2 w`q - siharapanku | sistem harga pangan komoditas...

69
2 w`q

Upload: nguyenkhanh

Post on 10-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

2 w`q

Page 2: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

STUDI KELAYAKAN USAHA SAPI POTONGDI KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA

(UPAYA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN KLASTER DIKABUPATEN LANGKAT)

KANTOR BANK INDONESIA MEDAN2010

Page 3: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

KATA PENGANTAR

Studi Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Kabupaten Langkat Provinsi

Sumatera Utara (Upaya Bank Indonesia Dalam Pengembangan Klaster di Kabupaten Langkat),

oleh Kantor Bank Indonesia (KBI) Medan merupakan salah satu program KBI Medan tahun

2010. Kajian ini juga merupakan bagian dari pemberian bantuan teknis Bank Indonesia

khususnya pengembangan klaster dan penyediaan informasi dalam rangka “Pengembangan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PUMKM)”.

Tujuan kajian ini adalah untuk memberikan gambaran lebih rinci kepada semua pihak

yang mempunyai perhatian pada upaya pengembangan sapi potong, khususnya pemerintah

daerah. Di samping itu, bagi lembaga pembiayaan hasil kajian ini dapat digunakan sebagai

dasar untuk melihat potensi pembiayaan di sektor peternakan, termasuk adanya upaya

meningkatkan kemampuan finansial masyarakat agar usaha sapi potong mengarah pada usaha

yang bankable.

Bagi Masyarakat, penerbitan buku ini dapat dipergunakan menjadi salah satu sumber

informasi dalam pengembangan usaha sapi potong sebagai alternatif bisnis dan

pengembangan potensi ekonomi masyarakat, dan bagi pihak terkait diharapkan dapat

menindaklanjuti rekomendasi hasil studi kelayakan usaha sehingga dapat secara bersama –

sama memberdayakan UMKM.

Hasil Kajian ini diharapkan dapat dimanfaatkan berbagai pihak khususnya pembuat

keputusan, kalangan perbankan, masyarakat pemerhati pengembangan UMKM dan sebagai

rujukan, menambah wawasan dan pengetahuan tentang “Usaha Sapi Potong”. Selanjutnya kami

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyediaan data

dan informasi yang diperlukan bagi kajian ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu

melimpahkan ridhoNya dan memberikan kemudahan kepada kita semua.

Medan, Desember 2010

BANK INDONESIA MEDAN

Nasser AtorfPemimpin

Page 4: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

RINGKASAN STUDI KELAYAKANUSAHA SAPI POTONG DI KABUPATEN LANGKAT

SUMATERA UTARA

No. Unsur Pembiayaan Uraian

1. Jenis usaha Penggemukan Sapi Potong jenis Brahman

2. Lokasi usaha

Kelompok peternak di Desa TanjungSelamat – Padang Tualang dan DesaKarang Gading – Secanggang KabupatenLangkat

3. Kebutuhan dana- Pembelian peralatan : Rp 4.840.000,00- Biaya operasional : Rp 40.542.000,00

4.Sumber dana :a. Modal sendirib. Kredit

Rp 4.850.000,00Rp40.542.000,00

5. Kredit modal kerja- Suku bunga : 20%prorata per tahun- Jangka waktu : 5 – 6 bulan

6. Periode pembayaran kredit- Angsuran pokok dibayarkan pada waktu jatuh

tempo- Bunga kredit dibayarkan setiap bulan

7.

Kelayakan usaha :a. Sistim Penggemukanb. Periode usahac. Produkd. Skala produksie. Harga rata-rataf. Teknologig. Pemasaran produk

Kereman3 bulanPenggemukan Sapi Potong (BrahmanCross)4 ekor per periode, 2 periode se tahun27.000 kg berat hidupSederhanaPedagang pengepul (Mitra Usaha)

Page 5: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN (lanjutan...)

8. Kriteria kelayakan usahaa. NPV dengan Discount rate

sebesar 10% *)b. IRRc. Net B/C ratiod. Payback periode. Penilaian

Rp66.234.224,01

205,73%7,82827 kali5,811 bulanLayak dibiayai

9.

Analisis sensitivitas :Asumsi dengan bungakomersil 15%a. NPV dengan Discount rate

sebesar 15%b. IRRc. Net B/C ratiod. Payback periode. Penilaian

Rp54.050.303,47

195,18%6,572206,121 bulanLayak dibiayai

*) Skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) sebesar 6% prorata (flate) per tahun.Dalam analisa kelayakan ini diasumsikan suku bunga kredit sebesar 10% prorata (flate)per tahun, dimaksudkan untuk mengetahui apakah budidaya penggemukan sapimampu dibiayai dengan suku bunga kredit sebesar 10% prorata dengan jangka waktusatu tahun.

Page 6: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .iiRINGKASAN EKSEKUTIF PENGGEMUKAN SAPI POTONG .iiiDAFTAR ISI .vDAFTAR TABEL .viDAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK .viii

BAB I PENDAHULUAN 11.1. Latar belakang 11.2 Potensi Peternakan Sapi di Kabupaten Langkat 31.3. Maksud dan Tujuan 41.4 Manfaat 51.5 Ruang Lingkup 5

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 62.1. Profil Peternak Sapi Potong 62.2. Model Pengembangan Usaha Sapi Potong 7

2.2.1.Model Pengembangan Usaha Sapi Potong denganPola Klaster 8

2.2.2. Model Klaster Sapi Potong Di Kabupaten Langkat 17

BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 243.1. Aspek Peluang Pasar 243.2. Aspek Pemasaran 273.3. Aspek Persaingan 30

BAB IV ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI 334.1. Proses Pemeliharaan 334.2. Persyaratan Teknis 344.3. Kendala Penggemukan Sapi potong 42

BAB V ASPEK KEUANGAN 455.1. Asumsi untuk analisis keuangan 455.2. Komponen dan Struktur Biaya 475.3. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja 485.4. Produksi dan Pendapatan 495.5. Proyeksi Rugi Laba Usaga 495.6. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha 50

Page 7: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

BAB VI ASPEK EKONOMI SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 526.1. Aspek Ekonomi dan Sosial 526.2. Aspek Dampak Lingkungan 52

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 537.1. KESIMPULAN 547.2. SARAN 54

DAFTAR PUSTAKADAFTAR WEBSITEDAFTAR LAMPIRAN

Page 8: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

DAFTAR TABEL

Tabel

1 Tabel 1. Populasi Ternak Sapi Potong Tahun 1984 – 1989 25

2 Populasi Ternak Sapi di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2004 – 200828

3 Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2004 - 2008 28

4 Produksi daging Sapi Per Kab/Kota di Sumut Tahun 2007 – 2008 29

5 Harga Daging Sapi di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008 – 2010 30

6 Kebutuhan Zat Gizi Sapi Jantan Untuk Pertumbuhan danPenggemukan

37

7 Asumsi dan Parameter Untuk Analisa Keuangan Usaha Sapi Potong 44

8 Biaya Investasi dan penyusutan usaha Penggemukan Sapi Potong 45

9 Biaya pembelian peralatan pada usaha sapi potong 45

10 Biaya Operasional Usaha Sapi Potong 46

11 Kebutuhan Dana Usaha Penggemukan Sapi Potong 46

12 Produksi, Harga Jual dan Nilai Penjualan Sapi Potong dan ProdukIkutan (Kompos/Pupuk Kandang)

47

13 Proyeksi Laba Rugi Penggemukan Sapi Potong 48

Page 9: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar

Gambar 1. Ternak Sapi Potong 2

Gambar 2. Tiga Pilar dalam Pengembangan UMKM 8

Gambar 3. Pola Pengembangan Klaster Sapi Potong 16

Gambar 4. Pola Klaster Sapi Potong di Kabupaten Langkat 22

Gambar 5. Rantai Pemasaran Sapi Potong 31

Gambar 6. Lokasi Kandang Ternak 35

Gambar 7. Tanaman Jagung sebagai pakan hijauan 39

Gambar 8. Pakan Konsentrat 40

Gambar 9. Mullose (tetes tebu) sebagai bahan campuran konsentrat 40

Gambar 10. Ternak Sapi Potong 42

Grafik

Grafik 1. Populasi Sapi Potong Tahun 2005 – 2009 25

Grafik 2. Penyediaan Daging Sapi Tahun 2005 – 2009 26

Grafik 3. Laju Pertumbuhan konsumsi daging selama 10 tahun terakhir (1998– 2007)

27

Page 10: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Program pemberdayaan sektor riil serta pengembangan Usaha Mikro, Kecil danMenengah (UMKM) sangat penting dilakukan karena dapat mengurangi angka kemiskinandan pengangguran. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pemberdayaan padasektor pertanian, karena pertanian merupakan salah satu sektor yang banyak menyerapangkatan kerja di Sumatera Utara. Salah satu komoditi pertanian yang memberikan harapanadalah sub sektor pertanian/ peternakan sapi potong.

Sumber daya pertanian, khususnya usaha peternakan sapi potong merupakan salahsatu sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable) dan berpotensi untukdikembangkan guna meningkatkan dinamika ekonomi. Usaha sapi potong potensidikembangkan, dikarenakan: usaha ini relatif tidak tergantung pada ketersediaan lahan dantenaga kerja yang berkualitas tinggi; memiliki kelenturan bisnis dan teknologi yang luas danluwes; produk sapi potong memiliki nilai elastisitas terhadap perubahan pendapatan yang tinggi;dan dapat membuka lapangan pekerjaan. Namun, modal yang dibutuhkan cukup besar. Usahasapi potong menjurus kepada usaha penggemukan untuk pemanfaatan dagingnya saja,dengan demikan dapat dihasilkan produk daging sapi dengan berat optimal dan berkualitas.

Daging sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dibutuhkankonsumen, dan sampai saat ini Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan sehinggasebagian masih harus diimpor. Kondisi tersebut mengisyaratkan suatu peluang untukpengembangan usaha budi daya ternak, terutama sapi potong. Dengan melakukanpembesaran sapi potong diharapkan dapat menghasilkan daging sapi yang banyak danberkualitas baik. Dengan demikian, daging yang berkualitas tersebut memiliki harga yangcukup tinggi di pasaran.

Pemeliharaan sapi potong beberapa tahun terakhir menunjukkan perkembangan yangcukup menggembirakan. Perkembangan ini senantiasa didorong oleh pemerintah dalamupaya tercapainya swasembada daging sapi. Sampai dengan tahun 2009, populasi sapipotong secara nasional baru mencapai 12 juta ekor dari sebelumnya sebanyak 11, 8 juta ekor.Meskipun terjadi kenaikan populasi, tetap belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapinasional. Jumlah tersebut hanya mampu menyuplai 60% penyediaan daging sapi lokal yangmencapai 264 ribu ton dari total kebutuhan 322 ribu ton. Untuk sisanya, 58,1 ribu ton diambildari daging sapi bakalan impor. “Penyediaan daging sapi selama 5 tahun terakhir jugameningkat, tapi pemenuhan kebutuhan daging sapi dari dalam negeri masih sekitar 60%sehingga masih impor 40% (Menteri Pertanian RI, Seminar Pengembangan Ternak Potonguntuk Mewujudkan Program Kecukupan Swasembada Pangan).

Page 11: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Gambar 1. : Ternak Sapi Potong

Dalam upaya memenuhi kebutuhan sapi, di tempuh dengan cara mengimpor baik dalambentuk sapi, sapi potong, daging sapi maupun semen untuk inseminasi buatan (IB).Diantaranya yang banyak diimpor tersebut adalah sapi potong. Untuk meningkat kan kualitasdan kuantitas daging sapi potong di dalam negeri, baik yang berasal dari sapi potong impormaupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang akhir - akhir ini berbagai usahapenggemukan sapi potong yang dilakukan oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil.Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani di desa-desa, usaha penggemukan sapiini merupakan alternatif yang bisa dilakukan untuk menambah pendapatan. Denganpenggemukan selama 90 – 180 hari, akan dapat diperoleh hasil berupa nilai tambah beratbadan sapi potong dengan kualitas daging yang lebih baik.

Kegiatan penggemukan sapi ini bisa dilakukan oleh sejumlah peternak kecil secarabersama – sama dengan membentuk kelompok – kelompok peternak sapi dibawahpembinaan Koperasi dengan mengadakan kerjasama kemitraan dengan pengusaha peternakbesar (feedlotters) yang memiliki kegiatan impor sapi bakalan atau pedagang sapi lokal danpemasaran sapi hasil penggemukan yang dilakukan. Dalam hal ini Koperasi bekerjasamadengan pengusaha peternak besar menggunakan kredit perbankan untuk modal investasi danmodal kerjanya.

Oleh karenanya, dan memperhatikan peran penting usaha sapi potong sebagai bagiandari mata rantai peternakan sapi, maka dipandang perlu diadakannya Survei/Kajian PolaPembiayaan Usaha Sapi Potong khususnya sebagai pilot project klaster peternakan sapi yangdiinisiasi/difasilitasi oleh PBI Medan di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.

1.2. POTENSI PETERNAKAN SAPI DI KABUPATEN LANGKAT

Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten yang berpotensi sebagaipenghasil daging sapi terbesar di Sumatera Utara, yang jumlahnya mencapai 77.250 ekor

Page 12: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

(BPS, Kabupaten Langkat 2007). Umumnya, masyarakat memiliki ternak sapi yang merekapelihara secara tradisional, semi intensif maupun intensif. Jenis sapi yang dikelolamasyarakat diantaranya adalah sapi lokal, sapi brahmana Cross, Limosin, dll.

Luas Lahan di Kabupaten Langkat sekitar ± 6.263,29 Km² serta memiliki potensi sumberdaya yang luar biasa, baik dari sisi luas dan kondisi alam yang relatif strategis, juga keadaanlahan yang sangat cocok untuk diolah sebagai kegiatan perkebunan maupun peternakan.Mayoritas mata pencaharian utama masyarakat di Kabupaten Langkat selain sebagaikaryawan/pekerja adalah di bidang perkebunan dan pertanian. Sedangkan sektor peternakanmayoritas masih merupakan mata pencaharian sampingan. Hampir di setiap keluarga diseluruh kecamatan memiliki usaha peternakan, khususnya sapi dan kambing sebagai matapencaharian sampingan, karena usaha peternakan ini adalah usaha yang telah dilakukan olehmasyarakat secara turun-temurun.

Menurut Dirjen Peternakan Departemen Pertanian Republik Indonesia, bahwaKabupaten Langkat merupakan salah satu sentra penghasil daging sapi terbesar di Indonesia.Potensi peternakan sapi yang sangat besar di Kabupaten Langkat harus didukung penuh olehberbagai stakeholders, seperti: Pemerintah, perbankan, perusahaan pemerintah maupunswasta/asing, dll. agar usaha peternakan ini dapat ditingkatkan sehingga mampu menjadisumber penghasil daging bagi kebutuhan masyarakat baik secara lokal maupun nasional.

Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah setempat berupaya untuk meningkatkanusaha peternakan sapi. Hal ini diwujudkan dengan beberapa kegiatan, seperti: pemberianbantuan teknis berupa pelatihan pengelolaan sapi, pemberian bibit sapi, maupun fasilitasiberupa peralatan pengolahan pakan ternak sapi bagi masyarakat yang fokus untukmengembangkan usaha peternakan sapi. Pemerintah juga telah menggagas untukmewujudkan program integrated farming di daerah tersebut, dimana usaha peternakan danperkebunan dapat saling memberikan manfaat satu dengan lainnya.

