2. campak.docx

Upload: rizmamudzalifah

Post on 05-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAMPAK

2.1. DEFINISI

Campak merupakan penyakit akut yang sangat menular. Ditandai oleh demam, gejala napas, dan ruam makulopapular.Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitas yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash). Campak biasanya menyerang anak anak dengan derajat ringan sampai sedang. Penyakit ini dapat meninggalkan gejala sisa kerusakan neurologis akibat peradangan (ensefalitis).

2.2 EPIDEMIOLOGICiri epidemiologic yang penting dari campak adalah sebagai berikut: virus ini sangat menular, hanya ada satu serotype, tidak ada hewan yang jadi reservoir, infeksi samar jarang, dan infeksi memberikan imunitas seumur hidup. Prevalensi dan usia terjadinya campak berkaitan dengan kepadatan populasi, factor ekonomi dan lingkungan, dan penggunaan vaksin virus hidup yang efektif. Campak merupakan endemic yang terjadi diseluruh dunia. Umumnya wabah berulang kembali secara teratur setiap 2-3 tahun. Status imunitas masyarakat merupakan factor yang menentukan; penyakit ini akan muncul kembali ketika ada akumulasi sejumlah anak yang rentan. Di Negara industry, campak dijumpai pada anak berusia 5-10 tahun, sementara di Negara berkembang campak biasanya mengenai anak berusia dibawah 5 tahun. Campak jarang menyebabkan kematian pada orang sehar yang hidup dinegara maju. Akan tetapi, pada anak yang mengalami malnutrisi di Negara berkembang yang tidak memiliki layanan kesehatan yang cukup baik, campak merupakan penyebab utama kematian bayi. WHO memperkirakan bahwa tahun 2005, terjadi 30-40 juta kasus campak dan 530.000 kematian tiap tahun akibat campak diseluruh dunia. Campak merupakan penyebab kematian terbanyak kelima di dunia di antara anak berusia dibawah 5 tahun dan kematian akibat campak terjadi tidak proporsional di afrika dan asia tenggara.WHO dan UNICEF menetapkan suatu rencana di tahun 2005 untuk menurunkan kematian akibat campak melalui aktivitas imunisasi dan asuhan klinis yang lebih baik terhadap setiap kasus. Kasus campak terjadi sepanang tahun di daerah beriklim subtropics. Ada 540 kasus campak di amerika serikat dari 1997-2001. Ditahun 2008 dijumpai 131 kasus di amerika serikat.

2.3. ETIOLOGIPenyakit ini disebabkan oleh virus campak dari family Paramyxovirus, genus Morbilivirus. Virus campak adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai satu antigen. Struktur virus ini mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan pada secret nasofaring, darah, dan air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar. Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperature 0OC dan selama 15 minggu pada sediaan beku. Di luar tubuh manusia virus ini sudah mati. Pada suhu kamar sekalipun, virus ini akan kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah hancur oleh sinar ultraviolet.

2.4. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGIManusia merupakan satu satunya pejamu alamiah virus campak, meski berbagai spesies lain, termasuk kera, anjing, dan mencit, dapat terinfeksi melalui eksperimen. Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran napas, dan di sini ia berkembang biak secara local; infeksi kemudian menyebar ke jaringan limfe regional, lalu terjadi perkembangbiakan lebih lanjut. Viremia primer menyebarkan virus yang kemudian bereplikasi di dalam sistem retikuloendotelial. Akhirnya, viremia sekunder menebarkan virus ke permukaan epitel tubuh, termasuk kulit, saluran napas, dan konjungtiva, tempat terjadi replikasi fokal. Campak dapat bereplikasi di limfosit-limfosit tertentu yang membantu penyebarannya ke seluruh tubuh. Sel raksasa multinuclear dengan inklusi intranuklear terlihat didalam jaringan limfe disekitar tubuh. Peristiwa ini terjadi sepanjang periode inkubasi, yang biasanya bertahan 8-12 hari, tetapi dapat bertahan hingga 3 minggu pada orang dewasa. Selama fase prodromal (2-4 hari) dan 2-5 hari pertama ruam, virus dijumpai di dalam air mata, sekresi hidung dan tenggorokan, urine dan darah. Ruam makulopapular yang khas tampak dihari ke 14 begitu antibody terdeteksi di dalam sirkulasi, viremia menghilang, dan demam menurun. Ruam muncul akibat akibat interaksi sel T imun dengan sel yang terinfeksi virus dalam pembuluh darah kecil dan bertahan sekitar 1 minggu.

