2. landasan teori 2.1. penjelasan atas konsep 2.1.1 ... · 2.1.4. definisi faktor pendorong dan...
TRANSCRIPT
8
Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1. PENJELASAN ATAS KONSEP
Dalam bab ini penulis menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam
penulisan tugas akhir untuk mendukung penelitian yang dilakukan dan
kesimpulan akhir yang menjawab rumusan masalah yang ada.
2.1.1. Pariwisata
Pitana (2005) mengutip definisi Priwisata yang dikemukakan oleh, John
Urry (1990) yang menyebutkan bahwa definisi pariwisata adalah sebagai berikut :
Pariwisata adalah aktivitas bersantai atau aktivitas luang. Perjalanan
wisata suatu “kewajiban” , dan umumnya dilakukan pada saat seseorang bebas
dari pekerjaan yang wajib dilakukan , yaitu pada saat mereka cuti atau libur.
Dalam perkembangan selanjutnya berwisata dapat diidentikan dengan “berlibur di
daerah atau negara lain”.
Sedangkan menurut World Tourism Organization (WTO) menyatakan
pariwisata terdiri dari aktifitas orang-orang yang berpergian ke suatu tempat dan
menginap di tempat yang berbeda di luar lingkungan biasanya tidak lebih dari 1
(satu) tahun berturut-turut untuk leisure, bisnis dan kepentingan yang lain. Lebih
lanjut WTO mengklasifikasikan pariwisata dalam 3 (tiga) bentuk yaitu :
1. Wisata International.
a. Inbound Tourism : Aktivitas wisata yang dilakukan oleh pengunjung
yang bukan non – penduduk ke dalam suatu negara tertentu yang
bukan negara asalnya. (Contoh : Perjalanan wisata yang dilakukan oleh
seorang wisatawan asal Vietnam ke Indonesia).
b. Outbound Tourism : Aktivitas wisata yang dilakukan oleh penduduk
yang berkunjung ke suatu negara di luar negara asalnya. Contoh :
9
Universitas Kristen Petra
perjalanan wisata yang dilakukan oleh wisatawan Indonesia ke
Vietnam).
2. Wisata Internal.
Kunjungan oleh penduduk suatu negara ke negara mereka sendiri.
3. Wisata Domestik.
Aktivitas wisata yang dilakukan oleh penduduk yang berkunjung di dalam
lingkup satu negara yang sama dengan negara asal. (Contoh : perjalanan
wisata yang dilakukan dari Surabaya ke Bali).
2.1.2. Free Independent Tourist (FIT)
Menurut Kesselman (2011), FIT (Free Independence Traveller) adalah
seseorang atau sekelompok orang (tidak lebih dari 10 orang) yang melakukan
perjalanan wisata dengan mengatur sendiri rencana perjalanannya, atau dengan
kata lain tidak bergabung di dalam suatu group wisata. Lebih lanjut disampaikan
bahwa FIT juga tidak tergabung dalam suatu paket pemasaran transportasi (udara,
kereta api atau bus), penginapan / hotel, dan hiburan. Karena wisatawan mengatur
sendiri rencana perjalanan wisatanya,maka munculah keinginan dan kebutuhan
wisatawan yang beraneka ragam terhadap produk wisata atau destinasi wisata
yang dituju.
2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan Melakukan Perjalanan
Wisata
Wisatawan melakukan perjalanan wisata karena adanya hal – hal yang
mendorong dan menarik minat wisatawan. Dalam melakukan perjalanan wisata,
setiap wisatawan pasti memiliki tujuan masing-masing yang ingin dicapai. Tujuan
wisatawan dapat berbeda satu sama lain, tergantung dari kebutuhan masing-
masing. Melalui buku Principles, Practices, Philosophies of Tourism, Charles dan
Brent (2003) mengelompokan tujuan perjalanan wisata secara umum menjadi
beberapa kelompok, yaitu : mengatakan sebab – sebab mengapa orang melakukan
perjalanan wisata, diantaranya :
10
Universitas Kristen Petra
a. Bisnis, contohnya seperti kegiatan kegiatan perjalanan wisata dengan
tujuan rapat, tinjauan bisnis, konsultasi bisnis dan lain-lain.
b. Visiting friends or relatives (VFR), perjalanan wisata dengan tujuan VFR
biasanya meliputi kegiatan-kegiatan seperti bersosialisasi, wisata kuliner
bersama, belanja, rekreasi dan lain-lain.
c. Pendidikan, contohnya seperti kegiatan wisata belajar atau study tour.
d. Pleasure, adalah kegiatan perjalanan wisata dengan tujuan mencari
kesenangan dan melepaskan diri dari kejenuhan rutinitas sehari-hari.
e. Health and spa, contohnya adalah kegiatan perjalanan wisata yang
dilakukan dengan tujuan utama melakukan check up medis di tempat
tertentu.
f. Berbelanja, adalah kegiatan perjalanan wisata yang sengaja dilakukan
dengan tujuan utama berbelanja baik dalam jumlah kecil maupun besar.
g. Kepentingan pribadi lainnya.
2.1.4. Definisi Faktor Pendorong dan penarik Melakukan Perjalan Wisata
Keputusan orang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh
kuatnya faktor – faktor pendorong dan faktor – faktor penarik. Faktor pendorong
dan penarik ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang
memotivasi wisatawan mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan.
