji r.

Surabaya merupakan kota t erbesar kedua di Indones ia sekaligus kawasan strategis nasional

yang juga merupakan “wat erfront city”. Tetapi di sis i lain masalah banjir Surabaya makin

Page 2: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

2

parah karena kondis i topograf i, sif at tanah, tingginya curah hujan, meningkatnya pasang naik

dan perubahan t ata guna lahan yang ekstrim. Karena itulah masalah banji r patut diperhatikan

dengan serius karena sangat mempengaruhi keberlanjut an Kot a Surabaya.

Pemerint ah Kota Surabaya sebenarnya telah melakukan upaya – upaya unt uk mengurangi

banjir ini di ant aranya dengan Surabaya Drainage Master Plan (SDMP). Tet api hasilnya

diduga belum optimal karena keterbatasan dalam pendekatan maupun implementasinya.

Kami memandang bahwa strat egi Integrasi Tata Ruang dan Tata Air yang komprehensif

tetap dibutuhkan unt uk mengurangi dampak dari banj ir ini. Strategi ini dapat dilakukan

dengan menerapkan Perencanaan Tata Ruang Komprehensif yang Berbasis Ekologis;

menerapkan Integrated Water Resource Management (I WRM) dan Low I mpact Development

(LID); serta menerapkan sistem Polder di Kawasan Ut ara dan Timur Surabaya. Sehingga

diharapkan maka v isi berkurangnya banji r Surabaya dan Surabaya sebagai Kota yang

Berkelanjut an dapat tercapai.

Kata kunci : Int egrasi Tata Ruang dan Tata Air, Integrat ed Water Resource Management,

IWRM, Low I mpact Development, LI D, Sistem Polder Berkelanjutan, Visi berkurangnya banjir

di Surabaya

Page 3: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

3

Latar Belakang M asalah Banjir di Kota – Kota Pesi sir (Waterfront Cities)

di Indonesia

Kot a – kota besar di Indonesia yang rata – rata terlet ak di tepi air (“waterfront cities”)

menampung lebih dari 43% penduduk Indonesia (2000). Hal ini disebabkan oleh laju

urbanisas i yang cepat. Selanjutnya karena perkembangan ini kebutuhan akan perumahan

yang terjangkau juga meningkat.1 Di sisi lain, terbatasnya supplai lahan di dalam kota;

terbatasnya kemampuan pemerintah untuk membangun infrastruktur (seperti t ata air),

prakt ek spekulasi tanah yang berlebihan; dan pembangunan perumahan secara ekspansif

menyebabkan terjadinya “Urban Sprawl ing” dan konversi lahan secara besar – besaran di

berbagai “waterfront cities” ini. Fenomena ini di antaranya terjadi di kawasan perkotaan

seperti Jakarta – Bogor – Depok – Tangerang – Bekasi - Cianjur (JABODETABEKJUR) yang

tidak berkelanjutan.2

Gambar 1. Perubahan tata guna lahan di kawasan JABODETABEKJUR dari tahun 1972 – 2005. 3

Sementara it u bencana alam pun tercatat meningkat di I ndonesia, terutama banji r. Kami

percaya bahwa ini juga berkait an dengan “urban sprawling” dan konversi lahan yang tidak

berkelanjutan. Di ant ara tahun 1998 – 2009 telah terjadi peningkat an f rekuensi banjir

sejumlah 400% secara nasional (dari 43 tahun 1998 jadi 215 tahun 2009 versi BNPB). 4 Di

samping itu telah terjadi ekskalasi kerugian mencapai 149% dari catatan tahun 1998, versi

BNPB. Tent u saja ada data – dat a ini dapat menggambarkan betapa besarnya kerugian yang

dialami setiap tahun itu meningkat secara nasional.

Page 4: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

4

Gambar 2. Jumlah Bencana Banjir di Indonesia 1998 – 2009 5

Gambar 3. Jumlah Kerugian akibar Bencana Banjir di Indonesia 1998 – 2009 6

0

100

200

300

400

500

600

199

8

199

9

200

1

200

2

200

3

200

4

200

5

200

6

200

7

200

8

200

9

Jumlah Bencana Banjir di Indonesia 1998 - 2009

Jumlah Kejadian

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

199

8

199

9

200

1

200

2

200

3

200

4

200

5

200

6

200

7

200

8

200

9

Jumlah Kerugian karena Bencana Banjir di

Indonesia 1998 - 2009

Kerugian Rp (juta)

Page 5: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

5

Gambar 4. Distribusi Bencana, termasuk Banjir, di Indonesia 1998 – 2009 7

Banjir merupakan bencana al am yang serius karena jumlahnya yang signifikan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Page 6: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

6

Gambar 5. Lokasi dari Kota – Kota Tepi Air (Waterfront Cities) di Wilay ah Pesisir Indonesia.8

Terlihat kerugian akibat banjir berlipat ganda karena kepadatan yang tinggi, khus usnya di Kota-Kota Pesisir Laut Utara Jawa.

Permasalahan banji r adalah masalah ut ama di “waterfront cities.” Hal ini ter jadi karena

pembangunan kota – kot a tsb telah melampaui daya dukung kawasannya. Praktek ekst raksi

air t anah secara ekstr im; pembebanan pondasi bangunan yang berlebihan; serta tidak

terencananya inf rastrukt ur yang memadai (t erutama drainase dan pencegah banjir)

menyebabkan kerusakan l ingkungan kot a – kota tsb. Dan akhirnya hal ini menyebabkan

ancaman banjir serius di kota - kota tsb.

Page 7: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

7

Gambar 6. Banjir Bes ar Jakarta (2007) 9 Gambar 7. Ban jir Besar Jakarta (2007)

10

Gambar 8. Banjir karena P as ang Naik (Jakarta,

2007) 11

Gambar 9. Banjir karena P asang Naik (Jakarta,

2008) 12

Kot a – kota pesisir ini semakin rentan terhadap badai, gelombang pasang dan banji r, abrasi

pantai dan kenaikkan permukaan laut karena dampak perubahan iklim global (Nicholls 1995,

Rosenzweig & Solecki 2001).13

Kombinasi kompleksitas inilah yang t elah menjadikan banjir

sebagai momok yang menakutkan bagi “waterfront city ” di Indonesia.

Menurut hemat kami, penyebab utama dari masalah di atas ialah:

• Lemahnya v isi pembangunan jangka panjang untuk Kota Berkelanjutan (Sust ainable

Urban Development)

• Tidak t erimplementasinya kerangka tata ruang, tata air dan tata lingkungan secara

hol istik.

• Pendekat an pembangunan terutama inf rastruktur yang dilakukan secara sektoral.

• Lemahnya instit usi dan koordinas i manajemen pembangunan.

• Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam implement asi Tat a Ruang dan

Tata Air yang berkelanjut an.

• Tidak adanya studi kelayakan lahan (evaluasi lahan) yang komprehensif sebelum

perencanaan dan pembangunan.

• Tidak adanya studi kelayakan ekonomi dalam pembangunan, terutama infrastrukt ur tata

air.

Page 8: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

8

Latar Belakang M asalah Banjir di Surabaya

Surabaya, kota terbesar kedua di Indones ia, merupakan kawasan strategis nasional dengan

dukungan f asilitas perindustrian, perdagangan, pelabuhan dan bandar udara internasional.

Surabaya memil iki jumlah penduduk mencapai 3 juta j iwa pada 2006. Surabaya juga

merupakan pusat pertumbuhan dari kawasan strategis nasional yang disebut sebagai

“Gerbang Kertosusila” at au Kabupat en Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan

Lamongan. Tercatat pada tahun 1995, jumlah penduduk GKS sekitar 7, 8 juta jiwa. Dan

diperkirakan pada tahun 2018, populasi kawasan ini akan mencapai 10,8 juta.14

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kota Surabaya15

No Tahun Penduduk Laki-

laki (jiwa)

Penduduk Perempuan

(jiwa)

Jumlah Penduduk (jiwa)

Kepadatan Penduduk

(jiwa/km2)

1 2002 1.263.284 1.256.184 2.529.468 7.750

2 2003 1.337.982 1.321.584 2.659.566 8.149

3 2004 1.353.386 1.337.780 2.691.666 8.247

4 2005 1.377.951 1.362.539 2.740.490 8.397

5 2006 1.399.385 1.384.811 2.784.196 8.531

Sementara itu Pemerint ah Kot a Surabaya telah menetapkan Visi Surabaya 2025 sebagai

Kot a Jasa yang Nyaman, Berdaya, Berbudaya dan Berkeadi lan. Peningkatan populasi

Surabaya ini merupakan bukti keberhasilan pembangunan sekaligus dapat mengancam

keberlanjutan Kota Surabaya. Hal ini akan terjadi jika proses pembangunan kota ini

mengabaikan kondis i lingkungannya. Dalam hal ini ter lihat pada memburuknya kondis i banjir

di Surabaya secara umum. Kami mencoba mengumpulkan dan memaparkan dat a - data

literatur penyebab banjir di Kota Surabaya.

