2. teori penunjang 2.1. gizi 2.1.1. pengertian gizi...zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan...

20
7 Universitas Kristen Petra 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar awal tahun 1950 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Pada tahun 1952, Bapak Ilmu Gizi Indonesia, Prof.Poerwo Soedarmo memilih kata gizi sebagai terjemahan resmi dari kata nutrition, akar kata gizi dalam bahasa Indonesia kebanyakan diambil dari bahasa Arab “Ghidza” dan bahasa Sanksekerta “Svastaharena” yang keduanya memiliki arti sama makanan yang menyehatkan. Istilah atau kata gizi resmi digunakan dalam Undang-undang di Indonesia pada tahun 1996 (Soekirman, 2000). Menurut Almatsier (2009), “Gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja” (p.3). Almatsier, Soetardjo, Soekatri (2011) mendefinisikan zat gizi (nutrients) adalah bahan kimia yang ada pada bahan pangan yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan(p.1). Menurut Drummond & Brefere (2010), zat gizi merupakan “bagian yang bergizi dalam makanan yang memberikan energi dan mengembangkan pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh(p.9). Ilmu gizi didefinisikan oleh Wardlaw & Smith (2006), ilmu yang menghubungkan makanan untuk kesehatan dan penyakit. Itu termasuk proses dimana sistem organisme manusia, mencerna, menyerap, tansportasi dan sisa makanan gunakan” (p.4). Menurut Drysdale & Aldrich (2002), ilmu gizi adalah “pembelajaran tentang makanan: susunan kimiawi, dan bagaimana susunan itu berhubungan dengan kesehatan dan pertumbuhan” (p.122). Jadi dapat dari pengertian-pengertian diatas, disimpulkan gizi itu selalu terkait dengan proses makanan yang dikonsumsi terhadap sistem tubuh seperti menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh.

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

7 Universitas Kristen Petra

2. TEORI PENUNJANG

2.1. Gizi

2.1.1. Pengertian Gizi

Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar awal tahun

1950 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Pada tahun 1952, Bapak

Ilmu Gizi Indonesia, Prof.Poerwo Soedarmo memilih kata gizi sebagai terjemahan

resmi dari kata nutrition, akar kata gizi dalam bahasa Indonesia kebanyakan

diambil dari bahasa Arab “Ghidza” dan bahasa Sanksekerta “Svastaharena” yang

keduanya memiliki arti sama makanan yang menyehatkan. Istilah atau kata gizi

resmi digunakan dalam Undang-undang di Indonesia pada tahun 1996

(Soekirman, 2000).

Menurut Almatsier (2009), “Gizi berkaitan dengan perkembangan otak,

kemampuan belajar, dan produktivitas kerja” (p.3). Almatsier, Soetardjo, Soekatri

(2011) mendefinisikan zat gizi (nutrients) adalah “bahan kimia yang ada pada

bahan pangan yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan” (p.1). Menurut

Drummond & Brefere (2010), zat gizi merupakan “bagian yang bergizi dalam

makanan yang memberikan energi dan mengembangkan pertumbuhan dan

pemeliharaan tubuh” (p.9). Ilmu gizi didefinisikan oleh Wardlaw & Smith (2006),

“ilmu yang menghubungkan makanan untuk kesehatan dan penyakit. Itu termasuk

proses dimana sistem organisme manusia, mencerna, menyerap, tansportasi dan

sisa makanan gunakan” (p.4). Menurut Drysdale & Aldrich (2002), ilmu gizi

adalah “pembelajaran tentang makanan: susunan kimiawi, dan bagaimana susunan

itu berhubungan dengan kesehatan dan pertumbuhan” (p.122).

Jadi dapat dari pengertian-pengertian diatas, disimpulkan gizi itu selalu

terkait dengan proses makanan yang dikonsumsi terhadap sistem tubuh seperti

menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur

proses-proses kehidupan dalam tubuh.

Page 2: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

8 Universitas Kristen Petra

2.1.2. Klasifikasi Dasar Zat Gizi

Almatsier, Soetardjo, & Soekatri (2011), mengelompokkan zat gizi ke

dalam 3 kelompok yang ditinjau dari fungsinya yaitu: (p.2)

Zat energi : karbohidrat, lemak, dan protein.