Faktor pendorong umumnya bersifat sosial – psikologis, atau merupakan person
spesific motivation, sedangkan faktor penarik merupakan destination spesific
attributes, Richardson dan Fluker (2004).
Dann (1977) mengatakan bahwa ada 2 faktor dasar dalam mempengaruhi
keputusan untuk berpergian yaitu “ faktor pendorong” dan “faktor penarik”.
Menurut Dann faktor penarik adalah hal yang menarik wisatawan ke destinasi
tertentu (misalnya sinar matahari, pantai, budaya) dan nilainya dapat dilihat untuk
berada dalam objek yang dikunjungi, dan faktor pendorong merujuk kepada
wisatawan sebagai subyek dan berhubungan dengan faktor – faktor predisposisi
11
Universitas Kristen Petra
untuk perjalanan (misalnya melarikan diri, nostalgia, gengsi). Dengan
hipotesisnya menyatakan bahwa motivasi untuk berpergian didasarkan pada kedua
konsep tersebut ,meskipun faktor pendorong lebih bisa diterima sebagai faktor
yang dominan.
Dann (1997), memandang bahwa faktor pendorong utama seseorang untuk
melakukan perjalanan wisata adalah untuk melepaskan diri dari tekanan psikis
dalam kehidupan sehari – hari di negara industri, yang dijelaskan sebagai berikut :
Hubungan antara apa yang membuat perjalanan wisata dan anomik masyarakat
dari mana mereka datang dengan demikian bertindak sebagai ciri khas bagi
perspektif teoritis saat ini. Hal ini menyatakan bahwa faktor yang mungkin
mendorong untuk perjalanan terletak pada keinginan untuk mengatasi rasa isolasi
yang diperoleh dalam kehidupan sehari – hari di mana hanya turis keinginan
untuk menjauh dari semuanya.
Dengan adanya faktor pendorong, maka seseorang ingin melakukan
perjalanan wisata, tetapi belum jelas daerah mana yang akan dituju. Berbagai
faktor penarik yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata akan memyebabkan orang
tersebut memilih daerah tujuan wisata tertentu untuk memenuhi need and want.
Dennis Hutani dan William Tediantono (2010) dalam penelitiannya yang berjudul
Analisa Faktor Pendorong dan Penarik wisata ziarah ke Israel di Surabaya yang
mereka kutip dari beberapa teori menurut Ryan (1991), Pitana (2005), Christie
dan Crompton (2001), Alghamdi (2007) , McIntosh (1972) , Smith (1990)
menyatakan berbagai faktor pendorong dan faktor penarik bagi seseorang untuk
melakukan perjalanan wisata sebagai berikut :
2.1.4.1 Faktor Pendorong
Faktor pendorong , yaitu faktor yang mendorong seseorang untuk
berwisata adalah keinginan terlepas (meskipun hanya sejenak) dari kegiatan rutin
sehari – hari, lingkungan, lalu lintas, dan hiruk pikuk kehidupan kota. Pitana
(2005) yang mengutip dari Ryan (1991) menjelaskan adanya faktor pendorong ini
berhubungan dengan keinginan atau kebutuhan dari wisatawan seperti keinginan
untuk melarikan diri dari rutinitas sehari – hari , adanya keinginan untuk
12
Universitas Kristen Petra
melakukan relaksasi atau istirahat, prestise seseorang, mencari pengalaman yang
baru , ataupun interaksi sosial. Dan berikut adalah macam-macam faktor
pendorong antara lain :
1. Escape (melarikan diri)
Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasa menjemukan atau
kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.
2. Relaxation (Relaksasi)
Keinginan untuk rekreasi atau penyegaran yang juga berhubungan dengan
motive escape di atas.
3. Play (bermain)
Ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan, yang
merupakan permuculan kembali dari sifat kekanak-kanakan dan
melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
4. Srengthening Family Bonds (mepererat hubungan keluarga)
Ingin mempererat hubungan kekerabatan khsusunya dalam konteks VFR
(Visiting Friends Relations) . Keakraban hubungan kekerabatan ini juga
terjadi di antara anggota keluarga yang melakukan pekerjaan bersama-
sama , karena kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja
sehari-hari di negara industri.
5. Prestige (prestise / gengsi dan status)
Untuk menunjukkan gengsi , dengan mengunjungi destinasi yang
menunjukan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk
meningkatakan status dan derajat sosial. Bagi berbagai masyarakat ,
perjalanan keluar merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau
derajat sosial. Bagi berbagai masyarakat ,perjalanan keluar merupakan
salah satu bentuk ‘inisiasi’.
6. Social Interaction (Interaksi sosial)
13
Universitas Kristen Petra
Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat , atau
dengan masyarakat lokal yang dikunjungi
7. Romance (Romantisme)
Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan
suasana yang romantis, atau untuk memenuhi kebutuhan seksual
khususnya dalam pariwisata seks.
8. Educational Opportunity (Kesempatan belajar)
Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang dan atau
daerah lain ,atau mengetahui kebudayaan etnis lain.
9. Self – fulfillment (Realisasi diri)
Keinginan untuk menemukan diri sendiri (self discovery) , karena diri
sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan orang atau
daerah yang baru.
10. Wish – fulfillment (Realisasi mimpi)
Keinginan untuk merealisasikan mimpi – mimpi , yang lama dicita –
citakan , sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat ,agar bisa
melakukan perjalanan.