Dari hasi l diskusi Forum Reboan, Instit ut Teknologi Sepuluh Nopember, Januari 2009, kami

dapat meny impulkan bahwa Surabaya memang mengalami permasalahan banjir yang cukup

serius.16

Kepala Dinas Bina Marga dan Tat a Kota Surabaya, Sri Mulyono mencatat banjir

yang serius pada 31 Januari 2009. Di antaranya kawasan Desa Warugunung, Kecamat an

Karangpilang mengalami genangan ant ara 50 -100 cm. Sedangkan berbagai jalan prot okol

dilaporkan t ergenang sehingga mengak ibatkan kemacetan yang cukup parah. Lebih lanjut,

pola banjir Surabaya dapat dil ihat pada Peta Kawasan Genangan Banji r dari SDMP 2018.

Ternyata laporan lain dari St asiun Met eorologi Klas I Juanda Sidoarjo.menyatakan bahwa

pada Januari – Februari 2009, terjadi hujan terus menerus bervariasi ant ara 20-100 mm

curah hujan per hari. Saat itu juga tercat at kecepatan angin ant ara 5-35 km per jam, suhu

udara 23-32 derajat Celc ius, dan kelembaban relatif antara 68-98 persen.17

Hal ini

Page 9: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

9

menunjukkan bahwa betapa cuaca Surabaya cukup ekstrim pada awal Februari 2009 dan

dapat mengak ibatkan terjadinya banj ir yang cukup parah.

Sedangkan, Ir Anggrahini MSc., seorang ahli drainase dari ITS, menyatakan bahwa

permasalahan banji r di Surabaya disebabkan oleh f aktor statis dan dinamis. Fakt or statis

yang dimaksud ialah kondisi alam, kont ur dan sif at tanah yang menyebabkan mudahnya

genangan. Sedangkan f aktor dinamis yang mempengaruhi banji r Surabaya ialah tingginya

curah hujan, meningkatnya permukaan air laut pasang dan aktivitas manusia. Bel iau juga

menambahkan bahwa absennya perencanaan drainase, rendahnya resapan dan

perkembangan tata kota di Surabaya menambah parahnya permasalahan banj ir di Surabaya.

Bel iau juga menyampaikan untuk mengubah sist em drainase kota Surabaya untuk mengatasi

banjir diperlukan dana lebih dari Rp 70 triliun dan hal ini cukup sulit unt uk diimplementasikan. 18

Dinas Bina Marga dan Pemat usan Kota sebenarnya telah melakukan upaya – upaya untuk

mengurangi banjir di Surabaya. Hal ini t erlihat dalam penyusunan Surabaya Drainage Master

Plan (SDMP). 19 Menurut catatan pemerintah sejak 2000 - 2007 luas genangan banjir yang

ada sudah berkurang hingga 29,3 persen. Secara detail pada tahun 2000, luas wi layah

genangan mencapai 4.000 hektar dengan lama genangan 6 jam dan tinggi genangan hingga

60 cm. Sedangkan pada tahun 2007, genangan mencakup 2.825 hektar terjadi selama 3 jam,

setinggi maksimal 27 cm. SDMP menerapkan konsep pengoperas ian rumah pompa dan

sejumlah boezem penampungan air buangan dari saluran pipa primer sebelum akhirnya air

itu dibuang ke laut.

Page 10: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

10

Gambar 10. Peta Kawasan Genangan Banjir di Surabay a 1999 berdasarkan Lama Genangan. 20

Gambar 11. Peta Kawasan Genangan Banjir di Surabay a 2007 berdasarkan Lama Genangan 21

Dari berbagai data, ditemukan t ernyata SDMP juga belum dapat diterapkan secara maksimal

karena baru ada 33 pompa dari tot al 66 pompa menurut Dinas Bina Marga. Di antaranya

ditempatkan lima pompa berskala penyedot 1, 5 m3 per detik dan dua pompa pegas berskala

Page 11: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

11

0,5 m3 per detik di boezem Morokrembangan. Juga penempatan dua pompa 1,5 m

3 per detik

diletakkan di boezem Wonorejo. Satu pompa 0, 25 m3 per detik ditempatkan di Kali Rungkut

dan tiga pompa 2,5 m3 per detik ditempatkan di Kebun Agung. Selain itu, Pemerintah Kota

juga melakukan normalisasi sejumlah saluran primer, seperti Kalidami dan Kal ibokor.

Saringan sampah (mechanical screen) bernilai m iliaran rupiah juga diusulkan pada SDMP.

Dapat kami simpulkan bahwa permasalahan banjir di Surabaya disebabkan oleh hal – hal

sebagai berikut: 22

• Surabaya terdiri dari tiga wilayah dengan kondis i geologis sangat berlainan, yaitu wilayah

pantai yang tersusun terut ama oleh endapan pas ir, wilayah rawa yang hampir seluruhnya

tersusun oleh lempung dan wilayah pedataran bergelombang yang tersusun oleh batu

pasir, batu lempung dan napal. Kondisi wilayah pantai dan rawa ini rawan terhadap

banjir.

• Topograf i Surabaya yang merupakan kota pes isir, dengan mayorit as 1-3 met er mean-

sea-level (m. MSL) yang sangat dat ar dan cekung menyebabkan air menggenang di

sejumlah lokasi. Bahkan SDMP juga melaporkan bahwa sebagian daerah pantai t ernyata

lebih rendah dari muka air laut. Sehingga kawasan tersebut rentan terhadap genangan

banjir pada saat pasang naik. Hal inilah yang menyebabkan diperlukannya Sistem Polder

di kawasan – kawasan ini.

• Jenis Tanah yang t erdapat di Wilayah Kota Surabaya terdiri atas Al luv ial (Alluv ial

Hidromorf , Alluv ial Kelabu Tua dan Alluv ial Kelabu) dan Grumosol menyebabkan sul itnya

terjadinya penurunan tanah terutama di sisi Utara dan Timur serta menambah beban

sedimen pada drainase.

• Alih f ungsi kawasan rawa dan pesisir menjadi kawasan industri dan perumahan yang

mengurangi f ungsi retensi. Hal ini terl ihat pada gambar perubahan tat a guna lahan 1950 -

2007.

• Kurang terkoordinasinya pengoperasian pompa dan boezem yang menyebabkan

genangan tidak langsung dapat teratasi.

• Sediment asi parah dan berkurangnya kapasit as berbagai saluran primer menyebabkan

genangan banji r mak in parah.

Page 12: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

12

Gambar 12. Peta Topograf i Surabaya pada tahun 1950-an. 23

Terlihat tata guna lahan Surabay a saat itu didominasi oleh rawa dan tegalan.

Gambar 13. Tata Guna Lahan Surabay a pada tahun 1999.24

Peta ini yang menunjukkan konversi lahan rawa, tegalan menjadi perumahan dan industri secara ekstensif.

Page 13: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

13

Gambar 14. Tata Guna Lahan Surabaya pada tahun 2007.25

Perubahan tata guna lahan ini makin dipercepat dengan pertambahan populasi dan berkembangny a

nilai properti di Surabay a.

Berkaitan dengan masalah banjir di atas, kami memandang diperlukannya beberapa solusi

integrasi tata ruang dan tata air untuk mengurangi masalah banjir yang di antaranya ialah;

• Menerapkan Perencanaan Tata Ruang Komprehensif yang Berbasis Ekologis untuk

Rev italisasi Surabaya yang memperhatikan Tata Air (Master Plan Drainase) yang

menyeluruh.

• Menerapkan Integrat ed Water Resource Management (I WRM) dan Low Impact

Development (LI D) pada Daerah Ali ran Sungai yang mempengaruhi Surabaya yang akan

mendukung keberhasi lan SDMP 2018.

o Studi Kasus Singapura untuk implementas i I WRM dan LI D.

• Menerapkan sistem Polder di Kawasan Utara dan Timur Surabaya unt uk mengurangi

dampak banji r dan mengefisienkan penanganan banji r.

o Studi Kasus Belanda untuk implement asi Urban Polder.