Zat pembangun : protein, mineral, dan air.

Zat pengatur : protein, mineral, vitamin, dan air.

Menurut Drummond & Brefere (2010), zat gizi dibagi menjadi 2 jenis gizi

menurut jumlah untuk dikonsumsi: (p.12)

Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar

yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”.

Zat gizi mikro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang kecil

yang terdapat pada vitamin dan mineral”.

Ada banyak zat gizi yang terkandung dalam berbagai makanan. Wardlaw &

Smith (2006) mengklasifikasi 6 kelas pada zat gizi adalah: (pp.7-11)

1. Karbohidrat

Sumber utama energi atau kalori bagi tubuh. Karbohidrat masih

dipecah lagi menjadi karbohidrat sederhana (gula alami/olahan) dan

karbohidrat komplek (zat pati dan serat). Makanan yang mengandung

karbohidrat yaitu gula alami/olahan, madu, susu, yogurt, beberapa buah

(pisang), beberapa sayur, roti, mie, nasi, pasta, kacang-kacangan

(kacang polong) dan cereals (pp.128-129).

2. Lipida

Kumpulan zat lemak termasuk trigliserida dan kolesterol, yang

larut dalam lemak, bukan air, dan menyediakan sumber yang kaya

energi dan struktur sel. Umumnya, lemak adalah lipida yang berbentuk

padat pada suhu kamar dan minyak adalah lipida yang berbentuk cair

pada suhu kamar. Sumber lipida terdapat pada lemak hewani (daging

asap, daging, ham, kambing, babi, ayam, dll); minyak nabati; kacang;

lemak susu (mentega & krim); telur; dan pengembang hidronasi

(pp.163-171).

Page 3: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

9 Universitas Kristen Petra

Drummond & Brefere (2010), “lemak berfungsi bagi tubuh untuk

mengoptimumkan temperatur tubuh di udara dingin, dan pelindungi

organ penting” (p.126).

3. Protein

Protein adalah komponen struktural utama sel-sel tubuh yang

terbuat dari nitrogen yang mengandung asam amino dirakit pada

rantaian, umumnya sangat kaya dalam makanan hewani (p.13). Fungsi

protein adalah komponen stuktural tubuh yang membangun dan

memelihara tubuh; menemukan banyak enzim, hormon, dan segala

antibody; penghantar zat besi, lemak, mineral, dan oksigen;

memelihara cairan dan dasar keseimbangan asam; menyediakan energi

akhir dan membantu pembekuan darah . Protein dapat ditemukan pada

hewan dan tumbuhan, yang berperan mengganti kulit, rambut, kuku,

otot, dan darah. Protein dibutuhkan dalam dua kualitas yaitu kualitas

tinggi / complete proteins (daging, unggas, ikan telur, susu, dan produk

susu lainnya) dan kualitas rendah / incomplete proteins (kacang, biji-

bijian, sayur) (p.169).

4. Vitamin

Drummond & Brefere (2010) mendefinisikan vitamin adalah

nutrisi organik yang tidak berkalori ditemukan dalam berbagai makanan

yang penting dalam jumlah kecil untuk mengatur proses tubuh, menjaga

tubuh, pertumbuhan dan reproduksi. Wardlaw & Smith (2006) fungsi

utama vitamin adalah memungkinkan banyak reaksi kimia terjadi dalam

tubuh. Tiga belas vitamin terbagi dalam 2 kelompok yaitu larut dalam

lemak / fat-soluble ( 4 vitamin: A , D, E, K) dan larut dalam air / water-

soluble ( 9 vitamin: C, B, dan lain-lain) (p.10).

Vitamin A berperan penting bagi tubuh, yaitu merawat mata dan

penglihatan. Sumber makanan yang kaya akan vitamin A adalah

“wortel, bayam, sayur hijau, ubi, selada, brokoli, aprikot, mangga dan

susu” (p.287).