Sedangkan menurut Mathieson dan Wall (1982) motivasi wisatawan
(pendorong) dapat dikategorikan menjadi, Motivasi fisik, Motivasi Budaya,
Motivasi personal, Motivasi gengsi dan status.
- Motivasi Fisik : Penyegaran tubuh dan jiwa , kesehatan, partisipasi
olahraga, kesenangan, hiburan dan belanja.
- Motivasi Budaya : Keingintahuan akan negara lain, masyarakat dan
tempat, seni ,musik, arsitektur, cerita rakyat, termpat – tempat bersejarah,
acara khusus seperti Olimpiade.
- Motivasi Personal : Kunjungan sahabat dan keluarga, bertemu kenalan,/
teman baru, pengalaman baru di lingkungan baru, melepaskan diri dari
rutinitas, kebahagiaan melakukan perjalanan, spiritual, sekedar untuk
tujuan perjalanan.
14
Universitas Kristen Petra
- Motivasi Gengsi dan status : Hobi, belajar, kontak bisnis dan tujuan
profesional, konferensi dan pertemuan, peningkatan ego dan kegemaran
lainnya, fashion.
Selain faktor pendorong (push factor) ada faktor lain yang mempengaruhi
wisatawan melakukan perjalanan wisata, yaitu faktor penarik (pull factor).
2.1.4.2. Faktor Penarik
Faktor penarik tidak kalah pentingnya dengan faktor pendorong. Faktor
penarik yaitu faktor yang berkaitan dengan adanya atraksi wisata di daerah atau
di tempat tujuan wisata. Atraksi ini dapat berupa kemasyuran objek wisata ,
tempat – tempat yang banyak diperbincangkan orang atau sedang menjadi bahan
berita. Macam-macam faktor penarik menurut Dennis Hutani dan William
Tediantono (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Faktor Pendorong
dan Penarik wisata ziarah ke Israel di Surabaya yang mereka kutip dari beberapa
teori antara lain :
1. Tempat Bersejarah
Tempat bersejarah menandakan adanya nilai sejarah pada bangunan –
bangunan , tempat , festival, kota dan barang – barang yang sudah kuno,
yang mampu menjadi daya tarik wisatawan. Beberapa daerah mampu
untuk menarik wisatawan untuk melihat historical attractions yang mereka
miliki, karena mereka ingin melihat sesuatu yang berbeda di tiap daerah
atau pun negara.
2. Biaya Pengeluaran
Biaya pengeluaran ini berhubungan dengan semua biaya yang dikeluarkan
wisatawan selama perjalanan wisata. Yang termasuk di dalamnya adalah
biaya perjalanan, biaya akomodasi, biaya jasa,biaya transportasi dan
sebagainya. Biaya total dari semuanya mampu berperan penting dalam
pemilihan destinasi (Christie and Crompton, 2001).
3. Olahraga atau Aktivitas di luar ruangan
15
Universitas Kristen Petra
Beberapa daerah memiliki aktivitas Sport or Outdoor Activities yang
mampu menarik perhatian wisatawan. Diantaranya adalah memancing,
berenang, golf, tennis, menyelam, panjat tebing, berburu, surfing dan
sebagainya (Alghamdi, 2007).
4. Kebudayaan
Kemajuan budaya di setiap daerah berbeda satu dengan yang lainnya, yang
membuat wisatawan ingin datang melihat kebudayaan tersebut (McIntosh,
1972). Pariwisata budaya mampu menarik para wisatawan sehingga para
pemerintah daerah pun menaruh perhatian penuh terhadap
perkembangannya.
5. Daya Tarik Alam dan Cuaca (Pemandangan Alam)
Faktor ini menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan dalam memilih daerah tujuan wisata. Cuaca yang mendukung
sangat mempengaruhi aktivitas yang akan dilakukan di daerah tujuan
(Smith, 1990). Dan lingkungan ataupun pemandangan yang alami mampu
membuat orang merasa rileks dan terhibur, terlebih lagi bagi orang – orang
yang tinggal di kota besar yang tidak memiliki pemandangan dan
lingkungan yang alami.
6. Dekat dengan destinasi lain
Jarak antara destinasi yang satu dengan yang lainnya memberikan
pertimbangan bagi wisata. Terkadang dalam satu perjalanan mereka ingin
berpergian lebih dari 2 tempat.( Lichen Zhou, 2005).
2.1.5 Daya Tarik Wisata
Destinasi Pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berbeda
dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat unsur:
daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, masyarakat serta wisatawan
yang saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya kegiatan kepariwisataan.
16
Universitas Kristen Petra
Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber daya
potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis
pengembangan tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi
kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu
kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.
Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata namun
sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak
relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka
digunakanlah kata “ Daya Tarik Wisata” maka untuk mengetahui apa arti dan
makna dari daya tarik wisata di bawah ini adalah beberapa definisi/pengertian
mengenai DayaTarik Wisata menurut beberapa ahli :
1. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009,
Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki
keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
kunjungan wisatawan.
2. A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985
menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang
lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi
orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.
Sedangkan menurut Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata”
tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang
menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi
tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.
2.1.6. Komponen Destinasi Wisata
Menurut Gunn (1993), kawasan wisata (destinasi) merupakan suatu
tempat yang tidak saja menyediakan segala sesuatu yang dapat dilihat wisatawan.
