20091231 seminar rtrw bandung

Download 20091231 seminar rtrw bandung

If you can't read please download the document

Upload: ramadhani-pratama

Post on 21-Jun-2015

1.776 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

  • 1. DAFTAR ISI1.1Latar Belakang L t B l k2. Identifikasi persoalan3. Isu Strategis4. Tujuan, Kebijakan & Strategi ujua , eb ja a St ateg5. Rencana Struktur Ruang Sistem Pusat Pelayanan Kota y Rencana sistem prasarana (sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi/kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan prasarana sumber daya air kota sistem penyediaan bersih sistem kota,bersih, pengelolaan air limbah kota, sistem persampahan kota, sistem drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki ruang evakuasi bencana) kaki,6. Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang Ruang terbuka hijau Peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal

2. 7. Penetapan Kawasan Strategis8.8 Arahan Pemanfaatan Ruang9. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan RuangLATAR BELAKANG1 3. Dasar H k m Hukum Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan PropinsiJawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Himpunan Lembaran Negara Tahun 1950). Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun1960 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043). Undang-undang NU d dNomor 11 T hTahun 1974 t ttentang PPengairan (L bi(Lembaran N Negara T hTahun 1974 NNomor 65 65,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046). Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 04 Tahun 1986 tentang PenyidikPegawai Negeri Sipil yang melakukan Penyidikan terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah yang memuatSanksi/Ancaman Pidana.S k i/A Pid Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat IIBandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 34,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3358). Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3445). Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 27,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470). Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3527). Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran NegaraTahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529). Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk danTata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3660). Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3776). Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 14 Tahun 1998 tentang Bangunan diWilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor3851).3851) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (LembaranNegara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838). Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 01 Tahun 2000 tentang Tata CaraPembuatan, Perubahan, Pencabutan dan Pengundangan Peraturan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan RuangWilayah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3934). Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi g ggpsebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor3952). Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2001 tentang Kewenangan Daerah Kota Bandung sebagaiDaerah Otonom. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas PenyelenggaraanPemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090). Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaran Negara Tahun 2001Nomor 128, Tambahan Lembaran 1Negara Nomor 4146). Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 143,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4156). Undang-undang NU dd Nomor 28 T hTahun 2002 t ttentang BBangunan G d Gedung (L b (Lembaran N Negara T hTahun 2002 NNomor134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247). Dasar H k D Hukum 4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang undangUndang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132132,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444) Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2006 tentang Pemekaran dan Pembentukan Wilayah Kerja Kecamatan danKelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501). Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2008 Tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang KawasanBandung Utara Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Perhubungan di KotaBandung Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2006 tentangg gPemekaran dan Pembentukan Wilayah Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka PanjangDaerah (Rpjpd) Tahun 2005 2025. Undang UndangUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4833); Undang-undangUndang undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Jalan Tol Dasar H k D Hukum Rujukan R j kan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya. Peraturan Menteri Dalam Negeri 01/2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2008 tentang Pedoman perencanaan kawasan perkotaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan PemanfaatanRuang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalamPenetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana TataRuang Wilayah Kabupaten/Kota. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata RuangWilayah Kota Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda 1 Tahun 2008 tentangPengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara 5. Profil Wilayah Kota Wila ah Kota Bandung terletak dibagian tengah Cekungan Bandung, yang mempunyaidimensi luas 233.000 Ha dan dilewati oleh 15 sungai sepanjang 265,05 km Kota Bandung dalam sistem perkotaan Nasional ditetapkan sebagai bagian dariPusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan Perkotaan Bandung Raya. Direncanakansebagai kawasan budidaya. Dimana kawasan budi daya tersebut diuraikan ke dalamkawasan andalan yaitu kawasan yang memiliki nilai strategis nasional . Kota Bandung dalam sistem perkotaan RTRWP Jawa Barat termasuk ke dalamPKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya. Kota Bandung ditetapkan sebagai bagiandari PKNp dengan kegiatan utama p p ggperdagangan dan jg gjasa, industri kreatif dan high- ,gtech, pariwisata, dan transportasi Pada tahun 2030 mendatang jumlah penduduk Kota Bandung (menurut proyeksi)akan mencapai 4.093.256 jiwa. Potensi Bencana Alam: (1) Letusan Gunung Berapi, (2) Gempa, (3) Banjir dan (4)KebakaranProfil Wilayah K tP fil Wilh Kota 6. Potensi SDA: Air baku sebesar 802 l/detik kapasitas air bersih yang belumtermanfaatkant f tkPotensi yang belum IPA Kapasitas Produksitermanfaatkan Badak Singa 18001400 400 Miniplant cibereum 40400 Miniplant i Mi i l t cipanjalu j l2010 10 Miniplant cirateun 5 23 Dago Pakar600 6000 Miniplant Dago Pakar 604020 Sumur Air Dalam 170 13040 Air Tanah/Sumur Bor / 500 171329 Total802 Ekonomi kota: Pada tahun P d t h 2002 nilai produktivitas ekonomi l h (b t ) K t B d il i d kti it ki lahan (bruto) Kota Bandung adalah R 126d l h Rp.126 milyar per km2 dan terus mengalami peningkatan, hingga tahun 2007 mencapai Rp.307 milyar per km2. Secara umum sektor ekonomi Kota Bandung terbagi menjadi 3 sektor yaitu sektor basis umum, ekonomi, ekonomi lokal dan sektor informal. Sebagian besar penduduk Kota Bandung, lokal maupun pendatang, terlibat dalam sektor perdagangan baik formal maupun informal terutama sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL).Profil Wilayah K tP fil Wilh Kota Isu Is StrategisPeran dan fungsi kotaMuncul peran dan fungsi baru Kota Bandung sebagai kota kreatif (creative city)Struktur ruang kotaDengan proyeksi penduduk 20 tahun mendatang, sebesar 4 juta jiwa maka kebutuhan mendatang jiwa,pusat pelayanan akan bertambah baik pusat pelayanan kota maupun sub pusatpelayanan kotaPola ruang kotaDengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh Kota Bandung makapengembangan kota diarahkan untuk menjadi kota yang kompak (compact city) yangdilengkapi dengan RTH sebesar 30%Pelestarian kawasan dan bangunanRuang publikUntuk menjamin sejarah (masa lalu), serta identitas dan karakter kota,kawasan dan bangunan unik dan bersejarah perlu tetap dilestarikanFasilitas publikPerkembangan pg penduduk y g p yang pesat membutuhkan p peningkatan ruang p g g publik ((kuantitasdan kualitas) 7. Sistem transportasiKota yang berkelanjutan harus ditunjang pula dengan sistem transportasi yangberkelanjutan. Penyediaan sistem transportasi yang jelas, terarah, aman, nyamandan terjangkau akan membuat ki j k i t sosial ekonomi masyarakat semakind t j k k b t kinerja kegiatan i l ki k t kibaik, produktif dan berkelanjutan.Ketersediaan infrastrukturDengan meningkatnya jumlah penduduk, maka Kota Bandung harus menyediakaninfrastruktur yang memadai bagi warganya. Penyediaan infrastuktur yang ramahlingkungan (green infrastucture), dan pengembangan pola kemitraan dalampenyediaan infrastruktur tersebut. Dengan kerterbatasan sumberdaya maka indikasi fprogram, prioritas, dan pembiayaannya harus jelas.Pengendalian pembangunanUntuk menjamin terwujudnya kualitas, kinerja dan tampilan kota yang direncanakan,maka harus tersedia prosedur dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yangjelas, lengkap, efektif dan dilaksanakan dengan konsistenKependudukanPertumbuhan penduduk > daya dukung/ daya tampung kota Isu St t i I Strategis TUJUAN, TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI 4 8. 4.1 Visi, Misi dan Tujuan Penataan RuangVisi Pembangunan Kota Bandung adalah sebagaii K t BERMARTABATVi i P b K t B d d l h bKotaUntuk mewujudkan visi, maka arahan penataan ruang wilayah akan ditujukan untuk visimelaksanakan misi :1. meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan religius2. mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing3. mengembangkan kehidupan sosial budaya kota y g kreatif, berkesadaran tinggi serta g g pyyang ,gg berhati nurani4. meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota5. meningkatkan kinerja pemerintah kota yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan6. mengembangkan sistem pembiayaan kota terpadu (melalui pembiayaan pembangunan yang melibatkan pemerintah, swasta d masyarakat)lib tk i t ht dan k t)Tujuan Umum Penataan Ruang , adalah menciptakan ruang kota yangaman, nyaman, produktif dan berkelanjutanTujuan Khusus Penataan Ruang Kota Bandung adalah :a) M i t k struktur ruang yang efektif d efisien d l ) Menciptakan t ktf ktif dan fi i dalam memberikan peayanan kepada masyarakat.b) Menyerasikan kawasan lindung dan budidaya yang seimbang dan berkelanjutan.c) Menyediakan pelayanan prasarana dan sarana kota yang merata dan berkualitas.d) Menyediakan ruang publik yang aman, nyaman dan efektif.e) Mengendalikan pemanfaatan ruang secara tegas dan teratah. 9. 