2. landasan teori dan indetifikasi data 2.1 studi ... · kemasan yang menarik mampu mempengaruhi...

36
Universitas Kristen Petra 15 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi Literatur 2.1.1 Pengertian Kemasan Definisi dari kemasan ini cukup beragam. Menurut Kotler (1995) kemasan adalah segala kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Swatha (1980) mengartikan kemasan sebagai kegiatan-kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang, sedangkan menurut Saladin (1996) kemasan adalah wadah atau bungkus (dalam Kemasanukm.id, n.d. par 7-9). Selama ini, kemasan hanyalah dianggap memiliki fungsi yang sederhana, yaitu melindungi produk dan juga sebagai media untuk mempermudah pengangkutan dan pemindahan barang. Seiring dengan berkembangnya jaman, dimana produsen saling bersaing untuk mendapatkan perhatian konsumen, disinalah mulai ditambahkannya fungsi kemasan, yaitu haruslah dapat menarik perhatian konsumen. Dapat disimpulkan bahwa kemasan berarti suatu kegiatan memproduksi wadah atau bungkus dari suatu produk untuk mengemas dan menarik perhatian konsumen. 2.1.2 Sejarah Perkembangan Kemasan Menurut (Cenadi, 2000), Sejarah Perkembangan Kemasan : Dengan semakin meningkatnya persaingan dalam pasar, maka “estetika” dapat berfungsi sebagai “perangkap emosional” yang ampuh untuk menarik konsumen. Daya tarik dari suatu produk tidak terlepas dari desain kemasannya, kemasan sama dengan pemicu konsumen untuk membeli suatu produk, hal ini dikarenakan kemasan langsung berhadapan dengan konsumen. Dalam mendesain sebuah kemasan tentu tidak bisa sembarangan, ada beberapa tuntutan yang harus dipenuhi yaitu teknis, kreatif, komunikatif, dan pemasaran yang harus diwujudkan dalam bahasa visual. Kemasan yang beredar saat ini tentu saja berbeda dengan kemasan yang ada sebelumnya, seiring dengan berkembangnya jaman, maka fungsi dari kemasan tersebut pun berubah. Pada

Upload: others

Post on 23-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 15

2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA

2.1 Studi Literatur

2.1.1 Pengertian Kemasan

Definisi dari kemasan ini cukup beragam. Menurut Kotler (1995) kemasan

adalah segala kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu

produk. Swatha (1980) mengartikan kemasan sebagai kegiatan-kegiatan umum

dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus

atau kemasan suatu barang, sedangkan menurut Saladin (1996) kemasan adalah

wadah atau bungkus (dalam Kemasanukm.id, n.d. par 7-9).

Selama ini, kemasan hanyalah dianggap memiliki fungsi yang sederhana,

yaitu melindungi produk dan juga sebagai media untuk mempermudah

pengangkutan dan pemindahan barang. Seiring dengan berkembangnya jaman,

dimana produsen saling bersaing untuk mendapatkan perhatian konsumen,

disinalah mulai ditambahkannya fungsi kemasan, yaitu haruslah dapat menarik

perhatian konsumen.

Dapat disimpulkan bahwa kemasan berarti suatu kegiatan memproduksi

wadah atau bungkus dari suatu produk untuk mengemas dan menarik perhatian

konsumen.

2.1.2 Sejarah Perkembangan Kemasan

Menurut (Cenadi, 2000), Sejarah Perkembangan Kemasan :

Dengan semakin meningkatnya persaingan dalam pasar, maka “estetika” dapat

berfungsi sebagai “perangkap emosional” yang ampuh untuk menarik

konsumen. Daya tarik dari suatu produk tidak terlepas dari desain kemasannya,

kemasan sama dengan pemicu konsumen untuk membeli suatu produk, hal ini

dikarenakan kemasan langsung berhadapan dengan konsumen. Dalam

mendesain sebuah kemasan tentu tidak bisa sembarangan, ada beberapa

tuntutan yang harus dipenuhi yaitu teknis, kreatif, komunikatif, dan pemasaran

yang harus diwujudkan dalam bahasa visual. Kemasan yang beredar saat ini

tentu saja berbeda dengan kemasan yang ada sebelumnya, seiring dengan

berkembangnya jaman, maka fungsi dari kemasan tersebut pun berubah. Pada

Page 2: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 16

dasarnya kemasan sudah dikenal sejak jaman purba, orang-orang pada jaman

itu menggunakan kulit binatang dan keranjang rumput untuk mewadahi buah-

buahan yang mereka pungut dari hutan. 8.000 tahun kemudian, bangsa Cina

membuat aneka ragam keramik untuk mewadahi benda padat maupun cair,.

Menjelang abad pertengahan bahan yang digunakan untuk mengemas terbuat

dari kulit, kayu, kain, batu, keramik dan kaca, namun pada saat itu fungsi

kemasan masih terkesan seadanya, yaitu untuk memudahkan proses

pemindahan dan melindungi bahan dari pengaruh cuaca atau proses alam

lainnya yang dapat merusak barang. Peranan kemasan yang sebenarnya mulai

terasa pada tahun 1950-an, saat itu banyak bermunculan supermarket atau

pasar swalayan dimana kemasan harus dapat menjual produk di rak-rak toko,

namun fungsi utama dari kemasan saat itu hanyalah untuk memberikan

informasi kepada konsumen tentang kandungan yang ada di dalam produk.

Pada tahun 1980-an dimana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan

produsen berlomba-lomba untuk merebut perhatian calon konsumen, barulah

mereka menyadari bahwa bentuk dan model kemasan penting peranannya

dalam sratrategi pemasaran, yaitu untuk membujuk konsumen untuk membeli

produk tersebut.

2.1.3 Kemasan di Dunia Modern

Kemasan selalu menjadi bagian yang penting dalam sebuah produk,

demikian pula dengan dalam proses produksinya dan perindustrian produk

tersebut. Pada abad ke-19 beberapa kemasan terlihat kreatif dan menarik, tetapi

hal ini hanya bertahan hingga perang dunia ke II, karena setelah pecahnya perang

dunia ke II, perindustrian kemasan berubah menjadi sebuah alat untuk mendorong

perekonomian demi kemajuan dunia industri.

Pada saat itupengemasan masih berfungsi sebagai alat pelindung produk

dan sebagai alat untuk memudahkan proses pemindahan produk, dikarenakan oleh

fungsi dari kemasan ini harga dari produk tersebut menjadi semakin menurun,

sedangkan ongkos untuk memproduksi produk tersebut tergolong tinggi.