2.5. MANIFESTASI KLINISSekitar 10 hari setelah infeksi, demam yang biasanya tinggi akan muncul, diikuti dengan koriza, bantuk, dan peradangan pada mata. Gejala penyakit campak dikategorikan dalam 3 stadium:1. stadium masa inkubasi yaitu waktu yang diperlukan dari saat terpapar penyakit hingga muncul gejala pertama. Masa inkubasi virus campak bervariasu antara 6-12 hari. Dan yang penting adalah hari ke 9-10 setelah terinfeksi adalah saat penularan penyakit tertinggi. 2. Stadium masa prodromal, yaitu munculnya gejala demam ringan hingga sedang, batuk yang makin berat, koriza, peradangan mata, dan munculnya enantema atau bercak koplik yang khas pada campak. Vercak ini terdapat pada langit-langit mulut berupa titik-titik putih keabu-abuan, berukuran sekecil butiran pasir dengan bagian tengah kemerahan yang kemudian dapat menyebar ke seluruh mukosa mulut, bibir, dan pipi. Bercak ini biasanya menghilang dalam 12-18 hari. 3. Stadium akhir, ditandai oleh demam tinggi dan timbulnya ruam-ruam kulit kemerahan yang dimulai dari belakang telinga dan kemudian menyebar ke leher, muka, tubuh, anggota gerak (ekstremitas).

2.6. PENEGAKAN DIAGNOSIS

Diagnonis laboratoriumCampak yang khas dapat didiagnosis atas dasar pemeriksaan klinis, diagnosis laboratorium diperlukan dalam kasus campak modifikasi atau atiptik.

A. Deteksi antigen dan asam nukleatAntigen campak dapat langsung dideteksi dalam sel sepitel dari sekresi pernapasan, nasofaring, konjungtiva dan urine. Antibodi terhadap nucleoprotein juga berguna karena antibody ini merupakan protein virus yang paling banyak dijumpai dalam sel yang terinfeksi.

B. Isolasi dan identifikasi virusApusan nasofaring dan konjungtiva, sampel darah, sekresi pernapasan, dan urine yang dikumpulkan dari seorang pasien dalam masa demam merupakan sumber tang tepat untuk isolasi virus. Sel ginjal monyet atau manusia atau lini sel limfoblastoid (B95-a) cukup optimal untuk dipergunakan dalam upaya isolasi. Virus campak lambat bertumbuh; efek sitopatik yang khas (sel raksasa multinuclear yang mengandung badan inklusi intranukelar dan intrasitoplasmik) memakan waktu 7-10 hari untuk berkembang. Uji kultur vial kerangka dapat diselesaikan dalam 2-3 hari menggunakan pewarnaan antibody fluoresens untuk mendeteksi antigen campak dalam kultur yang diinokulasi. Akan tetapi, isolasi virus secara teknis sulit dikerjakan.

C. SerologiKonfirmasi serologic infeksi campak bergantung kepada peningkatan titer antibody sebanyak empat kali lipat antara sera fase akut dan fase konvalesens atau adanya antibody IgM spesifik campak dalam satu specimen serum yang diambil antara 1 dan 2 minggu setelah muncul ruam. Uji ELISA, HI, dan Nt dapat dipergunakan untuk mengukur antibody campak, meskipun ELISA merupakan metode yang paling praktis.Bercak darah kering dan cairan mulut tampaknya juga berguna sebagai pengganti serum, untuk mendeteksi antibody campak pada keadaan ketika sampe serum sulit dikumpulkan.Kebanyakan respons imun diarahkan terhadap nukeloprotein virus. Penderita SSPE memperlihatkan respons antibody yang berlebihan, dengan titer sebanyak 10-100 kali lipat lebih tinggi ketimbang yang terlihat dalam serum konvalesens yang khas.