4.2.4 2 Kebijakan Perencanaan Tata RuangKebijakan perencanaan tata ruang mencakup kebijakan struktur tata ruang, polaruangpemanfaatan ruang, serta prasarana dan sarana kota.A. Struktur Tata RuangA St kt T t R1. Mengembangkan dua / tiga pusat pelayanan kota untuk wilayah Bandung Barat dan wilayah Bandung Timur.2. Membagi wilayah kota menjadi delapan subwilayah pengembangan (SWP), masing-masing dilayani oleh satu subpusat pelayanan kota .3. Mengembangkan subpusat kota dan pusat-pusat lingkungan secara merata.4. Menata fungsii d struktur jjaringan jjalan yang serasii d4 M t f dan t kt ildengan sebaran fb fungsii k i t primer dkegiatan i dan sekunder.5. Mengembangkan sistem transportasi yang berbasis pada transportasi publik.6. Mengarahkan perkembangan d memprioritaskan pengembangan k t k wilayah B d6 Mhk k bdani it kb kota ke il h Bandung TiTimur (SWP Ujungberung dan Gedebage).7. Mengendalikan pembangunan di wilayah Bandung barat8.8 Membatasi perkembangan di wilayah Bandung Utara Utara.B. Sistem Transportasi KotaPrasarana1. Memelihara serta menegaskan kembali fungsi dan hirarki jalan;2. Meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan, pengelolaan lalu lintas serta menghilangkan gangguan sisi jalan;3. Menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terintegrasi dengan pusat-pusat kegiatan;4. Mengembangkan sistem terminal dalam kota serta pembangunan terminal di batas kota g g p g dengan penetapan lokasi yang dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah yang berbatasan;5. Meningkatkan kapasitas pelayanan Bandara Husein Sastranegara sampai terbangun dan berfungsinya bandara pengganti;6. Meningkatkan keamanan jaringan serta perlintasan rel kereta api.Angkutan UmumMengembangkan sistem transportasi yang berbasis pada transportasi publik. g gp y g p p p 10. InvestasiMembuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan masyarakat dalammenyediakan prasarana dan sarana transportasiKelembagaanMembentuk dewan transportasi kota untuk mengawasi dan mengendalikan sistemtransportasi kota C. C Pola Pemanfaatan Ruang 1. Mengarahkan dan memprioritaskan perkembangan ke wilayah Bandung Timur; 2. Mengendalikan perkembangan di wilayah Bandung Barat; 3. Membatasi pembangunan di wilayah Bandung Utara.p gyg 11. 4.3 Kebijakan Prasarana Kota 1. Kebijakan prasarana air baku dan air bersih.Pengembangan prasarana air baku dan air bersih dilakukan dengan mewujudkan keseimbanganketersediaan air pada musim hujan dan kemarau; serta peningkatan kualitas, kuantitas, dan efisiensip ypelayanan air bersih. 2. Kebijakan prasarana air limbah.a.a Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana air limbahlimbah.b. Meningkatkan kualitas pengelolaan air limbah berbahaya. 3. Kebijakan 3 K bij k prasarana drainase adalah meningkatkan pelayanan prasarana d i d i d l hi k tkl drainase d l rangka dalam k mengatasi permasalahan banjir dan genangan. 4. 4 Kebijakan prasarana dan sarana persampahan adalah : Mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)dengan cara pengolahan setempat per-wilayah dengan teknik-teknik yang berwawasan lingkungan. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah.5. Kebijakan sarana pemadam kebakaran adalah mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana pemadam kebakaran kebakaran.6. Kebijakan prasarana dan sarana energi dan telekomunikasi adalah meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan listrik dan telekomunikasi telekomunikasi.7. Kebijakan fasilitas umum dan fasilitas sosial adalah : a. a Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum di pusat-pusat pelayanan kota dan lingkungan sesuaidengan skala pelayanannya. b. Mempertahankan serta memelihara fasilitas sosial dan fasilitas umum yang ada. c. MMengarahkan pengembangan f ilit sosiall dan fasilitas umum b skala k t d wilayah k hkb fasilitas i d f ilitbaru k l kota dan il h kewilayah Bandung Timur. d. Melengkapi fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang di seluruh wilayah kota. e. Menyebarkan dan memeratakan fasilitas sosial dan fasilitas umum dan membatasi fasilitas yangsudah jenuh. f. Mengendalikan dampak negatif dari berbagai fasilitas sosial dan fasilitas umum.gpg g 12. 4.4. Kebijakan Pemanfaatan RuangKebijakan pemanfaatan ruang diwujudkan berdasarkan kebijakan struktur tata ruangdan pola tata ruang, yaitu:1. Menjabarkan dan menyusun tahapan dan prioritas program berdasarkan persoalan mendesak yang harus ditangani, serta antisipasi dan arahan pengembangan masa mendatang.g2. Mendorong kemitraan dan kerjasama dengan swasta dan masyarakat dalam penyediaan p y pelayanan kota dan ppembangunan kota.g3. Menyusun mekanisme dan perangkat insentif untuk mendorong pengembangan kegiatan y g yang sesuai dengan rencana tata ruang.gg4. Menyusun mekanisme dan perangkat disinsenitf untuk mengendalikan perkembangan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. gg4.5. Kebijakan Pengendalian P4 5 K bij k Pd li Pemanfaatan R f t Ruang Pengendalian pemanfaatan ruang mengacu kepada RTRWK, atau rencana yang lebih rinci((RDTRK) yang berlaku, dengan memperhatikan ketentuan, standar teknis, kelengkapan)y gg pg pprasarana, kualitas ruang, dan standar kinerja kegiatan yang ditetapkan. Kebijakan pengendalian pemanfaatan ini meliputi kebijakan mekanisme perijinanperijinan,pengawasan dan penertiban. 13. RENCANA STRUKTUR RUANG 5 5.1 Sistem P 5 1 Si t Pusat P lt Pelayanan K tKota 14. PUSAT KOTAAlun-Alun GedebageSubpusat Wilayah Pengembangan WP WP Bojonagara Cibeunying WPWPUjungberung 1Uj bUjungberung 2Alun-Alun-Alun WPWP Gedebage Tegalega KareesWP Gedebage 1WP Gedebage 2 15. struktur ruang kotapengembangan pusat primer Gedebage stadion olahraga gedebage 16. Pertimbangan: 1 pusat pelayanan kota melayani 1-1,5 juta penduduk 1 subpusat pelayanan kota melayani 480 000-500 000 penduduk480.000 500.000 Dari 6 subpusat pelayanan kota saat ini, Ujungberung dan Gedebage sudahhampir melewati batas pelayananpelayanan. Proyeksi penduduk 2029 mencapai 4.029.824 jiwaRencana:Membagi Kota Bandung menjadi 3 pusat pelayanan kota dengan 6 subpusat pelayanan kota, atau 2 pusat pelayanan k t d t l kota dengan 8 subpusat pelayanan k t b t lkota(pemekaran dari Ujungberung dan Gedebage) 17. JumlahSubpusatCakupanPendudukPelayanan KotaHirarki PusatPelayanan (jiwa) 20082029 Pusat Pelayanan Kota1.500.000 22 1.000.000 34 Subpusat Pelayanan480.00068 Kota Pusat Lingkungan120.00025 34 (Kecamatan)5.2 Kegiatan Fungsional KotaPusat Pelayanan KotaSubpusat Pelayanan KotaPemerintahan Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Pusat pemerintahan Kota Bandung((Kawasan Gedung Sate dan sekitarnya)g y )( (Kawasan Balai Kota Bandung dang Kawasan perkantoran Jl. Kawaluyaan sekitarnya) Kawasan perkantoran Jl. Asia AfrikaHankamKomplek militer Kodam SiliwangiKomersial Kawasan Alun-alun dan sekitarnya Kawasan komersial dan perdagangan eceran Kawasan Cibaduyutdi beberapa ruas jalan utama Kawasan Cihampelasp Kawasan Gedebage Kawasan Factory Outlet Dago danR.E.Martadinata Kawasan Perdagangan Pasar Induk CaringinPendidikanKawasan pendidikan tinggi Jl. Ganesha, Dipatiukur,Tamansari, P.H.H.MustofaIndustriKomplek industri PT Dirgantara Indonesia, PT Kawasan industri kreatiffPindad, sekitar Jl. Surapati-Cicaheum.RekreasiKawasan rekreasi Kebun Binatang Bandung danKawasan rekreasi Taman Lalu Lintas, Gasibu,TahuraTh Tegallega, P l t T ll PunclutTransportasi Stasiun kereta api Kebon Kawung dan Gede Bage Bandara Husein Sastranegara Terminal Terpadu Gedebage 18. Kegiatan FungsionalKegiatan Fungsional Pusat Pemerintahan Kompleks Hankam Industri (PT DI, Pindad) Bandara Husein Stasiun KA Terminal Kawasan Komersial Pusat Kota Perdagangan Grosir Perguruan Tinggi R Rumah S kit h Sakit 5.3 Rencana Si t 53R Sistem PrasaranaP 19. 5.3a Sistem Transportasi KotaKonsep PKPerencanaan Sistem Kegiatan Mempertimbangkan konektivitas antar pusat-pusat kegiatan dalam konteks regional, seperti PKN (Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), d Wil h) dan PKL (P t Kegiatan Lokal) (Pusat K i t L k l) Mempertimbangkan konektivitas antar pusat-pusat kegiatan dalam konteks internal kota, seperti pusat kegiatan fungsi primer dan fungsi sekunderg g g Sistem Jaringan Struktur jaringan primer yang menghubungkan menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokalnasional,wilayah sampai ke pusat kegiatan lingkungan Struktur jaringan sekunder yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai f ngsi primer f ngsi sek nder kesat f ngsi sek nderang memp n ai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil 20. Konsep PKPerencanaan SiSistem Pergerakan Pk Membatasi pergerakan dan penggunaan kendaraan pribadi ke arah pusat kota melaluii b b i strategii TDM (T l l berbagai t t (Transportation D t ti Demand Management) yang dMt) relevan, misalnya: Park and Ride Pricing/Tax Pedestrian Zone Parking Management pemberlakuan tarif parkir progresif di kawasan komersialpusat kota Alternative mode Monorail Mengarahkan pergerakan ke bagian timur Kota Bandung Mengakomodasi pergerakan dari arah luar kota M Manajemen Si t j Sistem TTransportasit i Intelligent transportation system Zonasi ruangTransit f ili i and servicesTi facilities d i Urban DesignPenambahan atau Pelebaran jaringan jalan Mixed Use Restrukturisasi fungsi dan status jalan Densifikasi ruang (density)Pengaturan lalu lintasSumber:Meyer and Miller, 2001Miller Pricing, Tax Pricing Pergeseran waktu dan rute Parking managementPengadaan alternatif moda (Buspool, Carpool, dll)Park and ridePedestrian zone 21. Rencana St kt J i R Struktur Jaringan P i Primer Prinsip pengembangan jaringan jalan Arteri Primer: menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatannasional (PKN) atau antara pusat kegiatan nasional (PKN)dengan pusat kegiatan wilayah (PKW) Prinsip pengembangan jaringan jalan Kolektor Primer: menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan wilayah (PKW)dan pusat kegiatan lokal (PKL) dan atau kawasan-kawasanberskala kecilRencana Struktur Jaringan Primerg Jalan arteri primer yangmenghubungkan PKN Bandungdengan PKW Sumedang dan PKWPKL Cianjur Subang Jalan kolektor primer yangmenghubungkan PKN Bandung PKLdengan PKL Subang, PKL Cileunyi, Cileunyi yPKL Majalaya, PKL Ciparay, PKLPengalengan, dan PKL Ci idP l dCiwideyPKLPKLMajalaya CiparayPKL PKL Pengalengan Ciwidey 22. Rencana St kt J iR Struktur Jaringan P iPrimer PKN Bandung: Bandara Husein Sastranegara, Terminal SastranegaraTipe A (Terminal Cicaheum, Terminal Leuwipanjang, danTerminal GGedebage) dilalui oleh jalan arteri primer ) Jadi, perlu restrukturisasi jaringan jalan arteri primer, yaitu: Jalan Rajawali (Elang) dan Jalan L.U Abdurahman Saleh (Nurtanio) menuju bandara Jalan Rumah Sakit dan Jalan Gedebage menuju Terminal GedebageRencana St kt J iR Struktur Jaringan P iPrimerKoridor primer 2: Jalan Rajawali (Jalan Elang)-JalanNurtanio angN rtanio yang mengakses Bandara H ssein Sastranegara HusseinKoridor primer 3: Jalan Sindanglaya-Jalan Ujung Berung- Jalan Cipadung yang mengakses ke Terminal CicaheumKoridor primer 4: Jalan Rumah Sakit-JalanGedebage yang mengakses ke Terminal GedebageKoridor primer 1: Jalan Cibeureum Jalan Sudirman - JalanSoekarno Hatta Jalan Cibiru yang melintasi terminal Leuwi Panjang 23. Rencana St kt J iR Struktur Jaringan S k dSekunder P i i pengembangan