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam tahapan pengembangan tersebut, diantaranya:a. Keterbatasan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Langkat untuk mendukung program

tersebut.b. Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang mampu memberikan bimbingan teknis.c. Tidak semua masyarakat yang memiliki keinginan yang kuat untuk menjadikan

peternakan sapi menjadi sebuah bisnis utama.d. Masih sedikitnya peran stakeholders lainnya yang bersedia untuk mendorong program

tersebut.e. Keterbatasan pengetahuan dan sulitnya masyarakat untuk mengakses permodalan ke

perbankan/lembaga keuangan.

Berdasarkan kondisi diatas, maka Bank Indonesia Medan berkomitmen untukmendorong pertumbuhan ternak sapi masyarakat melalui pembinaan dan mediasi dalam

Page 13: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

penyaluran kredit/pembiayaan dari perbankan kepada peternak sapi dalam bentuk pilotproject klaster.

Permasalahan yang dialami oleh peternak sapi potong adalah masih terbatasnyaperbankan yang tertarik membiayai usaha dimaksud, yang disebabkan karena perbankanmasih kekurangan informasi analisa kelayakan usaha budidaya peternakan sapi potong.

Dalam upaya mendukung pengembangan komoditi unggulan di Sumatera Utara, BankIndonesia berperan dalam memberikan bantuan teknis dengan bentuk pelatihan danpenyediaan informasi. Guna membantu mengatasi kekurangan informasi pihak perbankan,khususnya pada waktu melakukan analisa kredit, maka perlu disusun buku (lending model)pola pembiayaan usaha kecil sapi potong.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan buku pola pembiayaan usaha kecil sapi potong di Kabupaten LangkatProvinsi Sumatera Utara dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelayakan usaha penggemukansapi yang meliputi beberapa aspek teknis, aspek pemasaran, aspek produksi, aspekkeuangan, aspek ekonomi, sosial dan dampak lingkungan meliputi pengaruh usaha sapipotong terhadap perekonomian, penciptaan lapangan kerja, pengaruh terhadap sektor laindan dampak terhadap lingkungan. Disamping itu, juga dimaksudkan untuk mengidentifikasilebih lanjut pola pembiayaan usaha sapi potong yang telah berjalan dan alternatif polapembiayaan untuk mendorong pengembangan usaha sapi potong ke arah yang lebih baik.

Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan gambaran lebih rinci kepada parapihak yang mempunyai perhatian pada upaya pengembangan sapi potong, khususnyapemerintah daerah. Di samping itu, bagi lembaga pembiayaan hasil kajian ini dapatdigunakan sebagai dasar melihat potensi pembiayaan di sektor pertanian, termasuk adanyaupaya meningkatkan kemampuan finansial masyarakat melalui pelatihan dan pembinaanagar usaha sapi potong mengarah pada usaha yang bankable.

1.4. MANFAAT

Dengan adanya buku studi kelayakan usaha sapi potong di Kabupaten Langkat(Upaya Bank Indonesia Dalam Pengembangan Klaster di Kabupaten Langkat), diharapkandapat dipergunakan sebagai:

a) Referensi peluang usaha dan investasi penggemukan sapi potong kepada pihak – pihakyang berminat menekuni usaha ini melalui pola klaster yang saling menguntungkansebagai alternatif bisnis dan pengembangan potensi ekonomi kerakyatan;

b) Mampu mendorong minat lembaga keuangan untuk memberikan dukungan pembiayaandalam pengembangan usaha sapi potong khususnya dan usaha sejenis pada umumnya;

Page 14: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

c) Dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi peternak dalam mendapatkan bantuanpembiayaan dari lembaga keuangan, sehingga peternak mampu untuk mengembangkanusahanya secara mantap dan berkelanjutan dan meningkatkan pendapatan;

d) Mendorong pengembangan usaha kecil penggemukan sapi potong sehingga mampumeningkatkan produksi sapi potong dalam rangka memenuhi kebutuhan daging danmampu meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat disekitarnya.

e) Landasan awal bagi Pemerintah Daerah dalam menetapkan kebijakan pengembangan subsektor pertanian, khususnya sapi potong di wilayah Kabupaten Langkat.

1.5. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penyusunan buku pola pembiayaan usaha kecil sapi potong diKabupaten Langkat memiliki cakupan hasil studi kepustakaan dan hasil survei sampellapangan tentang berbagai potensi dan peluang pengembangan usaha sapi potong yangada, termasuk dari sisi teknis usaha sapi potong dan pola pembiayaan berkaitan denganpola pembiayaan kemitraan antara usaha mikro/kecil dengan usaha menengah besar.Sedangkan analisis ekonomi dan kinerja usaha sapi potong serta identifikasi kelayakanusaha melalui pendekatan beberapa analisis seperti Net Present value (NPV), Internal Rateof Return (IRR), Benefir Cost ratio (BCR), Break Even Point (BEP) dan Pay Back Periode(PBP)

Page 15: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

BAB IIPROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1. PROFIL PETERNAK SAPI POTONG

Di Indonesia terdapat beberapa jenis sapi potong lokal yang telah beradaptasi baikdengan lingkungan setempat dan secara turun-temurun dipelihara dan diusahakan olehpara peternak. Jenis (rumpun sapi lokal) tersebut terdiri dari sapi Bali, Peranakan Ongole(PO), Sumba Ongole (SO), Madura dan Aceh. Keberadaan jenis sapi potong lokal tersebut dihampir semua wilayah Indonesia yang mempunyai potensi pakan memadai dan kondisisosial ekonomi masyarakat yang mendukung sehingga budidaya sapi potong lokal tersebutdapat berkembang.

Salah satu rumpun sapi yang dipelihara dan dikembangkan oleh peternak adalah sapiPO (Peranakan Ongole), jenis ini terdapat di 8 propinsi yang memiliki potensi sebagaisumber bibit dengan populasi mencapai 75 – 778 ribu ekor dan pertumbuhan populasisebesar 2,8 – 6,5 %. Propinsi yang mengembangkan sapi jenis PO yaitu Jawa Timur, JawaTengah, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi tengah, Sulawesi Utara, danJawa Barat. Untuk Sumatera Utara memiliki populasi 116.000 ekor sapi PO, dimanaterdapat 2 kabupaten yang memiliki populasi PO di atas 50.000 ekor dengan pertumbuhanpopulasi sebesar 2,7 sampai dengan 2,8 %, yaitu Kabupaten Simalungun dan KabupatenSerdang Berdagai. (Sumber Potensi Bibit Sapi Ditjennak Sumut. Rapim Maret 2010).

Selain jenis PO, terdapat sapi potong jenis Brahmana Cross yang sedangdikembangkan di Kabupaten Langkat dan sekitarnya, sedikitnya ada 5 kelompok peternakyang mengembangkan sapi potong tersebut, yaitu : Kelompok Reksa Subur Sembada, DesaDendang - Stabat; Kelompok Sido Makmur, Desa Sendang – Binjai; Kelompok PemudaTani Mandiri; Desa Tanjung Selamat – Padang Tualang, Kelompok Maju Ternak, DesaSuka Damai Timur – Hinai, kelompok LM3 Amaliyah Desa Karang Gading Secanggang.

Peternak telah memiliki pengalaman dalam budidaya ternak sapi lokal, namun sejaktahun 2009, peternak mulai melakukan usaha penggemukan sapi potong jenis BrahmanaCross yang dikelola secara intensif, dengan pertimbangan sapi jenis Brahmana Crossmempunyai pertumbuhan yang cepat dalam waktu yang relatif pendek (90 – 100 hari), selainitu terdapat koperasi yang menjadi pembina (lokal champion). Sebagai mitra usaha terdapatpengusaha/perusahaan yang mau bekerjasama menyediakan sapi bakalan dari Australia(Import) dan membeli sapi hasil penggemukannya dari peternak. Mitra usaha selain bertindaksebagi penyedia sapi bakalan dan pembeli hasil penggemukannya, juga bertanggung jawabuntuk menyediakan pakan konsentrat dan obat-obatan yang di butuhkan hewan ternak, sertamelakukan supervisi pengelolaan manajemen kandang dan pola pakan ternak.

Page 16: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Usaha penggemukan sapi potong yang dikembangkan peternak di Kabupaten Langkatsudah mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian No.419/Kpts/OT.210/7/2001 tentang Pedoman Budidaya Ternak Sapi Potong yang Baik (GoodFarming Practice), yaitu :

1. Memiliki prasarana yang memadai untuk usaha penggemukan sapi (lokasi, lahan,sumber air)

2. Memiliki sarana yang mencukupi untuk melakukan usaha penggemukan sapi (bangunan,peralatan, bakalan, pakan, obat hewan, tenaga kerja)

3. Memahami proses produksi (aspek pemilihan bakalan, aspek perkandangan, aspekpakan, aspek kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, dan aspekpenanganan hasil)

4. Memperhatikan pelestarian lingkungan

Jumlah populasi ternak sapi di Kabupaten Langkat dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan, pada tahun 2004 tercatat sebanyak 49.270 ekor, tahun 2005 naik menjadi 60.200ekor sedangkan pada tahun 2006 menjadi 77.250 ekor. Demikian pula hal nya dengan jumlahproduksi daging sapi mengalami peningkatan seiring jumlah populasi ternak yang ada, padatahun 2004 tercatat produksi daging sapi sebanyak 808 ton, pada tahun 2005 naik menjadisebanyak 1.124,8 ton sedangkan pada tahun 2006 menjadi 1.181 ton. (Sumber DinasPeternakan Kabupaten Langkat, 2007)

Meskipun terjadi kenaikan populasi, dalam rangka berperan serta mendukungterwujudnya swasembada daging nasional tetap belum mampu memenuhi kebutuhan dagingsapi. Secara nasional kebutuhan daging sapi baru dapat terpenuhi sebesar 60% penyediaandaging sapi lokal, sedangkan sisanya diambil dari import sapi bakalan.

2.2. MODEL PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG

Usaha sapi potong tidak hanya terkait dengan kepemilikan di tingkat peternaksemata, melainkan memerlukan keterlibatan peran dari semua pihak yang terkait, mulai daripelaku usaha (mitra usaha, koperasi/lokal champion, dan peternak/klaster), pemerintahdaerah selaku pengambil kebijakan, termasuk peran perbankan dalam penyediaanpembiayaan.

Pengalaman membuktikan, bahwa membangun kemitraan usaha kecil dengan mitrausaha (menengah/besar) bukanlah hal yang mudah dilakukan dan memerlukan upaya terus– menerus agar dapat berkembang sesuai harapan. Peran dari Pemerintah Daerah menjadisangat penting dan diharapkan dapat memfasilitasi sebanyak mungkin pembentukan danpenguatan kemitraan melalui pendekatan klaster sebagai embrio untuk memudahkanpembentukan kemitraan usaha sapi potong.

Kabupaten Langkat memiliki potensi sumber daya alam dan mempunyai peluangbesar dalam meningkatkan perekonomiannya melalui pemberdayaan masyarakat. Potensi

Page 17: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

perkebunan dan pertaniannya serta peternakan merupakan 3 komponen yangdapat dikembangkan secara terintegrasi dalam upaya meningkatkan perekonomian daerah.Limbah perkebunan dan pertanian dapat bermanfaat sebagai bahan pakan/hijaun dalamusaha sapi potong, sedangkan limbah/kotoran dari hewan sapi dapat dimanfaatkan sebagaipupuk kandang/kompos bagi tanaman perkebunan dan pertanian. Ternak sapi di kabupatenlangkat tercatat sebesar 77.250 ekor (BPS, Kabupaten Langkat 2007).

Dalam pelaksanaan program Klaster di Kabupaten Langkat, dilakukan denganKonsep “Dalihan Na Tolu”, di mana dalam pelaksanaannya melibatkan peran 3stakeholders, yaitu : a). Pemerintah Daerah, sebagai motor penggerak dalam pembangunanperekonomian di daerah; b). Pengusaha (UMKM), sebagai Investor/pelaku usaha yangmelakukan kegiatan ekonomi; c). Lembaga keuangan (perbankan), sebagai pendukungdalam pembiayaan usaha”. Sedangkan Bank Indonesia berperan sebagai fasilitator,intermediator, dan katalisator dalam percepatan pengembangan program sampai denganproses intermediasi perbankan. Peran stakeholders tersebut dapat digambarkan sebagaiberikut :

Gambar 2. Tiga Pilar dalam Pengembangan UMKM

2.2.1. Model Pengembangan Usaha Sapi Potong Melalui Klaster

Model pengembangan usaha sapi potong yang terintegrasi dalam bentuk klasterdapat diartikan sebagai kelompok usaha/industri dengan core business yang salingberhubungan secara intensif dan memberntuk partnership, baik dengan supporting industrymaupun related industry. Model program ini melibatkan mitra usaha yang bertindak sebagaipensuplai sapi bakalan dan pembeli yang menampung sapi potong hasil penggemukanpeternak dan membantu memasarkannya, koperasi bertindak sebagai lokal champion dankelompok peternak sebagai anggota klaster. Lembaga pembiayaan (perbankan) sebagaipemberi pinjaman/kredit. Kerjasama antara mitra usaha dan lokal champion diwujudkan

Page 18: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

dalam bentuk ikatan kerjasama yang dituangkan dalam PKS (Perjanjian Kerja Sama),dengan menyertakan Pemerintah Daerah sebagai pendukung kebijakan.

Tujuan pengembangan UMKM dengan model klaster antara lain adalah untukmeningkatkan kelayakan anggota klaster, saling keterkaitan dan kerjasama yangmenguntungkan antara mitra usaha, lokal champion dan klaster, serta membantu bankdalam meningkatkan realisasi kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

A. Para Pihak - Pihak Yang Terkait Dalam Klaster

1. Peternak

Kelompok peternak yang dapat berfungsi sebagai klaster, adalah :

a. Peternak yang tergabung dalam kelompok peternak dan sudah menjadianggota koperasi dan berminat memulai atau mengembangkan usahapenggemukan sapi potong dalam bentuk klaster.

b. Peternak yang berminat memulai atau mengembangkan usaha penggemukansapi potong dalam bentuk klaster melalui kemitraan dengan mitra usahalainnya yang bergerak dibidang pengembangan/perdagangan ternak sapipotong.

2. Koperasi

Kelompok peternak yang tergabung dalam kerjasama kemitraan usahaharus menjadi anggota koperasi. Koperasi ini bisa melakukan kegiatan – kegiatanuntuk membantu kelompok peternak di dalam mempersiapkan dan menjalankanusahanya, khususnya untuk pengurusan kredit ke bank. Dalam hal ini koperasidapat bertindak sebagai BDS-P/KKMB yang membatu kelompok – kelompokpeternak untuk mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan (perbankan)

3. Perusahaan Mitra

Perusahaan mitra adalah mitra usaha dengan skala menengah yang bersediamenjalin kerjasama dengan peternak (klaster) dan koperasi (lokal champion), mitrausaha menengah yang dapat berfungsi sebagai mitra usaha diantaranya adalahUsaha Peternak Menengah (feedlotters) yang berminat mengembangkan usahapeternakan sapi.

Mitra usaha menengah sebaiknya memiliki kemampuan dalam pengadaanbibit/bakalan sapi, teknis pemeliharaan, pemasaran, serta bersedia membeli seluruhproduksi dari klaster untuk selanjutnya di jual ke pihak lain atau industri pengolahan.Mitra usaha harus dapat memberikan bimbingan teknis usaha dan membantu dalampengadaan sarana produksi yang diperlukan untuk keperluan petani peternakplasma.