Selain motivasi yang berperan sebagai faktor pendorong , atribut destinasi wisata
yang merupakan bagian dari faktor penarik juga dapat menarik wisatawan
17
Universitas Kristen Petra
mancanegara, ada banyak atribut destinasi wisata yang bisa ditemukan dalam
suatu daerah tujuan wisata. Namun aktivitas wisata dalam hal ini juga dapat
menjadi daya tarik yang dapat memikat orang untuk berkunjung ke tempat
tersebut.
Menurut Oka. A. Yoeti (1985), hal-hal yang harus dimiliki jika ingin
disebut sebagai destinasi wisata adalah ;
1. Daerah tersebut memiliki “something to see”. Adalah di daerah tersebut
harus memiliki objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan
daerah yang lain, yang mempunyai kekhasan dan keunikan.
2. Daerah tersebut memiliki “something to do”. Adalah di daerah tersebut
memiliki fasilitas rekreasi yang membuat wisatawan dapat tinggal lebih
lama di tempat tersebut.
3. Di daerah tersebut memiliki “something to buy”. Adalah di daerah
tersebut memiliki tempat untuk berbelanja , terutama barang – barang
kerajinan dan souvenir dari masyarakat setempat.
4. What to eat, yang berarti di tempat atau objek tersebut tersedia fasilitas
rumah makan untuk memenuhi selera dari wisatawan yang berkunjung.
5. Where to stay, yang berarti objek atau tempat tersebut memiliki fasilitas
akomodasi yang memadai atau memenuhi standar sehingga dapat
digunakan oleh para wisatawan untuk bermalam.
6. How to reach, daerah tersebut harus dapat dikunjungi dengan mudah
dan diperlukan sarana transportasi yang memadai.
Di dalam setiap destinasi wisata, terdapat komponen-komponen atau
bagian-bagian yang harus dimiliki untuk meningkatkan kualitas destinasi wisata
tersebut. Komponen-komponen yang termasuk dalam destinasi wisata antara lain
(Mill, 2000) :
1. Atraksi
Atraksi wisata merupakan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
dikunjungi dan dilihat dan merupakan faktor yang pertama menarik
pengunjung ke sebuah Destinasi.
18
Universitas Kristen Petra
Atraksi wisata sendiri dapat dibedakan menjadi enam menurut (Goeldner
2000, Weaver & Lawton 2002) ,yaitu :
- Natural semua yang berhubungan dengan alam mencakup taman
nasional, tempat konservasi flora dan fauna, botanical garden,
kebun binatang.
- Historic semua yang berhungan dengan sejarah termasuk
bangunan, monument, sites, transpotasi kuno.
- Cultural semua yang berhubungan dengan budaya termasuk art
galleries, theatres, atraksi yang mempromosikan kebudayaan
lokal, cerita rakyat.
- Other built banggunan arsitektur, industrial tourism( factory tour)
dan toko. Entertainment termasuk taman hiburan, bioskop,
concert venues, sporting arenas, dan fasilitas rekreasi.
- Festival and events termasuk temporary attraction, seperti acara
tahunan, periodic event. Hiburan bisa ditemukan dalam berbagai
bentuk, contohnya outdoor activities , gambling , nightlife, dan
sebagainya.
2. Aksesibitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya terminal,
Akses yang dimaksud disini adalah mudah tidaknya wisatawan dalam
mencapai destinasi wisata pilihan mereka. Akses dari sebuah destinasi
wisata dipengaruhi oleh ekonomi, sosial, politik, contohnya regulasi
industri airline, visa atau ijin masuk, kapasitas airport dan sebagainya.
3. Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah
makan, dan agen perjalanan.
4. Ancillary services yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan
untuk pelayanan wisata seperti destination marketing management
organization, conventional and visitor bureau.
5. Community Involvement
Keterlibatan masyarakat dalam memberikan pelayanan dan hubungan
yang tercipta antara wisatawan dan masyarakat lokal sebuah destinasi,
19
Universitas Kristen Petra
akan mempengaruhi juga apakah destinasi tersebut baik atau tidak untuk
dikunjungi oleh wisatawan.
Dann (1977) mengatakan bahwa atribut destinasi wisata berlaku sebagai
faktor penarik (pull factors) dimana mampu menarik seseorang untuk
datang seperti adanya atraksi, budaya, layanan (transportasi, akomodasi,
dan sebagainya), dan keindahan alam. Ada begitu banyak atribut destinasi
wisata yang bisa ditemukan dalam suatu daerah tujuan wisata. Tidak
mungkin semua atribut destinasi wisata dapat berperan penting dalam
satu destinasi wisata, beberapa ada yang bisa dianggap menarik oleh
wisatawan, ada juga yang tidak menarik. Untuk itu, atribut destinasi
adalah hal penting dalam menarik turis pada destinasi tertentu.
Dan ada beberapa Atribut destinasi wisata menurut Lichen Zhou (2005)
yang menganalisa tentang atribut – atribut destinasi wisata di Cape Town.
Beberapa diantaranya adalah :
1. Price
merupakan komponen utama atribut wisata. Terlebih sekarang
begitu banyak paket wisata yang ditawarkan. Biaya total dari paket
tersebut mampu berperan signifikan dalam pemilihan destinasi
wisata oleh seseorang wisatawan (Christie & Crompton, 2001, p.
7). Dwyer and Kim (2003. P.397) membagi price menjadi dua
kategori yaitu pertama adalah : Travel Cost , dimana berhubungan
dengan perjalanan dari dan sampai ke destinasi yang dituju. Yang
kedua adalah ground cost , dimana biaya yang dikeluarkan untuk
semua barang – barang yang dibeli ditempat tujuan. Kedua
kategori tersebut bisa mempengaruhi pengambilan keputusan
dalam memilih destinasi wisata.
2. Culture
Sebagian besar wisatawan tertarik dengan culture daerah lain,
terlebih jika culture tersebut masih alami dan dibudidayakan.
20
Universitas Kristen Petra
Hampir semua daerah tujuan wisata berlomba-lomba untuk
menunjukkan culture yang ada di dalam daerah tujuan wisata
tersebut kepada para wisatawan dan menarik mereka untuk datang
(Richards, 2004:2)
3. Beautiful Scenery
Para wisatawan ,khususnya dengan tujuan berlibur akan
merasakan kepuasan jika mereka dapat melihat keindahan
pemandangan alam yang masih indah dan alami. Atribut ini
menjadi sangat penting sebelum adanya pertimbangan biaya,
mereka akan memutuskan biaya yang sesuai dengan keindahan
yang akan didapat.
4. Pleasant Weather and Climate
Cuaca dan musim bisa dijadikan sebuah atraksi oleh sebuah
destinasi wisata. Di dalam studinya Klenosky (2002) menemukan
bahwa cuaca hangat muncul sebagai pull factor yang signifikan
khususnya bagi wisatawan yang ingin melakukan suntan.
5. Safety
Walaupun banyak atribut destinasi wisata yang dianggap penting
keselamatan tetaplah yang paling utama . Dalam era globalisasi
sekarang ini kesejahteraan yang serius terus menerus timbul di
seluruh dunia, dan ini bisa merusak image destinasi wisata dalam
jangka waktu dekat (Christie & Crompton, 2001). Persepsi
wisatawan terhadap keselamatan dan keamanan suatu destinasi
wisata akan memberikan dampak penting terhadap image dari
destinasi tersebut. Keselamatan dan keamanan yang baik dapat
menarik wisatawan untuk datang berwisata.
21
Universitas Kristen Petra
6. Friendly Attitude of Local People Toward to Tourists
Sikap orang lokal terhadap wisatawan yang datang merupakan
faktor sosial utama yang dapat mempengaruhi kepuasan
wisatawan (Dwyer &Kim, 2003) . Sikap orang lokal terhadap
wisatawan ditentukan dengan bagaimana mereka menyadari akan
adanya industri pariwisata. Jika sebagian besar dari penduduk
suatu daerah menyadari akan industri pariwisata dan memberikan
sikap yang positif terhadap wisatawan , maka akan memberikan
dampak kenaikan pendapatan.
7. Services
Menyadari arti penting industri pariwisata (secara ekonomi), maka
setiap negara berusaha memberikan layanan terbaik pada
wisatawan (Kasali, 2004). Services yang dimaksud disini dimulai
dari informasi, akomodasi , transportasi, shopping.
Selain Komponen Atraksi dan Atribut destinasi wisata diatas, sebuah
destinasi wisata harus memiliki pilihan Aktivitas Wisata. Karena selama berada di
suatu destinasi wisata, para wisatawan perlu untuk melakukan aktivitas agar dapat
tinggal di destinasi wisata tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama.
Berdasarkan survey yang dimuat dalam Travel Weekly (2005), aktivitas wisata
yang paling disukai wisatawan adalah makan di restoran, berbelanja, mengunjungi
objek wisata dan sebagainya. Sedangkan Charles dan Brent (2003) secara garis
besar membedakan Aktivitas wisata menjadi :
a. Shopping atau Berbelanja, merupakan kegiatan yang paling disukai oleh
sebagian besar wisatawan. Elemen yang paling berpengaruh di dalam
aktivitas ini adalah produk yang ditawarkan. Destinasi wisata dapat
menyediakan cinderamata khas yang dimiliki untuk memfasilitasi aktivitas
berbelanja wisatawan.
b. Entertainment, Recreation, and other activities, aktivitas ini mencakup
aktivitas lain selain berbelanja yang berhubungan dengan festival, event,
musik, acara olahraga, museum dan galeri seni, dan lain sebagainya.