jjaringan jjalan A t iPrinsip bil ArteriSekunder: menghubungkan : kawasan primer dengan kawasan sekunder antar kawasan sekunder jalan arteri/kolektor primer dengan kawasan sekunder Prinsip pengembangan jaringan jalan KolektorSekunder:S k d menghubungkan antar kawasan sekunderRencana St kt J iR Struktur Jaringan S k dSekunder 24. Rencana PR Pengembangan TbTerminal i l Prinsip pengembangan terminal tipe A t l t k d l jjaringan tterletak dalam i trayek antar k t antar propinsii d / t angkutan llalu li tk t kota ti dan/atau k tl lintas batas negara; terletak di jalan arteri; jjarak antara d t i l penumpang ti A sekurang-kurangnya 20 k k t dua terminal tipe A, k k km; luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha untuk terminal. Prinsip p gp pengembangan terminal tipe B gp terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi; terletak di jalan arteri atau kolektor; jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 15 km; tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 Ha untuk terminal. Prinsip pengembangan terminal tipe C terletak di dalam wilayah Kabupaten/Kota dan dalam jaringan trayek pedesaan; terletak di jalan kolektor atau lokal; tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutanRencana Pengembangan Terminal g g TBTCTC TA TC TB TC TC TBTC TBTA TA TBTC 25. Rencana Struktur Jaringan Rel dangStasiun Konsep Jaringan dan Stasiun Mengakomodasi pergerakan dari berbagai arah luar kota bandung menuju pusat k t b d b djt kota bandung d mendistribusikandan di t ib ik pergerakan ke arah timur Kota Bandung Meningkatkan pergerakan internal di bagian timur Kota Bandung Membatasi penggunaan kendaraan pribadi di pusat kota melalui alternative mode: monorail Menghubungkan pusat-pusat kegiatan primer dan sekunder secara optimal Mengoptimalkan peran titik-titik stasiun eksisting sebagai pengumpul dan distribusi pergerakanRencana Struktur Jaringan Rel dangStasiunMengaktifkan kembali jaringan rel yang menghubungkan pusat kota dengan arahselatan Kota Bandung, yaitu jaringan rel dari arah Ciwidey ri Sa ngnju Targoan tin JaNGGRA nggKAuh UNon ko k LAteNGrndke egungpa g NDarmaeo ba pu LE ba DA diida acah ekyo nc in der urdoCABAdi arkummmro PA RaHaGeAn Ga Ki Ci Ci Ci Ci CiCI tloKo uh kyeeuDagpa yy en ra ala pamajPa Ci MJalur ganda : operasiJalur tunggal : operasi anJalur non-operasinon operasi arnjBaganreSo bumJasirPa y de wi Ci 26. Rencana Sk R Skema J i Jaringan MMonorell Konsep pengembangan jaringan Tipe straddle-beam dimana kereta berjalan di atas rel Pada jalan yang minimal memiliki median jalan agar tidakmengganggu lalu lintas Pada lebar jalan y g minimal mendukung lebar sepur ( j yangg p (trackgauge) 1435 mm dan lebar monorail yaitu 3,14 m Jarak antar tiang penyangga rel minimal 20 m Konsep penetapan stasiun Jarak antar stasiun berkisar antara 250 m s/d 1000 m, semakinbanyak stasiun yang dikembangkan maka semakin banyak areapelayananl Terintegrasi dengan kawasan-kawasan permukiman Stasiun utama berada di sekitar fungsi kegiatan primer dansekunder kota Rencana Skema Jaringan Monorelg Konsep pengembangan monorel di bagian barat Kota Bandung bertujuan membatasipergerakan dengan kendaraan pribadi dan mengakomodasi pergerakan dari arah Kopo,Cimahi, dan Kabupaten Bandung B tCi hi d K b t B dBarat Konseppengembanganmonorell dibagian timurKota Bandungbertujuanmeningkatkanp gpergerakan kearah timur danmeningkatkanpergerakaninternal bagiantimur KotaBandung 27. sistem transportasi Pengembangan monorail untuk pergerakan internal kota53sistem transportasi Peningkatan fungsi jalan jalan yang menghubungkan ke arah jalan-jalanpusat WP dan pusat primer Pengembangan strategi manajemen permintaan transportasi: Road pricing di kawasan CBD p g Park and ride di kawasan CBD Pedestrian way54 28. Alternatif Manajemen Sistem Kegiatan(Guna Lahan) Perwujudan pola ruang kota yang mengutamakan penatagunaan lahan campuran,khususnya di kawasan-kawasan primer maupun sekunder semakin mixed usessemakin efisien pergerakan Pembatasan fungsi-fungsi kegiatan yang meningkatkan jumlah bangkitan dantarikan pergerakan tinggi pada zona-zona pergerakan (kelurahan) yang memilikijumlah bangkitan dan tarikan pergerakan tinggi yaitu:tinggi, Kecamatan Batununggal Kecamatan Kiaracondong Kecamatan Ujungberung Kecamatan Sukajadi Kecamatan Cibiru Kecamatan Arcamanik Kecamatan Bandungkidul Kecamatan Margacinta Kecamatan CicadasRencana PR Pengembangan St t i TDMbStrategi Penetapan Tarif Parkir Progresif pada kawasan komersial, terutama di jalan: Oto Iskandardinata Dewi Sartika Pungkur Jend. Ahmad Yani Lengkong Kecil Gardu Jati ABC Banceuy Naripan Karapitan Dalem Kaum Kepatihan Cikapundung Baratpg Cikapundung Timur Astana Anyar Suniaraja Kebon Jati Pengembangan road pricing di jalan sekitar pusat kota, seperti jalan: Sudirman Asia Afrika Dalem Kaum Cibadak Karang Anyar Kepatihan Dewi Sartika 29. Rencana PR Pengembangan B dbBandara Ud Udara Penambahan penerbangan internasional yaitu:internasional, Rute Bandung Singapura oleh Garuda Indonesia Rute Bandung Bangkok Singapura oleh Air Asia Rute Bandung Singapura oleh Silk Air Rute Bandung Kualalumpur oleh Malaysian Airlines g p y Perpanjangan runway dan pemangkasan Gunung Bohong untuk optimalisasi operasional p g pppenerbangan.g Pemangkasan Gunung Bohong dimaksudkan untuk menambah faktor keselamatan operasi penerbangan, terutama pada kondisi cuaca b k seperti cuaca t t d k di iburuk ti berkabut atau terjadi angin pada arah tegak lurus arah pesawat (crosswind). Volume tanah yang akan (crosswind) dipangkas diperkirakan sekitar 1,24 juta m3.5.3b Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan 30. Kebutuhan Energi Listrik per Sektor di Kota Bandung gpgKebutuhan RasioKebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Jumlah ListrikTahunElektri- Listrik Listrik Listrik Listrik Listrik Lain-TotalPenduduk Rumahfikasifik i SosialS i l BisnisBi iPublikP blik Industri I d tillaini Tangga2010 2824642 71,3 1.176.158 102.428656.95377.7041.486.975 42.384 3.542.6032011 2888076 73,3 1.236.304 107.666690.54881.6781.563.016 44.552 3.723.7642012 2951510 75,3 1.297.932 113.033724.97185.7491.640.930 46.772 3.909.3882013 3014944 77,3 1.361.042 118.529760.22289.9191.720.717 49.047 4.099.4752014 3078378 79,3 1.425.634 124.154796.30094.1861.802.378 51.374 4.294.0262015 3141812 81,3 1.491.707 129.908833.20698.5511.885.912 53.755 4.493.0402016 3205246 83,3 1.559.262 135.792870.939 103.0141.971.320 56.190 4.696.5172017 3268680 85,3 1.628.299 141.804909.501 107.5752.058.601 58.677 4.904.4582018 3332114 87,3 1.698.818 147.945948.890 112.2342.147.755 61.219 5.116.8612019 3395548 89,3 1.770.819 154.215989.106 116.9912.238.783 63.813 5.333.7282020 3458982 91,3 1.844.302 160.6151.030.150 121.8462.331.685 66.461 5.555.0582021 3522416 93,3 1.919.266 167.1431.072.022 126.7982.426.459 69.163 5.780.8522022 3585850 95,3 1.995.712 173.8011.114.722 131.8492.523.107 71.918 6.011.1082023 3649284 97,3 2.073.640 180.5871.158.249 136.9972.621.629 74.726 6.245.8282024 3712718 99,3 2.153.050 187.5031.202.604 142.2442.722.024 77.587 6.485.0122025 3776152 1002.205.2732 205 273 192.051192 0511.231.774 1 231 774 145.694 145 6942.788.0482 788 048 79.46979 469 6.642.308 6 642 3082026 3839586100 2.242.318 195.2771.252.466 148.1412.834.883 80.804 6.753.8892027 3903020100 2.279.364 198.5031.273.158 150.5892.881.718 82.139 6.865.4712028 3966454100 2.316.409 201.7291.293.850 153.0362.928.553 83.474 6.977.052202940298881002.353.455 204.956 1.314.542155.483 2.975.38984.809 7.088.634203040933221002.390.500 208.182 1.335.234157.931 3.022.22486.144 7.200.215Solusi untuk skala makro (terkait dengan kurangnya supply energi listrik padajjaringan iinterkoneksii Jit k k Jawa-Bali ) d l h B li )adalah: Mencari alternatif sumber energi baru, seperti air dan angin Pengehematan pemakaian listrikgpPersoalan mikro: Tid k meratanya di t ib i dTidak t distribusi daya di setiap b i k t sehingga t d t areati bagian kota, hiterdapatyang surplus dan ada pula yang defisit. Tidak efisiennya p ggy penggunaan kabel dan ggardu Saluran jaringan listrik seringkali bersinggungan dengan jaringan-jaringanprasarana lain L bih sulitnya proses k t l d pemeliharaan t h d k lit jjaringanLebih lit kontrol dan lih terhadap kualitas iSolusi untuk skala mikro: Perlu adanya rencana tata ruang yang konsisten yang dapat dijadikan acuan olehinstansi sektoral, I t i sektorall hInstansi ktharus memperhatikan rencana t t ruang d l pengembangan h tik tatadalam bprasarana. 31. Kebutuhan GK b t h Gas di K t Bandung Kota B d RasioJumlah Rumah Tahun Jumlah PendudukPemakaian GasKebutuhan Gas (kg) Tangga T(%) 2010 2.824.642501.412.321 728.018.144.724 2011 2.888.076501.444.038 744.367.509.703 2012 2.951.5102 951 510501.475.755 1 475 755 760.716.874.682 760 716 874 682 2013 3.014.944501.507.472 777.066.239.661 2014 3.078.378501.539.189 793.415.604.640 2015 3.141.812501.570.906 809.764.969.618 2016 3.205.246702.243.672 1.156.560.068.436 2017 3.268.680702.288.076 1.179.449.179.406 2018 3.332.114702.332.480 1.202.338.290.377 2019 3.395.548702.376.884 1.225.227.401.347 2020 3.458.982702.421.287 1.248.116.512.317 2021 3.522.416702.465.691 1.271.005.623.288 2022 3.585.850802.868.680 1.478.736.839.152 2023 3.649.284802.919.427 1.504.895.823.118 2024 3.712.718802.970.174 1.531.054.807.084 2025 3.776.152803.020.922 1.557.213.791.050 2026 3.839.586803.071.669 1.583.372.775.016 2027 3.903.020803.122.416 1.609.531.758.982 2028 3.966.454803.173.163 1.635.690.742.948 20294.029.888 80 3.223.9101.661.849.726.915 20304.093.322 80 3.274.6581.688.008.710.8815.3c Sistem Jaringan Telekomunikasi 32. Kebutuhan Jumlah Sambungan Telepon, Telepon Umum, dan STO di Kota Bandung Jumlah Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan STO Kebutuhan STO TahunPendudukJumlah Telepon Umum (maks) (min)(Jiwa)Sambungan 2010 2.824.642 470774 11299 942 282 2011 2.888.0762 888 076 481346 11552 963 289 2012 2.951.510 491918 11806 984 295 2013 3.014.944 502491 120601005 301 2014 3.078.378 513063 123141026 308 2015 3.141.8123 141 812 523635 125671047 314 2016 3.205.246 534208 128211068 321 2017 3.268.680 544780 130751090 327 2018 3.332.114 555352 133281111 333 2019 3.395.5483 395 548 565925 135821132 340 2020 3.458.982 576497 138361153 346 2021 3.522.416 587069 140901174 352 2022 3.585.850 597642 143431195 359 2023 3.649.284 608214 145971216 365 2024 3.712.718 618786 148511238 371 2025 3.776.152 629359 151051259 378 2026 3.839.586 639931 153581280 384 2027 3.903.020 650503 156121301 390 2028 3.966.454 661076 158661322 397 20294.029.888 671648 16120 1343 403 20304.093.322 682220 16373 1364 409 5.3d 5 3d Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air 33. Program pelestarian sumberdaya air meliputi: Pelestarian sumber mata air dan konservasidaerah resapan airair. Penertiban sumber air yang berasal dari sumber airy gtanah dalam, terutama yang digunakan olehindustri.industri5.3e Sistem Penyediaan Air Bersih 34. Permasalahan Jaringan Air BersihPl h J iAi B ih Proyeksi Kebutuhan Air Bersihair bersih Jumlah Penduduk Tahun Menurut Proyeksi (jiwa) l/orang/hari l/hari l/detik 2009 2,761,184120 331,342,080 3,835 2010 2,824,616120 338,953,920 3,92320112,888,0482 888 048 120346,565,760 346 565 760 4,011 4 011 2012 2,951,480120 354,177,600 4,099 2013 3,014,912120 361,789,440 4,187 2014 3,078,344120 369,401,280 4,275 2015 3,141,7763 141 776 125392,722,000 392 722 000 4,545 4 545 2016 3,205,208125 400,651,000 4,637 2017 3,268,640125 408,580,000 4,729 2018 3,332,072125 416,509,000 4,821 2019 3,395,5043 395 504 125424,438,000 424 438 000 4,912 4 912 2020 3,458,936130 449,661,680 5,204 2021 3,522,368130 457,907,840 5,300 2022 3,585,800130 466,154,000 5,395 2023 3,649,232130 474,400,160 5,491 2024 3,712,664130 482,646,320 5,586 2025 3,776,096140 528,653,440 6,119 2026 3,839,528140 537,533,920 6,221 2027 3,902,960140 546,414,400 6,324 2028 3,966,392140 555,294,880 6,427 2029 4,029,824140 564,175,360 6,530 20304,093,256145 593,522,120 6,869 35. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Pk i K b t h Ai B ihJumlah Kebutuhan Air Bersih (l/detik)NoN Jenis FasilitasJ i F ilit2009 20302009 20301 Domestik 3,8356,8692Non-Domestik Fasilitas Pendidikan159345 Fasilitas Peribadatan 51 51Fasilitas Kesehatan74 84Fasilitas Perekonomian88Fasilitas Pariwisata44 49 fasilitas olah raga33 Fasilitas Perkantoran 240355Total Non-Domestik 579896 TOTAL 4,414 4 414 7,765 7 765Kekurangan Kebutuhan K b hSuplaiS l i Tahun pasokan air jumlah (l/dtk)jumlah (l/dtk)jumlah (l/detik) 2007 3,250 2496 754 2009 4,4144 414 24961,9181 918 2030 7,765 24965,269 Perencanaan Perbaikan Prasarana Air Bersih P P b ik PAi B ihKurang Pasokan Air BakuKondisi eksisting pelayanan pasokan air baku saat ini adalah :Potensi yang belumIPAKapasitas Produksi termanfaatkanBadak Singa18001400 400Miniplant ibMi i l t cibereum 4040 0Miniplant cipanjalu 201010Miniplant cirateun5 23Dago Pakar 600 600 0Miniplant DagoPakar6040 20Sumur Air Dalam 170 130 40Air Tanah/SumurBor 500 171 329Total 802 36. Perencanaan Target Jangka Panjang Peningkatan ggj g gPemenuhan Kebutuhan Air BersihAlternatif Pemenuhan Air Bersih 2030 l/detik Peningkatan kapasitas IPA Eksisting642 Sumber baru : IPA Cimenteng 1100 IPA di wilayah Gedebagey g3300 Peningkatan pemanfaatan air baku Mata air cikareo40 Sungai Cikapundung 600 Sungai Cipanjalu 30 Total T t l 5.712 5 712 37. Program peningkatan pelayanan air bersih 1. Pembuatan Masterplan Pelayanan Air Bersih Kota Bandung 2. Peningkatan kapaistas air b ih d 2 P i k t k i ti bersih dengan rehabilitasi intake Cikapundung, Mi i h bilit i i t k CikdMiniPlant Dago Pakar, Mini Plant Cipanjalu, Mini Plant Cirateun, serta PembuatanIPA Cimenteng dan IPA di daerah Gedebage. 3. 3 Memanfaatkan debit air S ngai Cikap nd ng mata air Cikareo danaSungai Cikapundung,Cikareo, danaubuatan Saguling serta rencana danau buatan di Kecamatan Cidadap untukmemenuhi kebutuhan air di wilayah Bandung Barat. 4. 4 Memanfaatkan sumber air baku danau buatan Gedebage dan Sagulingdan/atau sumber air baku lainnya untuk memenuhi kebutuhan air bersihuntuk wilayah Bandung Timur. 5. 5 Penambahan sambungan baru untuk meningkatkan pelayanan air bersih bersih. 6. Memperbaiki jaringan pipa air bersih yang ada secara bertahap danmeningkatkan manajemen operasi dan pemeliharaan pelayanan air bersih. 7. Mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta dan atau masyarakatdalam memperluas wilayah pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan airbersih. 38. 5.3f Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota Permasalahan Air Limbah Pl h Ai Li b h Rencana pengembangan program R b Air limbah yang masuk ke dalam inlet pengelolaan air limbah kotasering kali tercampur dengan limbah bandung belum terintegrasiindustri yang berada di daerah sekitarBandung Selatan y g sengaja g yangg j dibuang langsung ke dalam openchannelPemanfaatan saluran Air Kotor yang tersedia belum optimal pAir limbah wilayah Bandung Barat belum tertangani secara optimal Kinerja IPAL Bojongsoang belum optimal PERMASALAHANPada musim kemarau,PENGOLAHAN volume air limbah AIR KOTOR KOTAmengalami penurunanBANDUNGsehingga debit pengolahanKapasitas IPAL Bojong Soang tidak mampu menampung menjadi tidak terpenuhi dan semua Ai Li b h K t Air Limbah Kotamembuat kolam bekerja Bndungmengolah limbah lebih lama dibandingkan denganseharusnya. 39. Proyeksi Produksi Air Limbah Pk i P d k i Ai Li b hJumlah produksi air kotor Kota Bandung diasumsikan sebanyak 75% darikebutuhan air bersih.JenisJumlah Kebutuhan Air Jumlah Produksi Air Kotor No FasilitasBersih (l/detik)(l/detik)20092030 2009 20301Domestik3,8356,869 2,8765,152Non-2 579896 434672 DomestikTOTAL4,4147,765 3,3105,824Kapasitas pelayanan IPAL Bojong Soang hanya 936 (l/dtk), sedangkan pada tahun2009 saja produksi air buangan Kota Bandung sudah mencapai 3310 l/dtk, oleh 9 j p g gp 33/ ,karena itu diperlukan pembuatan IPAL baru 40. Program pengembangan prasarana air limbah1. Pembuatan masterplan Air Limbah Kota Bandung2.2 Revitalisasi IPAL Bojongsoang3. Pengembangan pemasangan jaringan pipa air kotor diprioritaskan yang berlangganan air minum.4.4 Pengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik bagi wilayah yang tidak terlayani saluran air limbah terpusat dan diprioritaskan bagi daerah kumuh.5. Pengembangan saluran air limbah, sambungan rumah, interseptor, serta pipa utama di wilayah Bandung Barat.6. Pengendalian pg pembuangan limbah secara langsung ke saluran terbuka g g g dan sungai.7. Mewajibkan pembuatan Instalasi Pengolahan Limbah setempat untuk kegiatan industri, rumah sakit, hotel dan restoran sebelum dibuang ke badan perairan.5.3g Sistem Persampahan Kota 41. Permasalahan Sistem Persampahanp Proyeksi Timbulan Sampah Pk i Ti b l ShPelayananJumlah jumlahTimbulanreduksi TPATerangkutTahunpenduduk sampahKeterangan jumlahhasil proyeksi(liter/hari) % %l/hari (l/hari)2006 2,296,848 8,876,941.10 0 049.43% 4,387,872Eksisting2007 2,329,929 9,022,340.00 0 049.43% 4,459,743Eksisting2008 2,335,436 2 335 436 9,100,057.80 9 100 057 80 0 049.43% 49 43% 4,498,1594 498 159Eksisting 10,229,717.22009 2,761,2080 049.43% 5,056,549Eksisting 0 10,454,836.12010 2,824,642, ,10% 1,045,484, ,54.43% 5,121,511 , ,Target g 0 12,783,784.82020 3,458,982 30% 3,835,135 69.43% 6,213,047 Target 02030 4,093,32215,275,468 50% 7,637,734 84.43% 6,448,539 Target Dengan menggunakan asumsi bahwa volume sampah yang terangkut ke TPA rata rata dari tahun 2010-2030 adalah tetap sebesar 5 928 m3/hari maka umur rata-ratatah n 2010 2030 5.928m rTPA sekarang adalah sekitar 1.7 tahun lagi. 42. Program Pengembangan Prasarana Persampahan1.1 Studi lokasi untuk implementasi pengelolaan sampah terpadu 3R skala kawasan kawasan.2. Upaya reduksi melalui pengomposan, daur ulang dan pemilahan antara sampah organik dan non-organik dapat bekerjasama dengan pihak swasta.33. Penyediaan tempat sa pa terpisah u u sa pa o ga e yed aa e pa sampah e p sa untuk sampah organik da non-organik ddan o o gadi lokasi-lokasi publik yang strategis, serta penyiapan sarana dan manajemen pengumpulan dan pengangkutan sampah secara terpisah.4. Studi lanjutan mengenai kelayakan manajemen p gjg y j pengelolaan sampah Kotap Bandung.5. Studi kelayakan lahan-lahan dan pembangunan TPS yang baru dan rehabilitasi TPS/kontainer yang rusak.6. Optimalisasi manajemen dan operasional TPA-TPA Eksisting Kota Bandung.7. Studi kelayakan lahan untuk TPA baru yang melayani sampah Kota Bandung dengan teknologi sanitary landfill.8. Tindak lanjut dari studi kelayakan PLTSa pada aspek teknologi, sosial, dan kognitif. 43. 5.3h Sistem Drainase KotaPermasalahan Jaringan Drainase 44. Genangan Akibat salurandrainase, penanggulangan : 1. 1 Perbaikan kondisi fisik saluran 2. Pembuatan saluran baru 3. Penambahan fasilitas resapan disepanjang saluranp j gGenangan Akibat banjir oleh sungai alternatifsungai,perbaikannya :1. Normalisasi sungai2. Perbaikan kawasan sepanjang bantaransungai i3. Pembanunan daerah resapan di sekitarsungaiProgram pengembangan prasarana drainase1. Membuat masterplan drainase Kota Bandung2. Pembuatan saluran drainase tersier di sisi kiri kanan ruas jalanj dipadukan dengan drainase sekunder dan utama pada tempat-Perbaikan belum terlayani. Jaringan Drainase Pada tempat yang Prasarana3. Perbaikan dan k i k R kapasitas d i3 P b ik d L peningkatan kLokasi Rawanit Gdrainase mikro, serta i tGenanganik t pemeliharaan saluran drainase yang ada dari sampah dan sedimen.4. Evaluasi dan pembangunan saluran drainase serta penyediaan fasilitas resapan dan penahan air hujan di kawasan banjir.5. Penertiban jaringan utilitas lain yang menghambat fungsi drainase.6. Rehabilitasi drainase makro, seperti pembersihan sungai dari sampah d sedimen, serta penertiban dh dan dit tib daerah b t h bantaran sungai. i 45. 5.3i Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki Penyediaan Fasilitas Pejalan PdiF ilit P j lKebutuhan dari pejalan kaki dipengaruhi oleh beberapa faktor penting: Pengaruh topografi di mana pejalan lebih memilih berjalan di area yang datar dari pada berbukit-bukit. The nature of local community, bahwa pejalan lebih banyak terjadi pada komunitas yang proporsi tersebarnya adalah golongan muda. Kepemilikan kendaraan. Mampu mengurangi jumlah pejalan kaki walaupun kendaraan pada perjalanan pendek. Guna lahan, di mana mempengaruhi level of demand akibat tarikan aktivitas dari guna l h tersebut. lahanb Quality of provision, jika kualitas dari fasilitas pejalan adalah baik maka demand akan bertambah. Keselamatan dan keamanan, bagi pejalan kaki yang dimaksud adalah kebebasan dari konflik dengan kendaraan bermotor, dari kejahatan dan resiko perjalanan (khj l(khususnya bagi orang tua dan wanita hamil) akibat keadaan fasilitas. b i t d it h il) kib t k d f ilit 46. Penyediaan fasilitas pejalan kaki harus mempertimbangkan:P dif ilit j l k ki hti bk Karakteri Fisik, psikis dan kemampuan berjalan kaki. Kenyamanan (comfort) seperti pelindung terhadap cuaca, arkade, halte (comfort), cuaca arkadeangkutan umum dan sebagainya. Kenikmatan (convenience), seperti jarak berjalan, tanda tanda petunjuktanda-tandadan sebagainya, yang membuat perjalanan menjadi lebihmenyenangkan. Keselamatan (safety), yang disediakan dengan memisahkan pejalandengan lalu lintas kendaraan, seperti mall dan kawasan bebas kendaraanlainnya dan sebagainya.sebagainya Keamanan (security), termasuk lampu lalu lintas, pandangan yang tidakterhalang ketika menyeberang dan tingkat atau tipe dari kegiatan jalan. gy ggpg j Aspek ekonomi yang berkaitan dengan biaya pengguna yangberhubungan dengan tundaan perjalanan dan ketidaknyamanan. Bentuk Penyediaan Fasilitas Pedestrian y F ilit utama, bFasilitas tberupa jalur untuk berjalan, yang dapat di buat j lt kb j ldt b tkhusus sehingga terpisah dari jalur kendaraan, namun trotoar tidaktermasuk ke dalam jenis ini.j Fasilitas penyeberangan yang diperlukan untuk mengatasi konflikdengan moda dan angkutan lainnya. Fasilitas terminal untuk berhenti atau istirahat pejalan dapat berupabangku-bangku, halte beratap atau fasilitas lainnya. 