Ketiga saran ini akan lebih lanjut dilanjutkan melalui sub-bab sbb:

Page 14: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

14

Saran Integra si Tata Ruang dan Tata Air untuk M engurangi Banjir di

Surabaya

Perencanaan Tata Ruang Komprehensif yang Berbasis Ekologis

Kami mengamati bahwa perkembangan Surabaya saat ini ternyata mengalami permasalahan

juga karena tata ruang. Karena itu kami mengusulkan untuk menerapkan Perencanaan Tata

Ruang Komprehensif berbasis Ekologis unt uk memecahkan masalah-masalah umum tata

ruang di Surabaya. Def inisi asl i Perencanaan Ekologis (Ecological Planning) menurut Ian

McHarg, ialah proses perencanaan tata ruang komprehensif yang mempertimbangkan f aktor

sosial, hukum, ekonomi, kebutuhan, keinginan, dan persepsi penghuni perumahan di masa

depan. 26

Selanjut nya kami mengembangkan def inisi di at as menjadi Perencanaan Tata Ruang

Komprehensif berbasi s Ekologis yaitu: “Perencanaan yang mempertimbangkan kondisi

keanekaragaman hayati (kondisi ekologi), kapasitas at au daya dukung lingkungan (kondisi

f isik lainnya) serta kondisi sosial-ekonomi yang mempengaruhi kawasan. Kemudian di dalam

prosesnya perencanaan inf rastruktur lainnya seperti t ata air, transport asi masal, pengelolaan

limbah dan sampah, konservasi energi, dan lain-lain harus di int egrasikan. Serta melibatkan

peran sert a para pemegang kepentingan (stakeholders ) dlm penentuan tata ruang tsb.”

Gambar 15. Metode Perencanaan Tata Ruang Komprehensif berbasis Ekologis

Page 15: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

15

Terutama berkaitan dengan banjir, kami menyarankan untuk mengintegrasikan Master Plan

Drainase (SDMP 2018) ke dalam Rencana Tata Ruang Surabaya di masa mendat ang. Hal ini

dimaksudkan untuk mengurangi beban inf rastrukt ur drainase yang ada.

Artinya memang harus di lakukan pengendalian pembangunan sesuai dengan Rencana Tata

Ruang dan Master Plan Drainase. Hal ini biasanya berupa konservasi pada kawasan hut an

lindung, pantai dan rawa yang memilik i f ungsi untuk mengurangi dampak banji r. Juga

menetapkan bahwa setiap perumahan yang baru harus mempertimbangkan perubahan

limpasan permukaan seminim mungkin dan memiliki inf rastruktur drainase yang memadai.

Tarakhir, Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Biru (Badan Air) juga harus dipert ahankan dan

didesain lebih ef ektif sebagai t ampungan air (retensi).

Gambar 16. Konsep Kota Berkelanjutan (Sustainable Urban Development)

Page 16: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

16

Gambar 17. Konsep Integrasi Tata Ruang, Tata Air dan Lingkungan Hidup

Gambar 18. Integrasi Tata Ruang, Tata Air dan Lingkungan Hidup

dalam Sistem Tata Ruang Indonesia 27

Page 17: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

17

Kemudian metode perencanaan yang ada juga akan t erjadi sebagai berikut:

• Menentukan Visi Perencanaan Tata Ruang

• Survai dan Pengumpulan Data Sekunder

• Analisa Kelayakan Lahan

• Analisa Perencanaan Tata Ruang dan Inf rastruktur yang ada

• Studi Kelayakan Ekonomi

• Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats)

• Persiapan Konsep Tat a Ruang

• Persiapan Konsep Inf rastrukt ur (Terutama Master Plan Drainase)

• Integrasi Tata Ruang dan Inf rastrukt ur lainnya

• Diskusi dengan Klien

• Rev isi Konsep Tat a Ruang Terintegrasi

Salah sat u komponen penting dalam metode di atas ialah komponen survai dan analisa

kelayakan lahan multidisiplin. Hal ini yang dapat didef inisikan sebagai Evaluas i Lahan.

Evaluasi Lahan ini dapat digunakan unt uk menentukan kecocokan lahan unt uk suatu jenis

pembangunan untuk mendapatkan keunt ungan ekonomi tanpa menghancurkan kondisi

lingkungan yang ada. Salah sat u metode analisa ini ialah dengan Evaluasi Lahan Adaptif

ALi T ( Adaptive Landscape Evaluation Tool). Metode ini didesain untuk untuk

menghasi lkan rekomendasi kelayakan lahan berbasis ekologi dengan pendekat an

multidisplin, tetapi didesain untuk kecepatan eksekusi dan dana yang terbatas. 28

Hal ini diharapkan agar limpasan permukaan yang dihasilkan oleh pembangunan dapat

dikurangi dengan menerapkan metode LID (Low I mpact Develop ment) sehingga seluruh

Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mempengaruhi Surabaya dapat dikelola dengan konsep

IWRM (Integrated Wat er Resource Management). Untuk memperjelas hal ini kami akan

membawa studi kasus Singapura dalam penerapan I WRM dan LI D.

Integrated Water Resource M anagement (IWRM ) dan Low Impact

Development (LID)

Selanjut nya penerapan Integrated Wat er Resource Management (I WRM) dan Low Impact

Development (LI D) memang sangat diperlukan mengingat masalah banjir Surabaya

disebabkan oleh dugaan bahwa drainase saat ini tidak dapat menampung limpasan air

permukaan Kota Surabaya.

Sebagai def inisi, IWRM dapat dijelaskan dengan met odologi untuk mempersiapkan

manajemen sumber daya air secara holistik yang dapat digambarkan dalam tahapan –

tahapan sebagai berikut:

Page 18: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

18

1. Initiation atau Inisiasi.

2. Vision / Policy atau Visi/ Kebijakan.

3. Situation Analysis at au Analisa Sit uas i.

4. Strat egy Choice atau Pemilihan Strat egi.

5. IWRM Plan atau Penyusunan Rencana Kerja I WRM.

6. I mple mentation atau Pelaksanaan.

7. Evaluation atau Evaluas i.

Gambar 19. Proses Integrated Water Resource Management (Manajemen Tata Air Terintegrasi) 29

Selanjut nya masing – mas ing proses dapat dijelaskan sbb:

Initiation atau Inisi asi diperlukan unt uk mengumpulkan semua pihak yang berkepentingan

dan berwenang dalam I WRM. Dalam langkah ini komitmen bersama harus disusun oleh

seluruh pihak terkait (Pemerintah, Swast a dan Masyarakat). Sement ara itu bent uk organisasi

pengelola mulai dipik irkan dan dipersiapkan. Set elah I WRM Plan disusun organisasi ini akan

menjalankan setiap f ungs inya. Karena itu t ahapan ini menjadi sangat penting untuk IWRM

yang berhasil.

Vision / Policy atau Vi si / Kebijakan merupakan prinsip – prinsip dan arahan – arahan

untuk mengelola Sumber Daya Air yang berkelanjutan. Hal ini disusun berdasarkan komitmen

semua pihak yang terkait dalam pengelolaan berkelanjutan sumber daya air dan kondisi ideal

pengelolaan SDA dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) t ersebut.

Page 19: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

19

Situation Analysis atau Analisa Situasi dilakukan dengan memperhatikan permasalahan –

permasalahan yang ada di lapangan berkait an dengan tat a air dan tata ruang. Selain itu juga

metode anal isa SWOT perlu dilakukan untuk mempertajam hasil analisa tersebut. Analisa ini

juga sebaiknya mengkaji berbagai peraturan, tujuan pembangunan serta prioritas

pembangunan yang berkaitan dengan SDA dalam kawasan yang mencakup DAS tersebut.

Strategy Choice atau Pemilihan Strategi berkait an dengan pencarian solusi yang mungkin

dilakukan dalam penerapan I WRM Plan. Berbagai pilihan model pengelolaan SDA yang layak

secara f inansial, secara pol itik dan ramah lingkungan harus dipersiapkan dalam tahap ini.

Karena t erkadang solus i teknis tidak dapat dit erapkan 100% disebabkan oleh masalah sos ial

yang ada. Selanjut nya berbagai k riter ia pemilihan harus diperjelas sebelum strat egi

pemecahan masalah tsb diputuskan.

IWRM Plan atau Rencana IWRM disusun dengan persiapan draf t manajemen SDA. Draf t ini

disusun juga berdasarkan komitmen bersama dari seluruh pihak, kesepakat an secara pol itik,

dan hukum yang berlaku. I WRM Plan dapat bervariasi di berbagai tempat sesuai dengan

lingkup dan kesepakatan para pihak. Tet api tet ap pendekatan holistik terhadap penggunaan

air, pengolahan l imbah serta tat a ruang. Terakhir kerjasama seluruh pihak merupakan kata

kunci penerapan IWRM Plan. Karena itu partisipasi seluruh pihak sangat diperlukan dalam

setiap tahapan I WRM.

Implementation atau Pelaksanaan merupakan intervensi secara nyata di bidang hukum,

kelembagaan, manajemen dalam pengelolaan SDA. Hal ini dilakukan dengan membangun

kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola s istem tersebut. Selain itu berbagai tujuan

dan obyektif IWRM Plan juga harus dapat direalisasikan agar terjadi manf aat yang nyata.

