2. rhesus & weak d bd (dr julia setyani)

38
GOLONGAN DARAH RHESUS & WEAK D Julia Setyati DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN PETUGAS TEKNIS BANK DARAH SEMARANG , 7- 15 Mei 2012

Upload: rakhatiar-tiar

Post on 21-Jan-2016

455 views

Category:

Documents


91 download

DESCRIPTION

blood bank

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

GOLONGAN DARAH RHESUS & WEAK DJulia Setyati

DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN PETUGAS TEKNIS BANK DARAH SEMARANG , 7- 15 Mei 2012

Page 2: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 2

Page 3: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)
Page 4: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)
Page 5: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 5

SEJARAH PENEMUAN 1939 Levine & Stetson melaporkan adanya

antibodi dalam serum ibu setelah mendapatkan transfusi darah dari suaminya yang menyebabkan reaksi transfusi dan berakibat fatal pada janin yang dikandungnya karena menderita “hemolytic disease of the newborn” / HDN

1940 Landsteiner & Alexander Wiener menyuntik kelinci / marmut dengan darah kera ( Macaca mulatta / macacus Rhesus) dan antibodi yang terbentuk dapat menyebabkan aglutinasi pada 85% eritrosit manusia ditemukannya Rhesus faktor

Page 6: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 6

1940 Wiener & Peters menemukan antibodi dalam serum individu yang mengalami reaksi transfusi setelah mendapat darah dengan sistem ABO kompatibel

1941 Levine menyatakan ada hubungan antara antibodi ibu yang menyebabkan HDN dengan anti Rhesus

1943-1945 Antigen Rhesus lain ditemukan

Page 7: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 7

SISTEM RHESUS Merupakan sistem golda yang sangat kompleks

diantara sistem golongan darah yang ada , Gen yang mengatur sistem Rhesus terletak

pada lengan pendek kromosom 1 , Lokus Rh terdapat pada kromosom no 1

Ada 2 gen (Gen RHCE dan Gen RHD ) yang berdekatan yang mengontrol seluruh penampilan antigen Rhesus codominant allele

Ada 3 pasang alel rhesus, C-c, D-d dan E-e.

Page 8: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

LOKUS GOLDA RHESUS

antigen D antigen CcEe“Rh positive”

RHD RHCE

“Rh negative” ce ------------- Eropa 15-17%

X

ce, Ce, cE, or CE

Page 9: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 9

RHESUS FAKTOR (RHESUS COMPLEX)

Terdiri dari : RhD, RhCE (kromosom 1) dan RhAG (Rhesus Associated Glycoprotein ) pada kromosom 6

RhAG harus ada , berhubungan dengan Rh protein , bila tidak ada RhAG maka antigen Rh tidak terekspresi

RhAG mempunyai fungsi sebagai transport amonium (NH4+) yang membantu eritrosit mengambil amonium dari plasma ke tempat pembuangan (liver, lien) ( Amonium merupakan zat toksik bila dalam jumlah banyak )

Page 10: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 10

PEMERIKSAAN GOLDA RHESUS

Rutin untuk pasien /donor : hanya antigen D saja dengan menggunakan antisera –D

Rh positip ada antigen D Rh negatip tidak ada antigen D

Page 11: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 11

Angka kejadian Golda Rhesus positip (%) Indonesia (Asia) : 99% ? Caucasian : 85% Orang kulit hitam : 92 %

Page 12: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 12

ANGKA KEJADIAN GOLDA RHESUS NEGATIP (%)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Caucasians African Hispanic Asian

Page 13: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 13

NOMENKLATUR / TATANAMA1. Fisher-Race

Ada 3 lokus ( loki) yang masing-masing ditempati gen dan alelnya

Page 14: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 14

2. Nomenklatur Weiner

Multipel alel menempati lokus tunggal R menandakan adanya antigen D dan r

menandakan tidak adanya antigen D

Page 15: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

Fisher-Race Wiener Tippett (1944) (1986)