Vitamin D berbeda dengan vitamin lain karena dapat diproduksi

dalam tubuh. Ketika cahaya ultraviolet masuk dalam kulit, senyawa

Page 4: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

10 Universitas Kristen Petra

semacam kolesterol diubah menjadi penggerak vitamin D dan diserap

ke dalam darah. Para pakar menyarankan “seseorang hanya

membutuhkan sekitar 15 menit berjemur pada muka, tangan, dan

pergelangan; dua sampai tiga kali per minggu supaya memenuhi

vitamin D” (p.193). Fungsi utama vitamin D adalah mengatur tingkat

normal darah atas kalsium dan fosfor. Dengan mengedarkan

penyerapan kalsium, vitamin D membantu membentuk dan memelihara

kekuatan tulang. Vitamin D juga bekerja dengan vitamin lainnya,

mineral, dan hormon untuk menyebarkan material tulang. Tanpa

vitamin D, tulang menjadi mengecil, rapuh, atau cacat. Sumber terbaik

vitamin D berasal dari “sinar matahari pagi hari dan dari makanan

adalah “susu yang diperkaya dan cereals” (p.194).

Tubuh membutuhkan antioksidan seperti vitamin E untuk hati-hati

mengatur paparan radikal bebas dan dengan demikian mencegah

hancurnya sel (p.293). Sumber utama vitamin E meliputi “minyak

tanaman, salad dressing dan mayonnaise, cereals, beberapa buah dan

sayur (asparagus, tomat, dan sayur berdaun hijau), telur, mentega, biji-

bijian, kacang almond, dan biji bunga matahari” (p.294). “Perokok

adalah kelompok berisiko tinggi mengalami kekurangan vitamin E,

karena dengan merokok telah menghancurkan vitamin E” (p.296).

Drummond & Brefere (2010), Vitamin K adalah diperlukan untuk

pengumpalan darah dan juga penting untuk membentuk tulang dan

dibuat dalam tubuh. Sumber terbaik vitamin K dari sayur yang berdaun

hijau (kubis, sawi, bayam, brokoli, kecambah, bawang, sayur kol,

selada, minyak, dan mentega).

Wardlaw & Smith (2006), Vitamin B1 / thiamin berperan

“membantu melepaskan energi dari karbohidrat” (p.301). Penyakit

kekurangan vitamin B1 adalah beri-beri. Dengan gejalanya lemah,

kehilangan nafsu makan, mudah marah, kesemutan saraf di seluruh

tubuh, koordinasi lengan dan kaki buruk dan nyeri otot didalam betis.

Penderita beri-beri umumnya mengalami pembesaran jantung dan

kadang busung. Sumber utama vitamin B1 adalah “produk babi, biji-

Page 5: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

11 Universitas Kristen Petra

bijian, cereals, kacang hijau, susu, jus jeruk, jeroan, dan kacang”

(p.302).

Vitamin C diserap dalam usus halus. “Fungsi vitamin C adalah

berperan dalam sintesis protein kolagen” (p.318). Protein terhubung erat

dengan jaringan, tulang, gigi, tendon, dan pembulu darah. Vitamin C

sangat berperan penting bagi fungsi sistem kekebalan tubuh. Sumber

utama vitamin C dapat ditemukan pada “jeruk, paprika hijau, kembang

kol, brokoli, sawi, strawberi, papaya, selada, kentang, cereals, dan

minuman yang diperkaya vitamin C” (p.319).

5. Mineral

Drummond & Brefere (2010), mineral adalah zat kimia non-

organik yang tidak berkalori terdapat dalam berbagai macam makanan,

yang diperlukan untuk mengatur proses tubuh, menjaga tubuh, dan

memungkinkan pertumbuhan dan reproduksi. Mineral dibutuhkan tubuh

dalam jumlah kecil dan tidak mengandung energi. Mineral

dikelompokkan berdasarkan kebutuhannya yaitu mineral dalam jumlah

besar (major minerals) dalam jumlah lebih dari 100 miligram per hari

seperti Kalsium, Klorida, Magnesium, Fosfor, Potassium, Sodium, dan

Sulfur. Sedangkan mineral jumlah kecil (trace minerals) dalam jumlah

kurang dari 100 miligram per hari seperti krom, tembaga, fluoride,

iodium, iron, manganese, molybdenum, selenium, dan zinc (p.226).

Menurut Wardlaw & Smith (2006), 80% mengandung sodium yang

kita konsumsi dalam makanan, dengan batas normal konsumsi sodium

200 miligram per hari (pp.348-349). Sumber sodium banyak terdapat

pada garam meja yang juga mengandung yodium bermanfaat untuk

mencegah dari sakit gondok.