Biasanya harus dilakukan dengan memperhatikan hambatan – hambatan karena kurangnya

komitmen politik, perencanaan yang tidak real istis, atau penerimaan masyarakat yang kurang

baik terhadap IWRM Plan.

Evaluation atau Evaluasi harus dilakukan untuk melihat kemajuan serta mencegah

kegagalan dari I WRM Plan. Hal ini juga diharapkan dapat memberikan masukkan untuk

memecahkan masalah dalam pengelolaan SDA. Juga dapat memberikan masukkan untuk

solus i yang lebih tepat dan adaptif terhadap kondisi setempat.

LID (Low I mpact Development) merupakan sebuah konsep untuk mengurangi limpasan

run-of f atau limpasan permukaan serta dampak banji r. Hal ini diterapkan dengan menyimpan

sebanyak mungk in air hujan serta menggunakannya untuk keperluan sehari – hari secara

tepat guna. LID juga menyarankan berbagai konsep untuk menjaga keseimbangan siklus air

di alam dengan menambah f ungsi resapan, f ungsi retensi at au peny impanan air dan f ungsi

pemurnian air limbah. Konsep LID ini dapat di jelaskan dengan gambar sbb: 30

Page 20: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

20

Gambar 20. Konsep Low Impact Development (LID) untuk Peny impanan Air, Penggunaan Air dan Pengelolaan Limbah Cair

Gambar 21. Konsep Low Impact Development (LID) untuk Konserv asi Air Secara Berkelanjutan

Untuk kemudahan pemahaman, kami mengambil studi kasus penerapan I WRM dan LI D di

Singapura dalam sub-bab sbb:

Page 21: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

21

Studi Kasus S ingapura untuk implementasi IWRM dan LID

Agar dapat mengerti bagaimana konsep I WRM dapat diterapkan secara optimal pada kasus

Surabaya, kami membawa st udi kasus Singapura.31

Singapura diakui berhasil dalam pengelolaan SDA karena menerapkan setidaknya 4 langkah

utama dalam pengelolaan SDA. Langkah – langkah t ersebut ialah:

• Penyusunan Institusi Pengelola SDA dan Tata Ruang yang terkoordinasi

• Perencanaan Tata Ruang yang Komprehensif dengan Perencanaan Infrastruktur

Drainase

• Implementasi I WRM (I ntegrated Water Resource Management ) yang mencakup

Pengadaaan Air Bersih, Sistem Drainase, Pengelolaan Limbah Terpadu dan

infrastruktur pendukungnya.

• Manajemen kebutuhan air dengan penerapan tarif berjenjang

Pertama, Institusi Pengelol a SDA dan Tata Ruang di Singapur a telah dibent uk sejak

1970-an dan terbukti berkoordinasi dalam pembangunan Singapura. PUB (Public Uti lities

Board) adalah sebuah Stat e Board (at au BUMN), di bawah Ministry of Environment and

Water Resources (Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air) yang menangani

keseluruhan proses manajemen SDA di Singapura. Sedangkan, URA (Urban Redevelopment

Aut hority) merupakan agensi yang menangani tata ruang di Singapura. Kedua organisasi ini

telah bekerjasama dalam penyusunan Master Plan Singapura yang t erintegrasi serta

implementasinya. Selain itu juga kedua lembaga ini memiliki kapasitas SDM yang tinggi dan

sistem organisasi yang luar biasa karena capacity building secara reguler.

PUB didirikan untuk menjamin supplai air bersih secara efisien, memadai dan berkelanjut an

untuk Singapura. Mi si PUB adalah mencapai pelayanan yang terbaik dengan harga yang

terendah. Hal ini yang menyebabkan PUB terus melakukan terobosan. Dan karena itulah

PUB berhas il mendapatkan Stockholm Water Prize pada tahun 2007. Organisasi ini

sesungguhnya bertanggung jawab untuk:

• Pengumpulan air baku dan impor air;

• Produksi dan distribus i air bersih;

• Koleksi dan pengolahan air kotor;

• Reklamas i air dan desalinasi air laut di Singapura. 32

Page 22: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

22

Gambar 22. Konsep IWRM oleh PUB di Singapura 33

Untuk kol eksi air baku, air hujan dikumpulkan melalui sungai, sungai, kanal dan saluran

pembuangan, dan disimpan pada 15 buah waduk. Berbagai waduk dihubungkan oleh

jaringan pipa agar kelebihan air dapat dipompa dari satu reservoir ke yang lain dan

mengoptimalkan kapasit as peny impanan. Selain itu terdapat PUB juga mengelola sumber air

impor dari Malaysia yang masih menunjang kebut uhan air di Singapura.

Pengolahan air ber sih dilakukan di berbagai Water Treat ment Plan modern di Singapura

yang dikelola oleh PUB. Selanjut nya setelah pengolahan, air disimpan dalam reservoir at au

kolam tertut up sebelum didistr ibusikan ke pelanggan.

Dalam proses distribusi, air baku kemudian disalurkan melalui pipa air ke instalasi

pengolahan air bersih unt uk proses pengolahan. Instalasi ini dikenal sangat handal karena

terencana dan terimplementasi dengan baik.

Dalam proses koleksi air kotor, air yang telah digunakan oleh pelanggan yang dikumpulkan

melalui sistem instralasi air kotor yang luas dan diolah dalam pabrik reklamas i air. Air kotor ini

adalah juga merupakan sumber daya berharga juga. Karena itu air kotor ini juga diolah

menggunakan teknologi modern menjadi air dari rek lamasi yang bermut u baik, proses ini

juga dikenal sebagai NEWater treatment.

Dengan berpandangan ke masa depan, PUB juga telah membangun Deep Tunnel

Sewerage System (DTSS) untuk keberlanjutannya di masa depan. Sebagai bagian penting

Page 23: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

23

dari siklus air, DTSS adalah super-highway yang akan mengumpulkan air kotor untuk

diolah di pabrik reklamasi air t erpusat. Air yang digunakan yang dirawat kemudian akan

dibuang ke laut at au dimurnikan lebih lanjut ke NEWater. Selain it u beberapa pabrik

desalinasi air laut juga telah dibangun untuk menambah supplai air baku di Singapura.

Dengan pengelolaan daerah aliran sungai yang baik, proses pengolahan air yang ef ektif dan

investasi yang kontinu di R & D, Singapura telah menikmati air berkualitas baik untuk 40

tahun terakhir. Sehingga air keran Singapura dapat diminum karena sesuai dengan st andard

kesehat an yang ditetapkan oleh WHO (World Health Organisation). 34

Berkaitan dengan solusi Tata Ruang dan Tat a Air terintegras i, Singapura telah berhasil

menerapkan hal ini sejak awal penerapan Mast er Plan t ahun 1970-an. Hal ini dit erapkan

dengan menetapkan 4 strategi manajemen DAS.

• Daer ah DAS yang dilindungi (Protected Catchment Ar eas) di tengah Singapura

merupakan hut an lindung dan tidak boleh dibangun kecuali unt uk lapangan golf dan

militer. Ini dimaksudkan unt uk menjamin supplai air bers ih dan konservasi lingkungan

hidup.

• Daer ah DAS yang tidak dilindungi (Unprotected Catchment Ar eas) dapat dibangun

untuk perumahan dan industri non-polutif . Dengan syarat dilengkapi dengan infrastruktur

pengolahan air kotor dan limbah lainnya.

• Daer ah Kol eksi dari Perkotaan seperti Sungei Sel etar/ Bedok Scheme dan Marina

Barrage juga dimanf aatkan untuk supplai air bersih. Tet api dilengkapi dengan instalasi

pengolahan air yang lebih modern.

• Dan industri polutif hanya boleh dibangun pada kawasan yang tidak termasuk pada

kawasan DAS yang berpotensi untuk tangkapan air minum. Tetapi tet ap kawasan ini juga

harus dilayani oleh sist em koleksi limbah yang modern untuk mencegah polusi industri

yang parah.

Page 24: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

24

Gambar 23. Konsep Tata Ruang Singapura 2001 (Concept Plan Singapore 2001).35

Gambar 24. Konsep Sirkulasi Concept Plan Singapore 2001. 36

Page 25: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

25

Gambar 25. Konsep Manajemen DAS terintegrasi dengan Tata Ruang di Singapura,

dengan Batas DAS (Daerah Aliran Sungai atau Catchments) di Singapura. 37

Industri berat berada di luar kawas an kons ervasi dan DAS untuk air bersih.

Gambar 26. Kawasan Industri di Singapura.38

Kawasan industri berat direncanakan di kawasan J urong Indus trial Area, yang terletak di luar kawasan konservasi dan DAS untuk air bersih.