D c e R0 D ce

D C e R1 D Ce

D c E R2 D cE

D C E RZ D CE

d c e r d ce

d C e r d Ce

d c E r d cE

d C E ry d CE

Page 16: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 16

Nomenklatur Rosenfield

nomenklatur berdasarkan penemuan yang berhubungan sistem Rhesus , tidak berhubungan dengan genetika , setiap antigen diberi nomor sesuai dengan penemuannya

Antigen ditunjukkan dengan angka : Rh1:D Rh2:C Rh3:E Rh4:c Rh5:eContoh:

D+, C+, E-, c+, e+ ditulis sebagai berikut Rh:1,2,-3,4,5

Page 17: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 17

ISBT (International Society of Blood Transfusion ) Berusaha menstandarkan nomenklatur 6 angka digit untuk setiap golda 004 menunjuk pada sistem Rh Bagian akhir mengadopsi nomor sistem

Rosenfield ( contoh antigen C adalah RH2) Contoh penulisan ISBT : untuk antigen D

004001 dan untuk antigen C adalah 004002 dst

Page 18: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 18

Page 19: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 19

ANTIGEN RHESUS

Antigen Rhesus : sekurang-kurangnya ada 45 antigen yang berbeda

Antigen yang mempunyai arti klinis berdasar nomenklatur Fisher-Race : D , C, E, c, e (antigen d sebenarnya tidak ada )

Antigen Rhesus hanya terdapat pada eritrosit , tidak dijumpai pada sel lain

Antigen Rhesus berkembang baik pada waktu lahir

Antigen D dalam sistem Rhesus dianggap sebagai antigen yang bermakna setelah sistem ABO karena bersifat imunogenik

Page 20: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 20

KARAKTERISTIK ANTIGEN RHESUS Antigen Rhesus merupakan

protein kompleks yang terdiri 417 asam amino

Protein tersebut melewati membran sel darah merah dan membuat gulungan sebanyak 12 kali serta menampakkan ikal /lengkung pada permukaan membran

Urutan asam amino ekstraseluler pada lengkung 3,4,6 yang membedakan antigen C dan D (32-35 asam amino )

SDM

intraseluler

ekstraseluler

Page 21: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 21

Anti-D (imun ) : Pasien D− yang ditransfusi D+ 80% - Reaksi transfusi hemolitik Wanita hamil D− dengan fetus D+ ~ 15% - Hemolytic Disease of the Fetus and - Newborn (HDFN)

(tanpa profilaksis Anti-D)

D = antigen Rhesus yang paling imunogenik

Page 22: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

NAME SYSTEM IMMUNOGENICITY

D Rhesus 70 % K Kell 10 % c Rhesus 4 % E Rhesus 3,3 % k Kell 1,5 % e Rhesus 1,1 % Fya Duffy 0,5 % C Rhesus 0,2 % Jka Kidd 0,1 % S MNS 0,08 % Jkb Kidd 0,03 % s MNS 0,06 %

Imunogenicity : D > c>E>e>C

Pemaparan < 1 ml sdm Rh positip pada pasien Rh negatip Pemaparan < 1 ml sdm Rh positip pada pasien Rh negatip merangsang diproduksinya antibodimerangsang diproduksinya antibodi

Page 23: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 23

ANTIBODI RHESUS

Pembentukan antibodi hampir selalu disebabkan karena pemaparan antigen (transfusi / kehamilan) , timbul sesudah 2-6 bulan antibodi imun

Dalam klinik , antibodi Rhesus sangat penting karena dapat menyebabkan reaksi transfusi dan HDN memperpendek daya hidup sel darah merah

Page 24: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 24

Jenis antibodi Rhesus kebanyakan IgG ( IgG1 . IgG3) , tidak mengikat complement, bereaksi optimal pada 37ºC dan fase AHG hemolisis ekstravaskuler

Reaksi antibodi diperkuat dengan enzym

Page 25: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 25

RHESUS NEGATIP

Dd Dd

DD Dd Dd dd

Rh -

Page 26: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 26

Page 27: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 27

WEAK D Rhesus D positip akan bereaksi secara

makroskopis dengan reagensia anti-D ( hasil reaksi 1+ sampai 3+ ). Pada Weak D reaksi < 2 +

Beberapa D positip tidak menimbulkan reaksi/aglutinasi dengan reagensia anti-D ( terjadi sensitasi) , sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut (37ºC / AHG)

Pada Weak D : semua epitope antigen D ada, hanya ekspresinya lemah . Hal ini disebabkan karena berkurangnya asam amino dalam transmembran ( antigen site) pada sel darah merah

Page 28: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 28

Page 29: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 29

PENENTUAN WEAK-D : Darah Donor Pada pemeriksaan darah donor , apabila

ditemukan Rhesus negatip , pemeriksaan Weak-D harus dilakukan .

