20. asuhan pada bbl-

22
MATA KULIAH WAKTU DOSEN TOPIK Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Upload: yuli-caca

Post on 11-Aug-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 20. Asuhan Pada Bbl-

MATA KULIAH

WAKTU

DOSEN

TOPIK

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Page 2: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 1

Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan tentang adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan di luar uterus

2. Menjelaskan tentang perlindungan termal (termoregulasi)

3. Menjelaskan tentang pemeliharaan pernafasan

4. Menjelaskan tentang pemotongan tali pusat

5. Menjelaskan tentang bounding attachmen

6. Menjelaskan tentang pemberian ASI awal

1. Departemen Kesehatan RI. Asuhan Persalinan Normal. 2007

2. Benett, V.R Myles textbook for midwives 12th edition. United Kingdom :

Churchill Livingstone, 1996

3. Farrer, Helen.Perawatan maternitas, Jakarta: EGC;1999

4. Manuaba. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk

Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC; 1998.

5. Mochtar R. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1

Edisi 2, Jakarta : EGC; 1998.

6. Moore, Hacker. Esensial Obstetri & Ginekologi, Jakarta : Hipokrates; 2001

7. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2002

8. Pusdiknakes. Asuhan Intrapartum, WHO-JHPIEGO; 2003

9. Saifuddin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,

Jakarta : JNPKKR; 2001

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

SUB TOPIK

1. Adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan di luar uterus

2. Perlindungan termal (termoregulasi)

3. Pemeliharaan pernafasan

4. Pemotongan tali pusat

7. Bounding Attachment

8. Pemberian ASI awal

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

REFERENSI

Page 3: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 2

Bayi baru lahir merupakan masa transisi dari suatu sistem yang teratur dan

sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung

kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Bayi baru lahir

sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi

mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah

lahir.

Bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir.

Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah

tali pusat diklem dan dipotong.

1. Adaptasi BBL

Bayi baru lahir merupakan masa transisi dari suatu sistem yang teratur dan sebagian

besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung

kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.

2. Perlindungan termal (termoregulasi)

a. Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi

sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan

panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan

hipotermia, sangat berisiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan

kematian.

Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau

tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan

yang relatif hangat.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

PENDAHULUAN

Page 4: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 3

Mekanisme kehilangan panas

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:

1. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat

terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh

bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan

panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak

segera dikeringkan dan diselimuti.

2. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh

bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang

temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi

melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda

tersebut.

3. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara

sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam

ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas

juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara

melalui ventilasi atau pendingin ruangan.

4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat

benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.

Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut

menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara

langsung).

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 5: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 4

Gambar: Mekanisme Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir

Sumber: WHO/RHT/MSM/97-2.

Mencegah kehilangan panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut:

1. Keringkan bayi dengan seksama

Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan

panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi.

Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan di atas perut ibu.

Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan

taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.

2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat

Segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk

atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban kemudan selimuti tubuh bayi

dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah di dekat

tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti

handuk, selimut atau kain yang basah telah diganti dengan selimut atau kain

yang baru (hangat, bersih dan kering).

3. Selimuti bagian kepala bayi

Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala

bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan bayi akan dengan cepat

kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 6: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 5

4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah

kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir.

Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama

kelahiran (lihat bagian pemberian ASI di bagian selanjutnya dalam bab ini).

5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama

jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti

bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai

dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat

pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam jam setelah

lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat

menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.

Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir

Praktik memandikan bayi yang dianjurkan:

1. Tunggu sedikitnya enam jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih

lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi).

2. Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila

antara 36,5 ºC–37,5 ºC). Jika suhu tubuh bayi masih di bawah 36,5 ºC,

selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan

tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kulit ibu-

bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi

tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu jam.

3. Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernafasan.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 7: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 6

4. Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruang mandinya hangat dan tidak ada

tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh

bayi dan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk

menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.

5. Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat.

6. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering.

7. Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian

selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti

dengan baik.

8. Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan

baik.

9. Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan

bayinya.

Tempatkan Bayi di Lingkungan yang Hangat

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di

tempat tidur yang sama dengan ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan

bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap

hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi

pada bayi.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 8: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 7

3.Pencegahan infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau

kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun

beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong

persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut:

Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi.

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.

Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,

pengisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau

steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika akan melakukan pengisapan

lendir dengan alat tersebut (jangan bola karet penghisap yang sama untuk lebih

dari satu bayi).

Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi,

sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur,

termometer, stetoskop dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi,

juga bersih. Dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan (lihat Bab1)

Penilaian

Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang disiapkan pada

perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkan maka letakkan bayi dekat ibu

(diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut

bersih dan kering. Segera pula lakukan penilaian awal dengan menjawab 2

pertanyaan :

Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan?

Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?

Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah maka segera

lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 9: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 8

4. Pemotongan tali pusat dan Merawat tali pusat

a. Mengikat tali pusat

Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan pengikatan

puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia).

1. Celupkan tangan (masih menggunakan sarung tangan) ke dalam larutan klorin

0,5%, untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.

2. Bilas tangan dengan air disinfeksi tingkat tinggi.

3. Keringkan tangan tersebut menggunakan handuk atau kain bersih dan kering.

4. Ikat puntung tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dinding perut bayi (pusat).

Gunakan benang atau klem plastik penjepit tali pusat disinfeksi tingkat tinggi

atau steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit

plastik tali pusat.

5. Jika pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan benang di

sekeliling puntung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati di

bagian yang berlawanan.

6. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klorin

0,5%.

7. Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering.

b. Nasehat untuk merawat tali pusat

1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan

cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.

2. Nasehati hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.

3. Mengoleskan alkohol atau betadine (terutama jika pemotong tali pusat tidak

terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena

menyebabkan tali pusat basah/lembab

4. Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:

Lipat popok di bawah puntung tali pusat.

Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun

dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 10: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 9

Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan jika pusat menjadi merah,

bernanah atau berdarah atau berbau.

Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau

darah, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi

baru lahir.

7. Bounding Attachment

Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment

1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).

2. Sentuhan orang tua pertama kali.

3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.

4. Kesehatan emosional orang tua.

5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.

6. Persiapan PNC sebelumnya.

7. Adaptasi.

8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.

9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi

kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa

nyaman.

10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.

11. Penekanan pada hal-hal positif.

12. Perawat maternitas khusus (bidan).

13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan

pasangan.

14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

Keuntungan Bounding Attachment

1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.

2. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 11: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 10

Hambatan Bounding Attachment

1. Kurangnya support sistem.

2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).

3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).

4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

8. Pemberian ASI awal

Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir

harus mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali pusat

diklem dan dipotong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu

untuk menyusukan bayi setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam

kondisi baik (termasuk menjahit laserasi). Keluarga dapat membantu ibu untuk

memulai pemberian ASI lebih awal.

Memulai pemberian ASI secara dini akan:

Merangsang produksi susu.

Memperkuat refleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi

paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang manfaat kontak langsung ibu-bayi

dan anjurkan untuk menyusukan bayinya sesering mungkin untuk merangsang

produksi ASI sehingga mencukupi kebutuhan bayi itu sendiri (Enkin, et al,

2000). Yakinkan ibu dan keluarganya bahwa kolostrum (susu beberapa hari

pertama kelahiran) adalah zat bergizi dan mengandung semua unsur yang

diperlukan bayi. Minta ibu untuk memberi ASI sesuai dengan keinginan atau

dorongan naluriah bayinya. Pada saat bayi melepaskan puting susu yang satu,

minta ibu untuk memberikan puting susu yang lainnya. Jelaskan pada ibu

bahwa membatasi lama bayi menyusu akan mengurangi jumlah nutrisi yang

diterima bayi dan akan menurunkan produksi susunya (Enkin, et al, 2000).