Dengan adanya perubahan gaya hidup dan populasi masyarakat maka efek

yang diberikan kepada kemasan pun berubah secara dramatis, sebagai tambahan

Page 3: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 17

dengan semakin banyaknya teknologi baru yang bermunculan, peran dari

peraturan pemerintah, kepentingan lingkungan dan efek dari penggunaan kemasan

maka fungsi dari kemasan pun mulai berubah secara perlahan. Hal yang paling

penting yang mempengaruhi perubahan kemasan adalah dengan mulai banyaknya

budaya belanja online melalui internet, dan juga karena mulai banyaknya

bermunculan supermarket atau pusat retail. Hal-hal inilah yang menuntut

produsen untuk meningkatkan metode penjualan, berusaha membuat kemasan

yang menarik, dan berusaha untuk mengenalkan produk-produk baru, demi

bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.

Sejak saat itulah mulai disadari bahwa penawaran spesial, seperti barang-

barang premium, barang-barang contoh dapat meningkatkan keinginan untuk

membeli pada konsumen. Tetapi desainer juga memiliki peran penting dalam

meningkatkan keinginan membeli konsumen, yaitu melalui grafik desain yang

menarik. Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk

membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4)

2.1.4 Elemen Visual dalam Desain Kemasan

Daya tarik kemasan merupakan hal yang penting dalam perancangan

kemasan. Sebuah kemasan yang baik tentu akan lebih mampu menarik minat

pembeli, keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh

kemasan tersebut. Kenyataannya konsumen akan lebih tertarik dengan sesuatu

yang bisa mereka lihat langsung dan menarik bagi mereka. Berikut ini ada

beberapa elemen desain yang dapat digunakan dalam merancang suatu desain

kemasan,

a. Layout

Layout adalah “tata letak dari suatu elemen desain yang diletakkan dalam

sebuah bidang menggunakan sebuah media yang sebelumnya telah dikonsep

terlebih dahulu.” (Zuhria, 2013)

Adapun beberapa kesalahan yang umum dilakukan seseorang dalam

membuat sebuah layout yaitu terlalu banyak menggunakan font, terlalu

banyak menggunakan efek, terlalu banyak menggunakan hiasan, terlalu

Page 4: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 18

padat dan terlalu banyak menggunakan warna. Sebuah desain kemasan yang

baik sebaiknya memperhatikan Layoutnya, agar dapat terlihat menarik.

b. Tipografi

Tipografi juga merupakan elemen desain yang sangat penting dalam

merancang sebuah kemasan. Tipografi yang baik mengarah pada dapat

menciptakan style (gaya) yang dapat dijadikan ciri khas bagi merek dagang

tersebut.

c. Ilustrasi

Dalam dunia desain ilustrasi dibedakan menjadi dua, yaitu ilustrasi yang

diciptakan dengan menggunakan tangan dan ilustrasi yang diciptakan

dengan bantuan teknologi berupa komputer. Ilustrasi dapat digunakan untuk

menarik konsumen, karena otak manusia lebih cenderung untuk menerima

informasi berupa gambar daripada tulisan, sehingga adanya ilustrasi pada

sebuah kemasan akan membantu konsumen untuk mendapatkan pesan dari

produk tersebut dengan mudah, selain itu ilustrasi juga dapat menguraikan

pesan yang kurang dimengerti hanya dengan menggunakan tulisan.

d. Simbolsme

Simbolisme sangat efektif digunakan dalam sebuah desain kemasan, hal ini

dikarenakan simbol bersifat universal dibandingkan dengan kata-kata atau

bahasa. Simbol juga memiliki bentuk yang lebih kompleks yaitu logo. Logo

merupakan identifikasi dari sebuah perusahaan karena logo harus mampu

untuk mencerminkan citra dari perusahaan, tujuan, jenis serta

objektifitasnya agar berbeda dari perusahaan lainnya.

e. Warna

Warna memiliki sifat yang berbeda-beda, warna juga merupakan elemen

penting dalam membuat desain kemasan, karena penggabungan warna yang

tepat akan membantu mempengaruhi mood dari konsumen, dan juga dapat

menciptakan kesan dan dpaat memberikan karakter yang unik terhadap

desain.

Page 5: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 19

2.1.5 Fungsi Kemasan Pangan

Kemasan yang digunakan untuk mengemas makanan biasa disebut dengan

kemasan pangan.

Menurut (Departemen Kesehatan Indonesia, 2013), fungsi kemasan pangan :

1. Melindungi produk terhadap pengaruh fisik, seperti pengaruh mekanik dan

cahaya

2. Melindungi produk terhadap pengaruh kimiawi (permisi gas, kelembapan

udara/uap air)

3. Melindungi produk terhadap pengaruh biologis (bakteri, kapang)

4. Mempertahankan keawetan dan mutu produk

5. Memudahkan penanganan (penyimpanan, transportasi, penumpukan dan

pindah tempat)

6. Sebagai media informasi produk dan media promosi

7. Memberikan informasi konsumen, misalnya : penggunaan dan penyimpanan

8. Memberikan bentuk dan daya tarik produk

2.1.6 Macam-macam Pengemasan Pangan

Menurut (Anshari, 2013) macam-macam kemasan dapat digolongkan berdasarkan

beberapa hal berikut :

1. Frekuensi pemakaian

a. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung

dibuang ketika satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus

plastik permen, bungkus daun, karton dus, dan makanan kaleng.

Gambar 2.1 Kemasan Sekali Pakai

Sumber:https://belanjanyaman.files.wordpress.com/2012/10/paketgulamer

ah.jpg

Page 6: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 20

b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), yaitu seperti

beberapa botol jenis minuman dan botol kecap, wadah-wadah tersebut

umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi

pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan kembali oleh pabrik.

Gambar 2.2 Kemasan yang dapat dipakai berulang kali

Sumber :

http://www.systechillinois.com/media/1104c00c/Groupofbottles-

sm.jpg

c. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable), yaitu wadah-wadah

yang digunakan untuk kepentingan lain dirumah konsumen setelah

dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol.

Wadah-wadah tersebut dapat dimanfatkan kembali untuk menyimpan

kopi, bumbu, susu, gula dan sebagainya.

Gambar 2.3 Kemasan yang tidak dibuang

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-

Po5CPt5ntY/U3mHyu_RdCI/AAAAAAAAAMk/2w-

j0CFC950/s1600/nneeff1380329224496.jpg

Page 7: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 21

2. Struktur sistem kemas berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas

di dalam sistem kemasan keseluruhan, dapat dibedakan atas

a. Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan

(kaleng susu, botol minuman dan pembungkus tempe)

Gambar 2.4 Kemasan Primer

Sumber : http://www.peterparkerblog.com/wp-

content/uploads/2012/06/manfaat-tempe-untuk-kesehatan-diakui-

dunia.jpg

b. Kemasan sekunder, kemasan yang memiliki fungsi utama untuk

melindungi kelompok kemasan lainnya, misalnya kotak karton untuk

wadah susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus,

keranjang tempe dan lain sebagainya

Gambar 2.5 Kemasan Sekunder

Sumber :

https://c2.staticflickr.com/8/7178/6898643403_f862c2a95b.jpg

Page 8: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 22

c. Kemasan tersier atau kemasan kuartener, yaitu sebuah kemasan yang

digunakan hanya jika dibutuhkan kemasan lagi untuk melindungi

kemasan primer dan kemasan sekunder yang sudah ada sebelumnya,

umumnya digunakan selama pengangukatan untuk melindungi makanan

yang ada didalamnya.

Gambar 2.6 Kemasan Tersier

Sumber : http://orimarru.com/wp/wp-

content/uploads/2013/02/kemasan-tersier.jpg

3. Sifat kekauan bahan kemas

a. Kemasan fleksibel, yaitu bahan kemas yang mudah dilenturkan, seperti

plastik, kertas dan foil.

Gambar 2.7 Kemasan fleksibel

Sumber : http://www.kemasankopi.net/wp-

content/uploads/2010/09/kemasan1-960x368.jpg

Page 9: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 23

b. Kemasan kaku, yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan

lenturan dan akan patah bila dipaksa untuk dibengkokkan. Misalnya,

kayu, gelas dan logam.

Gambar 2.8 Kemasan Kaku

Sumber : Dokumentasi Pribadi, Maret 2016

c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemasan yang memiliki

sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kaku. Misalnya botol plastik.

Gambar 2.9 Kemasan Semi Kaku

Sumber : http://plastik.produk123.com/wp-

content/uploads/2012/08/botol-plastik.jpg

Page 10: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 24

4. Sifat perlindungan terhadap lingkungan

a. Kemasan Hermetis, yaitu sebuah wadah yang secara sempurna tidak

dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol kaca.

Gambar 2.10 Contoh kemasan hermetis

Sumber : http://nusantaramineral.com/images/joomlart/blog/botol-

kaca.jpg

b. Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,

misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini sangat cocok

untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi,

serta makanan yang difermentasikan.

Gambar 2.11 Contoh kemasan tahan cahaya

Sumber :

http://www.cometa.co.id/images/7/Body/img_body_intro_03.jpg

Page 11: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 25

c. Kemasan tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang

memerlukan proses pemanasan, strerilisasi dan pasteurisasi.

Gambar 2.12 Contoh kemasan tahan suhu tinggi

Sumber : http://www.taurasfenix.com

5. Sifat siap pakai

a. Wadah siap pakai, yaitu wadah yang telah diproduksi dari pabrik

sedemikian rupa sehingga dapat langsung digunakan. Contohnya adalah

wadah botol, kaleng dan sebagainya

Gambar 2.13 Wadah siap pakai

Sumber : http://www.anneahira.com/images_wp/minuman-

kaleng.jpg

Page 12: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 26

b. Wadah siap dirakit yaitu wadah yang masih harus melalui proses

perakitan sebelum dapat digunakan sebagai wadah, misalnya box

kemasan yang harus dilipat dahulu baru kemudian dapat digunakan.

Gambar 2.14 Wadah siap dirakit

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-

aLRb4ZDNiz8/UnZJ83WPLmI/AAAAAAAAAA4/AdsBOOAOx

R4/s320/karton+corrugated.jpg

2.2 Kriteria Penilaian Kemasan

Kemasan yang baik tidak hanya dilihat dan diukur dari segi visualnya saja,

namun penilaian kemasan yang baik juga ditentukan dari segi fungsi dari kemasan

tersebut, bahan yang digunakan dan visual dari kemasan itu sendiri. Berikut ini

adalah penjelasan dari kriteria penilaian kemasan yang baik

2.2.1 Kriteria Penting dalam Membuat Kemasan

Dalam membuat suatu kemasan ada beberapa kriteria yang menentukan

baik atau tidaknya kemasan yang telah dibuat, Kriteria adalah suatu penanda

penting terhadap ekspektasi anda sendiri, untuk klien, dan juga yang paling

penting adalah untuk kostumer nantinya. Jika membuat suatu kemasan dengan

kriteria yang biasa-biasa saja atau cenderung jelek, maka konsumen nantinya juga

akan memberikan efek yang buruk juga.

Dalam suatu perancangan kemasan terdapat 4 kriteria penting agar

kemasan yang dibuat bisa berhasil, keempat kriteria itu adalah identifikasi

kemasan, fungsi dari kemasan, kepribadian kemasan yang ditampilkan dan

Page 13: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 27

navigasi. Jika dalam merancang suatu kemasan menggunakan keempat kriteria

ini, makan akan menghasilkan suatu desain kemasan yang seimbang sesuai

dengan strategi dan akan dapat membantu penjualan produk di pasar.

Kriteria pertama adalah identifikasi kemasan, ada yang mengatakan bahwa

“seeing is believing” atau dalam terjemahannya berarti melihat memberikan

kepercayaan, perkataan itu tidak benar adanya, melihat, merasakan, mendengar,

mencium dan menyentuh barulah kita dapat percaya. Kesepakatan yang secara

tidak langsung dianut oleh masyarakat dalam mengenali sudah menjadi hukum

tersendiri bagi masyarakat, seperti bentuk botol dan warna dari botol-lah yang

biasanya digunakan masyarakat untuk mengenali produk wine. Apa salahnya jika

seseorang membuat produk wine yang dimasukkan ke dalam kemasan TetraPak

yang disajikan dengan persajian? Tentunya hal ini merupakan suatu invovasi baru

yang juga bisa memudahkan masyarakat. Kemasan dengan inovasi baru yang

tidak sama dengan bentuk kemasan-kemasan produk yang sudah ada sebelumnya

tentu akan beresiko tinggi ketika masuk kedalam pasar. Oleh karena itu jika ingin

membuat inovasi desain kemasan yang baru, kita juga harus memperhatikan

faktor-faktor lainnya, seperti warna, bentuk, dan material yang digunakan,

sehingga ketika membuat kemasan baru tidak sepenuhnya membingungkan

konsumen.

Fungsi dari kemasan adalah kriteria yang kedua, desain kemasan yang

berfungsi dengan baik, berkontribusi terhadap bagaimana kemasan tersebut dapat

diterima diantara para hadirin yang penting, mulai dari penyalur, distributor,

pembeli, pengecer dan masyarakat yang akan menggunakan produk tersebut.

perbedaan kegunaan yang ada diantara penyalur dan konsumen yang ada maka

sering timbul konflik. Penyalur menginginkan kemudahan seperti kemudahaan

transportasi, restocking, dan keefisiensian dalam penjualan, namun konsumen

lebih menginginkan sebuah kemasan produk yang dapat memudahkan dan dapat

mengikuti gaya hidup mereka. Mengerti tentang kegunaan berarti dapat melihat

ketidakberfungsian dan dapat mengidentifikasinya dengan percaya diri.

Ketidakberfungsiannya suatu kemasan dapat dilihat dari kesulitan dalam

membuka kemasan tersebut dan memindahkan kemasan tersebu. Desain yang baik

secara alami akan menjadi bagian dari hidup dan dapat bertahan lama.

Page 14: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 28

Kriteria yang ketiga adalah kepribadian kemasan yang ditampilkan.

Kepribadian dari sebuah merek dagang sangatlah penting untuk menunjukkan

identitas dari produk yang dijual tersebut. Kepribadian dari merek tersebut dapat

menjadi hidup dan hal inilah yang menjadikan konsumen lebih tertarik untuk

memilih kemasan ini. Melalui sudut pandang ini maka kita haruslah berfikir

merek adalah orang yang sesungguhnya, dan kepribadian dari merek menjadi

salah satu hal yang penting bagi masyrakat dalam menilai merek tersebut, sama

halnya seperti manusia menilai sesamanya melalui kepribadian mereka. Seiring

dengan perkembangan jaman, perindustrian terus berkembang, kategori mulai

bercampur, dan setiap kemasan dalam suatu kategori mulai terlihat sama. Dalam

membuat sebuah kepribadian bagi kemasan, seorang desainer haruslah berani

mengambil resiko untuk menciptakan suatu kepribadian yang baru dan unik bagi

kemasan tersebut, namun dalam mengambil resiko dibutuhkan pengertian akan

resiko sesungguhnya yang akan diambil, dalam mengambil resiko biasanya akan

ada hal-hal yang tidak menyenangkan, dan manusia biasanya akan menghindari

hal yang tidak menyenangkan tersebut. Kenyataannya, konsumen akan sangat

merasa senang jika mereka bisa menemukan suatu kemasan menarik, unik dan

berbeda dari yang lainnya.

Navigasi adalah elemen terakhir yang sangat diperlukan dalam membuat

sebuah desain kemasan. Dengan adanya bantuan dari alat-alat desain, hal inilah

yang membantu memberikan petunjuk navigasi bagi para konsumen untuk

mengambil dan membeli produk ini. Navigasi sama seperti identifikasi, kedua hal

ini bergantung pada tipe, warna, pola, kata-kata, bentuk dan hal-hal lainnya yang

muncul dalam visual suatu kemasan, sebagai contoh, ketika seseorang sedang

berdiri didalam sebuah lorong yang menjual cat kuku di pusat perbelanjaan untuk

memperhatikan tingkah laku beberapa wanita yang mencoba untuk membuka

kemasan produk tersebut untuk melihat warnanya, dari hal ini kita dapat menarik

beberapa kesimpulan, yang pertama, apakah warna yang ditunjukkan pada botol

kemasan tersebut kurang menunjukkan warna untuk produk yang ada di dalamnya

sehingga para pembeli mencobanya untuk memastikan warna tersebut, ataukah

kemasan tersebut terlalu gampang untuk dibuka sehingga pembeli mencoba

mengaplikasikannya di tangan mereka, ataukah pembeli yang datang ke lorong

Page 15: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 29

tersebut memang suka mengecat sehingga mereka datang kesana untuk mengecat

kuku mereka? Oleh karena beberapa faktor pertimbangan atas perilaku konsumen

tersebut dalam membuat desain dari sebuah kemasan diperlukan pemikiran yang

matang dan menyesuaikan kebutuhan dari konsumen atas produk itu secara

umum, sehingga apabila konsumen tersebut memperoleh navigasi atas kebutuhan

mereka dari kemasan yang dibuat ini, mereka akan langsung memilih produk

tersebut dibandingkan dengan jenis produk yang sama dari merek lain ketika

mereka sedang berada dalam pusat perbelanjaan.

Kesimpulannya adalah sebuah desain kemasan yang dapat menarik

konsumen untuk membeli sebuah produk haruslah memiliki identifikasi yang

jelas, atau hal-hal yang dapat menunjukkan dan membedakan produk dari yang

lainnya. kemasan tersebut harus memiliki fungsi yang mampu mempermudah

konsumen dalam kehidupannya sehari-hari, memiliki kepribadian yang dapat

membuat kemasan tersebut menjadi unik dan berbeda dari yang lainnya sehingga

konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut, dan yang terakhir adalah

sebuah kemasan haruslah memiliki navigasi yang mampu mengarahkan

konsumen untuk membeli produk tersebut, yang disesuaikan dengan kebutuhan

konsumen akan produk tersebut secara umum maupun yang dikhususkan. (Keller,

Taute, & Capsule, 2012, pp. 153-167)

2.2.2 Syarat Kemasan Pangan yang Baik

Menurut (BPOM, 2007, p. 17), beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam membuat kemasan :

a. Kemasan harus mampu menjaga bentuk, rasa, kehigienisan, dan gizi

pangan.

b. Senyawa toksik yang terdapat dalam kemasan tidak boleh berpindah

kedalam makanan dan minuman yang dikemas.

c. Bentuk, ukuran dan jenis bahan kemasan harus efektif

d. Bahan kemasan tidak mencemarkan lingkungan hidup

Page 16: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 30

2.2.3 Memberikan Informasi Melalui Kemasan Kepada Konsumen

Dalam membuat sebuah desain kemasan terutama kemasan pangan, ada

beberapa informasi yang perlu untuk dimasukkan, sehingga konsumen dapat

memahami kandungan dan kegunaan produk tersebut. Masing-masing negara

memiliki aturan dan standartnya masing-masing untuk menetapkan informasi dan

keamanan dari suatu produk terutama produk makanan.