Selain sodium, kalsium juga dibutuhkan semua sel tubuh lebih dari

99% yang digunakan untuk kekuatan tulang dan gigi. Fungsi peran

utama kalsium untuk “membentuk dan memelihara tulang. Sumber

kalsium yang terbaik terdapat pada produk-produk susu seperti susu dan

keju (pp.352-354).

Page 6: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

12 Universitas Kristen Petra

Fosfor juga dibutuhkan tubuh disamping sodium dan kalsium, 70%

dari asupan makan secara efektif menyerap fosfor. Fosfor adalah

komponen enzim, kunci komponen lain, genetik, sel membran, dan

tulang. Sekitar 85% dari bagian fosfor terdapat di dalam tulang (p.357).

6. Air

Menurut Wardlaw & Smith (2006), air berperan penting bagi

kehidupan manusia, bertindak sebagai pelarut dan pelumas; sebagai

kendaraan untuk mengangkut nutrisi dan limbah; dan sebagai media

untuk pengukur suhu dan proses kimia. Air membantu membentuk

pelumas yang terdapat di lutut dan sendi lain pada tubuh. Rekomendasi

para ahli, “air dikonsumsi manusia paling sedikit 1-3 liter air atau 8-10

gelas per hari, air yang dikonsumsi mengganti kekurangan cairan dalam

sepanjang aktivitas” (p.341). Karena sekitar 60% tubuh manusia

mengandung air” (p11).

Manusia juga membutuhkan serat selain kabohidrat, protein, vitamin, dan

maupun mineral. Serat seperti zat pati yang rantai unit glukosa terikat, tetapi

bedanya unit yang berhubungan dengan ikatan kimia yang enzim pencernaan

perut tidak dapat dirusak, serat melewati perut dan usus tidak akan berubah bentuk

dan diekresikan dalam tinja. Serat terdapat berlimpah pada tanaman hingga

kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, biji-bijian. Daging, unggas, ikan,

produk-produk dari susu,dan telur tidak terdapat serat (Drummond & Brefere,

2010, p.92).

Menurut Klien (2003), Serat pada sayur dan buah berfungsi sangat penting

untuk mengikat koresterol jahat dalam proses pencernaan sehingga kolesterol

tidak dapat terserap kembali oleh tubuh agar tidak terjadi pengendapan dan

menimbulkan penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, gangguan pencernaan

dan kanker usus besar.

Page 7: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

13 Universitas Kristen Petra

2.1.3. Status Gizi

Almatsier (2009), mengartikan status gizi adalah “keadaan tubuh sebagai

akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi” (p.3).

Macam status gizi yang jabarkan Almatsier: (pp. 9-10)

Status gizi baik (gizi optimal) adalah kondisi tubuh memperoleh

cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga

memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan

kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.

Status gizi kurang adalah kondisi tubuh mengalami kekurangan satu

atau lebih zat-zat gizi esensial.

Dua Faktor gangguan gizi menurut Almatsier: (p.10)

Faktor primer: Susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan

atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan,

kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan,

kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya.

Faktor sekunder: semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak

sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi.

Almatsier menjelaskan akibat gizi lebih pada proses tubuh menyebabkan

kegemukan atau obesitas. Dan sedangkan akibat gizi kurang pada proses tubuh:

(pp. 11-12)

Pertumbuhan: pertumbuhan tidak menurut potensialnya, protein digunakan

sebagai zat pembakar sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah

rontok.

Produksi tenaga: kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan

kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas.

Pertahanan tubuh: sistem imunitas dan antibody berkurang, sehingga mudah

terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare.

Struktur dan Fungsi otak: kurang gizi pada usia muda berpengaruh pada

perkembangan mental begitu pula kemampuan berpikir. Kekurangan gizi

dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.

Page 8: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

14 Universitas Kristen Petra

Perilaku: kekurangan gizi menunjukan perilaku tidak tenang. Mudah

tersinggung, cengeng, dan apatis.

Menurut Adriani & Wirjatmadi (2012), ada beberapa faktor penyebab

masalah gizi remaja: (pp.324-325)

Kebiasaan makan yang buruk.

Pemahaman gizi yang keliru.

Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu.

Promosi yang berlebihan melalui media massa.

Masuknya produk-produk makanan baru.