Anjurkan ibu untuk bertanya mengenai cara pemberian ASI dan kemudian beri

jawaban lengkap dan jelas. Pesankan untuk mencari pertolongan bila ada

masalah dengan pemberian ASI

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 12: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 11

Posisi menyusui

Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI dan

mencegah lecet puting susu (Enkin, et al, 2000). Pastikan ibu memeluk bayinya

dengan benar. Berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukannya, terutama jika

ibu pertama kali menyusui atau ibu berusia sangat muda.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Pedoman menyusui (WHO/UNICEF, Breast Feeding Promotion and Support, 2005):

Mulai menyusui segera setelah lahir (dalam waktu satu jam). Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya

air, madu, larutan air gula atau pengganti susu ibu) kecuali diinstruksikan oleh dokter atas alasan-alasan medis; sangat jarang ibu tidak memiliki air susu yang cukup sehingga memerlukan susu tambahan (Enkin, et al, 2000).

Berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidupnya dan baru dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI setelah periode eksklusif tersebut.

Berikan ASI pada bayi sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun malam (8-10 kali atau lebih dalam 24 jam) selama bayi menginginkannya.

Page 13: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 12

Posisi menyusui yang diuraikan di atas adalah posisi dimana ibu telah memiliki

kemampuan untuk duduk dan melakukan mobilisasi secukupnya. Masih ada

beberapa posisi alternatif lain yang disesuaikan dengan kemampuan ibu setelah

melahirkan anaknya, misalnya posisi berbaring telentang, miring kiri atau miring

kanan dsb. Posisi ibu berbaring telentang dan setengah duduk mungkin lebih sesuai

untuk pemberian ASI dini.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Ingat: ibu yang berpengalaman sekalipun tetap memerlukan bantuan untuk

mulai menyusukan bayi barunya.

Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik: dagu menyentuh payudara ibu mulut terbuka lebar hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), lingkar

areola atas terlihat lebih banyak dibandingkan lingkar areola bawah lidah bayi menopang puting dan areola bagian bawah bibir bawah bayi melengkung keluar bayi mengisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai

dengan berhenti sesaat

Posisi menyusui:

Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada pada satu garis lurus), muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi di depan puting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap ke perut ibu.

Ibu mendekatkan bayinya ke tubuhnya (muka bayi ke payudara ibu) dan mengamati bayi siap menyusu: membuka mulut, bergerak mencari, dan menoleh.

Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke puting susu ibu sehingga bibir bayi dapat menangkap puting susu tersebut.

Page 14: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 13

cradle Football Cross Cradle

Cradle Crisscross Double Football

Gambar : Ibu menyusukan bayinya dengan posisi duduk

Sumber : Institute of Reproductive Health-Rafael Avila/JHU CCP 2006 (14)

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 15: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 14

1. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan

tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti, merupakan mekanisme

kehilangan panas:

a. Konveksi

b. Konduksi

c. Evaporasi

d. Radiasi

Jawab C

2. Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang

lebih dingin, merupakan mekanisme kehilangan panas:

a. Konveksi

b. Konduksi

c. Evaporasi

d. Radiasi

Jawab A

3.Memandikan bayi pada bayi baru lahir normal sebaiknya dilakukan pada:

a. saat bayi baru lahir

b. 1 jam setelah bayi lahir

c. 3 jam setelah bayi lahir

d. 6 jam setelah bayi lahir

jawab D

4. Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik:a. dagu menyentuh payudara ibu

b. mulut tertutup

c. hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu

d. lidah bayi menopang puting dan areola bagian bawah

Jawab B

5. Hambatan Bounding Attachment

a. Kurangnya support sistem.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

EVALUASI

Page 16: 20. Asuhan Pada Bbl-

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 15

b. Ibu dengan resiko (ibu sakit).

c. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat

fisik).

d. Kehadiran bayi yang diinginkan.

Jawab D

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin