2 handoff cochannel

4
TUGAS KOMUNIKASI NIRKABEL HANDOFF STRATEGY AND CO-CHANNEL INTERFERENCE Di dalam sistem radio seluler, mengandalkan sistem pengalokasian secara tepat dan penggunaan kembali kanal frekuensi yang sama pada daerah cakupan yang berada di luar jangkauan interferensinya pada waktu bersamaan dengan mempertimbangkan efek interferensi. Setiap base station seluler dialokasikan saluran kanal radio yang digunakan di dalam suatu daerah greografis yang kecil yang disebut dengan sel. Proses perancangan untuk memilih dan mengalokasikan saluran kanal untuk seluruh base station seluler didalamnya disebut dengan frequency reuse atau frequency planning. Adapun beberapa alasan frequency reuse digunakan yaitu diantaranya: a. Karena keterbatasan alokasi frekuensi b. Karena keterbatasan area cakupan sel c. Untuk menaikkan jumlah kanal d. Untuk membentuk cluster yang berisikan beberapa sel e. Menghindari terjadinya co-channel interference Dalam teknik frequency reuse, dituntut harus bisa dilakukan dengan baik. Dengan kata lain, perlu digeneralisasi dengan strategi yang tepat agar tiap kanal dapat bekerja efektif serta memberi mobilitas pembicaraan tanpa terputus dan kualitas transreceive-ing sinyal yang baik. Tidak hanya itu, salah satu yang terpenting lagi juga adalah meminimalisasikan adanya interferensi. Berkaitan dengan mobilitas dalam system komunikasi seluler, panggilan yang dilakukan dimanapun dan kapanpun dalam daerah cakupan pelayanan dapat menjaga pembicaraan tanpa ada gangguan ketika keadaan bergerak. Oleh karena itu diperlukan system yang berkemampuan untuk melakukan proses handoff. Handoff merupakan suatu proses pengalihan Radio Base Station (RBS) apabila pengguna melakukan suatu panggilan dalam keadaan bergerak dari satu sel menuju sel yang lain. Jadi, ketika pengguna seluler bergerak ke suatu sel yang berbeda selama percakapan (berkomunikasi), Mobile Switching Center (MSC) secara otomatis mentransfer panggilan ke suatu saluran baru yang terhubung pada base station baru . Proses handoff ini tidak hanya menyangkut pengidentifikasian suatu base station baru saja, tetapi berhubungan juga dengan mengalokasikan sinyal suara dan sinyal control pada saluran yang terkait dengan base station baru. AMIRSYAH RAYHAN MUBARAK 1206201473 1 Kluster = 7 sel G B F A C E D E

Upload: amirsyah-rayhan-mubarak

Post on 16-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

how the communication happen on the real life, basic on telecommunication system

TRANSCRIPT

  • TUGAS KOMUNIKASI NIRKABEL

    HANDOFF STRATEGY AND CO-CHANNEL INTERFERENCE

    Di dalam sistem radio seluler, mengandalkan sistem pengalokasian secara tepat dan penggunaan kembali

    kanal frekuensi yang sama pada daerah cakupan yang berada di luar jangkauan interferensinya pada waktu

    bersamaan dengan mempertimbangkan efek interferensi. Setiap base station seluler dialokasikan saluran kanal

    radio yang digunakan di dalam suatu daerah greografis yang kecil yang disebut dengan sel. Proses perancangan

    untuk memilih dan mengalokasikan saluran kanal untuk seluruh base station seluler didalamnya disebut dengan

    frequency reuse atau frequency planning.

    Adapun beberapa alasan frequency reuse digunakan yaitu diantaranya:

    a. Karena keterbatasan alokasi frekuensi

    b. Karena keterbatasan area cakupan sel

    c. Untuk menaikkan jumlah kanal

    d. Untuk membentuk cluster yang berisikan beberapa sel

    e. Menghindari terjadinya co-channel interference

    Dalam teknik frequency reuse, dituntut harus bisa dilakukan dengan baik. Dengan kata lain, perlu digeneralisasi

    dengan strategi yang tepat agar tiap kanal dapat bekerja efektif serta memberi mobilitas pembicaraan tanpa

    terputus dan kualitas transreceive-ing sinyal yang baik. Tidak hanya itu, salah satu yang terpenting lagi juga

    adalah meminimalisasikan adanya interferensi.

    Berkaitan dengan mobilitas dalam system komunikasi seluler, panggilan yang dilakukan dimanapun dan

    kapanpun dalam daerah cakupan pelayanan dapat menjaga pembicaraan tanpa ada gangguan ketika keadaan

    bergerak. Oleh karena itu diperlukan system yang berkemampuan untuk melakukan proses handoff.