Page 19: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Apabila mitra usaha menengah tidak bisa melakukan pembinaan teknis, kegiatanpembinaan teknis tersebut dapat dikerjasamakan dengan koperasi (lokal champion)yang bertindak sebagai BDS-P/KKMB.

4. Bank

Berdasarkan analisa kelayakan usaha yang ada, bank dapat memberikanpembiayaan investasi dan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha sapipotong melalui pola klaster. Skim pembiayaan yang digunakan sebaiknya ditentukanberdasarkan besarnya tingkat suku bunga yang sesuai dengan bentuk usaha yangdikembangkan, sehingga pelaku usaha/peternak dapat memperoleh manfaat yangbesar dari pembiayaan yang diberikan. Bank juga harus menentukan sistempencairan kredit, penggunaan kredit, dan sistem pembayaran angsuran pokokpinjaman beserta bunganya yang disesuaikan dengan cash flow peternak.

Kelompok ”Pemuda Peternak Mandiri” di Kelurahan Tanjung SelamatKecamatan Padang Tualang dan kelompok ”LM3 Amaliyah” di Desa KarangGading Kecamatan Secanggang – Kabupaten Langkat, memperolehpembiayaan/kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) melalui pembiayaan dariperbankan yang ada di Sumatera Utara.

Peserta KKP-E adalah peternak yang tergabung dalam kelompokpeternak dan menjadi anggota koperasi yang secara mandiri atau bersama –sama bekerjasama dengan Mitra Usaha. Adapun syarat – syarat umum dalampengajuan kredit kelompok peternak kepada perbankan, adalah sebagai berikut :

Persyaratan Peternak Penerima KKP-E, sbb :a. Peternak mempunyai identitas diri;b. Peternak sudah menjalankan usahanya minimal 1 tahun dan telah menjadi

anggota Kelompok Peternak atau anggota Koperasi;c. Jumlah sapi yang dibiayai tidak melebihi plafon Rp. 50 juta/peternak;d. Peternak berumur paling kurang 21 tahun atau sudah menikah;e. Bersedia mengikuti petunjuk dinas teknis atau penyuluh pertanian dan

mematuhi ketentuan-ketentuan sebagai peserta KKP-E;f. Menandatangani surat pernyataan tanggung renteng.

Kewajiban Peternak Penerima KKP-E, sbb :a. Menghadiri musyawarah kelompok dan penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan

Kelompok (RDKK);b. Mengajukan kebutuhan kredit dalam musyawarah kelompok;c. Menandatangani RDKK sekaligus sebagai pemohon KKPE;d. Menandatangani daftar penerima kredit dari pengurus kelompok peternak;

Page 20: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

e. Memanfaatkan KKPE sesuai peruntukannya dengan menerapkan anjuranteknologi dari dinas teknis dalam hal ini dinas pertanian/peternakan;

f. Membayar kewajiban pengembalian KKPE sesuai dengan jadwal danbertanggung jawab secara tanggung renteng atas kondisi usaha dan resikokelompoknya.

Persyaratan Kelompok Peternak Penerima KKP-E, sbb :a. Kegiatan usaha kelompok dapat dilakukan secara mandiri atau bekerjasama

dengan mitra usaha yang dibuat tertulis dalam bentuk perjanjian;b. Kelompok peternak telah terdaftar pada dinas teknis setempat;c. Mempunyai anggota yang melaksanakan budidaya komoditas yang dapat dibiayai

KKP-E;d. Mempunyai organisasi dengan pengurus aktif paling kurang ketua, sekretaris &

bendahara dan mempunyai aturan kelompok yang telah disepakati;e. Menyerahkan agunan berupa SHM atas nama sendiri/suami/isteri/orang tua/anak;f. Membuat surat pernyataan tanggung renteng.

Kewajiban kelompok Penerima KKP-E, sbb :a. Menyediakan formulir RDKK;b. Menyeleksi calon peternak penerima KKPE;c. Menyusun RDKK dan disahkan oleh pejabat yang diberi kuasa oleh dinas teknis

dan mitra usaha;d. Mengajukan permohonan kredit kepada bank pelaksanan berdasarkan surat

kuasa dari anggota;e. Menandatangani akad kredit dengan bank pelaksanaan;f. Menerima dan menyalurkan kredit kepada anggota peternak dalam bentuk sapi

dan pakan dari mitra usaha (pakan diberikan sesuai jadwalnya);g. Melaksanakan administrasi kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Persyaratan Koperasi penerima KKPE :a. Berbadan hukum dan memiliki pengurus aktif;b. Memiliki anggota dan bidang sektor yang akan dibiayai KKPE;c. Memenuhi persyaratan bank teknis;d. Telah beroperasi minimal 2 tahun dan telah menjadi nasabah bank minimal 6

bulan;e. Kredibilitas manajemen baik dan pengurus tidak termasuk dalam black list dan

juga tidak tercatat dalam kredit bermasalah;f. Menyerahkan copy NPWP, KTP pengurus, perijinan dll;g. Menyerahkan agunan berupa SHM.

Page 21: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Kewajiban koperasi penerima KKPE :a. Menyeleksi kelompok peternak/anggota koperasi penerima KKPE;b. Memeriksa kebenaran RDKK dari kelompok;c. Menyusun dan merekapitulasi RDKK yang dibuat kelompok;d. Mengajukan dan menandatangani akad kredit dengan bank pelaksana;e. Menerima dan menyalurkan KKPE kepada kelompok penerima KKPE;f. Melaksanakan administrasi kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku;g. Mengawasi penggunaan kredit, penagihan kredit dan menyetorkan pengembalian

sesuai jadwal;h. Bertanggung jawab penuh atas pelunasan kredit peternak kepada bank

pelaksana;i. Memberikan bukti pelunasan kepada kelompok/peternak.

Persyaratan Mitra Usaha :a. Berbadan hukum dan memiliki usaha terkait dengan bidang tanaman pangan,

peternakan, perkebunan, dan/atau dibidang pengolahan energi lain;b. Bermitra dengan kelompok tani/gapoktan/koperasi; danc. Bertindak sebagai penjamin pasar dan atau penjamin kredit (avalis) sesuai

kesepakatan.

Kewajiban Mitra Usaha :a. Membantu kelompok peternak menyusun rencana usaha yang dituangkan

dalam RDKK dan menandatangani RDKK yang disusun kelompok;b. Mendorong kelompok peternak untuk melaksanakan kegiatan produksi

dengan menerapkan teknologi anjuran dinas teknis;c. Membina kelompok peternak/gapoktan/koperasi di wilayah kerjanya guna

mengoptimalkan pemanfaatan kredit secara tepat ;d. Mengawasi atas penggunaan dan pengembalian KKPE;e. Menyeleksi peternak penerima KKPE;f. Menampung dan atau mengolah hasil produksi dari kelompok

peternak/gapoktan;g. Menjamin pemasaran hasil produksi dan atau menjamin pengembalian

kredit kelompok peternak/gapoktan/koperasi ;h. Melakukan koordinasi dengan dinas teknis setempat ; dani. Membuat dan menandatangani perjanjian kerjasama antara kelompok

tani/gapoktan/koperasi.d. Persyaratan penerima/calon debitur KKP-E

a. Persyaratan Peserta :1. Peternak menjadi anggota kelompok peternak.2. Memelihara sendiri ternaknya (peternak pemilik penggarap)

Page 22: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

3. Peternak peserta paling kurang berumur 21 (duapuluhsatu) tahun atausudah menikah.

4. Bersedia mengikuti petunjuk dinas tekhnis atau penyuluhpertanian/peternakan dan mematuhi ketentuan ketentuan sebagai pesertaKKP-E.

5. Peternak mempunyai identitas diri

b. Persyaratan kelompok peternak penerima KKP-E:1. Kegiatan usaha kelompok dapat dilakukan secara mandiri atau kerjasama

dengan mitra usaha yang dibuat secara tertulis dalam bentuk perjanjian.2. Kelompok peternak telah terdaftar pada dinas terkait setempat.3. Mempunyai anggota yang melaksanakan budidaya komoditas yang dapat

dibiayai KKP-E.4. Mempunyai organisasi dengan pengurus yang aktif, paling kurang ketua,

sekretaris dan Bendahara.B. POLA KERJASAMA

Bentuk kerjasama antara peternak/kelompok peternak/koperasi dengan perusahaanmitra, dapat dibuat menurut dua pola yaitu :

1. Petani/peternak yang tergabung dalam kelompok-kelompok peternak mengadakanperjanjian kerjasama langsung kepada perusahaan.

Dengan bentuk kerja sama seperti ini, pemberian kredit yang berupa KKPEkepada petani/peternak dilakukan dengan kedudukan Koperasi sebagai ChannelingAgent, dan pengelolaannya langsung ditangani oleh Kelompok tani/peternak.Sedangkan masalah pembinaan harus bisa diberikan oleh Perusahaan Mitra.

2. Petani/peternak yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani/peternak, melaluikoperasinya mengadakan perjanjian yang dibuat antara Koperasi (mewakilianggotanya) dengan perusahaan perkebunan/ pengolahan/eksportir.

Page 23: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Dalam bentuk kerjasama seperti ini, pemberian KKPE kepada petani/peternakdilakukan dengan kedudukan koperasi sebagai Executing Agent. Masalah pembinaanteknis budidaya tanaman/pengelolaan usaha, apabila tidak dapat dilaksanakan olehpihak Perusahaan Mitra, akan menjadi tanggung jawab koperasi.

C. PERSIAPAN PEMBENTUKAN KLASTER

Untuk melihat bahwa klaster ini dapat dikembangkan, dan supaya dalam proseskegiatannya nanti memperoleh kelancaran dan keberhasilan, maka perlu dilakukanpersiapan pembentukan klaster. Kalau klaster ini akan mempergunakan KKPE untukmodal usaha plasma, perintisannya dapat dimulai dari :

1. Adanya petani/peternak/pengusaha kecil yang telah menjadi anggotakoperasi, usahanya sudah ada tetapi dapat ditingkatkan produktivitasnya.Petani/usaha kecil tersebut harus menghimpun diri dalam kelompok. Berdasarkanpersetujuan bersama, yang didapatkan melalui pertemuan anggota kelompok,mereka bersedia atau berkeinginan untuk bekerja sama dengan perusahaan mitradan bersedia mengajukan permohonan kredit (KKPE) untuk keperluan peningkatanusaha;

2. Adanya perusahaan menengah/besar, yang bersedia menjadi mitrapetani/peternak/usaha kecil, dan dapat membantu memberikan pembinaan teknikbudidaya/produksi serta proses pemasarannya;

3. Dipertemukannya kelompok petani/peternak/usaha kecil dan pengusaha mitra, untukmemperoleh kesepakatan di antara keduanya untuk bermitra. Prakarsa bisa dimulaidari salah satu pihak untuk mengadakan pendekatan, atau ada pihak yang akanmembantu sebagai mediator, dapat juga memanfaatkan jasa konsultan (KKMB)untuk mengadakan identifikasi dan menghubungkan pihak kelompokpetani/peternak/usaha kecil yang potensial dengan perusahaan yang dipilih memilikikemampuan tinggi memberikan fasilitas yang diperlukan oleh pihak petani/usahakecil;

4. Diperoleh dukungan untuk kemitraan yang melibatkan para anggotanya oleh pihakkoperasi. Koperasi harus memiliki kemampuan di dalam mengorganisasikan danmengelola administrasi yang berkaitan dengan pola klaster ini. Apabila keterampilan

Page 24: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

koperasi kurang, untuk peningkatannya dapat diharapkan nantinya mendapatpembinaan dari perusahaan mitra. Koperasi kemudian mengadakan langkah-langkahyang berkaitan dengan formalitas kemitraan sesuai fungsinya. Dalam kaitannyadengan penggunaan KKPE, Koperasi harus mendapatkan persetujuan dari paraanggotanya, apakah akan bertindak sebagai badan pelaksana (executing agent) ataubadan penyalur (channeling agent);

5. Diperolehnya rekomendasi tentang pengembangan klaster ini oleh pihakinstansi pemerintah setempat yang berkaitan (Dinas Pertanian, Dinas Peternakan,Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi, Badan Ketahanan pangan, Kantor BadanPertanahan, dan Pemda).

D. MEKANISME PR0GRAM

Mekanisme Program Klaster dapat dilihat pada skema berikut ini :

Gambar 3. Pola Pengembangan Klaster Sapi Potong

Bank pelaksana akan menilai kelayakan usaha sesuai dengan prinsip-prinsipbank teknis. Jika proyek layak untuk dikembangkan, perlu dibuat suatu nota kesepakatan(Memorandum of Understanding/MoU) yang mengikat hak dan kewajiban masing-masingpihak yang bermitra (mitra usaha, local champion/koperasi dan bank). Sesuai dengannota kesepakatan, atas kuasa koperasi atau klaster, kredit perbankan dapat dialihkandari rekening koperasi/local champion ke rekening mitra usaha untuk selanjutnyadisalurkan ke anggota klaster dalam bentuk sarana produksi, dana pekerjaan fisik, dan

Page 25: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

lain-lain. Dengan demikian anggota klaster tidak akan menerima uang tunai dariperbankan, tetapi yang diterima adalah sarana produksi pertanian/peternakan yangpenyalurannya dapat melalui inti atau koperasi. Petani/peternak anggota klastermelaksanakan proses produksi. Hasil penggemukan sapi anggota klaster dijual ke intidengan harga yang telah disepakati dalam MoU. Perusahaan inti akan memotongsebagian hasil penjualan plasma untuk diserahkan kepada bank sebagai angsuranpinjaman dan sisanya dikembalikan ke petani sebagai pendapatan bersih.

E. PERJANJIAN KERJASAMA

Untuk meresmikan kerja sama kemitraan ini, perlu dikukuhkan dalam suatu suratperjanjian kerjasama yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bekerjasamaberdasarkan kesepakatan mereka. Dalam perjanjian kerjasama itu dicantumkankesepakatan apa yang menjadi kewajiban dan hak dari masing-masing pihak yangmenjalin kerja sama kemitraan itu. Perjanjian tersebut memuat ketentuan yangmenyangkut kewajiban pihak mitra perusahaan (inti) dan petani/usaha kecil (angotaklaster), antara lain sebagai berikut :

1. Kewajiban Mitra (inti)a. Memberikan bantuan pembinaan budidaya/produksi dan penanganan hasil;b. Membantu petani di dalam menyiapkan kandang, pengadaan sarana produksi

(bibit, pupuk dan obat-obatan), pemeliharaan usaha;c. Melakukan pengawasan terhadap cara pemeliharaan dan pengelolaan untuk

mencapai mutu yang tinggi;d. Melakukan pembelian produksi petani/peternak angota klaster; dane. Membantu petani/peternak anggota klaster dan bank di dalam masalah

pelunasan kredit bank (KKPE) dan bunganya, serta bertindak sebagai avalisdalam rangka pemberian kredit bank untuk petani/peternak.