Sangatlah penting bagi seorang desainer, untuk mengerti dan

mempertimbangkan akan hal-hal yang berkaitan dengan hukum ini, yang

tergabung sejak proses awal melakukan desain kemasan. Informasi-informasi

yang diperlukan dalam kemasan pangan berupa informasi nutrisi yang terkandung

dalam produk, peringatan akan bahan-bahan kimia berbahaya, sedikit informasi

mengenai produk tersebut, informasi cara pemindahan atau pengiriman produk

dengan baik, dan termasuk peringatan bahwa produk tersebut rentan untuk rusak,

serta kode sistem penyusunan produk atau barcode. Hal-hal lainnya yang

tergolong sederhana namun diperlukan dalam sebuah kemasan pangan adalah cara

mengkonsumsi produk dengan benar, massal berat produk, negara tempat produk

tersebut diproduksi, bahan baku pembuatan dan label daur ulang dan ada

tambahan untuk negara Indonesia perlu di berikannya label sertifikasi halal dan

sertifikasi BPOM untuk memastikan bahwa produk pangan tersebut aman untuk

dikonsumsi.

Jika bagian depan kemasan dianggap elemen terpenting dalam mendesain

kemasan, hal ini merupakan pandangan yang salah, masing-masing sisi kemasan

merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatannya,

bagian depan kemasan digunakan untuk menampilkan brand dan elemen-elemen

lain yang dapat menjual produk, sedangkan pada bagian belakang dan sisi kanan

dan kiri diberikan informasi-informasi mengenai produk tersebut yang dapat

memudahkan konsumen, seperti grafik fakta nutrisi, komposisi, cara

mengkonsumsi atau penggunaan produk dengan benar dan barcode.

Salah satu kebiasaan seorang desainer dalam membuat desain kemasan

adalah cenderung mengabaikan bagian belakang dan sisi kanan-kiri, dan hanya

fokus mengerjakan bagian depan saja, sehingga bagian belakang dan sisi kanan

dan kiri produk kurang maksimal dan hal ini juga dapat berpengaruh pada

Page 17: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 31

ketertarikan konsumen dalam memilih produk tersebut. Kemasan produk yang

menampilkan informasi produk dengan kurang menarik akan membuat konsumen

enggan pula untuk membaca informasi tersebut dan membuat mereka menjadi

ragu untuk memilih produk tersebut.

Dalam beberapa kasus, terdapat pula produk-produk yang menampilkan

beberapa bahasa dalam kemasannya, hal ini difungsikan agar produk tersebut

dapat menarik perhatian konsumen baru untuk membeli produk tersebut tanpa

adanya keterbatasan dalam bahasa.

Hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam menuliskan informasi dalam

kemasan adalah, dalam menulis informasi haruslah dibuat semenarik mungkin

dan tidak terlalu banyak mengandung tulisan, karena hal ini juga dapat memicu

konsumen enggan untuk membacanya karena terkesan membosankan. (DuPuis &

Silva, 2008, pp. 132-135)

2.3 Data Produk

2.3.1 Makanan Ringan Roti Kecik

Roti Kecik adalah nama dari salah satu makanan ringan khas kota

Surakarta. Makanan ini juga merupakan makanan yang tidak boleh dilewatkan

ketika berkunjung ke kota ini, selain bentuknya yang unik, makanan ringan ini

juga memiliki rasa yang unik. Bentuk dari makanan ringan ini ada tiga, yaitu

berbentuk bulat, lonjong dan berbentuk seperti gelang.

Asal mula diberikannya nama roti kecik ini karena makanan ringan ini

merupakan makanan kesukaan dari Raja Surakarta, yaitu Sinuhun Pakubuwono X.

Makanan ringan ini dikatakan dulunya memiliki bentuk yang mirip dengan buah

sawo kecik yang banyak tumbuh di pekarangan keraton Surakarta, oleh sebab itu

diberi nama roti kecik. Proses pembuatan dari roti kecik ni adalah dengan cara di

sangrai, bahan yang digunakan hanyalah tepung ketan, telor ayam dan gula pasir,

sehingga bebas dari bahan kimia yang berbahaya. roti kecik ini memiliki ciri khas

tersendiri, yaitu akan mengeluarkan suara “tuk” ketika dimakan. Di kota

Surakarta ini sendiri ada satu pencetus dan merupakan produsen terbesar dan yang

paling terkenal memproduksi roti kecik, perusahaan ini bernama Ganep’s yang

sudah berdiri sejak tahun 1881. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan Tjang

Page 18: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 32

Tiang San dan Auw Like Nio dan saat ini perushaan ini dikelola oleh generasi ke-

5 yaitu Oh Lioe Nio (Cecilia Maria Purnandi).

Roti kecik yang diproduksi oleh perusahaan Ganep’s ini memiliki 6 varian

ukuran dan juga 6 jenis kemasan yang berbeda. Ukuran kemasan yang diproduksi

oleh perusahaan Ganep’s ini beragam, mulai dari 45 gr, 90 gr, 250 gr, 450 gr dan

yang paling besar adalah 600 gr.

Produk roti kecik Ganep’s ini sudah dipasarkan diseluruh Indonesia

melalui media online yaitu dimana mereka memiliki sebuah website yaitu

www.rotiganep.co.id yang dapat memudahkan konsumen yang tidak berada di

Surakarta untuk membeli produk ini, selain itu mereka juga menyediakan jasa

pengiriman yang berada di pusat dari perushaan ini yaitu di Surakarta, bagi

konsumen yang ingin mengirimkan makanan tersebut kepada orang yang berada

di luar kota Surakarta. (Yogi, 2016)

2.3.2 Proses Pembuatan Roti Kecik

Roti kecik yang dibuat oleh perusahaan Ganep’s ini menggunakan bahan

yang berkualitas untuk mempertahankan mutunya, tepung ketan yang mereka

gunakan tidak dibeli secara langsung dalam bentuk tepung seperti yang kita temui

di pusat perbelanjaan, namun mereka memproses beras ketan dan menjadikannya

tepung dengan melalui beberapa proses. Berikut ini adalah proses pembuatan roti

kecik.