47. Komponen Fasilitas Pedestrian Fasilitas Pedestrian Jalur Pedestrian: adalahTrotoar: Jalur Pejalan Kaki yang terletak padalintasan yang Daerah Milik Jalan yang diberi lapisan permukaaandiperuntukkan untuk dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaanberjalan kakib l k k perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengank l dddjalur lalu lintas kendaraan.Penyebrangan Penyebrangan zebra: fasilitassebidang penyeberanganan bagi pejalan kaki sebidang yang dilengkapi marka untuk memberi ketegasan/batas dalam melakukan lintasan. Penyebrangan pelikan: fasilitas P blik f ilit untuk penyeberangi pejalan kaki sebidang yang dilengkapi dengan marka dan lampu pengatur lalu p p g lintas.Penyebrangan Jembatan penyebrangantidak sebidang TerowonganLapak tunggu: fasilitas untuk berhenti sementara pejalan kaki dalam melakukanpenyeberangan, Penyeberangan dapat berhenti sementara sambil menunggukesempatan melakukan penyeberangan berikutnya.RambuPagar pembatasMarka jalanLampu peneranganPelindung/peneduhP li d/d hBentuk Pengembangan Fasilitas Pejalan KakiNoJenis FasilitasFungsi/Kegunaan Karakteristik1TrotoarBerjalan di pinggir kendaraan -arah jelas-lokasi di tepi jalan besar-permukaan rata (maksimum 5%), lebar 1.5-2.0 m-lebar sesuai dengan volume pejalan dan guna lahan sekitarnya2JalurMenghindarkan konflik dengan kendaraan-menyilang di atas jalan (berpotongan sebidang dengan Penyebranganjalan), dilengkapi traffic light-lebar 2.0-4.0 m-frekuensinya tertentu3PlazaKegiatan santai dan berekreasi-bebas kendaraan-ruang lapan-lebar bervariasi-ada fasilitas4Mall Tempat berjalan di kawasan perbelanjaan -terpisah dari jalur kendaraan-di perkotaan-plaza kecil-lebar bervariasi-ada fasilitas5Subway Tempat berjalan yang menghubungkan-berupa terowongan di bawah tanah yang bermula danantar bangunan di bawah tanah atau atau berakhir dalam gedung/bangunanmenuju bangunan (biasanya terminal) -dilengkapi dengan sirkulasi udara-bebas lalu lintas6Skyway Tempat berjalan yang menghubungkan-berupa jembatan penyebrangan antar bangunanbangunan di atas tanah-sirkulasi pejalan menerus-bebas lalu lintas kendaraan b b l l li t k d7Arcade Tempat berjalan yang menyusuri deretan-beratap awning/ beton yang berasal dari lahan komersialjalan komersialdi sisinya-jalur berupa trotoar dengan material yang biasanya bagus8UnderpassTempat menyeberang jalur di bawah tanah -berupa bangunan terowongan bawah tanah yang dapatyang menghubungkan dua sisi jalandijangkau dari trotoar-tidak ada moda angkutan lainnya9Overpass Tempat menyeberang jalur lalu lintas di -berupa jembatan penyebrangan biasaatas permukaan tanah yang -sirkulasi pejalan dibatasi bangunan tanggamenghubungkan k d sisi j lh b k kedua i i jalan10 Path/gangJalan khusus untuk pejalan/kendaraan-dapat berada di antara gedung/bangunan (buildingberoda dua untuk meminimalisasi jarakenvelope)jangkauan pejalan -dapat berupa jalan masuk/jalan dalam permukiman yang padat 48. Kebutuhan Ruang Gerak Minimum Pejalan Kebutuhan Ruang PosisiLebarLuas1. Diam 0,27 m22.2 Bergerak 1 08 m2 1,083. Bergerak membawa 1,35 - 1,62 m2 barang4. Pengguna kursi roda 2,25 m2 Faktor Penyesuaian Lebar Rintangan Tetap PenghalangPerkiraan Lebar Pengosongan (cm)Kelengkapan JalanTiang lampu penerangan 75-105Kotak dan tiang lampu lalu lintas90-120Kotak pemadam dan alarm kebakaran75-105Hidran75-90Rambu lalu lintas 60-75Meter parkir60Kotak surat (50cmx50cm)96 111 96-111Telepon Umum (80cmx80cm) 120Kotak sampah90Bangku taman 150Akses Bawah Tanah Fasilitas UmumPintu tangga kereta bawah tanah165-210Lubang garang ventilasi subway (dinaikan)180Lubang garang ventilasi transformer vault (dinaikkan)180LansekapPohon60-120Kotak tanaman 150Penggunaan KomersialPapan surat kabar120-390Stan dSt pedagang (k ki li ) (kaki lima) Variabel V i b lBidang tampilan iklanVariabelBidang tampilan toko VariabelSidewalk cafe (meja dua baris) 210Tonjolan BangunanTiang/pilar 75-90Serambi 60-180Pintu gudang bawah tanah 150-210Sambungan standpipe 30Tiang awningTi i75Dok truk VariabelPintu masuk/keluar garasiVariabelJalan untuk mobilVariabel 49. Kriteria Lokasi PedestrianK it i L k i P d t i Pada daerah-daerah perkotaan secara umum yang jumlah penduduknya tinggi. Pada jalan-jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap.j j y g gy g p Pada daerah-daerah yang memiliki aktivitas kontinyu yang tinggi sepertimisalnya jalan-jalan pasar dan perkotaan. Pada lokasi-lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi denganperiode yang pendek seperti misalnya stasiun-stasiun bis dan kereta api, sekolah,rumah sakit maupun lapangan olah raga raga. Pada lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari tertentu,misalnya lapangan/gelanggang olah raga dan mesjid. Kriteria Lokasi Jalur Pejalan K it i L k i J l P j l No Lokasi Trotoar Lebar Trotoar Minimum1 Pusat Pelayanan Kota 4 meterSubpusat Pelayanan Kota3 meterPusat-pusat Lingkungan pg g2 meter2 Jalan di daerah pertokoan/ 4 meterperbelanjaan atau PedagangKaki Lima3 Di wilayah perkantoran utama 3 meter4 Di wilayah industri- pada jalan primer3 meter- pada jalan akses 4 meter5 Di wilayah permukiman- pada jalan primer2.75 meter- pada jalan akses 2 meter6 Sekolah/Fasilitas Pendidikan3 meter7 Jembatan, terowongan 1 meter8 Terminal/stop bis/TPKPU3 meter 50. Komersial PerumahanRendahSedang g TinggiggArteri Kolektor Lokal -+ = Diperlukan di dua sisi jalan + = Diperlukan cukup satu sisi jalan j - = Diharapkan ada tapi tidak diperlukan 51. Rencana pengembangan fasilitas pejalan kakiDibagi menjadi empat kategori berdasarkan keberadaan dan kelengkapan kondisi gj p gg peksisting, antara lain: Peningkatan kualitas di ruas-ruas jalan yang sudah terdapat fasilitas pejalan kaki, terutama di jalan jalan di sekitar pusat kegiatan salah satunya di kawasan pusatjalan-jalan kegiatan, kota, meliputi perbaikan kondisi trotoar dan pemeliharaan kelengkapan fasilitas pejalan (lampu jalan, bangku, kotak sampah, dll). Pengembangan kelengkapan fasilitas pejalan kaki di ruas-ruas yang memiliki trotoar namun belum dilengkapi dengan kelengkapan fasilitas pejalan Pengembangan fasilitas pejalan kaki di ruas-ruas jalan yang hanya memiliki trotoar ruas ruas pada satu sisi jalan saja. Pengembangan fasilitas trotoar di kedua sisi jalan juga dilanjutkan dengan penambahan kelengkapan fasilitas pejalan PPenyediaan f ilit pejalan k ki di ruas-ruas jjalan yang sama sekali b l difasilitas j l kakilk li belum memiliki fasilitas trotoar dan kelengkapan lainnya. Sebagian besar jalan di kawasan Bandung Timur perlu mendapat perhatian karena masih sedikit jalan-jalan yanggpp p jjy g dilengkapi dengan fasilitas pejalan. 52. sarana prasarana kotapedestrianjalur pejalan kondisi eksisting jalan Cih j l Cihampelasleksisting Ilustrasi rencana 103sarana prasarana kotapedestriankondisi eksisting jalan LLRE Martadinataeksisting Ilustrasi rencana 104 53. sarana prasarana kota pedestrian 1055.3 Ruang Evakuasi Bencana 54. Ruang E k R Evakuasi Bi Bencana Ruang evakuasi bencana dapat berupa ruang yang bersifatpermanen dan temporer yang berfungsi menjamin keamanan dankeselamatan bagi para pengungsi Ruang evakuasi bencana ditempatkan di ruang-ruang terbuka publikseperti lapangan, taman dan memanfaatkan fasilitas umum seperti lapangan taman,gedung atau lapangan sekolah J l evakuasii merupakan jjalur yang mudah di kJalurk k l d h diakses b ik oleh orang baik l hmaupun kendaraan Ti ik atau pos evakuasii bTitikk bencana d dapat bberupa ruang terbuka yangb kberada di lingkungan lokal seperti lapangan olahraga, taman, dll,yang sifatnya sebagaii tif t b tempat penampungan sementara t tRencana pengembangan ruang evakuasi bencana Titik atau pos evakuasi skala lingkungan di kawasan permukimandapat memanfaatkan taman-taman lingkungan (taman RT atautaman RW) lapangan olahraga atau ruang terbuka publik lainnyaRW),olahraga, lainnya. Untuk kawasan permukiman kepadatan tinggi, diperlukanpengembangan jalur evakuasi yang dapat dilalui oleh orang dalamjumlah banyak dan juga kendaraan operasional evakuasi sepertiambulance, dan mobil pemadam kebakaran. Penyediaan jalurevakuasi ini dapat dilakukan dengan pelebaran jalan yang sudah adapada interval tertentu sehingga semua wilayah dapat terlayani atauterjangkau.terjangkau Ruang evakuasi skala kota dapat memanfaatkan ruang terbukapublik yang cukup besar seperti di alun alun kota di lapanganalun-alun kota, lapangan-lapangan olahraga, halaman/gedung sekolah, dan lain-lain. 55. RENCANA POLA RUANG 6 56. 6.1 Rencana P l R61R Pola RuangRTRWPERMEN PU NO.RTRWDISTARCIP2004-201311 TAHUN 2009 2010-2030PerumahanPerumahan KepadatanRendahPerdagangan dan JasaPemerintahanPendidikan ( (PerguruanTinggi)Industri danPergudangan(BerwawasanLingkungan)Pertahanan Keamanan(Hankam)(H k )Ruang Terbuka Hijau(Taman, Lap.Olahraga, Pemakaman) g ,)Jalur Hijau, SempadansungaiKawasan Pusat PrimerGedebageFasilitas Kesehatan(Rumah Sakit)Mesjid (Masjid Utama)Sarana OlahragaTPPS 57. LAND USE CLASIFFICATION SYSTEMlanduse classification system permen pu no.17 thn.20091. Lindung1. Kawasan Lindung 1.2 perlindungan setempat 1.1 hutan lindung 1.3 cagar budaya1.2 perlindungan kawasan bawahannya 1.3 perlindungan setempat2.2 Pertanian1.4 rth kota 2.1 lahan kering1.5 suaka alam dan cagar budaya 2.2 lahan basah 1.6 kawasan rawan bencana alam2.2Perumahan 1.7 kawasan li d 17k lindung llainnyai3. Hankam 2. Budidaya 2.1 perumahan4. Pemerintahan 2.2 2 2 perdagangan dan jasa5. Fasilitas 2.3 perkantoran?? 5.1 fasilitas sosial2.4 kawasan industri 5.2 fasilitas umum (hijau dan non hijau)( jj ) 2.5 2 5 kawasan pariwisata6. Transportasi2.6 ruang terbuka non hijau???(bandara, terminal, dry port, stasiun) 2.7 kawasan ruang evakuasi bencana7.7 Komersil 2.8 peruntukan ruang bagi sektor informal 2.9 kawasan peruntukan lainnya (pertanian, (perdagangan, jasa, hiburan, hotel) pertambangan, militer, dll sesuai dengan peran dan8. Industri dan Pergudanganfungsi kota.g 58. pelestariankawasan & bangunangood historic district 115pola ruang waterfront development 116 59. pola ruang waterfront development117 pola ruangIntensifikasi/vertical developmentrumah susunh118eksisting 60. pola ruangIntensifikasi/vertical development permukimanpadat disekitar eksisting sungai Cikapundungilustrasi rencana pola ruangIntensifikasi/vertical developmentrumah susunpermukiman padat disekitar sungai CikapundungeksistingIlustrasi rencana 61. pola ruangIntensifikasi/vertical development121Tamansari6.2 Ruang T b k Hijau62R Terbuka Hij 62. RTHRTNHLindung (konservasi, perlindungan setempat) Plaza (contoh: alun-alun, monpera, gasibu,Pertanian (lahan kering, lahan basah) BLA)Fasum (taman hijau kota (BLA), rekreasi hijau (kebun binatang, taman lalu lintas) TPU)Ruang Terbuka HijauR ang Terb ka Hija1. RTH publik Lindung (kecuali cagar budaya) g( gy ) Pertanian Taman Hijau Fasos/fasum hijau (Kebun binatang SOR permakaman taman hijau) binatang, SOR, permakaman,2.2RTH privat i t Pertanian private Fasos (taman hijau, SOR, permakaman keluarga) ( jpg ) Pekarangan (rumah, kantor) 63. RTH PUBLIK Luas (m2) sempadan sungai177.612,74 Kawasan SUTET 10.800Lindung677.712,74 Jalur Hijau KA j 10.800 Penyangga Tol478.500Pertanian17.825.800 Sarana Olah Raga1.221.379Fasos Fasum 3.477.009 Taman Hijau800.674,68800 674 68 TPU 1.454.955Total RTH PUBLIK 21.980.521,42Luas Bandung167.296.500,00Presentase RTH PUBLIK (%)13,14Sumber: Penyusunan Rencana RTH Kota Bandung, 2007 64. pola ruangurban agriculture, urban forestry 127 ruang publik 128 65. 