2. Kewajiban petani/peternak peserta sebagai anggota klastera. Menyediakan lahan kepemilikannya untuk pengembangan sapi potong;b. Menghimpun diri secara berkelompok dalam pengembangan usaha ternak sapi;c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca-panen

untuk mencapai mutu hasil yang diharapkan;d. Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya seperti yang disediakan

dalam rencana pada waktu mengajukan permintaan kredit;e. Menyediakan sarana produksi lainnya, sesuai rekomendasi budidaya oleh pihak

Dinas Perkebunan/instansi terkait setempat yang tidak termasuk di dalamrencana waktu mengajukan permintaan kredit;

f. Mengadakan perawatan sesuai petunjuk perusahaan mitra untuk kemudianseluruh hasil panen dijual kepada perusahaan mitra ; dan

Page 26: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

g. Pada saat penjualan hasil petani akan menerima pembayaran harga produksesuai kesepakatan dalam perjanjian dengan terlebih dahulu dipotong sejumlahkewajiban petani melunasi angsuran kredit bank dan pembayaran bunganya.

2.2.2. Model Klaster Sapi Potong di Kabupaten Langkat.

Untuk mengkaji lebih jauh tentang potensi pengembangan klaster maka pada tahun2006 telah dilakukan penelitian ”Kajian Pembiayaan Dalam Rangka Pengembangan Klaster”oleh Biro Kredit Bank Indonesia pada tahun 2006. Hasil kajian mengungkapkan bahwa polapembiayaan untuk UMKM umumnya dilakukan secara individual. Sedangkan polapembiayaan yang diharapkan pada klaster adalah dalam bentuk kelompok danmengakomodir nature busines usaha yang bersangkutan serta rencana pengembanganklaster. Penilaian pembiayaan juga diharapkan dengan dasar analisa industri hulu hilir.Analisa ini pada satu sisi membantu perbankan menilai potensi kelancaran pembayaran,sementara dari sisi UMKM dapat menjadi alternatif bentuk penjaminan. Hal ini karena dalamrantai hulu hilir tergambarkan kinerja dari masing-masing pelaku yang terkait, dengandemikian makin bagus kinerjanya berarti makin besar potensi usahanya, makin besar pulaharapan kelancaran pengembalian kreditnya.

Disadari bahwa untuk mengembangkan UMKM membutuhkan seluruh sumber dayadan semua stakeholders terkait, oleh karenanya pendekatan klaster dinilai strategismengingat klaster lebih menguntungkan dibandingkan dengan program-programpengembangan usaha individual. Hal ini tidak hanya karena efesiensi biaya tapi jugaekonomi eksternal yang memberikan suatu rentang keuntungan bagi klaster. Sebagai contoh,pemusatan geografis usaha-usaha mikro kecil dalam klaster memudahkan klaster untukmelakukan efesiensi dalam pembelian bahan baku melalui tindakan kolektif. Usaha mikro-kecil di dalam klaster juga berada dalam posisi yang menguntungkan untuk mendapatkanpesanan.

Manfaat klaster UMKM bagi perekonomian wilayah diantaranya adalah :

a. Klaster UMKM yang saling terhubung cenderung untuk memiliki produktivitas yang lebihtinggi dan kemampuan untuk membayar upah lebih tinggi.

b. Dampak penyerapan tenaga kerja dan pendapatan wilayah dari klaster umumnya lebihbesar dibanding bentuk ekonomi lainnya.

Selanjutnya penjelasan tentang berbagai aspek dibawah ini dapat dijadikan rujukanoleh berbagai pihak terkait dalam membentuk dan memperkuat klaster pengembanganusaha penggemukan sapi potong yang mandiri dan berkembang.

1. Maksud dan Tujuan Program Klaster Sapi Potong diKabupaten Langkat

Maksud dan Tujuan dari pelaksanaan program adalah :

Page 27: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

a. Meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di Kabupaten Langkatdengan mendorong pengembangan usaha peternakan sapi potong yangmerupakan salah satu sumber potensial yang ada di daerah tersebut denganpemanfaatan sumber lainnya seperti: luas lahan, hasil perkebunan, pertanian, dll.

b. Menciptakan Integrated Farming System antara usaha perkebunan, pertaniandan peternakan, sehingga dapat saling mendukung satu dengan lainnya. Hal initentunya mengurangi kotoran limbah yang tidak termanfaatkan menjadi sebuahpeluang bagi masyarakat dalam meningkatkan pendapatannya.

c. Mendorong program pemerintah untuk swasembada daging sapi, yaitu agarkebutuhan daging sapi baik secara regional maupun nasional dapat dipenuhisendiri.

d. Pupuk kandang dari kotoran sapi dapat dimanfaatkan untuk biogas yang dapatmembantu petani untuk digunakan sebagai bahan baku energi kebutuhan rumahtangga sehingga tidak terlalu tergantung dengan minyak tanah yang kerapmengalami kelangkaan di daerah tersebut.

e. Terwujudkannya Kabupaten Langkat sebagai daerah penghasil daging sapiterbesar yang mampu mensuplai kebutuhan daerah lainnya.

Sasaran pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut :

a. Peternak sapi di Kabupaten Langkat dapat memulai untuk mengelola peternakansapi secara intensif dan terintegrasi.

b. Mendukung program pemerintah untuk Swasembada Daging pada Tahun 2014.

c. Mendukung program kerja Pemkab Langkat untuk mendorong pertumbuhanpeternakan sapi di Kabupaten Langkat.

d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di Kabupaten Langkat melaluiprogram pengembangan UMKM.

2. Proses Pembentukan Klaster Sapi Potong

Untuk merangsang pengembangan usaha peternakan sapi, Bank Indonesiaberkomitmen dalam mendorong pengembangan UMKM, bersungguh untukmembantu pengembangan usaha potensial agar dapat meningkatkan perekonomianregional maupun nasional, khususnya di bidang peternakan sapi potong denganmemanfaatkan kredit program pemerintah.

Bentuk dukungan Bank Indonesia Medan dalam mendorong pengembanganUMKM khususnya peternakan sapi potong di Kabupaten Langkat, diantaranya adalahpembinaan dalam bentuk klaster sapi potong, dimana Gabungan Kelompok Peternak

Page 28: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

(Gapoknak) yang ada dibina dalam sebuah koperasi. Adapun tahapan – tahapanyang dilakukan dalam pengembangan klaster sapi potong adalah sebagai berikut :

a. Melakukan Identifikasi

Yaitu melakukan pendataan terhadap komoditi unggulan daerah yanglayak dan potensial untuk dikembangkan. Dari beberapa komoditi unggulan dandi prioritaskan dikembangkan di kabupaten langkat, terpilih jenis usahapeternakan sapi potong. Beberapa alasan pemilihan komoditi ini diantaranyaadalah: (1) Usaha peternakan yang ada telah dilakukan secara turun-temurun; (2)Setiap keluarga umumnya memiliki ternak sapi sebagai usaha pokok maupunusaha sampingan, jumlah ternak sapi yang ada di Kabupaten Langkat mencapai77.250 ekor; (3) Banyak faktor pendukungnya, diantaranya hasil perkebunanyang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan hasil kotoran sapi yang dapatdikelola sebagai pupuk kandang bagi perkebunan dan pertanian; (4) Lahan yangdapat dimanfaatkan cukup luas; (5) Masyarakat telah membentuk kelompok(Gapoknak) Sapi dan menunjukkan komitmen mereka untuk berupayamengembangkannya; (6) Pemerintah memiliki program untuk pengembanganusaha peternakan sapi; (7) Sebagai salah satu sumber penghasil daging sapiterbesar di Indonesia.

b. Menentukan Kelompok Ternak Yang Telah Berhasil Untuk Menjadi Pioneer

Dengan melakukan identifikasi dan melakukan analisa kondisi klasterdengan SWOT, rantai nilai (value chain) yang terjadi pada hubungan hulu – hilirdari kelompok ternak yang dinilai berhasil mengelola ternak sapi nya secaraintensif dan menguntungkan. Kelompok ini akan menjadi pioneer yang akanmendorong anggota lainnya agar termotivasi untuk mengembangkan peternakansapi.

c. Menseleksi Anggota Klaster

Melakukan seleksi peternak sapi yang bersedia untuk ikut programpengembangan peternakan sapi dan bersedia untuk masuk sebagai anggotakelompok. Dari hasil seleksi yang dilakukan, sebagai tahap awal, pembinaandilakukan kepada 5 (lima) kelompok ternak sapi dengan jumlah anggotasebanyak 10 (sepuluh) orang per kelompok. Namun, dari 5 (lima) kelompoktersebut, dipilih 2 (dua) kelompok yang akan diajukan terlebih dahulu untukmemperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan/perbankan.

d. Pembentukan Koperasi

Membentuk sebuah koperasi yang akan menjadi wadah pemersatukelompok ternak yang ada di Kabupaten Langkat. Disamping itu, wadah koperasi

Page 29: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

akan memberikan kepercayaan bagi pihak perbankan dan lainnya apabilamelakukan kerja sama maupun memberikan kontribusi dalam pengembanganusaha peternakan di Kabupaten Langkat.

e. Menyusun Standar Pengelolaan Sapi

Menyusun standar pengelolaan peternakan sapi, meliputi:1. Penentuan sumber bakalan sapi yang akan digemukkan.2. Standart pakan ternak dan cara pengolahannya serta pemberian makan

ternak.3. Mekanisme pemeliharaannya.4. Manajemen kandang.

Keempat komponen ini dipersiapkan oleh pengurus koperasi yangdisusun berdasarkan pengalaman dan masukan dari peternak dan dinas teknisterkait, yang kemudian diimplementasikan bagi seluruh anggota koperasi dandilakukan monitoring – evaluasi sepenuhnya oleh pengurus.

f. Membentuk Sistem Klaster Sapi Potong

Secara sederhana, pola klaster sapi potong yang dikembangkan adalahsebagai berikut :

Gambar 4. Pola Klaster Sapi Potong di Kabupaten Langkat

Page 30: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

3. Pihak-pihak yang dapat memfasilitasi pembentukan klaster

a. Pengurus Koperasi Ternak

Pengurus Koperasi Ternak sebagai “Local Champion” berkewajiban untukmemberikan pendampingan dan pembinaan kepada anggotanya. Pendampingandan pembinaan tersebut dapat mencakup:

1. Metode pengelolaan sapi potong;2. Mensuplai kebutuhan anggota, seperti: bibit sapi, pakan ternak, obat-

obatan, pemasaran, manajemen kandang, dan lainnya yang mendukungpengembangan peternakan tersebut sesuai dengan standar yang telahditentukan.

3. Dalam upaya pengembangan usaha sapi potong, koperasi dapatmelakukan rekruitmen dan pembinaan kepada anggota baru.

b. Anggota Koperasi

Sebagai pelaku, peternak sapi berkewajiban untuk mengelola sapi secaraintensif dibawah pembinaan dan pendampingan koperasi.

c. Pemerintah Daerah dan Dinas Peternakan Kabupaten Langkat

Sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan danpembinaan terhadap klaster yang telah dibentuk, dalam hal ini Pemda jugaberkewajiban untuk memberikan bimbingan teknis secara berkelanjutan untukmemajukan usaha sapi potong dan mewujudkan program kerja di daerahnya,dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam pengembangan klasterpeternakan sapi, seperti; dokter hewan, peralatan pengolahan pakan dansebagainya.

d. Mitra Usaha Menengah/Besar

Mitra Usaha Menengah/Besar berperan sebagai perusahaan mitra bagiKoperasi yang akan menjamin untuk mensuplai bibit, obat-obatan dan membelihasil penggemukan sapi potong dan membantu memasarkannya sesuai dengankesepakatan yang ada.

e. Bank Indonesia Medan

Sebagai pihak yang telah memberikan pembinaan dari awal sampai dengansaat ini untuk mendukung pengembangan usaha sapi potong, mulai dariidentifikasi, pembentukan klaster, intermediasi ke perbankan/lembaga keuanganserta akan memberikan pembinaan secara berkelanjutan terhadap klaster yangtelah dibentuk (minimal 3 tahun sejak masa pembinaan).

Page 31: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

f. Perbankan

Sebagai pihak yang akan memberikan pembiayaan modal kerja bagiklaster sapi potong yang telah dibentuk. Pembiayaan dilakukan berdasarkanhasil analisa, serta memberikan pembinaan secara berkelanjutan kepada klaster.Jenis pembiayaan yang akan diberikan oleh perbankan adalah Kredit KetahananPangan dan Energi (K-KPE).

BAB IIIASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1. ASPEK PELUANG PASAR

Prospek usaha sapi potong di Indonesia masih sangat terbuka, hal ini disebabkanpermintaan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan ini sejalandengan peningkatan taraf hidup dan kesadaran akan kebutuhan gizi masyarakat. Selain itudengan semakin bertambahnya jumlah penduduk berarti semakin bertambah pula konsumsidaging sapi yang dibutuhkan. Sebaliknya dari pihak peternak semakin kewalahan dalammenyuplai untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu, arus permintaan daging sapiini sebenarnya sudah lama dihadapi para peternak yang dikarenakan peternak sendirimengalami banyak kendala sehingga belum mampu mengembangkan dan meningkatkanpopulasi ternak sapi potong untuk mengimbangi permintaan pasar.

Berbagai kendala tersebut antara lain umumnya mereka kesulitan untukmendapatkan areal untuk penyediaan hijauan yang memadai, dan beberapa unsur pakanpenguat masih merupakan saingan manusia. Di samping itu tidak sedikit lokasi peternakyang letaknya dekat dengan pemukiman padat penduduk, sehingga pada saat munculrencana pengembangan, peternak sulit melaksanakannya. Dengan adanya berbagaikendala semacam itu, maka upaya pengembangan kearah peningkatan produksi ternak sapipotong menjadi lambat, akibatnya jumlah ternak sapi potong selama ini masih rendah.Sehingga untuk memenuhi kekurangan permintaan daging sapi di pasaran pemerintahterpaksa melakukan import daging. Jika sampai saat ini pemerintah tetap mengambillangkah – langkah dengan cara mengimport daging sapi secara berkelanjutan adalah sangatwajar. Karena produk ternak sapi potong yang dihasilkan peternak masih terbatas.

Berdasarkan data BPS tahun 1990, dapat dilihat pada kurun waktu tahun delapanpuluhan sampai dengan tahun 1989 menunjukkan adanya peningkatan jumlah populasi dari8,7 juta ekor menjadi 10,4 juta ekor, tetapi jika dilihat dari prosentasenya justru terjadiperlambatan. Lebih jelas prosentase penurunan ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 32: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Tabel 1. Populasi ternak sapi potong tahun 2984 - 1989

Sedangkan berdasarkan data dari menteri pertanian RI tahun 2009 (seminarPengembangan Ternak Potong untuk Mewujudkan Program Kecukupan SwasembadaPangan). Hingga sampai dengan tahun 2009, populasi sapi potong secara nasional barumencapai 12 juta ekor dari sebelumnya sebanyak 11, 8 juta ekor. Meskipun terjadi kenaikanpopulasi, tetap belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi nasional. Jumlah tersebuthanya mampu menyuplai 60% penyediaan daging sapi lokal yang mencapai 264 ribu tondari total kebutuhan 322 ribu ton. Untuk sisanya, 58,1 ribu ton diambil dari daging sapibakalan impor. Penyediaan daging sapi selama 5 tahun terakhir juga meningkat, tapipemenuhan kebutuhan daging sapi dari dalam negeri masih sekitar 60% sehingga masihimpor 40%.