22
Universitas Kristen Petra
2.1.7. Daya Tarik Destinasi Wisata Vietnam
Letak geografis Vietnam yaitu berbatasan dengan Cina di sebelah utara,
Laos di sebelah barat laut, Kamboja di sebelah barat daya, dan Laut Cina Selatan
di sebelah timur. Letaknya ini berada di kawasan Indocina. Letak astronomisnya
adalah 1020 – 1090 BT dan 80 – 230 LU. Luas Vietnam kurang lebih 331.688
km2. Daerah Vietnam terdiri atas bukit-bukit dan gunung-gunung berhutan lebat
dan sedikit dataran rendah. Vietnam saat ini telah menjadi salah satu surga di
Asia Tenggara yang memiliki ragam kebudayaan tradisional dan kebudayaan
tersebut sangat dipengaruhi oleh negara tetangga, RRT. Selain itu juga Vietnam
telah menjadi pilihan para wisatawan sebagai destinasi wisata mereka saat ini
karena adanya objek wisata yang dimiliki Vietnam sangat menarik dan patut
untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
Terbukti dengan adanya beberapa daya tarik wisata yang dapat menarik
para wisatawan untuk datang berkunjung ke Vietnam. Dan daya tarik tersebut
adalah aktivitas wisata yang dapat dilakukan oleh para wisatawan setiap mereka
yang datang ke Vietnam salah satunya adalah berbelanja (Shopping) yang tersedia
di Pasar Benh Tanh yang dimana Pasar Benh Tanh merupakan destinasi wisata
yang menyediakan cinderamata khas yang dimiliki untuk memfasilitasi aktivitas
berbelanja wisatawan. Selain itu aktivitas menarik lainnya adalah wisatawan yang
datang dapat menyaksikan dan mempelajari wisata kuliner (Demo memasak) khas
Vietnam seperti culinary arts di Saigon Arts Centre, di tempat ini para wisatawan
dapat menyaksikan langsung cara pembuatan makanan khas Vietnam sekaligus
merasakan makanan yang dimasak dan disajikan khusus untuk para wisatawan
yang datang. Di Vietnam sendiri tidak ada aktivitas khusus bagi wisatawan untuk
berolahraga, aktivitas tersebut masih sangat minim untuk dijumpai. Dan daya tarik
di Vietnam yang juga menjadi salah satu objek yang paling banyak dikunjungi
adalah Tempat bersejarah dan beberapa diantaranya adalah: The Imperial City
masuk sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1993, sebagai
destinasi wisata terpenting di Vietnam tempat ini wajib dikunjungi oleh
wisatawan manca negara. Saigon Notre-Dame Basilica Katedral ,juga telah resmi
terdaftar sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO , terletak di pusat kota Ho Chi
23
Universitas Kristen Petra
Minh dan yang tidak kalah menarik adalah Cu Chi Tunnels yang merupakan
terowongan bawah tanah yang juga menjadi favorit wisatawan setiap datang
berkunjung ke Vietnam yang merupakan bukti sejarah perang yang terjadi di
Vietnam melawan Amerika. Dan yang paling menentukan seseorang dalam
memilih suatu destinasi wisata yang menarik adalah dari faktor Biaya pengeluaran
sendiri yang dimana saat ini biaya untuk berlibur di Vietnam masih sangat
terjangkau oleh karena itu para wisatawan sangat tertarik untuk memilih Vietnam
sebagai destinasi wisatanya, Kurs mata uang juga sangat terjangkau untuk para
wisatawan Indonesia, selain itu adanya biaya ekstra seperti biaya tiket masuk
suatu destinasi wisata ataupun biaya makan di Vietnam masih terjangkau hal ini
juga merupakan salah satu faktor penarik wisatawan indonesia memilih Vietnam.
Adanya beberapa tempat kebudayaan yang dapat dikunjungi juga sebagai salah
satu daya tarik utama seperti Museum Kesenian di Vietnam yaitu: Duc Minh
Private Museum yang merupakan museum atau galeri kesenian dan disana para
wisatawan dapat melihat lukisan – lukisan karya seniman lokal. Selain itu adanya
Perkampungan budaya dengan pemandangan khas alami yang menyajikan
berbagai atraksi budaya seperti ritual pernikahan adat setempat, Tari – tarian khas
dari Vietnam yang dapat dikunjungi wisatawan, yakni Binh Quoi Village di sana
para wisatawan selain melihat juga dapat menambah pengetahuan mengenai
kehidupan budaya yang dimiliki masyarakat lokal Vietnam. Setelah itu ada
Pagoda Thien Mu di Hue yang merupakan Pagoda tertinggi di Vietnam yang juga
menjadi daya tarik wisatawan yang berlokasi di Hue dekat dengan Hanoi. Dan
yang tidak kalah menarik adalah : Teater Wayang Golek Air Thang Long (seni
wayang golek air tradisional Vietnam) yang sangat terkenal dan yang paling
sering dikunjungi oleh para wisatawan karena keunikan dari boneka wayang di
atas air dan bergerak di tambah dengan adanya parodi – parodi khusus mengenai
kebudayaan Vietnam menjadi daya tarik utama. Ada juga pertunjukan kesenian
Festival Pusaka Quang Nam (Pertunjukan musik kesenian oleh beberapa negara,
seperti paduan suara, tari-tarian, permainan alat musik) yang diikuti oleh beberapa
negara sekaligus dan dihadiri oleh banyak wisatawan asing.
Vietnam juga memiliki kekayaan alam yang masih natural sehingga
mempunyai daya tarik bagi para wisatawan untuk menjadi pilihan dalam
24
Universitas Kristen Petra
berwisata, baik berlibur bersama keluarga, bulan madu maupun para backpacker.
Dan Vietnam merupakan sebuah wisata impian di Barat Asia yang menjadi
sebuah destinasi wisata Asia yang sangat menarik untuk dikunjungi yang
mempunyai latar belakang landscape alam yang indah. Potensi Pariwisata
Vietnam adalah alam di Vietnam yang sebenarnya menyediakan berbagai bentuk
panorama yang indah dan salah satu potensi tersebut adalah wisata alam yang
memanfaatkan aliran Sungai Mekong. Wisata air ini sangat diminati wisatawan.