Apabila pada pemeriksaan pada donor ditemukan Weak-D maka donor dilabel Rhesus positip

Page 30: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 30

PEMERIKSAAN LANJUT Bila negatip kocok kembali dan inkubasi 37ºC

selama 15 menit , putar 1000 rpm/ 1 menit atau 3300 rpm / 15 detik . Bila hasil positip , dilaporkan sebagai Rhesus positip

Apabila hasil tetap negatip : Sel dicuci 3 kali Tambahkan pada masing-masing tabung 2 tetes

Coombs serum Putar 1000 rpm/ 1 menit atau 3300 rpm / 15

detik ,bila : - negatip maka dilaporkan sebagai Rhesus negatip - positip dilaporkan sebagai Weak D positip ( d/h

Du)

Page 31: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 31

PENENTUAN WEAK-D :Resipien Pada pemeriksaan Rhesus D pada pasien

apabila dinyatakan negatip ( tidak dilakukan dengan pemeriksaan lanjut ) maka pasien dilabel Rhesus negatip sehingga harus ditransfusi dengan darah Rhesus negatip

Page 32: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 32

Partial D (D Mosaic / D Variant) Hilangnya satu atau beberapa epitope antigen

D sehingga menyebabkan reaksi lemah terhadap anti-D

(Antigen D terdiri dari banyak epitope sekurang-kurangnya 9 epitope , ada yang mengatakan > 15/30 epitope )

Pada Partial D merupakan D positip, tetapi dapat membentuk anti-D yang akan bereaksi pada semua sel darah merah Rhesus D positip , kecuali selnya sendiri ( d/h dikenal Du low grade)

Page 33: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 33

Partial D mempunyai sejumlah subgrup Perbedaan sejumlah subgrup didasarkan

reaktivitas terhadap sejumlah contoh sera anti-D

Ada beberapa kategori: II, IIIa, IIIb, IIIc, IVa, IVb, Va,Vb, VI,VII

Yang paling penting Partial D VI

Page 34: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)
Page 35: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

WEAK D & PARTIAL D

RhD

ekstracelluler

Terdiri >30 D epitopes

Semua epitope ada ?

Timbul Anti-D?

Pedoman (Pasien)

Mutasi Transfusi

WEAK D Ya Tidak D-positip Internal D+(Rh+)/ D-(Rh-)

PARTIAL D

Tidak Ya D-negatip Eksternal D-( Rh-)

Antigen D Normal

intracellular

Page 36: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 36

TRANSFUSI

2 orang yang masing-masing mempunyai weak D sebaiknya tidak boleh saling transfusi darah karena penerima darah dapat membentuk anti-D. Mengapa ? Kemungkinan struktur antigennya tidak sama ( Weak D / Partial D)

Seseorang dengan partial D tidak boleh mendapatkan transfusi darah Rhesus positip ataupun golongan Weak D.

Contoh seseorang dengan partial D13 mendapat transfusi Rh positip ( D123) dapat membentuk anti-D (anti-D2)

Page 37: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

JSD 37

RINGKASAN

1. Anti-D harus dicegah pada wanita usia subur

untuk menghindari terjadinya HDFN

- Partial D – diperlakukan sebagai Rh D

negatip pada pasien

2. Tidak semua pasien RhD negatip membuat anti-D bila ditransfusi RhD positip .

Page 38: 2. Rhesus & Weak d Bd (Dr Julia Setyani)

“No doubt knowledge is valuable..”,

“But above it are power, goodness & most important Character”