Grafik 1. Populasi Sapi Potong Tahun 2005 – 2009

Melihat kondisi tersebut, pembangunan peternakan nasional harus secara konsistendan berkesinambungan diarahkan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan akan daging.Dalam upaya memenuhi kebutuhan sapi dan daging sapi, di tempuh dengan caramengimpor baik dalam bentuk sapi, sapi potong, daging sapi maupun semen untuk IB.Diantaranya yang banyak diimpor tersebut adalah sapi potong. Untuk meningkatkan kualitasdan kuantitas daging sapi potong di dalam negeri, baik yang berasal dari sapi potong impormaupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang. Akhir - akhir ini berbagai usaha

Ta hun Popu la si (0 0 0 ) Pe n ingk a t a n (% )1984 8,745.201985 9,105.50 4.01986 9,516.10 4.31987 9,509.20 -0.11988 10,402.30 8.61989 10,073.40 -3.3

Su m b er : BPS 1990

Page 33: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

penggemukan sapi potong telah dilakukan oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil.Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah peternak di desa-desa, usaha penggemukansapi ini merupakan alternatif yang bisa dilakukan untuk menambah pendapatan. Denganpenggemukan selama 90 – 180 hari, akan dapat diperoleh hasil berupa nilai tambah beratbadan sapi potong dengan kualitas daging yang lebih baik.

Kegiatan penggemukan sapi ini bisa dilakukan oleh sejumlah peternak kecil secarabersama – sama dengan membentuk kelompok – kelompok peternak sapi dibawahpembinaan Koperasi dengan mengadakan kerjasama kemitraan dengan pengusahapeternak besar (feedlotters) yang memiliki kegiatan impor sapi bakalan atau pedagang sapilokal dan pemasaran sapi hasil penggemukan yang dilakukan. Dalam hal ini koperasibekerjasama dengan pengusaha peternak besar menggunakan kredit perbankan (kreditprogram pemerintah, KKPE dan KUPS) untuk modal investasi dan modal kerjanya.

Untuk mencapai swasembada daging sapi, pemerintah dihadapkan dengan masihkurangnya pengadaan sapi bakalan, terbatasnya pemanfaatan lahan potensial sebagaibasis budidaya sapi, belum tertanganinya upaya memperpendek jarak beranak danpeningkatan kelahiran sapi ditengah upaya pemerintah dalam pemenuhan konsumsi dagingsapi dalam negeri dengan target penyediaan daging sapi lokal meningkat dari 67% pada2010 menjadi 90% di 2011.

Sementara itu Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mencatat, setiap tahunmasyarakat Indonesia membutuhkan sekitar 350.000 sampai 400.000 ton daging sapi.Jumlah itu setara dengan sekitar 1,7-2 juta ekor sapi potong. Dari jumlah tersebut hinggasaat ini Indonesia masih mengimpor sekitar 40% daging sapi. Berikut tabel dan grafikpenyediaan daging sapi.

Grafik 2. Penyediaan Daging Sapi Tahun 2005 – 2009

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa prospek peluang pasar dagingsapi dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan peningkatan taraf hidup dankesadaran akan kebutuhan gizi masyarakat, diimbangi dengan bertambahnya jumlahpenduduk yang berarti semakin bertambah pula konsumsi daging sapi yang dibutuhkan.

Page 34: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

3.2. ASPEK PEMASARAN

Hingga kini, permintaan pasar terhadap daging sapi masih terus mengalamipeningkatan, dan usaha ini potensi dikembangkan, karena usaha ternak penggemukan sapipotong tidak sesulit dan seberat usaha ternak komoditas lainnya, seperti ternak sapi perahatau ayam petelur. Pemasaran sapi potong tidak perlu dilakukan setiap hari, hal ini berartipeternak menghemat biaya pemasaran dan biaya produksi.

Kalau ditinjau dari konsumsi daging sapi selama 10 tahun terakhir (1998 – 2007)terdapat rata-rata kenaikan sebesar 5,62 % atau peningkatan kuantitasnya sebesar19.037,06 ton/tahun.

Grafik 3 : Laju Pertumbuhan Konsumsi Daging 10 tahun terakhir (1998 – 2007)

Sebagian besar penduduk menyukai daging sapi untuk dikonsumsi dalam bentukrendang, sop, dan soto sebagai menu sehari-hari. Menu ini hampir terdapat pada berbagairestoran dan warung makan yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera serta di sajikandalam acara rapat, pertemuan, hari Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, saat – saat masyarakatbanyak menyelenggarakan upacara – upacara adat, perhelatan dan sebagainya.

Di Sumut daging sapi digunakan untuk berbagai keperluan seperti: Lauk pauk rumahtangga, hotel dan restoran, catering, tempat hiburan, kapal laut, industri pengalengan dagingserta industri abon dan dendeng. Dengan melihat kondisi tersebut, peluang pasar danpemasaran usaha peternakan sapi potong masih terbuka luas.

Perkembangan populasi ternak di Sumut dari tahun ke tahun cenderung mengalamipeningkatan, peningkatan populasi ternak sapi sejumlah 384.557 ekor terjadi pada tahun2007 atau naik sebesar 34,61% jika dibandingkan populasi ternak sapi pada tahun 2006(251.488 ekor). Sedangkan dari sisi permintaan produksi daging sapi di Sumatera Utarapada tahun 2005 terjadi kenaikan produksi daging sapi sebesar 9.884 ton, naik sebesar29,36% dari produksi daging sapi tahun 2004 (6.982 ton). Pada tahun 2007 terjadipenurunan permintaan produksi daging sapi menjadi sebesar 9,569 ton (-5,88%)dibandingkan poduksi daging sapi tahun 2006 (10.132 ton). Permintaan akan daging sapimengalami kenaikan produksi lagi pada tahun 2008 sebesar 16.261 ton atau naik 41.15%.

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

(ton)

Konsumsi

Konsumsi 241,55 236,99 295,49 312,17 352,48 372,38 401,42 419,39 365,64 389,71

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Page 35: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Berikut tabel populasi ternak sapi di Propinsi Sumatera Utara tahun 2004 – 2008dan tabel produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2004 - 2008.

Tabel 2. Populasi Ternak Sapi di Sumatera Utara Tahun 2004 - 2008

Tahun Jumlah (ekor) % kenaikan

2004 248,9712005 250,465 0.62006 251,488 0.412007 384,577 34.612008 388,240 0.94

Tabel 3. Produksi Daging Sapi Sumatera Utara Tahun 2004 - 2008

Tahun Ton % kenaikan2004 6,9822005 9,884 29.362006 10,132 2.452007 9,569 -5.882008 16,261 41.15

Sumber : Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara 2010 (diolah

Kabupaten Langkat termasuk daerah yang mengalami peningkatan produksi dagingsapi yang cukup tinggi, yaitu dari 976,07 ton di tahun 2006 naik menjadi 3.946,63 ton.Kabupaten/kota lain yang mengalami kenaikan produksi yang tinggi adalah Medan,Simalungun, Asahan, Karo, Serdang Berdagai dan Tapanuli Selatan. Berikut tabel ProduksiDaging Sapi di Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.

Tabel 4. Produksi daging Sapi per Kab/Kota di Sumut tahun 2007 - 2008

Page 36: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

3.3. ASPEK PERSAINGAN3.3.1. Harga

Perkembangan harga rata-rata daging sapi dari tahun - ke tahun cenderungmengalami peningkatan. Di Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 rata – rata harga dagingsapi adalah Rp. 63.436,-/kg, meningkat menjadi sekitar Rp. 70.878,92 pada posisi septembertahun 2010. Tabel berikut adalah harga daging sapi rata-rata di Propinsi Sumatera Utara.

Tabel 5. Harga Daging Sapi di Sumut Tahun 2008 – 2010Tahun 2008Bulan Maret Juni Sept Des Rata2 (Rp/kg)Rp./kg 62,272.92 57,923.44 62,775.98 70,775.00 63,436.84

Tahun 2009Bulan Maret Juni Sept Des Rata2 (Rp/kg)Rp./kg 71,430.21 70,729.17 72,975.00 70,775.00 71,477.35

2007 2008Medan 2752.76 2356.45Langkat 976.07 3,261.69Simalungun 867.04 1,946.63Binjai 757.64 689.72Labuhan Batu 659.4 645.27Deli Serdang 628.88 900.47Asahan 524.13 1,917.44Pematang Siantar 486.55 13.69Karo 461.24 1,950.71Padang Sidempuan 279.46 287.83Serdang Bedagai 248.76 880.31Tapanuli Utara 221.22 95.94Mandailing natal 198.71 136.36Tebing Tinggi 138.99 111.08Tapanuli Selatan 79.82 625.11Samosir 56.75 157.1Dairi 55.82 87.34Tanjung Balai 46.89 1.32Tapanuli Tengah 42.79 46.99Nias Selatan 25.68 13.14Nias 25.3 62.01Toba Samosir 22.33 27.79Hasudungan Hasundutan 7.07 16.52Pakpak Bharat 5.77 7.56Sibolga -Jumlah 9,569.07 16,238.47Sumber : Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Kota/KabupatenTahun

Page 37: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Tahun 2010Bulan Maret Juni Sept Des Rata2 (Rp/kg)Rp./kg 70,295.10 71,316.67 71,025.00 70,878.92Sumber : Bank Indonesia Medan 2010 (survei pemantauan harga mingguan)

3.3.2. Jalur Pemasaran ProdukKabupaten Langkat belum mempunyai pasar hewan/ternak, diharapkan pada masa

mendatang dapat memiliki pasar hewan/ternak sebagai tempat bertransasksi pemasaran

ternak. Dengan adanya pasar hewan maka akan dapat melengkapi mata rantai yang telah

terbentuk. Dan dapat bermanfaat dalam : menyeimbangkan harga dan kebutuhan produk dari

tempat produsen sapi potong ke konsumen; menyeimbangkan kebutuhan produk dari waktu

pemeliharaan ; menyeimbangkan kebutuhan produk terhadap ukuran sapi, dengan ukuran

sapi yang seragam dapat membantu penjualan sapi di pasaran.

Pemasaran sapi potong merupakan komoditas yang bila dalam keadaan sehat dapat

bertahan lama. Dengan demikian, jual beli sapi bagi peternak dan pedagang pun dapat saling

tarik ulur tergantung kesepakatan tawar menawarnya. Ternak sapi potong memiliki beberapa

cara dan rantai pemasaran, diantaranya sebagai berikut:

a. Pasar Hewan: keuntungan pemasaran di pasar hewan diantaranya adalah : tidak terjadimonopoli antara pedagang dan penjual, karena pedagang dan penjual dapat salingmemilih; adanya keseimbangan harga, pembeli dapat memilih ternak sesuai keinginan,kesehatan ternak dapat di pantau, dan pembeli dapat melakukan penjajagan terlebihdahulu

b. Pedagang Ternak Kecil : Pedagang ternak kecil yang biasanya disebut dengan blantik,adalah pedagang yang mencari penjual sapi dari kampung ke kampung. Pedagangbiasanya mendatangi peternak atau peternak mengundang pedagang apabila ada sapiyang akan di jual. Blantik merupakan penghubung antara peternak dengan pedagangyang lebih besar (pengusaha), blantik dapat juga memasarkan sapinya ke pasar hewan

c. Pedagang Besar : pedagang yang membeli atau mencari sapi ke pedagang kecil ataulangsung ke peternak. Umumnya memiliki modal yang cukup kuat dan jaringan yangluas, dengan demikian terkadang pedagang besar bisa mengatur atau mempengaruhitataniaga perdagangan sapi.

Jalur pemasaran sapi potong dari peternak hingga ke pengepul dan pasar besarsebagaimana gambar 5 berikut.:

Page 38: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Gambar 5. Rantai pemasaran sapipotong

Kebanyakan peternak sapi potong tidak mengetahui aktivitas pemasaran tetapipeternak hanya fokus pada kegiatan penggemukan saja. Petani/peternak memelihara sapisecara terkoordinir dalam satu kelompok di bawah bimbingan koperasi. kelompok peternakmelalui koperasi menjual hasil penggemukan sapi kepada pengusaha/pengepul besar (mitrausaha) dengan harga dihitung secara proporsional sesuai harga yang berlaku di pasaran,sedangkan cara pembayaran dilakukan secara tunai oleh mitra usaha kepada koperasi untukdi teruskan ke anggotanya/peternak. Selanjutnya mitra usaha menjualnya kepada pembeli(agen) besar atau ke RPH (Rumah Potong Hewan).

3.3.3. KENDALA PEMASARAN

Dalam hal pemasaran komoditas, peternak sapi potong tidak mengalami kendalayang berarti karena semua hasil penggemukannya dibeli oleh pengusaha mitra berdasarkanMoU (Memorandum of Understanding) yang sudah disepakati sebelumnya. Kemudian mitrausaha berkewajiban memasarkan hasil dari penggemukan sapi kepada pembeli ataupedagang/pengepul besar (agen)/RPH lainnya yang ada. Pemasaran sapi potong relatifmudah dikarenakan masih tingginya permintaan pasar terhadap daging sapi potong

Kendala dirasakan pada sisi harga. Harga daging sapi cenderung berfluktuasi yangdipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan pasar. Apalagi pada bulan - bulan tertentumenjelang hari besar ke agamaan seperti lebaran, lebaran haji, natal dan tahun baru, atauupacara adat, maka permintaan daging sapi melonjak. Dengan peningkatan permintaantersebut tak pelak harga daging sapi menjadi fluktuatif.

Page 39: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

BAB IV.ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI

Aspek teknis dan produksi ini akan menjelaskan mengenai proses pemeliharaan;persyaratan teknis, yang meliputi : penyiapan lahan lokasi penggemukan, kandang, sapi bakalan,pakan, pemeliharaan panen dan limbah; serta kendala dalam penggemukan sapi potong

4.1. Proses pemeliharaan

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam proses pemeliharaan sapi potong adalahmenyangkut keseragaman dan jumlah sapi yang akan digemukkan. Faktor keseragamanumumnya menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam mempersiapkan sapi bakalan. Sapibakalan yang ideal adalah apabila sapi – sapi memiliki keseragaman tipe, umur, dan ukurantubuh. Kelompok sapi yang memiliki keseragaman semacam ini akan menguntungkanpeternak dalam berbagai hal, diantaranya, sapi – sapi yang seragam akan mempermudahtata laksana dan mudah dipasarkan bersama sehingga harga relatif baik. Jumlah sapi yangakan digemukkan sebenarnya tidak ada batasan, akan tetapi tergantung dari peternaksendiri, berhubung dengan fasilitas yang tersedia seperti lokasi lahan, bangunan kandang,kemudahan memperoleh pakan serta kemampuan peternak dalam mengelola kelompok sapidalam jumlah tertentu.