Beragam tempat-tempat menarik dengan pemandangan alam yang indah yang
tidak kalah untuk dikunjungi di Vietnam adalah Ha Long Bay pemandangan gua –
gua stalagmit dan stalagtit di Provinsi Quang Ninh, yang diakui sebagai warisan
budaya oleh UNESCO masih merupakan tujuan favorit bagi wisatawan.
Pemandangan alam lain yang dapat dinikmati yaitu pemandangan sawah yang
dekat dengan tempat tinggal para penduduk lokal menjadi daya tarik lain dapat
dijumpai di Sa Pa Terraces tempat wisata dengan pemandangan yang masih alami
dan masih di sekitar pegunungan dengan udara yang sejuk membuktikan bahwa
Alam di Vietnam sangat indah. Da Lat adalah tempat wisata yang juga
menyajikan pemandangan khas pegunungan dengan dataran tinggi dan air terjun
didukung dengan udara yang sejuk menjadi daya tarik tersendiri untuk para
wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam Vietnam. Selain landscape
alam yang indah iklim di Vietnam didukung dengan dua musim, yaitu musim
kemarau dan hujan hampir sama dengan iklim yang dimiliki oleh Indonesia. Suhu
udara di siang hari bisa mencapai 32 derajat, dan di malam hari biasanya 22-23
derajat. Selain itu juga ada sejumlah destinasi wisata di sana yang telah masuk ke
dalam daftar destinasi wisata terpopuler dunia. Dan juga Nha Trang yang menjadi
kota yang paling populer dengan memiliki resort tepi pantai yang terletak di
sepanjang teluk kedua dan merupakan yang pemandangan paling indah di negara
Vietnam dan sering dikunjungi oleh wisatawan yang ingin menikmati keindahan
pemandangan pantai. Vietnam juga berdekatan dengan negara – negara lain sebut
saja Kamboja, Laos jarak yang tidak terlalu jauh dapat menjadi salah satu daya
darik paba wisatawal untuk dapat mengunjungi beberapa tempat destinasi wisata
sekaligus. Faktor fakpor penarik tersebut cangat penting dalam membuat seorang
wisatawan membuat keputusan untuk memilih suatu destinasi wisata termasuk
25
Universitas Kristen Petra
negara Vietnam sendiri yang saat ini mempunyai daya tarik tersendiri di mata
wisatawan Surabaya.
2.1.8. Perilaku Konsumen
Karena adanya kebutuhan dan motivasi, maka menurut Schiffman, L &
Kanuk L.L. (2000). Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang
dalam mencari , membeli, menggunakan , mengevaluasi, dan bertidak pasca
konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi
kebutuhannya”. Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi
tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units) , baik individu, kelompok,
ataupun organisasi membuat keputusan – keputusan beli atau melakukan transaksi
pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.
Jadi dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
adalah proses dalam pengambilan keputusan yang melibatkan konsumen dalam
mencari, mengevaluasi, dan menggunakan suatu barang atau jasa sampai pada
perilakuknya sesudah menggunakan barang atau jasa tersebut.
Menurut Philip Kotler (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah :
1. Faktor budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap
perilaku konsumen dalam pembelian. Peran budaya (anak-anak mendapat
kumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari keluarganya), sub
budaya (misalnya agama, kelompok ras, daerah geografis), dan kelas
sosial konsumen (strata sosial) sangatlah penting.
2. Faktor sosial
Faktor sosial seperti kelompok acuan (rekan kerja, teman, tetangga),
keluarga serta peran dan status sosial.
3. Faktor karakteristik pribadi
Karakteristik pribadi meliputi usia dan tahapan siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri sendiri.
26
Universitas Kristen Petra
4. Faktor psikologis
Faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, serta
keyakinan dan sikap.
2.1.9 Pemasaran Pariwisata dan Proses pengambilan Keputusan
Pemasaran merupakan ujung tombak yang dapat menentukan kesuksesan
suatu bisnis. Dengan melakukan pemasaran yang baik, maka kemungkinan bisnis
tersebut untuk dapat bertahan jangka panjang pun semakin besar, termasuk bisnis
pariwisata. Menurut William J. Stanton (1993) pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan –kegiatan binis yang ditujukan untuk merencanakan,
menetukan harga, mepromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Sedangkan menurut Philip Kotler (2007), pemasaran adalah suatu proses sosial
yang terdiri dari individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
Secara umum tujuan marketing dalam kepariwisataan menurut Oka. A.
Yoeti (1985) , dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Pariwisata ialah :
1. Untuk memelihara keuntungan yang maximal dalam jangka panjang.
2. Untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepariwisataan dan untuk
memperkuat pengaruh pariwisata dalam perekonomian, khususnya untuk
meningkatkan hasil devisa negara.
3. Untuk mengamankan dan mencari keseimbangan dalam perencanaan
masalah sosial dan perekonomian negara.
4. Untuk memelihara dan memperkuat “market share” dalam menghadapi
kompetisi yang mungkin terjadi.
5. Memperkuat kesan (image) terhadap negara yang merupakan “tourist
receiving countries.”
Strategi pemasaran yang baik, adalah strategi yang dapat memasarkan /
mempromosikan produk atau jasa yang dimiliki sesuai dengan keinginan target
27
Universitas Kristen Petra
pasarnya. Karena promosi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan wisatawan.