    Handoff merupakan suatu proses pengalihan Radio Base Station (RBS) apabila pengguna melakukan suatu

    panggilan dalam keadaan bergerak dari satu sel menuju sel yang lain. Jadi, ketika pengguna seluler bergerak ke

    suatu sel yang berbeda selama percakapan (berkomunikasi), Mobile Switching Center (MSC) secara otomatis

    mentransfer panggilan ke suatu saluran baru yang terhubung pada base station baru. Proses handoff ini tidak

    hanya menyangkut pengidentifikasian suatu base station baru saja, tetapi berhubungan juga dengan

    mengalokasikan sinyal suara dan sinyal control pada saluran yang terkait dengan base station baru.

    AMIRSYAH RAYHAN MUBARAK

    1206201473

    1 Kluster = 7 sel

    G B

    F A

    C

    E D

    E

  • Proses handoff merupakan tugas penting dalam system radio seluler. Tetapi banyak strategi handoff yang

    memprioritaskan permintaan handoff berdasarkan permintaan panggilan ketika mengalokasikan saluran yang

    tidak digunakan dalam suatu sel. Handoff harus dilakukan dengan sukses, sejarang mungkin, dan tidak terlihat

    oleh pengguna. Dan untuk memenuhi ketiga hal tersebut,, perancang system harus menentukan sinyal yang

    seperti apa dan sinyal yang ditingkat mana untuk memulai proses handoff. Setelah menentukan tingkat sinyal

    tertentu sebagai sinyal minimum untuk digunakan sebagai kualitas suara yang diterima pada penerima base

    station (antara -90 dBm dan -100 dBm).

    Terdapat kondisi-kondisi khusus dalam melakukan handoff

    strategy, yaitu:

    a. Saat suatu mobile station (MS) berada pada perbatasan

    level sel, sebab sinyal yang diterima oleh MS tersebut

    akan melemah.

    b. Saat pengguna berada pada signal strength hole yang

    terdapat dalam satu sel.

    c. Ketika telepon berpindah dari suatu area yang

    dilungkupi oleh suatu sel (sel pertama) dan kemudian

    memasuki kawasan yang dilungkupi oleh sel lain pula (sel kedua), maka panggilan tersebut akan

    dipindahkan dari sel pertama ke sel kedua untuk mencegah terjadinya kegagalan panggilan (call

    termination) ketika pengguna berpindah ke area yang tidak dilungkupi oleh sel pertama tadi.

    d. Ketika kapasitas untuk koneksi panggilan baru dari suatu sel (sel pertama) yang ada telah digunakan

    seluruhnya baik panggilan baru maupun panggilan yang sedang berlangsung, maka panggilan tersebut

    ditransfer ke sel kedua dengan tujuan mengosongkan beberapa kapasitas pada sel pertama untuk

    pengguna lain yang dapat dihubungkan ke sel tersebut.

    Beberapa kondisi handoff pada jaringan non-CDMA :

    a. Ketika suatu kanal yang digunakan oleh user mengalami interferensi dengan user lain yang menggunakan

    frekuensi yang sama dalam sel yang berbeda, panggilan tersebut dialihkan ke sel lain untuk menghindari

    interferensi.

    b. Ketika perilaku pengguna berubah misalnya pengguna yang berpindah-pindah dengan cepat, terhubung

    pada sel yang besar (tipe sel umbrella) terhenti kemudian panggilannya dapat dialihkan ke sel makro yang

    lebih kecil atau bahkan ke sel mikro yang berutujuan untuk membebaskan kapasitas pada sel umbrella

    untuk pengguna fast-travelling lainnyadan untuk mengurangi interferensi yang berpotensi terjadi ke sel lain.

    namun jika terjadi kejadian sebaliknya, saat pengguna dideteksi berpindah tempat lebih cepat dari ambang

  • pintu (threshold) yang sudah ditentukan, panggilan dapat dialihkan ke sel tipe umbrella yang lebih besar

    untuk meminimalkan frekuensi terjadinya handoff selama perpindahan tersebut.

    Sedangkan pada jaringan CDMA (Code Division Multiple Access) terdapat beberapa klasifikasi dan tipe

    handoff, yaitu :

    a. Hard Handoff (break before make)

    Suatu metode dimana kanal pada sel sumber dilepaskan dan setelah itu baru menyambung dengan sel

    tujuan. Sehingga koneksi dengan sel sumber terputus sebelum menyambung dengan sel target. Tujuaanya

    untuk meminimalkan gangguan panggilan secara instan. Hard handoff dilakukan oleh jaringan selama

    panggilan berlangsung.

    b. Soft Handoff (make before break)

    Suatu metode dimana kanal pada sel sumber tetap tersambung dengan user sementara secara parallel juga

    menghubungi kanal pada sel target. Pada metode ini, sambungan ke taget harus berhasil dahulu sebelum

    memutus sambungan dengan sel sumber. Ketika panggilan dalam keadaan soft handoff, sinyal yang terbaik

    dari semua penggunaan kanal dapat dimanfaatkan untuk panggilan pada saat itu.

    c. Inter-cell Handoff

    Terjadi apabila transfer dilakukan antar transceiver pada sel yang berbeda dan menggunakan spectrum

    frekuensi yang berbeda pula. Bertujuan untuk menjaga panggilan yang dilakukan oleh pengguna yang

    berpindah tempat keluar dari area sel asal dan memasuki area sel target.

    d. Intra-cell Handoff

    Terjadi ketika sumber dan target berada dalam satu sel dan hanya penggunaan kanalnya yang diubah selama

    handoff. Bertujuan untuk mengubah suatu kanal yang mungkin diinteferensi atau terjadi fading dengan

    suatu kanal yang lebih jernih atau lebih sedikit fading.