Lokasi lahan usaha baik untuk sapi impor maupun sapi lokal memerlukan persyaratansebagai berikut :

Memiliki prasarana yang memadai untuk usaha penggemukan sapi (lokasi, lahanrelatif datar, tersedia sumber air, kebutuhan air mencapai 70 liter/ ekor/hari)

Memiliki sarana yang mencukupi untuk melakukan usaha penggemukan sapi(bangunan, peralatan, bakalan, pakan, obat hewan, tenaga kerja)

Memahami proses produksi (aspek pemilihan bakalan, aspek perkandangan, aspekpakan, aspek kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, dan aspekpenanganan hasil);

Mudah di jangkau oleh truk (mobil angkutan)

Tenaga kerja cukup dan terampil

Memperhatikan pelestarian lingkungan

Page 40: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

4.2. Persyaratan Teknis

4.2.1. Penyiapan Lahan dan Lokasi Penggemukan

Kondisi lokasi berpengaruh terhadap usaha ternak sapi potong yang akan dijalani.Sebab, bisa saja saat beternak sapi dalam jumlah sedikit di lokasi dekat perumahan belumjadi masalah. Namun, setelah mengembangkan usaha menjadi lebih besar, dapatmenimbulkan masalah. Masalah yang berpotensi akan muncul saat beternak sapi potong diantaranya sebagai berikut.

a. Kebutuhan tempat untuk beternak

Bila usaha yang dilakukan berskala besar, tempat usaha menjadi perhatian. Kebutuhantempat yang luas dan jauh dari pemukiman patut dipertimbangkan sehingga lokasi yangdipilih benar – benar mendukung.

b. Potensi limbah ternak dan dampaknya

Pada sapi yang berjumlah tidak begitu banyak dan berada tidak jauh dari lingkunganpemukiman, limbah cair dan padatnya masih bisa ditangani sehingga tidak menggangguwarga. Bahkan bila dikelola denga baik dapat dimanfaatkan oleh warga setempat, sepertibiogas dan pupuk untuk pertanian. Namun, bau limbah tentu sulit untuk diterima olehwarga yang bermukim dekat dengan peternakan.

c. Kondisi sosial ekonomi masyarakat

Masyarakat yang bermukim dekat dengan peternakan kemungkinan akan merasaterganggu dengan aktivitas peternak. Bila limbah yang ada tidak ditangani dengan baik,tentu akan mencemari lingkungan sehingga menimbulkan keresahan masyarakatsekitarnya. Selain itu, berbagai aktivitas yang dilakukan di peternakan dapat memicukecemburuan sosial jika masyarakat di sekitarnya tidak dilibatkan.

4.2.2. Kandang

Kandang yang dibangun harus bisa menunjang peternak, baik dari segi ekonomismaupun segi kemudahan dalam pelayanan. Dengan demikian diharapkan bahwa denganadanya bangunan kandang ini sapi tidak berkeliaran di sembarang tempat dan kotorannyapun bisa dimanfaatkan seefisien mungkin. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalampembuatan kandang antara lain adalah :

a. Kontruksi

Kontruksi kandang harus dibangun sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.Kontruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, bersirkulasi udara baik. Selain itusapi terlindung dari pengaruh lingkungan yang merugikan.

Page 41: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Gambar 6. Lokasi Kandang

Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam kontruksi kandang antara lain adalah: 1). Sedapat mungkin bangunan kandang tunggal dibangun menghadap ke timur dan jikakandang ganda membujur ke arah utara selatan, sehingga memungkinkan sinarmatahari pagi bisa masuk ke dalam ruangan atau lantai kandang secara leluasa; 2).Pengaturan ventilasi diperlukan sebagai jalan keluar masuknya udara di dalam kandangsehingga ruangan kandang terhindar dari udara yang panas, pengab, kelembaban tinggidan sebagainya; 3). Pembuatan atap (bagian atas) kandang berfungsi untukmenghindarkan dari terik matahari dan hujan, menjaga kehangatan ternak di waktumalam, serta menahan panas yang dihasilkan oleh tubuh hewan itu sendiri. Tanpa atap,panas di dalam kandang sebagian akan hilang ke atas pada waktu malam, sehinggasuasana kandang pada saat itu akan menjadi sangat dingin; 4). Dinding mutlak harusada, karena diperlukan sebagai pembatas seluruh keliling atau bagian tepi kandangberfungsi sebagai penahan angin langsung atau angin kencang, penahan keluarmasuknya udara panas dari dalam kandang yang dihasilkan tubuh ternak, dan penahanpercikan air dari atap masuk ke dalam ruangan kandang; 5). Lantai kandang sebagaibatas bangunan kandang bagian bawah, harus dibuat sesuai persyaratan: rata, tidaklicin, tidak mudah menjadi lembab, tahan injakan (awet)

b. Letak bangunan kandang

Perlu dipertimbangkan faktor – faktor penunjang yang mempengaruhi letakbangunan kandang, antara lain : 1). Faktor ekonomis; terutama meliputi transportasi,sumber air, dan harus dekat dengan peternak. Sebaiknya membangun kandang di suatutempat yang mudah transportasi dan komunikasinya tidak sulit. Transportasi dankomunikasi yang mudah dan dekat sumber pakan, pasar, akan sangat menguntungkanpeternak sebab biaya pengangkutan pakan atau pun penjualan produksi relatif lebihrendah.

Letak bangunan kandang yang baik adalah kandang terletak di suatu daerahatau tempat yang dekat sumber air. Sebab usaha peternakan sapi potong cukup banyak

Page 42: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

memerlukan air untuk memberi makan ternak, membersihkan kandang beserta peralatan,dan keperluan memandikan sapi.

Untuk memberikan jaminan kesehatan ternak dan peternaknya, kita perlumempertimbangkan faktor – faktor kebersihan lingkungan, untuk keperluan itu, bangunankandang harus ditempatkan di suatu tempat tertentu yang kering, atau tempat yang lebihtinggi dari linkungan sekitar dan mempunyai drainase yang baik, di tempat terbuka agarmudah memperoleh cahaya matahari.

c. Alat perlengkapan kandang dan pembersih

Perlengkapan kandang ternak sapi potong yang harus disediakan terutamatempat makan dan minum, sedangkan perlengkapan pembersihnya meliputi sekop, sapulidi, selang air, sikat, ember, dan kereta dorong.

4.2.3. Sapi Bakalan

Sapi yang digunakan untuk sapi potong hendaknya berukuran tubuh besar, tidakbertanduk, kualitas daging bagus, laju pertumbuhan relatif cepat, dan efesiensi konversibahan pakan menjadi daging cukup tinggi. Sapi jantan lebih cocok dijadikan sapi potongkarena sapi jantan memiliki pertambahan berat daging harian yang lebih tinggidibandingkan dengan sapi betina. Selain itu, ada peraturan yang melarang memotongternak sapi betina yang masih produktif.

Jenis sapi bakalan import biasanya didatangkan dari Australia dan Selandia baru.Jenis sapi yang didatangkan biasanya berasal dari jenis brahman cross atau australiancomercial cross. Sapi ini memiliki berat dan umur yang seragam, serta pertambahanberat badan cukup tinggi yaitu 0,8 – 1,2 kg/hari. Berat awal sapi bakalan berkisar 250 –350 kg dengan umur sapi 1 – 2 tahun.

Sapi bakalan yang sehat ditandai dengan penampilan fisik sebagai berikut :- Badan sehat, ditandai dengan bulu yang licin dan mengkilap, mata yang

bersinar cerah, serta tidak terdapat kerusakan atau luka di bagian tubuhnya;- Bentuk tubuh proporsional, ditandai dengan panjang tubuh minimum

170 cm, tinggi pundak 135 cm, dan lingkar dada 133 cm;- Bereaksi baik terhadap pakan dan cepat bangkit jika ada gangguan dari

sekitarnya;- Hidung tidak kotor, basah, atau panas;- Bentuk kotoran normal ditandai dengan bentuk kotoran yang padat;- Tidak memiliki tanduk.

Page 43: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

4.2.4. Pakan

Ransum atau pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot tubuh sapi yangdigemukkan, sapi yang digemukan hanya dengan pemberian hijauan saja tidak akanmampu mencapai pertambahan bobot tubuh yang maksimal dan waktupenggemukannya relatif lama. Sebaliknya, pemberian ransum yang terdiri dari hijauandan sejumlah konsentrat akan dapat mencapai pertambahan bobot tubuh yang tinggidan waktu penggemukan relatif singkat. Komposisi pakan sapi terdiri dari konsentrat danhijauan dengan persentasi 85% dan 15%. Komposisi makanan sangat penting karena digunakan sebagai sumber energi dan pembentukan protein.

Pemberian pakan perlu memperhatikan kebutuhan zat gizi sapi, pertambahanbobot yang diinginkan, dan jenis pakan yang tersedia. Indonesia belum mempunyaistandart kebutuhan gizi sapi secara nasional. Di antara standart gizi ternak yang adaberasal dari National Research Council (NRC) Amerika Serikat dan Agricultural ResearchCouncil (ARC) di Inggris. Standar tersebut ditujukan untuk negara sedang berkembang.Namun perlu dipahami bahwa kebutuhan gizi tersebut belum tentu cocok dengan kondisidi Indonesia, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Tabel 6. Kebutuhan zat gizi sapi jantan untuk pertumbuhan penggemukan

Energi/TDN (kg)

ProteinKasar (g) C (g) P (g) Vitamin A

(1.000 IU)150 0.5 2.2 474 16 10 9

0.75 2.6 589 21 13 91 3 607 27 16 9

200 0.5 2.8 554 16 12 120.75 3.2 622 21 15 13

1 3.7 690 27 17 13250 1 3.2 623 16 14 13

0.5 3.8 693 21 17 140.75 4.3 760 28 19 14

300 0.5 3.7 679 19 14 130.75 4.3 753 23 18 15

1 5 819 28 21 16350 0.5 4.1 731 20 16 18

0.75 4.8 874 25 18 181 5.6 899 30 21 18

1.2 6.2 923 32 24 18400 0.5 4.6 772 21 18 17

0.75 5.4 875 26 21 181 6.2 913 31 24 19

1.2 67 967 33 25 19450 0.5 5 805 22 20 17

0.75 5.9 952 26 23 191 6.8 975 29 26 20

1.2 7.6 998 31 28 20Sumber : (Kearl, 1982)

BobotBadan (kg)

Pertambahan BeratBadan(kg/hr)

Kebutuhan Zat Gizi Protein

Page 44: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Ketersediaan pakan perlu dijadikan pertimbangan penting agar biaya pakan tidakmembengkak. Sebaiknya gunakan bahan pakan lokal yang tersedia di sekitarpeternakan, karena bahan pakan yang diambil dari luar daerah menjadi relatif lebihmahal karena memerlukan biaya transportasi, namun bisa dijadikan alternatif bilaharganya murah. Misalnya, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung tulang, limbah nenas.

Limbah pertanian berpotensi dijadikan sumber pakan alternatif. Potensi limbahpakan di Indonesia setiap tahun mencapai 1.546.297,3 ton. Mencakup jerami padi(85,81%), jerami jagung (5,84%), jerami kacang tanah (2,84%), jerami kedelai (2,54%),pucuk ubi kayu (2,29%), dan jerami ubi jalar (0,68%).

4.2.4.1. Pakan Hijauan

Pakan untuk ternak sapi potong dapat berupa hijauan (rumput, kacang –kacangan, dan limbah pertanian) serta makanan tambahan (vitamin, mineral, dan urea).Pakan hijauan dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :

- Hijauan segar, diantaranya rerumputan (rumput gajah, rumput raja, rumputbenggala), kacang – kacangan (daun turi, lamtoro, kaliandra, gamal), sertatanaman hijauan lainnya

- hijauan kering, berasal dari hijauan segar yang sengaja diturunkan kadarairnya dengan tujuan agar tahan lama jika disimpan, misalnya jerami padi. Jeramikacang tanah dan jerami jagung.

- Silase, adalah hijauan segar yang diawetkan dengan cara menutup rapathijauan yang akan dibuat sehingga terjadi proses fermentasi (kedap udara).Pembuatan silase biasanya ditempatkan di kantong plastik tebal, gentong plastik,atau di dalam lubang tanah yang telah dialasi plastik. Lama proses silasetergantung jenis bahan. Namun, dalam waktu 2 – 3 minggu biasanya silase dapatdi panen. Contoh silase yaitu silase jagung, silase rumput, dan silase jerami padi

Page 45: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Gambar 7: Tanaman Jagung sebagai Pakan Hijauan

Hijauan yang berkualitas baik umumnya sudah dapat memenuhi kebutuhan hiduppokok, pertumbuhan, dan reproduksi yang normal, jika hijauan banyak tersedia,pemeliharaan sapi dianjurkan lebih banyak menggunakan hijauan (85 – 100%) sehinggapemberian pakan konsentrat (ransum) hanya dianjurkan untuk keadaan tertentu.Misalnya, saat kesulitan mendapatkan hijauan (kemarau) atau untuk penggemukan.

4.2.4.2. Pakan Konsentrat

Pakan konsentrat adalah campuran bahan pakan (ransum) untuk ternak sapi.Bahan penyusun pakan konsentrat diantaranya adalah dedak padi, ampas singkong(onggok), ampas tahu, bungkil kedelai, dan bungkil kacang tanah. Pakan konsentrat inidapat berupa campuran ampas tahu, bungkil kedelai, dan urea atau campuran singkong(gaplek), ampas tahu dan dedak.

Gambar 8 : Pakan Konsentrat

4.2.4.3. Pakan Tambahan

Selain pemberian pakan hijauan dan konsentrat, agar pertumbuhan sapi bisalebih cepat maka dapat diberikan pakan tambahan berupa suplemen seperti mikronutriendan vitamin B kompleks. Selain untuk meningkatkan nafsu makan, pemberian suplemenjuga ditujukan untuk memacu proses penyusunan protein di dalam pencernaan danmenjaga kesehatan.

Contoh pakan tambahan diantaranya vitamin, mineral, urea, CaCO2, Ca3(PO3)2, dan garam dapur. Jumlah pakan tambahan yang diberikan adalah 1% dari totalransum yang diberikan kepada sapi.

Page 46: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Gambar : Mullose (tetes tebu) sebagai bahan campuran konsentrat

4.2.5. Kadar Dan Tata Cara Pemeliharaan

Setiap hari, sapi memerlukan pakan sebanyak 10% (berat basah) atau 3% (beratkering) dari berat tubuhnya. Dari jumlah pakan 10% tersebut, komposisi pakan hijauan,konsentrat dan pakan tambahan diuraikan sebagai berikut :

- Hijauan sebanyak 5% (berat basah) atau 1,5% (berat kering) dari bobot sapi- Konsentrat sebanyak 5% (berat basah) atau 1,5% (berat kering) dari bobot

badan sapi- Sementara, pakan tambahan diberikan sekitar 1% dari total ransum

Pakan konsentrat (ransum) diberikan sebelum pemberian pakan hijauan. Selainitu, diberikan juga mineral sebagai penguat berupa garam dapur dan kapur.

4.2.6. Pemeliharaan

Pemeliharaan sapi merupakan upaya pembesaran yang bertujuan memacupertumbuhan sapi untuk mencapai peningkatan bobot pada fase pertumbuhan yangtepat. Pembesaran sapi potong merupakan tujuan dari usaha ternak untuk mencapaibobot optimal sebelum sapi tersebut di jual. Sistem pembesaran yang tepat dengandipadukan pemberian pakan dan perawatan yang baik tentu akan menghasilkan sapipotong berkualitas. Peternak dapat memilih sistim pengembalaan, dikandangkan (dry lotfattening), atau paduan keduanya.