2.7. DIAGNOSIS BANDING1. Rubella ruam makulopapular yang menyebar cepat dari garis batas rambut ke ekstremitas dalam 24 jam, menghiang sesuai dengan timbulnya ruam. Tidak ada demam prodromal, nyeri tekan kelenjar postervikal, artritis sering terjadi pada orang dewasa. 2. Dengue makulopapular tersebar luas, nyeri kepala hebat, mual dan muntah.3. Demam tifoid 6-10 makulopapular pada dada bagian bawah / abdomen atas pada hari 7-10 demam menetap, splenomegaly.4. Infeksi yang disebabkan parvovirus B19 eritema di pipi diikuti ruam dibadan, tidak ada gejala prodromal, artritis pada orang dewasa. 5. Eksantema subitum makulopapular pada batang tubuh saat demam menghilang, demam prodromal menonjol selama 3-4 hari sebelum timbul ruam.6. Infeksi HIV primer makulopapular tersebar di badan, penyakit menyerupai demam kelenjar, meningitis, ensefalitis (jarang).7. Infeksi enterovirus makulopapular tersebar dibadan , demam, myalgia, dan nyeri kepala.8. Tifus epidemic makulopapular pada batang tubuh dan wajah serta ekstremitas kecuali telapak tangan dan telapak kaki, mungkin terjadi peteki, 3-5 hari demam, menggigil, toksemia sebelum timbulnya ruam.9. Tifus endemic makulopapular pada tubuh kecuali telapak tangan dan kaki.10. Scrub thypus makulopapular difus pada batang tubuh yang menyebar ke ekstremitas, demam sebelum munculnya ruam.

2.8. KOMPLIKASI 1. subacute sclerosing panencephalitis (SPPE) penyakit yang mematikan ini timbul tahunan setelah infeksi campak pertama dan disebabkan oleh virus yang tetap berada di dalam tubuh pasca infeksi campak akut. Penyakit ini ditandai dengan kemunduran mental progresif, gerakan tidak sadar, kaku otot, dan koma.2. Ensefalitis badan inklusi campak progresif pada pasien yang mengalami gangguan imunitas berperantara sel. Pada bentuk penyakit yang biasanya mematikan ini, virus yang sedang aktif bereplikasi dijumpai di dalam otak.3. Pneumonia merupakan komplikasi campak yang paling sering mengancam nyawa yang disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder. Pneumonia dijumpai pada 3-15% orang dewasa yang menderita campak, tetapi kebanyakan kasus. disebabkan oleh virus itu sendiri ketimbang bakteri. 4. Komplikasi SSP merupakan komplikasi yang paling serius. Sekitar 50% anak yang menderita campak tipe umum menunjukkan perubahan elektroensefalografi.5. Otitis media komplikasi campak yang paling umum dijumpai. Komplikasi ini sering terjadi, harus di curigai bila demam tetap tinggi pada hari ketiga atau keeempat sakit. (5-9% kasus).

2.9. TATALAKSANA1. Terapi suportif: diberikan cairan dan nutrisi2. Terapi simptomatik:A. antipiretik (untuk demam)B. antitusif (untuk batuk)C. ekspectoran (untuk mengencerkan dahak)3. Vitamin a (untuk konjungtivitis): 50.000 IU peroral untuk anak umur < 6 bulan 100.000 IU peroral untuk anak umur 6 bulan - 1 tahun 200.000 IU peroral untuk anak umur > 1 tahun4. Terapi komplikasi antibiotic

Pasien tanpa komplikasi dapat berobat jalan di puskesmas atau unit pelayanan kesehatan lain, sedangkan pasien campak dengan komplikasi memerlukan rawat inap di rumah sakit.

2.10. PENCEGAHANImunisasi campak yang diberikan pada bayi berusia 9 bulan merupakan pencegahan yang paling efektif. Vaksin campak berasal dari virus hidup yang dilemahkan. Vaksin diberikan dengan cara subkutan dalam atau intramuscular dengan dosis 0,5 cc.Pemberian imunisasi campak satu kali akan memberikan kekebalan selama 14 tahun, sedangkan untuk mengendalikan penyakit perlukan cakupan imunisasi paling sedikit 80% per wilayah secara merata selama bertahun tahun.Keberhasilan program imunisasi dapat diukur dari penurunan jumlah kasus campak dari waktu ke waktu. Kegagalan imunisasi dapat disebabkan oleh:1. Terdapatnya kekebalan yang dibawa sejak lahir yang berasal dari antibody ibu. Antibody itu akan menetralisasi vaksin yang diberikan.2. Terjadi kerusakan vaksin akibat penyimpanan, pengangkutan, atau penggunaan diluar pedoman.

2.11. PROGNOSISCampak merupakan penyakit self limiting sehingga bila tanpa disetai dengan penyulit maka prognosisnya baik (Rampengan,1997).