6.3 Sektor InformalKetentuan Sektor InformalPenyediaan ruang untuk kegiatan sektor informal: Penanganan sektor informal menuju sektor formal dan legal. Penyediaan ruang harus disertai pengembangan sistem pengelolaan [termasuk kepranataan dan pencatatan]. Tidak semua ruang diperkenankan untuk sektor informal. Penyediaan ruang dapat pada; Lahan private: kerjasama pemilik lahan dan/atau usaha. Lahan Publik: dengan kriteria tidak terganggunya fungsi ruang publik melaluipengaturan yang ketat terkait dengan jumlah, jenis, waktu kegiatan. 66. Lahan Sektor Informal pada Ruang PublikTAMAN(a) Taman yang diperbolehkan bagi kegiatan sektor informal adalah taman yang memiliki luas lebih dari 1250 m2.(b) Pemanfaatan taman untuk sektor informal harus tetap mempertahankan fungsi rekreatifdan konservasinya(c) S l i( ) Selain menampung sektor iinformal, taman pada ayat (1) pasall iinii h k f l dharus pula menampunglareal parkir dan ruang sirkulasiTROTOARa. Pada kawasan pasar, terminal, pertokoan, perkantoran, dan rekreasi/hiburan harus menyisakan minimal 150 cm lebar efektif untuk pejalan, di luar ruang untuk penempatan perkakas jalan, ruang untuk transaksi pembeli, dan ruang untuk sektor informalb. Pada kawasan lainnya harus menyisakan minimal 120 cm lebar efektif untuk pejalan di luar ruang untuk penempatan perkakas jalan ruang untuk transaksi pembeli dan ruang untukjalan, pembeli, sektor informalc. Lebar minimal ruang transaksi untuk pembeli adalah 75 cmd. Bila terdapat k kd Bil t d t perkakas jjalan, maka llebar minimall ruang untuk perkakas jjalan adalah 60 cmlk b i i t k k kld l hFASILITAS UMUM dan KAWASAN STRATEGIS yang dapat digunakanuntuk sektor informal adalah:a. Pasarb. Terminalc. K Kawasan pertokoan t kd. Kawasan pendidikane. Kawasan perkantoranf. Kawasan rekreasi/hiburang. Fasilitas olah raga 67. Pemerintah kota harus menerbitkan aturan dengan maksud:a.a Melindungi kepentingan umum dan ruang terbuka publik dari berbagai gangguan terutama gangguan yangdisebabkan oleh sektor informalb. Menertibkan pemanfaatan Ruang Terbuka Publikc. Mengendalikan kehadiran sektor informalTujuan pengaturan ini adalah:a. melindungi fungsi Ruang Terbuka Publik sesuai dengan pgg gg peruntukannya yb. mengatur penyediaan dan pengelolaan Ruang Terbuka Publik yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatansektor informalc. melindungi kepentingan umum dari gangguan/dampak akibat kegiatan sektor informald. menetapkan kinerja atau kualitas minimum Ruang Terbuka Publik yang diperuntukkan bagi kegiatan sektorinformale. mengatur waktu dan sarana berdagang bagi sektor informal yang diperkenankanPrinsip pengaturan Ruang Terbuka Publik untuk kegiatan sektor informal adalah:a. membatasi pemanfaatan Ruang Terbuka Publik untuk kegiatan sektor informal dalam lingkup kota denganmembatasii areall d waktu b d b tdan kt berdagangb. menyediakan Ruang Terbuka Publik khusus peruntukan sektor informal dalam lingkup kotac. meminimumkan gangguan terhadap ketertiban, kebersihan dan keindahan kotad.d melindungi fungsi Ruang Terbuka Publik dari gangguan kegiatan sektor informale. melindungi keselamatan dan kenyamanan para pengguna Ruang Terbuka PublikRuang Terbuka Publik dapat dimanfaatkan untuk sektor informal dengan syarat:1. sektor informal tidak mengganggu fungsi utama ruang publik yang ditetapkan2. sektor informal tidak menimbulkan gangguan (eksternalitas) terhadap lingkungan sekitar3. Mendapat pp persetujuan dari stakeholder setempatjp4. Ditetapkan dengan Surat Keputusan WalikotaKetentuan pemanfaatan Ruang Terbuka Publik oleh sektor informal:1. Dipergunakan hanya pada waktu yang ditentukan (harian, berkala atau insidental)2. Rentang waktu berdagang untuk masing-masing areal maksimal 12 jam per waktu gilir3. Di luar waktu yang ditetapkan, areal Ruang Terbuka Publik dalam keadaan bersih4. Sarana berdagang tidak ditinggalkan di areal Ruang Terbuka Publik5. Areal Ruang Terbuka Publik diisi sesuai dengan kapasitas tampung dan gambar rancangan penataanareal 68. Ruang Kegiatan SektorInformal 69. PENETAPAN KAWASANSTRATEGIS 7Fungsi: Mengembangkan, meletarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduanpembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataanruang wilayah kota Lokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, sertafungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam wilayah kota yang dinilai mempunyaipengaruh sangat penting terhadap wilayah kota kota. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kota.ggy g Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kota. 70. Dasar Penetapan Kawasan Strategis: Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota. Nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi penanganankawasan. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan terhadaptingkat kestrategisan nilai ekonomi, sosial budaya dan lingkungan pada kawasan yangakan ditetapkan. Daya dukung dan daya tampung wilayah kota. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Penetapan Kawasan Strategis Kota BandungNo.KriteriaSub KriteriaPenetapan1.Memperhatikan-Gedung Sate,kawasan strategis Bandung Utaranasional dan(Menungguprovinsi yang ada diRTRW Provwilayah kotaJabar) )2.Kawasan yang Aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki: Sentra sepatumemiliki nilai Potensi ekonomi cepat tumbuhtumbuh. Cibaduyut.Cibaduyutstrategis dari aspek Sektor unggulan yang dapat menggerakkan Sentraekonomi. pertumbuhan ekonomi. Boneka Potensi ekspor ekspor. PT DI danPT. Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjangBandara. kegiatan ekonomi. Alun-alun Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi.gy gg gg Pusat Primer Mempertahankan tingkat produksi pangan untuk Gedebage. ketahanan pangan. Mempertahankan tingkat produksi sumber energi untukpg p g ketahanan energi. Sumberdaya alam yang strategis untuk kepentingan pembangunan kota; dan/atau, Pengaruh yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal dalam wilayah kota. 71. No.Kriteria Sub Kriteria Penetapan3.Kawasan yang Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau Kawasanmempunyai budaya.cagar budayanilai strategis Prioritas peningkatan kualitas sosial budaya.pusat Kotadari d td i sudut A t yang hAset harus dili d i d dil t ik dilindungi dan dilestarikan.Bandung. B dkepentingan Tempat perlindungan peninggalan budaya. Kawasansosial budaya. Tempat yang memberikan perlindungan terhadap Gedung Satekeanekaragaman budayabudaya.dan Balai Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflikKota.sosial. Kawasan Hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang menunjukkanHankamjatidiri maupun penanda (vocal point, landmark) budaya kota. Kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai kepentinganpembangunan kota kota.4.Kawasan yang Kawasan untuk kepentinga pengembangan ilmu Kawasanmemiliki nilaipengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi SDAKampus ITBstrategis strategis,strategis pengembangan antariksa serta tenaga atom danantariksa,dan Batan?pendayagunaanuklir. ITB jugan sumber daya Memiliki SDA strategis. dapat masukalam dan/atau Memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dankategori pointeknologi tinggi. pengembangan antariksa. 3). Memiliki fungsi sebagai pusat pegendalian tenaga atom dannuklir.nuklir Memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggistrategis.No.No Kriteria Sub Kriteria Penetapan5.Kawasan yang Tempat perlindungan keanekaragaman hayati. Kawasanmempunyai Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan Bandungnilai strategis ekosistem, flora dan/fauna yang hampir punah atau Utara.dari sudutdiperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau Babakankepentingan dilestarikan. Siliwangi.fungsii df daya KKawasan yang memberikan perlindungan k i b b ikli dkeseimbangan t t tata KKawasandukungguna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan Bandunglingkungankerugian. Selatanhidup.hidup Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata[rawan banjir]guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan DASkerugian. Cikapundung Kawasan yang memberikan perlindungan terhadapkeseimbangan iklim mikro. Kawasan yang menuntut prioritas tinggi untuk peningkatankualitas lingkungan hiduphidup. Kawasan rawan bencana alam, dan/atau, Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan ronaalam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungankeidupan. 72. 1. Memperhatikan kawasan 2. Kawasan yang memiliki3. Kawasan yang4. Kawasan yang strategis nasional dan provinsi nilai strategis dari aspekmempunyai nilaimemiliki nilai strategis yang ada di wilayah kota: ekonomi:strategis dari sudut pendayagunaan Gedung Sate, Bandung Utara Sentra sepatu Cibaduyut. kepentingan sosial sumber daya alam (menunggu RTRW Provinsi) Sentra Bonekabudaya:dan/atau teknologi PT. DI dan Bandara. Kawasan cagartinggi: Alun-alunbudaya pusat Kota Kawasan Kampus ITB Pusat Primer Gedebage. Bandung. dan Batan? ITB juga j g Kawasan Gedung dapat masuk kategori Sate dan Balai poin 3). Kota. Kawasan pertahanan 5. Kawasan yang keamanan mempunyai nilaistrategis dari sudutkepentingan fungsidaya dukunglingkungan hidup: Kawasan BandungUtara. Babakan Siliwangi. Kawasan BandungSelatan [rawan banjir]ARAHAN PEMANFAATANRUANG8 73. I dik i program utama, lokasi, bIndikasi t l k i besaran, waktu pelaksanaan, perkiraanktl k kipembiayaan, sumber dana, kelembagaan dan instansi pelaksana : Perwujudan rencana struktur wilayah kota Perwujudan pola ruang wilayah kota PPerwujudan kj d kawasan strategis k tt t i kota Penatagunaan tanah, air, udara dan SDA lain 8.1. Indikasi Program PerwujudanStruktur Wilayah Kota 74. Perwujudan Sistem Perkotaan Pj d Si t P k t1. Optimalisasi fungsi dan pelayanan kedua pusat pelayanan kota di wilayah Bandung Barat (g(Alun-alun) dan wilayah Bandung Timur ( ) y g (Gedebage) g )Program yang akan dilaksanakan antara lain: Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Penyusunan Panduan Rancang Kota Peremajaan kota dan revitalisasi fungsi kegiatan (Pusat Alun-alun) Pengembangan kegiatan ekonomi (perdagangan, jasa komersial, dan(perdagangan komersiallain-lain) baik yang berskala nasional, regional, maupun kota (PusatGedebage) Perwujudan Sistem Perkotaan Pj d Si t P k t2. Pembagian wilayah kota menjadi delapan subwilayah pengembangan (SWP), masing-masing dilayani oleh satu subpusat pelayanan kota.Program yang akan dilaksanakan antara lain:Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KotaPenyusunan Peraturan ZonasiPenyusunan Standar TeknisPenyusunan Panduan Rancang Kota 75. Perwujudan Sistem Perkotaan Pj d Si t P k t3. Pengembangan subpusat kota dan pusat-pusat