Page 26: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

26

Gambar 27. Detail Konsep Manajemen DAS terintegrasi dengan Tata Ruang di Singapura. 39

Page 27: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

27

Terlihat bet apa terintegrasinya Tata Ruang dan Tat a Air di Singapura. Kami percaya hal ini

juga mungkin diterapkan di masa depan dengan masa dan metode transisi secara bertahap.

Selain it u pencegahan polusi dan manajemen DAS juga dilakukan oleh PUB dengan NEA

(National Environmental Agency – Otoritas Lingkungan Hidup), JTC (Jurong Town

Corporation - Ot oritas Kawasan Industri ) and HDB (Housing Development Board – Otoritas

Perumahan Rakyat). Hal ini dilakukan dengan upaya mengontrol dan pencegahan polusi

dalam seluruh pembangunan. Hal inilah yang menyebabkan keberhasi lan pengelolaan DAS

di Singapura.

Berikutnya untuk implement asi IWRM yang berhasil di Singapura, PUB mengadopsi strat egi

Drainage Pl anning and Management (Per encanaan dan Manajemen Drainase yang

Berkelanjutan). Hal ini dimulai dengan proses pers iapan dan up-date master plan drainase

secara berkala; serta pengaturan pembangunan (development control). Master plan drainase

ini akan selalu mengikuti perkembangan Master Plan Singapura yang t erbaru.

Dalam master plan drainase, kebut uhan untuk inf rastruktur drainase harus diperhitungkan

dan direal isasikan. Caranya dit empuh dengan menjamin bahwa setiap pembangunan akan

mengikuti master plan ini. Sebaliknya, pembangunan tsb tidak akan diijinkan jika tidak sesuai

persyaratan master plan di at as. Hal ini juga dicek dengan metode simulasi drainase dengan

sof tware yang modern.

Page 28: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

28

Gambar 28. Master Plan Drainase Singapura. 40

Gambar 29. Proses Simulasi Drainase Singapura secara umum. 41

Page 29: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

29

Gambar 30. Berbagai Infrastruktur Drainase Singapura. 42

Gambar 31. Implementasi LID di Singapura. 43

Elemen – elemen ini akan mengurangi limpasan air permukaan yang dapat mengakibatkan banjir. Perumahan – perumahan baru di Surabaya dapat menerapkan hal ini.

Page 30: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

30

Selain itu, berbagai program perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur drainase dilakukan

secara reguler dan terpadu. Program ini dilakukan secara berkala sesuai dengan kondisi

drainase yang ada. Di samping itu, diterapkan program penegakkan hukum unt uk perij inan

polusi serta ambang batas polutan yang diij inkan. Upaya ini dilakukan oleh PUB bersama

NEA secara terpadu.

Gambar 32. Langkah perbaikan dan pemeliharaan inf rastruktur drainase. 44

Langkah terakhir yang dilakukan untuk menghemat SDA ialah dengan penerapan tarif

berjenjang. PUB menerapkan tarif yang berjenjang unt uk beberapa jenis penggunaan air sbb:

Water Tariff atau Tarif Air oleh PUB 45

Tariff Category Consumpti on Block (m3 per month)

Tariff($/m3) [before GST]

Water Cons ervation Tax (% of tariff) [before GST]

Domes tic 0 to 40 1.17 30

Above 40 1.40 45

Non-Domestic All units 1.17 30

Shippi ng All units 1.92 30

Page 31: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

31

Tariff

Category

Consumption

Block (m3 per month)

Waterborne

Fee ($/m3) [before GST]

Waterborne Fee

($/m3)* [after GST]

Sanitary

Appliance Fee [before GST]

Sanitary

Appliance Fee * [after GST]

Domestic All units 0.2803 0.30 $2.8037/- per chargeable fitt ing per month

$3.00/- per chargeable fitt ing per month

Non-Domestic

All units 0.5607 0.60

Shipping All units - - - -

Industrial Water Tariffs (inclusive of GST) atau Tarif Air Industri 46

Tariff Category Consu mption Block (m3 per month)

Tariff (cents/m3)

WCT (% of tariff)

WBF (cents/m3)

Industrial Water All units 43 - -

Semua ini diter apkan PUB untuk memperkuat pesan konservasi air kepada seluruh pihak

terut ama masyarakat dalam bentuk Water Conservation Tax atau Pajak Konser vasi Air. Di

samping itu, Sanitar y Appli ance Fee and Waterborne Fees (Bi aya untuk pengolahan air)

tetap harus dibayarkan kepada Public Utilities Board (PUB) berdasarkan the Sewerage and

Drainage (Sanitary Appli ances and Water Charges) Regulations untuk mendukung

ongkos pengolahan air kotor dan pemeliharaan instalasi air kot or.

Kesimpulan Studi Kasus Sin gapura

Dengan Perencanaan Tat a Ruang yang terint egrasi dengan I WRM dan LI D, Singapura dapat

mengurangi potensi banjir di pulau ini. Hal ini dapat di lakukan dengan partisipasi seluruh

komponen yang berkepentingan (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat atau 3P/ Public-

Private-People Approach).

Gambar 33. Contoh Kemitraan antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat dalam Pengelolaan SDA di

Kawasan Kolam Ayer, Singapura. 47

Page 32: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

32

Dengan penerapan integras i perencanaan, diharapkan agar di masa depan pembangunan

perkotaan khususnya perkot aan tepi air atau “wat erf ront c ities ” dapat dikembangkan dengan

memperhatikan daya dukung lingkungan, kondisi sosial-ekonomi dan partisipasi seluruh

pihak yang berkepentingan di dalamnya.

Selain itu, perlu diperhatikan bahwa pengendalian tat a ruang, tata air dan l ingkungan harus

dilakukan secara sinergis dalam tataran makro sampai mikro (dari lingkup Daerah Aliran

Sungai sampai drainase mik ro lingkungan). Integrasi sist em t ata ruang – tata air – tata

lingkungan dari level makro sampai mik ro adalah mutlak dilakukan untuk mewujudkan Kota

yang Berkelanjutan.

Sistem Polder di Kawasan Utara dan Timur Sur abaya

Sistem Polder sangat diperlukan untuk diterapkan pada Kawasan Ut ara dan Timur Surabaya

karena sif at alami kawasan ini di antaranya:

• Kondisi geologis endapan pasir dan wilayah rawa yang hampir seluruhnya tersusun oleh

lempung.

• Topograf i dengan 1-3 meter mean-sea-level yang sangat datar dan cekung.

• Jenis Tanah yang terdapat di Wilayah Kot a Surabaya t erdiri at as Jenis Tanah Alluv ial

(Alluv ial Hidromorf, Alluv ial Kelabu Tua dan Alluv ial Kelabu) dan Grumosol.

• Penurunan tanah ekstrim terutama di sisi Utara dan Timur Surabaya karena jenis tanah di

atas dan kemungkinan ekstraksi air tanah.

• Tingginya limpasan permukaan ak ibat perubahan tat a guna lahan di bagian hulu (sebalah

Barat dan Selatan).

• Berkurangnya rawa yang berf ungsi sebagai retens i atau tampungan air di kawasan

pantai.

Kami mengakui bahwa diperlukan evaluasi lebih detai l mengenai kelayakan t eknis dan

ekonomi penerapan Polder di Kawasan Surabaya Timur dan Utara. Tet api kami melihat

bahwa secara umum pola banji r yang terjadi rupanya berkaitan dengan jenis t anah serta

topograf i kawasan Utara dan Timur. Sehingga SDMP 2018 tidak akan dapat memecahkan

masalah banj ir yang ada.

Selanjut nya, kami akan memperkenalkan Konsep Polder. Polder merupakan sebuah Sistem

Tata Air tert utup dengan elemen sebagai berikut:

• Tanggul

• Pompa

• Saluran

• Kolam atau Waduk Retensi

Page 33: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

33

• Pengaturan lansekap atau pei l lahan (di mana kolam dan saluran diletakkan paling

rendah dalam kawasan)

• Saluran dan instalasi air kot or terpisah yang diperlukan karena t opograf i kawasan pinggir

laut landai dan pengaruh pasang surut.

Hal ini dapat dii lustrasikan dalam gambar sbb:

Gambar 34. Ilustrasi Def inisi Sistem Polder

Hal ini menunjukkan bahwa memang satu- satunya konsep yang dapat memecahkan

masalah banji r di kawasan Surabaya Ut ara dan Timur ialah Polder. Sedangkan tent u saja

penerapan polder ini harus memperhatikan master plan drainase makro yang telah dimulai

dalam SDMP 2018. Tet api menurut hemat kami master plan ini perlu disempurnakan agar

dapat mengurangi banjir dengan efektif.