2.1.4. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Remaja

Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau dalam bahasa inggris

dikenal dengan istilah Recommended Dietary Allowances (RDA). AKG / RDA

didefinisikan sebagai tingkatan konsumsi energi dan zat-zat gizi esensial, yang

berdasarkan ilmu pengetahuan mutakir dinilai cukup memenuhi kebutuhan gizi

untuk pemeliharaan hampir semua penduduk sehat di suatu populasi (Almatsier,

Soetardjo & Soekatri, 2011, p.38). Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka

kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi merupakan

“banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk

mempertahankan status gizi cukup” (Almatsier, 2009, p.300).

AKG ditetapkan untuk berbagai kelompok umur, gender, dan kondisi

tubuh tertentu, yaitu hamil dan menyusui. Almatsier, Soetardjo & Soekatri (2011)

berpendapat AKG tidak digunakan untuk perorangan, tetapi sebagai pedoman

untuk: (p.39)

1. Perencanaan suplai pangan penduduk / kelompok penduduk.

2. Penilaian konsumsi pangan perorangan / kelompok penduduk.

3. Penetapan standar bantuan pangan.

4. Penilaian kecukupan pangan.

5. Perencanaan pendidikan dan penyuluhan gizi.

6. Pengembangan produk pangan di industri.

7. Penetapan label gizi produk pangan.

Page 9: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

15 Universitas Kristen Petra

AKG ditetapkan di Indonesia pada tahun 1986 dan AKG ditinjau kembali

pada tahun 1978, dan sejak itu secara berkala setiap lima tahun, dan terakhir

pada tahun 2004 (Almatsier, Soetardjo & Soekatri, 2011, p.39).

Tabel 2.1. Berat badan patokan di Indonesia, WHO, FAO, Singapura dan

Filipina (dalam Kg)

Sumber: Almatsier (2009, p.305)

Page 10: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

16 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.2. Angka Kecukupan Gizi Usia Remaja

Sumber: Almatsier, Soetardjo, Soekatri (2011, p.324)

2.2 Perilaku Makan

2.2.1. Pengertian Perilaku Makan

Pengertian perilaku adalah sesuatu yang dilakukan oleh individu satu

dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata. Perilaku tidak seperti pikiran

atau perasaan, perilaku adalah sesuatu konkrit yang bisa diobservasi, direkam

maupun dipelajari. Perilaku dibagi menjadi dua yaitu perilaku yang tampak (overt

behavior) dan perilaku yang tidak tampak (innert behavior), demikian pula

aktifitas-aktifitas tersebut disamping aktifitas motoris, juga termasuk aktifitas

emosional dan kognitif.

Page 11: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

17 Universitas Kristen Petra

Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo,2003, p.114).

Menurut Sunaryo (2004), memaparkan bahwa perilaku baru bisa terjadi

apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang

disebut rangsangan. Suatu rangsangan yang akan menghasilkan reaksi atau

perilaku tertentu.

2.2.2. Macam Perilaku Makan

Worthington & Williams menjabarkan macam perilaku makan ditinjau

dari tipe pola makannya: (Almatsier, Soetardjo & Soekatri, 2011, pp.332-338)

Makan tidak teratur: melewatkan waktu makan (pagi, siang, malam) yang

seharusnya di lakukan, pada umumnya remaja wanita melewatkan makan pagi

atau makan malam di bandingkan remaja laki-laki, karena ingin tampil lebih

kurus.

Pola makan khusus, seperti contoh diet vegetarian: pada umumnya remaja

ketika memutuskan untuk berdiet banyak diantaranya memutuskan untuk

mengurangi konsumsi daging merah hingga semua produk makanan hewani

dan mengkonsumsi produk makanan dari tumbuh-tumbuhan.

Karies gigi dan penyakit gigi dan mulut: kecenderungan remaja

mengkonsumsi snack yang kaya kabohidrat murni dapat menyebabkan karang

gigi bila bertumpuk menyebabkan karies gigi atau infeksi gusi pada mulut

dikemudian hari.

Peran orang tua: orang tua memberi didikan remaja untuk lebih tanggung

jawab dan memberi kebebasan untuk memilih makanan yang bergizi selama

masa pertumbuhannya.