  • Pada sistem komunikasi, umumnya interferensi diartikan sebagai sinyal lain yang tidak diinginkan yang

    mempengaruhi atau menggangu sinyal informasi yang ditransmisikan kepada rangkaian penerima (receiver).

    Gangguan tersebut dapat berupa sinyal lain yang memancarkan daya atau energi pada pita frekuensi yang sama

    dengan suatu sinyal informasi yang sebenarnya. Interferensi merupakan noise yang timbul karena operasional

    dari sistem komunikasi yang lain karena frekuensinya sama dan daya sinyal pengganggu tersebut cukup besar.

    Interferensi akan mempengaruhi besar daya sinyal yang diterima pada suatu receiver, serta membatasi

    kinerjadalam sistem radio seluler. Besarnya suatu tingkat interferensi akan bergantung pada jarak antara sistem

    penerima dan sistem pengirim (transmitter) dibandingkan dengan faktor lainnya.

    Beberapa sumber yang dapat menimbulkan terjadinya interferensi diantaranya :

    a. Terdapat mobile station lain dalam satu sel b. Adanya proses panggilan dari sel yang bersebelahan c. Adanya Base Station lain yang beroperasi pada frekuensi yang sama d. Sistem nonseluler lain yang dengan tidak teliti mengalami kebocoran energy ke pita frekuensi seluler

    Terdapat 2 komponen utama interferensi seluler, yakni:

    a. co-channel interference Interferensi ko-kanal atau CCI disebabkan oleh sel yang menggunakan frekuensi yang sama, dimana sel ini disebut sebagai sel co-channel.

    b. adjacent channel interference merupakan interferensi yang terjadi antar kanal yang berdekatan. Penyebab interensi ini adalah karena tidak sempurnanya frekuensi operasi dari filter pada receiver.

    CCI ini tidak dapat dihilangkan dengan memperbesar daya

    pembawa di pemancar. Ini karena, bila daya dinaikkan maka akan

    menaikkan daya interferensi yang berasal dari sel co-channel. Untuk

    menghilangkan pengaruh interferensi, maka jarak sel co-channel

    harus dipisahkan sedemikian sehingga secara fisik tidak terpengaruh

    oleh propagasi gelombang.

    Ketika ukuran tiap sel kira-kira sama dan daya yang

    ditransmisikan oleh Base Station sama, rasio interferensi co-channel

    yang bebas dari daya yang ditransmisikan dan menjadi suatu fungsi

    dari radius sel (R) dan jarak antara center pada sel co-channel yang

    paling dekat (D). dengan menaikkan rasio , pemisahan ruang antara sel co-channel secara relative jarak cakupan sel juga meningkat sehingga interferensi berkurang.

    Parameter Q merupakan rasio co-channel reuse yang berhubungan dengan ukuran cluster, dan dapat dinyatakan

    dengan :

    Dari persamaan tersebut didapatkan bahwa semakin besar Q maka semakin besar jarak sel co-channel

    sehingga akan mengurangi tingkat pengaruh interferensi. Nilai Q yang besar juga akan meningkatkan kualitas

    transmisi disebabkan dengan mengecilnya level co-channel interference. Nilai Q yang kecil menyebabkan

    kapasitas system meningkat karena ukuran cluster menjadi kecil.

    Setidaknya, terdapat beberapa cara untuk me-reduce terjadinya co-channel interference dengan cara

    pengendalian daya (Power Control), memastikan setiap mobile station mentransmisikan dengan kekuatan

    terkecil yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas link yang baik pada saluran terbalik. Cara-cara tersebut

    diantaranya:

    a. Penggunaan antenna sector berfungsi untuk mengurangi pengaruh interferensi co-channel berkaitan dengan pola radiasi yang

    dimilikinya. Dilengkapi dengan reflector pada antenna dipole-nya,

    maka pola radiasi kea rah belakang menjadi sangat kecil sehingga

    mempunyai factor perbandingan antara level pancaran ke depan dan

    level pancaran ke belakang (front-to-back ratio) yang besar.

    b. Pengaturan arah condong antenna (antenna downtilt) antenna seluler dapat ditundukkan sampai lebih dari 50.

    Antenna downtilt akan efektif mengurangi :

    Area cakupan sel yang memberikan kemungkinan kerapatan trafik meningkat.

    Interferensi co-channel dan adjacent channel dari sel yang lain.

    Mencegah interferensi co-channel bagi mobile station.