Studi Kasus Be lan da untuk Polder

Polder awalnya dikenal di Belanda, karena negara ini secara 20% dari seluruh luas geografis

terlet ak di bawah permukaan laut, yang dihuni oleh 21% dari populasi warga negaranya.

Negara ini reklamas i lahan dan menerapkan melalui sistem yang polder yang rumit untuk

mempertahankan kawasan ini dari ancaman banj ir dan air pasang. Belanda juga pernah

mengalami permasalahan banj ir dan badai yang besar di ant aranya pada 1287, 1421, dan

1953. Sehingga akhirnya Pemerint ah Belanda menetapkan “Delta Works” yaitu

pembangunan inf rastruktur polder strategis.48

Page 34: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

34

Sesungguhnya Polder di Belanda telah diterapkan sejak abad ke-12 dengan m

"wat erschappen" (dewan polder/ water board) atau "hoogheemraadschappen" ( "dewan

rumah tinggi/ high home councils "). Dewan ini bertugas unt uk menjaga tingkat air dan untuk

melindungi daerah dari banj ir. Kemudian system polder ini disempurnakan dengan

penggunaan kincir angin pada abad ke-13 untuk memompa air keluar dari daerah di bawah

permukaan laut. 49

Sebuah polder st rategis yang diterapkan di Belanda ialah Proyek Delta (1953). Konsepnya

ialah unt uk mengurangi risiko banji r di Sout h Holland dan Zeeland untuk sekali per 10.000

tahun. Upaya ini dilakukan dnegan membuat tanggul sepanjang 3. 000 kilometer dari tanggul

laut dan 10.000 kilometer saluran mikro, kanal, dan tanggul sungai dan menutup dari muara

laut dari prov insi Zeeland. Proyek Delta merupakan salah satu upaya pembangunan terbesar

dalam sejarah manusia yang diselesaikan pada 1997 dengan penyelesaian Maeslantkering

(storm surge barrier/ pintu perl indungan terhadap pasang akibat badai).50

Gambar 35. Ilustrasi Sistem Polder di Belanda 51

Page 35: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

35

Gambar 36. Peta Daerah y ang dipengaruhi Banjir dan Pasang di Belanda tanpa Sistem Polder. 52

Page 36: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

36

Gambar 37. Peta Sistem Polder Belanda

Page 37: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

37

Gambar 38. Gambar Proy ek Makro Polder Delta 53

Kesimpu lan Kasus Polde r Belan da

Dalam riset kerjasama dengan Pemerintah Belanda, UNESCO-IHE dan Pemerint ah

Indonesia, kami menemukan berbagai aspek – aspek penting untuk mewujudkan polder yang

berhasil ialah sbb: 54

• Aspek Perencanaan

• Aspek Desain

• Aspek Akuisisi Lahan

• Aspek Pengendal ian Pembangunan (Development Control)

• Aspek Konstruksi

• Aspek Operas i, Pemel iharaan dan Manajemen

• Aspek Monitoring dan Evaluasi

• Aspek Institusional Polder

Metode pembangunan polder juga harus dilakukan seideal kerangka penyusunan polder

sebagai berikut: 55

Page 38: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

38

Gambar 39. Kerangka Umum Proses Penyusunan Polder Berkelanjutan.56

Gambar 40. Kerangka Perencanaan Polder Berkelanjutan (Skala Makro di Lev el Nasional atau

Prov insi). 57

Page 39: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

39

Gambar 41. Kerangka Perencanaan Polder Berkelanjutan (Skala Meso dan Mikro di Lev el Kota dan

Kabupaten). 58

Gambar 42. Kerangka Implementasi Polder Berkelanjutan (Desain, Akuisisi Lahan dan Konstruksi). 59

Page 40: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

40

Gambar 43. Kerangka Pengendalian Pembangunan dan Evaluasi Polder Berkelanjutan. 60

Gambar 44. Kerangka Operasi, Pemeliharaan dan Evaluasi Polder Berkelanjutan. 61

Serupa dengan IWRM, unt uk menjamin keberlanjutan system Polder maka diperlukan

sebuah lembaga pengelola polder. Dewan Polder ini bert ugas untuk mengelola sistem polder

terut ama pengelolaan air dan perlindungan banjir. Polder ini berasal dari elemen pemerintah,

swasta atau masyarakat secara sukarela. Tetapi perlu disusun dasar hukum yang

mendukung keberadaan lembaga ini. 62

Page 41: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

41

Untuk menjamin keberhasilan implementasi Polder ada beberapa hal yang harus diperhatikan

di antaranya ialah:

• Kesamaan v isi organisasi pengelola dan kejelasan mekanisme pengelolaan polder

• Kualif ikasi ahli perencana, desainer, tenaga konstruksi, operator dan manajemen yang

baik

• Kelengkapan dan keakuratan data awal perencanaan dan desain sangat penting

• Proses perencanaan dan desain polder yang di lakukan sesuai dengan Norma Standar

Pet unjuk dan Manual (NSPM) yang berlaku

• Proses akuisisi lahan yang dilakukan secara partis ipatif

• Proses pengendalian pembangunan (development control) yang ketat oleh PEMDA dan

instansi terkait

• Proses konstruksi yang handal sesuai dengan NSPM yang berlaku

• Proses monitoring konst ruksi yang ket at

• Proses operasi polder yang partisipatif dan jelas secara mekanisme

• Proses pemeliharaan secara berkala untuk menjamin keberlanjutan polder

• Proses evaluasi secara berkala baik internal maupun eksternal terhadap kinerja Dewan

Polder.

Selanjut nya det ail kunci keberhas ilan penerapan Polder Berkelanjutan di atas dapat dipelajari

lebih lanjut dalam Urban Polder Guidel ines 2009 (PU dan the Netherlands Ministries of

Transport, Public Works and Water Management, and of Spatial Planning, Housing and

Env ironment). 63

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Integrasi Tata Ruang dan Tata Air sangat dibutuhkan oleh

Pemerint ah Kot a Surabaya untuk mengurangi dampak banjir setempat. Perencanaan Tata

Ruang Komprehensif berbasi s Ekologis sangat diperlukan terut ama memperhatikan tata

air di Surabaya. Selain it u partisipasi para pemegang kepentingan (st akeholders) harus juga

diwadahi di dalamnya.

Kedua, Integrated Wat er Resource Management (I WRM) Plan sangat dibutuhkan untuk

mencapai v isi berkurangnya banj ir di Surabaya. I WRM Plan ini harus disusun secara

komprehensif dengan kolaborasi semua pihak terkait seperti st udi kasus I WRM Singapura.

Tetapi kondisi kelembagaan dan teknis juga harus diperhatikan dalam IWRM Plan Sur abaya.

Kemudian, diperlukan peningkatan kapas itas SDM dan mekanisme organisasi untuk

menyusun, menjalankan dan mengevaluasi I WRM Plan.

Selain it u Polder diduga dibutuhkan untuk kawasan Surabaya Utara dan Timur untuk

mengurangi permasalahan genangan banjir karena air hujan dan pasang naik. Polder

Page 42: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

42

merupakan sebuah Sistem Tata Air tertutup dengan elemen – elemen tanggul, pompa,

saluran, waduk retensi, pengat uran lansekap, saluran dan instalasi air kotor terpisah.

Dengan catat an Polder ini harus bekerja sebagai sebuah kesatuan sistem dan terintegrasi

dengan master plan drainase yang lebih makro.

Diharapkan dengan 3 saran di at as maka banji r Surabaya akan dapat dikurangi dan Kota

Surabaya dapat menjadi Kota yang Berkelanjutan dan mencapai Visi Surabaya 2025 sebagai

Kot a Jasa yang Nyaman, Berdaya, Berbudaya dan Berkeadi lan.