Penyalahgunaan bahan berbahaya: masalah kesehatan remaja perlu mendapat

perhatian dan pengawasan orang tua seperti kelompok sebaya yang mudah

menggunakan obat-obat terlarang seperti sabu-sabu, ganja, kokain, tembakau

(rokok), dan alkohol atau orang tuanya juga seorang pengguna.

Page 12: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

18 Universitas Kristen Petra

2.2.3 Pengaruh perilaku makan

Menurut Atkinson R.L., Atkinson R.C., & Hilgard (1983) berpendapat

kebiasaan dan adat sosial juga mempengaruhi perilaku makan. Perilaku makan

dipengaruhi oleh jumlah psikologi, lingkungan dan variabel sosial (p.289).

Worthington & Williams membagi faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku makan: (Almatsier, Soetardjo & Soekatri, 2011, pp.333-335)

Iklan: di televisi terdapat banyak iklan makanan berupa makanan yang kaya

gula, karbohidrat, dan lemak.

Kemudahan memperoleh makanan siap santap: makanan & minuman yang ada

di vending machines, bioskop, acara-acara olahraga, dan rumah makan cepat

saji dan mini-mart menjamur di mana-mana telah mempengaruhi perilaku

makan remaja. Puncak pertumbuhan, remaja cenderung sering makan dan

makan dalam jumlah banyak. Ketika pertumbuhan melambat sebaiknya

mengurangi jumlah dan frekuensi makan. Kebiasaan makan yang salah dan

dalam jumlah banyak selama usia remaja pada akhirnya dapat menyebabkan

penyakit-penyakit degeneratif / penyakit-penyakit yang melemahkan.

Keterbatasan nutrisi pada makanan siap saji: makanan siap saji mudah

diperoleh terutama di kota-kota besar seperti di pusat perbelanjaan, pasar

swalayan, dan sekolah. Makanan cepat saji seperti ayam goreng/fried chicken,

burger, dan pizza, makanan ini umumnya kaya energi, lemak, kabohidrat, dan

garam tetapi minim mengandung vitamin A, vitamin C, riboflavin, asam folat,

kalsium, dan serat.

Hipertensi dan hiperlipidemia: Remaja dengan kadar kolesterol darah tinggi

juga cenderung mempunyai kadar kolesterol yang tinggi pada masa dewasa.

Bila seorang remaja menderita tekanan darah tinggi, atau ada sejarah tekanan

darah tinggi di dalam keluarga, remaja perlu menetapkan diet rendah garam

dapur dan energi total. Remaja hendaknya menghindari makanan tinggi-lemak,

rendah-serat, mengkonsumsi aneka ragam makanan dan menghindari merokok

dan minuman alkohol.

Page 13: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

19 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.3. nilai lipida darah tertentu untuk anak usia 2-19 tahun

Sumber: Almatsier, Soetardjo, Soekatri (2011, p.324)

Gambar 2.1. Diagram Skematis faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan

makan remaja

Sumber: Almatsier, Soetardjo, Soekatri (2011, p.324)

Menurut Drummond & Brefere (2010), ada delapan faktor yang

berpengaruh pada pemilihan terhadap makanan (pp.3-8):

Page 14: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

20 Universitas Kristen Petra

Rasa

Atribut makanan yang mengkombinasikan lima indra seperti rasa, bau,

sentuhan, penglihatan dan bunyi.

Aspek lain pada makanan

Harga makanan, mudah (praktis), ketersediaaan dan kefamiliaran produk bagi

konsumen, dan nilai gizi yang terkandung.

Faktor demografi

Faktor-faktor yang melibatkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pendapatan, dan latar belakang budaya pada suatu daerah.

Budaya dan Agama

Kelakuan dan kepercayaan atas sosial tertentu, etnik, atau kelompok umur

seseorang yang mempengaruhi pemilihan makannya.

Kesehatan

Suatu kondisi tubuh sehat, seseorang dalam pemilihan makan yang

didasarkan untuk menjaga dari masalah kesehatan dan atau menjaga

penampilan.

Sosial dan Emosi

Mempengaruhi orang makan pada perayaan sosial tertentu dan situasi sosial

tertentu, pengaruh kelompok yang mempengaruhi dalam pemilihan makan,

makanan sebagai penanda status sosial tertentu dan emosi sangat terkait erat

dengan pemilihan makannya pula.