lingkungan secara merata.Program yang akan dilaksanakan: Pengembangan perdagangan eceran, grosir, pasar dan sejenisnya skalabagian wilayah kotagy Pengembangan perkantoran jasa skala bagian wilayah kota Pengembangan fasilitas umum skala kota Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan atau RencanaTeknik Ruang Kota atau Panduan Rancang Kota untuk setiap subpusat Perwujudan Si t Pj d Sistem T Transportasi t iJalan Raya Penataan fungsi dan struktur jaringan jalan yang serasi dengan sebaran fungsi kegiatan primer dan sekunder Peningkatan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan, pengelolaan lalu lintas serta menghilangkan gangguan sisi jalan Penetapan kawasan p p parkir y g terintegrasi dengan pyang gg pusat kegiatan g 76. Perwujudan Si tPj d Sistem TTransportasit iAngkutan1. Penataan ulang jumlah dan rute angkutan umum dalam kota.2. Menyediakan pemberhentian untuk angkutan umum bus maupun non-bus yang memadai.3. Pengembangan dan penataan pelayanan angkutan paratransit.4.4 Pengembangan dan peningkatan pelayanan/penggunaan angkutan umum massal yang optimal.5. Pembangunan terminal tipe A terpadu di Gedebage untuk melayani p gg p pg y pergerakan regional ke arah Barat dan Timur serta pergerakan antar propinsi.6. Pembangunan terminal tipe B di batas kota untuk melayani pergerakan antar kota dalam propinsi dengan penetapan lokasi yang dikoordinasikan dengan pemerintah daerah yang berbatasan.7. Penataan ulang dan pengembangan fungsi terminal.8. Peningkatan fungsi pelayanan terminal yang dipertahankan.Perwujudan Sistem TransportasiPj d Si t T t iBandara1.1 Peningkatan kualitas landasan pacu pesawat terbang yang sesuai dengan syarat teknis pesawat.2. Penetapan ketinggian bangunan di sekitar kawasan bandar udara yang diijinkan.3. Meningkatkan p yg pelayanan fasilitas terminal p penumpang udara.p g4. Meningkatkan akses menuju bandar udara melalui penyediaan angkutan umum yang layak. y g y 77. Perwujudan Sistem TransportasiPj d Si t T t iKereta Api1.1 Peningkatan pelayanan penumpang dan barang di stasiun kereta api Kebon Kawung dan Kiaracondong.2. Pembangunan terminal tipe A terpadu di Pusat Primer Gedebage.3. Penertiban kegiatan yang mengganggu lalu lintas kereta api di sepanjang j jalur kereta api. p4. Perbaikan dan pemeliharaan pintu perlintasan jalan kereta api.5.5 Pembangunan perlintasan tidak sebidang pada beberapa kawasan rawan macet. Perwujudan Sistem Jaringan Energi Pj d Si t J iEiProgram yang dilakukan sebagai perwujudan sistem jaringan energi antaralain: Pembangunan prasarana listrik yang bersumber dari energi alternatif Perluasan jangkauan pelayanan listrik ke wilayah Bandung Timur dengansistem bawah tanah Penghematan pemakaian listrik g p 78. Perwujudan Sistem JaringanTelekomunikasiProgram pengembangan sistem jaringan telekomunikasi meliputi: Peningkatan kualitas pelayanan jaringan telepon di wilayah Bandung Barat Pengembangan jaringan telepon ke wilayah Bandung Timur dengan sistem bawah tanah Pembangunan instalasi baru dan pengoperasian instalasi penyaluran Pengembangan fasilitas telekomunikasi umum seperti telepon umum dan umum, warung telekomunikasi di lokasi strategis.Perwujudan Sistem Jaringan j g Sumber Daya AirProgram pelestarian sumberdaya air meliputi: P l t i sumber mata air d k Pelestarian bt i dan konservasii ddaerah resapan air.hi Penertiban sumber air yang berasal dari sumber air tanah dalam, terutama yang digunakan oleh industri industri. 79. Perwujudan Sistem Prasarana jPerkotaan Jaringan Air Bersih Jaringan Ai K t /Li b h DomestikJ iAir Kotor/Limbah Dtik Jaringan Drainase Kota g Jaringan Persampahan Jaringan P d t iJ iPedestrian Jaringan Ai Bersih J iAir BihProgram peningkatan pelayanan air bersih meliputi: Pemanfaatan debit air Sungai Cikapundung, mata air Cikareo danauCikapundungCikareo, buatan Saguling serta rencana danau buatan di Kecamatan Cidadap untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah Bandung Barat.yg Pemanfaatan sumber air baku danau buatan Gedebage dan Saguling dan/atau sumber air baku lainnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk wilayah Bandung Timur. Pembentukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah yang berdekatan dalam penyediaan pasokan air baku. Perbaikan jaringan pipa air bersih yang ada secara bertahap dan meningkatkan manajemen operasi dan pemeliharaan pelayanan air bersih. 80. Jaringan Ai K t /Li b h DomestikJ iAir Kotor/Limbah DtikProgram pengembangan prasarana air limbah adalah:Pbi li b h d l h Pengembangan sistem tangki septik komunal di wilayah Bandung Timur. Peningkatan sarana dan prasarana untuk operasi dan pemeliharaan pengelolaan air limbah. PPengembangan saluran air li b h sambungan rumah, iinterseptor, serta bli limbah, b h t tt pipa utama di wilayah Bandung Barat. PPengembangan saluran li b h yang t i h d bllimbah terpisah dengan saluran d i ldrainase. Pengendalian pembuangan limbah ke saluran terbuka dan langsung ke sungai. sungai Penerapan ketentuan yang mewajibkan pembuatan Instalasi Pengolahan Limbah setempat untuk kegiatan industri rumah sakit hotel dan restoran industri,sakit, sebelum dibuang ke badan perairan. Jaringan D i J iDrainase Kota K t Program pengembangan prasarana drainase adalah: Pembuatan rencana induk drainase perkotaan Pembuatan saluran drainase tersier di sisi kiri kanan ruas jalan lingkungandipadukan dengan drainase sekunder dan utama pada tempat-tempatyang belum terlayani Peningkatan kapasitas drainase mikro yang ada Perbaikan sistem drainase pada kawasan banjir dengan sistem berjenjangterpadu Pembangunan danau buatan di daerah genangan banjir di wilayahBandung Timur Penertiban jaringan utilitas lain yang menghambat fungsi drainase Pembentukan kerja sama dengan pemerintah daerah terdekat dalampengelolaan sumberdaya air 81. Jaringan P J iPersampahanh Program pengembangan prasarana persampahan adalah: P bhd l h Penyediaan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-organik.organik Penentuan lahan-lahan untuk TPS/kontainer yang baru. R h bilit i TPS dan k t i yang rusak.Rehabilitasid kontainer k Perluasan TPA Leuwigajah terpadu. Studi kelayakan manajemen pengelolaan sampah terpadu Kota Bandung,Cimahi, dan Kabupaten Bandung. Studi kelayakan penggunaan lahan TPA di Pasir Durung untuk pengelolaansampah terpadu. U h reduksii melaluii pengomposan, d ulang d pemilahan antaraUsaha d kl l daur l danil htsampah organik dan non-organik dapat bekerjasama dengan swasta. Jaringan Pedestrian J iP d ti Pengembangan fasilitas jaringan pejalan yang sudah ada P bPembangunan fasilitas jjaringan pejalan di llokasi-lokasii f ilit i j l k il kyang diperlukan Pengembangan fasilitas jaringan pejalan yang terintegrasidengan pusat pusat kegiatanpusat-pusat 82. Perwujudan Ruang Evakuasi Bencana Pj d R E k iB Identifikasi kondisi kerentanan fisik wilayah dan ketahanan wilayah dari segikelengkapan fasilitas fisik sarana, prasarana dan utilitas Penentuan ruang evakuasi bencana Penentuan jalur-jalur evakuasi bencana yang mudah diakses olehkendaraan evakuasii ( b lk d k(ambulance, mobil pemadam k b k bild kebakaran)) Penentuan titik-titik evakuasi bencana Peningkatan standar fasilitas umum seperti sarana pendidikan yang dapatdijadikan ruang evakuasi bencana Sosialisasi program evakuasi bencana dan sistem peringatan dini (earlywarning system)8.2 Indikasi Program Perwujudan PolaRuang Kota 83. Program perwujudan pola ruang Pj d l Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30%dari luasan total Kota Bandung Perbaikan dan penataan kawasan permukiman yangtidak sehat (kawasan kumuh) menjadi kawasanpermukiman vertikal Penertiban fungsi ruang yang tidak sesuai denganrencana tata ruang 8.3 Indikasi Program PerwujudanKawasan Strategis Kota 84. Penataan kawasan strategis nasional dan provinsi yangada di wilayah Kota Bandung Penataan kawasan yang memiliki nilai strategis dariaspek ekonomi sosial budaya pendayagunaan sumber ekonomi, budaya,daya alam dan/atau teknologi tinggi, dan fungsi dayadukung lingkungan hidup hidup. 8.4 Penatagunaan tanah, air, udara g, , dan SDA lain 85. Program penatagunaan tanahpenatag naan Penertiban pemanfaatan tanah yang tidaksesuai dengan rencana tata ruang Pemanfaatan tanah yang belum terdapat didalam rencana rinci tata ruang dilaksanakandengan mempertimbangkan kriteria dan standarg pgpemanfaatan ruangProgram penatagunaan airpenatag naan Pemeliharaan kualitas air baku, air permukaan, dan airtanah wajib dilakukan oleh masyarakat dan badanusaha. Pemanfaatan air baku permukaan dan air tanah dapat baku,dilakukan oleh masyarakat dan badan usaha sesuaidengan peraturan yang berlakuberlaku. Penertiban pemanfaatan air baku dan badan air sungaidan danau di atas ambang batas yang ditetapkan dalamperaturan yang berlaku. 86. Program penatagunaan udarapenatag naan dara Pemeliharaan kualitas udara wajib dilakukan olehmasyarakat dan badan usaha. Penertiban pemanfaatan udara di atas ambang batasyang ditetapkan dalam peraturan yang berlaku berlaku. Penertiban pemanfaatan ruang udara di atas tanah yangdikuasai masyarakat dan badan usaha harus seijinpemilik hak atas tanah yang bersangkutan.8.58 5 Tahapan Pembangunan 87. Pola R angRuangKawasan LindungPencapaian Ruang Terbuka Hijau sebesar 30% dari luas seluruhwilayah K t Bandung serta pelaksanaan rehabilitasi d ilh Kota B d tl kh bilit i dankonservasi kawasan cagar budaya dilakukan secara bertahap.Tahapan tersebut ditentukan dengan kriteria tingkatpg gkekritisannya. Prioritas I : Mempertahankan, memelihara, danmeningkatkan kualitas RTH yang ada ada. Prioritas II : Membebaskan lahan publik untuk digunakansebagai RTH sehingga tercapai target luasan RTH sebesar30% d i l dari luas wilayah K t Bandung.il h Kota B d Prioritas III : Mempertahankan dan memelihara kawasancagar budaya baik yang masih asli. Prioritas IV : Mempertahankan dan memelihara kawasancagar budaya yang sudah mengalami alih fungsi. Pola R angRuangKawasan BudidayaTahapan pembangunan kawasan budidaya secara p p gyumum didasarkan pada dukungan ekonomi kota danpengembangan wilayah. P i it I : MPrioritasMenata kt kawasan permukiman padat kid tdengan pola pengembangan secara vertikal. Prioritas II : mengembangkan sarana dan prasaranaperumahan dan permukiman padat. Prioritas III: meningkatkan kualitas sarana danprasarana perumahan dan permukiman sedang. Prioritas IV : pengaturan kembali struktur p gpelayanan fasilitas sosial, dan prasarana dasarlingkungan perumahan. 