Pemeliharaan sapi potong yang dikembangkan kelompok peternak di KabupatenLangkat adalah penggemukan dengan cara dikandangkan (dry lot fattening), cara inimengutamakan pemberian pakan berupa biji – biji an (konsentrat) yang terdiri dari jagunggiling, katul, bungkil kelapa sawit, bungkil kedelai, dan lain – lain. Sejak awal sapidigemukkan sampai pemasaran, memperoleh pakan konsentrat secara penuh,sedangkan pakan berupa hijauan diberikan dalam jumlah terbatas. Langkah – langkahpenggemukan ini adalah sebagai berikut :

Page 47: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

a. Bakalan yang dipilih adalah sapi yang seragam ukurannyab. Sapi yang dipelihara tinggal di dalam kandang terus menerus sepanjang hari,

pakan dan air minum disiapkan dalam kandangc. Sumber pakan yang utama dari biji – bijian (konsentrat) dan sebagian berupa

hijauan yang terdiri dari jerami, rumput, tanaman jagung dan bisa ditambahkanmullose (tetes tebu)

d. Mullose diberikan 0,5 kg/ekor/hari.

Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari pada siang dan sore hari. Pada pagihari setelah kandang dibersihkan, sapi diberi pakan konsentrat, kemudian siangmenjelang sore diberi pakan hijauan yang disediakan untuk dimakan hingga pagi hari.

Sapi yang dibesarkan atau digemukkan dalam kandang dengan pemberian pakanpenuh menyebabkan kotorannya juga banyak. Dengan demikian, kebersihan kandangharus benar – benar di jaga. Pembersihan kotoran sapi dilakukan dua kali sehari, pagidan sore hari.

Membersihkan sapi dengan cara memandikan bertujuan untuk menghilangkankotoran yang menempel pada tubuh sapi. Kotoran yang menempel merupakan sumberpenyakit. Jika dalam perawatan ditemukan ada sapi yang terserang penyakit sebaiknyasegera dipisahkan. Pemisahan dimaksudkan agar penyakit tidak menular pada sapi lainserta memudahkan dalam memberikan pakan khusus dan pengobatan

4.2.7. Panen

Sapi potong dapat dipanen setelah 90 – 100 hari penggemukan. Penimbanganberat akhir di lakukan di lokasi perusahaan mitra atau di lokasi peternak sesuaiperjanjian. Karena transportasi sapi bisa menganggu berat badan, maka apabila ditimbang di lokasi mitra, lokasi peternakan harus tidak jauh dari lokasi perusahaan mitra(sekitar 1 jam perjalanan kendaraan)

Gambar 10. Ternak Sapi Potong

Page 48: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

4.3. Kendala Penggemukan Sapi Potong

Kendala produksi yang dialami oleh peternak sapi potong antara lain :

a. Kendala Permodalan

Keuntungan bersih yang diterima peternak dari hasil penggemukandigunakan untuk konsumsi rumah tangga dan sebagiannya digunakan dalam upayapengembangan usaha. Oleh karena itu, para peternak mengalami kekuranganpermodalan untuk memulai usaha penggemukan sapi potong pada periodeberikutnya.

b. Kendala pemeliharaan yang masih tradisional

Umumnya para peternak di dalam usaha pemeliharaan ternak masihtradisional. Menyerahkan hasil pada alam, pengadaan bibit, pemberian makanan,pemeliharaan atau lain sebagainya belum menggunakan teknologi modern.Pemeliharaan sapi yang mereka lakukan hanyalah sebagai usaha sampingan sajadari pertanian, dan kurang mengenal apa yang disebut breeding, feeding,management dan keterbatasan modal.

c. Kendala iklim

Indonesia yang beriklim tropis terkadang bisa menimbulkan kendala bagipengembangan ternak sapi potong yang produktif. Sebab suhu yang tinggi bisamengakibatkan gangguan metabolisme. Akibatnya penimbunan daging menjadi lebihlambat, apalagi kalau bibit (bakalan) berasal dari daerah subtropis dan adaptasinyabelum baik. Demikian pula jika terjadi kemarau yang panjang akan mengganggukontinuitas penyediaan hijauan.

Iklim yang sesuai untuk penggemukan sapi adalah iklim setengah basah, diIndonesia yang memiliki iklim tersebut hanya ada di NTT dan NTB, dengan iklimsetengah basah tanaman yang banyak tumbuh berupa hamparan padang rumputluas dan rumputnya tinggi yang dibutuhkan pakan ternak, sebaliknya pepohonantumbuhnya sedikit. Oleh karenanya, di daerah setengah basah ini populasi ternaknyacukup besar dibandingkan dengan daerah lain atau daerah pertanian yang subur.

d. Kendala Hama dan Penyakit

Penggemukan sapi potong tidak terlepas dari hama dan penyakit ternaknya.Untuk mengatasi kondisi tersebut, peternak selalu berupaya menanggulangi hamadan penyakit sejak masa penggemukan hingga waktu panen. Hama adalahorganisme yang keberadaannya tidak dikehendaki di lingkungan peternak karenabersifat mengganggu binatang ternak. Cara pemberantasan hama dapatdikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu secara mekanis, kimiawi, dan biologis.Penyakit adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ternak, baik

Page 49: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ternak dapatdisebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan yang menunjangkehidupan ternak.

Penyakit meliputi penyakit infeksi dan bukan infeksi. Penyakit infeksi meliputipenyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, fungi, dan parasit. Penyakit bukaninfeksi pada ternak dapat berupa cacat genetis, cedera fisik, ketidak seimbangannutrisi, dan polusi. Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkanpenyakut sapi, diantaranya bakteri, virus, protozoa, dan penyebab lainnya. Beberapajenis penyakit yang menyerang ternak sapi diantaranya adalah tuberkolosis, antraks,radang paha (blakleg), brucellosis, kuku busuk (foot rot), ngorok, penyakit mulut dankuku, protozoa, cacing (cacing hati, cacing pita, cacing perut, cacing paru – paru),kembung (bloat), dan kudis.

BAB VASPEK KEUANGAN

5.1. Asumsi Untuk Analisis KeuanganAnalisis keuangan digunakan untuk memperoleh gambaran finansial mengenai biaya

usaha dan pendapatan, kemampuan usaha untuk membayar kredit, serta kelayakan usaha.Ketiga hal tersebut memerlukan dasar-dasar perhitungan yang diasumsikan berdasarkan hasilsurvei dan pengamatan lapangan.

Analisa aspek keuangan diawali dengan menetapkan berbagai asumsi yang berhubungandengan rencana usaha seperti pada tabel 5. Selanjutnya dilakukan penyusunan kebutuhan danabaik untuk pembelian peralatan maupun biaya operasional dalam usaha tersebut dan proyeksilaba rugi serta arus kas usaha. Dengan mengetahui hasil analisa keuangan, yaitu analisa netpresent value (NPV) dari setiap rupiah yang diperoleh pada masa datang, Internal Rate of Return(IRR) atau tingkat bunga pengembalian modal, lamanya waktu kembali modal (payback period),berapa besar tingkat rasio pendapatan dibanding beban (benefit and cost rasio), serta analisasensitivitas maka prospek pembiayaan usaha ini dapat diketahui.

Kelompok peternak di Desa Tanjung Selamat – Padang Tualang dan Desa Karang Gading– Secanggang Kabupaten Langkat, memperoleh pinjaman dari bank dengan skim KreditKetahanan Pangan dan Energi (KKPE) sebesar 6% prorata (flate) per tahun. Dalam Analisakelayakan ini diasumsikan dengan suku bunga kredit sebesar 10% prorata (flate) per tahun, haltersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah budidaya penggemukan sapi mampu dibiayaidengan suku bunga kredit sebesar 10% prorata dengan jangka waktu satu tahun.

Pada aspek harga jual, hasil sapi potong diasumsikan dijual oleh peternak kepadapengepul/mitra usaha dengan kisaran harga Rp27.000,00/kg berat hidup. Harga Rp27.000,00/kg

Page 50: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

berat hidup ini merupakan transaksi harga yang diasumsikan tidak berubah selama periodeproyek (5 tahun).

Pada aspek produksi, hasil penggemukan sapi potong untuk 4 ekor sapi potongdiasumsikan sebesar 1.812 kg setiap periodenya. Jika dalam satu tahun dilakukan 2 (dua) kalipenggemukan maka peternak bisa mendapatkan hasil sebesar 3.624 kg.

Adapun asumsi analisis keuangan usaha kecil sapi potong sebagai berikut :- Status kepemilikan kandang adalah milik sendiri- Penggemukan sapi potong dimulai bulan Februari dan Juni- Memiliki dua kali periode penggemukan dalam satu tahun.- Produksi sapi potong rata-rata sebesar 1.812 kg untuk 4 ekor sapi per peternak dengan

asumsi harga penjualan sapi potong sebesar Rp27.000,00 /kg berat hidup.- Hasil panen penggemukan sapi potong sudah ada pembeli (mitra usaha) dan mitra usaha

bertanggung jawab untuk memasarkan hasilnya.- Memperoleh pinjaman dari bank dengan bunga 10% prorata setahun, jangka waktu 3 bulan

per periode, angsuran pokok dibayar pada waktu jatuh tempo.Secara rinci asumsi analisis keuangan budi daya sapi potong, terdapat pada tabel 7

berikut.

Tabel 7. Asumsi dan parameter untuk analisa keuangan sapi potong

No. Jenis Asumsi/Kriteria Jumlah/Nilai Satuan

1 Periode pemeliharaan 5 Tahun2 Sitim Pemeliharaan Intensif3 Jenis sapi yang dipelihara Brahman4 Rata – rata umur sapi bakalan 2 Tahun5 Jumlah penggemukan setiap periode 4 Ekor/anggota/periode6 Jumlah sapi yang digemukan dalam setahun 8 ekor/tahun/peternak7 Rata – rata berat sapi bakalan 300 kg, berat hidup8 Pertambahan rata - rata berat badan (ADG) 1,7 Kg/hr9 Rata – Rata harga sapi bakalan 27.000 kg, berat hidup10 Rata – rata harga jual sapi hasil penggemukan 27.000 kg, berat hidup11 Pakan

- Konsentrat 7 Kg/hr/ekor- Hijauan 6 Kg/hr/ekor

12 Biaya Obat dan Pengawasan 15,000 ekor/periode13 Biaya Pembuatan Kandang 300,000 Rp/m214 Luas kandang per ekor 3 M2

15 Hubungan petani dengan pembeli (mitra usaha)

Pembeli (mitra usaha) bertindak sebagaipensuplai sapi bakalan (jenis brahman),konsentrat dan obat-obatan, sekaligussebagai penampung dan pemasar hasilpanen peternak.

16 Siklus pemeliharaan Selama 90 hari

17 Waktu Pemeliharaan Dilakukan mulai bulan Februari dan Juni

18 Cash Inflow (Kas Masuk)

Page 51: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

No Jenis Biaya Nilai (Rp) UmurEkonomis

Penyusutanper tahun

Penyusutanper bulan

1 Pembuatan Kandang 3,600,000 5 720,000 60,0003 Peralatan penerangan 80,000 5 16,000 1,3334 Peralatan kandang 1,170,000 5 234,000 19,500

Jumlah 4,850,000  5 970,000 80,833

Sumber dana :Pinjaman dari Bank 40.542.000 Rupiah -Dana sendiri 4.850.000,00 Rupiah -Keterangan :

- Pinjaman dari bank diterima pada bulan Januari, Juni- Bunga Pinjaman = 10% flate per tahun

- Jangka waktu kredit = 3 bulan

- Pokok pinjaman dibayar pada waktu jatuh tempo- Bunga pinjaman dibayar setiap bulanan

- Dikenakan biaya administrasi dan provisi kredit sebesar 1%, biaya

pengikatan jaminan kredit, biaya asuransi jiwa kredit

5.2. Komponen dan Struktur BiayaStruktur biaya yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi terdiri dari biaya investasi

dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya awal yang diperlukan sebelum kegiatanoperasional dilakukan. Sedangkan biaya operasional diperlukan pada saat proses produksi mulaidilakukan.

5.2.1. Biaya InvestasiBiaya investasi diperlukan untuk memulai usaha penggemukan sapi meliputi biaya

pembuatan kandang, peralatan kandang dan listrik. Biaya investasi ini bersifat tetap (fixed) danharus dikeluarkan di periode ke – 0 sebelum melakukan usaha. Jumlah biaya investasi yangdiperlukan untuk usaha ini adalah sebesar Rp 4.850.000,00 Kebutuhan biaya investasi dapatdilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya Investasi dan penyusutan usaha Penggemukan Sapi Potong

Biaya peralatan usaha penggemukan 4 ekor sapi potong berupa biaya untuk pembelianselang air, ember plastik, arco (gerobak sorong), cangkul, sabit, sapu lidi, sekop, parang danbangunan kandang. Jumlah biaya peralatan sebesar Rp 1.170.000,00sebagaimana terdapat pada tabel 9.

Tabel 9. Biaya pembelian peralatan pada usaha sapi potong

Page 52: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

No Jenis Biaya Satuan(Kg)

HargaSatuan

JumlahBiaya Per

satuanTotal

1 Pakan Konsent rat (perbulan) 210 1,700 357,000 1,428,0002 Pakan Hijauan (perbulan) 180 300 54,000 216,0003 Upah Tenaga Kerja 30 35,000 1 1,050,0004 Obat - obatan per periode 15,000 60,000

JUMLAH 426,001 2,754,000

Biaya Peralatan Jumlah Satuan Harga persatuan (Rp) Nilai (Rp)

Peralatan produksi :Selang Air 2 Rol 200 400Ember plat ik 4 buah 20 80Arco (gerobak dorong) 1 buah 320 320Cangkul 2 buah 45 90Sabit 2 buah 20 40Sapu lidi 3 buah 20 60Sekop 2 buah 45 90Parang 2 buah 45 90Jumlah : 1.170.000

5.2.2. Biaya OperasionalBiaya operasional merupakan biaya yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi

potong. Besarnya biaya operasional ini tergantung pada jumlah sapi potong yang akan dipelihara. Semakin banyak jumlah sapi potong yang akan dipelihara (digemukan) maka biayaoperasional akan semakin tinggi. Oleh karena itu, biaya operasional umumnya merupakan biayatidak tetap (variable cost) yang terdiri dari biaya pakan, tenaga kerja, bahan baku, pemeliharaandan perlengkapan penunjang usaha

Oleh karena proses penggemukan membutuhkan waktu 90 hari (3 bulan), dan 1 (satu)orang peternak di asumsikan memelihara 4 ekor sapi, maka dapat diperoleh biaya opersasionalsebesar Rp 2.754.000,00 per bulan seperti pada tabel 8.

Tabel 10. Biaya Operasional Usaha Sapi Potong

Jumlah biaya operasional sebesar Rp2.754.000,00 per bulan ini belum memperhitungkanbiaya pengadaan 4 ekor sapi bakalan @ Rp. 8.100.000,00 atau sebesar Rp32.400.000,00. jikabiaya pengadaan sapi bakalan dimasukan kedalam biaya operasional, maka jumlahnya adalahsebesar Rp 40.542.000,00Dari gambaran ini terlihat bahwa biaya paling besar adalah untuk pengadaan sapi bakalan danpakan

Page 53: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

5.3. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal kerjaKebutuhan dana untuk usaha penggemukan sapi potong ini terdiri dari modal investasi

dan modal kerja yang diperoleh dari pembiayaan perbankan. Secara keseluruhan besarnya danainvestasi dan modal kerja usaha penggemukan sapi potong mencapai Rp 45.392.000,00.kebutuhan dana untuk investasi dan modal kerja ini dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 11. Kebutuhan Dana Usaha Penggemukan Sapi Potong

5.4. Produksi dan PendapatanProduksi Sapi potong berasal dari sapi bakalan yang digemukan dengan waktu 90 hari (1

periode), setelah mencapai waktu yang ditentukan (90 hari) kemudian dijual kepada mitrausaha. Dalam satu tahun, peternak dapat membudidayakan sapi potong sampai dengan 2 kaliperiode.