Sebelum melakukan perjalanan wisata, calon wisatawan terlebih dahulu
melewati proses hingga sampai pada pengambilan keputusan, menyangkut kapan
akan melakukan perjalanan, berapa lama, tujuan wisata, dan bagaimana cara untuk
mencapai tempat tujuan tersebut. Selain itu ada juga beberapa faktor lain yang
juga mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam melakukan perjalanan
wisata menurut Pitana (2005) , antara lain :
1. Karakteristik wisatawan , baik karakteristik sosial, ekonomi, (umur,
pendidikan ,pendapatan, dan pengalaman sebelumnya), maupun
karakteristik perilaku (seperti motivasi ,sikap, dan nilai yang dianut).
2. Kesadaran akan manfaat perjalanan , pengetahuan terhadap destinasi yang
akan dikunjungi.
3. Gambaran perjalanan, yang meliputi jarak, lama tinggal di daerah tujuan
wisata, kendala waktu dan biaya, bayangan akan risiko, ketidakpastian,
dan tingkat kepercayaan terhadap suatu biro perjalanan wisata.
4. Keunggulan daerah tujuan wisata , yang meliputi jenis dan sifat atraksi
yang ditawarkan , kualitas layanan , promosi yang dilakukan, lingkungan
fisik dan sosial, situasi politik, aksesibilitas, dan perilaku masyarakat lokal
terhadap wisatawan. Yang juga sangat penting adalah citra (image ) yang
dimiliki.
28
Universitas Kristen Petra
2.2 Hubungan Antar Konsep
Kegiatan wisata Outbound Tour di Indonesia terus meningkat
jumlahnya,yang dimana saat ini jumlah kunjungan wisatawan Indonesia
khususnya wisatawan asal Surabaya yang mengunjungi negara Vietnam
mengalami peningkatan. Setiap wisatawan yang melakukan perjalanan wisata
tersebut diyakini memiliki tujuan, motivasi serta keinginan yang berbeda-beda
dan ingin dicapai melalui perjalanan wisata tersebut. Saat merencanakan
perjalanan wisata , seseorang pasti memiliki suatu dorongan dan motivasi dari
dalam diri. Dorongan atau motivasi itu muncul karena adanya motivasi fisik,
motivasi personal, motivasi budaya dan motivasi gengsi atau status yang dimana
sangat mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisatanya.
Hal ini yang akan menjadi faktor determinan terlaksana atau tidaknya suatu
perjalanan wisata. Karena tanpa faktor pendorong dalam tiap individu , maka
tidak akan muncul ketertarikan terhadap suatu destinasi.
Di samping faktor pendorong adanya faktor penarik merupakan atribut
destinasi wisata yang terdapat di suatu daerah tujuan wisata, dimana atribut-atribut
yang ada bisa menjadi sarana penarik wisatawan untuk datang berwisata. Dan
beberapa faktor penarik tersebut adalah : aktivitas wisata, tempat bersejarah, biaya
pengeluaran, kebudayaan, olahraga atau aktivitas di luar ruangan, daya tarik alam
dan cuaca (Pemandangan alam) dan dekat dengan destinasi lain, dari beberapa
faktor tersebut maka seseorang tertarik untuk mengunjungi suatu destinasi wisata.
Selain itu juga adanya beberapa faktor pendukung dari faktor penarik dari
komponen destinasi wisata, antara lain: atraksi wisata, aksesibilitas, fasilitas,
pelayanan, dan komunitas. Ada juga atribut destinasi wisata yang juga berperang
penting sebagai faktor penarik yang bertujuan untuk menarik wisatawan agar
berkunjung ke destinasi wisata tersebut. Selain itu, aktivitas wisata seperti
berbelanja dan menikmati hiburan juga akan menarik wisatawan untuk
berkunjung ke tempat tersebut. Penelitian dilakukan pada Free Independent
Tourist (FIT), karena apabila wisatawan merancang sendiri rencana perjalanan
wisatanya, wisatawan bebas memilih apa yang dia inginkan.
29
Universitas Kristen Petra
Apabila faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi wisatawan
telah diketahui dengan jelas, maka akan sangat memudahkan para pelaku industri
wisata menyusun rancangan strategi pemasaran. Dengan mengetahui apa yang
diinginkan dan disukai oleh wisatawan yang menjadi target market, maka
memudahkan dalam melakukan proses pemasaran pariwisata. Semakin baik
pemasarannya, maka permintaan produk dan jasa yang ditawarkan pun akan
semakin meningkat, yang berujung dengan adanya pengaruh proses pengambilan
keputusan wisatawan dalam memilih destinasi wisata mana yang dituju.
30
Universitas Kristen Petra
2.3. Kerangka Berpikir
JUMLAH WISATAWAN SURABAYA YANG MENGUNJUNGI VIETNAM
SEBAGAI PILIHAN DESTINASI WISATANYA SEMAKIN MENINGKAT
Faktor penarik
awal
- MOTIVASI FISIK
- MOTIVASI
PERSONAL
- MOTIVASI
BUDAYA
- MOTIVASI
GENGSI/STATUS
- AKTIVITAS WISATA
- TEMPAT BERSEJARAH
- BIAYA PENGELUARAN
- OLAHRAGA ATAU
AKTIVITAS LUAR
RUANGAN
- KEBUDAYAAN
- DAYA TARIK
ALAM/PEMANDANGAN
ALAM (CUACA)
- DEKAT DENGAN
DESTINASI LAIN
Faktor pendorong
baru
Faktor penarik
baru
Faktor
pendorong awal