Gambar 2.15 Beras Ketan disangrai hingga berwarna kecoklatan

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016

Page 19: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 33

Gambar 2.16 Beras Ketan yang kecoklatan kemudian digiling dan diproses

menjadi tepung beras ketan

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016

Gambar 2.17 Tepung beras ketan yang telah diproses dan digiling

Sumber : Dokumentasi Pribadi, Maret 2016

Page 20: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 34

Gambar 2.18 Proses mixing bahan-bahan yang lainnya (gula dan telur)

Sumber : Dokumentasi Pribadi, Maret 2016

Gambar 2.19 Bahan-bahan lainnya kemudian dicampurkan dengan tepung beras

ketan

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016

Page 21: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 35

Gambar 2.20Adonan Roti Kecik yang telah jadi

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016

Gambar 2.21 Adonan tersebut melalui proses penggilingan sebanyak dua kali

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016

Page 22: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 36

Gambar 2.22 Proses pembuatan roti kecik bulat dengan menggunakan mesin

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016

Gambar 2.23 Roti Kecik berbentuk lonjong yang akan dipotong sesuai ukuran

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016

Page 23: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 37

1.3.3 Karakteristik Kemasan Roti Kecik Ganep’s

Kemasan roti kecik Ganep’s sudah bagus, namun kelemahan dari

kemasan ini adalah kurangnya kesan kota Surakarta didalamnya, padahal

berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan perusahaan

Ganep’s, roti kecik merupakan makanan khas kota Surakarta yang telah

ada sejak tahun 1881. Selain itu kemasan yang digunakan untuk

mengemas produk roti kecik ini memiliki banyak sekali varian rasa,

sehingga identitas perusahaan tersebut kurang terpancarkan.

2.3.4 Spesifikasi Produk, Diferensiasi, USP dan Positioning

2.3.4.1 Spesifikasi Produk

Produk yang dimiliki oleh perusahaan Ganep’s sangatlah banyak,

namun yang akan di redesign hanyalah produk unggulan dari perusahaan

Ganep’s ini, yaitu roti kecik.

Gambar 2.24 Kemasan 45 gr

Sumber : Dokumentasi Pribadi, Febuari 2016

Page 24: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 38

Gambar 2.25 Kemasan 90 gr

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016

Gambar 2.26 Kemasan 200 gr

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016

Page 25: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 39

Gambar 2.27 Kemasan 250 gr

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016

Gambar 2.28 Kemasan 400 gr

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016

Page 26: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 40

Gambar 2.29Kemasan spesial ulang tahun 135 tahun

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016

Roti Kkecik yang diproduksi di perusahaan Ganep’s ini memiliki 6

jenis ukuran, yaitu 45 gr, 90 gr, 250 gr, 450 gr, 600 gr, dan kemasan

spesial ulang tahun perushaan Ganep’s yang ke 135 tahun.

Roti kecik dibuat dari bahan-bahan alami yaitu tepung beras ketan

yang mereka proses sendiri, telur dan gula dan bebas dari bahan pengawet

maupun bahan kimia lainnya dan proses pembuatannya dengan

menggunakan proses sangrai.

Harga yang dipatok perusahaan ini tergolong cukup tinggi

mengingat mereka selalu menggunakan bahan baku yang dijaga

kualitasnya, dengan harga yang paling mahal untuk ukuran 600 gr yaitu

Rp. 80.000,-

Page 27: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 41

2.3.4.2 Diferensiasi

Diferensiasi dari roti kecik Ganep’s adalah, mereka menggunakan bahan-

bahan alami dan natural yang mereka proses sendiri karena mereka berusaha

untuk menjaga kualitas dari produk mereka. Perusahaan Ganep’s merupakan

produsen pertama yang menciptakan roti kecik, namun seiring dengan

perkembangan jaman ada beberapa perusahaan lain yang ikut membuat Roti

Kecik, namun tidak bisa membuat sebuah roti kecik yang dapat menimbulkan

suara “tuk” ketika dimakan.

2.3.4.3 USP

Peusahaan Ganep’s sangatlah menjaga kualitas dari produk dan bahan

baku mereka, Tepung beras ketan merupakan bahan utama dalam pembuatan roti

kecik, mereka tidak membeli tepung beras ketan langsung melainkan mereka

memprosesnya terlebih dahulu dari beras ketan hingga berbentu tepung, karena

tepung beras ketan yang baik akan menghasilkan roti kecik yang baik pula. Dari

segi konsumen mengatakan bahwa roti kecik Ganep’s selalu menyediakan roti

kecik dengan kualitas yang baik dan tidak patah ataupun retak-retak, sehingga

ketika mereka bisa menggunakannya sebagai buah tangan.

2.3.3.4 Positioning

Roti kecik Ganep’s menjaga kualitas dan rasa produknya agar tetap sama,

karena roti kecik memposisikan dirinya sebagai makanan ringan khas kota

Surakarta dan sebagai makanan ringan yang dapat membuat seseorang

bernostalgia ke masa kecilnya.

2.3.5 Konsumen

Makanan ringan sangat digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan

dan berbagai usia, mulai dari anak kecil, remaja, dewasa bahkan orang tua

sekalipun, pada beberapa kondisi, makanan yang memiliki nilai nostalgia bahkan

memberikan kesan tersendiri seperti halnya pada roti kecik Ganep’s. dari hasil

wawancara beberapa konsumen dan observasi langsung di kota Surakarta, Jawa

Page 28: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 42

Tengah sebagai lokasi utama, maka dapat diketahui jenis konsumen dari roti kecik

Ganep’s adalah sebagai berikut :

a. Demografis

Target market dari perusahaan Ganep’s ini berasal dari kalangan

menengah keatas. Rata-rata konsumen adalah pria dan wanita dewasa dan

berumur 25-55 tahun.

b. Geografis

Roti kecik merek Ganep’s memiliki target khusus di wilayah Surakarta,

Jawa Tengah, namun produk mereka sudah dipasarkan dan bisa dibeli di

seluruh Indonesia melalui Internet.

c. Behavior

Konsumen membeli roti kecik Ganep’s untuk diberikan kepada sanak

saudara mereka yang berada diluar kota Surakata atau digunakan sebagai

buah tangan khas kota Surakarta. Beberapa konsumen juga membeli roti

kecik ini sebagai camilan mereka di rumah, dan ada juga beberapa konsumen

yang membeli konsumen ini dikarenakan makanan ringan ini mengingatkan

mereka terhadap masa kecil mereka.

d. Psikografis

Konsumen yang datang adalah mereka yang ingin mengenang makanan

masa kecil mereka, dan mereka yang ingin mengenalkan makanan ringan

yang terkenal di kota Surakarta kepada sanak saudara mereka yang berada di

luar kota Surakarta.

2.3.6 Wilayah Pemasaran

Wilayah pemasaran roti kecik Ganep’s ini diutamakan di wilayah Jawah

Tengah, khususnya kota Surakarta, namun sekarang roti kecik Ganep’s dapat

dibeli dengan berbelanja online di website mereka yaitu rotiganep.co.id

Page 29: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 43

2.3.7 Sistem Pemasaran/Distribusi

Sistem pemasaran dilakukan secara langsung yaitu Perusahaan Ganep’s

hanya memasarkan produk roti kecik Ganep’s ini hanya di outlet mereka dan

dapat dibeli secara online melalui website resmi mereka, yaitu

www.rotiganep.co.id

Kelebihan dan kekurangan sistem distribusi perusahaan Ganep’s

a. Kelebihan:

Karena menggunakan sistem pemasaran secara langsung, maka konsumen

akan lebih percaya kepada produk dari perusahaan ini, dan dengan adanya

sistem belanja melalui Internet, produk roti kecik merek Ganep’s dapat

dengan mudah dibeli oleh konsumen yang berada di luar kota Surakarta.

b. Kekurangan:

Karena mereka menganut sistem pemasaran secara langsung, dan

kurangnya proses pemasaran, maka tidak semua orang mengetahui roti

kecik, terutama mereka yang berada di luar kota Surakarta.

2.3.7 Data Visual kemasan

Gambar 2.30 Varian Kemasan Roti Kecik Ganep’s

Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016

Page 30: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 44

2.4 Data Produk Kompetitor

Roti kecik merupakan makanan ringan yang terkenal dan banyak digemari

masyarakat kota Surakarta. Produsen utama dan yang pertama memproduksi roti

kecik ini adalah perusahaan Ganep’s, namun seiring berkembangnya jaman, mulai

bermunculan roti kecik lainnya, salah satunya yang paling mudah untuk ditemui

adalah roti kecik yang dibuat oleh sebuah toko Roti Dika. Roti kecik ini dikemas

dengan menggunakan bahan plastik dengan pengemasan pillow pack, dan ada

juga yang dikemas dengan menggunakan bahan plastik yang dibuat mirip seperti

toples dengan berbagai macam ukuran. Jika roti kecik yang diproduksi oleh

perusahaan Ganep’s memiliki tiga jenis, yaitu bulat, lonjong dan banjar

(menyerupai gelang) Roti Kecik produksi Dika hanya memiliki dua jenis saja,

yaitu kelereng, dan pentung, selain roti kecik produksi Roti Dika, masih ada pula

beberapa roti kecik lainnya yang beredar di kota Surakarta, namun biasanya dijual

perkilogram dan tidak dicantumkan merek dari produsennya, ada pula beberapa

roti kecik yang dibuat oleh beberapa UKM di kota Surakarta.

2.5 Analisis Data

2.5.1 Analisis Observasi dan Wawancara

Berdasarkan Observasi dan wawancara yang dilakukan di Jawa Tengah,

tepatnya di kota Surakarta, mengenai roti kecik Ganep’s didapatkan beberapa

kesimpulan.

1. Wawancara dilakukan di Toko Ganep’s kota Surakarta dan di beberapa

wilayah di Surakarta

2. Berdasarkan pengamatan, konsumen terlihat sedikit bingung dalam

memilih kemasan dan ukuran yang sesuai dengan yang mereka inginkan,

khususnya jika mereka ingin membeli produk roti kecik untuk buah

tangan.

3. Menurut Konsumen roti kecik Ganep’s yang pertama kali membeli produk

ini mereka cenderung bingung dengan banyaknya varian kemasan yang

disediakan.

4. Dari segi kemasan sendiri, konsumen dan beberapa masyarakat kota

Surakarta yang dimintai pendapat mengatakan kemasan roti kecik Ganep’s

Page 31: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 45

memiliki terlalu banyak varian dan kurang mencerminkan kota Surakarta,

selain itu mereka juga mengatakan bahwa kemasan premium yang

dikhususkan untuk buah tangan hanya memiliki satu ukuran saja, hal

tersebut menyulitkan konsumen untuk membuat keputusan dalam memilih

kemasan mana yang sesuai untuk dibuat buah tangan.

2.5.2 Analisis Tujuan Brand Positioning

Roti kecik merupakan makanan ringan yang sudah ada di kota Surakarta

sejak tahun 1881, dan perusahaan Ganep’s lah yang pertama kali menciptakan

camilan khas kota Surakarta ini, selain itu mereka juga selalu menjaga kualitas

dari produk mereka, sehingga mereka tidak khawatir tentang perusahaan lain yang

mencoba untuk meniru Roti Kecik ini, karena menurut mereka produk pesaing

tidak dapat membuat Roti Kecik yang sama seperti Roti Kecik Perusahaan

Ganep’s.

Karena itu persepsi yang ingin ditampilkan oleh perusahaan Ganep’s

adalah mereka ingin menjadikan Roti Kecik sebagai buah tangan khas kota

Surakarta yang dapat bercerita tentang kota Surakarta, dan sebagai makanan

ringan yang dapat membuat seseorang bernostalgia akan masa kecilnya ketika

memakan roti kecik ini.

2.5.3 Analisis Kategori Produk

Menurut kategorinya roti kecik termasuk kedalam kategori makanan

ringan atau camilan, seperti halnya makanan ringan yang lainnya, roti kecik

memiliki masa kadaluarsa yang cukup lama, serta harus mampu meyakinkan

konsumen, selain itu sama halnya seperti makanan lain yang beredar di Indonesia,

makanan ringan haruslah memiliki sertifikat halal dan BPOM.

Page 32: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 46

2.5.4 Analisis Kompetitor

SWOT Perusahaan Ganep’s

Tabel 2.1 SWOT roti kecik Ganep’s

Strength Menggunakan bahan baku dengan kualitas yang baik,

dan selalu menjaga mutu dan kualitas produk.

Weakness Kemasan yang memiliki banyak varian dan kurang

mencerminkan kota Surakarta.

Opportunity Merupakan suatu makanan ringan yang sudah ada

sejak tahun 1881, dan Produsen pertama roti kecik.

Thread Banyak bermunculan produk roti kecik lain dengan

harga yang lebih murah.

Page 33: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 47

SWOT Roti Dika

Tabel 2.2 SWOT roti kecik Ganep’s

Strength Memiliki harga yang cenderung lebih murah.

Weakness Produksi masih tergolong sedikit sehingga susah

untuk didapatkan.

Opportunity Memiliki harga yang bersahabat, dan memiliki ciri

khas tekstur roti kecik yang berbeda dari Ganep’s

Thread

Adanya perusahaan Ganep’s yang memiliki produksi

lebih banyak, sehingga lebih mudah didapatkan oleh

masyarakat.

Berdasarkan tebel diatas dapat dibandingkan Perusahaan Ganep’s dan

Dika memiliki spesifikasi yang berbeda. Jika kekuatan Perusahaan Ganep’s

terletak pada kualitas dari bahan baku yang mereka gunakan dan juga mutu dari

produk yang mereka hasilkan, sehingga menghasilkan roti kecik dengan kualitas

terbaik, maka Roti Dika lebih mengutamakan harga yang murah sehingga dapat

dibeli oleh kalangan menengah kebawah.