Dalam satu kali panen untuk 4 ekor sapi potong diperoleh hasil produksi sebesar 1.812kg, dengan harga jual sebesar Rp27.000/kg berat hidup atau sebesar Rp.48.924.000,- perperiode. Selain produksi berupa sapi potong dapat diperoleh produk ikutan berupa pupukkandang/kompos sebanyak 4.320 kg per periode dengan nilai Rp.4.320.000,-. Dalam satu tahundapat diperoleh produksi sapi potong sebesar 3.624 kg (8 ekor sapi) atau senilaiRp97.848.000,00 dan diperoleh hasil ikutan berupa pupuk kandang (kompos) sebanyak 8.640kg atau sebesar Rp.8.640.000,00

Tabel 12. Produksi, Harga Jual dan Nilai Penjualan Sapi Potong dan ProdukIkutan (Kompos/Pupuk Kandang)

Modal Investasi 4,850,000 11%Modal Kerja (1 Siklus) 40,542,000 89%

Jumlah 45,392,000 100%

Uraian Jumlah Total (Rp) Prosentase (%)

Produksi / Harga Jual perkg Nilai Penjualan

Hasil Panen Berat Hidup Sapi Potong(kg) (Rp) (Rp)

1 Periode panenpertama, bulan April 1.812,00 27.000,00 48.924.000,00

2 Periode panen kedua,bulan September 1.812,00 27.000,00 48.924.000,00

3.624,00 97.848.000,00

Produksi / Harga Jual perkg Nilai penjualan

Pupuk kandang(kompos) (Rp) Pupuk kandang

(Kompos)(kg) (Rp)

1 Periode panenpertama, bulan April 4.320,00 1.000,00 4.320.000,00

2 Periode panen kedua,bulan September 4.320,00 1.000,00 4.320.000,00

8.640,00 8.640.000,00

No. Uraian

Total

No. Uraian

TotalPupuk kandang

Page 54: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Nilai(Rp)

A PENDAPATAN 106.488.0001 Penjualan Sapi 97.848.0002 Penjualan Pupuk kandang (Kompos) 8.640.000B BEBAN 94.591.9401 Biaya operasional 81.084.0002 Penyusutan 9703 Biaya admin & provisi kredit 810.844 Bayar bunga kredit 2.027.1005 Biaya investasi 9.700.000

-C Laba Rugi Bulan Berjalan (Akumulasi) 11.896.060

D Bayar pajak penghasilan 594.803E LABA/RUGI (setelah pajak) 11.301.257F Prof it margin ( % ) 10,61

NO. TAHAPAN KEGIATAN

5.5. Proyeksi Rugi Laba UsahaProyeksi rugi laba merupakan suatu gambaran potensi keuntungan atau kerugian yang

akan diperoleh dari suatu usaha. Berdasarkan asumsi usaha di atas, proyeksi pendapatan untukpenggemukan sapi potong sebanyak 4 ekor atau 8 ekor dalam setahun dengan tingkat sukubunga sebesar 10% prorata per tahun, diperoleh laba bersih pada tahun per tama sebesar Rp11.896.060,00. Tabel 11 menunjukkan keuntungan proyeksi Laba/Rugi dengan profit margin(persentase laba usaha terhadap pendapatan) sebesar 10,61%.

Tabel 13. Proyeksi Laba Rugi Penggemukan Sapi Potong

5.6. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan UsahaProyeksi Arus kas dilakukan untuk mengetahui kemampuan usaha untuk memenuhi

kewajiban keuangannya ke pihak lain dan tetap mendapatkan keuntungan (proyeksi arus kasmasuk dan kas keluar)

Pada proyeksi arus kas dihitung beberapa pos biaya yang merupakan arus kas keluaryaitu biaya investasi, biaya operasional, angsuran pembiayaan dan pajak penghasilan.Sementara untuk arus kas masuk merupakan nilai hasil penjualan sapi potong dan pupukkandang selama suatu siklus penggemukan.

Evaluasi kelayakan untuk usaha penggemukan sapi potong melalui pembiayaan bankdapat diukur dari tingkat kemampuan membayar kewajiban kepada bank. Hal ini dapat diketahuikarena pada produk bank besarnya bunga ditentukan di awal perjanjian kredit, sehingga padaanalisa laba rugi dan dan arus kas dapat dihitung kemampuan membayar dari pendapatan yangdiperoleh dari usaha tersebut. Dari arus kas di ketahui bahwa pada suku bunga 10% per tahunmaupun tingkat suku bunga komersil 15% per tahun, usaha ini mampu membayar kewajiban

Page 55: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

pembiayaan dan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian usaha penggemukan sapi potongini layak dilaksanakan dan bisa dipertimbangkan untuk memperoleh pembiayaan

Pada analisa kelayakan dapat juga memakai beberapa indikator yang umum digunakanpada perhitungan konvensional, indikator tersebut meliputi IRR (Internal Rate of Return), NetB/C ratio (Net Benefit-Cost ratio), PBP (Pay back Periode). Nilai IRR bisa menjadi indikator untukmengukur kelayakan usaha, semakin tinggi nila IRR maka usaha tersebut semakin berpeluanguntuk menciptakan keuntungan. Meskipun demikian, indikator tersebut hanya sebagai alat bantuuntuk menilai kelayakan suatu usaha.

Berdasarkan proyeksi laba rugi dan aliran kas seperti diutarkan di atas, untuk usahapenggemukan sapi potong dengan asumsi 1 peternak 4 ekor sapi dan 2 periode setahun.Dengan tingkat suku bunga 10% pro rata per tahun diperoleh B/C ratio sebesar 7,82827 kali;IRR sebesar 205,73% dan NPV sebesar Rp66.234.224,01 hal ini dapat dilihat pada lampiran.Sedangkan pada tingkat suku bunga komersil sebesar 15% per tahun diperoleh B/C ratiosebesar 6,57220 kali; IRR sebesar 195,18 % dan NPV sebesar 54.050.303,47 hal ini dapatdilihat pada lampiranberdasarkan rasio – rasio keuangan ini dapat disimpulkan bahwa baik sukubunga 10% per tahun maupun komersil 15% per tahun usaha ini layak untuk diusahakan dandibiayai oleh pihak bank.

Page 56: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

BAB VIASPEK EKONOMI SOSIAL

DAN DAMPAK LINGKUNGAN

6.1. Aspek Ekonomi dan SosialUsaha sapi potong mempunyai dampak positif bagi peternak, pengusaha maupun

masyarakat. Bagi peternak dampak ekonomis dari usaha ini adalah akan meningkatkanpendapatan mereka. Usaha sapi potong merupakan usaha yang menguntungkan karenamempunyai pembeli yang jelas, selalu dibutuhkan oleh masyarakat dan harga cenderungmeningkat terutama mendekati hari raya keagamaan. Selain itu, melakukan budi daya sapipotong akan menyerap tenaga kerja bagi masyarakat setempat sehingga akan membantupeningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka.

6.2. Aspek Dampak LingkunganUsaha sapi potong, limbah padat maupun cairnya apabila dikelola dengan baik dapat

dimanfaatkan oleh warga setempat, seperti biogas dan pupuk kandang untuk pertanian. Pupuk

kandang memiliki kelebihan mampu memperbaiki kondisi tanah sehingga selain lebih gembur

juga tidak mudah tererosi. Selain itu pupuk kandang juga memiliki sifat pelepasan unsur hara

yang lambat sehingga efektif untuk diserap oleh tanaman dan tidak ada residu unsur hara yang

terbuang ke saluran-saluran air sehingga tidak mencemari perairan umum.

Page 57: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan1. Budidaya yang dihasilkan dari hasil budidaya sapi potong di Sumut belum mampu

memenuhi kebutuhan pasar di Sumut2. Dalam upaya mendukung pengembangan usaha sapi potong serta pengembangan

ekonomi daerah, salah satu bank umum telah memberikan pinjaman kepada kelompokpeternak dengan pola kemitraan (klaster).

3. Usaha sapi potong memiliki prospek pasar yang masih berkembang. Indikasi tersebutdapat dilihat dari volume perdagangan sapi potong selama ini masih menunjukkanpeningkatan, dan munculnya pelaku-pelaku usaha baru pada usaha sapi potong.

4. Pelaku usaha yang terlibat dalam rantai usaha sapi potong meliputi peternak danpebisnis yang biasanya berperan ganda sebagai pengepul, pengusaha rumah potonghewan (RPH), dan pemasaran sapi potong.

5. Sampai sejauh ini, Langkat termasuk daerah yang relatif berhasil menjadi produsenusaha sapi potong. Di daerah lain juga banyak yang mengembangkan usaha sapipotong, namun usaha sapi potong di Langkat relatif lebih berkembang dari daerah laindan didukung adanya pendampingan secara intensif oleh Penyuluh Pertanian Lapangan(PPL).

6. Dari sisi aspek teknis dan produksi, hal utama yang perlu diantisipasi dalam usaha sapipotong adalah kecenderungan penurunan produksi pada masa awal usaha dandampaknya pada kebutuhan kredit maupun arus kas usaha.

7. Ditinjau dari aspek keuangan, usaha layak untuk dikembangkan dengan tingkat sukubunga kredit 10 % per tahun, pola angsuran 3 bulanan (musiman), dan jangka waktu 3 -6 bulan.

8. Analisa aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan juga menunjukkan bahwa usaha sapipotong layak dikembangkan, karena selain menciptakan lapangan kerja di pedesaan danmenarik kembali keenganan masyarakat menggeluti pertanian, juga tidak merusaklingkungan.

9. Usaha pemeliharaan sapi potong mempunyai dampak ekonomi bagi peternak danmasyarakat sekitar. Bagi peternak dampak ekonomi dari usaha ini adalah akanmeningkatkan pendapatan mereka karena telah memiliki pembeli yang jelas, selaludibutuhkan oleh masyarakat dan harga cenderung meningkat terutama mendekati hariraya keagamaan. Selain itu, melakukan budi daya pada komoditi ini akan menyeraptenaga kerja bagi masyarakat setempat sehingga akan membantu peningkatanpendapatan dan kesejahteraan mereka. Dampak positif lainnya adalah adanyapenyerapan tenaga kerja serta penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Page 58: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

7.2. Saran1. Harga sapi potong cenderung berfluktuasi yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

permintaan pasar, diperlukan mekanisme tertentu dalam upaya menjaga stabilitasharga.

2. Ketidaksiapan petani dalam menyediakan agunan merupakan salah satu penyebabterhambatnya perbankan dalam menyalurkan kredit. Oleh karena itu disarankan kepadapetani untuk mengurus sertifikat lahan.

3. Untuk menjaga kesinambungan usaha sapi potong, ketersediaan sarana produksi dalamjumlah yang cukup perlu dijaga. Untuk itu di lokasi klaster sapi potong perlu dikembanganusaha pertanian sebagai pendukung ketersediaan pakan.

4. Untuk menjaga kontinuitas pasokan sapi potong ke pasar, diperlukan penyediaan sapibakalan secara kontinu, sehingga suplai ke pasar secara teratur dapat terjaga

5. Untuk perbankan yang akan membiayai usaha sapi potong harus disesuaikan dengansektor usahanya apakah pada sisi produksi atau pada sisi perdagangannya. Kredit yangdisalurkan pada sisi produksi yaitu pada usaha penggemukan sapi potong hendaknyamemiliki jangka waktu dan periode angsuran yang tepat agar usaha dapat berkembangdan pengembalian angsuran lancar.

Page 59: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia, 1997. Model Kelayakan Proyek Kemitraan Terpadu, Usaha Penggemukan SapiPotong

Bank Indonesia, 1998. Model Kelayakan Proyek Kemitraan Terpadu, Pemeliharaan Pedet SapiPerah

Kantor Bank Indonesia Solo, 2007, Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK), Budidaya PadiOrganik.

Bank Indonesia, 2008. Pola Pembiayaan Dan Pengembangan Usaha Penggemukan Sapi potongMelalui Integrasi Perkebunan Dan Ternak DI Provinsi Jambi.

A.S. Sudarmono, dan Y. Bambang Sugeng. Sapi Potong + Pemeliharaan, Perbaikan Produksi,Prospek Bisnis, Analisis Penggemukan, Jakarta : Penebar Swadaya, 2008

Anonim, Petunjuk Praktis Menggemukan Domba, Kambing, dan Sapi Potong, Jakarta :Agromedia Pustaka 2009

Kantor Bank Indonesia Malang, 2009. Pola Pembiayaan Budidaya Kambing PE (PeranakanEtawa).

Purnawan Yulianto, dan Cahyo Saparinto, Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif, Jakarta,Penebar Swadaya, 2010

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Langkat, 2010.

Page 60: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

DAFTAR WEBSITE

1. http://www.scribd.com/doc/2903436/Modul-9-BenefitCost-Ratio-Analysis

2. http://www.disnak.sumutprov.go.id/program.php

3. http://ditjennak.go.id

4. http://deptan.go.id

5. http://www.disnak.sumutprov.go.id/bagprogram/datapopulasi.php

6. http://www.langkatkab.go.id/upload/pdf/lda2007/Langkat_Dalam_Angka_20070501.pdf

Page 61: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Lampiran 1. Rumus menghitung NPV, IRR, Payback Period dan B/C rasio

1. Rumus menghitung Net Present Value (NPV)

1Ct x ----------- - C0 = NPV

(1 + r)t

Ct = Net Cash Flow atau arus kas bersih1

--------- = Discount Rate atau faktor diskonto(1 + r)

= Jangka waktu investasiC0 = Investasi awal

- Jika NPV adalah positif maka proyek (usaha) layak dilaksanakan- Jika NPV adalah negatif maka proyek harus ditolak

2. Rumus menghitung Internal Rate of Return (IRR)

- IRR adalah NPV = 0, jadi rumus IRR adalah

1Ct x ----------- - C0 = 0

(1 + r)t

3. Rumus menghitung Payback Period

Investasi AwalPayback Period = --------------------------------

Arus kas bersih

- Payback Period menunjukkan dalam berapa lama (berapa bulan atau berapa tahun) suatuinvestasi akan bisa kembali.

4. Rumus menghitung Benefit Cost ratio (B/C rasio)

Proyeksi Pendapatan x Faktor Diskonto-------------------------------------------------------------------

Proyeksi Beban x Faktor Diskonto

- Jika B/C rasio lebih dari 1 maka usaha layak dilaksanakan- Jika B/C rasio kurang atau sama dengan 1 maka proyek (usaha) harus ditolak

Page 62: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI

Editor : Kahfi ZulkarnaenSuti Masniari Nasution

TIM SURVEI :Kahfi ZulkarnaenSuti Masniarni NasutionJames WL TobingIrwansyahRenold AsriHeru Widyatmoko

Penulis : Heru Widyatmoko

BBBaaannnkkk IIInnndddooonnneeesssiiiaaa MMMeeedddaaannn 222000111000

Page 63: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI
Page 64: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI
Page 65: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI
Page 66: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI
Page 67: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI
Page 68: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI
Page 69: 2 w`q - SiHarapanku | Sistem Harga Pangan Komoditas …hargasumut.org/upload/files/informasi_lending_model...oleh Kantor Bank Indonesia (K BI) Medan merupakan salah satu program KBI