88. Sistem TransportasiTahapan pengembangan sistem transportasi didasarkan padakriteria pemecahan persoalan mendesak (kemacetan),pemenuhan kebutuhan masyarakat serta dukungan padaekonomi kota dan pengembangan wilayah. Prioritas I : perbaikan jalan utama kota yangp j y gmenghubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi kota. Prioritas II : pengembangan jalan kolektor primer yangmenghubungkan PKN Bandung dengan PKW dan PKLsekitarnya. Prioritas III : Pengembangan jalan arteri primer jika terminalterpadu di G d btd Gedebage dit t k sebagai tditetapkan b i terminal ti A i l tipe Priorita IV :Pengembangan jalan kolektor sekunder yangmelewati pusat sekunder Sadang SerangSistem Prasarana dan SSi t P d Sarana KotaK tTahapan pengembangan sistem prasarana dan saranadidasarkan pada kriteria pemecahan persoalan mendesak,pemenuhan kebutuhan masyarakat serta dukungan padaekonomi kota dan pengembangan wilayah. Prioritas I : pemeliharaan dan perbaikan kondisi prasarana ppp dan sarana dasar perkotaan yang ada. Prioritas II : pengembangan sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang evakuasi bencana Priorita III : pengembangan PLTSa sebagai bagian dari sistem pengelolaan sampah terpadu. Prioritas IV : Pembangunan fasilitas jaringan pejalan di lokasi-lokasi yang terintegrasi dengan pusat-pusat kegiatan 89. Kawasan StrategisK St t iTahapan pengembangan kawasan strategis didasarkan padadukungannya terhadap ekonomi kota dan pengembanganwilayah.wilayah Prioritas I : melestarikan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi daya dukungg p gg y g lingkungan hidup Prioritas II : mengembangkan sarana dan prasarana di kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi Prioritas III : melestarikan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya Prioritas IV : mengembangkan sarana dan prasarana di kawasan yang memiliki SDA strategis dan/atau teknologi tinggiKETENTUAN PENGENDALIANPEMANFAATAN RUANG 9 90. 1. Ketentuan Umum Kawasan Lindung (Perlindungan Setempat dan Budaya) Materi yang diaturZona Kualitas yg DeskripsiTujuanKetentuan Umum Diharapkan Kawasan Lindung (L) adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan k l t i li k hidup yang Mencakup perlindungan MelindungiLmencakup sumberdaya alam dan sumberdaya y kawasan dan alam dan cagar budaya; (Lindung)Mampu memberikan KDB maksimum 2% buatan; Klasifikasi bangunan yangLS =perlindungan yangpada kawasan kawasan lindung dapat memiliki nilai dan Perlindungan efektif terhadap perlindungan alami (LS); didasarkan pada peran penting bagi Setempat kehidupan (LS) danp ( ) Melindungi fungsi, gg Kawasan alami (LS) dankeberlanjutanLC = Cagar buatan manusia (LC)warisan budaya kotaintensitas, tata massa kehidupan danBudaya yang dilestarikan untuk(LC) dan langgam kawasan budaya kota. menunjang keberlanjutan dan bangunan yang perlu lingkungan perkotaan. dilestarikan (LC). dil t ik (LC) Klasifikasi lebih detail didasarkapan pada kriteria dalam Keppres 32 Tahun 1990 tentang 179 Kawasan Lindung.2. Ketentuan Umum Kawasan PertanianMateri yang diatur ZonaKualitas ygDeskripsi Tujuan Ketentuan UmumDiharapkan Dapat menampungZona Pertanian (P) kegiatan yang terkaitadalahan kawasan llangsung ddenganuntuk kegiatanpertanian denganbercocok tanam,kepadatan rendah;peternakan, perikananMenyediakan lingungan KDB maksimum 30%P dan juga kehutanan. Menyediakan lahanpertanian yang produktif pada PK;(Pertanian) Klasifikasi guna lahan untuk bercocok dan menciptakan KDB maksimum 20%PK= Pertanialan yang lebih detailtanam, peternakan,p lingkungan yang g g y gppada PB; L h Kering Lahan K idibedakan atas: perikanan danmendukung kegiatan KD minimum 50%;PB = Pertanian PK = lahan pertaniankehutanan. pertanian baik pada PK GSB minimum Lahan Basahyang diusahakanmaupun PB. berbanding lurus dengantanpa p gg p penggenangan. gRumija;R ijPB = Lahan pertanian Tinggi bangunanyang diusahakan maksimum dibatasi garisdenganbukaan langit 45o dari aspenggenanganjalan 180 91. 3. Ketentuan Umum Kawasan PerumahanMateri yang diatur Zona Kualitas ygDeskripsi TujuanKetentuan Umum DiharapkanKawasan untuk tempattinggal atau lingkunganhunian dan tempatp Dapat menampungkegiatan yanghunian berkepadatanmendukung bagi rendah sampai tinggi.;perikehidupan danpenghidupan.penghidupan TipologiMenyediakan lahan Menyediakan KDB maksimum 60%penggunaan lahan yang untuklingkungan hunian yangpada hunianlebih detail dapatpengembangan sehat, nyaman, selamat, berkepadatan tinggi;R diklasisifikasikanhunian denganaman dan asri sesuai KDH minimum 10%;(Perumahan)(P h )berdasarkan bentuk fisikkepadatan dan tipe dengan ragam GSB minimumbangunan (rumah yang bervariasi di kepadatan dan tipeberbanding lurus dengantunggal, kopel, deret,seluruh wilayahhunian yang Rumija;townhouse, rusun,apartemen,apartemen kondomonim)kota dikembangkan g Tinggi bangunan gggmaupun berdasarkan maksimum dibatasi garisklasifikasi kepadatanbukaan langit 45o dari asrendah, sedang dan tinggijalanberdasarkan b tb dk batasanketentuan yang berlaku 1814. Ketentuan Umum Kawasan HankamMateri yang diatur Zona Kualitas ygDeskripsi TujuanKetentuan Umum DiharapkanKawasan untukkegiatan pertahanandan keamanan. Jenis Dapat menampungguna lahan yang lebihhunian (asrama/barak)h i (/b k)detail dapatberkepadatan rendahdidasarkan padasampai sedang.;klasifikasi fungsi Lingkungan fasilitas dan KDB maksimum 60%seperti kantor, gudangMenyediakan lahankegiatan pertahananpada hunianuntuk pertahanan danuntukdan kemanan yang berkepadatan tinggi;H keamanan, tempatp gpengembangangterjamin keselamatanj KDH minimum 10%; (Hankam) (H k ) latihan; berdasarkanfasilitas pertahanan dan kemanannya serta GSB minimumjenis instansidan keamanan.tidak mengganggu berbanding lurus dengan(kepolisian maupun lingkungan sekitarnya. Rumija;militer), maupun ),p Ti i bTinggi bangunanberdasarkan klasifikasimaksimum dibatasi garistingkatbukaan langit 45o dari askerahasiaan.berbahayjalana sepertii iinstalasii lmiliter/kepolisian,182gudang peluru dll. 92. 5. Ketentuan Umum Kawasan Pemerintahan Materi yang diaturZonaTujuan Kualitas yg Deskripsi Ketentuan Umum Diharapkan Kawasan untuk tempat kegiatan KDB maksimum 60% pemerintahan, baikMenyediakan lahan KDH minimum 10%;Menyediakan Nasional, Provinsi, untuk GSB minimumlingkungan Kota. Klasifikasi gunapengembangan berbanding lurus denganpemerintahan yang lahan dapat dibedakan kegiatan Rumija;sehat, nyaman, selamat,PM berdasarkan jenis pemerintahanaman dan asri sesuai Tinggi bangunan(Pemerintahan)(Pi t h )instansi (pusat(pusat,dengan tipe danmaksimum dibatasi garisdengan ragam nasional, karakteristik yang bukaan langit 45o dari askarakteristik dan tipe kota/kabupaten) ataubervariasi dijalan.pemerintahan yang berdasarkan skala seluruh wilayahy Dilengkapi prasaranag ppdikembangkandik b k pelayanan (Regional,kota minimum sesuai standar kota, sub pusat kota,(parkir misalnya) atau lingkungan)183 6. Ketentuan Umum Kawasan Fasilitas Materi yang diaturZonaTujuan Kualitas yg Deskripsi Ketentuan Umum Diharapkan Fasilitas F ili (F) merupakank sarana untuk melancarkan dan memberi kemudahan pelaksanaan fungsi tertentu Fasilitas sosial (FS) fasilitas yg disediakan oleh KDB maksimum 60% pemerintah atau swasta untukMenyediakan lingungan pada hunian masyarakat, spt sekolah, Fasilitas Sosial (FS) berkepadatan tinggi;Fklinik, dan tempat ibadah;Menyediakan lahan dan Fasilitas Umum KDH minimum 10%; (Fasilitas) untuk melancarkan Fasilitas Umum (FU) adalah(FU) yang sehat, GSB minimumFS = Fasilitas fasilitas lingkungan yang dan memberi nyaman, selamat, aman y berbanding lurus dengan g g Sosial S i l berfungsi untuk kemudahan bagi menyelenggarakan dandan asri sesuai denganRumija;FU = Fasilitas masyarakat mengembangkan kehidupan ragam kepadatan dan Tinggi bangunan Umumumum dapat berupa FU1 = (permukiman) Non Hijau) seperti ruangtipe hunian yangmaksimum dibatasi garis terbuka, squre dll maupun dikembangkan dik b k bukaan llangit 45o d i as b k it dari FU2 (Hijau) seperti taman.jalan Klasifikasi FS, maupun FU dapat didasarkan pada skala pelayanan (Nasional, Regional, Kota, Kecamatan, 184 kelurahan dll) 93. 7. Ketentuan Umum Kawasan Transportasi Materi yang diaturZonaKualitas ygDeskripsi TujuanKetentuan UmumDiharapkanMenyediakan lahan KDB maksimum 80%Kawasan untukuntuk pada hunianfasilitas penunjang Menyediakan saranapengembanganberkepadatan tinggi;sistem transportasi transportai yang sehat,fasilitas penunjang KDH minimum 10%;seperti terminalnyaman, selamat, amantransportasi GSB minimumT angkutan umum,dengan tipe dan g pdan asri serta mudahberbanding lurus dengang g(Transportasi)(T t i) stasiun kreta apiapi,dicapai sesuai dengankarakteristik sesuaiRumija;pelabuhan laut, ragam jenis dandengan fungsi dan Tinggi bangunanpelabuhan udara,karakteristik yangperaturan maksimum dibatasi garistempat p p pemberhentiandikembangkangperundangan yangd bukaan llangit 45o d i asb k it dariumum.berlaku.jalan 185 8. Ketentuan Umum Kawasan KomersialMateri yang diatur Zona Kualitas yg Deskripsi D ki i TujuanT j Ketentuan UK t t Umum Diharapkan Membatasi kegiatan komersilpada zona perumahan; Kawasan yang diperuntukkan Menyediakan prasarana untuk kegiatan komersil, termasuk perdagangan, jasa,minimum (parkir, bongkar Menyediakan hiburan, dan perhotelan yang muat, penyimpanan/gudang diharapkan mampu dih k lahan untuk Menyediakanyang memadai; mendatangkan keuntungan menampung kawasan komersil Tidak menimbulkan gangguanKbagi pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada tenaga kerja yang nyaman, amanterhadap kepentingan umum (Komersil)suatu kawasan perkotaan.dalam kegiatan g dan produktif untuk Sub zona komersilSub-zonaKP = Klasifikasi yang lebih detail pertokoan, jasa, untuk KP dapat didasarkan berbagai macam didasarkan pada skalaPerdaganganrekreasi, dan pada jenis kegiatan pola pengembanganpelayanannya KJ = Jasa perdagangan maupunpelayanan yang diinginkan Intensitas Pemanfaatan wadahnya. D iki pulad h Demikian l masyarakat;k t dengan KJ, klasifikasi yang masyarakat.Ruang ditentukan dengan lebih detail didasarkan pada mempertimbangkan jenis kegiatan jasa maupun tipe/karakteristik kegiatan berdasarkan dampak kegiatan jasa.komersial daya dukung baiklahan dan kapasitas186jalan(ANDALALIN) 94. 9. Ketentuan Umum Kawasan Industri dan PergudanganMateri yang diaturZonaZKualitas yg DeskripsiTujuanKetentuan Umum Diharapkan Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri Memberikan dan pergudanganp g g kemudahan dalamMenyediakan ruangM di k berdasarkanfleksibilitas bagi Melindungi penggunaanbagi RTRW yangindustri baru danlahan untuk industri;Kegiatan industri dan ditetapkan olehredevelopment Membatasi penggunaan nonmanufaktur serta pemerintah k t i t h kota.proyek-proyekkk iindustri;d tipergudangan dalamIPada tingkatanupaya meningkatkanindustri; Menyediakan prasarana (Industri dan yang lebih detail Menjamin (IPAL, parkir, bongkar-muat,keseimbangan antaraPergudangan) klasifikasi guna pembangunan gudang) minimum yangpenggunaan lahan lahan industri dapat industri yangmemadaisecara ekonomis dan dibedakanberkualitas tinggi Melindungi masyarakat danmendorong berdasarkan jenisj dan ramahkepentingan umum dari pgpertumbuhan polutan yang lingkungan, gangguan kegiatan industrilapangan kerja dihasilkan atau berdasarkan jenis kegiatan d t i k i t iindustri. 1878.2 Ketentuan umum perizinan:- Perijinan adalah upaya mengat r kegiatan kegiatan yang memiliki pel angpa a mengatur kegiatan-kegiatan angpeluangmelanggar ketentuan perencanaan dan pembangunan, serta menimbulkang gggangguan bagi kepentingan umum; g p g;- penerbitan perijinan pembangunan, pemanfaatan ruang, dan pengendalianpemanfaatan ruang untuk wila