Industri makanan dan media

Industri yang menawarkan produk makanannya yang menarik perhatian

remaja dengan penawaran yang dilakukan pada media elektonik seperti radio,

televisi, internet, koran, papan reklame, dan lain-lain.

Keperdulian akan lingkungan

Pemahaman akan cinta lingkungan sekitar yang mempengaruhi pemilihan

makannya untuk tidak mengkonsumsinya sebagai tanda keperdulian pada

alam seperti kelompok vegetarian atau go green.

Page 15: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

21 Universitas Kristen Petra

2.3. Remaja

2.3.1. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi

yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pasa masa ini

sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan

anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Hal senada diungkapkan oleh

Santrock (2003), bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi

antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,

dan sosial-emosional (p.26).

Menurut Adriani & Wirjatmadi (2012) masa remaja / adolescence adalah

“waktu terjadinya perubahan-perubahan yang berlangsungnya cepat dalam hal

pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial” (p.339). Arti yang lainnya adalah

“masa peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa dan disertai dengan

perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa” (p.284).

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh Adriani & Wirjatmadi

(2012) adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya

dibedakan atas tiga, yaitu 10-14 tahun = masa remaja awal, 14 – 17 tahun = masa

remaja pertengahan, dan 17 – 20 tahun = masa remaja akhir.

2.3.2. Pola Makan Remaja

Pola makan (food pattern) adalah cara orang atau sekelompok orang

memanfaatkan makanan yang ada sebagai reaksi tekanan ekonomi dan sosio-budaya

yang dialami dan juga berkaitan dengan kebiasaan makan / food habit) (Almatsier

2009). Karakteristik remaja yang mengalami pertumbuhan pesat, perubahan

psikologis dramatis dan peningkatan aktivitas menyebabkan peningkatan kebutuhan

zat gizi dan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan ini dan mempengaruhi status gizi, oleh

sebabnya asupan remaja sebaiknya mengandung jumlah zat-zat gizi yang tinggi dari

sebelumnya (Adriani & Wirjatmadi, 2012). Beliau juga berpendapat bahwa remaja

makan lebih sering dalam jumlah banyak ketika dipuncak kecepatan pertumbuhan;

kebiasaan makan yang dipengaruhi dengan meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial,

dan kesibukan remaja; dan remaja dengan aktivitas sosial yang tinggi cenderung

Page 16: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

22 Universitas Kristen Petra

memperlihatkan peran teman sebaya semakin tampak contohnya sekolompok remaja

menyantap makan di rumah makan fast food (p.323).

Menurut Akhmad (2011), Pola makan yang baik yaitu ”makan dengan

memperhatikan nilai gizi dari setiap kandungan makanan, mencermati tingkat

kebutuhan gizi tubuh kita, membatasi pada makanan tertentu yang menyehatkan saja,

dan membuat variasi pada menu makanan sehingga tubuh memperoleh nutrisi

lengkap” (p.11). Begitu juga Roizen, Rome & Oz (2012) berpendapat penerapan pola

makan yang sehat perlunya memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang juga

berpengaruh pada pengaturan selera makan” (p.77).

Berikut gambar-gambar pedoman menu seimbang yang dikenal di

Indonesia pertama kalinya yaitu pedoman 4 sehat 5 sempurna dan kemudian

berkembang dan berlaku hingga saat ini yaitu pedoman umum gizi seimbang:

Gambar 2.2. Pedoman Menu 4 Sehat 5 Sempurna

Sumber: Almatsier, Soetardjo, Soekatri (2011, p.42)

Page 17: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

23 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.3. Logo Pedoman Umum Gizi Seimbang

Sumber: Almatsier, Soetardjo, Soekatri (2011, p.45)

Tumpeng gizi seimbang yang berbentuk seperti kerucut yang mana

melebar di bawah dan mengecil di bagian atasnya, hal ini menunjukan banyaknya

konsumsi bahan makanan. Tumpeng ini menjelaskan bahwa dengan

mengkonsumsi air paling banyak 8 gelas per hari, sumber kabohidrat (nasi, roti,

mie, jagung) dikonsumsi sebanyak 3-8 porsi per hari, Sayuran dikonsumsi

sebanyak 3-5 porsi per hari, sedangkan buah-buahan dikonsumsi sebanyak 2-3

porsi per hari, untuk protein nabati (kacang-kacangan, tahu, tempe) dikonsumsi 2-

3 porsi per hari, protein hewani (ayam, ikan, daging, telur, susu) dikonsumsi

sebanyak 2-3 porsi per hari, dan untuk minyak, gula, garam digunakan seperlunya

saja. Pedoman tumpeng gizi seimbang inilah pedoman terbaru yang menggantikan

pedoman menu empat sehat dan lima sempurna.