Roti kecik merek Ganep’s memiliki kelemahan dibidang kemasan, dimana

Roti Kecik Ganep’s memiliki banyak varian kemasan dan kemasan tersebut

kurang mencerminkan kota Surakarta, padahal roti kecik merupakan makan

ringan khas kota Surakarta, sedangkan kelemahan dari Roti Dika adalah

produksinya yang masih sedikit sehingga masih sulit untuk didapatkan.

Page 34: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 48

Namun kedua perusahaan ini memilliki peluang, dimana roti kecik

Ganep’s merupakan camilan yang sudah ada sejak tahun 1881, sehingga

masyarakat kota Surakarta sudah pasti pernah merasakannya atau paling tidak

mengetahui nama dari camilan khas ini, dan selain itu Perusahaan Ganep’s ini

merupakan produsen pertama yang membuat dan menciptakan roti kecik,

sehingga nama roti kecik sudah lekat dan identik dengan perusahaan ini,

sedangkan Roti Dika memiliki peluang di bidang harga yang lebih bersahabat dan

juga tekstur dari roti kecik Dika tidak sekeras roti kecik Ganep’s sehingga

masyarakat yang tidak menyukai makanan ringan yang bertekstur keras namun

tetap ingin mengkonsumsi roti kecik dapat memilih produk roti kecik dari Roti

Dika.

Adapun ancaman yang harus dihadapi oleh Perusahaan Ganep’s adalah

mulai banyaknya bermunculan roti kecik di kota Surakarta yang memberikan

harga yang lebih murah daripada harga yang ditawarkan oleh Perusahaan

Ganep’s. sedangkan ancaman yang dihadapi oleh toko Roti Dika adalah adanya

nama dari produsen roti kecik yang sangat besar dan terkenal di kota Surakarta,

yaitu roti kecik merek Ganep’s.

2.5.5 Analisis Fitur Kemasan (VIEW)

Analisa dengan menggunakan metode VIEW yang meliputi visibility

yakni visualisasi dari kemasan roti kecik Ganep’s sehingga dapat menarik

perhatian konsumen. Visualisasi yang dimaksudkan meliputi, warna, bentuk,

ukuran dan ilustrasi yang akan dibuat pada kemasan yang baru. Information yakni

informasi akan produk roti kecik Ganep’s yang akan dimasukkan kedalam

kemasan. Emotional appeal yaitu daya tarik yang dapat menimbulkan perasaan

ingin pada konsumen sehingga mereka membeli produk roti kecik. Workability

yaitu fungsi yang dapat diberikan dari kemasan tersebut apakah kemasan tersebut

bisa menjadi lebih dari sekedar alat komunikasi dan pelindung produk tersebut.

berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat disipulkan bahwa :

Page 35: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 49

2.5.5.1 Visibility

Kemasan roti kecik yang beredar di kota Surakarta cenderung sederhana,

dan kurang menampilkan kesan bahwa makanan ringan ini berasal dan merupakan

makanan ringan khas kota Surakarta. roti kecik Ganep’s memiliki beberapa varian

kemasan yang menampilkan kota Surakarta, namun ciri khas yang mereka

tampilkan masih kurang menampilkan kota Surakarta dan kurangnya keterangan

mengenai ciri khas kota Surakarta yang ditampilkan dalam kemasan tersebut. Ciri

lain dari tampilan kemasan roti kecik Ganep’s adalah paduan warna yang cerah

dan merupakan warna khas perusahaan mereka, yaitu Ungu dan Oranye.

2.5.5.2 Information

Dari hasil survey dan observasi yang dilakukan, kemasan memiliki andil

yang besar dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap produk

makanan. Dalam kemasan pangan, haruslah dicantumkan bahan-bahan yang

digunakan untuk membuat produk tersebut, hal lainnya yang dicantumkan dalam

produk pangan adalah keterangan mengenai produk tersebut., khususnya produk

makanan tradisional, sangatlah diperlukan penjelasan mengenai produk tersebut

dan daerah asalnya, dan penulisan dari komposisi dan keterangan produk haruslah

dibuat semenarik mungkin, karena faktanya di masyarakat sebenarnya tidak

banyak yang membaca kedua hal tersebut sebelum mengkonsumsi produk.

2.5.5.3 Emotional Appeal

Makanan ringan memiliki banyak sekali jenis dan ragam, makanan ringan

tradisional saat ini harus bersaing dengan makanan ringan lainnya yang banyak

beredar di masyarakat atau yang biasanya disebut dengan snack, makanan ringan

tradisional biasanya memiliki kesan tersendiri bagi yang memakannya, seperti

dapat membuat seseorang bernostalgia akan masa lalunya. Selain itu makanan

tradisional dapat menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi suatu daerah.

Mengerti kebutuhan konsumen merupakan salah satu tujuan utama produsen yang

harus ditampilkan mengenai kemasan.

Page 36: 2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4) 2.1.4 Elemen Visual

Universitas Kristen Petra 50

2.5.5.4 Workability

Makanan ringan merupakan suatu produk yang memiliki jangka waktu

yang cukup lama, sehingga kemasan yang digunakan haruslah kedap udara,

terutama jika produk yang dikemas merupakan makanan ringan roti kecik, karena

produk ini mudah untuk melempem. Selain itu bahan kemasan haruslah tahan air,

tidak mudah lembab dan tidak gampang terkoyak, sehingga produk dapat bertahan

dalam waktu yang lama.

2.5.6 Kesimpulan Analisa

Dari analisa yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan,

yaitu :

- Kemasan roti kecik Ganep’s kurang mencerminkan kota Surakarta dan

terlalu memiliki banyak varian

- Roti kecik Ganep’s selalu menjaga kualitas produknya dengan

menggunakan bahan batju yang terbaik.

- Kemasan ditujukan kepada mereka yang menggunakan produk roti kecik

Ganep’s sebagai buah tangan khas kota Surakarta.

- Kemasan dirancang untuk mencerminkan kota Surakarta.

- Kemasan harus memberikan informasi yang jelas mengenai produk dan

daerah asalnya.

- Kemasan harus melindungi produk dan mempermudah proses distribusi.

Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari analisa ini adalah kemasan roti kecik

Ganep’s haruslah dapat mencerminkan dan bercerita mengenai kota Surakarta

karena menjadi buah tangan khas kota Surakarta, selain itu kemasan pun harus

mampu melindungi produk agar dapat bertahan lebih lama.