Page 43: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

43

The Writer’s Description I. Personal Information

Full name : Gunawan Tanu widjaja

e-mail : [email protected] om

website : http://greenimpacti ndo.wordpress.com/

Mobile Phone : +62 812 212 208 42 (Indonesia)

Place of Birth : Bandung

Date of Birth : 08 of August 1978

Sex : Male

Nationality : Indonesian

Mother Language : Indonesian

Language Skill : Indonesian, English

II. Education Backgrounds

Formal Educ ation

Name of Institution City/Countr y

Study T ime (Months/Years)

Graduated from (Month and Year) Specializ ation GPA

National Universit y of Singapore

Singapore 1 year October 2006 MSc

Environment Management

3.86

from scale of 5

Bandung Institute of Technolog y

(Institut Teknologi Bandung)

Bandung / Indonesia

5 year s July of 2001 Bachelor of Architecture

2.73

from scale

of 4

III. Informal Education

Study T ime (Year s) Name of Institution Course Nam e & Specialization

2008 Singapore Ins titute of Planner Spati al Planning for a Sustainable Singapore (1-day seminar)

2008 Lee Kuan Yew School Of Public Polic y "Lessons Not to Learn from American Cities" by Prof Alan Altshuler (Half-day seminar)

2007 National Uni versity of Singapore, Fac ulty of Engineering, PAC (Professional Acti vities Centre)

Short Course On "A – Z Of Oil & G as To Petrochemicals ( 3-days semi nar)

2007 Singapore Ins titute of Planner Destinati on Res orts, T he Next Wave

(1-day seminar)

2007 Singapore Ins titute of Planner, Malaysia Institute of Pl anner and Uni versiti Kebangsaan Malaysi a

Semi nar of Planning of Is kandar Development R egion (1-day seminar)

2001 The British Institute IELTS Preparation Course

2000 Language Center ITB English Writing Course

1999 Gradasi Bulletin Student Union of Architecture G unadharma ( IMA-

Gunadharma)

Journalistic Traini ng

1997 Architecture Department ITB AutoC ad R 14 Traini ng

1993-1995 Saint Angela’s English Course English Course level C6 to C11

1990-1992 Saint Angela’s English Course English Course l evel J 2 to J5

IV. Working Exper ience

Name of Institute/Companies

City/ Countries Position Job Description Contract Periods

Green Impact Indonesia Integrated Urban,

Bandung Manager Team Leader and March 2003 to

Page 44: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

44

Name of Institute/Companies

City/ Countries Position Job Description Contract Periods

Drainage and

Environmental Planning Consultant

Urban Pl anner now

Agency for Research

and Development, Institu te of Water

Resources, Ministry of Public Wor ks, Republic of

Indonesi a,

Bandung Urban Pl anni ng

and Management Expert

Assistant October 2008 to

now

Jurong Consultants P te Ltd. , Planning Division

Singapore Planner Physical Planner November 2006 to October 2008

National Par ks Boar d, Republic of Singapore

Singapore Intern Researcher July 2006 to Aug 2006

Agency for Research and Development, Institu te of Water

Resources, Ministry of Public Wor ks, Republic of

Indonesi a,

Bandung/ Indonesia Junior Researcher

GIS Expert Assistant (Arc View 3.2), in Pol der Team

Jan 2005 - Aug 2005

Satyamitra J asapuri Engineering

Bandung/ Indonesia Junior Architect, Estimator

House, Factory and Café Design

Aug 2003 - Dec 2004

PT. Trinitas Buana Utama Bandung/ Indonesia Junior Architect Apartment Design Aug 2002 - Aug 2003

PT. Imesco Dito Jakarta/ Indonesia Junior Architect Junior Architect Jan 2002 – Aug 2002

COMBINE Bandung/ Indonesia Junior Researcher

Urban Development Research,

especi ally on Urban Garbage

Management

Aug 2001 - Jan 2002

CV. Cipta Bina Sar ana Bandung/ Indonesia Wor k Trainee Junior Architect May - J uly 2001

ASPEK Bandung/ Indonesia Program Facilitator

Community Recover y

Program (CRP-HUI) in RW 11,

Cibangkong District

Garbage Management ,

Mechanis m Making and Contr olling of Cooperati ve Credit

Unit

Jan 2000 - Aug 2001

V. Resear ch, Planning & Design Works

Name of Project Position Year

Under Green Impact Indonesia

Assistance for Directorate of Spati al Planning, Public Wor ks Department (2009), Sus tainable Urban Improvement Program

(SUSIP) - Exec utive Presentation

Team Leader and Urban Planner Dec 2009

Drainage Master Plan Revitalisation in Summarecon,

Kelapa Gading, J akarta, Indonesia

Team Leader and Urban Planner Apr – D ec 2009

Hospital Pr eliminar y Design and Study in Pangalengan, West J ava, Indonesi a (Proposal to KPBS, Milk

Produc er Cooperative in Pangalengan)

Team Leader and Senior Architect Apr – Aug 2009

Community Bas ed Development Revitalisation in PT Newmont Nusa Tenggara, Sumba, Nusa

Tenggara Barat, Indonesia (Proposal)

Team Leader and Environmentalist Aug 2009

Page 45: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

45

Name of Project Position Year

Traditional Market Mapping, GIS Database and Anal ysis in the

framework of Implementing Presidential Decree No 112/2007

on Development of Traditional Market and Rel ocati on of Modern Market in Indonesia (Proposal to Ministry of Trade of Republic of

Indonesi a)

Team Leader and Urban Planner Aug 2009

Integrated Water Resources Management Plan for Bar ang kal River, s ub catchment of Brantas

River Basin, i n relati on with Soci al Aspect and Institution Capacity

Building (Proposal to JICA)

Team Leader and Environmentalist Aug 2009

“9 Pearl” Elementary School in Bandung

Team Leader and Architect 2003

Propos al 99’ers Radio School (Proposal)

Team Leader and Architect 2003

Under Jurong Consultants Pt e Ltd.

Preliminary Study and Brief Development C oncept of QEZ3, Petrochemical Complex, Qatar

Planner 2007 to 2008

Dera Bassi Detailed Master Plan, Greater Mohali Area, Punjab, India

Planner 2007 to 2008

Libya Africa Economic City Planner 2007 to 2008

Wonogiri Indus trial Park, Indonesia (Guanxi State Far m - Biofuel Plant)

Planner 2007 to 2008

Master Plan An Tay Industrial Servic e Centre

Planner 2007

Master Plan Zhangzhou Waterfront

City, Chi na

Assistant Planner 2006-2007

Master Plan AMRL Internati onal Tech City, T amil Nadu, India

Assistant Planner 2007

W ith MSc Environmental Management Program

“Neotiewpia” Ec o Village Mas ter Plan in Kranji Singapore

Planner & Environmentalist 2006

Under SJP Engineering

BTC Café Junior Architect 2004

Kopomas Fac tor y Junior Architect 2004

Private Houses Bandung Junior Architect, Design Development

2003 – 2004

Under PT. Trinitas Buan a Utama

Rental Houses in Bandung Studi o Coordinator 2002 – 2003

Bukit Resi k Exclusi ve Aparment Studi o Coordinator 2002 – 2003

Site Pl an “S. Par man” Elite Housing

Studi o Coordinator 2002

Under PT. Imesco Dito

Private Houses i n Jakarta Junior Architect 2002

Freelance Project

Cibangkong Low Cost H ousing, Bandung Indonesia

Final Year Student 2001

Page 46: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

46

Name of Project Position Year

Design Development of KARANG SETRA Hotel, Spa and Cot tages,

Bandung Indonesia under Cipta Bina Sarana

Junior Architect, Design Development

2001

Master Plan of Cipulir Housing Site

Plan, J akarta under Prof Ir. Danisworo

Junior Architect 2001

VI. Awards, Prestige, Activities, and Publication

Awards/ Prestig e

Best Dissertation Prizes from Shell, MEM National Uni versity of Singapore, 2006-2007

Shell Grant Bursar y Holder in MEM National Uni versity of Si ngapore, 2005-2006

Second Champion of Design Competition of Infor mal Traders Stand held by The Municipal\ Government of Kota Bandung, Praksis dan IMA-Gunadharma IT B Year 2001

Activities Bandung Independent Living Center (B ILIC)

2003 - 2004 : Vol untary Attendant for Difabl e (Disable) Person

2003 : Coordi nator Research T eam in Accessibility Issue for Difable (Disabl e) Person in Several Location in Bandung

Forum Gelar Kota Bandung (City Devel opment Discussion Forum)

2002 : F orum Gel ar Kota Secretariat

2001 : J uni or Researcher

Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadhar ma IT B (Gunadhar ma Student Uni on of Architecture Department of ITB)

2001 Member of Legislative Bodies of IMA - Gunadharma

Member of Sus tainable Human Settlement Discussi on Group

Coordinator of TOR T eam of Sustainable Human Settl ement Seminar

1999 – 2000 Coordinator of Gradasi (Architecture Bulletin of IMA-G)

OSIS SMAK I BPK Penabur (Student Union of BPK Penabur Senior High School)

OSIS SMP St Aloysius (Student Uni on of St Al oysius Junior High School)

Publication s Integration of Sustainable Pl anni ng Policy and D esign of Low-Cost Apartment , in the Context of Sustai nable Urban Development, National Seminar of Low-Cost Apartment, Maranatha University, Bandung, Indonesia, 2009.

Bamboos as Sus tainabl e and Affordable Material for Housing as one of alternatife material o f Low-Cost Apartment, Nati onal Seminar of Low-Cost Apartment, Maranatha U niversity, Bandung, Indonesi a, 2009.