Page 18: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

24 Universitas Kristen Petra

2.4. Hubungan Gizi dan Perilaku Makan Remaja

Menurut Bordi, Cranage, Lambert, & Smith (2005) perilaku remaja

berkaitan dengan sikap yang dijabarkan sebagai pandangan perilaku makan

remaja yang mencari apa yang baik, menguntungkan, menyenangkan,

ketersediaan makanan, dan lain-lain. “Presepsi remaja terbentuk dari

makanan apa yang baik untuknya, orang-orang yang mempengaruhi

kebiasaan makannya, tingkat pengetahuan gizinya, dan sumber yang

mengenalkan untuk remaja mempelajari nutrisi tersebut” (p.3). “Dampak

dari perilaku makan telah dikaitkan dengan asupan gizi yang buruk dan

kurangnya pertumbuhan optimal” (p.4). “Teori tindakan beralasan dalam

pemilihan makanan seorang remaja yang bermula dari kepercayaan lalu

terhubung dengan sikap kemudian terhubung dengan niat dan yang akhir

terkait pada perilakunya” (p.3).

Menurut Adriani & Wirjatmadi (2012) berpendapat remaja dianggap

mampu membuat keputusan dalam kehidupannya dari pada ketika masih anak-

anak. “Remaja sering menentukan sendiri makanan yang akan di konsumsi.

Makanan yang mereka pilih adalah refleksi dari berbagai faktor, meliputi

kebiasaan makan keluarga, teman sebaya, dan pengaruh iklan / media dan

ketersediaan makanan. Kualitas gizi remaja ditentukan oleh pengaruh

psikologis dan sosial” (pp.284-285).

Page 19: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

25 Universitas Kristen Petra

Pria Wanita

2.5. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran

Sumber: Drummond & Brefere (2010) dan Wardlaw & Smith (2006)

Keterangan Kerangka Pemikiran:

Pada penelitian ini, variabel pengetahuan gizi menggunakan 7 unsur

komponen gizi, yaitu kabohidrat, lipida, protein, vitamin, mineral, air, dan

sayur (serat). Dan variabel perilaku makan dalam bentuk skala frekuensi

konsumsi dari 7 unsur komponen tersebut yang akan diteliti pada siswa-

siswi di SMP Gloria 1 Surabaya serta adakah perbedaan signifikan

pengetahuan dan perilaku makan antara remaja pria dan remaja wanita.

Remaja

Pengetahuan Gizi:

a. Zat makro

Kabohidrat

Protein (Nabati / Hewani)

Vitamin (Vit.A,D,E,K,B1,C)

b. Zat mikro

Mineral (Yodium, Kalsium, Fosfor)

Air

c. Sayur dan buah (serat)

d. Pola makan

Perilaku Makan:

a. Frekuensi mengkonsumsi zat

makro/mikro/sayur&buah

(serat) dalam sehari.

b. Frekuensi mengkonsumsi zat

makro/ zat mikro/sayur&buah

(serat) dalam seminggu.

c. Pola makan.

Page 20: 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Gizi 2.1.1. Pengertian Gizi...Zat gizi makro: “zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yang terdapat pada karbohidrat, lipida, dan protein”

26 Universitas Kristen Petra

2.6. Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah jawaban sementara untuk rumusan masalah

penelitian yang telah dinyatakan kedalam bentuk kalimat pertanyaan, karena

bersifat sementara, jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari

pengumpulan data atau bisa disebut pula jawaban teoritis sebuah rumusan

masalah penelitian karena belum jawaban yang empirik (Sugiono, 2008). Peneliti

merumuskan hipotesis sementara bahwa adanya perbedaaan yang signifikan

pengetahuan gizi dan perilaku makan antara remaja pria dan remaja wanita.