Guidelines for Developing Polder System in Indonesia, Agenc y for Research and Development , Institu te of Water Resources, Ministr y of Public Wor ks, Republic of Indonesia, 2008-2009.

Developi ng a Landscape Evaluation Tool for Developing Countries, Cas e S tudies Bi ntan Island, Indonesi a, MSc Environment M anagement Program, National Uni versity of Singapore (Bes t Dissertation Award)

Report of Res earch in Acc essibilit y Iss ue for Difable (Disable) Person in Several Location in Bandung

Reports of Bandung Urban Discussi on Forum on Urban Solid Waste Management , January 2002.

Reports of Bandung Urban Discussi on Forum in Housing Needs, August 2001.

Thesis of Design Studio, Cas e of Low Economy Flat for Cibang kong Village, Bandung, Indonesia (Kelurahan Cibang kong), Theme Pat tern Language Arc hitecture

Semi nar Report of Housing Devel opment Based on Low Ec onomy People.

1 Kuswartojo T dkk., Perumahan dan Permukiman Indonesia, Peneribit ITB, Bandung 2005

2 A. Hermanto Dardak and Dr Poerwo, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Departemen PU, (2007),

Sosialisasi Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 3 Ibid.

Page 47: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

47

4 http://www.bnpb.go.id/website/index.php?option=com_content&task=v iew&id=2101

http://geospasial.bnpb.go.id/category/peta-tematik/statistik-bencana/

5 Ibid. 6 Ibid.

7 Ibid.

8 CIESIN, Columbia University (2007), http://sedac.ciesin.columbia.edu/gpw/lecz.jsp

9 Dinas PU Provinsi DKI Jakarta (2008), Materi Presentasi Banjir Jakarta 2007

10 Ibid.

11 Ibid.

12 Forum Masy arakat Peduli Lingkungan Pluit, Dokumentasi Banjir 2008

13 http://www.kas.de/upload/dokumente/megacities/VulnerabilityofGloballCities.pdf 14

www.dgtl.esdm.go.id/index.php?option=com_docman&task..

BPS Surabay a, Surabay a Dalam Angka 2007 15

BPS Surabaya, Surabaya Dalam Angka 2007 16

http://digilib-ampl.net/detail/detail.php?row=3&tp=artikel&ktg=banjirluar&kd_link=&kode=2186 17

http://www.sury a.co.id/2009/02/02/surabay a-raya-hujan-terus-menerus-sampai-selasa-dini-hari.html 18

Op.cit. 16. 19 Op.cit. 16.

20 Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2008), Laporan Akhir Evaluasi Pelaksanaan

Pembangunan Surabay a Drainage Master Plan (SDMP) 2018 Kota Surabaya 21

Ibid. 22

http://ciptakarya.pu.go.id/prof il/prof il/barat/jatim/surabaya.pdf

http://www.dirgantara-

lapan.or.id/moklim/publikasi/2006/Periode%20Curah%20%20Hujan%20Dominan.pdf

http://digilib-ampl.net/detail/detail.php?row=3&tp=artikel&ktg=banjirluar&kd_link=&kode=2186

http://potensidaerah.ugm.ac.id/data/Keadaan%20Umum%20Daerah%20Jawa%20Timur.doc

www.dgtl.esdm.go.id/index.php?option=com_docman&task..

http://www.docstoc.com/docs/26130687/Kenaikan-muka-air-laut-akibat-efek-dari-pemanasan-bumi

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbsi-gdl-s1-2005-mochamadru-1446 23

http://www.lib.utexas.edu/maps/indonesia.html 24

Op.cit. 20.

25 Op.cit. 20. 26 McHarg I. (1992), Design With Nature, John Wileys & Sons, Inc, New Y ork.

McHarg I. (1998), Steiner Frederick R. (ed) To Heal the Earth, Selected Writings of Ian L. McHarg,

Island Press, Washington D.C. 27

A. Hermanto Dardak and Dr Poerwo, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Departemen PU, (2007),

Sosialisasi Undang-Undang No. 26 Tahun 2007

Indonesian Ministries of Public W orks and the Netherlands Ministries of Transport, Public Works and

W ater Management, and of Spatial Planning, Housing and Environment, Partners for Water,

Rijkswaterstaat.(2009), Guidelines on Urban Polder Dev elopment 28

McHarg I. (1992), Design With Nature, John Wileys & Sons, Inc, New Y ork

Rossiter D.C. (1994), Lecture Notes “Land Ev aluation”, Cornell University, College of Agriculture and

Lif e Sciences, Department of Soil, Crop, and Atmospheric Sciences.

Page 48: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

48

Tanuwidjaja G. (2006), Pengembangan Perangkat Ev aluasi Lahan (Alit) Untuk Negara-Negara

Berkembang, Dengan Studi Kasus Pulau Bintan, Indonesia. Ringkasan Disertasi Master of Science

Environmental Management, National Univ ersity of Singapore. 29 CK-Net Indonesia (2007), Work Program of ToT IWRM & Climate Change

30 http://www.lowimpactdev elopment.org/

http://www.epa.gov/owow/nps/lid/

http://www.lid-stormwater.net/ 31

Public Utilit ies Board, Singapore (2007), Material of Singapore Water Resource Management Training

f or Senior Expert of Developing Countries 32 http://www.pub.gov.sg/about/Pages/default.aspx

33 Op.cit. 31. 34

Op.cit. 31. 35

http://www.ura.gov.sg/conceptplan2001/ 36

Ibid. 37

Op.cit. 31. 38

http://www.jtc.gov.sg/industrycluster/pages/index.aspx 39

Op.cit. 31. 40 Op.cit. 31.

41 Op.cit. 31. 42

Op.cit. 31. 43

Op.cit. 31. 44

Op.cit. 31. 45

Op.cit. 31. 46

Op.cit. 31. 47 Op.cit. 31.

48 http://en.wikipedia.org/wiki/Netherlands

"Milieurekeningen 2008". Centraal Bureau voor de Statistiek.

http://www.cbs.nl/NR/rdonly res/D2CE63F9-D210-4006-B68B-98BE079EA9B6/0/2008c167pub.pdf.

diakses pada 2010-02-04.

http://www.eupedia.com/netherlands/trivia.shtml

Zuiderzee floods (Netherlands history ). Britannica Online Encyclopedia.

"Kerngegevens gemeente W ieringermeer". www.sdu.nl.

http://www.sdu.nl/staatscourant/gemeentes/gem533nh.htm. diakses pada 2008-01-21.

"Kerngegevens procincie Flevoland". www.sdu.nl.

http://www.sdu.nl/staatscourant/PROVINCIES/flev oland.htm. diakses pada 2008-01-21. 49

Ibid. 50

http://en.wikipedia.org/wiki/Netherlands

Nickerson, Colin (2005-12-05). "Netherlands relinquishes some of itself to the waters". Boston Globe.

http://www.boston.com/news/world/europe/articles/2005/12/05/holland_goes_beyond_holding_back

_the_tide/. Diakses pada 2007-10-10.

Olsthoorn, A.A.; Richard S.J. Tol (February 2001). "Floods, f lood management and climate change in

The Netherlands". Institute for Environmental Studies (Institute f or Env ironmental Studies, Vrije

Universiteit). http://de.scientif iccommons.org/16816958. Diakses pada 2007-10-10.

Page 49: 20100318 - Integrasi Tata Ruang Dan Tata Air Untuk Mengurangi Banjir Di Surabaya - Small Pic

49

Tol, Richard S. J.; Nicolien van der Grijp, Alexander A. Olsthoorn, Peter E. v an der Werff (2003).

"Adapting to Climate: A Case Study on Riv erine Flood Risks in the Netherlands". Risk Analysis

(Blackwell-Synergy ) 23 (3): 575–583. doi:10.1111/1539-6924.00338. http://www.blackwell-

sy nergy.com/doi/abs/10.1111/1539-6924.00338. Diakses pada 2007-10-10.

51 http://www.lif e-m3.eu/index.php?id=11148

52 http://www.safecoast.org/editor/databank/File/f older%20engels%20def %201%20febr07.pdf

53 Op.cit. 50.

54 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR), Badan Penelitian dan

Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum (2007), Laporan Akhir Kegiatan Pengembangan

Teknologi Pengendalian Banjir Perkotaan Menuju W aterf ront City

dan

Indonesian Ministries of Public W orks and the Netherlands Ministries of Transport, Public Works and

W ater Management, and of Spatial Planning, Housing and Environment, Partners for Water,

Rijkswaterstaat, and UNESCO-IHE (2009), Guidelines on Urban Polder Development 55

Ibid. 56

Ibid. 57

Ibid. 58 Ibid.

59 Ibid. 60

Ibid. 61

Ibid. 62

Ibid. 63

Ibid.